The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Fitrina Dewi, 2023-04-24 04:13:39

Ruang Kolaborasi

Ruang Kolaborasi

Tugas ruang kolaborasi modul 1.1 Refleksi filosofis pendidikan nasional ki hajar dewantara KELOMPOK B Fitrina Dewi Rahmi Marfa Lesy Reni Susanti Syafriyanti Wahidatul Husna CGP ANGKATAN 6 kota solok


Bentuk Pertanyaan • Apa kekuatan konteks Sosio-Kultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara? • Bagaimana pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan kharakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah anda. • Sepakati satu kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menebalkan laku murid di kelas atau di sekolah anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah anda yang dapat diterapkan.


Pendidikan Menrut KHD 1. Merdeka 2. Mandiri 3. Tumbuh secara utuh 4. Berakhlak mulia Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Pendidikan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat Dengan Pendidikan dan pengajaran Menghasilkan siswa 1. Apa kekuatan konteks Sosio-Kultural di daerah anda yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara?


Implementasi pembelajaran pada konteks budaya lokal (sosio kultural) masyarakat Kota Solok bisa kita cermati sesuai dengan pemikiran KHD Alam Takambang Jadi Guru Segala sesuatu yang tersaji di alam semesta ini merupakan anugerah Tuhan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam tatanan hidup bermasyarakat. Segala yang ada di alam dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Semua hal dari alam bisa dijadikan pelajaran dan contoh. Semua yang kita lihat dan kita rasakan bisa menjadi ilmu yang sangat hebat bila dicontoh dan dipelajari. Alam menyediakan semuanya, tidak hanya teori namun juga pengalaman. Dan pengalaman akan bisa menjadi pelajaran yang sangat beharga dan tidak bisa dilupakan serta bermakna. Maksudnya


Sebagai seorang guru, kita dapat memberikan tuntunan kepada anak agar dapat menemukan kemerdekaan dalam belajar. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan landasan falsafah “ alam takabang jadi guru” Falsafah di atas mengandung arti agar manusia selalu berusaha menyelidiki, membaca, serta mempelajari ketentuan ketentuan yang terdapat pada alam semesta sebagai sunatullah. 2. Bagaimana pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan kharakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah anda.


Contoh implementasi Alam Takambang Jadi Guru dalam pembelajaran : • "Adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah" Dimana logika dan dialektika tidak hanya berujung pada ajaran filsafat alam, tetapi juga pada ajaran mengenai Allah SWT. Untuk mempelajari "alam terkembang" ini menggunakan metode "Nan Empat" yang merupakan lanjutan dari nilai "Nan dua".


Kato Nan ampek adalah adat yang dibuat orang Minang, yang bersumber dari Nan duo. Nan ampek memiliki empat poin, yaitu: • Ilmu dari diri (sendiri). Bagaimana kita belajar mengintrospeksi dan mengetahui diri sendiri lebih dalam lagi. • Ilmu dari orang (atau individu lain). Belajar mengenai sifat manusia lain dan kondisi masyarakat. • Ilmu dari alam. Belajar mengenai alam dan nilai hidup (bersosialisasi, bekerja, dan seterusnya). • Ilmu dari tuhan. Belajar akan proses manusia sebagai mahluk tuhan.


Dalam Sastra Minang, banyak sekali petatah-petitih yang terinspirasi dari peristiwa alam yang sering kali kita jumpai. Hiduik bak cando ayam, indak mangakeh indak makan Hidup ini bak ayam, kalau tidak mengekas tidak makan. Aia diminum raso duri, nasi dimakan raso sakam. Air diminum rasa duri Nasi dimakan rasa sekam (padi) Saciok bak ayam, sadanciang bak basi Bak cando induak ayam, batalua ciek heboh sakampuang (Jangan) Seperti induk ayam, bertelur satu yang heboh sekampung Dimaa bumi dipijak disitu langik dijunjuang ( dimana bumi dipijak disitu lagit dijunjung) artinya adalah, dimana tempat kami tinggal disitulah rumah kami, kami harus sangat bisa beradaptasi dengan budaya sekitar, adat, agama, ras, kami tidak membedakan hal itu, kalau kami tinggal di papua kami akan jadi orang papua. Jangan heran kalau orang minang sangat mudah beradaptasi. Baraja ka nan manang, macontoh ka yang sudah ( belajar dari orang yang menang, mencontoh dari orang yang sudah) artinya adalah belajar dari orang menang, dan mencontohkan orang sudah pernah mengalaminya. Indak ado rotan aka pun jadi, indak ado kayu janjang di kampiang ( gak ada rotan akar pun jadi, gak ada kayu tangga pun bisa) ini artinya adalah kita harus bisa mengambil peluang, baik itu berbisnis atau hal lain, tidak ada kata tidk bisa.


3. Sepakati satu kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menebalkan laku murid di kelas atau di sekolah anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah anda yang dapat diterapkan. • Guru menuntun anak untuk dapat belajar secara mandiri (meredeka), tidak hanya belajar dari sekolah namun juga dari alam. Dari lingkungan alam, siswa tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan akan tetapi juga dapat mengembangkan budi perkerti baik. Oleh karena seorang guru juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak. • Hal ini sejalan dengan pemikiran KHD bahwa Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. • Implementasinya dalam pembelajaran misalnya saat anak anak masuk kelas atau keluar kelas, kita ajak anak anak mengenal hewan bebek yang bisa tertib dan antri


Click to View FlipBook Version