The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Getty 403, 2022-09-11 06:59:27

Laporan Percobaan Pembuatan Balon Udara Sederhana

Laporan Penelitian Balon Udara

LAPORAN PERCOBAAN
PEMBUATAN BALON UDARA SEDERHANA

OLEH:
MELINA GETISARI, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2
TELUK KERAMAT
TAHUN 2021

0

LAPORAN PERCOBAAN
PEMBUATAN BALON UDARA SEDERHANA

A. Latar Belakang
Manusia, dalam kehidupan sehari-hari dihadapkan dengan berbagai fenomena yang

menakjubkan yang terjadi di alam. Fenomena-fenomena yang ada di alam kemudian diteliti
oleh para ilmuan dan pada akhirnya melahirkan beberapa cabang ilmu. Salah satunya adalah
fisika. Fisika adalah sains atau ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan
perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti
energi dan gaya. Sebagai ilmu sains yang paling dasar, tujuan utama fisika adalah memahami
bagaimana alam semesta berkerja.

Salah satu fenomena fisika yang menarik adalah suatu benda dapat terangkat ke atas
tanpa adanya sentuhan tangan manusia. Contoh benda tersebut adalah balon udara. Balon
udara adalah sebuah kantung fleksibel yang umumnya berisikan gas seperti helium, hydrogen,
nitrogen monoksida dan udara.

Balon udara ini biasanya digunakan untuk tujuan dekorasi maupun tujuan-tujuan lain
sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Beberapa daerah menjadikan balon udara sebagai
suatu wahana wisata yang dapat meningkatkan perekonomian daerahnya. Sebuah balon udara
dapat terangkat terbang ke atas hanya dengan menggunakan komponen gas, tanpa
menggunakan peralatan mekanik yang canggih. Balon udara sederhana juga tidak
membutuhkan bantuan energi manusia untuk membuatnya terbang di udara. Bagaimana
sebuah balon dapat terbang hanya dengan memanfaatkan gas dan udara di sekelilingnya? Hal
tersebutlah yang melatar belakangi percobaan ini.

B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja tekanan zat gas

pada pengoperasian balon udara?

C. Dasar Teori
1. Fluida
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah
bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap
perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk
ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi dua yaitu: fluida cair dan
fluida gas. Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar
fluida. Sifat–sifat dasar fluida tersebut yaitu; kekentalan, kerapatan, berat jenis, tekanan,
temperatur (Arijanto, dkk., 2015).

1

Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas
seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir
sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas, dan susu merupakan
contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga
termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain.
Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain
(Kadek, 2013). Menurut Streeter (1996:1) “fluida adalah zat yang berubah bentuk secara
kontinu (terus – menerus) bila terkena tegangan geser, betapapun kecilnya tegangan geser
itu”.

Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida
dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau
berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika sedang
dalam keadaan bergerak). Fluida statis erat kaitannya dengan hidraustatika dan tekanan.
Hidraustatika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam
zat cair yang diam. Sedangkan tekanan didefinisikan sebagai gaya normal per satuan luas
permukaan (Kadek, 2013).

Fluida juga memiliki Berat jenis yang dilambangkan dengan γ (gamma) dan
gravitasi jenis, menurut Munson (2003:15) “berat jenis dari sebuah fluida, dilambangkan
dengan γ (gamma), didefinisikan sebagai berat fluida persatuan volume”. Gravitas jenis
sebuah fluida dilambangkan dengan SG. Menurut Munson (2003:15)” gravitasi jenis
sebuah fluida didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan fluida tersebut dengan
kerapatan air pada sebuah temperatur tertentu”.
2. Hukum Archimedes

Dasar pemikiran Archimedes: ”Jika dalam sebuah tempat ada air dan air dalam
keadaan tenang, maka di seluruh bagian air tekanannya sama. Kalau ada daerah yang
tekanannya berbeda, maka air dari tempat yang tekanannya tinggi mengalir ke arah yang
tekanannya rendah. Jika benda dimasukkan ke dalam air dan setelah airnya tenang
kembali benda terapung, keadaan itu menunjukkan bahwa tekanannya menjadi sama di
mana-mana, termasuk di tempat benda tersebut berada. Ini berarti tekanan yang diduduki
benda itu seharusnya sama dengan tekanan di bagian air yang lain atau air yang
seharusnya ada di situlah yang sama dengan air yang terdesak oleh benda” (Utami, R.,
dkk., 2014).

Dalam penyusunan percobaannya Archimedes menggunakan pengetahuan tentang
timbangan. Akhirnya dapat ditentukan bahwa teorinya sesuai dengan hasil percobaan,
yaitu: ”Benda yang terapung atau terendam dalam air kehilangan berat sesuai dengan
berat air yang terdesak”. Hukum Archimedes berbunyi, ”Sebuah benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida

2

yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Karena adanya gaya Archimedes dalam zat cair
menjadikan benda yang dimasukkan ke dalam zat cair mengalami tiga kemungkinan,
yaitu tenggelam, melayang, dan terapung. (Utami, R., dkk., 2014).

2.1 Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat

benda (w) lebih besar dari gaya ke atas (Fa).
w > Fa
ρb . Vb . g > ρa .Va . g
ρb > ρa

Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ)
(Kadek, 2013).
2.2 Melayang

Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat
benda (w) sama dengan gaya ke atas (Fa) atau benda tersebut tersebut dalam
keadaan setimbang (Kadek, 2013).

w = Fa
ρb .Vb . g = ρa . Va . g
ρb = ρa
2.3 Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat
benda (w) lebih kecil dari gaya ke atas (Fa) (Kadek, 2013).
w = Fa
ρb . Vb . g = ρa . Va . g
ρb < ρa
Dari penjelasan konsep melayang, terapung dan tenggelam yang telah teruraikan
diatas kita asumsikan balon udara merupakan benda yang berada didalam fluida (udara)
dimana medium luar balon udara adalah udara sekitar balon udara.
3. Balon Udara
Pada tahun 1709 di Lisbon, Bartolomeu de Gusmo berhasil membuat balon yang
dapat bergerak naik di dalam suatu ruangan setelah udara di dalam balon dipanaskan.
Dia juga membuat balon Passarola yang berhasil terbang dari Benteng Saint George
sejauh sekitar satu kilometer (Kadek, 2013).
Kemudian tahun 1766, Joseph Black berkeyakinan bahwa balon yang diisi
dengan hidrogen akan mampu naik di udara. Balon udara panas adalah teknologi
penerbangan pertama oleh manusia, ditemukan oleh Montgolfier bersaudara di
Annonay, Perancis pada 1783. Peristiwa kebakaran pada suatu malam di benteng
Gibraltar membuat Joseph berpikir akan kemungkinan pembakaran dari bara api dapat
mengangkat sebuah benda. Dia percaya bahwa ada asap gas khusus yang

3

menyebabkan hal itu terjadi. Dia menyebutnya gas tersebut adalah "Mongolfier gas"
(Kadek, 2013).

Lewat hipotesis itu, dia membangun ruang kotak berukuran 1 x 1 x 1,3 m dari
kayu yang tipis. Lalu, sisi atasnya ditutup dengan kain ringan. Di bagian bawah kotak,
dia menyulut beberapa kertas. Ternyata, hasil pembakaran itu mengangkat balon
perlahan. Hasil percobaan itu membuat mereka semakin bersemangat. Dua bersaudara
itu mengumumkan pembuatan proyek besar. Yakni, balon udara raksasa yang
menampung beberapa orang. Balon itu berbentuk kain kabung dengan tiga lapisan tipis di
dalamnya. Balon tersebut mampu menampung 790 m¸ udara dengan berat 225 kg
(Kadek, 2013).

Tipe balon udara dibedakan atas dua macam yaitu balon udara yang diisi dengan
udara panas dan balon udara yang diisi dengan gas yang ringan. Balon udara yang diisi
dengan udara panas memiliki suatu pembakar yang berfungsi untuk memanaskan udara
dalam balon, sehingga udara dalam balon menjadi lebih ringan dari udara luar sekitarnya.
Sedangkan balon udara yang diisi dengan gas yang ringan, gas yang biasanya digunakan
adalah gas hidrogen dan gas helium. Gas hidrogen ringan namun mudah terbakar.
Sedangkan gas helium tidak mudah terbakar (Kadek, 2013).

Prinsip kerja pada balon yang diisi dengan udara panas dan balon yang diisi dengan
gas ringan pada dasarnya sama, yaitu dengan membuat udara dalam balon lebih
ringan atau memiliki massa jenis yang lebih kecil dari udara luar sekitar balon
sehingga balon udara dapat naik (terbang). Sesuai dengan prinsip Archimedes “Gaya
apung yang bekerja pada benda yang dimasukkan dalam fluida sama dengan berat fluida
yang dipindahkannya”. hal ini sejalan dengan udara sebagai fluida dimana benda dapat
terapung pada fluida , jika massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis fluida tersebut
(Kadek, 2013).

Semua partikel udara di atmosfer ditarik oleh gaya gravitasi ke bawah. Namun
tekanan di udara menciptakan gaya ke atas yang bekerja berlawanan dengan gravitasi.
Menurut Munson (2003:86) ”arah gaya apung yang merupakan gaya dari fluida terhadap
benda berlawanan arah terhadap yang ditunjukkan dalam diagram bebas”.

D. Alat dan Bahan
Saat melakukan percobaan, dibutuhkan beberapa alat dan bahan agar percobaan dapat

berjalan lancar. Alat dan bahan yang digunakan saat percobaan antara lain :
1. Botol plastik bekas
2. Gunting
3. Kawat
4. Kapas
5. Kertas minyak

4

6. Korek api
7. Lem
8. Lilin
9. Minyak goreng
10. Pisau

E. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Cek alat dan bahan sebelum digunakan, pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan

baik.
3. Gunting kertas minyak sesuai pola yang akan dibuat.
4. Lem kertas minyak yang telah di gunting tadi hingga kertas minyak membentuk pola

balon udara.
5. Buat bingkai bagian bawah balon udara dengan menggunakan kawat. Pastikan ukuran

kawat dengan pola dasar balon udara sesuai.
6. Pasang bingkai kawat bagian bawah balon udara dengan pola balon udara yang telah

dibuat. Gunakan lem untuk menyatukan kedua bagian tersebut.
7. Potong botol plastik sekitar 10 cm dari bagian dasar.
8. Letakkan kapas ke dalam botol plastik yang telah dipotong tadi.
9. Potong lilin dengan panjang sekitar 5 cm, letakkan ke dalam wadah plastik yang telah

diisi kapas. Sebelum diletakkan, bakar terlebih dahulu bagaian dasar lilin agar lilin tidak
goyang saat dinyalakan dan diterbangkan.
10. Masukkan minyak makan ke dalam wadah tersebut. Jangan terlalu banyak memasukkan
minyak makan karena semakin banyak minyak makan yang dimasukkan maka akan
memperbesar beban yang akan diangkat oleh balon udara, sehingga nantinya sulit untuk
terbang.
11. Nyalakan api pada lilin, tunggu sampai balon udara terbang.
12. Amati dan menganalisa balon udara yang telah berhasil terbang.
13. Rapikan alat dan bahan setelah digunakan.

5

F. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Percobaan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Balon Udara

No Tahap Pembuatan Gambar Keterangan
Balon Udara
Sederhana

1 Persiapan alat dan bahan Periksa kelengkapan alat
dan bahan. Pastikan
semua dalam keadaan
baik.

Gunting kertas minyak Berhati-hatilah saat
sesuai pola yang akan
dibuat menggunting, sesuaikan

Lem kertas minyak yang dengan pola yang telah
telah di gunting tadi
hingga kertas minyak dibuat.
membentuk pola balon
udara Berhati-hati saat

melakukan pengeleman

agar kertas minyak tidak

sobek saat dilem.

6

Buat bingkai bagian Buat bingkai sesuai
bawah balon udara dengan ukuran bawah
dengan menggunakan balon udara yang.
kawat. Pastikan ukuran
kawat dengan pola dasar Lekatkan dengan hati-
balon udara sesuai. hati agar kertas tidak
sobek, dan menempel
Pasang bingkai kawat dengan sempurna.

bagian bawah balon

udara dengan pola balon

udara yang telah dibuat.

Gunakan lem untuk

menyatukan kedua

bagian tersebut.

Potong botol plastik

sekitar 10 cm dari

bagian dasar.

Letakkan kapas ke Masukkan kapas
dalam botol plastik yang
telah dipotong tadi. secukupnya. Cukup

letakkan kapas pada

bagian samping dan

Potong lilin dengan bawah saja.

panjang sekitar 5 cm,

letakkan ke dalam

wadah plastik yang telah

diisi kapas. Sebelum

diletakkan, bakar

terlebih dahulu bagaian

dasar lilin agar lilin

tidak goyang saat

dinyalakan dan

diterbangkan.

Masukkan minyak Masukkan minyak

goreng ke dalam wadah goreng secukupnya.

tersebut. Jangan terlalu Jangan terlalu banyak

banyak memasukkan karena akan menambah

minyak makan karena beban balon udara.

7

semakin banyak minyak Saat balon udara coba
makan yang dimasukkan untuk diterbangkan,
maka akan memperbesar balon tersebut tidak
beban yang akan terbang. Percobaan telah
diangkat oleh balon dilakukan beberapa kali,
udara, sehingga nantinya namun belum berhasil.
sulit untuk terbang.

Nyalakan api pada lilin,
tunggu sampai balon
udara terbang.

2. Pembahasan
Saat pembuatan balon udara praktikan menggunakan bahan kertas minyak,

alasannya adalah selain mudah didapat, kertas minyak juga ringan karena memiliki massa
yang kecil, sehingga pada saat akan diterbangkan, balon udara tidak terlalu membawa
beban yang berat. Selanjutnya, bahan yang digunakan adalah botol plastik bekas yang
telah dipotong. Fungsi dari botol platik bekas ini adalah sebagai wadah tempat
menempatkan kapas, minyak goreng dan lilin. Penggunaan botol bekas juga merupakan
salah satu cara dalam pengolahan limbah yaitu reuse. Fungsi kapas dan lilin adalah
sebagai sumbu yang menjaga agar api tetap menyala dan tidak padam, sedangkan minyak
goreng berfungsi sebagai bahan bakar agar api tetap menyala.

Menurut Kadek (2013), balon udara dibedakan menjadi dua jenis yaitu balon udara
yang diisi dengan udara panas dan balon udara yang diisi dengan gas yang ringan. Balon
udara yang dibuat oleh praktikan adalah balon udara yang diisi dengan udara panas.
Alasannya adalah alat dan bahan dalam pembuatan balon udara ini mudah dicari, dan
harganya terjangkau. Selain itu, cara pembuatannya juga tidak rumit, sehingga dapat
dijadikan referensi untuk dijadikan bahan ajar kepada peserta didik di bangku SMP.

Balon udara biasanya dibuat dengan bentuk bulan, lonjung maupun persegi, dengan
bagian tengah diberi ruang kosong atau rongga. Fungsi dari rongga tersebut adalah
sebagai ruangan berisi udara yang berfungsi untuk mengangkat balon udara. Rongga
kosong tersebut disebut juga dengan istilah envelope.

8

Sebagaimana menurut Kurniawan, dkk. (2016) bahwa balon udara mempunyai tiga
bagian utama yaitu: envelope, gondola, dan engine. Envelope bentuknya berupa
kantong berupa balon tempat untuk helium. Envelope ini biasanya dilapisi dengan
bahan anti api. Gondola biasanya berisi penumpang atau barang yang dinaikkan
dalam balon udara. Engine berupa motor untuk menggerakkan balon udara.

Bagian selanjutnya adalah api. Karena balon udara sederhana yang dibuat adalah
balon udara yang diisi dengan udara panas, maka nyala api memegang peranan yang
sangat penting. Jika tidak ada nyala api, maka balon udara ini tidak dapat terbang.
Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Balon udara merupakan suatu alat yang menerapkan konsep fluida statis dengan
menggunakan prinsip Archimedes dimana “Gaya apung yang bekerja pada benda yang
dimasukkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya”. Menurut
dosenpendidikan (2020), Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan
antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.

Prinsip kerja balon udara sederhana yang praktikan buat adalah dengan membuat
udara dalam balon menjadi lebih ringan dari pada udara disekitar balon. Dalam IPA ini
disebut dengan massa jenis. Balon udara akan dapat terbang apabila massa jenis udara di
dalam balon udara lebih kecil dari pada massa jenis udara di luar balon udara. Hal ini
sejalan dengan prinsip Hukum Archimedes yang berbunyi gaya apung yang bekerja pada
benda yang dimasukkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindakannya.
Dengan kata lain udara sebagai fluida dimana benda dapat terapung pada fluida tersebut,
jika massa jenis benda tersebut lebih kecil dari pada massa fluida.

Peranan api pada balon udara adalah untuk memanaskan udara di dalam rongga
balon udara atau envelope. Fungsi dari pemanasan tersebut adalah agar suhu udara dalam
balon udara meningkat sehingga massa jenis udara di dalamnya menjadi berkurang. Pada
dasarnya Massa jenis bisa berkurang apabila terjadi peningkatan suhu. Massa jenis suatu
zat dibedakan berdasarkan tekanan dan suhunya masing-masing. Tekanan yang
besarannya lebih tinggi dapat membuat molekul zat menjadi lebih padat meskipun berada
pada volume yang sama. Hal inilah yang kemudian meningkatkan massa jenis, begitu
juga sebaliknya.

Agar balon udara dapat terbang maka di dalam rongga balon udara atau envelope
harus dipanaskan dengan api hingga mencapai suhu sekitar 100oC. Udara panas ini akan
terperangkap di dalam envelope. Karena udara panas memiliki massa jenis yang
lebih kecil daripada udara biasa, maka membuatnya lebih ringan sehingga balon udara
pun akan bergerak naik di dorong oleh udara yang bertekanan lebih kuat.

9

Pada percobaan ini praktikan tidak dapat menerbangkan balon udara yang dibuat.
Setelah beberapa kali pengujian, balon udara tetap tidak dapat terbang. Terdapat beberapa
faktor yang mungkin menjadi penyebab hal tersebut. Pertama adalah sumber panas.
Sumber panas yang digunakan praktikan adalah lilin biasa dengan waktu untuk mencapai
suhu yang tinggi yaitu 100oC tergolong lama. Dengan panas yang kurang, massa jenis
udara juga sulit untuk turun, sehingga balon udara tidak dapat terbang. Kesulitan mencari
sumber panas lain selain lilin merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh praktikan.
Kedepannya, agar percobaan dapat berjalan sukses, praktikan dapat mengganti bahan
pembuat sumber panas dengan bunsen atau parafin.

Parafin merupakan material yang dapat digunakan sebagai material penyimpan
energi panas. Parafin memiliki dengan karakteristik termofisik sebagai berikut : a. Titik
leleh :420C-620C b. Cppadat : 22OO Jlkgoc c. Cp cair = 2150 J/kgoc d. Kalor laten =
178 kJ/kg e. ppadat = 910 kg/mr f. pcair = 790kg/m3 (Yuliani, dkk., 2016).

Faktor selanjutnya adalah massa wadah yang terlalu berat, sehingga memberikan
beban besar pada balon udara untuk terbang. Hal tersebut karena praktikan menggunakan
kapas, llilin dan minyak goreng, dimana minyak goreng memiliki sifat yang kental,
sehingga massanya besar. Hal ini untuk kemudian hari juga dapat diatasi dengan
mengganti bahan bakar dengan bahan bakar lain seperti spirtus maupun parafin.

Kendala praktikan selama melakukan percobaan adalah singkatnya waktu, sehingga
praktikan tidak dapat melaksanakan praktikum secara maksimal hingga percobaan
berhasil. Mengingat konsep pembuatan dan penerbangan balon udara adalah salah satu
materi yang diajarkan pada siswa SMP, tepatnya SMP kelas 8 serta merupakan penerapan
dari prinsip hokum Archimedes, maka praktikan perlu melakukan pengulangan kembali
untuk melakukan percobaan hingga akhirnya percobaan berhasil dan dapat diterapkan
sebagai pembelajaran praktik saat proses pembelajaran di sekolah.

G. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja tekanan pada zat

gas pada pengoperasian balon udara adalah agar balon udara dapat terbang maka di dalam
rongga balon udara atau envelope harus dipanaskan dengan api hingga mencapai suhu sekitar
100oC. Udara panas ini akan terperangkap di dalam envelope. Karena udara panas
memiliki massa jenis yang lebih kecil daripada udara biasa, maka membuatnya lebih
ringan sehingga balon udara pun akan bergerak naik di dorong oleh udara yang bertekanan
lebih kuat.

10

Daftar Pustaka
Arijanto, dkk. 2015. Analisis Pengaruh Kekentalan Fluida Air dan Minyak Kelapa pada

Performansi Pompa Sentrifugal. Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 3, No. 2
Dosenpendidikan. 2020. Fluida Statis. https://www.dosenpendidikan.co.id/fluida-statis/

(diakses tanggal 12 September 2020)
Kadek. 2013. Makalah Tentang Prinsip Kerja Balon Udara.

http://kadekk.blogspot.com/2013/07/makalah-tentang-prinsip-kerja-
balon.html#!/tcmbck (diakses tanggal 12 September 2020)
Kurniawan, A.A., dkk. 2016. Sistem Pemandu Pendaratan pada Balon Udara Berbasis
Pengolahan Citra dan Kendali PID. Jurnal Teknik ITS, Vol. 5, No. 2
Munson, Bruce R., Dkk. 2003. Mekanika Fluida Edisi Kempat Jilid I. Jakarta : Erlangga
Streeter,Victor L. 1996. Mekanika Fluida Jilid I. Jakarta: Erlangga
Utami, dkk. 2014. Rancang Bangun Perangkat Eksperimen Hukum Archimedes untuk Mts
LB/A Yaketunis Kelas VIII. Inklusi, Vol 1, No 1
Yuliyani, I.,dkk. 2016. Alat Penyimpan Energi Panas Menggunakan Parafin Sebagai PCM
(Phase Change Material) pada Sistem Pemanas Air Surya. Jurnal Teknik Energi, Vol.
6, No. 2

11


Click to View FlipBook Version