KERAJAAN-KERAJAAN MARITIM INDONESIA
PADA MASA ISLAM
Penyusun
Sajana Putri Afida
21040284045
SEJARAH PEMINATAN KELAS XI
i
DAFTAR ISI
Penyusun......................................................................................................................... …..i
Daftar Isi......................................................................................................................... …..ii
Kompetensi Dasar ........................................................................................................... …..1
Nusantara Sebagai Jaringan Perdagangan Maritim .......................................................... …..1
Proses Islamisasi di Kepulauan Nusantara ....................................................................... …..2
Pengaruh Islam di Nusantara ........................................................................................... …..4
Kerajaan-Kerajaan Maritim Islam di Nusantara............................................................... …..5
Warisan Budaya Masyarakat Masa Kerajaan Maritim Islam Yang Masih Ada Hingga Kini…8
Daftar Pustaka................................................................................................................. …..9
ii
KERAJAAN-KERAJAAN MARITIM INDONESIA PADA MASA ISLAM DALAM
SISTEM PEMERINTAHAN SOSIAL, EKONOMI, DAN KEBUDAYAAN SERTA
PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA
KINI
KOMPETENSI DASAR
3.2 menganalisis kerajaan-kerajaan maritim Indonesia pada masa islam dalam sistem
pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa kini.
4.2 Menyajikan hasil penalaran tentang kerajaan-kerajaan maritim Indonesia pada masa
islam dalam sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan serta pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan / atau media
lain.
MATERI
1. NUSANTARA SEBAGAI JARINGAN PERDAGANGAN MARITIM
Letak Indonesia berada pada kepulauan yang strategis dan juga termasuk bagian
dari jalur perdagangan Internasioanal yang terhubung hingga ke Eropa. Letak Indonesia
berada diantara jalur India menuju Cina yang membuat Indonesia lebih strategis karena
di lewati oleh dua Pedagang dari kawasan itu. Di indonesia juga merupakan wilayah
yang menghasilkan suatu barang dagangan, hal tersebut yang menyebabkan Indonesia
menjadi salah satu wilayah yang dilintasi jalur perdagangan. Sehingga para pedagang
datang ke Indonesia untu mengambil serta menjual berbagai komoditas yang dihasilkan
oleh Indonesia. Selain rempah-rempah Indonesia memiliki komoditas lain yang
menjadi bahan dagang di Nusantara yang ikut menyumbang besar perputaran
perekonomian di Indonesia, contohnya beras, emas, madu, sutera dan lainnya.
Dari beberapa perdagangan yang terjadi di Nusantara, membawa pengaruh
kebudayaan antar daerah yang terhubung melalui jalur perdagangan laut, salah satunya
agama. Pada masa itu cina dan dunia islam sudah terjalin, salah satunya pada jalur laut
1
di perairan Nusantara. Maka pada sekitar abad ke-7 banyak orang-orang islam
memiliki peran besar pada perdagangan internasioanal. Munculnya agama islam di
Nusantara tidak terlepas dari adanya perdagangan Internasioanal di kawasan Asia,
Eropa bahkan kawasan cina yang pada abad ke-13 sudah dikuasai oleh pedagang
muslim. Proses penyebaran agama islam melalui perjalanan panjang dan rumit yang
berjalan selama ratusan tahun.
2. PROSES ISLAMISASI DI KEPULAUAN NUSANTARA
Ada beberapa proses islamisasi di kepulauan Nusantara :
a. Melalui perdagangan
Salah satu proses islamisasi yang ada di Indonesia adalah melalui perdagangan.
Hal ini terjadi pada sekitar abad ke-7 sampai abad ke-16 yang mana pada masa jalur
perdagangan laut sedang dilewati oleh banyak pedagang muslim, salah satu jalur
yang dilewati oleh pedagang muslim adalah Indonesia. Dari perdagangan itu terjadi
Interaksi yang kemudian para pedagang-pedagang muslim tersebut bermukim di
Indonesia lambat laun akan memunculkan sebuah perkampungan muslim.
b. Melalui pendidikan
Banyak dari kalangan ulama-ulama muslim atau kiai, mereka menyebarkan
agam islam melalui jalur pendidikan, yaitu dengan mendirikan sebuah pesantren
dimana di pesntren tersebut digunakan sebagai tempat untuk penyebaran serta
tempat belajar agama islam. Wali songo merupakan contoh ulama’ yang
menyebarkan agama islam melalui pendidikan di pesantren. Dari para santri-santri
dari pesantren tersebut setelah mereka menimba ilmu, mereka akan embali ke
daerah asal mereka dan akan menyebarkan ajaran agama islam yang telah mereka
dapat di pesantren.
2
c. Melalui kesenian
Dalam penyebaran agama islam, para tokoh islam memadukan seni yang sudah
ada dengan ajaran islam. Misalnya pertunjukkan wayang yang dilakukan oleh sunan
kali jaga, beliau dalam pertunjukan wayangnya menampilkan cerita-cerita yang
mengandung ajaran islam, dan juga pada seni gamelan yang dalam penampilannya
ditambahi dengan dakwah-dakwah ajaran islam.
d. Melalui perkawinan
Para pedagang muslim yang ada di wilayah Nusantara, menikahi penduduk
lokal, terutama putri-putri bangsawan. Dari pernikahan antara pedagang muslim
dan penduduk tersebut lambat laun menciptakan lingkungan muslim yang semakin
meluas terus menerus.
e. Melalui tasawuf
Para tokoh penyebar agama islam di Nusantara mengajarkan tasawuf kepada
masyarakat disesuaikan dengan cara yang mudah dipahami dan diterima oleh
masyarakat. Dari ajaran-ajaran tasawuf ini meninggalkan banyak naskah-naskah
tasawuf. Dari ajaran-ajaran tasawuf ini tidak jarang yang dipadukan dengan ajaran
mistis lokal yang sudah ada sejak masa hindu budha. Para ahli tasawuf ini hidup
dengan kesederhanaan.
3
f. Melalui politik
Pada masa islam masih ada kerajaan yang berdiri, dimana kerajaan tersebut
memiliki pengaruh kuat pada kehidupan rakyat nya, salah satunya dalam segi
agama. Rakyat sangat patuh terhadap raja yang memimpin mereka, dan raja juga
dijadikan sebagai teladan mereka. Jadi jika raja nya memeluk agam islam, sebagian
rakyatnya juga pasti akan beragama islam, hal ini lah yang mempermudah proses
islamisasi di Indonesia.
3. PENGARUH ISLAM DI NUSANTARA
Pengaruh bidang politik
a). Jika pada masa kerajaan Hindu-Budha menggunakan konsep Dewaraja, jika
pada masa islam menggunakan konsep raja sebagai Khalifatullah ( wakil Tuhan
sebagai pemimpin) di muka bumi.
b). banyak unsur-unsur yang masih dipertahankan dari masa kerajaan Hindu-
Budha pada masa kerajaan Islam seperti sistem feodal, penguasaan tanah,
bahkan beberapa unsur magis dan klenik. Dengan kedatangan islam ada
beberapa larangan mengenai tahayul dan berlaku syirik, namun demikian tidak
menggeser kepercayaan Hindu-Budha melainkan terjadi Akulturasi.
Pengaruh Bidang Ekonomi
Dengan adanya islam dan pengaruh arus dagang yang dijalankan saudagar-
saudagar islam dari Arab, India dan Cina membuat pertambahan perputaran
Ekonomi yang lebih besar.
Memunculkan kota-kota pelabuhan disepanjang pantai Timur dan Barat
Sumatera serta Pantai Utara Jawa, yang merupakan kebutuhan berbagai
komoditas yang diperdagangkan di perdagangan Internasional.
Kota-kota pelabuhan di Pantai Utara Jawa dan lainnya, berkembang menjadi
sebuah entitas politik yang berbeda dan muncul sebuah kerajaan yang
berdasar dari aktivitas perdagangan ke luar sekaligus menguasai daratan di
pedalaman.
Pengaruh di Bidang Kebudayaan
Pada bidang kebudayaan Islam membawa banyak pengaruh yang berupa
akulturasi antara kebudayaan Islam dan pra-islam baik Hindu, budha ataupun
budaya asli nusantara. Bentuk akulturasi budayanya ada dalam bidang
arsitektur, kesenian dan berbagai karya sastra.
4
4. KERAJAAN-KERAJAAN MARITIM ISLAM DI NUSANTARA
1. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Nusantara. Raja
sekaligus pendiri kerajaan ini adalah Sultan Malik As-Saleh pada tahun 1267 Masehi.
Nama asli Malik As-Saleh adalah Meurah Silu. Kerajaan Samudera pasai terletak di
daerah Lhok Seumawe sekarang Pantai Timur Aceh, yang berbatasan langsung dengan
selat Malaka. Setelah wafat Sultan Malik As-Saleh digantikan Anaknya yang bernama
Sultan Malik At-Tahir. Kamudian setelah wafat digantikan oleh putranya yang bernama
Sultan Malik Al-Zahir. Dalam catatan Ibnu Batutah seorang pengembara dari Maroko
mengatakan bahwa Sultan Malik Al-Zahir merupakan seorang yang taat beragama yang
menganut madzhab Syafi’i. Kerajaan Samudera Pasai juga pernah diceritakan dalam
catatan perjalanan Cheng ho seorang pemimpin armada cina yanng pernah singgah di
kerajaan Saamudera Pasai.
Perekonomian Kerajaan Samudera Pasai bergantung pada sektor perdagangan .
letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional di manfaatkan untuk
menunjang perekonomian. Banyak pedagang-pedagang asing berlabuh pada kerajaan
ini. Menurut catatan dari perjalanan Marcopolo dan Ibnu batutah, rakyat dari kerajaan
ini merupakan seorang pedagang beragama islam terutama yang tinggal di daerah
pesisir pantai timur Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat penyebaran
Agama islam di kawasan sekitar Sumatera dan Malaka. Kehidupan sosial dari rakyat
Kerajaan Samudera Pasai diatur dengan aturan dan hukum-hukum islam yang memiliki
kesamaan dengan Negeri Arab.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kerajaan besar di kepulauan Nusantara karena
terdapat pengaruh arus perdagangan laut internasional. Kerajaan Aceh didirikan oleh
Ali Mughayat Syah yang sekaligus menjadi raja pertamanya. Kerajaan Aceh bisa
menjadi kerajaan besar karena Aceh mejadi pelabuhan alternatif bagi para pedagang
Muslim yang tidak mau berbisnis dengan Portugis yang berada di Malaka.
Kehidupan politik Kerajaan Aceh di jelaskan adanya perebutan hegemoni di
selat Malaka antara 3 kekuatan besar yaitu Aceh, Johor, Malaka-Portugis. Kerajaan
Aceh mencapai masa kejayaan pada saat dipimpin oleh Sutan Iskandar Muda (1607-
1636). Pada masa pemerintahannya banyak menaklukan daerah-daerah disekitar
kerajaan. Sultan Iskandar Muda memiliki kekuatan militer yang terdiri dari kapal-kapal
besar yang sanggup membawa prajurit sebanyak 600-800 orang.
Kehidupan perekonomian masyarakat Aceh bergerak dalam bidang pelayaran
dan perdagangan. Penguasaan Aceh pada daerah pantai barat dan timur sumatera
banyak menghasilkan lada. Aceh memiliki beberapa komoditas dalam perdagangan
yaitu, lada, emas, minyak tanah, kapur, sutera, kapas, kapur barus, meyan, belerang. Di
kerajaan Aceh juga mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi. Kehidupan sosial dan
budaya rakyat aceh berlandaskan ajaran islam. Juga terdapat hukum adat yang disebut
hukum adat Makuta Alam.
5
3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di pulau jawa. Kerajaan demak
berdiri sekitar abad ke-15 Masehi. Pendiri kerajaan ini merupakan putra dari raja
Brawijaya V yaitu Raden Patah. Kerajaan ini terletak di Jawa Tengah. Demak menjadi
kerajaan besar dibawah kuasa Raden Patah. Demak melakukan serangkaian penaklukan
di beberapa daerah serta ikut andil dalam perebutan hegemoni di selat malaka. Kerajaan
Demak dijadikan sebagai pusat penyebaran agama islam di Jawa. Ajaran islam
berkembang pesat di Jawa tidak lepas dari dukungan Wali Songo. Setelah Raden Patah
meninggal kerajaan Demak dipimpin oleh Adipati Unus, ia menjadi sultan selama Tiga
tahun. Yang kemudian digantikan oleh adiknya Sultan Trenggono.
Kehidupan perekonomian kerajaan Demak bergerak pada perdagangan maritim
dan Agraria. Kerajaan Demak memiliki ambisi untuk menjadi kerajaan maritim, hal
tersebut diwujudkan dengan usahanya dalam merebut malaka dari tangan portugis.
Demak sebagai negara maritim menjadi pelabhan transit antara daerah penghasil
rempah-rempah dibagian timur malaka, dan dari malaka dibawa ke kawasan barat
hingga Eropa.
Salah satu kebudayaan yang dihasilkan dari kerajaan demak adalah
pertunjukkan Wayang. Wayang terus dilestarikan pada masa kerajaan Demak hingga
kerajaan-kerajaan setelah Demak. Wayang juga merupakan media dakwah yang
digunakan oleh sunan kali jaga, yag mana dalam pertunjukkan wayang tersebut terdapat
unsur-unsur ajaran agama islam.
4. Kerajaan Banten
Pendiri dari kerajaan Banten adalah Fatahillah. Awal mulanya kerajaan banten
adalah daerah kekuasaan dari kerajaan hindu pajajaran. Yang kemudian di rebut oleh
Fatahillah dari Demak. Pada tahun 1552 Fatahillah menyerahkan kekuasaannya pada
anaknya Hasannuddin. Pada saat masa pemerintahannya Kerajaan Banten mengalami
kemajuan pada bidang perdagangan dan wilayahnya meluas sampai ke Lampung dan
Sumatera Selatan. Saat malaka jatuh ketangan Portugis membuat para pedagang
muslim memindah jalur pelayarannya melalui selat sunda. Pada masa Sultan
Hsanuddin, kerajaan Banten menjadi pusat perdagangan. Kerajaan Banten mencapai
masa kejayaan padda masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Ia sangat menentang
kekuasaan Belanda, namun pada saat pemerintahan Sultan Haji Banten dikuasai oleh
Belanda.
5. Kerajaan Ternate dan Tidore
Masuknya islam ke Maluku berkaitan dengan adanya perdagangan. Pada abad
ke-15 para pedagang dan ulama islam menyebarkan ajaran agama islam di Maluku.
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah pulau Halmahera (Maluku Utara).
Kerajaan ini memiliki peran yang besar dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing
yang akan masuk ke Maluku, yang kemudian kerajaan ini juga ikut merebutkan
hegemoni politik di kawasan Maluku. Kerajaan ini merupakan kerajaan penghasil
6
rempah-rempah seperti cengkeh dan pala yang kemudian kerajaan ini menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah.
Persaingan antara kerajaan Ternate dan Tidore dalam perdagangan,
menimbulkan dua persekutuan dagang, dan masing-masing menjadi pemimpin dari
persekutuan tersebut, yaitu Uli Lima (Persekutuan Lima Saudara) yang dipimpin oleh
ternate yang meliputi Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Kerajaan Ternate mencapai
kejayaannya yang daerah kekuasaannya sampai di Filipina. Yang kemudian Uli Siwa
(Persekutuan Sembilan Bersaudara) yang dipimpin oleh Tidore yang meliputi
Halmahera, Jailalo hingga Papua. Kerajaan Ini mencapai masa Kejayaan dibawah
pimpinan Sultan Nuku.
6. Kerajaan Gowa dan Tallo
Letak Makassar yang strategis dan menjadi bandar penghubung antara Malaka,
Jawa dan Maluku membuat Makassar menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian
Timur. Kerajaan Gowa-Tallo awal mulanya terdiri dari beberapa kerajaan Hindu.
Dengan adanya dakwah dari Dato’ri Bandang dan Dto’ Sulaiman, sultan Alauddin (Rja
Gowa) memeluk agama islam. Setelah rajanya memeluk agama islam rakyatnya pun
memeluk agama islam. Kemudian Kerajaan Gowa-Tallo bersatu dan dikenal dengan
Kerajaan Makassar. Raja yang terkenal dari kerajaan Makassar adalah Sultan
Hasanuddin, ia mendapat julukan Ayam Jantan Dari Timur karena keberaniannya dan
semangatnya dalam membawa Makassar menjadi kerajaan yang besar dan membawa
pengaruh bagi kerajaan disekitarnya. Kemajuan makassar membuat VOC tersaingi,
oleh karena itu VOC menyerang Makassar dengan membantu musuh dari Makassar
Aru Palaka. Hal itu mengakibatkan benteng Borombong dan ibu kota Sombaopu jatuh
ke tangan musuh dan sultan Hasanuddin ditangkap dan dipaksa menandatangani
perjanjian Bongaya.
Pelabuhan Makassar yang merupakan pusat kekuasaan Gowa-Tallo adalah
pelabuhan yang ramai dikujungi oleh para pedagang dari berbagai bangsa. Pelabuhan
ini menjadi pelabuhan utama yang dijadikan sebagai tempat singgah dari berbagai
bangsa Eropa, India, Cina, dan orang-orang Arab, dan lainnya. Sebagai negara maritim
sebagian besar rakyat Makassar bekerja sebagai Nelayan dan Pedagang. Norma
kehidupan masyarakat Makassar masih terikat dengan norma adat yang dianggap
sakral. Norma kehidupan diatur berdasarkan adat dan norma agama islam yang disebut
PANGDAKKANG. Dan dalam sistem sosial masyarakat Makassar terdiri dari 3
golongan yaitu golongan bangsawan ( Anakarung/Karaeng), dan rakyat biasa ( To
Maradeka) dan rakyat jelata ( Ata).
7
5. WARISAN BUDAYA MASYARAKAT PADA MASA KERAJAAN MARITIM
ISLAM YANG MASIH ADA HINGGA KINI
1. Seni Budaya
a.Arsitektur (makam atau Masjid) b. Kaligrafi
c. Hikayat d. Wayang
2. Bahasa
Kosa kata Bahasa arab dalam sehari-hari
Nama bercorak islam
Bahasa melayu sebagai Lingua Franca
8
DAFTAR PUSTAKA
Binarto. (2020, November). Teori dan Proses Islamisasi di Indonesia. Prosiding, 3, 287-301.
M, T. (2009). Sejarah SMA atau MA untuk Kelas XI, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan
Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wardaya. (2009). Cakrawa Sejarah untuk SMA atau MA kelas XI (Program IPS). Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
9