MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
Menggambar Proyeksi Bangunan
BGN.GPG.001 A
BUKU INFORMASI
Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Tahun 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
KATA PENGANTAR
Materi pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan
yang mengacu kepada Standar Kompetensi .
Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence
Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan
Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai
referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan
pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan
berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan
judul “Menggambar Proyeksi Bangunan“. Adapun materi pembelajaran yang dikembangkan
dalam modul ini mengacu pada SKKNI untuk kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan (Teknik Gambar Bangunan). Materi bahan ajar ini disusun sebagai acuan
peserta dalam mengembangkan kompetensinya
Dengan menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan, sebab itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran serta masukan guna perbaikan agar tujuan dari
penyusunan modul ini dapat tercapai dan pelaksanaannya menjadi lebih efektif.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang ikut mendukung
dalam penyusunan modul ini demi pemenuhan kebutuhan referensi untuk peserta pelatihan.
Penuh harapan kami kiranya modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya, serta kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita
dalam melakukan berbagai upaya perbaikan untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan
di lembaga pelatihan kerja .
Medan, Januari 2018
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 1 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. TUJUAN UMUM 3
B. TUJUAN KHUSUS 3
BAB II MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN MEMBUAT GAMBAR 4
PERSPEKTIF BANGUNAN
A. Pengetahuan yang dibutuhkan melakukan persiapan pekerjaan 4
membuat gambar Proyeksi Bangunan 4
B. Keterampilan yang dibutuhkan dibutuhkan melakukan
5
persiapan pekerjaan membuat gambar Proyeksi Bangunan
C. Sikap Kerja Yang Dibutuhkan dibutuhkan melakukan persiapan 6
6
pekerjaan membuat gambar Proyeksi Bangunan
6
BAB II MENGGAMBAR PROYEKSI BANGUNAN 7
A. Pengetahuan Yang Dibutuhkan untuk Menggambar Proyeksi 7
25
Bangunan
1 Batas Area Gambar Efektif 25
2 Orientasi Gambar denah pada Kertas Gambar
3 Gambar Proyeksi Bangunan 26
B. Keterampilan Yang dibutuhkan Untuk Menggambar Proyeksi
Bangunan 26
C. Sikap Kerja Yang Dibutuhkan Untuk Menggambar Proyeksi
Bangunan 26
BAB III MEMBERESKAN GAMBAR PROYEKSI BANGUNAN 27
A. Pengetahuan Yang Dibutuhkan Untuk Membereskan Gambar 27
27
1 Memeriksa Kesesuaian Antar Gambar Proyeksi Yang Gambar
Dengan Gambar Skematik 28
2 Memeriksa Kesesuaian Komponen Gambar Proyeksi Dengan
Standar
3 Membereskan Peralatan dan Hasil Kerja
B. Keterampilan Yang dibutuhkan Untuk Membereskan Gambar
C. Sikap Kerja Yang Dibutuhkan Untuk Membereskan Gambar
DAFTAR PUSTAKA
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 2 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menggambar proyeksi
bangunan yang meliputi gambar denah, tampak dan potongan dan gambar proyeksi
bangunan lainnya, dengan berdasarkan gambar acuan yang telah ada sebelumnya.
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menggambar Proyeksi
Bangunan ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan pekerjaan membuat gambar denah
2. Menggambar Proyeksi Bangunan dan
3. Membereskan gambar denah
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 3 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
BAB II
MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN
MEMBUAT GAMBAR PROYEKSI BANGUNAN
A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN
PEKERJAAN MEMBUAT GAMBAR PROYEKSI
Seorang juru gambar pemula maka langkah pertama yang harus dilakukannya dalam
rangka persiapan menggambar denah adalah sebagai berikut:
a. Memilih dan menggunakan peralatan dan perlengkapan gambar
b. Mengenal skala, ukuran kertas, dan format gambar
c. Mengenal standar penggambaran proyeksi bangunan sesuai dengan tujuan
penggambaran
d. Mengenal berbagai komponen dan simbol-simbol material konstruksi yang
termasuk bagian-bagian Proyeksi Bangunan
e. Memahami gambar skematik atau gambar acuan sebelumnya (denah)
f. Mengenal notasi elemen arsitektural, struktural dan elemen bangunan lainnya
(misalnya notasi bukaan, atap, dan lain-lain)
g. Mengenal sistem catatan, simbol referensi gambar dan jenis-jenis legenda pada
tampak
B. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN
PEKERJAAN MEMBUAT GAMBAR PROYEKSI
1. Menggunakan dan merawat peralatan dan perlengkapan gambar
2. Membuat skala, ukuran kertas, dan format gambar
3. Menggambar komponen dan simbol-simbol konstruksi yang termasuk bagian-
bagian dari proyeksi bangunan
4. Membuat komponen dan simbol-simbol konstruksi yang termasuk bagian-bagian
Proyeksi bangunan
5. Membuat notasi elemen arsitektural, struktural dan elemen bangunan lainnya
dikenali (misalnya notasi bukaan, notasi furniture dapur, dan lain-lain)
6. Membuat sistem catatan, simbol referensi gambar dan jenis jenis legenda pada
denah
7. Memanfaatkan gambar skematik atau gambar acuan sebelumnya
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 4 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
C. SIKAP YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN
MEMBUAT GAMBAR PROYEKSI
1. Bekerja sesuai prosedur penggunaan alat dan perlengkapan gambar
2. Bekerja sesuai ketentuan dan syarat yang berlaku (bekerja dengan rapi dan
bersih)
3. Cermat dan teliti dalam mengenali simbol-simbol material konstruksi, elemen
arsitektural, struktural dan elemen bangunan lainnya
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 5 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
BAB III
MENGGAMBAR PROYEKSI BANGUNAN
A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MEMBUAT GAMBAR PROYEKSI
Pengetahuan yang diperlukan seorang juru gambar dalam membuat gambar proyeksi
adalah sebagai berikut:
1. BATAS AREA GAMBAR EFEKTIF DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
KEBERADAAN KOP DAN GARIS TEPI
a. Batas Area Penggambaran
Pada saat kita akan melakukan penggambaran pada sebuah kertas
gambar, kita harus mempunyai batas area kerja gambar, yang dibatasi dengan
garis tepi. Batas garis tepi yang dibuat pada sisi kiri, kanan, atas dan bawah.
Ukuran batas garis tepi sisi kiri biasanya lebih lebar, ini dimaksudkan agar
ketika gambar kerja tersebut berjumlah banyak, maka diperlukan suatu
penjepitan gambar, sehingga ketika gambar tersebut dibundel atau dijilid,
gambar yang dibuat tidak tertutup oleh jilidan tepi kertasnya.
Berikut batas margin dari wilayah penggambaran:
Gambar 1. Batas Area Penggambaran
Pada penggunaan posisi kertas gambar, dikenal dengan 2 posisi kertas
yaitu landscape dan portrait. Sedangkan batas dari tepi gambar berubah, yang
terpenting batas kiri kertas lebih lebar dibandingkan batas atas, kanan dan
bawah kertas. Untuk ukuran kertas A4, posisi yang diperbolehkan hanyalah
posisi tegak/portrait, sedang untuk ukuran A3, A2, A1 dan A0, diperbolehkan
menggunakan kedua posisi kertas. Berikut tabel data batas margin yang sesuai
dengan standar ISO
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 6 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
TABEL 1. BATAS MARGIN GARIS TEPI YANG SESUAI DENGAN STANDAR
ISO
Ukuran Batas Margin (mm)
Kertas
Sisi Kiri Sisi Atas Sisi Kanan Sisi Bawah
(A)
(B) (C) (D)
A0 20 10 10 10
A1 20 10 10 10
A2 20 10 10 10
A3 20 10 10 10
A4 20 5 5 5
A5 20 5 5 5
2. ORIENTASI GAMBAR PROYEKSI PADA KERTAS
Orientasi gambar proyeksi pada kertas gambar dapat dilihat sebagaimana
yang diperlihatkan pada gambar 2. Gambar denah dibuat di kiri bawah area
penggambaran dalam kertas gambar. Seluruh gambar yang terdapat pada area
penggambaran diatur secara simetris dan proporsional dalam kertas gambar.
Gambar 2. Orientasi Gambar Proyeksi pada kertas
3. GAMBAR PROYEKSI BANGUNAN
Proyeksi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menggambarkan
penglihatan mata kita dari suatu benda tiga dimensi kedalam kertas gambar secara
dua dimensi sehingga apa yang dilihat atau dipandang sesuai dengan penglihatan
mata kita. Secara garis besar penggambaran proyeksi terdiri dari Proyeksi
Aksonometri, Proyeksi Oblique (miring), Proyeksi Orthogonal dan proyeksi
Perspektif
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 7 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
a. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri terdiri dari proyeksi Isometri, Dimetri dan Trimetri
1) Menggambar Proyeksi Isometri
Untuk mengetahui ciri dari gambar isometri ini, lebih baik bila
menggambar benda bentuk kubus. Dalam penggambaran bentuk
isometri, ukuran ketiga sisinya tetap yaitu = a, sedang kemiringan pada 2
sisinya membentuk sudut 30º. Perhatikan gambar 3.
Gambar 3. Proyeksi Isometri
2) Menggambar Proyeksi Dimetri
Selain menggambar bentuk isometrik ada juga bentuk lain yang
jarang digunakan yaitu proyeksi Dimetri. Kemiringan satu sisinya 7º atau
perbandingan 1 : 8 dengan panjang sisinya = a, sisi lain kemiringannya
40º atau perbandingan 7 : 8 dengan panjang sisinya ½ a, dan tinggi
sisinya= a. Perhatikan gambar 4.
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 8 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 4. Proyeksi Dimetri
3) Menggambar Trimetri
Gambar dalam bentuk Trimetri, yaitu kemiringan kedua sisinya
berbeda, satu sisinya perbandingan 1 : 11 dengan panjang = 9/10a,
sedang kemiringan sisi lainnya perbandingan 1 : 3 dengan panjang =
1/3a, dan tinggi sisinya = a. Perhatikan gambar 5.
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 9 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 5. Proyeksi Trimetri
b. Proyeksi Miring (OBLIQUE)
Selain bentuk benda digambar dengan isometri ada yang digambar
dengan proyeksi miring (oblique), garis-garis proyeksinya (proyektor) tidak
tegak lurus pada bidang gambar tetapi miringnya sembarang. Dengan demikian
maka dalam gambar, dua sisinya saling tegak lurus dan satu sisi lainnya miring.
Kemiringan sisinya membentuk sudut 30º atau 45º dengan panjang = a, sedang
sisi yang saling tegak lurus panjangnya = a, dan ini dapat dilihat dalam contoh
pada penggambaran kubus seperti gambar 6 berikut ini.
Gambar 6. Proyeksi Oblique (miring)
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 10 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
c. Proyeksi Orthogonal
Menggambar proyeksi orthogonal dibagi dalam dua cara yaitu: cara
Eropa (proyeksi Eropa) dan cara Amerika (proyeksi Amerika)
1) Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa cara melihatnya dengan jalan bendanya diberi sinar
secara tegak lurus sehingga bayangannya diterima oleh bidang gambar.
Ciri-ciri Proyeksi Eropah:
a) Gambar yang diperlukan hanya 3 macam pandangan.
b) Asal mula mendapatkan gambarnya dengan menarik garis dari setiap
titik benda jatuh kebelakang benda tadi secara tegak lurus,sehingga
merupakan bayangannya.
c) Bila dibuatkan alat peraga, bidang proyeksinya terbuat dari tiga buah
papan yang saling tegak lurus.
Tiga buah bidang tersebut kita namakan:
Bidang proyeksi I yaitu yang mendatar (horisontal) dan
menerima pandangan dari atas.
Bidang proyeksi II adalah yang tegak lurus (vertikal) dan
menerima pandangan dari muka.
Bidang proyeksi III yang tegak lurus pula, tetapi menerima
pandangan dari samping.
Seperti gambar 7 berikut ini
Gambar 7. Proyeksi Eropa
Catatan :
Kalau bidang proyeksi III terletak disebelah kanan, maka menerima
pandangan dari samping kiri. Dan bilamana terletak disebelah kiri,
maka menerima pandangan dari samping kanan. Untuk lebih
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 11 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
jelasnya proses penggambaran proyeksi siku cara Eropa dari sebuah
titik A, dapat dilihat pada serangkaian gambar dibawah ini :
KemudiaGnakmalbauard8il.ihPartodyaerki shiasSiilk(ugaEmrobapra55), ternyata bahwa :
Jarak dari titik A ke Bidang I sama dengan jarak O-R
Jarak dari titik A ke Bidang II sama dengan jarak O-S
Jarak dari titik A ke Bidang III sama dengan jarak O-P
Proyeksi Titik
Untuk memudahkan latihan pemahaman proyeksi siku, maka dibuat
suatu kesepakatan awal, yaitu bila ada suatu titik A pada koordinat 2, 3,
4 maka mempunyai pengertian bahwa :
- Angka 2 merupakan jarak ke arah sumbu X atau jarak dari titik A
ke bidang III
- Angka 3 merupakan jarak ke arah sumbu Y atau jarak dari titik A
ke bidang
- Angka 4 merupakan jarak ke arah sumbu Z atau jarak dari titik A
ke bidang II
Hasil gambar dari proyeksi titik A pada koordinat 2, 3, 4 adalah sebagai
berikut :
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 12 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 9. Proyeksi Titik
Untuk penggambaran proyeksi siku dari garis ataupun bidang pada
prinsipnya sama saja yaitu dengan mencari titik-titik proyeksinya,
kemudian dihubungkan satu dengan lainnya sehingga mendapatkan
proyeksi dari garis atau bidang yang dicari.
Panjang Garis Sebenarnya
Untuk mencari panjang garis sebenarnya dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu cara Putaran dan Rebahan
a) Cara Putaran:
Agar lebih jelasnya kita ambil contoh dari garis AB, jika A =
4, 6, 2 dan B = 7, 1, 4. Setelah selesai mencari proyeksi garis AB
pada bidang I, II, III, putar proyeksi A2-B2 dengan pusat putaran titik
B2 hingga sejajar sumbu X. Kemudian diteruskan tegak lurus sumbu
X hingga memotong di titik A pada bidang I. Garis BA merupakan
panjang garis yang sebenarnya. Ini berarti bahwa garis AB telah
disejajarkan dengan bidang I, sehingga panjang garis sebenarnya
terletak pada bidang I.
Demikian halnya kalau yang diputar garis proyeksi yang
terletak pada bidang I, yaitu A1-B1 diputar dengan pusat putaran A1
hingga sejajar sumbu X. Dan selanjutnya ditarik garis tegak lurus
dengan sumbu X hingga memotong di titik B pada bidang II, sehingga
A2-B merupakan panjang garis yang sebenarnya. Jadi bila garis B1-
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 13 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
A pada bidang I dan A2-B pada bidang II diukur maka kedua garis
tadi akan sama panjangnya.
Gambar 10. Cara Putaran
b) Cara Rebahan:
Seperti halnya pada cara putaran, hendaknya terlebih
dahulu proyeksi garis AB pada ke tiga bidang I, II, III diselesaikan
baru kemudian dilaksanakan mencari panjang garis sebenarnya
dengan cara rebahan yaitu :
- Tarik garis tegak lurus pada masing-masing titik proyeksi pada
salah satu bidang atau ketiga bidangnya.
- Ukurkan panjang garis yang terdapat pada proyeksi yaitu yang
merupakan jarak dari titik ke bidang gambar atau dari titik
proyeksi ke sumbu A, Y, Z.
- Panjang garis sebenarnya pada bidang I
A1-A = A2-Q = A3-K B1-B = B2-P = B3-L
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya.
- Panjang garis sebenarnya pada bidang II
A2-A = A1-Q = A3-R
B2-B = B1-P = B3-S
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya.
- Panjang garis sebenarnya pada bidang III
A3-A = A1-M = A2-R
B3-B = B1-N = B2-S
Garis A-B merupakan panjang garis yang sebenarnya
- Dari ketiga panjang garis sebenarnya pada masing-masing
bidang kalau kita ukur hasilnya akan sama panjang.
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 14 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 11. Cara Rebahan
2) Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika cara melihatnya dari titik-titik benda ditarik ke
mata kita secara tegak lurus hingga memotong bidang gambar transparan
(kaca). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 12. Proyeksi Amerika
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 15 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Proyeksi amerika secara grafis dengan sumbu kartesius
ditunjukkan seperti gambar berikut
Gambar 13. Proyeksi Amerika Dengan
Sumbu Kartesius
d. Proyeksi Perspektif
Pada saat mempelajari proyeksi kita akan teringat bahwa perspektif
merupakan bagian dari pada ilmu proyeksi. Pada prinsipnya dalam
menggambar perspektif ada 3 macam cara penggambarannya yaitu:
- Perspektif 1 titik hilang
- Perspektif 2 titik hilang
- Perspektif 3 titik hilang
Perspektif yang akan dipelajari dalam bahasan ini hanya pada
perspektif 1 titik hilang dan perspektif 2 titik hilang. Ini tidak lain karena
perspektif 3 titik hilang dalam penggambaran jarang sekali digunakan sehari-
hari dilapangan pekerjaan.
1) Perspektif 1 Titik Hilang
Perspektif 1 titik hilang biasanya digunakan untuk penggambaran
interior suatu bangunan. Dalam penggambaran perspektif 1 titik hilang
letak benda yang digambar tidak terlalu menentukan sekali. Akan tetapi
peletakan bidang gambar sangat menentukan, karena letak bidang
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 16 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
gambar sangat penting sebagai pedoman dalam pengukuran tinggi,
panjang/lebar suatu benda atau obyek yang digambar.
Perletakan bidang gambar dalam penggambaran biasanya
tergantung dari pada penggambaran itu sendiri yaitu sesuai dengan
kebutuhan dan tujuannya. Perletakan bidang gambar ada 3 yaitu, bidang
gambar di belakang objek, tepat pada objek dan di depan objek. Untuk
lebih jelasnya prinsip letak bidang gambar terhadap obyek yang digambar
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 13. Letak bidang gambar di belakang objek
Gambar 14. Letak bidang gambar tepat pada objek
Gambar 15. Letak bidang gambar di depan objek
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 17 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
a) Batas Pandangan
Batas penglihatan mata atau batas pandangan untuk perspektif
1 titik hilang kurang lebih 30º.
Gambar 16. Batas Pandang
b) Arah Pandangan
Arah pandangan mata sesuai dengan kehendak orang yang
melihat, yaitu hasil gambar berbentuk simetris atau tidak simetris.
Sedangkan garis yang dibentuk oleh station point (SP) atau titik
pandang dan vanishing point (VP) atau titik hilang tetap tegak lurus
terhadap garis horison atau cakrawala.
c) Jarak Orang Melihat
Sebaiknya jarak tempat orang yang melihat atau jarak station
point (SP) terhadap bidang datar yang tegak atau bidang gambar
sesuai dengan sudut batas pandangan pada obyek dan biasanya
besar sudutnya melebihi dari 30º.
d) Letak Bidang Gambar
Letak bidang gambar hendaknya diambil yang praktis, untuk
memudahkan penggambaran ataupun dalam penetapan sebagai
pedoman pengukuran. Untuk itu sebaiknya terletak tepat pada bidang
tegak yaitu dinding.
e) Tinggi Horison
Letak horison atau tinggi horison biasanya sesuai dengan tinggi
orang yang melihat ± 1.60 m. Tetapi dalam penggambaran dapat
dilaksanakan sesuai selera atau kesan yang akan dicapai terhadap
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 18 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
benda/obyek yang dilihat. Sehingga letak horison dapat lebih tinggi
ataupun lebih rendah, jadi tidak harus dengan ketinggian 1.60 m.
f) Titik Hilang (Vanishing Point)
Titik hilang pada perspektif ini hanya terdapat satu saja, karena
letak bidang obyeknya ada yang sejajar dengan bidang gambar. Akibat
dari ini maka bidang obyek yang sejajar dengan bidang gambar tidak
mempunyai titik hilang (Vanishing Point) menurut penglihatan mata
kita. Tetapi bidang obyek yang tegak lurus dengan bidang gambar
mempunyai 4 garis yang sejajar dan garis tadi bila dilihat semakin jauh
seakan-akan menjadi satu titik yang disebut titik hilang (Vanishing
Point) dan memotong garis horison. Adapun garis yang
menghubungkan antara titik hilang (vanishing point) dengan station
point tegak lurus terhadap horison.
g) Bagan Perspektif 1 Titik Hilang
Bagan penggambaran perspektif 1 titik hilang sebagaimana
ditunjukkan gambar 17 di bawah ini
Gambar 17. Bagan Perspektif 1 Titik Hilang
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 19 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
h) Penggambaran Perspektif 1 Titik Hilang
(1) Cara Pertama
Gambar 18. Penggambaran Perspektif 1 Titik Hilang (cara I)
(2) Cara Kedua
Gambar 18. Penggambaran Perspektif 1 Titik Hilang (cara II)
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 20 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
i) Cara Praktis Penggambaran Perspektif 1 Titik Hilang
Misalnya kita akan membuat gambar perspektif sebuah ruangan dapur
bersih ukuran 3 x 3 meter seperti gambar berikut
Gambar 19. Penggambaran Perspektif 1 Titik Hilang ruangan
dapur bersih ukuran 3 x 3 m
Langkahnya sebagai berikut:
a) Gambarkan sebuah segi empat sama sisi berukuran 3 m x 3 m dengan
skala
b) Bagilah segi empat tersebut dengan garis diagonal. Gambarkan
sebuah garis horisontal memotong di tengah kotak, ini adalah garis
cakrawala (horison), tingginya kira-kira setinggi mata manusia rata-
rata atau sekitar 150 cm. Letakkan sebuah titik hilang pada garis
cakrawala di sebelah kiri, kanan atau tengah-tengah.
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 21 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
c) Gambarkan garis-garis perspektif dari titik hilang melewati sudut-sudut
pada segi empat tersebut, membentuk lantai, dinding dan langit-langit.
Sekarang perkirakan kedalaman ruangan tersebut; buat agar terlihat
seperi segi empat sama sisi.
d) Gunakan garis diagonal untuk membagi kotak yang pertama, yang
sekarang menjadi dinding belakang. Dengan membagi kotak tersebut
menjadi empat, anda akan membuat empat bagian setinggi 75 cm.
e) Gunakan diagonal untuk membagi ukuran pada dinding samping,
lantai dan langit-langit. Pada dinding samping, garis vertikal diletakkan
pada perpotongan garis diagonal dengan garis perspektif yang
melewati empat bagian pada dinding belakang.
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 22 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
f) Gunakan pembagian ukuran pada dinding belakang (pada langkah ke-
4) atau menggunakan grid untuk meletakkan sebuah objek dan
elemen interior lainnya
g) Lakukan sentuhan akhir dengan menghilangkan garis-garis bantu
(garis perspektif, grid dan diagonal)
h) Demikian dilakukan cara praktis ini sehingga tergambar perspektif
seperti gambar 19.
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 23 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
2) Perspektif 2 Titik Hilang
Pada dasarnya dalam penggambaran perspektif 2 titik hilang sama
dengan perspektif 1 titik hilang. Bedanya perspektif 2 titik hilang
mempunyai batas pandangan (titik hilang) dua buah yang letaknya pada
garis horison (cakrawala).
Perspektif 2 titik hilang biasanya digunakan untuk menyatakan
pandangan seni tata ruang luar (eksterior) dari suatu bangunan, tetapi
sebenarnya dapat juga untuk menyatakan pandangan dari ruangan,
dengan cara melihatnya ditujukan pada sudut ruangan sehingga bidang
yang saling bertemu membentuk sudut, dengan demikian batas
pendangannya menjadi 2 titik.
a) Letak Bidang Gambar
Dalam penggambaran perspektif 2 titik hilang peletakan obyek
terhadap bidang gambar akan menentukan besar kecilnya hasil
gambar, yaitu :
- Obyek dibelakang bidang gambar, hasil gambarnya menjadi kecil.
- Obyek tepat dibidang gambar, hasil gambarnya sama dengan
benda sebenarnya terutama garis-garis obyek yang memotong
bidang gambar.
- Obyek didepan bidang gambar, hasil gambarnya menjadi lebih
besar.
Letak bidang gambar yang praktis apabila letaknya
menyinggung. salah satu titik sudut atau salah satu sisi/garis dari
benda tersebut.
b) Bagan Perspektif 2 Titik Hilang
Agar dalam penggambaran perspektif 2 titik hilang dapat
dilaksanakan dengan baik, maka kita perlu lebih dahulu memahami
bagan perspektif 2 titik hilang tentang peletakan bidang gambar, garis
horison, garis tanah, denah, station point, titik hilang dan dasar
pengukuran benda dalam gambar.
Bagan perspektif 2 titik hilang ini sengaja digambarkan sebagai
langkah awal dalam penggambaran perspektif. Dan pada gambar
bagan perspektif ini, terutama dalam hal peletakan denah, titik tempat
melihat dan tinggi benda serta bagaimana mendapatkan titik
hilangnya.
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 24 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 19. Bagan perspektif 2 titik hilang
c) Penempatan Titik Hilang
Gambar 20. Penempatan titik hilang
d) Penggambaran Perspektif 2 Titik Hilang
(1) Cara Pertama
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 25 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Perspektif cara pertama ini bila salah satu sudut bendanya
menempel pada bidang gambar. Untuk mendapatkan gambarnya,
titik yang menempel bidang gambar ditarik tegak lurus ke garis
tanah dan dari tampak samping ditarik garis sejajar dengan garis
tanah sehingga akan mendapatkan tinggi sebenarnya dalam
gambar. Dan selanjutnya dari garis pedoman tadi ditarik garis
menuju kedua titik hilang.
Untuk mendapatkan titik potong lain garis pada denah
yang tidak menempel bidang gambar diteruskan hingga
memotong bidang gambar. Dari titik potong ini ditarik garis tegak
lurus kegaris tanah, seterusnya dari tampak samping ditarik garis
sejajar garis tanah memotong garis tegak lurus tadi. Titik
perpotongan ini ditarik ke titik hilang kiri atau Vanising Point Left
(VPL), bila garis yang ditarik dari denah condong ke kiri. Tetapi
bila yang ditarik dari denah condong kekanan titik potong yang
sebagai pedoman ditarik ke titik hilang kanan atau Vanishing Point
Right (VPR)
Dari hasil tarikan garis-garis ini akan memotong pada
garis-garis pertama yang telah ditarik ke titik hilang, dengan
demikian perpotongan garis tadi akan menjadi bentuk benda
(prisma) yang digambar.
Yang perlu diingat adalah :
- Station point (SP) yang benar, tepat pada garis yang ditarik
dari sudut denah yang menempel bidang gambar kegaris
tanah.
- Untuk menghindarkan kurang jelasnya dalam penggambaran,
sebagai langkah awal maka sengaja station point (SP)
digeser. Tetapi walaupun demikian bila station point digeser
kekanan atau kekiri masih dapat digambarkan.
- Untuk mengingat langkah kerja terutama penarikan dari garis
pedoman ketitik hilang dapat dinyatakan sebagai berikut :
Condong kanan (garis pada denah), tarik kekanan yaitu
menuju ketitik hilang kanan (VPR)
Condong kiri (garis pada denah), tarik kekiri yaitu menuju
ketitik hilang kiri (VPL)
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 26 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 21. Penggambaran perspektif 2 titik hilang (cara I)
(2) Cara Kedua
Pada gambar perspektif cara kedua ini, merupakan
gambar perspektif dengan cara dilihat langsung pada titik-titik
yang menentukan. Titik yang menempel bidang gambar (picture
plane) ditarik langsung tegak lurus ke garis tanah dan inilah yang
sebagai pedoman ketinggiannya. Setelah itu garis pedoman
ditarik menuju kedua titik hilang (VPR dan VPL). Sedangkan untuk
mendapatkan gambar bendanya, titik-titik sudut pada denah
ditarik langsung ke SP hingga memotong garis/bidang gambar.
Dari titik potong ini, ditarik garis tegak lurus hingga memotong
garis yang ditarik dari garis pedoman menuju kedua titik hilang.
Perpotongan dimaksud akan mendapatkan titik-titik sudut
benda yang digambar. Untuk titik potong yang belum didapatkan,
tinggal menarik dari garis atau titik yang sudah diketahui atau
didapat sebelumnya.
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 27 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 22. Penggambaran perspektif 2 titik hilang (cara II)
Contoh-contoh hasil penggambaran perspektif 2 titik hilang sebagaimana gambar-
gambar 23a sd. 23g di bawah ini.
Gambar 23a. Contoh Perspektif 2 titik hilang
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 28 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 23b. Contoh Perspektif 2 titik hilang
Gambar 23c. Contoh Perspektif 2 titik hilang
Gambar 23d. Contoh Perspektif 2 titik hilang
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 29 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Gambar 23e. Contoh Perspektif 2 titik hilang
Gambar 23f. Contoh Perspektif 2 titik hilang
Gambar 23g. Contoh Perspektif 2 titik hilang
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 30 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
B. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MEMBUAT GAMBAR PROYEKSI
1. Mampu merencanakan denah desain bangunan dengan alat manual atau software
2. Mampu menggambarkan proyeksi bangunan dengan alat manual atau software
C. SIKAP YANG DIPERLUKAN DALAM MEMBUAT GAMBAR PROYEKSI
BANGUNAN
1. Hati-hati dan telaten menggunakan peralatan dan perlengkapan menggambar
2. Bekerja dengan rapi dan bersih
3. Menghargai mutu hasil pada setiap langkah kerjanya
4. Menghargai produktifitas dalam bekerja
5. Akurat dan tepat dalam menempatkan letak proyeksi bangunan dalam kertas
gambar
6. Teliti dan tepat pada saat memberikan simbol, ukuran dan indikasi material pada
gambar
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 31 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
BAB IV
MEMERIKSA GAMBAR PROYEKSI BANGUNAN
A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN
GAMBAR PROYEKSI
Pengetahuan yang diperlukan seorang juru gambar dalam memeriksa gambar denah
yang telah dibuat adalah sebagai berikut:
1. MEMERIKSA KESESUAIAN ANTARA PROYEKSI YANG DIGAMBAR DENGAN
GAMBAR SKEMATIK
Untuk memeriksa kesesuaian gambar proyeksi dengan gambar skematik
dilakukan dengan menganalisis fungsi ruang, Susunan ruang, dan Sirkulasi ruang
serta tata letak elemen pendukung yang terdapat pada setiap ruang
2. MEMERIKSA KESESUAIAN KOMPONEN GAMBAR PROYEKSI DENGAN
STANDAR
Sebagai upaya untuk menghasilkan gambar proyeksi yang baik dan
tersandar, setelah dilakukan penggambaran maka harus diperiksa komponen-
komponen yang terdapat dalam gambar apakah telah memberi informasi yang jelas
saat orang lain membacanya. Untuk memeriksa gambar denah dapat dipedomani
menggunakan daftar ceklist sebagaimana yang terdapat pada tabel 2.
TABEL 2. MEMERIKSA KOMPONEN GAMBAR PROYEKSI
LEMBAR CEKLIST KOMPONEN GAMBAR
NO KOMPONEN GAMBAR ADA TDK ADA TEBAL TYPE CATATAN REVISI
GARIS GARIS
01 Informasi umum yang
berkaiatan dengan gambar
terdapat pada kop
02 Judul dan skala gambar
03 Ukuran/proporsi bentuk objek
gambar proyeksi
04 Simbol-simbol pada
komponen gambar, pintu,
dinding, kolom, tanaman dan
perabot, serta assesoris
lainnya
05 Garis-garis bantu dibersihkan
06 Proporsi tinggi text atau
angka judul gambar text
terhadap gambar
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 32 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
07 Proporsi tinggi text dimensi
atau angka terhadap gambar
08 Proporsi tinggi text atau
angka keterangan-
keterangan terhadap gambar
09 Proporsi tinggi text atau
angka pada kop gambar
terhadap gambar
10 Proporsi tinggi text atau
angka antara tinggi text judul
gambar, keterangan-
keterangan, dimensi dan kop
gambar
11 Proporsi besar kecil arrow
head pada dimensi
12 Peralatan gambar
dibereskan, dirapikan dan
disimpan
3. MEMBERESKAN PERALATAN DAN HASIL KERJA
Setelah berakhir pelaksanaan pekerjaan menggambar, seluruh peralatan
dan perlengkapan gambar dibersihkan dan dirapikan kemudian disimpan pada
tempatnya. Selanjutnya hasil gambar didokumenkan untuk dapat digunakan pada
pekerjaan selanjutnya.
D. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MEMBUAT GAMBAR PROYEKSI
BANGUNAN
1. Mampu merencanakan desain bangunan dengan alat manual atau software
2. Mampu menggambarkan proyeksi bangunan dengan alat manual atau software
E. SIKAP YANG DIPERLUKAN DALAM MEMBUAT GAMBAR DENAH
1. Bekerja dengan rapi dan bersih
2. Menghargai produktifitas dalam bekerja
3. Teliti dan akurat dalam memeriksa hasil gambar
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 33 dari 34
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode: BGN.GPG.001 A
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
DAFTAR PUSTAKA
J.Oei Tek Han,1986. Teknik Menggambar Dekor Dalam Gambar Interior. SMTIK-PIKA.
Semarang
Soeratman, Soekarto, 1980. Menggambar Teknik Bangunan 3. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan. Jakarta.
Soeratman, Pr Sudibyo, 1982. Petunjuk Praktek Bangunan Gedung 2. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.
Sulanjohadi, 1984. Gambar Konstruksi Perspektif. Widjaya. Jakarta.
http://www.sketsarumah.com/2013/06/tahap-dokumen-pelaksanaan-gambar-kerja.html
Judul Modul : Menggambar Proyeksi Bangunan Halaman: 34 dari 34
BUKU INFORMASI