The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E book ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi tiap pembaca E book ini secara online dan gratis

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Pati Palungan, 2022-06-30 09:41:11

Kumpulan Jurnal Akuntan keprilakuan

E book ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi tiap pembaca E book ini secara online dan gratis

Keywords: E book Akuntan keprilakuan

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
BAB I

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk melakukan Perencanaan keuangan pada PDAM Kota Makassar yang
dilakukan dengan system top-down, perusahaan membentuk suatu team atau panitia penyusun
anggaran yang dinamakan panitia anggaran. Pengendalian keuangan dilakukan dengan
menggunakan sistem anggaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah hasil pengumpulan data di PDAM Kota
Makassar. Data berupa Laporan keuangan, data yang diperoleh dalam bentuk tulisan yang berupa
gambaran umum PDAM Kota Makassar, yaitu pengumpulan data melalui wawancara,
dokumentasi dibagian Keuangan dan Akuntansi PDAM Kota Makassar. Untuk mengukur
pelaksanaan dilakukan dengan cara analisis varians, untuk menentukan sebab-sebabnya, sehingga
dapat dilakukan pemilihan alternative yang terbaik untuk menentukan rencana yang akan dating.
Agar lebih efektif proses pengendalian ini harus pada titik atau pada waktu mulai dilakukan
kegiatan, artinya seorang manajer yang bertanggungjawab akan tindakan tertentu sebelumnya
harus mengusahakan suatu bentuk pengendalian. Untuk itu tujuan-tujuan rencana-rencana dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan standar-standar yang telah ditetapkan harus disampaikan
kepada manejer dan dipahami sepenuhnya oleh manejer tersebut terlebih dahulu untuk kemudian
dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetap dimonitor apakah sesuai dengan rencana semula. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan PDAM kota Makassar berdasarkan yang
diharapkan konsumen dinilai sangat penting.

Kata kunci : perencanaan dan pengendalian

LATAR BELAKANG

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Pesatnya perkembangan perusahaan telah membawa Perluas unit bisnis dalam jangkauan. secara
luas Unit bisnis dalam suatu perusahaan membutuhkan manajemen atau pemilik Identifikasi
beberapa yang mampu dan mau menjadi Mengambil tanggung jawab lebih dalam pengelolaan
unit bisnis. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendapatkan Keuntungan
dari operasi perusahaan. Dari keuntungan yang diperoleh, perusahaan dapat melanjutkan kegiatan
produksinya. dalam bisnisnya dapatkan untung dan tetap hidup Perusahaan sangat bergantung
pada manajemen perusahaan, baik dalam mencari dana, mengumpulkan dana atau menggunakan
dana sehingga perusahaan dapat beroperasi secara efisien Dapat dan tidak akan mengalami
kesulitan keuangan dalam pelaksanaannya usahanya. Rencana yang tepat adalah keberhasilan
manajer. (Muhammad taufik, 2019)

Rencana yang baik harus dikombinasikan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri.
rencanakan dan kendalikan Ini adalah bentuk informasi akuntansi dalam proses penilaian kinerja
perusahaan, perencanaan dan Kontrol keuangan dapat mengungkapkan kesehatan keuangan
Sebuah perusahaan dan kinerjanya selama periode waktu tertentu beberapa waktu. Informasi
yang diperoleh dari laporan keuangan adalah untuk mahasiswa sebagai pengambilan keputusan,
koordinasi dan kontrol perusahaan. agar lebih efektif dan menjadi efisien dan mendukung
kelangsungan dan peningkatan bisnis, itu harus Didukung oleh pemahaman tentang keuangan dan
pencapaian perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah suatu entitas Usaha yang
mengolah dan memenuhi kebutuhan air minum masyarakat. (basuki, 2019)

Kinerja perusahaan merupakan gambaran kondisi Keuangan perusahaan dianalisis dengan alat
analisis Keuangan, untuk mengetahui baik buruknya situasi Laporan keuangan yang
mencerminkan kinerja perusahaan beberapa waktu. Secara umum, kinerja keuangan suatu
perusahaan dapat Antara lain diukur dengan membandingkan data yang terdapat dalam laporan
Keuangan (neraca dan laba rugi). Deskripsi neraca perusahaan kondisi keuangan dan kondisi
perusahaan pada suatu waktu, dan Laba dan rugi menunjukkan hasil (prestasi) operasi selama
periode waktu tertentu. di sini Ini merupakan indikator kemajuan atau kemunduran suatu
perusahaan. (Brodjonegoro, 2019)

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anggaran

Menurut Sofyan (1996:14) “anggaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan formal
untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat membantu pelaksanaan tanggung
jawab manajemen”. Dari beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan diatas dapat
disimpulkan bahwa anggaran merupakan rencana kerja sistematis yang dinilai dengan uang yang
dibuat dalam bentuk angka-angka serta disusun dalam suatu atau beberapa periode tertentu yang
dipakai sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian yang terpadu dan pengendalian tanggung
jawab manajemen melalui proses tertentu. Dalam hal ini anggaran dirumuskan untuk organisasi
secara keseluruhan ataupun sub unit, di mana anggaran merupakan suatu prosedur yang disebut
Budgenting System. Pengendalian biaya, yaitu membandingkan antara hasil actual dengan
anggaran yang akan membantu manajemen untuk mengevaluasi kinerja dari individu, departemen
divisi atau keseluruhan organiasasi perusahaan. Selanjutnya anggaran itu penggunaannya harus
secara mendetail terhadap aplikasi pemanfaatannya yang terarah pada tujuan tertentu pada suatu
periode (Blocher dkk, 2010;45). hal tersebut juga diungkapkan oleh rainborn dan kiney bahwa
Setiap organisasi perusahaan utamanya perusahaan dengan organisasi yang besar, tidak akan
terlepas dari kegiatan pengendalian. Pengendalian (control) dapat memberikan keputusan bahwa
sumber-sumber yang diperoleh telah digunakan seacara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Untuk maksud tersebut di atas, Budgenting adalah salah satu tehnik yang
tersedia (Michel, 2011; 87).

2. Kegunaan perencanaan keuangan

perencanaan keuangan merupakan gambaran kondisi Keuangan perusahaan dianalisis dengan alat
analisis Keuangan, untuk mengetahui baik buruknya situasi Laporan keuangan yang
mencerminkan kinerja perusahaan beberapa waktu. Secara umum, kinerja keuangan suatu
perusahaan dapat Antara lain diukur dengan membandingkan data yang terdapat dalam laporan
Keuangan (neraca dan laba rugi) (nursina tasman, 2016). Deskripsi neraca perusahaan kondisi
keuangan dan kondisi perusahaan pada suatu waktu, dan Laba dan rugi menunjukkan hasil

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
(prestasi) operasi selama periode waktu tertentu (munawir,2021). di sini Ini merupakan indikator
kemajuan atau kemunduran suatu perusahaan. Kegunaan yang bisa didapatkan dari perencanaan
keuangan adalah untuk mengalokasikan keuangan pribadi maupun bisnis yang Anda jalankan.
Dengan membuat daftar perencanaan keuangan, maka keuangan milik perusahaan akan
dialokasikan untuk membiayai segala kepentingan yang dapat memiliki manfaat dalam lini
perusahaan (rieskha yanthie, 2015).

3. Pengendalian keuangan

Proses untuk memberikan kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah
pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan. Penegendalian bertumpu pada
konsep umpan balik yang secara kontinyu mengharuskan adanya pengukuran pelaksanan dan
pengambilan tindakan-tindakan koreksi yang dijajukan untuk menjamin pencapaian tujuan-
tujuan(irwandi maulan,2015). Untuk proses pengendaliaan ini maka yakni manajemen sedapat
mungkin mendapatkan informasi yang tepat dan up to date agar para menajer dapat segera
mengadakan tindakan-tindakan peengendalian sebelum sesuatu penyimpangan serius karena
pengendalian yang teratur akan menghaslkan suatu pencapaian yang efektif.(gunawan, 2017)

METODE PENELITIAN

1. Jenis peneliti

Metode yang digunakan ddalam penelitian ini adalah metode penlitian deskriptif kualitatif karena
penelitian ini ingin menggambarkan perencanaan dan pengendalian keuangan yang dilakukan
oleh PDAM kota makasssar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif
dan kuantitatif. Dalam jenis data kualitatif menjelaskan seemua kumpulan data non angka yang
sifatnya deskriktif, antara lain gambaran umum peerusahaan, visi,misi, motto dan struktur
organisasi perusahaan. Sedangkan pada data kuantitatif menjelaskan data yang berupa angka-
angka antara lain laporan laba/rugi dan neraca.(Muhammad taufik, 2019:36)

2. Situs penelitian

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Penelitian in dilakukan pada perusahaan daerah air minum (PDAM) Kota Makassar Penelitian
yang mengkaji yang berhubungan dengan Analisis Perencanaan dan Pengendalian Keuangan,
terdapat bukti empiric menunjukan hasil yang berbeda-beda. PDAM Kota Makassar memiliki
peranan yang sangat penting dalam melayani dan menyalurkan air bersih untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di kota Makassar. Selain itu, PDAM Makassar juga memiliki peranan
pertumbuhan perkotaan Makassar dan membantu dalam berbagai pembangunan berkelanjutan.
Meskipun sepanjang perjalanannya sering kali mengalami hambatan dan permasalahan dalam
melaksanakan tugas nya melayani masyarakat Kota Makasar yang berlangganan air bersih.
PDAM Makassar hingga saat ini tetap konsisten menyediakan kebutuhan air bersih bagi
masyarakat yang terus meningkat. (yabuindo, 2005 ; 48)

3. Teknik pengumpulan data

Pada penelitian ini digunakan metode pengumpulan data. dalam proses pengumpulan data ini
penulis mengadakan studi kasus dan pengumpulan data melalui penelitian lapangan dan
penelitian pustka. Dalam penelitian pustkaka penulis mengumpulkan data yang berhubungan
dengan teori tentang pengendalian dan pereencanaan keuangan. Sedangkan dalam Penelitian
lapangan penelitian ini langsung kelapangan dimana penulis mencari data yang menjadi objek
penelitian untuk kemudian dipelajari, diolah ddan analisis. Teknik yang digunakan dalam
pengambilan data yakni, mepelajari serta mengumpulkan data yang diperlukan berupa lapora
keuangan, struktut dan organisasi perusahaan.( Muhammad taufik, 2019 ; 56)

4. Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data secara deskriktif dengan
menggunakan teori yang menjelaskan peerencanaan dan pengendalian keuangan yang secara
efesien dan efektif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriktif kualitatif. Dalam menganalissi data penulisan menggunakan rumus efektivitas.
Efektivitas hanya melihat suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (mardiasmo, 2016 ; 134). Efektivitas terkait dengan hubungan antara hasil yang
diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Dalam menganalisis tingkat efeektivitas

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
ddan biaya langsung PDAM kota nakassar maka diperlukan data realisasi biaya langsung dan
target biaya langsung PDAM kota Makassar. Dengan mengetahui perbandingnan hasil target dan
biaya langsung maka tingkat efektivitas perencanaan dan pengendalian keuangan PDAM kota
Makassar diberikan penilaian dengan menggunakan kriteria penilaian.

HASIL

Proses terciptanya perencanaan dimulai dari saat penyusunan anggaran, dalam proses tersebut
merupakan proses yang sangat penting dalam menghasilkan sebuah (perencanaan) anggaran yang
baik (manopo novlie 2019). Kefektifan dalam penyususnan anggaran akan sangat memudahkan
perusahaan dalam membuat anggaran yang lebih baik. Proses penyusunan anggaran akan sangat
efektf apabila dalam perusahaan tersebut terdapat struktur organisasi yang sehat dimana telah ada
pembagian ugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas.(barbakem dealice,2018:39). Faktor
yang berpengaruh dalam penyusunan anggaran adalah para manejer. Dalam hal ini pendekatan
yang dilakukan oleh perusahaan dan penyusunan anggaran adalah metode accrual. Berdasarkan
metode pendekaan ini anggaran harus disusun melalui koordinasi di antara seluruh pejabat dan
staff dilingkungan perusahaan yang terdiri dari Direksi dan Kepala-kepala bagian yang terkait
dengan penyusunan anggaran.(asmoko hindri, 2006:79). Empat tahap dasar perencanaan semua
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini :
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan

tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang
jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
b. Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang
hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah
sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan
rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan
data statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan kelemahan serta

kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi
dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin
menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan
kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari
proses perencanaan.
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir
dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk
pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik
(paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.

Kinerja laporan keuangan pada perusahaan daerah air minum(PDAM) kota makasssar

laporan keuangan merupakan hasil proses akuntansi keuangan atau suatu seni untuk mencatat,
mengklarifikasikan, melaporkan dalam bentuk laporan keuangan atas semua transaksi-transaksi
yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan dan pada akhirnya menginterpretasikan laporan
keuangan tersebut (muljono : 1988). Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba/rugi,
laporan perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan (IAI, 1984 : 14).
Sedangkan menurut S. Munawir (2002 : 22) hasil akhir dari proses akuntansi adalah seperangkat
laporan yang dinamakan laporan keuangan dari proses akuntansi tersebut dihasilkan tiga laporan
utama (1) balance sheet atau neraca, (2) income statement atau laporan laba/rugi, (3) Statement of
cash flows atau laporan arus kas dan sebagai tambahan dapat pula disusun laporan perubahan
modal. Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk
mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada
periode waktu tertentu. Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam menghasilkan laba. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
adalah suatu usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
keberhasilan perusahaan dalama menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek,
pertumbuhan dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan seluruh sumber
daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar dan
tujuan yang telah ditetapkan. PDAM dalam usahanya sebagai badan usaha milik pemerintah
daerah, yang melaksanakan fungsi pelayanan menghasilkan kebutuhan air minum/air bersih bagi
masyarakat, diharapkan dapat memberikan pelayanan akan air bersih yang merata kepada seluruh
lapisan masyarakat, membantu perkembangan bagi dunia usaha dan menetapkan struktur tarif
yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan masyarakat. Dalam hal ini keberadaan PDAM
sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat,
menunjang bagi perkembangan kelangsungan dunia usaha dan perkembangan ekonomi di daerah,
percepatan pembangunan di daerah, karena produk air bersih yang dihasilkan oleh PDAM
merupakan barang yang essensial yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Kinerja non keuangan pada perusahaan daerah air minum(PDAM) kota makasssar

Di dalam manajemen tradisional. manajemen hanya melakukan pengukuran terhadap hal-hal
yang mudah diukur. Hal-hal yang sulitterukur diabaikan atau diberi nilai kuantitatif secara
sembarang, jalan pikiran seperti ini menurut McNamara dikutip Mulyadi dan Setyawan (2001:
331) sebagai sesuatu yang bersifat semu (artificial) danmenyesatkan. Timbul pula anggapan
bahwa sesuatu yang tidak dapat dengan mudah diukur merupakan hal yang tidak penting.
McNamara menyebut jalan pikiran seperti ini sebagai jalan pikiran yang buta. Bahkan dalam
manajemen tradisional terdapat jalan pikiran bahwa sesuatu yang tidak dapat diukur sebenarnya
tidak ada. McNamara menyebutnya sebagai jalan pikiran yang menjerumuskan kita ke bunuh diri.
Hal-hal inilah yang menyebabkan pergeseran pemikiran tentang ukuran kinerja perusahaan,
organisasi di masa depan tidak lagi mengenyampingkan ukuran kinerja nonkeuangan, karena
diyakini bahwa nilai pasar (market value) perusahaan lebih banyak ditentukan oleh aktiva tidak
berwujud (intangible assets) daripada aktiva berwujud (tangible assets). Jika manajemen puncak
berkeinginan melipatgandakan kinerja keuangan perusahaannya, fokus perhatian sesungguhnya
ditujukan untuk memotivasi personel karena disitulah terdapat pemicu sebenarnya (the real
drivers) kinerja keuangan berjangka panjang. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, posisi

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
berdaya saing perusahaan akan dapat dipertahankan dalam jangka panjang jika perusahaan
memiliki kemampuan untuk melayani pelanggan dengan lebih baik dibandingkan dengan
persaingan dan membedakan dirinya, melalui kegiatan unggulan tertentu dibandingkan dengan
persaingan. Dalam lingkungan bisnis yang di dalamnya pelanggan memegang kendali bisnis,
kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan lebih baik kepada pelanggan dibandingkan
dengan pesaing akan menempatkan perusahaan pada posisi daya saing yang kuat. Di dalam
lingkungan bisnis yang di dalamnya kompetisi sangat intensif, kemampuan perusahaan untuk
berbeda (distinct) dari persaingan akan membuat perusahaan memiliki daya saing yang
kuat.(Rahman acil,2016). Analisis rasio keuangan perusahaan daerah air minum (PDAM) kota
Makassar Menurut kasmir (2018:7), laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Jadi kita dapat
menyimpulkan bahwa kemajuan atau kemunduran suatu aktivitas usaha ditunjukan oleh laporan
keuangan pada setiap akhir periode pada kegiatan usaha yang yang membuat laporan keuangan,
dengan adanya laporan keuangan pada setiap akhir periode maka akan menggambarkan mutasi (
perubahan) dari posisi awal hingga akhir harta dan kewajiban yang merupakan kondisi kemajuan
dari hasil operasional ( aktivitas) pada periode yang bersangkutan ( Adriani,A. 2018:27).Dalam
menjalankan kegiatan perusahaan PDAM kota Makassar telah melakukan dengan baik kinerjanya
dalam bidang keuangan dari segi rasio keuangan. Yang menjadi landasan dalam penilaian kinerja
pada perusahaan yaitu kondisi keuangannya. Rasio likuiditas adalah, indikator kemampuan
perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat jatuh
tempo dengan mempergunakan aktiva lancar yang tersedia. Solvabilitas diartikan sebagai suatu
ukuran untuk mengetahui kemampuan perusahaan menjamin kewajiban-kewajiban jangka
panjang dengan asetnya. Solvabilitas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi
seluruh kewajiban yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya (Hartono,
2018). Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, di mana
penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil
yang maksimal.profitabilitas, merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menciptakan

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
keuntungan atau memperoleh laba dan menjamin kesinambungan operasional (going concern)
(Amaliya,A. R., & Alie, M.M. (2020:37)

SIMPULAN

Dari keuntungan yang diperoleh, perusahaan dapat melanjutkan kegiatan produksinya. dalam
bisnisnya untuk mendapatkan untung dan hidup Perusahaan sangat bergantung pada manajemen
perusahaan baik dalam mencari dana, mengumpulkan dana atau menggunakan dana sehingga
perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan tidak akan mengalami kesulitan keuangan dalam
pelaksanaannya usahanya. Dan dalam kinerja keuangan terdapat suatu usaha formal yang telah
dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalama menghasilkan
laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan dan potensi perkembangan baik perusahaan
dengan mengandalkan seluruh sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil
apabila mampu mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan. PDAM dalam usahanya
sebagai badan usaha milik pemerintah daerah, yang melaksanakan fungsi pelayanan
menghasilkan kebutuhan air minum/air bersih bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan
pelayanan akan air bersih yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat, membantu
perkembangan bagi dunia usaha dan menetapkan struktur tarif yang disesuaikan dengan tingkat
kemampuan masyarakat.

REFERENSI

Adriani, A. (2018). Evaluasi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Bantimurung Kabupaten Maros. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 3(1), 26-33.

Amaliyah, A. R., & Alie, M. M. (2020). Analisa Kinerja Keuangan pada Koperasi Uber Kepanjen
melalui Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas. Inventory: Jurnal Akuntansi, 4(1), 33-40.

Andika Viciaji. 2009. Analisis kinerja keuangan pada perusahaan Daerah air Minum Kabupaten
Lampung-Selatan. Skripsi tidak dipublikasikan. Surakarta Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Andries, Yudi Afriana. 2011. “Analisis kinerja perusahaan daerah air minum (PDAM)
kabuapaten brebes”. Tesis tidak diterbitkan. Yokyakarta : UPN “Veteran”

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Asmoko,Hindri, 2006, Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhadap Efektivitas
Pengendalian,

Barbakem Dealice I, Tinangon Jantje J, Sabijono Harijanto. 2018. Analisis Perencanaan dan
Penganggaran untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Badan Keuangan Kabupaten
Kepulauan Sangihe Tahun Anggaran 2015.

Cecily A Riborn dan Michael R Kiney, Akuntansi Biaya: Dasar dan Perkembangan Buku 1 edisi
7, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 56.

Dewanti E D Wahyu, Sudarno, Kurrohman Taufik. 2016. Analisis Perencanaan Pengelolaan
Keuangan Desa di Desa Boreng (StudiKasus pada Desa Boreng Kecamatan Lumajang Kabupaten
Lumajang). Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016

Edward J Blocher et al, Manajemen Biaya: Dengan Tekanan Strategik, (Jakarta: Salemba Empat,
2000), 90.

Fitriani, Paleni Herman. 2021. Analisis kinerja keuangan pada perusahaan daerah air minum tirta
jeneberang kabupaten gowa. Universitas muhammadiyah Makassar 2021

Goedhart, c, Garis besar Keuangan Negara, Djambatan. Anggota KPAI

Hartono. 2018. Konsep Analisa Laporan Keuangan dengan Pendekatan Rasio dan Spss. Cv Budi
Utama. Yogyakarta.

Irwadi Maulan, 2015. Analisis Anggaran Kas sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian pada
Koperasi KOPDIT Rukun Palembang, Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu (ACSY)

Jurnal Akuntansi Pemerintah,Vol 2 No 2,Jogja karta

Kabuhung Merystika, 2013. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Untuk Perencanaan dan pengendalian Keuangan pada Organisasi Nirlaba Keagamaan, Jurnal
EMBA

Kasmir. (2014). Analisis laporan keuangan. Rajawali pres.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Manopo Novlie, Rotinsulu Debby Ch, Murni Sry. 2009. Analisis Efisiensi dan Efektivitas
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Fakultas Ekonomi Universitas
Sam Ratulangi

Manto Hisbul, Djaelani A Qodir. 2014. Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa (Studi
pada Desa Trapang Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang). e-Jurnal Riset Manajemen Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi Unisma

Melania Rampengan,Grace B. Nangoi, Hendrik Manossoh. 2016. Analisis Efektifitas dan
Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kota Manado.Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi

Mintarti,s. (2012) analisis kinerja keuangan perusahaan daerah air minum kota makassar. Forum
ekonomi : jurnal ekonomi, manajmen dan akuntansi, XV(2),69.

Munandar, M. 2001. Budgeting. Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja.
Edisi 1. Cetakan 14. BPFE: Yogyakarta.

Novlie Manopo, dkk (2010), Analisis Efesiensi dan Efektifitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Minahasa Tenggara. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi.

Negeri Nomor 113 Tahun 2014 di Desa Kauneran I Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa.
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12 (2), 2017, 266-275

Rahman Acil, Mulyadi settian Munawir. penelitian: Kinerja keuangan dan non keuangan
perusahaan daerah air minum (PDAM) kota makassar. Fakultas ekonomi dan bisnis, universitas
Hasanuddin

Richardo, 2013. Analisis Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya pada CV.
Widia Mas di Pelalawan

Rinaldo Dito, 2016. Perencanaan dan Pengendalian Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada
Komunitas Studepreneur STIE Ekuitas, Jurnal Dharma Bhakti STIE Ekuitas

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Sunanto, 2011. Analisis Anggaran operasional sebagai Alat pengendalian Keuangan pada
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan Ke-19, Alfabeta,
Bandung

Walukow Mewvi I, Kalangi Lintje, Pinatik Sherly. 2017. Analisis Perencanaan Pengelolaan
Keuangan Desa Sesuai Dengan Peraturan Menteri Dalam

Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Diterjemahkan
oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.

http://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Neraca-Adalah-Laporan-
Keuangan-dalam-Perusahaan-Pahami-Fungsi-dan-
Bentuknya/eff21ea61686d97a0501cf99893f46ea33538fa7

https://akuntansiumkm.com/2017/07/12/pengendalian-keuangan-umkm/

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
BAB II

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENILAI EFISIENSI

DAN EFEKTIVITAS BIAYA PRODUKSI

ABSTRACT
Company management is a series of actions undertaken by members of the organization
in an effort to achieve organizational goals. Management has an important role in controlling
production costs where the efficiency and effectiveness of production cost control is valued by
cost centers ability to achieve expected production volume. The purpose of this research is to
know how to control the production cost, to evaluate the efficiency of production cost at Pak
Untung tofu factory at Teling Atas, Manado. The method used is qualitative descriptive. The
result of this research shows that pak Untung tofu business has not done a good production cost
control due to lack of cost planning that does not set the standard cost so that in a few months
raw material purchase has increased the purchase price of raw materials.

Keywords : Control of production costs, efficiency, and effectiviness

1. PENDAHULUAN
Persaingan di era globalisasi saat ini sudah semakin kompetitif di antara para pelaku usaha

yang ada, maka dari itu pihak manajemen pertanggung-jawaban mempunyai peran yang sangat
penting dalam pencapaian tujuan, Manajemen berkemampuan untuk melihat kemungkinan dan
kesempatan di masa yang akan datang. Manajemen perusahaan adalah merupakan serangkaian

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
tindakan yang dilakukan oleh para anggota organisasi dalam upaya mencapai sasaran organisasi.
Manajeman memiliki peran penting dalam hal pengendalian biaya produksi di mana efektifitas
pengendalian biaya produksi di nilai atas kemampuan pusat biaya dalam mencapai volume
produksi yang diharapkan pada tingkat kualitas tertentu. (Wilson, 2017). Pentingnya masalah
biaya produksi dapat dijadikan sebagai alat pengendalian produksi, maka hal ini perlu
diperhatikan oleh setiap pelaku usaha baik di usaha kecil, seperti “pabrik tahu pak untung”.
Mengingat bahwa banyaknya jenis usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) sekarang ini yang
menawarkan produk-produk bervariasi bahkan produk-produk baru dan unik.

Pengendalian biaya produksi ini, berfungsi untuk membandingkan biaya produksi yang
sebenarnya dengan standar biaya produksi yang ditetapkan, Dengan adanya perbandingan
tersebut dapat di Evaluasi apakah telah terjadi penyimpangan, baik penyimpangan yang
merugikan dan penyimpangan yang menguntungkan. Proses produksi adalah suatu cara, metode,
atau pun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi
yang ada, Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam bidang manufaktur merupakan
faktor penting karena berpengaruh terhadap biaya produksi perusahaan, baik persahaan yang
berskala besar maupun perusahaan yang berskala kecil dan menengah (Jogjafilm, 2014).
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Akuntansi

Konsep dasar akuntansi adalah hal-hal dasar membangun informasi akuntansi. Konsep
dasar akuntansi saangat dibutuhkan untuk mempelajari bagaimana pengelolahan data keuangan
dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan konsep dasar tersebut pengolahan data
keuangan bisa di jamin berjalan dengan baik (Anugerah, 2015).

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

2.2 Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan pencatatan transaksi keuangan secara sistematis pada suatu bisnis

selama periode tertentu, yang dimaksudkan dengan transaksi disini ialah persetujuan antara dua
pihak, di mana salah satu pihak menjual barang atau jasa, sedangkan pihak lain membeli barang
atau jasa tersebut.
2.3 Akuntansi Manajemen

Secara spesifik peran akuntansi manajemen adalah :
1. Menyediakan informasi bagi manajer dalam menjalankan fungsi perencanaan, pengendalian,

dan pengambilan keputusan.
2. Membantu manajer dalam mengarahkan dan mengendalikan operasi perusahaan.
3. Memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.4 Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi Biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses
pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas
suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Sehubungan dengan ini maka para ahli
mendefinisikan pengertian dan fungsi Akuntansi Biaya sebagai suatu prosedur untuk mencatat
dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang dan jasa.

2.5 Pengertian dan Klasifikasi Biaya
2.5.1 Pengertian Biaya

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Pengertian biaya merupakan pengorbanan untuk memperoleh harta, sedangkan beban
merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan. Semua aktivitas dapat di ukur dengan
satuan uang yang lazim di sebut biaya dalam dunia bisnis.

2.5.2 Objek Biaya
Objek biaya atau tujuan biaya (cost objective) adalah tempat di mana biaya atau

aktivitas diakumulasikan atau di ukur. Unsur aktivitas yang dapat dijadikan sebagai objek biaya
adalah :
1. Produk.
2. Produksi.
3. Departemen.
4. Divisi.
5. Lini produk.

2.5.3 Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah biaya dalam hubungan dengan :

1. Produk.
2. Volume produksi.
3. Departemen dan pusat biaya.
4. Periode akuntansi.
5. Pengambilan keputusan.
2.6 Pengendalian Biaya Produksi

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Pengendalian biaya di pandang sebagai usaha manajemen untuk mencapai sasaran biaya
dalam kegiatan tertentu. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
melalui program-program pengurangan biaya, perencanaan biaya, dan perhatian yang terus-
menerus terhadap pengambilan keputusan biaya dalam kaitannya dengan pengeluaran biaya.

2.7 Efisiensi
Efisiensi merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada kegunaan pemaksimalan serta

pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa.

2.8 Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan volume

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan perusahaan, dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah
untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Besar-kecilnya
biaya dapat di pengaruhi oleh volume produksi dan volume penjualan.

3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah merupakan penelitian kualitatif deskriptif yaitu :
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan persepsi, dan pendapat dari
orang, lembaga atau perusahaan yang di teliti.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Penelitian ini dilakukan pada pabrik tahu pak Untung, waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Oktober 2017 - Februari 2018.

3.3 Metode pengumpulan data
3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis data
kuantitatif yang berupa angka-angka yang bersifat statistik, yang didalamnya merupakan hasil
laporan produksi perusahaan. Data ini di peroleh melalui suatu pengumpulan data dengan cara
wawancara dan dokumentasi serta kemudian di analisis dengan proses lebih lanjut. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan data kuantitatif berupa : (a) data laporan produksi perusahaan
tahun 2016; (b) data kapasitas produksi perusahaan.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

1. Catatan hasil wawancara seperti kapasitas produksi per hari.
2. Sejarah Perusahaan.
3. Struktur Organisasi.
4. Sumber data yang juga diperoleh dalam data primer yaitu dengan melakukan observasi atau

pengamatan secara langsung pada objek penelitian dengan melihat bagaimana proses
produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
5. Data laporan produksi.
6. Data kuantitas produksi.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
7. Data sekunder berupa literature yang menunjang penelitian.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan faktor penting dalam penelitian, untuk itu diperlukan teknik tertentu
dalam pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : (1) wawancara; dan (2) dokumentasi.

3.4 Metode Analisis

Motode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif dimana metode ini memandang objek sebagai suatu yang dinamis, hasil
kunstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang di amati, serta utuh (Holistic) karena
setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

1. Analisis Biaya Bahan Baku.
a. Evaluasi selisih harga bahan baku Dapat di hitung dengan menggunakan rumus
perhitungan selisih harga bahan baku (SHB). Secara sistematik selisih harga bahan
baku dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
SHB = (HS x KS) – (HSt x KS)
= (HS – HSt) x KS
b. Hasil perhitungan selisih kuantitas bahan baku dapat di hitung dengan melakukan
Perhitungan selisih kuantitas bahan baku (SKB). Selisih kuantitas bahan baku dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

SKB = (KS x HSt) – (KSt x HSt)

= (KS - KSt) x HSt

2. Analisis selisih biaya tenaga kerja.

a. Analisis selisih biaya tenaga kerja dapat dihitung dengan melakukan Perhitungan

selisih tariff upah langsung (STU) dengan sebagai berikut:
STU = (TS x JS) – (TSt x JS)
= (TS – TSt) x JS

Tabel 4.2

Perhitungan selisih tarif upah tenaga kerja langsung tahun 2016

Tarif upah / Tarif upah/ Jam tenaga kerja Selisih tariff
jam sesungguhnya Jam standar Sesungguhnya Tenga
(Rp/Jam) (Rp/Jam) kerja
7.200,00
7.500,00 7.500,00 0

Sumber : Pabrik tahu pak Untung, Data diolah
b. Hasil Perhitungan selisih efisiensi upah tenaga kerja langsung dapat di hitung dengan

melakukan perhitungan Selisih efisiensi upah langsung (SEUL) dan dapat dinyatakan

dengan rumus sebagai berikut :
SEUL = (TSt x JS) – (TSt x JSt)
= (JS – JSt) x TSt

Tabel 4.3

Perhitungan selisih efisiensi upah tenaga kerja langsung tahun 2016

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

Jam Tenaga Kerja Jam Tenaga Kerja Tariff Upah/ Varians
sesungguhnya Standar Jam Standar Efisiensi
(Rp/Jam)
7.200,00 7.200,00
7.500,00 0

Sumber: Pabrik Tahu pak Untung. Data diolah

3. Analisis selisish varians jam kerja biaya overhead pabrik.

a. Selisih varians jam kerja biaya overhead pabrik dapat di hitung menggunakan rumus

sebagai berikut :
SJKBOP = (TStBOPV – TSBOPV) x JKS

Table 4.4
Perhitungan selisih varians jam kerja biaya overhead pabrik tahun 2016

Kapasitas Biaya Biaya Jam Selisih
Normal Produksi Overhead Overhead Kerja (Rp)
Untuk Standar Sesungguhnya Sesungguhnya
Satu Tahun (Rp) (Rp) 0
0
Pemeliharaan Mesin 2.400.000,00 2.400.000,00 7.200,00 16.560.000.000
7.200,00 0
Pemeliharaan Bangunan 2.640.000,00 2.640.000,00 7.200,00 16.560.000.000
7.200,00
Biaya Listrik dan Telepon 3.300.000,00 1.000.000,00

Biaya Pengiriman 3.300.000,00 3.300.000,00

Total

Sumber: Pabrik tahu pak Untung. Data diolah

b. Selisih tarif overhead pabrik di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
STOvP = (JKSt –JKS) x TStBOP

Table 4.5
Perhitungan selisih varians tariff overhead pabrik tahun 2016

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

Kapasitas Normal Jam Kerja Jam Kerja Biaya Selisih
Produksi Standar Ssesungguhnya Overhead (Rp)
Untuk Satu Tahun Standar
(Rp)

Pemeliharaan Mesin 7.200,00 7.200,00 2.400.000,00 0
2.640.000,00 0
Pemeliharaan Bangunan 7.200,00 7.200,00 3.300.000,00 0
3.300.000,00 0
Biaya Listrik dan Telepon 7.200,00 7.200,00 0

Biaya Pengiriman 7.200,00 7.200,00

Total

Sumber: Pabrik tahu pak Untung, Data diolah

3. Mengukur Efisiensi Biaya Produksi

Tabel 4.6

Mengukur Efisiensi Biaya Produksi

Tahun Periode Tingkat Efisiensi Presentase Keterangan

Januari 0,098 98 % Efisien
98 % Efisien
Februari 0,098 0,1 % Tidak efisien
98 % Efisien
Maret 0,001 98 % Efisien
1,351 % Sangat Efisien
April 0,986 1,351 % Sangat Efisien
98 % Efisien
Mei 0,986 1,66% Sangat Efisien
98 % Efisien
2016 Juni 1,351 98 % Efisien
Juli 1,351 98 % Efisien

Agustus 0,986

September 1,066

Oktober 0,986

November 0,986

Desember 0,986

Sumber: Pabrik tahu pak Untung, Data diolah

3.3 Pembahasan

1. Analisis selisih biaya bahan baku

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Berdasarkan data harga standar bahan baku tahun 2016 perusahaan menetapkan standar
harga bahan baku senilai Rp 7.500; per kilonya. Sesuai dengan perhitungan selisih harga
bahan baku di ketahui terdapat selisih yang cukup menguntungkan yaitu sebesar Rp
210.000,00. Terjadinya selisih tersebut dikarenakan adanya pembelian bahan baku yang
lebih rendah dari harga standar yang ditetakan oleh pihak perusahaan. Selanjutnya untuk
perhitungan selisih kuantitas bahan baku diketahui bahwa terdapat selisih yang
menguntungkan yaitu sebesar 5.550.000 karena kuantitas sesungguhnya bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi lebih kecil dari pada kuantitas produksi yang
ditetapkan.
2. Berdasarkan data standar biaya tenaga kerja langsung Dalam penetapan standar tarif

upah pihak manajemen menetapkan sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan dan
memberikan fasilitas lainnya yang menunjang. Perhitungan standar jam kerja untuk
proses produksi ini adalah sebagai berikut :
a. Jumlah hari yang diperkirakan dalam satu bulan adalah 25 hari.
b. Efektivitas standar jam kerja perhari adalah 8 jam.
c. Jumlah pekerja dalam sehari adalah 3 orang.
d. Banyaknya jam kerja efektif dalam 1 tahun adalah: 3 orang x 8 jam per hari x 25

hari x 12 bulan = 7,200 jam.
3. Berdasarkan data standar biaya overhead pabrik, terdapat Biaya Pemeliharaan mesin

sebesar Rp Rp 2.400.000, Biaya pemeliharaan bangunan sebesar Rp 2.640.000, Biaya
listrik dan telepon sebesar Rp 1.200.000, dan Biaya pengiriman sebesar Rp 3.300.000.
Selisih menurut jam kerja diketahui bahwa pada tahun 2016 biaya overhead pabrik

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
sesungguhnya lebih kecil dari pada biaya overhead pabrik standar pada kapasitas
normal, sehingga terdapat selisih menguntungkan sebesar 16.560.000.000 (favoreble).
Terlihat dari biaya overhead pabrik sesungguhnya dari biaya listrik dan telpon lebih
kecil dari biaya listrik dan telpon yang distandarkan oleh perusahaan.
4. Mengukur Efisiensi Biaya Produksi. Berdasarkan tabel tingkat efisiensi biaya
produksi terdapat presentase yang berbedabeda terlihat pada bulan Juni, Juli, dan
September memiliki presentase yang sangat efisien, dan di ikuti dengan presentase
pada bulan Januari, Februari, April, Mei, Agustus, Oktober, November, dan Desember
yang mengalami presentase efisien, dan terdapat presentase yang tidak efisien pada
bulan maret.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat di tarik
kesimpulan bahwa:
1. Pabrik Tahu Pak Untung bergerak di bidang usaha Manufaktur yang merupakan bentuk
usaha yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, dalam hal ini usaha pak Untung
memproduksi bahan pangan seperti Tahu. Dalam kegiatan produksinya perusahaan perlu
memperhatikan pengendalian biaya produksi agar tetap bertahan dalam persaiangan
industri yang sudah semakin ketat. Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa
usaha Tahu pak Untung ini belumlah melakukan pengendalian biaya produksi yang baik,
dikarekan terdapat perencanaan biaya yang tidak menetapkan standar biaya sehingga

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
dalam beberapa bulan pembelian bahan baku mengalami peningkatan harga beli bahan
baku.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada usaha Tahu pak Untung untuk hasil perhitungan
selisih di ketahui bahwa harga bahan baku mengalami selisih yang cukup menguntungkan
yaitu sebesar Rp 210.000,00. Begitu pun dengan perhitungan selisih kuantitas bahan baku
juga mengalami selisih yang menguntungkan, Terjadinya selisih pada tahun tersebut
dikarenakan bagian pembelian bahan baku, membeli bahan baku dengan harga yang lebih
rendah dari harga standar yang ditetapkan yaitu pada bulan Januari, Februari, April, Mei,
Agustur, Oktober, November, dan Desember. Dan pada perhitungan efisiensi upah
langsung tidak terjadi selisih, karna perusahaan membayar tarif upah sesungguhnya sesuai
dengan tarif upah standar langsung. Begitu pun dengan perhitungan selisih biaya overhead
pabrik menurut tarif diketahui bahwa tidak terdapat selisih karena total selisih sama
dengan nol. Standar yang telah ditetapkan ini hedaknya di tinjau secara periodik oleh
pihak peusahaan agar standar yang di pakai sebagai alat untuk mengendalikan biaya akan
tetap up to date.
3. Dalam penilaian tingkat efisiensi biaya produksi memiliki kriteria penilaian antara lain,
presentase penilaian mulai dari 90 % sampai dengan > 100 % dikatakan Efisien – Sangat
Efisien, sedangkan presentase mulai dari 80 % sampai dengan < 60 % dikatakan Kurang
Efisien – Tidak Efisien. Dalam kasus ini pabrik tahu pak Untung tergolong kedalam
kategori atau kriteria Efisien karena di lihat dari beberapa bulan selama tahun 2016
perusahaan melakukan kegiatan produksi dengan baik karena dari hasil penilaian
presentase tergolong kedalam kriteria yang dikatakan Efisien.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di peroleh diharapkan dapat bermanfaat bagi

perkemangan persahaan:

1. Standar sebagai alat pengendalian biaya hendaknya di tunjau setiap kali terjadinya

fluktuasi harga, hal ini perlu dilakukan agar standar yang ditetapkan perusahaan telah

di tinjau terlebih dahulu sesuai pertimbangan dari laporan terdahulu. Jadi, Perusahaan

sebaiknya lebih meningkatkan sistem pengendalian saat berlangsungnya proses

produksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan sehingga

proses produksi bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

2. Perusahaan sudah melakukan penetapan biaya standar dengan baik, akan tetapi untuk

kedepannya diharapkan perusahaan bisa lebih memperhatikan harga bahan baku dan

biaya overhead pabrik agar tidak terdapat selisih biaya yang kurang baik, hal ini dapat

mempermudah perusahaan dalam melakukan analisis maupun evaluasi pada periode

yang akan datang.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

REFERENSI

Adityafaradillah 2015. Efektivitas pengendalian biaya produksi.

https://www.kompasiana.com/dhanatsr/pengertian-unsur-dan-tujuan-biaya-

produksi,diakses:Januari,24,2018.

2015. pengertian, unsur dan tujuan biaya produksi.

https://www.kompasiana.com/dhanatsr/pengertian-unsur-dan-tujuan-biaya-

produksi,diakses:Januari,24,2018.

Ahmad Maulidi, 2016. Pengertian data kuantitatif dan data kualitatif.

https://www.kanalinfo.web.id/2016/03/pengertian-data-kuantitatif-dan-

data.html?m=1.28Juni2018(19:21). ,dan Kamaruddin. 2013. Akuntansi Manajemen. Edisi Revisi,

cetakkan kedelapan. Raja Grafindo, Jakarta.

Anasthasia, 2016, Pengertian Struktur Organisasi.

https://primanthaeveline.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-struktur-organisasi-

menurut.html?m=1.09Oktober2017.

Anthony, Hawkins, dan Merchant, 2016. Delapan konsep dasar Akuntansi yang paling penting.

https://www.google.co.id/amp/s/dosenakuntansi.com/konsep-dasar-

akuntansi/amp.24Januari2018.

Anugerah dino, 2015. Konsep dasar akuntansi. https://www.anugerahdino.com/2015/02/konsep-

dasar-akuntansi.html?m=1. 26 Januari 2018.

Bustami dan Nurlela, 2013. Akuntansi biaya Edisi Empat. Jakarta: mitra wacana media.

Bastian bustami dan Nulela, 2013. Bab 2 landasan teori. Klasifikasi biaya.

https://library.binus.ac.id/eCaolls/eThesisdoc/bab2/RS1_2015_1_1064_bab2.pdf.08Mei2017.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Carter dan usry. 2017. Definisi, pengertian, fungsi, dan klasifikasi biaya.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_biaya.21Mei2017. 2015. Pengertian, fungsi, dan
klasifikasi biaya. https://www.kembar.pro/2015/10/pengertian-fungsi-dan-klasifikasi-akuntansi-
biaya.html?m=1.30januari2018
Chartered institute of Management Accountants (CIMA), 2015. Pengertian, fungsi, tujuan, dan
ruang lingkup akuntansi manjemen. https://www.kembar.pro/2015/05/pengertian-fungsi-tujuan-
akuntansi-manjemen.html?m=1.30Januari2018.
Cornelisious, 2013. Indikator efisiensi dan teknik perhitungannya.
http://www.google.co.id/amp/s/Cornelisious.wordpress.com/2013/04/18/indikator-efisiensi-dan-
tekni-perhitungannya/amp/. 19 Februari 2018.
Diana khairani sofyan, 2013. Perencanaan dan pengendalian produksi, Edisi pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Department Dalam Negeri, 1996. Keputusan Menteri Dalam Negeri. No.690.900-32 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Keuangan PDAM. Secretariat Negara, Jakarta.
Dedi Reiner, 2017. Pengertian dokumentasi menurut para ahli, fungsi, kegiatan, manfaat,
pengkodean, terlengkap. http://www.spengetahuan.com/2017/09/pengertian-efisiensi-menurut-
para-ahli-fungsi-kegiatan-manfaat-pengkodean.html.30juni2018(13:46).
Emerson, 2014. Pengertian efisiensi menurut para ahli. http://dilihatya.com/3209/pengertian-
efisiensi-menurut-para-ahli-adalah. 11 Mei 2017.
F.Anggarsari, 2017. Pengertian metode full costing. https//zahiraccounting.com/id/blog/full-
coasting-dan-variabel-costing-apa-itu/. 30 Juni 2018 (12:34).

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Ferry Rinaldi, 2015. Pengertian, fungsi, tujuan, dan ruang lingkup akuntansi manajemen.
https://www.kembar.pro/2015/05/pengertian-fungsi-tujuan-akuntansi-manajemen.html?m=1. 30
Januari 2018. 2015. Pengertian dan fungsianggaran menurut ahli.
http://www.kembar.pro/2015/10/pengertian-fungsi-dan-klasifikasi-akuntansi-biaya.html?m=1. 30
Januari 2018.
Glan A Welsch, 2017. Pengertian dan fungsi anggaran menurut ahli.
https://mangihot.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-dan-fungsi-anggaran-menuruthtml?m=1 24
Januari 2018.
Halim, Supomo, & kusufi, 2013 : 21. Modul Akuntansi Manajemen-pengertian perilaku biaya.
https://mercubuana.ac.id/file/FakultasEkonomiDanBisnis/Akuntansi.DedenTermini-Akuntansi-
Manajemen/ModulAkuntansiManajemen. 01 Februari 2018. Dan Abdul. 2013. Akuntansi
Manajemen. Edisi Kedua.Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Haidar server, 2017. Konsep dasar akuntansi (basic Accounting concept).
https://haidarserver.blogspot.co.id/2017/02/konsep-dasar-akuntansi-basic-accounting.html?m=1.
26 Januari 2018.
Horngren, Datar, dan Rajan 2013. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Edisi Keempat
Belas. Pearson Education Limited Enggland.
Hadi Mulyadi, 2013:27, Artikel pengertian Sistem Informasi Akuntansi Manajemen.
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle. 28 Juni 2018 (16:57).
Kautsar.R.S, Mochammad farid, 2016. Akuntansi biaya pendekatan product costing, edisi kedua.
Jakarta barat : indeks.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Linda Agustina, Analisis efisiensi objek wisata, Pengertian-efidiensi dalam teori ekonomi

http://abstarkiekonomi.blogspot.com/2013/07/pengertian-efisiensi-dalam-teori-ekonomi.html?m.

06 Juli 2017.

L.Suparwoto, 2017. Pengertian akuntansi dan standar akuntansi pemerintah.

https://www.google.id/amp/s/www.jurnal.id/blog/2017/pengertian-akuntansi-dan-standar-

akuntansi-pemerintah.amp%3flocale=id. 26 Januari 2018.

Mahmet sahin Gok & Erkut Altindag, 2015. Analisis of the cost and efficiency relationship:

experience in the Turkish pay for performance system. The europian journal of helath economics.

Michael, 2014. Integrated evaluation of resource efficiency and cost effectiveness in production

system. KTH Royal institute of technology school of industrial egineegering and management

departemen of production engineering.

Mulyadi, 2014. Bab 2 landasan teori. Pengertian biaya.

https://library.binus.ac.id/eCaolls/eThesisdoc/bab2/RS1_2015_1_1064_bab2.pdf. 08 Mei 2017.

M. Mansouri Kaleibar, 2017. Cost, Revenue and Profit Efficiency models in generalized Fuzzy

data Envelopment Analisis. Fuzzy Information. Engineering branch of the operations research

society of china. (2017).

Paseban Agung, 2014. Artikel pengertian Proses Produksi.

https://www.jogjafilm.com/id/articel/read/pengertian-proses-produksi. 26 Januari 2018.

Rocket Manajemen, 2016. Pengertian akuntansi secara umum dan jenis-jenisnya.

https://rocketmanajemen.com/definisi-akuntansi/. 26 Januari 2018.

Salman, dan Kautsar. 2013. Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing. Cetakan pertama.

Akademia Permata. Jakarta.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
BAB III

PENGANGGARAN LABA DALAM KAITANNYA DENGAN AKUNTANSI
KEPERILAKUAN

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai penganggaran laba dalam
kaitannya dengan akuntansi keperilakuan serta hubungannya dengan manajemen, perusahaan,
serta lingkup usaha lainnya. Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, namun juga dengan penjelasan berupa angka-angka yang bersifat kuantitatif dari
penelitian yang ada. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan konsep/ paradigma
interpretif beserta paradigma positivisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilik usaha
tidak selamanya bersifat rasional dalam melakukan perencanaan laba. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh kepuasan akan laba yang diperoleh dengan lebih mementingkan kenyamanan
hidup dan pencukupan penggunaan sumber daya daripada menaikkan pesanan untuk
mendapatkan profit sebanyak-banyaknya.

Dari segi teknik penganggaran laba, besarnya laba yang dapat diperoleh bisa dilihat dari kuantitas
penjualan barang yang dijual, sehingga manajemen perusahaan juga harus mampu menyusun
anggaran penjualan dengan baik. Pada badan usaha milik pemerintah seperti BUMD, usaha yang
dilakukan selain untuk mencapai profit, laba yang diperoleh dari usahanya juga dianggarkan
untuk meningkatkan pendapatan asli daerah berupa deviden yang disetorkan ke kas daerah.
Modal kerja berhubungan signifikan dan positif terhadap laba usaha perusahaan terutama dalam
menyediakan biaya operasional untuk biaya produksi maupun fasilitas jasa. Selain itu pendapatan
usaha juga dapat digunakan ukuran untuk penganggaran laba periode selanjutnya karena bila
pendapatan yang diterima melebihi pengeluaran maka akan memperoleh keuntungan.

Kata Kunci : Penganggaran Laba, Akuntansi Keperilakuan, Manajemen Perusahaan, Badan
Usaha.

LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetetitif menuntut setiap perusahaan untuk terus
meningkatkan kinerjanya melalui perencanaan yang matang demi eksistensi dan kelangsungan

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
hidup usahanya. Salah satu bentuk dari berbagai rencana yang disusun oleh suatu perusahaan
untuk menentukan kegiatan operasionalnya dalam mencapai tujuan adalah menetapkan suatu
anggaran perusahaan. Nafarin (2012:19) menjelaskan bahwa anggaran adalah rencana tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu
tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang. Proses penyiapan anggaran disebut
penganggaran (budgeting) (Garisson, 2013 : 382).

Budgeting atau penganggaran merupakan salah satu bentuk perencanaan aktivitas perusahaan di
masa yang akan datang dengan tujuan kesinambungan perusahaan serta hasil usaha yang
diharapkan yaitu berupa laba. Penganggaran ini mencakup seluruh bidang dalam perusahaan
seperti bidang penjualan, pengadaan, produksi, keuntungan dan pemasaran. Sebagai alat
manajemen, anggaran diperlukan oleh perusahaan untuk mengendalikan dan mengarahkan setiap
pelaksanaan (realisasi) dari rencana yang telah disusun untuk waktu yang akan datang (Fadli
2012:1). Penganggaran dapat dinyatakan sebagai suatu proses karena ada masukan (input) dan
ada keluaran (output).

Secara umum tujuan didirikannya setiap perusahaan adalah untuk menghasilkan laba. Dalam
menghadapi era globalisasi yang dapat memperketat persaingan bisnis, maka perusahaan dalam
perannya yakni manajemen dituntut untuk menjalankan perusahaan dengan aset yang dimiliki
secara efektif dan efisien guna menghasilkan laba yang optimal. Untuk dapat menghasilkan laba
usaha, setiap perusahaan harus memiliki hasil usaha yang dapat dijual atau diberikan kepada
masyarakat. Hasil usaha tersebut dapat berupa barang berwujud atau jasa.

Dalam hal ini anggaran laba merupakan jumlah laba yang ingin diperoleh perusahaan melalui
berbagai aktivitas operasional yang mencakup kegiatan produksi dan penjualan dalam suatu
periode tertentu. Melihat posisi sentral dan peran pentingnya laba dalam perusahaan, tidak
mengherankan jika laba menjadi pemicu awal disusunnya anggaran perusahaan pada suatu
periode. Menurut Abdul Halim, dkk (2000:172) menjelaskan bahwa anggaran memiliki dua peran
penting dalam sebuah perusahaan, yaitu di satu sisi anggaran berperan sebagai alat untuk
perencanaan (planning) dan di sisi lain anggaran berperan sebagai alat untuk pengendalian
(controling) setidaknya jangka pendek bagi suatu organisasi.

Perencanaan dan pengendalian laba juga bermanfaat sebagai proses yang dapat membantu
manajemen untuk menjalankan fungsi perencanaan dan pengendalian secara efektif dan optimal.
Perencanaan laba merupakan rencana kerja perusahaan untuk mencapai target laba yang telah
ditetapkan. Sedangkan, pengendalian laba ialah langkah-langkah yang diambil oleh manajemen

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
untuk meningkatkan realisasi tujuan yang ditetapkan selama tahap perencanaan dan untuk
memastikan bahwa semua departemen dalam sebuah organisasi dapat beroperasi sesuai dengan
kebijakan perusahaan. Perencanaan dan pengendalian laba yang sistematis sangat penting,
sehingga dengan itu perusahaan dapat mengenali metode yang tepat untuk digunakan sesuai
dengan permasalahan yang ada.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Penganggaran Laba

Dalam anggaran, program dihubungkan dengan pusat pertanggungjawaban dan diterjemahkan
sesuai dengan tanggung jawab tiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan
program. Anggaran yang sudah disahkan merupakan komitmen yang harus mampu dilaksanakan
oleh manajer pusat pertanggungjawaban. Dalam kaitannya dengan laba, terdapat pusat laba yang
menjadi pusat pertanggungjawaban kinerja manajer dilihat dari laba yang dihasilkan. Terdapat
dua cara pengukuran tingkat profitabilitas pusat laba dalam Abdul Halim, dkk (2000:94) yaitu,
pertama dengan mengukur kinerja manajemen (management performance) yakni seberapa baik
seorang manajer dalam memimpin pusat pertanggungjawaban, sehingga prestasi manajer diukur
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Kedua, dengan mengukur kinerja ekonomi
(economic performance) pusat laba, yakni sejauh mana pusat laba dapat mencapai laba yang telah
dianggarkan.

Pengertian laba sendiri menurut IAI adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan, atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Laba
merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak di laporan keuangan,
tepatnya laba rugi. Pengendalian laba menggunakan anggaran operasional yang dilakukan dengan
membandingkan anggaran dengan realisasi anggaran perusahaan disusun secara periodik. Jika
terjadi penyimpangan menguntungkan maupun tidak menguntungkan, perusahaan dapat
melakukan evaluasi dan koreksi terhadap anggaran. Perusahaan juga dapat memperkirakan
biayabiaya yang mungkin akan dikeluarkan oleh perusahaan di periode berikutnya.

Cahyaningrum (2012) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain:

a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan pencapaian perusahaan pada

periode tertentu.

c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang
definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan

d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu

e. Laba didasarkan pada prinsip perbandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang
relevan dengan munculnya laba tersebut.

Laba dapat menjadi dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan
investasi, dasar dalam kebijakan ekonomi perusahaan di masa yang akan datang, serta dasar
dalam penilaian efisiensi dan prestasi perusahaan. Perubahan laba dianggap sebagai sesuatu yang
vital karena dengan mengetahuinya para pemakai laporan keuangan dapat menentukan apakah
terjadi peningkatan atau penurunan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Perubahan laba
dapat dipengaruhi oleh perubahan komponen dalam laporan keuangan, dan dapat juga disebabkan
oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi. Laporan keuangan yang
informasinya transparan dan tepat, serta bisa memprediksi kinerja perusahaan di masa depan,
dapat dikatakan memiliki tingkat kualitas laba yang tinggi.

Dalam proses penyusunan anggaran laba pada perusahaan manufaktur biasanya ada yang
memiliki atau menggunakan struktur biaya dan jenis persediaan seperti berikut:

1. Biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead. Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap dijual.

2. Biaya operasional, yang terdiri dari biaya pemasaran dan biaya administrasi umum

3. Persediaan yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan
persediaan barang jadi.

Metode-metode yang dapat digunakan untuk melakukan penganggaran laba antara lain:

1. Metode a posteriori, yaitu salah satu metode penyusunan anggaran laba di mana jumlah
laba ditetapkan sesudah proses perencanaan secara keseluruhan, termasuk penyusunan
anggaran operasional. Dalam bagan peraganya prosedur penyusunan anggaran laba metode

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
ini dimulai dengan menyusun anggaran penjualan, lalu dilanjutkan dengan anggaran
produksi, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran
operasional. Setelah seluruh anggaran operasional itu disusun kemudian digabungkan
dalam format anggaran laba yang ada pada penjelasan tersebut.

Sehingga akan menghasilkan laba dengan sendirinya. Artinya perusahaan tidak menetapkan
anggaran laba dari awal penyusunan anggaran, tetapi anggaran laba disusun setelah seluruh
anggaran operasional ditetapkan. Laba yang dianggarkan merupakan hasil akhir dari
seluruh anggaran operasional tersebut.

2. Metode a priori adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba ditentukan
pada tahap awal proses perencanaan secara keseluruhan.

3. Metode pragmatis adalah metode penyusunan anggaran laba, di mana jumlah laba yang
direncanakan ditetapkan berdasarkan suatu standar tertentu yang telah teruji secara empiris
dan didukung oleh pengalaman.

Beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur keuangan suatu entitas, ikut berpengaruh
terhadap perubahan laba. Beberapa penelitian yang menjelaskan hubungan rasio yang digunakan
dengan laba perusahaan antara lain:

a. Hasil penelitian Hermanda (2015) membuktikan bahwa current ratio berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba, menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang
dicerminkan rasio likuiditas mampu mencerminkan laba perusahaan dan prospeknya kepada
investor.

b. Penelitian Mahaputra (2012) yang menunjukkan bahwa DER (Debt to Equity Ratio) yang
semakin besar akan menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan
terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan semakin berat, sehingga hal ini akan
mengurangi laba perusahaan. Sebaliknya semakin rendah DER maka akan mengurangi
peminjaman modal dengan pihak luar sehingga beban perusahaan akan semakin kecil,
sehingga bisa menambah laba perusahaan.

c. Hasil penelitian Khaira (2013) menunjukkan bahwa Total Asset Turnover (TAT)
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, hal ini disebabkan oleh penggunaan aktiva
yang sudah cukup efektif dan efisien dapat memberi kontribusi terhadap peningkatan laba.

d. Net Profit Margin (NPM) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin
laba atas penjualan. Penelitian Mahaputra (2012) menunjukkan bahwa NPM berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba, semakin besar profit margin maka semakin baik pula

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi, begitu pula
sebaliknya semakin rendah profit margin maka semakin rendah juga kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba (8).

2. Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek teori motivasi, kepuasan sosial,
maupun bentuk sikap. Akuntansi keperilakuan praktis diterapkan melalui penggunaan riset ilmu
keperilakuan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Pada awal
perkembangannya, akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen
khususnya dalam proses penganggaran (budgeting), lalu cakupannya terus berkembang pada
aspek akuntansi keuangan, sistem informasi keuangan, dan audit. Perkembangan pesat akuntansi
keperilakuan lebih disebabkan akuntansi dihadapkan secara simultan pada ilmu sosial secara
menyeluruh mengenai bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan
bisnis, serta bagaimana akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia.

Akuntansi keperilakuan menyadari bahwa proses akuntansi termasuk di dalamnya meringkas
sejumlah kejadian ekonomi di mana hal-hal tersebut merupakan akibat perilaku manusia dan
bahwa pengukuran akuntansi yang mereka lakukan termasuk di antara faktor-faktor perilaku yang
menentukan sukses tidaknya kejadian ekonomi. Ruang lingkup akuntansi keperilakuan dibedakan
menjadi:

a) pembelajaran pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan
penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yakni bagaimana sikap
dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan
desain organisasi.

b) pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yaitu bagaimana sistem akuntansi
mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja
sama.

c) metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yakni
bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku.

Akuntansi keperilakuan dalam pelaksanaannya memainkan peranan penting dalam menopang
kegiatan organisasi, karena informasi yang dihasilkan dalam bentuk laporan keuangan dapat
memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui
motivasi kerja dalam wujud penetapan standar-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat
dihasilkan dari sistem akuntansi. Sehingga akan cukup buruk jika pelaksana sistem informasi

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
akuntansi tidak memahami dan melakukan kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang
dihasilkan tidak handal, tapi juga berpotensi menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja.
Untuk itu motivasi dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu informasi
akuntansi (16).///

Akuntansi pertanggungjawaban juga merupakan salah satu bidang dari akuntansi keperilakuan
yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer atau merupakan media
pengendalian biaya dan pendapatan. Akuntansi pertanggungjawaban menjadi suatu sistem
akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai
dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban
mereka. Dalam hal pertanggungjawaban, pengukuran kinerja pusat laba didasarkan pada seberapa
baik penganggaran laba yang telah dilakukan dengan input yang diukur sebagai biaya dan output
yang diukur dalam bentuk pendapatan.

3. Manajemen Perusahaan

Semakin majunya perusahaan maka manajemen perusahaan tidak cukup hanya diberikan
informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan, namun juga dibutuhkan adanya
pengembangan dalam pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen merupakan alat
untuk mengimplementasikan strategi yang berfungsi untuk memotivasi anggota-anggota
organisasi guna mencapai tujuan organisasi, selain itu untuk mengarahkan dan menjamin bahwa
strategi yang dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dicapai. Salah satu elemen
maupun indikator penting dalam sistem pengendalian manajemen ialah anggaran. Anggaran
merupakan alat bantu manajemen dalam mengalokasikan keterbatasan sumber daya dan sumber
dana yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan. Penerapan sistem pengendalian manajemen
dalam suatu organisasi sangat tergantung pada karakteristik organisasi yang bersangkutan.

Struktur pengendalian manajemen terdiri atas struktur dan proses. Struktur adalah prasarana yang
digunakan untuk melaksanakan proses pengendalian manajemen yang dipusatkan pada beberapa
pusat pertanggungjawaban, salah satunya yaitu pusat laba (profit center). Proses ialah
pelaksanaan kegiatan pengendalian manajemen dengan melibatkan komunikasi dan interaksi
informal di kalangan manajer dan karyawan perusahaan. Proses pengendalian manajemen dapat
melalui pemrograman, penganggaran, pelaksanaan dan pengukuran, serta pelaporan (10).

Manajer perlu melaksanakan berbagai fungsi manajemen untuk mendayagunakan manfaat sistem
pengendalian manajemen. Seorang manajer harus dapat melaksanakan fungsi manajemen agar

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
perusahaan yang dikelolanya dapat berhasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi
manajemen terdiri dari perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian.
Keberhasilan tersebut dapat dilihat melalui kinerja keuangan dan non keuangan (10).

Terkait dengan manajemen dalam suatu perusahaan, anggaran memiliki beberapa fungsi yaitu:

a. Fungsi perencanaan, yakni melalui penentuan tujuan, misalnya berapa tingkat pertumbuhan
yang diinginkan, dapatkah perusahaan hanya berkonsentrasi pada produk yang dihasilkan,
atau perusahaan harus mengintroduksi jenis produk baru.

b. Fungsi koordinasi, yaitu sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai
unit atau bagian yang ada dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras ke arah
pencapaian tujuan, terlepas setiap individu dalam organisasi mempunyai kepentingan dan
persepsi yang berbeda terhadap tujuan organisasi.

c. Fungsi komunikasi, yaitu setiap unit dan tingkatan organisasi yang bertanggung jawab
terhadap anggaran harus dinilai mengenai pencapaiannya melalui laporan pengendalian
periodik.

d. Fungsi motivasi, yakni memotivasi para pelaksana dengan pemberian insentif dalam
bentuk bonus berupa uang, penghargaan, dan sebagainya kepada mereka yang telah
mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan

e. Fungsi pengendalian dan evaluasi, yakni karena anggaran yang sudah disetujui merupakan
komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran
tersebut. Bila terjadi penyimpangan maka hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar
evaluasi dan umpan balik untuk perbaikan masa yang akan datang (11)

Perencanaan laba utamanya berhubungan dengan volume penjualan, hasil penjualan, biaya
produksi serta biaya operasi perusahaan. Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai
perusahaan dari hasil penjualan produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Besar kecilnya
laba dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu harga jual produk, biaya-biaya yang dikeluarkan, dan
jumlah penjualan. Seorang manajer harus bisa memahami, mengetahui dan mengkombinasikan
faktor-faktor tersebut agar target penjualan dapat tercapai.

4. Badan Usaha Lainnya

Selain dengan perusahaan dalam artian umum, selain itu penganggaran laba juga tentunya
dilakukan oleh berbagai jenis badan usaha baik di sektor publik maupun swasta. Badan Usaha

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Milik Daerah (BUMD) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah, yang
tujuannya sebagai salah satu sumber penerimaan daerah. Selain untuk pelayanan masyarakat,
keberadaan BUMD ialah untuk mencapai profit dalam bidang usahanya dalam rangka
meningkatkan pendapatan asli daerah dari deviden yang disetorkan ke kas daerah. Deviden yang
diperoleh BUMD tersebut akan menjadi pendapatan pemerintah daerah yang akan meningkatkan
kemampuan APBD dalam membiayai pembangunan daerah. Semakin tinggi BUMD dalam
menghasilkan laba berarti maka akan semakin baik juga dalam memberikan kontribusi terhadap
PAD, yang berarti semakin baik pula perannya dalam memberikan sumbangan terhadap PDRB.

Usaha barang apapun yang dijalankan pasti berkaitan dengan proses produksi di mana
penjualannya diharapkan bisa menghasilkan laba sebanyak-banyaknya. Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian
negara. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
merupakan badan usaha yang berbentuk perseorangan atau badan usaha yang perlu diberdayakan
secara keseluruhan dan berkesinambungan dengan pemberian kesempatan usaha dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat, dan penciptaan lapangan kerja.
UMKM merupakan sektor yang berperan penting untuk ekonomi di masa depan, karena UMKM
mampu berdampak secara langsung terhadap kehidupan masyarakat berpendapatan rendah untuk
menjalankan kegiatan ekonomi produktif. Namun mengingat persaingan antar usaha yang sejenis
semakin meningkat, maka para pelaku usaha dituntut untuk dapat mengoptimalkan laba dengan
tepat.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan di sini merupakan jenis penelitian deskriptif, di mana pendekatan
kualitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara penganggaran laba dengan
akuntansi keperluan serta komponen-komponen lainnya yang bisa mempengaruhi penganggaran
laba yang dilakukan dalam perusahaan atau badan usaha. Selain itu, untuk mengetahui pula
bagaimana pandangan pengusaha sendiri terkait laba. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis
kuantitatif yakni dengan menggunakan data dalam bentuk jumlah yang dituangkan untuk
menerangkan suatu penjelaskan dari angka-angka.

2. Situs Penelitian

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan, badan usaha milik pemerintah maupun
UMKM. Berdasarkan wujudnya, penelitian ini dilakukan pada usaha yang menghasilkan produk
berupa barang atau jasa. Perusahaan yang menjual barang adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perdagangan barang, baik bahan baku, barang setengah jadi, ataupun barang jadi.
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang tidak menyediakan produk dalam bentuk fisik atau tidak
berwujud, melainkan berupa layanan berupa keahlian yang dibutuhkan konsumen.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan telaah dari beberapa sumber seperti jurnal, internet,
dan buku yang dipublikasikan melalui laman web. Dalam penelitian-penilitian yang terdapat itu,
peneliti menggunakan wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data yang ingin diperoleh
untuk diteliti atau dibahas. Penelitian ini adalah menggunakan data sekunder, karena data yang
diperoleh ialah berasal dari sumber yang telah ada sebelumnya.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan konsep positivisme dan paradigma
interpretif. Paradigma positivisme digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel
membentuk suatu kejadian dan menghasilkan sesuatu. Sedangkan paradigma interpretif
digunakan untuk meninjau bagaimana penilaian seseorang misalnya pemilik perusahaan terhadap
penganggaran laba terkait dengan akuntansi keperilakuan.

HASIL PEMBAHASAN

Penganggaran Laba Dalam UMKM

Dalam perencanaan laba, terkadang analisis anggaran penjualan juga bisa berpengaruh
terhadapnya. D. Kurniawati, dkk. (2017) melakukan analisis varians antara target dengan
realisasi penjualan untuk melihat apakah ada selisih atau penyimpangan yang terjadi untuk
diidentifikasi dan dicari penyebabnya atau alasan terjadinya. PT Wahana Persada Karton
Palembang yang menjadi objek penelitian, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang penjualan box baru, selain itu melayani usaha jual beli sampah kardus bekas, koran, buku

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
dan kertas bekas. Untuk masalah rencana penjualan dan berapa laba yang ingin dicapai
perusahaan, ditentukan sendiri oleh pimpinan perusahaan dengan hanya melihat laporan realisasi
penjualan pada tahun sebelumnya. Laporan realisasi penjualan tersebut digunakan pimpinan
perusahaan sebagai dasar dalam menentukan target penjualan untuk tahun berikutnya.

Varians yang lebih kecil dari 5% dianggap tidak material (immaterial), sedangkan varians yang
melebihi 10% dianggap material (material) dan dapat diterima untuk perusahaan yang
menerapkan standar yang ketat dibandingkan dengan varians sebesar 5%. Dalam perhitungan
analisis varians yang dilakukan ditemukan telah terjadi selisih antara target penjualan dan
realisasinya.

Tabel Hasil Perhitungan Varians PT Wahana

Tahun Varia ns % Pencapaian Keterangan
Selisih % Target Penjualan
2012 364.661 7,9% Material
2013 422.537 8,6% 92,0% Material
2014 455.384 8,8% 91,3% Material
2015 424.939 7,8% 91,1% Material
2016 452.632 7,9% 92,1% Material
92,0%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penyimpangan yang terjadi pada tahun 2012 sampai
2016 memiliki tingkat penyimpangan yang kurang dari batas toleransi. Artinya pada tahun 2012
sampai 2016 dianggap material atau nilai penyimpangan (varians) tersebut dapat mempengaruhi
dalam meningkatkan laba perusahaan dari jumlah anggaran yang ditetapkan perusahaan
sebelumnya. Sehingga realisasi anggaran penjualan mempunyai hubungan dengan perencanaan
laba perusahaan yaitu apabila realisasi penjualan lebih tinggi dari yang dianggarkan maka
perusahaan akan mendapatkan laba.

Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi besarnya laba ialah dapat dilihat dari
kuantitas penjualan box yang terjual. Sehingga dari besarnya jumlah penjualan tersebut tentunya
akan mempengaruhi pendapatan yang berujung pada laba yang diperoleh. Oleh karena itu, dalam
kaitannya dengan akuntansi keperilakuan perusahaan harus mampu menyusun anggaran
penjualan dengan baik supaya bisa mengetahui dan memaksimalkan pencapaian laba penjualan.

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

Dalam penelitian oleh Diah Ayu G. (2019) pada industri tahu bapak Wahyudi untuk menggali dan
mendalami dasar dari konsep bisnis yang dilakukan oleh pemilik usaha, terdapat perspektif yang
berbeda dari pemilik dalam hal mendapatkan laba dari usaha. Diantaranya pemilik sering tidak
menaikkan harga jual di saat harga produksi meningkat, padahal jika melihat orientasi laba yang
digunakan untuk pemenuhan hidup, maka peneliti menyimpulkan bahwa pemilik bukanlah orang
yang rasional dalam menjalankan usahanya. Selain itu terdapat keputusan pemilik untuk menolak
pesanan atau menambah produksi, padahal secara pengamatan menambah produksi sangat
mungkin dilakukan mengingat pemilik masih memiliki persediaan bahan baku, serta tidak adanya
penolakan dari karyawan untuk menambah produksi.

Begitu juga dengan keputusan untuk tidak menaikkan harga jual dengan alasan rasa kasihan pada
reseller dan lebih memilih mencari bahan baku yang lebih murah hingga ke daerah, padahal
secara matematis hal tersebut malah menambah biaya pengadaan bahan baku, termasuk tidak
memperhitungkan rasa lelah dalam pencarian bahan baku. Pemilik mengatakan bahwa yang
paling utama adalah kenyamanan hidup yang dapat dipenuhi dari keuntungan usaha atau laba,
lebih tepatnya laba secukupnya demi tujuan akhir yaitu ketenangan batin. Pemilik dalam usaha ini
berperan sebagai agent untuk mengelola perusahaan bukan hanya sekedar menjadi principal,
yang menyebabkan pemilik secara sadar bertindak sebaik mungkin untuk principal yaitu dirinya
sendiri, sehingga pemilik mengetahui seluk beluk bisnis dan setiap langkahnya, dan
menghilangkan tindakan rasionalitas yang materiil saja.

Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa pemilik usaha sering menolak permintaan dari
pesanan, dengan alasan bahwa sudah cukup untuk saat itu, dalam hal ini adalah penjualannya.
Arti kata sudah cukup yang diucapkan pemilik menandakan adanya kesadaran dari pemilik untuk
tidak hanya berorientasikan profit, tetapi lebih pada penggunaan sumber daya secukupnya atau
sesuai kebutuhan baik dalam pemakaian bahan baku maupun tenaga dari buruh pabriknya, bahwa
pressure yang terlalu berlebihan akan menyebabkan masalah baru. Konsepsi operasional usaha ini
setelah dikaji ke arah filosofis nilai-nilai kearifan lokal yang dianut pemilik usaha, sesuai dengan
filosofis yang ada pada pewayangan masyarakat Jawa yang diambil dari gunungan wayang, yakni
menurut Purwoko (2013:30) gunungan wayang adalah perwujudan dari simbolisasi asal muasal,
hubungan antara manusia dan sang pencipta, dan juga tentang kedudukan manusia di alam
semesta.

Berdasarkan pada karakteristik laba yang didasarkan pada prinsip perbandingan antara
pendapatan dan biaya yang relevan dengan laba, maka dalam penganggaran atau penentuan

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
besarnya laba yang diperoleh, dalam pengolahannya tentu berkaitan dengan modal kerja yang
tersedia yang akan digunakan untuk membelanjakan kegiatan operasional seperti produksi. Oleh
sebab itu perlu dikaji elemen dan pengelolaan modal kerja dalam peranannya terhadap
peningkatan pendapatan sekaligus pembentukan laba. Semakin tinggi modal yang digunakan
maka memungkinkan semakin tinggi juga laba yang dihasilkan. Penelitian Elly L. dan W. Rian R.
pada UMKM sebuah toko roti yang terdapat di Malang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
modal kerja terhadap laba usaha.

Dari data mengenai tingkat keuntungan atau laba usaha menunjukan bahwa tingkat keuntungan
yang terdapat pada UMKM toko roti mengalami fluktuasi selama periode 2013-2017. Pada
triwulan terakhir tahun 2013, meningkatnya biaya operasional menyebabkan pendapatan juga ikut
bertambah sehingga laba usaha mengalami kenaikan. Pada triwulan terakhir 2014, biaya
operasional usaha yang dikeluarkan lebih besar dari bulan September tetapi persentase
pendapatan yang diperoleh dibanding dengan biaya kerja tidak lebih besar dari triwulan
sebelumnya, sehingga laba usaha mengalami penurunan. Pada akhir triwulan 2015 biaya
operasional ditingkatkan sehingga pendapatan dan laba usaha juga meningkat. Pada akhir
triwulan 2016 laba usaha yang diterima mengalami penurunan dikarenakan biaya operasional
juga menurun, dan pada akhir periode 2017 laba kembali mengalami peningkatan dengan modal
operasional yang ditingkatkan pula.

Analisis digunakan untuk melihat dan menilai seberapa besar pengaruh modal kerja tehadap
tingkat laba usaha yang diperoleh toko. Pada perhitungan koefisien determinasi diperoleh angka
0,457, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh modal kerja terhadap laba usaha adalah
sebesar 45,7%, sisanya sebesar 54,3% merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat
pertumbuhan laba usaha pada UMKM toko roti Fadilah. Pada analisis regresi sederhana yang
dilakukan dalam bentuk persamaan, dapat disimpulkan bahwa modal kerja berhubungan
signifikan dan positif terhadap laba usaha. Hendaknya dalam setiap usaha yang dijalankan
mampu mengalami pertumbuhan laba, yakni perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh
agar usaha yang dijalankan semakin stabil dan bahkan menarik para pemakai laporan keuangan
yang lain untuk bermitra.

Penganggaran Laba Dalam Perusahaan

Salah satu perencanaan yang dilakukan manajemen dalam merumuskan rencana yang tepat untuk
mencapai tujuan organisasi yaitu perencanaan laba. Perencanaan laba atau penganggaran
mempunyai manfaat bagi perusahaan yaitu:

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

a. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan masalah

b. Membuat pihak manajemen untuk secara dini mengadakan penelaahan terhadap masalah
yang dihadapi dan menanamkan kebiasaan pada organisasi untuk mengadakan telaah yang
seksama sebelum mengambil mengambil suatu keputusan.

c. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba.

d. Merangsang peran serta mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan
organisasi sehingga keputusan akhir dan rencana daling berkaitan.

e. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi,
maupun untuk memeriksa serta memperbaharui kebijakan dan pedoman dasar secara
berkala.

Sebuah penelitian dilakukan pada PT Kalbe Farma, Tbk untuk mengetahui pengaruh Break Even
Point terhadap perencanaan laba yang dilakukan oleh perusahaan. Break Even Point (BEP) dapat
diartikan sebagai suatu keadaan dimana aktivitas operasionalnya, perusahaan tidak memperoleh
laba dan tidak menderita rugi. Analisis Break Even Point adalah suatu alat yang digunakan untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan
(Bambang Riyanto, 2001:359). Dengan melakukan analisis ini manajemen akan memperoleh
informasi tingkat penjualan minimal yang harus dicapai, agar tidak mengalami kerugian. PT.
Kalbe Farma merupakan salah satu perusahaan yang melakukan berbagai upaya untuk
peningkatan volume penjualan dengan tujuan meningkatkan keuntungan.

Perencanaan Laba di PT Kalbe Farma, Tbk dengan menghitung Break Even Point (Rupiah) dan
menghitung laporan laba rugi berdasarkan hasil penjualan yang dicapai setiap tahunnya,
dilakukan berdasarkan data tahun 2012 sampai dengan 2016. Maka dihasilkan perhitungan yang
disajikan dalam data yang telah diolah yakni rekapitulasi perbandingan BEP, hasil penjualan dan
laba operasi perusahaan :

Tahun Hasil Penjualan Laba Usaha BEP
2012 13.363.405 2.308.515 90.355.757
2013 16.002.131 2.504.083 83.360.267
2014 17.363.533 2.599.750 30.766.669
2015 17.887.464 2.969.781 25.404.629
2016 19.374.231 3.104.466 33.650.842

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131

Berdasarkan pada data di atas terdapat hasil penjualan rendah dengan laba yang tidak terlalu
tinggi, namun perusahaan dapat membuktikan perencanaan penjualan dari tahun ke tahun
menghasilkan penjualan yang bagus. Dalam perhitungan statistik yang telah dilakukan untuk
mengetahui pengaruh Break Even Point terhadap perencanaan laba, terlihat dari koefisien korelasi
bahwa pengaruh BEP terhadap laba mempunyai hubungan yang kuat (positif) serta pengaruh
kuat, yaitu 0,80. Jika dilihat dari perhitungan uji t bahwa besar pengaruh antara BEP terhadap
laba terdapat hubungan yang tinggi (positif), yaitu secara parsial t hitung menunjukkan angka
2,31 yang lebih besar dari t tabel 2,07. Sehingga Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara
BEP terhadap perencanaan laba.

Dalam penelitiannya, Elvan S. (2019) merujuk pada perolehan laba yang dimiliki oleh beberapa
BUMD yang ada di kota Bandar Lampung yang diberikan sebagian untuk pendapatan asli daerah,
diantaranya pada Bank Lampung, PD Bank Pasar Kota, PDAM Way Rilau, Pembagian Bunga
Kredit Ekor, dan PT. BPR Syariah Kota Bandar Lampung. Hasil dari semua perhitungan yang
dilakukan diperolehlah nilai kontribusi laba dari semua BUMD yang ada di kota Bandar
Lampung terhadap pendapatan asli daerah dari tahun 2012 – 2018.

Diketahui bahwa BUMD yang memiliki nilai kontribusi tertinggi adalah PD Bank Pasar Kota
yang memiliki nilai rata-rata sebesar 1,37%. Sedangkan BUMD yang memiliki nilai kontribusi
terendah adalah PT. BPR Syariah Kota Bandar Lampung yang memiliki nilai rata-rata sebesar
0,02%. Selanjutnya peneliti melakukan perhitungan kontribusi laba BUMD terhadap PAD tahun
2012-2018, dan dari semua hasil perhitungannya diperoleh nilai rata-rata kontribusi laba BUMD
terhadap pendapatan asli daerah dari tahun 2012-2018 ialah sebesar 2,51%. Dari hasil
pengamatan, kontribusi laba BUMD yang diberikan untuk PAD mengalami peningkatan dan
penurunan secara signifikan setiap tahunnya, dikarenakan kinerja BUMD yang belum stabil dan
BUMD yang belum sepenuhnya berorientasi pada laba. Selain itu menurut BPK RI perwakilan
provinsi, hal tersebut dikarenakan belum jelasnya regulasi terkait pengelolaan BUMD.

Dalam menjalankan BUMD kaitannya dengan akuntansi keperilakuan, pemerintah kota telah
menerapkan kebijakan dan aturan mengelola BUMD yakni dilakukan dengan cara yang efisien
dan tidak menerapkan sifat boros, seperti untuk perusahaan PDAM Way Rilau, di mana
perusahaan ini memiliki kewajiban untuk mengurangi pengaliran air bersih kepelanggannya jika
debit air bersih yang ada di sumbernya mengalami penurunan. Hal ini bertujuan agar menjaga
pasokan air bersih agar tetap terjaga. Selain itu pemerintah daerah juga mewajibkan BUMD yang

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
telah berdiri harus memperhatikan lingkungan sekitar, seperti dalam hal pengelolaan limbah harus
dilakukan sesuai peraturan yang ada.

Pada penilaian kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk peneliti melakukannya
dengan meninjau profitabilitas. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan utamanya
perusahaan manufaktur dalam menghasilkan laba melalui sumber daya atau bahan baku yang
dimiliki. Rasio profitabilitas berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal tertentu, sehingga merupakan
salah satu yang diperhitungkan dalam pengendalian maupun perencanaan laba. Rasio
profitabilitas juga dapat digunakan untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun berjalan atau perkembangan laba dari waktu ke waktu, dan mengetahui
produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal
sendiri.

Tabel Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Tahun 2010-2014

Kinerja Tahun Rata-rata Rasio
Keuangan
% Perusahaan Standar Keterangan
a. NPM
b. ROA 2010 2011 2012 2013 2014 Efisien
c. ROE 10,25 10,79 Efisien
d. GPM 8,32 9,13 9,55 5,92 8,09 8,92% 5% Tidak Efisien
23,44 15,47 Efisien
32,47 27,76 8,06 4,38 5,99 7,17% 5%

14 8,9 12,48 14,86% 20%

27,1 24,82 26,81 27,79% 20%

Dari tabel perhitungan penilaian kinerja keuangan tersebut, maka interpretasi kondisi keuangan
sebagai berikut:

a. Net Profit Margin, yaitu naiknya NPM dari tahun 2013 ke 2014 menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan laba yang baik melalui tingkat penjualan yang melebihi
beban pokok penjualan. Hal tersebut dapat dibuktikan pada laporan keuangan di laporan
laba rugi yaitu besarnya beban pokok penjualan lebih rendah dibandingkan dengan
penjualan. Secara keseluruhan, rata-rata NPM perusahaan sebesar 8,92% dikatakan efisien
(baik) karena data diukur berdasarkan rentang waktu.

b. Return On Asset, yakni meningkatnya ROA ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap
mampu menghasilkan laba bersih dari aktiva yang dimiliki. Hal ini dibuktikan dari naiknya
total aktiva pula di laporan laba rugi dan neraca dalam perbandingan dua periode 2013 dan

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
2014. Secara keseluruhan rata-rata ROA yang dihasilkan sebesar 7,17%, menujukkan
bahwa perputaran aset yang dimiliki perusahaan untuk biaya produksi kembali itu efektif.

c. Return On Equity, yang jika dilihat dari tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien menggunakan modalnya sendiri. Hal ini
dapat dibuktikan pada laporan laba rugi dan neraca bahwa besarnya laba bersih
peningkatannya tidak sebanding dengan modal sendiri yang cenderung lebih besar. Secara
keseluruhan ROE menunjukkan angka 14,86% sehingga dikatakan tidak efisien (tidak
baik).

d. Gross Profit Margin, yakni perhitungan GPM yang memperlihatkan peningkatannya pada
tahun terakhir. Sehingga menunjukkan perusahaan dapat mengendalikan biaya operasi
dengan baik dengan menaikkan harga lewat penjualan. Di mana pada laporan laba rugi
besarnya biaya operasi perusahaan yang menjadi lebih rendah sehingga penjualan dapat
lebih ditingkatkan. Secara keseluruhan rata-rata GPM menunjukkan angka 27,79%, lebih
tinggi dari standar yang ditetapkan yaitu 20% sehingga dapat dikatakan efisien.

Penganggaran Laba Dalam Perusahaan Jasa

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan nasional guna mencapai tujuan pembangunan
nasional, pemerintah bekerja sama dengan pihak-pihak swasta yang berkompeten dalam bidang
pembangunan guna tercapainya tujuan pembangunan nasional yang telah direncanakan
pemerintah, baik pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Pemerintah dan pihak
swasta bekerja sama dengan para pelaku jasa dalam hal pembangunan yang telah mereka
rencanakan agar pembangunan yang telah direncanakannya dapat berjalan dengan lancar. Para
pelaku jasa ini merupakan pihak yang secara hukum telah ditunjuk oleh pemerintah maupun
swasta guna melaksanakan pekerjaan pembangunan nasional maupun pembangunan untuk
kepentingan swasta. Pihak pelaku jasa yang ditunjuk biasanya berbentuk perusahaan yang
memiliki badan hukum dan telah berpengalaman, yakni perusahaan jasa yang telah mengikuti
tender atau standar usaha dan secara hukum telah memiliki kewajiban untuk melaksanakan
kegiatan pembangunan sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun
swasta selaku pengguna jasa dan aspirasi para pengguna jasa.

Perusahaan jasa konstruksi merupakan kontraktor yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan
konstruksi bangunan, konstruksi mekanikal dan konstruksi sipil. Dalam kegiatan konstuksi,
dibutuhkan perencanaan terpadu, seperti perencanaan rancangan model bangunan, estimasi
penggunaan bahan bangunan, pembuatan anggaran biaya, dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan proses pembangunan. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan jasa
konstruksi adalah minimnya perencanaan laba yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi serta

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
penekanan biaya yang terlalu rendah, sehingga dapat menimbulkan kesalahan pengambilan
keputusan yang mengakibatkan kerugian perusahaan. PT. Sinar Terang Group menjadi salah satu
dari sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Dalam upaya
mendapatkan pekerjaan dan profitabilitas yang maksimum, PT. Sinar Terang Group melakukan
perencanaan anggaran yang merupakan proses utama dalam pekerjaan proyek yang telah
dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga terbentuklah rencana anggaran biaya yang telah
ditekan pembiayaannya untuk menarik minat pekerjaan dengan menawarkan penawaran yang
kompetetitf.

Dalam penelitian Allan (2015) upah tenaga kerja dalam PT. Sinar Terang ditetapkan berdasarkan
upah minimum regional (UMR) harian pekerja untuk mengefisiensi biaya yang ada dalam proyek
agar mendapatkan laba yang maksimal. Berdasarkan laporan laba rugi perusahaan pada
pengerjaan proyek rekonstruksi peningkatan struktur jalan setelah dikurangi dengan biaya umum
dan administrasi, maka total biaya yang diperoleh telah melebihi target perolehan laba pada
awalnya dari pekerjaan tersebut, yaitu sebesar lebih dari 2,5%. Hal ini mengungkapkan
penekanan biaya yang dilakukan oleh PT Sinar Terang Group pada rencana anggaran biaya
rekonstruksi peningkatan struktur jalan mempengaruhi perencanaan laba perusahaan tersebut. Hal
ini dapat dilihat dari laba yang didapat sebesar 2,65% dari harga anggaran biaya yang digunakan.
Dalam halnya dengan akuntansi keperilakuan penekanan biaya pada perencanaan anggaran biaya
harus dapat dilakukan secara sistematis dan tepat, agar target laba yang ditetapkan dapat tercapai
sesuai perencanaan yang dilakukan.

Laba bersih merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapatkan imbalan yang memadai dari
penggunaan aset yang dimiliki. Bagi perusahaan pada umumnya termasuk perusahaan jasa,
usahanya lebih diarahkan untuk mencapai laba bersih yang maksimal sehingga ukuran tersebut
bisa menjadi jaminan bagi sebuah perusahaan untuk dapat beroperasi dengan stabil. Untuk dapat
merencanakan serta mengukur seberapa besar laba bersih yang kemungkinan dapat diperoleh,
maka bisa dilakukan peninjauan pada faktor yang dapat mempengaruhi laba bersih itu yaitu
pendapatan dan biaya operasional yang dikeluarkan.

Pada penelitian Y. D. Pasca (2019) yang melakukan survey pada perusahaan jasa sub sektor
transportasi, dikatakan bahwa variabel pendapatan usaha berpengaruh positif terhadap laba bersih
dengan kontribusi pengaruh sebesar 51,47% sedangkan sisanya sebesar 48,53% merupakan faktor
lain yang tidak diteliti seperti harga jual, volume penjualan, pendapatan bunga. Hubungan positif

JURNAL ONLINE INSTAN AKUNTANSI

KINERJA, Volume 20, No.2, Th. 2016: Hal. 117-131
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan usaha maka kemungkinan perusahaan
tersebut mendapatkan laba bersih yang akan semakin besar. Sehingga mendukung apa yang
dikemukakan oleh Weygandt etc (2010) bahwa jika pendapatan melebihi pengeluaran (beban)
maka akan mendapatkan laba, sebaliknya jika pendapatan kurang dari pengeluaran maka akan
mengalami kerugian.

Pada pengaruh antara variabel biaya operasional dengan pendapatan bersih, diperoleh bahwa
variabel tersebut berpengaruh negatif dengan hanya sebesar 28% sedangkan sisanya yaitu 72%.
Meskipun pengaruhnya kecil, tapi tetap menunjukkan adanya pengaruh biaya yang dikeluarkan,
di mana semakin tinggi biaya operasional maka kemungkinan laba bersih perusahaan akan
menurun. Jika perusahaan dapat menekan biaya operasional, maka perusahaan dapat
meningkatkan modalnya, sebaliknya bila terjadi pemborosan biaya seperti pembiayaan untuk
fasilitas jasa yang berlebihan maka akan mengakibatkan menurunnya net profit, karena modal
akan lebih banyak digunakan untuk membiayai perlengkapan pelayanan yang diberikan.

Pada gabungan antara pengaruh variabel pendapatan usaha dan biaya operasional maka didapati
keduanya berpengaruh positif terhadap laba bersih dengan kontribusi sebesar 53% sedangkan
sisanya merupakan faktor lain sebanyak 47%. Dalam akuntansi keperilakuan hal ini mendorong
perusahaan perlu memperhatikan pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan
selama kegiatan operasi berlangsung agar perusahaan dapat menghasilkan laba yang diinginkan,
atau bahkan melakukan perencanaan dan penganggaran laba untuk keberlangsungan usaha.

SIMPULAN

Untuk dapat memahami penganggaran laba, maka bisa ditinjau dari beberapa cara untuk
mengukur laba tersebut, seperti melalui pemahaman dengan laporan keuangan lainnya yang
berkaitan dengan laba, dan melalui beberapa rasio yang dapat mengukur seberapa baik laba
mampu didapatkan untuk nantinya dijadikan patokan dalam merencanakan anggaran laba pada
periode berikutnya. Penganggaran laba pada perencanaan dan pengendalian laba harus berdasar
pada konsep akuntansi keperilakuan yang baik dalam pelaksanaannya, agar dapat sesuai dengan
aturan dan tujuan yang ingin dicapai. Meskipun pada dasarnya ada yang dinamakan
penganggaran laba yang rasional, namun terdapat pula pandangan yang berbeda-beda dalam
memaknai laba dan mendapatkan laba dari usaha. Seperti laba yang tidak seharusnya diperoleh
maksimal dengan menghabiskan bahan baku yang ada untuk menambah produksi, namun lebih
kepada pemakaian bahan baku secukupnya sesuai keperluan dan penggunaan tenaga dari pekerja
pabrik sesuai dengan batas kemampuan harian kerja mereka.


Click to View FlipBook Version