PANTANGAN IBU HAMIL DAN NUTRISI PENTING SELAMA KEHAMILAN
1. a. Pantangan ibu hamil, yaitu merokok, sauna, membersihkan kotoran kucing, mempercantik
kuku, mengerjakan aktivitas berat, kelebihan berat badan, dan kurang istirahat. Selain itu,
merendam pakaian dan mencuci dengan cara jongkok. Jika dilakukan terlalu lama, hal itu bisa
menyebabkan bengkak pada kaki ibu hamil karena pembuluh darah menjadi tidak lancar
(Rachmatia, 2020).
b. Larangan ibu hamil, yakni makanan yang kurang matang, makanan yang pedas, teh herbal,
meminum minuman yang keras, susu yang tidak dipasteurisasi, dan konsumsi kafein yang
berlebihan.Adapun makanan yang dilarang untuk dimakan:
-Jenis ikan tinggi merkuri, yaitu ikan hiu, ikan makarel raja, ikan tuna bigeye, ikan
odak/pedang, dan ikan tuna sirip kuning.
-Makanan setengah matang, misalnya daging steak yang tidak dimasak dengan matang atau
kurang matang adalah pantangan makanan ibu hamil karena kemungkinan besar mengandung
parasit parasit toksoplasmosis yang berbahaya bagi janin.
-Telur setengah matang yang membawa infeksi Salmonella sehingga dapat menyebabkan
muntaber dan infeksi cairan ketuban.
-Makanan dengan vitamin A yang berlebihan, seperti wortel, tomat, mangga, bayam, cabai
merah, dan umbi-umbian dapat menyebabkan bayi terlahir cacat.
-Buah dan sayur mentah jika dikonsumsi dapat menyebabkan infeksi karena salah satu jenis
parasit yang terkandung adalah Toxoplasma (Kristiawan, 2020).
2. Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai
pertumbuhan otak berikut susunan sarafnya. Kebutuhan nutrisi akan meningkat sepeti
kebutuhan akan kalsium, zat besi, serta asam folat. Kenaikan berat badan yang ideal berkisar
antara 12-15 kilogram. Berenang dan berjalan adalah pilihan yang baik. Menurut Permenkes
Nomor 28 Tahun 2019 mengenai Angka Kecukupan Gizi (AKG), pada setiap trimester
kehamilan ibu butuh asupan tambahan berkisar dari 180-300 kilokalori (kkal) sehari. Apabila
asupan makanan kurang, hal ini berdampak pada nutrisi ibu hamil yang tidak optimal dalam
memenuhi kebutuhan bayi di dalam kandungan (Setiaputri, 2021).
48
3. a. Makronutrien: karbohidrat, protein, dan lemak.
b. Mikronutrien: kalsium, asam folat, dan zat besi.
c. Vitamin: A, C, B6, B12, dan D.
Adapun Bahan untuk Menu Makanan Ibu Hamil di tiap trimester, yaitu:
Trimester Pertama
1. Sayuran Berdaun Hijau
Bayam, brokoli, kale, asparagus, dan sawi adalah beberapa jenis sayuran berdaun
hijau yang bisa menjadi menu makanan ibu hamil selama trimester pertama. Centers
for Disease Control and Prevention merekomendasikan bahwa wanita hamil harus
mendapatkan sekitar 400 mcg asam folat dari makanannya setiap hari. Banyak sumber
asam folat alami yang bisa dikonsumsi seperti avokad, pisang, dan kacang polong.
2. Beberapa makanan yang dimaksud biji-bijian utuh, yaitu roti gandum, sereal, pasta
yang mengandung serat dan penting selama kehamilan, terutama pada trimester
pertama. Ibu hamil akan rentan mengalami sembelit, yang disebabkan oleh pelonjakan
hormon yang sangat drastis. Nah, mengonsumsi makanan yang mengandung biji-bijian
utuh akan menjaga fungsi usus yang baik dan mengurangi kemungkinan
terkena sembelit dan wasir.
3. Kolin dapat membantu fungsi otak melalui
pembentukan neurotransmitter asetilkolin, yaitu bentuk senyawa kolin yang berperan
pada fungsi otak. Asupan kolin yang cukup ternyata dapat memengaruhi sistem saraf
bayi yang mulai berkembang. Nah, kolin bisa ditemukan dalam daging, produk telur,
salmon, dan kacang kenari.
4. Cara menjaga imunitas tubuh tetap bertahan dengan baik saat tubuh lemas, ibu harus
mendapatkan asupan vitamin C yang cukup apalagi saat morning sickness. Buah-buahan
segar dapat menjadi sumber vitamin C alami.
Trimester Kedua
1. Wanita hamil mengalami peningkatkan jumlah darah di tubuhnya sehingga mereka
membutuhkan lebih banyak zat besi dibandingkan wanita yang tidak hamil. Sebaiknya,
49
penuhi total 45 mg zat besi per hari dari makanan dan suplemen makanan selama hamil.
Sumber makanan kaya zat besi yang bisa dipilih seperti daging merah, ikan, telur, roti
gandum, sereal, dan pasta. Sayuran berdaun hijau, buncis, kacang-kacangan juga
menjadi sumber zat besi yang baik. Kurma, buah berry, semangka, dan delima menjadi
beberapa buah yang kaya akan zat besi.
2. Asam lemak omega-3 terbukti dapat memberikan manfaat bagi ibu dan bayi di dalam
kandungan, terutama asam eikosapentanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA).
Jenis asam lemak ini diperlukan untuk perkembangan otak, sistem saraf, dan
penglihatan bayi. Asupan asam lemak omega-3 yang cukup juga dapat mengurangi
risiko kelahiran prematur.
Ikan berlemak juga menjadi salah satu sumber vitamin D yang baik untuk membangun
tulang dan gigi bayi yang sedang berkembang. Vitamin D bisa didapatkan dari minyak
hati ikan, hati sapi, keju, kuning telur, dan jamur.
3. Dilansir dari UT Southwestern Medical Center, cokelat hitam mengandung flavonoid,
senyawa alami yang merupakan bagian dari polifenol, sehingga kaya akan antioksidan.
Flavonoid dinilai mampu meningkatkan vasodilatasi, atau pelebaran pembuluh darah,
sehingga meningkatkan tekanan darah.
Trimester Ketiga
1. Avokad memiliki senyawa non-esensial dalam jumlah yang lebih tinggi, seperti serat,
lemak tak jenuh tunggal, dan antioksidan yang larut dalam lemak. Kandungan tersebut
baik untuk peningkatan kesehatan ibu hamil dan menjaga kualitas ASI.
2. Sumber protein dibagi menjadi dua, protein nabati dan protein hewani. Telur, daging,
dan ikan menjadi sumber protein hewani alami yang bisa Moms konsumsi. Ada baiknya
juga mengimbangi dengan sumber protein nabati, seperti kacang-kacangan dan produk
kedelai seperti tahu dan tempe.
3. Ketika ibu hamil tidak mendapatkan asupan kalsium yang cukup, maka bayi akan
mengambil apa yang dibutuhkannya dari tulang ibunya. Maka, penting untuk ibu hamil
50
mendapatkan asupan kalsium yang cukup untuk mencegah terjadinya osteoporosis”
(Debora, 2020).
4. Kekurangan gizi
-Trimester pertama: dikhawatirkan beresiko mengalami kelahiran bayi prematur, kelainan pada
sistem saraf pusat bayi, bahkan kematian janin.
-Trimester kedua dan ketiga: beresiko menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang
sesuai usia kehamilannya.
Adapun dampak lainnya, yaitu:
-Menderita anemia jika kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
-Anak yang lahir dari ibu yang kekurangan gizi bahkan diklaim lebih rentan untuk
terkena penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
-Berisiko untuk memiliki anak dengan kemampuan mengingat yang rendah. Hal ini diduga
terjadi karena gangguan pada perkembangan otak janin saat dalam kandungan akibat
kurangnya zat-zat gizi tertentu (Pane, 2019).
51
KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL
Gizi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang dapat memberikan manfaat dalam
proses pertumbuhan, mempertahankan dan memperbaiki jaringan yang ada di tubuh tubuh,
mengatur proses dalam tubuh, dan menyediakan energi guna untuk fungsi tubuh untuk
menentukan kualitas sumber daya manusia untuk di masa yang akan datang. Zat gizi dibagi
menjadi dua yaitu zat gizi organik dan zat anorganik. Zat-zat gizi organik seperti lemak,
vitamin, karbohidrat dan protein. Sedangkan zat gizi anorganik ialah terdiri dari air dan mineral
dan tidak itu saja (Setiawan, 2021).
Kebutuhan gizi yang wajib dipenuhi ibu hamil, yaitu protein, karbohidrat, serat,
kalsium, yodium, dan asam folat. Kebutuhan gizi ibu hamil disesuaikan dengan kondisi
kesehatan tubuhnya, seperti berat badan, tinggi badan, umur, dan berat badan sebelum hamil.
Minyak zaitun, minyak canola, dan sumber lemak dari ikan laut itu bagus untuk dikonsumsi.
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil pada hakikatnya tiap trimester itu berbeda-beda, yakni:
-Trimester 1 dinaikkan menjadi 180 kalori.
-Trimester 2 dan 3 dinaikkan sekitar 300 kalori, protein pun juga dinaikkan sekitar 20 gram.
Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk ibu hamil berkisar 2200-2500 tergantung dari
berat badan, tinggi badan, umur, dan trimester kehamilan (Pudjiati, 2019).
Sedangkan, penyebab ibu hamil kurang gizi ialah diare, mual, muntah, kurang nafsu
makan akibat depresi, meminum obat tertentu, dan asupan gizi yang kurang sesuai. Gangguan
kesehatan yang mungkin terjadi meliputi:
1) Defisiensi zinc dan magnesium dapat menyebabkan preeklampsia dan kelahiran prematur.
2) Kurangnya zat besi dan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia. Vitamin B12 dapat
dipenuhi dari suplementasi.
3) Asupan vitamin B12 yang tidak memadai juga dapat menyebabkan masalah pada sistem
saraf.
4) Kekurangan vitamin K bisa menyebabkan perdarahan yang berlebihan saat melahirkan.
5) Asupan yodium yang tidak memadai selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan
bayi lahir mati.
52
Adapun kekurangan gizi yang dapat menimbulkan resiko Kekurangan gizi selama
kehamilan akan meningkatkan resiko stillbirth (bayi lahir mati), lahir premature, kematian
perinatal (kematian bayi tujuh hari setelah lahir), gangguan sistem saraf, pencernaan,
pernapasan, dan peredaran darah, cacat lahir, kurang berkembangnya beberapa organ, serta
kerusakan otak. Kekurangan gizi selama kehamilan bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2
pada bayi, penyakit jantung, osteoporosis, gagal ginjal kronis, gangguan kejiwaan, dan
disfungsi organ.
Selain itu, resiko gizi kurang pada ibu hamil mengakibatkan anemia, bayi yang lahir
dengan berat yang kurang berat, bayi yang lahir dengan kondisi cacat, keguguran, dan anak
yang ingatannya rendah.
53
PERAWATAN PASCA MELAHIRKAN DAN NUTRISI UNTUK IBU DAN BAYI
PASCA KELAHIRAN
Perawatan Pasca Melahirkan (Perawatan Masa Nifas)
1. Perawatan Diri Ibu Nifas Selama Masa Nifas: membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat
dilakukan untuk menghilangkan kelelahan serta mencegah infeksi, mencegah gangguan
sirkulasi darah dan mempertahankan integritas pada jaringan.
2. Perawatan Vulva atau Perineum: untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya infeksi
di daerah vulva, perineum maupun dalam uterus serta penyembuhan luka perineum.
3. Mobilisasi: untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
4. Diet
5. Eliminasi urine: memperbanyak minum, bangun dari tempat tidur dan berjalan segera setelah
melahirkan akan membantu mengosongkan kandung kemih.
6. Defekasi: memakan makanan yang dapat merangsang gerakan usus besar seperti buah dan
sayur-sayuran serta meminum sari buah dapat membantu melunakkan feces.
7. Perawatan Payudara: mengangkat kolostrum yang kering atau sisa susu dan membantu
mencegah akumulasi dan masuknya bakteri baik ke puting maupun ke mulut bayi.
8. Pemeriksaan setelah persalinan: pada kunjungan ini juga dilakukan pemeriksaan umum (TD,
nadi, keluhan, dan sebagainya).
9. Perawatan bayi baru lahir: memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk
menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar dan mencegah kemungkinan adanya infeksi;
merawat tali pusat pada bayi baru lahir; membersihkan alat kelamin pada bayi laki-laki;
perawatan pada mata, hidung, telinga, kulit, dan kuku bayi; mengganti popok bayi; serta
memberikan makan dan minum yang tercukupi bagi bayi.
Adapun juga perawatan pasca melahirkan secara caesar, seperti bagian tubuh yang paling
butuh perhatian setelah melahirkan melalui operasi caesar adalah luka sayatan di perut.
Perhatikan posisi tubuh saat beraktivitas. Usahakan selalu berdiri dan berjalan dengan postur
tubuh yang baik. Berhati-hati jika sedang tertawa, bersin atau batuk, upayakan agar tidak terlalu
kencang atau dipaksakan, agar bekas luka operasi tidak meregang terlalu kuat secara tiba-tiba.
Rasa nyeri pada bekas luka dapat dikurangi dengan mengonsumsi obat pereda rasa nyeri sesuai
54
anjuran dokter. Sebagai alternatif, Ibu dapat menempelkan bantal pemanas di atas bekas luka,
agar terasa lebih nyaman.
Ibu tetap bisa mengangkat dan menggendong bayi ketika menyusui, namun di minggu
pertama dan kedua hindari mengangkat barang yang lebih berat dari bayi Ibu . Siapkan semua
keperluan Ibu dan bayi di dekat Ibu, agar lebih mudah dijangkau. Beberapa hari setelah
operasi, Ibu mungkin masih merasakan kontraksi, seperti kram pada saat menstruasi. Kontraksi
ini terjadi untuk mencegah pendarahan berlebihan. Ibu dapat mengonsumsi obat pereda nyeri
yang diberikan oleh dokter. Tetaplah tenang dalam menghadapi proses pemulihan (Noya,
2018).
Nutrisi untuk ibu dan bayi pasca kelahiran terdiri dari gizi, karbohidrat, lemak, protein,
vitamin dan mineral, serta cairan. Berikut penjabarannya.
▪ Kalori
Dilansir dari American Pregnancy, ibu menyusui membutuhkan 500 kalori lebih banyak dari
yang tidak. Tapi ibu tidak perlu pusing menghitung jumlah kalori dari makanan yang ibu
konsumsi setiap harinya, karena kebutuhan kalori setiap ibu juga berbeda. Ibu hanya perlu
makan setiap rasa lapar muncul.
Dilansir dari Baby Center, ibu yang menyusui sebaiknya penuhi kebutuhan saat perut merasa
lapar. Rasa lapar yang dirasakan berhubungan langsung dengan proses tubuh yang sedang
memproduksi ASI untuk bayi. Ibu juga sebaiknya mengonsumsi camilan sehat agar tubuh tetap
berenergi.
▪ Protein
Ibu yang menyusui juga perlu mengonsumsi makanan yang tinggi akan protein karena zat gizi
ini penting untuk membangun dan memperbaiki berbagai jaringan dalam tubuh. Protein
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil di awal-awal masa
kehidupannya.
Selain itu, protein juga bermanfaat untuk membantu pemulihan tubuh ibu setelah menjalani
kehamilan dan persalinan. Kebutuhan protein yang diperlukan ibu menyusui adalah sebanyak
76-77 gram per hari. Ibu bisa mendapatkan nutrisi ini dari mengonsumsi bahan makanan
hewani maupun nabati, seperti daging sapi, daging ayam, telur, tempe, tahu,
edamame, seafood, dan sebagainya.
55
Dilansir dari Baby Center, saat mengonsumsi ikan sebaiknya pilihlah ikan yang baik untuk
kesehatan ibu dan anak. Beberapa jenis ikan dapat memenuhi kebutuhan DHA dan EPA, serta
omega 3 yang baik untuk perkembangan otak dan mata bayi di tahun pertama usianya. Namun
sebaiknya saat ibu menyusui atau menjalani kehamilan, hindari mengonsumsi ikan seperti
mackerel yang memiliki kandungan merkuri yang cukup tinggi.
▪ Asam Lemak
Sumber utama kalori bayi berasal dari lemak. Selain sebagai sumber energi, lemak juga
bermanfaat untuk membangun jaringan otak Si Kecil. Tubuh ibu juga membutuhkan lemak.
Tapi, ibu sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tidak jenuh, dan batasi
konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh atau lemak trans. Selama menyusui, ibu
wajib mengonsumsi makanan tinggi asam lemak seperti ikan salmon, ikan kembung, kacang-
kacangan, daging sapi, dan lain-lain.
▪ Vitamin C
Nutrisi ini berperan penting dalam pertumbuhan bayi dan perbaikan jaringan dalam tubuh ibu
setelah melahirkan. Untuk bayi, vitamin C membantu pertumbuhan tulang, gigi, dan produksi
kolagen. Dilansir dari National Institutes of Health Office of Dietary Supplements, tiap bayi
membutuhkan kandungan vitamin C yang berbeda tiap usianya. Bayi dengan usia 0-6 bulan
membutuhkan 40 miligram, sedangkan bayi usia 7-12 bulan membutuhkan 50 miligram
vitamin C. Jadi, tidak ada salahnya ibu memperbanyak mengonsumsi makanan yang
mengandung vitamin C agar kebutuhan vitamin C pada bayi dapat terpenuhi dengan baik. Ibu
bisa mendapatkan vitamin C dari buah jeruk, sayur brokoli, maupun tomat.
▪ Vitamin E
Manfaatnya vitamin E untuk ibu adalah membantu mencegah ibu mengalami anemia setelah
melahirkan. Sedangkan untuk Si Kecil, kandungan antioksidan yang tinggi dalam vitamin E
melindungi mata dan paru-paru bayi dari berbagai masalah karena kekurangan oksigen.
Makanan yang kaya vitamin E, seperti kacang almond, bayam, asparagus, dan alpukat.
56
▪ Kalsium & Zat besi
Si Kecil memerlukan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi. Sementara zat besi berfungsi
untuk membentuk sel darah merah, sehingga membantu mencegah ibu
mengalami anemia setelah melahirkan. Dilansir dari University of California San Fransisco,
ibu menyusui disarankan mengonsumsi kalsium sebanyak 1.300 mg per hari. Sumber kalsium
dapat ibu dapat dari beberapa jenis makanan, seperti susu dan keju (Florencia, 2020).
57
PERSIAPAN ANAK MENJELANG USIA DINI DAN HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM MERAWAT BAYI DAN ANAK USIA DINI
Anak usia dini adalah anak yang masih berada pada tingkat prasekolah umur 0-6 tahun.
Orang tua akan memasukkan anak ke PAUD, lalu memberikan bekal pengetahuan kepada anak
tentang sekolah yang menyenangkan yang dimulai dari lingkungan sekitar rumah untuk
mengajarkan anak pintar bersosialisasi dan diajarkan mandiri agar anak tidak kaget saat sudah
sekolah, sejak di rumah ajarkan anak untuk mencoba melakukannya sendiri dan orangtua hanya
mengawasi, belajar memakai pakaian sendiri, hingga menyiapkan perlengkapan dan peralatan
sekolah. Adapun hal-hal yang menjadi Persiapan Penting Sebelum Anak Masuk TK sebagai
berikut.
a. Buatlah persepsi yang baik dan menyenangkan terhadap anak Anda. Berikan bayangan
bahwa lingkungan TK adalah lingkungan baru yang menyenangkan. Yakinkan bahwa dengan
masuk ke TK, anak Anda akan tetap dapat bermain. Beri pandangan bahwa TK merupakan
tempat yang menyenangkan karena sang anak dapat bertemu dengan teman baru, guru baru,
dan dapat bermain permainan baru .
b. Orang tua harus pintar merangkai kata agar dapat menyampaikan mengapa sang anak harus
masuk TK. Berikan penjelasan yang sederhana namun dapat dimengerti oleh anak usia 4 tahun.
Jelaskan manfaat dan tujuannya. Cobalah merangkai kata sebaik mungkin seperti “Kalau kakak
masuk TK, nanti akan banyak agenda jalan jalan bersama teman dan guru baru” atau “Kakak
bisa dapat permainan baru dan teman main baru jika masuk TK setiap hari”.
c. Anak juga diberi penjelasan konsekuensi masuk sekolah. Tentunya akan ada hal yang
berubah dari kegiatan sang anak. Seperti menjelaskan bahwa harus bangun pagi, sarapan yang
teratur, membawa bekal dari rumah hingga belajar mematuhi peraturan di sekolah. Ada
baiknya jika anak bukan saja diberitahu secara lisan. Ajarkan sedini mungkin sebelum anak
memulai waktu sekolahnya. Ajak anak untuk terlibat dengan apa yang orang tua tanggung
jawabkan sehingga anak lebih bisa mempraktekkannya.
d. Ketika masih kecil, tentu pilihan sekolah ada di tangan orang tua. Anak hanya mengikuti
pilihan orang tua dan berusaha beradaptasi dengan lingkungan barunya. Namun alangkah
baiknya biarkan anak beradaptasi sebelum memulai harinya.Sesekali ajak anak untuk bermain
ke ‘calon’ TK nya dan biarkan anak untuk melakukan apa yang diinginkan. Bisa juga
58
menerapkan waktu belajar seperti di TK yang diterapkan di rumah. Buat seakan anak sudah
merasakan waktu TKnya di rumah.
e. Agar anak tidak kaget saat sudah sekolah, maka bekali dengan pembelajaran yang banyak
sedari di rumah. Salah satunya adalah tentang kemandirian. Saat di sekolah, anak akan
dibiarkan untuk buang air sendiri atau memakai sepatu sendiri. Maka dari itu, sejak di rumah
ajarkan anak untuk belajar mencoba melakukannya sendiri, orang tua hanya mengawasi.
Ajarkan dari hal yang sederhana seperti belajar memakai pakaian sendiri hingga menyiapkan
isi tas sendiri.
f. Anak harus belajar untuk mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru. Anak pun harus
diajarkan untuk menangkap dan merekam apa yang diajarkan. Cukup banyak cara atau aktivitas
yang dapat melatihnya. Salah satunya yakni dengan cara membacakan dongeng. Lihat
bagaimana anak Anda menyimak dengan baik. Selain itu, setiap pulang sekolah biarkan anak
Anda bercerita tentang apa saja yang terjadi di sekolah.
g. Sebelum memulai waktu bersekolahnya, persiapkan anak Anda secara matang. Salah
satunya yakni mengajarkan anak untuk mendengarkan dan melakukan petunjuk dengan baik.
Dengan begitu Anda sudah dapat melihat kesiapan sang anak. Caranya tentu sangat sederhana.
Minta tolonglah kepada anak Anda untuk melakukan beberapa kegiatan. Jika anak Anda dapat
melakukannya dengan baik, maka sang anak mampu mendengarkan dan melaksanakan dengan
baik.
h. Prinsip belajar di TK adalah bermain sambil belajar. Banyak hal dasar yang akan diajarkan
seperti menulis, mewarna hingga menggambar. Maka dari itu mulai kenali dan ajarkan hal hal
sederhana ini di rumah. Anda bisa mulai mengajarkan bagaimana memegang alat tulis,
membalikkan halaman, hingga meletakkan alat tulis kembali di tempatnya. Dengan begitu,
anak Anda tidak akan kaget saat pertama kali masuk sekolah.
i. Mulailah dari lingkungan sekitar rumah untuk mengajarkan anak Anda pintar bergaul.
Bergaul tentu akan memberikan pelajaran tersendiri. Biarkan anak untuk belajar mengenal
lingkungannya dan mampu berteman dengan orang lain. Biarkan anak Anda selalu bercerita
tentang teman barunya kepada Anda. Dengan begitu, secara tidak langsung Anda akan tahu
bagaimana kegiatan di sekolahnya. Selain itu, selalu beri nasehat untuk kehidupan
bersosialisasinya (Hadijah, 2016).
59
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat bayi dan anak usia dini, yakni
memandikan anak tiap hari, memahami arti tangisan bayi, skin to skin pada bayi yang baru
lahir, serta mengetahui jam tidur bayi dan anak usia dini.
▪ Bayi baru lahir
1. Dalam sehari bayi dapat tidur sampai total 20 jam, yang terpecah dalam periode-periode
tidur 20 menit hingga 4 jam. Usahakan kamar bersuhu sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak
terlalu panas, dan mendapat cahaya serta ventilasi cukup. Posisi tidur yang dianjurkan adalah
posisi terlentang karena dapat mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak bayi
atau sudden infant death syndrome (SIDS). Tempat tidur bayi sebaiknya menggunakan alas
yang rata dan tidak terlalu lembut. Hindari menggunakan benda-benda yang dapat menutupi
kepala bayi.
2. Setelah dipotong, tali pusat mungkin akan diolesi cairan antiseptik klorheksidin atau
antiseptik lain. Setelah itu tali pusat dibiarkan terbuka dan kering dan tidak perlu dikompres
dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik. Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan
terlebih dahulu, jangan oleskan apapun pada tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan
jangan ditutup dengan popok maupun gurita. Usahakan agar tali pusat tidak basah, tidak
terkena air seni maupun tinja bayi. Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang
bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. Biarkan tali pusat terlepas sendiri. Jika
terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada pusat ataupun kulit
disekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera kontrol ke tenaga kesehatan terdekat.
3. Saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi masih memiliki lapisan pelindung yang
terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang berfungsi untuk menjaga suhu bayi. Setelah 6
jam bayi dapat dilap dengan air hangat saja. Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan
dengan kain lap atau spon. Setelah tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan
ke dalam air, hati-hati kepala terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan
sampo khusus bayi. Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu sore. Saat
melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya menggunakan seminimal mungkin zat-zat yang
berkontak dengan kulit, karena kulit bayi masih sangat sensitif.
4. Pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap air dan tidak kaku. Bayi hanya perlu
memakai atasan, popok atau celana, selimut dan topi jika bayi kedinginan. Tidak dianjurkan
60
untuk membedong karena membatasi gerak bayi. Selain itu, tidak dianjurkan pula untuk terus
menggunakan sarung tangan maupun kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan
alat untuk belajar pada bayi. Jangan gunakan gurita karena bayi bernafas lebih banyak
menggunakan otot-otot perut.
5. Bayi normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam pertama.
Jika ini tidak terjadi, bayi perlu diperiksa lebih lanjut. Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali per
hari dan BAB 3-4 kali per hari. Warna BAK yang baik adalah jernih tidak berwarna pekat,
sedangkan warna BAB akan berubah dari warna hitam pekat, menjadi hijau dan akhirnya
berwarna kekuningan pada sekitar usia 5 hari. Jika tidak terjadi perubahan warna BAB, harus
dilakukan evaluasi kecukupan asupan ASI. Jika ibu menemukan darah pada kemaluan bayi
perempuan saat awal-awal kelahiran, ibu tidak perlu khawatir, karena hal itu disebabkan bayi
masih dipengaruhi hormon ibu. Keadaan tersebut masih dianggap normal.
6. Bersihkan kemaluan dari bagian depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah
dibasahi air bersih ataupun handuk basah. Jangan membersihkan popok dari bagian bawah anus
ke kemaluan.
7. Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke dalam mulut,
menggemgam tangan, mengeluarkan suara, seperti mengecap-ngecap, ah uh ah. Jangan tunggu
bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi, jangan dijadwal.
Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu, evaluasi proses menyusui.
Jika ibu terpisah dengan bayi, lakukan pemerahan ASI dan berikan ASI menggunakan sendok
atau cangkir agar ketika ibu sudah bersama bayi lagi, bayi tetap dapat menetek dengan ibu.
8. Mata dapat dibersihkan dengan kapas bersih yang dibasahi dengan air hangat, mulai dari
arah hidung ke luar. Jika ditemukan tanda-tanda infeksi pada mata seperti bengkak, merah,
mengeluarkan nanah segera bawa ke dokter. Kotoran telinga tidak perlu dibersihkan secara
rutin dengan mengorek liang telinga karena akan keluar sendiri ketika sudah cukup besar dan
lunak saat bayi menangis. Lubang hidung bayi juga tidak perlu dibersihkan secara khusus,
cukup mengelapnya saat mandi.
9. Kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm. Penglihatan bayi sensitif terhadap
cahaya terang. Sampai usia beberapa bulan kadang kedua bola mata bayi tidak sejajar, tampak
seperti juling. Hal ini normal, karena otot-otot penggerak bola mata masih dalam tahap
61
perkembangan. Pada beberapa bayi kadang bola matanya bergerak-gerak dengan sangat cepat
ke kiri dan ke kanan, khususnya bila akan tidur. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
10. Fungsi pendengaran bayi telah cukup matang dalam bulan pertama. Bayi akan lebih
mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-orang lain di sekitar. Bayi sering terkejut bila ada
suara keras yang tiba-tiba terdengar
11. Jika bayi ingin berpergian pastikan bayi dalam keadaan sehat. Gunakan pakaian yang
mencegah bayi kedinginan. Jika berpergian menggunakan mobil, letakkan bayi pada car
seat (kursi khusus bayi). Bayi sudah dapat berpergian dengan pesawat setelah berusia 2 bulan.
Jangan berpergian jika bayi sedang mengalami infeksi telinga. Nyeri telinga pada pesawat take
off maupun landing dapat terjadi namun tidak berlangsung lama.
12. Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari. Kuning yang perlu
diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir, berlangsung lebih dari 2 minggu,
disertai demam, sangat kuning sampai telapak tangan dan kaki bayi, berdasarkan grafik
bilirubin mencapai batas untuk sinar maupun tranfusi tukar.
13. Jika bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan mungkin saja bayi Anda
mengalami kolik. Bayi pada umumnya sering mengalami kolik pada pagi dan sore hari.
Biasanya tidak membaik dengan gendongan dan perut dapat terlihat tegang. Jika hal ini terjadi,
gendong bayi dengan lembut dan posisikan dalam posisi tengkurap. Apabila bayi memang
mengalami kolik, hal ini akan berhenti dengan sendirinya.
14. Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara pasif, dan keluar dengan
sendirinya. Untuk mencegah terjadinya gumoh sendawakan bayi, letakkan dalam posisi tegak
pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk ringan punggung bayi setiap bayi selesai
menyusu.
15. Bawa segera bayi Anda ke petugas kesehatan terdekat jika bayi demam atau suhu <36,5oC,
muntah disertai kembung atau tidak ada BAB, kejang, sesak napas, terdapat nanah di mata,
malas menyusu dan lebih banyak tertidur, kuning sampai berusia 2 minggu, tali pusat berbau,
kemerahan, atau berdarah, dan BAB mencret (Putri & Soebadi, 2014)
▪ Anak Usia Dini
62
1. Usia 0-1 tahun
Fase ini merupakan masa tumbuh kembang yang paling cepat dibanding kelompok umur
lainnya. Di masa ini, anak yang masih bayi akan mempelajari berbagai kemampuan dan
keterampilan dasar. Karakteristik anak usia bayi adalah memiliki keterampilan motorik, seperti
berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan. Selain itu, anak belajar menggunakan
panca inderanya, yaitu melihat, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan
memasukkan setiap benda ke mulut. Dari segi komunikasi sosial, anak berusaha berkomunikasi
dengan orang dewasa menggunakan bahasa verbal yang belum sempurna maupun nonverbal.
Pada usia 1 tahun, anak sudah dapat mengucapkan kata pertamanya dengan jelas dan
dimengerti orang dewasa, bukan hanya sekedar 'ba-ba-ba' saja, namun sudah bisa
mengucapkan kata 'ma-ma', 'pa-pa', atau 'ma-u'.
2. Usia 2-3 tahun
Perkembangan anak usia dini di fase ini ditandai dengan anak yang sangat aktif mengeksplorasi
benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak juga mulai belajar mengembangkan kemampuan
berbahasa, yaitu dengan berceloteh. Pada usia 2 tahun, anak sudah menguasai 120-200 kata
dan dapat menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat. Misalnya, sudah bisa mengucapkan
kesukaannya, seperti ‘mau makan nasi’ atau ‘tidak boleh tidur’. Pada usia 3 tahun, umumnya
si kecil sudah bisa menguasai lebih banyak kata lagi, yaitu 900-1000 kata dan sudah bisa
menanyakan pertanyaan singkat. Secara sosio emosional, anak juga akan belajar memahami
pembicaraan orang lain dan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Selain itu, anak juga akan
belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih
banyak ditemui di luar lingkup keluarga.
3. Usia 4-6 tahun
Di usia ini, beberapa anak mungkin sudah mulai memasuki institusi bermain,
seperti playgroup atau taman kanak-kanak. Pada masa ini, anak sebisa mungkin harus
dilibatkan dalam banyak kegiatan agar membantu mengembangkan otot-otot anak.
Interaksinya dengan lingkungan juga akan semakin luas sehingga perkembangan bahasanya
semakin baik. Anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya. Dari sisi kognitif, perkembangan usia dini di fase ini sangat pesat. Salah satunya
ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya dan sering
63
bertanya tentang semua hal yang dilihatnya. Meski demikian, anak masih bersifat individu
walaupun sering bermain bersama teman-temannya. Ini adalah sifat alamiah anak dan akan
berkembang seiring pertambahan usianya.
4. Usia 7-8 tahun
Di fase terakhir perkembangan usia dini ini, anak akan mengalami perkembangan kognitif yang
signifikan. Hal ini ditandai dengan kemampuannya berpikir secara analisis dan sintesis, serta
deduktif dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian). Dari segi perkembangan sosial, anak
mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering bermain di luar rumah untuk
bergaul dengan teman sebayanya. Anak juga mulai menyukai permainan yang melibatkan
banyak orang dengan saling berinteraksi. Sedangkan dari segi emosi, Anda akan melihat
kepribadiannya mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari karakter anak yang dibawanya
hingga dewasa (Harismi, 2020).
64
65
Daftar Pustaka
Debora. (2020, September 24). Bahan untuk Menu Makanan Ibu Hamil di Tiap Trimester.
Diambil kembali dari Orami.id: https://www.orami.co.id/magazine/menu-makanan-
ibu-hamil-di-tiap-trimester/
Florencia, G. (2020, Maret 17). Nutrisi yang Diperlukan Ibu Menyusui. Diambil kembali dari
halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/nutrisi-yang-diperlukan-ibu-menyusui
Hadijah, S. (2016, September 21). 9 Persiapan Penting Sebelum Anak Masuk TK. Diambil
kembali dari cermati.com: https://www.cermati.com/artikel/9-persiapan-penting-
sebelum-anak-masuk-tk
Harismi, A. (2020, Februari 11). Memantau Perkembangan Anak Usia Dini, Ini yang harus
Anda Perhatikan. Diambil kembali dari SehatQ:
https://www.sehatq.com/artikel/mengoptimalkan-perkembangan-anak-usia-dini
Kristiawan, J. (2020, Februari 21). Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Hamil. Diambil
kembali dari Tanyakan Dokter: https://youtu.be/xRvYopBwwu8
Noya, A. I. (2018, Juli 18). Pengetahuan Dasar Perawatan Pasca Melahirkan untuk Ibu.
Diambil kembali dari ALODOKTER: https://www.alodokter.com/pengetahuan-dasar-
perawatan-pasca-melahirkan-untuk-ibu
Pane, M. C. (2019, Desember 10). Jangan Disepelekan, Ini Dampak Kurang Gizi Saat Hamil.
Diambil kembali dari ALODOKTER: https://www.alodokter.com/jangan-
disepelekan-ini-dampak-kurang-gizi-saat-hamil
Pudjiati, C. J. (2019, September 16). Nutrisi Ibu Hamil Berdasarkan Trimester. Diambil
kembali dari Gue Sehat: https://youtu.be/Irtsmdhy3yM
Putri, N. D., & Soebadi, A. (2014, 5 9). Perawatan Bayi Baru Lahir. Diambil kembali dari
IDAI-Ikatan Dokter Anak Indonesia:
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perawatan-bayi-baru-lahir
Rachmatia, W. (2020, Agustus 18). Pantangan Ibu Hamil Menurut Adat Jawa, Mitos atau
Fakta? Diambil kembali dari Mother&BabyIndonesia:
https://www.motherandbaby.co.id/article/2020/8/5/17783/Pantangan-Ibu-Hamil-
Menurut-Adat-Jawa-Mitos-atau-Fakta
Setiaputri, K. A. (2021, Februari 5). Makanan Sehat untuk Ibu Hamil, Apa Saja yang Perlu
Diketahui? Diambil kembali dari helloSEHAT:
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/makanan-sehat-untuk-ibu-hamil/
Setiawan, S. (2021, April 16). Pengertian Gizi – Sejarah, Perkembangan, Pengelompokan,
Makro, Mikro, Ruang Lingkup, Cabang Ilmu, Para Ahli. Diambil kembali dari
GURUPENDIDIKAN.COM: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-gizi/
Hasbi, Hudaini (2012). MATA KULIAH ANTROPOLOGI. Jember: Universitas
Muhammadiyah Bengkulu.
Lumenta, Dave, DKK (2018). ANTROPOLOGI INDONESIA. Depok: Universitas Indonesia
2019. DEFINISI DAN CAKUPAN ANTROPOLOGI BIOLOGI.Yogyakarta: Antrpology.
2021. ANTROPOLOGI BIOLOGI. Wikipedia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus besar bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), 44
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), 614
Bimo Walgito, Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah, (Yogyakarta: Fak Psikologi UGM,
1995), 50.
Imam Taqiyuddin Abu Bakar Bin Muhammad Alhusaini, Kifayatul Akhar, (Surabaya: Bina
Iman, 2007), 77.
Pimpinan Pusat „Aisyiyah‟, Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Pimpinan
Pusat Asyiyah, 1994),7.
Saleh Wantjik, Kitab Hukum Perkawinan Indonesia, (Jakarta: Gahlia Indonesia, 1996), 7.
Suherina, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, (Pekanbaru: Suska Press, 2008)
Samsul Munir Amir, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm.4.
Bimo Walgito, Bimbingan Dan Konseling Perkawinan, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2000),
hlm.5-7.
Asumsi Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm.99-100.
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2007), hlm.
53-55.
Samsul munir amin, bimbingan dan konseling islan, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 293
Suriansyah Idehan dan Sjarifuddin (eds), Urang Banjar dan Kebudayaan (Banjarmasin:
Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan, 2007), hlm. 50
Syamsiar Seman, Perkawinan Adat Banjar Kalimantan Selatan, (Cet.6; Banjarmasin: Lembaga
Pengkajian & Pelestarian Budaya Banjar, 2011), hlm. 2
Adrian, Kevin. 2019. Organ Reproduksi Pria dan Hormon yang Memengaruhinya.
https://www.alodokter.com/fungsi-organ-reproduksi-pria-dan-hormon-yang-memengaruhinya
diakses pada 10 mei 2021
Aryulina Diah, dkk. (2004). Biologi 2. Erlangga.
Masykuri Muhammad Fadhli. Biologi. Putra Nugraha: Surakarta
Lathifah, Sri Winiarti. Sistem Pakar Dengan Inferensi Fuzzy Trukamoto
Dalam Mendiagnosa Penyakit Saluran Reproduksi Manusia. Jurnal Sarjana
Teknik Informatika. Volume 2 Nomor 1, Februari 2014. e-ISSN: 2338-5297.
Laksono, Sony P dkk. 2011. Presentase Distribusi Penyakit Genetik dan Penyakit Yang Dapay
Disebabkan Oleh Faktor Genetik Di RSUD Serang. Serang: Majalah Kesehatan
PharmaMedika, Vol,3, No, 2.
Tjahjani, Nur Patria dan Zuhaida, Anggun. 2013. Kelainan Genetik Klasik: Tinjauan
penciptaan Manusia dalam Presfektif Al-Quran. Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. 5, No.
2, 222-250.
Hartono. 1985. Cacat Mental pada Penyakit Kromosom. Yogyakarta: Jurnal Berkala Ilmu
Kedokteran Jil. XVII, No. 3.
Winarni, Tri Indah. 2018. Sindrom Down (Trisomi 21). Artikel. Rumah Sakit Nasional
Diponegoro.
Rosida, Lena & Panghiyangani, Roselina. 2006. Gambaran Dermatologi pada Penderita
Sindrom Down di Banjarmasin dan Martapura kalimantan Selatan. Indonesia: Jurnal Anatomi
Indonesia.