The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

DARI OPERASI BERSENJATA KE POLISI HUMANIS

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by book, 2024-06-28 12:31:41

7th_draft_Budi_28_JUNI_2024_20.20_PM (2)

DARI OPERASI BERSENJATA KE POLISI HUMANIS

Keywords: BUKU,KEPOLISIAN,HUMANIS,SEJARAH

48 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto baru menjabat Kabareskrim di Mabes Polri. Budi pun ditelepon Kabareskrim untuk memberi atensi atas kasus ini. “Di sana ada warga tolak janazah COVID-19. Tolong ditangani professional, jangan sampai berkembang ke daerah lain.” Saat itu, Budi pun memberlakukan UU No 14 No 4 Tentang Kesehatan dan Penyebaran Virus serta KUHP Pasal 212 tentang Penghalangan Tugas aparat negara.(‘) LESSONS VALUE: 1. Dalam kapasitas pemimpin unit kerja, penting melihat akar persoalan atau kasus dari sejumlah aspek, termasuk ekonomi, sosial, politik dan budaya. 2. Pendekatan penegakan hukum dan efek jera KUHP dipakai jika mulai meresahkan dan ada korban jiwa dan pendekatakan pemeliharaan kantimbas 3. Insiatif menggalang solidaritas untuk korban di internal institusi untuk membangun soliditas
 LINK SOURCE • https://m.antaranews.com/amp/berita/1145892/polda-tangkap-belasan-preman-diwilayah-solo • https://soloraya.solopos.com/polda-jateng-tangani-57-kasus-penganiayaan-ormas-di2019-terbanyak-dari-soloraya-1028994/amp • https://radarsemarang.jawapos.com/temanggung/amp/721363229/gerakanpemuda-kabah-vs-lindu-aji-tujuh-orang-terluka • https://news.okezone.com/amp/2019/05/09/512/2053684/jadi-korbanperseteruan-perguruan-pencak-silat-kasatreskrim-polres-wonogiri-masih-kritis • https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5362876/nasib-9-pelakupenganiayaan-brutal-eks-kasat-reskrim-wonogiri • https://aceh.tribunnews.com/2021/02/04/kisah-kompol-aditya-mulya-hampir-2- tahun-terbaring-dikeroyok-saat-bertugas-alami-kerusakan-otak


49 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Bisnis Tukar Uang di Balik Keraton Agung Sejagat JABATAN: DIRRESKRIMSUS POLDA JATENG Presiden RI: Joko Widodo (Oktober 2014- Petahana) Kapolri Jenderal Pol Drs. Idham Azis, M.Si (Nov 2019 - 27 Januari 2021) Kapolda Jateng Irjen (Pol) Rycko Amelza Dahniel (2019 - 1 Mei 2020) Negara Fiktif di Purworejo Meronrong Kedaulatan Negara UNDANG-Undang Nomor 1 Tahun 1946 adalah salah satu produk hukum formil pertama yang diberlakukan negara Republik Indonesia. UU ini ada sebelum pemberlakuan UU “Darurat Sipil” No 1 Tahun 1951, sebab resmi diundangkan enam bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, 26 Februari 1946 oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat pimpinan pemerintahan Soekarno-Hatta. Satu (pasal 15) dari total 17 pasalnya adalah ancaman hukuman 10 tahun penjara bagi pihak yang menyebarkan kabar bohong dan menimbulkan keonaran. Pasal ini adalah salah satu instrumen negara untuk menjaga ketentraman publik.Setelah reformasi, UU ini amat jarang dijadikan rujukan dalam penegakan hukum. Oleh aktivis dan penegakan hukum, UU ini kerap jadi kontroversi. Alasannya, pasal ini sulit dibuktikan secara materiil. Pada KUHP baru kemudian diganti dengan terminologi kerusuhan yang lebih melihat kepada dampak, daripada menghukum perbuatan seseorang.Pun digunakan oleh aparat kepolisian, biasa dimentahkan dengan sebutan “pasal karet.” Ini dinilai akan membungkam oposan dan pengeritik negara.Namun, saat Budi menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jawa Tengah (2019 -


50 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto 2020), pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 ini, diberlakukan untuk kasus kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo. Untuk unsur kriminalnya, tim penyidik menjerat dua Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Keduanya pun ditetapkan jadi tersangka. “Setelah kita selidiki, ternyata modus keraton ini adalah penukaran uang. Motif penipuan.” kata Budi yang kala itu baru menyelesaikan amanat sebagai Kepala Bagian Kurikulum dan Bahan Ajar dan Latihan Biro Kurikulum di Lembaga Pendidikan dan Latihan (Lemdiklat) Polri. Penerapan ini juga nyaris tanpa kontroversi.Selain itu, momentum penerapan pasal ini pun bersama dengan mulai mewabahnya pandemi Corona Virus Disease (COVID) 19 di dunia. Memang kemunculan Keraton Agung Sejagat beberapa waktu silam menghebohkan. Dua warga Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo ini, Toto Santoso mengklaim dirinya Sinuhun dan Fanni Aminadia, istrinya bergelar ratu Keraton Agung Sejagat. Mereka mengklaim sebagai penerus kemaharajaan Nusantara, Majapahit, yang muncul setelah perjanjian 500 tahun dengan Portugis berakhir. Polisi akhirnya menguak motif penipuan di balik beragam aktivitas Keraton Agung Sejagat. Dari pemeriksaan polisi, Toto mengaku menerima wangsit dari leluhur dan Raja Sanjaya keturunan raja Mataram untuk meneruskan pendirian Kerajaan Mataram di Kecamatan Bayan, Purworejo. Hingga pemeriksaan, diketahui jumlah pengikut KAS mencapai 450 ribu orang. Tak hanya di Purworejo, pengikut tersebar di sejumlah daerah seperti Klaten dan Sumatera. Para pengikut diiming-imingi jabatan 'menteri' namun harus menyetor iuran dalam jumlah beragam, hingga ratusan juta rupiah. Ia pun meyakinkan pengikut, jika ingin bernasib lebih baik maka harus bergabung dengan Keraton "Berbekal penyebaran keyakinan dan paham apabila bergabung dengan kerajaan akan bebas dari malapetaka dan perubahan nasib ke arah yang lebih baik," ujar Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di Mapolda Jateng. Keraton ini menjadi isu ‘ronrongan ke negara”. Pasalnya beberapa tahun sebelunya, muncul kelompok kerajaan dan organisasi serupa: Tahun 2014 hingga 2016 misalnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa sesat bagi organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Gafatar dinilai mencampuradukkan atau sinkretisme (ajaran) tiga agama, yakni Islam, Kristen dan Yahudi. Kelompok spiritualis ini memutuskan meninggalkan kampung dan eksodus ke sebuah kampung baru Kalimantan.Pengikutnya wajib mengucapkan syahadat dengan mengakui Ahmad Musaddeq sebagai nabi menurut versi Millah Abraham. Bikin syahadat sendiri," kata Kasubdit I Keamanan Negara Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri AKBP Satria Adhy Permana. Gafatar dibubarkan 3 Agustus 2015 melalui kongres luar biasa. Saat dibubarkan anggota Gafatar mencapai 50 ribu. Tiga mantan petinggi Gafatar dijatuhi hukuman penjara lantaran dinilai menodai agama.


51 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Terhadap Mahful Muis Tumanurung dan Ahmad Mussadeq alias Abdus Salam, Majelis memvonis lima tahun penjara. Sementara Andri Cahya divonis 3 tahun penjara. Setelah itu, 2017 hingga 2018 muncul kerajaan Ubur-ubur di Serang, Banten. Kerajaan ini didirikan oleh sepasang suami istri berinisial AS dan RC. Mereka mengaku mendapat wangsit untuk mendirikan kerajaan dan membuka kunci kekayaan dunia. "Ubur-Ubur ini pembuka pintu gaib ditunjuk oleh pembuka pintu kekayaan dunia," ungkap Kapolresta Serang AKBP Komarudin seperti dilansir dari Tribun Jakarta, Rabu (15/8/2018). Sang istri, AS mengaku dirinya adalah ratu kidul. Oleh MUI Kota Serang, kelompok yang memiliki belasan anggota tersebut dianggap sesat. Di Bandung, Jawa Barat, juga muncul Sunda Empire. Kelompok sempalan viral setelah salah satu akun Facebook membagikan fotofoto kegiatan Sunda Empire. Mereka tampak mengenakan seragam militer. "Saya sudah memonitor itu, tapi kami masih pantau dan dalami apakah serupa dengan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, kan beda-beda ini," kata Ditreskrimum Polda Jabar Kombes Hendra Suhartiyono. Sunda Empire ini tidak tercantum sebagai organisasi legal dalam Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangol) Kota Bandung. Sosiolog dari Universitas Padjajaran (Unpad) Dr Ari Ganjar Herdiansah, menilai kemunculan Keraton Agung Sejagat dan fenomena sejenis tak lepas dari mitologi ramalan Jayabaya pada masyarakat Jawa yaitu akan datangnya ratu adil atau sang penyelamat. Ia menjelaskan kehadiran Keraton Agung Sejagat tak ubahnya dengan munculnya Lia Eden yang mengaku sebagai nabi, serta pendiri Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Ahmad Musadeq. "Fenomena sebagai masyarakat merasa bahwa dunia modern tidak memenuhi ekspektasi mereka sehingga mereka membuat suatu pola kehidupan alternatif. Dengan adanya kerajaan baru itu sebagai sebuah solusi," tuturnya. (*) LESSONS VALUE: 1. Aparat penyidik harus banyak belajar, membaca dan mengikut perkembangan. 2. Aparat penegak hukum harus jeli melihat pasal, aturan dan UU berlaku dalam penydikan LINK SOURCE: Kerajaan' yang Pernah Gegerkan Warga, Keraton Agung Sejagat hingga Kerajaan UburUbur", https://regional.kompas.com/read/2020/01/19/06300081/4-kerajaan-yangpernah-gegerkan-warga-keraton-agung-sejagat-hingga-kerajaan?page=all. "Keraton Agung Sejagat, Antara Cuan dan Mitos Ratu Adil" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200116093538-12-465811/keraton-agungsejagat-antara-cuan-dan-mitos-ratu-adil


52 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Restorative “Bathiniah” Justice untuk Urban Crime JABATAN: Kapolrestabes Makassar (2021-2023) Presiden RI: Joko Widodo (Oktober 2014- Petahana) Kapolri Listyo Sigit Prabowo (27 Januari 2021-Petahana) Kapolda Sulsel Irjen (Pol) Merdisyam (3 Agustus 2020 - 31 Oktober 2021) Irjen (Pol) Nana Sudjana (31 Oktober 2021-27 Maret 2023) Penyidik Humanis untuk Pelaku Kriminal Jalanan ala Makassar TANGGAL 19 Februari 2021, akan tercatat dalam sejarah penegakan hukum di Indonesia.Hari itu, tiga pekan setelah dilantik sebagai Kapolri ke-25 oleh Presiden Joko Widodo (21 Januari 2021), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menerbitkan edaran ke gugus komando se-Indonesia. Salah satu isinya meminta penyidik memiliki prinsip bahwa penerapan pasal pidana merupakan upaya terakhir penegakan hukum. Poin edaran itu kemudian dikenal publik sebagai restorative justice dalam penyelesaian perkara kriminal. Kebijakan Kapolri ini merujuk Peraturan Mahkamah Agung (PerMA) dan Surat Edaran Mahkamah Agung di lingkungan peradilan umum diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum terbit, di masa puncak wabah pandemi, 22 Desember 2020. Serempak, Kejaksaan Agung juga menerbitkan kebijakan mengenai keadilan restoratif melalui Peraturan Jaksa Agung (Perja) Nomor 15 Tahun 2020 tentang Tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif. Berdasarkan pada Pasal 2 Perja Nomor 15 tahun 2020 tersebut, pertimbangan untuk melaksanakan konsep keadilan restorative dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, kepentingan umum, proporsionalitas, pidana sebagai jalan terakhir, dan asas cepat, sederhana, dan biaya ringan.


53 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Tidak semua perkara kriminal bisa masuk kategori ini. Konsep pengampunan ala ‘restorative justice” dapat diterapkan dalam kasus-kasus tindak pidana ringan. Ini berlaku untuk hukuman pidana penjara paling lama tiga bulan dan denda Rp 2,5 juta,Di KUHP pasal-pasal yang bisa menggunakan antara lain; Pasal 364 (pencurian), pasal 373 (penggelapan), pasal 379 (pinjam-meminjam), pasal 384 (pemalsuan), pasal 407 (pengrusakan), dan pasal 482 (pemerasan dan ancaman) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Delapan bulan pascaterbitnya edaran Kapolri ini, Budi dipromosi sebagai Kapolrestabes Makassar, di Polda Sulsel. Jabatan ini mulai diemban Budi, 31 Oktober 2021. Ini setelah setahun lebih menjabat Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) V Direktorat Pidana Tertentu (DITTIPIDTER) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) di Mabes Polri. Makassar di institusi Polri termasuk polrestabes type II B1, bersama enan kota besar lain, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Palembang. Pejabat kepalanya minimal sudah 3-4 tahun memikul pangkat tiga bunga, komisaris besar polisi. Atau ‘kombes mantap. Ini jadi penugasan kedua Budi ke ibu kota provinsi berpenduduk 1,8 juta jiwa ini, setelah misi operasi pemulihan kerusuhan SARA tahun 1997, silam. Saat Budi datang, kondisi Makassar sudah jauh berbeda. Dua puluh empat tahun lalu, 1997, penduduk Makassar, masih 900 ribu jiwa. Nama administratif Makassar juga masih Kotamadya Ujungpandang. Eskalasi, typologi serta tingkat kriminalitasnya masih sangat konvensional; pembunuhan karena SIRI, pencurian, atau penipuan. Aksi kriminal jalanan, seperti geng motor, perang kelompok, kerusuhan antar kampus, juga belum jadi headline surat kabar. Indonesia Police Watch (IPW) misalnya, tahun 2019 misalnya mencatat dalam 5 tahun, sedikitnya terdapat 11 komunitas subkultural geng motor di Makassar.


54 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Kelompok itu antara lain, Mappakoe, Lontara, Sekicol/Skejol, Tetta, Lada Hitam, May in Moral, Halilintar, Copergo, Cooper, Batu Lase dan Rolling. Selain meresahkan, dalam aksinya geng motor selalu brutal mulai dari perampokan dan penjarahan mini market, perang antar kelompok, dan lain sebagainya. Rata-rata usia mereka masih remaja. Tindak brutal mereka menyebabkan tak sedikit nyawa melayang.“Geng motor Makassar ini memang beda ya! Hampir 80 persen pelakunya adalah anak di bawah umur, putus sekolah, dan urban kota.” Menyikapi fenomena crime street ini, Budi bersama Wali Kota Makassar Danny Pomento dan Forum Komuniasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kota, coba merangkul mereka. Delapan bulan lebih masa awal Budi memegang tongkat komando kapolrestabes, dia mengkanalisasi kelompok ini dengan nama “Batalyon 120.Budi memilah data kasus, dan menemui pelaku kriminal urban inu. Dia menyimpulkan, karakter kriminalis Makassar berbeda dengan kota-kota lain, seperti di Pulau Jawa dan Sumatera. “Di Makassar, motif lebih ke persoalan perut, bukan untuk memperkaya diri.” ujar Budi memberi kesimpulan awal. Di level implmentasi, kelompok yang menyebar pada tujuh dari 14 kecamatan di Makassar dibina bersama Dinas Sosial, dinas pemberdayaan perempuan dan perlidungan anak. Dia meminta Kepala unit (kanit) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) rerserse dan kriminal polrestabes, mensosialisasikan program pemberdayaan ekonomi. Karena kebetulan markas polrestabes bertetangga dengan balai kota, komunikasi ini intens ke level implementasi langsung. Budi dan pemkot mendorong pengusaha UKM untuk mendapat prioritas pekerjaan-pekerjaan skala rumah tangga, jasa padat karya, hingga level kelurahan. Di Makassar, Budi kian sadar bahwa tugas pokok dan wewenang Polri diatur melalui Undang-undang atau UU Nomor 2 Tahun 2002, bukan semata memberi hukuman. Dia menerapkan prinsip-prinsip pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas). Kebijakan Restorative Justice dari Mahkamah Agung, Jaksa Agubg dan Mabes Polri, pun menjadi semacam anugerah. “Di Makassar lah saya kian yakin, bahwa polisi sejati itu adalah harkantimbas, melindungi, mengayomi, dan melayani. ”Selama sebulan, dia konsoldasi internal. Para kasat, kapolsek, kanit penyidik, dibriefing untuk memahami betul penerapan RJ ini. Puncaknya, kasus ibu Nurhayati (32). Warga kampung Sukaria, Panakkukang, Makassar ini, dilaporkan mencuri ponsel seharga Rp700 ribu. Ponsel milik tetangganya itu, kemudian dijual seharga Rp 300 ribu, dengan maksud ongkos biaya persalinan di rumah sakit.


55 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Nurhayati terpaksa mencuri karena kesulitan ekonomi, sudah ditinggal suami. "Jadi pelaku melakukan pencurian karena faktor ekonomi yang memang harus dipenuhi. Kebetulan waktu melahirkan sempat pendarahan dan punya tagihan di rumah sakit sebanyak Rp 300 ribu, makanya dia nekat melakukan perbuatan pidana (mencuri)," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto kepada wartawan, Kamis (13/10/2022), seperti dilansir Detikcom. Ayah Nurhayati, Sahabuddin (56), juga seorang pengemudi becak motor (bentor), sementara sang ibu, Nurhayati, sesekali menerima orderan cucian, Nurhayati diupah Rp 15 ribu- Rp 30 ribu untuk waktu kerja dua hingga empat jam. Budi pun meminta penyidik memanggil korban pencurian, tetangga, tukang tadah, dan keluarga pelaku. Dari inisiatif itu, bahkan ditemukan fakta baru bahwa pelaku mempunyai seorang bayi yang baru saja dilahirkan. Setelah mengetahui hal tersebut, kasus ini diselesaikan dengan restorative justice karena alasan kemanusiaan. Bahkan, Budi dan istri justri memberi bantuan dan santunan ke keluarga itu, meski tak tugas lagi di Makassar. Dari pengalaman penerapan RJ ini, Budi memberi istilah baru dengan restirative bathiniyah. “Sebagai polisi kita libatkan hati dalam menyidik kasus-kasus RJ,” ujarnya. Saat menjalankan Restorative “Bathibiyah” Justice ini, Budi bahkan diundang menjadi narasumber di podcast Dedy Corbuzier, 16 Januari 2023. Di momen dua bulan sebelum akhir masa tugasnya di Makassar, Budi diundang di akun 22,8 juta subscriber ini, untuk menjelaskan perkara penculikan, pembunuhan anak dengan motif penjualan organ tubuh jaringan internasional. Video wawancara itu, hingga Juni 2024, sudah ditonton 3,4 juta. Lahirnya ide dan gagasan Restorative Batiniah dari hasil pengamatan berusaha memahami prilaku dan karakter masyarakat Makassar yang tegas dan keras bahkan bagi warga daerah lain kadang menafsirkan secara negatif yaitu kasar. Selain itu, Restorative Bathiniyah lahir dari upaya memahami falsafah hidup siri’ na pacce, Siri na pacce merupakan falsafah hidup yang dipegang oleh masyarakat suku Bugis-Makassar. Nilai-nilai dalam falsafah tersebut senantiasa dipertahankan masyarakat BugisMakassar dalam tatanan kehidupan. Budi banyak berdiskusi dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda, akademisi. Budi mengaku beruntung bisa memahami Budaya Siri Na pacce dalam kehidupan suku Bugis-Makassar untuk mempertahankan nilai solidaritas kemanusiaan. Siri dalam bahasa Makassar berarti malu. Sementara pacce merupakan rasa keadilan dan beradab, semangat rela berkorban, bekerja keras, dan pantang mundur. Siri na pacce membangun makna yang dalam dari kedua kata itu. Merujuk Jurnal Antropologi: Isu-isu Sosial Budaya Universitas Andalas yang berjudul "Budaya Siri' Na Pacce dan Sipakatau dalam Interaksi Sosial Masyarakat Sulawesi Selatan" bahwa dalam masyarakat Makassar terdapat ungkapan yang berbunyi "punna tena siriknu, paccenu seng pakania" (kalau tidak ada siri'-mu pacce-lah yang kau pegang teguh).


56 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Selain itu, siri juga menjadi pengekang orang Bugis-Makassar agar tidak melakukan tindakan persekusi yang dilarang oleh kaidah adat. Sementara pacce memiliki makna perasaan sedih dan pilu apabila sesama warga masyarakat, keluarga, atau sahabat tertimpa kemalangan. Solidaritas sosial inilah yang mencari sumber moral untuk membentuk tatanan sosial di tengah masyarakat. Bagi Budi, saat Restorative Justice dan Restorative Batiniah ini disandingkan dengan Falsafah hidup masyarakat Bugis-Makassar Siri’ Napacce’ dalam penyelesaian masalah hukum, maka dipandang mampu meyelesaikan persoalan hukum sekaligus menyelesaian masalah sosial kemasayarakan yang kemungkinan akan terjadi secara berulang. Juga dipandang mampu menjadi salah satu solusi dari banyaknya pola penyelesian masalah hukum yang, rumit dan membutuhkan waktu lama dalam memenuhi kepastian hukum di tengah masyarakat. Perpaduan pola penanganan kasus tersebut diatas menjadi jawaban dan implementasi nyata dari tugas kepolisian sesuai amanat UU Nomor 2 tahun 2022. Selain itu, dampak positif yang diharapkan dari metode ini adalah secara internal kepolisian diharapkan ada perubahan pola pikir dan prilaku dalam penanganan dan penyelesaian serta peristiwa hukum. Petugas Kepolisian dalam penanganan kasus tidak hanya melakukan pendekatan hukum semata, akan tetapi kepolisian diharapkan mau mengetahui, memahami, menganalisa (metode investigasi) duduk masalah dan latar belakang terjadinya suatu peristiwa hukum dari kasus yang ditangani. Ketika aparat kepolisian melakukan hal tersebut, maka sesungguhnya mereka mulai bekerja menggunakan hati/nurani atau melihat dan memandang setiap perbuatan hukum yang diproses, dari berbagai sudut pandang termasuk dari aspek sosial kemasayarakan dan kemanusiaan. Perlu di ingat bahwa tupoksi kepolisian salah satunya adalah melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat termasuk masyarakat pelaku pidana.Sehingga harapan bahwa polisi bukan hanya dipandang sebagai profesi semata, akan tetapi profesi polisi adalah wadah pengabdian terbaik kepada Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Sehinga dari uraian singkat ini, selain menemukan ide gagasan baru juga menemukan teori baru, yaitu Restorative Batiniah yang lahir dari kearifan lokal budaya bangsa, yang diharapkan menjadi salah satu solusi jalan keluar dari berbagai persoalan hukum beserta proses dan tahapan penyelesaian hukum yang masih dianggap sangat rumit dan birokratis (salah satu contoh: penyelesaian dengan pola diversi). Selain itu, ide gagasan dan teori baru ini bisa menjadi panduan awal dalam materi pembelajaran di lembaga pendidikan dan latihan kepolisiaan dalam upaya perubahan pola pikir dan prilaku anggota kepolisian, agar anggota kepolisian dimasa kini dan masa akan datang semakin mampu beradaptasi dan berkolaborasi menyesuaikan perkembangan jaman. (*)


57 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto LESSON VALUE: 1. Restorative Batiniah, Penyidik polisi memiliki kemampuan memahami latarbelakang pelaku dan masalah yang terjadi sehingga terjadi pelanggaran hokum 2. Harkantibmas adalah puncak pengabdian dan tugas sejati seorang Bhayangkara. 3. Memahami karakter budaya dan kearifan lokal adalah modal utama mewujudkan harkantibmas. LINK SOURCE; Apa Itu Restorative Justice, Syarat, dan Dasar Hukumnya?", https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/19/180000865/apa-itu-restorative-justice-syaratdan-dasar-hukumnya-?page=all. “Pilu Ibu di Makassar Curi HP Demi Biaya Melahirkan di RS-Suami Telah Wafat”. https://www.detik.com/sulsel/hukum-dan-kriminal/d-6346952/pilu-ibu-di-makassar-curi-hpdemi-biaya-melahirkan-di-rs-suami-telah-wafat. 'Terima Kasih Pak' Tangis Nurul Pecah Bisa Sekolah Masuk Pesantren Berkat Kombes Pol Budhi Haryanto, https://makassar.tribunnews.com/2022/10/28/terima-kasih-pak-tangis-nurul-pecahbisa-sekolah-masuk-pesantren-berkat-kombes-pol-budhi-haryanto. Anak 14 Tahun, pelaku anak kecil, 1 Tahun Direncanakan; Kejam Terencana, dan Belajar dari Sosmed https://youtu.be/DQBTzig8D6A?si=Wd2MwPSNSZ4y_hb4


58 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto


59 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Hikmah Tak Pilih TNI AU pada Upacara HUT 47 ABRI di Lembah Tidar LEMBAH TIDAR dan kepongan kisah Brigjen Polisi Budi Haryanto, 32 tahun lalu. Bersama 256 calon taruna Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) Kepolisian di Magelang, Jawa Tengah. Di Lembah Tidar inilah, tiga dekade pusat penggembelengan tahap awal calon perwira empat matra TNI, termasuk Polri. Karena Letaknya persis di tengah Pulau Jawa, lembah ini disebut sebagai pakunya tanah Jawa. Mitos dan keyakinan bahwa di kawasan kaki gunung ini disebut sebagai asal muasal tokoh Semar. Dalam berbagai babad kisah dan manuskrip Jawa, Semar adalah tokoh mitologi Jawa. Ia manusia setengah dewa. yang lahir dari puser bumi yaitu Gunung Tidar, anak dari Ki Buyut Wangkeng. Selanjutnya Semar ini menjadi tempat penitisan Bathara Ismaya, yang bertugas menjadi pamong ksatria tanah Jawa. Di Lembah ini pula, terdapat makam penyebar Islam sebelum generasi Walisanga, 7 wali penyebar Islam di Jawa dan Nusantara. Di bagian atas, terdapat petilasan Syekh Subakir, Kyai Sepanjang. Ada juga makam Eyang Ismoyo Jati (perwujudan Semar) yang berada paling atas.Angkatan Budi di Lembah Tidar, Magelang diberi sandi Jawa; Patria Tama; atau Patriot Utama. Mereka masuk tahun 1992 dan diwisuda tahun 1995. Di Magelang, Budi dan 255 Patria Tama lainnya, digembleng setahun bersama sekitar 100 calon taruna dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU. Setelah setahun tiap matra di sebar ke akademinya masing-masing: Polisi di AKPOL Semarang, TNI AL di AKMIL AL Surabaya, dan TNI AU di Jogyakarta. Inilah angkatan Lembah Tidar terkonsolidasi fase terakhir, sebelum berpisah selama lebih 3 dekade hingga tahun 2023 ini. Momen kenangannya, bertepatan HUT 47 ABRI Tahun 1992 adalah upacara pertamanya sebagai taruna, tepatnya Calon Bhayangkara Tamtama. Di sambutannya, Gubernur AKMIL Mayjen TNI Moch Ma'ruf, meminta 3.000-an taruna untuk mendoakan 153 korban kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules TNI AU di Condet. Bambang Hercules satu-satunya tamtama yang selamat dari tragedi Hercules terparah di Indonesia itu. Para korban adalah calon tamtama TNI AU yang tahun 1991 dimana Budi saat lulus 99 persen. Budi lantas menangis terisak. "Mungkin kalau saya tak ikut saran Ibu tes AKABRI, saya akan ada di pesawat itu."Andai dia memilih TNI AU, beberapa lalu, bisa jadi dia juga dia ada di kabin Hercules. Enam calon tamtama Paskhas AU seangkatan Budi, ikut meninggal dalam tragedi pesawat angkut Hercules C-130 Codet itu. Seusai upacara HUT ABRI 5 Oktober 5 Oktober 1992 itu, Budi balik ke barak. Dia kembali menangis, dan merasakan insting seorang ibu.


60 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto "Banyak, insting dan nasihat Ibu yang menyelamatkan dalam fase hidup dan karier saya." Momen itu pula Budi sangat terpukul saat ibunya meninggal dunia tahun 2018 lalu. Saat itu, Budi Haryanto Sutiman (BHS) baru melelas jabat Ps direskrimum di Polda Jateng dan mendapat amanah baru Korwas PPNS Bareskrim Mabes Polri. Tak ada sakit parah, saya anggap biasa saja sebelum kabar duka itu datang. Hampir 40 hari, saban pagi hingga sore, dia meratap dan menatap makam ibu di Ungaran, Semarang. Ia frustasi di level depresi. "Pertanyaan batin saya hanya satu, kenapa ibu meninggalkan saya." Dan selama 40 hari itu, dia tak mendapat jawaban di pusaran ibu yang meninggal di usia 66 tahun. Pekerjaan dan tugas di Bareskrim pun dia tak peduli lagi. Panggilan telepon dari atasan juga diabaikan. "Saya sampai bilang ke komandan yang cari saya ditelepon. Sudah berhentikan saja saya jadi polisi. "Takdir Ilahi datang. Percakapan telepon Budi dengan atasan di Bareskrim tanpa sengaja didengar Sutiman, ayahnya. Dalam bahasa Jawa santun, Sutiman menasihati; "Le, kalau saya ini mau saya juga bisa nyusul ibumu. Itu sudah takdirmu. Terimalah." Budi tersadar. Keesokan harinya, dia balik ke Jakarta. Namun, setelah itu giliran bapaknya yang ikut terpukul. Bapak Sutiman drop dan keluar masuk rumah sakit. Budi pun merawat bapaknya hingga rumah sakit di Singapura. Di Sebuah rumah sakit di pinggiran Semarang, tengah malam ayahnya meminta dicarikan burung Cucak Rowo. Padahal saat itu, kondisinya mulai anfal. Budi teringat, malam sebelumnya seorang teman menawari alihpelihara burung bersuara jernih dan merdu itu. Budi menjemput sendiri burung itu. Di pos satpam dia ditahan. Unggas dalam sangkar dilarang masuk rumah sakit. Budi berkeras. "Habis diperlihatkan Bapak, saya bawa keluar lagi." Saat melihat burung Cucak Rowo itu, sang ayah langsung bangkit, tersenyum dan bicara laiknya orang sehat. Tapi masalah belum selasai. Bapak Sutiman ingin burung itu tetap di sampingnya. Sementara saat itu, penjagaan rumah sakit diperketat menyusul awal masa pandemi corona. Budi yang membawa burung itu pun negosiasi dan merayu satpam bangsal rumah sakit. "Tapi negonya tak seperti saat saya negosiasi setahun sebelum Bapak meninggal," ujar Budi.


61 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto Mengenang kisah Burung Cucak Rowo di rumah sakit itu, kemudian selalu jadi cerita mengenang almarhum ayah yang meninggal pada usia 78 tahun, bertepatan awal puncak masa Covid-19, tahun 2020. Saat di Lembah Tidar dan Akpol di Magelang, ayah dan ibu kerap datang menjenguk berboncengan motor dinas TNI Suzuki A-100. Sayang, karena aturan Budi tak bisa bertemu. "Bahkan di tahun pertama di AKPOL, ayah dan ibunya boncengan ke Gajah Mungkur, untuk sekadar melepas rindu di akhir pekan. Pernah satu akhir pekan bulan Oktober 1993, ibu bapak berdiri menunggu depan gerbang keluar. Tapi karena tatapan taruna baru harus terus ke depan, dan tak bisa menoleh kiri atau ke kanan, sosok ibu dan ayah yang sudah disampingnya hanya dilalui dan tak disapa. "Setahun kemudian ibu cerita, kalau melihat muka anaknya saja berseragam AKPOL sudah lebih dari pelukan dan sapaan." Belakangan, Budi mengerti kenapa tahun pertama catar AKPOL tak bisa menoleh kiri dan kanan saat mengawal senior. Itu fase penting pendidikan jadi anak buah. Di AKPOL atau AKMIL-lah calon taruna perwira dididik jadi anak buah. Sebab saat sudah lepas akan jadi komandan. "Tak bisa jadi komandan baik kalau tak pernah jadi anak buah yang baik." Selama lima bulan pendidikan dasar calon perwira gabungan di AKMIL Magelang, Budi banyak kisah. Salah satu yang dia kenang adalah sosok pelatih Jasmani Serka Menrofa. Karakter, gaya bicara, disiplin diakuinya juga sebagai deux de maccina; takdir "mesin" Tuhan. Saat berpisah tahun 1992, enam tahun kemudian Budi yang sudah berpangkat letnan satu, balik tugas ke Lembah Tidar. Saat kembali ikut program konsolidasi TNI-POLRI, Letnan Satu Budi Haryanto, kembali bertemu sang pelatih. Program itu berlangsung enam bulan. Dan setahun kemudian, 1999, program mixing kepelatihan lintas matra itu berakhir. Program itu perwira muda dari lintas matra dikirim kembali ke Lembah Tidar, untuk melatih para yuniornya. "Kalau 1992 saya status taruna, tahun 1998 saya juga sudah berstatus pelatih. Tapi karena kebiasaan tahun 1992, saya tetap panggil san sapa "Pelatih" ke Serka Menrofa. <*>


62 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto PENUTUP


63 DARI OPERASI BERSENJATA MENUJU POLISI HUMANIS Budi Haryanto


Click to View FlipBook Version