Bahan Ajar Biologi Untuk SMA/MA
Kelas XII Program IPA
MUTASI
Riski Yulianti A1C215219 ULM
i
BAHAN AJAR BOLOGI UNTUK SMA/MA
KELAS XII PROGRAM IPA
MUTASI
OLEH: RISKI YULIANTI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan Kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena hanya berkat rahmat, petunjuk dan karunia-Nya jualah
penyusun dapat menyelesaikan bahan ajar biologi untuk SMA/MA kelas XII
IPA mengenai Mutasi.
Adapun tujuan pembuatan bahan ajar ini adalah usaha untuk
mempermudah siswa dalam memahami materi mutasi dan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perencanaan Pengajaran Pendidikan Biologi.
Bahan ajar ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
dapat menunjang laporan ini.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan
kepada saya.
2. Bapak Drs. H. Aminuddin Prahatama P, M.Pd, ibu Amalia Rezeki,
S.Pd, M.Pd, Bapak Maulana Khalid Riefani, S. Si, M. Sc, dan ibu
Nurul Hidayati Utami, S.Pd, M.Pd.
Penyusun sangat berharap semoga bahan ajar mengenai mutasi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Banjarmasin, November 2017
Riski Yulianti
(A1C215219)
iii
DAFTAR ISI
Halaman judul............................................................................................i
Kata Pengantar..........................................................................................iii
Daftar Isi...................................................................................................iv
Kompetensi Dasar.....................................................................................v
Indikator Pencapaian Kompetensi.........................................................vi
Peta Konsep...............................................................................................vii
Pengertian Mutasi.....................................................................................2
Jenis Mutasi...............................................................................................3
Penyebab Mutasi (Mutagen) .................................................................10
Klasifikasi Mutasi.....................................................................................13
Kelainan pada Manusia Akibat Mutasi.................................................16
Mutasi dalam Mekanisme Proses Evolusi...........................................20
Daftar Pustaka.........................................................................................22
iv
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang struktur dan fungsi DNA, gen dan kromosom
dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada makhluk hidup.
2.1Menghargai dan menghayati perilaku disiplin, tanggung
jawab, dan santun dalam berinteraksi secara efektif
dalam jangkauan pergaulan.
3.8 Menganalisis peristiwa mutasi
4.8 Menyajikan data proses mutasi
v
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.1 Menjelaskan ayat al-Qur’an QS. Fushshilat: 53
2.1.1 Melaksanakan perilaku disiplin, tanggung jawab dan santun
dalam berinteraksi secara aktif dalam jangkauan pergaulan
(A2)
3.8.1 Menjelaskan pengertian mutasi (C2)
3.8.2 Menentukan jenis mutasi (C3)
3.8.3 Membedakan mutasi akibat perubahan jumlah basa nitrogen,
mutasi akibat perubahan jenis basa nitrogen, dan mutasi
akibat perubahan letak urutan basa nitrogen (C2)
3.8.4 Membedakan jenis mutasi kromosom delesi, duplikasi,
inversi, translokasi dan katenasi (C2)
3.8.5 Membedakan jenis mutasi kromosom euploid dan aneuploid
(C2)
3.8.6 Menganalisis penyebab mutasi (mutagen) (C4)
3.8.7 Menjelaskan klasifikasi mutasi (C2)
3.8.8 Menganalisis kelainan pada manusia akibat mutasi (C4)
3.8.9 Menjelaskan mutasi dalam mekanisme proses evolusi (C2)
4.8.1 Membuat tabel perbedaan mutasi akibat perubahan jumlah
basa nitrogen, mutasi akibat perubahan jenis basa nitrogen,
dan mutasi akibat perubahan letak urutan basa nitrogen (P5)
4.8.2 Membuat laporan mengenai simulasi tentang mutasi
kromosom dengan plastisin (P5)
4.8.3 Membuat word square mengenai mutagen (P5)
4.8.4 Membuat media foto mengenai kelainan pada manusia
akibat mutasi (P5)
vi
PETA KONSEP
MUTASI
Pengertian Jenis Mutagen Klasifikasi Kelainan pada Mutasi dalam
Mutasi Mekanisme
Mutasi Mutasi Manusia Akibat Proses Evolusi
Mutasi
Gen Mutasi Mutasi Sindrom
Klinefelter
Perubahan Mutasi Kimia Mutasi
Jumlah Tingkat alamiah & Sindrom Turner
Basa Kromosom Mutasi mutasi buatan Sindrom Tripel X
Nitrogen (Aberasi Fisika
Kromosom) Mutasi Sindrom Jacob
Duplikasi, Mutasi Dominan & Sindrom Y
Adisi, Biologi Hermafrodit
Insersi,
Delesi Mutasi Resesif Sindrom Patau
Sindrom Edward
Perubahan Perubahan Perubahan Mutasi Maju & Sindrom Down
Jenis Basa Struktur Jumlah Mutasi Balik
Nitrogen Kromosom Sindrom Wolf
Kromosom Mutasi Mikro
Substitusi Delesi, & Mutasi
Transisi & Duplikasi, Makro
Substitusi
Transnversi Inversi, Mutasi
Translokasi, Menguntungkan
Katenasi & Mutasi
Merugikan
Euploid
Aneuploid
Monoploid, Nulisomi,
Diploid (normal), Monosomi, Trisomi,
Triploid, dan dan Tetrasomi
Tetraploid
Perubahan
Letak
Urutan
Basa
Nitrogen
vii
MUTASI
Sumber: Marie, 2017
Gambar 1. Semangka yang
mengalami mutasi sehingga tidak
memiliki biji 1
URAIAN MATERI
PENGERTIAN MUTASI
Mutasi adalah peristiwa perubahan materi genetik kromosom
atau DNA di dalam inti sel. Organisme yang mengalami mutasi
disebut mutan. Sementara itu, penyebab mutasi disebut mutagen.
Perubahan materi genetik tersebut menyebabkan perubahan sifat
pada tingkat sel maupun tingkat individu. Perubahan tingkat sel,
misalnya sel tumor dan kanker. Perubahan sifat tingkat individu,
misalnya Sindrom Down yang memiliki ciri penderita mempunyai
kwhaajashdan keterbelakangan mental.
Jika perubahan materi genetik terjadi
pada sel-sel kelamin, kemungkinan besar
perubahan sifat akan diturunkan. Namun, jika
perubahan materi genetik terjadi pada sel-sel
somatik (sel tubuh) maka perubahan tersebut
tidak akan diturunkan kepada keturunannya Sumber: Susnanti, 2014
(Irnaningtyas, 2015: 252) Mutasi sendiri telah
disinggung secara tersirat dalam kitab suci umat Gambar 2. Orang
yang terkena
Sindrom Down
Islam yang terdapat dalam QS. Al-Fusshilat: 53 yang artinya
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran)
Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tidak
cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu ?”
2
JENIS MUTASI
Berdasarkan tingkatan terjadinya, mutasi dibedakan menjadi
dua macam, yaitu mutasi tingkat gen dan mutasi tingkat kromosom.
Mutasi yang terjadi pada tingkat kromosom lebih besar pengaruhnya
(lebih nyata) dan dapat menimbulkan kelainan tubuh dibandingkan
dengan mutasi yang terjadi pada tingkat gen (Irnaningtyas, 2015)
A.Mutasi tingkat gen
Mutasi tingkat gen adalah perubahan materi genetik pada gen.
Mutasi gen disebut juga mutasi titik. Mutasi ni terjadi akibat perubahan
urutan basa nitrogen atau susunan nukleotida pada rantai DNA. Jika
urutan basa nitrogen pada DNA berubah, akan menyebabkan
perubahan pesan-pesan pada kode genetik (kodon) Mrna Atau RNAd
sehingga urutan asam amino yang terbentuk pada rantai polipeptida
juga berubah. Perubahan rantai polipeptida ini menyebabkan
perubahan genotipe maupun fenotipe pada suatu individu. Mutasi
tingkat gen dapat terjadi akibat perubahan jumlah basa nitrogen,
perubahan jenis basa nitrogen, dan perubahan letak urutan basa
nitrogen pada rantai nukleotida (Irnaningtyas, 2015) KUIS BIO
1. Mutasi akibat perubahan jumlah basa nitrogen Rantai DNA normal
memiliki urutan
Mutasi gen akibat perubahan jumlah basa nitrogen: TAA-
basa nitrogen disebut juga mutasi pergeseran ACC-CGA-ATC-
CCC.
kerangka karena perubahan jumlah basa Tuliskan urutan
basa nitrogennya
nitrogen yang bukan kelipatan tiga dapat jika terjadi
duplikasi pada basa
mengubah kerangka baca triplet kode genetik nitrogen awal dan
mRNA. Perubahan jumlah basa nitrogen delesi pada triplet
akhir rantai.
dapat disebabkan oleh duplikasi, adisi,
3
insersi, dan delesi (Irnaningtyas, 2015).
Urutan basa niterogen pada rantai nukleotida DNA awal
adalah ACC-GGC-TAA-... dan seterusnya.
Jika terjadi duplikasi pada basa nitrogen awal A, akan berubah
menjadi AAC-CGG-CTA-A... dan seterusnya.
Jika terjadi adisi basa nitrogen T di ujung rantai, akan berubah
menjadi TAC-CGG-CTA-A...dan seterusnya.
Jika terjadi insersi T di tengah antara GGC, akan berubah
menjadi ACC-GTG-CTA-A...dan seterusnya.
Jika terjadi delesi basa nitrogen di ujung rantai (A), akan berubah
menjadi CCG-GCT-AA...dan seterusnya (Nurhayati, 2016)
2. Mutasi akibat perubahan jenis basa nitrogen
Perubahan jenis basa nitrogen pada rantai nukleotida disebut
juga pergeseran tautometrik. Perubahan ini dapat terjadi karena
substitusi secara transisi maupun transversi (Irnaningtyas, 2015):
Substitusi transisi adalah penggantian suatu pasangan basa
nitrogen dengan pasangan bsa nitrogen lainnya yang sejenis,
contohnya basa nitrogen pada pirimidin (timin) diganti dengan
basa pirimidin lain (sitosin) atau sebaliknya.
Substitusi transversi adalah penggantian suatu pasangan basa
nitrogen dengan pasangan basa nitrogen lainnya yang tidak
sejenis, contohnya basa nitrogen purin (adenin) digantikan
dengan basa pirimidin (timin) atau sebaliknya.
3. Mutasi akibat perubahan letak urutan basa nitrogen (transposisi)
Transposisi adalah perubahan letak basa-basa nirogen pada suatu
rantai nukleotida (Irnaningtyas, 2015).
4
Contohnya, rantai DNA ACC-GTT-CAT yang mengalami
transposisi (misalnya tukar tempat) antara basa nitrogen G dengan
T, akan menjadi ACC-TGT-CAT.
2. Mutasi tingkat kromosom
Mutasi tingkat kromosom atau gross mutations adalah
perubahan materi genetik pada kromosom. Mutasi ini terjadi akibat
perubahan struktur dan jumlah kromosom (Irnaningtyas, 2015):
1. Mutasi akibat perubahan struktur kromosom
Perubahan struktur kromosom dapat disebabkan oleh delesi
(defisiensi), duplikasi, inversi, translokasi, dan katenasi kromosom.
a. Delesi
Delesi kromosom adalah peristiwa hilangnya sebagian
segmen kromosom karena patah, kemudian segmen patahannya
menempel pada kromosom lain yang sehomolog. Contohnya
delesi pada lengan
pendek kromosom
nomor 5 yang
mengakibatkan
sindrom cri du chat
Sumber: Priadi, 2010 (Irnaningtyas,
2015).
Gambar 3. Peristiwa inversi
Delesi dapat terjadi pada saat profase pertama meiosis. Pada saat
itu, lengan-lengan kromosom saling bersilang dan berpilin
antarsesama pasangan homolognya. Ketika pasangan kromosom
tersebut berpisah maka sebagian legan kromosom ada yang patah
kemudian hilang (Priadi, 2010).
5
b. Duplikasi
Duplikasi kromosom adalah peristiwa kelebihan/
bertambahnya segmen kromosom. Segmen kromosom yang me-
nempel berasal dari
kromosom sehomolog,
akibatnya kromosom akan
kelebihan gen. Contohnya,
duplikasi pada kromosom Sumber: Priadi, 2010
X segmen nomor 16A pada
Gambar 4. Peristiwa duplikasi
lalat buah Drosophila melanogaster yang berakibat timbulnya
mutan mata ”bar” (mata berukuran kecil) (Irnaningtyas, 2015).
c. Inversi
Inversi kromosom adalah perubahan urutan letak gen
pada suatu keormosom karena terjadi pembalikan segmen
kromosom. Pembalikan segmen kromosom terjadi karena
kromosom patah
di dua tempat
yang diikuti
penyisipan
kembali gen-gen
Sumber: Priadi, 2010 dengan urutan
terbalik. Inversi
Gambar 5. Perisitwa inversi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu inversi perisentrik
dan inversi parasentrik. Inversi perisentrik terjadi jika segmen
yang terbalik mecakup sentromer (Irnaningtyas, 2015).
6
d. Translokasi
Translokasi kromosom adalah peristiwa kromosom patah,
kemudian segmen patahannya melekat kembali pada kromosom
yang bukan se-
homolog.
Peristiwa
translokasi
menimbulkan
Sumber: Priadi, 2010 gamet yang
kurang mampu
Gambar 6.Perisitwa translokasi
membuahi sehingga separuh zigotnya tidak terjadmie(mIrnbaunaihnigtyas,
2015). sehingga
e. Katenasi
Katenasi kromosom terjadi jika dua kromosom
nonhomolog membelah menjadi empat kromosom, kemudian
ujung-ujungnya saling bertemu sehingga membentuk lingkaran
(Irnaningtyas, 2015).
2. Mutasi akibat perubahan jumlah kromosom
Perubahan jumlah kromosom dapat terjadi pada saat
pembelahan mitosis maupun meiosis. Perubahan jumlah kromosom
dapat dibedakan dua macam, yaitu (Nurhayati, 2016) :
a. Euploid
Euploid adalah perubahan pada seluruh set kromosom.
Euploid merupakan perbuahan pada seluruh materi geetik
dalam suatu set (genom) sehingga jumlah kromosom menjadi
kelipatan dari set kromosom haploidnya.
7
Berdasarkan jumlah set kromosom, euploid dapat
dibedakan beberapa tipe, yaitu monoploid, diploid, triploid,
tetraploid, dan seterusnya. Organisme yang mempunyai
kromosom 34, 4n, 5n, 6n, dan seterusnya dinamakan poliploid.
1) Monoploid (n)
Organisme monoploid mempunyai 1 perangkat (set)
kromosom di dalam tubuhnya. Contoh organisme
monoploid, yaitu lebah jantan yang berasal dari ovum yang
tidak dibuahi oleh spermatozoa dan tumbuh secara
partenogenesis.
2) Diploid (2n)
Organisme diploid mempunyai 2 perangkat kromosom di
dalam sel tubuhnya. Organisme diploid (normal) terjadi dari
peleburan ovum dan spermatozoa yang haploid.
3) Triploid (3n)
Organisme triploid mempunyai 3 perangkat kromosom di
dalam sel tubuhnya. Pada umumnya, tumbuhan triploid
mempunyai buah berukuran
lebih besar dan steril (tidak
menghasilkan biji) sehingga
sering dimanfaatkan untuk
membuat buah-buahan tanpa Sumber : Wiwi, 2012
biji, misalnya semangka,
jeruk, dan anggur. Gambar 7. Jeruk tanpa biji
4) Tetraploid (4n)
Organisme tetraploid mempunyai 4 perangkat kromosom di
dalam sel
8
dalam sel tubuhnya. Tumbuhan tetraploid pada umumnya
bersifat fertil, berukuran lebih besar, dan lebih banyak
mengandung klorofil daripada yang normal (diploid).
Euploid yang tejadi pada hewan dan manusia berbeda
dengan yang terjadi pada tumbuhan. Euploid ditemukan pada
sel-sel kanker. Hewan dan manusia euploid pada umumnya
berumur pendek. Euploid pada hewan dan manusia dapat
terjadi melalui digini dan diandri (Irnaningtyas, 2015):
1) Digini adalah dua inti sel telur yang tetap terlindung dalam
stau plasma dibuahi oleh satu spermatozoa. Digini terjadi
karena kegagalan sel polosit memisah.
2) Diandri adalah satu sel telur yang dibuahi oleh dua sel
spermatozoa. Diandri terjadi karena keterlambatan dalam
pembuahan.
b. Aneuploid
Aneuploid adalah perubahan jumlah kromosom dalam satu set
(genom) kromosom. Aneuploid menyebabkan jumlah
kromosom suatu individu menjadi lebih banyak atau lebih
sedikit daripada jumlah kromosom normalnya yang disomi (2n),
misalnya 2n + 1, 2n + 2, 2n – 1, 2n – 2, dan seterusnya. Penyebab
terjadinya aneuploid, yaitu:
Anafase lag, peristiwa tidak melekatnya kromatid pada
gelendong pembelahan saat meiosis
Nondisjunction, yaitu peristiwa gagal berpisahnya kromosom
homolog pada saat anafase meiosis I atau gagal berpisahnya
pasangan kromatid selama anafase meiosis II.
9
Sumber : Stoval, 2013
Gambar 8. Skema terbentuknya aneuploid akibat nondisjuntion
Tipe aneuploid adalah sebagai berikut:
Nulisomi (2n – 2), jika sel kehilangan dua kromosom
Monosomi (2n – 1), jika sel kehilangan satu kromosom
Trisomi (2n + 1), jika sel kelebihan satu kromosom
Tetrasomi (2n + 2), jika sel kelebihan dua kromosom.
PENYEBAB MUTASI (MUTAGEN)
Mutagen adalah zat yang menyebabkan terjaidnya mutasi.
Mutagen dapat berupa zat kimia, zat fisis, dan makhluk hidup.
Sumber mutagen dapat berasal dari alam maupun sengaja dibuat oleh
manusia (Irnaningtyas, 2015).
A. Jenis mutagen berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, mutagen dapat digolongkan menjadi tiga
10
golongan, yaitu mutagen kimia, mutagen fisika, dan mutagen
biologi (Irnaningtyas, 2015):
1. Mutagen kimia
Mutagen kimia terdiri dari atas senyawa-senyawa kimia yang
pada umumnya berifat racu bagi tubuh. Pada umumnya, senyawa
kimia tersebut tidak mudah larut dalam air tetapi larut dalam lemak
sehingga dapat terjadi penimbunan di dalam tubuh. Jika jumlag
penimbunan di atas batas batas toleransi normal, akan merusak dan
mematikan sel-sel tubuh (Arms & Pamella, 2013).
Mutagen kimia, antara lain benzopyrene, formaldehida, kolkisin,
digitonin, akridin, bromourasil, kafein, gas metana, peptisida, asam
nitrit, narkoba, zat pengawet makanan, agen alkilase, etil metan
salfonat (EMS), hidroksil amino, dan senjata kimia (Nurhayati, 2016):
a. Peptisida, misalnya DDT (dichloro diphenyl trichloroethane),
alpha-BHC, aldrin, dan dieldrin. Zat
tersebut sukar larut dalam air tetapi
mudah larut dalam lemak sehingga
menyebabkan penimbunan di
dalam tubuh dan dalam waktu yang Sumber: Daniel, 2010
lama dapat memicu karsinoma Gambar 9. Contoh pestisida
(kanker yang muncul dari sel-sel epitel yang menutupi organ-
organ tubuh) (Arms & Pamella, 2013).
b. Asam nitrit dapat meyebabkan deaminasi oksidatif pada basa
nitrogen adenin, guanin, sitosin pada rantai DNA sehingga
menyebabkan delesi.
c. Agen alkilase, misalnya gas mustard, dimetil, dan dimetil
sulfat akan memberikan gugus alkil yang dapat bereaksi
dengan gugus fosfat sehingga mengangg replikasi DNA.
d. Benzopyrene yang terkandung dalam asap rokok dapat
menyebabkan tumor pada organ pernapasan. 11
e. Akridin menyebabkan pita DNA kaku dan patah
dengan gugus fosfat sehingga mengangg replikasi DNA.
d. Benzopyrene yang terkandung dalam asap rokok dapat
menyebabkan tumor pada organ pernapasan.
2. Mutagen fisika
Mutagen fisika sebagian besar berupa radiasi sinar-sinar
yang dihasilkan dari unsur-unsur radioaktif. Mutagen fisika
sebagian telah tersedia di alam, namun beberapa sengaja dibuat
untuk kepentingan penelitian, deteksi, dan mutasi buatan.
Mutagen fisika, antara lain suhu tinggi, sinar ultra violet, sinar X,
sinar kosmik, sinar alfa (α), sinar gamma (γ), sinar beta (β),
neutron, sinar-sinar yang dipancarkan dari benda elektronik
seperti televisi dan komputer (Priadi, 2010).
a. Suhu tinggi dapat menyebabkan terjadinya autopoliploid,
misalnya pada jagung. Kecepatan mutasi akan bertambah
karena kenaikan suhu.
b. Sinar X pada umumnya digunakan untuk rontgen
c. Sinar X dan sinar γ digunakan untuk meradiasi biji-bijian agar
mendapatkan mutan unggul
d. Sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat memicu
terjadinya kanker kulit.
3. Mutagen biologi
Mutagen biologi berupa organisme, misalnya virus dan
bakteri. Asam nukleat dalam virus dan bakteri mampu merusak
kromosom sel sehingga terbentuklah sel yang abnormal (Priadi,
2010)
B. Jenis mutagen berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, mutagen dapat berasal dari alam
maupn buatan, mutagen yang berasal dari alam akan
menyebabkan mutasi secara alami. Sementara itu, mutagen yang
12
sengaja dibuat oleh manusia digunakan untuk keperluan mutasi
maupun buatan, mutagen yang berasal dari alam akan
menyebabkan mutasi secara alami. Sementara itu, mutagen yang
sengaja dibuat oleh manusia digunakan untuk keperluan mutasi
buatan (Arms dan Pamella, 2013).
1. Mutagen alami, contohnya sinar matahari, sinar ultra violet,
sinar kosmik, unsur radio aktif di alam, virus, bakteri, gas-gas
dan zat kimia yang berasal dair bummi.
2. Mutagen buatan, contohnya peptisida, boraks, formalin,
narkoba, sinar X, sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, televisi atau
komputer.
KLASIFIKASI MUTASI
A. Mutasi berdasarkan sumber asalnya
1. Mutasi alami
Mutasi alami adalah mutasi yang terjadi secara alami dengan
sendirinya. Mutasi alamiah disebabkan oleh mutagen-mutagen
yang sudah ada di alam. Pada umumnya, mutasi alami bersifat
emrugikan serta menghasilkan organisme yang berifat resesif dan
letal (Irnaningtyas, 2015).
2. Mutasi buatan
Mutasi buatan adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha
atau tindakan manusia. Mutasi muatan banyak dilakukan
manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun, jika
dilakukan dengan cara yang tidak benar akan berakibat
merugikan bagi manusia itu sendiri. Mutas buatan, antara lain
sebagai berikut:
13
merugikan bagi manusia itu sendiri. Mutas buatan, antara lain
sebagai berikut (Irnaningtyas, 2015):
a. Pemakaian radioaktif untuk diagnosa dan terapi suatu
penyakit dibidang kesehatan. Jika tidak dilakukan dengan
hati-hati akan mematkan sel-sel kanker dengan kemoterapi
dan penyinaran.
b. Penggunaan zat aditif dan pengawet makanan kimiawi.
Penggunaan formalin sebagai pengawet bahan makanan
adalah kurang tepat. Formalin digunakan untuk zat pengawet
mayat. Siklamat sering digunakan sebagai pemanis buatan
dalam industri makanan dan minuman. Aspartam yang biasa
ditambahkan pada minuman ringan sebagai pengganti gula
ternyta berpengaruh buruk terhadap sel saraf otak.
c. Penggunaan alat-alat elektronik, misalnya TV dan komputer.
d. Pengendalian jumlah hama tanaman dengan teknik jantan
mandul. Penyinaran diakukan terhadap serangga jantan
dewasa sehingga spermatozoa tidak dapat membuahi ovum.
e. Penggunaan roket dan senjata nuklir yang dapat
menyebabkan cacat pada janin dalam kandungan
f. Merokok dan pemakaian narkotika yang berakibat
mengganggu kesehatan tubuh.
B. Mutasi berdasarkan sifat genetik
Berdasarkan sifat genetik yang dihasilkan, mutasi dibedakan
menjadi dua macam, yaitu mutasi dominan dan mutasi resesif.
Mutasi dominan akan tampak pengaruhnya baik dalam keadaan
genotipe dominan maupun heterozigot. Sementara itu, mutasi
resesif akan tampak pengaruhnya dalam keadaan genotipe resesif
homozigot.
14
resesif akan tampak pengaruhnya dalam keadaan genotipe resesif
homozigot (Nurhayati, 2016).
C. Mutasi berdasarkan arah mutasinya
Berdasarkan arah mutasinya, mutasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu mutasi maju dan mutasi balik (mundur). Mutasi maju
menyebabkan fenotipe organisme abnormal menjadi nirmal.
Sementara itu, mutasi balik menyebabkan fenotipe organisme
normal menjadi abnormal (Nurhayati, 2016).
D. Mutasi berdasarkan jumlah faktor keturunan yang bermutasi
Berdasarkan jumlah faktor keturunan, mutasi dibedakan menjadi
dua macam, yaitu mutasi mikroo dan mutasi makro. Mutasi mikro
adalah mutasi yang terjadi pada sebagian kecil faktor keturunan.
Mutasi makro adalah mutasi yang terjadi pada sebagian besar
faktor keturunan (Irnaningtyas, 2015).
E. Mutasi berdasarkan peranannya bagi organisme
Berdasarkan peranannya, mutasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu mutasi yang menguntungkan dan mutasi yang
merugikan. Mutasi yang menguntungkan adalah mutasi yang
menghasilkan organisme yang bersifat aditif terhadap lingkungan.
Sementara itu, mutasi yang merugikan adalah mutasi yang
menghasilkan organisme yang bersifat tidak adaptif terhadap
lingkungan (Arms & Pamella, 2013).
15
KELAINAN PADA MANUSIA
AKIBAT MUTASI
Perubahan strukrtu dan jumlah kromosom pada manusia akibat
mutasi dapat menimbulkan kelainan-kelainan yang serius pada tubuh
dan perilaku manusia. Kelainan-kelainan pada manusia akibat mutasi,
antara lain Sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom triple X,
sindrom Jacob, sindrom Y, hermafrodit, sindrom cri du chat, sindrom
Patau, sindrom Edward, sindrom Down, dan sindrom Wolf.
A. Sindrom Klinefelter
Manusia dengan sindrom Klinefelter memiliki kromosom
berjumlah 47 dengan kariotipe 22 AA + XXY atau 44 A + XXY. Ciri-
cirinya cirinya adalah laki-laki bertubuh tinggi, testis
mengecil saat masa pubertas, steril, payudara
berkembang, dan pada umumnya memiliki
tingkat kecerdasan di bawah normal. Sindrom
ini dapat terjadi karena ovum hasil
nondisjunction yang berkromosom XX dibuahi
Sumber : Raniya, 2013 oleh spermatozoa normal berkromosom Y
(Irnaningtyas, 2015).
Gambar 10. Sindrom
Knifelter
B. Sindrom Turner
Manusia dengan sindrom Turner memiliki kromosom berjumlah 45
= 22 AA + X. Sindrom ini terjadi karena ovum normal berkromosom X
dibuahi oleh spermatozoa hasil nondisjunction yang tidak mengandung
kromosom seks (O). Ciri-ciri sindrom Turner adalah berkelamin
wanita, bertubuh pendek, ovarium dan payudara tidak berkembang,
ser
16
steril, bentuk leher bersayap, memiliki
kelainan jantung, serta keterbelakangan
mental (Nurhayati, 2016).
C. Sindrom XXX (Wanita Super)
Manusia dengan sindrom XXX memiliki
kromosom berjumlah 47, yaitu 22 AA + XXX. Sumber: Raniya, 2013
Sindrom ini terjadi karena ovum hasil
nondisjunction yang berkromosom XX Gambar 11. Sindrom
turner
bdeibrkuraohmi osleohmsXpe. rmatozoa normal berkromosom X. Ciri-ciri manusia
dengan sindrom XXX adalah berkelamin wanita serta memiiliki sistem
reproduksi dan tingkat kecerdasan bervariasi dari mulai normal
sampai subnormal (Irnaningtyas, 2015).
D. Sindrom Jacob
Manusia dengan sindrom Jacob mempunyai kromsom berjumlah
47, yaitu 22 AA + XXY. Sindrom ini dapat terjadi akibat nondisjunction
kromatid-kromatid I pada meioss II yang menghsilkan satu spermatid
dengan kromosom YY dan satu spermatid tidak mempunyai
kromosom seks. Jika terjadi pembuahan antara ovum normal
berkromosom X dengan spermatozoa berkromosom YY, akan terjadi
sindrom XYY. Ciri-ciri fisiknya adalah laki-laki yang bertubuh tinggi,
melebihi ukuran normal. Pada tahun 1960, muncul hipotesis bahwa
pria XYY cenderung agresif, antisosial, dan kriminal. Namun, beberapa
ahli membantah hipotesis tersebut (Irnaningtyas, 2015).
17
Sumber: Rahayu, 2011
Gambar 12. Peta kromosom kasus sindrom jacob
E. Sindrom Y
Zigot yang mempunyai kromosom 22 AA + Y, tidak mampu hidup.
F. Hermafrodit
Pada manusia hermafrodit, ditemukan kromosom XX dan XY
dalam sel tubuhnya sehingga mempunyai kariotipe 22 AA + XX + XY.
Manusia hermafrodit memiliki ovarium maupun testis. Hal ini dapt
terjadi karena nondisjunction yang berlangsung dua kali pada beberapa
sel dalam spermatogenesis. Hermafrodit juga dapat terjadi jika oosit
sekunder (ovum yang masih bersatu dengan badan polar) dibuahi oleh
dua macam sperma (satu sperma yang mengandung X dan sperma
lainnya yang mengandung Y) (Irnaningtyas, 2015).
G. Sindrom Patau
Sindrom Patau terjadi akibat trisomi pada kromosom nomor 13
sehingga mempunyai kromosom 47 dengan kariotipe 45 A + XX atau
45 A + XY. Ciri-ciri mausia dengan sindrom Patau adalah sumbing dan
langit-langit rongga mulut (cleft palate) serta polidaktili (jari lebih dari
lima) (Nurhayati, 2016).
18
Sumber: Janson, 2011 Sumber: Janson, 2011
Gambar 13. Sindrom Gambar 14. Sindrom
patau dengan kelainan patau dengan kelainan
polidaktil bibir sumbing
H. Sindrom Edward
Sindrom Edward terjadi karena trisomi pada kromosom nomor 18
sehinggga memiliki 47 kromosom dengan kariotipe 45 A + XX atau 45
A + XY. Ciri-cirinya bentuk kepala panjang, bentuk mata khas, jari
tangan tumpang tindih, pola sidik jari sederhana, dada pendek dan
lebar, memiliki kelainan jantung dan ginjal, serta berumur pendek
(Priadi, 2010).
I. Sindrom Down
Sindrom Down terjadi karena trisomi pada kromosm nomor 21
sehingga memiliki kromosom 47 dengan kariotipe 45 A + XY atau 45 A
+ XX. Ciri-cirinya bermata sipit, fertil, kaki
pendek, berjalan lambat, menderit kelainan
jantung (kardiovaskular), serta pertumbuhan
tubuh dan mental agak lambat. Berdasarkan
IQ-nya penderita sindrom Down dapat
Sumber: Susnanti, 2014 dibedakan menjadi idiot dengan IQ 24,
imbisil dengan IQ 25-49, dan debil dengan IQ
Gambar 15. Orang 50-69. Wanita sindrom Down tidak steril
yang terkena Sindrom
Down
sehingga mampu mempsreohdiunkgsgiaomvuam.pNuamun, jika ovumnya dibuahi
kemungkinan besar akan menghasilkan keturunan dengan sindrom
Down. Penderita pada umumnya berumur pendek, rata-rata hingga 16
tahun. 19
Down. Penderita pada umumnya berumur pendek, rata-rata hingga 16
tahun (Irnaningtyas, 2015).
J. Sindrom Wolf
Sindrom Wolf terjaid karena delesi atau hilangnya sebagian lengan
pendek kromosom nomor 4. Kelainan yang tampak yaitu pangkal
hidung menonjol, bibir sumbing, pertumbuhan lambat,
keterbelakangan mental, serta kelainan jantung (Priadi, 2010)
Sumber: Raniya, 2013
Gambar 16. Kelainan jantung pada penderita
sindrom Wolf
MUTASI DALAM MEKANISME
PROSES EVOLUSI
Mutasi dapat menyebabkan perubahan gen maupun kromosom
sehingga menimbulkan terjadinya perubahan-perubahan sifat pada
tingkat sel hingga tingkat individu. Perubahan yang terjadi pada
individu menyebabkan terjadinya variasi-variasi sifat yang
menimbulkan keanekaragaman suatu organisme. Jika mutasi di alam
terjadi terus-menerus dari waktu ke waktu, tingkat keanekaragaman
organisme akan terus menerus meningkat dan dengan menginisiasi
terbentuknya spesies-spesies baru dengan sifat-sifat yang jauh berbeda
dari sifat-sifat organisme asal muasalnya. Dengan kata lain, telah
terjadi proses evolusi. Tingkat terjadinya mutasi alamiah akan
20
berlangsung sesuai dean gejala-gejala alam yang ada, sedangkan
terbentuknya spesies-spesies baru dengan sifat-sifat yang jauh berbeda
dari sifat-sifat organisme asal muasalnya. Dengan kata lain, telah
terjadi proses evolusi. Tingkat terjadinya mutasi alamiah akan
berlangsung sesuai dean gejala-gejala alam yang ada, sedangkan
tingkat terjadinya mutasi buatan bergantung pada manusia. Mutasi
buatan diperkirakan dapat mempercepat terjadinya proses evolusi
organisme di bumi (Arms & Pamella, 2013).
21
DAFTAR PUSTAKA
Arms, Karen dan Pamela S. Camp. 1988. Biology a Journey Into Life.
United States of America: Amerika.
Daniel, Rizki. 2010. Pestisida untuk Petani. Diakses melalui
http://rizkidaniel.blogspot.co.id/2010/07/pestisida-untuk-
petani.html. Pada tanggal 4 Desember 2017.
Irnaningtyas. 2015. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga: Jakarta.
Janson. 2011. Ciri-ciri Sindrom Patau. Diakses melalui
http://ciripenyakit.wordpress.com/2011/04/ciri-ciri-sindrom-
patau.html. Pada tanggal 4 Desember 2017.
Marie, Siti. 2017. Fenomena Semangka tanpa Biji.. Diakses melalui
http://life- marieetc.blogspot.co.id/2017/03/semangka-tanpa-
biji.html. Pada tanggal 4 Desember 2017.
Nurhayati, Nunung dan Wijayanti, Resty. 2016. Buku Siswa Biologi
untuk SMA/MA Kelas XII. Yrama Widya: Bandung.
Priadi, Arif. 2010. Biologi SMA Kelas XII. Yudhistira: Jakarta.
Rahayu, Siti. 2011. Sindrom Jacob. Diakses melalui
http://sitirahayu.wordpress.com/2011/07/sindrom-
jacob.html. Pada tanggal 4 Desember 2017.
Raniya. 2013. Kelainan pada Manusia Akibat Mutasi. Diakses melalui
http://raniyayaya.blogspot.com/2013/09/kelainan-pada-
manusia-akibat-mutasi.html. Pada tanggal 4 Desember 2017.
Stoval. 2013. Skema Nondisjunction. Diakses melalui
https://www.researchgate.net/figure/nondisjunction-
36445225. Pada tanggal 4 Desember 2017.
Susnanti. 2014. Sindrom Down. Diakses melalui
http://susnanti.blogspot.com/2014/07/sindrom-down.html.
Pada tanggal 4 Desember 2017.
22
Wiwi, Arwiyah. 2012. Peristiwa Triploid. Diakses melalui
http://ceritawiwi.wordpress.com/2012/03/peristiwa-
triploid.html. Pada tanggal 4 Desember 2017.
23