Perang Teluk
A. Peta Penjelas
Daftar Isi
PERANG TELUK I
A. Penyebab Terjadinya
B. Dampak Konflik Teluk 1
PERANG TELUK 2
Penyebab terjadinya Perang Teluk 2
Proses Terjadinya Perang Teluk 2
Dampak Terjadinya Perang Teluk 2
A. Penyeba.b Terjadinya
Perang Teluk 1 terjadi karena adanya
hubungan Irak – Iran yang meningkat pada
periode tahun 1975. Irak dianggap
melanggar perjanjian perbatasan yang
sebelumnya telah disepakati diantara kedua
negara. Pejabat Irak mengatakan bahwa
Iran telah menyerang instalasi ekonomi Irak
di Sungai Shatt al-Arab. Lopran lain
mengatakan bawa Iran menembak
cadangan minyak di wilayah Basra, selatan
Irak dan membakarnya.
Bagian selatan sungai Shatt al-Arab adalah perbatasan
antara Irak dan Iran, sungai ini merupakan salah satu jalan
menuju teluk dan menjadi jalur pasokan minyak utama
menuju barat. Perbatasan ini menjadi perebutan diantara
Irak dan Iran karena keberadaannya yang strategis dan
sangat berpotensi terjadi konflik. Disamping itu ada
.kekhawatiran Saddam Hussein, pemimpin Irak yang
melakukan perlawanan terhadap Syiah yang dianut
presiden Iran, Khomeini. Perang terbuka akhirnya meletus
pada tanggal 22 September 1980. Sebelumnya selama tiga
minggu telah terjadi pertempuran diperbatasan kedua belah
pihak. Irak melakukan pengeboman kepada pesawat Iran
yang ada di pangkalan dan memporak – porandakan
logistik Iran termasuk bandara internasional Teheran.
Adapun penyebab terjadinya perang
antara Irak dan Iran, diantaranya :.
1. Adanya persengketaan Irak dan Iran yang sebenarnya
masih terikat sejarah kedua belah pihak
Konflik diantara Iran dan Irak suda terjadi sejak masa
kerajaan Mesopotamia (terletak di lembah sungai Tigris dan
Eufrat yang kini menjadi negara Irak modern) dengan
kerajaan Persia atau negara Iran modern. Yang pertama
adalah persaingan antara bangsa Arab dan bangsa Parsi, yang
saling tidak menerima keunggulan atau dominasi diantara
keduanya. Yang kedua adalah permasalahan etnis, pada
zaman Shah Iran mendukung perjuangan otonomi suku Kurdi
di Irak, sedangkan Irak mendukung etnis Arab di Iran untuk
kebebasan dan pemisahan dari Iran. Yang ketiga adalah
perbedaan orientasi politik luar negeri, Irak pro Uni Soviet
sedangkan Iran pro Barat.
2. Persengketaan wilayah yang dianggap penting oleh
kedua negara
Shatt al-Arab merupakan wilayah penting bagi Irak
karena merupakan satu – satunya jalan keluar menuju
laut. Dari letaknya yang strategis ini, wilayah Shatt al-
.Arab menjadi perebutan diantara Irak dan Iran.
Sebelum Perang Teluk 1 meletus, sebelumnya sudah
ada perjanjian Algiers yang mengatur wilayah Shatt al-
Arab. Kedua yaitu Provinsi Khuzestan yang kaya
minyak. Wilayah ini milik Iran, namun sejak tahun
1969 Irak mengklaim kepemilikan atas tanah
Khuzestan dan wilayah tersebut diserahkan ke Iran
ketika Irak dijajah oleh Inggris. Dengan demikian,
maka kedua negara saling mengklaim wilayah ini
sebagai kepemilikan masing – masing.
3. Munculnya Revolusi Islam oleh Iran
Pemerintahan Khomeini di Iran juga berusaha
mengekspor revolusi Islamnya ke negara lain. Irak
merupakan negara pertama yang bersinggungan
langsung dari segi wilayah dengan Iran. Irak yang
merupakan minoritas Sunni dan menindas
.mayoritas Syiah dan minoritas Kurdi yang secara
etnis linguistik dekat dengan bangsa Persi. Disisi
lain, Khomeini menaruh dendam kepada rezim di
Baghdad karena telah mengusirnya pada tahun
1978 ketika ia berkampanye melawan
pemerintahan Shah. Sehubungan hal tersebut, Iran
menghasut orang Syiah dan Kurdi di Irak untuk
memberontak dan mendirikan pemerintahan baru
yang sama dengan pola di Iran.
Dilain pihak, Baghdad menghasut minoritas Kurdi
di Irak untuk mendukung minoritas Arab dalam
memperjuangkan otonominya dan membantu
sejumlah jenderal Iran dan pengikut – pengikutnya
Bakhtiar di pengasingan untuk menyusun
kekuatan guna menumbangkan kekuasaan rezim
.Khomeini.Irak yang pada saat itu dipimpin
Saddam Husein dan partai Baath memiliki ambisi
menjadi kekuatan yang mendominasi di wilayah
Arab dibawah bendera pan Arabisme sejak
meningganya presiden Mesir, Gamal A. Nasser.
Revolusi Islam yang digaungkan Iran dianggap
menjadi penghalang karena bertentangan dengan
prinsip nasionalisme sekuler Arab.
Selain untuk mencegah menyebarnya revousi
Islam, Irak juga berusaha mengambil keuntungan
dengan kondisi internal Iran yang tidak stabil
pasca revousi Islam untuk merebut wilayah –
wilayah sengketa diantara Irak dan Iran serta
.menambah sumber minyak Irak. Dengan
kekhawatiran – kekhawatiran tersebut maka tak
heran jika ketegangan di wilayah perbatasan di
Irak dan Iran menimbulkan konflik yaitu Perang
Teluk 1.
4. Percobaan pembunuhan terhadap pejabat
Irak
Pada pertengahan tahun 1980, terjadi
percobaan pembunuhan Deputi Perdana
dmeenngtarinImraekn, aTnagrkiqapA. ozriza.nIgra–kosreagnegrayabnegrtindak
dianggap terlibat dalam pembunuhan tersebut
serta mendeportasi ribuan warga Syiah yang
berdarah Iran untuk keluar dari Irak. Saddam
Husein menganggap bahwa ada agen Iran
yang menjadi dalang dalam peristiwa tersebut.
Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu
faktor meletusnya Perang Irak – Iran.
5. Penyebab khusus terjadinya Perang Teluk I
Serangan granat pada tanggal 1 April 1980 terhadap
Perdana Menteri Irak Tariq Aziz yang diduga
merupakan aksi survesi terhadap Iran.
Pengusiran ribuan keturunan Iran oleh Saddam
Husein, serta pembatalan perjanjian Algiers. Disisi
lain, Menlu Iran Shodeh Godzadeh berjanji
menumbangkan rezim Baath yang berkuasa di Irak
serta memutuskan hubungan diplomatik diantara
kedua negara.
Irak dan Iran masaing – masing menempatkan
pasukan di sepanjang daerah perbatasan dengan
jumlah yang cukup besar.
Terjadinya perang pers dan media diantara Irak dan
Iran.
Pembatalan perjanjian Algiers (1975) pada
tanggal 17 September 1980. Saddam Husein
menganggap bahwa Perjanjian Algiers tidak
adil untuk Irak karena posisi Irak tidak
diuntungkan mengingat pihak yang kalah
adalah Iran. Selanjutnya, Iran melihat
.pembatalan perjanjian Algiers tersebut sebagai
pernyataan perang yang meletus pada tahun 20
September 1980.
Sebagian besar pengamat meyakini bahwa
ada dua faktor yang menyebabkan invasi
Saddam Husein ke Iran yaitu adanya
kekhawatiran dikalangan penguasa negara
Arab terhadap menularnya revolusi Islam
.Iran dan adanya ambisi Saddam Hussein
untuk tampil menjadi pemimpin Arab.
B. Dampak Konflik Teluk 1
Dampak Negatif
1. Dalam bidang ekonomi
Blokade ekonomi dan sanksi PBB menyebabkan ekonomi
Irak hancur
Kerugian di masing – masing pihak yang ditaksir
mencapai 500 juta dollar AS
Jumlah kerugian terbesar ada pada Irak karena selama
perang berlangsung Irak mencari pinjaman untuk
menambah persenjataan
Terhambatnya pembangunan ekonomi diantara kedua
negara
Produksi minyak menurun drastis akibat tersendatnya
pasokan minyak terutama di dunia Barat dan Jepang
Rusaknya ladang minyak diantara kedua
negara, Irak di daerah Kirkuk, Basra dan Fao,
sedangkan Iran mengalami kerusakan di Pulau
Kharg dan Abadan
.2. Dalam bidang sosial
Korban jiwa pada Irak mencapai 200.000 jiwa lebih sementara
dipihak Iran mencapai 1 juta jiwa lebih akibat taktik jihad.
Perpecahan di negara Arab yang menimbulkan rasa tidak nyaman
dan suasana kehidupan sehari – hari menjadi tegang dan tercekang
yang disebabkan ancaman peperangan
Irak menuduh Iran terlibat dalam percobaan pembunuhan terhadap
Deputi Perdana Menteri Irak sehingga langsung mendeportasi
ribuan warga Syi’ah berdarah Irak keluar Irak
3. Dampak Politik
Pengaruh Amerika Serikat yang semakin
kuat di wilayah Timur Tengah
Munculnya sikap anti Amerika dari pihak
Irak
Proses jalannya pemerintahan terhambat
karena adanya perang
4. Dampak bidang kemiliteran
Banyaknya korban peperangan baik dari
sipil maupun non sipil terutama dari
kemiliteran dari kedua negara
Banyak persenjataan yan rusak berat dan
tidak bisa dipergunakan lagi pada akhir
perang Teluk 1
Dampak positif yang ditimbulkan :
Kembalinya wilayah konflik seperti
masa awal sebelum perang, batas antara
.keduanya tidak banyak berubah.
Teknologi persenjataan semakin
canggih
PERANG TELUK 2
Penyebab terjadinya Perang Teluk 2
Perang Teluk 2 dimulai ketika Irak melakukan invasi ke Kuwait pada
tanggal 2 Agustus 1990. Irak dengan gerakan cepat mampu menguasai
Kuwait. Invasi Irak ke Kuwait disebabkan merosotnya ekonomi Irak
akibat Perang Teluk 1 yang terjadi selama delapan tahun. Akibat invasi
ini, Arab Saudi meminta bantuan kepada AS pada tanggal 7 Agustus
1990. Sebelumnya, DK PBB telah menjatuhkan hukuman embargo
ekonomi pada tanggal 6 Agustus 1990 kepada Irak.
Amerika Serikat mengirimkan pasukannya ke Arab
Saudi disusul pasukan negara Arab lain kecuali Syria,
Libya, Yordania dan Palestina. Kemudian datang pula
dari negara Eropa khususnya Eropa Barat seperti
Inggris, Perancis dan Jerman Barat, serta beberapa
negara dari Asia. .
Irak membutuhkan petro dolar, namun pada saat itu harga
minyak sangat rendah karena Uni Emirat Arab dan Kuwait
menjual minyak dalam kondisi berlebihan sehingga Saddam
Hussein berusaha menegur negara UAE, Arab dan Kuwait
dengan jalan perang. Saddam Hussein menganggap bahwa
hal tersebut adalah perang ekonomi serta perselisihan atas
Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca perang
.melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan
suplai minyak secara gratis. Disisi lain, Irak mengangkat
permasalahan perbatasan Irak Kuwait yang merupakan
warisan dari Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah
jatuhnya pemerintahan Utsmaniyah Turki.
Sebab umum terjadinya perang
Ambisi Saddam Hussein yang menginginkan menjadi
orang yang dihormati di negara – negara Arab
Kuwait dituduh telah mencuri minyak di Padang Rumeila
yang berada di perbatasan antara kedua negara
(dipersengketakan)
Penolakan Kuwait atas tuntutan Saddam Hussein untuk
mengganti rugi dan memberi daerah Rumailah dan Pulau
Bubiyan
Irak mengalami kerusakan infrastruktur ekonomi dan
membengkaknya utang akibat perang teluk
Penguasa Irak sering mengklaim bahwa Kuwait
merupakan wilayah kekuasaannya, karena perbatasan
diantara kedua negara tersebut belum jelas
Sebab khusus terjadinya perang
Pelanggaran kuota minyak oleh Kuwait, Arab dan Uni Emirat Arab
sehingga produksi minyak yang melimpah menyebabkan turunnya
harga minyak internasional. Padahal waktu itu, Irak sangat
mengandalkan pendapatan dari sektor minyak. Akibatnya, Irak yang
saat itu sedang membangun negaranya pasca Perang Teluk 1 sangat
terpukul atas kejadian ini.
Adanya serangan Irak terhadap Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990
yang berhasil menduduki wilayah Kuwait.
Proses Terjadinya Perang
Teluk 2
Pada awalnya, Saddam Hussein mengira AS tidak akan
mengganggu agenda Irak mengingat dukungan AS pada
Perang Teluk 1, namun diluar dugaan ternyata PBB dan AS
menuntut agar Irak hengkang dari Kuwait. Presiden Mesir,
Hosni Mubarak pun mencoba menjadi penengah antara
Kuwait dan Irak namun tidak menemukan jalan keluar.
Ketika diplomasi tidak berhasil, AS hanya butuh waktu satu
minggu untuk membentuk koalisi ribuan pasukan di Arab
Saudi. Pada tanggal 16 Januari 1991, tentara AS yang
berkoalisi dengan PBB menyerang wilayah Irak dan
wilayah Kuwait yang diduduki Irak melalui serangan udara.
Irak menanggapi dengan meluncurkan rudal Seud
menuju pos – pos musuh, serta mengarahkan
rudal pada Tel Aviv dengan maksud memancing
Israel untuk ikut dalam perang. Ini adalah siasat
Saddam Hussein untuk membredel koalisi antara
.AS dan bangsa Arab. Dengan asumsi bahwa
apabila Israel terpancing oleh rudal Irak, maka
negara – negara Arab akan melepaskan diri dari
koalisi akibat perang Arab Israel yang berlarut –
larut sehingga kekuatan persekutuan AS-Arab
berkurang sebab hengkangnya dukungan Arab.
Strategi ini tidak berhasil karena AS menjamin
Israel aman dari jangkauan rudal Irak. Israel tidak
menggubris pancingan Irak.
Pada masa ini muncul isu bahwa Irak
melancarkan serangan menggunakan senjata
biologi yang sama dengan yang digunakan
ketika melawan Iran. Sebelumnya, kantor
berita IRNA menuduh Irak telah
meluncurkan senja.ta kimia lainnya ke
medan pertempuran sebelah selatan dan
melukai 600 tentara Iran.
Senjata kimia tersebut adalah bis-(2-chlorethyl)-
sulfide atau yang dikenal dengan nama gas mustard
dan etil N, N-dimethylphosphoroamidocyanidate, gas saraf
atau dikenal dengan Tabun. Pada saat itu Kementrian Luar
Negeri AS dalam laporannya pada tangal 5 Maret 1984
menyatakan, “Ada bukti – bukti yang menunjukkan bahwa
.Irak menggunakan bahan kimia yang mematikan”. Namun
Rumsfeld yang berada di Baghdad tidak membicarakan
hal tersebut meskipun ada laporan dari Kementrian Luar
Negeri AS. Sebaliknya harian The New York edisi 29
Maret 1984 dari Baghdad memberitakan, “para diplomat
Amerika Serikat menyarankan agar hubungan diplomatik
secara formal dipulihkan”. Berita ini kembali diangkat
untuk mendesak Irak dan memancing dukungan Iran,
namun tidak berhasil.
Setelah itu AS menggempur dengan melakukan serangan darat selama 3
hari dimulai dari tanggal 23 hingga 26 Februari 1991 yang berhasil
memukul mundur pasukan Irak dari Kuwait. Akibat kelelahan
menghadapi musuh yang tak terduga ditambah dengan adanya gejolak
internal Irak yaitu pemberontakan Syi’ah dan etnis Kurdi yang memanas
membuat Irak semakin terdesak. Pada tanggal 27 Februari 1991, George
W. Bush memerintahkan gencatan senjata pada Irak. Pada tanggal 3 Maret
1991, Irak mematuhi mandat AS dan menerima Resolusi DK PBB 660,
.662, dan 674 dan perangpun berakhir. Setelah kalah dalam perang
menginvasi Kuwait, Irak mengalami beberapa konskuensi diantaranya :
Sanksi ekonomi dan perdagangan internasional
Jumlah korban yang sangat besar
Pelucutan senjata Irak oleh PBB
Pemberontakan Syi’ah dan etnis Kurdi untuk mendapatkan haknya
yang selama ini dikekang oleh Saddam Hussein. Supreme Council of
the Islamic Revolutin in Irak (SCIRI) mendapatkan dukungan lisan
.dari AS mealui pidato George W. Bush melalui radio untuk
menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein. Namun pada
tanggal 28 Maret 1991 Saddam Hussein mengumumkan bahwa
pemberontakan Syi’ah dapat dikendalikan, kemudian menyusul pada
tanggal 30 Maret 1991 pada pemberontakan Kurdi.
Dampak Terjadinya Perang Teluk 2
Perang Teluk 2 berlangsung lebih singkat jika dibandingkan dengan
Perang Teluk 1 namun membawa dampak yang tidak kalah hebat
dengan Perang Teluk 1. Akibat – akibat Perang Teluk 2 diantaranya :
Rusaknya ladang – ladang minyak Kuwait oleh serangan Irak
Negara dan perekonomian Irak rusak berat akibat gempuran dan
blokade dunia internasional dan PBB
Peranan AS semakin kuat di Timur Tengah
Kekuatan Israel semakin tidak ada tandingannya
Timbulnya semangat anti-Amerika
Timbulnya perpecahan di negara – negara Arab
Irak diharuskan membayar ganti rugi
Irak harus mengizinkan PBB melakukan pemeriksaan nuklir di Irak
Embargo ekonomi terhadap Irak
Setelah beberapa tahun terjadi konflik Irak –
Kuwait, memasuki tahun 2002 terjadi konflik
antara Irak dan Amerika Serikat. Melalui PBB, AS
menuduh Irak telah mengembangkan nuklir dan
senjata pemusnah massal. Beberapa penyidik
.bentukan PBB diturunkan di Irak guna melakukan
pemeriksaan atas tuduhan tersebut. Mereka
tergabung dalam United Nations Monitoring
Verification Commision (UNMOVIC), yaitu tim
inspeksi senjata PBB yang bertugas menyelidiki
usaha pengembangan senjata pemusnah massal
Irak. UNMOVIC dipimpin oleh Hans Blix.
Guna kepentingan tersebut PBB mengeluarkan Resolusi
Dewan Keamanan PBB No. 1441 pada tanggal 18 November
2002. Isi dari resolusi tersebut adalah bahwa menuntut untuk
diberi izin sepenuhnya kepada UNMOVIC dan International
Atomic Energy Agency (IAEA) atau Badan Energi Atom
International, untuk melakukan penelitian segala hal terkait
.dengan persenjataan yang dimiliki Irak.
Buka Juga …:
Buku Sejarah Peminatan XII, Perang Teluk, halaman 304-315
Buku Penunjang > LKS Sejarah Minat, Perang Teluk, Hal 100-103
Terimakasih
Kerjakan Soal pada Penilaian Pengetahuan KI 3 elearning
..