The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Indri Monika, 2022-05-25 13:16:01

file imon ribet

file imon ribet

MODUL TEKS PUISI BERBASIS HOTS BERORIENTASI
MENINGKATKAN LITERASI SASTRA SISWA SMP
USULAN PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian
dalam penulisan Tesis

oleh:
Indri Monika

120180010

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2022

HALAMAN PENGESAHAN

Modul Teks Puisi Berbasis HOTS Berorientasi Meningkatkan Literasi Sastra
Siswa SMP

Indri Monika
120180010

Telah diajukan dan disetujui pada tanggal … Maret 2022 oleh para pembimbing
sebagai persyaratan untuk mengikuti seminar usulan penelitian (SUP) pada
Program Studi Magister Pendidikan bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Pd.
NIP: …………………………….

dan

PEMBIMBING II

Dr. H. Jaja, M. Hum.
NIP: …………………………….

2

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim, dengan memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, berkat rahmat-Nya penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan proposal usulan penelitian yang berjudul “Modul Teks Puisi
Berbasis HOTS Berorientasi Meningkatkan Literasi Sastra Siswa SMP”. Penulis
sangat berharap semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan semua
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Direktur Pascasarjana yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran.
2. Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Pd. sebagai pembimbing pertama.
3. Dr. H. Jaja, M.Hum. sebagai pembimbing kedua.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan proposal ini ke depannya.
Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Cirebon, 05 Maret 2022

Indri Monika

3

Daftar Isi

Contents

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................2
KATA PENGANTAR ...................................................................................................3
Daftar Isi .......................................................................................................................4
I. PENDAHULUAN ......................................................................................................6

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................................9
1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................................9
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................9
1.5. Batasan Penelitian ............................................................................................10
II. KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................................11
2.1. Modul................................................................................................................11

2.1.1. Pengertian Modul ......................................................................................11
2.1.2. Karakteristik Modul ..................................................................................11
2.1.3. Langkah-langkah Modul ...........................................................................12
2.2. Puisi...................................................................................................................13
2.2.1. Pengertian Puisi .........................................................................................13
2.2.2. Unsur-unsur Puisi ......................................................................................14
2.3. HOTS ................................................................................................................16
2.3.1. Pengertian HOTS.......................................................................................16
2.2.2. Langkah-langkah penyusunan soal HOTs ................................................18
2.2.3. Karakteristik HOTs...................................................................................19
2.4. Literasi Sastra...................................................................................................20
2.4.1. Pengertian Literasi ....................................................................................20
2.4.2. Pengertian Literasi Sastra .........................................................................21
2.4.3. Prinsip Literasi ..........................................................................................22
2.5. Desain Modul Teks Puisi Berbasis HOTs Berorientasi Meningkatkan Literasi
Sastra .......................................................................................................................23
2.6. Hasil Penelitian yang Relevan ..........................................................................23
2.7. Kerangka Berfikir ............................................................................................23
III. METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................25

4

3.1. Metode Penelitian .............................................................................................25
3.2. Rancangan (Desain) Penelitian ........................................................................25
3.3. Prosedur Pemililhan Sumber Data atau Sampel .............................................26
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................................26
3.5. Teknik Penelitian..............................................................................................26
3.6. Rencana Pengolahan atau Data Analisis..........................................................26
Daftar Pustaka ............................................................................................................28

5

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian

pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu siswa mencapai tujuan belajar. Tujuan utama pembelajaran dengan
modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di
sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara
optimal Mulyasa (Setiyadi dkk, 2017;105). Modul dijadikan pilihan karena
banyak kelebihan, salah satunya sebagai sumber belajar yang dimiliki siswa untuk
mengaktifkan indera penglihatan, pendengaran dan gerakan siswa, serta
mengurangi pembelajaran yang bersifat pada guru. Modul memberikan banyak
kemudahan karena didalamnya terdapat kunci jawaban sehingga siswa dengan
segera dapat mengetahui taraf hasil belajarnya (Adriani dkk,2019).

Salah satu modul yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia adalah modul teks puisi. Puisi merupakan karya sastra yang menantang
untuk dipahami. Dalam puisi terdapat pengetahuan, perasaan dan sikap penyair
yang tidak dinyatakan secara langsung (Rozak dan Rasyad, 2016:53-54). Puisi
sebagai karya sastra yang memiliki manfaat besar bagi kehidupan. Manfaat itu
adalah puisi dapat sebagai sarana perolehan nilai moral yang dapat memperkuat
kepribadian, dapat sebagai sarana katarsis/pencucian jiwa karena melalui
membaca dan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya, jiwa yang
sedang kotor dapat dibersihkan, dan secara ekspresif/produktif dapat sebagai
sarana penyampaian ide, gagasan, pesan, bahkan kritik sosial agar ditanggapi oleh
pembaca (Parmadi dkk, 2021:106). Karena demikian besar manfaat puisi, maka
perlu diajarkan di sekolah dengan baik dan optimal.

Sistem pendidikan yang disusun dalam kurikulum 2013 saat ini
mendorong siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order
thinking skill). High Order Thinking Skill (HOTS) merupakan proses berpikir
yang tidak sekedar menghapal dan menyampaikan kembali informasi yang
diketahui. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan

6

menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta
pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir kritis dan kreatif dalam upaya
menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru (Adriani
dkk,2019). Selain itu menurut Newman and Wehlage (Ahmad dkk, 2017) “states
that HOTs requires students to manipulate information and ideas that transform
their meaning and implications, such as when students combine facts and ideas in
order to synthesize, generalize, explain, hypnotize, or arrive at some conclusion
or interpretation”. Yang menyatakan bahwa HOTs mengharuskan siswa untuk
memanipulasi informasi dan ide-ide yang mengubah makna dan implikasinya,
seperti ketika siswa menggabungkan fakta dan ide-ide untuk mensintesis,
menggeneralisasi, menjelaskan, menghipnotis, atau sampai pada beberapa
kesimpulan atau interpretasi.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTs) yang harus dimiliki siswa
berhubungan erat dengan kemampuan literasi sastra. Literasi merupakan alat
untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan seseorang untuk mengalami
perubahan. Literasi diartikan sebagai proses mencerna informasi melalui aktifitas
membaca dan menulis (Anshori dan Damaianti, 2021:1) maka literasi sastra
merupakan kegiatan yang dilakukan secara reflektif yang artinya proses
mendialogkan antara pengaman sastra dengan muatan sastra (Endraswara,
2017:28).

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan guru bahasa Indonesia di
SMPN 1 Talun bahwa pembelajaran puisi siswa kelas VII masih menggunakan
buku paket dan LKS. Setiap pembelajaran bahasa Indonesia selalu dikaitkan
dengan literasi membaca dan menulis. Adapun bahan ajar yang digunakan guru
salah satunya buku modul bahasa Indonesia. Kendala maupun hambatan yang
telah diamati oleh guru dalam pembelajaran teks puisi adalah siswa masih sering
mengalami kesulitan memaknai isi puisi, siswa memiliki keterbatasan kosakata,
siswa masih malu-malu membaca puisi, kurangnya contoh-contoh puisi,
keterbatasannya sarana bersastra dan keterbatasannya buku-buku puisi di sekolah.
Berdasarkan informasi tersebut, maka penulis mengembangkan modul teks puisi

7

untuk mengembangkan literasi sastra siswa maupun menyediakan sarana
bersastra.

Dikarenakan keterbatasan jurnal, penulis belum menemukan
pengembangan modul teks puisi berbasis HOTs berorientasi meningkatkan literasi
sastra. Namun, terdapat beberapa hasil riset yang cukup relevan diantaranya (Wati
dkk,2019) dengan judul “Pengembangan modul fisika interaktif berbasis HOTS
(Higher Order Thinking Skill) untuk meningkatkan kemampuan literasis sains
siswa SMA pada pokok bahasan suhu dan kalor” mendapatkan hasil bahwa fisika
interaktif berbasis HOTS untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa
SMA dikatakan efektif pada kategori sedang dalam meningkatkan kemampuan
literasi sains siswa dan layak digunakan sebagai modul pembelajaran pada pokok
bahasan suhu dan kalor, dan Kemampuan literasi sains siswa setelah
menggunakan modul fisika interaktif berbasis HOTS mengalami peningkatan
dilihat dari peningkatan nilai pretest dan posttest siswa.

(Adriani dkk:2019) dengan judul “Pengembangan modul mata kuliah
metodologi penelitian berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)”
mendapatkan hasil pengembangan modul metodologi penelitian pendidikan
berbasis high order thinking skill menggunakan model Four-D. Define diperoleh
bahwa mahasiswa membutuhkan modul yang dapat membantu mahasiswa belajar
mandiri. Design, diperoleh hasil bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa berupa modul metodologi penelitian pendidikan berbasis high order
thinking skill.

Pada jurnal lainnya (Winarno dkk,2015) dengan “Pengembangan Modul
IPA Terpadu Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTs) Pada Tema Energi”
berisi tentang Modul IPA terpadu berbasis HOTS pada tema energi yang
dikembangkan, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari perbandingan
rata-rata nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul IPA terpadu
berbasis HOTS pada tema energi. Rata-rata nilai siswa sesudah menggunakan
modul lebih tinggi daripada rata-rata nilai siswa sebelum menggunakan modul.

8

Berdasarkan data empirik tersebut, penulis akan melakukan penelitian
lebih lanjut dengan mengembangkan modul teks puisi berbasis HOTS yang
didalam upaya meningkatkan literasi siswa SMP. Produk yang dihasilkan berupa
buku modul cetak. Adapun manfaat pengembangan modul yaitu menjadikan
solusi dari kendala pembelajaran teks puisi. Maka, penulis mengambil judul
“Modul Teks Puisi Berbasis HOTS Berorientasi Meningkatkan Literasi Sastra
Siswa SMP”.

1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana desain pengembangan modul pembelajaran teks puisi berbasis
HOTS?;

b. Bagaimana hasil implementasi pengembangan modul teks puisi berbasis HOTS
berorientasi peningkatan literasi sastra?

1.3. Tujuan Penelitian
a. Menjelaskan proses desain pengembangan modul pembelajaran teks puisi
berbasis HOTs.

b. Menjelaskan hasil implementasi pengembangan modul teks puisi berbasis
HOTS berorientasi meningkatkan literasi siswa.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoretis

Sebagai bahan referensi dalam proses belajar teks puisi khususnya dalam
meningkatkan literasi sastra

1.4.2. Manfaat dari segi praktik
a. Manfaat bagi Guru

Modul menjadi pedoman guru dalam kegiatan pembelajaran teks
puisi.
b. Manfaat bagi Siswa

Modul puisi menjadi buku latihan siswa dalam mempelajari teks
puisi serta meningkatkan literasi sastra.

9

c. Manfaat bagi sekolah
Memberikan kontribusi berupa modul teks puisi berbasis HOTs

dalam bentuk cetak.
1.5. Batasan Penelitian

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini hanya modul materi
teks puisi, Higher Order Thinking Skill dan literasi sastra.

10

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Modul
2.1.1. Pengertian Modul

Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu siswa mencapai tujuan belajar (Setiadi dkk, 2017). Sejalan dengan
(Daryanto, 2013:31) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas
secara lengkap dan sistematis yang modul memuat seperangkat pengalaman
belajar yang terencana dan didesain untuk membantu mahasiswa menguasai
tujuan pembelajaran. Penggunaan modul di dalam kegiatan belajar mengajar tidak
hanya memandang aktivitas guru semata, melainkan juga melibatkan siswa secara
aktif dalam belajar.

Menurut Prastowo (Agustina dan Adesti, 2019) pembelajaran dengan
menggunakan modul bertujuan (1) siswa mampu belajar secara mandiri atau
dengan bantuan guru seminimal mungkin, (2) peran guru tidak mendominasi dan
tidak otoriter dalam pembelajaran, (3) melatih kejujuran siswa, (4)
mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa, dan (5) siswa dapat
mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang dipelajari.

Maka dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan ajar yang
dikemas dengan secara lengkap dan sistematis yang dapat digunakan siswa secara
mandiri. Modul dapat memudahkan siswa dan guru dalam pembelajaran teks
puisi.

2.1.2. Karakteristik Modul
Karakteristik modul menurut (Daryanto, 2013:9-16), yaitu: 1) Self

Intruction, yaitu modul adalah buku mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain;
2) Self Contained, yaitu materi pembelajaran yang dibutuhkan memuat dalam
modul; 3) Stand Alone (berdiri sendiri), yaitu modul tidak bergantuk pada bahan
ajar lainnya maupun media lain; 4) Adaptif, yaitu modul yang dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 5) User Friendly

11

(bersahabat), yaitu modul yang menggunakan bahasa sederhana, mudah
dimengerti dan menggunakan istilah umum.

Sedangkan menurut Wena (Pratiwi dkk,2017), yaitu karakteristik modul
mencakup: 1)self containe, 2)bersandar pada perbedaan individu, 3)adanya
asosiasi, 4)pemakaian bermacam-macam media, 5)partisipasi aktif siswa,
6)penguatan langsung, dan 7)pengawasan strategi evaluasi.

Sejalan dengan Anwar (2010), menyatakan bahwa modul adalah bahan
ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi,
metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan dengan karakteristik modul pembelajaran sebagai
berikut: 1) Self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak
tergantung pada pihak lain; 2) Self contained, seluruh materi pembelajaran dari
satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh; 3) Stand
alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan media lain; 4) Adaptif, modul hendaknya
memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi; 5)
User friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/akrab
dengan pemakainya; 6) Konsistensi, konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan
tata letak.

Maka dapat disimpulkan karakteristik modul yaitu Self Intruction, Self
Contained, Stand Alone (berdiri sendiri), Adaptif dan User Friendly (bersahabat).

2.1.3. Langkah-langkah Modul
Langkah-langkah pengembangan modul menurut (Daryanto, 2013:31-52)

terdapat 4 tahap yaitu :
1. Tahap perencanaan Menulis Modul

Ditahap ini perencanaan dalam mempersiapkan penulisan modul sangatlah
penting. Untuk mendapatkan modul yang baik, maka pada perencanaan modul
melibatkan para ahli. Tenaga ahli dalam hal ini yaitu ahli dalam materi pelajaran,
ahli pembelajaran dan ahli media.

12

2. Tahap Penulisan
Pada tahap ini terdapat 2 langkah yang harus ditempuh dalam penulisan

modul, yaitu:
a. Mempersiapkan Outline/Rancangan Penulisan
b. Mengatur urutan materi sesuai dengan urutan tujuan

3. Tahap Review, Uji Coba dan Revisi
Proses ini merupakan kegiatan perbaikan dalam produk. Pada proses

review dan uji coba dimaksud untuk upaya memperbaiki modul yang telah
disusun.
4. Tahap Finalisasi dan Percetakan
2.2. Puisi
2.2.1. Pengertian Puisi

Menurut Semi (Nasriah,2019), “Kehadiran sastra di tengah peradaban
manusia tidak dapat ditolak, bahkan kehadiran tersebut diterima sebagai salah satu
realitas truktur budaya. Oleh karena itu puisi sebagai bagian dari sastra perlu
dipelajari. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang bermediumkan bahasa
serta menggunakan fitur-fitur bahasa untuk menambah nilai estetika. Hal itu
dijadikan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan emosi penulis yang
dituangkan dalam bentuk yang berbeda namun dengan tujuan yang sama, yakni
menyampaikan makna dan pesan kehidupan (Miranti, 2018).

Sama hal nya dengan puisi sebagai teks adalah sebuah bangun struktur
yang memiliki kekokohan antarunsur pembangunnya. Seperti yang dijelaskan
oleh Jean Piaget (Mustika dan Isnaini, 2021) bahwa struktur merupakan sebuah
sistem yang dibangun atas kaidah dan aturan yang memiliki peran-peran tertentu
tanpa keluar dari batas-batasnya.

Herman J. Waluyo (Laila, 2016) mendefinisikan bahwa puisi adalah
bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Ada juga yang mengatakan
bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat

13

pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling
berkesan.

Maka dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan media sastra untuk
ungkapan emosi atau isi hati dengan keindahan kata-kata yang dituangkan
kedalam tulisan.

2.2.2. Unsur-unsur Puisi
Puisi memiliki unsur pembangun saling berkaitan satu sama lain, sehingga

membentuk satu kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan. Di dalam puisi terdapat
dua unsur pembangun, diantaranya adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Menurut (Citraningrum,2016) unsur untrinsik puisi adalah unsur-unsur
yang berada di dalam karya sastra dan mempengaruhi kehadiran karya sastra
sebagai karya seni. Pengkajian unsur intrinsik mencakup: (a) diksi, (b) imaji, (c)
bahasa figuratif (majas), (d), bunyi, (e) rima, (f) ritme (irama), dan (g) tema

a. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam

puisinya. Puisi adalah bentuk karya sastra yang padat dengan sedikit kata-kata
sehingga diksi atau pemilihan kata menjadi sangat penting dan krusial bagi nilai
estetika puisi Wiyanto (Prayitno, 2013)
b. Imaji

Pencitraan/imaji adalah cara membentuk kesan mental atau bayangan
visual dan pikiran pembaca yang ingin disampaikan dan diciptakan penulis (Niva
Atria dkk,2021)

c. Bahasa figurasi (majas)
Rima atau irama merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,

tengah atau pada akhir baris puisi. Sementara ritma adalah tinggi rendah, panjang
pendek, keras lemahnya bunyi (Atria dkk,2021).

d. Bunyi

14

Ada sejumlah bunyi menurut Priyatni (Citraningrum, 2016) yang
memberikan sejumlah kesenangan kepada kita, sedangkan yang lain tidak. Bunyi
yang menyenangkan, misalnya: musik, sedangkan bunyi yang menimbulkan
kengerian, misalnya angin puting beliung. Ada bunyi yang menimbulkan efek
tenang, namun ada juga yang membuat kita takut atau terkejut. Untuk
menimbulkan efek nuansa tertentu, banyak penyair mempergunakan kata-kata
tertentu untuk memeroleh efek nuansa yang berbeda.

e. Rima

Rima menurut (Citraningrum,2014) adalah persamaan bunyi yang
berulang-ulang baik pada akhir baris, awal, atau tengah yang tujuannya adalah
untuk menumbuhkan efek keindahan.

f. Ritme

Susunan irama akan kelihatan menyenangkan jika penataan bunyi tidak
monoton dan mendapatkan penekanan-penekanan dibagian tertentu sehingga
menimbulkan kenikmatan bagi pembaca atau penikmatnya. Ritme adalah
rangkaian naik turunnya suara dalam puisi. Priyatni (Citraningrum,2016) Ritme
adalah pengulangan bunyi yang terus-menerus dan tertata rapi menyerupai alunan
musik.

g. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Tema menurut Priyatni (Citraningrum, 2016) merupakan kombinasi atau sintesis
dari bermacam-macam pengalaman, cita-cita, ide, dan bermacam-macam hal yang
ada dalam pikiran penulis.

Sedangkan pengkajian unsur ekstrinsik mencakup: aspek historis,
sosiologis, psikologis, filsafat, dan relegius Priyatni (Citraningrum, 2016).

Berbeda dengan Waluyo (Kusnadi dkk,2020) yang mengatakan bahwa
unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua macam, yakni stuktur fisik dan struktur
batin. Emzir (Eva Oktaviana dkk, 2019) menyatakan bahwa unsur puisi terdiri

15

atas struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar puisi berkaitan dengan bentuk,
sedangkan struktur dalam puisi berkaitan isi atau makna.

2.3. HOTS
2.3.1. Pengertian HOTS

High Order Thinking Skills merupakan suatu proses berpikir peserta didik
dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep
dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving,
taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian
menurut Saputra (Dinni, 2018).

Sejalan dengan Anderson & Krathwohl (Widana,2017) dimensi proses
berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan, terdiri
atas kemampuan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2),
menerapkan (aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi
(evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya
mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi
(evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).

Tabel 2.1 Dimensi Proses Berpikir

Anderson & Krathwohl (2001)

HOTS Mengkreasi  Menspesifikasi aspek-aspek/elemen.
Mengevaluasi  Kata kerja: membandingkan, memeriksa,
Menganalisis
mengkritisi, menguj
MOTS Mengaplikasi  Menspesifikasi aspek-aspek/elemen.
 Kata kerja: membandingkan, memeriksa, ,

mengkritisi, menguj
 Menspesifikasi aspek-aspek/elemen.
 Kata kerja: membandingkan, memeriksa,

mengkritisi, menguji.
 Menggunakan informasi pada domain

16

berbeda

 Kata kerja: menggunakan,

mendemonstrasikan, mengilustrasikan,

mengoperasikan.

Memahami  Menjelaskan ide/konsep.
LOTS Mengetahui
 Kata kerja: menjelaskan, mengklasifikasi,

menerima, melaporkan.

 Mengingat kembali.

 Kata kerja: mengingat, mendaftar,

mengulang, menirukan.

HOTS that aims to make students solve problems is a matter that is
needed by students, so that when students graduate from a level of
education then students are ready in facing greater challenges.
HOTS also stressed that teaching students how to think is a very
critical effort to be taken seriously in preparing the students to
become a Better future workers and problem solver. (Ahmad, dkk,
2017:1-8)

Yang memiliki arti HOTS yang bertujuan agar siswa dapat memecahkan
masalah merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh siswa, sehingga ketika
siswa lulus dari suatu jenjang pendidikan maka siswa sudah siap dalam
menghadapi tantangan yang lebih besar. HOTS juga menekankan bahwa
mengajarkan siswa cara berpikir merupakan upaya yang sangat kritis untuk
dilakukan secara serius dalam mempersiapkan siswa menjadi pekerja masa
depan yang lebih baik dan pemecah masalah.

Maka dapat disimpulkan berfikir tingkat tinggi/HOTS merupakan
proses menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasikan suatu. Dengan adanya
HOTs menekankan siswa agar mengspesifikasi aspek-aspek dan menjadikan
siswa lebih siap menghadapi tantangan Pendidikan.

17

2.2.2. Langkah-langkah penyusunan soal HOTs
Dalam buku penyusunan soal HOTS (Tim Pusat Penilaian Pendidikan,

2019) terdapat beberapa langkah menyusun soal HOTS, yaitu:
1. Menentukan kompetensi dasar dan materi yang akan dinilai

Pendidik harus menganalisis proses kognitif, dimensi pengetahuan, dan
materi pada kompetensi dasar dalam kurikulum yang memungkinkan dapat
dibuatkan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2.Menyusun kisi-kisi

Pendidik harus memastikan seluruh komponen yang terdapat dalam kisi-
kisi konsisten, selaras, dan dapat dibuatkan soal keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
3.Merumuskan indikator soal

Untuk menghasilkan soal yang mengukur keterampilan berpikir tingkat
tinggi, rumusan indikator perlu memenuhi prinsip penilaian pada keterampilan ini
yaitu perlunya stimulus, konteks baru, dan proses berpikir tingkat tinggi.
4. Menulis soal sesuai dengan kaidah penulisan soal

Untuk memastikan kualitas soal sehingga memberi informasi yang valid,
soal perlu memenuhi kaidah penulisan soal dari aspek konstruksi, substansi, dan
bahasa. Prinsip ini sama dengan prinsip penulisan soal secara umum (kaidah
penulisan soal dan contoh-contoh soal level 1, 2, dan 3 bisa dilihat pada buku
Panduan Tes Tertulis.

Sejalan dengan (Widana, 2017) terdapat beberapa langkah penyusunan
soal berbasis HOTS, yaitu:
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS

Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal
HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru
secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD
yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal

18

Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru
dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk
memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b)
memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan
indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual

Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta
didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum
pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus
yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong
peserta didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih
stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal

Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal
HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan
butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan
pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu
soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penilaian (rubrik) atau kunci jawaban

Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan
pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk
soal uraian.Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda,
pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.

Maka dapat disimpulkan penyusunan soal HOTs terdapat 5 langkah, yaitu
menganalisis KD, Menyusun kisi-kisi soal, memillih stimulus, menulis
pertanyaan, membuat rubrik penilaian dan membuat kunci jawaban.
2.2.3. Karakteristik HOTs

Berikut merupakan karakteristik HOTS menurut Suwartini (Masitoh dan
Aedi, 2020) HOTS terbentuk dari kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berfikir kreatif. Sejalan dengan pendapat Conklin (Fanani,
2018) menyatakan karakteristik HOTS sebagai berikut: “characteristics of higher-

19

order thinking skills: higher-order thinking skills encompass both critical thinking
and creative thinking” artinya, karakteristik keterampilan berpikir tingkat tinggi
mencakup berpikir kritis dan berpikir kreatif.

Pada soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada
berbagai bentuk penilaian kelas. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal
HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal
HOTS (Widana, 2017:3-7)
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas: (a)
kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar; (b) kemampuan
mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari berbagai
sudut pandang yang berbeda; dan (c) menemukan model-model penyelesaian baru
yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya.
2. Berbasis permasalahan kontekstual
3. Menggunakan bentuk soal beragam

2.4. Literasi Sastra
2.4.1. Pengertian Literasi

Literasi merupakan alat untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan
seseorang untuk mengalami perubahan. Literasi diartikan sebagai proses
mencerna informasi melalui aktifitas membaca dan menulis (Anshori dan
Damaianti, 2021:1). Berbeda dengan menurut (Endraswara, 2017:2) yaitu literasi
merupakan suatu kualitas atau kemampuan membaca dan menulis, namun literasi
juga mencangkup melek visual yang artinya kemampuan untuk mengenali dan
memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video maupun
gambar).

Secara luas, literasi erat kaitannya dengan istilah kemahirwacanaan, yaitu
kemampuan berbahasa keseluruhan mencakup kemampuan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis, serta kemampuan berpikir yang menjadi elemen di

20

dalamnya Joyo (Habibi dkk, 2019). Maka dengan adanya literasi, siswa akan lebih
siap bersosialisasi.

Your growing literacy expertise will be essential in preparing a diverse
population of students for the increasing demands of literacy in the
coming decades. Competencies of the 21st century demand deeper and
more complex thinking and learning. (Irene, 201).

Pernyataan diatas dapat diartikan menurut Irene, yaitu keahlian literasi anda yang
berkembang akan sangat penting dalam mempersiapkan populasi siswa yang
beragam untuk tuntutan literasi yang meningkat dalam beberapa dekade
mendatang. Kompetensi abad 21 menuntut pemikiran dan pembelajaran yang
lebih dalam dan kompleks.

Maka dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan kemampuan seseorang
dalam memahami informasi dengan aktifitas membaca dan menulis. Dengan
adanya literasi maka siswa dapat menjadi manusia yang siap akan bersosialisasi
dikehidupannya.

2.4.2. Pengertian Literasi Sastra
Literasi sastra dilakukan secara reflektif yang artinya proses mendialogkan

antara pengaman sastra dengan muatan sastra (Endraswara, 2017:28). Sependapat
dengan (Sayekti, 2015) Literasi sastra merupakan dimensi literasi yang
memfokuskan kajian terhadap sastra dan berbagai elemennya. Literasi sastra
bertujuan agar nilai-nilai etika, estetika, dan moral dapat digali secara lebih luas
dan diimplementasikan untuk kehidupan yang lebih baik.

Literasi sastra perlu dikembangkan di masyarakat baca/masyarakat belajar.
Hal ini beralasan karena sastra dan seni memiliki peranan penting dalam
pembinaan bangsa (Wurianto, 2017).

Maka dapat disimpulkan bahwa literasi sastra merupakan kemampuan
seseorang yang dapat mendialogan muatan sastra. Literasi sastra merupakan
perpaduan seni yang sangat penting bagi pembinaan bangsa.

21

2.4.3. Prinsip Literasi
Literasi merupakan proses dalam pembelajaran. Pada dasarnya terdapat 7

prinsip dalam pembelajaran literasi menurut Alwasilah (Ismayani), yaitu:
1) Literasi adalah kecakapan hidup (life skills) yang memungkinkan manusia
berfungsi maksimal sebagai anggota masyarakat.
2) Literasi mencakup kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana
secara tertulis maupun secara lisan.
3) Literasi adalah kemampuan memecahkan masalah.
4) Literasi adalah refleksi penguasaan dan apresiasi budaya.
5) Literasi adalah kegiatan refleksi (diri).
6) Literasi adalah hasil kolaborasi.
7) Literasi adalah kegiatan melakukan interpretasi.

Dari ke tujuh prinsip literasi dapat dikemukakan bahwa pembelajaran
literasi merupakan kegiatan kehidupan manusia dimasyarakat meliputi
kemampuan, penguadaan, kecakapan interpretasi, refleksi dan kolaborasi. Namun
berbeda dengan pendapat Anshori dan Damaianti (2021:33-38) bahwa prinsip
dasar literasi yaitu sebagai lembaga ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
metodologi yang benar. Adapun prinsip-prinsip literasi, yaitu:
1) Prinsip didaktik
2) Prinsip unity (keutuhan)
3) Prinsip berbasis pada aktivitas
4) Prinsip pengembangan
5) Prinsip terstruktur dalam kurikulum
6) Prinsip beragam

22

Maka dari ke enam prinsip tersebut dapat kemukakan literasi memiliki
tujuan melembagakan dan membudayakan membaca dan menulis agar setiap
individu dapat berkiprah didalam kehidupan sosial.

2.5. Desain Modul Teks Puisi Berbasis HOTs Berorientasi Meningkatkan
Literasi Sastra

Pada penelitian ini berfokus pada pengembangan modul teks puisi yang
didalamnya berisi soal-soal HOTs. Puisi-puisi yang akan dimasukan kedalam
modul teks puisi yaitu puisi-puisi ide yang menjadikan siswa berfikir tingkat
tinggi. Tujuan dari adanya pembuatan modul teks puisi berbasis HOTs yaitu
menjadikan bahan ajar siswa, menjadikan sarana bersastra dan menjadikan buku
yang dapat meningkatkan literasi sastra.

2.6. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam Journal “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Puisi Sebagai Upaya

Mewujudkan Literasi Sastra di Sekolah Dasar” dalam jurnalnya berisi
Berdasarkan kegiatan pengembangan dan hasil validasi bahan ajar, disimpulkan
bahwa bahan ajar menulis puisi menggunakan berbagai teknik kreatif dinyatakan
valid dan cocok untuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas IV
SD. Secara keseluruhan, persyaratan untuk mengembangkan bahan ajar telah
terpenuhi dalam kegiatan pembangunan yang dilakukan. Berdasarkan penilaian
validator tentang aspek kelayakan konten, bahasa, presentasi, dan grafik. Bahan
ajar secara keseluruhan sesuai untuk digunakan dalam upaya meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis puisi.

2.7. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

23

24

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

kualitatif deskriptis. Research & Development (R&D) adalah sebuah penelitian
yang digunakan dalam menghasilkan suatu produk, Sugiyono (2011:297). Adapun
lanhkah-langkah penelitian dan pengembangan, yaitu

Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitian RnD
3.2. Rancangan (Desain) Penelitian
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ADDIE. Menurut Robert Maribe Branch mengemukakan bahwa:
ADDIE is an acronym for Analyze, Design, Develop, Implement, and
Evaluate. ADDIE is a product development concept. The ADDIE
concept is being applied here for constructing performance-based
learning. The educational philosophy for this application of ADDIE is
that intentional learning should be student centered, innovative,
authentic, and inspirational.
yang artinya ADDIE adalah singkatan dari Analyze, Design, Develop, Implement,
dan Evaluate. ADDIE adalah konsep pengembangan produk. Konsep ADDIE
sedang diterapkan di sini untuk membangun pembelajaran berbasis kinerja yang

25

mendidik filosofi untuk penerapan ADDIE ini adalah bahwa pembelajaran yang
disengaja harus berpusat pada siswa, inovatif, otentik, dan inspiratif.

3.3. Prosedur Pemililhan Sumber Data atau Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII semester 2. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang berarti
subjek penulisan yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu dengan
anggapan sampel tersebut merupakan yang paling tepat dijadikan sebagai sampel.

3.4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negri 1 Talun

Kabupaten Cirebon dengan waktu 3 bulan dari bulan Februari hingga April.

3.5. Teknik Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Instrumen wawancara guru
2. Instrumen penelitian siswa melalui google forms
3. Membuat desain modul teks puisi
4. Instrumen evaluasi berupa tes tulis yang diujikan pada pretest (tes awal)

dan posttest (tes akhir)
5. Instrument penilaian akhir

3.6. Rencana Pengolahan atau Data Analisis
Data yang diperoleh dari lapangan pada penelitian ini dianalisis

menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu pengolahan data yang
dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka
atau presentase mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan
umum. Analisis deskriptif yang dilakukan untuk menilai dari segi kualitas modul
dan juga dari segi efektifitas modul pembelajaran dengan menghitung nilai rata-
rata tiap indikator. Analisis data dilakukan untuk mengetahui kevalidan modul
pembelajaran dengan menggunakan Pre-test dan Postest. Pengonversian skor
menjadi persyaratan penilaian ini dapat dilihat dari tabel menurut (Arikunto
2009:44) berikut

Tabel 3.2

Tabel kriteria kelayakan

Skor Presentase (%) Interpretasi

P > 80% Sangat layak

61% < P < 80% Layak

41% < P < 60% Cukup layak

26

20% < P < 40% Kurang layak
P < 20% Sangat layak

27

Daftar Pustaka

Anshori, D. dan Damaianti, V.S. (2021). Literasi dan Pendidikan Literasi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Adriani, D., dkk. (2019). Pengembangan Modul Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTs).
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.12, No.1, 27-36.

Agustina, N. dan Adesti, A. (2019). Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi
Belajar dan Pembelajaran pada FKIP-UNIVERSITAS BATURAJA.
Jurnal Ilmiah Indonesia, 83-93.

Ahmad, S., dkk. (2017). The instruments of higher order thinking skills . Journal
of Physics: conf. series 943, 1-8.

Atria, N., dkk. (2021). Pengaruh Strategi Discovery Learning terhadap
Kemampuan Menelaah Unsur-Unsur Pembangun Teks Puisi Siswa Kelas
VIII SMP Negeri O Mangunharjo. Linggau Jurnal Language education
and literature, 34-45.

Citraningrum, D. M. (2016). Menulis Puisi Dengan Teknik Pembelajaran Yanng
Kreatif. Volume 1, No. 1, 82-90.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam
Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Endraswara, S. (2017). Literasi Sastra;Teori, Model dan Terapan. Yogyakarta:
Morfalingua.

Fanani, M. Z. (2018). Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS) Dalam Kurikulum 2013. Edudeena Vol.II, No.1, 57-76.

Habibi, M., dkk. (2019). Pengembangan bahan ajar menulis puisi sebagai
mewujudkan literasi sastra di sekolah dasar. ELEMENTARY SCHOOL
JOURNAL VOLUME 9, 8-16.

Kusnadi, dkk. (2020). Analisis Struktural Unsur Intrinsik Pada Puisi Pesanku dan
Pesan Prajurit Karya Asmara Hadi dan Trisno Sumardjo. Journal
Peqguruang: Conference Series/Volume 2, Nomor 2, 64-69.

Laila, A. (2016). Citraan dalam kumpulan puisi Mangkutak di negerti prosiliris
karya Rusli Marzuki Saria. Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
V2.i1, 11-24.

Masitoh, L. F. dan Aedi, W. G. (2020). Pengembangan Instrumen Asesmen
Higher Order Thinking Skill (HOTS) Matematika di SMP Kelas VII.
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 04, No. 02, 886-
897.

28

Mirantin, A. (2018). Analisis Manka Heuristik dan Hermeunitik Teks Puisi dalam
Buku Syair-syair Cinta Karya Khalil Gibran. Caraka : Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia serta Bahasa Daerah, 29-37.

Mustika, I., dan Isnaini, H. (2021). Konsep Cinta Pada Puisi-Puisi Karya Sapardi
Djoko Damono: Analisis Semiotika Carles Sanders Pierce. Jurnal AL-
AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 6, No. 1, 1-10.

Nasriah, N. (2019). Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Puisi
Melalui Model Pembelajaran Bertukar Pasangan Siswa SMP Negeri 30
Palembang. Wahana Didaktika Vol. 17 No.3, 315-323.

Oktaviana, E., dkk. (2019). Pengajaran Menulis Puisi Menggunakan Metode
Picture dan Picture. Jakarta Timur: STKIP Kusuma Negara Publishing.

Parmadi, E. W., dkk. (2021). Pengaruh Penggunaan Kontekstual dan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) terhadap Kemampuan
Menulis Puisi pada Siswa Kelas IV SDN Se-Gugus I Karanganyar
Kabupaten Ngawi Tahun Ajaran 2021/2022. Wewarah: Jurnal
Pendidikan Multidisipliner, 106-116.

Pratiwi, P. H., dkk. (2017). Pengembangan Modul Mata Kulian Penilaian
Pembelajaran Sosiologi Berorientasi HOTS. Cakrawala Pendidikan, 201-
109.

Prayitno, H. W. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan
Teknik Inkuiri Dan Latihan Terbimbing. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia 2 (1), 1-10.

Rozak, A. dan Rasyad, S. (2016). Pembelajaran Sastra Berbasis Teks. DI
Yogyakarta: Framepublishing.

Setiyadi, M. W., dkk. (2017 ). Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi
Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Journal of Educational Science and Technology, 102-112.

Sirate, S. F. S. dan Ramadhana, R. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran
Berbasis Keterampilan Literasi. Volume VI, Nomor 2, 316-334.

Siti Latifah, Muflikhul Khaq, Suyoto. (2021). Pengembangan Modul
Pembelajaran Berbasis HOTs Pada Subtema Indahnya Kearagaman
Budaya Negriku Untuk Kelas IV Mi . SITTAH: Journal of Primary
Education, Vol. 2 No. 2, 161-174.

Tim Pusat Penilaian Pendidikan. (2019). Panduan Penulisan Soal Higher Order
Thinking Skill . Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.

Wati, R. W. I., dkk. (2019). Pengembangan modul fisika interaktif berbasis HOTS
(Higher Order Thinking Skill) untuk meningkatkan kemampuan literasis
sains siswa SMA pada pokok bahasan suhu dan kalor. Jurnal
Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 3, 202-207.

29

Widana, I. W. (2017). Modul Penyusunan Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Jakarta : Direktorat Pembinaan SMA Direkotrat Jendral Pendidikan
Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Winarno, Widha Sunarno, Sarwanto. (2015). Pengembangan Modul IPA Terpadu
Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTs) Pada Tema Energi. Jurnal
Inkuiri, 82-91.

Wurianto, A. B. (2017). Literasi sastra perlu dikembangkan di masyarakat
baca/masyarakat belajar. Prosiding SENASBASA, 24-29.

30


Click to View FlipBook Version