ANTOLOGI PUISI XI DPIB 1 disusun oleh : Rina Rahmawati, S.Pd.,M.Pd SMK Negeri 5 Bandung
BIODATA PENULIS NAMA: KELAS: JUDUL PUISI: ABDUL RIZAL H XI DPIB1 LANGKAH SANG PEMIMPI S E R B U K H A R A P A N
Retaknya Persahabatan Karena Percintaan Kala itu terjalin pertemuan, Dua orang sahabat dalam senyuman. Namun cinta tiba, hadir dalam pandangan, Wanita cantik nan elok hadir, merubah persahabatan. Dalam kebersamaan secangkir kopi, Wajah cantik wanita itu, memikat hati. Mereka, terpikat dalam diam, Cinta hadir tanpa mengenal sahabat. Waktu terus berlalu, Wanita itu tak kunjung hadir, Aku menunggu, hati penuh desir. Dia dan Wanita itu semakin dekat, Pertemanan ku, terombang-ambing. Malam Minggu, dia berani, Bicara perasaan, hati penuh getir. bidadari itu menerima, kebahagiaan mereka, Namun aku menyaksikan, hati terluka. Persahabatan hancur dalam keheningan, Kedua sahabat, terpisah oleh zaman. Meski rindu memanggil dalam mata bertemu, Kenangan indah tetap dalam puisi cinta dan persahabatan. AL FATIH PUTRA GUNAWAN
Nama : Neyna Salsabila Kelas : 11 Dpib 1 Judul cerpen : SemburanHujan Semburan Hujan Di bawah Eiffel yang megah, Gadis itu berdiri dengan hati yang ragu. Pesawat kertas bawa surat cinta, Dari Raeshka, sang kekasih yang setia. Mimpinya hancur, cintanya hilang. Di hujan deras, hambur tangisnya. Pujaan hati hadir bawakan kehangatan. Dengan senyuman manis seperti bintang bersinar. Terjaga di rintik gulita, Terbawa ke masa lalu, Terjebak di pengkhianatan, Terperangkap dalam ketakutan. Hidupnya penuh lika-liku. Ku langkahkan kaki ku bersamanya. Di kegelapan, mereka temukan cahaya. Takdir terukir tak dapat di prediks. Raeshka, cinta yang tulus. Sinari gulita, menari di langit. Sang gadis mengangkat pesawat kertas itu, Bersiap untuk terbang, menuju lembaran baru. Bandung, 5 Februari 2024.
Bertemu hingga saling mencitai Mencintaimu bagaikan rembulan Yang setia memberi sinarnya pada langit malam Walaupun malam gelap ia tetap menyinari. Menjaga cintamu dari gemintang lain Yang berusaha mengalahkan sinarmu Untuk menyinari malam ku Tetapi sinar mu tidak bisa di kalahkan sinar lain Ribuan malam telah kita lewati Berbagai rintangan telah kita lalui Namun, kita menyadari satu hal Bawah malam tak selamanya bersama dan bertetap pada satu sinar Saat kita dalam kebersamaan Sejauh kita melangakah bersama Bukankah akan ada beribu-ribu kenangan Bagaimana aku bisa melepas bayangmu Malam ku menurunkan hujan Sinarnya mulai menghilang Bintang lain mencoba untuk meneranginya lagi Bagi langit malam tidak ada sinar lain yang dapat menggantikan rembulannya MALAM DAN REMBULAN BIODATA Bandung, 05 Februari 2024 Nama : Suci Della Rahayu Kelas : XI DPIB 1 Judul Cerpen : ‘PERTEMUAN DAN PERPISAHAN YANG TIDAK PERNAH ADA’
Satria Bandung, 05 Februari Terselubung hati yang panas Rasa ingin menjatuhkan Rasa ingin menang Rasa ingin menjadi yang terbaik Tidak peduli lagi kita teman atau bukan Seberapa manis seperti madu Seberapa dekat seperti daun dan batang Persaingan tidak peduli teman atau bukan Akan ku lakukan demi mencapai impian Berkelana jiwa yang penuh semangat Melangkah beriring melawan teman dekat menuju impian tiada henti Di medan persaingan, langkahku beradu Bertarung dalam bayang bayang waktu Persaingan untuk mencapai impian Dalam persaingan melawan teman dekat Persaingan bagaikan kompetensi yang membara, Membuat hati membakar semangat yang tak padam Bergerak namun mengintai di balik senyuman Dengan banyaknya rencana yang di buat Medan Persaingan Hasan Biodata Nama : Satria Hasan Nasrullah Kelas. : XI-DPIB 1 Judul Cerpen : PERSAHABATAN YANG MEMUDAR
Di buat oleh: Rifky aditya Malam itu gelap Lorong sekolah sepi Lampu yang mati Pintudi ketuk semua kosong Tiba tiba sesosok makhluk datang Suasana mencekam Sosok terus mengikuti Sampai ke bawah sumur sekolah Memanggil orang supranatural Kami mencari cara mengembalikanya Ingin si gundul pergi Dan tidak mengggangu lagi Ini terjadi karena perjanjianya dengan iblis Ritual ritual kami lakukan tuk melenyapkanya Namun kejadian kejadian menghampiri Tetapi Berhasil membunuhnya Riuhnya kehidupan Terbitnya kegelapan Terornya telah hilang Dan menjalani kehidupan dengan tenang PERSERI K A T A N IBLIS
Dari Cela Menuju Cahaya CPT.MUHAMMAD DHAFIN SEJAK KECIL IA BERMIMPI BESAR DI MATA INDAHNYA, BERKILAU IMPIAN-IMPIAN DALAM DOA DAN USAHA YANG TANPA HENTI DIA MENJADI PAHLAWAN DALAM HIDUP. DALAM KECERDASAN,DIA BERSINAR DENGAN TERANG NAMUN CEMOOH MENYAPA DIRINYA KATA KATA KASAR SEPERTI BADAI MELANDA NAMUN JIWANYA TETAP BERDIRI KOKOH BULAN BULAN BERLALU SENYUMNYA MUNGKIN HILANG NAMUN DILAIN SISI KEKUATANNYA TUMBUH BIARKANLAH CEMOOH MENJADI BAHAN BAKAR UNTUK MELANGKAH KE TEMPAT YANG LEBIH JAUH ANAK YANG SUKSES, MENGHADAPI BADAI DENGAN TABAH BUKTI BAHWA LUKA-LUKA BISA SEMBUH DAN KEGAGALAN TAK LEBIH DARI AWAL PERJALANAN CERITA HIDUPNYA M ENGINSPIRASI YANG LAIN DI BAWAH CAHAYA ILMU YANG BERKILAU KATRIN TUMBUH BIJAK DAN CERDAS MENTARI KECERDASAN MENYINARI WAJAHNYA SEPERTI BUNGA YANG DI SINARI MATAHARI DI PAGI HARI .
Kamu mungkin mencoba meruntuhkanku, Namun, kekuatanku tak terhenti. Aku lawan Demi mengejar mimpi dan cita-cita Di bawah sinar mentari yang terang, Hati aku yang terluka dan terganggu. Dengan kata-kata tajam menusuk ke dalam, Kamu menghancurkan dengan kejam. Dalam kata-kata pahit, kususun rima, Mengubah luka menjadi pelajaran hidup. Biarlah itu menjadi tameng keberanianku, Melawan kamu, menyuarakan keadilan. Namun, aku jangan biarkan mereka menang, Kuatkan hatiku, aku tak menyerah begitu saja. Bersinarlah seperti bintang di langit malam, Buktikan bahwa aku tak tergoyahkan. Ingatlah, kamu tak sendirian dalam perjuangan ini, Ada orang-orang yang peduli dan mendukungku. Aku bangun dunia yang lebih baik, Di mana kamu tak lagi memiliki tempat HIDUP KU YANG PAHIT TERIMA KASIH Cpt.Muhammad majid alfarid
Efemeral Berada dibawah langit diatastanah Terdapat jiwa yang bersemayam didalam raga Dunia yg awalnya gaduh, tiba tiba hening Langit Jakarta pun ikut turut berdukacita Ada kata yang sulit terucap Ada bibir yang enggan bicara Ada rasa yang enggan untuk diam Ada rindu yang terus menguar Bianglala yang indah kini hilang Kita bukan lagi kisah istimewa Perihal kenangan dan rindu Biar tuhan dan malam panjang yang menjadisaksi Kusudahi kisah kita Biarkan ku tutup buku kita Biarkan ku tutup lembar terakhir kita Biarkan ku melupa akan cerita kita Namun ku pastikan dirinya Akan abadi didalam kisah yang Ku tulis ulang,sebagai aksara Roman picisan yang tak dapat menjadi utuh Bandung, 5 Febuari 2024 Nama : Jenita Setia Adela Kelas: XI DPIB 1 Judul Cerpen : Surutnya Cakrawala BIODATA
Matahari bersinar terik terasa menggigit dikulitku Banyaknya pepohonan hijau mengindahkan mata Kulangkahkan kaki menyusuri lorong Tak sengaja ekor mataku menangkap sosok dirimu Pikiranku selalu tertuju padanya Matanya berkilau bagai bintang dilangit Sikapnya dingin seperti kutub utara Tak ada pelangi yang tercetak dibibirnya Rintik hujan mengalir deras Menggigil diterpa angin hingga ku limbung Kau berlari membopong tubuhku dibawah guyuran air Perlakuannya menjadi saksi awal aku menyukainya Tak ada badai tak ada guntur Ku saksikan pemandangan pedih didepan mata Ku menjerit tanpa suara Jantungku berdenyut nyeri saat melihatnya Angin berhembus menyelimuti langit malam Ada isak tangis yang tak bisa ku tahan Kutahu kau dan aku hanya sebatas teman Kau bukan untukku dan ku bukan yang kau mau Takdir Bandung 5 Februari 2024 Biodata penulis Nama: Indri Aprilia Kelas: XI DPIB 1 Judul Cerpen: Hanya Sebatas Menyukai
Bukunya belum tuntas ku tulis Ceritanya berakhir ditengah halaman Ingin ku mulai lembaran baru Tapi kenangan lama masih membelenggu Buku itu terbuka kembali Seakan akan ceritanya kembali tertulis Ingin sekali aku tutup buku lama Tapi aku angkat tangan untuk kedatanganya Kabar angin begitu cepet menyebar Bisikan angin mulai mengganggu pikiranku Kedatangan mu bagaikan petir Yang suaranya membuat ku khawatir Dalam detak hati yang penuh kekhawatiran Aku mencari jawaban di antara luka yang tak sembuh Tetapi aku percaya di balik awan yang kelam Ada sinar matahari yang akan menerangi Melangkah maju namun langkahku ragu Antara membebaskan diri atau terbelenggu lagi Di antara keraguan dan harapan terang Aku mencari keberanian untuk membuka lembaran baru first love Nama : Hanum Syah Budiman Kelas : XI DPIB 1 Judul: First Love
BIODATA PENULIS NAMA: AUDREY CHESYLIA WAFA KELAS: XI DPIB 1 JUDIL.CERPEN: TERNYATA DIA
Langit mengeluarkan tangisnya Rintik rintik semakin bergemuru Seakan menemani insan yang bersedih Rasa kehilangan merayap dalam kelam. Kehilangan bagai redupnya cahaya Dunia kelam sunyi tanpamu Tawa yang hilang. Ceria yang usang Kini hanya tersisa kesedihan yang merajai. Di dalam dada yang pilu.nostalgia mengalir deras Bunga yang indah terukir dalam kenangan Bait-bait ini menjadi saksi yang terpendam Bunga yang layu bersemayam di alam yang abadi Meski kehilangan mereda aku berdiri tegar Melangkah dengan ingatan penuh bunga Harapanku menyala di antara kenangan gelap. Menanti pertemuan di surga yang damai BANDUNG 5 FEBRUARI 2024 Garis Luka Amelia Jaelanti Setiap langkah di penuhi bayangmu yang menghantu. Senyum manis terlupakan dalam kekosongan Kenangan pahit terpatri dalam setiap jejak Seakan dunia ini meratap dalam kepergian mu. XI DPIB 1
Terbitnya kegelapan Tak buat hilang harapan Tekadnya jadi pondasi Tuk kejar segala mimpi Tenggelamnya kegelapan Sirnanya bayangan kelam Jadi awal satu harapan Hidup hiasi malam Dia jadi bahan candaan Dia jadi bahan tertawaan Tak peduli banyaknya hinaan Ia jadi sebuah kekuatan Kala itu senja datang Pikirannya kusut seperti benang Bumi kala itu terang Suasana jadi malang Bayangan kelam tak kunjung hilang Bukan halangan tuk dapat terbang Sulitnya kehidupan Bukan tanda tak ada harapan SIRNANYA KEGELAPAN Arya Muhamad R
TIMBANGAN Mereka bilang Penampilan bukanlah segalanya Nyatanya, kenyataan itu Tak berpihak kepadaku Besar dalam sebuah keluar ga Dengan fi s i k yang berbeda, Adalah hal yang sangat sulit Yang ku jalani sejak ku lahir Seperti mendapat kan kutukan Saat aku dilahir kan Menjadi bahan tertawaan Dalam ling kungan yang paling " sempurna" Berharap memili k i hidup yang bahag ia Dan mencoba untuk menerima diri Namun setiap ku mencobanya Ocehan buruk itu selalu terlintas Saat acara makan malam keluar ga Pintu rumahku pun terbuka Dan mereka memang g il ku Si "buruk rupa" katanya Bandung, 5 Februari 2024 — Biodata Penuli s Nama: Chi ka Anas tas ya Kelas : XI DPIB 1 Judul Cerpen: TIMBANGAN
matahari pagi tidak menyinari hidupnya diwarnai kehampaan langkahnya terasa rapuh anak yang terabaikan oleh waktu Di tepian hati yang sunnyi seorang anak berwajah sunyi tak terjamah dalam pelukan kasih sayang anak itu merajut sepi di dunia cahaya bulan menerangi wajahnya tak ada pelukan hangat tak ada pelukan kasih jejak langkah kecilnya di tanah sepi manjadi saksi bisu kesepian yang tak terhitung lamgkahnya yang sunyi menari nari kesepian dalam pelukan hampa mata kecilnya mencari kasih sayang yang redup anak yang terlupakan dalam kisah yang sunyi malam gelap menyaksikan langkahnya sendiri dia menatap bintang mencari kehangatan dalam peluk sepi dia merayakan kesepian hati kecilnya terluka dalam kelamnya perhatian Bandung, 5 Februari 2024 biodata penulis Nama: Aulia Tri Indriyani Kelas: XI DPIB 1 Judul cerpen : Azila
Sekelompok awan menjadi hitam langit juga menjadi gelap Gemuruh petir bermunculan langitpun menghembuskan angin yang sangat keras Disepanjang jalan yang gelap gulita Diiringi percikan hujan Kau mempercepat perjalanannya akupun memeluk erat tubuhmu Mentari pagi telah menampakkan dirinya Bunga-bunga cantik yang memperindah pandanganku kulangkahkan kakiku menuju lorong Tak sengaja ku melihat mu dengan wanita lain Pikiran ku mulai kacau pikiranku mulai hancur lalu kau menghampiriku akupun pergi meninggalkanmu Matahari tenggelam langit pun gelap jantungku berdebar kencang tak beraturan kau menyematkan benda berharga dijari manisku bersamamu suatu kebahagiaan bagiku Biodata penulis Nama: Delliyana nursuci Kelas : XI DPIB 1 Judul cerpen: CLARA Bandung, 5 February 2024 Bersamamu
Dicky Okta Ramadhan XI - DPIB 1 NITIP SUKMA Dimalam gelap ia membanting tulang Majikan setan, tersenyum mengejek di belakang Kejujuran sudah sirna dimatanya Babi haram pun jadi halal di matanya Dimalam gelap, majikan setan tersenyum sinis Ia membanting tulang melintasi bayangan Kilatan lampu menyoroti keberanian Menyetir kehidupan, hadapi setan dengan tekad Istana mewah penuh kejahatan Mewah harta hanyalah ilusi Majikan setan hadirkan bayangan kelam Mengukir luka tinggalkan ruam Berjalan dibalik roda ilusi Jalani hidup penuh rintangan Ia tetap berdiri Ia tetap sigap melawan tiap detak Hidup dalam kegelapan Berdampingan dengan kelelapan Ia tetap bersinar Sebagai sinar kehidupan Dicky Okta
Terbitnya kegelapan Tak buat hilang harapan Tekadnya jadi pondasi Tuk ku kejar mimpi mimpi Berusaha keras sekuat baja Ku halau banyak rintangan Tetap fokus meraih cita cita Demi menggapai yang lama ku impikan Menjadi polisi yang mengayomi rakyat Bukan hanya sekedar impian Melewati lika liku Hingga di titik kesuksesan Menjadi polisi adalah cita cita mulia Mengabdi pada bangsa dan negara Menjaga NKRI dengan gigih dan semangat Menjadi ksatria yang gagah dan berani Tengah malam berkilau bintang di langit Hati ini tumbuh cita yang kuat Indahnya dan harapan yang mulia Sama seperti bintang di langit atas MENGGAPAI MIMPI Fathir Adzani K
KE R TAS P U T IH AKA N BE R U BAH ME N JAD I HI TAM SEPE R T I SA N G S U R YA ME N Y I LAUKA N MATA AWAL N YA L U G U BAK KE T E N A N G A N YA N G BEBAS T E TAPI TAJAMN YA B O T O L YA N G ME N YAYAT PE RASAA N KAIN BERSIH AKAN BERUBAH MENJADI KOTOR ME RAH DARAH SEAKA N ME N JAD I KEBAHA G IAA N BAK PA N AS N YA G E J O LAK API C O R E TA N B UKU YA N G SEAKA N S UAT U KEBAHA G IAA N KESABARAN BAK PANASNYA CAIRAN MATAHARI KE RAMAIA N YA N G ME N JAD I BE N CA N A BESAR R O BEKKA N JAD I BAK KE R TAS YA N G L U S UH HAR I KE HAR I YA N G BE R U BAH ME N JAD I KE LAM TERANG BULAN SEAKAN MENGHILANG LENYAP DITELAN BUMI KESEJUKKAN SEOLAH BERUBAH MENJADI DEBU R UA N G KECI L SEAKA N BE N CA N A YA N G BESAR BESAR N YA BESI SE L BAK PE N G HALA N G SE G ALA BERATABURNYA BUNGA SEAKAN MENGGANTIKAN PELANGI LUBANG TANAH BAK ISTANA KEJAHATAN ME N G UKI R L UKA T IAP HAR I N YA LAYAK N YA AI R ME N G AL I R BAK KEHI D U PA N N YA BIODATA PENULIS: Nama: Gian Irgiansyah Kelas: XI DPIB 1 Judul Cerpen: Intimidasi SAYATAN BOTOL
KELUARGA HEBAT CIPTAAN: IKSAN NURIZKI Rumah itu penuh kasih dan kehangatan, Bersatu dalam keluarga yang penuh kebaikan. Mereka bukan hanya kaya harta dan materi, Namun kekayaan sejati adalah cinta dan harmoni. Ayah yang bijaksana, tangan kanan keluarga, Penuh tekad dan tangguh dalam segala beban. Ia membimbing dengan kebijaksanaan dan teladan, Menyemai nilai-nilai dalam setiap langkahnya. Ibu, sosok penyayang dan penuh kasih sayang, Menjaga rumah sebagai tempat tumbuh kembang. Dengan senyumnya, mengusir segala duka, Menciptakan suasana damai, bahagia, dan berwarna. Anak-anak yang ceria, penuh semangat hidup, Belajar, berkembang, dalam cahaya keluarga terhidup. Mereka menghargai setiap momen bersama, Menyulam kenangan yang abadi dalam sejarah. Rumah yang dipenuhi tawa dan cerita, Bukan hanya tempat berlindung dari badai. Keluarga hebat, bukan hanya tentang harta, Namun kebahagiaan dan kedamaian yang abadi. Mereka bersyukur akan nikmat kecukupan, Namun tak lupa berbagi kepada yang kurang beruntung. Keluarga hebat, bukan hanya dalam kemewahan, Namun dalam kepedulian dan kebaikan hati. Bersama-sama mereka melangkah dengan keyakinan, Membangun masa depan, penuh dengan inspirasi. Keluarga hebat, landasan kehidupan yang utama, Menjadi cahaya dalam kegelapan, tanda kebesaran Tuhan.
DI LINTASAN HUJAN, SEBASTIAN BERDIRI, MIMPINYA BESAR, JUARA DUNIA JADI TERI. MESKIPUN TANPA BAKAT MEKANIK YANG TERLIHAT, DIA MERAKIT MOBIL DENGAN TEKUN DAN SEMANGAT. SIRKUIT KOMPETISI, KESEMPATAN MUNCUL BERSINAR, GUGUP BERUBAH SEMANGAT, BALAPAN PUN DIMULAI. POSISI KETIGA DIRAIH DENGAN BANGGA, BALAPAN BUKAN HANYA KALAH, TAPI PERJALANAN MENUJU IMPIAN YANG TIBA. TIM TERKENAL MELIRIK, TAWARAN DATANG MENGHAMPIRI, SEBUAH POSISI CADANGAN, LUAR BIASA BAGINYA. BERGABUNG DALAM TIM, BERLATIH DENGAN TEKAD, PERFORMA MEMUKAU, PRESTASINYA MENDAPAT PERHATIAN DUNIA. DEBUT SEBAGAI UTAMA, KECELAKAAN MENCEKAM, NYAWA HAMPIR HILANG, TUBUH TERLUKA PARAH. NAMUN, SEMANGAT TAK PERNAH LUNTUR, PEMULIHAN DIMULAI, IMPIAN BALAP TETAP MENGEMBARA. DUKUNGAN KELUARGA, TEMAN, DAN TIM, PULIH DARI PATAH TULANG, CEDERA KEPALA YANG SURAM. MOBIL HANCUR DIPERBAIKI, SEMANGAT BERKOBAR, KEMBALI KE SIRKUIT, TEKAD TAK PERNAH TERPATAHKAN. BALAPAN KEDUA, KEMENANGAN DIRAIH, POSISI PERTAMA, AWAL YANG EMOSIONAL. HADIAH UNTUK KEPULIHANNYA, NAMUN DIA TAK PUAS, GELAR JUARA DUNIA JADI TUJUANNYA YANG NYATA. BERSAING DENGAN SAINGAN TERBAIK DUNIA, PODIUM DIRAIH, PENDEKATAN YANG KONSISTEN. SPONSOR DAN DUKUNGAN FINANSIAL, PERJALANAN MENUJU GELAR JUARA, TAK TERGOYAHKAN TEKADNYA. MOMEN TERAKHIR, LAP TERAKHIR TERASA TEGANG, POSISI KEDUA, MIMPI DI UJUNG PANDANGAN. MENYALIP DENGAN HATI BERDEBAR, GELAR JUARA DUNIA TERCAPAI, GARIS FINISH DIRAIHNYA. SEMANGAT, KETEKUNAN, DAN TEKAD MENGEMBARA, SEBUAH PERJALANAN PENUH PERJUANGAN YANG TAK MUDAH. GELAR JUARA DUNIA, BUKAN HANYA MILIKNYA, TETAPI SIMBOL PERJALANAN YANG PENUH KETEGUHAN. GARIS FINISH BANDUNG, 5 FEBRUARI 2024 BIODATA PENULIS NAMA : MUHAMMAD HASBI KELAS : XI DPIN 1 JUDUL : GARISH FINISH
Bandung, 5 Februari 2024 Aku terhimpit diantara tumpukan batu bata. Isak tangis ku mulai bergemuruh. Setiap kali aku memejamkan mata. Nestapa selalu menampakkan perangainya. Aku, tumbuh dalam lingkup yang runtuh. Dipaksa untuk terus bertaruh. Walau banyak ku mengeluh. Hingga lelah karena terlalu rapuh. Aku, hanya ingin sembuh. Meninggalkan hal yang membuatku luruh. Kemudian membangun rumah untuk jiwa yang telah lusuh. Karena ku tahu, aku akan kembali utuh. Permainan ini telah usai. Akhir nya kamu menemukanku.. Kamu seperti baskara yang menyinari buana. Dekapanmu menimbulkan kehangatan yang tak pernah aku jumpa. Nestala, kamu menuai banyak kebahagiaan. Kamu mengajariku arti cinta. Mendekapku di kala berduka. Juga mendampingi saat ku tertawa. N E S T A L A Rainy Wanda Oktavia XI DPIB 1 "Terimakasih Telah Lahir"
R U M A H S E N Y A P Langit yang menghitam Terdengar suara gemuruh Di balik sebuah kamar Membuat gadis itu menagis Di rumah yang rusak Sebuah lini masa yang tak kunjung usai Gadis yang membisu akan keriuhan Rumah yang iga harap teduh namun sirna Mereka membentuk gadis itu Menjadi seseorang yang pandai berpura-pura Untuk dilihat semua orang Bahwa gadis itu tumbuh dengan baik Mereka yang membuatnya Gadis itu hancur Dan ditinggalkan oleh Mereka yang dicintai gadis itu Yang telah membuat gadis itu Merasa sangat dilukai, ditunggalkan Dan diabaikan oleh orang-orang Yang seharusnya mengajari tentang definisi cinta Bandung, 05 Februari 2024 Biodata penulis Nama : Riani Sri Ayu Kelas. : XI DPIB 1 Judul cerpen. : LUNA
Kembali Pulang Restu Arrum Romansyah Matanya biru, mengalir pilu Kejadian lalu menjadi hantu Cantik dan berprestasi, Di dunia yang penuh lalu Ditengah sorot mata, sepi terasa Cerita terbuka, tersebar di angin Fitnah menghantui Terasa luka di dalam diri Sekolah terasa panggung sandiwara Hatinya bingung dan kesepian Gadis itu terpuruk dalam derita Kicauan burung dan mentari menjadi saksi Terasa asing dan berat dijalani Mencari cahaya di kegelapan yang menghampiri Berlari ke Bandung, pelukan ibu jadi pelindung Takdir hitam menari di balik sang rembulan Tragedi tiba, saat bayangan gelap merayap Bunda datang, marah bersahutan Tangisan terdengar, puisi kehidupan yang kelam Pelukan dihindar, sunyi terdengar Mobil hitam melaju, kisah tragis terlukis. Bandung, 5 Februari 2024 Restu ar XI DPIB 1 Cerpen: Kembali pulang
Ketika Berhenti Disini Di antara kita jarak terbentang Hati yang terpisah, langkah yang terhalang Namun usaha kita tak putus berjalan Melangkah menyusuri, memperbaiki luka lama. Kita bertemu di persimpangan waktu Dua jiwa yang pernah terpisah kini bertaut. Mengubur kesalahan di dasar masa lalu Menyulam kembali, membangun yang baru Waktu yang tepat, saat hati kita bersatu kembali, Mengukir cerita baru, di atas kanvas yang lalu remuk. Kita belajar dari jeda yang terpisah, Bahwa cinta sejati tak pernah terlupakan, selalu terjaga. Di antara kita, ketika berhenti disini, Jarak terbentang, menyisakan keraguan dalam hati. Namun, dengan tekad yang bulat, kita melangkah, Memperbaiki hubungan yang hampir terhenti di titik ini. Ketika berhenti disini, kita menemukan titik tolak yang baru, Membangun kembali hubungan yang sempat renggang. Dengan cinta dan kesabaran yang tak terkira, Kita melanjutkan perjalanan, bersama dalam setia.
Tenggelam Kedatanganmu memikatku Bagai mimpibagiku Hangatnyadirimu Terbagi padaku Tutur katamu Buatku ingat Hangatnyaseseorang Buatku takluk -Biodata penulis Nama: Saltiana Azahra Kelas : XI DPIB 1 JudulCerpen :Ephemeral Kujatuh padanya Tenggelam jauh Menggenggamnyaerat Hinggaaku tersadar Hamparan mekar meringkuk layu Tengah merah kembali hijau Ia menghilang entah kemana Saat perasaan itu masih ada Bandung, 05 Februari 2024 Bunganya kembali mekar Di hamparan sabana hijau Perasaan itu kembali menyerang Semuatentangmu aku ingin tahu
awan petir di sebuah langit kelabu seorang anak berdiri sendiri hatinya pilu tangannya membeku pelukan sang ibu yang dulu hangat dan penuh cinta kini terasa hampa dan tak tertata keheningan membelenggu mengikat leher, tangan, dan kaki ku mimpi mimpi indah kini terhempas angin sepi senyap telah menggerogoti hatinya ibu, seperti bunga yang mekar di pagi hari ayah, seperti pohon kokoh yang selalu tegak berdiri kasih sayang mereka yang mengalir melimpah kan kehangatan memeluk hati ini akan kah kalian kembali ? tertawa dan menyayangi diri ini yang pergi berlari sendiri beralaskan pendidikan dan awan yang ia tumpangi “eudaimonia!” nama : Zoya Putri Samugni kelas : xl dpib
Taruh: Dengan Askaranya untuknya yang tak pernah hilang arah seakan menghadirkan pelita memberi setitik cahaya untuk sirna hadirnya memberi askara pada lara sedikit kata namun berhasil membuatku jatuh cinta dia sempurna dengan sejuta cahaya dalam dirinya tapi aku? hanya titik hitam yang mengharapkan hidup seharusnya aku tahu tak mungkin dirinya untuk berlabuh cahayanya saja yang jauh terus menuntun agar tak jatuh dan dari situ bagiku mencintai bukan sekedar nafsu bertaruh untuk melepaskan agar tak jatuh dalam kemaksiatan Biodata Penulis Nama: Hasyia Siti Nurjanah Kelas: XI DPIB 1 Judul Cerpen: Dari Tuhan: Untuk Alga dan Haera