DDDaaee I rraahh N iissttiimmeewwOaa nnggaarrggoommuullyyoo EDISI LIVE IN ! Naik tanggaair?!?!?! pegangpupukdari kotoran s api EDISI LIVE IN ! masakhasil ladang
sseerrvviiccee iissllaanndd page 8-19 peta ppeerrjjaallaannaann pulau oorraanngg hheebbaatt hhaallaammaann tteerraakkhhiirr hhaallaammaann 4-7 llaauutt kkeennyyaattaaaann hhaallaammaann 20 pulau kkeebbuuddaayyaaaann hhaallaammaann 20 pulau lleerreenngg gguunnuunngg mmeerraappii tteemmppaatt ttuujjuuaann ppaanndduuaannuunnttuukkppaarraappeettuuaallaanngg hhaallaammaann 20
salam redaksi HHaalloo ssaahhaabbaatt ddiinnoo!! KKaallii iinnii,, kkaammii bbaakkaall cceerriittaaiinn ppeennggaallaammaann sseerruu kkaammii sseellaammaa 44 hhaarrii 33 mmaallaamm ddii DDeessaa NNggaarrggoommuullyyoo,, MMaaggeellaanngg,, JJaawwaa TTeennggaahh.. SSeebbeelluumm kkiittaa bbaahhaass sseerruunnyyaa hhaarrii--hhaarrii kkaammii ddii ssaannaa,, yyuukk kkiittaa bbaahhaass mmaakknnaa ddaarrii""DDiinnoo"" sseennddiirrii.. ""DDiinnoo"" tteerrnnyyaattaa aaddaallaahh ssiinnggkkaattaann ddaarrii DDaaeerraahh IIssttiimmeewwaa NNggaarrggoommuullyyoo.. TTeemmppaatt yyaanngg ssppeessiiaall bbaannggeett bbuuaatt kkaammii ddeennggaann sseeggaallaa kkeessaann mmeennddaallaammnnyyaa.. ddii DDeessaa NNggaarrggoommuullyyoo,, kkaammii mmeerraassaakkaann kkeehhaannggaattaann ddaann kkeerraammaahhaann mmaassyyaarraakkaatt sseetteemmppaatt.. AAkkttiivviittaass sseehhaarrii--hhaarrii sseeppeerrttii bbeerrccooccookk ttaannaamm,, bbeerriinntteerraakkssii ddeennggaann hheewwaann tteerrnnaakk,, ddaann bbeerrbbaaggii cceerriittaa ddii bbaawwaahh llaannggiitt mmaallaamm sseemmaakkiinn mmeemmppeerrkkaayyaa ppeennggaallaammaann kkaammii.. KKeebbeerrssaammaaaann ddaann kkeeppeedduulliiaann mmeennjjaaddii nniillaaii uuttaammaa yyaanngg kkaammii rraassaakkaann sseellaammaa ttiinnggggaall ddii ssaannaa.. kkaammii hhaarraapp kkaalliiaann bbiissaa iikkuutt mmeerraassaakkaann ppeettuuaallaannggaann kkaammii mmeennjjeellaajjaahh ddii ddeessaa nnggaarrggoommuullyyoo.. yyuukk kkiittaa mmuullaaii ppeettuuaallaannggaannnnyyaa Kayla ellie uurrssuullaa sshhiiaannnnee
Beliau adalah seorang yang menurut saya sangat religius. Dia seorang Katolik yang taat dan rajin berdoa. Waktu itu dia mengingatkan saya untuk berdoa Angelus saat jam 12 siang. Suaminya bu Karsih, yaitu pak Suratin juga adalah seorang ketua lingkungan di wilayahnya. Bu Karsih selalu mengawali setiap pekerjaan dengan doa. Dia mengajarkan anaknya untuk selalu ke gereja. Beliau adalah seorang yang menurut saya sangat religius. Dia seorang Katolik yang taat dan rajin berdoa. Waktu itu dia mengingatkan saya untuk berdoa Angelus saat jam 12 siang. Suaminya bu Karsih, yaitu pak Suratin juga adalah seorang ketua lingkungan di wilayahnya. Bu Karsih selalu mengawali setiap pekerjaan dengan doa. Dia mengajarkan anaknya untuk selalu ke gereja. IBU KARSIH "awali setiap kegiatan dengan doa"Theresia Karsih namanya, ibu asuh yang menjaga dan menyediakan tempat tinggalnya untuk kami tinggali selama 4 hari 3 malam. Beliau sekarang berumur 45 tahun, dan mempunyai seorang putri . Bu Karsih sangat ramah, tidak hanya dengan saya tetapi juga dengan teman - teman se dusun saya yang lain. Ibu Karsih sangat suka bercanda, dia tidak pernah gagal membuat saya tertawa. Theresia Karsih namanya, ibu asuh yang menjaga dan menyediakan tempat tinggalnya untuk kami tinggali selama 4 hari 3 malam. Beliau sekarang berumur 45 tahun, dan mempunyai seorang putri . Bu Karsih sangat ramah, tidak hanya dengan saya tetapi juga dengan teman - teman se dusun saya yang lain. Ibu Karsih sangat suka bercanda, dia tidak pernah gagal membuat saya tertawa. Sehari - hari bu Karsih bekerja di ladang dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Menurut beliau yang menarik dari pekerjaanya adalah karena dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya tanpa tekanan untuk menghasilkan sejumlah tertentu dalam sehari. Tanpa adanya atasan, ia dapat menyesuaikan jadwal kerjanya sesuai kebutuhan dan kemampuan. Ibu Karsih sangat suka memasak telur, tempe, dan tahu. Masakan ibu Karsih sangat enak dan gurih. Sehari - hari bu Karsih bekerja di ladang dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Menurut beliau yang menarik dari pekerjaanya adalah karena dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya tanpa tekanan untuk menghasilkan sejumlah tertentu dalam sehari. Tanpa adanya atasan, ia dapat menyesuaikan jadwal kerjanya sesuai kebutuhan dan kemampuan. Ibu Karsih sangat suka memasak telur, tempe, dan tahu. Masakan ibu Karsih sangat enak dan gurih.
IBU TUMINAHIbu Tuminah, Ibu asuh yang telah membantu dan membimbing kami selama live in 4 hari 3 malam ini. beliau lahir di Magelang, Jawa Tengah. Saya dapat disediakan tempat untuk beristirahat dirumahnya. Ibu telah membantu kita untuk memasakkan makanan untuk kami dari pagi, siang, dan sampai sore tanpa lelah dan mengeluh apapun. Ibu Tuminah sangat pandai memasak. Ibu Tuminah memiliki suami bernama Pak Wagimin. Pak Wagimin bekerja di ladang, dan terkadang bekerja di peternakan di belakang rumah untuk menguruskan sapi, ayam, dan bebek yang dipunyai oleh Bapak Wagimin, dan Ibu Tuminah. Mereka memiliki beberapa anak. Salah satunya adalah anak laki- lakinya yang sekarang tinggal tepat didepan rumah Ibu Tuminah, dan anaknya satu lagi yang sekarang sedang berada diluar kota untuk belajar. Ibu Tuminah biasanya bekerja di Ibu Tuminah, Ibu asuh yang telah membantu dan membimbing kami selama live in 4 hari 3 malam ini. beliau lahir di Magelang, Jawa Tengah. Saya dapat disediakan tempat untuk beristirahat dirumahnya. Ibu telah membantu kita untuk memasakkan makanan untuk kami dari pagi, siang, dan sampai sore tanpa lelah dan mengeluh apapun. Ibu Tuminah sangat pandai memasak. Ibu Tuminah memiliki suami bernama Pak Wagimin. Pak Wagimin bekerja di ladang, dan terkadang bekerja di peternakan di belakang rumah untuk menguruskan sapi, ayam, dan bebek yang dipunyai oleh Bapak Wagimin, dan Ibu Tuminah. Mereka memiliki beberapa anak. Salah satunya adalah anak laki- lakinya yang sekarang tinggal tepat didepan rumah Ibu Tuminah, dan anaknya satu lagi yang sekarang sedang berada diluar kota untuk belajar. Ibu Tuminah biasanya bekerja di -ladang setiap hari. Beliau memiliki kebiasaan untuk pergi ke ladang pada sekitar jam 3 sore untuk mencegah sengatan panasnya matahari siang. Ibu Tuminah pernah mengajar kami tentang pohon salak, dan juga cabai, atau lombok yang beliau biasa tanam di ladangnya. Ibu Tuminah ini adalah orang yang sangat perhatian. Saat saya dan teman satu rumah saya sedang membantu memotong rumput liar bersama, Ibu Tuminah telah mengajari kami, dan juga mengawasi kami. Ibu Tuminah sangat hati hati saat mengawasi kami, dan juga sabar mengajari kami tentang hal- hal yang beragam ragam. Menurut saya. Ibu Tuminah adalah orang yang religius, meskipun saya mungkin masih belum terlalu yakin tentang keaktifan beliau di gereja, seperti bertugas di gereja, rajin ke gereja, atau semacamnya. Tetapi, saya percaya bahwa beliau memiliki karakter, dan kepribadian yang baik, rajin, tabah, tidak pernah menyerah, sabar, dan lain lainnya. Semua hal hal yang saya sebutkan, bisa dilihat dari perilaku dan sikap Ibu Tuminah.maka, bisa dibilang bahwa Ibu Tuminah inimemiliki iman yang cenderung cukup kuat.
Bapak Yusup Supadi, bapak asuh yang telah menjaga saya selama saya di desa Ngargomulyo, Magelang, Jawa Tengah. Lahir di Magelang pada tanggal 7 Juni 1970, sudah berkeluarga dengan istri bernama Yami, anak laki - laki sulung bernama Dian, dan anak perempuan bungsu bernama Retno. Sehari - hari bapak bekerja sebagai buruh tani. Ada banyak alasan mengapa bapak bekerja sebagai buruh tani, salah satunya karena buruh tani merupakan pekerjaan yang mudah dilakukan dan mudah menghasilkan upaya. Setiap pagi sebelum bapak berangkat kerja, iamendengarkanmusik 80’an atau ceritawayang. Bapak Yusup Supadi, bapak asuh yang telah menjaga saya selama saya di desa Ngargomulyo, Magelang, Jawa Tengah. Lahir di Magelang pada tanggal 7 Juni 1970, sudah berkeluarga dengan istri bernama Yami, anak laki - laki sulung bernama Dian, dan anak perempuan bungsu bernama Retno. Sehari - hari bapak bekerja sebagai buruh tani. Ada banyak alasan mengapa bapak bekerja sebagai buruh tani, salah satunya karena buruh tani merupakan pekerjaan yang mudah dilakukan dan mudah menghasilkan upaya. Setiap pagi sebelum bapak berangkat kerja, iamendengarkanmusik 80’an atau ceritawayang. PAK SUPADI Musik - musik yang bapak dengarkan bukan hanya lagu biasa, bapak juga mendengarkan lagu - lagu rohani. Selama bapak tidak di rumah, Bu Yami mengurus dan menjaga kami dengan sabar. Dia senantiasa mengajak kami mengikuti aktivitas agar kami tidak tertinggal sendiri di rumah. Musik - musik yang bapak dengarkan bukan hanya lagu biasa, bapak juga mendengarkan lagu - lagu rohani. Selama bapak tidak di rumah, Bu Yami mengurus dan menjaga kami dengan sabar. Dia senantiasa mengajak kami mengikuti aktivitas agar kami tidak tertinggal sendiri di rumah. Sebagai keluarga katolik, Bapak Supadi dan Bu Yami menerapkan ajaran katolik dengan mengajarkan cara berdoa cara katolik, mengajarkan ajaran - ajaran agama kepada keluarganya yang sudah ada dari dulu. Tidak hanya itu, keluarga Bapak Supadi juga rajin ke Gereja dan ikut serta sebagai penyanyi koor di Gereja mereka. Mereka juga rajin untuk latihan nyanyi sebelum Gereja bersama warga - warga di Dusun Braman. Sebagai keluarga katolik, Bapak Supadi dan Bu Yami menerapkan ajaran katolik dengan mengajarkan cara berdoa cara katolik, mengajarkan ajaran - ajaran agama kepada keluarganya yang sudah ada dari dulu. Tidak hanya itu, keluarga Bapak Supadi juga rajin ke Gereja dan ikut serta sebagai penyanyi koor di Gereja mereka. Mereka juga rajin untuk latihan nyanyi sebelum Gereja bersama warga - warga di Dusun Braman.
BU YULIAH & PAK MARKUS Pak Markus dan Bu Yuliah adalah pasangan yang merawat saya selama masa live-in. Mereka menyediakan saya dengan tempat tinggal, makanan yang lezat, dan kebutuhan lainnya. Bu Yuliah lahir pada tanggal 12 Januari tahun 1966, sedangkan Pak Markus lahir pada tanggal 12 Juli tahun 1957. Pak Markus dulunya bekerja sebagai Purna TNI, tapi sekarang sudah melakukan pensiun dan bekerja sebagai petani yang rendah hati, sementara Bu Yuliah adalah seorang ibu rumah tangga, sekarang dia seringmembantu PakMarkus di ladang. Pak Markus dan Bu Yuliah adalah pasangan yang merawat saya selama masa live-in. Mereka menyediakan saya dengan tempat tinggal, makanan yang lezat, dan kebutuhan lainnya. Bu Yuliah lahir pada tanggal 12 Januari tahun 1966, sedangkan Pak Markus lahir pada tanggal 12 Juli tahun 1957. Pak Markus dulunya bekerja sebagai Purna TNI, tapi sekarang sudah melakukan pensiun dan bekerja sebagai petani yang rendah hati, sementara Bu Yuliah adalah seorang ibu rumah tangga, sekarang dia seringmembantu PakMarkus di ladang. Pasangan ini sebenarnya tidak menikah sejak muda. Mereka memiliki pasangan mereka sendiri dalam pernikahan sebelumnya, namun kedua pasangan sebelumnya mereka telah meninggal dunia. Pak Markus memiliki 2 anak dari pernikahan sebelumnya, sedangkan Bu Yuliah memiliki 4 anak dari pernikahannya sebelumnya. Mereka menjalankan keyakinan mereka kepada Tuhan dengan selalu berdoa setiap malam, dan mengikuti misa harian. Mereka memilih untuk berpartisipasi dalam program live-in karena mereka peduli keapada anak-anak dari kota agar bisa merasakan kehidupan di pegunungan, supaya mereka bisa menghargai apa yang merekamiliki dalamhidupmereka.
WORDSEARCH! tarikubrosiswo petani gunungmerapi ibubapak magelang tarikubrosiswo petani gunungmerapi ibubapak magelang ngargomulyo tariwarok prambanan dinosaurus jawatengah istimewa ngargomulyo tariwarok prambanan dinosaurus jawatengah istimewa
What is social service? you might ask. Social service is a kind of program carried out during this Live in, in Magelang. This social service has been planned from the start before going live. Social service is carried out on approximately the 2nd or 3rd day of live in. Social service is carried out with village friends. This social service is carried out by all students who take part in this Live in event. So, during the process of running this social service, there will definitely be several obstacles. SOCIAL SERVICE
These social service activities have been carried out in each hamlet as I explained earlier. This activity can be in the form of teaching children, or something else. For the activities carried out by Shianne and Ursula, we provide social service by teaching children. We teach the children to sing spiritual songs and hold drawing competitions. We didn't have time to ask for input from the children because there was dance practice for the arts performance that was going to be held. There were also several problems when competing in pictures, namely that our group members were from different villages. We have divided the tasks of bringing materials and tools for this social service, but our villages are very different and cannot meet each other to take materials and goods to carry out social services. Now, for the social services carried out by Ellie and Kayla. because they are in the same village together, they can carry out social services together. They also definitely experience several obstacles in this social service. At the beginning, they were very confused about what to do, because of the differences between the village members and each other in the group. Therefore, almost the same as Shianne and Ursula, their village held a social service by teaching children in their village to draw. Fortunately, the social services carried out by their hamlet ran quite smoothly, and received a good feedback from the childrens.
SHIANNE’S SOCIALSERVICE LSERVICE For my social service that I had done during live in, me and my friends teached some kids about a lot of stuff! So, me and my friends from the same hamlet (small village) as mine grouped together and met up at our friends house. We decided to come to Celine and Jane’s house. We all went to Louisa and Febi’s house first to talk about some stuff. Before we left the house, we all of course had already thanked Louisa and Febi’s parents. Till suddenly, we saw some kids who had already been playing on the swings and running around the empty field this whole time! We thought that this could be a good chance to do our social service. We all discussed for a while more to decide what to do as the social service. After we all had already been discussing for about 10 more minutes, we decided to go and quickly prepare the stuff needed. Of course we had a problem during the process. We were separated from our ILP group, and the stuffneeded for the social service was practically unavailable. Some of my friends went to the other dusun to find their teammates and look for some papers. Unfortunately, we didn't manage to find any, till one of the kids told us that they had spare paper to use. My friends and I were relieved to hear that. So, after that we immediately prepared our prizes, paper, and all the stuff we needed. We also had another problem. The kids were too shy to join me and my Drawing contest!?
and of course it was a tiny bit awkward in the beginning, but we started having more fun as time went on! After we finished the introduction, we all sang a religious song for them, as they followed by. After a tiny singing session, we started to play a few games. One of them was ABC 5 dasar! We had a lot of fun together. Right after we finished playing, we went to the couch on our terrace and started a drawing competition. All the kids were really focused and they were really determined to win the competition. When they all had completed the drawing, we noticed how they all made really awesome drawings! But of course at the end of the game, they all won the competition and we gave them a few chocolate snacks as a prize! After all of that, they all immediately went to their own homes as me and my friends continued our day. This experience had actually been a really fun and interesting part of our live in. -friends in the living room for our social service. We asked for the ETM to help us invite them in, and eventually, they all joined us. Once we finally invited them all in the house, we sat down on the rattan knitted carpet in the living room all together. There were a few kids there who joined us. There were 5 kids in total who joined our session. We of course started it all off with an introductionSinging together!
URSULA’S SOCIALSERVICE LSERVICE I will tell you about the moment when I did Social Service in Gemer Wetan Village. Initially, during preparations at school Ellie, Kayla, Shianne and I agreed to cook for our social service activities. Like what Kayla had mentioned in her article, our group had planned to cook for the people in Ngargomulyo village. We planned to make onigiri and milk tea. It turned out that our group members were separated so we couldn't continue with that plan. Good thing I was in the same village as one of my friend groups named Shianne. She lived near my house. After that we decided to combine our social service with my friends who lived close to my house such as Viola, Rara, Raina, Jane, Felicia, Celine, Febi, and Louisa. On March 20th 2024, we gathered at Mr Sukisno house, who is Jane's foster father, to discuss the Social Service activities that we would carry out. We had a discussion about our social service because our group members were separated, we used tools and materials we could. We see that there are many children around where we live, so we plan to create a social service that involves these children. We finally decided to teach the children coloring and play Domikado. Coincidentally, Louisa and Febi brought several color tools such as crayons and colored pencils. We also prepared some Beng-Beng for the prize. The plan is that we will do our social service during the day because we are taking a short break after the Jejak Pangan.
It was getting late and we also had to practice dancing that afternoon, so we finished the event that afternoon by distributing Beng-Beng chocolate. That day I felt very happy, I met many cute and smart younger children. Throughout the activity, we had been learning to be grateful because not everyone had been getting the same opportunity, and this simple thing had been making the children there happy. This activity is something new for me and something very interesting about this live in activity. By the time we gathered at Mr. Sukisno's house at 2 pm to do our social service, we had already informed the children to come for joint activities. There were 5 children who came, which were Iwari, Sesil, Keylani, Amel and Nesya. Before we started our activity, we had introduced ourselves to the children. We started with introductions from each child. When we first met, there was some awkwardness between us, but we were able to overcome it. After getting to know each other. we sang some religious kids’ songs. Still in the introduction, we want to get closer by playing the ABC lima dasar. We all laughed at the children's funny answers. After we had completed the ABCD lima dasar, we held a simple drawing competition on the terrace of Mr. Sukisno's house. which is a reading house in the area. We let children draw any nature view they want. I looked around the reading house and most of the books in the reading house were old books- Mr Sukisno’s House
KAYLA’S SOCIALSERVICE LSERVICE My group had been planning to make milk tea and yaki onigiri before the social service we each did at live-in. We also thought about making games for the kids and giving them stickers. After presenting our social service, we had reviewed our social service before we prepared the ingredients we needed for our social service. After we reviewed it, we decided to just make milk tea. We listed what we needed for me to buy tomorrow. The next day, I went to the store and bought the thing we listed. Ellie bought extra tea, just in case we didn’t have enough. On the day we were leaving for Magelang, I had all of the ingredients and tools we needed. Arriving at Magelang, my team was separated, making it difficult for us to do our social service. My team was split into two, Shianne with Ursula and me with Ellie. Ellie and I decided to combine our social service with our friends in the area we stayed.
We combined our social service with Casey, Chloe, Marsha, Joanna, Tasha, and Felice. We had discussed each of our parts for the social service before we gathered the kids. Me and Ellie’s part is to make milk tea for the kids and the extras are for me and my friend. We gathered the kids at the place Tasha and Felice were staying. We did each of our tasks just like how we discussed. Ellie and I had been making milk tea before we started the social service. Tasha and Felice taught the kids english, some of the kids had known basic english before Tasha and Felice taught them. After Tasha and Felice, Casey and Chloe taught the kids origami. I helped them teach the kids origami too. By the kids' reaction, we can tell they had fun making origami more than learning english. We ended our social service around 7 PM and headed back to each others’ house. Social Service!
ELLIE’S SOCIALSERVICE LSERVICE As Kayla had said in her article, our group had been planning on cooking for people that resided in the village, specifically onigiri and milk tea. A few weeks before my journey to Village Ngargomulyo, my homeroom teacher, Pak Ignas announced which of our classmates would be our roommates during the span of live-in. After we had gotten our respective partners, this posed a new challenge for our group. As we were told we would be separated to different parts of the village, we all were confused at the beginning, that meant our whole plan wasn’t going to work. So we forged a new plan, we would first see where we would be stationed at, then we’d move from there. Soon after, we got our locations and it was confirmed that we were going to be separated, with Ursula and Shianne together, whilst me and Kayla were accompanying each other.After it was confirmed that we would be separated, Kayla and I changed our initial plan to make onigiri and instead decided to whip up some Teh Tarik. Kayla bought the sweet condensed milk whilst I bought tea bags.
Once we arrived at Magelang and had settled down in the area already, we needed to make a plan on what to do for our social service. We couldn’t really think of anything to do with the elders of the village as they were busy with multiple things, especially since a village elder had just passed on. So we decided to do activities with the kids, such as teaching them how to make origami birds, explaining English to them, and coloring drawings. However we couldn’t do our social service with just the two of us, we didn't have the resources and only had tea bags. So we decided to team up with our friends that resided in the same area as us, including, Casey, Chloe, Tasha, Felice, Joanna, Cleo, Vinny, and Marsha.Once we decided who we were going to work with and what we’re going to do, we needed to decide who would host the social service at their live-in house. At first everyone thought about Chloe and my house, as it had plenty of room. However there were changes of plans at the last minute,and we decided to host it at Tasha and Joanna’s house.
Once we all gathered at their house, they introduced us to the children, there was 1 boy and 2 girls. Soon after introduction, Tasha and Marsha started their lesson on basic English phrases. Whilst they were teaching, me and Kayla started making drinks for everyone, Kayla poured the sweet condensed milk, meanwhile i boiled the tea. Once we finished making the drinks and had handed it out to everyone, including the kids, Tasha and Marsha were finished with their English lesson and now it was Chloe and Casey’s turn to teach them. They started teaching them how to make different types of things from origami, such as a heart and a bird. Then they did another activity where they did some coloring, in my opinion they had the most fun with coloring. Sadly we had to end our social service at around 7.30 pm and returned to our respective houses.
KONDISI DESA PASCA PANDEMI Pandemi covid adalah sebuah tantangan baru bagi kita. Kita semua harus menyesuaikan diri terhadap gaya hidup baru yang lebih sehat dan lebih bersih. Kita semua terkena dampaknya. Mau yang tua maupun yang muda, yang dikota maupun yang di desa. Sama seperti desa Gemer Wetan yang letaknya lumayan jauh dari pusat kota Muntilan. Masa pandemi sangat berdampak bagi mereka. Kegiatan mereka jadi sangat terbatas termasuk kegiatan beribadah. Saat itu mereka kalau mau ke gereja harus dibagi 2 kali jadi akan lebih jauh jaraknya. Pandemi covid adalah sebuah tantangan baru bagi kita. Kita semua harus menyesuaikan diri terhadap gaya hidup baru yang lebih sehat dan lebih bersih. Kita semua terkena dampaknya. Mau yang tua maupun yang muda, yang dikota maupun yang di desa. Sama seperti desa Gemer Wetan yang letaknya lumayan jauh dari pusat kota Muntilan. Masa pandemi sangat berdampak bagi mereka. Kegiatan mereka jadi sangat terbatas termasuk kegiatan beribadah. Saat itu mereka kalau mau ke gereja harus dibagi 2 kali jadi akan lebih jauh jaraknya. Mereka menerapkan beberapa kebijakan untuk mengurangi kasus positif covid. Seperti di Gemer Wetan sendiri diusahakan untuk menyediakan tempat cuci tangan di depan rumah masing masing. Penggunaan masker juga dijaga ketat saat pergi keluar rumah. Kalau teman teman yang habis keluar kota diusahakan untuk karantina mandiri dirumah selama 2 sampai 3 hari. Mereka menerapkan beberapa kebijakan untuk mengurangi kasus positif covid. Seperti di Gemer Wetan sendiri diusahakan untuk menyediakan tempat cuci tangan di depan rumah masing masing. Penggunaan masker juga dijaga ketat saat pergi keluar rumah. Kalau teman teman yang habis keluar kota diusahakan untuk karantina mandiri dirumah selama 2 sampai 3 hari. Seperti yang sudah aku bilang tadi semua orang terkena dampak dari pandemi ini. Rata rata orang di sana memiliki gejala seperi meriang dan anosmia (gejala tidak bisa mencium bau). Tidak ada data pasti dan akuranya berapa orang yang saat itu terkena covid karena tidak ada yang sakit parah jadi tidak diperiksa. Seperti yang sudah aku bilang tadi semua orang terkena dampak dari pandemi ini. Rata rata orang di sana memiliki gejala seperi meriang dan anosmia (gejala tidak bisa mencium bau). Tidak ada data pasti dan akuranya berapa orang yang saat itu terkena covid karena tidak ada yang sakit parah jadi tidak diperiksa.
Keindahan Tradisi indahan Tradisi Desa Ngargomulyo Nah sebagai puncak acara dari kegiatan Live In ini diadakan pertunjukan seni tari dari setiap dusun. Mereka akan menampilkan tarian yang telah mereka latih. Untuk kali ini kami akan menjelaskan dua tarian yaitu Tari Warok yang dipersembahkan oleh teman-teman dari Dusun Gemer Wetan dan Tari Kubro Siswo yang dipersembahkan oleh teman teman di Dusun Braman.
Desa Ngargomulyo adalah wilayah yang berada di Lereng Gunung Merapi yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani. Di Desa Ngargomulyo tidak terdapat peninggalan-peninggalan cagar budaya. Hanya saja terdapat wisata kearifan lokal yang sudah berjalan sekitar 5 tahun silam sampai sekarang yaitu Program Live in. Nah, saat kegiatan Live in yang saya ikuti ini, Saya mendapatkan salah satu kearifan lokal yang menurut saya sangat menarik! Ayo baca terus artikel ini! Desa Ngargomulyo adalah wilayah yang berada di Lereng Gunung Merapi yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani. Di Desa Ngargomulyo tidak terdapat peninggalan-peninggalan cagar budaya. Hanya saja terdapat wisata kearifan lokal yang sudah berjalan sekitar 5 tahun silam sampai sekarang yaitu Program Live in. Nah, saat kegiatan Live in yang saya ikuti ini, Saya mendapatkan salah satu kearifan lokal yang menurut saya sangat menarik! Ayo baca terus artikel ini! TARI WAROK
Tari Warok. Warok merupakan salah satu penari dalam seni Reog. Ia digambarkan sebagai sosok yang telah menguasai ilmu (ngélmu) dalam pengertian Kejawen. Warok juga memiliki peranan penting dalam kesenian, kebudayaan, sosial, bahkan politik di Ponorogo. Tarian ini sudah pasti memiliki beberapa versi tergantung dengan penampil nya. Saat live in sekitar satu sampai dua bulan yang lalu (18 - 23 Maret 2024), seluruh dusun dusun di Ngargomulyo mengadakan suatu pentas seni, dan setiap dusun menampilkan satu tarian daerah. Dusun saya, dusun Gemer Wetan, menampilkan tari Warok bersama teman teman sedusun saya yang berjumlah 10 orang. Gerakan dalam Tari Warok seringkali menggambarkan perjuangan dan kemenangan dalam pertempuran atau keberanian dalam menghadapi tantangan. Selain sebagai bagian dari warisan budaya Jawa Timur, Tari Warok juga menjadi salah satu wujud dari semangat kebersamaan dan kekompakan dalam masyarakat Jawa. Melalui gerakan yang kuat dan penuh semangat, Tari Warok menjadi simbol dari kegigihan dan keberanian dalam menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan. Tari Warok. Warok merupakan salah satu penari dalam seni Reog. Ia digambarkan sebagai sosok yang telah menguasai ilmu (ngélmu) dalam pengertian Kejawen. Warok juga memiliki peranan penting dalam kesenian, kebudayaan, sosial, bahkan politik di Ponorogo. Tarian ini sudah pasti memiliki beberapa versi tergantung dengan penampil nya. Saat live in sekitar satu sampai dua bulan yang lalu (18 - 23 Maret 2024), seluruh dusun dusun di Ngargomulyo mengadakan suatu pentas seni, dan setiap dusun menampilkan satu tarian daerah. Dusun saya, dusun Gemer Wetan, menampilkan tari Warok bersama teman teman sedusun saya yang berjumlah 10 orang. Gerakan dalam Tari Warok seringkali menggambarkan perjuangan dan kemenangan dalam pertempuran atau keberanian dalam menghadapi tantangan. Selain sebagai bagian dari warisan budaya Jawa Timur, Tari Warok juga menjadi salah satu wujud dari semangat kebersamaan dan kekompakan dalam masyarakat Jawa. Melalui gerakan yang kuat dan penuh semangat, Tari Warok menjadi simbol dari kegigihan dan keberanian dalam menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan. Sejarah Tari Warok ari Warok
Tari Warok biasanya memakai baju dasar berwarna hitam dengan aksen merah dipinggirnya. Dipadu dengan kain sarung yang memiliki corak kotak kotak yang khas berwarna merah, kuning atau orange, hitam dan putih, yang dililitkan pada pinggang penari. Ada juga Udheng yang dibuat dari lipatan-lipatan kain batik yang diikat. Tari Warok biasanya memakai baju dasar berwarna hitam dengan aksen merah dipinggirnya. Dipadu dengan kain sarung yang memiliki corak kotak kotak yang khas berwarna merah, kuning atau orange, hitam dan putih, yang dililitkan pada pinggang penari. Ada juga Udheng yang dibuat dari lipatan-lipatan kain batik yang diikat. TARI WAROK PAKAIAN & SUASANA AIAN & SUASANA Suasana dalam Tari Warok sangat khas penuh semangat, kekuatan, dan keberanian. Gerakannya yang mencakup banyak teknik tari tradisional dari Jawa, seperti langkah yang gesit dan gerakan tangan yang luwes. Penari juga diharapkan memberikan ekspresi yang penuh semangat yang mencerminkan karakter yang penuh semangat. Diiringi dengan alat musik tradisonal dari Jawa yaitu Gamelan. Suasana dalam Tari Warok sangat khas penuh semangat, kekuatan, dan keberanian. Gerakannya yang mencakup banyak teknik tari tradisional dari Jawa, seperti langkah yang gesit dan gerakan tangan yang luwes. Penari juga diharapkan memberikan ekspresi yang penuh semangat yang mencerminkan karakter yang penuh semangat. Diiringi dengan alat musik tradisonal dari Jawa yaitu Gamelan.
Tapi bukan hanya itu saja tradisi yang berasal dari desa Ngargomulyo loh! Desa Ngargomulyo juga memiliki tradisi yang lebih ke komunitas desa, seperti Kenduri Selamatan. Kenduri atau juga sering dipanggil Selamatan, adalah sesuatu upacara adat yang diadakan ketika ada acara penting, seperti kelahiran bayi, pernikahan, upacara kematian. Di acara Kenduri, masyarakat akan berkumpul dan mempersiapkan macam jenis-jenis makanan dan minuman yang disajikan dalam wadah yang khusus disebut nasi tumpeng. Selain bentuk perayaan, kenduri juga bisa memiliki manfaat bagi masyarakat. Tapi bukan hanya itu saja tradisi yang berasal dari desa Ngargomulyo loh! Desa Ngargomulyo juga memiliki tradisi yang lebih ke komunitas desa, seperti Kenduri Selamatan. Kenduri atau juga sering dipanggil Selamatan, adalah sesuatu upacara adat yang diadakan ketika ada acara penting, seperti kelahiran bayi, pernikahan, upacara kematian. Di acara Kenduri, masyarakat akan berkumpul dan mempersiapkan macam jenis-jenis makanan dan minuman yang disajikan dalam wadah yang khusus disebut nasi tumpeng. Selain bentuk perayaan, kenduri juga bisa memiliki manfaat bagi masyarakat. TARI KUBRO SISWO TARI KUBRO SISWO Tarian ini biasanya ditampilkan pada malam hari selama kurang lebih 5 jam. Musik pengiring biasanya; Kendang, Bende, Drum, Bedhug, Ketiplak, dan Markis. Tarian ini biasanya untuk menyuguhkan atraksi - atraksi menakutkan seperti; mengupas kelapa dengan gigi, berjalan diatas pecahan kaca atau duri, dan bermain dengan bola api.
Tapi bukan hanya itu saja tradisi yang berasal dari desa Ngargomulyo loh! Desa Ngargomulyo juga memiliki tradisi yang lebih ke komunitas desa, seperti Kenduri Selamatan. Kenduri atau juga sering dipanggil Selamatan, adalah sesuatu upacara adat yang diadakan ketika ada acara penting, seperti kelahiran bayi, pernikahan, upacara kematian. Di acara Kenduri, masyarakat akan berkumpul dan mempersiapkan macam jenis-jenis makanan dan minuman yang disajikan dalam wadah yang khusus disebut nasi tumpeng. Selain bentuk perayaan, kenduri juga bisa memiliki manfaat bagi masyarakat. Tapi bukan hanya itu saja tradisi yang berasal dari desa Ngargomulyo loh! Desa Ngargomulyo juga memiliki tradisi yang lebih ke komunitas desa, seperti Kenduri Selamatan. Kenduri atau juga sering dipanggil Selamatan, adalah sesuatu upacara adat yang diadakan ketika ada acara penting, seperti kelahiran bayi, pernikahan, upacara kematian. Di acara Kenduri, masyarakat akan berkumpul dan mempersiapkan macam jenis-jenis makanan dan minuman yang disajikan dalam wadah yang khusus disebut nasi tumpeng. Selain bentuk perayaan, kenduri juga bisa memiliki manfaat bagi masyarakat. KENDURI SELAMATAN KENDURI SELAMATAN Di acara kenduri, masyarakat biasanya diajar untuk saling berbagi dengan sesama, membantu orang yang membutuhkan, untuk menghasilkan peningkatan kebersamaan dan rasa persaudaraan antar sesama. Dalam kenduri juga ada terdapat nilai-nilai keagamaan yang sangat kuat, jadi acara ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan masyarakat. Oleh karena itu, kenduri tidak hanya acara perayaan, tetapi juga upacara adat yang memiliki nilai sosial dan keagamaan yang tidak. Di acara kenduri, masyarakat biasanya diajar untuk saling berbagi dengan sesama, membantu orang yang membutuhkan, untuk menghasilkan peningkatan kebersamaan dan rasa persaudaraan antar sesama. Dalam kenduri juga ada terdapat nilai-nilai keagamaan yang sangat kuat, jadi acara ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan masyarakat. Oleh karena itu, kenduri tidak hanya acara perayaan, tetapi juga upacara adat yang memiliki nilai sosial dan keagamaan yang tidak.
Karena letaknya yang dekat dengan gunung merapi, yang dikenal sebagai salah satu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia, tidak jarang mengalami erupsi. Dari erupsi tersebut berdampak negatif pula bagi masyarakat sekitar, mulai dari kerugian ternak dan lahan pertanian, sampai pada kehilangan nyawa. Seperti pada kejadian erupsi dasyhat pada tahun 2010, yang memakan banyak korban jiwa dan kerugian yang banyak. Pada saat itu, banyak masyarakat yang terdampak dan kesulitan karena kehilangan mata pencahariannya sebagai petani dan peternak. Kerugiaan yang terjadi mulai dari banyak hewan-hewan ternak yang terkena abu vulkanik dan tidak dapat diselamatkan. Berdasarkan sumber yang terpercaya terdapat 389 jiwa meninggal. Karena geografis nya yang seperti itu bidang pertanian menjadi salah satu kegiatan utama yang ada di desa ini. Menurut website resmi Desa Ngargomulyo, ada sekitar 1403 orang yang bermata pencaharian sebagai petani atau pekebun. Pekerjaan ini juga didukung oleh kesuburan tanah pada Desa Ngargomulyo yang berada dekat dengan Gunung Merapi, tanah pada Desa Ngargomulyo menjadi lebih subur akibat mineral yang terkandung pada letusan gunung yang kemudian diserap tanah. Beberapa dari warga juga bekerja sebagai bagian pertambangan, dengan mengumpulkan batu. Para warga berangkat ke lereng Gunung Merapi dan mengambil batu dari sekitar gunung, yang kemudian mereka bawa dan mereka olah untuk mereka jual kembali. Desa Ngargomulyo Desa Ngargomulyo
Karena letaknya yang dekat dengan gunung merapi, yang dikenal sebagai salah satu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia, tidak jarang mengalami erupsi. Dari erupsi tersebut berdampak negatif pula bagi masyarakat sekitar, mulai dari kerugian ternak dan lahan pertanian, sampai pada kehilangan nyawa. Seperti pada kejadian erupsi dasyhat pada tahun 2010, yang memakan banyak korban jiwa dan kerugian yang banyak. Pada saat itu, banyak masyarakat yang terdampak dan kesulitan karena kehilangan mata pencahariannya sebagai petani dan peternak. Kerugiaan yang terjadi mulai dari banyak hewan-hewan ternak yang terkena abu vulkanik dan tidak dapat diselamatkan. Berdasarkan sumber yang terpercaya terdapat 389 jiwa meninggal. Letak geografis Ngargomulyo yang sangat strategis ini, menciptakan banyak sekali lapangan pekerjaan bagi para masyarakatnya sehingga kebutuhan mereka selalu tercukupi. Meskipun tanahnya subur dan mendukung kegiatan pertanian serta pertambangan, seringnya erupsi gunung berapi telah menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat setempat. Erupsi gunung berapi dapat mengakibatkan kerugian ternak, lahan pertanian, dan bahkan korban jiwa. Kejadian erupsi pada tahun 2010 merupakan contoh nyata dari dampak yang merugikan, di mana banyak masyarakat terdampak dan mengalami kesulitan dalam mencari mata pencaharian. Meskipun demikian, masyarakat Desa Ngargomulyo tetap bertahan dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang tidak mudah, menunjukkan ketahanan dan semangat untuk terus maju.
SELAMAT KAMU SUDAH SAMPAI DI AKHIR PERJALANAN SELAMAT KAMU SUDAH SAMPAI DI AKHIR PERJALANAN Bisakah kamu menemukan dinosaurus kecil yang tersembunyi di setiap halaman ? Bisakah kamu menemukan dinosaurus kecil yang tersembunyi di setiap halaman ? FINDING DINO Terima kasih sahabat Dino sudah mau ikut berpetualang bersama kami. Sampai bertemudi perjalanan selanjutnya - Tim DinoTerima kasih sahabat Dino sudah mau ikut berpetualang bersama kami. Sampai bertemudi perjalanan selanjutnya - Tim Dino-