The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Fase-fase Kehidupan Hari Akhir

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mashuri.1013, 2021-09-02 13:22:32

e-book akidah materi ke-5

Fase-fase Kehidupan Hari Akhir

1. Fase-fase Kehidupan Hari Akhir
Kehidupan di hari akhir terjadi ke

dalam beberapa fase atau tahapan. Pada
fase-fase tersebut terjadi sebuah rangkaian
kronologis atau peristiwa yang akan dilalui
oleh umat manusia. Agar pemahaman kita
tentang hari akhir lebih menyeluruh,
pembahasan ini dimulai dari fase alam
kubur, yaitu alam transisi dari alam dunia
menuju alam akhirat. Percaya pada alam
kubur termasuk bagian yang tidak
terpisahkan dari keimanan pada hari akhir.

a.Alam Kubur (Barzakh)

Yang dimaksud dengan alam kubur di
sini bukanlah semata kuburan, tetapi
alam yang dimasuki oleh setiap orang
yang telah meninggal dunia, apakah dia
dikuburkan ataupun tidak dikuburkan,
jasadnya utuh ataupun hancur semuanya
akan memasuki alam kubur.

Alam kubur juga dikenal dengan
sebutan alam Barzakh. Barzakh artinya
yang membatasi dua hal. Dalam hal ini
Barzakh adalah alam pembatas antara
alam dunia dan alam akhirat. Di alam
inilah manusia menunggu hari
kebangkitan. Selama menunggu hari
kebangkitan, semua harta dunia, orang

tua, atau yang selama ini kita sayangi

tidak akan ikut menemani. Hanya amal

sholeh dan ketaatan kepada Allah Swt

yang akan menemani kita.

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar Setelah seseorang telah
r.a katanya : Rasulullah saw
bersabda: Apabila seseorang memasuki alam kubur dia akan
meninggal dunia, kepadanya
akan diperlihatkan tempatnya ditanya oleh Malaikat Munkar

setiap pagi dan petang, sekiranya dan Nakir tentang tuhan, agama
dia ahli surga, akan diperlihatkan
dan Nabinya. Orang beriman
kepdanya surga. Sekiranya dia
dari kalangan ahli neraka, akan akan menjawab: Allah Swt
diperlihatkan kepadanya neraka.
Diberi tahu kepadanya : Inilah tuhanku, Islam agamaku dan

tempatmu sehingga kamu
dibangkitkan oleh Allah pada

hari kiamat.”
(HR. Bukhari Muslim)

Muhammad Nabiku.

Sedangkan orang yang tidak beriman

atau yang ragu akan mengatakan tidak

tahu, lalu dia akan disiksa. Yang

menentukan bisa dan tidaknya seseorang
menjawab pertanyaan malaikat adalah
iman dan amal shalihnya selama hidup di
dunia.

Setiap orang yang lulus dalam “ujian”
alam kubur dia akan merasakan
kenikmatan, sebaliknya yang tidak lulus
akan merasakan adzab dan penderitaan.
Bagaimana bentuk kenikmatan dan
siksaan di alam kubur tidak perlu
diselidiki dan dibanding-bandingkan
dengan apa yang kita rasakan di dunia
ini, karena alam kubur adalah alam yang
ghaib, berbeda dengan alam dunia yang
nyata ini.

Kenikmatan dan

siksaan di alam kubur

dirasakan oleh roh dan

jasad sekaligus. Hal ini

Alam kubur (barzakh), transisi dari alam dunia
menuju alam akhirat. (sumber gambar:

diungkapkan oleh Sayidhttp://www.viva.co.id/berita/nasional/942583-

keutamaan-baqi)

Sabiq dalam bukunya

Aqidah Islam: Pola Hidup Manusia

Beriman ia mengatakan bahwa jika

seseorang telah meninggal dunia, maka ia

akan mendapatkan kenikmatan atau

siksaan. Kedua macam keadaan tersebut

akan dirasakan oleh roh dan badannya

juga. Sekalipun roh itu telah berpisah

dari jasadnya akan tetapi dapat

merasakan kenikmatan ataupun siksaan.

Bagaimana tubuh yang sudah hancur
atau bahkan sudah bersatu dengan tanah
itu bisa merasakan kenikmatan dan
siksaan?. Bagaimana kita bisa memahami
bahwa kenikmatan dan siksaan kubur itu
dirasakan bersama antara roh dan badan?
Untuk menjawab pertanyaan ini para
jumhur ulama berpendapat bahwa itulah
kekuasaan Allah Swt. Segala susuatu
yang tidak mungkin bagi manusia, bagi
Allah Swt sangatlah mudah, dan tidak
ada yang mustahil.

Sebagai bukti, jumhur ulama lebih
lanjut menjelaskan dengan mengambil
perumpamaan orang yang sedang tidur.

Bukankah orang tidur itu dapat
merasakan kelezatan dan juga kesakitan?,
meskipun orang yang berada di
sebelahnya tidak dapat menyaksikan atau
ikut merasakan apa yang sedang
diraasakan oleh orang yang tidur tadi.
Karena alam kubur adalah perkara ghaib,
maka akal manusia tentulah tidak akan
sanggup untuk menggambarkan secara
pasti. Cukuplah bagi seorang mukmin
untuk meyakini sebagai wujud keimanan
kepada perkara tersebut.

b. Kiamat (Yaumul Qiyāmah)
Peristiwa hari kiamat telah dijelaskan

pada materi sebelumnya. Poin penting

yang dapat kita pahami adalah bahwa
hari Kiamat adalah hari penghabisan
alam dunia. Semua kehidupan hancur
kemudian memasuki alam selanjutnya
yang bernama akhirat.
c.Hari Kebangkitan (Yaumul Ba’ats)

Ketika Malaikat Isrofil meniup
sangkakala yang ke dua kalinya, maka
bangkitlah seluruh manusia dari
kematiannya. Nyawa dikembalikan ke
jasad masing-masing. Di samping itu
dihidupkan juga jin, iblis dan malaikat.
Menurut sebagian ulama juga dihidupkan
kembali beberapa macam binatang dan
tumbuh-tumbuhan. Inilah yang disebut

dengan al-Ba’ats atau hari kebangkitan.

Kepastian adanya hari kebangkitan

ditegaskan oleh Allah Swt melalui
banyak ayat Al-Qurˈan, misalnya dalam

QS. al-Hajj/ 22 ayat 7 yang artinya:
“Dan sesungguhnya hari kiamat itu

pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah
membangkitkan semua orang di dalam
kubur.”

Pada saat manusia dibangkitkan dari

kuburnya banyak macam wajah di antara

mereka, ada yang wajahnya bersih

bersinar karena ketika hidup mereka

membasuhnya dengan air wudhu dan

mendirikan shalat. Ada pula yang

wajahnya hitam legam karena tidak

pernah terbasuh air wudhu serta karena

dosa-dosa mereka. Pada hari itu manusia

akan dibangkitkan dalam bentuk jasad

seperti semula meskipun tubuh manusia

telah hancur lebur sebelumnya. Bagi

Allah Swt menghidupkan dan

mengumpulkan kembali jasad manusia

bukanlah hal yang mustahil. Allah Swt

menegaskan hal tersebut dalam QS. al-
Qiyāmah/74 ayat 3-4 yang artinya:

“Apakah manusia mengira, bahwa
Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang belulangnya?. Bukan
demikian, sebenarnya Kami kuasa
menyusun (kembali) jari jemarinya
dengan sempurna.”

d. Hari Penghimpunan (Yaumul Hasyr)
Setelah kebangkitan, semua umat

manusia akan dikumpulkan di padang
Mahsyar untuk menunggu perhitungan
(hisāb) amal perbuatan mereka di dunia.
Pada waktu itu keadaan manusia akan
berbeda-beda sesuai dengan perbedaan
amalannya di dunia.

Dalam banyak riwayat dijelaskan
bahwa keadaan di padang Mahsyar itu
sangat sulit, sangat panas, dan masing-
masing sibuk mengurus dirinya sendiri.
Semua ingin cepat terbebas dari situasi di
padang mahsyar, ingin cepat-cepat

dihisab dan diberi keputusan. Apakah ia

masuk surga ataukah neraka. Pada saat
itulah mereka minta syafa’at kepada para

Nabi dan Rasul terdahulu, tetapi semua

menolak. Akhirnya mereka sampai

kepada Rasulullah saw, barulah beliau

bersedia memintakan kepada Allah Swt

agar segera diadakan putusan bagi

seluruh makhluk.

Di padang Mahsyar

inilah manusia akan

memperoleh sebagian

nikmat maupun Wukuf, berkumpulnya jama’ah haji di padang
adzab. Bagi orang Arafah, gambaran kecil dari peristiwa
dihimpunnya manusia di padang Mahsyar.
(sumber gambar: www.daftarhajiumroh.com)

yang beriman dan

beramal shalih akan mendapat

perlindungan Allah Swt sehingga mereka

merasa sejuk dan nyaman. Bagi orang

yang tidak beriman dan banyak dosa

akan merasakan panas yang teramat

sangat seakan-akan matahari berada

sejengkal di atas kepalanya. Keringat

mereka bercucuran hingga

menenggelamkan leher mereka. tidak ada

seorangpun yang tertinggal dan dapat

bersembunyi. Kepastian adanya hari

penghimpunan ditegaskan oleh Allah Swt

dalam beberapa ayat Al-
Qurˈan,misalanya QS. al-An’ām/6 ayat

22 yang artinya:

“Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu
Kami menghimpun mereka semuanya
kemudian Kami berkata kepada orang-
orang musyrik: "Di manakah sembahan-
sembahan kamu yang dulu kamu katakan
(sekutu-sekutu) Kami?."

e.Hari Perhitungan (Yaumul Hisāb)
Yaumul hisāb atau hari perhitungan

disebut juga dengan yaumul wazn atau

hari penimbangan. Pada hari itu semua

amalan manusia selama hidup di dunia

akan dihitung oleh Allah Swt. Tidak ada

satu amalanpun (baik amalan lahir

maupun batin) yang luput dari

perhitungan-Nya. Perhitungan yang

dilakukan oleh Allah Swt dilakukan

secara adil sehingga tidak ada satupun

manusia yang dirugikan. Allah Swt

berfirman dalam QS. az-Zalzalah/99 ayat

7-8 yang artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan

kebaikan seberat biji dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
sebesar biji dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.”

Pada yaumul hisāb ini setiap manusia

akan menerima catatan amal perbuatan

masing-masing dan secara cepat Allah

Swt menghitungnya. Pada saat

perhitungan mulut manusia tidak lagi

berbicara memberikan jawaban yang

tidak benar, karena seluruh tubuh akan

menjadi saksi. Dalam hal ini Allah Swt

berfirman dalam QS. Yasin/36 ayat 65

yang artinya:

“Pada hari ini Kami tutup mulut
mereka; dan berkatalah kepada Kami
tangan mereka dan memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa yang dahulu
mereka usahakan.”

Kemudian setelah dilakukan
perhitungan (al-hisāb), dilakukan

penimbangan (al-wazn). Siapa yang berat

amal kebaikannya akan masuk surga.

Dan barangsiapa yang berat timbangan

kejelekannya akan masuk neraka. Allah

Swt berfirman dalam QS. al-
Qāri’ah/101: 6-9 yang artinya :

“Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan)nya, maka dia
berada dalam kehidupan yang
memuaskan. Dan adapun orang-orang
yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah.” (QS. al-Qāri’ah/101: 6-9)

Setelah hisāb dan wazn semua akan
melalui as-shirāth atau jembatan yang

terbentang di atas neraka Jahanam.

Semua manusia tanpa terkecuali

termasuk para Nabi dan Rasul akan

melalui jembatan tersebut. Siapa yang

berjalan lurus (istiqamah) selama hidup

di dunia, maka ia akan berjalan lurus dan

selamat melewati jembatan tersebut. Sulit

dan mudahnya seseorang melewati

jembatan itu tergantung kualitas
amalnya. Rasulullah saw bersabda yang
artinya:

“Kemudian dipasanglah sebuah
jembatan di atas punggung dua tepi
jahanam. Maka aku (Nabi Muhammad
saw) dan umatku-lah yang mula-mula
sekali menyeberanginya.“ (HR. Muslim).
f. Hari Pembalasan (Yaumul Jazā’)

Setelah penimbangan dan melalui as-
shirāth maka setiap orang akan
merasakan pembalasan dari Allah Swt
sesuai dengan hasil penimbangannya.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya
bahwa siapa yang amal kebaikannya

lebih berat dari amal kejahatannya maka
dia akan langsung masuk surga tanpa
harus merasakan dulu siksaan Allah Swt
di neraka. Sebaliknya siapa yang amal
kejahatannya lebih banyak dari amal
kebaikannya maka dia akan masuk
neraka. Kalau dia orang yang beriman
dan tidak mempersekutukan Allah Swt
maka setelah masa hukumannya habis di
neraka dia akan dikeluarkan dan
dimasukkan ke dalam surga. Sebaliknya
bagi orang-orang kafir atau orang-orang
musyrik mereka akan kekal di dalam
neraka untuk selama-lamanya. Dan bagi
orang-orang yang beriman, mereka kekal

di dalam surga untuk selama-lamanya.

Allah Swt berfirman dalam QS. al-

Qāri’ah/101: 6-9 yang artinya:

“Dan adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan)nya, maka dia
berada dalam kehidupan yang
memuaskan. Dan adapun orang-orang
yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah.” (QS. al-Qāri’ah/101: 6-9)

Mengenai tidak kekalnya orang yang

beriman di dalam neraka disebutkan oleh

Rasulullah saw yang artinya:

“Ahli surga akan masuk surga dan ahli
neraka akan masuk neraka. Kemudian
Allah Swt berfirman: “keluarkanlah dari
mereka itu siapa saja yang di dalam
hatinya ada keimanan sekalipun seberat

biji sawi…” (HR Bukhari, Muslim dan
Nasa’i).

Orang-orang beriman yang dosanya
lebih besar dari pahalanya mereka akan
dikeluarkan dari neraka setelah habis
masa hukuman yang ditentukan oleh
Allah Swt sesuai dengan tingkatan
dosanya masing-masing. Tingkat dan
jenis siksaan yang dirasakan oleh
penghuni neraka berbeda-beda sesuai
dengan tingkat kekufurannya. Begitu
juga tingkat dan jenis kenikmatan yang
dirasakan oleh penghuni surga, mereka
merasakan kenikmatan sesuai tingkat
ketakwaannya.

Barzakh Yaumul Qiyāmah Yaumul Ba’ats

Alam pembatas antara Hari kehancuran alam Hari kebangkitan seluruh
alam dunia dan akhirat semesta/ dunia manusia dari kematian

Yaumul Jazā’ Yaumul Hisāb Yaumul Hasyr

Hari pembalasan amal Hari perhitungan seluruh Hari penghimpunan umat
manusia amal manusia manusia di padang Mahsyar

SURGA NERAKA

Tempat bagi yang Tempat bagi yang
timbangan pahalanya lebih timbangan dosanya lebih
berat daripada pahalanya
berat daripada dosanya

Gambar: skema rangkaian peristiwa pada hari akhir

Surga dan neraka termasuk hal ghaib,
oleh karena itu tentang surga dan neraka
kita hanya mendapat informasi dan berita
dari Al-Qurˈan dan hadits Nabi. Kita
tidak dapat membayangkan dengan
pikiran kita sendiri. Segala sesuatu yang
dinyatakan oleh Al-Qurˈan dan hadits
Nabi kita terima sebagai kebenaran.

1)Surga
Surga dalam Al-Qurˈan disebutkan

dengan berbagai kata, yang paling
banyak dijumpai adalah kata al-Jannah.
Kata al-Jannah menurut bahasa berarti
kebun yang penuh dengan pohon-pohon
yang rindang hingga menutup tanah.

Kata ini diambil dari lafadz Janna yang
artinya menutupi. Disebut demikian
karena pohon-pohon yang ada di
dalamnya amat rindang daunnya,
rimbun sekali, cabang-cabang dari
pohon yang satu saling bertautan
dengan cabang pohon yang lain,
sehingga bagian atasnya itu merupakah
sebuah naungan yang dapat digunakan
untuk berteduh. Selain kata al-Jannah,
nama-nama lain yang digunakan dalam
Al-Qurˈan misalnya dārus salām
(tempat yang damai), dārul khulud
(tempat kekekalan), al-Firdaus (taman
sorga) Jannatun Na’īm (taman-taman

kenimatan), Jannatul Ma’wā (Surga
tempat kembali), Jannatu ‘Adn (surga

sebagai tempat tinggal yang kekal).

Al-Qurˈan menyebutkan Secara istilah, Surga adalah
tempat yang penuh keindahan,
surga dengan bermacam- kenikmatan, kebahagiaan dan
kemuliaan yang disediakan
macam nama, oleh Allah Swt bagi orang-
orang yang bertakwa kepada-
diantaranya sebagai Nya (Baca QS. al-Waqi’ah/56:

berikut:

1. Jannah

2. Firdaus
3. Dārus Salām
4. Dārul Khuld
5. Dārul Muqāmah
6. Jannatul Ma’wā
7. Jannatun Na’īm
8. Jannatu ‘Adn

9. Qadamu Sidq
10. Maqām Amin

15-24). Sebagai tempat yang dijanjikan

oleh Allah Swt, kenikmatan surga

belum pernah dilihat oleh mata, belum

pula pernah didengar oleh telinga dan

belum pernah terbetik atau terlintas

dalam hati manusia. Dalam hal ini

Rasulullah saw dalam hadits Qudsi

bersabda yang artinya:

“Allah Swt berfirman: Aku

menyiapkan bagi hamba-hambaku yang

shalih sesuatu (surga) yang tidak

(belum) dapat dilihat oleh mata, tiada

dapat didengar oleh telinga dan tidak
terbetik (terlintas) di hati manusia.”

(HR. Muslim)

Allah Swt menjelaskan tentang sifat-
sifat dan keadaan surga misalnya bahwa
kenikmatan-kenikmatan yang ada di
dalamnya itu adalah kekal, kebahagiaan
di surga tidak akan pernah ada habis
dan apa saja yang terdapat di dalamnya

benar-benar tidak ada hitungannya. Di
dalam Surga terdapat banyak sungai
yang bercabang-cabang, airnya
melimpah dan tidak pernah kering.
Adapula sungai-sungai dari khamr atau
minuman keras yang enak rasanya jika
diminum. Terdapat pula sungai-sungai
dari madu yng dibersihkan. (baca QS.
Muhammad/47:15). Sungai-sungai yang
ada di dalam surga mengalir di bawah
gedung-gedung dan istana-istana yang
besar lagi indah, yang di dalamnya
penuh tersedia berbagai buah-buahan
dan daging burung (baca QS. al-
Waqi’ah/ 56: 20-21).

Rizki yang didapatkan oleh penghuni
surga baik yang berupa makanan atau
minuman diberikan kepada mereka oleh
para pelayan yang masih muda belia
yang menarik hati bagaikan mutiara
bertaburan karena sangat menawan
dengan pakaiannya yang sangat indah
(baca QS. al-Insan/ 76: 19-21). Adapun
pelayan-pelayan itu membawa piring-
piring, wadah-wadah dan gelas-gelas
dari emas. Di dalamnya penuh dengan
makanan dan minuman yang
mengundang selera (baca QS. az-
Zukhruf/ 43 : 71).

Selain itu dijelaskan

pula bahwa para penghuni

surga itu akan ditemani

oleh isteri-isteri, dan

Keindahan dan kenikmatan Surga jauh lebih

mereka bersenang-senang.indah dan nikmat dibanding dengan apa yang

pernah dirasakan manusia di dunia. (sumber
gambar: http://www.indonesia-tourism.com)

Di dalam surga mereka

disediakan tempat yang teduh, nyaman

dan indah. Isteri-isterinya dijadikan

oleh Allah Swt selalu dalam keadaan

muda usianya, dan memiliki kecintaan

yang besar kepada suaminya.

Sebagaimana halnya juga Allah Swt

menciptakan bidadari-bidadari yang

cantik jelita. Para wanita di surga itu

semuanya suci dari segala kejelekan

yang biasa dialami oleh wanita-waanita

selama hidup di dunia, maka dari itu

mereka tidak mengalami haidl

(menstruasi), nifas, rupa yang buruk

ataupun budi pekerti yang jahat. (baca
QS. Yasin/ 36: 55-56, QS. Al-Waqi’ah/
56: 35-37, QS. Shāffāt/ 37: 48-49).

Gambaran keindahan, kenikmatan
dan kemuliaan surga dalam Al-Qurˈan

maupun hadits nabi merupakan suatu

kebenaran yang harus diyakini.

Gambaran tersebut juga bertujuan untuk

memotivasi manusia agar

memperbanyak amal shalih dan

menjadikan surga sebagai tujuan hidup.

2)Neraka
Neraka (an-Nār, yang berarti api)

adalah tempat yang penuh adzab dan
kesengsaraan yang diperuntukkan bagi
orang-orang kafir dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Allah Swt.
Manusia yang banyak dosa terhadap
Allah Swt serta kepada sesama
manusia, dan ketika masih hidup di
dunia belum memperoleh hukuman
yang setimpal dan mereka juga belum
sempat bertaubat, maka di neraka itulah
mereka memperoleh balasan yang
seadil-adilnya berupa siksaan dan adzab
Allah Swt. Siksaan dan adzab Allah

Swt di neraka sungguh teramat pedih.

Allah Swt berfirman dalam QS. al-

Ghasiyah/88 ayat 1-7 yang artinya:
“Sudah datangkah kepadamu berita

(tentang) hari pembalasan?. Banyak
muka pada hari itu tunduk terhina.
Bekerja keras lagi kepayahan.
Memasuki api yang sangat panas
(neraka). Diberi minum (dengan air)
dari sumber yang sangat panas. Mereka
tiada memperoleh makanan selain dari
pohon yang berduri. Yang tidak
menggemukkan dan tidak pula
menghilangkan rasa lapar.”

Al-Qurˈan memberikan gambaran

tentang siksa neraka dengan cara yang

sangat mengerikan. Misalnya

digambarkan bahwa umpannya terdiri

dari manusia dan batu (baca QS. at-
Tahrīm/ 66: 9). Dinyatakan pula bahwa
apinya menyala-nyala membakar dan
menghanguskan kulit. Setiap kali kulit
hangus terbakar, diganti dengan kulit
yang baru agar benar-benar dapat
dirasakan betapa pedihnya siksa neraka
(baca QS. an-Nisā'/4 ayat 56 )

Di dalam neraka itu para penghuninya
diberi makanan berupa pohon Zaqum,
yaitu sebuah pohon yang sangat
menjijikkan, baunya tidak enak, rasanya
pahit dan bahkan berduri (baca QS.
Shāffāt/ 37: 62-67). Jika mereka haus
mereka akan minta minum, dan kepada

mereka diberikan minum air tembaga
yang mendidih (baca QS. al-Kahfi/ 18:
29). Selain itu, para penghuni neraka
diberikan pakaian berupa api,
disiramkan dari atas kepalanya dengan
air mendidih ke seluruh tubuh mereka
hingga apa yang ada di dalam perut
mereka tumpah (baca QS. al-Hajj/ 22:
19-22).

Para penghuni neraka tidak akan
pernah merasakan mati, tetapi juga
tidak dapat merasakan kehidupan yang
senang dan nyaman karena mereka akan
terus menerus mendapatkan siksaan dan
adzab Allah Swt tanpa ada henti

sedikitpun (baca QS. al-A’la/ 87: 11-
13). Bagi para penghuni neraka, mereka
sudah terhalang dari rahmat Allah Swt,
yang mereka dapatkan di dalamnya
hanyalah siksa danadzab yang sangat
pedih.

Demikianlah gambaran pedihnya siksa
dan adzab di neraka. Siksa dan adzab
neraka yang sesungguhnya bisa jadi
lebih pedih daripada apa yang telah
digambarkan di atas. Maka keimanan
kepada hari akhir harus mampu
mendorong diri seseorang untuk
menghindari perbuatan yang dapat

menjerumuskan manusia ke dalam siksa
api neraka.


Click to View FlipBook Version