The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Enzim dan Metabolisme Sel (Yunisa Amalia, S.Pd)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tbm.hspgbjm.22, 2022-12-09 02:11:58

Enzim dan Metabolisme Sel (Yunisa Amalia, S.Pd)

Enzim dan Metabolisme Sel (Yunisa Amalia, S.Pd)

Untuk SMA/ MA Kelas XII 2017
Semester I

ENZIM DAN METABOLISME SEL

Yunisa Amilia UNIVERSITAS LAMBUNG
A1C215059 MANGKURAT
1/20/2017
Yunisa Amilia

Enzim dan Metabolisme Sel

Nama : Yunisa Amilia
NIM : A1C215059
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII/1
Instansi : Universitas Lambung Mangkurat

Yunisa Amila Page 1

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa
dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh. Proses
pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang
dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian
kompetensi tersebut.

Bila pada jenjang SD/MI, semua mata pelajaran digabung menjadi
satu dan disajikan dalam bentuk tema-tema, maka pada jenjang
SMP/MTs pembelajaran sudah mulai dipisah-pisah menjadi mata
pelajaran.

Sebagai transisi menuju ke pendidikan menengah, pemisahan ini
masih belum dilakukan sepenuhnya bagi siswa SMP/MTs. Materi-materi
dari bidang-bidang ilmu Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Bumi dan
Antariksa masih perlu disajikan sebagai suatu kesatuan dalam mata
pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan wawasan yang utuh bagi siswa SMP/MTs tentang prinsip-
prinsip dasar yang mengatur alam semesta beserta segenap isinya.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan
yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk
mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di
sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan
menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada
buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk
kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari
lingkungan sosial dan alam.

Yunisa Amila Page 2

Implementasi terbatas pada tahun ajaran 2013/2014 telah
mendapat tanggapan yang sangat positif dan masukan yang sangat
berharga. Pengalaman tersebut dipergunakan semaksimal mungkin dalam
menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh pada tahun ajaran
2014/2015 dan seterusnya. Buku ini merupakan edisi kedua sebagai
penyempurna dari edisi pertama. Buku ini sangat terbuka dan terus
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang. Untuk itu,
kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan
untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya.

Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-
mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia
pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun
Indonesia Merdeka (2045).

Banjarmasin, November 2017

Yuunisa Amilia

Yunisa Amila Page 3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
COVER PAGE
PENYUSUN
KATA PENGANTAR
PEMBATAS

1. Kompetensi Dasar
2. Indikator
3. Judul Materi
DAFTAR PUSTAKA

Yunisa Amila Page 4

PEMBATAS

• KOMPETENSI DASAR
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamatai bioproses.
2.1 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan dilaboratorim dan lingkungab sekitar.

3.2 Memahami peran enzim dalam proses metabolism dan menyajikan
data tentang proses metabolisme berdasarkan hasil investigasi dan
strudi literature untuk memahami proses pembentukkan energi pada
makhluk hidup.

4.2 Melaksanakan percobaan dan menyusun laporan hasil percobaan
tentang cara kerja enzim, fotosintesis, respirasi anaerob secara
tertilis dengan berbagai media.

• INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. 1.1.1 Menjelaskan isi kandungan Surah Al-Maaidah (5) : ayat 87 dan

Al-Baqarah (2) :ayat173 melalui Al-Quran 100% benar

2. 2.2.1 Menunjukan prinsip keselamatan kerja pada saat melakukan

kegiatan pengamatan atau percobaan melalui praktikum

3. 3.3.1 Menjelaskan pengertian metabolisme, katabolisme dan

anabolisme.

4. 3.3.2. Menjelaskan klasifikikasi enzim dan komponen penyusun enzim

Yunisa Amila Page 5

5. 3.3.3 Menjelaskan cara kerja enzim, inhibitor enzim dan faktor
kerja enzim

6. 3.3.4 Menjelaskan Respirasi Aerob
7. 3.3.5 Menjelaskan Respirasi Anaerob
8. 3.3.6 Menjelaskan katabolisme lemak dan protein
9. 3.3.7 Menjelaskan diet tinggi protein dalam pengelolaan berat badan
10.3.3.8 Menjelaskan tentang fotosintesis,kloroplas sebagai tempat

fotosintesis dan fotosistem
11. 3.3.9 Menjelaskan tahapan reaksi fotosintesis
12.3.3.10 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
13.4.1.1 Membuat tabel perbedaan tentang metabolism, katabolisme dan

anabolisme
14.4.1.2. Membuat bagan tentang klasifikasi enzim
15.4.1.3 Melaksanakan percobaan tentang cara kerja enzim katalase
16.4.1.4 Membuat tabel tahapan tentang respirasi aerob
17.4.1.5 Melaksanakan percobaan respirasi anaerob tentang Fermentasi

Alkohol
18.4.1.6 Membuat tabel perbedaan proses katabolisme lemak dan

protein dalam tubuh
19.4.1.7 Membuat charta tentang jenis makanan sumber protein tinggi
20. 4.1.8 Melakukan percobaan tentang fotosintesis
21.4.1.9 Membuat siklus rekasi gelap dan reaksi terang didalam proses

fotosintesis
22. 4.1.10 Melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi fotosintesis

Yunisa Amila Page 6

• JUDUL MATERI
1. Pengertian metabolisme, katabolisme dan anabolisme.
2. klasifikikasi enzim dan komponen penyusun enzim
3. Cara kerja enzim, inhibitor enzim dan faktor kerja enzim
4. Respirasi Aerob
5. Respirasi Anaerob
6. Lemak dan protein
7. Diet tinggi protein dalam pengelolaan berat badan
8. Fotosintesis,kloroplas sebagai tempat fotosintesis dan fotosistem
9. Tahapan reaksi fotosintesis
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis

Yunisa Amila Page 7

Metabolisme, Katabolisme dan Anabolisme

URAIAN MATERI GAMBAR

• Metabolisme adalah reaksi-reaksi mimiawai
untuk mengubah zat-zat nyang
menghasilkan energy maupun memerlukan
energi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh.

• Katabolisme merupakan reaksi penguraian Gambar 1
senyawa-senyawa kompleks menjadi http://radenwinata.com/metabolisme-
senyawa-senyawa yang lebih sederhana dan
menghasilkan energy( reaksi eksergonik). katabolisme-anabolisme.html

• Anabolisme merupakan kebalikannya yaitu
reaksi penyusunan dari senyawap-senyawa
sederhana menjadi senyawa yang
lebih kompleks dan memerlukan
energy (rekasi endergonik).

Yunisa Amila Page 8

Klasifikikasi Enzim dan Komponen penyusun
Enzim, Sifat-sifat Enzim

URAIAN MATERI GAMBAR

• Komponen penyusun Enzim Gambar 2
Enzim yang lengkap tersusun dari senyawa http://pbiointer2012.wixsite.com/pbio/
protein dan nonprotein. Komponen protein
disebut apoenzim. Apoenzim bersifat labil komponen-penyusun-enzim
(mudah berubah) dan dipengaruhi oleh suhu
dan pH. Bagian nonprotein disebut gugus
prostetik. Gugus prostetik dapat berupa ion
anorganik maupun senyawa organik kompleks.
Gugus protestik dari ion anorganik disebut
kofaktor, misalnya kalsium (Ca), klor (Cl),
natrium (Na), dan kalium (K). Atom logam
juga dapat dijadikan sebagai kofaktor,
misalnya seng (Zn), besi (Fe), tembaga (Cu),
dan magnesium (Mg). Kofaktor berfungsi
sebagai katalis yang dapat meningkatkan
fungsi enzim, misalnya enzim ptialin dalam air
udah (saliva) akan bekerja lebih baik jika
terdapat klorida (Cl) dan kalsium (Ca). Enzim
yang terikat dengan kofaktor disebut
holoenzim. Gugus prostetik dari senyawa
organik kompleks disebut koenzim,
contohnya vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam
pantotenat), B6 (piridoksin), B11 (asam
folat), B12 (kobalamin), vitamin H (biotin),
koenzim A, NAD+ (nicotinamide adenine
dinucleotide), FMN (flacin mononucleotide),
dan FAD+ (flavin adenin dinucleotide).
Koenzim berfungsi memindahkan gugus kimia,
atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim
lainnya. Sumber : Irnaningtyas. 2013

Yunisa Amila Page 9

• Klasifikasi enzim

1. Enzim intraseluler adalah enzim yang

bekerja di dalam sel, contohnya enzim

katalase. Enzim katalase mampu

menguraikan senyawa hydrogen

peroksida ( H202) yang merupakan racun

bagi sel-sel tubuh menjadi senyawa H2O

dan O2 yang dimanfaatkan kembali oleh

tubuh.

2. Enzim intraseluler adalah enzim yang

bekerja diluar sel, contohnya enzim-

enzim pencernaan yang disekresikan oleh

organ pencernaan(pepsin,renin, atau

lipase yang disekresikan oleh lambung).

Sumber :

Irnaningtyas. 2013

• Sifat-sifat enzim

1. Enzim Digunakan Sebagai Katalisator

Yang pertama, enzim mempunyai sifat –
sifat yang berperan sebagai katalisator.
Enzim merupakan katalis yang bisa
digunakan untuk melakukan perubahan
terhadap suatu laju reaksi tanpa berperan
langsung atau pun ikut serta dalam proses
bereaksi. Jika tidak terdapat keberadaan
enzim, maka dalam suatu reaksi dirasa
akan sangat sulit terjadi. Berbeda lagi
jika terdapat keberadaan enzim, maka
kecepatan
reaksipada enzim akan bisamengalami peni
ngkatanpesat dari awalnya 107 sampai
1013 kali. Misalnya seperti pada enzim
katalase yang mempunyai kandungan ion
besi (Fe) dan mampu melakukan

Yunisa Amila Page 10

penguraian sebanyak 5 juta molekul Page 11
khususnya hidrogen peroksida (H2O2)
setiap menitnya pada 00C. Hidrogen
peroksida hanya bisa mengalami proses
penguraian oleh atom besi, tetapi waktu
yang diperlukan oleh satu atom besi untuk
menguraikan beberapa molekul hydrogen
peroksida adalah selama sekitar 300
tahun. Kemudian satu molekul katalase
yang terdapat kandungan satu atom besi
akan mengalami proses penguraian dalam
kurun waktu satu detik.

2. Enzim Bekerja Secara Spesifik dan
Selektif

Cara kerja enzim cenderung lebih
spesifik, maksudnya suatu enzim hanya
bisa melakukan proses pengubahan
terhadap zat – zat tertentu saja. Dengan
kata lain, ternyata enzim hanya bisa ikut
andil dalam mempengaruhi satu reaksi
saja dan tidak bisa memberi pengaruh
terhadap reaksi lain yang bukan termasuk
bidangnya. Satu enzim yang bersifat
khusus untuk satu substrat, contohnya
pada enzim katalase yang hanya bisa
melakukan hidrolisis terhadap H2O2
sehingga menghasilkan H2O dan juga O2.

3. Enzim Mempunyai Sifat Bolak – Balik
Sifat-sifat yang terdapat pada
enzim berikutnya ialah untuk membantu
pekerjaan secara bolak-balik dengan
alasan bisa ikut melakukan reaksi tanpa
adanya suatu pengaruh terhadap hasil
akhir dan akan melakukan pembentukan

Yunisa Amila

kembali terhadap hasil reaksinya

yakni sebagai enzim.

Ketika enzim ikut andil dalam melakukan

suatu reaksi, semua struktur kimia pada

enzim akan berubah, tetapi pada proses

akhir reaksi yang sudah terjadi, semua

struktur kimia enzim akan mengalami

pembentukan kembali ke bentuk seperti

semula.

Contohnya pada enzim lipase yang bisa

melakukan pengubahan terhadap lemak

kemudian menghasilkan asam lemak dan

juga gliserol. Namun sebaliknya, enzim

lipase juga mampu melakukan

proses penyatukan terhadap gliserol dan

juga asam lemak sehingga bisa menjadi

lemak seperti semula.

Enzim tidak hanya bisa melakukan

penguraian terhadap molekul yang

bersifat kompleks, tetapi juga bisa

melakukan proses pembentukan terhadap

molekul yang mempunyai sifat kompleks

dari molekul-molekul yang mempunyai

sifat sederhana penyusunnya (yakni

proses reaksi bolak-balik).

4. Enzim Bisa Dikatakan Seperti
Protein
Enzim mempunyai sebagian besar dari
sifat yang ada pada protein yakni
sehingga sangat dpengaruhi oleh pH dan
juga suhu. Pada suhu yang relatif rendah
protein enzim akan berlangsung suatu
proses yang disebut dengan koagulasi dan
pada suhu yang relatif tinggi protein
enzim akan berlangsung suatu proses yang
disebut dengan denaturasi.

Yunisa Amila Page 12

5. Enzim Mempunyai Sifat Termolabil

Suhu merupakan salah satu komponen

yang bisa mempengaruhi aktivitas

enzim. Apabila suhu relatif rendah, maka

kerja enzim akan berubah menjadi

semakin lambat. Semakin tingginya

kondisi suhu yang ada saat proses

terjadinya reaksi kimia dan dipengaruhi

oleh enzim, maka kerja enzim akan

menjadi semakin cepat. Namun

apabila kondisi suhu terlalu tinggi, maka

enzim secara otomatis akan mengalami

proses denaturasi.

6. Hanya diperlukan dalam jumlah
sedikit

Karena enzim mempunyai fungsi yang

digunakan sebagai

katalisator, namun tidak ikut serta dalam

proses reaksi, maka jumlah yang

akan digunakan sebagai bahan

katalis tidak membutuhkan terlalu banyak.

Biasanya satu molekul enzim bisa

melakukan aktivitas kerjanya

secara berulang kali, selama

kondisi molekul tersebut tidak

mengalami kerusakan.

7. Enzim Mampu Menurunkan Energi
Aktivasi

Suatu proses reaksi kimia

bisa terjadi apabila molekul yang ikut

andil di dalamnya mempunyai energi

internal yang cukup untuk digunakan

membawanya ke bagian puncak bukit

Yunisa Amila Page 13

energi dan selanjutnya menuju ke bentuk
reaktif yang dinamakan sebagai tahap
transisi.

Energi aktivasi yang ada pada suatu
reaksi merupakan jumlah energi dalam
bentuk kalori yang dibutuhkan dalam
upaya membawa semua bagian molekul
yang ada pada 1 mol senyawa di suhu
tertentu dan kemudian akan menuju suatu
tingkat transisi (perantara) pada titik
puncak sebagai batasan energi.

Jika suatu proses reaksi kimia
dimasukkan katalis seperti
misalnya enzim, maka energi aktivasi yang
ada akan bisa dengan mudah dikontrol
penurunannya dan pada akhirnya reaksi
yang ada akan berjalan dengan ritme
yang tentunya lebih cepat.

Yunisa Amila Page 14

Kerja enzim, Inhibitor enzim dan Faktor
kerja enzim

URAIAN MATERI GAMBAR

• Cara kerja enzim

Enzim memiliki sisi aktif ( berbentuk

celah atau kantung) yang berfungsi

sebagai katalis. Enzim meningkatkan laju

reaksi kimia dengan cara menurunkan

energy aktivasi adalah energy minimum

yang dibutuhkan agar reaksi kimia

tertantu dapat terjadi.

• Inhibitor

1. Inhibitor irreversible, jika inhibitor

berikatan dengan sisi aktif enzim Gambar 3

secara kovalen sehingga mempunyai http://alitadisanjaya.blogspot.co.id/2012/

ikatan yang kuat dan tidak dapat 01/praktikum-uji-enzim-katalase.html

terlepas.

2. Inhibitor reversible, jika inhibitor

berikatan dengan kerja enzim secara

lemah.

• Faktor cara kerja enzim

1. Suhu

2. Derajat keasaman( Ph)

3. Inhibitor(zat penghambat) Gambar 4
4. Aktivator http://www.zonasiswa.com/2017/05/cara-
5. Konsentrasi enzim kerja-enzim-faktor-yang-
6. Konsentrasi substrat mempengaruhi.html
7. Zat hasil ( produk)

Sumber : Irnaningtyas. 2013

Yunisa Amila Page 15

Respirasi Aerob

URAIAN MATERI GAMBAR

• 4 Tahapan reaksi Aerob Gambar 4
1. Glikolisis http://www.utakatikotak.com/kongkow/de
Proses dimana pengubahan molekul
glukosa yang terdiri dari 6 atom C tail/2602/Perbedaan-Respirasi-Aerob-
kemudian yang diubah menjadi 2 asam Dan-Anaerob
piruvat yang terdiri dari 3 atom C, dengan
menghasilkan NADH dan ATP sering
disebut dengan Glikolisis. Tempat
terjadinya Reaksi glikolisis berlangsung di
dalam sitoplasma yaitu di luar
mitokondria. Pada proses glikolisis, 1
molekul glukosa dapat diubah menjadi 2
molekul asam piruvat, yaitu 2 NADH dan 2
ATP. Reaksi glikolisis terdiri dari sepuluh
tahap reaksi dan dapat digolongkan
menjadi dua tahap, yaitu tahan
penggunaan energy dan tahap pelepasan
energy.
2. Dekarboksilasi oksidatif asam

piruvat
Tempat terjadinya Dekarboksilasi
oksidatif asam piruvat berlangsung pada
matriks mitokondria. Prose ini akan
mengubah asam piruvat atau senyawa
berkarbon 3 menjadi asetil Ko-A yang
dimaksud dengan senyawa yang berkarbon
dua. Dalam proses ini akan menghasilkan
satu buah molekul NADH untuk tiap
pengubahab molekul asam piruvat menjadi
asetil Ko-A.

3. Sikluas Krebs

Yunisa Amila Page 16

Tempat terjadinya siklus krebs
berlangsungnya di dalam matriks
mitokondria. Tahap siklus krebs diawali
dengan masuknya asetil Ko-A yang
memiliki atom C2 yang beraksi dengan
asam oksaloasetat yang memiliki atom C4
yang memiliki asam sitrat yang memiliki
atom C6. Secara bertahap asam sitrat
melepaskan satu per satu atom C-nya
hingga akhirnya kembali menjadi asam
9oksaloaset yang memiliki atom C4.
Sumber : Irnaningtyas. 2013

4. Transpor Elektron
Tempat terjadinya Transport elektron
terjadi di dalam mitokondria. Proses
transfor electron ini sangat kompleks.
Pada dasarnya, electron dan H+ dari
NADH dan FADH2 dibawa dari satu
substrat lain secara berantai. Setiap kali
dipindahkan, energy yang terlepas
digunakan untuk mengikat posfat
anorganik (P) kemolekul ADP sehingga
terbentuk ATP. Sumber : Irnaningtyas.
2013

Yunisa Amila Page 17

Respirasi Anaerob

URAIAN MATERI GAMBAR

Respirasi anaerob merupakan proses Gambar 5
menghasilkan energi (dalam bentuk ATP) http://infopendidikannew.blogspot.co.id/2
dengan tidak menggunakan oksigen
sebagai penerima elektron erakhir. 015/10/respirasi-aerob-kabolisme-
Respirasi anaerob juga menggunakan karbohidrat.html
glukosa sebagai sumber energinya.
Perbedaan antara respirasi aerob dan
respirasi anaerob terletak pada ada
tidaknya oksigen dan jumlah ATP yang
dihasilkan. Respirasi aerob menggunakan
oksigen sebagai penerima elektron
terakhir sehingga terbentuklah H20 dan
menghasilkan 38 molekul ATP dari satu
molekul glukosa. Sedangkan pada respirasi
anaerob tidak menggunakan oksigen
sebagai penerima elektron dan hanya
menghasilkan 2 ATP dari satu molekul
glukosa. Respirasi anaerob juga biasa
disebut dengan istilah fermentasi. Dari
bahan bakar yang sama berupa molekul
glukosa, dapat terjadi dua macam
respirasi dengan hasil ATP yang berbeda.
Jika dihitung secara matematis memang
respirasi aerob lebih menguntungkan
karena jumlah ATP yang dihasilkan lebih
banyak. Manusia melakukan respirasi
anaerob bukan sebagai pilihan pertama,
melainkan sebagai pilihan kedua apabila
jumlah oksigen tidak mencukupi.
Sedangkan beberapa jenis jamur dan
bakteri hanya mampu melakukan respirasi

Yunisa Amila Page 18

anaerob saja, dan bahkan beberapa dapat
teracuni apabila terdapat oksigen di
sekitarnya dalam jumlah banyak.

• Fermentasi asam laktat

Fermentasi asam laktat terjadi saat otot

kekurangan oksigen, biasa terjadi saat

seseorang melakukan aktifitas fisik yang

berat. Asupan oksigen yang tidak

mencukupi memaksa tubuh untuk

menghasilkan energi dengan metode yang

berbeda. Dalam fermentasi asam laktat,

glukosa akan dipecah menjadi asam laktat

dan melepaskan 2 molekul ATP. Asam

laktat yang terbentuk akan tertimbun di

dalam otot dan mengakibatkan munculnya

sensasi kelelahan. Asam laktat yang

tertimbun pelan-pelan akan diserap

kembali dan memasuki siklus krebs apabila

jumlah oksigen tercukupi. Hal inilah yang

menyebabkan istirahat saat

kelelahan akan mengurangi rasa lelah itu

sendiri. Glukosa akan mengalami proses

glikolisis, namun dengan tidak adanya

oksigen tidak akan terjadi transfer

lektron dan siklus krebs. Asam piruvat

hasil dari glikolisis akan diubah menjadi

asam laktat, NADH yang dihasilkan dalam

glkolisis juga digunakan dalam reaksi

tersebut dan menyisakan NAD+. Dua ATP

yang dihasilkan dalam glikolisis merupakan

keseluruhan energi yang terbetuk

dari fermentasi asam laktat.

Sumber : Irnaningtyas. 2013

Yunisa Amila Page 19

Katabolisme lemak dan Protein

URAIAN MATERI GAMBAR

Selain karbohidrat, bahan katabolisme Gambar 6
untuk menghasilkan ATP dapat berupa http://www.materisma.com/2014/08/hubu
lemak dan protein. Jumlah ATP yang ngan-antara-katabolisme-karbohidrat.html
dihasilkan dalam katabolisme setiap satu
molekul protein sama dengan karbohidrat,
yaitu 38 ATP. Sementara itu, setiap satu
molekul lemak dapat menghasilkan 46
ATP. Lemak dapat berasal dari makanan
maupun jaringan lemak yang tersimpan di
bawah kulit. Lemak dikatabolisme menjadi
griliserol dan asam lemak. Griliserol
diubah menjadi PGAL( gliseraldehida
fosfat), kemudian masuk ke jalur
respirasi glikolisis. Asam lemak diubah
menjadi molekul-molekul asetil ko-A,
kemudian masuk ke siklus Krebs.
Protein di hidrolisis menjadi asam amino.
Asam amino dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar setelah mengalami deaminasi(
pelepasan nitrogen). Bahan yang tersisa
kemudian masuk ke jalur respirasi. Asam
amino gliserin, serin, alanine, dan sistein,
masuk ke jalur respirasi reaksi transisi
setelah diubah menjadi asam piruvat.
Asam amino fenilalanin , isoleusin, leusin,
treonin, lisin, triftopan, dan tirosin masuk
ke siklus Krebs setelah diubah menjadi
Asetik ko-A. Asparagin dan asam
aspartate masuk ke siklus Krebs, setelah
diubah menjadi asam oksaloasetat.

Yunisa Amila Page 20

Sementara itu glutamin, glutamate,
arginine, histridin dan prolin masuk ke
siklus Krebs setelah diubah menjadi asam
ᾳ-koteglutarat.
Sumber : Irnaningtyas. 2013

Yunisa Amila Page 21

Diet tinggi protein dalam pengelolaan
berat badan

URAIAN MATERI GAMBAR
Page 22
Salah satu metode yang diperbincangkam
adalah diet tinggi protein yaitu modifikasi
diet dengan meningkatkan protein dan
meminimalkan karbohidrat sebagai
sumber energy tubuh.Protein merupakan
sumber energy yang bersifat paling
mengeyangkan sibandingkat karbohidrat
dan lemak. Protein memperlama waktu
pengosonggan lambung dan memengaruhi
hormon kolesitokinin dan GLP-1 ( glucagon
like peptide-1) yang mengatur rasa
kenyang. Gkukoneogenesis adalah proses
sintesis glukosa/glikogen dari precursor
nonkarbohidrat ketika karbohidrat
Tidak tersedis dalam makanan.
Sumber : Irnaningtyas. 2013

Diet tinggi protein harus dilakukan dengan
tepat. Untuk mencapai hasil optimal dalam
menerapkan diet tinggi protein,Dr. dr.
Saptawati Bardosono, M. Sc, ahli gizi
klinis dari FKUI, memberikan beberapa
langkah yang harus dilakukan, yaitu:

1. Sesuaikan dengan kondisi tubuh.
Diet tinggi protein tidak bisa dilakukan
sembarangan. Jangan asal mengikuti menu
harian diet protein orang lain, seperti
selebritas, idola, atau ajakan teman.
Ingat, kondisi tubuh setiap orang belum
tentu sama.

Yunisa Amila

2. Konsultasi dengan ahli gizi. Page 23
Sebelum memilih dan menerapkan sebuah
metode diet, berkonsultasilah dengan ahli
gizi klinis dan lakukan general check up
untuk mengetahui kondisi tubuh
sebenarnya. Dengan mengetahui kondisi
pasien, dokter ahli gizi dapat menentukan
menu makanan apa saja yang boleh
dimakan dan yang tidak. “Misalnya si A
sangat baik jika lebih banyak
mengonsumsi daging putih, tapi si B belum
tentu. Bisa jadi ia lebih bagus jika
mengonsumsi daging merah rendah lemak
dibandingkan dengan daging putih,” kata
Dr. Saptawati. Selama melakukan diet
tinggi protein kondisi tubuh harus selalu
dipantau kesehatannya.

3. Nutrisi tetap harus seimbang.
Diet tinggi protein bukanlah mengganti
karbohidrat dengan protein. Melainkan
meningkatkan konsumsi protein dari porsi
normal (10 - 20 persen) menjadi 30 - 40
persen. Jika dilakukan secara benar, diet
protein ini akan memberikan efek positif
terhadap tubuh, seperti normalnya kadar
gula dalam darah, hormon insulin, lemak
darah, Vitamin B12, dan level zat besi.

Tubuh tidak hanya memerlukan protein
tapi juga nutrisi lain, seperti tulang yang
membutuhkan kalsium dan usus yang
memerlukan serat. Maka, diet protein
yang benar adalah dengan masukan gizi
lengkap dan seimbang dengan jumlah
proporsi yang tepat, yaitu karbohidrat
(50 persen), lemak (20 persen), dan
protein (30 hingga 40 persen).

Yunisa Amila

4. Protein hewani. Page 24
Masukan protein dalam diet ini
sebenarnya bisa juga diperoleh dari bahan
makanan sumber protein nabati. Tapi,
memang sumber protein hewani lebih
dianjurkan karena mengandung proporsi
yang memadai dari sembilan asam amino
penting yang diperlukan, walaupun
mengandung lemak jenuh yang tinggi.

Beberapa sumber protein nabati juga
mengandung semua asam amino esensial,
tapi kandungan protein lengkap dalam
protein nabati tidak seimbang untuk
mendukung fungsi biologis dalam tubuh
manusia. Kandungan Vitamin B12 dan zat
besi protein nabati lebih sedikit
dibandingkan dengan protein hewani.
“Karena itu hasil diet protein dengan
sumber nabati kurang maksimal
dibandingkan yang berasal dari protein
hewani,” kata dr. Saptawati.

5. Sesuaikan dengan umur.
Perlu diketahui, diet tinggi protein tidak
bisa diterapkan untuk semua orang dan
semua usia. “Hanya mereka yang berusia
dewasa dengan kondisi sehat dan memiliki
fungsi ginjal normal yang dapat melakukan
diet ini,” kata dr. Saptawati.

Yunisa Amila

Fotosintesis kloroplas sebagai tempat
fotosintesis dan fotosistem

URAIAN MATERI GAMBAR

• Fotosintesis Gambar 8
https://biologi
Fotosintasis adalah reaksi penyusun gonz.blogspot.co.id/2010/02/reaksi-
terang-gelap-fotosintesis.html
senyawa-senyawa sederhana
Page 25
menjadi komplek oraganik dengan

menggunakan energin dari cahaya.

Senyawa sederhan yang dibutuhkan

berupa zat organic yaitu karbon

dioksosa(CO2), ari (H2O). Energi

cahaya dapat berasal dari sinar

matahari atau cahay lain yang

memiliki intensitas setingkat

dengan sinar matahari. Fotosintesis

dilakukan oleh organisme

fotoautotrof, misalnya tumbuh-

tumbuhhan hijau, bakteri,

berklorifil, dan bakteri ungu.

• Kloroplas sebagai tempat

fotosintesis

Kloroplas terdapat pada semua

bagian tumbuhan yang berwarna

hijau, seperti daun ,batang, ranting,

kelopak bunga dan buah-buahan

yang belum matang. Pada daun,

kloroplas banyak ditemukan

dijaringan tiang(jaringan palisade).

Pada umunya permukaan atas dari

daun tampak lebih hijau

dibandingkan permukaannya

bawahnya karena kloroplas pada

setiap millimeter persegi permukaan

daun.

• Fotosistem

Fotosistem merupakan unit yang

mampu menangkap energy cahaya

Yunisa Amila

matahari. Fotosistem terdiri atas
kompleks antenna, protein, dan
molekul organic laiinya yang
terdapat didalam membrane
tilakoid. Kompleks antenna berperan
sebagai pengumpul energy dan dari
kumpulan molekuyl pigmen, yaitu
klorofil a, klorofil b.
Sumber : Irnaningtyas. 2013

Yunisa Amila Page 26

Yunisa Amila Page 27

Tahapan reaksi Fotosintesis

URAIAN MATERI GAMBAR

Fotosintesisis terdiri atas dua tahapan Gambar 9
yaitu : rekasi terang dan reaksi gelap. https://istiqomahrrr.wordpress.com/201

1. Reaksi Terang 3/06/13/tahapan-fotosintesis-2/
Reaksi terang merupakan tahap awal
sistem fotosintesis yang memerlukan
cahaya. Reaksi ini memerlukan bahan
utama berupa molekul air (H2O).
Reaksi terang berlangsung di dalam
membran tilakoid di grana. Dalam
tilakoid terdapat fotosistem yang
berperan dalam fotosintesis.
Fotosistem adalah kumpulan klorofil,
akseptor elektron, dan karotenoid
atau disebut juga pigmen antena.

Fotosistem dibagi menjadi dua
macam, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II. Perbedaan antara
kedua fotosistem tersebut terletak
pada klorofil yang digunakan. Pada
fotosistem I, klorofil a sensitif
terhadap sinar dengan panjang
gelombang 700 nm (P700). Pada
fotosistem II, klorofil b sensitif
terhadap sinar dengan panjang
gelombang 680 nm (P680).
Fotosistem II---klorofil b---
membantu penyerapan cahaya yang
tidak dapat diserap oleh klorofil a.
2. Reaksi Gelap (Siklus Calvin)

Reaksi gelap ditemukan oleh
Melvin Calvin dan Andrew Benson.
Oleh karena itu, reaksi gelap

Yunisa Amila Page 28

disebut juga reaksi Calvin-Benson.

Reaksi gelap merupakan reaksi

lanjutan dari reaksi terang dalam

fotosintesis.

Reaksi gelap terjadi pada

stroma kloroplas dan dapat

berlangsung dalam kondisi gelap,

karena enzim-enzim untuk fiksasi

CO2 pada stroma kloroplas tidak

memerlukan energi cahaya tetapi

membutuhkan ATP dan NADPH

yang dihasilkan dari reaksi terang.

Reaksi gelap ini menghasilkan

glukosa (C6H12O6) yang sangat

diperlukan bagi reaksi

katabolisme. Sumber :

Irnaningtyas. 2013

Yunisa Amila Page 29

Yunisa Amila Page 30

Faktor- faktor yang mempengaruhi

fotosintesis

URAIAN MATERI GAMBAR

Faktor lingkungan yang mempengaruhi Gambar 10
fotosintesis, yaitu sebagai berikut : https://octaviasriwa.wordpress.com/ipa-
1. Intensiitas cahaya
2/fotosintesis/faktor-faktor-yang-
Intensitas cahaya yang tinggi akan mempengaruhi-fotosintesis/
menungkatkan laju fotosintesis, tetapi
intensitas cahaya yang terlalu tinghi Page 31
akan merusak klorofil dan
menyebabkan sel daun akan cepat
menguning.
2. Panjang Gelombang cahaya
Cahaya matahari terdiri atas beberapa
spectrum cahaya yang memiliki panjang
gelombang berbeda, baik cahaya tidak
tampak maupun cahaya tampak.
3. Konsentrasi CO2
Fotosintesis memerlukan jumlah CO2
yang cukup. Peningkatan kadar CO2
untuk fotosintesis tumbuhan tidak
berarti, jika pada lingkungannya sudah
cukup mengandung CO2.
4. Suhu
Fotosintesis akan berlangsung baik
pada suhu optimum, yaitu 25ºC - 39ºC
5. Ion anorganik
Beberapa ion anorganik diperlukan oleh
tumbuhan dalam pembentukan klorofil,
antara lain N, CL,Fe, B, Mn, Zn,S,Cu,Mo
dan Mg.
6. Zat Inhibitor
Zat inhibitor adalah penghambat
fotosintesis, antara lain SO2, hujan
asam, dan zat pembasmi tumnbuhan
liar
( herbisida).
Sumber : Irnaningtyas. 2013

Yunisa Amila

DAFTAR PUSTAKA

Hedline. 2017.Sifat-sifatenzim. Diakses melalui
https://dosenbiologi.com/manusia/sifat-sifat-enzim. Pada
tanggal 26 November 2017.

Herman. 2016. Diakses melalui
http://www.fitnessformen.co.id/article/9/2016/2962-Metode-
Diet-Tinggi-Protein-yang-Benar . Pada tangga 26 November 2017

Irnaningtyas.2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga : Jakarta

Radenwinata. 2010. pengertian metabolism, katabolisme dan anabolisme.
Diakses melalui:http://radenwinata.com/metabolisme-
katabolisme-anabolisme.html Pada tanggal 26 November 2017

Rena. 2012. Komponen penyusun enzim.Diakses melallui
http://pbiointer2012.wixsite.com/pbio/komponen-penyusun-
enzim. Pada tanggal 26 November 2017.

Sania. 2017. Cara kerja enzim. Diakses melalui
http://www.zonasiswa.com/2017/05/cara-kerja-enzim-faktor-
yang-mempengaruhi.html. Pada tanggal 26 November 2017.

Sultan. 2012. Perbedaan respirasi aeron dan anaerob. Diakses melalui
http://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/2602/Perbedaan
-Respirasi-Aerob-Dan-Anaerob. Pada tanggal 26 November
2017.

Yuri. 2017. Cara diet protein. Diakses melalui
http://www.dapurdiet.com/2017/09/resep-diet-kaya-protein-
dan-rendah-lemak.html. Pada tanggal 26 November 2017.

Zulihida. 2010. Reaksi terang- dan gelap . Diakses melalui
https://biologigonz.blogspot.co.id/2010/02/reaksi-terang-
gelap-fotosintesis.html. Pada tanggal 26 November 2017.

Yunisa Amila Page 32

Zulkipli. 2013. Tahapan fotosintesi. Diakses melalui.
https://istiqomahrrr.wordpress.com/2013/06/13/tahapan-
fotosintesis-2/. Pada tanggal 26 November 2017.

Yunisa Amila Page 33


Click to View FlipBook Version