The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Perkenalkan saya Sopa Marwah, CGP Angkatan 9 Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat Unit Kerja SMA Negeri 2 Lembang. Kali ini saya akan memaparkan Eksplorasi Konsep Modul 1.4 dengan materi TEori Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan, Restitusi. Saya akan paparkan perhalaman mulai halaman 1-16.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Sopa Marwah, 2023-10-07 04:06:12

1.4.a.4.2. Teori Motivasi hukuman dan Penghargaan Restitusi

Perkenalkan saya Sopa Marwah, CGP Angkatan 9 Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat Unit Kerja SMA Negeri 2 Lembang. Kali ini saya akan memaparkan Eksplorasi Konsep Modul 1.4 dengan materi TEori Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan, Restitusi. Saya akan paparkan perhalaman mulai halaman 1-16.

Keywords: Perkenalkan saya Sopa Marwah, CGP Angkatan 9 Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat Unit Kerja SMA Negeri 2 Lembang. Kali ini saya akan memaparkan Eksplorasi Konsep Modul 1.4 dengan materi TEori Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan, Restitusi.

1.4.a.4.2. Teori Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan, Restitusi Sopa Marwah S.Pd CGP Angkatan 9


Perkenalkan saya Sopa Marwah, CGP Angkatan 9 Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat Unit Kerja SMA Negeri 2 Lembang. Kali ini saya akan memaparkan Eksplorasi Konsep Modul 1.4 dengan materi TEori Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan, Restitusi. Saya akan paparkan perhalaman mulai halaman 1-16.


CGP Angkatan 9 A y u Y o w a n a A , S . P d . , G r , M . M N i t a H a r i n i , M . P d S O P A M A R W A H S . P d


Halaman 1 Pada pembelajaran tentang Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, CPG diharapkan dapat menjelaskan dan menganalisis Teori Motivasi dan Motivasi Intrinsik yang dituju, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. KIta sebagai CGP juga dapat menjelaskan konsep hukuman dan penghargaan serta konsep pendekatan restitusi , CGP juga dapat melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di lingkungan kita sendiri.


Halaman 2 Pembelajaran dalam hidup sudah membawa saya pada tahapan mengerjakan tugas sebaik mungkin, seoptimal mungkin dengan dasar/ alasan itu sudah sesuai, itu memang tugas dan tanggung jawab saya, bukan untuk sanjungan atau pujian, bagi saya bersikap tidak disiplin sama dengan merugikan diri sendiri, bukan lagi karena hukuman arau ancaman dari lembaga dll. Prinsip yang saya perjuangkan adalah; saya harus menjadi individu yang lebih baik, lebih baik dalam pandangan Allah SWT dan manusia, lebih baik sebagai insan,sebagai umat , sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu, sebagai seorang anak, seorang guru di sekolah, sebagai warga masyarakat. saya harus terus berjuang agar lebih baik dalam segala hal , meraih asa dan mimpi.


Halaman 3 Menjadi guru yang terus belajar, belajar sepanjang hayat/ long live education merupakan cara untuk tetap percaya diri dalam komunitas tempat saya bersosialisasi. Salah satu cara yang saya tempuh adalah dengan ikut serta program CGP, Alhamdulilah Allah memberi saya kesempatan untuk terus belajar dan mengisi diri dengan kegiatan positif , harapan saya semoga saya bisa bermanfaat dan menerapkan, serta berbagi ilmu sehingga memberikan perubahan lebh baik bagi muird, sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya.


Halaman 4 Saya datang lebih awal atas kesadaran diri saya sendiri, saya sadar tugas dan tanggung jawab saya, menerapkan kedisiplinan kepada murid harus diawali dari diri kita sendiri, bagaimana kita bsa menuntun, memberi contoh teladan jika diri kita sendiri sebagai gurunya tidak melakukan hal yang benar yang disarankan kepada murid.


Halaman 5 Bukankah kita menjadi guru dengan tugas dan tanggung jawab yang sudah kita ketahui, kita pahami, teguran dan sangsi tidak akan membuat kita menjadi individu yang lebih baik, mungkin bisa merubah tapi dengan keterpaksaan dan hanya dalam waktu sesaat . Datang tepat waktu, bahkan lebih awal merupakan kebutuhan yang menjadi kebiasaan sehingga merasa tidak enak jika kita datang terlambat walaupun alasannya jelas. dengan datang tepat waktu saya sebagai guru sudah memanage diri saya untuk berlaku adil dan bijaksana terhadap diri sendiri sehingga tidak menumbuhkan perasaan was-was ataupun khawatir karena suatu hal yang merugikan diri sendiri. Kesadaran diri akan tugas dan tanggung jawab , apa yang hrus kita capai, apa yang harus kita persiapkan, tidak bisa kita raih dengan menyepelekan waktu. Datang tepat waktu sangat penting dalam mengawali semua kegiatan, sehingga harus menjadi kebiasaan dan budaya yang baik dalam diri kita.


Halaman 6 Motivasi dalam diri murid masih terikat dengan reward dan punishment, namun beberapa muridpun sudah memiliki kesadaran diri bahwa disiplin positif sangat berperan penting dalam proses/ kegiatan pembelajaran. Kesadaran diri murid akan pentingnya disiplin positif harus terus ditingkatkan dan di terapkan mulai dari kebiasaan dalam keseharian mereka, terus tumbuhkan kesadaran diri akan pentingnya hal tersebut , bahwa kita justru membutuhkan semua nilai-nilai kebajikan, diawali dengan disiplin positip dalam setiap kegiatan pembelajaran, maka setelah menjadi kebiasaan muridpun akan terbiasa dan membudaya dalam diri mereka


Halaman 7 Mulai dari diri kita sebagai guru yang bisa memberi teladan, contoh sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus menjadi individu yang menerapkan budaya positif terlebih dahulu. jika saya sudah menjadi guru yang memiliki disiplin positfif, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menuntun murid dalam menerapkan disiplin positif. Berikan murid kesempatan dan kebebasan menentukan apa saya yang harus mereka sepakati dan apa konsekuensinya jika mereka melaksanakan dan tidak melaksanakan, jika kesepakatan kelas sudah terbentuk, sudah di sepakati maka merekalah yang memutuskan sendiri, dengan demikian kita sudah membuat strategi, murid yang membuat kesepakatan , dan murid yang melaksanakan dan mereka sadari bahwa itu adalah hal yang harus mereka lakukan sesuai dengan kesepakatan bersama.


Halaman 8 Nilai-nilai Kebajikan yang saya tanamkan kepada muridmurid saya dikelas dan sekolah adalah nilai kebajikan dengan dimensi beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berahlak mulia, adalah nilai kebajikan paling dasar yang harus saya tanamkan dalam diri muird-murid saya, kemudian dimensi mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global.


Halaman 9 1. Tentu saja saya sangat tidak setuju dengan tindakan pak Seno terhadap Iva, karena itu bukan tindakan yang memperlakukan murid dengan rasa hormat, itu bukanlah tindakan yang menuntun malahan sudah termasuk tindakan bullying. 2, Tindakan Pak Sen merupaka hukuman yang tidak terarah, tidak sesuai bukan tindakan yang mendidik , justru memberikan tontonan yang tidak terpuji kepada murid-murid lain.


Halaman 10 Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996). hukuman bersifat tidak terencana atau tiba-tiba. Anak atau murid tidak tahu apa yang akan terjadi, dan tidak dilibatkan. Hukuman bersifat satu arah, dari pihak guru yang memberikan, dan murid hanya menerima suatu hukuman tanpa melalui suatu kesepakatan, atau pengarahan dari pihak guru, baik sebelum atau sesudahnya. Hukuman yang diberikan bisa berupa fisik maupun psikis, murid/anak disakiti oleh suatu perbuatan atau kata-kata. Disiplin dalam bentuk konsekuensisudah terencana /sudah disepakati, sudah disetujui oleh guru dan murid.


Halaman 11 Hukuman adalah tindakan sepihak yang diputuskan oleh guru atau orangtua yang memberikan hukumn tersebut karena kesalahan murid atau anak. sedangkan konsekuensi ditetapkan atas kesepakatan murid dan guru dengan beberapa pertimbangan dan mengacu pada tujuan yang ingin di capai.


Halaman 12 1. Murid bu Anas melaksanakan disiplin positif dengan motivasi ekstrinsik, jadi bukan dari kesadaran diri sendiri, mereka terbujuk dengan iming-iming bintang yang diberikan bu Anas. sehingga ketika reward itu tidak diberikan maka disiplin positif seketika berhenti jadi motivasi yang sifanya dari lur bukan dari dalam diri murid akan bertahan sebentar. 2. ada cara atau strategis yang bisa dilakukan yaitu dengan cara membuat kesepakatan/keyakinankelas dimana murid-murid sendiri yang membuat aturan dengan tuntunan guru, dan mereka jugalah yang membuat konsekuensi apa yang di dapatkan jika mereka mentaati dan melanggar kesepakatan/ keyakinan yang mereka buat.


Halaman 13 Penghargaan akan menjadi boomerang, menjadi dilema jika di lakukan dengan terus menerus tanpa menumbuhkan kesadaran dalam diri murid , motivasi dari luar tidak akan bertahan lama dan tidak akan berakan dalam diri murid untuk menjadi budaya positif. Tumbuhkanlah kesadaran diri dalam diri murid untuk membentuk karakter dan kepribadian mereka yang berbudaya positif dan terbiasa melakukan nilai-nilai kebajikan sesuai dengan dimensi Profil Pelajar Pancasila.


Halaman 14 Quote :Pilihan saya adalah dihukum oleh penghargaan, karena tulisan ini begitu menyadarkan saya, yang sering memberikan rewards kepada murid, sehingga strategi ini harus lebih tersusun dengan sistematis, dan di ganti dengan strategi baru yang lebih efektif dan efisien.


Menjawab 2 pertanyaan teman/quote teman : Jawaban saya : 1. Jadikan diri kita sebagai tuntunan, sebagai contoh , teladan bagi muridmurid kita. 2. Tumbuhkan kebiasan-kebiasan baik pada diri murid dalam keseharian mereka di kelas dan di sekolah, sehingga kebiasaan itu menjadi budaya positif yang mereka lakukan dengan kesadaran diri sendiri. 3. Selalu berikan pemahaman bahwa kita melaksanakan sesuatu nilai kebajikan, disiplin positif, dudaya positif karena tuntutan dlam diri, karena merupakan kebutuhan diri, bukan karena iming-iming, bujukan, rayuan atau karena takut hukuman, ancaman dan intimidasi. 3. Libatkan murid, beri murid kesempatan dan kebebasan untuk membuat kesepakatan kelas/ keyakinan kelas, apa saya aturan kelas dan sekolah yang harus diikuti dan apa konsekuensinya jika kita taat atau melanggar. 1. SOAL : BAGAIMANA TENTANG PENGHARGAAN ITU MEMOTIVASI ANAK YANG TIDAK MENDAPAT PENGHARGAAN?


Menjawab 2 pertanyaan teman/quote teman : Jawaban saya ; sama bu,, saya pun memilih penghargaan sebagai sebuah hukuman, faktanya apa yang paparkan pada materi Penghargaan adalah hukuman memang benar adanya, penghargaan menjadi begitu dilematis,kare jika berkelanjutan justru menumbuhkan sikap yng tidak baik terhadap anak, anak melakukan sesuatu tanpa kesadaran diri , bahwa memang sebenarnya iu sudah menjaddi tugas dan tanggung jawab mereka, mereka melakukan dengan alasan iming-iming, bujukan dan rayuan sehingga tidak ada motivasi dalam diri yang membuat mereka berkarakter mandiri dan tangguh . 2. SOAL: YANG MENARIK UNTUK SAYA ADALAH, PENGHARGAAN ADALAH SEBUAH HUKUMAN. HUKUMAN UNTUK ANAK YANG TIDAK MENDAPATKAN PENGHARGAAN. MASIH ADA HAL YANG MENGANJAL DALAM PEMIKIRAN SAYA, BAGAIMANA TENTANG PENGHARGAAN ITU MEMOTIVASI ANAK YANG TIDAK MENDAPAT PENGHARGAAN?


Halaman 15 1. tidak, saya tidak akan membiarkan teman saya mengganti gelas yang pecah dengan uang yang seharga gelas yang dipecahkan, apa yang terjadi bukanlah kesengajaan, tidak mungkin teman saya sengaja memecahkan gelas dalam acara ulang tahun tersebut. 2. Tidak, saya tidak akan meminta ongkos ganti uang taksi, karena saya mempunyai kepentingan untuk bertemu teman saya . 3. Ya saya akan menerimanya karena itu konsekuensi yang di tawarkan sebagai akibat dari merugikan saya secara finansial di perusahaan. 4. Jika murid saya melakukan kesalahan maka hal yang akan saya lakukan adalah saya mengatakan 'Kamu sehrusnya tau bagaimana kamu seharusnya bertindak'


Halaman 16 Setelah saya mempelajari dan memahami terkait materi tentang Motivasi, hukuman dan penghargaan, serta restitusi sebagai upayaupaya yang dapat dilakukan dalam membangun budaya positif di sekolah. Saya ingin menerapkannya secara konkret dalam keseharian di kelas dan di sekolah. Saya sadar bahwa untuk mewujudkan hal ini membutuhkan proses yang yang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Selain itu, proses ini juga membutuhkan keterlibatan semua warga sekolah dan semua pemangku kepentingan di sekolah.


Terima Kasih SALAM GURU PENGGERAK


Click to View FlipBook Version