The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-book ini berisi tentang kumpulan cerita pendek dari imanjnasi teman-teman mahasiswa PGSD UMS. Cerita pendek ini berisi beragam cerita imajinasi dari para penulisnya yang tentunya cerita pendek ini mempunyai alur cerita yang sangat beragam sehingga membentuk keanekaragaman asmaraloka dan semuanya memiliki nilai pesan moral disetiap ceritanya. Diharapkan bagi pembaca terhibur serta dapat mengambil pesan moral yang disampaikan disetiap ceritanya.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by stenlyadinda49, 2021-07-27 01:56:14

Asmaraloka Cerita Pendek

E-book ini berisi tentang kumpulan cerita pendek dari imanjnasi teman-teman mahasiswa PGSD UMS. Cerita pendek ini berisi beragam cerita imajinasi dari para penulisnya yang tentunya cerita pendek ini mempunyai alur cerita yang sangat beragam sehingga membentuk keanekaragaman asmaraloka dan semuanya memiliki nilai pesan moral disetiap ceritanya. Diharapkan bagi pembaca terhibur serta dapat mengambil pesan moral yang disampaikan disetiap ceritanya.

Keywords: cerpen

X

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas
pembuatan e-book yang berjudul Asmaraloka Cerita Pendek ini.

Penting juga saya mengaturkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
serta membantu penulisan karya tulis ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Asmaraloka Cerita Pendek merupakan sebuah karya cerita pendek dari pengejawantahan
kisah imajinasi fiksi yang tidak terlepas dari kendali imajinasi perasaan insan perasa. Masing-masing
penulis mencoba merangkai kisah fantasi dari imajinasinya yang sarat akan hikmah didalamnya. Karya
tulis ini diharapkan menjadi ibrah bagi setiap pembaca agar semakin bijak dan lapang dalam menjalani
kehidupan yang terdiri dari beragam makhluk hidup di berbagai situasi dan kondisi.

Saya menyadari karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan di dalamnya. Dengan
senang hati, kamu akan menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga
karya tulis ini bernilai berkah di sisi-Nya dan bermanfaat bagi pembaca.

Sragen, 26 Juli 2021

Stenly Adinda Putri Budiyanto

Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................................................... 3
Daftar Isi ................................................................................................................................................. 4
Monyet Berbulu Putih............................................................................................................................ 5
Baju Baru Untuk Raja ............................................................................................................................. 7
Kura-kura dan Kelinci ............................................................................................................................. 9
Loly ........................................................................................................................................................ 11
Lupa....................................................................................................................................................... 13
Sepenggal Kisah Kejujuran...................................................................................................................14
Kejujuran Menyelamatkan Persahabatan...........................................................................................15
Adnan dan Manisa ...............................................................................................................................17
Seekor Kelinci Berterima Kasih Kepada Kucing...................................................................................19
Hadiah Untuk Kakek.............................................................................................................................20
Suksesnya Anak Berkebutuhan Khusus...............................................................................................21
Leven..................................................................................................................................................... 22
Loly dan Kue Pukis................................................................................................................................24
Kisah Dolly dan Derra...........................................................................................................................26
Putih dan Kucing Oranye......................................................................................................................28

Monyet Berbulu Putih

Oleh : Stenly Adinda

Dahulu kala disebuah hutan yang lebat jauh dari pemukiman penduduk, hiduplah beraneka
macam hewan didalamnya. Ada singa sang raja hutan, harimau, kancil, gajah, si cantik angsa, monyet,
dan masih banyak lagi. Mereka semua hidup rukun berdampingan dengan di pimpin oleh sang raja
hutan yakni Maharaja Singa yang perkasa dan bijaksana.

Suatu hari monyet, angsa, kancil, gajah, dan harimau sedang bermain bersama di lembah
hutan, mereka sangat bergembira saat kancil sedang mendongengkan cerita kepada mereka. Karena
kancil sedang bercerita burung merak yang sangat cantik parasnya maka gajah pun dengan spontan
berbicara bahwa burung merak yang diceritakan sang kancil itu sama cantiknya dengan si cantik angsa.
Mendengarkan perkataan tersebut monyet yang merasa dirinya juga cantik layaknya burung merak
yang diceritakan oleh kancilpun ikut menanggapi ucapan gajah “Wahai gajah yang kau katakan itu benar
memang angsa itu cantik, tetapi ada yang lebih cantik dari angsa di hutan ini”. Ucap sang monyet
kepada gajah. Lantas gajahpun menganggapi ucapan sang monyet “Siapakah itu monyet hewan yang
lebih cantik dari angsa di hutan ini?”. Mendengar pertanyaan dari sang gajah lalu monyet pun tersipu
malu dan segera menjawab dengan percaya diri dan dengan suara yang lantang “AKULAH ORANG
TERCANTIK DI HUTAN INI” dan tak lupa diakhiri dengan senyuman bangga yang menyertainya.
Mendengar ucapan dari monyet semua orang yang ada di sana tertawa terbahak-bahak terutama sang
gajah, bahkan gajah juga berkata “Wahai monyet sadarlah, jangan terlalu percaya diri kau itu, jelas-jelas
dihutan ini yang paling cantik itu adalah si cantik angsa. Lihatlah bulu angsa yang putih bersih cantik,
bukan seperti rambutmu yang hitam dan sangat jelek itu”. Mendengar perkataan dari gajah maka
monyet sangat sedih hatinya bagai tersayat-sayat beribu pisau di hatinya, dan dengan menangis
akhirnya monyet pergi meninggalkan teman-temannya. Melihat hal tersebut kancil merasa bersalah
dan kasihan dengan sang monyet karena ceritanya monyet jadi bahan olok-olok teman-temannya.
Sendangkan gajah dan teman-teman lainnya tetap saja masih menertawakan ucapan dari monyet tadi.

Monyet disepanjang jalan terus menangis memikirkan ucapan dari sang gajah tadi yang sangat
menyakitkan untuk dirinya. Sudah lelah berjalan akhirnya sang monyet berhenti dan tetap menangis
sesenggukan, dan dia tertelap tidur karena kecapekan menangis sepanjang jalan. Ke esokan harinya
saat monyet membuka mata dia dibuat kaget karena tibatiba dihadapannya ada kancil yang sedang
memandangi dirinya. Melihat hal tersebut kancil tertawa dan segera meminta maaf kepada monyet,
dan sebagai ucapan maaf kancil akan membantu monyet selama sehari full ini. Mendengar hal tersebut
monyet tersenyum dan mendapatkan ide bahwa dia akan meminta kancil mencarikan batu gamping
yang telah ditumbuk halus untuk kemudian ditaburkan dirambut sang monyet agar rambut monyet
berubah warna menjadi putih dan dapat cantik seperti angsa. Kancil hendak menolak permintaan gila
dari monyet tetapi karena dia sudah berjanji untuk membantu monyet sehari full ini jadi dia dengan
pasrah menyetujui dan segera mencari batu gamping.

Setelah sudah menyiapkan batu gamping halus sesuai dengan permintaan monyet, akhirnya
kancil membantu menaburkan batu gamping halus tadi ke rambut sang monyet. Setelah selesai sang
monyet begitu senang dan segera berlalu meninggalkan kancil tak lupa smabil berterimakasih kepada
kacil. Karena tingkah monyet yang mencurigakan akhirnya kancil menyusul monyet. Ternyata monyet
pergi keteman-temannya yang kemarin menertawakannya dan menganggapnya jelak itu, seraya
berkata “Hai teman-teman lihatlah sekarang rambutku sudah berwarna putih dan cantik seperti angsa”
ucapnya. Lantas hal tersebut tentu saja kembali mengundang tawa dan ejekan dari teman-temannya
pasalnya monyet jadi seperti badut yang tiba-tiba berubah menjadi putih. Melihat hal tersebut monyet
kembali menangis dan kancilpun segera menghampiri monyet untuk menengangkannya.

Ternyata dari kejauhan sang Maharaja Singa melihat dan memantau anak-anak remaja itu, dan
segera menghampiri mereka. “Kenapa kalian senang sekali mengejek monyet sampai dia menangis
seperti itu, tidakkah kalian lihat bahwa monyet itu sudah cantik dengan bulu hitamnya yang menawan.

Ingat bahwa setiap hewan itu diciptakan dengan bentuk yang berbeda-beda dan bentuk yang sempurna
sehingga kita tidak boleh mengejek atau mengolok-olok bentuk tubuh hewan lainnya, sampai sini
paham?” Ucap sang Maharaja Singa kepada segerombolan anak-anak remaja itu yang diangguki oleh
semuanya. Lalu teman-teman monyet yang tadi mengejeknya meminta maaf kepada monyet dan
dimaafkan dengan senang hati oleh monyet.

Baju Baru Untuk Raja

Oleh : Andhika Rahmad

Di suatu kerajaan terdapat seorang Raja yang sangat gemar memakai baju mewah. Hampir setiap hari
ia memesan baju kepada seorang penjahit istana. Baju-baju yang ia pesan biasanya hanya dipakai sekali
saja. Setelah itu sang Raja akan mengatungkannya di lemari kaca miliknya.

“ Koleksiku bajuku sangat indah dan sungguh banyak” ucap Raja, Bangga.

Raja sangat bangga dengan semua baju miliknya. Ia selalu ingin tampil beda dari kebanyakan orang.
Hingga suatu hari, ada perayaan besar dinegerinya. Raja ingin sekali membuat baju yang istimewa. Ia
akan mengundang raja-raja dari seluruh negeri.

Sang raja membuat sayembara. Barangsiapa yang bisa membuat baju yang sangat indah untuk dirinya,
maka ia akan memberikan hadiah sebuah perhiasan dan koin emas. Akhirnya datanglah dua penjahit
yang mengaku akan membuatkan baju untuk Raja. Raja begitu senang mendengarnya, mereka berjanji
akan membuat baju yang indah dan istimewa untuk perayaan nanti sehingga semua yang melihat Raja
akan terpesona.

“Kami meminta disiapkan kain,berlian dan benang emas, Raja” pinta dua penjahit itu.

Seminggu kemudian, Raja memanggil salah satu Jendral Kerajaan. Ia ingin mengetahui apakah baju
miliknya sudah jadi atau belum. Jendral Kerajaan pun menemui kedua penjahit itu. Kedua penjahit itu
juga tinggal di istana mereka meminta ruang khusus untuk menjahit baju sang Raja. Jendral Kerajaan
masuk ke ruang penjahit. Ia menanyakan tentang baju Raja apakah sudah selesai dibuat

“Baju untuk Raja sudah hampir selesai. Tuan lihat kan, baju ini sangat indah. Hanya orang bijaksanalah
yang bisa melihat baju ini,” ujar salah satu penjahit.

Sang Jendral tak melihat apa pun. Tetapi ia tak mau dikatakan sebagai oarang yang tidak bijaksana.
Akhirnya ia berpura-pura melihat baju tersebut.

“Baiklah, akan aku sampaikan kepada Raja” ucap sang Jendral

Hingga akhirnya perayaan tiba. Kedua penjahit itu mendatangi Raja. Mereka berpura-pura membawa
baju yang cukup berat untuk Raja. Tapi, sebenarnya mereka tidak membawa apa pun, Hanya nampan
kosong belaka.

“Raja inilah baju yang kami buat, sangat indah bukan. Hanya orang-orang bijaksanalah yang bisa melihat
baju ini, “ ujar salah satu penjahit.

Raja kaget. Ia sama seklai tak melihat apa pun. Tetapi, ia tak mau dikatakan sebagai orang yang tidak
bijaksana, Raja pun berpura-pura melihat baju itu. Bahkan beberapa jendral dan menteri memuji
keindahan baju Raja yang sebenarnya tak mereka lihat.

Kedua penjahit itu berpura-pura memakaikan baju itu. Raja melepaskan pakaianya. Ia hanya mengena

kan celana pendek dan kaos dalam saja. Tetapi, Raja merasa dirinya memakai baju yang sangat
istimewa.

Setelah mengenakan baju itu, ia berkeliling istana. Semua orang merasa kaget, mereka tak bisa melihat
baju Raja. Tetapi, mereka tak mau dikatakn sebagai orang yang tak bijaksana. Mereka berpura-pura
melihat baju Raja. Raja sangat senang dan bangga dengan baju itu. Hingga kemudian ada seorang anak
kecil yang bertanya kepada ibunya.

“ Ibu mengapa Raja tidak memakai baju? Padahal ada banyak orang yang melihatnya,” ucap anak kecil
itu.

Raja yang mendengar ucapan itu, akhirnya sadar bahwa ia memang tidak memakai baju istimewa itu.
Raja begitu malu. Sehingga memerintahkan pasukanya untuk memanggil kedua penjahit itu. Namun,
mereka sudah kabur dengan membawa emas dan hadiah dari sang Raja. Rupanya, kedua penjahit itu
adalah penipu.

Kura-kura dan Kelinci

Oleh : Lestari
Di tepi Sungai di suatu hutan, hiduplah sekumpulan binatang. Binatang-binatang itu
tinggal di Desa Animal. Desa tersebut di huni oleh kura-kura,kelinci,gajah, tupai dan hewan-
hewan lainnya. Suatu saat, kura-kura bersama gajah sedang berjalan menyusuri hutan sembari
mencari makan. Tepat nya mereka berdua akan pergi ke kebun makanan milik gajah. Gajah
dan kura berjalan bersama sambil bercanda ria, namun setengah perjalanan kura-kura merasa
lelah karena perjalanan yang jauh dan kura yang jalannya sangat lambat. “ ayo lah kura lama
sekali kamu” ucap gajah yang tidak menghiraukan kura yang sedang kelelahan. “ aku lelah
sekali gajah apakah kebun mu masih jauh?” sahut kura sambil bernafas terengah-engah. “
masih sedikit lagi..ayolah kura sebentar lagi!!” jawab gajah dengan nada keras,sambil
menunggu kura yang tengah berhenti karena lelah.
Setelah lama mereka beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan nya ke tempat
kebun buah milik gajah. Pohon pisang sudah terlihat di mata gajah yang sebenarnya masih jauh
sekali dilihat oleh kura yang badannya kecil dari gajah. “ wah sudah hampir sampai kura, ayo
cepat!!” seru gajah kepada kura yang jalannya masih dibelakang gajah. Gajah tidak bisa
menunggu kura yang sangat lambat jalannya. Lalu, gajah berjalan lebih dulu untuk sampai ke
kebunnya. Gajah terkejut saat sampai di kebun pisang miliknya itu, tkarena seluruh pisang telah
habis dimakan oleh tupai dan kelinci yang sangat rakus. “ ayo tupai habiskan semua pisang
ini,sebelum gajah datang!” ucap kelinci kepada tupai sambil mengendap-endap. Gajah sangat
marah ketika seluruh pisang nya habis “ ha apa ini mengapa pisang ku habis semua” ucap gajah
yang sangat sedih. Kura-kura akhirnya sampai dikebun pisang milik gajah itu. “ada apa gajah
mengapa kau menangis,bukan kah ini kebun mu ayo kita makan ”ajak kura yang tidak tahu
bahwa seluruh pisang telah habis. ”apa kau tidak lihat seluruh pisang ku habis” sahut gajah
dengan nada sedih dan menangis. “ maafkan aku gajah,ini karena kau menungguku berjalan
sangat lambat dan akhirnya kebun mu sudah hancur” ucap kura dengan sedih.
Akhirnya setelah kenyang merampas seluruh pisang milik gajah, kelinci dan tupai pun
keluar dari kebun itu dan melihat gajah yang sedang menangis. “ hahaha, terimakasih ya gajah,
aku sudah kenyang” ucap kelinci yang rakus sambil membawa pisang yang belum dimakannya
itu. “ wah iya aku juga kenyang terimakasih ya gajah, kebun pisang mu ini sangat luas buah nya
juga manis”, tambah tupai dengan licik. Gajah tidak menyangka bahwa buah pisang miliknya
dirampas oleh kelinci dan tupai. “jahat sekali kau tupai,kelinci, ini kebun milikku”, seru gajah

dengan nada tinggi. “ jahat sekali kalian merampas kebun gajah” tambah kura dengan nada
kecewa. “ ini semua karena kalian lambat, apalagi kamu kura lambat sekali jalannya” seru
kelinci yang mengejek kura. Gajah tidak tega melihat kura yang dihina oleh kelinci, “ hey jangan
seperti itu, dia tidak licik sepertimu kelinci!!” sahut gajah yang membela kura. “kalau aku
jalannya lambat memang kenapa?” jawab kura dengan penuh percaya diri. Kelinci dan Tupai
yang sangat licik itu mengajak kura-kura untuk bertanding lari, karena kelinci tahu bahwa
kelinci yang akan menang. “Bagaimana kalau kita lomba lari saja kura,Pasti kau takut kan?
Ahaha” ajak Kelinci penuh dengan kesombongan. “siapa takut, aku terima tantanganmu”,
jawab kura dengan penuh percaya diri. “ kalau aku menang kebun gajah jadi milikku, dan jika
kau yang menang maka aku tak akan merampas kebun mu”, ujar tegas kelinci. Gajah dengan
lantang menjawab “baiklah jika itu maumu, jangan kau hina sahabatku lagi” tegas gajah yang
sangat dendam kepada kelinci.

Tiba saatnya perlombaan dimulai, kura,kelinci,tupai, gajah dan penghuni desa animal
lainnya sudah ditempat garis start lari. Kelinci dengan sombong mengatakan “sudahlah kura
menyerah saja”, “tidak akan!” tegas kura. “ayo kelinci kau pasti bisa” seru tupai yang licik itu.
Gajah yang menghitung perlombaan itu “1..2..3...”. Kura dan Kelinci mulai berlari dan ditengah
lomba,kelinci yang sombong itu berhenti sejenak karena kura-kura yang tidak kunjung
menyusul kelinci. “ lama sekali kura-kura itu,lebih baik aku istirahat dan tidak mungkin dia bisa
menang” ucap sombong Kelinci. “ aku pasti menang, aku pasti menang” ucap kura sambil
kelelahan. Kura-kura melihat kelinci yang sedang tidur dibawah pohon, “ sombong sekali kau
kelinci,lihat saja aku pasti menang” akhirnya kura-kura selangkah lagi sampai garis finish, dan
kelinci terbangun mendengar gajah dan hewan lainnya teriak histeris melihat kura. Kelinci yang
sombong itu berlari sangat kencang mengejar kura, tetapi kura berhasil menginjak garis finish.
Kura-kura menang dan kelinci dan juga tupai mereka saling menepati janjinya yang tidak akan
merampas kebun pisang milik gajah. Akhirnya Gajah, Kura, Kelinci dan Tupai menjadi akur dan
bersahabat.

Loly

Oleh : Faustine

Sinar mentari menyelinap masuk di antara celah-celah jendela kamar Fio, menandakan harinya sudah
harus dimulai. Fio bangun dan tersenyum. Dia siap memulai hari.

“Selamat pagi, Bunda”, sapa Fio yang kini sudah duduk manis di meja makan dengan seragam
sekolahnya.

Bunda menghampiri Fio ke meja makan sembari menyerahkan segelas susu, “Selamat pagi sayangnya
Bunda.”

Dari arah lain, Ayah Fio datang menuju meja makan dan mereka bertiga sarapan bersama.

Fiona Nafisya, teman-teman lebih akrab memanggilnya sebagai Fio. Fio seorang gadis cantik dan
periang. Saat ini dia duduk di kelas III sekolah dasar dan merupakan murid berprestasi di sekolah.

Di sekolah, Fio berteman dengan teman-teman sekelasnya tanpa mau membeda-bedakan. Dea dan Isa
adalah sahabat Fio sejak mereka berumur 3 tahun, karena kebetulan mereka juga tinggal di satu
komplek yang sama.

Suatu hari, Fio sedang bermain bersama Dea dan Isa di taman komplek.

Tiba-tiba, “miaww...miaww...”, Fio mendengar suara kucing. Kemudian Fio langsung bergegas mencari
sumber suara itu, dan betapa terkejutnya Fio saat menemukan seekor kucing kecil yang tercebur ke
selokan. Tanpa berpikir panjang Fio langsung mengambil kucing itu dari selokan dan membawanya
menghampiri Dea dan Isa yang sedang asik bermain.

“Fio, apa itu?” tanya Isa yang penasaran karena Fio membawa sesuatu di tangannya.

“Iya, apa yang kamu bawa itu Fio?” tanya Dea yang juga penasaran.

Mereka langsung menghampiri Fio.

“Ini aku tadi nemuin kucing kecil ini di selokan sana.” Kata Fio sambil mengelus-elus kucing yang ada di
tangannya itu agar kotoran yang menempel di kucing itu hilang.

“Iihh ngapain kamu ambil, kucingnya itu kan kotor,” protes Dea yang merasa jijik dengan kucing yang
sekarang dalam keadaan sangat kotor itu.

“Dea, jangan gitu, kucing kan juga ciptaan Allah, jadi kita juga harus menolongnya,” jelas Isa pada Dea.
“Fio, ayo kita bersihkan dengan air keran itu,” Isa dan Fio langsung membawanya ke keran yang ada di
ujung taman. Dea yang kini menjadi kasihan dengan kucing tadi langsung mengikuti Isa dan Fio.

Mereka bertiga pun membersihkan kucing itu dengan air keran. Setelah selesai, betapa terkejutnya
mereka karena kucing yang Fio temukan tadi sangat cantik dan imut dengan bulu berwarna putih dan
cukup tebal. Dea pun yang semula merasa jijik kini menjadi gemas dengan kucing itu.

Akhirnya, Fio pulang bersama Lolly setelah mereka puas bermain bersama Dea dan Isa di taman. Ya,
kucing kecil yang Fio temukan tadi telah mereka beri nama Lolly.

Sesampainya di rumah, Fio langsung menelfon dan meminta Ayahnya yang masih di kantor untuk
membelikan rumah dan makanan untuk Lolly. Fio menceritakan kepada Bunda bagaimana dia
menemukan Lolly. Bunda tidak marah, justru Bunda sangat bangga karena Fio mau menolong kucing
kecil yang terjatuh ke selokan. Kemudian Bunda membantu Fio untuk membersihkan Lolly lagi agar Lolly
menjadi lebih cantik dan bersih.

Ayah Fio akhirnya pulang dengan membawa rumah dan makanan untuk kucing sesuai pesanan Fio.

“Terima kasih Ayah, Fio sayang Ayah,” Fio memeluk sang Ayah dan mengambil rumah kucing itu dari
tangan Ayah. Kemudian Fio langsung membawanya ke taman belakang yang sudah Ia dan Bunda
siapkan untuk Lolly.

Dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya, Fio menata tempat tinggal Lolly sedemikian rupa
dan Lolly juga tampak sangat menyukainya.

.

Pagi-pagi sekali, setelah bangun dari tidur, Fio langsung menuju ke taman belakang untuk melihat Lolly,
namun kucing kecil itu masih tertidur di tempatnya. Fio tersenyum dan kembali masuk ke rumah untuk
mandi dan sarapan.

.

“Ting tong.. ting tong..” bel rumah Fio berbunyi.

“Dea, Isa,” panggil Fio bergantian, mereka pun berpelukan. Ternyata Dea dan Isa yang datang, dan
mereka mau bermain dengan Loly.

“Ayok kita ke belakang, Lolly aku buatkan tempat tinggal di taman belakang.” jelas Fio pada Dea dan
Isa.

Sesampainya di taman belakang, mereka langsung bermain bersama Lolly, memberi makan Loly,
mendandani Lolly, dan menghias rumah Lolly menjadi lebih cantik. Mereka bertiga menghabiskan
waktu seharian di rumah Fio, karena hari ini adalah hari Ahad, jadi mereka libur sekolah.

“Lucu banget sih Lolly,” ucap Dea gemas sambil menggendongi Lolly. “Maafin Dea ya, waktu itu Dea
nggak suka sama Lolly karena Lolly kotor banget” sambung Dea. Isa dan Fio pun tersenyum melihat Dea
yang serius meminta maaf dan Lolly yang seolah-olah mengerti dengan ucapan Dea.

“Tuh kan De, Isa bilang juga apa. Bunda Isa juga ngajarin Isa kalo kita harus menolong dan membantu
siapapun yang membutuhkan bantuan kita, sekalipun itu adalah hewan maupun tumbuhan, karena
hewan dan tumbuhan juga kan ciptaan Allah yang harus kita jaga dan sayangi juga, hehe” ujar Isa sambil
mengusap-usap bulu Lolly yang sangat lembut.

Kemudian Fio, Isa, dan Dea pun berpelukan dengan Lolly yang masih dalam gendongan Dea.

Fio sangat senang karena telah menemukan Lolly dan membawanya pulang ke rumah, jadi dia tidak
merasa kesepian lagi saat di rumah. Dea dan Isa pun jadi lebih sering bermain dan mengerjakan tugas
sekolah di rumah Fio karena mereka juga menyukai Lolly.

Lupa

Oleh : Elok Puspita

Di tengah siang hari yang panas, tidurlah seorang gadis kecil berambut hitam di kamar. Delisa namanya.
Ia sedang mengisi siangnya dengan tidur karena tugas sekolahnya sudah diselesaikan tadi. Sehingga ia
bisa beristirahat dan bersantai seperti sekarang ini.

‘Duk duk duk’

Suara dari kursi yang ditabrakkan ke ranjang Delisa, ia terbangun. Mendapati adik kecilnya yang
berusaha menaiki ranjang untuk ikut tidur diatas. Delisa pun tertawa dan membantu adiknya untuk
naik. Si adik pun tidur disamping dan menepuk-nepu pipinya. Delisa mengedarkan pandangannya
menuju jam dinding, ahh… sudah jam 6 sore ternyata. Tak heran sang adik yang biasanya bersama ibu
kini malah mengganggunya, ternyata waktu sudah senja. Sudah menunjukkan waktunya sholat
Maghrib.

Ia beranjak ke dapur dan mendapati ibunya sedang menggoreng tempe.

“Sudah sholat kak?”, Tanya Ibu.

Delisa mendudukkan adiknya di kursi makan dan menjawab, “Ini Delisa mau sholat bu, tadi ketiduran.
Lupa sholat ashar,hehe”, Ucapnya dengan senyum yang jenaka. Delisa pun menuju kamar mandi untuk
mandi sekaligus berwudhu.

Selepas sholat, ia kembali ke ruang makan untuk bergabung bersama ibu dan adik. Delisa memegangi
kepalanya, ia merasa sedikit pusing. Entah karena air kamar mandi yang dingin atau karena apa ia tidak
tahu. Hal ini menyita aktivitas ibu yang tengah menyuapi adiknya makan.

“Makanya kalau tidur itu di perhatikan jam nya. Sampai lupa sholat Ashar kan jadinya. Kalo kata orang
jawa, pamali tidur sore itu”, ucap ibu.

“Kan delisa juga tidak tahu kalau tiba-tiba sudah magrib ibuuu”, sanggah Delisa dengan wajah
cemberut.

Ibu kembali berucap, “Jangan di ulangi yaa. Kan kemarin sudah di nasehati Pak Sholeh di kelas”.

“Siapp ibu Negara, hehe. Delisa akan tepat waktu sholatnya”, Delisa menjawab sembari tangannya
menjahili pipi sang adik.

Teringat kalau minggu kemarin, Pak Sholeh, guru mata pelajaran agama di kelasnya. Beliau menjelaskan
bahwa sebagai seorang muslim itu wajib melakukan ibadah sholat terkecuali orang-orang yang sedang
berhalangan. Pak Sholeh juga bercerita jika kita sholat tidak tepat waktu, maka pahala yang kita dapat
akan berkurang. Oleh karena itu, Delisa berusaha untuk menepati waktu sholatnya.

Sepenggal Kisah Kejujuran

Oleh : Ummi Tadzkiroh

Andi adalah seorang siswa di SDN Harapan Bangsa. Suatu hari, Andi sedang jalan-jalan di dalam
kelas ketika waktu istirahat. Dia menemukan uang sebesar Rp 10.000,- di depan papan tulis. Dalam hati
Andi, dia ingin memberitahu ke teman-temannya, bahwa ditemukan uang yang jatuh di depan papan
tulis dalam kelas. Akan tetapi, dia justru tidak memberitahu teman-temannya, dan menyimpang uang
tersebut.

Setelah Andi sampai di rumah, Andi ditanyai oleh ibunya ketika ibunya ingin mencuci baju
sekolah Andi. Ternyata, Andi lupa memindahkan uang dari saku bajunya. Ibunya Andi bertanya kepada
Andi mengenai uang yang ada di saku, karena ibunya curiga itu bukanlah uang Andi. Karena setiap hari,
Andi hanya diberi uang saku sebesar Rp 5.000,-. Tidak mungkin Andi mempunyai uang lebih dari Rp
5.000,-.

Andi terus berpikir jawaban dari pertanyaan ibunya. Dia ingin berbohong pada ibunya bahwa
itu adalah uang pemberian dari orang. Kemudian, ibunya pun tidak memarahi anaknya dan
menyimpang uang tersebut.

Malam harinya, Andi tidak bisa tidur, memikirkan uang yang ditemukannya tadi pagi. Dia
merasa bersalah karena dia sudah mengambil uang yang jatuh di depan papan tulis dan berbohong
kepada ibunya. Ketika sudah tidur, dia bermimpi bertemu dengan sosok laki-laki yang bertanya kepada
Andi tentang uang yang tadi dia temukan. Andi tiba-tiba kaget kemudian terbangun dari tidurnya. Rasa
bersalahnya semakin besar.

Keesokan harinya, dia bercerita dengan ibunya bahwa uang yang ada di saku kemarin itu bukan
dari pemberian orang tetapi Andi mengambil uang yang jatuh di depan papan tulis dalam kelas. Ibunya
tersenyum atas kejujuran dari anaknya yang mengakui perbuatannya. Ibunya memberikan nasihat
bahwa kita tidak boleh mengambil barang termasuk uang yang bukan milik kita dan harus jujur atas
perbuatan yang sudah dilakukan meskipun itu hal kecil.

Andi tersadar atas apa yang dilakukannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya
lagi. Setelah sampai di sekolah, Andi memberitahu teman-temannya yang merasa kehilangan uang Rp
10.000,-. Beberapa saat kemudian, Rizal merasa kemarin kehilangan uang, setelah itu Andi memberikan
uang tersebut kepada Rizal dan meminta maaf atas perbuatannya.

Kejujuran Menyelamatkan Persahabatan

Oleh : Avie Aulia

Di dalam gua tinggallah monyet, beruang, dan rusa. Monyet bernama Mong, beruang bernama Bear,
dan rusa bernama Sasa. Mereka bertiga tinggal disatu rumah yang sama sejak mereka kecil, sehingga
perbedaan sudah tidak terasa lagi bagi mereka. Mereka bisa berada di dalam satu rumah yang sama
karena hutan tempat tinggal Mong dan Sasa kebakaran. Keluarga Sasa semua tidak selamat, Mong
terpisah dari keluarganya dan tidak tau dimana sedangkan Bear memang sudah lama tinggal di situ.
Saat kebakaran terjadi Mong dan Sasa berlindung di dalam gua. Lalu mereka saling berkenalan.

Bear : Hay aku Bear, kalian siapa dan dari mana?

Mong : Emmm, hay kenalkan nama aku mong. Tempat tinggalku kebakaran dan aku terpisah dari
keluargaku.

Bear : Kalau kamu siapa? (Tanya Bear kepada Sasa).

Sasa : Hay Mong hay Bear, aku Sasa. Tempat tinggalku juga kebakaran dan keluargaku semua tidak
selamat.

Bear : Aku turut berduka cita ya Sasa dan Mong, bersabarlah dan tetap kuat. Oh iya kalian boleh kok
tinggal di sini bersamaku.

Mong dan Sasa terkejut dan gembira sembari mengangguk dan menerima tawaran Bear.

Waktu terus berlalu hingga mereka sudah seperti saudara sendiri. Selalu bermain bersama-sama,
bercanda tawa bersama, susah senang bersama. Hingga pada suatu hari mereka bertiga sedang
bersama di depan rumah. Mong berinisiatif untuk mengajak bermain.

Mong : Hey ayo kita main petak umpet bersama.

Sasa : Ayooo aku suka bermain petak umpet, Bear ayo main petak umpet.

Bear : Tidak Sasa, hari ini angin cukup kencang aku mau bermain layang-layang saja.

Mong : Ya sudah kalau kamu mau bermain layang-layang. Ayo Sasa kita mulai petak umpet, aku dulu ya
yang jaga.

Sasa : Oke deh aku yang sembunyi, kamu hitung sampai 10 ya.

Mong : Oke.

Mereka asik bermain, Mong dan Sasa bermain petak umpet lalu Bear bermain layang-layang. Bear
sangat menyayangi dan merawat dengan baik layang-layangnya karena ia mendapatkan layang-layang
itu dari sahabatnya. Tak disangka saat layang-layangnya sudah terbang tinggi Bear ingin buang air besar.
Kemudian Bear menyangkutkan senar layang-layangnya di sela-sela batu, namun sesuatu hal terjadi
akibat ulah Sasa dan Mong.

Sasa : Mong udahan yuk petak umpetnya aku lelah kita istirahat dulu.

Mong : Iya Sasa aku juga lelah nih.

Setelah beristirahat sebentar Sasa melihat layang-layang Bear yang masih terbang tinggi, hingga dia
penasaran ingin memainkannya. Sasa baru saja memegang senar layang-layang sebentar lalu Mong
malah merebutnya dan mereka berdua saling berebut.

Sasa : Mong yang meminjam aku dulu kenapa kamu merebut?

Mong : Aduh Sasa pinjam sebentar saja.

Sasa : Tapi aku kan yang duluan, sini kembalikan padaku.

Mong : Ihhh apaan sih Sasa ngak mau.

Mereka pun terus saling berebut, hingga senar layang-layangnya putus. Mong dan Sasa pun mengejar
dengan saling menyalahkan, namun layang-layang tidak tergapai karena terlalu tinggi. Mereka kembali
ke rumah dengan masih saling menyalahkan.

Sasa : Aduh gimana ini Mong nanti pasti Bear marah, ini semua gara-gara kamu Mong.

Mong : Kok aku sih, kan kamu juga yang membuat senarnya putus.

Sasa : Coba saja kamu tidak merebutnya pasti kejadian ini tidak akan terjadi.

Mong : Kan aku hanya meminjam.

Sasa : Kamu merebutnya dari aku.

Tiba-tiba Bear keluar

Bear : Ini ada apa kok ribut-ribut, oh iya di mana layang-layang aku ya?.

Sasa : Eeee Eeee Eeee, Bear aku minta maaf ya layang-layang kamu putus. Tapi ini semua gara-gara
Mong.

Mong : Lho kok aku sih, ini kan juga gara-gara kamu.

Sasa : Apa, tidak ya ini gara-gara kamu.

Bear : Sudahhh sudah cukup.

Bear pun sedih lalu masuk kedalam rumah. Sasa dan Mong menyusul masuk ke dalam rumah, mereka
meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

Mong : Bear sungguh aku benar-benar minta maaf, aku tidak tahu kalau akan terjadi seperti ini. Tadi
aku merebut layang-layangnya dari Sasa saat dia mau meminjamnya.

Sasa : Bear aku juga minta maaf ya aku sudah mengambil layang-layang kamu tanpa izin dahulu.

Mong dan Sasa : Bear maafkan kita ya Bear.

Bear : Iya aku memaafkan kalian, tapi lain kali jangan diulangi lagi ya.

Sasa : Iya Bear aku tidak akan mengulangi lagi dan tidak akan ceroboh lagi.

Mong : Benar aku juga tidak akan mengulanginya lagi.

Merekapun kembali seperti semula seperti tidak ada apa-apa yang selalu bersama dan bercanda gurau
bersama. Pelajaran yang dapat diambil dari cerita di atas yaitu jangan pernah mengambil atau
meminjam barang-barang milik orang lain tanpa seizin pemiliknya. Karena itu hal yang tidak baik dan
juga termasuk mencuri. Selain itu jangan ceroboh dalam bertindak, jika meminjam barang milik orang
lain sepatutnya pelan-pelan, dijaga, dan dirawat.

Adnan dan Manisa

Oleh : Laili Saharani

Di pagi hari yang sangat cerah, tepatnya di sebuah sekolah swasta favorit dikota bandung, dering bell
berbunyi dengan nyaring menandakan bahwa kelas akan segera dimulai. Para siswa yang masih berada
di luar sekolah bergegas masuk sebelum gerbang sekolah ditutup. Setengah jam kemudian datanglah
segerombol siswa yang terdiri dari 4 orang, mereka mencoba untuk merayu satpam yang tengah
berjaga agar mau membuka pintu gerbang untuk mereka. Tetapi usaha mereka sia-sia karena penjaga
tersebut tetap tidak mengizinkan mereka untuk masuk kedalam sekolah. Namun mereka berempat
tidak kehabisan ide, mereka kemudian berlari menuju belakang sekolah. Disana terdapat pagar yang
menjulang tinggi, karena tidak ada pilihan lain agar bisa masuk ke dalam akhirnya mereka memutuskan
untuk menaiki pagar dan melompat masuk kedalam sekolah.

aksi yang dilakukan oleh gerombolan siswa tersebut tidak luput dari penglihatan guru BK yang memang
sengaja berjaga-jaga ditempat tersebut untuk menciduk segerombolan siswa yang suka melompati
tembok belakang sekolah saat mereka terlambat. Guru BK pun seakan sudah sangat hafal dengan
kenakalan siswa tersebut. yahh siapa lagi kalau bukan adnan dan ke tiga temannya itu. Tanpa menunggu
lebih lama lagi guru BK tersebut langsung menghampiri mereka dan memberikan hukuman yaitu
hormat pada bendera ditengah lepangan selama satujam pelajaran. Siswa lain yang melihat hal tersebut
langsung berbisik-bisik dengan teman di sebelahnya.

Satu jam berlalu, adnan bersama ke tiga temannya diperbolehkan untuk masuk kedalam kelas dan
mengikuti kegiatan ulangan. Karena rasa haus yang sedaritadi dirasakan oleh adnan dan teman-
temannya akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke kantin terlebih dahulu. Sesampainya dikantin
nasib buruk menimpa adnan untuk yang kedua kalinya. Manisa seorang gadis cantik, pintar dan
sederhana tak sengaja menumpahkan minuman di seragam adnan.

“kalau jalan pakai mata dong!” bentak adnan dengan nada yang berapi-api. Mengetahui bahwa dirinya
sedang berada dalam masalah yang besar manisa pun langsung meminta maaf kepada adnan.

“maaf maaf aku tidak sengaja, aku akan tanggung jawab untuk mencucikan bajumu yang kotor” ungkap
manisa dengan rasa takut sambil menundukkan wajahnya.

Mendengar nada ketakutan dari manisa adnan pun memanfatkan keadaan tersebut. “lo gaperlu nyuciin
baju gw, lo inget hari ini ada ulangan pak bambang kan?, lo cukup kerjain ulangan gw dan urusan kita
selesai” ucap adnan sambil tersenyum licik.

“maaf adnan aku gak bisa, aku takut” ucap manisa takut-takut.

“lo tau siapa gw kan, gw bisa aja keluarin lo dari sekolah ini kalau lo gamau nurutin permintaan gw”
ungkap adnan.

yaps begitulah adnan dengan keangkuhan dan kelicikan yang ia miliki. Adnan adalah anak dari
investor besar di SMA Harapan Jaya, dengan kekayaan dan kekuasaan yang orang tuanya miliki adnan
mampu bertindak sesuka hatinya. Dia akan menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi keinginan dia,
walaupun hal itu akan merugikan orang lain. Didalam sebuah ruang kelas bertuliskan XII IPS 1 sudah
terdapat siswa dan siswi termasuk adnan dan manisa yang sudah duduk rapi sambil memperhatikan
guru yang tengah membagikan lembar soal. Setelah kejadian yang menimpa manisa di kantin sekolah
tadi memaksa manisa untuk menuruti permintaan adnan. saat manisa tengah serius mengerjakan
ulangan tiba-tiba adnan memanggil nama manisa dengan suara berbisik, kemudian adnan

menyerahkan lembar jawab kemanisa secara diam-diam. Tapi nasib baik tidak berpihak kepada adnan
dan manisa karena pak bambang mengetahui apa yang dilakukan oleh kedua siswanya tersebut.

Saat ini manisa dan adnan berada diruang BK karena ulah mereka saat ulangan berlangsung. Didalam
ruangan tersebut akhirnya manisa mengakui ap yang telah mereka perbuat, manisapun juga
mengatakan bahwa ia mendapatkan ancaman dari adnan apabila ia tidak mau menuruti permintaan
adnan. Guru BK yang mendengar pengakuan adnan pun tidak menyangka adnan akan melakukan
kecurangan tersebut. untuk memberikan efek jera pada adnan akhirnya guru BK memutuskan untuk
mensecors adnan selama satu minggu.

Seekor Kelinci Berterima Kasih Kepada Kucing

Oleh : Miftakhul Jannah

Dipagi ada seekor kelinci tangah berjalan sendirian dihutan untuk mencari makanan. Jalan dan
terus berjalan , tetapi si kelinci tak kunjung mendapatkan makanan. Dan saat mendekati sungai sikelinci
melihat Pohon pepaya, lantas si kelinci langsung mendekati pohon itu. Tak diduga ada pepaya jatuh tak
Sore harinya jauh dari pohon pepaya itu. Lantas si kelinci langsung menyantap pepaya itu. Ketika ia
sedang enak memakan buah pepaya itu, tiba tiba ia digendong oleh manusia yang mungkin akan
membawanya, karena kelinci terus memeberontak tak ingin dibawa oleh si manusia. Dan tidak disangka
ada seekor Kucing yang lewat disitu , lantas si Kucing dengan semangat menolong si kelinci yang akan
dibawa manusia itu dengan mencakar dan menggigit kuat kuat kaki manusia itu sampai berdarah,
mengaduh si manusia dengan melepas genggaman si kelinci. Lantas si kelinci kabur berlari sambil
mengucapkan terima kasih kepada sikucing.

Sore harinya, ketika kucing sedang bersantai ditepi danau sambil melihat pemandangan sore
hari menjelang gelap. Tiba tiba ada suara “duar” Yang sontak membuat si kucing kaget sampai tercebur
kedanau, santai sikucing berteriak “TOLONG TOLONG TOLONG… ” merasakan sekali. Sampai sikelinci
yang tak jauh dari danau mendengarnya dan langsung mendekati usal suara. Dan sikelinci nampak si
kucing sedang berusaha berenang ditengah danau, lalu sikelinci “BERTAHANLAH KUCING ,AKAN
KUCARIKAN BENDA YANG MENGAPUNG!!! ” Lalu kelinci melihat sebatang pohon kecil ditepi danau, dan
sekuat tenaga kelinci mendorongnya. Dan sibatang pohon kecil itu mulai mengarah ke tengah danau,
dan si kucing berusaha mendekato batang pohon itu. Ketika si kucing dapat menaiki batang pohon
tersebut, dengan hangutan air tenang danau membawanya kembali ke tepi danau. Lantas si kucing
mengucapkan “TERIMA KASIH KELINCI, KAMU SUDAH MENYELAMATKANKU”. ” IYHA, SUDAH TAK APA,
LAGI AN TADI PAGI KAMU JUGA SUDAH MENOLONGKU” Jawab sikelinci

.

Hadiah Untuk Kakek

Oleh : Ayu Kusuma

Hari ini adalah hari jumat, Dila teringat hari sabtu ia akan mengunjungi kakeknya. Saat berjalan
kearah kamar untuk menyiapkan barang yang akan dibawa kerumah kakeknya, Dila mempunyai ide
untuk membawakan kue kering untuk sang kakek. Dila begegas keluar untuk membeli bahan untuk
membuat kue kering tersebut, saat sampai di supermarket, Dila langsung mencari bahan apa saja yang
ia butuhkan nanti, saat melihat buah – buah ia teringat bahwa sang kakek sangat menyukai buah melon,
ia pun langsung membeli buah melon agar sang kakek senang. Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk
membuat kue pun sudah lengkap, Dila bergegas untuk membayar ke kasir. Saat perjalanan pulang
kerumah ia memikirkan bagaimana reaksi kakeknya jika tahu dibawakan kue buatannya ia sendiri.

Sesampainya dirumah Dila langsung memulai membuat kue kering tersebut, “Mmmmm, lebih
baik aku membuka resepnya diinternet juga, untuk memastikan sudah bener apa belom ya, kue nastar
pasti kakek suka”. Saat membuat kue Dila sangat senang, tak lupa ia juga mendengarkan lagu agar
terasa lebih menyenangkan dan tidak sepi. Beberapa jam Dila membuat kue naster untuk kakeknya,
akhirnya selesai juga. “Akhirnya selesai juga, semoga kakek suka dengan kue buatan ku, lebih baik aku
mandi lalu istirahat agar besok tidak kesiangan berangkat kerumah kakek”.

Keesokan harinya jam 07.00 pagi, Dila terbangun “Untuk ga kesiangan aku bangunnya”, dila
pun bangun dari tidurnya kemudian membereskan tempat tidur dan dilanjutkan mandi. Selesai mandi,
dila kemudian menyiapkan baju untuk dibawa kerumah kakeknya, “Oh ya, kue dan buah jangan sampai
tertinggal, sia – sia nanti aku buatnya”. Kemudian Dila pun memotong melonnya dan menyiapkan
tempat untuk kue keringnya. Jam 09.00, Dila pun berangkat kerumah kakeknya naik motor. Saat
diperjalanan, Dila melihat toko baju, ia pun berfikiran untuk membelikan kakek nya. Saat masuk toko
tersebut, mata Dila langsung tertuju dengan baju koko panjang warna putih, tak lama berfikir, ia
langsung membayar baju tersebut.

Satu jam perjalanan, akhirnya sampai juga dirumah kakeknya. “Assalamualaikum kakek, dila
dating”, beberapa kali Dila memanggil namun tidak ada jawaban dari kakeknya. Saat membuka pintu
kamar kakeknya, ternyata kakek sedang tertidur, namun tiba – tiba kakek terbangun saat mendengar
pintu kamar dibuka oleh Dila, “Dila kesini kenapa ga bilang kakek dulu” kata kakek, “Dila mau ngasih
kejutan buat kakek, liat Dila bawain apa aja buat kakek” kata dila, “Banyak banget, ini buat kakek semua”
tanya kakek, jawab dia sambil mengangguk dan tersenyum. “Terimakasih Dila cucu kakek, kakek sangat
senang sekali, pasti kue yang dila bawain enak” puji kakek, “hehe semoga kakek suka ya, ini kue buatan
Dila”.

Dila dan kakek pun keruang makan untuk makan kue dan buahnya, “Kakek bangga sama Dila,
Dila sudah dewasa menjadi anak yang pintar, rajin, baik hati, pintar memasak juga”, Dila pun malu saat
sang kakek memujinya. Mereka pun akhirnya melanjutkan mengobrol degn asik.

Suksesnya Anak Berkebutuhan Khusus

Oleh : Faracha Nur

Rania, si gadis kecil berkebutuhan khusus. Terlahir dengan mata yang tidak dapat melihat
membuatnya tak patah semangat. Memiliki kedua orang tua yang berwawasan maju dan tidak
menganggap anaknya berbeda, Rania selalu mendapatkan perhatian cukup dari kedua orang tuanya.
Selain itu ia juga di tuntun untuk tampil percaya diri tanpa memikirkan apa yang menjadi
kekurangannya.

Rania kecil selalu mendapatkan cemoohan dan dikucilkan dari lingkungan sekolah dan rumah.
Setiap hari ia selalu di pandang remeh karena keterbatasannya tersebut. Ia di bully karena selalu
menyusahkan kedua orang tua nya. Akan tetapi, dengan pengertian yang diberikan oleh orang tua dan
gurunya ia selalu menganggap cemoohan itu sebagian tantangan untuk kesuksesannya.

Beranjak dewasa, bakat dan minat Rania semakin terlihat. Bermula dari sering mendengarkan
musik dan mendendangkan lagu yang didengarkan dari Radio, kedua orang tua Rania yang melihat
potensi ini mulai mengasahnya untuk dikembangkan. Dengan mendatangkan guru privat piano
sekaligus menyanyi untuk Rania bakatnya pun semakin terasah.

Kegigihan Rania untuk terus belajar dan selalu mengikuti berbagai lomba menyanyi,
membuatnya lebih semangat menjalani kehidupan dan meraih mimpinya. Ia ingin membuktikan pada
orang-orang bahwa ia bukan sekedar gadis berkebutuhan khusus yang menyusahkan. Dengan bakat
yang dimilikinya ini, Rania mampu bangkit dan sukses di bidang olah vokal. Kesuksesan Rania ini
membuat lingkungannya bungkam dan berhenti mencemoohnya.

Leven

Oleh : Diah WIda

Diceritakan pada suatu desa dengan keadaan ekonomi yang berkecukupan, tinggalah sebuah keluarga
bangsawan disana. Ketika itu mereka sering melakukan piknik keluarga dengan mengunjungi danau
yang terletak dibelakang halaman rumahnya. Mereka memiliki seorang putri yang cantik dengan warna
rambut menyerupai bunga lavender yang sangat indah dan panjang. Putri tersebut sangat ramah dan
baik kepada siapapun yang ia temui.

“Selamat pagi Bibi” tegur Laven.

Semua pegawai yang berpapasan dengan Putri Laven sangat senang dan langsung menjawab sapaan
putri. Karena Laven adalah putri tunggal dari keluarga Honui, semua keluarga termasuk pegawai di
keluarga tersebut sangat menyayanginya. Dia begitu cantik dan baik hati walaupun di umurnya yang
masih kecil. Salah satu kebiaasan Laven adalah senang sekali berkebun. Hingga kebun dihalaman
belakang rumahnya penuh berbagai jenis bunga. Ia rutin dan sangat senang sekali jika berurusan
dengan tanaman khususnya bunga.

Hingga pada suatu hari kemalangan yang tak disangka menimpa keluarga Honiu. Ayah dan ibu Laven
mengalami kecelakaan kuda saat mendatangi istana untuk mengadakan jamuan kerajaan. Hal itu
membuat Laven sangat terpukul karena mendengar kabar bahwa orang tua Laven telah tiada akibat
kereta kuda yang dinaiki mereka jatuh ke jurang. Semua pegawai juga sangat terkejut dan khawatir atas
kondisi yang menimpa Laven diusia yang masih kecil. Akan tetapi Laven tidak berkecil hati dan berusaha
menghibur diri.

Setelah beberapa tahun kemudian, disaat usianya menjelang 18 tahun dia tumbuh menjadi seorang
gadis yang sangat cantik dengan segala kebaikan yang telah dia dapatkan selama mendapatkan
pengasuhan dan kasih sayang para pegawai di rumahnya dulu. Kini Laven bukan lagi keluarga
bangsawan, dia tinggal di desa sebelah jauh dari rumahnya dulu.

“Bibi, adakah yang bisa saya bantu?” ucap Laven.

Dia sekarang tinggal bersama bibi Miria yang mengasuh dan menemani Laven sejak kecil. Bibi Miria
sekarang bekerja sebagai pembuat roti yang dijual di depan rumahnya. Karena beberapa alasan, Laven
harus pergi ke desa sebelah untuk membeli pasokan gandum yang hampir menipis. Ia berangkat dan
melewati hutan belantara sendirian dengan berjalan kaki.

Ditengah perjalanan tersebut Laven mendengar “Tolong – Tolong, siapapun Tolong aku!”. Suara itu
tidak berhenti memanggil untuk meminta pertolongan. Laven yang kebingungan mencari asal suara
tersebut mulai menelusuri hutan. Hingga Laven menemukan sebuah pohon besar disertai dahan yang
patah membuatnya penasaran dan mendekatinya. Ia melihat ke sekeliling dan menemukan sebuah bola
dengan cahaya kebiruan meminta pertolongan. Tanpa rasa takut, Laven segera mengambil bola
tersebut yang tertimpa dahan besar tadi. Karena senang telah dibantu oleh Laven, akhirnya bola
tersebut berubah menjadi peri dan berbincang dengan menanyakan nama dan asal Laven. Kemudian
Laven diminta untuk menjulurkan tangannya dan peri tersebut seperti menempelkan sesuatu di jarinya.

“Gunakanlah kekuatan ini untuk menolong dirimu atau siapapun disaat kesulitan nanti” kata terakhir
yang disampaikan peri sebelum pergi. Tiba tiba Laven tersadar bahwa dia tertidur dibawah pohon besar
tersebut dan tidak menyadari bahwa sekitarnya telah petang. Kemudian ia langsung melanjutkan
perjalanan menuju desa sebelah.

Selama perjalanan, Laven melihat pemandangan yang indah. Hingga hampir tiba di desa sebelah
tersebut langkah kaki Laven terhenti. Ada dua bandit yang menunggu untuk meminta uang dengan
membawa senjata. Laven yang ketakutan pun lari dan dikejar oleh bandit tersebut. Dan dia pun
bersembunyi disebuah gua dengan tergesa gesa hingga tidak menyadari bahwa jari telunjuknya
menyentuh permukaan tanah.

“Brassssh”

Seketika tanaman merambat muncul dihadapan Laven menutupi pintu masuk gua tersebut. Para bandit
yang mengejar Laven pun akhirnya pergi karena tidak menemukannya di sekitar hutan tersebut. Dengan
berhati hati, Laven keluar dari gua dan menuju ke danau dekat gua tersebut.

“Apa yang terjadi padaku, dan apa sihir yang keluar dari telunjukku ini?” gumam Laven.

Karena beberapa keadaan tersebut akhinya Laven kembali ke rumah dengan tangan kosong. Bibi Miria
yang kebingungan dan mengkhawatirkan Laven mondar mandir menunggu di ujung hutan desa menuju
rumah. Sesampainya di rumah Laven menyembunyikan kekuatannya tersebut dan membantu Bibi
seperti setiap harinya. Kemudian di suatu pagi Laven pergi kebelakang rumah dan menanam sebuah
pohon. Pohon tersebut tiba tiba tumbuh sangat cepat dengan sentuhan jari Laven. Pohon tersebut
berbuah banyak dengan daun yang lebat membuat Laven dan Bibi yang tiba tiba datang ke halaman
belakang pun ikut terkejut. Atas kebaikan Laven dengan membantu siapapun yang sedang kesulitan, ia
mendapatkan sebuah hadiah atas balasan telah menolong peri yang dijumpainnya selama di hutan.
Dengan kekuatan tersebut, Laven dapat memanfaatkan kekuatannya untuk menolong siapapun yang
sedang kesulitan tanpa pamrih dan dengan senang hati.

Loly dan Kue Pukis

Oleh : Fadiratun Nasiroh

Di sebuah rumah sederhana tinggallah keluarga terdiri dari ibu dan seorang anak yang bernama Loly.
Loly adalah anak yang baik, sopan, dan periang. Pada suatu hari, Loly disuruh oleh ibunya mengantarkan
pesanan kue pukis ke rumah Bu Emi. Ibu berpesan kepada Loly agar berhati-hati membawa kue pukis
tersebut karena untuk hidangan rekannya nanti malam. Dengan wajah gembira, Loly berkata bahwa
akan melaksanakan perintah ibunya dengan baik.

Loly : “Tenang saja Ibu, perintah ibu akan Loly laksanakan dengan baik.”

Ibu : “ Hati-hati di jalan ya, Nak”.

Loly : “Baik, Ibu.”

Lolypun bergegas pergi ke rumah Bu Emi untuk mengantar kue pukis. Bu Emi merupakan tetangga
mereka. Dalam perjalanannya ke rumah Bu Emi, Loly bertemu dengan Susi yang merupakan teman
sekelasnya di sekolah sekaligus sahabat dekatnya. Saat itu, susi sedang bermain masak-masakan di
taman. Lolypun bergegas menghampiri susi yang sedang bermain sendirian.

Loly : “Hai susi, sedang apa kamu di sini?”

Susi : “Wah, kamu ya loly. Aku sedang bermain masak-masakan.”

Loly : “Kelihatannya seru, bolehkah aku ikut bermain denganmu?”

Susi : “Boleh sekali Loly”. Jawab Loly dengan nada gembira.

Loly kemudian ikut bermain masak-masakan bersama Susi. Kue yang dibawa Loly, diletakkan di bawah
pohon Nangka. Mereka berencana untuk memasak makanan tradisonal. Susi memotong daun-daunan
untuk digunakan memasak sayur. Loly mencari air dan selanjutnya memasak sayuran dari daun jambu.
Mereka berdua asyik bermain, dan tidak sadar bahwa kue yang dibawa Loly tersebut dimakan dan
bahkan dibuat berantakan oleh ayam yang berkeliaran. Loly dan Susi bermain bersama dengan sangat
senang sampai lupa waktu bahwa Loly memiliki kewajiban untuk mengantarkan kue pukis pesanan Bu
Emi. Kemudian, Susi berkata kepada Loly bahwa ia ingin memasak kue yang bahan dasarnya dari tanah
liat dan air.

Susi : “Loly, aku ingin sekali membuat kue”. Kata susi dengan ekpresi senyum.

Mendengar perkataan Susi, Loly merasa kaget dan teringat bahwa ia belum mengantar kue pukis
pesanan Bu Emi. Lolypun kemudian pamit kepada Susi bahwa dia akan pergi mengantarkan kue pukis
ke rumah Bu Emi.

Loly: “Susi aku pergi dulu ya, ke rumah Bu Emi mengantarkan kue pukis. Aku lupa malah main dulu sama
kamu.”

Namun, ketika Loly hendak menghampiri kue pukis, kue pukis tersebut sudah berserakan dan
berjatuhan di tanah. Bahkan sebagian kue pukisnya dimakan ayam. Lolypun kaget dan menghampiri
kue pukis tersebut. Ayam-ayam yang berkeliaranpun diusir Loly dan Susi. Loly merasa sangat sedih dan
bersalah, karena kue pukis pesanan Bu Emi hancur berserakan. Sebagai sahabat, Susi menenangkan
Loly dan memberi nasehat pada Loly.

Susi : “Loly, sebaiknya kamu tadi mengantarkan kue pukis ke rumah Bu Emi terlebih dahulu baru
bermain bersamaku. Aku juga tidak tahu, kalau kamu membawa kue pukis.”

Loly : “Iya Susi, ini semua salah aku. Aku takut, kalau ibu marah kepadaku.” Kata Loly dengan wajah
sedihnya.

Susi : “Yasudah, kamu pulang dulu saja. Bicara sama Ibumu apa adanya ya, jangan berbohong yang
penting.”

Loly : “Iya Susi. Aku pulang dulu ya. (Loly, berjalan pulang dengan muka sedih).

Saat di perjalanan, dengan wajah sedih Loly merasa ketakutan, bagaimana ia akan menjelaskan kepada
ibu nantinya. Loly tidak berani berkata jujur kepada ibu, ia sangat yakin ibu akan marah kepadanya. Kue
Pukis itu merupakan pesanan Bu Emi, tetangga desanya. Ibu dan Bu Emi biasanya bertemu setiap satu
minggu sekali di acara arisan, mereka juga merupakan teman dekat. Namun, Loly tidak mengantarkan
kue pukis sampai ke rumah Bu Emi. Akhirnya, Loly memutuskan untuk berbohong kepada ibu agar tidak
kena marah.

Begitu Loly masuk ke dalam rumah, ibu langsung memanggilnya. Ibu menanyakan tentang kue pukis
yang diantar ke rumah Bu Emi. Lolypun menjawab bahwa kue pukisnya sudah diantar ke rumah Bu Emi.
Mendengar perkataan dari Loly, Ibu tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada Loly. Saat itu,
hati Loly sangat sedih dan tidak tenang, karena ia telah berbohong kepada ibu. Lolypun langsung
menuju ke kamar untuk menenangkan dirinya. Tak lama kemudian, Loly ketiduran di kamar.

Hari mulai sore, Loly kemudian terbangun dari tidurnya. Kejadian tentang kue pukis tersebut sedikit
terlupakan oleh Loly. Namun, ketika loly hendak mandi, ibu terlihat sedang bertelfonan dengan
seseorang. Lolypun mendengarkan secara diam-diam obrolan ibu dengan seseorang yang sedang
menelfon ibu. Tak disangka, ternyata ibu sedang telfonan dengan Bu Emi. Di dalam perbincangannya,
Bu Emi berkata kepada ibu bahwa kue pukisnya belum diantar ke rumahnya. Mendengar perkataan Bu
Emi, ibu kaget dan kemudian mencairkan suasana agar nanti segera untuk diantar. Ibu dan Bu Emipun
mengakhiri obrolannya.

Loly, dengan wajah takut dan perasaan tidak karuan memilih untuk kembali ke kamar agar tidak
dimarahi Ibu. Ibu kemudian menuju ke kamar Loly dan memanggilnya.

Ibu : “Loly, sini nak. Ibu nggak akan marah….”

Loly : “Ibu, maafkan Loly bu”. Kata Loly sambil membuka pintu kamar dan menangis di pelukan Ibu.

Ibupun mengajak Loly duduk di ruang keluarga dan menasehatinya.

Ibu : “Mengapa Loly tidak jujur sama Ibu? “ Kata ibu dengan wajah kecewa.

Loly : “Maafkan aku ibu, Loly takut kalau jujur, nanti ibu marah kepadaku.” Kata Loly dengan ucapan
lirih dan isakan tangisannya.

Loly kemudian menceritakan kepada Ibu mengenai kue pukisnya yang tidak sampai ke rumah Bu Emi.
Mendengar pengakuan Loly, ibu segera memeluk Loly. Ibu berkata, bahwa “setakut apapun, Loly harus
berbuat dan berkata jujur. Karena akan mengeluarkan kita dari rasa takut. Jangan biarkan rasa takut
menghancurkan sikap jujur kita. Karakter jujur itu penting dan harus dimulai sejak kecil. Jadi, jangan
diulangi lagi ya sayang. Ya sudah, sekarang kita bersama-sama mengantarkan kue pukis ke rumah Bu
Emi ya. Kebetulan Ibu membuat kue pukis lebih banyak hari ini.”

Kisah Dolly dan Derra

Oleh : Risky Muslikah

Pada suatu hari, hiduplah seekor lumba-lumba yang hidup sebatang kara. Lumba lumba ini bernama
Dolly. Dolly tidak mempunyai orang tua, kakak, atau adik, bahkan sanak saudara. Dolly kehilangan
keluarganya karena ulah manusia, akibat pukat harimau yang dilemparkan manusia ke laut.

Dolly hidup sendirian. Dolly sangat kesepian.Dolly terpisah dengan kawanannya semenjak kecil. Dolly
juga tidak mempunyai teman, hanya ikan-ikan kecil yang menemani sepanjang perjalanannya untuk
mencari tempat tinggal.

Suatu ketika, Dolly melihat kapal yang berad di permukaan laut. Kapal itu sedang mencari ikan
menggunakan pancingan. Dolly untuk pertama kalinya melihat manusia, manusia itu sedang duduk
menunggu umpannya dimakan oleh ikan. Dolly berpikir ingin sekali berkenalan dengan manusia ini, ia
tampaknya sangat baik. Dolly pun mengamati manusia itu dari jauh sembari berenang-renang dan
melompat, namun manusia itu tak kunjung menyadari kehadiran Dolly.

“Iiikk.. Iiikk..”, ujar Dolly sambil melompat-lompat

Manusia itu hanya berpaku pada pancingannya, sepertinya manusia itu sedang focus, piker Dolly.

Dolly pun meninggalkan permukaan laut, dan melanjutkan perjalannya.

Dolly pun akhirnya menemukan tempat tinggal, tempat tinggalnya yang baru dikelilingi oleh terumbu
karang yang indah, Dolly pun berkenalan dengan bintang laut yang bernama Derra.

Derra dan Dolly sama-sama hidup sebang kara, setiap hari mereka bermain berdua, ikan-ikan kecil yang
berenang menjadi pemandangan yang dilihat sehari-hari.

Sampai suatu ketika, ada bom yang jatuh dari atas laut, sehingga menghancurkan seluruh tempat
tinggal Derra dan Dolly. Semua ikan berlarian untuk menyelamatkan diri, tak lama turun sebuah jaring
besar yang mengangkut mereka. Dolly berusaha mencari Dera.

Dolly sangat panic. Dolly melihat Dera sudah terkapar , tak beradaya diangkut oleh jaring.

Pasti ini ulah manusia, ujar Dolly geram. Dolly pun mengejar jdan mengikuti jaring itu. Dikejauhan ia
melihat kapal dan manusia yang sama seperti kala itu. Namun manusia itu tidak menggunakan pancing,
tetapi menggunakan bom penghancur dan jaring besar.

Dolly sangat sedih melihat semua temannya diambil oleh manusia itu, begitu besar jaringnya sampai
Dolly melihat kapal itu tidak muat lagi.

Manusia-manusia itu tertawa kegirangan, memindahkan isi jaring ke sebuah tempa di kapal. Dolly
memikitkan Derra, apakah Dera selamat atau sudah meninggal?

Dolly pun mengamati dari kejauhan, berharap ada keajaiban yang terjadi…Kemudian Dolly melihat kapal
terguncang, lama-kelamaan kapal tersebut semakin miring dan akhirnya tenggelam.

Ikan-ikan yang terjaring pun berenang menjauh dari kapal, Dolly pun lenagsung menghampiri untuk
mencari Derra.Dolly pun menemukan Derra, Dolly sangat bersyukur Derra baik-baik saja.

Kemudian, Dolly pun melihat sekeliling, manusia-manusia jahat itu berteriak meminta tolong , mereka
tenggelam, menggapai-gapaikan tangan berusaha untuk mencari barang yang dijadikan pijakan untuk
mengapung. Dolly pun bimbang, ingin menolong manusia-manusia itu atau tidak. Dolly pun

memutuskan untuk menolongnya, manusia-manusia itu melambaikan tangan dan berterima kasih,
berjanji untuk tidak merusak alam. Dolly pun berenang menjauh dan menghampiri Derra untuk mencari
tempat tinggal baru

Putih dan Kucing Oranye

Oleh : Muhammad Rais

Pada zaman dahulu…….

Disebuah tempat di tengah hutan terdapat dua kucing yaitu kucing oranye dan kucing putih.
Mereka bersahabat dan tak pernah bertengkar. Mereka selalu bersama-sama jika pergi
kemanapun. Mereka juga saling membantu apabila salah satu dari mereka mengalami
kesulitan.

Setiap hari kucing oranye selalu berbagi makanan kepada kucing putih dari hasil berburunya.
Setiap perbuatan baik yang dilakukan oleh kucing oranye, kucing putih selalu menuliskanya di
atas batu yang ada disekitarnya.

Hari pun terus berlalu. Sikap kucing orange semakin lama semakin berubah. Kucing oranye
mulai menunjukkan sikap rakusnya. Setiap kucing oranye berburu ia tak pernah membagikan
makanannya kepada kucing putih. Setiap kucing putih berburu kucing oranye meminta hasil
buruannya dengan memaksa bahkan merebutnya. Kucing putih pun menulikan perbuatan yang
dilakukan oleh kucing oranye tersebut di atas pasir.

Disuatu pagi kucing oranye sedang berjalan-jalan di dekat sungai. Kucing putih pun juga
berjalan-jalan didekat sungai untuk mencari minum, namun karena ia tak berhati-hati ia pun
terpeleset hingga hanyut ke sungai. Melihat kucing putih hanyut ke sungai kucing oranye
merasa sedih dan segera menolong kucing putih. Kucing oranye berenang untuk menolong
kucing putih. Kucing putih pun berterimakasih pada kucing oranye karena telah
menyelamatkanya lalu kucing putih menuliskan perbuatan baik kucing oranye ke sebuah batu
yang ada di tepi sungai tersebut.

Kucing oranye merasa penasaran dengan hal tersebut lalu ia menanyakannya pada kucing
putih

“Mengapa kamu menuliskan kesalahanku diatas pasir ? Tanya kucing oranye

“Karena kesalahan yang telah kamu buat dapat hilang terhempas oleh angin” Jawab kucing
putih

“Lalu mengapa kamu selalu menuliskan perbuatan baikku diatas batu ?” tanya kucing oranye
kembali

“Agar perbuatan baikmu yang terpahat di batu dapatku ingat selamanya” jawab kucing putih.

Kucing oranye pun merasa bersalah dan meminta maaf kepada kucing putih. Akhirnya mereka
berdua bersahabat seperti semula lagi.

Nilai moral yang dapat di ambil dari cerita tersebut adalah jika seseorang berbuat baik kepada
kita maka ingatlah untuk selamanya, tetapi apabila seseorang berbuat jahat kepada kita maka
segera maafkanlah dan lupakanlah kesalahan yang telah ia buat.


Click to View FlipBook Version