The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Book ini berisi tentang Kebudayaan yang ada di Kabupaten Bintan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rajaslot813, 2022-08-27 06:35:26

E-Book Kebudayaan Bintan

E-Book ini berisi tentang Kebudayaan yang ada di Kabupaten Bintan

Keywords: kebudayaan,bintan

MINIATUR SAMPAN

SAMPAN KOLEK

Sampan kolek merupakan perahu dengan bentuk bawah yang datar dan biasanya hanya
digunakan dalam kawasan air tenang seperti sungai. Dan biasanya nelayan membawa
jaring dan bubu sebagai alat tangkap ikan, namun kadang sampan kolek digunakan
sebagai pengangkut barang atau kayu untuk menyeberangi daratan yang terpisah antara
sungai. Sampan kolek dieja sebagai "Kolea” di Pattani Thailand, dikatakan mampu
bertahan sehingga 30 tahun kerana ia dibuat 100% daripada kayu cengal yang terkenal
dengan ketahanan terhadap suhu dan cuaca persekitaran setempat.

MINIATUR SAMPAN KOLEK

SAMPAN SUKU LAUT ATAU SAMPAN KAJANG

Sampan suku laut atau sampan kajang adalah sampan kecil yang memiliki atap dari daun
kajang dan dipergunakan sebagai tempat tinggal yang selalu dipergunakan selama
mereka mengarungi lautan. Suku laut atau sering juga disebut orang laut adalah suku
yang menghuni di Provinsi Kepulauan Riau, salah satu provinsi di barat pulau Sumatera.
Istilah orang laut mencakup berbagai suku yang bermukim di pulau-pulau dan muara
sungai di Provinsi Kepulauan Riau seperti Kabupaten Lingga, Kabupaten Bintan, Pulau
Tujuh, Kota Batam, dan pesisir serta pulau-pulau di lepas pantai Sumatera Timur. Suku
Laut merupakan suatu etnis atau suku bangsa yang terdapat di wilayah Kepulauan Riau.
Mereka bukan nelayan umumnya yang saat malam pergi melaut dan saat siang datang,
pulang kembeli ke daratan. Mereka adalah suku yang ‘pantang' pulang ke daratan karena
segala aktifitas mereka di2habiskan di laut.

MINIATUR SAMPAN SUKU LAUT ATAU SAMPAN KAJANG

KELONG CACAK

Kelong Cacak adalah sebuah bangunan yang terletak di laut dan terbuat dari kayu untuk
memasang jaring di laut. Bangunan kelong cacak ditopang oleh beberapa tonggak kayu
yang di tancap ke dasar laut untuk menopang bangunan kelong, bersifat permanen dan
tidak berpindah tempat. Kelong Cacak sekarang semakin jarang digunakan karena
memakan biaya yang besar yang kurang efisien karena sifatnya hanya ditempat. Sama
seperti kelong apung, kelong cacak juga digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan
teri atau bilis.

MINIATUR KELONG CACAK

KELONG APUNG

Kelong apung adalah sebuah bangunan yang terletak di laut dan terbuat dari kayu untuk
memasang jaring di tengah laut berdasarkan dengan tempat letak yang diinginkan
nelayan dalam mencari ikan teri atau bilis. Bangunan kelong apung ditopang oleh
beberapa batang kayu dan drum plastik agar dapat mengapung di atas permukaan air
laut. Kelong apung disukai nelayan karena memiliki keunggulan tersendiri dibanding
kelong cacak (tancap), karena posisinya dapat dipindah-pindah sesuai keinginan. Biasanya
Kelong apung beroperasi pada bulan April sampai November.

MINIATUR KELONG APUNG

KAPAL PINISI

Kapal Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari suku
bugis, Makasar, Sulawesi Selatan. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan
tujuh buah layar, diantaranya tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang. Dua
tiang layar utama tersebut berdasarkan 2 kalimat syahadat dan tujuah buah layar
merupakan jumlah dari surah Al-Fatihah 7 ayat. Kapal Pinisi telah digunakan di Indonesia
sejak beberapa abad yang lalu, diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun
1500an.

MINIATUR KAPAL PINISI

KAPAL TUNDA ATAU TUGBOAT

Kapal tunda atau tugboat adalah kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver
atau pergerakan, utamanya menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan, laut
lepas atau melalui sungai atau terusan. Kapal tunda digunakan pula untuk menarik
tongkang, kapal rusak, dan peralatan lainnya. Kapal tunda memiliki tenaga yang besar
bita dibandingkan dengan ukurannya. Kapal tunda berkekuatan antara 750 sampai 3000
tenaga kuda (S00 s.d. 2000 kW), tetapi kapal yang lebih besar (digunakan di laut lepas)
dapat berkekuatan sampai 25 000 tenaga kuda (20 000 kW). Kapal tunda memiliki
kemampuan manuver yang tinggi, tergantung dari unit penggerak.

MINIATUR KAPAL TUNDA ATAU TUGBOAT

KAPAL PENUMPANG TRADISIONAL

Kapal penumpang tradisional adalah kapal yang digunakan untuk angkutan penumpang
pada jaman dahulu dalam pelayaran antar pulau. Biasanya kapal ini memuat penumpang
dalam jumlah yang banyak dan dalam perjalanan yang memakan waktu yang lama. Kapal
penumpang tradisional ini sekarang sudah jarang digunakan karena kemajuan teknologi
perkapalan karena masalah waktu maupun kapasitas. Namun dahulu kapal ini
mempunyai pengaruh yang besar dalam perdagangan dan perantauan manusia keluar
daerah.

MINIATUR KAPAL PENUMPANG TRADISIONAL

BOT PANCUNG

Bot pancung adalah jenis perahu kecil bermotor yang merupakan sejenis kendaraan air
yang biasanya lebih kecil dari kapal dengan kapasitas penumpang yang terbatas yang
digunakan untuk transportasi antar pulau dengan perairan yang dangkal. Bot pancung
sangat efisien serta memiliki mobilitas yang tinggi dalam menyusuri wilayah pesisir pulau.
Bot pancung banyak dipergunakan di daerah Provinsi Kepulauan Riau sebagai alat
transportasi tradisional yang menghubungkan antar pulau atau desa di pesisir.

MINIATUR BOT PANCUNG

Dapur Arang

Dapur Arang adalah bangunan tempat proses pembuatan arang tradisional kuno pada
masa lampau. Bangunan Dapur Arang terbuat dari tanah, pasir dan batu yang berbentuk
setengah lingkaran dari permukaan tanah. Dalam prosesnya, pembuatan arang tersebut
berasal dari kayu bakau yang terdapat dari pesisir pulau. Dapur Arang juga termasuk
dalam situs Cagar Budaya yang terdapat di Kabupaten Bintan.

MINIATUR DAPUR ARANG

BUKIT KERANG

Bukit Kerang adalah situs prasejarah yang terletak di kawal darat, salah satu peninggalan
prasejarah zaman mesolitikum dalam mengumpulkan makanan tingkat lanjut nusantara
(kjokenmodinger). Bukit Kerang berkembang sejak sekitar 5000 tahun sebelum masehi.
Oleh karena itu Bukit Kerang juga termasuk dalam situs Cagar Budaya yang terdapat di
Kabupaten Bintan.

MINIATUR BUKIT KERANG

KAPAL LANCANG KUNING

Kapal Lancang Kuning adalah sejenis kapal layar dari Provinsi Riau masyarakat Melayu
Riau. Lancang (juga ditulis sebagai lanchang atau lancha). Kapal Lancang Kuning
digunakan sebagai kapal perang, kapal pengangkut, dan sebagai kapal kerajaan.

MINIATUR KAPAL LANCANG KUNING

KAPAL FERI

Kapal feri adalah sebuah kapal transportasi antar pulau yang waktu tempuhnya
disesuaikan berdasarkan tujuannya jauh maupun dekat. Kapal Feri banyak beroperasi di
Provinsi Kepulauan Riau, karena berdasarkan letak geografis Provinsi Kepulauan Riau
yang memiliki banyak pulau. Oleh karena itu kapal feri mempunyai peranan penting
dalam sistem pengangkutan bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Riau. Seperti pelayaran
antara Tanjungpinang ke Batam atau Bintan ke Batam serta wilayah Provinsi Kepulauan
Riau dan sekitarnya.

MINIATUR KAPAL FERI

SPEED BOAT

Speed boat adalah perahu yang memiliki mesin motor sebagai tenaga penggeraknya yang
dipasangi mesin dalam. Speed boat juga ada yang memiliki mesin tempel yang dipasang
di bagian belakang luar, memuat mesin pembakaran dalam, kotak gigi dan baling-baling
dalam sebuah unit portabel. Speed boat juga banyak dapat di jumpai di perairan Provinsi
Kepulauan Riau yang dengan mudah dan cepat dalam menempuh tujuan. Hal itu
dikarenakan kapasitas penumpang yang sedikit, namun tenaga yang kuat. Hanya saja
Speed boat dapat digunakan untuk jarak tempuh yang terdapat didalam perairan Provinsi
Kepulauan Riau, dikarenakan bentuk dan ukurannya yang kecil sehingga tidak efektif
dalam menempuh antar Provinsi di Indonesia.

MINIATUR SPEED BOAT

RAKIT

Rakit adalah susunan kayu yang datar sehingga dapat mengapung dia air. Rakit
merupakan rancangan perahu paling dasar, yang tak memiliki lambung. Sebagai gantinya,
rakit dijaga mengapung menggunakan gabungan bahan ringan seperti kayu, bambu atau
buluh, bergantung pada penggunaan dan ukuran rakit tersebut. Rakit bisa memiliki atap,
tiang, maupun kemudi. Rakit biasanya digunakan untuk transportasi manusia maupun
pengiriman barang dan jasa secara tradisional hingga pertengahan abad ke-20 hingga
sekarang. Namun sekarang rakit Jarang digunakan karena kemiajuan teknologi
transportasi air. Akan tetapi sekarang rakit tradisional banyak digunakan untuk
kepentingan wisata air.

MINIATUR RAKIT

KERAMIK ANTIK PENINGGALAN DINASTI MING DAN SONG

Keramik antik merupakan salah satu koleksi dimuseum yang terbanyak, keramik tersebut
merupakan hibah dari Kejaksaan Negeri Kabupaten Bintan yang merupakan hasil sitaan
yang ditemukan dari BMKT (Barang Muatan Kapal Tenggelam) di daerah pesisir
Kabupaten Bintan. Keramik antik tersebut diperkiran telah ada pada zaman Dinasti Ming
dan Song. Sebagaimana Dinasti Ming adalah dinasti yang berkuasa di China antara tahun
1368-1644 adalah dinasti satu dari dua dinasti yang didirikan dari pemberontakan petani
sepanjang sejarah Tiongkok. Dinasti ini adalah dinasti bangsa Han yang terakhir
memerintah setelah Dinasti Song.

KERAMIK ANTIK PENINGGALAN DINASTI MING DAN SONG

SIPNOSIS SUKU LAUT BERAKIT NEXT

Pada lantai II di gedung Museum Bahari Bintan menceritakan
sejarah Suku Laut di Desa Berakit dengan segala aktifitas suku
laut kesehariannya. Sebagai berikut penjelasan sipnosis
singkat tentang Suku Laut Berakit yang merupakan koleksi
dokumenter di Museum Bahari Bintan.
Awal mula kampung ini disebut panglong dikarenakan
banyaknya bangunan tungku (dapur) arang yang terdapat di
daerah tersebut. Kata panglong diambil dari adanya rumah
Tungku Arang yang berbentuk bangunan setengah bola.
Tungku Arang yang terdapat di kampung panglong berjumlah
tiga dengan diameter lebih kurang 4 meter dan bangunan
yang kecil untuk tempat letak mesin Diesel.

SIPNOSIS SUKU LAUT BERAKIT NEXT

Orang Suku Laut di Kabupaten Bintan paling ramai di Desa Berakit. Lokasinya
di Kampung Panglong yang bisa diakses lewat jalur darat. Letaknya diujung
Pulau Bintan. Di kampung ini sekitar 75 kepala keluarga (KK) penduduknya
orang Suku Laut. Mayoritas beragama Katolik, meski ada juga yang beragama
Islam. Banyak juga orang Suku Laut yang kawin mawin dengan orang Flores.
Asal usul Orang Laut Berakit ini dari Pulau Kubung, Batam.

Pada awalnya hanya satu kepala keluarga (KK) Suku Laut yang tinggal di
Kampung Panglong ini tahun 1962. Namanya Bone Pasius atau lebih dikenal
dengan nama Pak Boncit.Disusul generasi kedua Suku Laut pada tahun 1965
bertambah menjadi tiga kepala keluarga yang berasal dari Perairan Kelong
dan Perairan Numbing. Yakni, keluarga Mat, keluarga Dolah dan Keluarga
Jantan. Dasar pertimbangan suku laut untuk menetap diri untuk berdomisili
di Kampung Panglong karena Desa Berakit memiliki kekayaan terumbu
karang sebagai tempat berkembang biaknya aneka ragam hayati ikan bila
dibandingkan dengan wilayah perairan yang lain.

SIPNOSIS SUKU LAUT BERAKIT

Secara sosial dan berdasarkan kondisi eksisting permukiman masyarakat suku laut
Kampung Panglong Desa Berakit dapat dikelompokan ke dalam 2 (dua) tipologi yaitu
tipologi 1 (satu) rumah perahu suku laut mengelompok diperairan. Pengelompokan ini
terjadi secara alami mengingat rumah perahu lainnya merupakan kaum kerabat atau
memiliki hubungan keluarga misalnya rumah hu ayah, rumah perahu anak dan rumah
perahu keluarga masing-masing merapat dalam satu kelompok rumah perahu perairan.

Tipologi 2 (dua) adalah massa bangunan rumah tinggal yang “menempel” pada pulau-
pulau kecil yang tidak ada fasilitas di dalamnya. Mayoritas orientasi rumah tinggal
tersebut mengarah ke laut dan membelakangi pulau tersebut.Bagian tengah pulau
tersebut belum dimanfaatkan untuk bangunan atau fasilitas umum lainnya. Tata massa
bangunan yang “menempel” pada pulau-pulau yang masih utuh dan hanya ditumbuhi
pepohonan. Orientasi rumah tinggal kearah luar, dan mengikuti sepanjang garis pantai
pulau tersebut.Sebagian sudah ada koneksi antar rumah berupa pelantar penghubung
sebagai akses ke luar dan ke dalam lingkungan permukiman dimaksud.

WARISAN BUDAYA TAKBENDA

MANDI SAFAR DESA PENAGA

Tradisi Mandi Safar sudah dilaksanakan sejak zaman Sultan Riau-Lingga, Sultan Abdulrahman
Muazamsyah yang memerintah tahun 1883-1911. Kegiatan tahunan mandi safar yaitu tradisi
menceburkan diri kelaut sebagai bertujuan untuk menolak bala. Saat ini tradisi Mandi Safar
dilaksanakan di Desa Penaga Kecamatan Teluk Bintan yang juga merupakan agenda tahunan dalam
kegiatan kebudayaan Kabupaten Bintan. Mandi Safar merupakan kegiatan tradisi Ritual budaya
melayu bersendikan Agama Islam yang hingga kini masih terjaga sejak ratusan tahun silam digelar
setiap tahun tepatnya di bulan Safar dalam hitungan Tahun Hijriah. Rentetan kegiatan tersebut
dimulai dari Sebelum mandi, masyarakat melaksanakan kenduri di masjid. Setelah doa bersama
memohon keselamatan, mereka menikmati aneka bubur. “Ada bubur durian, bubur ketan hitam,
bubur ubi dan lainnya. Selesai itu, mereka berjalan dengan membawa bendera dengan tulisan arab.
Lalu, mereka memasukkan bendera ke perigi (sumur). Mereka kemudian berduyun-duyun berjalan
ke arah laut untuk menyerahkan bendera ke seorang anak. Anak tersebut diikuti warga lain
kemudian menceburkan diri ke laut. Terlihat seorang tokoh adat memberikan arahan agar anak
tersebut memancang tiang bendera di tengah laut. Setelah mandi safar di laut, warga kembali ke
darat untuk mandi dan bilas di perigi. Seorang tokoh adat Kampung Tanjungpisau, di Desa Penaga,
Awang Seman mengatakan, tradisi mandi safar sudah dilaksanakan turun temurun tiap hari Rabu
terakhir bulan Safar karena menurut cerita orang-orang tua dahulu, banyak kejadian yang terjadi
pada hari rabu terakhir bulan safar. Jadi kita diminta memanjatkan doa memohon keselamatan
kepada Allah SWT.

MANDI SAFAR DESA PENAGA

MEROHOM BUKIT BATU BINTAN BUYU

Tradisi ini bermula dari sebuah peristiwa pada zaman pendudukan Jepang tahun 1942 di
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Ketika itu, pemerintah pendudukan Jepang
telah memaksa ratusan anak muda dari pulau Bintan dan daerah sekitarnya, termasuk
mereka yang berasal dari Bukit Batu untuk dikirim sebagai Romusha tenaga kerja paksa
yang membangun jaringan rel kereta api di Thailand. Agar anak-anak tersebut selamat
menjalani kerja sebagai Romusha, maka berbondong-bondonglah orang tua mereka
berziarah ke komplek makam lama di Bukit Batu berharap kebesaran Kerajaan Bintan
tersebut dapat membantu sambil bernazar di makam keramat Bukit Batu untuk
keselamatan anak-anak mereka selama menjadi Romusha. Sebagai nazarnya bila suatu
saat anak-anak mereka pulang ke Bukit Batu dengan selamat, maka mereka bernazar
akan berziarah setiap tahunnya ke komplek makam tersebut. Dan ternyata apa yang
diinginkan itu terkabul. Anak-anak mereka yang dipaksa menjadi Romusha kembali
dengan selamat, sehingga sejak saat itu, pada tanggal 27 bulan Rajab yang bersamaan
dengan peringatan Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW mulailah dilakukan ziarah makam di
Bukit Batu dan upacara bersyukur` secara besar-besaran.

MEROHOM BUKIT BATU BINTAN BUYU

DOA TOLAK BALA TEMBELING

Tradisi Doa Tolak Bala merupakan suatu kebiasaan yang berkembang dikalangan masyarakat melayu
Kabupaten Bintan yang dipimpin oleh seorang tetua disebuah kampung yang disegani dari sisi ilmu agama
ataupun ilmu kebatinannya yang akan memimpin pembacaan doa serta zikir-zikir yang mengagungkan
kebesaran Sang Pencipta yaitu Allah SWT, dan kemudian mengirimkan doa serta sholawat kepada nabi dan
juga kepada para leluhur yang telah mendahului kita. Lalu disampaikan kan maksud dan tujuan
diselenggarakannya upacara adat yang sedang dikerjakan yaitu upacara tolak bala. Upacara ini untuk
menandai bahwa akan dilakukan atau ditunaikan suatu hajat atau pekerjaan, baik itu acara kampong, ataupun
acara perkawinan, acara kelahiran. Termasuk didalamnya jika melakukan sebuah perundingan untuk
menghasilkan sebuah keputusan, yang didalamnya ada hal-hal yang semestinya tidak diperbincangkan karena
merupakan sebuah rahasia, maka upacara tolak bala ibarat sebuah kunci untuk membuka langkah menuju
kepada kegiatan selanjutnya. Disamping itu upacara tolak bala juga dilakukan untuk mengusir wabah pnyakit,
pagebluk atau pandemi penyakit yang sedang mewabah di suatu tempat, serta tolak bala dipercaya juga sebai
ritual untuk mengundang atau memohon rezeki kepada Allah SWT agar dapat datang ke daerah yang
melaksanakan hajat dengan berlimpah ruah.Dalam hidup ini manusia menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan, seperti gagal panen, bencana alam, penyakit, dan sebagainya. Tradisi ini merupakan perilaku
simbolis atau tindakan sekaligus sebagai wujud ekspresi jiwa mereka dalam menjalin hubungan dengan
penghuni dunia gaib setiap awal bulan Muharram masyarakat Melayu di Desa Tembeling, Kecamatan Teluk
Bintan, Kabupaten Bintan.

DOA TOLAK BALA TEMBELING

TARI MELEMANG DESA PENAGA

Tari Melemang merupakan tarian penghibur yang sering ditampilkan dalam acara besar kerajaan
seperti acara selesai panen raya hasil tani, merayakan kemenangan perang, menyambut tamu
kehormatan kerajaan dan acara-acara besar kerajaan bersamaan dengan rakyat. Tari Melemang
ini ada juga yang dikenal dengan nama tari kayang. Tari ini menurut keterangan yang didapat dari
para sesepuh bintan penao desa Penaga mulai dikenalkan pada rakyat jelata pada tahun 1774
hijjriah. Tari ini tidak hanya menampillkan gerak tubuh tapi juga menampilkan keahlian
melenturkan badan ke belakang dengan mengambil barang atau benda yang ada ditanah atau
wadah yang telah disediakan untuk menaruk uang atau perhiasan seperti kelapa dan pepaya.
Kalau dahulu tari ini menggunakan sisir sebelum penari melakukan lemang atau melenturkan
tubuh biasanya penari, menari sambil bersisir. Setelah itu baru mereka melemang atau
melenturkan tubuh kebelakang sambil mengambil barang atau benda yang ditarukan
menggunakan mulut.Maksud dan tujuan memgambil barang ini, ini merupakan hadiah dari raja
atau para darmawan serta rakyat yang ingin berpartisipasi karena telah menghibur raja atau
tamu kerajan serta rakyat jelata. Sekarang tari ini menjadi suatu pertunjukan diacara rakyat dan
pesta perkawinan sebagai penghibur masyarakat bintan penao. Setelah itu sedikit demi sedikit
tari ini merubah haluan menjadi tari yang ditarikan secara bersama-sama antara penari
perempuan dan laki.

TARI MELEMANG DESA PENAGA

TEATER MAK YONG BINTAN

Mak yong adalah salah satu jenis kesenian Melayu yang menggabungkan unsur-unsur ritual,
tari, nyanyi, dan musik dalam pementasannya. Dalam pertunjukkannya, Mak Yong
mempertemukan antara pemain dan penonton. Dengan perkataan lain, pementasannya
mempertemukan pemain dengan penonton dalam ruang, waktu, dan tempat yang sama.
Kesenian ini berasal dari daerah, yang dari segi budaya, termasuk rumpun Melayu, yaitu
daerah Nara Yala, Patani pada sekitar abad ke-17.

Menurut Pudentia (2000), Mak Yong kemudian menyebar ke daerah Kelantan (sekitar 200
tahun yang lalu), tetapi tanpa memakai topeng seperti di tempat asalnya. Dari Kelantan ini
Mak Yong kemudian menyebar ke Indonesia, yaitu ke daerah Bintan dan Batam melalui
Tanjung Kurau (Singapura).

TEATER MAK YONG BINTAN

TEATER MAK YONG BINTAN

KREATIFITAS DAN WAWASAN DALAM
PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DI

KABUPATEN BINTAN

FESTIVAL TARI BINTAN TAHUN 2019

Festival Tari merupakan salah satu usaha pelestarian, pengembangan seni dan budaya
kepada seniman tari daerah untuk menciptakan kreativitas dan wawasan di tingkat daerah,
nasional maupun internasional. Festival tari diikuti oleh sanggar-sanggar dari perwakilan
Kecamatan di Kabupaten Bintan. Kemudian akan dievaluasi dan dinilai oleh tim juri meliputi
penyajian tarian dalam mengangkat identitas seni dan budaya daerah, kekompakan tim,
gerakan tarian yang indah, musik pengiring, tata rias dan busana. Dan dalam peraturan
Festival Tari jenis tari yang diikutsertakan adalah jenis tari garapan baru yang diciptakan hasil
dari pemikiran penata tari dan tim, tidak mengadopsi tarian yang sudah dipertunjukkan
serta jenis garapan gerak harus berakar dari gerak tari tradisional di Kabupaten Bintan yang
dikreasikan dan tidak keluar dari nilai murni dari nilai seni tari daerah itu sendiri. Festival Tari
juga merupakan agenda tahunan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan,
namun di masa pandemi Festival Tari tidak dapat berjalan dari 3 (tiga) tahun terakhir.

FESTIVAL TARI BINTAN TAHUN 2019

BINTAN CULTURE TAHUN 2019

Bintan Culture merupakan kegiatan yang dibentuk oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bintan dengan tujuan pengembangan seni dan budaya bagi para pelaku budaya
yang ada di Kabupaten Bintan. Namun kegiatan Bintan Culture ini hanya dapat
dilaksanakan pada tahun 2019, dikarenakan pandemi Covid-19.


Click to View FlipBook Version