Untuk SMA/MA
Biologi Kelas
XII Semester 1
POLA-POLA HEREDITAS
Pendidikan Biologi Universitas
Lambung Mangkurat
Jl. Brigjen H. Hasan Basri
POLA-POLA HEREDITAS
Untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Kelas XII
Semester I (Ganjil)
Disusun oleh :
Nova Aulia Rahman
(A1C215216)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim..
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pengembangan bahan ajar
yang berjudul “Pola-Pola Hereditas”.
Bahan Ajar ini disusun untuk memenuhi tugas mata
Pengembangan Pengajaran Pendidikan Biologi (AKPC 2508).
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Aminuddin Prahatama Putra, M. Pd , Ibu Amalia Rezeki,
S.Pd, M. Pd , Bapak Maulana Khalid Riefani, S. Si, M. Sc , Ibu Nurul
Hidayati Utami, S. Pd, M. Pd
2. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga bahan ajar ini
dapat diselesaikan.
Kurikulum 2013 menuntut pengembangan mahasiswa aktif dalam
tiga aspek yaitu sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor). Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu siswa belajar
secara mandiri dan menyenangkan sehingga mampu memahami dan
menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa bahan ajar ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, untuk pengembangan bahan ajar ini sangat diharapkan kritik
dan saran kepada penulis yang kelak dapat memperbaiki bahan ajar ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan bahan ajar ini.
Banjarmasin, 26 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................. iii
IDENTITAS........................................................................ 1
KOMPETENSI INTI ......................................................... 1
KOMPETENSI DASAR ..................................................... 2
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ............... 2
JUDUL MATERI................................................................. 3
TABEL URAIAN MATERI ............................................... 4
MATERI 1............................................................................. 5
MATERI 2 ............................................................................ 6
MATERI 3 ............................................................................ 7
MATERI 4 ............................................................................ 7
MATERI 5 ............................................................................ 10
MATERI 6 ............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 23
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1............................................. 11
Gambar 1.2 .......................................... 12
Gambar 2............................................. 12
Gambar 3............................................. 13
Gambar 4.1 .......................................... 14
Gambar 4.2 .......................................... 14
Gambar 4.3 .......................................... 15
Gambar 4.4 .......................................... 15
Gambar 5.1 .......................................... 16
Gambar 5.2 .......................................... 17
Gambar 5.3 .......................................... 18
Gambar 6.1 .......................................... 20
Gambar 6.2 .......................................... 21
Gambar 6.3 .......................................... 21
Gambar 6.4 .......................................... 22
Gambar 6.5 .......................................... 23
Gambar 6.6 .......................................... 23
Gambar 6.7 .......................................... 25
Gambar 6.8 .......................................... 26
Gambar 6.9 .......................................... 26
Gambar 6.10 ......................................... 27
Gambar 6.11 ......................................... 27
IDENTITAS
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII/ 1
Materi Pokok : Pola Pewarisan Sifat Pada Hukum Mendel
Sub Materi :
1. Pengertian Hukum Pewarisan sifat
2. Pola-pola Hukum Mendel I.
3. Pola-pola Hukum Mendel II.
4. Persilangan monohibrid dan dihibrid Pada Hukum Mendel
5. Prinsip-prinsip Hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
melalui persilangan.
6. Penyimpangan semu Hukum Mendel.
KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta merupakan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.
I. KOMPETENSI DASAR
1.1:Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur
dan fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan
sifat serta pengaturan proses pada mahluk hidup.
1.2:Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3:Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1:Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksprimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsive dan proaktif dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan dalam
kelas/laboratorium maupun diluar kelas/laboratorium.
2.2:Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan dil ingkungan sekitar.
3.5:Memahami pola-pola Hukum Mendel
4.5:Mengaitkan pola-pola Hukum Mendel dengan peristiwa yang ditemukan
sehari-hari.
II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.1 Menyebutkan contoh ayat Al-Qur’an tentang struktur dan fungsi DNA,
gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada mahluk hidup melalui kajian Al-Qur’an. (C1).
1.1.2 Menyatakan kekaguman pada pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses. (C1)
1.1.3 Menunjukkan kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.(C2)
2.1.1 Menunjukkan berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan
fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium. (A5)
2.2.2 Mengaplikasikan Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan
dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
(A5)
3.5.1 Menjelaskan pengertian Hukum Pewarisan Sifat (C2)
3.5.2 Menjelaskan pola-pola Hukum Mendel I. (C2)
3.5.3 Menjelaskan pola-pola Hukum Mendel II (C2)
3.5.4 Menjelaskan prinsip persilangan monohibrid dan dihibrid pada Hukum
Mendel (C2)
3.5.5 Menerapkan prinsip-prinsip Hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
melalui persilangan (C2)
3.5.6 Mendeskripsikan adanya penyimpangan semu Hukum Mendel.(C2)
4.5.1 Membuat percobaan persilangan monohibrida menggunakan kancing
genetika melalui pengamatan langsung (C6)
III. Judul Materi
1.1.1 Keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang Struktur dan fungsi
DNA, gen dan kromosom dalam pembentukkan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses pada makhluk hidup Al-Qur’an (Q.S. Al- Ash-
Shuraa : 29) dan Al-Qur’an (Q.S. Al Insaan : 2 )(C1)
2.1.1 Sikap berargumentasi dan kritis terhadap saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.5.1 Pengertian Hukum Pewarisan Sifat
3.5.2 Pola-pola Hukum Mendel I
3.5.3 Pola-pola Hukum Mendel II
3.5.4 Prinsip persilangan monohybrid dan dihibrid pada Hukum Mendel
3.5.5 Prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat melalui persilangan
3.5.6 Penyimpangan semu Hukum Mendel
IV. Uraian Materi
Pola-Pola Herditas
Ayat al-Qur’an (Q.S. Al-Ash-Shuraa:29)
“Artinya : Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa
mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya”
Sub anak bab Uraian Materi Foto/Gambar
(Terkait materi)
A.Hukum Pewarisan Sifat
Penurunan atau pewarisan sifat-
sifat dari induk kepada
keturunannya melalui gen disebut
hereditas. Mekanisme pewarisan
sifat mengikuti aturaan-aturan
tertentu yang disebut pola-pola
hereditas.
Genetika mulai berkembang
setelah soerang biarawan Austria Gambar 1
bernama Gregor Johan Mendel Sumber:
pada tahun 1856-1863
menyampaikan hasil ekperimen Norhain.2017. Pengertian
penyilangan (hibridasi) kacang Konsep Hukum dan
ercis (Pisum sativum, kacang Persilangan Pewarisan Sifat.
kapri). Mendel memilih tanaman Diakses
Pengertian Kacang ercis dengan beberapa melalui:http://www.ilmudasar.
Hukum
alasan sebagai berikut : com (Pada tanggal 25
Pewarisan Sifat
1. Memiliki banyak varietas November 2017)
dengan pasangan sifat yang
kontras, yaitu bunga berwarna
ungu dan putih, posisi bunga
aksial dan terminal, bentuk biji
bulat dan keriput, warna
kotiledon biji hijau dan kuning,
bentuk polong menggembung
dan mengerut, warna polong
hijau dan kuning, serta batang
panjang dan pendek.
2. Dapat melakukan penyerbukan
sendiri (autogami)
3. Mudah dilakukan perkawinan
silang
4. Cepat menghasilkan biji
5. Menghasilkan banyak
keturunan
Dalam ekperimennya, Mendel
melakukan penyerbukan
terhadap kepala putik kacang
ercis berbunga ungu dengan
serbuk sari yang berasal dari
kacang ercis berbunga putih.
Persilangan tersebut
menghasilkan keturunan berupa
biji-biji kacang ercis yang jika
ditanam akan menghasilkan
bunga berwarna ungu.
Selanjutnya, tanaman hasil Gambar 1.2
penyilangan pertama disilangkan
dengan sesamanya. Keturunan Sumber :
yang diperoleh dari persilangan
kedua adalah sebagian besar Susilowati,2011.Pewarisan Sifat.
tanaman berbunga warna ungu Diakses.melalui:
dan sebagian kecil berbunga http://staff.uny.ac.id/sites/defa
warna putih. (Irnaningtyas. 2015) ult/files/pendidikan/susilowati
-spdsi-mpdsi/pewarisan-
sifat.pdf (Pada tanggal 25
November 2017)
B. Hukum Mendel I
Pola-pola Bunyi Hukum Mendel I yaitu
Hukum Mendel I “Pada pembentukan gamet kedua
gen yang merupakan pasangan
akan dipisahkan dalam dua sel
anak” Hukum ini berlaku untuk
persilangan satu sifat beda
(monohybrid.)
Hukum Mendel I atau Hukum
segergasi (pemisahan) adalah Gambar 2
suatu kaidah pemisahan
pasangan alel secara bebas pada Sumber: Yanti, Anisa. 2015.
saat pembelahan meiosis dlam Genetika dan Hukum
pembentukan gamet. Segregasi Mendel.Diakses melalui :
ini disertai degan penurunan https://anisayanti.files.word
jumlah kromosom diploid menjadi press.com/2015/03/genetika-
haploid (Irnaningtyas.2015: Hal dan-hukum-mendel.pdf
164) (Pada tangal 26 November
2017)
C.Hukum Mendel II
Pola-pola Bunyi Hukum Mendel II yaitu “ Gambar 3
Hukum Mendel “Pada pembentukkan sel kelamin
(gamet), alel mengadakan
II kombinasi secara bebas
sehingga sifat yang muncul
dalam keturunannya beraneka
ragam”Hukum ini berlaku untuk
persilangan dengan dua sifat
beda (Dihibrid)
Hukum Mendel II atau hukum Sumber: Yanti, Anisa. 2015.
asortasi (berpasangan)secara Genetika dan Hukum
bebas adalah suatu kaidah yang Mendel.Diakses melalui :
menyatakan bahwa setiap alel https://anisayanti.files.word
dapat berpasangan secara bebas press.com/2015/03/genetika-
dengan alel lainnya yang tidak dan-hukum-mendel.pdf
sealel pada waktu pembentukan (Pada tangal 26 November
gamet. Hukum Mendel II dapat 2017)
dibuktikan dengan penyilangan
dihibrid.(Irnaningtyas.2015:Hal.16
7)
D. Persilangan Monohibrid dan
Dihibird
Prinsip 1. Monohibrid adalah penyilangan
Persilangan dengan satu sifat beda yang
Monohibrid dan merupakan satu pasangan alel.
Dihibrid pada Mendel menyilangkan kacang
Hukum Mendel ercis berbunga warna ungu
dengan kacang ercis berbunga
warna putih. Hasil keturunan I
berbunga warna ungu 100%. Sifat
bunga warna ungu adalah
dominan, sedangkan warna putih
adalah resesif.Jika bung wrna
ungu keturunan I (FI) disilangkan
dengan sesamanya (inbreeding),
akan dihasilkan keturuna II (F2)
berupa bunga warn ungu
sebanyak 75% dan bunga warn
putih sebanyk 25%.
2. Dihibrid adalah penyilangan
dengan dua sifat beda atau dua Gambar 4.1
alel yang berbeda, misalnya sifat Sumber :
biji bulat dan keriput atau warna
biji kuning atau hijau. Hukum IUPIU.2002. Genetics. Diakses
Mendel II ini hanya berlaku pada melalui:https://www.biology.iu
gen-gen yang letaknya berjauhan pui.edu/biocourses/N100/2k4c
sehingga adapat memisah secara h10genetics.html (Pada
bebas.Pada gen yang letaknya tanggal 26 November 2017)
berdekatan, cenderung akan
terjadi tautan (tidak dapat
memisah secara
bebas).(Irnaningtyas.2015: hal
164-167)
Gambar 4.2
Sumber :
Jaya.2017. Mendel Monohybrid
Cross. Diakses melalui :
https://www.slideshare.net/jaya
sreeravikumar1/mendels-
monohybrid-cross(Pada
tanggal 26 November 2017)
Gambar 4.3
Sumber :
Cinto, Sanja.2016. Dihiybrid Cross.
Diakses.melalui:http://www.ch
egg.com/homeworkhelp/questi
ons-and-answers/following-
pedigree-choose-best-genetic-
explanation-individual.(Pada
tanggal 26 November 2017)
Gambar 4.4
Sumber :
Harvey.2007. Gen. Diakses melalui :
http://bio.vtn2.com/bio-
home/harvey/lect/lectures.html
(Pada tanggal 26 November
2017)
E.Testcross,Backcross, dan
penyilangan resiprok
1. Testcross
Testcross merupakan
penyilangan antara suatu
individu yang tidak diketahui
genotipnya dengan individu
yang bergenotipe homozigot
resesif. Tujuan testcross adalah
sebagai berikut:
a. Untuk menguji sifat individu Gambar 5.1
yang menunjukkan fenotipe
dominan, apakah (Testcross)
Prinsip bergenotipe homozigot atau Sumber :
hereditas dalam heterozigot.
mekanisme ➢ Jika hasil keturunannya Aditya.2011.Mendelian Genetics.
pewarisan sifat
Diakses melalui :
melalui
persilangan menunjukkan sifat yang http://tipstoscore.blogspot.c
sama 100%, genotype o.id/2011/10/test-cross-
individu tersebut adalah mendelian-genetics.html.
dominan homozigot (Pada tanggal 26 November
➢ Jika hasil keturunannya 2017)
menunjukkan sifat yang
berbeda-beda genotype
individu tersebut adalah
dominan heteroigot.
b. Mengetahui berapa macam
gamet yang dihasilkan oleh
suatu individu yang
genotipenya dipertanyakan.
➢ Individu dominan
homozigot akan
menghasilkan hanya satu
macam gamet
➢ Individu heterozigot akan
menghasilkan jenis gamet
yang berbeda dengan
frekuensi yang sebanding
(monohybrid menghasilkan
2 gamet, dihibrid
menghasilkan 4 gamet)
➢
2. Backcross
Backcross merupakan
penyilangan antara suatu
individu dengan slah satu
induknya (atau dengan
individu-individu yang
bergenotipe identic dengn
induknya). Tujuan Backcross
adalah untuk mendapatkan Gambar 5.2
kembali individu yang bergalur (Backcross)
murni (yang bergenotipe
homozigot resesif atau Sumber :
homozigot dominan).
menghasilkan SILKSAT.2007. Backross
Backcross Strategy. Diakses melalui :
progeni, yaitu keturunan yang http://www.cdfd.org.in/SILKS
berasal dari sumber yang AT/backcross_strategy.html
sama. (Pada tanggal 26 November
2017)
3. Penyilangan Resiprok
Penyilangan Resiprok adalah
penyilangan ulang dengan
menukarkan jenis kelaminnya.
Penyilangan resiprok ini tidak
mempengaruhi rasio hasil
penyilangan jika dilakukan
terhadap gen-gen yang tidak
tertaut pada kromosom seks.
Irnaninngtyas.2015 : Hal 169-
171)
Gambar 5.3
(Penyilangan Resiprok)
Sumber :
Mpattani.2013. Medelian
genetics. Diakses melalui :
https://www.slideshare.net/
mpattani/mendelian-
genetics (Pada tanggal 26
November 2017)
Penyimpangan F. Penyimpangan Semu Hukum
semu Hukum Mendel
Mendel Berdasarkan Hukum Mendel I
dan II, penyilangan monohybrid
(satu sifat beda) dominan
penuh memiliki perbandingan
fenotipe pada F2 sebesar 3:1.
Sementara itu, penyilangan
dihibrid (dua sifat beda)
dominan penuh memiliki
perbandingan fenotipe F2
sebesar 9:3:3:1. Namun pada
kenyataanya, ketik dilakukan
penyilangan, terkadang
ditemukan angka perbandingan
yang tidak sama (menyimpang)
dengan pola-pola hereditas
menurut Hukum Mendel
sebagai berikut :
a. Penyilangan monohybrid
yang memiliki angka
perbandingan fenotipe
sebesar 1:2:1
b. Penyiangan dihibrid yang
memiliki angka
perbandingan fenotipe F2
sebagai berikut :
✓ 9:3:4= 9 : 3 (3 +1)
✓ 9 :7 = 9 : ( 3 + 3 + 1)
✓ 9 : 6 : 1 = 9 : (3 + 3) : 1
✓ 12 : 3 : 1 = ( 9 + 3 ) : 3 : 1
✓ 15 : 1 = ( 9 + 3 + 3 ) : 1
Jika diperhatikan seksama,
ternyata angka-angka
perbandingan tersebut
merupakan penggabungan
atau penjumlahan dari angka-
angka perbandingan yang
dikemukakan oleh Mendel
sehingga peristiwa tersebut
dikenal dengan Penyimpangan
semu Hukum Mendel.
Penyimpangan semu Hukum
Mendel terjadi karena :
1. Interaksi antaralel
Selain hubungan dominan
dan resesif, interaksi
antaralel juga menunjukkan
kodominan, dominasi tidak
sempurna, alel ganda, dan
alel letal.
A. Kodominan
(Codominance)
Kodominan adalah dua alel
dari suatu gen yang
diekspresikan secara
bersama-sama dan
menghasilkan fenotipe yang
berbeda pada individu
bergenotipe heterozigot.
Alal-alel kodominan tidak Gambar 6.1
memiliki hubungan dominan
atau resesif serta dituliskan (Kodominan Pada Tumbuhan)
dengan menggunakan
symbol dasar berhuruf besar Sumber :
dengan huruf-huruf berbeda Mpattani.2013. Non-Medelian
yang ditulis diatasnya. Genetics. Diakses melalui :
http://slideplayer.com/slide/4
484242/ (Pada tanggal 26
November 2017)
B. Dominansi Tidak
Sempurna (Incomplete
Dominance Intermediet)
Dominansi tidak sempurna
terjadi ketika alel dominan
tidak dapat menutupi alel
resesif dengan sempurna
sehingga menghasilkan
fenotipe “campuran” pada
individu bergenotipe Gambar 6.2
heterozigot. Dominansi tidak (Kodominan Pada Hewan)
sempurna terjadi pada
bunga snapdragon, bunga Sumber :
pukul empat (Mirabilis
jalapa). Mpattani.2013. Non-Medelian
Genetics. Diakses melalui :
http://slideplayer.com/slide/4
484242/ (Pada tanggal 26
November 2017)
C. Alel Ganda
Alel ganda merupakan suatu
gen yang memiliki lebih dari
dua alel. Alel ganda terjadi
karena perubahan struktru
DNA (mutasi) yang
diwariskan.
Alel ganda menyebabkan
adanya gejala polimorisme,
yaitu bertambahnya jenis
fenotipe yang mengarah
kepada terbentuknya
varietas-varietas yang
berbeda pada suatu
populasi. Salah satu contoh
polimorisme adalah pola
pewarnaan pada ular garter Gambar 6.3
yang berpengaruh pada Sumber :
perbedaan perilakunya. Alposin.2013. Modul Kuliah.
Diakses melalui :
https://www.slideshare.net/al
ponsinp/versi-cetak-modul-
kuliah-revisi (Pada tanggal 26
November 2017)
Gambar 6.4
(Alel Ganda Pada Golongan
Darah)
Sumber :
Khoiriyah.2014. Alel Ganda.
Diakses melalui :
http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/biog
enesis/article/viewFile/480/45
7 (Pada tanggal 26 November
2017)
D. Alel Letal
Alel letal adalah alel yang
menyebabkan kematian
pada individu yang
memilikinya. Kematian ini
terjadi karena alel tersebut Gambar 6.5
berperan pada karakter
penting dalam tubuh, (Alel Ganda Pada Kelinci)
misalnya menumbuhkan
klorofil pada tumbuhan. Sumber :
Pengaruh alel letal dapat Khoiriyah.2014. Alel Ganda.
terjadi pada masa embrio Diakses melalui :
sehingga menyebabkan http://journal.uin-
kematian sebelum lahir atau alauddin.ac.id/index.php/biog
kematian pada usia anak- enesis/article/viewFile/480/45
anak hingga dewasa 7 (Pada tanggal 26 November
(subletal). 2017)
Gambar 6.6
(Alel Letal)
Sumber :
Habibie.2012. Hereditas. Diakses
melalui:https://www.slideshar
e.net/habibie_el/bio-bab-5-
hereditas (Pada tanggal 26
November 2017)
2. Interaksi Genetik
Interaksi genetik adalah
interaksi antara dua pasang
gen nonalelik atau lebih yang
menimbulkan fenotipe-
fenotipe dengan rasio yang
menyimpang secara semu
terhadap Hukum Mendel.
Interkasi ini dapat terjadi
pada level gen-gen itu
sendiri, aksi dari produk-
produk yang dihasilkan pada
kegiatan sitoplama, atau
merupakan interaksi sel-sel
atau organ-organ yang gen-
gennya mengalami
perubahan.
Fenotipe merupakan hasil
produk gen yang dibawa
untuk diekspresikan kedalam
lingkungan tertentu. Gen
berperan merinci struktur
protein. Enzim adalah suatu
protein yang melakukan
fungsi katalis dalam
metabolisme. Reaksi
metabolism terjadi secara
bertahap melalui langkah-
langkah tertentu untuk
mengubah suatu substansi
menjadi substansi laiinya
yang diperantarai oleh suatu
enzim spesifik. Perubahan
substansi pendahulu
(precursor) hingga menjadi
produk akhir akan menyusun
suatu jalur biosintetik.
Peristiwa interaksi gen
pertama kali dipelopori oleh
W. Bateson dan R. C
Punnet setelah mereka
mengamati pola pewarisan
bentuk jengger ayam.
Beberapa peristiwa akibat
interaksi genetic, antara lain
atavisme, epistasis-hipotasis,
polimeri, kriptomeri, dan gen
komplementer.
A. Atavisme
Atavisme adalah interaksi Gambar 6.7
beberapa gen yang (Atavisme)
menghasilkan sifat baru.
Atavisme terjadi pada
bentuk jengger ayam ras
(negeri). Empat bentuk
jengger ayam ras, yaitu
Rose (mawar), Pea (biji),
Walnut (sumpel, seperti
kacang walnut), dan Single
(tunggal/bilah).
Sumber :
Rifqy,Abyan.2016. Pola-pola
Hereditas. Diakses melalui:
https://www.slideshare.net/ab
yanrifqy/bab-5-pola-pola-
hereditas-69903857(Pada
tanggal 26 November 2017)
B. Epistasis-Hipostasis
Epistasis dan hipostasis
yaitu bentuk interkasi ketika
suatu gen mengalahkan gen
lainnya yang buan sealel.
Kedua gen yang berinteraksi
tersebut terletak dalam
lokus yang berbeda. Gen
yang menutupi
(menghalangi) kemunculan Gambar 6.8
karakter disebut gen (Epistasis-Hipostasis)
epistasis. Sementara itu,
gen yang ditutupi (dihalangi) Sumber :
disebut gen hipostasis. Samijianto, Alfian .2016.
Epsitasis dan Hipostasis.
Diakses melalui:
https://alfiansamjianto.blogs
pot.co.id/2016/02/epistasis-
dan-hipostasis.html (Pada
tanggal 26 November 2017)
C. Polimeri
Polimeri adalah interaksi
dua gen atau lebih (gen
ganda) yang mempengaruhi
dan mneguatkan suatu sifat
yang sama (bersifat
kumulatif). Contoh polimeri
terjadi pada karakter warna
biji gandum Triticum sp.
Gambar 6.9
(Polimeri)
Sumber :
Isharmanto.2010.Mendelism
.Diakses.melalui:
https://biologigonz.blogspot.
co.id/2010/02/mendelism.html
(Pada tanggal 26 November
2017)
D. Kriptomeri
Kriptomeri adalah sifat gen Gambar 6.10
dominan yang tersembunyi (Kriptomeri)
jika berdiri sendiri, tetapi
akan tampak pengaruhnya
jika bertemu dengan gen
dominan lainnya yang bukan
sealel. Kriptomeri terjadi
pada percobaan Correns
terhadap sifat bunga Linaria
maroccana.
Sumber :
Isharmanto.2010.Mendelism
.Diakses.melalui:
https://biologigonz.blogspot.
co.id/2010/02/mendelism.html
(Pada tanggal 26 November
2017)
E. Gen Komplementer
Gen komplementer adalah
interaksi antara gen-gen
dominan yang saling
melengkapi dalam
mengekspresikan suatu
sifat, contohnya pada
karakter warna bunga sweet Gambar 6.11
pea (Lathyrus
bunga Sumber :
edoratus).Warna
tersebut dikendalikan oleh Suryati,Hefen.2017.
gen penumbuh bahan Penyimpangan semu Hukum
mentah figmen ( C ) dan gen Mendel.Diakses.melalui:
penumbuh enzim pengubah https://www.slideshare.net/h
bahan mentah sigmen erfen/bedah-kisi-kisi-2017-
menjadi antosianin ( P ).
Jika terdapat gen C maupun penyimpangan-semu-
P, bunga berwarna ungu.
Jika hanya terdapat satu hukum-mendel (Pada
tanggal 26 November 2017)
gen dominan atau tidak ada
gen dominan sama sekali,
bunga berwarna putih.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya.2011.Mendelian Genetics. Diakses melalui :
http://tipstoscore.blogspot.co.id/2011/10/test-cross-mendelian-
genetics.html.(Pada tanggal 26 November 2017)
Alposin.2013.Modul Kuliah.Diakses melalui :
https://www.slideshare.net/alponsinp/versi-cetak-modul-kuliah-revisi
(Pada tanggal 26 November 2017)
Cinto,Sanja.2016.DihiybridCross.Diakses.melalui:http://www.chegg.com/home
workhelp/questions-and-answers/following-pedigree-choose-best-genetic-
explanation-individual.(Pada tanggal 26 November 2017)
Habibie.2012.Hereditas.Diakses
melalui:https://www.slideshare.net/habibie_el/bio-bab-5-hereditas
(Pada tanggal 26 November 2017)
Harvey.2007.Gen.Diakses.melalui:http://bio.vtn2.com/bio-
home/harvey/lect/lectures.html (Pada tanggal 26 November 2017)
Isharmanto.2010.Mendelism .Diakses.melalui:
https://biologigonz.blogspot.co.id/2010/02/mendelism.html (Pada
tanggal 26 November 2017)
IUPIU.2002.Genetics.Diakses.melalui:https://www.biology.iupui.edu/biocourse
s/N100/2k4ch10genetics.html (Pada tanggal 26 November 2017)
Jaya.2017. Mendel Monohybrid Cross. Diakses melalui :
https://www.slideshare.net/jayasreeravikumar1/mendels-monohybrid-
cross(Pada tanggal 26 November 2017)
Khoiriyah.2014. Alel Ganda. Diakses melalui : http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/biogenesis/article/viewFile/480/457 (Pada
tanggal 26 November 2017)
Mpattani.2013. Medelian genetics. Diakses melalui :
https://www.slideshare.net/mpattani/mendelian-genetics (Pada
tanggal 26 November 2017)
Norhain.2017.Pengertian Konsep Hukum dan Persilangan Pewarisan
Sifat. Diakses melalui:http://www.ilmudasar.com (Pada tanggal 25
November 2017)
Rifqy,Abyan.2016. Pola-pola Hereditas. Diakses melalui:
https://www.slideshare.net/abyanrifqy/bab-5-pola-pola-hereditas-
69903857(Pada tanggal 26 November 2017)
Samijianto, Alfian .2016. Epsitasis dan Hipostasis. Diakses melalui:
https://alfiansamjianto.blogspot.co.id/2016/02/epistasis-dan-
hipostasis.html (Pada tanggal 26 November 2017)
SILKSAT.2007. Backross Strategy. Diakses melalui :
http://www.cdfd.org.in/SILKSAT/backcross_strategy.html (Pada
tanggal 26 November 2017)
Suryati,Hefen.2017. Penyimpangan semu Hukum
Mendel.Diakses.melalui: https://www.slideshare.net/herfen/bedah-
kisi-kisi-2017-penyimpangan-semu-hukum-mendel (Pada tanggal 26
November 2017)
Susilowati,2011.Pewarisan Sifat. Diakses.melalui:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/susilowati-spdsi-
mpdsi/pewarisan-sifat.pdf (Pada tanggal 25 November 2017)
Yanti, Anisa. 2015. Genetika dan Hukum Mendel.Diakses melalui :
https://anisayanti.files.wordpress.com/2015/03/genetika-dan-hukum-
mendel.pdf (Pada tangal 26 November 2017)