The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

1.4.a.9 - Koneksi Antar Materi Budaya Positif - Metrayana

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by metrayanakomang99, 2021-12-19 23:06:15

1.4.a.9 - Koneksi Antar Materi Budaya Positif - Metrayana

1.4.a.9 - Koneksi Antar Materi Budaya Positif - Metrayana

1.4.a.9. Koneksi antar Materi – Budaya Positif
Oleh

I KOMANG METRAYANA
SMA Negeri 2 Amlapura
CGP Angkatan 4, Kab. Karangasem - BALI

1. Buatlah sebuah kesimpulan mengenai mengenai peran Anda dalam
menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-
konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi
kontrol restitusi, keyakinan kelas, restitusi, segitiga restitusi dan
keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan
Nasional KHD, Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan Visi Guru Penggerak.
Jawab:
Budaya positif merupakan budaya yang penting untuk
dikembangkan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Budaya positif
yang tumbuh dan berkembang di sekolah menunjukkan kualitas mutu
pendidikan di sekolah tersebut. Budaya positif sekolah merupakan
sekumpulan nilai-nilai, keyakinan, kesepakatan, tradisi, kebiasaan-
kebiasaan yang melandasi perilaku seluruh warga sekolah.
Budaya positif yang berkembang di sekolah membantu
mewujudkan visi misi impian yang ada di sekolah tersebut. Tentunya, hal
tersebut mampu terwujud dengan adanya peran seorang guru yang
merupakan ujung tombak kualitas pendidikan. Guru penggerak
merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh
kembangnya peserta didik secara aktif, holistik, serta proaktif dalam
mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru penggerak juga
menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Tujuan visi misi sekolah secara umum selaras dengan terciptanya
Merdeka Belajar yakni murid-murid yang memiliki karakter Profil
Pelajar Pancasila yakni Beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha
Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebhinekaan
Global, Bergotong-royong dan Kreatif. Salah satu pemikiran Ki Hadjar

Dewantara bahwa anak terlahir membawa kodrat alamnya yang
dipengaruhi juga dengan adanya kodrat zaman. Dengan berbekal kodrat
zaman meliputi perkembangan teknologi, inovasi pendidikan, kualitas
pembelajaranlah yang mampu menuntun peserta didik mencapa visi dan
misi dari pendidikan di sekolah yan tentunya tanpa melupakan kodrat
alam yang mereka miliki.

Untuk mencapai hal terebut, maka diharapkan Peran dan Nilai Guru
Penggerak sebagai garda terdepan dalam melakukan transformasi
pendidikan. Adapun peran guru penggerak adalah:
1) Sebagai pemimpin pembelajaran;
2) Menggerakkan komunitas praktisi;
3) Menjadi coach bagi guru lain;
4) Mendorong kolaborasi antar guru;
5) Mewujudkan kepemimpinan murid.
Sedangkan nilai-nilai guru penggerak adalah Mandiri, Reflektif,
Kolaboratif, Inovatif, dan Berpihak pada murid.

Dengan bermodalkan peran dan nilai tersebut maka saya sebagai
calon guru penggerak diharapkan mampu untuk membuat visi yang
menggambarkan tentang usaha mencapai tujuan pendidikan. Adapun
visi yang saya impikan adalah mewujudkan pelajar Pancasila yang
Bahagia dan Kreatif. Mewujudkan visi dan misi sekolah bukanlah
persoalan mudah, diperlukan adanya kolaborasi seluruh warga sekolah.
Setiap komponen dalam sekolah perlu memahami peran dan tugasnya
serta bertanggungjawab atas peran dan tugasnya dalam
mewujudkannya. Oleh karena itu, diperlukan metode BAGJA sebagai
langkah-langkah pendekatan Inkuiri Apresiatif di sekolah. Pendekatan
Inkuiri Apresiatif merupakan nilai positif yang telah ada dan
dikembangkan secara kolaboratif. Alur BAGJA sendiri diawali dengan
Buat pertanyaan, Ambil tindakan, Gali impian, Jabarkan rencana, dan
Atur eksekusi.

Untuk dapat terlaksananya visi tersebut dengan baik, maka sekolah
memerlukan suasana yang kondusif, untuk itu diperlukan tumbuhnya
budaya positif di sekolah yaitu menumbuh kembangkan pembiasaan
harian yang bersifat rutin yang nantinya tertuang dalam kesepakatan

kelas. Pembiasaan harian yang bersifat rutin bisa dilakukan kegiatan
antara lain, mengikuti upacara bendera, menyanyikan lagu Indonesia
raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Diakhir pelajaran, kegiatan
serupa juga perlu dilakukan. Antara lain refleksi, menyanyikan lagu
Daerah dan berdoa bersama. Tentu bukan hanya di dalam kelas, kegiatan
lain di luar kelas bisa juga dilakukan. Seperti menyambut kedatangan
anak di gerbang sekolah sembari menjabat tangannya. Dengan adanya
lesepakatan Kelas yaitu sebuah kesepakatan bersama antara guru dan
murid yang berisi keyakinan untuk membantu guru dan murid bekerja
bersama menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan
lingkungan sekolah yang lebih positif.

2. Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul
Budaya Positif ini.
Jawab:
Penanaman budaya positif sangat penting untuk menumbuhkan nilai
karakter peserta didik. Melalui disiplin positif, peserta didik dimotivasi
untuk menjadi pribadi yang mereka inginkan dan menghargai diri
mereka sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Untuk
menanamkan disiplin positif pada anak didik, haruslah dimulai dari
contoh teladan yang diberikan oleh para pendidik. Penanaman disiplin
positif dapat difasilitasi dengan pembentukan dan menyepakati
keyakinan kelas dengan para pendidik mengambil posisi kontrol
tertentu dengan maksud untuk memfasilitasi siswa melakukan proses
segitiga restitusi dalam mencari solusi dari setiap permasalahan yang
anak didik hadapi dalam memenuhi kelima kebutuhan dasarnya.

Setelah membuat koneksi antar materi, Anda juga diminta untuk
menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis
untuk mewujudkan budaya positif di sekolah dengan mengisi Tabel
Rancangan Tindakan Aksi Nyata dan mengunggahnya ke LMS:
Rancangan Aksi Nyata


Click to View FlipBook Version