Diam-diam suka Aiden gatravic, biasa di panggil aiden. Aiden bersekolah di salah satu sekolah favorit di Jakarta SMA Garuda bangsa. SMA Garuda bangsa bukan sekolah pilihan nya. Aiden masuk ke sana gara-gara papa ngebet banget sekolah di sana. Ya mau nggak mau harus nurut. Aiden kelas 11 IPS 1, ia mempunyai teman yaitu, vano, regan, elang dan athar. Aiden merupakan salah satu siswa yang memiliki banyak fens wanita terbanyak, bukan hanya tampan aiden juga pintar dan bonusnya lagi dia adalah kapten basket. Duh cewek mana tuh yang gak mau sama seorang Aiden gatravic. Di SMA ini ada satu cewek yang bikin aiden heran. Yaitu Ara, Arasha raquella kelas 11 IPS 2. Hampir semua cowok-cowok di sekolah suka sama dia. Rebutan, siapa duluan yang jadi pacarnya. Aiden nggak mau ikutan acara kayak begituan. Ngerebutin cewek, ya karna baginya cewek banyak ga cuma dia aja. Ara emang cantik , pinter, ramah, pokoknya multi talent. Tapi kalo mandang cewek dari kelebihannya aja, itu sih bukan tulus namanya. *** Hari ini pertandingan basket rutin SMA Garuda bangsa dengan SMA Pancasila. Semua murid hadir, apalagi yang cewek-ceweknya berteriak memanggil nama aiden dan pemain basket lainnya. Itu sudah menjadi hal biasa. Jadi nggak heran lagi itu terjadi setiap Aiden dan temannya tanding menjadi semakin meriah. Aiden sama sekali nggak menghiraukan itu semua. Tapi mata aiden tak bisa lepas memandang ara. Wajah yang cantik, bahkan mungkin seperti bidadari. Pertandingan sudah setengah jalan. SMA Garuda bangsa tetap memimpin. Sorak-sorak penonton terdengar semakin keras. Aiden berusaha menampilkan yang terbaik di dalam lapangan. Saat aiden ingin melakukan slum dunk, tiba-tiba saja aiden didorong lawan sampai kaki nya terkilir. Rasanya sangat menyakitkan, tapi aiden harus tetap tegar dan bertahan. “lo baik-baik aja kan bro? Kalo ga kuat kita end aja!” ucap vano, salah satu aiden. “gue gak papa, cuma gini doang mah kecil” jawabnya pada vano. “bagus deh kalo gapapa, yauda ayo kita lanjutin kita harus buktiin kalo kita itu hebat !” ucap vano sambil menepuk bahu aiden. Aiden pun berdiri dan akan melanjutkan pertandingan basket. Pertandingan pun usai dan SMA GARUDA BANGSA lah pemenangnya. “Akhirnya menang, dah gue bilang kita semua itu jago!” ucap vano. “Pasti nya menang kan ada aiden sang kapten terhebat?” seru regan. “Nah bener itu, coba aja gak ada aiden pasti gak bisa nih kita seneng-seneng. Yang ada malah galau” canda elang.
“Uda uda kalian berisik banget, kasian tu aiden tertekan-tekan pasti” ujar athar. Aiden pun pergi meninggalkan teman-temannya. Namun, tiba-tiba saja kaki nya terasa sakit dan seseorang menabrak tubuhnya. Hal itu membuat aiden terjatuh dan kaki nya terasa begitu menyakitkan. “Ka… kamu nggak… papa?” tanya seseorang sedikit terbata dan gugup. Aiden pun mendongakkan kepala, melihat siapa yang menabraknya. “Ya, gapapa kok” jawabnya. “Aku minta maaf, aku bener-bener ga sengaja tadi” ucap ara. “Iya gapapa, lain kali hati-hati ya”. “Pasti, Oh iya kamu aiden ya? Kapten basket di sekolah ini?” tanya ara. “Iya, kenapa?”. “Gapapa, ternyata kamu kalo di lihat dari dekat jadi nambah ganteng nya” ujar ara. Hal itu sontak membuat wajah aiden memerah merona karna ucapan ara. “Cie, salting ya?” “Ha, apa? Salting? Mana ada salting” sarkas aiden merasa malu. Tanpa basa-basi ara langsung meraih tangan aiden dan menaruhnya di wajah nya ai. Aiden merasa bingung dengan ara. “Kenapa begini?” tanya aiden. “Emang ga kerasa panas? Padahal muka nya uda merah tapi ga merasa panas”. “Ya emang ga panas, kalo muka gue merah gini tanda nya itu..” Aiden menghentikan ucapannya, tak mungkin dirinya mengatakan kalo wajah memerah karna salting. Bisa hilang tampang cool dia. “Hayo ketauan kan lagi salting gitu” goda ara pada aiden. “Uda-uda jangan di bahas, gue mau ke kelas” ucap aiden. “Eh… tunggu-tunggu, biar aku bantu ke kelas” tawar ara “Gue baik-baik aja” tolak aiden. “itu kaki mu aja susah jalan, ayo aku bantu”. “Uda gapapa, bisa kok”. “Yauda deh terserah”. Hanya beberapa langkah aiden, ia sudah ingin terjatuh. Untuk saja ara gercep kalo tidak, pasti aiden jatuh ke lantai. “Kamu itu gimana sih, udah bagus-bagus aku bantuin, malah sok kuat bisa sendiri. Uda sini aku bantu ke kelas” ujar ara dengan sedikit kesal.
Sejenak aiden terdiam. Ia, juga heran mengapa bisa ara memperlakukan nya dengan baik padahal mereka tak akrab sama sekali. “Iya-iya maaf dan makasi uda mau bantuin” ucap aiden. Ara tersenyum ke arahnya sontak aiden sangat kaget karna, baru melihat senyum ara begitu dekat. “Sama-sama”. Sepanjang perjalanan ke kelas, semua mata menatap ke arah aiden dan ara. Ada yang menatap sinis ada juga yang menatap dengan bertanya-tanya. “Itu aiden sama ara anak kelas 11 IPS 2” “Dih apaan si caper banget sama aiden” “Mereka cocok banget sama-sama cantik dan ganteng” Begitulah bisik-bisik dari para siswi-siswi di sepanjang jalan yang aiden dan ara lewati. “Uda ga usah di dengerin omongan mereka, mereka Cuma bisa ngomong tanpa tahu kejelasannya” ucap aiden. “Hmm baiklah, lagi pula mereka tu pada iri sama aku karna, bisa bantuin kapten ganteng .” jawab ara dengan tersenyum. Aiden tertegun, ternyata ara orang yang tak terlalu peduli dengan omongan orang lain. “Gadis baik” ucap aiden seraya mengusap kepala ara dan tersenyum hangat. Sontak itu membuat ara terdiam sejenak, dan ara menoleh ke arah aiden. Tak hanya itu, teman-teman aiden serta siswa-siswi yang menyaksikan hal itu sontak mereka terkejut. Seorang aiden yang selalu enggan berdekatan dengan cewek, justru kini malah sangat dekat bahkan berperilaku sangat manis. “Kamu bilang apa tadi?” tanya ara dengan memastikan ucapan aiden. “Gadis baik, kenapa hm?” ujar aiden dengan sengaja menggoda. Ara hanya menunduk malu karna, pipi nya sudah merah merona. “Lah kok malah nunduk sih, jadi ga keliatan cantiknya” ucap aiden dengan mengangkat kepala ara. “Ih uda, jangan gitu malu tau!” ujar ara dengan memukul dada aiden pelan. Aiden tertawa kecil karna, berhasil menggoda ara. Ara yang merasa di tertawakan itu pun memasang wajah cemburutnya. “Kamu lucu banget sih ara” aiden terkekeh. “Uda ih ayo ke kelas kamu!” kesalnya. “Iya ayo, tapi jangan cemberut gitu dong!” ucap aiden. Lalu ara senyam-senyum lagi, dan sontak itu membuat aiden senang. Entah, mengapa ia merasa nyaman di dekat ara. Tak berselang lama aiden dan ara sampai di kelas 11 IPS 1. “Ini uda sampe ya, aku mau pergi ke kelas ”pamit ara.
“Iya, Sekali lagi makasi ya ra ” ucapnya. Aiden duduk di bangku nya. Tak lama datang para teman-teman aiden lalu menghampiri nya. “Gimana bro? Jedag-jedug ga hati nya” Tanya regan. “Waduh, jedag-jedug ga tuh” seru vano, membuat para temannya tertawa. “Jedag-jedug apanya, otak lo kali tuh” kesal aiden. “Santai aja kali, kita kan hanya menanyakan saja kepada sang kapten sok cool” ujar vano dengan sedikit mengejek aiden. “Berisik lo” ujar aiden dengan melemparkan pulpen kepada vano. Athar hanya diam saja, ya memang dia paling irit bicara. Apa lagi, ketika membahas yang tidak penting. “Oh iya, kok tadi lo bisa sama si ara itu?” tanya Elang. “Oh iya! Tadi gue mau nanya itu malah kelupaan” ucap regan. “Ikut-ikut aja lo” ujar vano. “Udah, kalian berisik. Biarin aiden jelasin aja” ucap athar dengan ketus, ia merasa jengah dengan para temannya yang banyak sekali bicara. Aiden hanya menghela nafas, kenapa temannya yang waras hanya lah athar. Tapi, tak apa karna itu membuat pertemanan nya menjadi asik. Ada saatnya serius dan ada juga saatnya bercanda. Aiden juga bersyukur memiliki teman-temannya yang sifat dan sikapnya ajaib. “Kaki gue tadi sakit, terus tiba-tiba ara ga sengaja nabrak gue. Ya alhasil dia nolongin gue lah” cerita aiden dengan singkat. Teman-temannya hanya ber-oh dan mengangguk faham. “Kaki lo masih sakit, mau gue bawain p3k ga? Tawar elang. “Ga usah lang, lagian Cuma gini doang” jawab aiden “Ga bisa gitu den, kalo di biarin malah bengkak nanti” ujar regan. “Bener tuh kata regan, mending obatin aja” ucap vano. “Biar gue ambilin P3k” ucap athar lalu pergi ke UKS, untuk mengambilkan p3k. Athar memang lebih banyak bertindak, daripada banyak bicara. Tak membutuhkan waktu lama, athar kembali dengan membawa P3k di tangan nya. Elang mengambil P3k itu untuk mengobati aiden. “Terima kasih ya semuanya” ucap aiden, ia sangat beruntung memiliki teman baik seperti mereka. “Santai aja kali, kaya sama siapa aja” jawab elang yang di angguki oleh para teman-temannya. Setelah mengobati kaki aiden, bel pulang sekolah berdering. Para siswa-siswi di sekolah pun bergegas pulang begitupun dengan aiden dan teman-temannya. Mereka semua berjalan menuju parkiran sekolah dengan aiden yang di papah oleh athar.
Ara melihat aiden yang di papah oleh athar pun menghampiri nya. “Aiden, pulang bawa motor?” tanya ara. “Iya” jawab aiden dengan singkat. “Seriusan? Kaki kamu masih sakit itu, nanti jatuh” khawatir ara. Hal itu membuat wajah aiden merah merona karna di khawatirkan oleh ara. Teman-teman yang melihat aiden seperti itu pun hanya menahan tawa. “Jiahk, tu muka uda kaya kepiting rebus” ejek vano. “Bentar lagi juga mateng tuh muka” seru elang. “Eh-eh ternyata kapten sok cool kita bisa blushing juga” ujar regan membuat para temannya tertawa, begitu pun dengan athar yang jarang sekali tertawa namun saat ini ia tertawa keras. “Berisik, lo pada” kesal aiden. Teman-teman aiden pun terdiam, ara hanya bingung melihat tingkah laku para teman aiden. Aiden menatap ke arah ara, ia tau apa yang di pikirkan ara. “Uda jangan di ladenin mereka ga waras” ucap aiden menatap sinis temannya. Para temannya melototkan matanya, mereka tak terima di bilang tak waras oleh aiden. Tapi, mereka tak berani berkata-kata karna athar sudah menatap tajam mereka seolah memberitahu untuk diam saja. Ara yang berada di sana hanya diam saja. “Ga boleh ngomong gitu sama temen” ara menasehati aiden agar tak mengucap semena-mena. “Iya-iya” ucap aiden seraya menggaruk kepala nya yang tak gatal. Para temannya hanya menahan tawa lagi, ya bagaimana tidak? Seorang aiden sampai begitu karna wanita. “Oh iya, kamu pulang sama aku aja, aku bawa mobil. Kalo bawa motor kan kaki mu masih sakit nanti jauh kan bahaya” tawar ara pada aiden. “Gapapa, gue bisa bawa motor sendiri atau ga nebeng sama yang lain” jawab aiden seraya menatap temannya. “Lah? Gue kan sama vano. Elang sama athar, terus lo mau duduk dimana? Ini motor sport bro!” ujar regan. “Uda lah lo sama ara, itung-itung pdkt an” ucap elang, menaik turunkan alisnya. “lo pulang sama ara aja, ga usah ngeyel” ujar athar dengan muka datar. “Nah” jawab vano dan regan bersamaan. Aiden menghela nafas pasrah, ia lupa jika hanya ia lah yang membawa motor sendiri sedangkan yang lain berdua. Mau tak mau aiden pulang bersama ara, di dalam mobil hanya ada kesunyian tak ada pembicaraan hingga saat itu ara memulai pembicaraan. “Aiden” panggil ara. “Iya kenapa?” jawab aiden dengan lembut.
“Tipe cewek yang kamu suka gimana?” tanya ara. Aiden mengerutkan keningnya, ia merasa bingung mengapa ara menanyakan tipe wanita yang ia sukai. Padahal cewek yang aiden sukai adalah ara. “Kamu” jawab aiden. Ara kaget dengan jawaban aiden, hingga ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Untung saja jalanan itu tak terlalu ramai di lalui. “Ha apa? Aku?” tanya ara memastikan. “Iya, kamu Arasha raquella adalah wanita yang aku sukai” jawab aiden dengan menatap lembut ke arah ara. “Kamu pasti bercanda kan” ucap ara merasa tak percaya. “Aku serius ra, aku suka kamu” jawab aiden dengan menggenggam tangan ara. Ara terdiam sejenak, ia merasa mimpi tapi ini nyata. “Kenapa diam ra? Kamu ga suka ya sama ucapan aku?” tanya aiden karna merasa kalau ara hanya diam tak merespon tandanya tak menyukai nya. “Eh, maaf-maaf aku Cuma kaget aja makanya bengong hehe” ara tersadar dari lamunan nya. “Jadi gimana?” tanya aiden. “Gimana apa nya den?” tanya balik ara “Aku suka kamu ra, kamu gimana? Suka aku ga?” ucap aiden “Aku suka kamu aiden, tapi aku merasa ga pantes buat kamu aku takut malu-malu in kamu” jawab ara dengan terus terang kepada aiden. Memang sejak lama ara mempunyai rasa kepada aiden tapi ia pendam saja. “Kenapa gitu hm? Kamu ga boleh merendah ra, kamu kasih tau aku apa yang membuat kamu merasa ga pantes buat aku?”. “Ya kamu ganteng, pinter, jago basket, banyak fens ceweknya pula” jawab ara. “Terus kenapa? Kamu juga cantik, pinter, perfect deh pokoknya belum lagi hampir cowok di sekolah kita suka kamu” ucap aiden. “ Tapi, kan aku Cuma suka sama kamu” jawab ara. “Aku pun sama, Cuma suka sama kamu bukan Cuma suka tapi sayang” ujar aiden menatap lekat ara. Ara tertegun mendengar hal itu, ia tak menyangka bahwa aiden memiliki perasaan padanya. “Jadi gimana ra, mau ga?” tanya aiden. “Mau apa den?” tanya balik ara. “Jadi pacar “ujar aiden dengan menatap ara penuh harap. “Aku.. Ga bisa” Aiden yang sebelumnya bersemangat kini tampak murung.
“Ga papa itu hak kamu” ucap aiden dengan tersenyum kecut. “iiii bukan gitu maksudnya, aku ga bisa nolak kamu” ucap ara dengan terkekeh karna, berhasil mengerjai aiden. Aiden yang tadi nya tampak murung, kini bersemangat. “Bener ra?” tanya aiden memastikan. “Iya, aku terima kamu aiden ”jawab ara. “Hehe, makasi ara!” ucap aiden dengan senang. Dan saat itu pun aiden dan ara menyatakan nya setelah sekian lama. Diam-diam suka. Aiden gatravic & Arasha raquella.