The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pola Pewarisan Sifat dan Hukum Mandel (M. Yasin, S.Pd)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tbm.hspgbjm.22, 2022-12-12 22:54:46

Pola Pewarisan Sifat dan Hukum Mandel (M. Yasin, S.Pd)

Pola Pewarisan Sifat dan Hukum Mandel (M. Yasin, S.Pd)

BAHAN AJAR
BIOLOGI

Pola Pewarisan Sifat pada Hukum Mendel

Muhammad Yasin

(A1C215027)

Untuk SMA/MA
Kelas XII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
U

POLA PEWARISAN SIFAT

Biologi

Untuk SMA/MA Kelas XII
Berdasarkan Kurikulum 2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha

Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulisan bahan ajar
Keanekaragaman jenis makhluk hidup dapat dibuat dengan baik.
Pembuatan Bahan Ajar ini diharapkan siswa dapat memahami
keanekaragaman jenis makhluk hidup dengan baik. Penyusunan
bahan ajar ini berdasarkan Kurikulum 2013.

Pada Kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang membantu sehingga bahan ajar ini
dapat terselesaikan dengan baik

Semoga Bahan ajar ini dapat digunakan sebaik-baiknya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Banjarmasin, November 2017

Penyusun

Kompetensi dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang struktur dan fungsi DNA, gen, dan kromosom
dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada makhluk hidup

2.1 Berperilaku ilmiah : teliti, tekun, jujur terhadap data
dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam
observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratortium
maupun di luar kelas/laboratorium

3.2 Memahami pola-pola Hukum Mendel
4.2 Mengaitkan pola-pola Hukum Mendel dengan sebuah

peristiwa yang ditemukan sehari-hari

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1.1 Menyebutkan surah dalam Al-quran tentang pewarisan sifat

2.1.1 Menunjukkan perilaku berkarakter, meliputi : teliti, jujur,

Line Opeudt/uPlie,mbtaatnagsg:ung jawab, bekerja sama, terbuka dan menghargai

• peKnDdapat teman

3.2.1 • MIePnKjelaskan konsep pewarisan sifat menurut Mendel
• JUDUL MATERI

3.2.2 • MIennsgeurtraTikabaenltestcross, bKaoclkocmro3sBsadraisn3penyilangan resiprok

3.2.3 Menjelaskan gamet, genotif dan fenotif
3.2.4
3.2.5 Uraian Gambar
Melakukan simulasi persilangan monohibrid dan dihibrid
Sub BAB

Menjelaskan penyimpangan semu Hukum Mendel

3.2.6 Ulangan Tengah Semester

4.2.1 Membuat bagan pewarisan sifat

4.2.2 Membuat tabel perbedaan testcross, backcross dan penyilangan

resiprok

4.2.3 Membuat peta konsep gamet, genotif dan fenotif

4.2.4 Membuat laporan hasil simulasi

4.2.5 Membuat mind mapping penyimpangan semu Hukum Mendel

Konsep Pewarisan Sifat menurut Mendel

Genetika mulai berkembang b. Dapat melakukan penyerbukan sendiri

setelah seorang biarawan Austria (autogami)

yang bernama Gregor Johann
Mendel pada tahun 1856-1863 c. Mudah dilakukan perkawinan silang
menyampaikan hasil eksperimen d. Cepat menghasilkan biji

penyilangan (hidridisasi) kacang e. Menghasilkan banyak keturunan

ercis (Pisum sativum), kacang (Irnaningtyas, 2015 ;164)
kapri). Mendel memilih tanaman

kacang ercis dengan beberapa

alasan sebagai berikut.

a. Memiliki banyak varietas

dengan pasangan sifat yang

kontras, yaitu bunga berwarna

ungu dan putih, posisi nunga

aksial dan terminal, bentuk biji

bulat dan keriput, warna

kotiledon niji hijau dan kuning,

bentuk polong menggembung
dan mengerut, warna polong Gambar 1. 7 Sifat ercis

hijau dan kuning, serta batang

panjang dan pendek

A. Hukum Mendel I
Hukum Mendel I atau hukum

segregasi (pemisahan) adalah suatu
kaidah pemisahan pasangan alel secara
bebas pada saat pembelahan meiosis dalam
pembentukan gamet. Segregasi ini disertai
dengan penurunan jumlah kromosom diploid

Gambar 2. Persilangan monohibrid menjadi haploid. Hukum Mendel I dapat
dibuktikan pada penyilangan monohibrid.
Monohibrid adalah penyilangan dengan
satu sifat beda yang merupakan satu
pasang alel. Mendel menyilangkan kacang
ercis berbunga warna ungu dengan kacang
ercis berbunga warna putih. Hasil
keturunan I berbunga warna ungu 100%.
Sifat bunga warna ungu adalah dominan,
sedangkan warna putih bersifat resesif.

Jika bunga warna ungu keturunan I
(F1) disilangkan dengan sesamanya
(inbreeding), akan dihasilkan keturunan II
(F2) berupa bunga berwarna ungu
sebanyak 75% dan warna putih sebanyak
25%.

Gambar disamping merupakan contoh
persilangan monohibrid

B. Hukum II Mendel

Pada percobaan berikutnya,

Mendel menggunakan persilangan

dengan dua sifat beda atau disebut Semua biji bulat
persilangan dihibrid. Mendel kuning
menggunakan dua sifat beda dari
tanaman ercis, yaitu bentuk dan Disilangkan antar-F1
warna biji. Oleh Mendel, tanaman
BbKk >< BbKk

ercis biji bulat-kuning disilangkan 9/16 bulat kuning

dengan tanaman ercis biji 3/16 bulat hijau

berkerut-hijau. Hasilnya, semua 3/16 berkerut
keturunan F1 berupa tanaman ercis kuning
biji bulat-kuning. Pada persilangan
1/16 berkerut
hijau

antarindividu F1 didapatkan 16

kombinasi gen dengan empat Gambar 3. Persilangan dihibrid

fenotip, yaitu tanaman ercis biji
bulatkuning, biji bulat-hijau, biji Berdasarkan hasil percobaan di atas,

berkerut-kuning, dan biji berkerut- Mendel menarik kesimpulan bahwa gen-gen

hijau (Sembiring, 2009; 113). dari sepasang alel memisah secara bebas

Misalnya diketahui gen-gen (tidak saling mempengaruhi) ketika terjadi

yang menentukan sifat meiosis selama pembentukan gamet.

biji tanaman ercis sebagai berikut. Prinsip ini dikenal sebagai hukum II

Mendel atau dikenal dengan The Law of
1) B = gen yang menentukan biji Independent Assortmen of Genes atau
bulat.
hukum Pengelompokan Gen secara Bebas
2) b = gen yang menentukan biji (Sembiring, 2009; 113).

berkerut.

3) K = gen yang menentukan biji

berwarna kuning.

A. Backcross C. Persilangan resiprok

Perkawinan balik (back cross) Persilangan Resiprok menurut Welsh

adalah perkawinan antara individu (1991) adalah persilangan antara dua induk,

F1 dengan salah satu induknya, di mana kedua induk berperan sebagai

induk betina atau jantan. Back pejantan dalam satu persilangan, dan

cross berguna untuk mencari sebagai betina dalam persilangan yang lain.

genotip induk (Rochimah, 2009 ; Seleksi berulang resiprokal memperbaiki

133). kemampuan berkombinasi spesifik maupun

B. Testcross umum. Caranya adalah dengan melakukan
Test cross adalah persilangan seleksi terhadap dua populasi dengan
antara hibrid (individu F1) dengan waktu yang bersamaan (Welsh, 1991).
salah satu induk homozigot resesif.
Individu F1 tidak atau belum Misalnya, persilangan tanaman ercis
diketahui genotipnya. Oleh karena berbatang tinggi dengan genotip TT
itu, uji silang ini bertujuan untuk (homozigot dominan) dengan tanaman ercis
menguji ketidakmurnian individu berbatang pendek dengan genotip tt
dengan mengetahui perbandingan (homozigot resesif). Pada persilangan ini,
fenotip keturunannya. Dengan sel kelamin jantan maupun betina dapat
demikian, dapat diketahui individu berasal dari tanaman ercis berbatang
yang diuji adalah heterozigot atau tinggi maupun tanaman ercis berbatang
homozigot (Rochimah, 2009 ; 134). pendek.

Sehingga dapat dikatakan jika tanaman

ercis jantan berbatang tinggi disilangkan

dengan tanaman ercis betina berbatang

pendek maka keturunan yang dihasilkan

akan memiliki sifat yang sama dengan hasil

persilangan antara tanaman ercis betina

berbatang tinggi dengan tanaman ercis

jantan berbatang pendek. Dengan

demikian, terlihat bahwa individu jantan

Gambar 4. Diagram persilangan maupun betina memiliki kesempatan yang

testcross sama rata dalam pewarisan sifat.

Gamet, Genotif dan Fenotif

A. Gamet C. Fenotif

Gamet adalah sel yang Fenotip adalah hasil ekspresi atau

diproduksi oleh organisme untuk perpaduan dari genotip dengan

tujuan reproduksi generatif. lingkungannya, berupa sifat yang tampak

Pada manusia, sel telur dan dari luar sehingga dapat diamati. Sebagai

sperma adalah dua sel contoh adalah bentuk (rambut, wajah,

generatif, yang berbeda dalam mata, tubuh, dan lain-lain) atau warna

ukuran dan kualitas lain seperti (pada rambut, kulit, iris atau selaput

jumlah masing-masing yang pelangi). Genotip yang sama dapat

diproduksi tubuh. menghasilkan fenotip yang berbeda jika

B. Genotif terdapat pada lingkungan berbeda.

Genotip adalah susunan genetik Gambar dibawah ini merupakan ekspresi

dari suatu sifat atau karakter fenotif.

individu, biasanya diberi simbol

dengan huruf dobel (misalnya

TT, Tt dan tt). Genotip juga

dikatakan sebagai faktor

pembawaan. Genotip

menunjukkan sifat dasar yang

tidak tampak dan bersifat

menurun atau diwariskan pada

keturunannya.

Gambar 5. Salah satu contoh bentuk
fenotif

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Sebagaimana yang telah kalian pelajari

bahwa persilangan monohibrid

menghasilkan perbandingan individu

keturunan 3 : 1 atau 1 : 2 : 1, dan

persilangan dihibrida menghasilkan

individu keturunan 9 : 3 : 3 : 1. Dalam

prakteknya, hasil persilangan Mendel

dapat menghasilkan perbandingan individu

yang tidak tepat. Pada persilangan

dihibrida, dapat dihasilkan perbandingan

yang merupakan variasi dari perbandingan William Bateson (1861-1926) adalah
9 : 3 : 3 : 1 yaitu 12 : 3 : 1; 9 ; 7 atau 15 : seorang profesor dari Cambridge
1. Meskipun demikian, perbandingan University dan di The John Innes
tersebut tetap mengikuti aturan Hukum Horticultural Institute. Ia tumbuh di
Mendel. Oleh karena itu, hasil lingkungan intelektual. Di bawah
perbandingan tersebut dikatakan sebagai pengaruh Francis Maitland Balfour,
penyimpangan semu Hukum Mendel. seorang ahli embriologi, ia mendalami
Penyimpangan tersebut terjadi karena zoologi, dan selanjutnya mempelajari
adanya beberapa gen yang saling embriologi selama 2 tahun di Amerika.
memengaruhi dalam menghasilkan Selain itu, Bateson juga dikenal

fenotip. Meskipun demikian, perbandingan sebagai ilmuwan anti-Darwinian, dan
fenotip tersebut masih mengikuti prinsip- pandangan-pandangannya
tentang
prinsip Hukum Mendel. Penyimpangan evolusi tercermin dalam karyanya,
semu Hukum Mendel tersebut meliputi Materials for the Study of Evolution
interaksi gen, kriptomeri, polimeri, (1894).
epistasis-hipostasis, gen-gen

komplementer, gen dominan rangkap dan

gen penghambat.

1) Interaksi gen (Interaksi beberapa P: RRpp (Mawar) rrPP (Ercis)
pasangan gen) Gamet : Rp rP
Pada permulaan abad ke-20, W.
Baterson dan R.C. Punnet F2 :
menyilangkan beberapa varietas
ayam negeri, yaitu ayam berpial Fenotip Walnut Mawar Ercis Tunggal
gerigi (mawar), berpial biji (ercis), rrpp
dan berpial bilah (tunggal). Pada RRPP RRpp rrPP
persilangan antara ayam berpial
mawar dengan ayam berpial ercis, Genotip RRPp Rrpp rrPp
menghasilkan semua ayam berpial
sumpel (walnut) pada keturunan F1. RrPP
Varietas ini sebelumnya belum RrPp
dikenal. Pada keturunan F2
diperoleh empat macam fenotip, Perbandi- 9 3 31
yaitu ayam berpial walnut, berpial
mawar, berpial ercis, dan berpial ngan
tunggal dengan perbandingan 9 : 3 :
3 : 1. Perbandingan ini sama dengan GFeanomtipbar 6. Interaksi beberapa pasang
perbandingan F2 pada pembastaran
dihibrid (Sembiring, 2009; 123). F1 : Walnut Walnut
Perhatikan diagram persilangan di
samping! gen

RrPp RrPp

Gamet : RP, Rp, rP, rp RP, Rp, rP, rp

Keturunan F1 berfenotip ayam

Berdasarkan diagram persilangan berpial walnut atau sumpel, tidak

tersebut terdapat penyimpangan menyerupai salah satu induknya.

dibandingkan dengan persilangan Sifat pial sumpel atau walnut (F1)

dihibrid. Penyimpangan yang merupakan interaksi dua faktor

dimaksud bukan mengenai dominan yang berdiri sendiri-sendiri

perbandingan fenotip, tetapi dan sifat pial tunggal (F2) sebagai

munculnya sifat baru pada F1 & F2. hasil interaksi dua faktor resesif.

2) Kriptomeri
Kriptos (Yunani) berarti tersembunyi, dalam plasma sel dan faktor a jika
sehingga kriptomeri dikatakan tidak ada antosianin dalam plasma sel.
sebagai gen dominan yang seolah-olah Faktor B, apabila kondisi basa dan b
tersembunyi jika berdiri sendiri dan dalam kondisi asam. Sifat A dominan
akan tampak pengaruhnya apabila terhadap a dan sifat B dominan
bersama-sama dengan gen dominan terhadap sifat b. Oleh karena itu,
yang lainnya. Peristiwa kriptomeri ini tanaman yang berbunga merah
pertama kali ditemukan oleh Correns disimbolkan dengan Aabb atau AAbb,
(Tahun 1912) setelah menyilangkan sedangkan tanaman yang berbunga
bunga Linaria marocanna berwarna putih disimbolkan dengan aaBB atau
merah (Aabb), dengan bunga Linaria aabb (Rochimah, 2009; 136).
maroccana berwarna putih (aaBB).

Keturunan F1nya adalah bunga
berwarna ungu (AaBb) yang berbeda
dengan warna dari bunga kedua
induknya (yaitu merah dan putih).
Rasio fenotip F2nya adalah 9 ungu: 3
merah: 4 putih. Lantas dari manakah
warna ungu tersebut timbul? Dari
hasil penelitian plasma sel, ternyata
warna merah disebabkan oleh adanya
pigmen antosianin dalam lingkungan
asam. Dalam lingkungan basa, pigmen
ini akan memberikan warna ungu. Jika
di dalam plasma tidak terdapat
pigmen antosianin, baik di dalam Gambar 7. Linaria marocanna
lingkungan asam atau basa, maka akan

terbentuk warna putih. Faktor A,
apabila mengandung pigmen antosianin

Dari penjelasan di atas, dapat Polimeri atau karakter kuantitatif

dikatakan bahwa bunga merah adalah persilangan heterozigot dengan

memiliki antosianin di mana dalam banyak sifat beda yang berdiri sendiri,

lingkungan plasma sel bersifat tetapi memengaruhi bagian yang sama

asam. Sedangkan bunga putih tidak dari suatu organisme. Peristiwa
memiliki antosianin di mana polimeri ditemukan oleh Lars Frederik

Nelson dan Ehle, setelah melakukan

lingkungan plasma sel bersifat

percobaan dengan menyilangkan

basa. Apabila kedua tanaman gandum berbiji merah dengan gandum
tersebut saling disilangkan, dapat berbiji putih. Persilangan itu

dilihat pada diagram berikut. menghasilkan keturunan heterozigot

berwarna merah lebih muda bila

dibandingkan dengan induknya yang

homozigot (merah). Oleh karena itu,

biji merah bersifat dominan tidak

sempurna terhadap warna putih.

Setelah generasi F1 disilangkan

sesama, pada generasi F2 diperoleh

perbandingan fenotip 3 merah : 1 putih

Gambar 8. Kriptomeri (Rochimah, 2009; 137).
Supaya kalian lebih memahami,

3) Polimeri cermatilah contoh berikut.

Pada uraian sebelumnya telah

dijelaskan tentang kriptomeri.

Selanjutnya, kalian akan

mempelajari tentang polimeri.

Apakah perbedaan antara

keduanya? Untuk dapat

menjawabnya, simaklah uraian

berikut.

Dari hasil keturunan pada diagram di

samping, banyaknya jumlah faktor M

mempengaruhi warna bijinya. Semakin

banyak faktor M yang ada, warnanya

semakin tua atau semakin gelap.

Kapankah peristiwa polimeri dapat

terjadi?

Peristiwa ini terjadi pada pewarisan,

warna kulit manusia. Warna kulit

disebabkan oleh zat warna kulit

(pigmen). Jika faktor pigmen kulit

Gambar 9. Polimeri manusia dilambangkan dengan P,

Berdasarkan diagram di atas dihasilkan genotip orang berkulit putih p1p1 p2p2

perbandingan genotip F2 sebagai berikut. p3p3. Apabila pria kulit putih menikah

9 M1_M2_ = merah 3 m1m1M2_ = merah dengan wanita kulit hitam (negro),

3 M1_m2m2 = merah 1 m1m1m2m2 = maka keturunan F1 akan mempunyai

putih. kulit mulad (coklat sawo matang), yang

Jadi, polimeri berfenotip P1p1P2p2P3p3. Derajat
kehitaman kulit bergantung pada
menghasilkan rasio banyaknya faktor pigmen P.

fenotip F2 = merah :

putih = 15 : 1.

4) Epistasis-Hipostasis F1 yang berumbi lapis merah.
Kalian tentunya masih ingat tentang Keturunan F2 terdiri atas 16
istilah epikotil (epi = di atas) dan kombinasi dengan perbandingan
hipokotil (hipo = di bawah) bukan? 12/16 merah : 3/16 kuning : 1/16
Istilah tersebut dapat dianalogkan putih atau 12 : 3 : 1. Perbandingan
dengan epistasis dan hipostasis. itu terlihat menyimpang dari
Dalam hal ini, epistasis adalah sebuah hukum Mendel, tetapi ternyata
atau sepasang gen yang menutupi atau tidak. Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1
mengalahkan ekspresi gen lain yang untuk keturunan perkawinan
tidak selokus (sealel). Bagaimana dihibrid hanya mengalami
dengan Hipostasis? Hipostasis adalah modifikasi saja, yaitu 9 : 3 : 3 : 1
gen yang tertutupi oleh sebuah atau menjadi 12 : 3 : 1.
sepasang gen lain yang tidak selokus Perhatikan diagram persilangan
(yang bukan alelnya). berikut.

Epistasis dibedakan menjadi tiga,

yaitu epistasis dominan, epistasis

resesif, dan epistasis dominan

resesif (Rochimah, 2009; 138-139).

a) Epistasis Dominan

Pada epistasis dominan terdapat

satu gen dominan yang bersifat

epistasis. Misalnya warna umbi Gambar 10. Epistasis dominan pada bawang

lapis pada bawang (Allium sp.). A b) Epistasis Resesif
Pada peristiwa epistasis resesif
merupakan gen untuk umbi merah terdapat suatu gen resesif yang
bersifat epistasis terhadap gen
dan B merupakan gen untuk umbi dominan yang bukan alelnya
(pasangannya). Gen resesif
kuning. Gen merah dan kuning tersebut harus dalam keadaan
homozigot, contohnya pada
dominan terhadap putih.

Perkawinan antara tanaman

bawang berumbi lapis kuning

homozigot dengan yang merah

homozigot menghasilkan tanaman-

c) Epistasis dominan-resesif pewarisan warna rambut tikus.
Epistasis dominan dan resesif Gen H menentukan warna abu-
abu, gen h menentukan warna
(inhibiting gen) merupakan hitam, gen A menentukan enzim
yang menyebabkan timbulnya
penyimpangan semu yang terjadi warna dan gen a yang
menentukan enzim penghambat
karena terdapat dua gen dominan munculnya warna. Gen A bersifat
epistasis. Jadi, tikus yang
yang jika dalam keadaan bersama berwarna abu-abu memiliki gen H
dan A (Sembiring, 2009; 121).
akan menghambat pengaruh salah Perhatikan diagram persilangan
disamping.
satu gen dominan tersebut.

Peristiwa ini mengakibatkan

perbandingan fenotip F2 = 13 : 3.

Contohnya ayam leghorn putih

mempunyai fenotip IICC

dikawinkan dengan ayam white

silkre berwarna putih yang

mempunyai genotip iicc.

Perhatikan diagram berikut.

Gambar 12. Epistasis dominan-resesif
Catatan:
C = gen yang menghasilkan warna.

C = gen yang tidak menghasilkan warna Gambar 11. Epistasis resesif
(ayam menjadi putih).

I = gen yang menghalang-halangi keluarnya Jadi, perbandingan fenotip F2 = abu-abu :
warna (gen ini disebut juga gen penghalang hitam : putih = 9 : 3 : 4.

atau inhibitor).

i = gen yang tidak menghalangi keluarnya
warna. Coba perhatikan diagram hasil
persilangan F1 di atas. Meskipun gen
C mempengaruhi munculnya warna
bulu, tetapi karena bertemu dengan
gen I (gen yang menghalangi
munculnya warna), maka menghasilkan
keturunan dengan fenotip ayam
berbulu putih.

Jadi, perbandingan fenotip:

F2 = ayam putih : ayam berwarna Gambar 13. Gen komplemeter

=13/16 : 3/16 = 13 : 3 Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak

5) Gen Komplementer akan menunjukkan sifat normal apabila

Gen komplementer adalah gen-gen kedua gen tersebut tidak terdapat
yang berinteraksi dan saling bersama-sama dalam satu genotip.
melengkapi. Kehadiran gen-gen
tersebut secara bersama-sama akan Dengan demikian, jika hanya terdapat

memunculkan karakter (fenotip) gen T tanpa gen B, atau jika hanya

tertentu. Sebaliknya, jika salah satu terdapat gen B tanpa gen T maka akan

gen tidak hadir maka pemunculan tetap memunculkan sifat bisu tuli.

karakter (fenotip) tersebut akan Rasio fenotip F2 yang dihasilkan adalah
terhalang atau tidak sempurna 9 Normal : 7 bisu tuli.
(Sembiring, 2009; 125)

Agar lebih jelas, simaklah contoh

berikut.

Apabila F1 (keturunan pertama) hasil

perkawinan 2 orang yang bisu tuli

disilangkan dengan sesamanya, maka

generasi atau keturunan F2 ada yang

normal dan bisu tuli.

6) Gen rangkap Miyake dan Imai (Jepang) menemukan

Masih ingatkah kalian dengan gen bahwa pada tanaman gandum (Hordeum

dominan? Gen dominan rangkap vulgare) terdapat biji yang kulitnya

merupakan dua gen dominan yang berwarna ungu tua, ungu, dan putih.

memengaruhi bagian tubuh makhluk Jika gen dominan A dan B terdapat

hidup yang sama. Kedua gen itu bersama-sama dalam genotip, kulit

berada bersama-sama dan fenotipnya buah akan berwarna ungu tua. Bila

merupakan gabungan dari kedua sifat terdapat salah satu gen dominan saja

gen-gen dominan tersebut. (A atau B), kulit buah berwarna ungu.

Perhatikanlah contoh berikut. Absennya gen dominan menyebabkan

Pada persilangan tanaman Bursa sp. kulit buah berwarna putih (Sembiring,

yang berbuah oval dengan 2009; 126).

tanaman Bursa sp. yang berbuah Perhatikan diagram persilangan berikut
segitiga, dihasilkan keturunan

pertama (F1) yaitu tanaman Bursa sp.

semua berbentuk oval (Rochimah,

2009; 141)

Untuk mengetahui hasil keturunan F2,

cermatilah diagram di bawah ini:

Gambar 14. Gen dominan rangkap Gambar 15. Gen dominan rangkap yang
mempunyai pengaruh kumulatif
Berdasarkan diagram di atas dihasilkan
perbandingan genotip F2 sebagai
berikut.
9 A_B_ = ungu tua
3 A_bb = ungu
3 aaB_ = ungu 1 aabb = putih

Daftar Pustaka

Irnaningtyas. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Penerbit
Erlangga : Jakarta

Rochmah, Siti Nur. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional : Jakarta

Sembiring, Langkah. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional : Jakarta

Daftar Gambar

Gambar 1. Tim Penulis. 2016. Tujuh Sifat Kacang Ercis. Diakses
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/file_storage/
t2016/k42_52/media/7-sifat-ercis.png pada tanggal 26
November 2017

Gambar 2. Hidayahtullah, Febri. 2013. Persilangan Monohidrid.

Diakses melalui https://3.bp.blogspot.com/-

bIYsbUMjjGg/UtHl3CZYI/AAAAAAAAA1A/WKEpwqRfngY/

s1600/Monohibrid.jpg pada tanggal 26 November 2017

Gambar 3. Sembiring, Langkah. 2009. Persilangan Dihibrid. Pusat
Perbukuan : Jakarta

Gambar 4. Khoirul, Ahmad. 2015. Persilangan Testcross. Diakses
melaluihttp://kumpulanilmukesahatan.blogspot.co.id/2015/05
/pengetian-uji-silang-test-cross.html

Gambar 5. Sembiring, Langkah. 2009. Fenotif. Pusat Perbukuan :
Jakarta

Gambar 6. xiia6. 2015. Atavisme. Diakses melalui
http://bionomipa.blogspot.co.id/2015/04/indikator-33-
penyimpangan-semu-hukum.html pada tanggal 26 November
2017

Gambar 7. Annie. 2017. Linaria marocana. Diakses melalui

http://www.anniesannuals.com/plants/view/?id=610 pada

tanggal 26 November 2017


Click to View FlipBook Version