Fiqih Kelas X smt 2 K-13 1
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bahan
ajar mata pelajaran fiqh kelas X Madrasah Aliyah yang kita impikan sejak beberapa tahun dapat
terwujud dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat, beserta
keluarganya, serta orang-orang yang mengikuti ajarannya hingga akhir masa.
Modul ini disusun oleh Tim MGMP Fiqih se MAN Kab Jombang sebagai bahan ajar untuk siswa
kelas X Madrasah Aliyah . Dan penyusunan modul ini mengacu pada kurikulum 2013 (K-13) serta sesuai
dengan Keputusan Menteri Agama Nomor : 165 Tahun 2014, Tentang pedoman kurikulum Madrasah
2013 Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH
Buku ini diharapkan dapat menjadi mitra yang memudahkan bagi siswa dalam proses
pembelajaran.
Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih ada kekurangan, baik dari
sisi metodologi maupun substansi maka saran dan kritik yang konstruktif selalu kami harapkan untuk
perbaikan selanjutnya. Semoga buku ini bermanfaat dan mendapatkan riḍa dari Allah Swt. amin.
Penyusun MGMP FIQIH Kab. JOMBANG
JABATAN : NAMA INSTANSI
Ketua : Jamiran S.Pd.I MAN 4 JOMBANG
: Misbachul Munir, S.Ag MAN 8 Jombang
Sekretaris : Ilun Aslikah, M.Pd.I MAN 8 Jombang
Bendahara : Khairul Habib, MA MAN 6 Jombang
Anggota : Sirajul Ma’arif, S.Pd.I MAN 9 Jombang
Anggota : Dra. Hj. Mustiqimah MAN 3 Jombang
Anggota : Al Hakam Faisol, Lc MAN 4 Jombang
Anggota : Muchson, S.Ag, M.H.I MAN 1 Jombang
Anggota : Kiswami, S.Pd.I MAN 2 Jombang
Anggota
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 3
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
FIQIH KELAS X SEMESTER GENAP
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Meyakini kebenaran syariat Islam tentang kepemilikan
ajaran agama yang dianutnya 1.2 Menghayati hikmah dari ketentuan syariat Islam
mengenai mu’amalah
1.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah
wakaf, hibah, sedekah dan hadiah
1.4 Menghayati hikmah dari perintah Allah tentang wakalah
dan sulhu
1.5 Menghayati manfaat dari perintah Allah tentang dhaman
dan kafalah
1.6 Meyakini adanya hikmah dari larangan praktik ribawi
2 Menghayati dan mengamalkan 2.1 Memiliki rasa tanggung jawab sebagai impelementasi dari
perilaku jujur, disiplin, tanggung pemahaman tentang ketentuan kepemilikan dan akad
jawab, peduli (gotong royong, kerja 2.2 Membiasakan bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari
sama, toleran, damai) santun, sebagai implementasi dari pemahaman tentang
responsif dan pro-aktif dan kerjasama ekonomi dalam Islam
menunjukkan sikap sebagai bagian 2.3 Membiasakan sikap peduli sebagai implementasi dari
dari solusi atas berbagai pemahaman tentang wakaf, hibah, sedekah, dan hadiah
permasalahan dalam berinteraksi 2.4 Menunjukkan rasa tanggung jawab sebagai implementasi
secara efektif dengan lingkungan dari pemahaman tentang wakalah dan sulhu
sosial dan alam serta dalam 2.5 Meningkatkan kepedulian terhadap sesama sebagai
menempatkan diri sebagai implementasi dari pemahaman dhaman, dan kafalah
cerminan bangsa dalam pergaulan 2.6 Menunjukan sikap penolakan terhadap segala praktik
dunia ribawi dalam kehidupan sehari-hari
3 Memahami, menerapkan, 3.1 Memahami ketentuan Islam tentang kepemilikan dan
menganalisis pengetahuan faktual, akad
konseptual, prosedural berdasarkan 3.2 Menelaah ketentuan Islam tentang perekonomian Islam
rasa ingintahunya tentang ilmu 3.3 Memahami ketentuan Islam tentang wakaf, hibah,
pengetahuan, tehnologi, seni, sedekah dan hadiah
budaya, dan humaniora dengan 3.4 Memahami ketentuan Islam tentang wakalah dan sulhu
wawasan kemanusiaan, 3.5 Memahami ketentuan Islam tentang dhaman dan kafalah
kebangsaan, kenegaraan, dan 3.6 Menganalisis hukum riba, bank, dan asuransi.
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Mempresentasikan aturan Islam tentang kepemilikan dan
dalam ranah konkret dan ranah akad
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang 4.2 Mensimulasikan cara jual beli, khiyar, musaqah,
dipelajarinya di sekolah secara muzara’ah, mukhabarah, syirkah, murabahah, murabah,
mandiri, dan mampu dan salam
menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan 4.3 Mensimulasikan tata cara pelaksanaan wakaf, hibah,
sedekah, dan hadiah
4.4 Mempresentasikan ketentuan wakalah dan sulhu
4.5 Mensimulasikan cara dhaman dan kafalah
4.6 Menunjukkan contoh tentang praktik ribawi
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 4
1 KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Meyakini kebenaran syariat Islam tentang kepemilikan
2.1. Memiliki rasa tanggung jawab sebagai impelementasi dari pemahaman tentang ketentuan
kepemilikan dan akad
3.1 Memahami ketentuan Islam tentang kepemilikan dan akad
4.1 Mempresentasikan aturan Islam tentang kepemilikan dan akad
Pendekatan Saintifik
A. Mengamati
Gambar 1, Nelayan membawa hasil tangkapanya Gambar 2,, transaksi jual beli
B. Menanya
Setelah mengamati gambar diatas buatlah komentar !
C. Mengeksplorasi
1. Kepemilikan
A. Pengertian Milkiyah () ِملْ ِكَيّة
(ٌ)ِمْلكMilkiyah menurut bahasa berasal dari kata
yang berarti penguasaan manusia terhadap
suatu harta, artinya hanya dialah yang berhak menggunakan harta tersebut.
Sedang menurut istilah adalah hubungan khusus seseorang dengan barang yang di akui oleh
syariat di mana pemilik barang berkuasa penuh dalam penggunaan barang tersebut selama tidak
ada penghalang, seperti gila, masih kecil dan lain sebagainya.
B. Macam-macam kepemilikan
Kepemilikan terhadap suatu harta ada tiga macam, yaitu :
1. Kepemilikan penuh (Al Milk At Tam), yaitu kepemilikan terhadap harta benda sekaligus
manfaatnya, sehingga pemilik mempunyai hak mutlak atas kepemilikan itu tanpa di batasi oleh
waktu, seperti memiliki barang sebab membeli .
Kepemilikan ini tidak bisa di gugurkan kecuali dengan cara yang di benarkan oleh syariat
2. Kepemilikan tidak penuh (Al Milk An Naqis) yaitu kepemilikan atas salah satu unsur harta benda
saja, bisa berupa pemilikan manfaat tanpa memiliki bendanya, bisa berupa pemilikan atas
benda tanpa di sertai pemilikan manfaat. dinamakan َح ُّقٌالِإنْتَِفاٌِع
Kepemilikan terhadap manfaat satu barang
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 5
Kepemillikan di tinjau dari barang yang di manfaatkan (al mustafid minhu) terbagi menjadi dua,
yaitu
1. Kepemilikan khusus (Milk Khas) , yaitu harta yang dimiliki orang tertentu baik pribadi atau
kelompok, seperti, rumah, mobil, sawah dan lain-lain.
2. Kepemilikan umum (milk aam) , yaitu harta yang dimiliki oleh banyak orang (umum) seperti jalan
raya, laut, api dan lain-lain, sebag)aودimداaٌوnبaٌأsهaجbرdخa(أRٌِرaاsَّنuَوالluٌlِءlaَماhْوالsَaٌءwالْ ُم ْسلِ ُمو َنٌ ُشَرَكاءٌِفٌثَلاَ ٍثٌِفٌالْ َكلا
“Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal yaitu air, rumput dan Api” ( HR Abu Dawud).
Di tinjau dari segi sebab, kepemilikan juga terbagi menjadi dua yaitu,
1. Kepemilikan di peroleh atas upaya atau keinginan sendiri (milk ihtiyari), kepemilikan ini terbagi
lagi menjadi dua, yaitu dengan perkataan seperti jual beli, hibah, wasiat dan lainya dan dengan
perbuatan seperti berburu dan menghidupkan tanah mati.
2. Kepemilikan di peroleh bukan atas dasar keinginan sendiri (Milk qohriy ) seperti kepemilikan dari
warisan, dari kemanfatan harta wakaf dan lainya.
C. Sebab-sebab Kepemilikan
Suatu barang bisa menjadi milik seseorang karena berbagai sebab, yaitu
1. Penguasaan barang atau harta yang belum ada pemiliknya secara sah atau di sebut dengan
sebutan Ihrazul mubahat seperti mendapatkan ikan di sungai, mendapatkan hewan buruan,
burung-burung di alam bebas, dan lain-lain.
2. Memiliki barang atau harta melalui akad atau transaksi (bil uqud), seperti memiliki barang
melalui jual beli, hutang piutang, sewa menyewa, hibah dan lain-lain.
3. Kepemilikan karena menggantikan seseorang (bil khalafiyah), seperti memiliki barang karena
mendapatkan bagian harta warisan.
4. Kepemilikan yang muncul dari harta atau barang yang dimiliki ( tawallud minal mamluk) Seperti
Memiliki telur dari ayam yang dimiliki, mendapatkan anak sapi dari sapi yang dimiliki dan lain-
lain.
D.Hikmah Kepemilikan
Ada beberapa hikmah disyari’atkannya kepemilikan dalam Islam, antara lain :
1. Terciptanya rasa aman dan tentram dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Terlindunginya hak-hak individu secara baik.
3. Menumbuhkan sikap kepedulian terhadap fasilitas-fasilitas umum.
4. Timbulnya rasa kepedulian sosial yang semakin tinggi.
2. Ihrazul Mubahat, Khalafiyah, ihyaul mawat
A. Ihrazul Mubahat
1. Pengertian Ihrazul Mubahat
Yaitu Penguasaan barang atau harta yang belum ada pemiliknya secara sah.
Seperti memiliki ikan yang di dapat dari hasil melaut dan lainya
2. Syarat Ihrazul Mubahat, Syarat untuk terpenuhinya ihrazul mubahat adalah sebagai berikut :
a. Benda atau harta yang didapat belum ada yang memiliki, sebagaimana yang di katakan
ٌRاٍءaَمsٌuٌلlَuِإlٌlaَقhَسبsٌَaٌ)wَلَْعٌْيَنٌْأسَببِِيْقَههُاٌٌإِألََيِْْْهسٌََرُمٌبْْسِلنٌِمٌُمٌفََُضهَِروٌٍلَسهٌٌُقَقاَاٌَلَلأٌَتَفَْيَخَُرتٌَجاٌلَانّلَِنٌَّاٌّبٌُسٌَصَيلٌَّتَىَعٌااََدَّّلْلوٌَُنٌَعيلٌََْيتَِهٌَخاَو ُطَّسٌَلّوَمَنٌٌفٌَبٌَ(ايرَوْعاتُههٌُأٌبفٌَوَقٌادَالٌوَمودْن
Dari ayahnya yaitu Asmar bin Mudharris ia berkata; aku datang kepada Nabi saw kemudian
kami membai'atnya. Kemudian beliau berkata: "Barang siapa mendahului menuju sebuah mata
air yang belum di dahului seorang muslimpun, maka air tersebut adalah miliiknya." Ia berkata;
kemudian orang-orang saling mendahului.( HR Abu Dawud).
b. Benda atau harta yang didapat memang dimaksudkan untuk dimiliki seperti mendapatkan ikan
dari laut, mendapatkan burung dari hasil buruan di hutan dan lainya.
Yang termasuk dari ihrazul mubahat adalah, ihyaul mawat, berburu, menguasai barang temuan
dan barang pendaman.
B. Khalafiyah
1. Pengertian Khalafiyah
Khalafiyah adalah menggantikan seseorang dalam memliki suatu harta yang pada awalnya di miliki
orang pertama atau menggantikan seseorang dalam mengembalikan atau memperbaiki barang.
2. Macam-macam Khalafiyah
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 6
a. ( َخلَِفيَة ٌَش ْخصٌ َع ْنٌ َش ْخصseseorang terhadap seseorang), seperti dalam warisan di mana ahli
ٌٍءwْيaَشrisٌْنmَعeٌءnيgْ gَشanةtَيiفkَِلaَخn posisi pemilik harta sebelumnya yaitu pemberi waris.
(sesuatu terhadap sesuatu)
b.
Yaitu menggantikan seseorang dalam mengembalikan atau memperbaiki barang atau harta
seperti kewajiban seseorang untuk mengganti harta atau barang milik orang lain yang dipinjam
karena rusak atau hilang sesuai harga dari barang tersebut, atau memberi ganti rugi kepada
orang lain karena merusak barangnya, dan pembayaran diat termasuk bagian dari masalah ini .
C. Ihyaul Mawat
1. Pengertian Ihyaul Mawat
Ihya’ menurut bahasa adalah menjadikan sesuatu menjadi hidup.
Sedangkan mawat secara bahasa adalah tanah kosong yang tidak ada bangunanya dan tidak ada
yang menempati, ada yang mengatakan tanah yang tidak ada pemilknya.
Dari sini Ihyaul Mawat menurut istilah adalah upaya untuk membuka lahan baru atas tanah yang
belum ada pemiliknya dan tidak ada seorangpun yang memanfaatkanya.
2. Dalil di syariatkanya Ihya’ul mawat
Aٌ dَاaٌِِبbّقeُ bَحeَأrٌaٌَوpُهaَفhٌدaٍ dَحisَِِلyٌaْتngَسmَْيeٌٌلjeًضاlaرsَْأkٌaَرnٌَمmٌ َعeْنngٌَمeٌمnَّلaََسi iوhٌَyِهaْيuٌََعلl mٌُللaََّّwٌاaىtّلdََصiaٌnِلtّلaََّrٌاaلnُوyaَع ْنٌ َعائِ َشةٌَقَالَ ْتٌ قَا َلٌَر ُس
Dari Aisyah berkata; Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa yang memakmurkan tanah yang
belum ada seorangpun yang memilikinya maka dia lebih berhak dengan kepemilikannya."(HR
Ahmad).
Dan hadis ٌٌٌٌٌ)َم ْنٌاَ ْحيَا أَْر ًضاٌَميِتَةًٌفَِه َيٌلَهٌُ(رواهٌالترمذى
“Barang siapa yang menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi haknya,”(HR. At Tirmidzi)
Dari hadis-hadis diatas dapat disimpulkan bahwa hukum ihya’ul mawat adalah mubah dan tanah
yang dibuka selanjutnya menjadi milik orang yang membuka baik atas seijin penguasa maupun
tidak.
3. Syarat membuka lahan baru
a. Bagi orang yang membuka lahan yaitu orang yang secara langsung membuka lahan dengan
melakukan hal-hal yang menunjukan bahwa tanah tersebut menjadi miliknya.
b. Bagi tanah yang di buka, syaratnya bukan merupakan tanah yang di miliki oleh seseorang, baik
dimiliki orang muslim maupun non muslim, bukan tanah yang di gunakan untuk menggembala,
untuk tempat berkumpul meskipun hanya sekedar untuk berbincang-bincang.
menurut imam Syafi’i tanah tersebut harus di negara islam.
c. Bagi pembukaan lahan yang menyebabkan kepemilikan, syaratnya menurut ulama’ Syafi’i dan
Hanbali tidak harus ijin penguasa tetapi lebih baik jika meminta ijin terlebih dahulu, jika selama
tiga tahun tidak di hidupkan maka pemerintah berhak mengambil tanah tersebut.
4. Cara membuka lahan
Menurut ulama’ Syafi’i, ihyaul mawat di lakukan dengan cara melakukan hal-hal yang membuat
tanah tersebut bisa ditanami untuk pertanian, bisa juga dijadikan tempat tinggal dengan cara
menembok sekitar tanah yang ingin digunakan, atau membuat atap.
Sedangkan menurut ulama’ Hanafi menghidupkan tanah mati adalah dengan cara mendirikan
bangunan di tanah tersebut atau dengan cara menanami atau dengan membuat jembatan, atau
dengan menyebarkan benih atau membuat saluran air.
Menurut ulma’ Maliki dengan cara membuat bangunan, menanami, menjadikan sebagai
pertanian, mengalirkan air.
Menurut ulama’ Hanbali dengan cara membuat tembok di tanah yang di hidupkan baik
dٌiضgٍunْرaٌَأkىanََعلuٌnاtًطuِkائpٌَحeٌrطtَanحاiَanٌَأm ْنaٌَمuٌلpَuَاnٌٌقuَمnّسَلtَuوkٌَbِهaْلَيnَعgٌuُلnََّّلaٌاnى, sٌَّلeَصbٌaبgِِaَّنiلmٌاaْنnَعa hadis Rasulullah saw
ٌَفََعِهْنَيٌٌقَلَتَهٌاُ َد(ةٌَرواَعهْنٌأٌاحْمْلَدٌَسوأِنبٌوَعٌ ْدناٌوَْدسُ)َرة
Dari Qatadah, dari Al Hasan dari Samurah dari Nabi saw, beliau berkata: "Barangsiapa yang
memagari kebun di atas tanah, maka lahan tersebut adalah miliknya". (HR Ahmad dan Abu
Dawud).
5. Hikmah Ihyaul Mawat
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 7
a). Memberikan kelapangan rizki bagi kaum muslimin. bisa
b). Agar kaum muslimin tersebar keberbagai penjuru
c) Memberikan motivasi kepada kaum muslimin untuk memanfaatkan bumi Allah.
d) Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah atas karunia dan nikmatnya, karena
memanfaatkan tanah yang kosong dan memakmurkanya untuk kemasalahatan hidupnya.
3. Akad
A. Pengertian Akad
Akad menurut bahasa artinya ikatan, menjamin atau perjanjian.
Sedangkan menurut istilah ada dua pengertian.
Pertama, pengertian akad secara umum yaitu komitmen seseorang yang menuntut dirinya sendiri
atau menuntut agar orang lain melakukan suatu perbuatan tertentu yang dia inginkan.
Berdasarkan pengertian ini maka jual beli, pernikahan, dan semua transaksi komersial dan ganti
rugi bisa di sebut akad, demikian pula sumpah untuk melakukan perbuatan tertentu di masa
mendatang juga di sebut akad karena orang yang bersumpah berkomitmen bagi dirinya sendiri
untuk melakukan sesuatu di masa mendatang.
Kedua, pengertian akad secara khusus yaitu ikatan antara beberapa pihak yang bertransaksi
melalui ijab dan qabul.
Berdasarkan pengertian ini maka sumpah tidak termasuk akad, demikan pula berjanji untuk diri
sendiri tidak termasuk akad. Istilah akad hanya digunakan untuk transaksi antara beberapa pihak
baik saling mengikat maupun tidak saling mengikat. Akad khusus inilah yang di maksud dalam
pembahasan ini.
B. Dasar Hukum Akad
Dasar hukum dilakukannya akad adalah, Firman Allah ٌِبلعُ ُقوِد ََياَُيَّهاٌاَلّ ِذيْ َنٌأََمنُواٌأَْوفُْوا
ٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌ) ١ٌ:ٌ)المائدة
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu” (Al Maidah: 1).
Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa melakukan isi perjanjian atau akad itu
hukumnya wajib.
C. Rukun dan Syarat akad
Agar suatu akad menjadi sah maka harus terpenuhi rukun dan syaratnya yaitu,
()الَْعاقِ َدان1. Dua orang atau lebih yang melakukan akad (transaksi) disebut
, syarat dari orang-
orang yang melakukan transaksi adalah,
a. Ahliyah artinya adalah orang yang melakukan akad syaratnya memiliki kecakapan dan
kepatutan untuk melakukan transaksi, dan standar dari ahliyah adalah baligh, berakal dan
mumayiz.
b. Wilayah artinya hak dan kewenangan seseorang yang mendapatkan legalitas dari syariah
untuk melakukan transaksi atas obyek tertentu, artinya orang tersebut merupakan pemilik
asli, wali atau wakil atas suatu obyek tertentu sehingga ia memiliki hak dan otoritas untuk
mentransaksikanya.
c. Ridha dan bebas dari tekanan, sebagaimana sabda R)aهsجuluماllٌaنhبsٌاaهwإَِّنَاٌالْبَْي ُعٌ َع ْنٌتََرا ٍضٌ(أخرج
“Jual beli berlaku dengan saling ridla". (HR Ibn Majah).
2. Sighat (Ijab dan Qabul) yaitu ucapan atau perbuatan yang menunjukan kerelaan atau
kesepakatan dua pihak yang melakukan akad, syaratnya adalah
a. Adanya kejelasan maksud antara kedua belah pihak.
b. Ijab qabul harus berurutan dan menyambung.
c. Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majlis akad dan adanya kesepakatan antara pihak-pihak
yang bertransaksi, tidak menunjukan penolakan dan pembatalan dari keduanya.
3. Ma’qud ‘alaih (obyek transaksi), syaratnya adalah,
a. Obyek transaksi harus ada ketika akad atau kontrak berlangsung.
b. Obyek transaksi harus berupa harta yang diperbolehkan syara’ untuk di transaksikan dan di
miliki penuh oleh pemiliknya.
c. Obyek transaksi bisa di serah terimakan saat terjadinya akad, atau di mungkinkan
dikemudian hari.
d. Adanya kejelasan tentang obyek transaksi.
e. Obyek transaksi harus suci tidak terkena najis dan bukan barang najis.
D. Macam-macam akad
Akad terbagi menjadi beberapa bentuk tergantung dari aspek tinjaunya
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 8
1. akad di tinjau dari keterkaitanya dengan harta terbagi menjadi dua
a. Akad kebendaan, (al uqud al maliyah) yaitu semua akad yang melibatkan harta atau benda
tertentu, baik untuk transaksi komersial sepeti jual beli, maupun non komersial seperti hibah,
hadiah dan lainya, termasuk juga akad terkait dengan pekerjaan tertentu dengan imbalan
tertentu seperti akad mudharabah, muzara’ah atau musaqah.
b. Akad selain kebendaan (al uqud ghairu maliyah) yaitu akad yang hanya terkait dengan
perbuatan saja tanpa ada imbalan tertentu seperti akad perwakilan, wasiat dan lainya.
2. Akad di tinjau dari konsekwensinya terbagi menjadi dua,
a. Akad lazim (aqd lazim), yaitu akad yang mengikat semua pihak yang terlibat, sehingga
masing-masing pihak tidak punya hak untuk membatalkan akad kecuali dengan kerelaan
pihak yang lain, seperti akad jual beli, sewa menyewa, dan semacamnya.
b. Akad jaiz atau ghairu lazim yaitu akad yang tidak mengikat artinya salah satu pihak boleh
membatalkan akad tanpa persetujuan pihak lain, seperti akad pinjaman, titipan, perwakilan
dan lainya.
E. Hikmah Akad
Ada beberapa hikmah dengan disyariatkannya akad dalam muamalah, antara lain:
1. Munculnya pertanggung jawaban moral dan material.
2. Timbulnya rasa ketentraman dan kepuasan dari kedua belah pihak.
3. Terhindarnya perselisihan dari kedua belah pihak.
4. Terhindar dari pemilikan harta secara tidak sah.
5. Status kepemilikan terhadap harta menjadi jelas.
D. Mengasosiasi
Diskusikan beberapa akad modern yang terjadi saat ini !
E. Mengkomunikasikan
Tempelkan hasil diskusi di tembok kelas !
ki 2 (sosial), Penilaian diri, dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku
Instrumen penilaian diri
Petunjuk
1. Bacalah baik-baik pernyataan dan berilah tanda x pada kolom yang sesuai dengan keadaan
dirimu yang sebenarnya
No Pernyataan Ya Tidak
Selama kegiatan kelompok saya
1 Mengusulkan ide kepada kelompok
2 Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3 Tidak berani bertanya karena malu di tertawakan
4 Menertawakan pendapat teman
5 Aktif mengajukan pertanyaan
Penilaian E. Shela mengontrak rumah karena itu ia
Penilaian ki 3 (Pengetahuan)
tidak boleh menjualnya
Pilihlah jawaban yang benar !
1. Kepemilikan terhadap harta benda sakaligus 3. Majid menyewa sebuah apartemen, karena itu
manfaatnya, di sebut … ia hanya boleh memanfaatkanya, kepemilikan
A. Kepemilikan
B. Kepemilikan penuh yang dِعٌمصصٌٌمiتَعّاااmاَنٌْختٌاقِالََفiكlِنكإiُللkٌلٌْكااiٌِْكملoلُُِّْمقlْحلeَملْاِمhِ ْلM اajid di sebut dengan. .
C. Kepemilikan tidak penuh A.
D. Milkiyah B.
E. Jual beli C.
2. Berikut ini yang merupakan kepemilikan umum D.
adalah E.
A. Ahmad mempunyai mobil yang didapat dari
4. Pak Amir seorang nelayan ketika mendapatkan
membeli di dealer
B. Semua orang memiliki jalan umum, ikan hasil melaut maka ikan tersebut menjadi
miliknya, sebab kepemilikanya adalah …
sehingga tidak boleh di kuasai oleh
seseorang
C. Hasan mempunyai telur yang di dapat dari
ayamnya
D. Rini mendapatkan harta yang didapat dari
warisan
A. Khalafiyah
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 9
B. Ihrazul mubahat E. Akad ghairu maliyah
C. At Tawalud min al mamluk
D. Sebab pemberian. 13. Yang termasuk uqud maliyah adalah ..
E. Sebab kerja
5. Ketika ibunya meninggal, Ririn mendapatkan A. Hadiah
setengah dari harta warisan tersebut,
kepemilikan yang didapat Ririn adalah B. Perwakilan
kepemilikan …
A. Khalafiyah C. Wasiat
B. Ihrazul mubahat
C. At Tawalud min al mamluk D. Jaminan
D. Sebab pemberian.
E. Sebab kerja E. Warisan
6. Perbuatan berikut ini yang di anggap sebagai
ihyaul mawat adalah … 14. Dua orang yang melakukan akad di sebut
A. Membuat papan pengumuman bahwa
dengan istilah …
tanah tersebut menjadi miliknya
B. Menyewakan tanah yang akan di buka A. Sighat
C. Menanami tanah yang mau di buka
D. Membuat tulisan di papan, bahwa tanah B. Ma’qud ‘alaih
tersebut akan di buka C. Aqidani
E. Membangun rumah diatasnya
7. Di antara sebab kepemilikan adalah ihrazul D. Ma’qud
mubahat, berikut ini yang termasuk ihrazul
mubahat adalah … E. Ijab dan qabul
A. Mendapat harta dari warisan
B. Mendapat harta dari wasiat 15. Sedangkan obyek akad di sebut dengan istilah
C. Membuka lahan baru
D. Mengganti barang yang rusak A. Sighat
E. Memiliki harta karena membeli
8. Yang termasuk sebab kepemilikan karena B. Ma’qud ‘alaih
khalafiyah adalah …
C. Aqidani
A. Mengganti barang yang rusak
B. Mendapatkan burung dengan cara berburu D. Ma’qud
C. Mendapatkan sepeda dengan membeli di
E. Ijab dan qabul
toko
D. Menemukan uang dijalan 16. Amir meminta Imran agar menjadi wakilnya
E. Menemukan harta pendaman
9. Akad menurut bahasa adalah ... dalam jual beli, akad yang di lakukan Amir
A. Ikatan.
B. Perdamaian termasuk
C. Peretujuan
D. Pelepasan A. Akad Maliyah
E. Kesepakatan
10. Berikut ini yang termasuk rukun akad adalah ... B. Akad lazim
A. Obyek akad
B. Pembeli C. Akad ghairu maliyah
C. Penjual
D. Tempat akad D. Akad sah
E. Berupa harta yang diperbolehkan syara’
E. Akad yang bukan berubah harta benda
untuk di transaksikan
11. Berikut ini yang termasuk syarat dari orang 17. ACBD...asٌٌُِهٌدaَلوَوrٌيُهُقhَفَُعuبٌِلهkَِفٌمuٌِلmمفٍُْْوساضdٌُْرْوaٌَِهأَأrٌاiْلَىويaٌَُِنإdأٌَهَُعَلمaٌٌْقnابَِنyًيْْطسaايئَِِذaٌَّْاحَلkٌَلaٌءهٌاdٌٍَُياَّطaَياَامdٌَلََحaََأlٌaٌِنإhَْمَق..ََم ْنٌ َسب
ٌُااَلَّْنُمٌاْلسَنّلَُِِخمِبْيوٌَََبَنٌَصبٌَِلّ َشُشىَْررٌَكِااطللٌءهَُمٌٌاَِعَيْلفَْيُرٌِهُجثٌٌَلَِوامَنَْسٍََلهّثاَمٌٌٌِمَِواَعفْلْناٌٌََممَااثلََْلٍِءرٌٌٌَكأاَََلواْْهوالََنزّءَْالرلٍَِعٌٌٌهٌر
yang melakukan akad adalah ... D.
A. Anak kecil E.
B. Orang idiot
C. Orang sakit 18. Hubungan khusus seseorang dengan barang
D. Adanya paksaan
E. Atas kehendak sendiri yang di akui oleh syariat di mana pemilik
12. Dalam akad sewa menyewa salah satu pihak
tidak boleh membatalkan akad tanpa barang berkuasa penuh dalam penggunaan
pesetujuan pihak lain, akad semacam ini
dinamakan .. barang tersebut disebut
A. Akad lazim
B. Akad ghairu lazim A. Akad
C. Akad jaiz
D. Akad ghairu jaiz B. Milkiyah
C. Khalafiiyah
D. Ihyaul mawat
E. Ihrazul mubahat
19. Penguasaan barang atau harta yang belum
ada pemiliknya secara sah di sebut ..
A. Akad
B. Milkiyah
C. Khalafiiyah
D. Ihyaul mawat
E. Ihrazul mubahat
20. Di antara Syarat Ihrazul Mubahat adalah ..
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 10
A. Ahliyah memanfaatkan tanah yang kosong dan
B. wilayah
C. Benda atau harta yang didapat belum ada memakmurkanya untuk kemasalahatan
yang memiliki hidupnya.
D. bebas dari tekanan
E. Atas kehendak sendiri 25. Perhatikan hadis berikut ini !ٌإَِّنَاٌالْبَيْ ُعٌ َع ْنٌتََرا ٍض
21. Menggantikan seseorang dalam memliki suatu Hadis tersebut merupakan salah satu syarat
harta yang pada awalnya di miliki orang
pertama atau menggantikan seseorang dalam dari orang yang melakukan akad yaitu
mengembalikan atau memperbaiki barang.di
sebut … A Ijab qabul harus berurutan dan
A. Kepemilikan
B. Kholafiyah menyambung.
C. Ihrazul mubahat
D. Jual beli B. Ridha dan bebas dari tekanan
E. Ihyaul mawat
C. Baligh, berakal dan mumayiz
22. upaya untuk membuka lahan baru atas tanah
yang belum ada pemiliknya dan tidak ada D. Memiliki kewenangan mutlak atas barangnya
seorangpun yang memanfaatkanya di sebut
A. Kepemilikan E. Adanya kejelasan maksud antara kedua
B. Kholafiyah
C. Ihrazul mubahat belah pihak
D. Jual beli
E. Ihyaul mawat 26. Obyek transaksi harus ada ketika akad atau
23.4132....Pٌٌَُهٌُهاeٌِِلَِلرَبrٌوٌاhُّهُلَّقنٌَىaفَََِحهواtٌَفiٌَkةًٌمٌِءأaسَتَمَلِواnَُْمفٌَواَملُْْيهdٌٌٌٌاaًِضهءٍدlحْايiََرلlٌِْل-لأٌكََإdٌَُِِهaتايَْقلٌْاlٌْْبِحiْفٌسbٌِيٌََسأeٌْيْثٌْنrٌملٍََلiٌٌَkٍَاءاuَاًلضtأَفٌٌْرَثمiلnٌٌََِرiِالْ ُم ْسلِ ُم َمو َْننَمٌٌٌ ْنُشَسٌَبَرَكَعَاق!َمٌءإ kontrak berlangsung, ini adalah salah satu
Dalil yang menyatakan disyariatkanya ihyaul
mawat di tunjukan oleh nomor … syarat dari rukun akad, yaitu
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3 A. Obyek akad
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3 B. Pembeli
E. 3 dan 4
24.Yang bukan merupakan hikmah dari ihyaul C. Penjual
mawat adalah … D. Tempat akad
A. Membuka lapangan pekerjaan
B. Memberikan kelapangan rizki bagi kaum E. Shigat
muslimin. 27. semua akad yang melibatkan harta atau benda
C. Agar kaum muslimin tersebar keberbagai
tertentu, baik untuk transaksi komersial sepeti
penjuru
D. Memberikan motivasi kepada kaum muslimin jual beli, maupun non komersial seperti hibah,
untuk memanfaatkan bumi Allah. hadiah dan lainya, termasuk juga akad terkait
E. Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah
dengan pekerjaan tertentu dengan imbalan
atas karunia dan nikmatnya, karena bisa
tertentu seperti akad mudharabah, muzara’ah
atau musaqah di sebut ...
الْعُُق اوَعلُْدْقعٌُُقدَغَعٌْْوَعْقيُُدَْغقٌٌْدْاادليلٌٌٌََُْْمملَلجاااااَللَََِِئييِِِّّززةممةز
A.
B.
C.
D.
E.
28. Yang merupakan hikmah akad adalah …
A. Status kepemilikan terhadap harta menjadi
jelas.
B. Bebas menguasai harta orang lain
C. Tidak ada jaminan terhadap harta
D. Terlepasnya tanggung jawab atas harta orag
lain
E. Memunculk an sifat egoisme
Soal Uraian
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan dengan contoh sebab-sebab kepemilikan menurut syariat Islam!
2. Sebutkan syarat-syarat benda yang menjadi obyek akad !
3. Jelaskan hikmah kepemilikan!
4. Tidak sedikit para pejabat yang memiliki kekayaan tapi dari hasil korupsi, bagaimana menurut
pendapatmu jika dikaitkan dengan kepemilikan!
5. Jelaskan dengan contoh macam-macam akad !
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 11
2 PEREKONOMIAN DALAM ISLAM
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar (KD)
1.2 Menghayati hikmah dari ketentuan syariat Islam mengenai mu’amalah
2.2 Membiasakan bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman
tentang kerjasama ekonomi dalam Islam
3.2 Menelaah ketentuan Islam tentang perekonomian Islam
4.2 Mensimulasikan cara jual beli, khiyar, musaqah, muzara’ah, mukhabarah, syirkah, murabahah,
mudharabah, dan salam
Pendekatan Saintifik
A. Mengamati
Gambar 1, suasana jual beli di pasar Gambar 2, jual beli online
B. Menanya
Setelah mengamati gambar diatas buatlah komentar !
C. Mengeksplorasi
1. JUAL BELI
A. Pengertian jual beli
J(اuًعaْيlٌَبb-eٌliُعdِيaِيَبlٌa–mٌَعpeَِبm) bYaahnagsabnerfaiqrithi tudki naar mmaeknaunkaٌُعrْيsَبeالsyuaantgu menurut bahasa berasal dari kata
dengan sesuatu.
Menurut istilah ulama’ Syafi’i adalah transaksi tukar menukar barang atau harta dengan cara
tertentu.
B. Dasar dan hukum jual beli
Para ulama’ sepakat bahwa jual beli di syariatkan dalam firman Allah SWT dan hukumnya adalah
mubah atau boleh :
ٌ )٢٧٥ٌ:ٌَوأَ َح َّلٌاََّّللٌُالْبَْي َعٌَو َحَّرَمٌالِرَِبٌ(البقرة
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (Al Baqarah : 275).
Dan fiٌrmٌْمaكnُ-ْنNٌِمyٌaٍضsuَراrَaٌتtْنAَعnٌNًَرةisتَاaِِ’ٌ:َن2و9ََيٌأَُيَّهاٌاَلّ ِذي َنٌآَمنُواٌلاٌََتْ ُكلُواٌأَْمَوالَ ُك ْمٌبَيْنَ ُك ْمٌِبلْبَا ِطِلٌإِلاٌأَ ْنٌتَ ُك
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. )An Nisa’ : 29).
Sabda Rasulullah SAW :
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 12
ٌٌَوُكلٌبَْي ٍعٌَمَْبُوٍر،ٌٌ َع َملٌالَّر ُجلٌبِيَ ِدِه:ٌٌأَ ُّيٌالْ َك ْس ِبٌأَطْيَ ُبٌ؟ٌفََقال:ٌأَ َّنٌالَنِّ َّبٌ َصَلّىٌاََّّللٌُ َعلَيِْهٌَو َسَلَّمٌ ُسئِل
)(رواهٌأحمد
“Sesunggunya nabi saw di tanya : pekerjaan apa yang paling baik? Rasulullah saw bersabda
hasil usaha sendiri dan hasil jual beli yang mabrur” (HR. Ahamd).
C. Rukun dan Syarat Jual Beli
Agar jual beli menjadi sah maka rukun dan syaratnya harus di penuhi, adapun rukun dan
syaratnya adalah
1. Ijab dan qabul atau sighat yaitu segala perkataan yang menunjukan keridhaan seperti ucapan
penjual, saya jual tas ini. Atau ucapan pembeli aku beli buku ini.
2. Pihak yang melakukan transaksi yaitu Penjual dan Pembeli, syaratnya keduanya saling ridha,
Keduanya baligh, berakal sehat, merdeka dan atas kemauan sendiri.
3. Barang yang di jual di sebut juga mabi’ atau ma’qud alaih atau mahalul aqd atau tsaman
syaratnya,
a. Harus ada pada saat transaksi, sehingga tidak sah bertransaksi atas barang yang tidak ada.
b. Harus ada manfaatnya.
c. Di miliki oleh orang yang bertransaksi.
d. Mampu di serah terimakan.
e. Di ketahui oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi.
D. Jual beli yang tidak sah, yaitu jual beli yang syarat atau rukunya tidak terpenuhi
1. Baa.ju’Biaaal ’lbi menliitaai’ndj iuamn ni(tمaْوjتٌَا)بٌَُجيٌْاُعلنٌِتَالامَِْعجٌ(ُدyٌٌِنaٌُعitْيuَب menjual sesuatu yang belum ada barangnya, yang termasuk
) yaitu Transaksi jual beli atas hasil yang akan di dapat pada
hewan ternak seperti menjual anaknya anak unta yang belum keluar, menjual buah-buahan
atau tanaman yang belum nampak atau muncul, jual beli seperti ini tidak sah atau bathil
b. Bmae’inaulrumt audlahmama’inHa(ٌِنnمaِاfضiَ. )بَيْ ُعٌالْ َمyaitu Menjual sperma pejantan, jual beli seperti ini tidak sah
c. Baata’iuabl matahlial mkiiehnu(rٌحuِtْقِيuَاlلaمmٌالaَْي’ ُعH)بaynaaiftiu. Menjual janin dalam kandungan induknya, jual beli seperti
ini tidak sah atau bathil menurut ulama’ Hanafi
d. Menjual bulu domba yang masih melekat, menjual susu yang masih ada di dalam tubuh
hewan, menjual buku yang belum di cetak
2. Ba’i al gharar (ٌ)بٌَيْ ُعٌالغََرِر, yaitu jual beli yang didalamnya terdapat unsur menipu, yang termasuk
jual beli ini
a. Ba’i al madhamin jual beli ini di samping termasuk ba’i al ma’dum juga termasuk ba’i al
b. gharar (ٌ)بَيْ ُعٌالْ ُملاََم َسِة yaitu Transaksi dengan sistem rabaan atau sentuan tanpa
Ba’i al mulamasah
mengetahui barangnya, di mana pembeli mendapatkan barang yang di beli dengan cara
c. Bmae’iraabl ma utannapbaadmzeanhg(eٌِةtذaََhابuَُمنi ْلkٌاoُعnْيdَبi)siybaaitruajnugalybaenlgi ddei nbgeali.n cara melempar baju yang akan di jual
kepada pembeli dengan tanpa melihat keadaan baju tersebut atau pembeli mengatakan baju
apapun yang kamu lemparkan kepadaku akan aku beli, tidak sah karena barangnya atau
ukuranya tidak jelas
d. Bai’i al haso ( )بَْي ُع ٌاْْلَ َصاةyaitu Transaksi jual beli dengan cara melempar batu kearah
barang yang di jual di mana barang yang terkena lemparan batu di anggap sebagai barang
yang di jual, tidak sah karena barangnya atau ukuranya tidak jelas.
3. Jual beli barang najis seperti menjual khamr, babi, bangkai dan darah, karena barang yang
dijual dianggap barang yang tidak memiliki nilai jual menurut syariat.
E. Jual beli sah tetapi terlarang yaitu Praktik jual beli yang sah karena syarat dan rukunya
terpenuhi, tetapi dilarang oleh syariat karena ada dalil yang menyatakan pelaranganya, Jual beli ini
sah tetapi pelakunya di kenai dosa.
Yang termasuk jenis jual beli ini menurut ulama’ Syafi’i adalah
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 13
1. Ba’i al musarrrah ( )بَْي ُع ٌالْ ُم َصَّراةyaitu hewan ternak yang air susunya dibiarkan tidak di peras
selama beberapa
hari dengan sengaja sehingga kelihatan gemuk dan pembeli tertipu dengan gemuknya hewan
tersebut, ju)ىalرbاeخliبjلeٌاnهisرواin(iٌsٌَمaٌَنhَلٌغtواeٌٌَtaٌَلpٌِبiٌِإdالliٌaٌْواrرaٌٌَُّصngٌٌُتkٌَاaلr«enٌٌaمaَّسٌٌَلdaٌٌَوhٌِهaٌْيdََعٌٌلisٌٌُقٌَا ٌَلٌٌأَبٌُْوٌٌ ُهٌٌَريٌٌَْرةٌ َعٌ ٌِنٌالَنٌِّبٌٌ َصٌٌَلّىٌالله
“Janganlah kalian menahan susu unta dan kambing (HR Bukhari)
2. Ba’i al hadir lil badi yaitu mencegat orang desa yang membawa barang daganganya untuk dijual
dengan mengatakan, “jangan kamu jual barangmu tunggulah biar aku saja yang menjualkan
secara bertahap” dan ia tahu bahwa orang kota membutuhkan barang tersebut, jual beli jenis ini
ٌsاهaروh(tٌeٌٍدtaاpَلٌٌِبiٌdٌرlٌضiِarاaٌَحngٌٌْعkٌِبaٌَيrٌeٌَاnٌَولaٌٌنaَdاaّرْكبhُلaٌاdواiْsعنٌابنٌعباسٌقالٌَر ُسْوُلٌاللهٌصلىٌاللهٌعليهٌوسلمٌلاٌَتَتََلُّق
)البخارى
3. Membeli barang yang dibawa oleh orang-orang dari desa yang tidak mengetahui harga pasar di
luar kota dengan harga lebih murah dari harga pasar atau di sebut talaqi rukban, sebagaimana
hadis nabi ٌ ٌلاٌَتَتََلُّقْواٌالُّرْكبان:ٌَع ْنٌاِبْنٌ َعَبّاسٌقَا َلٌَر ُسْوُلٌالله
Dari Ibn Abbas Rasulullah saw bersabda “ jangan kamu mencegat orang-orang yang akan
kepasar dijalan sebelum mereka sampai pasar
4. Ihtikar, yaitu membeli kebutuhan pokok untuk di timbun dan menunggu harga melambung
karena banyak dibutuhkan baru kemٌudiaٌئnٌِطdٌِاiٌخjَuٌaٌَّاlلkٌٌِإeٌُرmٌ ِكbَيٌٌْتaَlٌiَ,ٌلاsٌeٌَلpاeٌٌَقrهtلiلhٌاaلdْوiسsً عنٌَمٌ ٌْع ٌَمرٌبنٌعبدٌاللهٌ َع ْنٌَر
Dari Ma’mar bin Abdullah dari Rasulullah saw bersabdaTidak menimbun kecuali ia akan
berdosa
5. Ba’i An Najs,( )بٌَْيٌ ُعٌ ٌالَنٌّ ْجٌشyaitu menawar barang tidak untuk dibeli tetapi bertujuan untuk
menaikan harga jual barang terseebut
ٌ )ٌٌَنَىٌالَنٌّبٌصلىٌاللهٌعليهٌوسلمٌ ٌَع ِنٌٌالن ْجشٌ(متفقٌعليه:ٌَع ْنٌٌعبدٌاللهٌبنٌعمرٌقَا َل
Dari Ibn Umar berkata : Rasulullah saw melarang jual beli najs
6. Menawar atau membeli barang yang sudah ditawar atau dibeli orang lain selama masih dalam
khiyar ٌ ٌ)ٌَع ْنٌأَِبٌ ُهِريَْرةٌأَ َّنٌَر ُسْوَلٌاللهٌقَا ٌَلٌ«لاٌي ُسِمٌٌاٌلْ ُمٌ ْسٌٌلُِمٌٌ ٌَعلٌَىٌ َسٌٌْوٌِمٌالم ْسلِم»ٌ(رواهٌُم ْسلِم
Dari Abi Hurarirah bahwa Rasulullah saw Janganlah seorang muslim menawar barang yang
sudah di tawar muslim yang lain
7. Menjual anggur kepada pembuat khamr
8. Jual beli pada saat adzan jum’at menurut ulama’ Maliki
2. KHIYAR )( ِخيار
A. Pengertian khiyar
Khiyar menurut bahasa artinya memilih yang terbaik.
Sedangkan menurut istilah adalah hak memilih bagi orang atau pihak yang bertransaksi untuk
meneruskan atau membatalkan akad.
B. Macam-macam Khiyar
Diantara macam khiyar, yaitu,
1. Khiyar Majlis yaitu Hak memilih yang di lakukan oleh pihak-pihak yang bertransaksi untuk
meneruskan atau membatalkan akad selagi keduanya masih berada dalam tempat transaksi
dan belum berpisah.
Waktunya dimulai dari awal akad dan berakhir saat kedua belah pihak berpisah dari tempat
akad berlangsung sekalipun akad tersebut berlangsung lama.
2. Khiyar syarat yaitu Hak memilih yang di sepakati pihak-pihak yang bertransaksi dalam jangka
waktu tertentu untuk meneruskan atau membatalkan transaksi.
Khiyar ini terjadi pada transaksi jual beli, sewa menyewa, muzara’ah, musaqah, syarikah,
mudharabah, kafalah, hawalah, dan gadai.
Batas waktu maksimal menurut imam Hanafi dan Syafi’i adalah tidak lebih dari tiga hari.
Menurut ulama’ Hanbali sesuai dengan kesepakatan,.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 14
3. Khiyar Aib yaitu Hak memilih bagi salah satu pihak yang melakukan transaksi untuk
meneruskan atau membatalkan transaksi jika di temukan cacat pada barang atau pada harga,
di mana cacat tidak di ketahui pada saat transaksi.
3. MUSAQAH )(مساقة
A. Pengertian musaqah
Yaitu akad atau transaksi berbentuk penyerahan pohon kepada orang yang bermaksud
menggarapnya, dengan syarat penggarap mendapatkan bagian tertentu dari hasil pohon yang di
garap dan sisanya untuk pemilik pohon.
Musaqah merupakan kerja sama antara pemilik kebun atau tanaman dan pengelola atau
penggarap untuk memelihara dan merawat kebun atau tanaman dengan perjanjian bagi hasil yang
jumlahnya menurut kesepakatan bersama dan perjanjian itu disebutkan dalam aqad.
Masyarakat Iraq menyebutnya muamalah
B. Hukum Musaqah
ٌMوَدuُهsَيaْلq اaٌَبhََْيm َخeٌnىuَطruْعtَأmٌَمaّلyََسoوrَitٌaِهsلَْيuَعlaٌُm.ََّ)ّللaرى ’ٌياaاdَّخلaَصlaلٌبhَهّّلٌلِاbَجاoٌرlلeخhو,(ُأسhٌَرaٌاlّنَهiَnمأٌَْنiٌٌِbَُمجاeهرrُُdَْْنيaٌَعsٌاaللَُمrٌََّّرpٌُْاaَيطdَشaٌِضhَُْمرaٌََلdََورiمsٌَعُاbٌَهeنوrُِعiرkَْزبuٌٌَْاtنوي,ٌَْأَ َْعنٌْنيٌَْعََنَمفِلٍُعوٌَهاَع
“Dari Nafi' dari Ibnu'Umar Bahwa Rasulullah saw memberikan tanah Khaibar kepada orang
Yahudi untuk dimanfaatkan dan ditanami tumbuhan dan mereka mendapat separuh dari
hasilnya". (Riwayat Bukhari)
C. Rukun musaqah
1. Dua pihak yang melakukan akad yaitu pemilik pohon dan pekerja syaratnya keduanya
merupakan orang yang perbuatanya di akui oleh syari’at yaitu baligh dan berakal.
2. Shigat yaitu ijab dan qabul adalah dengan kata-kata atau perbuatan yang bertujuan untuk
melakukan transaksi musaqah.
3. Pohon yang di jadikan sebagai musaqah, syaratnya adalah
a. Harus berupa pohon yang boleh di lakukan akad musaqah yaitu pohon kurma, sedangkan
pohon selainya para ulama’ berbeda pendapat tentang kebolehanya, menurut ulama’ Hanafi
pohon apapun bisa di lakukan akad musaqah baik bisa berbuah maupun tidak.
b. Pohon yang di lakukan musaqah haruslah jelas.
c. Pohonya harus berupa pohon yang bisa berbuah dengan di rawat.
d. Menyerahkan pohon yang di lakukan musaqah kepada pekerja.
4. Buah yang di hasilkan dari pohon, menjadi milik bersama pemilik pohon dan pekerja, masing-
masing yaitu pekerja dan pemilik mendapatkan bagian tertentu dari buah seperti setengah,
sepertiga dan lainya.
5. Pekerjaan, syaratnya
a. Pekerja melakukan pekerjaanya sendiri tanpa ada syarat apapun dari pemilik pohon.
b. Pemilik tidak boleh memberi syarat apapun kepeda pekerja di luar pekerjaanya yang
berhubungan dengan musaqah.
c. Urusan pekerjaan sepenuhnya di tangan pekerja dan pemilik tidak boleh ikut campur.
d. Pekerja berkuasa penuh atas kebun.
4. MUZARAAH )(مًزارعة
A. Pengertian Muzaraah
Menurut bahasa berasal dari kalimat ٌ َزَرعٌَاْْلَ َّبyang artinya menanam benih, atau dari kalimat
َزَرعٌَاِلْر ٌَضyang berarti menanami tanah.
Sedangkan menurut istilah, Menurut ulama’ Hanafi transaksi mengerjakan tanah dengan imbalan
hasil yang didapatkan dari tanah tersebut.
Menurut ulama’ Maliki akad persekutuan dalam bidang pertanian.
Menurut ulama’ Syafi’i mengerjakan tanah dengan imbalan hasil yang di dapat dari tanah tersebut
dimana benih berasal dari pemilik tanah.
Menurut ulama’ Hanbali menyerahkan tanah kepada orang yang akan menanaminya atau
mengolahnya dan hasilnya di bagi antara mereka.
B. Dasar Hukum Muzara’ah
Menurut mayoritas ulama’ bahwa transaksi muzara’ah hukumnya boleh, alasanya adalah hadits
Rasulullah saw:
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 15
ٌَع ْنٌاِبْ ِنٌعُ َمٌَر اََّنٌالَنِِّبٌ َصَلّىٌاللهٌٌُ َعلَيِْهٌَو َسَلَّمٌ َعاَم َلٌأَْه َلٌ َخْيََبٌَبِ َشطِْرٌَما َيُْرُجٌِمْن َهاٌِم ْنٌَثٍَرٌاَْوَزْرٍع
((رواهٌمسلم
Dari Ibnu Umar: “Sesungguhnya Nabi saw telah memberikan kebun kepada penduduk khaibar
agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan,
baik dari buah – buahan maupun dari hasil pertanian” (H.R Muslim)
Secara ijma’ para ulama’ sepakat bahwa transaksi muzaraah di perbolehkan, karena para ulama’
terdahulu melakukan hal itu dan tidak ada seorangpun yang mengingkari.
C. Rukun muzara’ah
Rukun Muzara’ah sama dengan rukun akad lainya, secara umum yaitu
1. Orang yang melakukan akad
2. Shigat yaitu ijab dan qabul.
3. Tanah yang di jadikan sebagai muzara’ah atau obyek muzara’ah.
D. Syarat sah muzaraah
1. Syarat khusus bagi yang melakukan transaksi sebagaimana syarat yang ada dalam
pembahasan akad.
2. Syarat yang berhubungan dengan pupuk.
a. Harus jelas macam, jenis dan sifatnya.
b. Harus di jelaskan di awal transaksi, siapa yang berhak menyediakan pupuk karena menurut
ulama’ Hanafi dalam transaksi muzaraah pupuk bisa berasal dari penanam (pekerja) bisa
juga berasal dari pemilik tanah, tidak boleh berasal dari dua-duanya,
3. Syarat yang berhubungan dengan hasil yang di dapat dari tanah yaitu
a. Harus di jelaskan berapa bagian dari penyedia pupuk.
b. Apa yang di hasilkan dari tanah adalah milik kedua pihak yang melakukan transaksi.
c. Bagian masing-masing pihak adalah hasil dari tanah yang di lakukan muzaraah.
d. Hasil dari tanah untuk kedua pihak yang melakukan muzaraah harus di tentukan dengan
kadar tertentu Seperti setengah, sepertiga dan lainya.
5. MUKHABARAH ()ُمابرة
A. Pengertian Mukhabarah
Menurut ulama’ Hanafi transaksi menanami tanah dengan keuntungan di bagi dua antara pemilik
tanah dan pemilik benih.
Menurut ulama’ Hanbali mukhabarah sama dengan muzara’ah yaitu memberikan tanah dan benih
kepada orang yang mau merawat dan mengerjakan tanah tersebut dengan imbalan bagian
tertentu dari yang di hasilkan.
Menurut ulama’ Syafi’i transaksi menanami tanah di mana benih berasal dari pekerja dengan
imbalan tertentu dari yang di hasilkan.
B. Hukum Mukhabarah
Menurut mayoritas ulama’ bahwa mukhabarah merupakan transaksi yang di perbolehkan oleh
syariat karena menurut mereka mukhabarah sama dengan muzaraah.
Sedangkan menurut ulama’ Syafi’i bahwa akad mukhabarah merupakan akad yang tidak sah,
mereka beralasan pada hadis Rasulullah saٌw)َنَىٌالَنِّ ُّبٌ َصَلّىٌاََّّللٌُ َعلَْيِهٌَو َسَلَّمٌ َع ِنٌالْ ُم َخابََرِةٌ(أخرجهٌمسلم
“Rasulullah saw melarang jual beli mukhabarah” (HR Muslim)
ٌهDجaرnخh(أaٌdاiَهsٌفَِإ ْنٌَلٌَْيْنَ ْح َهاٌأَ َخاهٌُفَْليُ ْم ِس ْك،ٌٌفَِإ ْنٌَلٌْيَْزَرْع َهاٌفَلْيَ ْمنَ ْح َهاٌأَ َخاُه،ٌَم ْنٌَكانَ ْتٌلَهٌُأَْرضٌفَلْيَْزَرْع َها
)مسلم
"Barangsiapa yang memiliki tanah, hendaklah ditanaminya sendiri, jika dia tidak sanggup
menanaminya sendiri hendaklah dipinjamkan kepada saudaranya (supaya ditanaminya), jika
tidak hendaknya dibiarkan."(HR Muslim).
Adapun dalil ulama’ yang memperbolehkan adalah sebagaimana dalil yang di gunakan dalam
muzara’ah. Begitu pula syarat dan rukunya sama dengan muzzaraah.
6. SYIRKAH )( ِش ْركة
A. Pengertian Syirkah
Syirkah bisa juga di baca syarikah Menurut bahasa yaitu, bercampur.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 16
Menurut istilah Kerjasama antara dua orang atau lebih dalam kewenangan sejumlah harta, seperti
menjual dan lain sebagainya.
B. Dalil di syariatkanya syirkah
Firman Allٌahٌْمsُهuٌrاaَمtٌٌلshلِيaَوقdٌَaِتyaلَاtِْ2ّصا4َ َوإِ َّنٌَكثًِْياٌِم َنٌاْْلُلَطَاِءٌلَيَْبغِيٌبَْع ُض ُه ْمٌ َعلَىٌبَ ْع ٍضٌإِلاٌاَلّ ِذي َنٌآَمنُواٌَوَع ِملُواٌال
“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". ( Shaad : 24).
ٌ،HٌaِيdْْiَكsِريRَّشaلsاuٌثlُulِlلaََثhٌَنsََأaٌw:ٌوٌإٌِ َدّناٌواَدَّّل)لٌَيَُقول:َعْنٌفهَُِإٌيَذَاْرٌفَ ُعَخهاُنٌَإِهٌَُلَخٌاَرلَنّْجِِبٌُتٌَِمصَلّْنٌىبٌَياَْنَِّّلِلهٌَُماَعٌلَْي(أِهٌخَورَسجَلّهَمٌأٌب،ٌٌَُمَعاٌْنَلٌْأٌََِيبٌُْنُهٌأََريََْحرةَُدٌٌُُهََراٌِض َصَياٌاَِحَّبَّللُه
Dari Abu Hurairah dan ia merafa'kannya. Ia berkata; sesungguhnya Allah berfirman: "Aku adalah
pihak ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama tidak ada salah seorang diantara mereka
yang berkhianat kepada sahabatnya. Apabila ia telah mengkhianatinya, maka aku keluar dari
keduanya".( HR Abu Dawud)
.
C. Macam-Macam Syirkah
Syirkah terbagi dua amlak (ٌ) ِشْرَكةٌأَْملاَكyaitu dua orang atau lebih yang memiliki
1. Syirkah dalam kepemilikan/syirkah
kepemilikan bersama dalam suatu barang tanpa melakukan akad syirkah. syirkah ini terbagi
dua ihtiyar ()شْرَكة ٌاِ ْختِيَار, seperti dua orang yang membeli suatu barang maka barang
a. Syirkah
yang di beli menjadi milik keduanya, dua orang yang di beri sesuatu oleh orang lain maka
barang pemberian tersebut menjadi milik berdua, atau dua orang yang di wasiati sesuatu
b. oSlyeihrkoarhanjgablar in(ٌبmٌََْجaٌkةaٌْرَكbٌِشa)rٌanygaityuantegrdjaidwinaysaiatskyairnkamhenkjeapdei mmiilliikkabnerpdaudaa. dua orang atau lebih
bukan diakibatkan karena tindakan dan perbuatan mereka, seperti dua orang atau lebih yang
mendapatkan harta warisan, maka harta warisan itu secara otomatis menjadi milik mereka
bersama. Dalam syirkah ini masing-masing partner tidak boleh menggunakan barang tanpa
seijin yang lain. ( ) ِشٌْرٌَكةٌ ٌُعُقٌٌْودyaitu syirkah antara dua orang atau
2. Kerja sama dalam transaksi atau syirkah uqud
lebih dalam hal keuangan dan keuntungan yang di dapatkan, syirkah ini terbagi menjadi empat
macam ‘anan,ٌ() ِشْرَكةٌُالَعنَا ٌِن bisa juga di baca ‘inan yaitu Kerjasama antara dua orang atau
a. Syirkah
lebih dalam bentuk penggabungan harta atau modal yang besaranya tidak harus sama untuk
di perdagangkan dan laba maupun kerugianya di bagi bersama sesuai dengan kesepakatan.
b. Para ulama’ sepakat b(aةhَضwَوaَفاsُمyْالiٌrkُةaرَكhِْشs)eٌpyearittiuinKi deirpjaesrabmolaehaknatna.r dua orang atau lebih untuk
Syirkah mufawadha
bersama-sama dalam melakukan suatu pekerjaan dengan persyaratan, harta atau modal
yang di tanam harus sama, masing-masing menjadi wakil dari yang lain atas pekerjaan yang
c. di lakukan . (ٌ) َشِرَكةٌُأَِل ْع َمالdinamakan juga syirkah abdan () ِشْرَكةٌُاِلَبَْدا ٌِن yaitu Kerja sama
Syirkah a’mal
antara dua orang atau lebih untuk menerima suatu pekerjaan, seperti kerja sama antara
beberapa penjahit yang membuka toko jahit dalam mengerjakan pesanan secara bersama-
sama, keuntungan di bagi sesuai kesepakatan bersama.
d. Syirkah wujuh ( ) َش ِرَكةٌُالُو ُجوهyaitu bentuk kerjasama antar orang yang mempunyai kedudukan
di masyarakat atau di pemerintahan tanpa menggunakan modal dengaan cara keduanya
membeli sesuatu dengan tidak tunai lalu menjualnya kembali secara tunai dengan
menggunakan kedudukanya. Dan keuntungan di bagi mereka semua sesuai dengan
kesepakatan.
Syirkah seperti ini tidak boleh menurut ulama’ Syafii, Maliki dan Dzahiri,
tetapi menurut ulama’ Hanafi, Hanbali dan Zaidi, syirkah seperti ini di perbolehkan.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 17
C. Syarat Syirkah uqud
Syarat syirkah uqud secara umum adalah
1. Obyek syirkah merupakan sesuatu yang bisa di wakilkan.
2. Besaran keuntungan harus di tetapkan secara jelas dalam bentuk prosentase seperti masing-
masing mendapat 10 persen dari keuntungan atau 20 persen atau lainya.
Sedangkan syarat sirkah uqud secara khusus dalam syirkah inan dan mufawadha adalah,
1. Modal syirkah harus tunai baik pada saat melakukan kerja sama atau pada saat melakukan
pembelian, sehingga modal tidak boleh berupa hutang atau sesuatu yang tidak ada.
2. Modal syirkah harus berupa uang.
7. MUDHARABAH )(مضاربة
A. Pengertian Mudharabah
Yaitu akad antara dua pihak dengan ketentuan salah satu pihak sebagai pemberi modal untuk
di kembangkan dalam suatu usaha dan yang lainya sebagai pengelola, keuntungan dari kerjasama
tersebut akan dibagi berdasarkan prosentase yang telah disetujui sebelumnya, sedangkan
kerugian yang terjadi ditanggung sepenuhnya oleh pihak pemberi modal, kecuali kerugian
disebabkan oleh kelalaian pengelola.
Penamaan mudharabah ini menurut masyarakat Iraq, sedangkan masyarakat Hijaz menyebut
dengan sebutan qiradh atau muqaradha.
Ulama’ Hanafi dan Hanbali memilih menggunakan istilah mudharabah sedangkan ulama’ Syafi’i
dan Maliki lebih memilih menggunakan istilah qiradh
B. Dasar hukum mudharabah
Para ulama’ sepakat bahwa akad mudharabah di perbolehkan atau di syariatkan dengan alasan
istihsan atau karena rukhsah. Firman ٌA)lla٢h٠y:aٌلngزمmٌالمe(nٌyٌِلaَّّلtَاaٌkِلaْضnَفkٌeْنbِمoٌlَنeوhُغaَتnْيَبmٌِضudْرhلaِاrٌaفbِaٌَنhَوآ َخُرو َنٌيَ ْضِربُو
Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah (Al Muzammil :
20).
Pelaku mudharabah termasuk mereka yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
ًٌٌناAْإلlِاlَمفaٌٌَh،ٌٌَع.َفٍةHطْبََدaٌَارdٌَذiِدإsٌٍُِبهRٌَ)عنَْكaٌتيsَُلuَهاَّّلقlَذuٌيٌاlيبlٌلَِهaٌِضابhٌَِجرَيهsٌِرaخبتَرwٌَجاٌالََْوزُملهُاٌََطٌّ(لِيأَ ِْش،اٌٌاَََنوَّلّلٌلُااَلٌٌْيَعََعَبنّْلَايِْزِهلٌُسٌَبٌِوبِْهَسٌَُنلَّواٌَمِدٌَعَْبفًَيأٌَِد،ًَرالٌٌَّكى:ٌٍىسفٌٌَُرَفِرَصَعِاضٌَِحيَبشٌِِْاهرٌََّطُّلأَلُهٌُْنٌإٌَِعلَنْالَُهٌٌيَََرماُْسسٌلُأوََنّلَهُكٌٌاٌَقَبَِّاّلِهلٌٌِلٌَبَْص،َفَُُمرَِعوَضَلياٌٌَرفبَََعةًُهٌِنَاوٌٌْاشبْتََضَرِناٌَِمطٌَعَنبَّعاٌل
Dari Ibnu Abbas RA bahwa Al-Abbas bin Abdil Mutthalib RA bila menyerahkan harta secara
mudharabah mensyaratkan kepada rekannya untuk tidak membawa harta itu melewati laut, atau
menuruni lembah dan tidak membelanjakan hewan yang punya hati kering. Dia rekannya
menyetujui syarat itu maka dia menjaminnya. Lalu syarat itu diadukan kepada Rasulullah SAW
dan beliau membolehkannya (HR. Al-Baihaqi)
Di riwayatkan dari sekelompok sahabat bahwa mereka memberikan harta anak yaitm untuk di
lakukan mudharabah, di antaranya adalah Umar, Usman dan Ali.
C. Rukun dan syarat Mudharabah
1. Pemilik modal / sahibul maal dan pekerja / al mudharib, syaratnya kedua pelaku harus baligh,
berakal, merdeka.
2. Modal / ra’sul maal, syaratnya modal harus berupa uang tunai, jumlahnya harus di ketahui, dan
hartanya harus ada, bukan harta yang di hutang, modal harus di serahkan kepada pekerja.
3. Pekerjaan / al amal, syaratnya pekerjaan yang di lakukan harus berupa perdagangan, pemilik
modal tidak boleh ikut campur dengan pekerjaan yang di lakukan pekerja.
4. Keuntungan / ribh, syaratnya pembagian keuntungan harus jelas, pembagian keuntungan
haruslah dengan prosentase seperti masing-masing mendapat setengah misalnya atau
seperempat atau lainya.
5. Shighat yaitu Ijab dan Qobul seperti ucapan pemilik modal aku berikan ini sebagai modal
mudharabah.
D. Macam-macam Mudharabah
Menurut ulama’ Hanafi mudharabah terbagi menjadi dua macam yaitu,
1) Mudharabah muthlaqah ) (ٌُم َضٌاٌَرٌبَة ٌُمٌ ٌطٌْلٌََقةYaitu Transaksi mudharabah dimana pemberi modal
memberikan modal kepada seseorang untuk di gunakan dalam usaha apapun tidak di batasi
jenis, tempat, waktu dan jumlahnya.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 18
2) Mudharabah muqayyadah ) (ٌُم ٌَضاٌَرٌبَةٌٌُمٌَقَيّ ٌَدةYaitu Transaksi mudharabah di mana pemberi modal
memberikan modal kepada seseorang untuk di gunakan dalam usaha yang telah ditentukan.
8. MURABAHA )(مراَبة
A. Pengertian Murabahah
Menurut bahasa berarti mewujudkan keuntungan.
Menurut istilah yaitu Aqad atau perjanjian jual beli atas suatu barang di mana harga dan
keuntungannya disetujui oleh semua pihak yang terlibat, Sedangkan pembayarannya dapat
dilakukan secara tunai, cicil atau tangguh. Sedangkan penyerahan barang dilakukan di awal pada
saat dilakukannya transaksi.
Seperti, seseorang yang ingin menjual sepedanya ia mengatakan kepada pembeli, aku membeli
sepeda ini seharga Rp 200,000, sekarang aku jual Rp 250,000.
B. Dasar Hukum Murabaha
Menurut mayoritas ulama’ bahwa transaksi murabaha di perbolehkan dan di syariatkan dengan
berdalil pada keumuman ayat
ٌ )٢٧٥ٌ:ٌَوأَ َح َّلٌاََّّللٌُالْبَْي َعٌَو َحَّرَمٌالِرَِبٌ( البقرة
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.( Al Baqarah : 275)
Dan firman Allah ٌ )٢٩:ٌإِلَاٌٌّأَ ْنٌتَ ُكو َنٌِِتَاَرةًٌ َع ْنٌتََرا ٍضٌِمنْ ُك ْمٌ( النساء
“kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”.(An
Nisa’ : 29)
Dan murabaha termasuk bagian dari transaksi yang di lakukan saling rela antara dua pihak yang
bertransaksi.
C. Syarat Murabaha
1. Mengetahui harga beli barang.
2. Mengetahui keuntungan yang didapat.
3. Tidak adanya unsur riba dalam harga barang yang pertama.
4. Akad pertama di lakukan secara sah.
9. SALAM (Jual beli sistem inden atau pesan)
A. Pengertian Salam ٌالِإ ْعطَاءٌَوالَتّ ْسلِْيف
Menurut bahasa salam
bermakna yang berarti pemberian dan penyerahan.
Sedang menurut istilah, Jual beli dengan cara pemesanan dimana harga di bayarkan terlebih
dahulu dengan syarat-syarat tertentu.
B. Dasar hukum salam
Dalil di syariatkanya akad sٌa)l٢am٨٢adٌ:aٌlةaرhق,لبF(اiٌrُهmبُوaُتnا ْكAٌَفllىahََيٌأَُيّ َهاٌاَلّ ِذي َنٌآَمنُواٌإَِذاٌتََدايَنْتُْمٌبَِديْ ٍنٌإَِلٌأَ َج ٍلٌُم َس ًّم
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya “ (Al Baqarah : 282.).
Dalam ayat di atas di jelaskan bahwa berhutang di perbolehkan oleh syariat dan akad salam
ٌيaِْdَْتaَسنlّaَ hٌالbِرaْمgّلَتiaِبnٌَنdوaُفrِلiْسhُuٌيtaه ْمnُوgَوٌٌٍمsَلُةeَيْعنhَِدمiٌمnٍَْلgٌَجالgََمaسلَلٌّأdََiإَِوpٌٌمeٍيْوِهrَُللbَْععoٌَمlٌُeٍَّّنللhَْازkٌوىَوaٌَnّصمَل.ٍَوDُْعٌلaَمُّبlِiٌّنlٍَللSْيٌاuََمكnٌيِدaَقhَلٌِف,ََوعالَْثّنلٌَاابْ َِنثٌٌفََعَبَّقاا ٍَلسٌٌَمَرْنِضٌأََيْسٌلَاََّّللَُفٌٌَِعنٌْفٌُه ََمشاٌْيقٍَءاٌَف
Dari Ibnu 'Abbas r.a berkata: Ketika Rasulullah saw tiba di Madinah, mereka (penduduk
Madinah) mempraktekan jual beli buah-buahan dengan sistim salaf, yaitu membayar dimuka dan
diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau tiga tahun kemudian, Maka Beliau bersabda:
"Siapa yang mempraktekkan salaf dalam jual beli buah-buahan hendaklah dilakukannya dengan
takaran yang diketahui dan timbangan yang diketahui, serta sampai waktu yang di ketahui".(HR
Bukhari).
Para ulama’ sepakat (ijma’) atas kebolehan jual beli dengan cara salam karena cara tersebut
sangat di butuhkan oleh masyarakat.
C. Rukun dan Syarat Jual Beli Salam
Menurut mayoritas ulama’ bahwa rukun salam ada tiga yaitu,
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 19
1. Pihak-pihak yang melakukan transaksi yaitu pemesan / al muslim ()الْ ُم ْسلِم dan penjual / al
muslam ilaih berakal.
) ٌ ( اٌْل ٌُم ٌْسلٌَ ْمٌٌإٌِلٌٌَْيِهsyaratnya, keduanya baligh dan
2. Obyek akad yaitu harga ) ( (ٌَرأ ٌُسٌالٌْ ٌَمالra’sul maal), syaratnya
a. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya baik berupa uang, barang atau manfaat.
b. Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak di sepakati.
3. c. Pembayaran tidak boleh dalam bfiiehn(tu)kٌْيٌِهpٌٌِفeٌْمmٌٌَْسلbeٌ ُمbْاٌلa(ssaynarhauttnaynag,.
Barang yang di pesan (Al muslam
a. Harus berupa harta yang bernilai secara syariat.
b. Harus jelas ciri-cirinya dan di anggap sebagai hutang bagi penjual.
c. Penyerahan dilakukan kemudian.
d. Waktu dan tempat penyerahan barang harus di tetapkan berdasarkan kesepakatan.
e. Barang yang di pesan mampu di serah terimakan pada waktu yang telah di tentukan.
4. Sf.hPigehmabt e(lةiَغtiْيdِصaٌk) boleh menjual barang sebelum menerimanya. adalah dengan menggunakan
yaitu ijab dan qabul atau serah terima, syaratnya
kata salam atau salaf. Seperti ucapan pemesan kepada penjual saya pesan dua kilo apel
malang dua minggu yang akan datang.
D. Mengasosiasi
Lakukan kegiatan kelompok tentang jua beli !
E. Mengkomunikasikan
Maju kedepan untuk menyampaikan hasil diskusi !
Penilaian,
Ki 1 (spiritual), Substansi penilaian SIKAP SPIRITUAL adalah hal-hal yang berkaitan dengan
MENGHAYATI DAN MENGAMALKAN AJARAN AGAMA yang dianutnya.
Observasi sikap spiritual (di isi oleh guru)
NO Aspek pengamatan skor
1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar 1234
2 Mengucapkan rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
3 Mengucapkan salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat
4 Menungkapkan kekaguman terhadap Allah saat melihat kebesaranya
5 Merasakan keberadaan dan keberadaan Allah saat belajar yang di tunjukan dengan
semangat belajar
Keterangan
4 = Selalu, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Penilaian ki 3 (Pengetahuan), Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang benar !
1. Jual beli dalam pembahasan fiqih di namakan 3. YABa..nةعgَبيْائِغbالِصukan merupakan rukun jual beli adalah
A. Ba’i
B. Baai’
C. aqid
D. Aidain َمْلِ ُساٌلاْلَمَعبِْْيقعد
E. Mabi’ C.
D.
2. BAD..aٌٌِةاlرiََهlْنهبَاdََخِوماiٌُلsَُمُمجyلْْعُرaَْيٌَياrٌِنiٌaمَعْانtََkٌٌٌأaَْدَُمرnَسوَلّطyوَُهشaََلٌٌْيjِاهْمuٌَُْيلaََََعَوَبلlٌَْيbٌهلَُخاeٌََوَّّلlاiٌُىعaَزَرىdيََلّْطaَْعوَصlَaٌٌأhٌأَ َّن ٌَر ُسَنَوىلٌاٌلاََنّ…َِّّللُِّب
E. َمَ ُّلٌالَعْقد
4. Transaksi jual beli dengan cara melempar batu
kearah barang yang di jual di mana barang
َُم ْنٌأَ َحا ََمطٌْنَوٌَأحََاكئَاِحنََطًّلاٌٌْاتٌَََّعّللَللَُهٌُاٌىلْأَبٌَْأرَيْْرَعٌضٌٍَوضفٌََحلْفََيَّرِهَْمزٌَرَايْلعٌِلرََهٌٌَِهاب yang terkena lemparan batu di anggap sebagai
C. barang yang di jual di sebut
D. A. Bai’i alhaaso
E. B. Ba’i algharar
C. Ba’i al malakiih
D. Ba’i al mulamasah
E. Ba’i al munabadzah
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 20
5. Ba’i al madhamin adalah … C. الَتٌّا ِجر
D. العاِمل
A. Menjual janin dalam kandungan induknya. E. َصا ِح ُبٌالْ َمال
B. Jual beli atas barang yang tidak ada. 13. Syarat pohon yang dilakukan musaqah
C. Jual beli yang mengandung unsur tipuan
D. Menjual sperma pejantan
E. Menjual anak binatang yang masih ada di
dalam kandungan induknya
6. Hak memilih bagi orang atau pihak yang A. Pohon harus di airi dengan air
bertransaksi untuk meneruskan atau B. Pohonya harus jelas
membatalkan akad, di sebut …
C. Pohon yang perawatanya sangat sulit
A. Jual beli D. Pohon yang tdak bisa berbuah.
B. Akad E. Pohon di rawat bersama oleh pemilik dan
C. Khiyar pekerja
D. Milkiyah 14. Upah pekerja dalam akad musaqah adalah
E. Muzara’ah
A. Mendapatkan bagian pohon
7. Hak memilih yang di lakukan oleh kedua belah B. Mendapatkan upah berupa uang
pihak yang melakukan transaksi untuk C. Berupa buah yang keluar dari pohon
meneruskan atau membatalkan akad selagi D. Bagi hasil berupa uang dari panen
keduanya masih berada dalam tempat E. Tidak mendapatkan apa-apa
transaksi dan belum berpisah di sebut … 15. Menurut ulama’ Syafi’i mengerjakan tanah
A. Jual beli dengan imbalan hasil yang di dapat dari tanah
B. Khiyar tersebut dimana benih berasal dari pemilik
C. Khiyar Majlis tanah di sebut ...
A. Musaqahظ
D. Khiyar syarat
E. Khiyar aib B. Muzaraah
8. Setelah membeli baju, iwan mendapati di C. Mudharabh
bagian lengan baju tersebit berlobang, lalu Iwan D. Mukhbarah
melakukan khiyar kepada penjual, khiyar yang E. Muamalah
16. Muzara’ah menurut ulama’ Hanafi adalah..
di lakukan iwan di sebut …
A. Jual beli A. Mengerjakan tanah dengan imbalan hasil
B. Khiyar yang di dapat dari tanah tersebut dimana
C. Khiyar Majlis benih berasal dari pemilik tanah
D. Khiyar syarat B. mengerjakan tanah dengan imbalan hasil
E. Khiyar aib yang di dapat dari tanah tersebut dimana
9. Batas maksimal melakukan khiyar syarat benih berasal dari pekerja
menurut ulama’ Syafi’i adalah …
C. Transaksi mengerjakan tanah dengan
A. Dua hari imbalan hasil yang didapatkan dari tanah
B. Tiga hari tersebut.
C. Satu minggui D. Menyerahkan tanah kepada orang yang
D. Empat hari akan menanaminya atau mengolahnya dan
E. Satu bulan hasilnya di bagi antara mereka.
10. Transaksi berbentuk penyerahan pohon E. akad persekutuan dalam bidang pertanian.
kepada orang yang bermaksud menggarapnya, 17. Dasar hukum akad muzara’ah adalah …
اََّنٌالَنِِّبٌ َعاَم َلٌأَْه َلٌ َخيََْبََنٌَبِىَشٌاْرلَنِِّطُّبٌٌَماَِمعَْيِْننٌٌُراَُثلْجٍَرٌُمٌِماَْنَخْواََهزبَْارَرٌٍعٌٌِة
di sebut .. A.
B.
A. Musaqah
B. Muzaraah
C. Mukhabarah
D. Mudharabah
E. Murabaha ٌاََّّلِل ٌَر ُسول أٌَ َّن C. ٌٌِيَ ْضأََِرَبُنٌوَََثنلٌُِِفثٌٌااِلَملَّْْشنرٌِريَكِضاَكنٌَْْيَِْبيْتتٌٌََغمُلَاهوٌٌََُنأٌلٌٌَْْرٌِمَيُْنضْنٌٌٌفَفَأَلْْيَضَحِْزُلدَرٌٌُُْعاهََََّاهّلال
D.
11..ٌٌأََْوعيَْطزََرىُع ٌوَهَاخْيٌَََوَبََلٌُْاملٌْيََُشهوطَْدُرٌٌأََماْنٌٌَييَُْْرعُجَمٌلُِموْنَهَاها E.
Hadis di atas menyatakan bahwa hukum
musaqah adalah
A. Wajib 18. Kerjasama antar dua orang atau lebih untuk
B. Sunah bersama-sama dalam melakukan suatu
C. Mubah pekerjaan dimana modal yang di tanam harus
D. Haram sama, di sebut ..
E. Makruh A. Syirkah wujuh
12. Salah satu pihak yang melakukan transaksi B. Syirkah abdan
C. Syirkah a’mal
dAa. lعaِmٌلٌبَائm اusaqah di sebut ..
B. الٌْ ُم ْشتَِرى D. Syirkah mufawadha
E. Syirkah amlak
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 21
19. Dua orang secara bersama-sama membeli D. Jual beli dengan cara melempar baju yang
mobil, maka mobil itu menjadi milik bersama,
syirkah seperti ini di sebut … akan di jual kepada pembeli
A. Syirkah wujuh
E. Jual beli barang najis
B. Syirkah abdan
C. Syirkah a’mal 25. Hukum jual beli menurut hadis di atas no 24
D. Syirkah mufawadha adalah …
E. Syirkah amlak
A. Sah tetapi terlarang
20. Seseorang yang ingin menjual sepedanya ia
mengatakan kepada pembeli, aku membeli B. Tidak sah dan tidak terlarang
sepeda ini seharga Rp 200,000, sekarang
belilah Rp 250,000. Akad seperti ini di sebut C. Sah dan tidak terlarang
A. Mudharabah D. Tidak sah dan terlarang
B. Murabaha
C. Muzaraah E. Tidak sah
D. Musaqah
26.Berikut ini yang termasuk jual beli gharar
E. Salam adalah …
21. Hak memilih bagi salah satu pihak yang A. Ba’i al madhamin
melakukan transaksi untuk meneruskan atau B. Menjual buku yang belum di cetak
membatalkan transaksi jika di temukan cacat
C.Menjual susu yang masih ada di dalam tubuh
pada barang atau pada harga, di mana cacat
tidak di ketahui pada saat transaksi, di sebut... hewan,
A. jual beli
B. Khiyar majlis D. Menjual khamr
E. Ba’i al munabadzah
C. Syirkah
D. Khiyar aib 27.Perhatikan transaksi jual beli berikut ini !
E. Syirkah amlak 1. Ba’i nitaj an nitaj
22. Para ulama’ sepakat bahwa pohon yang bisa 2. Ba’i al musarrrah
dilakukan akad musaqah adalah… 3. Ba’i al madhamin
A. Kelapa
B. Anggur 4. Jual beli barang najis
C. Kurma 5. Ba’i al hadir lil badi
D. Mangga Yang termasuk jual beli yang tidak sah adalah
E. Jambu
23. Syarat dari pihak yang melakukan transaksi A. 1, 3 dan 5
musaqah adalah …
A. Salah satu pihak berakal dan baligh B. 1, 3 dan 4
B. Pemilik kebun memaksa pekerja
C. Pemilik kebun harus membayar pekerja C. 2, 3 dan 4
D. Keduanya baligh dan berakal
D. 2, 3 dan 5
E. Pekerja menetapkan hari kerjanya
E. 2, 4 dan 5
24. Perhatikٌئanٌاِ ٌِطhٌَخaٌdّلٌَاisٌٌِرٌإbٌُِكerٌَتiٌْيkَuٌٌَاtلiٌnٌَلiَع ْنٌَر ًسْولٌاللهٌقَا
Jual beli yang terdapat dalam hadis di atas 28. Jual beli hewan ternak yang air susunya
adalah …
A. Ba’I Najs dibiarkan tidak di peras selama beberapa hari
B. Menawar barang yang sudah di tawar
orang lain dengan sengaja sehingga kelihatan gemuk dan
C. Menimbun barang pokok untuk di jual
pembeli tertipu dengan gemuknya hewan
kembali pada saat barang langka dengan tersebut, disebut …
harga tinggi A. Bai’i al haso
B. Ba’i al munabadzah
C. Ba’i al malakiih
D. Ba’i al ma’dum
E. Ba’i al musarrrah
29. Yang termasuk rukun muzara’ah adalah …..
A. Pohon yang di sirami
B. Pohnya harus jelas
C. Pekerja harus dibayar
D. Tanah yang di Tanami
E. Pohon yang berbuah
30. Akad Mukhabarah menurut ualma’ Syafii
adalah …
A. Sah
B. Tidak sah
C. Syubhat
D. Sah tapi terlarang
E.Tafsil
Soal Uraian
1. Contohkan transaksi mudharabah !
2. Contohkan salah satu jenis jual beli yang dilarang dalam islam!
3. Pak Hasan memperlihatkan barang jualan yang ditawar oleh pembeli kalau ada sedikit robek.!
Bagaiamana menurut pendapatmu jika dikaitkan dengan khiyar?
4. Contohkan tiga jenis macam syirkah !
5. Apa yang anda ketahui dengan Musaqah, muzara’ah dan mukhabarah?
Penilaian ki 4, – Proyek –
Lakukan penelitian mengenai transaksi online , buatlah laporan mengenai dampak jual beli online
terhadap kkehidpuan masyarakat
Tugas di kumpulkan satu minggu kemudian.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 22
3 PELEPASAN DAN PERUBAHAN
KEPEMILIKAN HARTA
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar (KD)
1.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah wakaf, hibah, sedekah dan hadiah
2.3 Membiasakan sikap peduli sebagai implementasi dari pemahaman tentang wakaf, hibah,
sedekah, dan hadiah
3.3 Memahami ketentuan Islam tentang wakaf, hibah, sedekah dan hadiah
4.3 Mensimulasikan tata cara pelaksanaan wakaf, hibah, sedekah, dan hadiah
Pendekatan Saintifik
A. Mengamati
Gambar 1, memeberi Gambar 2, hadiah
B. Menanya
Setelah mengamati gambar buatlah komentar !
C. Mengekspolorasi
1. HIBAH )( ِهبة
A. Pengertian Hibah
Hibah menurut bahasa adalah memberikan sesuatu kepada orang lain tanpa meminta imbalan
baik yang di berikan berupa harta benda maupun lainya.
Sedangkan menurut istilah, adalah memberikan sesuatu kepada orang lain semasa hidupnya
tanpa meminta imbalan.
B. Dalil di syariatkanya dan hukum hibah
Hibah merupakan perbuatan yang di syariatkan adapun dalil yang menyatakan hal itu adalah,
firman Allah, )٤ٌ:ٌَوآتُواٌالنِ َساءٌَ َص ُدقَاِِتِ َّنٌِِْنلَةًٌفَِإ ْنٌ ِطَْْبٌلَ ُك ْمٌ َع ْنٌ َش ٌْيٍءٌِمٌْنهٌُنٌَْف ًساٌفَ ُكلٌُوهٌُ َهنِيئًاٌَمِريئًاٌ(النساء
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu
dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi
baik akibatnya.(An Nisa’ : 4).
Dan firman Allah ٌ )١٧٧:َوآتَىٌالْ َما َلٌ َعلَىٌ ُحبِِهٌ َذ ِويٌالُْقْرَِبٌَوالْيٌَتَاَمىٌَوالْ َم َسا ٌكَِْيٌٌَوابْ َنٌال َّسبِي ِلٌ(البقرة
Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) (Al Baqarah : 177)
Dan Hadis Rasulullah saw :
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 23
ٌ )َِتَاُدواٌَتَاُبّواٌ(أخٌرجهٌالبخاري
ٌ“ْوHٌََولeٌnتَاdَِِرaاkَِلlِaٌhَرةkَجاalٌiaٌَّنnِقَرsَْتaٌliاnَلgٌِتmاeَمmِْسلbeُمrٌْلiٌاhَءaاdَسiِaٌنhٌََي,ٌnُلisوcٌُقaٌَيyَنaاaٌَكkَمaّلnَ َسsٌَوaٌهlِinلَْيgٌ َعm)َُّّمللeَالnٌىسcمiّولnََصtٌaٌيi”اَّ(ّلرِلHٌَخاRولبَلBهُسٌاuَجرkٌرhخَّنaَأrأi(فَِعْرِْنسٌأََنٌِبٌَشاُهٌٍةَريٌَْر)ٌَة
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: "Wahai sekalian kaum wanita, janganlah
sekali-kali kalian meremehkan pemberian seorang tetangga kepada tetangganya walau pun hanya
berupa kuku kambing."(HR Bukhari dan Muslim).
Para ulama’ sepakat akan kebolehan hibah, bahkan di katakan sunah, karena di dalamnya
terdapat unsur tolong menolong dan akan lebih utama jika yang di beri adalah kerabat. Tetapi bisa
juga menjadi haram jika hibahnya bertujuan untuk kemaksiatan atau membantu kedzaliman, bisa
juga menjadi makruh jika si pemberi berharap di puji orang lain atau ada unsur riya’.
C. Rukun dan Syarat hibah
P1.aPraemulabmerai h’ sibeaphak/ awtarhuikbu)nبdaِهn(َواs,ySayraatrahtinbyaah, ada lima yaitu ,
a. Orang yang perbuatanya di akui oleh syari’at yaitu baligh dan berakal sehingga orang gila
dan anak kecil tidak sah pemberianya.
b. Sebagai pemilik dari barang yang di berikan.
2. Penerima hibah/ al mauhub lahu, )ٌ ٌ(اٌلْ ٌَمٌْوٌُهوبٌلٌَهSyaratnya,
Mempunyai kemampuan dalam memiliki barang yang di berikan jika ia baligh dan berakal maka
ia bisa menerima pemberian tersebut, tetapi jika ia tidak mempunyai kemampuan dalam
menyimpan barang yang di berikan maka pemberian tetap sah hanya saja di berikan atau di
kuasakan kepada walinya.
3. Barang yang dihibahkan, Syaratnya,
a. Harus ada pada saat di berikan.
b. Di miliki oleh si pemberi dalam artian bukan barang orang lain.
c. Memiliki nilai atau harga.
d. Dapat di serah terimakan.
4. Shighat terdiri dari ijab dan qabul, misalnya si penerima menyatakan “saya hibahkan atau
kuberikan sepatu ini kepadamu”, si penerima menjawab, “ya saya terima pemberian saudara”.
C. Macam-macam Hibah
Hibah dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu :
a. Hibah barang yaitu memberikan harta atau barang kepada pihak lain, yang pemberiannya tanpa
ada tendensi apapun. Misalnya menghibahkan rumah, sepeda motor, baju dan sebagainya.
b. Hibah manfaat, yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar dimanfaatkan, sementara materi
harta atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah. Dengan kata lain, dalam hibah manfaat
ِهبَة ٌ ُمٌٌَؤ ٌَّجٌلَةitu si penerima hibah hanya memiliki hak guna atau hak pakai saja. Hibah manfaat terdiri dari
hibah berwaktu (hibah muajjalah) ) ( dan hibah seumur hidup (al-amri). Hibah
muajjalah dapat juga dikategorikan pinjaman (ariyah) karena setelah lewat jangka waktu
tertentu, barang yang dihibahkan manfaatnya harus dikembalikan.
D. Menarik Hibah
Para ulama’ berbeda pendapat mengenai hukum menarik kembali hibah setelah di terima oleh si
penerima
Menurut Mayoritas ulama’ bahwa mencabut hibah itu hukumnya haram, kecuali hibah orang tua
terhadap anaknya,ٌِهm ِدeََولrِلeٌkىaِطbْعeُيraَماlaٌفِْيsaٌِدnَِوالdْلe اnٌَّاgإِلaٌاnَهsْفِيabٌُعdِجaَْْيRٌَفaًٌةsَهبuِ lٌuَبllaَهhَويSَْأAًٌةWِّطَي.َع: لاٌَ َِي ُّلٌلَِر ُج ٍلٌُم ْسلٍِمٌأَ ْنٌيُ ْع ِطى
“Tidak halal seorang muslim memberikan suatu barang kemudian ia tarik kembali, kecuali
seorang bapak kepada anaknya” (HR. Abu Dawud).
Sabda Rasulullah SAW, ٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌ)اَلَْعٌائٌُِد ِفٌ ِهبَتِِهٌَكال َكْل ِبٌيُِق ُئٌَُثٌّيَعُْوٌُد ٌِف قَْيئِِهٌ(متفقٌعليه
“Orang yang menarik kembali hibahnya sebagaimana anjing yang muntah lalu dimakannya
kembali muntahnya itu” (HR. Bukhari Muslim).
E. Hikmah Hibah
Adapun hikmah hibah adalah :
a. Menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 24
b. Menumbuhkan sikap saling tolong menolong
c. Dapat mempererat tali silaturahmi
d. Menghindarkan diri dari berbagai malapetaka.
2. SHADAQAH
A. Pengertian Shadaqah
Shadaqah menurut bahasa adalah pemberian dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah,
bukan karena memuliakan.
Sedangkan menurut istilah, adalah memberikan harta benda kepada orang lain semasa hidup
tanpa meminta imbalan dengan harapan mendapat ridla Allah SWT.
Zakat juga di sebut sadaqah, sebagaimana dalam firman Allah ٌإَِّنَاٌال َّص َدقَا ُتٌلِْلُفَقَراِءٌَوالْ َم َساكِِْي
ٌ )٦٠ٌ:ٌالآْيَةٌ( التوبة
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,” (At
Taubah : 60).
Dan yang di maksud sadaqah di sini adalah sadaqah sunah bukan sadaqah wajib (zakat).
B. Hukum shadaqah
Sadaqah aٌdَنaوlُعaَجhْرpٌُتeِهrْيbَإِلuٌَوaٌطtُan ُسyْيَبaَوnٌضgُ dِبiْقsَيuٌُلnَّّلaََواhٌkًيَةaْnٌِكث,ٌَinفًاiاbٌ َعe ْضrَdٌٌأaَُهsٌلaُهrَفp ِعaَضاdaُي,ٌَفfiاrًنm َسaَحnٌاAًضllرaَْقhٌََم ْنٌ َذاٌاَلّ ِذيٌيُْقِر ُضٌاََّّلل
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya
di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan”(Al Baqarah : 245).
Dٌاaًْْيn َخfٌirَوmُهaٌnَِّّلل-َاNٌدyَaَوأَقِي ُمواٌال َّصلاةٌََوآتُواٌالَّزَكاَةٌَوأَقِْر ُضٌواٌاََّّللٌَقَْر ًضاٌ َح ٌَسنًاٌٌَوَماٌتَُق ِدُمٌواٌِلنُْف ِس ُك ْمٌِم ْنٌ َخٍْْيٌٌَِِت ُدوهٌُ ِعْن
ٌ )٢٠:ٌَوأَ ْعظََمٌأَ ْجًراٌ(المزمل
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman
yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya”. (
Al Muzammil : 20).
ٌٌياSٍََُّيaعَُوْأَرbٌdٌ،ىaٌلَِةRّْلَََعنaٌِاsنًٌاuؤِرِمlْاuََِثُمlٌlٌaسْناhَكِمSٌٌَِةAٍَمنWٌِْقؤيَِما.ٌُْلم:لٌٌُيََوأََُّْويََماٌٌا،ٌٍأٌ(ٌأََُرَّيسَوااَقهٌاٌُهمُالٌْؤاتَِمَّرّلملٍُنٌذٌيَأَْوىطَْم)َعٌاَمٌلٌِْقُميَاٌْؤَمِمنِةًٌاٌٌِمَعٌَنلٌَاىلٌَّرُِحجيوٍِقعٌٌاٌأَلٌْ َطمَْعْخَمتُهُوٌِماٌََّّل:ُمٌْْوؤلَُِكمهٌٍَُنساٌهَُصٌََلسّاََقَّىّللٌُىاٌٌَِّملُملُْْنؤٌٌِمَعنًلَاُخيٌِْهَْعضٌلََِروٌىاَسٌَِلّْلَََظمَنٌَِّةم،َق
Rasulullah saw bersabda: "Siapapun orang mu`min yang memberi makan mu`min lain saat lapar,
Allah akan memberinya makan dari buah surga, siapapun mu`min yang memberi minum mu`min
lain saat dahaga, Allah akan memberinya minum pada hari kiamat dengan minuman yang
penghabisannya adalah beraroma wangi kesturi, siapapun mu`min yang memberi pakaian
mu`min lain saat telanjang, Allah akan memberi pakaian dari sutera surga." (HR Tirmidzi)
D. Rukun dan syarat Shadaqah
1. Pemberi sadaqah (Al Mutasaddiq ), syaratnya
a. Orang yang tindakanya di akui oleh syariat yaitu baligh dan berakal, dari sini maka sadaqah
tidak sah jika yang melakukan adalah anak kecil, orang gila, orang idiot dan orang yang
secara syariat tercegah tindakanya.
b. Pemberi adalah Pemilik barang yang di sedekahkan atau wakil dari pemilk barang.
2. Penerima sadaqa (Al Mutashadiaq alaih) tidak disyaratkan sebagaimana pemberi sedekah, jadi
sedekah boleh diberikan kepada anak kecil, orang gila, orang yang tercegah tindakanya karena
sedekah bermanfaaat bagi mereka.
3. Harta yang di sedekahkan (Al mutashddaq bihi ) syaratnya,
a. Harta yang baik dan halal.
b. Bukan harta yang haram atau subhat.
c. Harta yang baik bukan yang jelek.
4. Niat, karena sedekah adalah ibadah maka di butuhkan niat.
E. Hikmah Shadaqah
1. Menumbuhkan ukhuwah Islamiyah
2. Dapat menghindarkan dari berbagai bencana.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 25
3. Akan dicintai Allah SWT.
3. Hadiah
A. Pengertian hadiah
َه َدىMenurut bahasa di ambil dari kata yang berarti memberi dengan tujuan memuliakan.
Sedangkan menurut istilah, harta benda yang di berikan kepada seseorang dengan tujuan untuk
memuliakan.
B. Dasar hukum hadiah
Hadiah adalah suatu perbuatan yang d)i ٤syٌa:ٌriءaاtسkaلنn(ا,ٌdئًٌاaٌِريliَمlnٌاyًئaَهنِيaٌdُوهaُlلaُكhٌَفfiاrًسmْفaَنnٌُهAِْمنllٌaٍءhفَِإ ْنٌ ِطَْْبٌلَ ُك ْمٌ َع ْنٌ َش ْي
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang
hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik
akibatnya.(An Nisa’ : 4).
ٌHلَْوaَوdٌ،isٌتRُ aْبsَجuَلlِuٌllٍعaراhَُكsٌaَْوwأَُعْهْنِدٌأََيٌِبإٌَََُِّلهٌَريِْذَرََةراٌعَرٌأَِْضوٌَيُكٌَاراََّّلعلٌٌُلَََعقنْبِْلٌهُ ُتَعٌْن(أٌَالَْخنَِّرِبَجٌهٌُاَصلَلبّىخاٌاَرَّّلٌلُيٌ)َعلَيِْهٌَو َسَلَّمٌقَا َلٌلٌٌَْوٌ ُد ِعي ُتٌإَِلٌِذٌَراٍعٌأ
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda: "Seandainya aku diundang untuk jamuan makan
sebesar satu paha depan (kambing) atau satu paha belakangnya, pasti aku penuhi dan
seandainya aku diberi hadiah makanan satu paha depan (kambing) atau satu paha belakang
pasti aku terima."( HR Bukhari).
C. Rukun dan syarat hadiah
ِدى1. Pemberi hadiah (
الْ ُم ْه ِدى ٌإالَلْْيهُم ْه2. Yang di beri hadiah () syaratnya baligh, berakal, merdeka pemilik barang yang dihadiahkan.
), syaratnya orang yang bisa memiliki barang sehingga anak
kecil dan orang gilapun bisa di beri hadiah.
3. Barang yang diberikan sebagai hadiah
D. Perbedaan antara Shadaqah dan Hadiah
1. Shadaqah ditujukan kepada orang yang membutuhkan, sedangkan hadiah ditujukan kepada
orang yang berprestasi.
2. Shadaqah untuk membantu orang-orang terlantar memenuhi kebutuhan pokoknya, sedangkan
hadiah adalah sebagai kenang-kenangan dan penghargaan kepada orang yang dihormati.
3. Shadaqah adalah wajib dikeluarkan jika keadaan menghendaki sedangkan hadiah hukumnya
mubah (boleh).
E. Hikmah Hadiah
1. Menjadi unsur bagi suburnya kasih sayang
2. Menghilangkan tipu daya dan sifat kedengkian.s)eىpeعلrيtiٌوsaٌابbهdواa(رNٌa ِرbْدiَّصMلu اhٌَّرaَحmٌَوmُبadْذ ِهSُتAٌَةWِّدَي.ََْل:َِتَا ُدْوا فَِإ َّنٌا
“Saling hadiah-menghadiahkan kamu, karena dapat menghilangkan tipu daya dan kedengkian”
(HR. Abu Ya’la). ٌٌٌٌٌٌٌٌ)َعلَيْ ُك ْمٌٌِبَْلََداٌََي فَِاَّنَا تُوِر ُثٌالْ َمَوَّدٌةَ َوتُْذ ِه ُبٌال َّضٌغَائِ َنٌ(رواهٌالديلمى
:“Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena ia akan mewariskan kecintaan dan
menghilangkan kedengkian-kedengkian” (HR. Dailami).
4. WAKAF ) ( ٌَوٌقْف
A. Pengertian Wakaf
Wakaf menurut bahasa adalah al habsu ( )اْْلَبْسyang berarti menahan.
Sedangkan menurut istilah yaitu menahan harta benda yang bisa diambil manfaatnya dan tahan
lama dimana si pemilik tidak lagi bisa menggunakan harta tersebut. Dalam rangka untuk
menedakatkan diri kepada Alah.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 26
Menurut Undang – Undang Menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf,
adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
B. Hukum Wakaf
Wakaf menurut mayoritas ulama’ adalah sunah dan merupakan pemberian yang sunah,
sebagaimana )fi٢rm٦a٧nٌA:ٌlةlرaقhتُْمٌٌَوَِمٌّاٌأَ ْخٌَر ْجنَاٌلَ ُك ْمٌٌِم َنٌاِلْر ِضٌ(الب ََْيٌأَُيّ َهاٌاَلّ ِذي َنٌآَمنُواٌأَنِْفُقواٌِم ْنٌطَيِبَا ِتٌَماٌَك َسب
ٌ
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. (Al Baqarah : 267).
ayat ini secara umum menjelaskan berinfak dijalan yang baik, dan wakaf merupakan berinfak ke
ٌjاaإَِّلlaٌٍةnَاثyَلaٌَثnنgْ ِمbٌaّلٌاiَkٌِإdُُهaَملnَعbٌeُنْهnَعaٌrَع. َطSٌَقaْنbٌاdُنaٌ)مَساRنْلaِإسsمْلuٌٌاlتuواَهllرaٌَماhٌ(اsٌهٌَُذaٌِلٌَإwٌِمَع ْْننٌٌأََِصبَدٌقٍَُهةٌَريََْرجَةٌا ِرأيٍَََةّنٌٌأََْروٌُسِعولٍَْلمٌٌايََُّْنّللِتٌََف ُعَصٌَلّبِِهىٌٌأَاَْوَّّلٌلٌَُولََعٍدلٌَْيِهٌَصاٌَولٍَِسٌَحلٌَّمٌيٌَْدقَاُعَول
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal
dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah (wakaf), ilmu
yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya".(HR Muslim).
C. Rukun Wakaf
1. Shighat yaitu ijab dan qabul para ulama’ sepakat bahwa wakaf terjadi dengan ijab, adapun
ucapan dalam wakaf seperti mengatakan, “saya wakafkan tanah ini untuk masjid”.
Menurut undang-undang wakaf, Shighat atau ikrar wakaf yaitu pernyataan kehendak dari wakif
untuk mewakafkan benda miliknya.
Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakil kepada nadzir (pengawas wakaf) di hadapan PPAIW
(Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf) dengan disaksikan oleh dua orang saksi, ikrar tersebut
dinyatakan secara lisan dan atau tulisan serta diuangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.
Dalam hal wakif tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau tidak dapat hadir dalam
pelaksanaan ikrar wakaf karena alasan yang tidak dibenarkan oleh hukum, wakif dapat menunjuk
kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh dua orang saksi.
Adapun syarat shighat adalah
a. Tidak di gantungkan pada sesuatu, tidak boleh mengatakan” saya wakafkan tanah ini jika
anak saya lulus ujian”.
b. Di berikan untuk selamanya bukan sementara.
الٌَواقٌِف2. Orang yang berwakaf / al waqif (
), syaratnya
a. Orang yang cakap dalam bertindak yaitu baligh dan berakal.
b. Merdeka
c. Tidak terpaksa.
d. Bukan merupakan orang yang terhalang dalam perbuatanya (mahjur alaih).
e. Merupakan pemilik barang yang di wakafkan.
3. Pihak penerima wakaf atau peruntukan wakaf (al mauquf alaih) ) ( الْ َم ٌْوقُوفٌ َعلَْيهsyaratnya,
a. Pihak penerima wakaf adalah untuk kebaikan seperti wakaf tanah untuk membangun
madrasah, wakaf kepada pantai asuhan dan lainya.
b. Pihak penerima wakaf adalah orang yang secara syariat kepemilikanya di akui.
c. Peruntukan wakaf selamanya tidak terputus seperti untuk masjid dan lainya.
d. Pihak penerima wakaf harus jelas di ketahui.
4. Barang yang di wakafkan / al mauquf ,) ( الْ َم ٌْوقُوفsyaratnya
a. Harus diketahui dengan jelas, sehingga tidak boleh mewakafkan barang yang tidak jelas,
seperti mengatakan saya wakafkan sebagian tanah saya, wakaf seperti ini tidak sah karena
tidak jelas.
b. Bisa di ambil manfaatnya dan tahan lama.
c. Tidak terdapat hak orang lain.
d. Memiliki nilai jual.
D. Macam-macam Wakaf
Wakaf dibagi menjadi dua macam, yaitu :
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 27
1. Wakaf Ahly ( )ٌَوٌقْ ٌُفٌأ ْهلِىatau di sebut juga wakaf dzurri, yaitu wakaf yang khusus diperuntukkan
bagi orang-orang tertentu, seorang atau lebih, baik ada ikatan keluarga atau tidak. Misalnya
wakaf yang diberikan kepada seorang tokoh masyarakat atau orang yang dihormati.
2. Wakaf Khairy (( )ٌَوٌقْ ُفٌٌ َخْْيىwakaf untuk kemaslahatan umum), yaitu wakaf yang diperuntukkan
bagi kepentingan umum. Misalnya wakaf untuk Masjid, Pondok Pesantren, Madrasah dan
lainya.
E. Perubahan Benda Wakaf
Menurut Imam Syafi’i menjual dan mengganti barang wakaf dalam kondisi apapun hukumnya tidak
boleh. Sementara Imam Maliki dan Imam Hanafi membolehkan mengganti semua bentuk barang
wakaf, kecuali masjid. Penggantian semua bentuk barang wakaf ini berlaku, baik wakaf ahly
maupun waqaf Khairy, dengan ketentuan :
a. Apabila pewakaf mensyaratkan (dapat dijual atau digantikan dengan yang lain), ketika
berlangsungnya pewakafan.
b. Barang wakaf sudah berubah menjadi barang yang tidak berguna.
c. Apabila penggantinya merupakan barang yang lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan.
d. Agar lebih berdaya guna harta yang diwakafkan.
G. Hikmah Wakaf
Hikmah disyari’atkannya wakaf, antara lain sebagai berikut :
a. Membiasakan kaum muslimin menolong kepentingan orang lain.
b. Menghidupkan lembaga-lembaga sosial maupun keagamaan demi syi’ar Islam dan keunggulan
kaum muslimin.
c. Memotivasi umat Islam untuk berlomba-lomba dalam beramal karena pahala wakaf akan terus
mengalir sekalipun pemberi wakaf telah meninggal dunia.
d. Menyadarkan umat bahwa harta yang dimiliki itu ada fungsi sosial yang harus dikeluarkan.
D. Mengasosiasi
Setelah melakukan pendalaman materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi dengan teman
sebangku anda atau dengan kelompok anda.
E. Mengkomunikasikan
Tempel hasil diskusi di kelas.
F. Penilaian,
KI 2 (sosial ) –observasi, sikap jujur - Tidak Kadang- Selalu
No Pernyataan kadang
1 Menyontek pada saat ulangan
2 Mengatakan yang sebenarnya pada saat di tanya
3 Membuat laporan berdasarkan data
4 Menyerahkan barang yang di temukan kepada yang berwenang
5 Megambi karya orang lain tanpa menyebut sumbernya
Penilaian ki 3, Soal Pilihan Ganda
1. Memberikan sesuatu kepada orang lain 3. Memberikan harta benda kepada orang lain
semasa hidupnya tanpa meminta imbalan semasa hidup tanpa meminta imbalan dengan
A. Sedekah harapan mendapat ridla Allah swt di sebut
B. Hadiah A. Sedekah
C. Hibah B. Hadiah
D. Jual C. Hibah
E. Beli D. Jual
2. Yang merupakan rukun hibah adalah … E. Beli )ٌ إَِّنَا ٌال َّص َدقَا ُت ٌلِلُْفَقٌَراِء ٌَوالْ َم َساكِِْي
ٌُالْ َمْاولُْهُمو ْشُتَبِرٌلَىه
A. 4. )٦٠ٌ :ٌ التوبة
B.
adalah dalil di syariatkanya ….
C. الَوكيْل A. Hadiah
B. Hibah
D. الْ َمْوُهو ُبٌ َعلَيْه C. Jual beli
D. Wakalah
E. ٌالْ َمْفعُْول E. Kafalah
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 28
5. Diantara syarat barang yang di berikan dalam C. Wakaf hasani
hibah adalah … D. Wakaf Syarri
A. Barang najis E. Wakaf sayyi’i
B. barang yang tidak mempunyai nilai jual 13. Al waqif merupakan salah satu rukun ….
C. Barangya jelas saat di hibbahkan
D. Barang yang di berikan milik orang lain A. Hibah
E. Barang yang di berikan tidak dapat di serah B. Hadiah
terimakan C. sedekah
D. Wakalah
6. Al mutashaddiq adalah salah satu rukun .. E. Wakaf
A. Hibah 14. Salah satu syarat orang yang berwakaf adalah
B. Hadiah A. Cakap dalam bertindak
C. sedekah B. Anak kecil
D. Salam C. Orang tua renta
E. Jual beli D. Terpaksa
E. Bukann kehendak sendiri
7. الْ ُمتَ َص َّد ٌُقberarti … 15. Penerima atau peruntukan wakaf di sebut
A. Wakif
A. Penerima sedekah B. Mauquf alaih
B. Penerima hibah C. Mauquf bih
C. Orang yang bersedekah D. Mauquf lahu
D. Orang yang berhibah E. Maf’ul bih
E. Orang yang menerima hadiah 16. Syarat barang yang di wakafkan dalam wakaf
8. Harta benda yang di berikan kepada seseorang A. Barang yang tidak tahan lama
dengan tujuan untuk memuliakan B. Barang yang tidak mempunyai nilai jual
A. Hibah C. Barangnya terdapat hak orang lain
B. Hadiah D. Barangnya di ketahui dengan jelas
C. sedekah E. Barangya tidak jelas
D. Salam 17. Hukum asal wakaf adalah ..
E. Jual beli A. Mubah
9. Para siswa kelas x datang kerumah salah satu B. Mandub
gurunya dengan membawa cindera mata untuk C. Makruh
di berikan kepada gurunya, apa yang di berikan D. Wajib
para siswa tersebut di sebut E. Haram
A. Hibah 18. Roni mewakafkan tanahnya untuk di buat
B. Hadiah perjudian, hukum wakaf yang di lakukan Roni
C. sedekah A. Mubah
D. Zakat B. Mandub
E. Pemberian C. Makruh
10. Bu Tika memberikan beberapa uang kepada D. Wajib
anak-anak yatim dengan niat mendekatkan E. Haram
diri kepada Allah, apa yang di lakukan bu Tika
termasuk … 19. Wakaf menurut bahasa adalah اْْلَْبسyang
A. Hibah berarti….
B. Hadiah A. Menahan
C. sedekah B. Mencegah
D. Zakat C. Melarang
E. Pemberian D. Tertahan
11.Wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan
umum di sebut … 20. Eٌِه.ٌِبMُقeدnَّ صdَ irَتiُمkْلa اnmerupakan salah satu rukun
A. Wakaf Ahly
B. Wakaf Khairy sedekah yang berarti
C. Wakaf Dzurri A. Barang yang di sedekahkan
D. Wakaf Syarri B. Penerima sedekah
E. Wakaf sayyi’i C. Yang bersedekah
12. Sedangkan wakaf yang khusus diperuntukkan D. Yang mengawasi sedekah
bagi orang-orang tertentu, atau tidak. di sebut E. Niat yang bersedekah
A. Wakaf Ahly
B. Wakaf Khairy
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Jelaskan perbedaan shadaqah dengan hadiah !
2. Bagaimana hukum memberikan sesuatu ke anak kecil yang belum baligh!
3. Jelaskan manfaat jika kita suka melakukan sadaqah?
4. Apa yang terjadi jika banyak kaum muslimin yang mewakafkan barangnya, jelaskan pendapatmu!
5. Siapakah yang pertama kali kamu beri hadiah ketika mendapatkan kebahagiaan dan jelaskan !
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 29
4 WAKALAH DAN SULHU
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar (KD)
1.4 Menghayati hikmah dari perintah Allah tentang wakalah dan shulhu
2.4 Menunjukan rasa tanggungjawab melalui materi wakalah dan sulhu
3.4 Memahami ketentuan Islam tentang wakalah dan sulhu
4. 4 Mempresentasikan ketentuan wakalah dan sulhu
Pendekatan Saintifik
A. Mengamati
Amati gambar dibawah ini !
B. Menanya
Setelah mengamati gambar diatas berilah komentar !
C. Mengeksplorasi
1. Wakalah ) (وكالة
A. Pengertian Wakalah yang
ٌاٌْلٌِْف ُظKata wakalah bisa di baca wakalah bisa juga di baca wikalah menurut bahasa adalah
berarti menjaga atau melindungi, sebagaimana firman Allah,
ٌَوقَالُواٌ َح ْسبُنَاٌاََّّللٌَُونِْع َمٌالَْوكِي ُل
)١٧٣ :(آلٌعمران
"Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung".(Ali Imran : 173)
Jika di mutlakan yang dimaksud adalah الَتّ ْف ِويْضyang berarti perwakilan.
Sedangkan menurut istilah Pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam
pekerjaan atau urusan yang boleh diwakilkan.
B. Dasar dan Hukum Wakalah
Asal hukum wakalah adalah mubah, tetapi bisa menjadi haram bila yang dikuasakan itu adalah
pekerjaan yang haram dan menjadi wajib kalau terpaksa harus mewakilkan dalam pekerjaan yang
dibolehkan oleh agama. Allah SWT. Berfirman, )١٩:ٌفَابْ َعثُواٌأَ َح َدُك ْمٌبَِوِرقِ ُك ْمٌ َه ِذهٌِإَِلٌالْ َم ِدينَِةٌ(الكهف
ٌ
”Maka suruhlah salah seorang diantara kamu ke kota dengan membawa uang perakmu ini”
Ayat tersebut menunjukkan kebolehan mewakilkan sesuatu pekerjaan kepada orang lain.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 30
ٌٌَHبَةaْقdُعisٌَمRَّلaٌَسsَوuٌluِهlْيlaََعلhٌsُهaللwبَْعٌِنْنٌٌَعأَاِِمبٌٍرٌُهَغَرنَيًَْمرٌَةاٌيقََاْقَلِسٌُمَوََّكهلَاٌِنَعٌلََرىُسٌْوَُصلٌَحالالبَِهتٌٌِِهَِِب(ْفرواظهٌٌاَزلَكباةخٌاَررَمى)َضا َنٌَوأٌَ ْعطَىٌالَنِّ ُّبٌ ٌَصَلّىٌا
“Dari Abu Hurairah ra.berkata : “Telah mewakilkan Nabi SAW kepadaku untuk memelihara zakat
fitrah dan beliau telah memberi Uqbah bin Amr seekor kambing agar dibagikan kepada sahabat
beliau” (HR. Bukhari).
Para ulama’ sepakat bahwa akad wakalah merupakan salah satu akad yang diperbolehkan,
karena kehidupan manusai membutuhkannya, dan karena merupakan salah satu bentuk tolong
menolong dalam kebaikan.
C. Rukun dan Syarat Wakalah
1. Sighat yaitu ijab dan qabul atau serah terima.
syaratnya berupa ucapan atau perbuatan yang mengandung adanya kehendak mereka dalam
mengadakan kontrak.
2. Orang yang mewakilkan / al muwakkil Syaratnya :
a. Mukalaf, atau mumayiz dalam batas-batas tertentu, yakni dalam hal-hal yang bermanfaat
baginya seperti mewakilkan untuk menerima hibah, menerima sedekah dan lainya.
الٌَوكٌِْيٌلb. Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang di wakilkan.
3. Orang yang mewakili / Al Wakil ( ) , Syaratnya :
a. Mukallaf
b. Dapat mengerjakan tugas yang di wakilkan kepadanya.
c. Wakil adalah orang yang di beri amanat
d. Jelas orangnya.
4. Obyek perwakilan atau hal-hal yang di wakilkan atau pekerjaan yang di wakilkan , Syaratnya
a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili
b. Tidak bertentangan dengan syariat islam.
c. Dapat di wakilkan menurut syariat islam.
D. Jenis wakalah
Di tinjau dari segi obyeknya wakalah terbagi menjadi dua,
1. Wakalah khusus ( ٌ( الٌَوٌَكاٌلَة ٌاْلٌَا َّصٌةyaitu perwakilan atas pekerjaan tertentu, seperti seseorang
yang berkata kepada wakilnya untuk menjual pisang, maka dalam hal ini pihak wakil tidak boleh
berdagang selain pisang.
2. Wakalah umum ( )الٌَوَكٌالٌَة ٌال َعٌاَّمٌةyaitu perwakilan atas segala pekerjaan, seperti perkataan
seseorang kepada wakilnya, kamu adalah wakilku dalam segala hal.
E. Hikmah Wakalah
a. Menjaga kemaslahatan kaum muslimin.
b. Menghilangkan kesulitan yang dihadapi kaum muslimin, karena tidak semua orang mampu
melakukan sendiri pekerjaanya.
c. Menumbuhkan sikap tolong menolong diantara sesama manusia.
d. Menimbulkan sikap saling percaya mempercayai diantara sesama manusia Karena memberikan
kuasa pada orang lain merupakan bukti adanya kepercayaan pada pihak lain.
2. Shulhu ()صلْح
A. Pengertian Sulhu
Sulhu menurut bahasa adalah bentuk isim, yang berarti ( الٌْ ُمٌ َصٌاَْلٌَةberdamai) lawan kata dari
ٌJةuَمgَصa اbَخerٌُمmْالaykannagعbأeَِزrلنaٌاrtُعiْطbeَ قrymaunsgubhearna.rti memutus perselisihan.
Sedangkan menurut istilah yaitu Akad yang di buat untuk menyelesaikan perselisihan hingga di
capai kesepakatan antara kedua belah pihak yang bersengketa atau berselisih.
Para pelaku di sebut mushaalih dan hak yang di perselisihkan di sebut mushaalah alaih atau badal
sulh
B. Hukum Sulhu
Melakukan akad Sulhu adalah sunah berdasarkan Al Qur’an, firman Allah
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 31
ٌَْع)ُروٌ ٍفٌٌأَْوٌإِ ْصلا ٍحٌبََْْيٌالَنّا ِسٌَوَم ْنٌيٌَْفَع ْلٌ َذلِ َكٌابْتِغَاء١ٌَم١ٌٌو٤َْةٌٌٌأ:ٍَلَماْرٌَضَاخِْْةَيٌاٌََِّّللِفٌٌفََكَثِسْْوٍيٌَِمفٌْننٌُْؤتَِينِْهَواٌأَُه ْْمجًٌراإٌِلاَعٌِظَمي ًْنماٌٌأََ(مَرالٌنبِسَصاَءدٌق
“ Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan
perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.( An Nisa’ : 114).
Juga firman-Nya,ٌ )١٠ٌ:ٌإَِّنَاٌالْ ُمْؤِمنُو َنٌإِ ْخَوةٌفَأَ ْصلِ ُحواٌبََْْيٌأَ َخَويْ ُك ْمٌَواَتُّقٌواٌاََّّللٌَلٌََعَلّ ُك ْمٌتٌُْرحَمُو َنٌ( اْلجرات
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat”.( Al Hujurat : 10).
ٌاHًحaْلdُصisٌRَّلاaٌِإsٌُدuَمluْحlَأlٌaَدhَزاsٌaَيwَْع ْنٌأَِبٌ ُهَريَْرَةٌقَا ٌَل قَا َلٌَر ُسوُلٌاََّّلِلٌ َصَلّىٌاََّّللٌُ َعلٌَيِْهٌَو َسَلَّمٌال ُّصلٌْ ُحٌ َجائٌِزٌبََْْيٌاٌلْ ُم ْسلِ ِم
ٌ )أَ َحٌ َّلٌ َحَراًماٌأَْوٌ َحَّرَمٌ َحلَاًلاٌ) رواهٌأبوٌداوود
“ Dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah saw bersabda: "Perjanjian damai diperbolehkan di
antara orang-orang Muslim." Ahmad menambahkan, "kecuali perjanjian damai yang
menghalalkan sesuatu yang haram atau mengharamkan yang halal".(HR Abu Dawud).
Semua ulama’ sepakat bahwa secara global akad sulhu di syariatkan, karena dapat
menyelesaikan perselisihan.
C. Rukun dan Syarat Sulhu
Rukun sulhu menurut mayoritas ulama’ adalah,
1. Sighat (ijab dan qabul ) syaratnya, ada ijab dan qabul dari kedua belah pihak yang bersengketa,
seperti ucapan tertuduh kepada orang yang menuduh, aku berdamai denganmu dengan
memberimu ganti rugi, aku terima perdamainmu.
2. Pihak yang melakukan akad al mutasalihan, syaratnya keduanya, mempunyai kecakapan dalam
berbuat yaitu baligh dan berakal.
3. Obyek sulhu atau perkara yang di sengketakan (ٌُ )الْ ٌُم َصاََلٌُ َعنْهbisa berupa hak Allah, bisa juga
berupa hak manusia. Jika berupa hak Allah para ulama’ sepakat tidak menerima adanya akad
sulhu, sehingga tidak sah melakukan sulhu atas had zina, mencuri, minuma-minuman keras
dan lainya. Syaratnya,
a. Perkara yang disengketakan adalah sesuatu yang boleh dimintai ganti rugi, baik sesuatu
yang bisa di jual maupun tidak, baik berupa harta benda maupun bukan.
4. b. Pekara yang di sengketakan harus jelas. (ٌ)الْ ٌُم َصاََلٌُبِِه atau ( )الْ ُمٌ َصاََلٌُ َعٌلٌَْيٌِهsyaratnya
Barang pengganti dari sesuatu yang di perselisihkan
harus berupa benda atau harta yang benilai secara syariat, harus jelas, milik orang yang
melakukan sulhu.
D1..MSauclhaumk-mhaatictaahm)sٌةuَطlhِْطيu ( ٌُصٌْلحٌ َحyaitu Akad perdamaian dengan cara mengambil sebagian barang
yang di sengketakan. Seperti orang yang bersengketa atas rumah kemudian melakukan damai
dengan mengambil setengah atau sepertiga dari rumah yang di sengketakan.
2. Sulhu mu’awadha )ٌ ( ٌُصلٌْحٌ ُم َعاَو َضةyaitu Akad perdamaian dengan cara mengganti barang yang di
sengketakan, seperti orang yang bersengketa masalah rumah kemudian keduanya melakukan
akad damai dengan diganti rumah yang lain atau diganti dengan mobil.
3. Sulhu an addain )ٌ ( ٌُصٌلْحٌ َع ِنٌال َّديْنyaitu Akad perdamaian atas hutang, seperti seseorang yang
menuduh pihak lain mempunyai hutang dan di akui oleh pihak tertuduh, kemudian keduanya
melakukan akad damai dengan di bayar setengahnya atau di bayar oleh orang lain.
E. Hikmah Sulhu
a. Menghilangkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya perselisihan antar sesama muslim.
b. Menjaga sikap kasih sayang antar sesama muslim
c. Meningkatkan rasa ukhuwah / persaudaraan sesama manusia.
d. Menghilangkan rasa dendam, dan perselisihan diantara sesama.
e. Menjunjung tinggi derajat dan martabat manusia untuk mewujudkan keadilan.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 32
D. Mengasosiasi
Buat atau carilah gambar yang berhubungan dengan materi !
E. Mengkomunikasikan
Perlihatkan gambar yang sudah didapat kepada teman yang lain agar diberikan komentar !
Evaluasi / penilaian Pernyataan Tidak Kadang- Selalu
ki 2 – sikap percaya diri - kadang
No
1 Saya berpendapat tanpa ragu-ragu
2 Saya tidak mudah putus asa
3 Saya berani presentasi di depan kelas
4 Saya berani bertanya
5 Saya berani menyangkal pendapat teman
Penilaian ki 3 (Pengetahuan)
Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang benar !
1. Wakalah menurut bahasa artinya .... 6. Wakili aku dalam menjual tas ini, dalam fiqih
muamalah pernyataan orang tersebut masuk
A. mewakili. dalam pembahasan ….
A. Kafalah
B. mewakilkan. B. Dhaman
C. Jual beli
C. Di wakili D. Wakalah
E. Sulhu
D. Dwakilkan.
7. Syarat obyek perwakilan dalam akad wakalah
E. Perwakilan adalah
A. Tidak bertentangan dengan syariat islam
2. Asal hukum wakalah adalah B. Atas kehendak sendiri
C. Tidak di ketahui oleh orang yang mewakili
A. Sunah D. Orang yang mewakili mendapatkan upah
E. Pekerjaanya adalah sesautu yang subhat
B. mandub
8. Irma berkata kepada Masya,” Masya belikan
C. Wajib aku apel” maka ia menjadi wakilnya Irma,
perwakilan seperti ini di namakan …
D. Makruh A. wakalah umum
B. Wakalah khusus
E. Mubah C. wakalah tertentu
D. wakalah bil ujrah
3. Ali meminta Arif untuk mewakilinya dalam E. wakalah istimewa
menjual bangkai ayam, hukum perwakilan 9. Belikan aku apa saja, kata Ari kepada Rahman,
perwakilan seperti ini di sebut..
tersebut adalah ... A. wakalah umum
B. Wakalah khusus
A. Mubah C. wakalah tertentu
D. wakalah bil ujrah
B. Haram E. wakalah istimewa
C. Makruh 10. Yang bukan merupaka syarat wakil adalah
A. Mukallaf
D. Sunah B. Dapat mengerjakan tugas yang di wakilkan
kepadanya.
E. Wajib C. wakil adalah orang yang di beri amanat
D. Jelas orangnya.
4. DDABECa.....sٌَْمٌٌمٌٌةِيaٌٍَِعقَيُكيْنةrََيْزدِِدمhسَصٌَمَلِوuْاِلِْهَخkٌأُبٌَمِبuٌٌَيرَلْنلmٌََبأٌَََيََْإوْمِأٌٌََاwِْوْباَِنذٍيٌٌْْهaٌِزََُمحهٌعkَئٌٌِبaٌُِلْامالlٌَْلجصaٌمْإُِكhٌَوٌُفحَِْرمٌحِقِأaِلْةِهٌَُهdٌََُّصبِووابaٌَءَْْنْخمlكلaٌَُدجإٌِااhَمٌَحَنْن.ِو.أٌَْن.ُلاٌ َخْْإَِيَّنٌَافٌَِاافبْلٌَْعَُمَكثوُلِثِْؤواَِْممٍيٌن E. Anak kecil
5. YaABn..gبٌِِهلtِكeٌقَوrُمmَُلّْدaَصاsuَُمتkْالrukun wakalah adalah ..
C. ٌُالَْوَكالَة 11. Sulhu menurut bahasa adalah bentuk isim,
الْ ُمتَالََصواَّدِه ُقٌب
D. yang berarti الْ ُم َصاَْلَةmaknanya ….
E.
A. Berdamai
B. Bermusuhan
C. Bersamaan
D. Perlawanan
E. Perwalian
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 33
12. Pelaku akad sulhu di sebut D. ُصٌلٌْحٌ َع ِنٌال َّديْن
E. ٌُصْلٌحٌ َخٌْْي
A. ُم َصاََلٌ َعلَْيه
بََدلُمٌ َصُصالْلِحح 16. Seseorang yang menuduh pihak lain
B. mempunyai hutang dan di akui oleh pihak
C. tertuduh, kemudian keduanya melakukan
akad damai dengan di bayar setengahnya
D. ٌُالْ ُم َصاََلٌُ َعْنه atau di bayar oleh orang lain. sulhu seperti ini
E. الْ َم َحل di sebut…
13.Akad yang di buat untuk menyelesaikan A. Sulhu mu’awadha
B. Sulhu khatitah
perselisihan hingga di capai kesepakatan C. Sulhu jaiz
D. Sulhu an addin
antara kedua belah pihak yang bersengketa E. Sulhu lazim
atau berselisih di sebut…
17.Orang yang bersengketa masalah rumah
A. Sulhu kemudian keduanya melakukan akad damai
dengan diganti rumah yang lain atau diganti
B. Wakalah dengan mobil, sulhu seperti ini di sebut…
A. Sulhu mu’awadha
C. dhamanah B. Sulhu khatitah
C. Sulhu jaiz
D. Kafalah D. Sulhu an addin
E. Sulhu lazim
E. Riba
18.Ucapan tertuduh kepada orang yang menuduh,
14.CEDABD.....aliًٌُدٌٌٌتاٌةlُئّْلِهُنًَيdْلثَِافََسiَحبَِِعَحكَعsَْأَااٌََقلyٌففًٌٌَضٌلاaُعًِضاعااrَراًحيiَرضَفaٌْوَْلُكٌٌُْدtٌَُصْاقkَوٌعٌُنًٌأaَأَّيٌَّلهَُْسلnٌَعٌثّاَاحٌَلyَُواَّلaٌِضِذُُضئاٌَراٌإaًِِقرٌَيkْقَيٌُّْْلرaَِوقأٌََََِمdَّليْلَسٌِلٌِبإsَُّمَْلuلٌِْدَكاlضhاٌْلهُاuٌُِْرٌََيكأaَبَِْهقْْوdبََيٌتوُِلaٌيِهزlِaفٌائhاَمل ْنُّصٌقْلَيٌَْذائُِحٌِهٌاٌَلَِِّذج aku berdamai denganmu dengan memberimu
ٌَحَراًماٌأَْوٌ َحَّرَمٌ َحلَاًلا ganti rugi, aku terima perdamainmu, ucapan
15. Orang yang bersengketa atas rumah ini termasuk rukun sulhu yang berupa
A. Al aqidani
kemudian melakukan damai dengan B. Shighat
C. Al Musalih
mengambil setengah atau sepertiga dari D. Al Musalih bihi
E. Al Musalih anhu
rumah yang di sengketakan, sulhu seperti ini
19. Berikut ini yang merupakan hikmah sulhu
di sebut… adalah
ُصٌٌلٌُْصْلٌحٌُصحٌٌلٌُْم َعحَحاٌَِوطَْيجاَضئطَِةزٌة A. Memunvulkan kebencian
A. B. Menimbulkan erselisahan antar muslim
B. C. Menimbulkan perpecahan antar muslim
C. D. meningkatkan rasa ukhuwah/
persaudaraan sesama manusia
E. Memupuk rasa dendam antar muslim
20. Syarat orang yang melakukan akad sulhu
adalah ..
A. Belum cukup umur
B. Kurang akal
C. Banyak akal
D. Baligh
E. Tidak sempurna akalnya
Soal Uraian
1. Jelaskan pengertian wakalah menurut istilah ?
2. Buatlah contoh dari akad wakalah !
3. Apakah status bagi orang yang diberi kuasa dalam wakalah ?
4. Jelaskan pengertian shulhu menurut istilah ?
5. Tulislah dalil tentang sulhu berikut artinya!
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 34
5 DHAMAN DAN KAFALAH
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar (KD)
1.5 Menghayati manfaat dari perintah Allah tentang dhoman dan kafalah
2.5 Meningkatkan kepedulian terhadap sesama sebagai implementasi dari pemahaman dhaman dan kafalah
3.5 Memahami ketentuan Islam tentang dhamman dan kafalah
4.5 Mensimulasikan cara dlaman dan kafalah
Pendekatan saintifik
A. Mengamati
Amati kisah dibawah ini !
Abu Dzar sang penjamin
Pada suatu hari khalifah Umar bin Khattab dan beberapa sahabat sedang duduk-duduk, tiba-tiba
masuklah dua orang lelaki dan seorang pemuda yang tangannya dipegang oleh kedua lelaki
tersebut. Mereka datang tergopoh-gopoh, salah seorang lelaki itu mengatakan, “Wahai Amirul
Mukminin, pemuda ini telah membunuh ayah kami. Kami bawa kehadapanmu agar engkau
memberikan hukuman sebagaimana yang ia perbuat terhadap ayah kami. “Wahai Amirul Mukminin,
dengarkanlah penjelasanku terlebih dahulu” kata pemuda tersebut. salah seorang lelaki itu berkata,
“Tidak, penjelasanmu tidaklah penting, kamu sudah membunuh orang tua kami. Umar pun berusaha
menengahi kedua pihak, Umar berkata, ”Lebih baik kamu berdua diam terlebih dahulu. Aku ingin
mendengar tentang kejadian sebenarnya.” Pemuda yang dituduh melakukan pembunuhan itu
bercerita. Pada suatu hari, saya berjalan di belakang untaku yang sangat besar, saat itu unta
berjalan melewati suatu kebun dan memakan tanamanya, aku menghalaunya agar keluar dari
kebun tersebut tetapi unta itu agak sedikit lambat untuk keluar dari kebun. Tidak lama kemudian
munculah orang tua renta dari kebun tersebut, ia lempar untaku dengan batu besar tepat mengenai
kepala hingga mati. Saya sangat marah lalu kuambil batu tersebut dan aku lemparkan ke arah
orang tua itu. Tidak ada niatan membunuh sama sekali, tetapi tidak disangka batu itu mengenai
kepalanya dan dia meninggal.
Setelah mendengar penjelasan pemuda itu, Umar memutuskan bahwa pemuda itu mendapat
hukuman mati (Qisas) sebagai balasan atas perbuatannya.
Lalu pemuda itu berkata, ”Saya tidak menolak hukuman itu, tetapi permasalahanya saya
mempunyai adik, sedangkan ayah saya telah meninggal dunia. Sebelum ayah saya meninggal, dia
telah mewariskan harta dan saya menyimpannya di tempat yang tidak diketahui oleh orang lain.
Untuk itu saya minta waktu tiga hari untuk pulang ke kampung dan memberikan harta warisan
tersebut. Umar bertanya, ”Siapakah yang akan menjadi penjaminmu”? “Syeh ini yang menjamin
saya” kata pemuda itu sambil menunjuk ke Abu Dzar Al-Ghiffari. Apabila setelah tiga hari pemuda
itu tidak datang, maka Abu dzarlah yang akan menerima hukuman qisas tersebut.
Pada hari ketiga, Umar, para sahabat dan dua lelaki itu menunggu pemuda tersebut. Hingga tengah
hari, pemuda itu belum juga datang. Kedua lelaki tersebut mulai gelisah. ”Hari sudah siang tetapi
pemuda itu belum datang, kalau tidak datang, maka Abu dzar akan menjadi penggantinya untuk
menerima hukuman mati,” kata salah seorang lelaki itu.
Akhirnya pemuda itu benar-benar bertanggung jawab dan datang, ia menepati janjinya, sekalipun ia
akan kehilangan nyawanya. Mohon maaf aku datang terlambat karena daerahku sangat jauh, kata
pemuda tersebut. Kepada Abu Dzar, pemuda itu mengucapkan terima kasih karena telah bersedia
menjadi penjaminnya. Sementara itu kedua lelaki, yang ayahnya telah terbunuh, merasa terharu
akan kehadiran pemuda yang menepati janjinya. Mereka berkata, ”Wahai Amirul Mukminin, kami
mohon agar tuntutan kami dibatalkan, kami telah memaafkan pemuda al-wafi (penepat janji ) ini.”
Menanggapi peristiwa itu, Umar bin Khattab berkata, ”Wahai Abu Dzar, kamu sungguh berani dan
wahai pemuda, kamu adalah al-Wafi. Kamu berdua sangat mulia, berjabat tanganlah kalian dan
berpelukanlah.
B. Menanya
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 35
Setelah mengamati kisah diatas berilah komentar !
1. Dhaman ) (ضمان
A. Pengertian Dhaman
Dhaman menurut bahasa bermakna al kafalah ) ( ال ٌَكٌَفاٌلَةyang berarti jaminan
Jika dimutlakan terdapat beberapa makna yaitu
1. Bermakna kafalah jiwa dan kafalah harta ini menurut mayoritas ulama’.
2. Bermakna denda atas barang atau benda yang dirusak atau di ghasab.
3. Bermakna dhaman harta benda.
4. Mengganti apa yang dirusak baik karena penggunaan secara sah maupun tidak sah.
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pengertian diantaranya,
Menurut As Syaukani (ulama’ Syafii) adalah denda atau mengganti barang yang dirusakan.
Menurut ulama’ Hanafi, Mengganti barang yang dirusakan dengan barang yang sama jika
barangnya ada atau mengganti dengan seharga barang yang dirusakan jika barangnya sudah
tidak ada.
B. Dasar dan hukum Dhaman
Dhaman hukumnya boleh dan sah dalam arti diperbolehkan oleh syariat Islam, selama tidak
menyangkut kewajiban yang berkaitan dengan hak-hak Allah, ini di syariatkan dengan tujuan untuk
melindungi hak. Sebagaimana firman Allah, )٧٢:ٌَولَِم ْنٌ َجاءٌَبِِهٌحِمْلٌُبَعٍِْيٌَوأَََنٌبِِهٌَزِعيمٌ( يوسف
“Barang siapa yang dapat mengembalikan akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban
unta, dan akan menjamin terhadapnya” (QS. Yusuf : 72).
ٌٌH:ٌٌيْ ِهaََعَملdّسٌَلiَsََُّوّللRَِهٌٌاaْيىsَعلّلuَََصlٌuُّلٌٌلlَّuاَِبlٌِlّنaالَىhٌَّصلَلsَaٌٌِإwنَّلَُِّمّبyَلَسaَوٌاnٌلgَقْياِهbََعفَلeٌٌr،ُhَّّلٌلuَهاَاbٌىيuِفnٌَّصاَلgَمaٌٌnِ ِْبتdّلََقنeٌَْلاnجفَأgٌِaزَهَوااnٌَْأِدmَبُِضيeٌَةnَْععgَْبصgٌٌa)َْقتnْدايلtٌَiُذهةbْمأََشaٌئِرr:اتaٌاَعلnهٌٌلgقَجْاتyٌبَُرaْنَخرهnأَعَضg(ٌٌَلٌفdٍَء،iٌََانrبٍةَِعuََِعتsٌٌءلُْصaنَّّلkٌََََِاقaَفيَوٌإnٌِ،َوطََعََعسَْالنّمٌَمأٌٌَنَبِطَطٍََعسَعاٌاًٍمَمراٌٌِض
Dari Anas ia berkata; Sebagian isteri Nabi saw memberi hadiah kepada Nabi saw berupa makanan
dalam sebuah nampan, lalu Aisyah memukul nampan itu dengan tangannya sehingga tumpah
semua isinya. Maka Nabi saw bersabda: "Makanan diganti dengan makanan dan bejana diganti
dengan bejana."(HR Tirmidzi)
Para ulama’ juga sepakat tentang kebolehanya karena kebutuhan menghendaki hal demikian dan
hal ini termasuk memenuhi kebutuhan kaum muslimin yang di perintahkan serta termasuk bentuk
taawun.
C. Rukun dan Syarat Dhaman
َضاِمنRukun dan syarat dhaman adalah ,
1. Penjamin ( ), syaratnya
a. Mempunyai kecakapan dalam bertindak yang standarnya adalah baligh dan berakal.
b. Atas kehendak sendiri
2. Orang yang dijamin ()َم ْض ُم ْون ٌ َعْنه, syaratnya tidak harus mendapatkan ridhanya karena
membayar hutang tanpa ijin dari orang yang di tanggung adalah boleh.
3. Orang yang mendapat jaminan (madhmun lahu) syaratnya harus mengetahui kalau dirinya
mendapat jaminan.
4. Shighat.
5. Obyek yang dijamin ()َم ْض ُم ْون
D. Sebab-sebab dhaman
Diantara hal-hal yang menyebabkan dhaman menurut ulama’ Syafi’i dan Hanbali adalah ..
1. Dhaman karena akad atau transaksi, seperti barang yang dijual, harga yang ditentukan sebelum
barang di terima dan akad salam.
2. Dhaman karena merusak barang, baik karena amanat seperti merusak barang titipan atau
bukan karena amanat seperti merusak barang ghasab.
Menurut ulama’ Maliki sebab dhaman adalah
1. Dhaman karena Merusak secara sengaja seperti membakar pakaian.
2. Dhaman karena Melakukan hal yang menyebabkan kerusakan atau bahaya seperti menggali
sumur di tempat yang bisa membuat orang lain celaka.
3. Dhaman karena Merusak barang bukan karena amanat seperti merusak barang ghasab.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 36
E. Hikmah Dhaman
1. Munculnya rasa aman dari peminjam (penghutang).
2. Munculnya rasa lega dan tenang dari pemberi hutang
3. Terbentuknya sikap tolong menolong dan persaudaraan
4. Menjamin, akan mendapat pahala dari Allah SWT.
2. Kafalah () َكَفالَة
A. Pengertian Kafalah
Kafalah menurut bahasa bermakna al ilzam yang berarti keharusan.
Menurut istilah adalah menanggung atau menjamin seseorang dalam tuntutan terhadap jiwa,
hutang, barang atau pekerjaan.
B. Dasar Hukum Kafalah
Para ulama’ sepakat bahwa kafalah adalah suatu perbuatan yang di syariatkan, dasar hukumnya
adalah Firman Allah SWT : )٧٢:ٌَولَِم ْنٌ َجاءٌَبِِهٌحِمْلٌُبَعٍِْيٌَوأَََنٌبِِهٌَزِعيمٌ( يوسف
“Penyeru-penyeru itu berkata :”Kami kehilangan piala raja dan barang siapa yang dapat
mengembalikan akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan akan menjamin
terhadapnya” (QS. Yusuf : 72).
SabٌdٌaٌٌٌRٌaٌٌsٌuٌlٌuٌlٌlaٌٌhٌٌSٌٌAٌWٌٌٌ:ٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌ)ٌَوالَّزِعي ُمٌ َغا ِرمٌَوال َّديْ ُنٌَمْق ِض ٌّيٌ(أخرجهٌالترمذي،ٌالَْعا ِرَيّةٌُُمَؤَّداة
“Pinjaman harus di kembalikan, penjamin adalah orang yang berkewajiban membayar dan hutang
harus dibayar” (HR. Tirmidzi).
Para ulama’ sepakat bahwa akad kafalah adalah akad yang diperbolehkan karena manusia
membutuhkan dan untuk menghilangkan kesulitan bagi orang yang berhutang.
C. Syarat dan Rukun Kafalah
Rukun kafalah ada lima yaitu,
1. Shighat, di anggap sempurna dengan adanya ijab dari kafil, syaratnya
a. Pernyataan ijab qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukan kehendak mereka
dalam mengadakan akad, seperti perkataan seorang kafil “ saya jamin hutangmu yang ada
pada fulan”.
b. Ijab qabul tidak digantungkan dengan syarat, sehingga tidak boleh mengatakan “ saya jamin
atau tanggung hutang kamu jika si fulan datang dari kepergianya.
c. Ijab qabul Tidak boleh dibatasi waktu, sehingga tidak boleh mengatakan “aku menjamin
hutang kamu hanya satu minggu saja”.
()الكافل2. Kafil,
atau penjamin yaitu orang berkewajiban menanggung atau menjamin, syaratnya
a. Baligh, berakal, merdeka.
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya dan rela dengan
kafalah tersebut.
3. Makful lahu ()َمٌ ْكُف ْول ٌلَه, yaitu pihak yang mendapatkan jaminan dari kafil atau pihak yang
dihutangi, syaratnya
a. Orangnya harus jelas bagi kafil.
b. Harus hadir dimajlis.
c. Berakal (ٌ)ٌَم ْكُف ْولٌعَْنهatau Ashiil ()أَ ِصيْل, yaitu orang yang dijamin, syaratnya
4. Makful anhu
a.Sanggup menyerahkan tanggunganya ( piutang) kepada penjamin.
5. Ob.bDyei kkepneanljaomleihnapnen(jٌِهaِبmٌلin )َمٌ ْك ُف ْوatau ()ََمٌَ ٌلٌٌّال َكَفالَة, sesuatu yang wajib dibayarkan, Syaratnya
a. Merupakan tanggungan orang yang berutang baik berupa uang, benda maupun pekerjaan.
b. Bisa di laksanakan oleh penjamin.
c. Harus merupakan piutang pengikat (lazim), yang tidak mungkin dihapus kecuali setelah di
bayar atau di bebaskan.
d. Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
e. Tidak bertentangan dengan syariah.
D. Macam-macam Kafalah
Kafalah terbagi menjadi ,
1. Kafalah harta ( ( َكَفالَة المالyaitu Kewajiban seorang dalam menanggung harta orang lain, yang
masuk dalam kafalah ini adalah,
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 37
a. Kafalah utang, (ٌ ( َكَفالَة ال َّديْ ِنyaitu seseorang yang berkewajiban membayarkan utang orang
yang di dijamin.
b. Kafalah barang ( ( َكَفالَة ال َع ٌْْيyaitu Kewajiban kafil untuk mengembalikan barang tertentu jika
ada bandinganya atau mengganti dengan harganya jika barangnya sudah tidak ada.
2. Kafalah jiwa (kafalatun nafs) yaitu Kewajiban seorang kafil untuk menghadirkan orang yang di
jamin kehadapan orang yang mempunyai hak.
E. Berakhirnya kafalah
Jika kafalah harta maka akad ini berakhir dengan dua cara yaitu,
1. Dengan terbayarnya hutang, baik yang membayar penjamin maupun yang dijamin, atau orang
yang menghutangi (yang mendapatkan jaminan) memberikan hartanya kepada penjamin atau
kepada penghutang, seperti disedekahkan atau di hibahkan.
2. Dengan ibra’ yaitu Orang yang mendapatkan jaminan membebaskan hutangnya kepada
penjamin atau kepada penghutang.
3. Dengan akad sulhu (damai) dimana kafil melakukan akad damai dengan orang yang
mendapatkan jaminan dengan memberikan sebagian tuntutan misalnya.
Jika kafalah jiwa, maka berakhir dengan hal berikut ini,
1. Diserahkanya al Ashil ditempat yang mudah dijangkau untuk dihadirkan dipersidangan.
2. Dengan ibra’ (di bebaskan)
3. Meninggalnya al ashil
F. Hikmah Kafalah
Adapun hikmah yang dapat diambil dari kafalah adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan hubungan saling tolong menolong antar sesama manusia.
b. Memudahkan manusia dalam berhutang, dalam bertransaksi dan dalam meminjam barang.
c. Memberikan ketenangan bagi orang yang barangnya dipinjam atau hartanya di hutang karena ada
yang memberikan jaminan.
d. Menghilangkan hal-hal yang menyulitkan manusia dalam bertransaksi.
D. Mengasosiasi
Diskusikan kisah Abu Dzar di bagian mengamati !
E. Mengkomuniaksikan
Perankan di depan kelas, kisah Abu Dzar diatas !
Penilaian
ki 2 – Penilaian antar peserta didik – (sikap disiplin)
Petunjuk :
Berilah tanda silang pda kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang di tampilkan peserta didik
Lembar Penilaian antar peserta didik – (sikap disiplin)
NO Aspek pengamatan skor
1 Masuk kelas tepat waktu 1234
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Mengerjakan tugas yang di berikan
4 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Keterangan
4 = Selalu, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Penilaian ki 3 (Pengetahuan)
I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar !
1. Kewajiban seseorang dalam menjamin atau A. Bolehnya melakukan akad dhaman
menanggung hutang orang lain atau B. Haramnya akad dhaman
menghadirkan barang maupun orang, adalah C. Bolehnya melakukan akad kafalah
A. Wakalah D. Bolehnya memberikan hadiah
B. Dhaman E. Wajibnya memberi hibah
C. Sulhu 4. Penjamin dalam akad dhaman di sebut …
D. khiyar
E. Akad ٌA. Madhmun anhu
2. Dhaman menurut bahasa bermakna kafalah
yang berarti... B. Madhmun lahu
A. Menjamin C. Madhmun
D. Dhamin
E. Dhoman
B. Mewakili 5. Berikut yang bukan merupakan syarat dari
C. Bertanggungjawab penjamin adalah ….
D. Transaksi A. Baligh
B. Berakal
3. ٌيEِْر.َغاMٌمeْيnّزِعgَالhduatalinl ginii menunjukan ….
C. Cakap dalam berbuat atau mempunyai
ahliyah
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 38
D. Terpaksa 13. Al Ashil dalam akad kafalah adalah ..
A. Penjamin
E. Atas kemauan sendiri B. Orang yang dijamin
C. Pihak yang mendpatkan jaminan
6. Orang yang mendapatkan jaminan dalam akad D. Barang yang di jamin
dhaman di sebut … E. Ucapan
A. Madhmun anhu 14. Saya yang membayar hutangnya Badrudin
begitu kata Arik kepada Basith orang yang di
B. Madhmun lahu hutangi Badrudin, ucapan Arik dalam akad
kafalah di atas di namakan
C. Madhmun A. Shigat
B. Penjamin
D. Dhamin C. Yang di jamin
D. Barang yang di jamin
E. Dhoman E. Pihak yang mendapakan jaminan
7. Dan orang yang di jamin di sebut .. 15. Sedangkan Arik sendiri di namakan ..
A. Shigat
A. Madhmun anhu B. Penjamin
C. Yang di jamin
B. Madhmun lahu D. Barang yang di jamin
E. Pihak yang mendapakan jaminan
C. Madhmun
16. Dan Basith dalam contoh di atas di namakan
D. Dhamin A. Kafil
B. Makful lahu
E. Dhoman C. Makfil anhu
D. Makful bihi
8. Sedangkan obyek yang dijamin adalah E. Mahalul kafalah
A. Madhmun anhu 17. Kafalah dalam contoh nomor 14 di atas di
namakan ...
B. Madhmun lahu A. Kafalatul maal
B. Kafalatud dain
C. Madhmun C. Kafalatul ain
D. Kafalatun nafs
D. Dhamin E. Kafalah
E. Dhoman 18. Kewajiban seorang kafil untuk menghadirkan
orang yang di jamin kehadapan orang yang
9. Hikmah adanya akad dhaman adalah .. mempunyai hak di sebut ...
A. Kafalatul maal
A. Munculnya rasa lega dan tenang dari B. Kafalatud dain
C. Kafalatul ain
pemberi hutang D. Kafalatun nafs
E. Kafalah
B. Menumbuhkan sifat permusuhan
19. Kewajiban kafil untuk mengembalikan barang
C. Menanamkan kebencian di antara tertentu jika ada bandinganya atau mengganti
dengan harganya jika barangnya sudah tidak
penanggung dan orang di tanggung ada, di sebut...
A. Kafalatul maal
D. Membuat pecahnya persaudaran B. Kafalatud dain
C. Kafalatul ain
E. Menumbuhkan semangat berhutang D. Kafalatun nafs
E. Kafalah
10. Kafalah menurut bahasa berarti ...
20. Hikmah yang dapat diambil dari kafalah
A. Merelakan A. Menumbuhkan sikap saling tolong
menolong antar sesama muslim
B. Memaksa B. Menghilangkan sifat malu
C. Menghilangan rasa dendam kepada
C. Menjamin sesama muslim.
D. Menumbuhkan sifat dendam kepada
D. Mewakilkan sesama muslim.
E. Agar di sukai oleh orang yang dijamin
E. Mengalangi
11. Berikut dalil yang menjadi dasar hukum akad
kafalah adalah
َتْ ُكلَُواَواٌَحأََْمّلٌَواالَللهُكٌاملٌبَبَْيْيَعُكٌَموٌَحٌَِبّرلمبٌَاالِطِرِِبٌل
A. ٌَولا
B.
C. َولَِم ْنٌ َجاءٌَبِِهٌحِمْ ُلٌبَعٍِْيٌُكَلُوأَوَاَنٌٌٌَبوِاِهٌْشََزربُِعْيواٌٌم
D.
E. ٌ ٌَوالَّزِعي ُم ٌ َغاِرٌم ٌَوال َّدَِيْتَاُنُدٌواَمٌْقَتَاِضبٌُوّاي،ٌ الَْعاِرَيّةُ ٌُمَؤَّداة kata
12.
yang menyatakan di perbolehkanya akad
kafalah dalam hadis di atas adalah …
A. ٌُالَْعا ِرَيّة
الُمَّزََغؤَِعاّدياِرٌُةٌمٌم
B.
C.
D.
E. ٌَمْق ِض ٌّي
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 39
6 RIBA, BANK DAN
ASURANSI
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar (KD)
1.6 Meyakini adanya hikmah dari larangan praktik ribawi
2.6. Menunjukan sikap penolakanterhadap segala praktik ribawi dalam kehidupan sehari-hari
3.6 Menganalisis hukum riba, bank dan asuransi
4.6 Menunujkan contoh praktek ribawi
Pendekatan saintifik
A. Mengamati
Amati gambar dibawah ini !
Gambar 1 Gambar 2
B. Menanya
Setelah mengamati gambar di atas buatlah komentar !
C. Mengeksplorasi
1. BANK
A. Pengertian Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu “banca” yang berarti tempat penukaran uang.
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
B. Fungsi Bank
1. Menyimpan dana masyarakat.
2. Menyalurkan dana masyarakat ke publik.
3. Memperdagangkan utang piutang.
4. Mengatur dan menjaga stabilitas peredaran uang.
5. Tempat menyimpan hata kekayaan (uang dan surat berharga) yang terbaik dan aman.
6. Menolong manusia dalam mengatasi kesulitan ekonomi keuangan.
C. Tujuan bank
1. Menolong manusia dalam banyak kesulitan, (peminjaman uang tunai atau kredit).
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 40
2. Melakukan pemindahan uang (money-transfer).
3. Untuk menjaga keamanan uang dari penjahat dan pencuri.
4. Untuk kepentingan dan perkembangan nasional maupun internasional dalam seluruh bidang
kehidupan.
D. Jenis-jenis Bank
1. Berdasarkan Fungsinya bank terbagi menjadi,
a. Bank Sentral yaitu bank yang didirikan berdasarkan undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang
memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengarahan dana-dana, mengatur
perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan percetakan atau
penambahan mata uang dan lain sebagainya.
Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia yaitu Bank
Indonesia, adapun tugasnya adalah
·1. Melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter.
·2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran.
·3. Mengatur dan mengawasi kerja bank-bank.
b. Bank Umum yaitu lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa
kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat
dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual
beli valuta asing atau valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan
barang berharga dan lain sebagainya.
Adapun Tugas Bank Umum
1. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman.
·Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi
2. Menciptakan uang melalui pembayaran kredit dan investasi.
3. Menyediakan jasa dan pengelolaan dana dan trust atau wali amanatan kepada individu dan
perusahaan.
4. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional.
5. Memberikan pelayanan penyimpanan barang berharga.
6. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya kartu kredit, cek perjalanan,ATM, transfer
dan lainnya.
c. Bank Perkreditan Rakyat / BPR yaitu bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah
operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula, seperti memberikan
kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum,
menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dalam sertifikat bank
Indonesia, deposito berjangka, sertifikat, tabungan, dan lain sebagainya.
Tugas bank perkreditan rakyat adalah,
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
4. Menenempatkan dananya dalam bentuk sertifikat bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,
sertifikat deposito, atau tabungan pada bank lain.
2. Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya, bank terbagi menjadi dua yaitu,
a. Bank Konvensional yaitu bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena
metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas
dibandingkan dengan metode bagi hasil. Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan
mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan,
simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara
mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit
jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of
Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin
emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa
rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini
merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian
dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi.
b.Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam,
maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
2. Bank syariah
A. Pengertian
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 41
Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya baik dalam penghimpunan dana maupun
dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip
syariah.
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah
di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.
B. Tujuan bank syariah
Tujuan dari bank syariah adalah Meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan
usaha, atau kegiatan lainya yang sesuai.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah
efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara
sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang
atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan
bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank
konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank
dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan
menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan.
C. Prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah).
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
5. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah
wa iqtina).
D. Produk Perbankan Syariah
1. Berupa Pembiayaan
a. Al Muzara‘ah yaitu pihak bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam
bidang pertanian atau perkebunan atas dasar bagi hasil dari hasil panen.
b. Al Musaqah yaitu bentuk yang lebih sederhana dari muzara‘ah, dimana nasabah hanya
bertanggungjawab atas penyiraman dan pemeliharaan dan sebagai imbalanya nasabah berhak
atas prosentase tertentu dari hasil panen.
c. Musyarakah yaitu Pembiayaan berdasakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. Akad ini di gunakan oleh bank untuk memfasilitasi pemenuhan sebagian
kebutuhan permodalan nasabah guna menjalankan usaha atau proyek yang di sepakati
2. Berupa jual beli
a. Ba’i al istisna‘ yaitu Jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kreteria dan persyaratan tertentu yang di sepakati antara pemesan dan pembuat, pembayaran
bisa di lakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan.
Akad ini di pakai oleh bank untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nasabah terhadap
barang yang masih dalam proses pembuatan.
b. Murabaha yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Pembayaran murabaha ini dapat di lakukan secara tunai atau cicilan. Akad ini di gunakan oleh
bank untuk memfasilitasi nasabah melakukan pembelian dalam rangka memenuhi kebutuhan
akan barang konsumsi seperti rumah, kendaraan dan sejenisnya, pengadaan barang
dagangan, bahan baku produksi, barang modal seperti mesin dan sejenisnya, dan barang
lainya yang tidak bertentangan dengan syariah dan di setujui bank.
3. Berupa Jasa
a. Al wakalah yaitu suatu akad transaksi perbankan syariah yang merupakan akad perwakilan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang di terapkan dalam syariat islam.
b. Al Kafalah yaitu Jaminan yang di berikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang di tanggung.
c. Al Hawalah yaitu akad perpindahan di mana dalam prakteknya memindahkan hutang dari
tanggungan orang yang berhutang menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar
hutang
d. Ar Rahn, yaitu akad pada transaksi perbankan syariah, yang merupakan akad gadai yang
sesuai dengan syariah.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 42
e. Al Qardh yaitu salah satu akad yang terdapat pada sistem perbankan syariah yang tidak lain
adalah memberikan peminjaman baik berupa uang, ataupun lainya tanpa mengharapkan
imbalan.
f. Al Ijarah yaitu Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa tanpa di ikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
Akad ini di gunakan oleh bank dalam memberikan fasilitas kepada nasabah yang
membutuhkan manfaat atas barang atau jasa dengan pembayaran tangguh.
g. Al Ijarah al muntahiya bit tamlik (Sewa beli), yaitu perjanjian sewa menyewa di sertai opsi
pemindahan hak milik atas benda yang di sewa kepada penyewa setelah masa sewa berakhir.
4. Berupa pendanaan
a. Al Wadiah (jasa penitipaan) yaitu jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana
tersebut sewaktu-waktu, dengan sistem wadi‘ah bank tidak berkewjiban namun diperbolehkan
untuk memberikan bonus kepada nasabah.
b. Deposito mudharabah, yaitu nasabah menyimpan dana dibank dalam kurun waktu tertentu .
keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan dibagikan antara
bank dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.
Adapun bagi hasil dari bank syariah bisa berupa,
1. Al Musyarakah, konsep ini diterapkan dalam model partnership. Keuntungan yang di raih
akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio
ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak.
2. Al Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap
keuntungan yang di raih akan dibagi menurut rasio yang disepakati. Resiko kerugian
ditanggung penuh pihak bank kecuali kerugian yang diakibatkan kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.
D. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank konvesional
Hanya melakukan investasi yang halal Melakukan investasi baik yang halal maupun
yang haram
Memakai prinsip bagi hasil, jual beli dan Berorientasi keuntungan
sewa menyewa.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk Hubungan nasabah dalam bentuk kreditur-
kemitraan. debitur
Penghimpun dan penyaluran dana sesuai Penghimpun dan penyaluran dana tidak di atur
fatwa dewan syariah oleh dewan sejenis
E. Hukum Bank menurut Islam
Bank merupakan masalah baru dalam hukum Islam, karena itulah para ulama’ memperdebatkan
keabsahan sebuah bank. Berikut ini beberapa pandangan mengenai hukum perbankan,
1. Haram ini adalah pendapat Yusuf Al Qardawi, Muhammad Al Ghazali dan As Sya’rawi mereka
berpendapat bahwa hasil yang didapat dari uang yang disimpan nasabah dalam bank adalah
riba dan haram.
Menurut fatwa majlis tarjih dan tajdid pimpinan pusat Muhamadiyah no 8 tahun 2006
2. Tidak haram ini adalah pendapat Syekh Muhammad Syaltut dan Syeh Ahmad Thantawi. Mereka
mengatakan bahwa kegiatan bermuamalah kaum Muslimin dengan bank bukan merupakan
perbuatan yang dilarang.
3. Syubhat (samar), menurut salah satu pendapat musyawarah nasional (munas) alim ulama’ NU
di Lampung, 1992.
3. RIBA
A. Pengertian riba
Riba secara bahasa berarti bertambah.
Sedangkan menurut istilah, adalah penambahan pada harta pokok baik sedikit atau banyak.
B. Dasar larangan riba
Riba adalah haram, dan dalil yang menyatakan keharamanya adalah, Al-Qur’an, sunnah dan ijma’
ulama.
a.ٌD ُعaبَْيlْiلlٌاAنَاlّ-َِإQٌواuٌُلrقَ’اaٌnٌ)يَتٌَ َخَبّطُهٌُال َّشيْطَا ُنٌِم َنٌالْ َم ِسٌذَلِ َكٌِبٌََّنُْم٢ي٧ِذ٥ٌٌّاَل:ُاَِملّثِْذيُلٌَانلٌَِرََِيْبٌُكَلوُأَوَحَنٌَّلاٌلاَِرََِّّلبلٌٌُاللْابٌَْييََعُقٌوَوُمَحوَّرَنَمٌٌإِاللاِرٌَِبٌَك(َمالابٌيقَرُقةٌوم
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 43
Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.( Al Baqarah : 275)
b. ٌلHَ اaَوقdٌَisيِْهRَدaِهsشاuَ lوuٌَllُهaَبhَِكاتsَوaٌwُلَه,ٌِلََع َنٌَر ُسْوُلٌاََّّللٌُ َصَلّىٌاََّّللٌُ َعلَْيِهٌَو َسَلَّمٌاَكِ َلٌالِرٌَِب َوَمْوك:َُعه ْمْنٌٌ َسَجَاوابٌِءٍُرٌ)َرمتِضفَيقٌٌاََّعّلللُيٌه(َعنْهٌَقَا َل
“Dari Jabir r.a. ia berkata, ‘Rasulullah saw. telah melaknati orang-orang yang memakan riba,
orang yang menjadi wakilnya (orang yang memberi makan hasil riba), orang yang menuliskan,
orang yang menyaksikannya, (dan selanjutnya), Nabi bersabda, mereka itu semua sama saja’.”
(HR. Muslim)
c. Ijma’ para ulama
Para ulama sepakat bahwa seluruh umat Islam mengutuk dan mengharamkan riba. Riba adalah
salah satu usaha mencari rizki dengan cara yang tidak benar dan dibenci Allah SWT. Praktik riba
lebih mengutamakan keuntungan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Riba akan
menyulitkan hidup manusia, terutama mereka yang memerlukan pertolongan. Menimbulkan
kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dan miskin, serta dapat mengurangi
rasa kemanusiaan untuk rela membantu. Oleh karena itu Islam mengharamkan riba.
C. Macam-macam Riba
Para ulama Fikih membagi riba menjadi empat macam, yaitu:
1. Riba fadl yaitu Jual beli barang yang sejenis di sertai kelebihan atau tambahan pada salah
satunya, di sebut juga ِرَِب ٌالبَيْ ٌِعmenurut mayoritas ulama’. Seperti beras satu kilo di tukar
dengan setengah kilo.
ٌٌDْمَذُراaَِتٌّإlملiْاlتَُوyٌْئaِِْيشnٌِعg ََّشفmكِبيْلeٌٌَnُوايyِْعُعaّيشtَِبaَلفkٌفَواaٌُnاَُِبlْنَلaِْصبrٌaٌَُبّلnَُِْلْاgَواaِذٌٌِهnّضَهِةrٌَibِْفتaْفِبلaٌََلlُتَةfّْضخaَ dٌِفاlْاذَالaِإَوdٌَبفaٌٍِدlaََيهhٌَِّذبhبًدلاaٌَِيdٌءبiٍُsَواrَسَهaّذsٌَِلبuٌءًاlقَِبَاكلاََتّلَْنمٌٌَِرريٌَُسًدَاواولٌُْبِلِميَْلٌاٍدٌََُّحّلِل(ٌٌِربلوْاَصهَِملٌّلْالىِبحٌاٌََّخِمّلاثلُْلرًٌاَعىٌلٌَِِيْبِ)ثهٌٍِْلَوٌَسََسلَّوَما
"Rasulullah saw bersabda: "Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum burr dengan
gandum burr, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma dan garam dengan garam, tidak
mengapa jika dengan takaran yang sama, dan sama berat serta tunai. Jika jenisnya berbeda,
maka juallah sesuka hatimu asalkan dengan tunai dan langsung serah terimanya." (HR
Bukhari)
2. Riba nasi’ah yaitu Tambahan pembayaran yang di syaratkan atas pinjaman pokok atau hutang
karena penangguhan pembayaran, ketika pihak peminjam atau penghutang tidak mampu
smRuiebrmaatbsAaelypi aeImrrtpriaainndiaadsyinaaaat mt1j3aa0ktu.ahnJtjueugmgaapodٌِن.i آnقْرaُْلmٌاaِرَِبkaknarٌِةeّلَِيnِهaْلَاkِeٌاhَِبaِرrakmaraennadijetentiasprkibaan oleh Al Qur’an dalam
inilah yang di lakukan
oleh masyarakat arab jahiliyah.
Contoh riba jenis ini adalah memberikan hutang Rp 100.000 selama satu minggu misalnya, jika
dalam waktu yang telah di tentukan tidak sanggup membayar maka hutang di perpanjang
begitu pula jumlah hutangnya menjadi Rp 120.000 misalnya. Dalil yang menyatakan pelarang
riba jenis ini adalah, )ٌأَ َّنٌالَنِّ َّبٌ َصَلّىٌاََّّللٌُ َعلَيِْهٌَو َسَلَّمٌقَا َلٌالِرَِبٌِفٌالَنّ ِسيئَِةٌ ) رواهٌمسلم
“Sesungguhnya Nabi saw bersabda: "Riba itu bisa terjadi dalam jual beli dengan pembayaran
yang ditangguhkan."(HR Muslim)
3. Riba Qard yaitu Pemberian hutang dengan syarat penghutang harus memberikan tambahan
dari hutang pokok ketika membayarnya. Salah satu jenis riba menurut Al Mutawaali salah satu
ulama’ madzhab Syafi’i.
Contoh dari riba jenis ini adalah Memberikan pinjaman sebesar Rp 300.000 misalnya dengan
syarat di kembalikan sebesar Rp 350.000.
4. Riba yad Yaitu jual beli atau tukar menukar barang ribawi baik sejenis maupun tidak sejenis
dengan mengakhirkan penyerahan salah satunya atau bahkan mengakhirkan keduanya.
Seperti, menukar beras satu kilo dengan gandum dua kilo tetapi salah satunya atau bahkan
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 44
keduanya tidak langusng diberikan ditempat akad. Merupakan salah satu pembagian riba
menurut ulama’ Syafi’i. Riba jenis ini sama dengan riba al fadl menurut menurut ulama’ Hanafi.
D. Hikmah Dilarangnya Riba
Hikmah diharamkannya riba yaitu:
a. Menghindari tipu daya diantara sesama manusia.
b. Melindungi harta sesama muslim agar tidak dimakan secara batil.
c. Memotifasi orang muslim untuk menginvestasi hartanya pada usaha-usaha yang bersih dari
penipuan, jauh dari apa saja yang dapat menimbulkan kesulitan dan kemarahan diantara kaum
muslimin.
d. Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaan karena pemakan riba
adalah orang yang zalim dan akibat kezaliman adalah kesusahan.
e. Mensyukuri nikmat Allah swt dengan cara memanfaatkan untuk kebaikan serta tidak menyia-
nyiakan nikmat tersebut.
f. Melakukan praktik jual beli dan utang piutang secara baik menurut Islam.
4. ASURANSI
A. Pengertian Asuransi
Secara umum kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Insurance” yang artinya “ jaminan”.
Sedangkan menurut istilah ialah perjanjian pertanggungan bersama antara dua orang atau lebih.
Pihak yang satu akan menerima pembayaran tertentu bila terjadi suatu musibah, sedangkan pihak
yang lain (termasuk yang terkena musibah) membayar iuran yang telah ditentukan waktu dan
jumlahnya.
Adapun tujuan asuransi secara umum adalah untuk kemaslahatan dan kepentingan bersama
melalui pembayaran iuran (premi) yang dikoordinir oleh penanggung (asuransi).
B. Asuransi Syariah
Dalam pembahasan fiqih, asuransi syariah di namakan ta’min, takaful dan tadhamun yaitu
transaksi perjanjian antara dua pihak yang satu berkewajiban membayar iuran (premi) dan pihak
yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi
sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai perjanjian.
Sedangkan menurut fatwa DSN MUI adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong
diantara sejumlah orang / pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan / atau tabaru’ yang
memberikan pola penegembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai
dengan syariah.
C. Dasar hukum asuransi Syariah
Perin)t٢ah:ٌAدةllaائhالمte(nٌبtِanَقاgِعtْلoٌاlدoُ يnٌِدgَشmٌَلeََّّلnٌاoَّنloٌِإnَللgََّّ,ٌاyواaُقitَّتuٌَواfiنrِmَواaْدnلُْعAَواlٌlaُِْثhَوتََعاَونُواٌ َعلَىٌالَِِْبٌَوالَتّ ْقَوىٌَولاٌتَ َعاَونُواٌ َعلَىٌالإ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.(Al Maidah : 2 )
Hadis Rasulullah saw ًٌالْ ُم ْسلِ ُمْو َنٌ َعلَىٌ ُشُرْو ِط ِه ْمٌإِلَاٌّ َشْرطًاٌأَ َح َّلٌ َحَراًماٌأَْوٌ َحَّرَمٌ َحلاَلا
Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal dan atau menghalalkan yang haram (HR Tirmidzi ).
Dasar kaidah ushul fiqh ٌ اِلَ ْصلٌُفٌالْ ُمَعاَملةٌاِلِبحةٌإلاٌأَ ْنٌيَُدَّلٌَدلِْيلٌ َعلَىٌَتِْرَْي َها
“Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh di lakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkanya”
D. Ketentuan dalam asuransi syariah
1. Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan asuransi terdiri atas akad tijarah yaitu
semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan komersial dan akad tijarah yang di gunakan
dalam asuransi syariah di sini adalah akad mudharabah, dan atau akad tabarru’ yaitu semua
bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong bukan semata untuk
tujuan komersial, dan akad tabarru’ yang di gunakan dalam masalah ini adalah hibah. Dalam
akad sekurang-kurangnya harus disebutkan,
a. Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan.
b. Cara dan waktu pembayaran premi
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 45
c. Jenis akad tijarah dan tabaru’ serta syarat-syarat yang disepakati sesaui dengan jenis
asuransi yang diakadkan.
2. Dalam akad tijarah (mudharabah) dalam masalah ini, perusahaan asuransi bertindak sebagai
mudharib (pengelola) dan peserta bertindaak sebagai sahibul maal (pemegang polis),
sedangkan dalam akad tabarru’ (hibah) peserta memberikan hibah yang akan di gunakan untuk
menolong peserta lain yang terkena musibah, sedangkan perusahaan bertindak sebagai
pengelola dana hibah.
3. Pembayaran premi di dasarkan atas jenis akad tijarah dan akad tabarru’, untuk menentukan
besaran premi perusahaan asuransi syariah dapat menggunakan alat pengukur resiko untuk
asuransi jiwa menggunakan table mortalita (kematian) dan table morbidita untuk asuransi
kesehatan, dengan syarat tidak memasukan unsur riba dalam perhitunganya, premi yang
berasal dari jenis akad mudharabah dapat di investasikan dan hasil investasinya di bagi
hasilkan kepada peserta, premi yang berasal dari jenis akad tabarru’ dapat diinvestasikan.
4. Klaim di bayarkan berdasarkan akad yang di sepakati pada awal perjanjian, klaim dapat
berbeda dalam jumlah, sesuai denagn premi yang di bayarkan, klaim atas akad tijarah
sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk
memenuhinya. Klaim atas akad tabarru’ merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban
perusahaan, sebatas yang di sepakati dalam akad.
Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dana yang terkumpul, dan
investasi wajib di lakukan sesuai dengan syariah, perusahaan asuransi syariah memperoleh
bagi hasil dari pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah),
perusahaan asuransi syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan dana akad tabarru’.
E. Perbedaan antara Asuransi syariah dan asuransi umum
1. Dari sisi tujuan, asuransi syariah bertujuan saling tolong menolong (taawun), dalam asuransi
umum tujuanya adalah penggantian.
2. Dari aspek landasan operasional, asuransi syariah melandaskan pada peraturan perundangan
dan ketentuan syariah sedangkan asuransi umum melandaskan kepada peraturan
perundangan saja.
3. Kepemilikan dana, dalam asuransi syariah merupakan hak peserta, perusahaan hanya sebagai
pemegang amanah untuk mengelolanya. Pada asuransi umum dana yang terkumpul dari
nasabah (premi) menjadi milik perusahaan sehingga perusahaan bebas menentukan alokasi
investasinya.
4. Asuransi syariah tidak mengenal dana hangus sehingga jika masa kontrak peserta tidak dapat
melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri maka dana yang disetorkan boleh
diambil kembali kecuali sebagain kecil dana yang telah diniatkan untuk tabarru’.
5. Pembagian keuntungan pada asuransi syariah dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai
prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah ditentukan, sedangkan dalam asuransi umum
seluruh keuntungan menjadi milik perusahaan.
6. pembayaran klaim dalam asuransi syariah diambil dari dana tabarru’ (dana kebajikan) seluruh
peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai
sebagai dana tolong menolong diantara peserta bila terjadi musibah, sedangkan pada asuransi
umum pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.
Evaluasi/ Penilaian Rubrik
KI 1 (spiritual ) - Penilaian Teman sebaya -
Tidak Kadang- Selalu
No Indikator kadang
1 Teman saya berdoa sebeum dan sesudah pembelajaran
2 Teman saya shalat tepat pada waktunya
3 Teman saya mengucapkan salam saat presentasi
4 Teman saya pasrah kepada Allah atas hasil suatu pekerjaan
5 Teman saya besykur atas nikmat yag di peroleh
Penilaian ki 3 (Pengetahuan) D. Tempat menyimpan uang dan surat
Pilihlah salah satu jawaban yang benar ! berharga yang terbaik dan aman.
1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi bank
E. Tempat membayar angsuran
adalah 2. Yang merupakan bank central di Indonesia
A. Menyimpan dana masyarakat
B. Menyalurkan dana masyarakat ke publik. A. BCA
C. Mengatur dan menjaga stabilitas peredaran B. BRI
C. Mandiri
uang.
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 46
D. Bank Indonesia (BI) B. Salam
E. Bank Muamalat C. Ta’awun
3. Bank penunjang yang memiliki keterbatasan D. Takhasum
wilayah operasional dan dana yang dimiliki E. Mukhasamah
dengan layanan yang terbatas pula di sebut 12.Yang merupakan dasar hukum asuransi
A. Bank central
B. Bank Umum BAsy..aٌٌَِتةrَئiيaِْنسhٌَنُّكaٌَماالdٌفaُِثlٌaَبhَْحِرِي.ل.ٌا.َاَِتّ ُق ْواٌالله
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) EDC...ٌَوتََعاَونُواٌ َعلَىٌالَِِْبٌَوالَتّ ْقَوىُكٌُكَُلُّلولٌواانٌٌَْفتََواَعاٍْشسَوٌَرنبُُذَْوااوائٌٌَِقَعوةُللٌََاوااىلٌْلْتٌُعَُامْلْْدسوإَِروُْافُِِثتٌِواٌن
D. Bank pusat
E. Bank daerah 13. Riba secara bahasa berarti ….
4. Beriktut ini yang merupan bank konvensional A. Berkurang
A. Bank muamalat B. Bertambah
B. Bank Syariah mandiri C. Berkah.
C. BRI Syariah D. Penangguhan
D. BCA E. Penundaan
E. BTN Syariah
5. Dan yang termasuk Bank syariah adalah …. 14. Hukum riba adalah
A. BPD A. Haram secara mutlak
B. BTN B. Haram jika berlipat ganda
C. BCA C. Mubah jika tidak merugikan kedua belah
D. Bank Muamalat pihak
E. BRI D. Makruh
6. Produk Perbankan Syariah yang berupa jasa E. Haram jika merugikan salah satu pihak
A. Ba’i al istisna‘
B. Murabaha 15.Jual beli barang yang sejenis di sertai
C. Al Kafalah kelebihan atau tambahan pada salah satunya di
D. Al Musaqah sebut dengan..
E. Al Wadiah A. Riba yad
7. Bank syariah memberikan pinjaman kepada B. Riba nasiah
nasabah tanpa mengambil bunga, ini C. Riba qord
merupakan salah satu produk bank syariah D. Riba jahiliyah
yang di sebut dengan ... E. Riba fadl
A. Al wakalah
B. Al Qardh 16. Nama lain dari riba al fadl adalah …
C. Al Wadiah A. Riba yad
D. Al Musyarakah A. Riba nasiah
E. Al Mudharabah B. Riba qord
C. Riba jahiliyah
8. Nasabah menyimpan dana di bank dalam kurun D. Riba fadl
waktu tertentu, keuntungan dari investasi
terhadap dana nasabah yang dilakukan bank 17.Memberikan hutang Rp 100.000 dengan syarat
akan dibagikan antara bank dan nasabah di kembalikan selama satu minggu misalnya,
dengan nisbah bagi hasil tertentu, salah satu jika dalam waktu yang telah di tentukan tidak
produk bank syariah tersebut di namakan ... sanggup membayar maka hutang di perpanjang
A. Al Ijarah al muntahiya bit tamlik begitu pula jumlah hutangnya menjadi Rp
B. Al Hawalah 120.000 misalnya, riba seperti ini di namakan
C. Al Kafalah A. Riba yad
D. Deposito mudharabah B. Riba nasiah
E. Murabaha C. Riba qord
D. Riba pertukaran
9. Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, yaitu E. Riba fadl
“Insurance” yang artinya …
A. Perwakilan 18. Riba menurut istilah adalah …..
B. Jaminan A. Penambahan pada jual beli
C. Perjanjian B. Penambahan pada hutang.
D. Kesepakatan C. Penundaan pembayaran hutang
E. Kesamaan D. Penannguhan pembayaran hutang
E. Penambahan pada harta pokok baik sedikit
10. Dalam pembahasan fiqih, asuransi syariah di atau banyak.
namakan,
A. Ta’min
B. Rahn
C. Ariya
D. Wakalah
E. Ijarah
11. Yang termasuk dalam asuransi syariah
A. Tadhamun
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 47
19. Pemberian hutang dengan syarat penghutang E. Riba fadl
harus memberikan tambahan dari hutang 20. Nama lain dari riba nasiah adalah
pokok ketika membayarnya, dinamakan
A. Riba yad A. Riba yad
B. Riba nasiah B. Riba jahiliyah
C. Riba qord C. Riba qord
D. Riba pertukaran D. Riba pertukaran
E. Riba fadl
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Bagaimana hukum riba ? jelaskan sertai dalilnya
2. Sebutkan macam-macam riba!
3. Andi menukar Bolpoint yang isinya sudah mau habis dengan bolpoint milik temanya yang
isisnya masih penuh. Bagaimana jika dikaitkan dengan riba fadl jelaskan!
4. Sebutkan perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah!
5. Pentinkah adanya keberadaan Bank? Jelaskan !
·
·
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP
Pilihlah salah satu jawaban yang benar D. Ihyaul mawat
1. Barang seperti sepeda, hanphone, notebook E. Hukum menemukan barang dijalan
6. Bu Widya meminjam baju kebaya kepada
dan lainya yang secara hukum dapat dimiliki tetangganya, setelah dipergunakan tiba-tiba
dan dimanfaatkan merupakan pengertian kebaya tersebut rusak. Sebagai orang Islam
A. Kepemilikan manfaat yang baik ia wajib menggantinya. Ungkapan
B. Ihyaul Mawat secara Istilah tersebut merupakan contoh dari....
C. Kepemilikan secara istilah A. Khalafiyah Syakhsi an Syakhsi
D. Kepemilikan Materi B. Ihyaul mawat bisarthi
E. Khalafiyah secara istilah C. Khalafiyah Syai’in an Syai’in
2. Di bawah ini yang bukan merupakan sebab- D. Khalafiyah bi Syarthi
sebab kepemilikan suatu barang adalah.... E. Hukum Khalafiyah
A. Barang yang akan dimiliki tersebut masih 7. Pernyataan di bawah ini yang bukan
termasuk kategori syarat ijab qabul dalam
umum suatu akad adalah.....
B. Melalui proses pewarisan. A. Dilakukan dalam satu majlis
C. Melalui proses akad jual beli B. Ucapan ijab qabul harus bersambung
D. Melalui proses ghasab. C. Ijab dan qabul harus berisi tentang
E. Karena proses pembiakan
3. Suatu hari Ali mengeringkan jaring ikan di pemindahan hak dan tanggungjawab
tanah lapang. Dan tanpa sepengetahuanya D. Ijab dan qabul tidak boleh disela oleh
ada burung yang tersangkut di dalamnya..
Jika dikaitkan dengan kepemilikan maka persoalan lain
burng tersebut adalah.... E. Orang yang melakukan sighat harus
A. Otomatis menjadi milik Ali
B. Ali harus mengumumkan terlebih dahulu dibenarkan secara hukum
8. Fenomena jual beli yang diharamkan yang
sebelum memiliki
C. Ali harus melepaskan burung tersebut sering terjadi dimasyarakat sangatlah
D. Ali harus menjual burung tersebut banyak. Di bawah ini yang bukan termasuk
E. Ali tidak boleh mengambil burung itu alasan diharamkanya jual beli adalah.......
4. Vita menyewa mobil pada Indri selama 1 A. Barang tersebut najis atau mengandung
minggu untuk dipergunakan wisata Jawa
Bali. Hak dari Vita adalah contoh dari.... unsur riba
A. Kepemilikan umum B. Barang tersebut masih samar
B. Kepemilikan penuh C. Jual beli yang mengandung tipu muslihat
C. Kepemilikan sewa beli D. Jual beli tersebut bersyarat
D. Kepemilikan materi E. Dilakukan atas suka sama sama suka
E. Kepemilikan manfaat 9. Yang bukan termasuk syarat-syarat barang
5. Anisa membuka lahan baru sebagai tempat yang boleh dijual belikan adalah....
tinggal dan bercocok tanam dilahan tersebut. A. Barang itu suci.
Apa yang dilakukan oleh Annisa tersebut B. Barang najis.
adalah .... C. Barang itu milik sendiri
A. Ihrazul mubahat D. Barang itu dapat diserah terimakan.
B. Pengertian Milkiyah E. Barang itu dapat diketahui jenis, ukuran,
C. Hukum akad `jual beli
sifat dan kadarnya.
10. Transaksi jual beli yang dilakukan ntuk
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 48
kegiatan maksiat, seperti alat-alat perjudian, akad. Kejadian tersebut disebut...
hukumnya..... A. Khiyar Majlis
A. Mubah tapi dilarang B. Khiyar qath’i
B. Sunnah C. Khiyar Syarat
C. Makruh tapi terlarang D. Khiyar Aibi
D. Subhat E. Khiyar akad
E. Haram 17. Salah satu hikmah disyariatkannya khiyar
11. Menjual anak binatang ternak yang masih A. Mempermudah transaksi jual beli
dalam kandungan termasuk jual beli …. B. Meningkatkan jumlah omset penjualan
A. Jual beli yang terlarang C. Barang yang diterima pembeli dengan
B. Jual beli yang tidak jelas
C. Jual beli yang dibolehkan uang tunai
D. Jual beli yang tidak sah D. Mendapat barang dengan cepat dan
E. jual beli yang belum ketahuan
mudah
barangnya E. Jual beli berlangsung atas kehendak
12.ٌRٌٌa)sيهuلlعuٌllقahمتفs(aٌw ٍضbeَ ْعrبsٌعaِ bْبَيdٌىa:َلٌاٌٌَتَيِ ٌْعٌبَ ْع ُض ُك ْمٌ َعل penjual dan pembeli
Hadits diatas adalah larangan dalam jual 18. Kerjasama yang dilakukan antara pemilik
beli…
A. Membeli barang yang masih dalam kebun dengan penggarap, dengan hasil
proses tawaran orang lain. dibagi berdasarkan kesepakatan dinamakan .
B. Jual beli dengan cara menghadang A. Kerjasama Muzaraah
tengkulak sebelum masuk pasar B. Musaqah
C. Jual beli dengan cara menimbun Barang C. Kerjasama Mukhabarah
sehingga harga menjadi naik D. Kerjasama Qirad
D. Jual beli dengan barang yang samar- E. Kerjasama bagi hasil
samar 19. Kerjasama dalam bidang pertanian antara
E. Jual beli dengan model memberikan pemilik sawah dengan penggarap yang
barang sebagian hasilnya akan dibagi sesuai dengan
13. Makna khiyar adalah ..... kesepakatan dimana benihnya dari pemilik
kebun merupakan bentuk kerjasama ....
A. Memilih diantara dua pilihan yang paling A. Musaqah
baik B. Murabahah
C. Muzaraah
B. Boleh meneruskan jual beli walaupun D. Syirkah kebun
belum ada kesepakatan E. Mukhabarah
20. Suatu akad dalam bentuk kerja sama, baik
C. Menukar barang yang dibeli sesuai dalam bidang modal atau jasa adalah
dengan perjanjian pengertian dari...
A. Koperasi
D. Boleh memilih apakah jual beli itu B. Musaqah
berlanjut atau membatalkannya C. Syirkah
D. Ji’alah
E. Membatalkan jual beli E. Qirad
14. Bu Ririn membelikan baju anaknya di pasar 21. Akad dua orang atau lebih yang berserikat
dalam permodalan sehingga terbentuk modal
dengan harga yang sudah disepakati. yang memadai untuk mendapatkan
Setelah sampai di rumah ternyata baju keuntungan dibagi sesuai perjanjian dinamai
tersebut kekecilan. Apa yang harus dilakukan A. syirkah uang
oleh bu Ririn berkaitan dengan khiyar.... B. syrikah profesi
A. Menukarkannya dengan yang lebih besar C. syirkah kerja
B. Memberikan baju tersebut kepada orang D. syirkah kongsi
E. syirkah harta
lain yang pas ukurannya 22. Salah satu hikmah syirkah adalah ….
C. Menukar baaju tersebut selama belum A. Dapat membagi rata hasil usaha
B. Meluasnya hasil usaha dimasyarakat
melampaui waktu 3 (tiga) hari C. Meningkatkan pendapatan masyarakat
D. Memarahi penjual karena kejadian D. Memakmurkan masyarakat
E. Hasil pemikiran dua orang atau lebih akan
tersebut
E. Menukar baju dengan yang lebih baik memacu kemajuan usaha.
15. Menukarkan atau mengembalikan barang 23. Berikut ini yang bukan termasuk syarat yang
yang sudah dibeli dengan barang yang lebih
baik merupakan salah satu khiyar .... harus dipenuhi dalam melakukan syirkah
A. Khiyar syarat inan adalah ....
B. Khiyar qath’i A. Modalnya harus jelas, artinya dapat
C. Khiyar Majlis
D. Khiyar Aib dihitung dengan uang
E. Khiyar Syarthi B. Modal hendaknya dicampur sehingga
16. Pembeli dan penjual boleh melangsungkan
atau membatalkan jual beli asal si penjual tidak ada perbedaan
dan pembeli belum meninggalkan tempat
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 49
C. Anggotanya harus dibenarkan secara C. Murabahah
hukum D. Jual Beli bersyarat
E. Salam
D. AD/Anggaran Rumah Tangganya dan isi 30. Dalam pembahasan fiqih, asuransi syariah di
perjanjiannya harus jelas namakan
A. Ta’min
E. Apabila anggotanya beda profesi harus B. Kafalah
C. Wakalah
24. ٌَنَزٌبِعِيِهٌمdََوأiَsٌaٍيmِْعaٌَبkُلanْقَالُواٌنَْفِق ُدالْ َملِ ِكٌَولَِم ْنٌ َجاءٌَبِِهٌحِم D. Dhamanah
Ayat diatas mengandung arti ...... E. Masraf
A. Pemberian bonus terhadap hasil kerja 31. Transaksi perjanjian antara dua pihak yang
yang memuaskan satu berkewajiban membayar iuran (premi)
B. Memotivasi karyawan dengan cara dan pihak yang lain berkewajiban
memberikan bonus tambahan memberikan jaminan sepenuhnya kepada
C. Pimpinan harus memberikan upah pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang
sesuai hasil pekerjaan karyawannya menimpa pihak pertama atau barang miliknya
D. Setiap orang berhak atas upah yang sesuai perjanjian disebut..
dijanjikan A. Bank
E. Memberikan jaminan B. Syirkah
C. Akad
25. Hٌَََنaٌاdُلiوsْtَُقdٌيiَلهbالaٌwِ َّنaا:hاَلiَهاnَُُعiتَُدmٌلهَُحeٌَاالrٌuَلْنpَُايaٌَقkٌَْملaَلاnٌصَمdٌِيaِْْكلهlَلiاlٌْريdِشُلaَّْوrُسلiَقََثالَِلٌٌُثَر…ا D. Asuransi
A. Syirkah E. Perwakilan
B. Muzara’ah 32. Yang dimaksud akad tabaru’ dalam asuransi
C. koperasi syari’ah adalah ..
D. Mukhabarah A. Hadiah
E. Jual beli B. Hibah
26. Transaksi jual beli dimana keuntungan yang C. Mudharabah
D. Murabaha
diperoleh oleh penjual diketahui dan E. Kafalah
disepakati oleh kedua belah pihak adalah 33. Dan yang dimaksud akad tijarah dalam
pengertian dari.... asuransi syariah adalah ..
A. Murabahah A. Hadiah
B. Mudharabah B. Hibah
C. Mukhabarah C. Mudharabah
D. Ijarah D. Murabaha
E. Muzara’ah E. Kafalah
27. Kerjasama antara pengelola usaha dengan 34. Produk bank syariah yang berupa Jual beli
pemodal dimana keuntungan yang diperoleh dalam bentuk pemesanan dinamakan ..
dibagi sesuai dengan kesepakatan dan A. Al Hawalah
apabila mengalami kerugian ditanggung oleh B. Al Qardh
pemilik modal adalah bentuk kerjasama.... C. Al Ijarah
A. Ji’alah D. Al Wadiah
B. Munadharah E. Ba’i al istisna‘
C. Mudharabah 35. Produk perbankan syariah yang berupa
D. Musyarakah perjanjian sewa menyewa di sertai opsi
E. Mukhabarah pemindahan hak milik atas benda yang di
28. Bentuk kerjasama antara pemodal dengan sewa kepada penyewa setelah masa sewa
pengelola usaha diamana pihak pemodal berakhir, akad ini dinamakan ..
memberikan kelonggaran penuh kepada A. Murabaha
pengelola usaha maka kerjasama ini B. Al wakalah
dinamakan.... C. Al Kafalah
A. Mudharabah Mutlaqah D. Al Ijarah al muntahiya bit tamlik
B. Mudharabah Aimah E. Al Qardh
C. Mudharabah Muqayyadah 36. Bank Sentral di Indonesia adalah
D. Murabahah Mutlaqah A. Bank Muamlat
E. Murabahah Muqayyadah B. Bank Mandiri syariah
29. Model jual beli tanpa memperlihatkan barang C. Bank Indonesia
tetapi sifat dan kualitas barangnya sudah D. BCA
dijelaskan diawal adalah bentuk jual beli.... E. BPR
A. Bai’ul Ammah 37. Bank yang dalam aktivitasnya baik dalam
B. Ijarah penghimpunan dana maupun dalam rangka
penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip
syariah, disebut ..
Fiqih Kelas X smt 2 K-13 50