The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Berisikan tentang jurnal yang di terbitkan LPMP Provinsi Lampung Volume XIX edisi 2 tahun 2021

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by jebukgenyeh, 2021-11-01 07:06:27

JURNAL NUANSA PENDIDIKAN VOL. XIX, EDISI 2 TAHUN 2021

Berisikan tentang jurnal yang di terbitkan LPMP Provinsi Lampung Volume XIX edisi 2 tahun 2021

Keywords: jurnalilmiah,lpmplampung,lpmpprovinsilampung

Salam Redaksi Redaksi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Nuansa

Tabik Pun Pengarah
Drs. Zukirman, M.M.
Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Penanggung Jawab
Subhanahu Wata'ala karena atas rahmat dan ridho-Nya kami dapat Warsita, S.S., M.Pd.
menerbitkan Jurnal Ilmiah Nuansa Pendidikan LPMP Provinsi Lampung Redaktur
Volume XIX Edisi 2 di bulan Oktober tahun 2021 ini. Hardian Ashari, M.Pd.
Sebagai media informasi pendidikan dan jurnal ilmiah, kami amat Penyunting
bersyukur bahwa upaya kami untuk mensosialisasikan berbagai Syahrul Fatriansyah, M.Pd.
informasi, kebijakan maupun program-program pemerintah di bidang Penata Letak dan Grafis
pendidikan mendapat sambutan hangat khususnya dari kalangan Deni Herpan, S.Kom., M.M.
pendidik dan tenaga kependidikan. Sekretariat Penyusun
Anita Sari, M.M.
Jurnal ini diharapkan dapat menyebarluaskan hasil penelitian, hasil Sekretariat Penyusun
telaah/kajian dan best practice seputar pendidikan yang bermanfaat Tri Wibawanto, M.Si.
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tulisan-tulisan hasil karya insan
pendidikan yang ada di jurnal ini diharapkan juga mampu menginspirasi Tim redaksi majalah dan jurnal Nuansa Pendidikan
bagi pembaca untuk lebih peduli dan mampu berbuat untuk dunia LPMP Provinsi Lampung Mengundang untuk
pendidikan. seluruh kalangan baik praktisi, akademisi, pemerhati
maupun peminat masalah pendidikan, untuk
Dengan keterbatasan yang ada, kami berupaya untuk hadir sebagai berkontribusi dalam penerbitan majalah dan jurnal
media informasi dan wahana ilmiah yang berkualitas bagi kalangan Nuansa Pendidikan LPMP Provinsi Lampung dalam
pendidikan di provinsi lampung dan masyarakat luas pada umumnya, bentuk tulisan berupa artikel ilmiah bidang
kami menyadari bahwa masih terdapat banyak sekali kekurangan pada pendidikan maupul karya tulis ilmiah hasil penelitian.
tiap kali penerbitan, oleh karena itu saran dan masukan yang
membangun senantiasa kami harapkan dari para pembaca sekalian demi TANPA DIPUNGUT BIAYA APAPUN
perbaikan dan peningkatan kualitas penerbitan kami di waktu naskah tulisan dapat dikirim dalam bentuk
mendatang. hardcopy (print out) dan soft copy (le) ke alamat
Tim Redaksi Nuansa Pendidikan LPMP Provinsi
Semoga sambutan hangat dari kalangan pendidikan khususnya dan Lampung
masyarakat luas pada umumnya dapat menjadi dorongan motivasi yang Jl. Gatot Subroto No. 44A pahoman Bandar
lebih kuat bagi Tim Redaksi Nuansa Pendidikan LPMP Provinsi Lampung Lampung
untuk bekerja lebih giat dalam menghadirkan Majalah dan Jurnal Ilmiah Telp. (0721)262384
yang lebih berkualitas dan bermanfaat.

Selamat membaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 1
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Daftar Isi

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS 3
DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD NEGERI 1 SINDANG SARI TANJUNG BINTANG
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN BAHASA 9
INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR TEMA PERISTIWA ALAM SDN 1 CANDIMAS LAMPUNG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATERI KPK DAN FPB 15
MELALUI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER SDN 4 PARDASUKA KECAMATAN
KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2018/2019

ANALISIS KEBUTUHAN PEMANFAATAN HYPERMEDIA GOOGLE FORM DALAM EVALUASI 21
PEMBELAJARAN DI SDN 2 WAY HUI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI 23
PROFESIONAL GURU DI SD NEGERI 1 TARAHAN KECAMATAN KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN BENDA KONKRIT PADA 29
SISWA KELAS II SEMESTER II SDN 1 TARAHAN KECAMATAN KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN TAHUN AJARAN 2018/2019

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL KOOPERATIF 35
TIPE STAD SISWA KELAS VI SDN 1 TARAHAN KECAMATAN KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2019

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI 45
MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS 1 SDN 1 TARAHAN KEC. KATIBUNG KAB. LAMPUNG SELATAN
PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/2019

LPMP Provinsi Lampung

2 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD NEGERI 1 SINDANG SARI TANJUNG BINTANG SEMESTER

2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh
RAHMAWATI, S.Pd

Abstrak. Peneli an ini dilatar belakangi rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV selama ini dibawah KKM, meskipun
telah dilakukan berbagai upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun hasilnya
masih jauh dari harapan.
Peneli an ini bertujuan Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran perbaikan dalam
mencapai hasil belajar IPS dan Meningkatkan ak vitas siswa SD Negeri 1 Sindang Sari Tanjung Bintang dalam
pembelajaran IPS untuk memperoleh hasil belajar yang op mal menggunakan model pembelajaran Group
Inves ga on.
Dari hasil peneli an ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Inves ga on yang dilaksanakan di kelas
IV SD Negeri 1Sindang Sari, Kecamatan Tanjung Bintang, kabupaten Lampung Selatan, provinsi Lampung dapat
meningkatkan ak vitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ndakan yang
melalui 3 siklus, yang sebelumnya terdapat ndakan pra siklus yaitu sebelum menerapkan model pembelajaran Group
Inves ga on. Yang dijadikan bahan perbandingan yaitu setelah penerapan model pembelajaran Group Inves ga on.

Kata Kunci: Model Group Inves ga on, Ak vitas dan Hasil belajar.

Pendahuluan b. Mengama demonstrasi.
Berdasarkan hasil observasi awal dan diskusi dengan 2. Ak vitas Lisan (Oral), antara lain :
pendidik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV SD
Negeri 1 Sindang Sari Tanjung Bintang pada semester 2 a. Mengemukakan fakta atau prinsip.
Tahun Pelajaran 2018/2019, yang dilakukan melalui b. Menghubungkan suatu kejadian.
kegiatan kunjungan ke sekolah diperoleh bahwa hasil c. Mengajukan pertanyaan.
belajar IPS siswa kelas IV selama ini dibawah KKM, d. Mengemukakan pendapat.
meskipun telah dilakukan berbagai upaya yang e. Diskusi.
dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan hasil 3. Ak vitas Mendengarkan, antara lain :
belajar siswa, namun hasilnya masih jauh dari harapan. a. Mendengarkan penyajian bahan.
Data awal menunjukkan bahwa persentase siswa yang b. Mendengarkan percakapan atau diskusi
telah mencapai KKM hanya 36%, sedangkan 64% siswa kelompok.
nilainya dibawah KKM. 4. Ak vitas Menulis, antara lain :
Oleh sebab itu, diperlukan suatu usaha untuk Mengerjakan soal la han
mengop malkan pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 1 5. Ak vitas Emosional, antara lain :
Sindang Sari Tanjung Bintang dengan menerapkan a. Keberanian siswa dalam merespon atau
model pembelajaran Group Inves ga on.
Ak vitas Belajar mengajukan pertanyaan serta mengemukakan
Ak vitas belajar siswa menurut jenis ak vitasnya dalam pendapatnya.
proses pembelajaran menurut Haratua (1999) terdiri b. Ketenangan siswa dalam merespon atau
dari ak vitas visual, ak vitas lisan, ak vitas mengajukan pertanyaan serta mengemukakan
mendengarkan, ak vitas menulis, ak vitas emosional. pendapatnya.
Indikator untuk se ap jenis ak vitas tersebut yaitu
sebagai berikut : Hasil Belajar
1. Ak vitas visual, antara lain : Menurut Dimya dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil
belajar merupakan hal yang dapat dIPSndang dari dua
a. Membaca. sisi yaitu sisi murid dan dari sisi guru. Dari sisi murid,
hasil belajar merupakan ngkat perkembangan mental

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 3
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum memberi kesimpulan
belajar. 7. Evaluasi
Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2002 : 121), 8. Penutup
proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar, nggal
bagaimana cara mengukur hasil belajar yang dicapai METODE PENELITIAN
siswa. Subjek, Tempat dan Waktu Peneli an, Pihak yang
Membantu
Model Pembelajaran Group Inves ga on Subjek peneli an adalah siswa kelas IV SDN 1 Sindang
Langkah-langkah pembelajaran Group Inves ga on Sari Tanjung Bintang pembelajaran melalui model Group
adalah sebagai berikut : Inves ga on dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri
1. Pendidik membagi kelas dalam beberapa kelompok dari 15 orang siswi perempuan dan 10 orang siswa laki –
laki.
heterogen Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD
2. Pendidik menjelaskan maksud pembelajaran dan Negeri 1 Sidang Sari, Kecamatan Tanjung Bintang,
kabupaten Lampung Selatan, propinsi Lampung.
tugas kelompok Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 09
3. Pendidik memanggil ketua kelompok dan se ap April 2019, 16 April 2019 dan 23 April 2019.

kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang Desain Prosesdur Perbaikan Pembelajaran
berbeda dari kelompok lain Siklus spiral dari tahap-tahap peneli an ndakan kelas
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang
sudah ada secara koopera f yang bersifat penemuan dapat dilihat pada gambar berikut :
5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok
menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Pendidik memberikan penjelasan singkat sekaligus

Putaran 1

Refleksi Rencana Putaran 2
Yang direvisi/ Putaran 3
Tindakan/ Rancangan
Observasi
Rencana
Refleksi Yang direvisi

Tindakan/ Rencana
Observasi Yang direvisi

Refleksi

Tindakan/
Observasi

Gambar 1. Model peneli an ndakan kelas oleh Hopkins

4 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Teknik Analisis Data tuntas menurun ada 14 siswa. Jika dianalisis lebih
a. Menghitung nilai rata-rata kelas menggunakan lanjut

rumus:

Ket. a. Refleksi
Setelah melakukan observasi pada ndakan I,
b. Tes untuk menganalisis ngkat keberhasilan atau maka dilakukan analisis ndakan I, ternyata masih
persentase keberhasilan siswa setelah proses perlu perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar
belajar mengajar se ap putarannya dilakukan siswa yang masih belum tuntas. Sedangkan nilai
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes rata-rata siswa di siklus I adalah 65,60. Kesulitan
tertulis pada se ap akhir putaran. siswa di siklus I adalah pada aspek pemahaman.
Namun terdapat peningkatan dalam ketuntasan
belajar sebesar 8,00% dari ketuntasan belajar pra
siklus 36,00% menjadi 44,00% dalam siklus

Siklus II
a. Perencanaan

Perencanaan ndakan II dilakukan setelah
pelaksanaan ndakan I dianalisis dan direfleksi.
Adapun tujuan dari ndakan II adalah lanjutan dari

ndakan I yang belum berhasil sehingga peneli
melakukan langkah-langkah selanjutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN b. Pelaksanaan Tindakan II
Deskripsi Hasil Peneli an Perbaikan Pembelajaran Pelaksanaan ndakan II ini sama dengan kegiatan
Siklus I ndakan I dalam kegiatan awal, in dan kegiatan
a. Perencanaan akhir. Pelaksanaan pada siklus II dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Perencanaan ndakan I melipu membuat Ø Pendidik membagi kelas dalam beberapa
skenario belajar, mempersiapkan alat atau media kelompok heterogen
yang dibutuhkan. Di SD Negeri 1 Sidang Sari, telah Ø Pendidik menjelaskan maksud pembelajaran
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan tugas kelompok
(KTSP), maka untuk langkah awal peneli Ø Pendidik memanggil ketua kelompok dan se ap
menyiapkan silabus dan Rencana Perbaikan kelompok mendapat tugas satu materi/tugas
Pembelajaran siklus I yang berbeda dari kelompok lain
b. Pelaksanaan Ø Masing-masing kelompok membahas materi
Ke ka di kelas, kegiatan pada pembelajaran siklus I yang sudah ada secara koopera f yang bersifat
ini, dak jauh beda dengan kegiatan pra siklus/pra penemuan
Ø Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok
ndakan yaitu pada kegiatan awal mengucapkan menyampaikan hasil pembahasan kelompok
salam pembuka, menyampaikan pre tes, informasi Ø Pendidik memberikan penjelasan singkat
indikator tentang pencapaian hasil belajar. Pada sekaligus memberi kesimpulan
kegiatan in guru mengingatkan kembali tentang Ø Evaluasi
materi dan kegiatan penutupnya adalah
penyampaian post tes. Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk
c. Pengamatan meminimalisir kegaduhan dan dapat menggunakan
Hasil observasi ak vitas siswa dan Rata-rata waktu secara efisien.
persentase ak vitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran siklus I adalah 76,00%. Adapun
hasil belajar siswa siklus I Dari 25 siswa, yang
tuntas adalah 11 siswa, sedangkan yang dak

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 5
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

c. Pengamatan c. Pengamatan
Hasil observasi ak vitas dan Rata-rata persentase Se ap pertemuan berlangsung dilakukan
ak vitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus observasi ak vitas siswa, Rata-rata persentase
II adalah 78,86%. Adapun hasil belajar siswa siklus ak vitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus
II dari 25 siswa, yang tuntas adalah 15 siswa, II adalah 84,00%.
sedangkan yang dak tuntas menurun ada 10 Adapun hasil belajar siswa siklus III dari 25 siswa,
siswa. Jika dianalisis lebih lanjut yang tuntas adalah 22 siswa, sedangkan yang dak
tuntas menurun ada 3 siswa. Jika dianalisis lebih
lanjut

d. Refleksi d. Refleksi
1. Ak vitas siswa mengalami peningkatan tanpa Dalam pengamata KBM ke ka menerapkan model
merasa kebingungan pembelajaran Group Inves ga on telah mencapai
2. Siswa dapat memahami secara cepat materi ratai rata kelas dengan ak vitas 88,00% dan hasil
pembelajaran belajar mencapai 74,48 hal ini menunjukkan
adanya peningkatan ak vtas dan hasil belajar
Siklus III siswa.
a. Perencanaan
Pembahasan Hasil Peneli an Perbaikan Pembelajaran
Berdasarka temuan ndakan II, akhirnya peneli Peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan pra siklus
dan teman sejawat merumuskan strategi yang lebih sampai siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah :
dapat mengkondisikan siswa agar lebih cepat
memahami materi, yaitu seluruh siswa yang telah Tabel Nilai Siklus I,II dan III
mendapatkan kelompok dengan soal yang variasi
dengan model Group Inves ga on ini akan lebih No Nama Siswa Siklus I Nilai Siklus III
mempercepat pemahaman siswa tentang materi 70 Siklus II 80
yang diajarkan sehingga ak vtas dan hasil belajar 1 AURA HAKIM 80 80
akan lebih baik daripada siklus II. 2 BINTANG SAPUTRA 50 70 60
3 CIKE PRATAMA 70 80 80
b. Pelaksanaan 4 CINTIYA DEWI 60 50 70
Pelaksanaan ndakan III ini sama dengan 5 DIANA PUTRI 80 70 90
pelaksanaan ndakan II, Pelaksanaan pada siklus III 6 FANALDI 70 70 80
dengan langkah-langkah sebagai berikut: 7 FAREL SAPUTRA 60 90 60
Ø Pendidik membagi kelas dalam beberapa 8 FAYAT NUR ROHMAN 60 80 70
kelompok heterogen 9 FINA NAYLATUL 70 50 70
Ø Pendidik menjelaskan maksud pembelajaran 10 HAFIZD MAULANA 60 60 70
dan tugas kelompok 11 JUANDA 60 70 70
Ø Pendidik memanggil ketua kelompok dan se ap 12 M. RIFAT 80 60 90
kelompok mendapat tugas satu materi/tugas 1 M. RISKI 60 60 60
yang berbeda dari kelompok lain 14 M. SOLAUDIN 80 80 90
Ø Masing-masing kelompok membahas materi 15 MEININDA 60 70 70
yang sudah ada secara koopera f yang bersifat 16 NANDA SUBRIYAN 50 80 70
penemuan 17 NISI EMILIA 70 60 80
Ø Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok 18 RAIHAN BUDIANSYAH 60 50 70
menyampaikan hasil pembahasan kelompok 19 RISKA NURYANA 60 70 70
Ø Pendidik memberikan penjelasan singkat 20 RITANSYAH 70 60 90
sekaligus memberi kesimpulan 21 SANDIKA JAYA 60 60 70
Ø Evaluasi 22 SEFA VEROANSYAH 80 80 80
2 TIARA ABABIL 50
24 UJER SAPUTRA 60 90 70
25 VIRGIAWAN 60 80
1640 70 1870
Jumlah 65,60 70 74.48
Rata-rata 1700
68,00

Dari tabel di atas terjadi peningkatan hasil belajar

6 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

sebagai berikut: Bintang, kabupaten Lampung Selatan, provinsi Lampung
1. Siklus I : 65,60 dapat meningkatkan ak vitas dan hasil belajar siswa
Siklus II : 68,00 pada mata pelajaran IPS. Hal ini ditunjukkan dengan
Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan hasil ndakan yang melalui 3 siklus, yang sebelumnya
sebesar 2,40 terdapat ndakan pra siklus yaitu sebelum menerapkan
2. Siklus II : 68,00 model pembelajaran Group Inves ga on. Yang
Siklus III: 74,48 dijadikan bahan perbandingan yaitu setelah penerapan
Dari siklus II ke siklus III terjadi model pembelajaran Group Inves ga on .
peningkatan hasil belajar sebesar 6,48 1. Persentase ketuntasan belajar pada pra siklus adalah

Dari tabel di atas dihasilkan grafik peningkatan hasil 36,00% dengan rata-rata hasil belajar 63,33
belajar sebagai berikut: 2. Persentase ketuntasan belajar pada siklus I adalah

44,00% dengan rata-rata hasil belajar 65,60
3. Ak vitas siswa pada siklus I mencapai 76,00%
4. Persentase ketuntasan belajar pada siklus II adalah

60,00% dengan rata-rata hasil belajar 68,00
5. Ak vitas siswa pada siklus II mencapai 78,86%
6. Persentase ketuntasan belajar pada siklus III adalah

88,00% dengan rata-rata hasil belajar 74,48
7. Ak vitas siswa pada siklus III mencapai 84,00%

Gb.2. Grafik Peningkatan hasil belajar Saran Tindak Lanjut
Dari tabel 8 dihasilkan grafik jumlah siswa yang tuntas Setelah memperha kan kesimpulan di atas, maka
sebagai berikut: selanjutnya peneli memberi saran sebagai berikut :
1. Guru hendaknya memberikan pemahaman awal
Gb.3. grafik jumlah siswa yang tuntas
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT kepada siswa tentang model pembelajaran Group
Simpulan Inves ga on. Hal ini sangat pen ng karena akan
Dari hasil peneli an ini dapat disimpulkan bahwa model menentukan proses pembelajaran selanjutnya.
pembelajaran Group Inves ga on yang dilaksanakan di 2. Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran
kelas IV SD Negeri 1 Sidang Sari, Kecamatan Tanjung sebaik-baiknya agar proses pembelajaran dapat
meningkatkan ak vitas dan hasil belajar siswa.
3. Pengajar hendaknya melakukan perbaikan secara
efek f apabila ditemukan kendala-kendala
pembelajaran pada siswa sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara op mal hingga
tercapainya tujuan pembelajaran itu dan usahakan
agar ak vitas siswa tetap berjalan dengan baik.
4. Waktu perlu diatur dengan semaksimal mungkin dan
kondisikan agar ak vitas belajar kondusif.
5. Guru dapat membentuk situasi pembelajaran yang
menyenangkan dan diharapkan guru dan siswa
dapat berbaur bersama-sama, sehingga siswa dak
merasakan adanya tekanan pada waktu proses
pembelajaran.

Dari hasil peneli an ini dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Group Inves ga on yang dilaksanakan di kelas IV SD

Negeri 1 Sidang Sari, Kecamatan Tanjung Bintang, kabupaten
Lampung Selatan, provinsi Lampung dapat meningkatkan ak vitas

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 7
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

DAFTAR PUSTAKA

Dimya , Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Djayadisastra, Yusuf. 1989. Psikologi Perkembangan. Bandung : BPGT.
Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung : Tarsito.
Ibrahim, H. muslimin. 2000. Pembelajaran Koopera f. Surabaya : University Press.
Kunandar, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2010), 46
Nanglim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1994), 102
Nasu on, A, Konsep Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning). (Jakarta : Rineka Cipta, 2004)
Nurhadi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ; Pembelajaran dan Pengajaran. (Jakarta : Puspa Selaksa,

2002)
Sudjana, Nana, 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Suharsimi. Arikunto.Dkk, Peneli an Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 3
Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Tono, Achmad. 1978. Metode Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru.
Umar, Alimin dan Kaco, Nurbaya. 2008. Peneli an Tindakan Kelas; Pengantar; Konsep dan Aplikasi. Makasar : Badan

Penerbit UNM.
Wijaya Kusumah, Dedi Dwitagama, Mengenal Peneli an Tindakan Kelas (Jakarta : Indeks, 2010), 83

Menurut Dimya dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil belajar merupakan hal yang
dapat dIPSndang dari dua sisi yaitu sisi murid dan dari sisi guru. Dari sisi murid, hasil
belajar merupakan ngkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan
pada saat sebelum belajar.
Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2002 : 121), proses belajar selalu
menghasilkan hasil belajar, nggal bagaimana cara mengukur hasil belajar yang
dicapai siswa.

8 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR TEMA PERISTIWA ALAM SDN 1 CANDIMAS LAMPUNG

SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018

Oleh
SRIYANI, S.Pd

Abstrak. Fakta yang terjadi pada siswa kelas III SDN 1 Tarahan dimana masih banyak ditemukan siswa kelas III yang
masih mengalami kesulitan dalam membuat satu kalimat yang runtun. Bahkan sebagian siswa harus dicontohkan
oleh guru di depan kelas. Hal ini juga disebabkan karna kurang terampilnya guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan studi literatur pengguanaan media
gambar merupakan salah satu metode untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Pada
peneli an ini metode yang digunakan adalah metode deskrip f, dengan subjek yang diteli disini adalah siswa kelas
III SDN 1 Tarahan Kec. Ka bung dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Setelah diadakan peneli an diperoleh nilai peningkatan keak fan siswa dari siklus I sampai dengan siklus II
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 65,70% pada siklus I menjadi 80,65% pada siklus II terjadi
peningkatan sebesar 14,95%.

Kata Kunci: Hasil Belajar , Media Gambar, Pembelajaran Bahasa Indonesia

PENDAHULUAN utama secara jelas, membuat teks koheren, sehingga
orang lain mampu mengiku pengembangan gagasan
Belajar Bahasa Indonesia siswa harus menguasai empat serta memperkirakan pengetahuan yang dimiliki target
keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan pembaca.
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) Perolehan nilai ulangan harian bahasa Indonesia pada
yang mempunyai peran pen ng adalah aspek siswa kelas III SDN 1 Tarahan Tahun 2018 menunjukan
keterampilan menulis (Zuchdi, 1997:100). Sedangkan bahwa dari 20 siswa yang memperoleh nilai lebih dari
menurut Ary (2004:37) kegiatan berbahasa tersulit 60 sebanyak 5 siswa (37%), sedangkan siswa yang
adalah menulis. Sebab, menulis ini dak hanya memperoleh nilai kurang dari sebanyak 15 siswa (63%).
melibatkan representasi grafis pembicaraan, tetapi juga Dengan kata lain tuntas belajar yang di peroleh belum
pengembangan dan presentasi pemikiran secara mencapai 75%.
terstruktur.
Rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia disebabkan
Keterampilan menulis merupakan salah satu guru hanya menggunakan model pembelajaran
keterampilan berbahasaan yang harus dimiliki oleh para konvensional seper metode ceramah, diskusi, tanya
siswa yang sedang belajar mulai ngkat pendidikan jawab dan penugasan. Hal ini menyebabkan siswa
dasar (SD) sampai perguruan nggi (PT). Keterampilan merasa jenuh dalam mengiku pembelajaran Bahasa
menulis sifatnya fungsional bagi pengembangan diri Indonesia, maka perlu adanya usaha untuk
untuk kehidupan masyarakat. Menurut Harris (1988:56) meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia, sehingga
membuat kalimat termasuk ke dalam kegiatan untuk diperoleh hasil yang memuaskan dengan rata-rata
keterampilan menulis, karena itu membuat kalimat juga ulangan harian siswa sekurang-kurangnya 60, yaitu
berar mengungkapkan ide dan berkomunikasi dengan melalui pembelajaran yang membuat siswa lebih ak f
orang lain melalui simbol-simbol bahasa. Dalam
membuat kalimat perlu memperha kan dua hal, yaitu Pembelajaran Bahasa Indonesia
substansi dari hasil tulisan (ide yang diekspresikan) dan Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:4) dalam
aturan struktur bahasa yang benar (gramma cal form metodologi pengajaran Bahasa Indonesia,
and syntac c pa ern). Unsur-unsur pembentuk kalimat menyebutkan bahwa bahasa memungkinkan manusia
seper subyek, predikat, obyek dan keterangan dengan untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling
benar dan jelas bagi pembaca, mengungkapkan gagasan berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain,

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 9
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

memahami orang lain, menyatakan diri, dan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai seop mal
meningkatkan kemampuan intelektual. Mata pelajaran mungkin. Penggunaan media gambar pada pelajaran
Bahasa Indonesia adalah program untuk Bahasa Indonesia sekolah dasar mempunyai tujuan
mengembangkan pengetahuan, memper nggi untuk membangkitkan perha an, memberi petunjuk
kemampuan berbahasa, dan menumbuhkan sikap atau merangsang krea vitas anak.
posi f terhadap Bahasa Indonesia.
Tujuan Peneli an
Media Pembelajaran 1. Menerapkan penggunaan alat peraga gambar

Kata media dalam “media pembelajaran” berasal dari dalam meningkatkan hasil belajar menulis di kelas III
bahasa La n yaitu medius yang berar 'tengah', SDN 1 Tarahan Kec. Ka bung
'perantara' atau 'pengantar'. Dalam bahasa arab, media 2. Meminimalkan kesalahan hasil belajar menulis
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengantar setelah menggunakan alat peraga gambar di kelas III
ke penerima. SDN 1 Tarahan Kec. Ka bung.
3. Mengetahui hasil belajar menulis dengan
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu menggunakan alat peraga gambar di kelas III SDN 1
proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat Tarahan Kec. Ka bung.
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perha an dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar METODOLOGI PENELITIAN
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Peneli an ini menggunakan metode deskrip f, metode
ini penulis anggap sesuai dengan latar belakang dan
Penger an Media Gambar tujuan peneli an yang dilakukan. Metode deskrip f
Penger an media gambar menurut Dina Indriana adalah yang dimaksud adalah untuk mendapatkan gambaran
"salah satu media visual yang berupa gambar yang yang jelas tentang objek yang akan dianalisis. Subjek
dihasilkan melalui proses fotografi". Hal yang senada yang diteli disini adalah siswa kelas III SDN 1 Tarahan
juga diungkapkan oleh (Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Kec. Ka bung. Jumlah siswanya adalah 20 siswa yang
2009:16) yaitu bahwa media gambar adalah media terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui Peneli an dilakukan di SDN 1 Tarahan berlangsung pada
proses fotografi". Berdasarkan pendapat-pendapat semester I tahun ajaran 2018/2019. Dilakukan selama 4
tersebut, media gambar bisa berupa foto, lukisan atau (empat) bulan pada September- Desember 2018.
benda lain yang sejenis diikutsertakan dari suatu Pelaksanaan ndakan siklus 1 pada minggu ke -2 bulan
peris wa atau kejadian. September 2018, pelaksanaan ndakan siklus 2
Menurut (Sikhabuden:2002) beberapa maksud pertengahan Oktober dan penyusunan laporan PTK
penggunaan gambar sebagai media pembelajaran, minggu ke 3 November 2018 sampai Desember 2018.
antara lain
Tehnik Pengumpulan Data
1. Untuk menterjemahkan simbol vebal dan Penele an ini mengambil sumber data dari Siswa, guru
memperjelas penger an murid, dan dokumen- dokumen terkait dengan jenis data
terdiri dari RPP, Hasil tes forma f, hasil observasi dan
2. Memperkaya suatu bacaan misalnya gambar hasil wawancara. Tehnik pengumpulan data dilakukan
sebagai ilustrasi buku, melalui observasi, pengamatan, dan refleksi

3. Untuk membangkitkan mo vasi belajar di kelas Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
dan menghidupkan suasana kelas, Desain prosedur perbaikan pembelajaran terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan ndakan dan refleksi.
4. Mengkonkritkan pelajaran dan memperbaiki
kesan-kesan yang salah dari ilustrasi secara Teknik Analisis Data
lisan, dan Peneli an ndakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, dengan
masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu:
5. Menangkap suatu unit bacaan terutama pada Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi.
buku pelajaran.

Penggunaan Media Gambar dalam Bahasa Indonesia
Pada dasarnya tujuan penggunaan media pembelajaran
dalam situasi proses belajar mengajar dan
memungkinkan siswa dapat belajar secara efisien

10 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Dalam peneli an ndakan kelas, ada dua jenis data yang 10. Guru memberikan tugas kelompok menjelaskan
dapat dikumpulkan oleh peneli , yaitu : bunyi sila pada Pancasila disekitar kita.
1. Data kuan ta f yang dapat dianalisis secara
11. Siswa membacakan hasil diskusi kelompok di
deskrip f misalnya mencari persentase depan kelas.
keberhasilan belajar, rata-rata nilai siswa dan lain-
lain. 12. Kelompok yang lainnya menanggapi jawaban.
2. Data kualita f yaitu data yang berupa informasi 13. Guru meluruskan jawaban yang kurang tepat dan
berbentuk kalimat yang memberi gambaran
tentang ekspresi siswa mengenai ngkat menyimpulkan pembelajaran.
pemahaman terhadap suatu mata pelajaran 14. Guru memo vasi siswa untuk mempelajari
(kogni f), pandangan atau sikap siswa terhadap
metode belajar yang baru (afek f), ak vitas siswa kembali materi yang telah dipelajari di rumah.
mengiku pelajaran, perha an, antusias dalam 15. Guru memberi pekerjaan rumah.
belajar, kepercayaan diri, mo vasi belajar dan
sejenisnya. Penilaian kualita f dapat dikonversikan Pertemuan 2
ke dalam bentuk penilaian kuan ta f dengan 1. Menyiapkan materi bunyi sila pada Pancasila.
menggunakan skala 100. 2. Guru memasuki kelas dan mengisyaratkan
kepada ketua kelas untuk memimpin doa
Rencana Pelaksanaan sebelum belajar.
1. Siklus I 3. Guru memberi salam.
4. Guru mengabsen siswa.
Perencanaan Tindakan 5. Guru menggunakan media gambar bunyi sila
Pada tahap ini peneli dan guru (teman sejawat) pada Pancasila.
bermusyawarah dalam kegiatan sebagai berikut: 6. Guru membahas kembali materi pada
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran silabus, pertemuan sebelumnya.
7. Siswa diberikan pertanyaan mengenai contoh
RPP, lembar evaluasi yang terdiri dari soal bunyi sila pada Pancasila.
lembar kerja siswa (LKS), soal tes awal dan tes 8. Guru menjelaskan contoh-contoh bunyi sila
akhir dengan kunci jawaban, sumber belajar pada Pancasila.
(buku paket), contoh menyediakan media 9. Siswa membentuk kelompok.
gambar Pancasila. 10. Guru memberikan tugas kelompok.
b. M e n y i a p k a n l e m b a r o b s e r v a s i u n t u k 11. Kelompok yang lainnya menanggapi jawaban.
mengama kegiatan guru dan siswa selama 12. Guru meluruskan jawaban yang kurang tepat
pembelajaran berlangsung. dan menyimpulkan pembelajaran.
c. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera. 13. Guru memo vasi siswa untuk mempelajari
kembali materi yang telah dipelajari di rumah.
Tahap Pelaksanaan 14. Guru memberi pekerjaan rumah.
Pertemuan 1
Siklus 2
1.Menyiapkan materi sifat-sifat perubahan benda Pertemuan 1
2.Guru memasuki kelas dan mengisyaratkan kepada 1. Menyiapkan materi makna Pancasila.
2. Guru memasuki kelas dan mengisyaratkan
ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar. kepada ketua kelas untuk memimpin doa
3.Guru memberi salam. sebelum belajar.
4.Guru mengabsen siswa. 3. Guru memberi salam.
5.Guru menggunakan media gambar bunyi sila pada 4. Guru mengabsen siswa.
5. Guru menggunakan media gambar makna
Pancasila. Pancasila.
6.Guru membuka media dan menempelkannya di 6. Guru membuka media dan menempelkannya di
papan tulis.
papan tulis. 7. Siswa diberikan pertanyaan mengenai makna
7.Siswa diberikan pertanyaan bunyi sila pada Pancasila.

Pancasila.
8.Guru menjelaskan materi bunyi sila pada Pancasila.
9.Siswa dibagi dalam kelompok.

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 11
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

8. Guru menjelaskan materi makna Pancasila siswa dan ak vitas belajar suatu kelas dianggap tuntas apabila
membentuk kelompok. sudah mencapai minimal 75% dari jumlah siswa
memperoleh nilai sekurang-kurangnya 65. (Depdiknas,
9. Guru memberikan tugas kelompok. 2008:5)
10. Siswa membacakan hasil kerja kelompok di
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
depan kelas.
11. Kelompok yang lainnya menanggapi jawaban. 1. Observasi
12. Guru meluruskan jawaban yang kurang tepat dan a. Ak vitas Belajar Siswa
Pertemuan 1 masih banyak kendala yang ditemukan dan
menyimpulkan pembelajaran. harus diperbaiki oleh guru. Ak vitas siswa kurang baik,
13. Guru memo vasi siswa untuk mempelajari masih terlihat siswa masih bermain-main ke ka guru
memberikan penjelasan. Ke ka berdiskusi kelompok
kembali materi yang telah dipelajari di rumah. masih ada siswa suka keluar masuk kelas. Susasa kelas
14. Guru memberi pekerjaan rumah. masih terlihat gaduh dan guru masih belum mampu
menguasa keadaan kelas dengan baik.
Pertemuan 2 Pertemuan 2, pada pertemuan kedua sudah terlihat
1. Menyiapkan materi makna Pancasila. perubahan di dalam kelas. beberapa siswa sudah mulai
2. Guru memasuki kelas dan mengisyaratkan kepada ak f bertanya tentang materi yang disampaikan guru
meskipun dak semua siswa berperan ak f dalam
ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar. pembelajaran ini. Dari hasil observasi belajar siswa
3. Guru memberi salam . Siklus I (pertemuan 1 dan 2) diperoleh rata-rata skor
4. Guru mengabsen siswa. siswa 49,21. Dalam kriteria persentase ak vitas belajar
5. Guru menggunakan media gambar makna siswa menunjukkan kriteria sedang.

Pancasila. b. Ak vitas Guru
6. Guru membuka media dan menempelkannya di Siklus I pertemuan 2, aspek-aspek yang mengalami
kendala pada siklus I pertemuan 1 sudah mulai
papan tulis. mengalami perubahan yang baik. Guru telah mencapai
7. Guru membahas kembali materi pada pertemuan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga siswa
akan lebih mengger tujuan mereka untuk belajar. Pada
sebelumnya. aspek pelaksanaan media gambar perubahan benda cair
8. Siswa diberikan pertanyaan mengenai makna dan padat yang digunakan telah terlaksana dengan baik
dengan melibatkan siswa dalam penggunaannya.
Pancasila. Dari data di atas diperoleh skor total IPKG2 untuk
9. Guru menjelaskan materi menggunakan media pertemuan 1 sebesar 62 atau 51,67% dan pertemuan 2
ssebesar 67 atau 55,83% sehingga diperoleh nilai rata-
gambar makna Pancasila rata skor total IPKG2 sebesar 64 atau 53,3 %. dengan
10. Siswa membentuk kelompok. kategori ”cukup baik”, ( dengan penghitungan : skor rata-
11. Guru memberikan tugas kelompok. rata IPKG 2 / aspek yang diama = 53,3 / 30 = 1,77)
12. Siswa mempersentasekan hasil diskusi di depan
c. Hasil Belajar Siswa
kelas. Dalam pelaksanaan ndakan siklus I masih banyak
13. Kelompok yang lainnya menanggapi jawaban. kendala yang ditemukan dan harus diperbaiki guru, baik
14. Guru meluruskan jawaban yang kurang tepat dan pada hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (postest).
Diketahui pertemuan 1 diadakan tes awal (pretest) dan
menyimpulkan pembelajaran hasil belajar siswa menunjukkan 22 siswa memperoleh
15. Guru memo vasi siswa untuk mempelajari nilai di bawah KKM 65, dengan nilai rata-rata sebesar

kembali materi yang telah dipelajari di rumah.
16. Guru memberi pekerjaan rumah.

C. Indikator Keberhasilan
Sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan peneli an

ndakan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-
rata nilai siswa se ap siklusnya dan KKM untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN 1 Tarahan
Kec. Ka bung adalah ≥ 65. seorang siswa dianggap
tuntas belajar jika siswa tersebut telah menyelesaikan
sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 65 dan suatu
kelas dianggap tuntas belajar apabila minimal 75% dari
jumlah siswa memperoleh nilai sekurang-kurangnya 65

12 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

47,21 dan sebanyak 6 siswa dari 28 siswa memperoleh rata-rata skor IPKG 2 /aspek yang diama = 100,5 / 30 =
nilai di atas KKM 65 dengan nilai rata-rata sebesar 52,79 3,35).
Pertemuan 2, pada saat pemberian tes akhir (postest)
terjadi peningkatan nilai siswa jika dibandingkan dengan c. Hasil Belajar Siswa
nilai pada tes awal (pretest). Hasil tes akhir (postest) Dalam pelaksanaan ndakan siklus II proses
menunjukkan sebanyak 14 siswa memperoleh nilai di pembelajaran sudah berjalan dengan baik, kendala-
bawah KKM 65 dan sebanyak 14 siswa dari 28 siswa kendala yang terjadi disiklus I dapat diperbaiki pada
memperoleh nilai di atas KKM 65 dengan rata-rata nilai siklus II. Pertemuan 2, pada saat pemberian tes akhir
sebesar 68,57 (postest) terjadi peningkatan nilai siswa jika
dibandingkan dengan nilai pada tes awal (pretest). Hasil
2. Refleksi tes akhir (postest) menunjukkan sebanyak 2 siswa
Berdasarkan observasi/ pengamatan yang dilakukan memperoleh nilai di bawah KKM 65 dan sebanyak 28
observer terhadap proses pembelajaran pada siklus 1, siswa dari 28 siswa memperoleh nilai di atas KKM 65
terdapat beberapa hal yang harus diperha kan dan dengan rata-rata nilai sebesar 82,21. Ditemukan bahwa
diperbaiki yaitu: hasil tes akhir yang mencapai KKM 65 sebanyak 26
Guru kurang memberikan apersepsi dan dak siswa atau (92%), dan 2 siswa atau (8%) dak mencapai
menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru kurang KKM 65.
menguasai materi, Guru dak menguasai kelas,
Penggelolaan waktu kurang baik, karena belum Refleksi
disesuaikan dengan waktu yang disediakan, Guru kurang Berdasarkan observasi/pengamatan yang dilakukan
terampil dalam menggunakan media gambar bunyi sila observer terhadap proses pembelajaran pada siklus II,
pada Pancasila. Guru kurang mampu menghidupkan bahwa pembelajaran sudah memenuhi harapan yaitu
suasana belajar dalam kelompok. siswa ak f memberi tanggapan terhadap materi yang
disampaikan guru selama proses pembelajaran hal ini
Observasi dibuk kan dengan nilai keak van siswa dengan rata-rata
a. Ak vitas Belajar Siswa skor siswa 80,89. Dalam kriteria persentase ak vitas
Pertemuan 1 pada siklus 2 ini sudah mengalami belajar siswa menunjukkan kriteria nggi dan terlihat
perubahan yang cukup baik. Kendala yang ditemukan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dan
pada siklus 2 sudah mampu diatasi dengan guru. penggunaan media gambar makna Pancasila dapat
Ak vitas siswa yang sebelumnya kurang ak f mulai meningkatkan ak vitas siswa dalam proses
menunjukan perubahan pembelajaran di kelas khususnya di kelas III SDN 1
Penerapan media gambar benda padat dan cair yang Tarahan Kec. Ka bung.
diterapkan guru sudah mulai menunjukkan kesenangan Dapat dilihat bahwa hasil tes akhir yang mencapai KKM
tersendiri bagi siswa. Siswa terlihat dak bosan dan 65 sebanyak 26 siswa atau (92%), dan 2 siswa atau (8%)
bersemangat ke ka memulai pembelajaran. Hal ini
membuat suasana kelas menjadi lebih hidup. Dari hasil dak mencapai KKM 65.
observasi belajar siswa Siklus 2 (pertemuan 1 dan 2) Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa terjadi
diperoleh rata-rata skor siswa 72,07. Dalam kriteria peningkatan pemahaman siswa terhadap materi atau
persentase ak vitas belajar siswa menunjukkan kriteria konsep yang dipelajari melalui media gambar yang telah
nggi. dilaksanakan siswa. Berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan dalam peneli an ini sekurang-kurangnya
b. Ak vitas Guru Siklus II 75% dari keseluruhan siswa yang ada dikelas tersebut
Dari data peneli an ditemukan, ada beberapa aspek dengan memperoleh nilai 65 atau mencapai ketuntasan
kinerja guru telah berjalan dengan baik, mulai dari 65% (Mulyasa,2004: 99). Dengan demikian dapat
membuka pelajaran, kegiatan in , sampai dengan dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
menutup materi. Dari data peneli an diperoleh skor media gambar makna Pancasila dapat mengop malkan
total IPKG2 untuk pertemuan 1 sebesar 93 atau 77,5% proses pembelajaran yang berdampak pada
dan pertemuan 2 sebesar 105 atau 87,5%, sehingga peningkatan pemahaman siswa secara ak f.
diperoleh nilai rata-rata skor total IPKG2 sebesar 99 atau
82,5%, dengan kategori ”baik” (dengan perhitungan

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 13
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

KESIMPULAN DAN SARAN klasikal sebesar 70%. Pada siklus II, rata-rata
Kesimpulan hasil belajar siswa sebesar 80,89 dan ketuntasan
Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam belajar klasikal sebesar 80%.
2 siklus pada peneli an ndakan ini dapat disimpulkan
sebagai berikut : Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari peneli an
1. Hasil observasi pada proses pembelajaran
menunjukkan bahwa setelah melaksanakan ndakan kelas ini adalah sebagai berikut :
model pembelajaran menggunakan media 1. Sebaiknya guru dapat memanfaatkan media
gambar, keak fan siswa dari satu siklus ke siklus gambar benda padat dan cair pada
berikutnya mengalami peningkatan. pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Peningkatan keak fan siswa dari siklus I sampai agar siswa dapat menemukan sendiri informasi
dengan siklus II menunjukkan bahwa terjadi materi yang dipelajarinya.
peningkatan sebesar 49,21 pada siklus I menjadi 2. Penggunaan media gambar diharapkan dapat
72,07 pada siklus II. digunakan sebagai masukan bagi peneli lain
untuk melakukan peneli an yang serupa atau
2. Penggunaan media gambar perubahan benda bahan perbandingan dengan menggabungkan
padat ke cair dapat meningkatkan hasil belajar beberapa metode lain untuk diketahui hasil
siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan yang efek f dalam suatu model pembelajaran
Alam. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan dan meningkatkan ak fitas siswa dalam proses
hasil belajar dari siklus I sampai dengan siklus II. pembelajaran.
Pada siklus I, rata-rata hasil belajar yang dicapai
siswa sebesar 68,57 dan ketuntasan belajar

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Ashar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo
Asnawir dan Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.Dimya , Mudjiono. 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran…, hal. 66.
Departemen Pendidikan Nasional. 1999. Kurikulum SD 1994 Suplemen GBPP 1999. Surabaya.
Djamara, S.B. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional
Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan. Bandung : Fasito.
Herdiana.1998.Pembelajaran IPA di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.
Ibrahim, et al. 1999. Media Pembelajaran Bahan Sajian Program Akta Mengajar. Kediri : Departemen P & K UM

Kediri.
Poerwodarminto. 1983. Kamus Is lah Pendidikan Umum. Surabaya : Usaha Nasional.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), hal. 16.
Sapriya . Amalia, 2008, Pembelajaran IPA di SD, Jakarta:Universitas Terbuka
Sardiman.1996. Interaksi dan Mo vasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 20.
Sikhabuden. 2002. Media Pembelajaran. Kediri : Departemen Pendidikan Nasional UM Kediri.
Sri Anitah W, dkk, Media Gambar dan pengaruhnya dalam pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 19.
Sudjana. 2001. Media Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru Algensindo
Sudjana dan Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Sumaatmadja, Media Gambar dan Pengaruhnya bagi Hasil Belajar, (Jakarta: Gramedia, 2001), hal. 25.
Waseso, Mulyadi Guntur. 2003. Ilmu Pendidikan Jurnal Kajian Teori dan Prak k Kependidikan. Kediri : Intra Data

Caraka
Zakiah Drajat, 1992. Ilmu Pendidikan Dasar, Jakarta: Bumi Aksara.

14 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATERI KPK DAN FPB
MELALUI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER SDN 4 PARDASUKA KECAMATAN

KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2018/2019

Oleh
RITA, S.Pd

Abstrak. Menurut Kline Dryden & Vos dalam Pitadjeng (2006:1): Belajar akan lebih efek f jika dilakukan dengan
suasana yang menyenangkan. Berdasarkan wawancara dengan teman sejawat di kelas V dapat diketahui bahwa guru
hanya menggunakan pola interaksi klasikal dalam pembelajaran. Pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa
pasif, guru dak menggunakan media maupun alat peraga yang tersedia di sekolah. Dari 19 siswa, yang berani
mengajukan pertanyaan kepada guru hanya 7 siswa, menjawab pertanyaan guru 8 siswa, dan dak ada siswa yang
berani mengungkapkan pendapat kecuali di minta guru. Dengan demikian penggunaan metode NHT dapat
diterapkan pada siswa kelas VI SDN 4 Paradasuka.

Setelah diadakan peneli an diperoleh data sebagai berikut pada siklus I diperoleh rata-rata ak vitas belajar siswa
sebesar 48,2% pada kriteria keberhasilan menunjukkan ngkat ak vitas siswa masih ”rendah” dan pada siklus II
diperoleh rata-rata ak vitas belajar siswa sebesar 71,6% pada kriteria keberhasilan menunjukkan ngkat ak vitas
siswa “ nggi” ada peningkatan ak vitas siswa siklus I dan siklus II sebesar 23,4%. Ketuntasan hasil belajar siswa pada
siklus I 11 siswa memperoleh nilai di bawah KKM 65 dengan rata-rata nilai sebesar 32,4 dan sebanyak 14 siswa dari 25
siswa memperoleh nilai di atas KKM 65 dengan rata-rata nilai sebesar 67,6 dan siklus II menunjukkan hasil tes akhir
yang mencapai KKM 65 sebanyak 23 siswa atau (92%), dan 2 siswa atau (8%) dak mencapai KKM 65.Ada
peningkatan ketuntasan belajar siswa Siklus I ke siklus II sebesar 24,4%. Dengan demikian penggunaan metode NHT
dapat meningkatkan ak vitas dan hasil belajar pada siswa kelas VI SDN 4 Pardasuka Kec. Ka bung Kab. Lampung
Selatan.

Kata Kunci: Hasil Belajar , metode NHT

PENDAHULUAN materi KPK dan FPB bagi siswa kelas VI. Perolehan nilai
Penger an pendidikan menurut Undang-Undang RI No. ulangan harian matema ka materi KPK dan FPB siswa
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kelas VI SD Negeri 4 Pardasuka semester I tahun
pasal (1) yaitu: Usaha sadar dan terencana untuk pelajaran 2018/2019 menunjukan bahwa dari 19 siswa
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memperoleh nilai lebih dari 60 sebanyak 7 siswa
agar peserta didik secara ak f mengembangkan potensi (37%), sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dari sebanyak 12 siswa (63%). Dengan kata lain tuntas
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak belajar yang di peroleh belum mencapai 75%.
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Pembelajaran matema ka di sekolah dasar perlu
disajikan dalam suasana menyenangkan, sehingga siswa
Pada ngkat Sekolah Dasar (SD) tujuan umum termo vasi untuk belajar matema ka. Oleh karena itu
pengajaran matema ka adalah untuk penataan daya dilakukan peneli an tentang penggunaaan model
nalar siswa dan keterampilan untuk menerapkan pembelajaran koopera f pe Numbered Head Together
matema ka. Sedangkan salah satu tujuan khususnya (NHT) untuk Peningkatan Ak vitas dan Hasil Belajar
adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan Siswa Kelas VI Pada Materi KPK dan FPB di SDN 4
keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) Pardasuka Kec. Ka bung Kabupaten Lampung Selatan
sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari (Depdikbud, Semester I Tahun Ajaran 2018/2019.
1999).
Penger an Pembelajaran Matema ka
Kenyataan di SD Negeri 4 Pardasuka matema ka Menurut Gagne dalam Anni (2007: 2) berpendapat
merupakan pelajaran yang dianggap sulit terutama bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 15
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

kecakapan manusia yang berlangsung selama periode mereka.
waktu tertentu dan perubahan perilaku itu dak berasal 4) Guru memanggil salah satu nomor tertentu,
dari proses pertumbuhan.
kemudian siswa yang nomornya sesuai yang
Briggs dalam Subroto (2011: 3) pembelajaran adalah dipanggil mengacungkan tangannya dan mencoba
suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
belajar siswa yang berisi serangkaian peris wa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk METODOLOGI PENELITIAN
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. Se ng Peneli an
Peneli an ndakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4
Ruseffendi dalam Subarinah (2006: 1) mengatakan Pardasuka Kec. Ka bung Kab. Lampung Selatan. Subjek
bahwa matema ka itu terorganisasikan dari unsur- yang diteli adalah siswa kelas VI SDN 4 Pardasuka Kec.
unsur yang dak didefinisikan, definisi-definisi, Ka bung Kab. Lampung Selatan Tahun Ajaran
aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang dibuk kan 2018/2019 sebanyak 25 siswa. Faktor yang diselidiki
kebenarannya, sehingga matema ka disebut ilmu pada peneli an ini yaitu ak vitas dan hasil belajar serta
deduk f. performansi guru dalam pembelajaran matema ka
materi KPK dan FPB pada semester I tahun pelajaran
Pembelajaran Koopera f 2018/2019 melalui model pembelajaran koopera f pe
Roger dan David Johnson dalam Anita (2002: 30-34) Numbered Head Together (NHT).
mengatakan bahwa untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur pembelajaran koopera f harus Teknik Pengumpulan Data
diterapkan, yaitu: Data yang akan dikumpulkan dalam peneli an ini
menggunakan teknik:
1) Saling ketergantungan posi f 1) Tes forma f dilaksanakan pada se ap akhir siklus.
2) Tanggung jawab perseorangan 2) Observasi menggunakan lembar observasi ak vitas
3) Tatap Muka
4) Komunikasi Antar Anggota siswa dan performansi guru.
5) Evaluasi Proses Kelompok 3) Dokumen berupa da ar kehadiran dan da ar nilai

Pembelajaran Koopera f pe NHT (Numbered Heads harian siswa serta hasil tes forma f siswa.
Together)
Numbered Heads Together Ibrahim .dkk. (2000: 28) Teknik Analisis Data
merupakan kegiatan pembelajaran koopera f yang
dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk melibatkan Perhitungan persentase keak fan pembelajaran siswa
lebih banyak siswa dalam menelaah materi pelajaran
dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi dalam mengiku proses belajar sebagai berikut:
pelajaran tersebut.
Pk = S X 100%
Langkah-langkah Pembelajaran Koopera f pe NHT:
1) Siswa dibagi dalam kelompok, se ap siswa SN x SM

dalam se ap kelompok mendapat nomor. (Yonny, dkk 2010: 176)
2) Penugasan diberikan kepada se ap siswa
Keterangan:
berdasarkan nomor terhadap tugas yang
berangkai. Pk = Persentase keak fan siswa
3) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar
kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya S = Jumlah skor perolehan
dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini SN = Jumlah siswa
siswa dengan tugas yang sama bisa saling
membantu atau mencocokkan hasil kerja sama SM = Skor maksimal

PG = 1 (R) + 2 (P)
3

Keterangan:
PG = Performansi guru
R = APKG 1
P = APKG 2

Prosedur Peneli an
Pada langkah perencanaan dilakukan persiapan dengan

16 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

menentukan materi pokok yang sesuai dengan ndakan Penelli an Siklus II
yang akan dilakukan, kemudian menyusun rencana 1. Ak vitas Belajar Siswa
pembelajaran sesuai materi. Peneli an ini akan
dilaksanakan dua siklus, siklus I terdiri dari 2 pertemuan, Model pembelajaran NHT yang diterapkan guru
1 pertemuan untuk pembelajaran, 1 pertemuan untuk sudah mulai menunjukkan kesenangan tersendiri
pembelajaran dan tes forma f, siklus II terdiri dari 2 bagi siswa. Siswa terlihat dak bosan dan
pertemuan, 1 pertemuan untuk pembelajaran, 1 bersemangat ke ka memulai pembelajaran. Hal ini
pertemuan untuk tes forma f. Pengamatan atau membuat suasana kelas menjadi lebih hidup. Dari
observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran hasil observasi belajar siswa Siklus 2 (pertemuan 1
berlangsung. dan 2) diperoleh rata-rata skor siswa 71,6. Dalam
kriteria persentase ak vitas belajar siswa
Indikator Keberhasilan menunjukkan kriteria nggi.
Sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan peneli an 2. Ak vitas Guru
Berdasarkan pengamatan diperoleh skor total IPKG2
ndakan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata- untuk pertemuan 1 sebesar 93 atau 77,5% dan
rata nilai siswa se ap siklusnya dan KKM untuk mata pertemuan 2 sebesar 105 atau 87,5%, sehingga
pelajaran Matema ka di kelas VI di SDN 4 Pardasuka diperoleh nilai rata-rata skor total IPKG2 sebesar 99
Kec. Ka bung Kab. Lampung Selatan adalah ≥65. atau 82,5%, dengan kategori ”baik” (dengan
perhitungan rata-rata skor IPKG 2 /aspek yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN diama = 100,5 / 30 = 3,35).
Penelli an Siklus I 3. Hasil Belajar Siswa
1. Ak vitas Belajar Siswa Hasil tes akhir (postest) menunjukkan sebanyak 2
siswa memperoleh nilai di bawah KKM 65 dengan
Hasil observasi belajar siswa Siklus I (pertemuan 1 rata-rata nilai 17,6 dan sebanyak 23 siswa dari 25
dan 2) diperoleh rata-rata skor siswa 48,2. Dalam siswa memperoleh nilai di atas KKM 65 dengan rata-
kriteria persentase ak vitas belajar siswa rata nilai sebesar 82,4
menunjukkan kriteria sedang. 4. Refleksi
2. Ak vitas Guru Pembelajaran sudah memenuhi harapan yaitu siswa
Berdasarkan pengamatan diperoleh skor total IPKG2 ak f memberi tanggapan terhadap materi yang
untuk pertemuan 1 sebesar 62 atau 51,67% dan disampaikan guru selama proses pembelajaran, dan
pertemuan 2 ssebesar 67 atau 55,83% sehingga terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dan
diperoleh nilai rata-rata skor total IPKG2 sebesar 64 penggunaan model NHT dapat meningkatkan
atau 53,3 %. dengan kategori ”cukup baik”, ( dengan ak vitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas
penghitungan : skor rata-rata IPKG 2 / aspek yang khususnya di kelas VI SDN 4 Pardasuka Kec. Ka bung
diama = 53,3 / 30 = 1,77) Kab. Lampung Selatan.
3. Hasil Belajar Siswa
Hasil tes akhir (postest) menunjukkan sebanyak 11 Pembahasan
siswa memperoleh nilai di bawah KKM 65 dengan 1. Ak vitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
rata-rata nilai sebesar 32,4 dan sebanyak 14 siswa
dari 25 siswa memperoleh nilai di atas KKM 65 Ak vitas siswa dalam proses pembelajaran
dengan rata-rata nilai sebesar 67,6. Matema ka dengan menggunakan Model
4. Refleksi pembelajaran NHT dengan materi “FPB dan KPK”
Guru kurang memberikan apersepsi dan dak berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang
menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru kurang diharapkan dan mengalami peningkatan keak van
menguasai materi, Guru dak menguasai kelas, siswa di dalam kelas. Berdasarkan pengamatan
Penggelolaan waktu kurang baik, karena belum observer dapat dilihat rekapitulasi ak vitas siswa
disesuaikan dengan waktu yang disediakan, Guru dalam proses pembelajaran Matema ka dengan
kurang terampil dalam menggunakan media. Guru menggunakan media hitung.
kurang mampu menghidupkan suasana belajar
dalam kelompok.

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 17
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Siklus I II Peningkatan ak vitas belajar siswa sebesar 71,6% pada kriteria
Rata-rata 48,2 keberhasilan menunjukkan ngkat ak vitas siswa
Keterangan Rendah 66,16 “ nggi” ada peningkatan ak vitas siswa siklus I
Tinggi 17,96 dan siklus II sebesar 23,4%

2. Ak vitas Guru dalam Proses Pembelajaran 2. Hasil Observasi ak vitas guru pada siklus I
Ak vitas guru dalam pelaksanaan proses diperoleh nilai persentase sebesar 55,85%.
pembelajaran Matema ka dengan Model Observasi ak vitas guru pada siklus II diperoleh
pembelajaran NHT pada mata pelajaran Bahasa rata-rata sebesar 87,5%, terlihat ada peningkatan
Indonesia pada materi ”FPB dan KPK” dapat berjalan sebesar 31,67
dengan baik, meskipun masih perlu perbaikan dalam
kinerja guru dalam mengajar agar siswa lebih ak f 3. Hasil belajar siswa kelas VI SDN 4 Pardasuka Kec.
dalam proses pembelajaran dan hasil belajar dapat Ka bung Kab. Lampung Selatan pada pelajaran
di ngkatkan. Berdasarkan pengamatan observer Matema ka melalui penggunaan model
dapat dilihat rekapitulasi ak vitas guru dalam proses Pembelajaran NHT dapat meningkat. Hal ini
pembelajaran Matema ka: dapat dilihat dari hasil peneli an di atas, yaitu
Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 11
Siklus I II Peningkatan siswa memperoleh nilai di bawah KKM 65 dengan
rata-rata nilai sebesar 32,4 dan sebanyak 14 siswa
Rata-rata 55,83 87,5 31,67 dari 25 siswa memperoleh nilai di atas KKM 65
Keterangan Cukup Baik dengan rata-rata nilai sebesar 67,6 dan siklus II
menunjukkan hasil tes akhir yang mencapai
3. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran KKM 65 sebanyak 23 siswa atau (92%), dan 2
siswa atau (8%) dak mencapai KKM 65.Ada
Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran peningkatan ketuntasan belajar siswa Siklus I ke
siklus II sebesar 24,4%
Matema ka dengan menggunakan Model
Saran
pembelajaran NHT menunjukkan adanya 1) Bagi Guru, Dalam kegiatan pembelajaran guru
menggunakan model yang bervaria f seper
peningkatan ketuntasan belajar dan nilai hasil Model pembelajaran NHT. Ini merupakan
sebagai salah satu alterna f untuk
dise ap siklusnya. meningkatkan ak vitas belajar dan hasil belajar
siswa.
Keterangan Siklus I Siklus II
2) Bagi Peneli , Untuk para peneli berikutnya,
Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % tentunya dapat menjadikan tambahan referensi
bacaan dan dapat untuk dikembangkan pada
Jumlah 20 100 100 100 model pembelajaran yang lain.

Tuntas 11 23 3) Bagi Lembaga, Kepada lembaga/sekolah
hendaknya dapat memfasilitasi adanya
Tidak Tuntas 14 2 pemahaman terhadap metode dalam
pembelajaran sehingga mutu pendidikan dapat
KESIMPULAN meningkat.
1. Ak vitas belajar siswa di kelas VI SDN 4 Pardasuka
Kec. Ka bung Kab. Lampung Selatan, pada mata
pelajaran Matema ka, dengan Model
pembelajaran NHT pada materi ”FPB dan KPK
pada siklus I diperoleh rata-rata ak vitas belajar
siswa sebesar 48,2% pada kriteria keberhasilan
menunjukkan ngkat ak vitas siswa masih
”rendah” dan pada siklus II diperoleh rata-rata

18 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. Dkk.2007. Peneli anTindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Asma, Nur. 2007. Model Pembelajaran Koopera f. Jakarta: Depdiknas.
Bower, Gordon H. dan Hilgard, Ernest R. 1981. Theories of Learning. NJ: Pren ce-Hall.
BSNP. 2007. Pedoman Peilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS
Handoko, Tri. 2006. Terampil Matema ka 5. Jakarta: Yudhis ra.
Haryadi, Sugeng. 2003. Psikologi Perkembangan. Semarang: Unnes.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2002.Pembelajaran Koopera f. Surabaya: University Press.
Kagan. 2007. Numbered Heads Together. Online h p://www.eazhull.org.uk/nlc/numbered_heads.htm [diakses

16/03/12]
Lie, Anita. 2002. Coopera ve learning. Jakarta : Grasindo.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2007. Standar Penilaian Pendidikan dan Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Cipta Jaya.
Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matema ka yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.
Rifa'i, Achmad dan Anni, Catharina Tri. 2007: Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-

LP3 Universitas Negeri Semarang.
Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matema ka SD. Jakarta: Depdiknas.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudrajat, Akhmad. 2010. definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas. Online

h p://akhmadsudrajat.wordpress.com [diakses 21/03/12]
Suprijono, Agus. 2009. Coopera ve Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilawa , Erna. 2010. Pembelajaran Koopera f Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Materi

Volum Kubus dan Balok di SDNegeri Bentarsari 03 Salem Brebes. Skripsi. Semarang: UNNES.
Tri ani, Catarina. 2007. Psikologi belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Tryana, An n. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together. Online

h p://pelawiselatan.blogspot.com/2009/03/numbered-heads-together-html [diakses 16/03/12]
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Bandung: Citra Umbara.
Unnes. 2011. Pedoman Akademik. Semarang: Unnes Press.
Woolfolk, Anita E. dan McCune-Nicolich, Lorraine. 1981. Educa onal Psychology for Teachers. NJ: Pren c

Menurut Kline Dryden & Vos dalam Pitadjeng (2006:1): Belajar akan lebih efek f jika dilakukan dengan
suasana yang menyenangkan. Berdasarkan wawancara dengan teman sejawat di kelas V dapat diketahui
bahwa guru hanya menggunakan pola interaksi klasikal dalam pembelajaran. Pembelajaran yang demikian
menyebabkan siswa pasif, guru dak menggunakan media maupun alat peraga yang tersedia di sekolah. Dari
19 siswa, yang berani mengajukan pertanyaan kepada guru hanya 7 siswa, menjawab pertanyaan guru 8
siswa, dan dak ada siswa yang berani mengungkapkan pendapat kecuali di minta guru. Dengan demikian

penggunaan metode NHT dapat diterapkan pada siswa kelas VI SDN 4 Paradasuka.

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 19
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

ANALISIS KEBUTUHAN PEMANFAATAN HYPERMEDIA GOOGLE FORM DALAM EVALUASI
PEMBELAJARAN DI SDN 2 WAY HUI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh
TRI WIBAWANTO, M.SI
Pengembang Pembelajaran Ahli Muda

Abstrak. Dunia Pendidikan juga memasuki era revolusi industry 4.0. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini,
dunia kegiatan pembelajaran mulai memasuki era digital. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam
kegiatan pembelajaran sangat diperlukan. Tentunya dalam proses evaluasi pembelajaran sangat diperlukan peranan
teknologi informasi dan komunikasi. Evaluasi pembelajaran harus menarik dan krea f sehingga dapat memo vasi
siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Oleh sebab itu diperlukan alat untuk evaluasi pembelajaran yang
menarik, efek f dan efisien. Salah satunya adalah melalui evaluasi pembelajaran secara online. Salah satu aplikasi
yang saat ini menyediakan banyak fitur gra s adalah google. Google form merupakan aplikasi dari google yang
biasanya dimanfaatkan oleh banyak orang untuk membuat survey, quiz dan jajak pendapat. Aplikasi ini sangat mudah
dan dak berbayar.
Peneli an ini bertujuan untuk membuat sebuah analisis kebutuhan pemanfaatan hypermedia google form dalam
evaluasi pembelajaran ini dilaksanakan di sekolah penerima BOS Kinerja. Yaitu sekolah yang mendapatkan bantuan
sejumlah perangkat smartphone untuk proses pembelajaran di sekolah. Salah satunya adalah SDN 2 Way Hui
Kabupaten Lampung Selatan.
Hasil peneli an pemanfaatan google form sebagai media evaluasi pembelajaran adalah (1) bantuan BOS Kinerja
berupa smartphone tablet sebanyak 42 buah sampai saat ini perangkat tersebut belum dimanfaatkan secara
op mal oleh sekolah dalam pembelajaran (2) Guru – guru di menyatakan bahwa dengan evaluasi pembelajaran
dengan memanfaatkan google form ini sangat menhemat kertas dan menghemat waktu dan (3) sebagian besar
siswa menyatakan menyukai mengerjakan ujian dengan sistem online menggunakan smartphone.

Kata Kunci: evaluasi pembelajaran, pemanfaatan TIK, googleforms

Pendahuluan sehingga dapat memo vasi siswa untuk meningkatkan
Perkembangan teknologi informasi saat ini memasuki hasil belajarnya. Oleh sebab itu diperlukan alat untuk
era revolusi industry 4.0. Dunia Pendidikan juga evaluasi pembelajaran yang menarik, efek f dan efisien.
memasuki era revolusi industry 4.0. Seiring dengan Salah satunya adalah melalui evaluasi pembelajaran
perkembangan zaman saat ini, dunia kegiatan secara online.
pembelajaran mulai memasuki era digital. Proses
pembelajaran sangat dipegaruhi oleh perkembangan Salah satu aplikasi yang saat ini menyediakan banyak
ilmu dan teknologi. Pemanfaatan teknologi komunikasi fitur gra s adalah google. Google form merupakan
dan informasi dalam kegiatan pembelajaran sangat aplikasi dari google yang biasanya dimanfaatkan oleh
diperlukan. Saat ini sudah banyak literatur atau materi banyak orang untuk membuat survey, quiz dan jajak
pelajaran yang sudah disediakan secara gra s dalam pendapat. Aplikasi ini sangat mudah dan dak berbayar.
internet. Proses pembelajaran secara daring pun sudah Untuk meningkatakan dalam hasil pembelajaran siswa
banyak dilakukan pada saat ini. Tentunya dalam proses perlu dikembangkan media – media dalam evaluasi
evaluasi pembelajaran sangat diperlukan peranan pembelajaran agar lebih efek f dan efisien serat agar
teknologi informasi dan komunikasi. Para guru juga lebih menarik minat siswa. Oleh karena itu, guru perlu
harus dapat semaksimal mungkin memanfaatkan mengembangkan evaluasi pembelajaran dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi memanfaatkan google form.
tersebut dalam pembelajaran. Sebagai seorang
fasilitator tentunya para guru dituntut untuk membuat Evaluasi Pembelajaran
media pembelajaran yang menarik. Hal ini tentunya juga Menurut para ahli, penger an evaluasi pembelajaran
harus dilakukan oleh guru dalam evaluasi pembelajaran. adalah pengumpulan kenyataan secara sistema s
Evaluasi pembelajaran harus menarik dan krea f dalam menetapkan apakah terjadi perubahan pada

20 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

kenyataan dalam diri seorang siswa. Bisa juga masukan orang tua murid, formulir registrasi online, (2)
merupakan proses menggambarkan, memperoleh Mendorong pengurangan penggunaan kertas: dak lagi
hingga menyajikan informasi menilai alterna f print-print formulir, semuanya dijadikan online, bahkan
keputusan. Evaluasi memiliki tujuan yang berbeda tabulasi hasilnya pun otoma s dan sudah online
dalam se ap ujian, sederhanannya evaluasi digunakan
untuk memperbaiki sistem. Caranya adalah dengan Metodologi
memberi penilaian berdasarkan data yang diambil dari Peneli an ini merupakan Analisis kebutuhan
sekelompok atau suatu objek. pemanfaatan hypermedia google form dalam evaluasi
pembelajaran ini dilaksanakan di sekolah penerima BOS
Evaluasi pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang Kinerja. Yaitu sekolah yang mendapatkan bantuan
diperuntukan bagi kepen ngan semua anggota kegiatan sejumlah perangkat smartphone untuk proses
belajar mengajar yakni siswa, guru maupun lembaga pembelajaran di sekolah. Salah satunya adalah SDN 2
pendidikan tersebut. Bagi siswa, fungsinya adalah Way Hui Kabupaten Lampung Selatan yang dilaksanakan
mengetahui ngkat kemajuan belajar seorang siswa, selama satu bulan, yaitu pada Tanggal 02 s/d 31 Maret
membantu memberikan dorongan belajar atau mo vasi 2020. Subyek peneli an yang dilibatkan adalah guru dan
belajar, dan memberi pengalaman dalam belajar bagi siswa kelas nggi, yaitu guru dan siswa kelas IV, Kelas V
siswa tersebut. Bagi guru fungsinya adalah menyeleksi dan Kelas VI.
siswa dan mempersiapkan keberhasilan siswa,
mengetahui faktor penyebab seorang siswa belajar dan Teknik Pengumpulan Data
memberi bimbingan, memberikan pedoman belajar Teknik pengumpulan data dalam analisis kebutuhan
seorang siswa, mengetahui ketetapan metode pemanfaatan hypermedia google form dalam evaluasi
mengajar. Bagi Lembaga Pendidikan berfungsi untuk pembelajaran di SDN 2 Way Hui ini melalui beberapa
mempertahankan standar dan mutu pendidikan, cara yaitu :
berfungsi menilai ketepatan kurikulum yang 1. Data Primer, yang dikumpulkan melalui Wawancara
diaplikasikan dan menilai kemajuan suatu sekolah atau
lembaga pendidikan yang ak f memberikan kontribusi. dan penyebaran angket. Kuesioner dibagi dua yaitu
Perinsip – perinsip dalam evaluasi pembelajara adalah : angket untuk guru dan kuesioner untuk siswa.
(1) Menyeluruh, (2) Berkesinambungan, (3) Obyek f, (4) Kuesioner dibuat menggunakan media google form.
Valid, (5) Reliable, dan (6) Eduka f Diharapkan para guru dan siswa juga merasakan
pengalamannya dalam menggunakan google form
Google Form sebagai alat pengumpul data kuesioner online.
Google Form atau yang disebut google formulir adalah 2. Data Sekunder, yang diperoleh dengan melakukan
alat yang berguna untuk membantu anda study Pustaka dari beberapa peneli an yang sudah
merencanakan acara, mengirim survei, memberikan pernah dilakukan terlebih dahulu.
siswa atau orang lain kuis, atau mengumpulkan
informasi yang mudah dengan cara yang efisin. Form Sebelum mengisikan kuesioner, guru – guru dan siswa di
juga dapat dihubungkan ke spreadsheet. Dengan SDN 2 Way Hui diberikan contoh evaluasi pembelajaran
Spreadsheets memungkinkan untuk menunjukan yang menarik menggunakan google form. Guru – guru
bagaimana anda dapat menggunakan so ware ini untuk dan siswa diminta untuk mengisi dan mengerjakan soal
mengajukan berbagai pertanyaan, termasuk dimana La han yang diberikan untuk mengetahui pendapat
pengguna anda merespon dengan jawaban teks mereka terhadap media evaluasi pembelajaran yang
sederhana atau respon teks lebih lanjut. Semua orang digunakan. Soal La han dibuat dengan menggabungkan
dapat meminta pertanyaan pilihan ganda, da ar beberapa media yaitu video dan gambar. La han soal
pertanyaan, pertanyaan skala, dan masih banyak lagi. dapat di akses oleh guru dan siswa melalui link
Ke ka berbagi formulir anda dengan orang lain, anda h p://gg.gg/soal_wayhui.
dapat mengatur mereka untuk tampil dengan tema yang
mengesankan dengan akses yang mudah. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam analisis kebutuhan
Selanjutnya dalam kehidupan sehari – hari kita dapat pemanfaatan hypermedia pembelajaran google form di
memanfaatkan Google Form untuk (1) Untuk kuis SDN 2 Way Hui ini adalah analisis sta s c deskrip f.
online, ujian online, survey performa guru, survey Analisis sta s k deskrip f adalah sta s k yang

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 21
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

digunakan untuk menganalisis data dengan cara 1. SDN 2 Way Hui sebagai penerima BOS kinerja telah
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah mempunyai perangkat TIK berupa smartphone
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud tablet yang bisa digunakan oleh guru dan siswa.
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data 2. Bantuan perangkat TIK berupa Smartphone di SDN
dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam ar dak 2 Way Hui belum dimanfaatkan secara maksimal
mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji terutama sebagai media evaluasi pembelajaran.
hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan
penarikan kesimpulan. 3. Semua guru dan siswa menyatakan ketertarikannya
dalam pemanfaatan google form sebagai media
Hasil Analisis dalam evaluasi pembelajaran di SDN 2 Way Hui.
Berdasarkan deskripsi data hasil peneli an
pemanfaatan google form sebagai media evaluasi 4. Semua guru di SDN 2 Way Hui menyatakan bahwa
pembelajaran di atas dapat diketahui bahwa : (1) SDN 2 pemanfaatan google form sebagai media dalam
Way Hui merupakan salah satu sekolah penerima evaluasi pembelajaran dapat menghemat waktu
bantuan BOS Kinerja sehingga sekolah tersebut dan kertas.
mendapatkan bantuan berupa smartphone tablet
sebanyak 42 buah namun sampai saat ini perangkat 5. Semua siswa juga menyatakan bahwa evaluasi
tersebut belum dimanfaatkan secara op mal oleh pembelajaran dengan memanfaatkan google form
sekolah dalam pembelajaran, (2) Semua guru di SDN 2 mudah digunakan dan mudah dimenger .
Way hui mempunyai smartphone berbasis android
ataupun laptop sehingga semua guru pas mempunyai Rekomendasi
akun google dan menyatakan ketertarikannya dengan Rekomendasi dari analisis kebutuhan pemanfaatan
media online tersebut evaluasi pembelajaran dengan google form sebagai media dalam evaluasi
memanfaatkan google form ini sangat menhemat kertas pembelajaran di SDN 2 Way Hui dapat diberikan
dan menghemat waktu, dan (3) Sebagian besar siswa beberapa rekomendasi sebagai berikut:
menyatakan menyukai mengerjakan ujian dengan 1. Memanfaatkan perangkat TIK berupa smartphone
sistem online menggunakan smartphone, dak
mengalami kesulitan dalam memanfaatkan aplikasi tablet yang dimiliki sebagai media evaluasi
google form untuk mengerjakan soal online tersebut. pembelajaran di SDN 2 Way Hui.
2. A d a n y a r a n c a n g a n d a n s t a n d a r l a y a n a n
Kesimpulan pembelajaran dengan evaluasi pembelajaran yang
Kesimpulan dari analisis kebutuhan pemanfaatan memanfaatkan google form
google form dalam evaluasi pembelajaran di SDN 2 Way 3. Diperlukan fasilitasi dan pembimbingan kepada
Hui adalah : guru di SDN 2 Way Hui dalam pembuatan dan
pemanfaatan google form sebagai media dalam
evaluasi pembelajaran di SDN 2 Way Hui.
4. Agar dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran,
guru – guru di SDN 2 Way Hui diharapkan
melibatkan pihak – pihak lain seper siswa lain dan
orang tua wali murid.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Erlangga
Iqbal, Muhammad dkk. 2018. Penggunaan Google Form Sebagai Media Dalam Pemberian Tugas Mata Kuliah

Pengantar Ilmu Sosial. Dipublikasikan dalam
h ps://www.researchgate.net/publica on/327503319_Penggunaan_Google_Forms_Sebagai_Media_Pemb
erian_Tugas_Mata_Kuliah_Pengantar_Ilmu_Sosial
h p://habibganetmeml.blogspot.com/2018/05/pemanfaatan-google-form-dalam.html
h ps://www.maxiresearch.com/wp-content/uploads/2017/12/Google-Form-Tutorial-2018-Indonesia.pdf
Mardiana, Tria. Wiyat Purnanto, Arif. 2017. Google Form Sebagai Alterna f Pembuatan La han Soal Evaluasi.
Dipublikasikan dalam h ps://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis/ar cle/view/9652
Ratnawulan,Elis dan Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Se a
Widoyoko, Eko Putro. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar

22 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

PENERAPAN PENDEKATAN SUPERVISI KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU DI SD NEGERI 1 TARAHAN KECAMATAN KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh
YULI ELVIANA, S.Pd.I

Abstrak. Hasil kajian empirik yang peneli lakukan terhadap guru-guru di SD Negeri 1 Tarahan menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru masih rendah terutama pada guru di SD Negeri 1 Tarahan Kec. Ka bung Kab. Lampung
Selatan kompetensi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara krea f. Hasil analisis data
pada tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
masih pada kategori sedang yaitu indeks rata-rata 2,10 atau 53,37. Hasil refleksi terhadap temuan tersebut
menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan masih rendahnya kompetensi guru tersebut diduga disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal.
Setelah diadakan peneli an diperoleh data sebagai berikut Peningkatan kompetensi profesional guru di SD Negeri
1 Tarahan Kec. Ka bung Kab. Lampung Selatan dari pra-siklus ke siklus 1 sebesar 18,18 poin. Rata-rata kompetensi
profesional guru pada pra-siklus sebesar 52,27 dengan kriteria kurang dan pada siklus 1 sebesar 70,45 dengan
kriteria cukup. Kompetensi profesional guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18,19
poin. Rata-rata kompetensi profesional guru pada siklus 2 sebesar 88,64 dengan kriteria baik. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru di SD Negeri 1 Tarahan dapat di ngkatkan melalui penerapan
pendekatan supervisi kolabora f.

Kata Kunci: Suvervisi Akademik, Kompetensi profesional guru.

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil refleksi diri yang telah dilakukan oleh
Salah satu dimensi kompetensi guru sesuai dengan peneli sebagai kepala sekolah, selama ini kepala
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik sekolah melaksanakan tugas supervisi akademiknya
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar dengan menerapkan pendekatan supervisi langsung
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru adalah secara individual, dengan cara mendatangi guru yang
kompetensi profesional. Kompetensi profesional guru sedang bertugas, mengama kinerjanya dan melakukan
menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 terdiri penilaian. Hasil kajian empirik yang peneli lakukan
dari kemampuan guru dalam: (1) menguasai materi, terhadap guru-guru di S D Negeri 1 Tarahan
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru
mendukung mata pelajaran yang diampu; (2) masih rendah terutama pada guru di SD Negeri 1
menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar Tarahan Kecamatan Ka bung kompetensi guru dalam
mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu; mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
(3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara krea f. mengakibatkan rendahnya kompetensi
secara krea f; (4) mengembangkan keprofesionalan profesional guru adalah pelaksanaan supervisi oleh
secara berkelanjutan dengan melakukan ndakan kepala sekolah yang lebih bersifat menilai. Salah satu
reflek f; dan (5) memanfaatkan teknologi informasi dan pendekatan yang mengedepankan kemitraan atau
komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan rekan kerja antara kepala sekolah sebagai supervisor
diri. Profesional guru sangat bergantung pada akademik dan guru sebagai orang yang disupervisi, lebih
kompetensi kepala sekolah dalam melaksanakan bersifat mendampingi melalui diskusi dan curah
tugasnya diantaranya dalam melakukan supervisi pendapat secara terbuka dan fleksibel serta memiliki
akademik. Kompetensi supervisi akademik kepala tujuan yang jelas untuk membantu guru berkembang
sekolah terdiri dari ga aspek yaitu kompetensi dalam menjadi tenaga-tenaga profesional melalui kegiatan-
menyusun program, melaksanakan, mengevaluasi dan kegiatan reflek f adalah pendekatan supervisi
menindaklanju temuan-temuan ke ka melaksanakan kolabora f.
supervisi akademiknya.

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 23
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Pendekatan Supervisi Kolabora f 16 Tahun 2007 tentang tentang Standar Kualifikasi
Rifa'i (1992: 20) merumuskan is lah supervisi Akademik dan Kompetensi Guru dinyatakan bahwa guru
merupakan pengawasan profesional, sebab hal ini di harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi
samping bersifat lebih spesifik juga melakukan pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
pengamatan terhadap kegiatan akademik yang Kompetensi profesional guru menurut Permendiknas
mendasarkan pada kemampuan ilmiah, dan Nomor 16 Tahun 2007 terdiri dari kemampuan guru
pendekatannya pun bukan lagi pengawasan manajemen dalam: (1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola
biasa, tetapi lebih bersifat menuntut kemampuan pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
profesional yang demokra s dan humanis k oleh para diampu; (2) menguasai standar kompetensi dan
pengawas pendidikan. Gregorio (1966) mengemukakan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang
bahwa ada lima fungsi utama supervisi, yaitu: sebagai pengembangan yang diampu; (3) mengembangkan
inspeksi, peneli an, pela han, bimbingan dan materi pembelajaran yang diampu secara krea f; (4)
penilaian. Fungsi inspeksi antara lain berperan dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
mempelajari keadaan dan kondisi sekolah, dan pada dengan melakukan ndakan reflek f; dan (5)
lembaga terkait, maka tugas seorang supevisor antara memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
lain berperan dalam melakukan peneli an mengenai untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
keadaan sekolah secara keseluruhan baik pada kepala
sekolah, guru, siswa, kurikulum tujuan belajar maupun METODOLOGI PENELITIAN
metode mengajar, dan sasaran inspeksi adalah Se ng Peneli an
menemukan permasalahan dengan cara melakukan Metode peneli an yang digunakan pada peneli an ini
observasi, interview, angket, pertemuan-pertemuan adalah metode Peneli an Tindakan Sekolah (PTS)
dan da ar isian. dengan model Kemmis dan Mc. Taggart yang
Flanders (1976) menyatakan bahwa supervisi merupakan model pengembangan dari model Kurt
kolabora f merupakan supervisi yang berbasis Lewin. Peneli an ini dilakukan di SD Negeri 1 Tarahan
kemitraan antara supervisor dengan yang disupervisi, dengan subyek peneli an adalah 20 guru di SD Negeri 1
dimana supervisor berposisi sebagai mitra yang lebih Tarahan. Jadwal pelaksanaan peneli an ndakan
berpengalaman untuk melakukan proses inkuiri dan sekolah dengan menerapkan pendekatan supervisi
pemecahan masalah. Pemilihan pendekatan supervisi kolabora f untuk meningkatkan kompetensi profesional
akan sangat tergantung dari karakteris k yang guru telah dikoordinasikan dan disepaka bersama 18
disupervisinya. Jika yang disupervisi berkemampuan guru yaitu pada bulan September s.d. Desember 2018 (4
dan mo vasi rendah cenderung untuk disupervisi bulan).
dengan pendekatan langsung. Mereka yang telah
berhasil mengembangkan kompetensi dan mo vasinya Alat Pengumpulan Data
cenderung sesuai untuk disupervisi dengan pendekatan Alat pengumpul data yang digunakan untuk
kolabora f. mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel
yang diteli adalah: (1) Lembar observasi terdiri dari
Kompetensi Profesional Guru lembar observasi proses supervisi kolabora f dan
Purwadarminta (2011) mengar kan kompetensi adalah lembar observasi kinerja guru dalam melaksanakan
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau kinerja profesionalnya dalam mengembangkan materi
memutuskan suatu hal. Menurutnya, kompetensi pembelajaran (2) Catatan lapangan digunakan oleh
terkait dengan kemampuan seseorang dalam peneli untuk mencatat temuan-temuan lain yang dak
melaksanakan kewenangannya. Sagala (dalam Hubolo, terdapat pada lembar observasi terkait dengan ak vitas
2011: 18) medefinisikan bahwa kompetensi adalah kepala sekolah dan guru selama supervisi dengan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku menerapkan pendekatan kolabora f dan (3) Pedoman
yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam wawancara digunakan ke ka wawancara dilakukan oleh
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. kepala sekolah terhadap 18 guru tentang masalah-
masalah yang urgen untuk dipecahkan bersama terkait
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor kinerja profesionalnya dalam mengembangkan materi

24 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

pembelajaran. guru.

Teknik Pengolahan Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan secara Proses Supervisi Kolabora f pada Siklus 1
kuan ta f dan kualita f. Teknik pengolahan data secara Supervisi kolabora f pada siklus 1 ini dilaksanakan pada
kuan ta f dilakukan terhadap variabel kompetensi tanggal 3 September s.d. 5 November 2018.
profesional guru. 1. Tahap Pra-Supervisi Kolabora f
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ngkat
prosentase skor penilaian dari masing-masing indikator Tahap pra-supervisi kolabora f, kepala sekolah
kompetensi profesional guru dalam mengembangkan bersama 18 guru melaksanakan curah pendapat
materi pembelajaran adalah sebagai berikut: dan diskusi di sekolah difasilitasi oleh kepala sekolah
Prosentase (%) = (∑n)/N X 100% tentang masalah-masalah krusial guru dalam
mengembangkan materi pembelajaran dan bahan
Dimana: ajar. Temuan dalam tahap ini adalah seluruh guru
∑ n = Jumlah skor jawaban responden
dak membawa da ar masalah terkait kompetensi
N = Jumlah skor jawaban ideal profesionalnya dalam mengembangkan materi
% = Tingkat persentase pembelajaran dan bahan ajar, curah pendapat dan
(Mohammad Ali, 1987:184) diskusi dak berjalan dengan baik, hanya satu orang
guru yaitu G05 yang ak f mencurahkan
Teknik pengolahan data kualita f dilakukan terhadap pendapatnya
variabel proses supervisi kolabora f yang dikumpulkan 2. Tahap supervisi kolabora f
melalui lembar observasi proses supervisi kolabora f Tahap supervisi kolabora f, kepala sekolah
yang diolah dengan cara mengkategorikan dan melaksanakan supervisi kolabora f bersama guru
mengklasifikasikan data berdasarkan analisis kaitan pada saat guru sedang melaksanakan kinerja
logis, kemudian ditafsirkan dalam konteks profesionalnya dengan menerapkan kelima prinsip
permasalahan peneli an. Teknik analisis data kualita f pendekatan supervisi kolabora f yaitu prinsip
yang digunakan adalah model Miles and Huberman kolabora f, kolegial, kemitraan, terbuka dan
yang terdiri dari empat tahap sebagai berikut : (a) Data fleksibel. Temuan dalam tahap ini adalah Guru G03
Reduc on (Reduksi Data), yaitu kegiatan merangkum dan G07 dak menyiapkan hasil analisis materi
data yang dikumpulkan. Data didapat dari instrumen pembelajaran yang telah disusunnya sehingga
lembar observasi proses supervisi kolabora f, (b) Data mengganggu proses supervisi kolabora f.
Display (penyajian data) yaitu kegiatan menyajikan data 3. Tahap pasca-supervisi kolabora f
dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat nara f, uraian Tahap pasca-supervisi kolabora f, kepala sekolah
singkat, bagan, hubungan antar kategori flowchart dan bersama 18 guru melaksanakan refleksi
sejenisnya, termuat dalam laporan hasil peneli an dan pelaksanaan kinerja profesionalnya difasilitasi oleh
(c) Conclu on Drawing/ Verifica on merupakan kepala sekolah. Temuan dalam tahap ini adalah
kegiatan yang dilakukan untuk memantapkan simpulan Seluruh guru terlibat dalam proses refleksi
dari tampilan data agar benar-benar dapat pelaksanaan supervisi kolabora f dengan
dipertanggunggjawabkan. menyampaikan temuan dan pemecahannya.
4. Hasil refleksi pada siklus 1
Prosedur Peneli an Hasil refleksi pada siklus 1 yang telah dilakukan
Prosedur peneli an ndakan sekolah pada peneli an ini menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
mengiku model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri (1). Seluruh guru dak membawa da ar masalah
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi terkait kompetensi profesionalnya dalam
mengembangkan materi pembelajaran dan bahan
ndakan yang telah diterapkan yaitu penerapan ajar sehingga curah pendapat dan diskusi pada
pendekatan supervisi kolabora f untuk meningkatkan tahap Pra-Supervisi Kolabora f dak berjalan
kompetensi profesional guru. PTS yang telah dilakukan dengan baik dibuk kan dengan hanya satu orang
ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing terdiri dari guru berkode G05 yang ak f mencurahkan
satu kali supervisi kolabora f untuk masing-masing

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 25
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

pendapatnya. Temuan ini diduga disebabkan oleh profesional dan supervisi kolabora f difasilitasi oleh
kepala sekolah yang dak melakukan koordinasi kepala sekolah. Temuan dalam tahap ini adalah
dengan guru untuk mengiden fikasi masalah- seluruh guru terlibat dalam proses refleksi.
masalah krusial pada saat melakukan kinerja 4. Hasil refleksi pada siklus 2
profesionalnya dalam mengembangkan materi Hasil refleksi pada siklus 2 yang telah dilakukan
pembelajaran dan bahan ajar, mencatat dan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut: (1)
membawanya pada saat curah pendapat dan diskusi Curah pendapat dan diskusi berjalan dengan baik
dilakukan (tahap Pra-Supervisi Kolabora f) (2) dan seluruh guru ak f berdiskusi dan mencurahkan
Terdapat dua orang guru dengan kode G03 dan G07 pendapatnya dikarenakan pada tahap pra-supervisi
yang dak menyiapkan hasil analisis materi kolabora f, kepala sekolah terlebih dahulu
pembelajaran ke ka supervisi kolabora f dilakukan melakukan koordinasi dengan semua guru dan
di sekolah sehingga pelaksanaan supervisi menjelaskan teknis supervisi kolabora f yang akan
kolabora f menjadi terganggu. dilaksanakan diantaranya menginden fikasi
masalah-masalah krusial ke ka melaksanakan
Proses Supervisi Kolabora f pada Siklus 2 kinerja profesionalnya, mencatat dan membawanya
Supervisi kolabora f pada siklus 2 ini dilaksanakan pada pada saat curah pendapat dan diskusi bersama
tanggal 12 s.d. 26 November 2018. kepala sekolah dan guru lainnya. (2) Pelaksanaan
1. Tahap pra-supervisi kolabora f supervisi kolabora f berjalan dengan efek f dan
guru mampu menerapkan solusi-solusi dari masalah
Tahap pra-supervisi kolabora f, kepala sekolah yang teriden fikasi sebelumnya sebagai hasil curah
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pendapat dan diskusi dengan guru lain dan kepala
semua guru dan menjelaskan teknis supervisi sekolah pada tahap pra-supervisi kolabora f. (3)
kolabora f yang akan dilaksanakan diantaranya Seluruh guru terlibat dalam proses refleksi pada
menginden fikasi masalah-masalah krusial ke ka tahap pasca-supervisi kolabora f dikarenakan
melaksanakan kinerja profesionalnya dalam kepala sekolah telah koordina f dengan guru dan
mengembangkan materi pembelajaran dan bahan telah berhasil memo vasi guru untuk saling belajar.
ajar, mencatat dan membawanya pada saat curah
pendapat dan diskusi bersama kepala sekolah dan Kompetensi profesional guru mengalami peningkatan
guru lainnya. Temuan dalam tahap ini adalah curah dari pra-siklus, siklus 1 sampai dengan siklus 2. Tabel
pendapat dan diskusi berjalan dengan baik, seluruh berikut merupakan peningkatan kompetensi
guru ak f berdiskusi dan mencurahkan profesional guru dari sebelum dilakukan ndakan (pra-
pendapatnya. siklus) sampai dengan setelah diterapkan ndakan
2. Tahap supervisi kolabora f berupa pendekatan supervisi kolabora f (siklus 1 dan 2).
Tahap supervisi kolabora f, kepala sekolah
melaksanakan supervisi kolabora f bersama guru Kompetensi Pra-siklus Siklus 1 Siklus 2
pada saat guru lain sedang melaksanakan kinerja Rata-rata 52,27 70,45 88,64
profesionalnya dengan menerapkan kelima prinsip Kriteria Kurang Cukup Baik
pendekatan supervisi kolabora f yaitu prinsip
kolabora f, kolegial, kemitraan, terbuka dan
fleksibel. Temuan dalam tahap ini adalah
pelaksanaan supervisi kolabora f berjalan dengan
efek f, guru mampu menerapkan solusi-solusi dari
masalah yang teriden fikasi sebelumnya sebagai
hasil curah pendapat dan diskusi dengan guru lain
dan kepala sekolah pada tahap pra-supervisi
kolabora f.
3. Tahap pasca-supervisi
Tahap pasca-supervisi, kepala sekolah bersama 18
guru melaksanakan refleksi pelaksanaan kinerja

26 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Grafik di atas menunjukkan bahwa kompetensi peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18,19 poin.
profesional guru mengalami peningkatan dari pra-siklus
ke siklus 1 dan dari siklus 1 ke siklus 2. Hal ini diduga Rekomendasi
bahwa pendekatan supervisi kolabora f telah (1). Pada tahap pra-supervisi kolabora f, kepala sekolah
dilaksanakan secara efek f selamat proses supervisi harus terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
baik pada tahap pra-, pelaksanaan, dan pasca-supervisi semua guru dan menjelaskan teknis supervisi
kolabora f. kolabora f yang akan dilaksanakan diantaranya
SIMPULAN DAN REKOMENDASI menginden fikasi masalah-masalah krusial ke ka guru
Simpulan melaksanakan kinerja profesionalnya, mencatat dan
(1). Proses supervisi dengan menerapkan pendekatan membawanya pada saat curah pendapat dan diskusi
supervisi kolabora f secara spesifik terdiri dari tahap bersama kepala sekolah dan guru lainnya, (2) Pada tahap
pra-supervisi kolabora f, supervisi kolabora f dan supervisi kolabora f, kepala sekolah harus menerapkan
pasca-supervisi kolabora f. Proses supervisi dengan prinsip-prinsip pendekatan supervisi kolabora f yaitu
menerapkan pendekatan supervisi kolabora f prinsip kolabora f, kolegial, kemitraan, terbuka dan
mengalami perkembangan dari siklus 1 ke siklus 2. (2) fleksibel, (3) Pada tahap pasca-supervisi kolabora f,
Peningkatan kompetensi profesional guru di SD Negeri 1 kepala sekolah harus koordina f dengan guru dan
Tarahan dari pra-siklus ke siklus 1 sebesar 18,18 poin dan memo vasi guru untuk saling belajar.
kompetensi profesional guru juga mengalami

DAFTAR PUSTAKA

Alfonso, RJ., Firth, G.R., dan Neville, R.F.1981. Instruc onal Supervision, A Behavior System, Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Ali Mohamad, 1987, Pengantar Sta s k, Bandung.
Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1982. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Buku I. Jakarta: Proyek Pengembangan

Pendidikan Guru.
----------------. 1982. Panduan Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
--------------. 1996. Pedoman Kerja Pelaksanaan Supervisi, Jakarta: Depdikbud
-------------- .1996. Jabatan Fungsional Kepala Sekolah dan Angka Kreditnya

Jakarta: Depdikbud.
--------------.1997. Pedoman Pembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar
--------------. 1997. Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah: Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, TK dan SLB
--------------.1998. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas

Sekolah dan Angka Kreditnya, Jakarta: Depdikbud.
---------------. 2003. Pedoman Supervisi Pengajaran. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
Direktorat Tenaga Pendidik – Dirjen PMPTK – Depdiknas RI, 2007, Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme

Guru, Jakarta.
Direktorat Tenaga Pendidik – Dirjen PMPTK – Depdiknas RI, 2008, Metode dan Teknik Supervisi, Jakarta.
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar – Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, Supervisi Pembelajaran - Bahan Materi Bimbingan Teknis Penguatan
Kepala Sekolah , Jakarta.
Glickman, C.D 1995. Supervision of Instruc on. Boston: Allyn And Bacon Inc.
Gwynn, J.M. 1961. Theory and Prac ce of Supervision. New York: Dodd, Mead & Company.
McPherson, R.B., Crowson, R.L., & Pitner, N.J. 1986. Managing Uncertainty: Administra ve Theory and Prac ce in Educa on.
Columbus, Ohio: Charles E. Merrill Pub. Co.
Nolan, J.F. 2011. Teacher Supervision and Evalua on. Wiley: United State of America.
Oliva, Peter F. 1984. Supervision For Today's School. New York: Longman.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah, Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Jakarta.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwadarminta, 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakata.

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 27
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN BENDA KONKRIT PADA
SISWA KELAS II SEMESTER II SDN 1 TARAHAN KECAMATAN KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN TAHUN AJARAN 2018/2019

Oleh
NINING LESTARI, S.Pd.

Abstrak. Hasil kajian empirik yang peneli lakukan terhadap murid-murid SDN 1 Tarahan Kec. Ka bung Kab.
Lampung Selatan menunjukkan bahwa kompetensi murid sangat baik pada anak kelas I di SDN 1 Tarahan
Kecamatan Ka bung Kabupaten Lampung Selatan kompetensi murid dalam mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara krea f. Hasil analisis data pada tabel di atas menunjukkan bahwa
kompetensi murid dalam mengembangkan materi pembelajaran yang diampu masih pada kategori baik
yaitu indeks rata-rata 82,3 atau 90,2. Hasil refleksi terhadap temuan tersebut menunjukkan bahwa murid
tersebut mampu dalam pempelajarannya dalam kompetensi murid tersebut diduga disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal.
Setelah diadakan peneli an diperoleh data sebagai berikut Peningkatan kompetensi di Sekolah SD Negeri 1
Tarahan Kec. Ka bung dari pra-siklus ke siklus 1 sebesar 82,3 poin. Rata-rata kompetensi profesional murid
pada pra-siklus sebesar 90,2 dengan kriteria kurang dan pada siklus 1 sebesar 82,3 dengan kriteria baik.
Kompetensi profesional murid juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 90,3 poin. Rata-
rata kompetensi profesional murid pada siklus 2 sebesar 88,64 dengan kriteria baik. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kompetensi profesional murid di SDN 1 Tarahan dapat di ngkatkan melalui penerapan pendekatan
Hasil Pempelajaran Bahasa Indonesia.

Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar Matema ka.

PENDAHULUAN pendidikan kita didominasi oleh pandangan bahwa
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus
menyiapkan diri dalam perananya dimasa akan datang. dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber
Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi
waktu yang dak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan
diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan strategi belajar baru yang memberdayakan siswa
sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, sebuah strategi belajar dak mengharuskan siswa
yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan menghafalkan fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang
pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan
Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam dibenak mereka sendiri.
hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab
didalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan Dalam upaya itu siswa perlu guru sebagai pengarah dan
tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, pembimbing. Dalam kelas tugas guru adalah membantu
sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri siswa mencapai tujuan. Maksudnya guru lebih banyak
Pusat Pendidikan. berurusan dengan strategi dengan alat bantu yang
dikenal siswa disekitarnya, dari pada memberi
Pembelajaran terjadi ke ka seseorang pembelajar informasi.memang pendidikan siswa kelas I Sekolah
memadukan pengetahuan dan keterampilan baru Dasar masih iden k dengan dunia bermain, karena
kedalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar siswa kelas I belum dapat melepas keterkaitannya
berharfiah adalah menciptakan makna baru, sejauh ini dengan pendidikan Taman Kanak-Kanak sebelumnya,

28 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

karena itu benda-benda disekitar sekolah sangat diperlukan sebab seseorang yang dak mempunyai
membantu proses pembelajaran siswa. Ber k tolak mo vasi dalam belajar dak akan mungkin melakukan
dari latar belakang masalah di atas peneli ingin ak vitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
meningkatkan kemampuan siswa kelas II Sekolah Dasar oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termo vasi dalam
dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan belajar sesuatu akan menggunakan proses kogni f yang
pengurangan pada mata pelajaran Matema ka dengan lebih nggi dalam mempelajari materi itu, sehingga
bantuan benda-benda kongkrit. siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mate itu
dengan lebih baik.
Penger an Kemampuan
Menurut Purwodarminto. (1988:553) Kemampuan Jadi mo vasi adalah suatu kondisi yang mendorong
berasal dari kata “Mampu” ar nya Kuasa (bisa, sanggup) seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
melakukan Sesuatu. Dari definisi diatas dapat diambil tujuan tertentu.
suatu kesimpulan bahwa, kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan untuk melakukan sesuatu Prestasi Belajar Matema ka
kegiatan. Dalam pengembangan pembelajaran guru Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu
harus memiliki kemampuan untuk memilih strategi, yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman
metode, alat pembelajaran dan teknik-teknik
pembelajaran yang, efek f, efisien sesuai dengan ngkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
karakteris k siswa. Apalagi saat ini sekolah-sekolah Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman
menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam
yang mana dalam kurikulum ini antara guru dan siswa proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto
dituntut ak f, krea f, dan inova f dalam mencapai (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
tujuan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mulyasa, (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar
(2002:183) yang mengatakan, proses pembelajaran merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh
merupakan interaksi eduka f antara peserta didik seseorang yang diperoleh dengan keteli an kerja serta
dengan lingkungan sekolah. Dalam hal ini sekolah di beri perjuangan yang membutuhkan pikiran.
kebebasan untuk memilih strategi, metode dan teknik-
teknik pembelajaran yang efek f sesuai dengan Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa
karakteris k siswa, karakteris k mata pelajaran, prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan
karakteris k guru dan kondisi nyata sumber daya yang melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
tersedia di sekolah. siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil
belajar tersebut dapat diketahui dengan megadakan
Penger an Kongkrit penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk
Kongkret adalah nyata, benar-benar ada ( berwujud, mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengiku
dapat dilihat, diraba dsb). (Purwodarminto,1988:455). pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru
Kata kongkret biasanya sering dihubungkan dengan dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru
benda-benda, baik benda-benda di rumah, di jalan atau dalam proses belajar mengajar di sekolah.
dilingkungan sekitar. Benda adalah segala yang ada di
alam yang berwujud atau barjasad (bukan roh) misal Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diar kan
bola, kelereng, kayu, kerikil dsb. Sehingga apabila bahwa prestasi belajar matema ka adalah nilai yang
digabungkan benda-benda kongkret adalah segala yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara
ada di alam yang berwujud, berjasad dan benar-benar langsung/ak f seluruh potensi yang dimilikinya baik
ada. aspek kogni f (pengetahuan), afek f (sikap) dan
psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar
Mo vasi Belajar mengajar matema ka.
Menurut Djamarah (2002: 114) mo vasi adalah suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang Hubungan Mo vasi dan Prestasi Belajar Terhadap
kedalam bentuk ak vitas nyata untuk mencapai tujuan Metode pembelajaran Penemuan (discovery)
tertentu. Dalam proses belajar, mo vasi sangat Mo vasi adalah suatu kondisi yang mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 29
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

tujuan tertentu. Siswa yang termo vasi untuk belajar Analisis Data
sesuatu akan menggunakan proses kogni f yang lebih Data hasil peneli an yang terkumpul berasal dari data
observasi, diskusi dan evaluasi. Tehnik analisis yang
nggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu digunakan dalam peneli an mengiku langkah Hopkins
akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan (1993:151) dengan ga tahap analisis yaitu tahap
lebih baik (Nur, 2001: 3). kategorisasi, validasi dan intepretasi data.
Tahap-Tahap Peneli an
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan Peneli an ndakan kelas dilakukan dalam dua siklus.
(discovery) akan bertahan lama, mempunyai efek se ap siklus diawali dengan perencanaan penerapan
transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan
kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar ndakan dan observasi, serta diakhiri dengan refleksi.
penemuan (discovery) ini mela h keterampilan kogni f Tahap-tahap peneli an dirinci sebagai berikut:
untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa
pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan Observasi awal ( Pra Tindakan )
membangkitkan keingintahuan siswa, memberi Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk meng
mo vasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban iden fikasi masalah yang dihadapi oleh siswa kelas II
(Syafi'udin, 2002: 19). yang berkaitan dengan pembelajaran Matema ka.
Kegiatan tersebut diantaranya :
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa a. Observasi terhadap pembelajaran Matema ka kelas
dengan adanya mo vasi dalam pembelajaran model
penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar II, buku-buku yang digunakan dan alat-alat bantu
akan menjadi op mal. Makin tepat mo vasi yang pembelajaran yang digunakan.
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. b. Meneli siswa-siswa kelas II secara individual dan
Dengan mo vasi yang nggi maka intensitas usaha mencatat semua kesulitan-kesulitan yang dihadapi
belajar siswa akan ngi pula. Jadi mo vasi akan oleh siswa.
senan asa menentukan intesitas usaha belajar siswa. c. Melakukan diskusi dengan para pengamat kemudian
Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. menentukaan alat bantu pembelajaran yang tepat,
mudah didapat dan dak memerlukan beaya yang
METODE PENELITIAN mahal untuk mendapatkannya.
Se ng Peneli an d. Memilih dan menentukan topik dari pelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam peneli an ini adalah Matema ka kelas II yang akan digunakan untuk
pendekatan Kualita f yaitu menggambarkan masalah Peneli an Tindakan Kelas.
sebenarnya yang ada di lapangan, kemudian e. Menentukan waktu pelaksanaan Peneli an Tindakan
direfleksikan dan dianalisis berdasarkan teori Kelas.
menunjang dilanjutkan dengan pelaksanaan ndakan di
lapangan. Peneli an Tindakan Kelas dilaksanakan Tindakan Siklus pertama.
secara bersiklus. Pembelajaran dilakukan di kelas kelas II a. Perencanaan
SDN 1 Tarahan Kecamatan Ka bung Kabupaten
Lampung Selatan dengan subjek peneli an 26 siswa - Menentukan materi pembelajaran penjumlahan
terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. dan pengurangan bilangan dengan hasil kurang
dari 20.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan - Menyusun rencana pembelajaran.
bentuk data yang diperoleh. Untuk memperoleh data - Menentukan alat bantu yang akan digunakan
yang diinginkan dalam pembelajaran Matema ka
khususnya mengopersionalkan penjumlahan dan dalam pembelajaran.
pengurangan bilangan dilakukan dengan teknik - Menyusun Lembar Kegiatan Siswa.
Observasi, diskusi dan evaluasi hasil belajar yang - Melakukan kegiatan pembelajaran dalam siklus I
hasilnya akan dilaksanakan dalam bentuk skor.
menjadi dua pertemuan.
- Melakukan Evaluasi siswa.
b. Tindakan
- Siswa melakukan kegiatan tentang proses

penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan

30 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

alat bantu benda kongkrit. 1. Kegiatan Siswa
- Siswa mengerjakan LKS secara individual. Persentase siswa yang ak f menanggapi permasalahan
- Peneli melakukan bimbingan dibantu dua orang dengan tepat tanpa diminta sebesar 15%, 57% siswa
ak f menanggapi permasalahan dengan tepat setelah
pengamat. diperintah, dan siswa yang pasif 26%. Dari aspek
c. Pengamatan. keberanian terdapat 13% siswa berani mengungkapkan
pendapatnya tanpa diminta, 57% siswa berani
- Ak vitas dan ngkah laku siswa selama proses mengungkapkan pendapatnya setelah diperintah, dan
pembelajaran berlangsung dicatat oleh peneli 26% siswa berani mengungkapkan pendapatnya setelah
dan pengamat sebagai bahan diskusi. adanya paksaan. Dari aspek kerjasama terdapat 19%
siswa ikut serta mengungkapkan pendapat dalam
- Pengamat dan peneli melakukan diskusi membahas LKK berkelompok, 65% siswa ikut serta
bersama untuk melakukan kegiatan selanjutnya. dalam kelompok tanpa mengungkapkan pendapatnya
dalam pembahasan LKK, dan 15% siswa dak ikut serta
d. Refleksi. dalam pembahasan LKK. Dari aspek pengumpulan tugas
- Catatan dari pengamat / observer dikaji kembali semua siswa/ kelompok mengumpulkan tugas sesuai
sebagai bahan perbaikan siklus berikutnya. dengan jadwal pengumpulan.
- Mengadakan remidial terhadap siswa yang
mengalami keterlambatan belajar. SNTISIaLWAbAI elK4EA.NK1TINFAilaiKEKBeERaAkNIANfan Siswa P.TUGAS JML RATA-
RATA
Tindakan Siklus II KERJASAMA
a. Perencanaan.
A 15% 13% 19% 100% 147% 36,75%
- Menentukan rencana pembelajaran untuk siklus
II tentang penjumlahan dan pengurangan B 57% 26% 65% 0% 171% 42,7%
bilangan pada pelajaran matema ka.
C 26% 19% 15% 0% 76% 38%
- Menyusun rencana pembelajaran.
- Menentukan alat bantu pembelajaran. Hasil keterlibatan siswa pada siklus I ini mencapai
- Menyusun lembar kegiatan siswa. 37,25%, Hasil ini diperoleh dari jumlah rata-rata nilai
- Melakukan kegiatan pembelajaran untuk siklus II siswa yang mendapat nilai A dan B dari 4 aspek yang
diama . Sedangkan siswa yang kurang terlibat dalam
dilakukan dalam 3 pertemuan. kegiatan belajar / siswa yang mendapat nilai C sebesar
- Melakukan evaluasi belajar siswa. 42,7%. Ini berar ak vitas siswa masih perlu
b. Tindakan. di ngkatkan kembali karena seluruh siswa belum
- Siswa mengerjakan LKS secara individual. melaksanakan ak vitas sesuai dengan tahap-tahap
- Peneli dibantu pengamat membimbing siswa dalam pelaksanaan benda kongkrit. Sehingga diperoleh
nilai 79,95.
dalam melakukan pembelajaran.
c. Pengamatan. 2. Hasil Belajar Siswa
Dari hasil tes siswa yang digunakan sebagai dasar untuk
- Melakukan kegiatan pengamatan selama proses menghitung persentase ketuntasan belajar setelah
pembelajaran berlangsung. penggunaan dengan benda kongkrit. Berdasarkan hasil
perhitungan kemampuan kogni f siswa, dari 26 siswa
- Mencatat semua ngkah laku dan kegiatan siswa hanya 15 siswa yang tuntas, ada 11 siswa yang belum
selama proses pembelajaran berlangsung. tuntas. Dari hasil evaluasi diperoleh ketuntasan klasikal
sebesar 58,11% pada pertemuan 1.
- Melakukan diskusi bersama peneli .
d. Refleksi. Hasil tes ketuntasan belajar secara klasikal pada
pertemuan 2 hanya mencapai 72,88%. Hal ini belum
- Melakukan kegiatan remidial terhadap siswa yang
mengalami keterlambatan belajar.

- Proses pembelajaran berlangsung ak f.
- Hasil catatan pengamat dikaji kembali sebagai

acuan ndakan berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Peneli an.
Paparan Data dan Temuan Pada Kegiatan Siklus I

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 31
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

memenuhi standar kompetensi, yakni penggunaan dengan benda kongkrit. Berdasarkan hasil
sekurang–kurangnya 75% dari keseluruhan siswa yang perhitungan kemampuan kogni f siswa, dari 26 siswa
ada di kleas tersebut dengan memperoleh nilai 65 diyatakan tuntas. Dari hasil evaluasi diperoleh
(Mulyasa, 2004: 99). Sehingga perlu di ngkatkan lagi ketuntasan klasikal sebesar 73,5% pada pertemuan 1.
untuk menyelesaikan materi yang belum dikuasai siswa.
Dari hasil di atas belum memenuhi kriteria yang Hasil tes ketuntasan belajar secara klasikal pada
diinginkan. Sehingga akan diperbaiki pada siklus II. pertemuan 2 mencapai 87,11. Hal ini telah memenuhi
standar ketuntasan minimum dan telah sesuai dengan
Paparan Data dan Temuan Pada Kegiatan Siklus II apa yang diharapkan karena nya peneli an dengan
1. Kegiatan Siswa menggunakan benda kongkrit telah berhasil
Persentase siswa yang ak f menanggapi permasalahan meningkatkan mo vasi belajar matema ka.
dengan tepat tanpa diminta sebesar 19%, 53% siswa
ak f menanggapi permasalahan dengan tepat setelah Paparan Data akhir ndakan.
diperintah, dan siswa yang pasif 28%. Dari aspek Setelah kegiatan siklus I dan siklus II berakhir, peneli
keberanian terdapat 7,6% siswa berani mengungkapkan membandingkan hasil evaluasi dari test awal peneli an,
pendapatnya tanpa diminta, 53% siswa berani evaluasi ndakan siklus I dan dilanjutkan dengan hasil
mengungkapkan pendapatnya setelah diperintah, dan evaluasi ndakan siklus II. Dari test awal / pra ndakan
34% siswa berani mengungkapkan pendapatnya setelah menunjukkan siswa yang mengalami ketuntasan belajar
adanya paksaan. Dari aspek kerjasama terdapat 15% berkisar 35 %. Untuk siklus I setelah ndakan
siswa ikut serta mengungkapkan pendapat dalam dilaksanakan ketuntasan belajar siswa mengalami
membahas LKK berkelompok, 61% siswa ikut serta kenaikan menjadi 97 % sedangkan hasil evaluasi siklus II
dalam kelompok tanpa mengungkapkan pendapatnya seluruh siswa mengalami ketuntasan dalam belajar. Dari
dalam pembahasan LKK, dan 23 % siswa dak ikut serta data yang diuraikan diatas menunjukkan bahwa dengan
dalam pembahasan LKK. Dari aspek pengumpulan alat bantu benda-benda kongkrit dapat meningkatkan
tugas semua siswa/ kelompok mengumpulkan tugas kemampuan siswa dalam penjumlahan dan
sesuai dengan jadwal pengumpulan. pengurangan bilangan.

Tabel 4.2 Nilai Keak fan Siswa Pembahasan
1. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
NILAI KEAKTIFA KEBERANIAN KERJASAMA P.TUGAS JML RATA- Hasil keterlibatan siswa pada siklus I ini mencapai
SISWA N RATA 37,25%, Hasil ini diperoleh dari jumlah rata-rata nilai
siswa yang mendapat nilai A dan B dari 4 aspek yang
A 45% 22% 18% 100% 185% 46,25% diama . Sedangkan siswa yang kurang terlibat dalam
kegiatan belajar / siswa yang mendapat nilai C sebesar
B 36% 68% 77% 0% 181% 45,25% 42,7%. Ini berar ak vitas siswa masih perlu
di ngkatkan kembali karena seluruh siswa belum
C 18% 9% 4% 0% 31% 7,75% melaksanakan ak vitas sesuai dengan tahap-tahap
dalam pelaksanaan benda kongkrit. Sehingga diperoleh
Hasil keterlibatan siswa pada siklus II ini mencapai nilai 79,95.
91,5%, Hasil ini diperoleh dari jumlah rata-rata nilai Sedangkan pada siklus 2 Hasil keterlibatan siswa pada
siswa yang mendapat nilai A dan B dari 4 aspek yang siklus II ini mencapai 91,5%, Hasil ini diperoleh dari
diama . Sedangkan siswa yang kurang terlibat dalam jumlah rata-rata nilai siswa yang mendapat nilai A dan B
kegiatan belajar / siswa yang mendapat nilai C sebesar dari 4 aspek yang diama . Sedangkan siswa yang kurang
7,75%. Ini berar ak vitas siswa tela sesaui dengan apa terlibat dalam kegiatan belajar / siswa yang mendapat
yang darapkan dalam proses pembelajaran nilai C sebesar 7,75%. Ini berar ak vitas siswa tela
menggunakan benda kongkrit. sesaui dengan apa yang darapkan dalam proses
pembelajaran menggunakan benda kongkrit.
2. Hasil Belajar Siswa
Dari hasil tes siswa yang digunakan sebagai dasar untuk
menghitung persentase ketuntasan belajar setelah

32 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

2.Hasil ketuntasan pembelajaran menggunakan benda atas dapat disimpulkan :
kongkrit 1. Nilai evaluasi Silkus I dan Siklus II mengalami
peningkatan.
Kegiatan pembelajaran dalam upaya untuk 2. dengan alat bantu benda-benda kongkrit siswa
meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas II SD dapat mengoperasionalkan penjumlahan dan
dalam proses penjumlahan dan pengurangan pengurangan bilangan.
bilangansangat dibutuhkan metode dan alat bantu yang 3. Standart kelulusan belajar tercapai.
tepat. Siswa Kelas II dak akan berhasil dalam
pembelajaran apabila hanya menghafal konsep. Perlu 3. Siswa mampu mengoperasionalkan penjumlahan
diingat bahwa siswa Kelas II masih iden k dengan dunia dan pengurangan bilangan.
bermain dan sangat mengenal dengan benda-benda Pembelajaran dalam pertemuan I diarahkan pada
lingkungan sekitarnya. Jadi alangkah baiknya bila dalam konsep dasar penggunaan alat benda-benda kongkrit
proses pembelajarannya juga menggunakan alat bantu dalam pengoperasian penjumlahan dan pengurangan
benda-benda kongkrit disekitar sekolah. bilangan dengan hasil kurang dari 20 sesuai dengan
Sebelum peneli an ndakan kelas dilaksanakan peneli perkembangan berfikir anak pada pembelajaran
dibantu beberapa guru melakukan Observasi lapangan pertemuan I subyek peneli an diarahkan untuk ak f
sebagai ndakan awal. Kegiatan ini dilakuakan untuk menggunakan alat peraga benda-benba kongkrit. Dalam
mengetahui seberapa besar ngkat ketuntasan belajar pembelajaran ini diharapkan siswa merasa senang dan
siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan dalam pembelajaran dak merasa takut dalam mengoperasionalkan
Matema ka. Dari kegiatan Observasi awal ini diperoleh penjumlahan dan pengurangan bilangan dalam
data ulangan sebagai berikut: pembelajaran Matema ka.

1. Nilai > 75 sebanyak 10 siswa = 38 % dari Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam
keseluruhan siswa. pertemuan I dan pertemuan selanjutnya terlihat sunyek
peneli an nampak memahami konsep penjumlahan
2. Nilai < 75 sebanyak 16 siswa = 61 % dari dan pengurangan bilangan yang diawali dari
keseluruhan siswa. penjumlahan dan pengurangan 2 angka sampai 3 angka.
Siswa kelas I merupakan pondasi sekolah dasar 6 tahun.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa operasi Apabila pondasi dibangun dengan baik dan konsep yang
penjumlahan dan pengurangan bilangan belum benar maka lulusan / Out Put akan berhasil.
berhasil. Benda-benda kongkrit yang digunakan sebagai alat
bantu penjumlahan dan pengurangan bilangan
Kemudian peneli mencoba untuk meningkatkan merupakan alat bantu sementara sebagai penanaman
prestasi belajar siswa dalam mengoperasionalkan konsep belajar. Apabila siswa sudah berhasil menguasai
penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan konsep, maka alat bantu berupa benda-benda kongkrit
menggunakan alat bantu benda-benda kongkrit di akan dihilangkan.
sekitar sekolah setelah dilakukan penelitan ndakan
kelas peneli mengambil evaluasi dari masing-masing SIMPULAN DAN SARAN
silkus dengan tujuan untuk mengetahui ada daknya Simpulan
peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang
perhitungan kemampuan kogni f siswa, dari 26 siswa upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas II dalam
hanya 15 siswa yang tuntas, ada 11 siswa yang belum mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan
tuntas. Dari hasil evaluasi diperoleh ketuntasan klasikal bilangan pada pembelajaran Matema ka dengan
sebesar 58,11% pada pertemuan 1. Hasil tes ketuntasan bantuan benda-benda kongkrit dapat disimpulkan
belajar secara klasikal pada pertemuan 2 hanya sebagai berikut:
mencapai 72,88%. 1. Siswa yang pada awalnya merasa takut dan bingung

Sedangkan hasil perhitungan kemampuan kogni f siswa dengan pembelajaran Matema ka, melalui alat
pada siklus II, dari 26 siswa diyatakan tuntas. Dari hasil bantu benda-benda kongkrit rasa percaya diri siswa
evaluasi diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 73,5%
pada pertemuan 1. Hasil tes ketuntasan belajar secara
klasikal pada pertemuan 2 mencapai 87,1. Dari uraian di

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 33
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

mbul dan merasa senang terhadap pembelajaran Saran
Matema ka terutama tentang Dengan mengacu pada temuan dari penelitian tindakan
mengoperasionalkan penjumlahan dan ini disampaikan beberapa saran penyampaian saran ini
pengurangan bilangan. merupakan sumbangan pemikiran bagi peneliti untuk
2. Siswa dapat menggunakan benda-benda kongkrit memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran dikelas II
dengan baik dalam mengoperasionalkan SD, khususnya pembelajaran Matematika saran-saran
penjumlahan dan pengurangan bilangan pada yang dikemukakan sebagai berikut :
pembelajaran Matema ka. 1. Pendidikan yang dilakukan harus berwawasan
3. Pembelajaran dengan menggunakan alat bantu
benda-benda kongkrit di sekitar sekolah dapat lingkungan, karena lingkungan banyak
meningkatkan kemampuan siswa kelas II dalam menyediakan alat bantu pembelajaran.
mengoperasionalkan penjumlahan dan 2. Alat bantu pembelajaran dak harus dibeli dengan
pengurangan bilangan dengan hasil sampai 20. Hal harga yang mahal, benda-benda lingkungan sekitar
ini dibuk kan dengan hasil evaluasi siklus I dapat diperoleh dengan mudah dan dikenal oleh
menunjukkan standart ketuntasan belajar siswa.
mencapai 97 % dan siklus II seluruh siswa 3. Hendaknya siswa diberi kesempatan sendiri untuk
mengalami ketuntasan belajar. Perolean nilai pada mencari alat bantu benda-benda kongkrit disekitar
siklus 1 72,88 sedangkan perolehan nilai pada siklus sekolah sesuai dengan keinginannya.
2 87,1 terjadi peningkatan sebesar 14,22. 4. Karena alat bantu benda-benda kongkrit bersifat
4. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi hanya sementara ajaklah siswa sekali waktu
lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. mengoperasionalkan penjumlahan dan
5. Beban Orang tua siswa menjadi lebih ringan karena pengurangan tenpa alat bantu.
benda-benda disekitar sekolah dak harus dibeli
dan mudah mendapatkannya. Hendaknya siswa diberi kesempatan yang lebih banyak

untuk tampil didepan kelas menyelesaikan soal-soal

latihan, agar siswa terlatih dan timbul rasa percaya diri.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. Dkk.2007. Peneli anTindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Asma, Nur. 2007. Model Pembelajaran Koopera f. Jakarta: Depdiknas.
Bower, Gordon H. dan Hilgard, Ernest R. 1981. Theories of Learning. NJ: Pren ce-Hall.
BSNP. 2007. Pedoman Peilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS
Haryadi, Sugeng. 2003. Psikologi Perkembangan. Semarang: Unnes.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2007. Standar Penilaian Pendidikan dan Standar Pengelolaan Pendidikan

oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Cipta Jaya.
Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matema ka yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.
Rifa'i, Achmad dan Anni, Catharina Tri. 2007: Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat

Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matema ka SD. Jakarta: Depdiknas.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudrajat, Akhmad. 2010. definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas. Online
h p://akhmadsudrajat.wordpress.com [diakses 21/03/12]
Tr ya n a , A n n . 2 0 0 8 . Pe n e ra p a n M o d e l Pe m b e l a j a ra n N u m b e re d H e a d s To get h e r. O n l i n e
h p://pelawiselatan.blogspot.com/2009/03/numbered-heads-together-html [diakses 16/03/12]
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Bandung: Citra Umbara.

34 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VI SDN 1 TARAHAN

KECAMATAN KATIBUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SEMESTER I
TAHUN AJARAN 2019

Oleh
RAJIATUN

Abstrak. Peneli an ini bertujuan untuk mengetahui efek vitas ak vitas belajar dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 1
Tarahan Kecamatan Ka bung Kab. Lampung Selatan pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model Coopera ve
Learning pe STAD. Peneli an ini merupakan peneli an ndakan kelas (classroom ac on research), yaitu
bentuk peneli an yang bersifat reflek f dengan melakukan ndakan- ndakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan praktek pembelajaran di kelas. Subjek peneli an ini siswa kelas VI di SDN 1 Tarahan Kecamatan
Ka bung Kab. Lampung Selatan pada pembelajaran Bahasa Indonesia Jumlah siswa 25 orang, yang terdiri dari 13
orang laki laki dan 12 orang siswa perempuan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneli an ini adalah observasi, tes. Untuk menganalisis data dari
hasil lembar observasi par sipasi ak f dan nilai rata-rata kelas mengunakan sta s k deskrip f. Hasil peneli an
menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran koopera f pe STAD pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat meningkatkan ak vitas dan hasil belajar siswa.
Penggunaan model koopera f pe STAD pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN 1 Tarahan Kecamatan
Ka bung Kab. Lampung Selatan, dapat meningkatkan ak vitas belajar siswa, hal ini sesuai dengan hasil observasi yang
telah dilakukan pada siswa, yaitu pada siklus I ak vitas belajar siswa mencapai 66,16 dan pada siklus II mencapai
93,40, ada peningkatan ak vitas siswa sebesar 27,24 %.

Kata Kunci : Ak vitas, Hasil Belajar dan Model Koopera f Tipe STAD

PENDAHULUAN Indonesia terbuk bahwa rata-rata se ap kali ulangan
Dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya
ak vitas yang paling utama oleh karena itu pencapaian berada kisaran 45 dengan nilai KKM sebesar 65. Ini
tujuan pendidikan nasional seper yang diamanatkan menandakan daya serap siswa terhadap pelajaran
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional sangat tersebut rendah. Bahkan masih banyak guru dalam
tergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan, proses pembelajaran dominan menggunakan metode
dimana pembelajaran merupakan suatu proses ceramah serta metode tanya jawab, dan hanya
perubahan perilaku sebagai hasil interaksi siswa dengan menggunakan satu bahan ajar saja, Lembar Kerja Siswa
lingkungan belajarnya. Ini berar bahwa keberhasilan (LKS) dak dibuat secara jelas hanya diberikan sesuai
tercapainya tujuan pendidikan nasional itu akan buku pegangan guru saja, serta alat peraga atau media
ditentukan oleh terlaksananya proses pembelajaran yang digunakan bersifat monoton dan kurang bervariasi
yang dilakukan guru secara efek f, efisien, dan menarik. atau dapat dikatakan masih banyak guru yang hanya
memanfaatkan media yang terdapat di dalam kelas saja.
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan
kepada siswa kelas VI SDN 1 Tarahan Kecamatan Salah satu model yang ada, guna memperbaiki
Ka bung Kabupaten Lampung Selatan ternyata masih pembelajaran tersebut yaitu model coopera ve
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar learning. Pembelajaran dengan model koopera f, siswa
Bahasa Indonesia, serta data hasil belajar Bahasa akan diminta untuk lebih ak f dan dituntut untuk belajar

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 35
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

berbagai informasi dengan siswa yang lainnya dan saling memperha kan kesetaraan gender, dan 3 penghargaan
belajar mengajar sesama temannya guna memecahkan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-
berbagai konsep yang pada akhirnya mampu masing individu.
memecahkan masalah-masalah yang sifat-sifatnya
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa ciri-
ciri utama dalam pembelajaran dengan menggunakan
Menurut Slavin (2010: 12), coopera ve learning pe model coopera ve learning yaitu siswa bealajar secara
STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran berkelompok yang se ap kelompoknya mempunyai
yang ada, seper Bahasa Indonesia, bahasa, seni, kemampuan secara heterogen yang terdapat suatu
sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah penghargaan di se ap akhir pembelajaran.
lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua
sampai perguruan nggi. Metode ini paling sesuai untuk Model Coopera ve Learning Tipe STAD
mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan Menurut Slavin (2010: 143) STAD merupakan salah satu
dengan jelas, seper Bahasa Indonesia, penggunaan metode pembelajaran koopera f yang paling
dan mekanika bahasa. sederhana, dan merupakan model yang paling baik
untuk permulaan bagi para guru yang baru
Penger an Model Coopera ve Learning Tipe STAD menggunakan pendekatan koopera f. Pembelajaran
Pembelajaran coopera ve learning merupakan strategi koopera f pe STAD merupakan salah satu pe dari
pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling model pembelajaran koopera f dengan menggunakan
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota ap
untuk mencapai tujuan belajar (Depdiknas dalam kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali
Komalasari, 2010: 62). Menurut Slavin dalam Isjoni dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
(2007: 12), coopera ve learning adalah suatu model penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam penghargaan kelompok. Slavin dalam Trianto (2010: 68)
kelompok-kelompok secara kolabora f yang menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan
anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok dalam m belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang
heterogen. merupakan campuran menurut ngkat prestasi, jenis
kelamin, dan suku.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneli
simpulkan bahwa model pembelajaran coopera ve Komponen- Komponen Coopera ve Learning Tipe
learning adalah suatu model pembelajaran di mana STAD
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok Menurut Slavin (2010: 143), STAD terdiri atas lima
secara kolabora f yang anggotanya 4-6 orang dengan komponen utama, di antaranya sebagai berikut:
struktur kelompok heterogen. presentasi kelas, m, kuis, skor kemajuan individual, dan
rekognisi m. Dengan demikian tahapan-tahapan yang
Ciri-ciri Pembelajaran Koopera f harus dilalui dalam proses pembelajaran melalui model
Menurut Muslimin, dkk. (dalam Widyan ni, 2008: 4) coopera ve learning pe STAD yaitu: (1) presentasi
ciri-ciri pembelajaran koopera f adalah sebagai berikut: kelas, materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan
kelompok kerja, pembentukan kelompok secara dalam presentasi didalam kelas, lama presentasi
heterogen, dan penghargaan kelompok. Dengan bergantung pada kekomplekkan materi yang akan
demikian ciri-ciri pembelajaran koopera f adalah: 1 dibahas, (2) m, fungsi utama dari m ini adalah
siswa dalam kelompok secara koopera f menyesuaikan memas kan bahwa semua anggota m benar-benar
materi belajar sesuai kompetensi dasr yang akan belajar, dan mempersiapkan anggotanya untuk bisa
dicapai, 2 kelompok dibentuk dari siswa yang dimiliki mengerjakan kuis dengan baik, pada tahap ini guru
kemampuan yang berbeda-beda, gabungan dari siswa berperan sebagai fasilitator dan mo vator kegiatan ap
yang berkemampuan nggi, sedang, dan rendah, kelompok, (3) kuis, tujuan dari kuis ini untuk mengetahui
berasal dari suku, agama yang berbeda dan sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, para

36 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

siswa dak diperbolehkan untuk saling membantu yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang
dalam mengerjakan kuis dan (4) skor Kemajuan dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka
Individual, adalah untuk menberikan kepada ap siswa ragam competencies, skills, and a tudes. Kemampuan
tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka (competencies), Keterampilan (skills), dan Sikap
bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih (a tudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan
baik daripada sebelumnya. berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua
melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Keunggulan dan Kelemahan Coopera ve Learning Hamalik (2001: 28) mengemukakan bahwa belajar
Tipe STAD adalah suatu proses perubahan ngkah laku individu
Model coopera ve learning pe STAD memiliki melalui interaksi dengan lingkungan.
keunggulan dan kelemahan, kenda pun model
pembelajaran yang lain juga memiliki keunggulan dan Ak vitas Belajar
kelemahan. Menurut Sudjarwo (dalam kidung, 2011) Ak vitas siswa dalam pembelajaran mempunyai
keuntungan model coopera ve learning pe STAD peranan pen ng. Hal ini sesuai dengan pendapat
yaitu: 1) tercapainya tujuan instruksional untuk aspek Sadirman (dalam Junaidi, 2010) bahwa dalam belajar
kogni f ngkat nggi, 2) keterampilan berfikir dengan sangat diperlakukan ak vitas, tanpa ak vitas itu dak
penuh krea f, 3) meningkatkan keterampilan mungkin berlangsung dengan baik. Ak vitas dalam
komunikasi, 4) keterampilan antar personal, dan 5) proses belajar merupakan rangkaian kegiatan yang
meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri bagi se ap melipu keak fan siswa dalam mengiku pelajaran,
anggota kelompok. bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar,
berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan
Disamping keuntungan pembelajaran koopera f pe yang dapat menunjang prestasi belajar.
STAD, juga memiliki kelemahan. Kelemahan yang paling
menonjol adalah kesulitan dalam Hasil Belajar
mengorganisasikannya dan masalah yang mbul karena Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa
sikap para anggotanya. akan memperoleh suatu hasil belajar, hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi ndak belajar dan
Dengan demikian, yang dimaksud dengan model
pembelajaran koopera f adalah suatu model ndak mengajar. Dari sisi guru ndak mengajar diakhiri
pembelajaran secara kelompok yang mana siswa dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
terlibat ak f dan saling kerja sama dalam kelompoknya, belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak
pembelajaran koopera f terdiri dari enam langkah yaitu proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah
menyampaikan tujuan dan memo vasi siswa, berkat ndak guru, suatu pencapaian tujuan
menyajikan atau menyampaikan informasi, pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan
mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kemampuan mental siswa (Dimya dan Mujiono, (2006:
belajar, menyiapkan alat media dan lembar penilaian, 3)). Berdasarkan penger an diatas maka dapat
evaluasi, dan memberikan penghargaan. Adapun disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
indicator ketercapaian dalam peneli an ini yaitu siswa perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan peserta
diharapkan saling kerja sama dalam berdiskusi atau didik yang dilakukan melalui penilaian proses dan hasil
kelompok belajar, mengemukakan pendapat dan ide, belajar yang telah dilakukan berulang-ulang. Indikator
serta membantu temannya dalam mengatasi tugas yang ketercapaian mengenai hasil belajar dalam peneli an ini
dihadapi. dilihat dari 3 ranah yaitu: (1) Kogni f berupa
pengetahuan, pemahaman, pengetahuan, dan analisis,
Ak vitas dan Hasil Belajar (2) Afek f berupa sikap dan par sipasi, dan (3)
Belajar Psikomotor berupa keterampilan serta krea vitas.
Penger an belajar yang cukup komprehensif diberikan Dalam peneli an ini, peneli menyiapkan instrumen tes
oleh Bell-Gredler dalam Winataputra, dkk., (2008: 1.5), berupa pre-tes (skor awal) dan post-tes (skor akhir atau
kuis).

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 37
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Penger an Bahasa Indonesia 2007: 1.3).
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Se ap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yang
yang harus dikuasai oleh se ap warga negara Indonesia dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan
(Kamus Besar Indonesia). Oleh karena itu, sangat (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe),dan
pen ng untuk memberikan dasar-dasar berbahasa yang refleksi (reflect). Peneli an ini dipilih dan berkolaborasi
baik sedari usia dini. Sekolah Dasar (SD) sebagai bagian dengan guru kelas VI SDN 1 Tarahan Kecamatan
dari wadah pendidikan anak usia dini menjadi salah satu Ka bung Kab. n. Temuan pen ng dalam peneli an ini
tonggak yang pen ng bagi keberlangsungan dan adalah bahwa penggunaan model coopera ve learning
keberadaan Bahasa Indonesia, baik itu dalam bahasa
tulis maupun bahasa lisan. pe STAD mampu meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia bagi siswa dalam pembelajaran.

Tujuan Bahasa Indonesia Subjek dan Waktu Peneli an
Berdasarkan Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Peneli an ndakan kelas ini dilaksanakan secara
Pendidikan (KTSP) SD/MI (2006: 22) mata pelajaran kolaborasi par sipan antara peneli dengan guru kelas
Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki VI SDN 1 Tarahan Kecamatan Ka bung Kab. Lampung
kemampuan sebagai berikut : Selatan. Jumlah siswa 25 orang, yang terdiri dari 13
1. Berkomunikasi secara efek f dan efisien sesuai orang laki laki dan 12 orang siswa perempuan. Kegiatan
peneli an ini dilaksanakan pada semester I tahun
dengan e ka yang berlaku, baik secara lisan pelajaran 2019 selama empat bulan (September 2019
maupun tulis. s.d Desember 2019).
2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Sumber Data
negara. Sumber data peneli an ini berupa data kualita f dan
3. M e m a h a m i B a h a s a I n d o n e s i a d a n data kuan ta f. Data kualita f diperoleh dari hasil
menggunakannya dengan tepat dan krea f untuk observasi, sedangkan data kuan ta f diperoleh dari
berbagai tujuan. hasil tes yang diberikan pada se ap siklus dan berbentuk
4. M e n g g u n a k a n B a h a s a I n d o n e s i a u n t u k skor (angka).
meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial. Teknik Pengumpulan Data
5. Menikma dan memanfaatkan karya sastra untuk Observasi, instrumen ini dirancang peneli . Lembar
memperhalus budi peker , serta meningkatkan observasi ini digunakan observer untuk mengumpulkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa. data mengenai kinerja guru dan ak vitas belajar peserta
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia didik dengan cara memberi check list pada lembar
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia observasi.
Indonesia. Tes, berupa pre-tes (skor awal) dan post-tes diberikan
kepada siswa pada awal dan akhir pembelajaran dengan
METODE PENELITIAN tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan sebagai
Rencana Peneli an acuan untuk mendapatkan skor kemajuan individual.
Peneli an mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia
melalui model coopera ve learning pe STAD Teknik Analisis Data
merupakan Peneli an Tindakan Kelas (PTK) yang Berdasarkan kedua jenis data diperoleh tersebut, maka
difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan teknik analisis data yang digunakan pada peneli an ini
Classroom Ac on Research. Peneli an ndakan kelas adalah teknik analisis data secara kualita f dan
adalah peneli an yang dilakukan oleh guru di dalam kuan ta f. Pengkajian atau analisis data dilakukan
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan dengan teknik kualita f untuk penilaian ak vitas belajar
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga siswa-siswa. Sedangkan hasil belajar siswa
hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, dkk., menggunakan teknik kuan ta f.

38 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Prosedur Peneli an empat langkah yaitu:
Prosedur yang digunakan berbentuk siklus (cycle). Siklus 1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan
ini dak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali
hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam program ndakan yang akan dilakukan untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI SDN 1 meningkatkan ak vitas dan hasil belajar siswa
Tarahan Kecamatan Ka bung Kab. Lampung Selatan. dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam se ap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok 2. Tindakan (ac ng) adalah pembelajaran yang
yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), dilakukan peneli sebagai upaya meningkatkan
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect) (Kusumah ak vitas dan hasil belajar siswa dalam
dan Dwitagama, 2009: 44) pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan
Peneli an ndakan kelas dalam pembelajaran Bahasa terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung.
Indonesia dengan menggunakan model coopera ve 4. Refleksi (reflec on) adalah kegiatan mengkaji dan
learning pe STAD ini terdiri atas ga siklus, yaitu: siklus memper mbangkan hasil yang diperoleh dari
I dan siklus II, yang dalam ap siklusnya terdiri dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi
terhadap proses belajar selanjutnya

Siklus ndakan dalam peneli an ini dapat digunakan sebagai berikut:

Refleksi Perencanaan Tindakan
(Reflec ng) (Planing) (Ac ng)

Perubahan SIKLUS I Tindakan
Refleksi (Ac ng)
Pengamatan
(Reflec ng) (Observing)

dst Perencanaan
(Planing)

SIKLUS II

Pengamatan
(Observing)

Sumber: Kusumah dan Dwitagama. 2009. Mengenal Peneli an Tindakan Kelas. PT. Indeks. Jakarta. (Halaman 44).

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 39
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pertemuan 2
Pelaksanaan Kegiatan Peneli an Siklus I Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis, 12
Peneli an dilaksanakan pada semester ganjil tahun September 2019 pukul 08.30-09.45 WIB (105 menit).
pelajaran 2019 pada bulan September 2019, dilakukan Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa
dalam 2 siklus dalam 4 kali pertemuan atau se ap seper biasa, kemudian guru mengucapkan salam dan
siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Se ap mengabsen siswa setelah itu mencoba mengulas
pembelajaran yang dilakukan se ap siklusnya pelajaran kemarin dengan memberikan pertanyaan
menggunakan model koopera f pe STAD. tentang cara menganalisis isi bacaan.

Perencanaan Tindakan Observasi
Pada tahap ini peneli dan guru (teman sejawat) a. Ak vitas Belajar Siswa
bermusyawarah dalam kegiatan sebagai berikut: Dari hasil observasi belajar siswa Siklus I (pertemuan 1
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran silabus, RPP, dan 2) diperoleh rata-rata skor siswa dalam kelompok
adalah untuk kelompok 1 skor yang diperoleh sebanyak
lembar evaluasi yang terdiri dari soal lembar kerja 51, kelompok 2 jumlah skor yang diperoleh 62,
siswa (LKS), soal tes awal dan tes akhir dengan kunci kelompok 3 jumlah skor yang diperoleh 67 dan
jawaban, sumber belajar (buku paket), contoh kelompok 4 jumlah skor yang diperoleh 60. Dari data
menyediakan media yang berisikan informasi dari skor tersebut maka dapat dikatakan kelompok 3 sebagai
koran, majalah, buku pelajaran, pesan/informasi super team, kelompok 2 sebagai great team dan
yang diperoleh dari berbagai media dengan bahasa kelompok 4 sebagai good team. Dan masing-masing
yang runtut, baik dan benar. kelompok mendapat hadiah buku bacaan sebagai
b. Menyiapkan lembar observasi untuk mengama penghargaan dari skor yang diperoleh. Kemudian guru
kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa
berlangsung. tentang materi yang sudah diajarkan tersebut dan pada
c. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera. akhir pertemuan guru memberikan tugas dalam bentuk
Pekerjaan Rumah. Skor total IPKG2 untuk pertemuan 1
Tahap Pelaksanaan sebesar 50 dan pertemuan 2 sebesar 53,6 sehingga
Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu diperoleh nilai rata-rata skor total sebesar 51,4
pertemuan 1 pada hari Senin, 9 September 2019 pukul
07.30-09.15 WIB (105 menit), pertemuan 2 pada hari b. Ak vitas Guru
Kamis 12 September 2016 pukul 08.30-09.45 WIB (105 Skor total IPKG2 untuk pertemuan 1 sebesar 61 atau
menit) yang diiku oleh 25 siswa dengan komposisi 12 50,83% dan pertemuan 2 ssebesar 66 atau 55% sehingga
siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. diperoleh nilai rata-rata skor total IPKG2 sebesar 63,5
atau 52,92 %. dengan kategori ”cukup baik”, ( dengan
Pertemuan 1 penghitungan : skor rata-rata IPKG 2 / aspek yang
Pertemuan I materi yang disampaikan adalah diama = 63,5 / 30 = 2,12)
“Menganalisis isi teks bacaan dari koran Lampung Post
dengan judul berita Pembangunan Lampung. Guru c. Hasil Belajar Siswa
memasuki kelas dan mengisyaratkan kepada ketua kelas Dalam pelaksanaan ndakan siklus I masih banyak
untuk memimpin doa sebelum belajar. Guru memberi kendala yang ditemukan dan harus diperbaiki guru, baik
salam dan selanjutnya mengabsen siswa, kemudian pada hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Hal
siswa diberi pertanyaan cara mengiden fikasikan isi ini terlihat pada tabel hasil belajar siklus I sebagai berikut
berita. Setelah itu siswa diberikan tes awal untuk pertemuan 1 diadakan tes awal (pretest) dan hasil
mengetahui pengetahuan awal sebelum materi belajar siswa menunjukkan 16 siswa memperoleh nilai
diberikan oleh guru. di bawah KKM 65, dan sebanyak 9 siswa dari 25 siswa
memperoleh nilai di atas KKM 65 dengan nilai rata-rata

40 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

51,8. agar siswa lebih antuasias dan termo fasi dalam
Pertemuan 2, pada saat pemberian tes akhir (postest) belajar.
terjadi peningkatan nilai siswa jika dibandingkan dengan
nilai pada tes awal (pretest). Hasil tes akhir (postest) Tahap Pelaksanaan
menunjukkan sebanyak 11 siswa memperoleh nilai di Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, pertemuan 1,
bawah KKM 65 dan sebanyak 14 siswa dari 25 siswa Senin tanggal 16 September 2019 pukul 07.30-09.15
memperoleh nilai di atas KKM 65 dengan rata-rata nilai WIB (105 menit), pertemuan 2 hari Selasa, tanggal 17
sebesar 66,16. september 2019 pukul 0800.-09.45 WIB (105 menit)
diiku oleh 25 siswa yang terdiri dari 12 siswa
Refleksi perempuan dan 13 siswa laki-laki.
Berdasarkan observasi/ pengamatan yang dilakukan
observer terhadap proses pembelajaran pada siklus 1, Pertemuan 1
terdapat beberapa hal yang harus diperha kan dan Guru menyampaikan materi dengan kompetensi dasar
diperbaiki yaitu: “Menulis hal-hal pen ng/pokok dari suatu teks yang
a. Guru kurang memberikan apersepsi dan dak dibacakan”. Guru memasuki kelas dan mengisyaratkan
kepada ketua kelas untuk memimpin teman-teman
menyampaikan tujuan pembelajaran. mempersiapkan diri untuk menerima materi
b. Guru kurang menguasai materi yang akan pembelajaran. Guru memberi salam dan dilanjutkan
mengabsen siswa, siswa diberikan pertanyaan oleh guru
disampaikan. yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
c. Guru dak menguasai kelas. Setelah itu guru menjelaskan tentang tujuan
d. Penggelolaan waktu kurang baik, karena belum pembelajaran yang ingin dicapai pada materi ini, lalu
siswa diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui
disesuaikan dengan waktu yang disediakan. tentang pengetahuan awal siswa sebelum materi
e. Guru kurang terampil dalam menggunakan media. diberikan.
f. Bahasa yang digunakan guru dak baku atau kurang
Pertemuan 2
jelas. Pertemuan 2 pada hari Kamis, 7 Februari 2019 pada
g. Dalam membuat kesimpulan guru kurang pukul 08.30-09.45 WIB. Guru memasuki kelas dan
mengisyaratkan kepada ketua kelas untuk memimpin
melibatkan siswa. teman-teman mempersiapkan diri untuk menerima
h. Siswa masih pasif dalam menggunakan media. materi pembelajaran. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa kemudian guru memberi salam dan
Pelaksanaan Kegiatan Peneli an Siklus II dilanjutkan mengabsen siswa, siswa diberikan
Tahap Perencanaan pertanyaan oleh guru yang berkaitan dengan materi
Pada tahap ini peneli bermusyawarah dengan teman yang telah diajarkan pada pertemuan pertama. Guru
sejawat dalam kegiatan sebagai berikut: bertanya kepada siswa, ”siapa yang dapat menganalisis
a. Membuat RPP dengan materi “Menganalisi isi teks teks bacaan? Salah satu siswa yang bernama Kh
menjawab, hampir sebagian siswa menjawab
bacaan” . pertanyaan guru. Kemudian guru mengajak siswa
b. Menyiapkan lembar observasi untuk mengama menganalisis isi teks bacaan dengan media yang telah
disiapkan guru sebelumnya.
kegiatan guru dan ak vitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Observasi
c. Menyiapkan contoh-contoh bacaan yang akan a. Ak vitas Belajar Siswa
diberikan kepada masing-masing kelompok. Dari hasil observasi belajar siswa Siklus II diperoleh rata-
d. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera.
e. Perbaikan guru untuk menyesuaikan materi dengan
Indikator.
f. Perbaikan guru agar memberikan mo vasi dan
penguatan kepada siswa.
g. Dalam membuat kesimpulan lebih melibatkan siswa

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 41
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

rata skor siswa dalam kelompok adalah untuk kelompok siswa memperoleh nilai di atas KKM 65 dengan rata-rata
1 skor yang diperoleh sebanyak 82,5 kelompok 2 jumlah nilai sebesar 93,40.
skor yang diperoleh 83,5, kelompok 3 jumlah skor yang
diperoleh 86 dan kelompok 4 jumlah skor yang diperoleh Refleksi
77,5. Dari data skor tersebut maka dapat diakatakan Berdasarkan observasi/pengamatan yang dilakukan
kelompok 3 sebagai super team, kelompok 2 sebagai observer terhadap proses pembelajaran pada siklus II,
great team dan kelompok 1 sebagai good team. Dan bahwa pembelajaran sudah memenuhi harapan yaitu
masing-masing kelompok mendapat hadiah alat tulis siswa ak f memberi tanggapan terhadap materi yang
sebagai penghargaan dari skor yang diperoleh. Guru disampaikan guru selama proses pembelajaran, dan
membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa.
tentang materi yang sudah diajarkan tersebut dan pada
akhir pertemuan guru memberikan tugas dalam bentuk Pembahasan
Pekerjaan Rumah. Ak vitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
Dari data tersebut diperoleh skor total IPKG2 untuk Ak vitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa
pertemuan 1 sebesar 67,68 dan pertemuan 2 sebesar Indonesia dengan menggunakan metode koopera f pe
75,84 sehingga diperoleh nilai rata-rata skor total STAD dengan materi “Menganalisis Isi teks bacaan”
sebesar 71,44 dapat berjalan dengan baik dan meningkat, Walaupun
media hanya memberikan gambaran untuk
b. Ak vitas Guru Siklus II memperjelas materi yang akan disampaikan guru, tetapi
Dari data di atas, ada beberapa aspek kinerja guru telah dengan media siswa mempunyai kesempatan
berjalan dengan baik, mulai dari membuka pelajaran, melakukan ak vitasnya dibandingkan kalau ia hanya
kegiatan in , sampai dengan menutup materi. mendengarkan ceramah guru. Walaupun masih perlu
Pertemuan 2 pada aspek pra pembelajaran dari awal adanya perbaikan yang harus dilakukan agar siswa lebih
pembelajaran sampai selesai pembelajaran telah ak f dalam proses pembelajaran dan hasil belajar dapat
terlaksana dengan baik. Skor total IPKG2 untuk di ngkatkan.
pertemuan 1 sebesar 94 atau 78,30% dan pertemuan 2
sebesar 107 atau 89,20%, sehingga diperoleh nilai rata- Hasil observasi ak vitas siswa pada siklus I diperoleh
rata skor total IPKG2 sebesar 100,5 atau 83,75%, dengan rata-rata ak vitas belajar siswa sebesar 66,16 pada
kategori ”baik” (dengan perhitungan rata-rata skor IPKG kriteria keberhasilan menunjukkan ngkat ak vitas
2 /aspek yang diama = 100,5 / 30 = 3,35). siswa masih ”sedang” dalam proses pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas VI SDN 1 Tarahan
c. Hasil Belajar Siswa Kecamatan Ka bung Kab. Lampung Selatan dengan
Dalam pelaksanaan ndakan siklus II proses model koopera f pe STAD pada materi ”Menganalisis
pembelajaran sudah berjalan dengan baik, kendala- isi teks bacaan”. Berikut grafik persentase ak vitas siswa
kendala yang terjadi disiklus I dapat diperbaiki pada persiklus
siklus II
Diketahui bahwa siklus II pertemuan 1 diadakan tes awal
(pretest) dan hasil belajar siswa menunjukkan 11 siswa
memperoleh nilai di bawah KKM 65 dan sebanyak 9
siswa dari 25 siswa memperoleh nilai di atas KKM 65
dengan rata-rata nilai sebesar 69,36
Pertemuan 2, pada saat pemberian tes akhir (postest)
terjadi peningkatan nilai siswa jika dibandingkan dengan
nilai pada tes awal (pretest). Hasil tes akhir (postest)
menunjukkan sebanyak 1 (4%) siswa memperoleh nilai
di bawah KKM 65 dan sebanyak 19 (96%) siswa dari 20

42 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Observasi akivitas siswa pada siklus II diperoleh rata-
rata ak vitas belajar siswa sebesar 93,40 pada kriteria
keberhasilan menunjukkan ngkat ak vitas siswa
“ nggi” dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas VI SDN 1 Tarahan Kecamatan Ka bung Kab.
dengan model koopera f pe STAD pada materi ”
Menganalisis isi teks bacaan”.

Ak vitas Guru dalam Proses Pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN
Ak vitas guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran Simpulan
Bahasa Indonesia dengan model koopera f pe STAD Berdasarkan Peneli an Tindakan Kelas (PTK) yang telah
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi dilakukan terhadap siswa Kelas VI SDN 1 Tarahan
”Menganalisi isi teks bacaan” dapat berjalan dengan Kecamatan Ka bung Kab. Lampung Selatan pada mata
baik, meskipun masih perlu perbaikan dalam kinerja pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi
guru dalam mengajar agar siswa lebih ak f dalam proses “Menganalisis isi teks bacaan”, dapat disimpulkan:
pembelajaran dan hasil belajar dapat di ngkatkan. 1. Penggunaan model koopera f pe STAD pada
Observasi ak vitas guru pada siklus I diperoleh nilai
persentase sebesar 63,5%. Observasi ak vitas guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN 1
pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 83,75%, Tarahan Kecamatan Ka bung Kab. Lampung
terlihat ada peningkatan sebesar 20,25. Selatan, dapat meningkatkan ak vitas belajar
siswa, hal ini sesuai dengan hasil observasi yang
Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran telah dilakukan pada siswa, yaitu pada siklus I
Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Bahasa ak vitas belajar siswa mencapai 66,16 dan pada
Indonesia dengan menggunakan media teks bacaan siklus II mencapai 93,40, ada peningkatan ak vitas
menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 27,24 %.
dan nilai hasil dise ap siklusnya. 2. Penggunaan model koopera f pe STAD pada mata
Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI SDN 1 Tarahan
menunjukkan 11 siswa mendapat nilai di bawah KKM Kecamatan Ka bung Kab. Lampung Selatan. Dalam
65 dan 14 siswa memperoleh nilai diatas KKM 65. materi “menganalisis isi teks bacaan” menunjukkan
Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II adanya peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa,
menunjukkan 24 siswa mendapat nilai di atas KKM 65 yaitu siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 14
dan 1 siswa mendapat nilai di bawah KKM 65. Ada orang dari jumlah siswa (25 orang), siklus II siswa
peningkatan ketuntasan belajar siswa Siklus I ke siklus II yang tuntas belajar sebanayak 24orang atau 96%
sebesar 50% atau 10 orang siswa. dari jumlah siswa (25 orang), hal ini menunjukkan
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas
belajar yaitu sebanyak 10 orang atau (50%).

Saran
1. Kepada guru, untuk senan asa lebih krea f dalam

membuat media pembelajaran yang menarik
sesuai dengan materi yang berkaitan dengan
pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga akan
memudahkan siswa untuk lebiih menger materi

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 43
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

yang disampaikan. pembelajaran dapat berlangsung plebih baik ,
2. Kepala Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan sehingga hasil belajar dapat meningkat.

prasarana yang belum ada agar proses

DAFTAR PUSTAKA

Admihardja Mintarsih. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah .Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Angkowo, A dan Kosasih, A. 2007. Op malisasi Media Pembelajaran. PT. Grasindo, Jakarta
Aqib, Zainal. 2008. Peneli an Tindakan Kelas. Yrama Widya, Bandung.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Darmansyah. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Dimya , dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.
Hanafiah. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Unika, Jakarta.
Http://lhizaspears21.blogspot.com/2009/07/defenisi-belajar.htm2012/06/11.
Ivor. K.Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Rajawali, Jakarta.
Jamzuri. 2007. Desaindan Pembuatan Alat Peraga IPA. Universitas Terbuka: Jakarta
Kasbolah, E.S. Kasihani. 1998. Peneli an Tindakan Kelas (PTK). Departemen pendidikan dan kebudayaan : Malang.
Krisna. 2012. Penger an dan Ciri-ciri Pembelajaran. h p://Krisna1. blog.uns.ac.id.Pengerian-dan-ciri-ciri-

pembelajaran. Html 2012/19/4.
Nana Sujana. 1989. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Ekonomi UI,
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. PT. Kencana, Jakarta.
Uno B. Hamzah. 2007. Mo vasi dan Pengukurannya. Gorontalo : PT Bumi Aksara

Dalam proses pendidikan di sekolah pembelajaran ak vitas yang paling utama, oleh karena itu pencapaian
tujuan pendidikan nasional seper yang diamanatkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional sangat

tergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan, dimana pembelajaran merupakan suatu proses
perubahan perilaku sebagai hasil interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Ini berar bahwa

keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan nasional itu akan ditentukan oleh terlaksananya proses
pembelajaran yang dilakukan guru secara efek f, efisien, dan menarik.

44 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI
MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS 1 SDN 1 TARAHAN KEC. KATIBUNG KAB. LAMPUNG
SELATAN PADA SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh.
MARIA SUDARSIH, S.Pd

Abstrak. Hasil kajian empirik yang dilakukan terhadap guru-guru di SDN 1 Tarahan menunjukan Mo vasi belajar dan
keak fan siswa kurang karena pembelajaran yang cenderung lebih didominasi oleh guru sementara siswa dak
dilibatkan langsung dalam pembelajaran. Siswa kurang memahami tujuan dari konsep pembelajaran karena
kurangnya s mulus dari guru dalam mengarahkan siswa ke dalam masalah yang sedang dipelajari. Merujuk pada
permasalah tersebut serta menanggapi masalah yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran tentang konsep
perubahan sifat benda di kelas I SDN 1 Tarahan, maka akan dicobakan upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
konsep perubahan sifat benda melalui Implementasi model pembelajaran minat baca pada siswa kelas 1 SDN 1
Tarahan.
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan metode inkuiri
yang memiliki beberapa tahapan yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik ke ka
siklus I dan siklus II. Siswa pun di dalam proses pembelajaran terlihat ak f dan dapat bekerja sama dalam
kelompoknya. Gambaran hasil peningkatan belajar siswa pada konsep perubahan sifat benda melalui penerapan
model pembelajaran inkuiri.
Dengan perencanaan yang matang, hasil belajar siswa pada konsep perubahan sifat benda dengan menggunakan
model pembelajaran minat baca dan media gambar dapat meningkat. Hal ini terlihat dari persentase penguasaan
materi (KKM) dimana pada pertemuan pertama (sebelum model diujucobakan) hanya ada 10 siswa (35,7%) dari 27
orang yang lulus KKM. Pada siklus I (setelah model diujicobakan) ada 17 orang siswa (60,7%) yang lulus KKM dan
pada siklus II siswa yang lulus KKM mencapai 23 orang (82,2%).

Kata Kunci : Minat baca Siswa, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

PENDAHULUAN dan keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan
Pengembangan kemampuan berbahasa merupakan materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain
salah satu kunci keberhasilan peningkatan mata bukan hanya tampak pada pendekatan komunika f yang
pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki dunia menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
informasi. Mengingat alokasi waktu yang disediakan tetapi sumber belajar atau sarana, alokasi waktu dan
untuk mata pelajaran bahasa indoneesia di sekolah evaluasi yang dak ditemukan dalam garis-garis besar
dasar dalam kurikulum 1994, yaitu (Kelas I, kelas II, Kelas program pembelajaran (GBPP) akan memberikan
III), sepuluh jam perminggu, sedangkan untuk kelas IV, keleluasaan bagi guru dalam menyusun program
V, VI delapan jam perminggu (Depdikbud, 1994). pembelajaran. Hal ini di dukung oleh keterampilan
berbahasa.
Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang
konsep keterampilan materi pelajaran bahasa yang Peger an Minat.
dapat dilihat dari dua segi, yaitu : keterpaduan antara
materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 45
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

Minat adalah kesediaan jiwa yang ak f, untuk menerima Aspek keterampilan membaca menurut Nurhadi (1987 :
pengaruh dari dunia luar diri siswa. Minat bersifat tetap, 12-14) adalah sebagai berikut :
merupakan mo vasi intrinsic. Minat anak sangat 1) Keterampilan mengenal kata-kata.
berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar, 2) Tanda baca
khususnya proses belajar membaca, karena dalam diri 3) Makna tersurat
anak sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan 4) Membaca kri s
kemampuan diri. 5) Membaca krea f

Oleh sebab itu guru mempunyai kewajiban Sedangkan menurut Broughton (dalam tarigan 1987:11-
menumbuhkan minat membaca pada siswa melalui 12), aspek keterampilan membaca sebagai berikut :
“mo vasi ekstrensik” (pengaruh dari luar siswa). 1) Membaca merupakan keterampilan yang bersifat
Meningkatkan mo vasi ektresnsik membaca lanjutan di
kelas I agar tumbuh minat membaca sekaligus belajar mekanik mencakup pengenalan ejaan dan bunyi
yang mengacu pada langkah-langkah awal rencana 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup
refleksi dan siklus yang telah direncanakan.
penger an sederhana, makna evaluasi dan
kecepatan membaca fleksibel.

Penger an Membaca Media Gambar
Membaca merupakan salah satu keterampilan Ada beberapa konsep mengenai definisi media
berbahasa yang bersifat ak f represif. Suatu kegiatan pengajaran. Menurut Gerlach (dalam Sanjaya,
ak f represif membaca dipandang sebagai suatu proses 2006:161) secara umum media itu melipu orang,
yang melibatkan berbagai komponen, antara lain : bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan
1. Pengetahuan Kebahasaan kodisi yang memungkinkan anak didik memperoleh
2. Pengetahuan Keduniaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menurut Sudjana
3. Aspek Afek f (2007,2) manfaat media pengajaran dalam proses
4. Kemampuan Penginderaan belajar antara lain :
Keterlibatan berbagai komponen tersebut a. Pengajaran akan lebih menarik perha an anak
mengakibatkan pengajaran membca harus dilakukan
secara komprehensif dengan memperha kan kondisi didik sehingga dapat menumbuhnya mo vasi
komponen tersebut. Pengajaran membaca belajar.
dikembangkan. Berdasarkan hasil peneli an di berbagai b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
lembaga pendidikan formal tentang kegitan membaca. sehingga dapat lebih dipahami oleh para anak
Pengajaran mempunyai karakteris k yang berbeda- didik, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
beda, yakni: (1) Se ap jenjang pendidikan, (2) pengajaran.
Keadaan/lokasi penyelenggaraan pendidikan, (3) c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, dak
Kondisi sosial ekonomi pelaku pendidikan. semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga anak didik dak
Meskipun demikian tujuan dan sasaran akhir dari bosan dan guru dak kehabisan tenaga.
pengajaran membaca adalah sama. Seper d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
dikemukakan Anderson (dalam tarigan, 1984 :7) bahwa sebab dak hanya mendengarkan uraian, tetapi
membaca dari segi linguis c merupakan proses dari juga ak vitas lain seper mengama , melakukan,
penyandian kembali dan pembacaan sandi. Tarigan mendemonstrasikan dan lain-lain.
(1987:7) mengemukakan bahwa membaca suatu proses
pengambilan atas ide pengarang melalui kata-kata atau Sedangkan menurut Usman (2008:32), media
bahasa tulis. pendidikan mempunyai manfaat sebagai berikut: (a)
meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.
Aspek Keterampilan Membaca Oleh karena itu, mengurangi verbalisme, (b)
memperbesar perha an siswa, (c) membuat pelajaran

46 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021

lebih menetap atau dak mudah dilupakan, (d) Hasil intervensi ndakan yang diharapkan dalam
memberikan pengalaman yang nyata yang dapat peneli an ndak kelas ini adalah untuk
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan mengembangkan minat membaca melalui media
para anak didik, (e) menumbuhkan pemikiran yang gambar dapat dinyatakan berkembang apabila siswa
teraturdan bersambung, (f) membantu tumbuhnya bisa mencoba membaca dengan benar pada media
penger an dan membantu perkembangan kemampuan gambar yang di sajikan oleh guru.
berbahasa. Untuk melakukan keberhasilan tersebut , peneli
bersama kolabolator menggunakan prosentase.
Media pendidikan sangat berperan dalam perencanaan Kemampuan minat membaca melalui media gambar
dan pelaksanaan secara sistema s. Media sendiri dinyatakan mengalami peningkatan apabila siswa
adalah orang, benda atau kejadian yang menciptakan mengalami ngkat penguasaan membaca minimal 60%.
suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Salah satu Data dan Sumber Data
media yang digunakan dalam proses pembelajaran Jenis Data : Kualita f dan Kuan ta f
adalah kartu gambar. Media kartu gambar adalah media
yang berupa kertas tebal yang berbentuk persegi a. Data Kualita f
dengan disertai gambar baik berupa gambar orang, Data ini diperoleh dari hasil pengamatan
hewan tumbuhan dan lain sebagainya. (observasi), wawancara dan dokumentasi pada
saat melakukan kegiatan membaca serta
METODE PENELITIAN mengunakan media gambar
Se ng Peneli an
Peneli an ini menggunakan metode peneli an ndakan b. Data Kuan ta f
(Ac on Research) berdasarkan pendekatan Naturalis k Berupa hasil test kemampuan siswa kelas IIIb
Kualita f. Rancangan peneli an berkembang selama dalam kegiatan mengembangkan minat
proses peneli an berlangsung. Peneli dan obyek yang membaca melalui media gambar pada siklus I
diteli saling berinteraksi, yang proses peneli annya dan siklus II
dilakukan dari “Luar” dan dari “dalam” dengan
melibatkan banyak fudgement. Peneli an ini dilakukan Instrumen Pengumpulan Data
pada siswa kelas I SD Negeri 1 Tarahan Kecamatan 1. Kalibrasi Instrumen
Ka bung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran
2018/2019, dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri Instrumen yang akan digunakan dapat dikatakan
dari 11 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. valid apabila mampu mengukur apa yang
Dalam pelaksanaannya peneli sekaligus seorang alat diinginkan. Uji validitas yang digunakan dalam
peneli yang dengan sendirinya dak dapat melepaskan peneli an ini adalah validitas isi yang merupakan
sepenuhnya dari unsure subyek fitas. Dengan kata lain validitas yang dies masi lewat pengujian terhadap
dalam peneli an ini dak ada alat peneli an yang baku isi tes dengan analisis rasional atau lewat
yang telah disiapkan sebelumya. Kegiatan ini mengiku professional judgment.
alur pokok sebagai berikut : Oleh karena itu isi dari sebuah tes dak saja
1. Refleksi Awal menunjukan bahwa tes tersebut harus
2. Perencanaan Tindakan komprehensif isinya akan tetapi harus isi yang
3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi relevan dan dak keluar dari batasan tujuan ukur.
4. Refleksi untuk perbaikan selanjutnya dan Dalam mengkaji validitas tes ini peneli
menggunakan pe validitas logic, dimana suatu tes
seterusnya sampai tujuan yang hendak dicapai agar memperoleh validitas logic yang nggi harus
berhasil. dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar
berisi hanya item yang relevan dan perlu menjadi
Hasil Interventasi Tindakan yang Diharapkan bagian tes secara keseluruhan. Suatu objek ukur
yang hendak diungkap oleh tes haruslah dibatasi
lebih dahulu kawasan perilaku secara seksama dan
konkret.

Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2 47
Nuansa Pendidikan Oktober 2021

2. Kisi-kisi instrument peneli an dianggap dak berhasil.
Berdasarkan uji validitas diperoleh instrument final
sebanyak 16 bu r yang akan digunakan pada tes HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
awal (pre test) dan tes akhir (post test) dengan Pelaksanaan Peneli an Siklus I
sekor minimal 80. 1. Minat Belajar Siswa
Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk
Teknik Pengumpulan Data menanyakan secara individual tentang apa saja yang
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah free belum dipahaminya. Pertanyaan siswa secara individual
test dan post test. Free test diperoleh dari hasil kegiatan dijawab oleh guru juga secara indidual. Guru juga
awal yang dilakukan oleh anak sebelum diberikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba
perlakuan pada se ap siklus. Se ap bu r indicator yang mendapatkan nilai yang terbaik. Beberapa hal yang
diama disusun berdasarkan aspek kemampuan dicatat pada pertemuan siklus I ini antara lain :
perkembangan motorik kasar siswa melalui kegiatan 1. Wa k t u ya n g d i p e r g u n a ka n m e n g e r j a ka n
membaca dengan memberikan tanda check list pada
kolom yang telah disediakan. Post test di peroleh dari pertanyaan belum merata. Kurang teli nya siswa
hasil tanya jawab setelah melalui kegiatan dalam menulis jawaban pertanyaan yang tersedia.
pengamatan/observasi dan reflcksi yang dilakukan oleh 2. Berikut ini data siswa yang menunjukkan
peneli atau kolaborator dan hasil lembar kegiatan meningkatnya minat siswa pada siklus I pada saat
anak. Pengumpulan data juga diperoleh dari hasil mengerjakan LKS
peneli an lembar pengamatan anak se ap kali
pertemuan, dokumentasi kegiatan pengembangan Pada siklus ini minat membaca siswa belum memenuhi
kemampuan motorik kasar pada kegiatan membaca. harapan (masih dibawah 75%). Pada tahap selanjutnya
guru mengajak siswa untuk membahas hasil pengerjaan
Analisis Data dan Interprestasi Hasil Anailis tugas dengan cara memberi kebebasan siswa menulis
1. Analisis Data jawaban di lembar kerja siswa.

Setelah data terkumpul selanjutnya peneli akan Selanjutnya pembahasan tentang jawaban di
melakukan analisis data yang terdiri dari : a) analisis persentasekan di depan kelas. Siswa yang jawabannya
evalua ve berdasarkan pelaksanaan ndakan pada salah atau kurang sempurna harus menyempunakan
se ap siklus untuk menganalisis data kualita f, b) jawabannya. Hal ini dimaksudkan agar pada kegiatan
analisis data yang digunakan adalah dengan analisis selanjutnya dak mengalami kesalahan. Apabila dak
prosentase untuk menganalisis data kuan ta f. diperbaiki, kesalahan ini terbawa pada kegiatan-
2. Interpretasi Hasil Analisis kegiatan selanjutnya.
Setelah ndakan selesai dilaksanakan, maka hasil
pengamatan yang berupa lembar observasi Pada siklus I pembahasan LKS minat siswa sudah cukup
dilanjutkan pada tahap menghitung prosentase baik, rata-rata mencapai 75%. Pada akhir tahap ini guru
sekor perolehan peringkat motorik kasar pada memberikan peneli an akan hasil tugas siswa. Hal ini
siswa melalui kegiatan membaca. Peneli bersama dimaksudkan untuk memberikan mo vasi siswa bahwa
kolaborator sepakat untuk menetapkan bahwa semakin sempurna dan teli jawabannya akan
peneli an ini dikatakan berhasil apabila ngkat mendapat nilai yang lebih baik. Kemudian diadakan
penguasaan yang dimiliki siswa dalam ulangan tertulis yang bahannya dari semua bahan yang
pengembangan motorik kasar anak mencapai 60% dipelajari siswa sebanyak sepuluh soal dengan waktu
pada se ap siklus. Dengan demikian prosentase sepuluh menit. Pada saat mengerjakan evaluasi terlihat
skor yang diperoleh masing-masing anak minimal adanya minat dan mo vasi siswa untuk lebih berprestasi
60% pada se ap akhir siklus. Maka apabila mengerjakan sebaik-baiknya.
kemampuan peningkatan motorik kasar siswa dak Minat siswa dalam mengiku diskusi Tanya jawab sudah
mencapai target atau kurang dari 60% maka

48 Jurnal Ilmiah Vol. XIX Edisi 2

Nuansa Pendidikan Oktober 2021


Click to View FlipBook Version