2017
Rizki
Maulana
Ahmad
(A1C215220)
Pengembangan
Bahan Ajar
Untuk SMA/MA Kelas XII
EVOLUSI
Untuk SMA/MA Kelas
XII
Penyusun :
Rizki Maulana Ahmad
A1C215220
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur atas kehadirat ALLAH Swt, karena atas limpahan
rahmat, taufik, hidayah, dan ridho-Nya lah, sehingga tim penyusun
bisa menyelesaikan laporan akhir ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam tidak lupa pula senantiasa tercurah kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. karena dengan
tuntunannyalah kita dapat merasakan zaman yang terang
benderang, demikian juga kapada seluruh keluarga, kerabat serta
sahabat-sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari pembuatan modul tentang “Teori Evolusi”
ini adalah untuk memahami dan memudahkan siswa dalam proses
belajar mengajar. Adapun ucapan terima kasih kepada pihak yang
membantu dalam penyelesaian modul pembelajaran ini .
Penyusun berharap, agar dengan adanya modul ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Banjarmasin, November 2017
Rizki Maulana Ahmad
COVER ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
Pengertian teori evolusi………………………….……………………………………..……….
Teori evolusi menurut para ahli ...............................................................
Teori Lanmark, Weismann, dan Darwin...................................................
Tenomena yang berkaitan dengan teori evolusi …………….………….........
Mekanisme evolusi ...................................................................................... .
KOMPETENSI DASAR
1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang struktur dan fungsi DNA, gen dan kromosom dalam
pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan proses
pada makhluk hidup.
1.2. Menyadari dan mengagumi pola piker ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyangi lingkungan sebagai manifestasi
pengamlan ajaran agama yang dianutnya.
2.1. Berprilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan
fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observassi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsive dan proaktif dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
didalam kelas/laboratorium maupun diluar
kelas/laboratorium.
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan di lingkungan sekitar.
3.9. Menganalisis tentang teori evolusi dan seleksi alam dengan
pandangan baru mengenai pembentukan spesies baru di bumi
berdasarkan studi literature.
4.9. Mengevaluasi pemahaman diri tentang berbagai pandangan
mengenai evolusi makhluk hidup dan menciptakan gagasan
baru tentang kemungkinan-kemungkinan teori evolusi
berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1.1.1. Memberikan contoh tentang ayat Al-Qur’an
mengenai teori evulosi QS. As Sajdah (32) ayat 7
dan QS. Al Hijr (15) ayat 26 (C1)
2.2.1. Melaksanakan sifat perilaku ilmiah teliti, jujur
terhadap data dan fakta (C2)
3.9.1. Menjelaskan pengertian evolusi (asal-usul kehidupan)
(C2)
3.9.2. Menguraikan teori evolusi menurut para ahli (C4)
3.9.3. Menguraikan fenomena yang berkaitan dengan teori
evolusi (C4)
3.9.4. Menganalisis mekanisme evolusi (C4)
4.9.1. Membuat ringkasan tentang pengertian evolusi dari
berbagai sumber (C3)
4.9.2. Membuat tabel teori evolusi menurut para ahli (C3)
4.9.3. Membuat kliping fenomena yang berkaitan dengan
teori evolusi (C3)
4.9.4. Membuat bagan mekanisme evolusi (C3)
PENGERTIAN EVOLUSI (ASAL-
USUL KEHIDUPAN)
Evolusi adalah perubahan perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama.
Waktu proses evolusi sangat lama, yaitu ratusan, ribuan, hingga jutaan tahun.
Berdasarkan objek yang mengalaminya, evolusi dapat dibedakan menjadi
evolusi kosmik (evolusi universe) dan evolusi organik (evolusi makhluk hidup).
Evolusi kosmik merupakan
perubahan yang terjadi pada
lingkungannya yang tidak hidup
(abiotik). Contoh evolusi kosmik
yaitu bentuk dan keadaan suatu
daerah beberapa ratus atau ribu
tahun yang lalu yang diyakini telah
banyak mengalami perubahan jika
dibandingkan jika dibandingkan
dengan keadaan sekarang.
Sementara itu, evolusi organic
merupakan perubahan yang terjadi
pada makhluk hidup dari generasi
ke generasi selanjutnya, contohnya
perubahan yang terjadi pada ular Sumber : e-education
yang dahulu diyakini berkaki tetapi
pada saat ini tidak memiliki kaki. Gambar 1. Charles Darwin
Namun, pada saat ini ular pito masih memiliki struktur berupa benjolan kuku.
Evolusi yang terjadi pada makhluk hidup inilah yang di sebut dengan evolusi
biologi. Evolusi biologi merupakan ilmu yang mempelajari sejarah asal mula
makhluk hidup di bumi da nada keterkaitan secara genetic antara jenis
makhluk hidup yang satu dengan yang lain.
Evolusi biologi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu makroevolusi
(evolusi transpesifik). Mikroevolusi adalah perubahan secara perlahan-lahan
dan bertahap pada tingkat gen dari generasi ke generasi berikutnya yang
dapat menimbulkan parubahan penotif organisme dalam suatu populasi.
Sementara itu, makroevolusi adalah perubahan perubahan secara perlahan-
lahan dan bertahap yang menyebabkan terbentuknya suatu kelompok baru
dalam taksonomi, misalnya species baru, genus baru, family baru, ordo baru,
kelas baru, divisi atau vilum baru bahkan kingdom baru.
Sumber : famousscientists
Gambar 2. Proses evolusi
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, evolusi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu evolusi progresif dan evolusi regresif, evolusi progresif
adalah evolusi yang mengarah pada kemungkinan terbentuknya spesies baru
yang dapat bertahan hidup dan berkelanjutan, contohnya evolusi manusia.
Manusia yang hidup sekarang ini diduga berasal dari manusia sebelumnya yang
memiliki penotif yang jauh berbeda atau dapat dikatakan berbeda spesies.
Sementara itu, evolusi regresif adalah evolusi yang mengarah pada
kemungkinan terbentuknya spesies baru yang tidak dapat bertahan hidup dan
akhirnya menuju kepunahan. Contohnya evolusi dinosaurus. Dinosaurus saat ini
tidak dapat kita temukan lagi dimuka bumi, tetapi hewan tersebut diyakini
pernah ada berdasarkan temuan fosil.
Berdasarkan jumlah spesies yang berevolusi dan yang dihasilkan, evolusi
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu evolusi divergensi dan evolusi
konvergensi. Evolusi divergensi merupakan evolusi yang diawali dari suatu
spesies kemudian menghasilkan banyak spesies baru, contohnya evolusi burung
finch di kepulauan Galapagos. Pada awalnya, hanya ada satu spesies burung
finch pemakan biji, kemudian terbentuklah bermacam-macam spesies burung
finch dengan bentuk paruh yang berbeda sesuai dengan jenis makanannya.
Sementara itu, evolusi konvergensi merupakan evolusi yang diawali dari
beberapa macam spesies kemudian mengalami penyusutan jumlah macam
spesies, contohnya evolusi reptil. Para peneliti menyakini bahwa dahulu
terdapat jauh lebih banyak spesies reptil dibandingkan sekarang.
(a) (b)
Sumber : Amazon
Gambar. 3 contoh evolusi divergen terjadi pada (a) Liatrus spicata dan (b)
Echinacea purpurea. Keduanya memiliki dasar morfologi yang sama
karena memiliki satu nenek moyang.
TEORI EVOLUSI MENURUT
PARA AHLI
Pada mulanya evolusi merupakan dugaan atau hipotesis dari sebagian
kecil orang. Namum, kemudian banyak ahli yang tertantang untuk membahas
dan membuktikannya. Sejak ditemukan fosil bermacam-macam makhluk
hidup yang kemudian dianggap sebagai bukti evolusi, hipotesis tentang
evolusi tersebut berkembang menjadi teori-teori evolusi. Banyak ahli,
terutama ahli biologi, yang memberikan penjelasan dan mengembangkan
pemikiran tentang evolusi pada masa sebelum teori evolusi Darwin maupun
sesudahnya. Hingga saat ini, masalah evolusi masih merupakan misteri yang
akan terus diungkap, dikaji dan dibuktikan kebenarannya.
Beberapa ahli yang telah mengemukakan dan mengembangkan
pemikiran tentang evolusi, antara lain plato, Aristoteles, Copernicus dan
Galileo, Pierre-Louis Moreau de Maupertuis, Denis Diderot, George Louis
Leclerc, Comte de Buffon, Erasmus Darwin (kakek Charles Robert Darwin
), Jean Baptiste Lamarck, August Weisman, Baron Georges Cuvier, Jame
Hutton, Charles Lyell, dan Charles Robert Darwin.
Ada bermacam-macam teori menurut para ahli yaitu :
1. Carolus Linnaeus (1707 1778), membuat Sumber : Britannica.com
sebuah ketentuan cara mencari keteraturan
posisi antarmakhluk hidup dengan mencari Gambar 4. Carolus Linnaeus
persamaan sifat, dan mengelompokkan yang
mirip ke dalam satu kelompok.
Pengelompokan dilakukan secara berjenjang
(diistilahkan dengan takson), mulai dari
jenjang yang paling rendah (takson spesies)
sampai jenjang yang paling tinggi (takson
kingdom). Jenjang ditentukan dari
pengelompokan dengan kemiripan sifat-sifat
khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk
pengelompokan makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada
takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan
jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan
sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu
ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokan makhluk hidup
yang sangat beraneka ragam.
2. Georges Cuvier (1769 - 1832), seorang ahli anatomi, tetapi sangat
perhatian terhadap paleontologi
(ilmu mengenai fosil). Cuvier
mendukung teori Katastropi
(catastrophism) yang menyatakan
bahwa makhluk hidup setiap strata
tidak ada hubungan kekerabatan
karena setiap strata terbentuk
akibat terjadinya bencana alam,
Sumber : id.wikipedia.org seperti gempa, banjir, atau
Gambar. 5 Georges Cuvier kemarau yang panjang. Jika strata
lenyap oleh bencana, muncul strata
baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain.
Dari temuan fosil di lembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang
membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-lapisan (strata). Setiap
strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda strukturnya
dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk
modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di
strata tua di lapisan bawah.
3. James Hutton (1726 1797), mengemukakan teori gradualisme, yang
menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya merupakan hasil
perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus-menerus, dan lambat
(dalam waktu lama).
4. Charles Lyell (1797 1875), mengemukakan teori Uniformitarianisme
(keseragaman). Menurut Lyell, proses perubahan lapisan batuan dan
bentuk permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau tidak
berubah. Charles Darwin, terinspirasi oleh teori Hutton dan Lyell dengan
membuat sebuah pemikiran bahwa perubahan bumi secara lambat
menunjukkan bumi sudah tua. Kemudian proses yang lambat, tetapi terus-
menerus dalam waktu lama pasti menghasilkan perubahan yang cukup
besar.
5. Jean Baptiste Lamarck
(1744 1829), melihat adanya
kecenderungan makhluk
sederhana berubah menjadi
makhluk yang lebih kompleks
dengan prinsip adanya
proses perubahan menuju
kesempurnaan. Perubahan
menjadi sempurna ini
menurut Lamarck karena
harus beradaptasi pada
lingkungannya. Proses
adaptasi ini dijelaskan Sumber : en.wikipedia.org
Lamarck melalui dua hal. Gambar. 6 Jean Baptiste Lamarck
Pertama, adanya proses use
(menggunakan) dan disuse (tidak menggunakan) dari bagian-bagian tubuh
organisme, bergantung pada kebutuhannya. Contoh yang diberikan oleh
Lamarck, yaitu otot bisep (otot lengan atas) yang digunakan terus-
menerus, dan otot leher jerapah yang digunakan untuk menggapai
dedaunan pada pohon-pohon tinggi seperti pada Gambar berikut.
Menurut Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk
menghadapi lingkungan akan berkembang lebih besar, sedangkan bagian
tubuh yang kurang digunakan akan mengalami penyusutan. Kedua, Lamarck
berkeyakinan adanya pewarisan sifat-sifat yang diperoleh. Keadaan otot
bisep yang semakin besar akibat penggunaan terus-menerus akan
diwariskan kepada keturunannya. Dengan kata lain, keturunan akan lahir
dengan sifat otot bisep besar dengan sendirinya.
Demikian pula, leher panjang jerapah akan terwaris dengan
sendirinya kepada keturunannya. Padahal perubahan organ tubuh tersebut
hasil modifikasi, dan tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang diperoleh
dapat diwariskan. Suatu kehormatan bagi Lamarck, adanya pengakuan
bahwa memang adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk evolusi.
a. Pada awalnya seluruh jerapah berleher pendek, sementara daun-daunan
makanannya di pohon harus dijangkau karena letaknya yang tinggi.
b. Karena sering menjangkau daun, leher jerapah semakin panjang sehingga
jerapah generasi berikutnya semakin tinggi.
c. Penyesuaian dan pewarisan hasil adaptasi ini berlanjut sehingga jerapah
masa kini berleher panjang.
6. Charles Darwin (1809 1882), menjelaskan bahwa evolusi menghasilkan
keanekaragaman hayati. Makhluk hidup
mengalami evolusi melalui mekanisme seleksi
alam. Organisme yang kuatlah yang akan
melestarikan jenisnya. Darwin,
mengemukakan pula adanya kemampuan
adaptasi organisme agar mampu melewati
seleksi alam. Darwin menggambarkan
fenomena ketiga hal ini melalui contoh yang
terkenal, yaitu gambar perkembangan leher
Sumber : en.wikipedia jerapah.
Gambar. 7 Charles Darwin Contoh ini menjadi komparatif terhadap
contoh perkembangan leher jerapah dari
Lamarck.
a. Populasi jerapah, panjang lehernya berbeda-beda, ada yang panjang ada
yang pendek.
b. Terjadi seleksi alam dalam hal mendapatkan makanan. Jerapah berleher
pendek mati.
c. Seleksi alam berlanjut sehingga menghasilkan generasi jerapah seperti
sekarang.
Menurut Darwin, seluruh makhluk hidup berkerabat melalui garis
keturunan dari organisme yang hidup pada zaman purbakala. Keturunan yang
berpencar ke berbagai macam habitat di muka bumi akan mengembangkan
kemampuannya beradaptasi sampai setiap jenis sesuai dengan habitatnya.
Dalam proses adaptasi inilah sebenarnya makhluk hidup sedang melewati
fase seleksi alamiah. Karena adaptasi ke berbagai ragam habitat inilah
sejarah makhluk hidup dapat digambarkan seperti sebuah pohon yang
berangkat dari sebuah titik, menjalar menjadi batang, cabang, ranting,
sampai ke ujung ranting, seperti pendapat Whitaker yang ditunjukkan pada
tiap awal percabangan terdapat titik-titik nenek moyang bagi organisme
yang berada di cabang-cabangnya. Sungguh analog dengan taksonomi dari
Carolus Linnaeus.
7. Alfred Russel Wallace (1923-1913),
mengembangkan teori yang serupa
dengan teori Darwin. Dasar teori wallace
adalah penelitian Biologi perbandingan di
Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang
Indonesia), dan Malaya. Buku
penelitiannya berjudul “On the tendency
of varieties to depart indefinitely from
the original type”. Teorinya sama dengan
Sumber : id.wikipedia.org yang dikembangkan Darwin.
Gambar. 8 Alfred Russel Wallace
8. August Weissman, menumbangkan teori Lamarck. Weismann memotong
ekor tikus beberapa generasi. Menurut teori Lamarck, hal tersebut akan
menyebabkan timbulnya jenis tikus yang tidak berekor. Namun, hasil
percobaan Weismann menunjukkan bahwa sampai generasi terakhir ekor
tikus tetap sama panjangnya.
Sumber : researchgate.net
Gambar. 9 August Weissman
Teori Lanmark, Weismann,
dan Darwin
A. Perbandingan teori Lamarck dengan teori Darwin
Jean Baptiste Lamarck (tahun 1744-1824) berpendapat bahwa evolusi
terjadi karena makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungan. Inti dari
bukunya yang berjudul ‘’Philosophie ‘’ zoologique’’ adalah sebagai berikut.
1. Alam sekitar/lingkungan mempunyainpengaruh pada ciri-ciri sifat-sifat
yang diwariskan
2. Prinsip use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) menyatakan
bahwa organ atau bagian tubuh yang dugunakan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya akan berkembang dengan baik sehingga akan
menjadi lebih kuat dan besar. Sementara itu, bagian tubuh yang tidak
digunakan akan mengalami kemunduran sehingga menyusut menjadi lebih
kecil.
3. Ciri-ciri/sifat yang didapat (tebentuk oleh lingkungan selama hidupnya)
akan diwariskan kepada keturunannya.
Lamarck menjelaskan tentang evolusi jerapah. Ia berpendapat bahwa
nenek moyang jerapah adalah jerapah yang berleher pendek pemakan daun-
daun di pohon, bukan pemakan rumput. Untuk mencapai daun-daun yang
ringgi. Jerapah berleher pendek harus meregangkan dan memanjangkan
lehernya sehingga lehernya semakin panjang. Sifat leher panjang
diwariskan pada keturunannya dan proses ini terus berlanjut hingga
sekarang sehingga semua jerapah yang hidup pada saat ini berleher
panjang.
Darwin berpendapat lain, yaitu evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Darwin berpendapat bahwa nenek moyang jerapah adalah jerapah berleher
panjang dan jerapah berleher pendek . pada saat daun-daun masih tersedia
dipohon yang rendah dan tinggi, baik jerapah berleher pendek maupun
jerapah berleher panjang, bisa hidup. Namun semakin lama daun-daun yang
terletak dipohon yang rendah semakin berkurang dan habis sehingga
jerapah berleher pendek tidak dapat memperoleh makanannya. Jerapah
berleher pendek akhirnya mati dan mengalami kepunahan. Sementara itu,
jerapah berleher panjang tetap mendapatkan makanannya dan mampu hidup
terus bahkan berkembang biak hingga sekarang. Jadi, jerapah berleher
panjang bersifat labih adaptif dari pada jerapah yang berleher pendek.
Pendapat Lamarck dan Darwin mempunyai kesamaan, yaitu evolusi
terjadi karena adanya perubahan ligkungan. Perubahan lignkungan yang
menyebabkan evolusi jerapah adalah perubahan jumlah makanan berupa
daun-daun yang terletak di pohon yang rendah semakin berkurang dan
habis.
Sumber : Hartono
Gambar. 10 Perbandingan proses evolusi jerapah menurut (a) Lamarck dan (b) Darwin.
B. Perbandingan teori Weismann dengan Darwin
August Weismann berpendapat bahwa sifat leher jerapah dikendalikan
oleh gen. Sifat leher panjang dikendalikan oleh gen dominan, sedangkan
sifat leher pendek dikendalikan oleh gen resesif, jerapah yang berleher
panjang mempunyai genotif dominan homozigot atau heterozigot,
sedangkan jerapah yang berleher pendek semuanya bersifat homozigot
resesif. Jerapah berleher pendek yang bergenotipe homozigot resesif
tersebut tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya hingga akhirnya
mengalami kepunahan.
Weismann menyatakan bahwa evolusi menyangkut pewarisan gen-gen
melalui sel-sel kelamin atau evolusi berkaitan dengan gejala seleksi alam,
terhadap factor-faktor genetik. Sementara itu, Darwin menyatakan bahwa
evolusi terjadi karena seleksi alam atau seleksi alam merupakan penyebab
evolusi adaptif. Jadi, teori evolusi yang dikemukakan oleh August
Weismann tidak bertentangan dengan teori evolusi Darwin, tetapi justru
memperjelas dan memperkuat teori Darwin.
C. Perbandingan teori Lamarck dengan teori Weisman
Lamarck berpendapat bahwa pada mulanya rusa tidak bertanduk ,
tetapi karena sering beradu kepala akan tumbuh tanduk yang semakin lama
semakin memanjang. Lamarck juga menyatakan bahwa makhluk hidup
beradaptasi terhadap lingkungan dengan menggunakan organ tubuhnya ,
perubahan sifat dan fungsi organ tubuh sebagai akibat adaptasi dengan
lingkungannya akan diwariskan kepada keturunannya.
Teori Lamarck tersebut bertentangan dengan teori Weismann.
Weismann berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh
drai lingkunagan tidak akan diwariskan. Weismann membuktikan teorinya
dengan mengadakan percobaan, yaitu dengan memotong ekor tikus-tikus
yang dipeliharanya. Kemusian tikus tersebut dibiarkan berkembang biak.
Hasil percobaan menunjukkan tikus yang sudah di potong ekornya tetap
mempunyai anak-anak tikus yang berekor panjang. Percobaan tersebut
dilakukan berulang-ulang hingga 21 generasi, ternyata tetap menghasilkan
generasi tikus yang berekor panjang.
FENOMENA YANG BERKAITAN
DENGAN TEORI EVOLUSI
A. Pengaruh lingkungsn terhadap gen
Semua sifat pada individu dikendalikan oleh gen. Apakah gen dapat
dipengaruhhi oleh lingkungan? Untuk menjawabnya dilakukan percobaan
sebagai berikut:
1. Kelinci A diberi makan berfigmen (misalnya wortel dan sayuran hijau),
lemak tubuhnya menjadi berwarna kuning. Namun, setelah diberi warna
tidak berfigmen (misalnya lobak), lemaknya berubah menjadi putih,
seakan-akan warna lemak dipengaruhi oleh warna makanan.
2. Kelinci B diberi makanan berfigmen maupun tidak berfigmen ternyata
warna lemaknya tetap berwarna putih. Seakan-akan warna lemak tidak
dipengaruhi oleh warna makanan.
Setelah diteliti, ternyata kelinci A tidak mempunyai gen pengendali
enzim yang dapat menguraikan pigmen sehingga warna lemaknya
dipengaruhi oleh warna makanan. Sementara itu, kelinci B mempunyai gen
yang menumbuhkan enzimpengurai pigmen sehingga apapun makanannya
warna lemaknya tetap putih.
Jenis makanan yang diberikan
Jenis kelinci Makanan Makanan tidak Faktor penyebab
berpigmen berpigmen
Kelinci A Warna lemak Warna lemak Tidak mempunyai
dengan gen tubuh tetap tubuh berubah gen pengendali
lemak kuning kuning putih enzim pengurai
pigmen
Kelinci B Warna lemak Warna lemak mempunyai gen
dengan gen tubuh tetap tubuh tetap yang menumbuhkan
lemak putih putih putih enzim pengurai
pigmen
Tabel. 1 Percobaan pengaruh makanan terhadap ekdpresi gen warna lemak.
Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah sifat tubuh
(misalnya warna lemak) tidak dipengaruhi oleh lingkungan (misalnya warna
makanan), tetapi dikendalikan oleh gen dan gen tidak di pengaruhi oleh
lingkungan.
B.Adaptasi dan Seleksi Alam
Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Alam yang merupakan lingkungan bagi organisme
selalu menyeleksi organisme yang hidup di dalamnya. Organisme yang tidak
adaptif dengan lingkungannya akan terseleksi sehingga jumlah populasinya
semakin berkurang dan akhirnya mengalami kepunahan. Sementara itu,
organisme yang adaptif akan hidup dan berkembang biak sehingga jumlah
populasinya akan semakin bertambah. Contoh adaptasi dan seleksi, antara
lain peristiwa perubahan jumlah populasi pada ngengat, Biston betularia di
Inggris.
Sebelum terjadi revolusi industry di Inggris, jumlah populasi ngengat
Bisto betularia yang berwarna cerah lebih banyak dari pada yang berwarna
gelap. Sebaliknya, setelah terjadi revolusi industry jumlah populasi
ngengat Biston betularia berwarna cerah jumlahnya menjadi lebih sedikit
dibanding dengan yang berwarna gelap.
Sebelum revolusi industry, lingkungan, pohon, dan bunga-bunga
berwarna cerah. Ngengat berwarna cerah lebih adaptif dengan
lingkungannya sehingga tidak terlihat oleh predator atau mangsnya. Oleh
karena itu, ngengat berwarna cerah tetap hidup, berkembang biak, dan
jumlahnya semakin banyak. Namun sebaliknya, ngengat berwarna gelap
mudah terlihat oleh mangsanya sehingga semakin lama jumlahnya semakin
berkurang atau terkena seleksi alam.
Sesudah revolusi industry. Lingkungan, pohon, dan bunga-bungaan
tertutup oleh jelaga sehingga berwarna hitam (gelap). Ngengat berwarna
gelap lebih adaptif dengan lingkungannya dibanding ngengat berwarna
cerah. Ngengat gelap tidak mudah terlihat oleh mangsanya sehingga tetap
hidup, berkembang biak, dan jumlahnya semakin bertambah. Namun
sebaliknya, ngengat berwarna cerah mudah terlihat oleh mangsanya
sehingga semakin lama jumlahnya semakin berkurang atau terkena seleksi
alam.
Dari peristiwa tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa adaptasi
terhadap lingkungan merupakan mekanisme seleksi alam.
Sumber : pinterest.com
Gambar. 11 Biston betularia: (a) berwarna cerah dan (b) berwarna gelap.
C.Seleksi Alam Berdasarkan Resitensi
Daya resistensi adalah daya tahan tubuh suatu organisme terhadap
pengaruh zat-zat tertentu. Beberapa organisme, misalnya bakteri,nyamuk,
dan hama serangga lainnya menunjukkan kenaikan daya resitensi.
Peningkatan daya resistensi suatu organisme dapat menyebabkan
peningkatan dosis dalam penggunaan obat-obatan tertentu, seperti
penggunaan antibiotic dan insektisida yang dosisnya semakin meningkat
dari waktu ke waktu.
Seleksi alam berdasarkan resistensi, contohnya perbedaan
perubahan jumlah koloni bakteri yang resisten dengan bakteri yang tidak
resisten. Pada awaknya, koloni bakteri yang tidak resisten beejumlah lebih
banyak karena bersifat dominan. Sementara itu, koloni bakteri yang
resisten berjumlah lebih sedikit karena bersifat resisif. Namun, setelah
pemberian antibiotik, bakteri yang tidak resisten akan mati, sedangkan
bakteri yang resisten akan tetap hidup dan berkembang biak. Akibatnya,
bakteri yang resisten akan bertambah banyak, bahkan menunjukkan
kenaikan daya resistennya. Jika bakteri resisten yang masih hidup
diberikan antibiotik dengan dosis yang sama, tidak akan berpengaruh dan
akan membutuhkan kenaikan dosis.
Jenis makanan yang diberikan
Waktu Makanan berpigmen Makanan tidak berpigmen
Sebelum Jumlah populasi sedikit Jumlah populasi lebih
pemberian karena bersifat resisif banyak karena bersifat
antibiotik dan terdesak oleh bakteri dominan
yang tidak resisten.
Setelah Jumlah populasi semakin Jumlah populasi semakin
pemberian banyak dan menunjukkan berkurang karena banyak
antibiotik kenaikan daya resistensi yang mati oleh antibiotik
Tabel 2. Pengaruh penggunaan obat antibiotik daya resistensi bakteri.
D. Seleksi Buatan
pada kenyataannya, manusia selalu melakukan seleksi terhadap hewan
atau tumbuh-tumbuhan yang akan dipeliharanya. Hewan atau tumbuhan
yang mempunyai sifat unggul akan dipelihara dan dikembangkan terus,
sedangkan yang bersifat kurang unggul akan disingkirkan. Hal ini
menyebabkan hewan atau tumbuhan yang bersifat kurang unggul jumlahnya
semakin berkurang, bahkan akan mengalami kepunahan. Seleksi buatan
yang dilakukan oleh manusia dapat mempercepat proses evolusi.
MEKANISME EVOLUSI
Evolusi terjadi melalui seleksi alam terhadap variasi-variasi sifat
individu dalam suatu populasi. Variasi genetik yang terbentuk dalam suatu
populasi disebabkan oleh rekombinasi gen pada perkawinan secara
generative dan mutasi gen.
A. Mutasi Gen
Mutasi gen dapat berakibat menguntungkan atau merugikan bagi
kelestarian suatu spesies. Mutasi dikatakan menguntungkan apabila
menghasilkan spesies yang bersifat adaktif dan memiliki kemampuan hidup
yang tinggi. Sementara itu, mutasi dikatakan merugikan apabila
menghasilkan alel yang bersifat letal (mematikan) atau spesies yang tidak
adaktif dan memiliki kemampuan hidup yang rendah.
Bagaimanakah mutasi gen berperan dalam proses evolusi? Hal ini
dapat dijelaskan dengan mengetahui angka laju mutasi yang terjadi dalam
suatu spesies. Angka laju mutasi adalah angka yang menunjukkan jumlah
gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh individu dalam
suatu spesies. Angka laju mutasi pada umumnya sangat kecil karena gen
bersifat tetap dan tidak mudah berubah. Berdasarkan penelitian, angka
laju mutasi rata-rata berkisar 1 : 100.000, artinya dalam 100.000 gamet
yang dihasilkan oleh individu terdapat 1 gen yang bermutasi.
Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, tetapi dapat mempengaruhi
mekanisme terjadinya evolusi, karena hal-hal berikut.
1. Terdapat ribuan gen dalam setiap gamet yang dihasilkan
2. Setiap individu menghasilkan ribuan hingga jutaan gamet dalam satu
generasi
3. Jumlah individu dalam setiap generasi sangat banyak
4. Jumlah generasi selama spesies itu ada sangat banyak
Secara alamiah, angka laju mutasi yang menguntungkan lebih kecil
daripada yang merugikan, rata-rata 1 : 1.000. artinya, setiap 1.000 mutasi
yang terjadi terdapat 1 mutasi yang menguntungkan.
B. Hukum Hardy-Weinberg
Setiap induk akan menurunkan gen-gen yang membawa sifat-sifat
yang akan diwariskan kepada keturunannya. Gen ini bersifat stabil sehingga
frekuensinya dalam suatu populasi dari generasi ke generasi akan
cenderung tetap. Akibatnya, frekuensi genotype dalam suatu populasi juga
cenderung tetap.
Pada tahun 1908, Godfrey Harold Hardy (ahli matematika dari
inggris) dan Wilhelm Weinberg (dokter darij erman) mengemukakan prinsip
keseimbangan yang dikenal dengan hukum Hardy-Weinberg. Hukum Hardy-
Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam
suatu populasi dari generasi ke generasi berikutnya akan selalu tetap
(konstan) pada kondisi tertentu, yaitu sebagai berikut :
1. Populasi besar tidak terbatas, artinya jumlah anggota populasi banyak.
2. Populasi tertutup, tidak terjadi imigrasi maupun emigrasi.
3. Tidak terjadi mutasi. Mutasi diperbolehkan jika laju mutasi maju dan
mundur setara, dengan kata lain A bermutasi menjadi a dalam frekuensi
yang sama dengan mutasi a menjadi A.
4. Tidak terjadi seleksi.
5. Perkawinan antarindividu terjadi secara acak.
6. Meiosis dalam gametogenesis normal.
7. Setiap individu (AA, Aa, aa) dalam populasi mempunyai kemampuan hidup
(viabilitas) dan kemampuan bereproduksi (fertilitas) yang sama.
Frekuensi alel adalah perbandingan antara jumlah suatu alel dengan
alel yang lainnya dalam suatu populasi. Alel biasanya disimbolkan dengan
satu huruf, misalnya A atau a. sementara itu, frekuensi genotipe adalah
perbandingan jumlah suatu genotipe dengan genotipe lainnya dalam suatu
populasi. Genotipe biasanya disimbolkan dengan satu pasang huruf, misalnya
AA, Aa, atau aa. Populasi adalah sekelompok individu dalam suatu lingkungan
hidup yang berasal dari spesies yang sama. Spesies adalah suatu kelompok
populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini
dan menghasilkan keturunan yang fertil (subur).
Hukum Hardy-Weinberg ini tidak berlaku untuk proses evolusi
karena selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke
generasi berikutnya.
REFERENSI
Amazon. 2014. evolusi divergen. Diambil di http://fc05.deviantart.net/fc38/f/2008/351/0/0/
Britannica.com. 2015. Carolus Linnaeus. Swedish botanist
e-education.2017. Diambil di http://fc05.devia ntart.net/fc38/f/20 08/351/0/0/Charles_ Darwin_
Wallpaper
en.wikipedia.org. 2017. Jean Baptiste Lamarck. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
en.wikipedia.2017. Religious views of Charles Darwin. Wikipedia
Hartono. Juni. 2017. Teori evolusi Lamarck dan Darwin ] Perbandingan Teori Lamarck dan teori
Darwin. biomagz.com
Irnaningtyas. 2015. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
id.wikipedia.org. 2017. Georges Cuvier. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
id.wikipedia.org.2017. Alfred Russel Wallace. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
pinterest.com. 2017. Biston betularia—Created or Evolved?. Diambil di http://creation.com/created
researchgate.net.2017. August Weissman. Diambil di https://w ww.resear chgate.net/fi
gure/260842439_Fig-1 Photograph-of-August-Weissmann