Untuk SMA/MA Kelas
XII Semester II
MUTASI
ANISA
(A1C215201)
PENDIDIKAN BIOLOGI
MUTASI
BAHAN AJAR UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
/MADRASAH ALIYAH (MA) KELAS XII SEMESTER II (GENAP)
DISUSUN OLEH :
ANISA
(AIC215201)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayat-Nya peneyusun dapat menyelesaikan Bahan Ajar yang berjudul ‘Mutasi’
tepat pada waktunya.
Bahan Ajar ini disusun untuk memenuhi tugas mata pengembangan pengajaran
pendidikan Biologi (APKC 2208).
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Aminnudin Prahatama Putra,M.Pd, Ibu Amalia Rezeki,S.Pd, M.Pd, Bapak
Maulana Khalid Riefani, S, Si, M,Sc, Ibu Nurul Hidayati Utami, S.Pd, M.Pd.
2. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga bahan ajar ini dapat diselesaikan.
Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin yarabbalalamin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Banjarmasin, November 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
KOMPETENSI DASAR......................................................................................................1
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)......................................................1
URAIAN MATERI
I. PERISTIWA MUTASI.....................................................................................................2
II. PENGERTIAN MUTASI................................................................................................ 3
III. JENIS MUTASI...............................................................................................................4
IV. PENYEBAB MUTASI....................................................................................................15
V. KLASIFIKASI MUTASI..................................................................................................18
VI. KELAINAN PADA MANUSIA AKIBAT MUTASI.....................................................20
VII. MUTASI DALAM MEKANISME PROSES EVOLUSI.............................................. 25
GAMBAR
1. GAMBAR 1....................................................................................................................... 2
II. GAMBAR 2...................................................................................................................... 2
III. GAMBAR 3..................................................................................................................... 3
IV. GAMBAR 4.....................................................................................................................3
V. GAMBAR 5...................................................................................................................... 21
VI. GAMBAR 6.....................................................................................................................22
VII. GAMBAR 7................................................................................................................... 24
ii
2
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, Gen, dan kromosom dalam pembentukkan dan pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada mahluk hidup.
2.1 Berprilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan beragumentasi. Peduli lingkungan gotong royong
bekerjasama cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsive dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3.8 Menganalisi peristiwa mutasi.
4.8 Menyajikan data proses mutasi.
• INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
1.1.1 Menyimpulkan isi kandungan dari Ayat Al Qur’an tentang kelainan pada manusia
akibat mutasi.
2.2.1 Menerapkan berprilaku ilmiah, dan jujur dalam melaksanakan pembelajaran.
3.8.1 Menganalisis peristiwa mutasi.
3.8.2 Menganalisis peristiwa mutasi dan klasifikasi mutasi.
3.8.3 Menganalissi peristiwa kelainan pada manusia akibat mutasi.
3.8.4 Menganalisis peristiwa mutasi dalam mekanisme proses evolusi.
4.8.1 Menyajikan data proses mutasi melalui membuat makalah.
4.8.2 Menyajikan data penyebab mutasi melalui membuat carta.
4.8.3 Menyajikan data kelainan pada manusia akibat mutasi melalui klippping.
4.8.4 Menyajikan data mutasi dalam mekanisme proseees evolusi dalam bentuk bagan.
1
• URAIAN MATERI
MUTASI
I. Peristiwa Perubahan materi genetik dapat terjadi
Mutasi
secara alami yang menyebabkan
berbagai jenis organisme pada tingkat
sel maupun individu memiliki sifat yang
abnormal. Perubahan materi genetik
tersebut dikenal sebagai peristiwa
mutasi. Peristiwa mutasi menarik
perhatian para ilmuan untuk
mengadakan penelitian, antara lain
sebagai berikut :
• Seth Wright (1791)
Meneliti anak domba yang memiliki
kelaianan berkaki pendek. Doba
berkaki pendek ini, ternyata dapat
menghasilkan keturunan yang
disebut domba ancon. Sumber: Era.2013
Gambar 1
• Hugo de Vries (1901)
Berasal dari Belanja melakukan
penelitian dengan objek bunga
Oenothera lamarckiana yang
menujukkan perubahan fenotipenya.
Teori de Vries mengungkapkan Sumber: Lemis.2011
bahwa variasi genetis bersifat Gambar 2
menurun dan konstan , sedangkan
variasi lingkungan tidak bersifat
menurun dan tidak konstan.
2
• Herman J. Muller (1926)
Yang berasal dari Amerika Serikat
melakukan penelitian terhadap lalat
buah Dorsophila yang diinduksi
dengan zat radioaktif. Muller
merupakan yang pertama yang Sumber: Tohir.2013
melakukan mutasi buatan. Gambar 3
• Thomas Hunt Morgan (1910)
Menemukan Dorsophila melanogaster
(lalat buah) jantan bermata putih yag
dicurigai merupakan mutan karena
lalat jantan lainnya bermata merah.
Sumber: Tohir.2013
Gambar 4
II. Pengertian Mutasi (latin, mutatus = perubahan)
Mutasi adalah peristiwa perubahan materi
genetik kromosom atau DNA di dalam
inti sel. Organisme yang mengalami
mutasi disebut mutan. Sementara itu,
penyebab mutasi disebut mutagen.
3
III. Jenis A. Mutasi Tingkat Gen
Mutasi Mutasi tingkat gen adalah
perubahan materi genetika pada gen. Sumber : Fhifhi.2011
Mutasi disebut juga mutasi titik Gambar
(point mutations). Mutasi ini terjadi
akibat perubahan urutan basa
nitrogen atau susunan nukleotida
pada rantai DNA.
Mutasi tingkat gen dapat terjadi
akibat perubahan jumlah basa
nitrogen, perubahan jenis basa
nitrogen, dan perubahan letak
urutan basa nitrogen pada rantai
nukleotida.
1. Mutasi Akibat Perubahan Jumlah
Basa Nitrogen
Mutasi gen akibat perubahan jumlah
basa nitrogen disebut juga mutasi
pergeseran kerangka (frameshift
mutation) karena perubahan jumlah
basa nitrogen yang bukan kelipatan tiga
dapat mengubah kerangka kaca triplet
kode genetik mRNA.
Perubahan jumlah basa nitrogen dapat
disebabkan oleh duplikasi
(penggandaan), insersi (penyisipan),
dan delesi (kehilangan).
Urutan basa nitrogen pada rantai
4
nukleotda DNA awal adalah ACC – Sumber :Zerzen.2008
GGC – TAA - . . . dan seterusnya. Gamber
• Jika terjadi duplikasi pada basa
nitrogen awal A, akan berubah
menjadi AAC – CGG – A . . . dan
seterusnya.
• Jika terjadi adisi basa nitrogen T di
ujung rantai, akan berubah menjadi
TAC – CGG – CTA – A. . . dan
seterusnya.
• Jika terjadi insersi T di tengah antara
GGC, akan berubah menjadi ACC –
GTG – CTA – A. . . dan seterusnya.
• Jika terjadi delisi basa nitrogen di
ujung rantai (A), akan berubah
menjadi CCG – GCT – AA. . . dan
seterusnya.
2. Mutasi Akibat Perubahan Jenis Basa
Nitrogen
Perubahan jenis basa nitrogen pada
rantai nukleotida disebut juga
pergeseran tautomerik. Perubahan
ini dapat terjadi karena substitusi
(penggantian) secara transisi
maupun transversi.
a. Substitusi Transisi
penggantian suatu pasangan basa
nitrogen dengan pasangan basa
5
nitrogen lainnya yang sejenis.
b. Substitusi transversi
penggantian suatu pasangan basa
nitrogen dengan pasangan basa
nitrogen lainnya yang tidak sejenis.
3. Mutasi Akibat Perubahan Letak
Urutan Basa Nitrogen (Transposisi)
Transposisi adalah perubahan letak
basa-basa nitrogen pada suatu rantai
nukleotida.
B. Mutasi Tingkat Kromosom (Aberasi
Kromosom)
Mutasi kromosom yaitu mutasi yang
disebabkan karena perubahan struktur
kromosom atau perubahan jumlah
kromosom. Istilah mutasi pada
umumnya digunakan untuk perubahan
gen, sedangkan perubahan kromosom
yang dapat diamati dikenal sebagai
variasi kromosom atau mutasi besar/
gross mutation atau aberasi. Mutasi
kromosom sering terjadi karena
kesalahan pada meiosis maupun pada
mitosis. Pada prinsipnya, mutasi
kromosom digolongkan rnenjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
1. Mutasi Komosom Akibat Perubahan
Jumlah Kromosom
Mutasi kromosom yang terjadi karena
6
perubahan jumlah kromosom (ploid)
melibatkan kehilangan atau
penambahan perangkat kromosom
(genom) disebut euploid, sedang yang
hanva terjadi pada salah satu kromosom
dari genorn disebut aneuploid.
Euploid (eu = benar; ploid = unit)
Yaitu jenis mutasi dimana terjadi
perubahan pada jumlah n. Makhluk
hidup yang terjadi dari
perkembangbiakan secara kawin, pada
umumnya bersifat diploid, memiliki 2
perangkat kromosom atau 2 genom pada
sel somatisnya (2n kromosom).
Organismee yang kehilangan I set
kromosomnya sehingga memiliki satu
genom atau satu perangkat kromosom
(n kromosom) dalam sel somatisnya
disebut monoploid. Sedang organisme
yang memiliki lebih dari dua genom
disebut poliploid. Mutasi poliploid ada
dua, yaitu (1) autopoliploid yang terjadi
akibat n-nya mengganda sendiri karena
kesalahan meiosis dan terjadi pada
krornosom homolog, misalnya
semangka tak berbiji; dan (2)
alopoIiploid yang terjadi karena
perkawinan atau hybrid antara spesies
7
yang berbeda jumlah set kromosomnya
dan terjadi pada kromosom non
homolog, misalnya Rhaphanobrassica
(akar seperti kol, daun mirip lobak).
Aneuploid (an = tidak; eu = benar;
Ploid = Unit) Yaitu jenis mutasi dimana
terjadi perubahan jumlah kromosom.
Mutasi kromosom ini tidak melibatkan
seluruh genom yang berubah,
rnelainkan hanya terjadi pada salah satu
kromosom dari genom. Mutasi ini
disebut juga dengan istilah aneusomik.
Penyebab mutasi ini adalah anafase lag
(peristiwa tidak melekatnya benang-
benang spindle ke sentromer) dan
nondisjunction (gagal berpisal). Macam-
macam aneusomik antara lain sebagai
berikut.
• monosomik (2n-1); yaitu mutasi
karena kekurangan satu
kromosom, misalnya Sindrom
Turner pada manusia dimana
jumlah kromosomnya 45 dan
kehilangan 1 kromosom kelamin
(22AA+X0).
• nullisomik (2n-2); yaitu mutasi
karena kekurangan dua
8
kromosom Sumber : Hanifa.2011
• trisomik (2n + 1); yaitu mutasi Gambar
karena kelebihan satu kromosom, 9
misalnya Sindrom Klinefelter
pada manusia dengan kariotipe
22AA+XXY dan Sindrom Jacobs
(22AA+XYY).
• tetrasomik (2n * 2); yaitu mutasi
karena kelebihan dua kromosom.
. 2.Mutasi Kromosom Akibat Perubahan
Struktur Kromosom
Mutasi karena perubahan struktur
kromosom atau kerusakan bentuk
kromosom disebut juga dengan istilah
aberasi. Macam-macam aberasi dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Delesi atau defisiensi
Delesi adalah mutasi karena kekurangan
segmen kromosom. Penghilangan dapat
terjadi pada segmen panjang lengan
kromosom seperti yang dilaporkan pada
tanaman gandum. Tergantung pada gen
dan tingkat ploidi, defisiensi dapat
menyebabkan kematian, separuh
kematian, atau menurunkan viabilitas.
Pada tanaman defisiensi yang
ditimbulkan oleh perlakuan bahan
mutagen (radiasi) sering ditunjukkan
dengan munculnya mutasi klorofil.
Kejadian mutasi klorofil biasanya dapat
diamati pada stadia muda (seedling
stag), yaitu dengan adanya perubahan
warna pada daun tanaman. Macam-
macam delesi antara lain:
• Delesi terminal; ialah delesi yang Sumber :Kamriati.2009
kehilangan ujung segmen Gambar
kromosom.
• Delesi intertitial; ialah delesi yang
kehilangan bagian tengah
kromosom
• Delesi cincin; ialah delesi yang
kehilangan segmen kromosom
sehingga berbentuk lingkaran
seperti cincin.
• Delesi loop; ialah delesi cincin
yang membentuk lengkungan
pada kromosom lainnya.
2. Duplikasi
Mutasi karena kelebihan segmen
kromosom. Mutasi ini terjadi pada
waktu meiosis, sehingga memungkinkan
adanya kromosom lain (homolognya)
yang tetap normal. Duplikasi
menampilkan cara peningkatan jumlah
10
gen pada kondisi diploid. Dulikasi dapat
terjadi melalui beberapa cara seperti:
pematahan kromosom yang kemudian
diikuti dengan transposisi segmen yang
patah, penyimpangan dari mekanisme
crossing-over pada meiosis (fase
pembelahan sel), rekombinasi
kromosom saat terjadi translokasi,
sebagai konsekuensi dari inversi
heterosigot, dan sebagai konsekuensi
dari perlakuan bahan mutagen.
Beberapa kejadian duplikasi telah
dilaporkan dapat miningkatkan
viabilitas tanaman. Pengaruh radiasi
terhadap duplikasi kromosom telah
banyak dipelajari pada bermacam jenis
tanaman seperti jagung, kapas, dan
barley.
3. Translokasi.
Translokasi ialah mutasi yang
mengalami pertukaran segmen
kromosom ke kromosom non homolog.
Macam-macam translokasi antara lain
sebagai berikut.
l. Translokasi homozigot (resiprok)
Translokasi homo zigot ialah translokasi
yang mengalami pertukaran segmen
11
kedua kromosom homolog dengan
segmen kedua kromosom non homolog.
2. Translokasi heterozigot (non resiprok)
Translokasi heterozigot ialah translokasi
yang hanya mengalami pertukaran satu
segmen kromosom ke satu segmen
kromosom nonhomolog.
3. Translokasi Robertson
Translokasi Robertson ialah translokasi
yang terjadi karena penggabungan dua
kromosom akrosentrik menjadi satu
kromosom metasentrik, maka disebut
juga fusion (penggabungan). Translokasi
terjadi apabila dua benang kromosom
patah setelah terkena energi radiasi,
kemudian patahan benang kromosom
bergabung kembali dengan cara baru.
Patahan kromosom yang satu berpindah
atau bertukar pada kromosom yang lain
sehingga terbentuk kromosom baru
yang berbeda dengan kromosom aslinya.
Translokasi dapat terjadi baik di dalam
satu kromosom (intrachromosome)
maupun antar kromosom
(interchromosome). Translokasi sering
mengarah pada ketidakseimbangan
gamet sehingga dapat menyebabkan
12
kemandulan (sterility) karena
terbentuknya chromatids dengan
duplikasi dan penghapusan. Alhasil,
pemasangan dan pemisahan gamet jadi
tidak teratur sehingga kondisi ini
menyebabkan terbentuknya tanaman
aneuploidi. Translokasi dilaporkan telah
terjadi pada tanaman Aegilops
umbellulata dan Triticum aestivum yang
menghasilkan mutan tanaman tahan
penyakit.
4) Inversi
Inversi ialah mutasi yang mengalami
perubahan letak gen-gen, karena selama
meiosis kromosom terpilin dan terjadi
kiasma. Inversi terjadi karena kromosom
patah dua kali secara simultan setelah
terkena energi radiasi dan segmen yang
patah tersebut berotasi 180o dan
menyatu kembali. Kejadian bila
centromere berada pada bagian
kromosom yang terinversi disebut
pericentric, sedangkan bila centromere
berada di luar kromosom yang terinversi
disebut paracentric. Inversi pericentric
berhubungan dengan duplikasi atau
penghapusan chromatid yang dapat
menyebabkan aborsi gamet atau
13
pengurangan frequensi rekombinasi
gamet. Perubahan ini akan ditandai
dengan adanya aborsi tepung sari atau
biji tanaman, seperti dilaporkan terjadi
pada tanaman jagung dan barley. Inversi
dapat terjadi secara spontan atau
diinduksi dengan bahan mutagen, dan
dilaporkan bahwa sterilitas biji tanaman
heterosigot dijumpai lebih rendah pada
kejadian inversi daripada translokasi.
Macam-macam inversi antara lain
sebagai berikut.
a) Inversi parasentrik; teriadi pada
kromosom yang tidak bersentromer.
b) lnversi perisentrik; terjadi pada
kromosom yang bersentromer.
5) Isokromosom
lsokromosom ialah mutasi kromosom
yang terjadi pada waktu
menduplikasikan diri, pembelahan
sentromernya mengalami perubahan
arah pembelahan sehingga terbentuklah
dua kromosom yang masing – masing
berlengan identik (sama). Dilihat dari
pembelahan sentromer maka
isokromosom disebut juga fision, jadi
peristiwanya berlawanan dengan
14
translokasi Robertson (fusion) yang
mengalami penggabungan.
6) Katenasi
Katenasi ialah mutasi kromosom yang
terjadi pada dua kromosom non
homolog yang pada waktu membelah
menjadi empat kromosom, salinq
bertemu ujung-ujungnya sehingga
membentuk lingkaran.
IV. Penyebab Penyebab mutasi dalam lingkungan
Mutasi dapat bersifat fisik, kimia, dan biologis.
(Mutagen) 1. Mutagen Fisik
Penyebab mutasi dalam lingkungan
yang bersifat fisik adalah radiasi dan
suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi
dibedakan menjadi radiasi pengion dan
radiasi bukan pengion. Radiasi pengion
adalah radiasi berenergi tinggi
sedangkan radiasi bukan pengion adalah
radiasi berenergi rendah. Contoh radiasi
pengion adalah radiasi sinar X, sinar
gamma, radiasi sinar kosmik. Contoh
radiasi bukan pengion adalah radiasi
sinar UV. Radiasi pengion mampu
menembus jaringan atau tubuh makhluk
hidup karena berenergi tinggi.
Sementara radiasi bukan pengion hanya
15
dapat menembus lapisan sel-sel
permukaan karena berenergi rendah.
Radiasi sinar tersebut akan
menyebabkan perpindahan elektron-
elektron ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Ataom-ataom yang memiliki
elektron-elektron sedemikian dinyatakan
tereksitasi atau tergiatkan. Molekul-
molekul yang mengandung atom yang
berada dalam keadaan tereksitasi
maupun terionisasi secara kimiawi lebih
reaktif daripada molekul yang memiliki
atom-atom yang berada dalam kondisi
stabil. Raktivitas yang meningkat
tersebut mengundang terjadinya
sejumlah reaksi kimia, terutama mutasi.
Radiasi pengion dapat menyebabkan
terjadinya mutasi gen dan pemutusan
kromosom yang berakibat delesi,
duplikasi, insersi, translokasi serta
fragmentasi kromosom umumnya.
2. Mutagen Kimiawi
Penyebab mutasi dalam lingkungan
yang bersifat kimiawi disebut juga
mutagen kimiawi. Mutagen-mutagen
kimiawi tersebut dapat dipilah menjadi
3 kelompok, yaitu analog basa, agen
16
pengubah basa dan agen penyela.
Senyawa yang merupakan contoh
analog basa adalah 5-Bromourasil (5
BU). 5-BU adalah analog timin. Dalam
hubungan ini posisi karbon ke-5
ditempati oleh gugus brom padahal
posisi itu sebelumnya ditempati oleh
gugus metil. Keberadaan gugus brom
mengubah distribusi muatan serta
meningkatkan peluang terjadinya
tautomerik. Senyawa yang tergolong
agen pengubah basa adalah mutagen
yang secara langsung mengubah
struktur maupun sifat kimia dari basa,
yang termasuk kelompok ini adalah
agen deaminasi, agen hidroksilasi serta
agen alkilasi. Perlakuan dengan asam
nitrit, misalnya, terhadap sitosin akan
menghasilkan urasil yang berpasangan
dengan adenin sehingga terjadi mutasi
dari pasangan basa S-G menjadi T-A.
Agen hidroksilasi adalah mutagen
hydroxammin yang bereaksi khusus
dengan sitosin dan menguabhnya
sehingga sitosisn hanya dapat
berpasangan dengan adenin. Sebagai
akibatnya terjadi mutasi dari SG menjadi
TA.agen alkilasi mengintroduksi gugus
17
alkil ke dalam basa pada sejumlah posisi
sehingga menyebabkan perubahan basa
yang akibatnya akan terbentuk pasangan
basa yang tidak lazim. Senyawa yang
tergolong agen interkalasi akan
melakukan insersi antara basa-basa yang
berdekatan pada sati atau kedua unting
DNA. Contoh agen interkalasi adalah
proflavin, aeridine, ethidium bromide,
dioxin dan ICR-70.
3. Mutagen Biologi
Mutagen biologi berupa organisme,
misalnya virus dan bakteri asam nukleat
dalam virus dan bakteri mampu
merusak kromosom sel sehingga
terbentuk sel-sel yang abnormal.
V. Klasifikasi A. MUTASI BERDASARKAN
Mutasi SUMBERNYA
1 1. Mutasi Alami (Mutasi Spontan)
Mutasi alami (mutasi spontan)
adalah mutasi yang terjadi di alam
secara acak (random), tanpa diketahui
sebabnya secara pasti. Mutasi ini jarang
terjadi, tingkat kemungkinannya pun
sangat kecil. Mutasi spontan mungkin
terjadi karena mekanisme tertentu di
dalam sel yang tidak sempurna. Mutasi
18
spontan dapat disebabkan oleh beberapa
alasan berikut: ketidakstabilan
nukleotida, kesalahan replikasi, serta
ketidaksempurnaan meiosis. Umumnya
mutasi spontan bersifat resesif sehingga
jarang mampu bertahan hidup. Jika
mampu bertahan hidup maka mutan
akan berkembang menghasilkan variasi
baru.
Ketidakstabilan Nukleotida,
Keempat basa nukleotida dapat bersifat
tidak stabil dan berada pada dua bentuk
yang berbeda (tautomer). Saat suatu
basa membentuk tautomernya, basa ini
dapat berpasangan dengan basa lainnya
yang berbeda. Misalnya, basa G
biasanya berpasangan dengan basa S.
Namun, jika basa G pada kondisi
tautomer saat replikasi DNA, maka basa
G tersebut akan berpasangan dengan
basa T.Oleh karena itu, ada mutasi basa
S ke basa T.
Kesalahan Replikasi DNA
polimerase dapat melakukan kesalahan
saat replikasi. Misalnya insersi basa S
yang seharusnya basa T. Kebanyakan
kesalahan replikasi semacam ini akan
diperbaiki oleh kompleks DNA
19
polimerase yang mempunyai
kemampuan untuk memperbaiki
(proofreading). Namun, kemungkinan
kesalahan semacam itu tetap ada dan
menjadi permanen.
Ketidaksempurnaan Meiosis,
Gagal berpisah dapat terjadi akibat
ketidaksempurnaan proses meiosis yang
mengarah pada pembagian kromosom
yang tidak merata, terlalu banyak, atau
terlalu sedikit.
22. Mutasi Buatan (Mutasi Terinduksi)
Mutasi Buatan (Mutasi
Terinduksi) merupakan mutasi yang
berasal dari luar atau kejadian yang
disengaja oleh manusia. Mutasi
terinduksi merupakan program yang
dikerjakan oleh para pemulia tanaman
dan hewan guna memperbaiki fenotip
tanaman agronomi atau holtikultura
serta hewan budidaya
VI. Kelainan Manusia dengan jumlah kromosom
pada Manusia diploid (2n) 46 buah kromosom (44A +
Akibat Mutasi XX atau 44A + XY) jika mengalami
mutasi menghasilkan aneuploid trisomi,
kromosom individu tersebut akan
bertambah satu menjadi 47 kromosom
(2n +1). Pada manusia, mutasi karena
aneuploid ini dapat mengakibatkan
20
kelainan atau penyakit. Meskipun hal ini
membahayakan individu penderita,
kelainan tersebut jarang dapat
diturunkan, karena umumnya penderita
menjadi mandul dan tidak dapat
menghasilkan keturunan. Contoh
penyakit atau kelainan yang disebabkan
oleh mutasi kromosom aneuploid yaitu
sindrom Down, sindrom Klinefelter,
dan sindrom Turner. Berikut
dipaparkan beberapa kelainan akibat
mutasi kromosom.
1)Sindrom Turner Sumber : Fakhri.2014
a) Kariotipe: 45 XO (44 autosom + satu Gambar 5
kromosom X) diderita oleh wanita.
b) Sindrom ini disebabkan oleh sel telur
yang tidak mengandung kromosom X
dibuahi sperma yang mengandung
kromosom X.
c) Tinggi badan cenderung pendek.
d) Perkembangan alat kelamin terlambat
(infantil).
e) Sisi leher tumbuh tambahan daging.
f) Bentuk kaki X.
g) Kedua puting susu berjarak melebar.
h) Keterbelakangan mental
21
2)Sindrom Klinefelter ditemukan
Klinefelter tahun 1942. Ciri-ciri sindrom
Klinefelter sebagai berikut.
a) Kariotipe: 47, XXY (kelebihan Sumber : Fakhri.2014
kromosom seks X) diderita oleh pria. Gambar 6
b) Sindrom ini disebabkan oleh sel telur
yang membawa kromosom X dibuahi
oleh sperma yang mengandung
kromosom XY, atau sel telur yang
membawa kromosom XX dibuahi oleh
sperma yang membawa kromosom Y.
c) Bulu badan tidak tumbuh.
d) Testis mengecil, mandul (steril).
e) Buah dada membesar.
f) Tinggi badan berlebih.
g) Jika jumlah kromosom X lebih dari
dua mengalami keterbelakangan mental.
3) Sindrom Jacob
Sindrom Jacob ditemukan oleh P.A.
Jacobs tahun 1965. Ciri-ciri sindrom
Jacob sebagai berikut.
a) Kariotipe: 47, XYY (kelebihan
kromosom seks Y) diderita oleh pria.
b) Sindrom ini terjadi karena sel telur (X)
dibuahi oleh sperma YY (akibat gagal
berpisah).
22
c) Berperawakan tinggi.
d) Bersifat antisosial dan agresif.
e) Suka melawan hukum.
4) Sindrom Down Sumber : Fakhri.2014
Sindrom Down ditemukan oleh J.L. Gambar 7
Down tahun 1866. Ciri-ciri sindrom
Down sebagai berikut.
a) Kariotipe: 47 XX atau 47 XY.
b) Mongolisme, bertelapak tebal seperti
telapak kera.
c) Mata sipit miring ke samping.
d) Bibir tebal, lidah menjulur, air liur
selalu menetes, serta gigi kecil-kecil dan
jarang.
e) IQ rendah (+ 40).
Namun, bukan berarti anak dengan
Down Sindrom hanya menjadi beban
bagi orang lain. Mereka pun juga bisa
berprestasi dan berkiprah bagi
sesamanya. Berikut video inspirasional
tentang anak-anak yang hidup dengan
Sindrom Down.
5) Sindrom Edward Sumber : Fakhri.2014
a) Kariotipe: 45 A + 18 + XX atau 45 A + Gambar 8
18 + XY.
b) Sindrom ini terjadi akibat gagal 23
berpisah pada autosom nomor 18 ketika
pembentukan sel telur.
c) Tulang tengkorak lonjong.
d) Dada pendek dan lebar.
e) Kedudukan telinga rendah dan tidak
wajar.
f) Mulut kecil.
9) Mengalami keterbelakangan mental.
6) sindrom metafemale
a) Kariotipe: 44 A + XXX diderita oleh
wanita.
b) Sindrom ini terjadi karena sel telur
yang mengandung kromosom XX
(akibat gagal berpisah) dibuahi oleh
sperma X.
c) Payudara tidak berkembang.
d) Menstruasi tidak teratur, dan steril.
e) Mengalami gangguan mental.
f) Pada umumnya tidak berusia panjang.
7) Sindrom Patau
Kromosom 47 (Trisomik),
penggandaan di kromosom 13/14/15
Jenis kelamin : bisa laki-laki atau
perempuan (karena tidak terpaut
kromosom seks)
Ciri-ciri :
- Berumur pendek (rata-rata berumur
3 bulan)
24
- Polidoktil (banyak jari)
- Otak lebih kecil
- Keterbelakangan mental
- Bibir bercelah
- Kelemahan pada jantung
- Kelainan usus
VII. Mutasi Mutasi dapat menyebabkan
dalam perubahan gen maupun kromosom
Mekanisme sehingga menimbulkan terjadinya
Proses Evolusi perubahan-perubahan sifat pada tingkat
sel hingga tingkat individu. Perubahan
yang terjadi pada individu
menyebabkan terjadinya variasi-variasi
sifat yang menimbulkan
keanekaragaman suatu organisme. Jika
mutasi di alam terjadi terus-menerus
dari waktu ke waktu, tingkat
keanekargaman organisme akan terus
meningkat dan dapat menginisiasi
terbentuknya spesies-spesies baru
dengan sifat-sifat yang jauh berbeda dari
sifat-sifat organisme asal mulanya.
Dengan kata lain, telah terjadi proses
evolusi. Tingkat terjadinya mutasi
alamiah akan berlangsung sesuai
dengan gejala-gejala alam yang ada,
sedangkan tingkat terjadinya mutasi
25
buatan bergantung pada manusia.
Mutasi buatan diperkirakan dapat
mempercepat terjadinya proses evolusi
organisme di bumi.
• DAFTAR PUSTAKA
Era Wati.2013. domba. Diakses melalui http://erafarmindo.blogspot.co.id/search
/label/domba%20kambing. Pada tanggal 25 November 2017.
Ernaningtyas.2014. Buku SMA/MA kelas XII.
Fakhri Abdullah.2014. Kelainan akibat mutasi kromosom. Diakses melalui
http://anteilku.blogspot.co.id/2014/01/kelainan-akibat-mutasi-kromosom.html.
pada tanggal 25 November 2017.
Indiani.2013. Drosophila. Diakses melalui http://www.indiana.edu/~oso/lessons
/Genetics/Drosophila.html. pada tanggal 25 November 2017.
Kamriati, Ramli.2009. Mutasi Kromosom. Diakses melalui https://kamriantiramli.
wordpress.com/tag/mutasi-kromosom/. Pada tangal 25 November 2017.
Lemis.2011. bunga oenothera lamarckiana. Diakses melalui http://www.lemis.c
om/grog/diary-feb2011.php. pada tanggal 25 November 2017.
Tohir.2013. Mutasi pada Manusia Sindrom. Diakses melalui http://www.
zonabiokita.web.id/2013/12/mutasi-pada-manusia-sindrom.html. pada tanggal
25 November 2017.
Zerzen.2008. pengenalan mutan drosophila. Diakses melalui https://zarzen.
wordpress.com/pengenalan-mutan-drosophila-melanogaster/. Pada tanggal 26
November 2017.
26