LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT
Identifikasi Biota Mangrove Di Kawasan Konservasi Mangrove Dan
Bekantan (KKMB) Kelurahan Karang Rejo - Tarakan Tengah
Tanggal Praktikum 11 November 2021
Tanggal Pengumpulan 16 November 2021
Disusun oleh :
Yuliana Herlina Rengo 1940603015
Nadia 2040603002
Via Ibitanija 2040603004
Ade Sintya 2040603013
Ayuni 2040603014
Nur Haninah 2040603016
Nurul Aniza 2040603017
Rinayanti 2040603019
Milda Oktapiana 2040603023
Andika Cahya Putra 2040603024
Fatur Rahmad 2040603026
Kornelia Golan 2040603043
Maria Marsela 2040603044
Kelompok 1
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur senantiasa
selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan
Rahmat,Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapatmenyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat
kepada umat manusia.
Laporan ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah “BIOLOGI
LAUT” dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan
serta informasi yang semoga bermanfaat. Laporan ini disusun dengan segala
kemampuan dan semaksimal mungkin.
Namun, saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tentu
tidaklah sempurnadan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu
saya sebagai penyusun laporan ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang
membaca laporan ini. agar bisa memberikansaran yang bersifat membangun untuk
kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.
Wassalamu`alaikum Wr.Wb
Tarakan, 15 Desember 2021
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................................. 2
BAB II DESKRIPSI LOKASI............................................................................................ 3
A. Waktu dan Tempat.................................................................................................. 3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4
A. Definisi mangrove.................................................................................................. 4
B. Faktor Lingkungan Ekosistem Mangrove............................................................... 5
C. Sistem Perakaran.................................................................................................... 5
D. Adaptasi mangrove.................................................................................................. 6
E. Manfaat ekosistem mangrove ................................................................................. 7
BAB IV BAHAN DAN TATA CARA KERJA ................................................................. 9
A. Alat dan Bahan........................................................................................................ 9
B. Cara Kerja ............................................................................................................... 9
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10
A. Hasil dan Pembahasan .......................................................................................... 10
B. Kerapatan dan Frekuensi ...................................................................................... 15
C. Pembahasan ......................................................................................................... 15
BAB VI PENUTUP ............................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 17
B. Saran .................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18
LAMPIRAN........................................................................................................................ 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata mangrove menurut Odum (1983), berasal dari kata `mangal` yang
berarti komunitas suatu tumbuhan. Selanjutnya Supriharyono (2000),
menunjukkan bahwa kata mangrove mempunyai dua arti yakni pertama
sebagai komunitas tumbuhan ataupun hutan yang tahan akan kadar salinitas/
garam (pasang surutnya air laut), dan kedua sebagai individu spesies.
Sedangkan arti kata mangrove menurut Saparinto (2007), adalah vegetasi
hutan yang tumbuh di antara garis pasang surut, namun juga bisa tumbuh pada
pantai karang, juga pada dataran koral mati yang di atasnya ditimbuni sebuah
lapis tipis pasir, lumpur, maupun pantai berlumpur. Mangrove ialah suatu
tempat yang bergerak karena adanya pembentukan tanah lumpur serta daratan
yang terjadi terus-menerus, sehingga perlahan-lahan berubah menjadi semi
daratan. Berbagai definisi mangrove sebenarnya mempunyai arti yang sama
yakni formasi hutan daerah tropika serta sub-tropika yang ada di pantai rendah
dan tenang, berlumpur, dan memperoleh pengaruh dari pasang surutnya air
laut. Hutan mangrove pun merupakan mata rantai yang sangat penting dalam
pemeliharaan keseimbangan siklus biologi dari suatu perairan (Arief, 2003).
Ekosistem mangrove ialah suatu sistem di alam sebagai tempat
berlangsungnya kehidupan yang merefleksikan hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dan lingkungannya, serta antara makhluk hidup itu sendiri,
berada di wilayah pesisir, terpengaruh oleh pasang surutnya air laut, serta
didominasi oleh spesies pohon ataupun semak yang khas serta dapat tumbuh
di dalam perairan payau/asin (Santoso, 2000).
Berdasarkan uraian diatas hutan mangrove merupakan vegetasi pantai
tropis & subtropis yang didominasi oleh berbagai spesies mangrove yang bisa
tumbuh dan berkembang di daerah pasang surut, berlumpur, serta berpasir.
Akan tetapi, tidak semua pantai bisa ditumbuhi mangrove oleh karena
pertumbuhannya yang memiliki persyaratan, seperti kondisi pantai yang
terlindungi dan relatif tenang, dan mendapat sedimen dari muara sungai.
Menurut Alikodra (1998), hutan mangrove merupakan suatu formasi hutan
yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut dengan kondisi tanah yang
anaerobik. Bengen (2002) juga mendefinisikan hutan mangrove sebagai suatu
komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh berbagai jenis pohon
mangrove yang bisa tumbuh dan berkembang di daerah pasang surut pantai
yang berlumpur. Hutan mangrove adalah tipe hutan tropika yang khas tumbuh
di sepanjang pantai ataupun muara sungai yang terpengaruh oleh pasang surut
air laut. Mangrove seringkali ditemukan di berbagai pantai teluk yang
estuaria, dangkal, delta, serta terlindungi. Mangrove tumbuh dengan optimal
di daerah pesisir yang mempunyai muara sungai besar dan bersubstrat lumpur,
sedangkan di daerah pesisir yang tidak memiliki muara sungai, hutan
mangrove pertumbuhannya tidak optimal.
Sedangkan Aksornkoae (1993) menyatakan bahwa mangrove juga bisa
tumbuh dengan baik di substrat berlumpur serta perairan pasang yang
menyebabkan keadaan anaerob. Hal ini karena mangrove mempunyai akar-
akar khusus yang memiliki fungsi sebagai penyangga dan penyerap oksigen
1
dari udara di atas permukaan air secara langsung. Tipe perakaran mangrove
terbagi lima yakni ; a) Akar tongkat (akar tunjang; akar egrang; prop root; stilt
root), akar ini merupakan modifikasi dari cabang batang yang menancap pada
substrat. b) Akar lutut (knee root), akar ini adalah modifikasi dari akar kabel
yang tumbuh kearah substrat dan melengkung agar menancap pada substrat.
c) Akar cakar ayam (akar pasak; akar napas; pneumatophore), bentuknya
berupa akar yang muncul dari akar yang mencuat ke atas setinggi 10-30 cm
dari permukaan substrat. d) Akar papan (buttress root), akar ini mirip dengan
akar tongkat akan tetapi bentuknya melebar dan melempeng. e) Akar gantung
(aerial root), akar gantung ialah akar tidak bercabang yang timbul dari batang
ataupun cabang bagian bawah, namun biasanya tidak mencapai substrat. Akar
gantung terdapat pada Rhizophora, Avicennia, dan Acanthus.
Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum analisis vegetasi mangrove ini
guna mengetahui spesies dan jenis mangrove yang dapat kita temui khususnya
yang ada di hutan mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan
(KKMB) Kelurahan Karang Rejo, Tarakan Tengah.
B. Rumusan Masalah
• Bagaimana kondisi ekosistem tumbuhan mangrove di Kawasan
Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kelurahan Karang
Rejo, Tarakan Tengah ?
• Bagaimana vegetasi tumbuhan hutan mangrove di Kawasan
Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kelurahan Karang
Rejo, Tarakan Tengah ?
C. Tujuan
Tujuan Umum :
• Mendeskripsikan ekosistem tumbuhan mangrove di Kawasan
Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kelurahan Karang
Rejo, Tarakan Tengah.
• Mengetahui jenis vegetasi tumbuhan mangrove di Kawasan
Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kelurahan Karang
Rejo, Tarakan Tengah.
Tujuan Pengamatan :
• Menganalisis kondisi tumbuhan mangrove di stasiun yang telah
ditentukan.
• Melalui praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis
tumbuhan yang hidup di wilayah magrove. Selain itu mahasiswa dapat
secara langsung mengamati tumbuhan yang ada di wilayah mangrove
melalui proses identifikasi.
D. Manfaat Penelitian
• Dapat memberikan informasi tentang keanekaragaman tumbuhan
mangrove dan kelimpahan tumbuhan mangrove yang tumbuh di
Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kelurahan
Karang Rejo, Tarakan Tengah.
• Dapat dijadikan sebagai bahan data lanjutan dan pendukung bagi para
mahasiswa yang mau melakukan penelitian lanjut tentang mangrove.
2
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan pada:
Hari/Tanggal : 11 November 2021
Waktu : 08:00 – 14:30
Tempat : KKMB Kelurahan Karang Rejo-Tarakan Tengah
Gambar 1. Lokasi KKMB Kelurahan Karang Rejo-Tarakan Tengah.
3
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Mangrove
Menurut Macneae (1968) Kata mangrove adalah kombinasi antara bahasa
Portugis mangue dan bahasa Inggris grove, sedangkan Dahuri (2001)
menyatakan dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan untuk menunjuk
komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun
untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas
tersebut. Sedangkan dalam bahasa portugis kata mangrove digunakan untuk
menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk
menyatakan komunitas tumbuhan tersebut.
Hutan bakau atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk
menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropic yang didominasi oleh
beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang
mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Bakau adalah
tumbuhan daratan berbunga yang mengisi kebali pinggiran laut. Sebutan
bakau ditujukan untuk semua individu tumbuhan, sedangkan mangal
ditujukan bagi seluruh komunitas atau asosiasi yang didominasi oleh
tumbuhan ini. (Nybakken, 1992)
Ekosistem mangrove didefinisikan sebagai mintakat pasut dan mintakat
supra-pasut dari pantai berlumpur dan teluk, goba dan estuary yang
didominasi oleh halofita, yakni tumbuhan yang hidup di air asin, berpokok
dan beradaptasi tinggi, yang berkaitan dengan anak sungai, rawa dan banjiran,
bersama-sama dengan populasi tumbuh-tumbuhan dan hewan. Ekosistem
mangrove terdiri dari dua bagian, daratan dan bagian perairan. Bagian
perairan juga terdiri dari dua bagian yakni tawar dan laut. Hampir semua
tumbuhan mangrove mempunyai kutikula yang tebal dan menyimpan air. Hal
ini dilakukan sebagai adaptasi terhadap lingkungan hidupnya yaitun di air
asin. Beberapa di antara tumbuhan mangrove mampu menyerap air laut dan
membuang garamnya melalui kelenjar pembuangan garam, seperti Achantus
ilicifolius dan Avicenia sp. Selain itu mangrove mempunyai sifat lain seperti
stomata yang membenam. Membanjirnya air pasang menggenangi substrat
dan mempersukar tumbuh-tumbuhan biasa untuk hidup di sini. Tetapi
mangrove (Rhizopora sp.) mempunyai akar tunggang (prop root) untuk
menunjang tegaknya pohon mangrove tersebut.
Backer dan Vander Brink (1968) menyatakan tumbuhan penyusun
mangrove meliputi genera Rhizopora, Brugiera, Ceriop, Sonneratia,
Aegiceros, Lumnitzera, Aerostichum, Acanthus, Avicennia, Xylocarpus,
Heritiera, Carbera dan Nypa. Seara umum zonasi mangrove daerah Indo-
Pasifik mulai dari tepi laut kedaratan yaitu zona Avicennia, yang berasosiasi
dengan Sonneratia, tumbuh di daerah yang senantiasa basah. Zona
Rhizophora tersusun pada daerah yang tergenang pada pasang-naik sampai
batas pasang tertinggi. Zona berikutnya adalah zona Bruguiera yang tumbuh
pada daerah pasang tertinggi saat bulan purnama. Zona terakhir adalah zona
Ceriops, suatu asosiasi semak. Zona Ceriops tidak selalu ada dan berasosiasi
dengan pohon-pohon zona Bruguiera (Nybakken,1988).
4
B. Faktor Lingkungan Ekosistem Mangrove
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap sebaran hutan mangrove
adalah suhu, arus, tipe sustrat (bentuk tanah), air asin dan pasang surut air
laut. Faktor lingkungan tersebut mengakibatkan cepat dan lambatnya
pertumbuhan mangrove disuatu kawasan. Secara umum mangrove
merupakan tumbuhan yang mempunyai daur hidup khusus, yaitu diawali dari
benih yang ketika masih pada tumbuhan induk berkecambah dan mulai
tumbuh di dalam semaian tanpa istirahat. Selama waktu ini, semaian
memanjang dan distribusi beratnya berubah, sehingga menjadi lebih berat
pada bagian terluar dan akhirnya lepas. Selanjutnya semaian akan jatuh dari
pohon induk, masuk ke perairan dan mengapung di permukaan air. Semaian
kemudian terbawa oleh air ke daerah yang cukup dangkal, dimana ujung
akarnya dapat mencapai dasar perairan, untuk tumbuh selanjutnya akarnya
dipancangkan dan secara bertahap tumbuhan menjadi pohon (Rachmad, dkk,
2014).
Gambar 2. Daur hidup mangrove secara alami.
C. Sistem Perakaran
Akar merupakan salah satu bagian penting dari pohon, fungsi akar adalah
untuk menunjang pohon berdiri, mendapatkan oksigen dan bahan nutrien
penting, memperkokoh berdirinya pohon. Berikut ini beberapa jenis akar pada
mangrove, diantaranya:
• Akar tongkat atau penyangga, yaitu akarnya berbentuk struktur jaringan
kabel melebar (stilt atau prop roots). Akar ini mencuat dari batang
bercabang‐cabang ke bawah permukaan lumpur dan menggantung.
Contoh: Rhizophora sp.
• Akar papan, yang akarnya tebal, posisinya tegak atau pipih (buttress
roots). Contoh: Ceriops sp., Xylocarpus sp.
• Akar lutut, yang tumbuh mendatar dan bergelombang diatas dan dibawah
• permukaan air. Akar nya mencuat ke atas permukaan tanah dan kemudian
masuk kembali menancap ke tanah (knee roots). Contoh: Bruguiera sp.
• Akar cakar ayam/alar pasak, yang tumbuh berpencar dengan anak akar
muncul dipermukaan air seperti tombak yang diberdirikan yang mencuat
dari bawah ke atas. disebut juga sebagai snorkel roots karena bentuknya
yang seperti pipa snorkel. Contoh: Avicennia sp, Sonneratia sp.
5
D. Adaptasi Magrove
Mangrove mampu mengatasi bermacam keadaan lingkungan yang tidak
ramah ini dengan macam-macam adaptasi, baik morfologi, anatomi, fisiologi,
maupun perkembangbiakan. Adaptasi itu memberikan perlindungan terhadap
fluktuasi fisikakimia yang ekstrim. Beberapa jenis mangrove memperlihatkan
dapat tumbuh baik pada kadar garam tinggi (seperti Rhizophora sp.),
sedangkan jenis mangrove lain tumbuh di bawah kondisi perairan yang
mengandung lebih banyak air tawar (Oncosperma tigillarium). Bentuk-bentuk
adaptasi dari ekosistem mangrove adalah:
• Berdasarkan atas reaksinya terhadap kadar garam NaCl. Sebagian jenis
mangrove ada yang menyimpan garamnya di dalam daun, sebagian lagi
ada yang mengeluarkan garam berupa kristal di permukaan daun.
Rhizophora dan Sonneratia adalah genera yang menyimpan garam.
Sedangkan Avicennia adalah jenis yang mengeluarkan garam.
• Mangrove mempunyai daun yang relatif tebal, mengandung banyak air,
dan mempunyai jaringan internal penyimpan air dengan kadar garam yang
tinggi. Bakau tertentu (Bruguiera, Rhizophora) berkembang biak secara
spesifik. Benih mulai berkecambah sejak masih menggantung di pohon
induk sampai mencapai stadium muda dengan akar dan tunas yang sudah
tumbuh. Kadang-kadang, embrio tumbuh hingga mencapai panjang 50
cm, menghasilkan propagul yang spektakular, atau tanaman baru yang
berpotensi masih menggantung di pohon induknya. Kemampuan
berkembang biak seperti ini juga disebut vivipar.
• Pohon mangrove mempunyai sejumlah bentuk khusus yang
memungkinkan mereka hidup di perairan laut dangkal. Bentuk khusus
tersebut, antara lain berakar pendek, menyebar luas dengan akar
penyangga, atau dengan tudung akar yang tumbuh dari batang dan dahan.
Akar-akar yang memanjang di bawah permukaan tanah dengan tonjolan-
tonjolan ke atas untuk pertukaran udara disebut pneumatofor (akar napas).
Pneumatofor ada yang berbentuk kecil meruncing seperti pada genus
Sonneratia, agak tebal seperti pada Avicennia sp. ada pula yang
menyerupai lutut (disebut akar lutut) seperti pada Ceripos spp dan
Bruguiera spp. Bentuk khusus tersebut berguna untuk mengatasi
kurangnya oksigen di dalam tanah (anoksik).
6
Pada umumnya, zonasi hutan mangrove ditentukan oleh topografi
setempat, tinggi rendah pasang surut, stabilitas substrat, komposisi sedimen,
kadar garam air/tanah, dan pergerakan air. Zona hutan mangrove yang umum
di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut. Dimulai dari yang paling
dekat dengan laut adalah Avicennia sp. Yang kadang-kadang diselingi
Sonneratia sp. Zona mangrove dilanjutkan ke arah darat oleh kelompok
Rhizophora sp, yang diselingi oleh Bruguiera sp. dan Xylocarpus sp. Semakin
menuju ke darat, zona tersebut dilanjutkan oleh Bruguiera spp. Pada transisi
antara darat dan laut, zona mangrove ditumbuhi oleh Nypa fruticans.
Gambar 3. Zona ekosistem mangrove.
E. Manfaat Ekosistem Mangrove
Ekosistem mangrove berperan penting dalam mendukung kehidupan
organisme yang terdapat di dalamnya. Adapun fungsi hutan mangrove dapat
dibedakan ke dalam tiga macam, yaitu fungsi fisik, fungsi ekonomi dan fungsi
biologi seperti yang berikut:
a) Fungsi fisik Secara umum fungsi fisik dari hutan mangrove adalah :
• Menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi agar tetap
stabil,
• Mempercepat perluasan lahan,
• Mengendalikan intrusi air laut,
• Melindungi daerah belakang mangrove/pantai dari hempasan
gelombang dan angin kencang,
• Menjadi kawasan penyangga terhadap rembesan air laut (intrusi),
• Mengolah bahan limbah organik.
b) Fungsi ekonomi hutan mangrove Hutan mangrove adalah salah satu
ekosistem hutan di wilayah pesisir yang sangat unik. Hutan mangrove
merupakan sumber daya alam yang sangat potensial. Tanaman
mangrove dapat dimanfaatkan untuk kayu api, arang, penyamak kulit,
bahan-bahan bangunan, peralatan rumah tangga, obat-obatan, dan
7
bahan baku pulp pada industri kertas. Di samping itu, hutan mangrove
juga merupakan sumber perikanan karena adanya berbagai jenis biota
yang berpotensi ekonomi, seperti kepiting, udang, kerang, tiram, dan
berbagai jenis ikan.
c) Fungsi ekologi hutan mangrove Secara umum fungsi ekologi hutan
mangrove adalah:
• Sebagai tempat mencari makan ikan (feeding ground), tempat
memijah ikan (spawning ground) dan tempat berkembang biak
(nursery ground) berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota laut
lainnya. 20 Tempat persinggahan berbagai jenis burung
• Menjadi tempat bersarang berbagai jenis satwa liar terutama
burung.
8
BAB IV
BAHAN DAN TATA CARA KERJA
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum biota mangrove
adalah untuk melakukan pengukuran dan pencuplikan sampel pada stasiun
yang telah ditentukan, yaitu :
No. Alat Fungsi
1 Roll Meter berskala 50 meter Mengukur stasiun yang digunakan untuk
mencuplik sampel
2 Kamera digital dan kamera Mendokumentasi kegiatan
handphone
3 Tali rafia Membuat transek
4 Alat tulis Mencatat hasil identifikasi
5 Alat potong (gunting) Memotong tali untuk membuat transek
atau digunakan untuk keperluan lain
dalam praktikum
6 Termometer batang Mengukur suhu lingkungan
B. Cara Kerja
Metode pengambilan data ekosistem mangrove di Kawasan konservasi
Mangrove dan Bekantan (KKMB) ini menggunakan metode jalur atau metode
transek. Pemasangan transek dilakukan pada saat air surut, Kami memasang
2 plot dimana masing masing plot berukuran 30 cm. Setelah kami terpasang
kami pun langsung menghitung data sampel yang terdapat pada plot 1 dan
plot 2.
9
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan
a. Rhizophora ( Bakau )
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua)
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
• Rhizophora Berakar Papan/Napas
No Gambar Asli Sketsa
1. Daun
Akar
2.
10
3. Batang
4. Bunga
DESKRIPSI :
• Daun
Bentuk daun jorong, Ujung dan pangkal daun runcing, Tepi daun rata,
Warna daun hijau tua diatas dan kekuningan disisi bawah, Tangkai
daun dan daun penumpu sering terseraput warna merah atau
kemerahan,Merupakan daun majemuk.
• Akar :
Berakar Papan tidak hanya itu ia juga memiliki akar napas karena
terdapat akar yang naik keatas disekitarnya. Akar ini berfungsi untuk
penyerapan air dan fotosintesis.
• Batang :
Kulit batang berwarna abu kecoklatan dan kasar.
• Bunga :
Bunga majemuk tak berbatas, Merupakan bunga biseksual, Bunga
soliter yang terdapat di ketiak daun, Jumlah kelopak 8- 10 dengan
bentuk Genta dan berwarna merah, Mahkota runcing dan sedikit
pendek dari kelopak, berwarna kuning pucat, Benang sari berpasang
pasangan dan melekat pada daun mahkota.
11
• Rhizophora Berakar Tunjang Sketsa
No Gambar Asli
1.Daun
1.
Akar
2.
2.
3.Batang
3.
12
4.Buah
4.
DESKRIPSI :
• Daun
Bentuk daun jorong, Ujung dan pangkal daun runcing, Tepi daun rata,
Warna daun hijau tua, Tangkai daun dan Merupakan daun majemuk.
• Akar :
Berakar Tunjang, karena akar besar dan bagian dari kelanjutan batang.
Pada bagian akar utamanya terdapat banyak cabang akar yang
berukuran lebih kecil dari akar utama.
• Batang :
Kulit batang berwarna abu kecoklatan dan kasar.
• Buah :
Memiliki buah yang bentuk bulat panjang dan diujungnya berbentuk
runcing.
b. Nypa Fruticans ( Pohon Nipah )
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Nypa
Spesies : N. Fruticans
13
• Nypa Fruticans Sketsa
No Gambar Asli
1.Daun
1.
Akar
2.
2.
3.Batang
3.
14
DESKRIPSI :
Pertumbuhan Cabang pohonnya berada dibawah tanah, tumbuh ke
atas permukaan. ia memiliki batang yang berbentuk rimpang dan
menjalar dibawah rendaman lumpur. Akarnya berjenis Serabut yang
tumbuh sepanjang 15 meter. Daun nipah bisa tumbuh hingga 9 meter.
dan biasa Jarak antara tempat tumbuhnya Cabang Cukup berdekatan
dengan Permukaan air. Sehingga akan terlihat Seperti pohon yang tak
berbatang, Daun nipah yang sudah tua berwarna hijau Sedangkan
yang muda berwarna kuning. Pada Pohon nipah yang kami jumpai
dihutan mangrove ini memiliki Daun yang berwarna hijau
Dan mengapa tumbuhan nipah bisa hidup di kawasan magrove ?
Karena meski nipah dapat tumbuh di daerah pasang surut tepi laut,
namun jika terkena air laut murni dengan kadar garam tinggi akan
tumbuh kurang baik. Maka Habitat terbaik untuk pohon nipah adalah
air payau dan tumbuh di belakang hutan seperti hutan mangrove.
B. Kerapatan dan Frekuensi
N Nama Jumlah Total Luas Kr Rata-rata Fr (%) Fr RF (%)
o individu per 53 area (Ind/Ha)
plot, transek Kr RF (%) 26,23
1 Nypa 21 10,40
Fruticans 1&2 2,52 26,24 26,24 63,37
12 1,00 10,40 10,40
2 Rhizophora 39 14
Berakar
Papan 14 7 21 21
3 Rhizophora 92 36 128 21 6,10 63,37 63,37
Berakar
Tunjang
C. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan pada satu stasiun pengamatan. Dan pada
transek yang telah kami buat terdiri dari 2 plot yaitu plot 1 dan plot 2. Yang
masing masing plot seluas 30 x 30 cm. Kami mendapat kan 3 jenis tumbuhan
yang terdapat pada Kawasan Konservasi Mangrove Dan Bekantan (KKMB)
Kelurahan Karang Rejo, Tarakan Tengah. Yaitu Nypa Fruticans, Rhizophora
Berakar Papan dan Rhizophora Berakar Tunjang. Dan pada tumbuhan jenis
Nypa Fruticans, pada plot 1 terdapat 39 individu dan pada plot 2 terdapat 14
individu, jika di gabungankan bertotal : 53 individu dengan luas area 21. Dan
Kerapatan jenis : 2,52 dan Keratafan relatif jenis : 26,24. Kemudian memiliki
Frekuensi relatif / Fr (%) : 26,24 dan Frekuensi relatif jenis Fr RF : 26,23.
Pada Rhizophora Berakar Papan , pada plot 1 terdapat 14 individu dan pada
plot 2 terdapat 7 individu. Jika di gabungkan memiliki total 21 individu
dengan luas area 21. Dan kerapatan jenis 1.00 dan keratafan relatif jenis 10,40.
kemudian memiliki frekuensi relatif / Fr (%) : 10,40 dan frekuensi relatif jenis
15
fr RF : 10,40.
Dan Rhizophora Berakar Tunjang pada mangrove berbentuk seperti ceker
ayam, berwarna coklat dan memiliki percabangan lebih dari dua. Biasanya
perakaran ini dimiliki oleh mangrove yang hidup di tepi pantai dengan
substrat pasir atau rawa –rawa dipinggir sungai. Fungsinya adalah untuk
menahan pohon agar tetap tegak bila dihempas angin dan bertahan dari
deburan ombak.
Pada Rhizopora berakar tunjang, pada plot 1 terdapat 92 individu dan pada
plot 2 terdapat 36 individu dan Jika di gabungkan memiliki total 128 individu
dengan luas area 21, memiliki kerapatan jenis 6,10 dan keratafan relatif jenis
63,37 serta memiliki frekuensi relatif / Fr (%): 63,37 dan frekuensi relatif jenis
fr RF: 63,37.
16
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau
muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, yaitu tergenang air laut
pada waktu pasang dan bebas dari genangan pada waktu surut. Dari hasil
praktikum yang telah kami laksanakan,
Pada plot pertama terdapat 3 jenis tumbuhan yaitu:
• pohon Nipah berjumlah 39
• pohon Rizhophora akar papan berjumlah 14
• pohon Rizhophora tunggang berjumlah 92 Pada plot ke dua terdapat 3
Jenis tumbuhan yaitu:
• pohon Nipah berjumlah 14
• pohon Rizhophora akar papan berjumlah 7
• pohon Rizhophora akar tunggang berjumlah 36
Sehingga terdapat 3 jenis tumbuhan yang ada di mangrove yaitu Nipah,
Rizhophora akar papan & Rizhophora akar tunggang.
B. Saran
Penulis menyadari jika laporan ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan
ejaan,metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang
masih kurang adalah diantara kekurangan dalam laporan ini. Karena itu saran
dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan laporan
ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus. 2015. Panduan Praktikum Biologi Laut. (diakses Desember 2016)
Julia D. 2016. Studi Tentang Pengawasan Hutan Mangrove oleh Dinas Kehutanan
di Kota Tarakan. E-Jurnal Pemerintahan Integratif, 2016, 4(2):
155-165.
Rachmawani D., 2007. Kajian Pengelolaan Ekosistem Mangrove Secara
Berkelanjutan Kota Tarakan Kalimantan Timur (Studi Kasus Desa
Binalatung Kecamatan Tarakan Timur). Tesis - Sekolah Pasca
Sarjana.Institut Pertanian Bogor.
Kamalia M., dkk. . Pola Sebaran Gastropoda di Ekosistem Mangrove Kelurahan
Tanjung Ayun Sakti Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung
Pinang. Manajemen Sumber Daya Perairan, FKIP UMRAH
Onrizal. 2008. Teknik Survey dan Analisis Data Sumberdaya Mangrove. Pelatihan
Pengelolaan Hutan Mangrove Berkelanjutan untuk
Petugas/Penyuluh Kehutanan di Tanjung Pinang.
http://eprints.umm.ac.id/43086/3/BAB%20II.pdf
Tjitrosoepomo,Gembong.2001. Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
18
LAMPIRAN
19