Modul PAI kelas IX MODUL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IX SEMESTER GENAP HAJI DAN UMROH MEMAHAMI SUMBER HUKUM ISLAM TENTANG HAJI DAN UMROH Di Susun Oleh : NASTI, S.Pd SMP NEGERI SUATOR TAHUN AJARAN 2018/2019
Modul PAI kelas IX PEMERINTAH KABUPATEN ASMAT DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI SUATOR Alamat Kampung Binam Distrik Suator Kabupaten Asmat Provinsi Papua SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN Nomor: 421.3/064/SMPN SUATOR/DP/2019 Setelah Melihat Dan mencermati Karya Modul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Ibadah Haji Dan Umroh 1. Identitas : Nama : NASTI, S.Pd Tempat Tugas : SMP Negeri Suator Mapel : Pendidikan Agama Islam Tempat Tugas : SMP Negeri Suator 2. Nama Sekolah : SMP Negeri Suator 3. Materi Pokok : Ibadah Haji Dan Umroh Menyetujui dan mengesahkan Modul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Ibadah Haji Dan Umroh sebagai inovasi. Suator, 12 JULI 2019 Kepala Sekolah SMPN Suator Drs. DAUD LOLONGAN NIP. 19660615 200502 1 004
Modul PAI kelas IX MODUL IBADAH HAJI DAN UMRAH A. Pendahuluan Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu. Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini. Dalam pembelajaran juga akan dilengkapi dengan fasilitas yang dapat membantu terhadap pemahaman siswa, berupa Gambar-gambar proses haji, LCD, laptop, dan spidol. B. Standart Kompetensi Memahami hukum Islam tentang haji dan umrah. C. Kompetensi Dasar • Memahami ketentuan ibadah haji dan umroh • Menjelasakan macam-macam haji • Mempraktikkan manasik haji D. Deskripsi Modul Modul ini merupakan modul pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IX yang bila digunakan dengan tepat akan mempermudah dalam proses pembelajaran. Di dalam modul ini terdapat 2 kegiatan pembelajaran dengan tema besar ibadah haji serta berbagai syarat dan rukun serta tata cara pelaksanaan haji pada Kegiatan pembelajaran 1 . Dan kegiatan pembelajaran 2 mengenai Ibadah Umroh.
Modul PAI kelas IX E. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Sebelum pembelajaran • Di dalam modul ini terdiri dari 2 kegiatan pembelajaran. Sebelum masuk ke materi, akan disajikan pendahuluan terlebih dahulu. • Silabus yang terdiri dari kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu yang disajikan pada awal bab, sebagai pedoman bagi pangguna modul untuk mencapai arah dan tujuan pembelajaran. 2. Selama pembelajaran • Pendalaman materi pada modul. • Mempelajari, mencatat, dan bertanya mengenai materi. • Pengawasan kegiatan belajar dan menjawab pertanyaan • Latihan soal (evaluasi) yang diajukan pada akhir pembahasan. • Mengevaluasi jawaban pada lembar jawaban dengan kunci jawaban. Melakukan praktek tata cara haji 3. Setelah pembelajaran · Menerima keputusan guru untuk meneruskan belajar pada materi selanjutnya atau tetap pada materi yang sama. F. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kepada para pengguna modul untuk dapat memahami hukum Islam tentang haji dan umrah dan menarik kesimpulan sendiri serta mengambil nilai-nilai untuk diaplikasikan dalam ibadah kepada Allah.
Modul PAI kelas IX KEGIATAN BELAJAR 1 IBADAH HAJI A. Pengertian Haji Haji menurut bahasa menyengaja. Sedangkan menurut istilah, haji adalah sengaja mengunjungi Ka’bah dan tempat-tempat lainnya dengan niat beribadah pada waktu tertentu dengan syarat-syarat dan dengan cara-cara tertentu pula. Sayyid Sabiq dalam fiqh sunnah menjelaskan bahwa Haji adalah menyengaja ke Makkah untuk menunaikan ibadah thawwaf, sa’i, wukuf di Arafah dan menunaikan rangkaian manasik dalam rangka memenuhi perintah Allah dan mencari ridhaNya. Mengerjakan haji hukumnya wajib ‘ain bagi orang yang telah memenuhi syaratsyaratnya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an: ّم ٌّي َع ّن الْعَالَ ّإ َّن هللا َغنّ َر فَ َو َمن َكفَ ّيالً ْي ّه َسب ... َوّهّلِل َعل ي َن ﴿٩٧َ ﴾ى النَّا ّس ّح ُّج الْبَ ْي ّت َم ّن ا ْستَ َطا َع إّلَ Artinya,“….mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS. Ali Imran,3:97). Melaksanakan ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup bagi mereka yang telah memenuhi syarat-syarat wajib haji, selebihnya hukumnya sunah. Karena Rasulullah sendiri selama hidupnya hanya melakukan ibadah haji sekali saja. B. Syarat Wajib Dan Syarat Sah Haji 1. Syarat Wajib Haji Syarat wajib haji ialah syarat-syarat yang apabila terpenuhi, maka wajiblah orang tersebut untuk melaksanakan haji. Sebaliknya apabila syarat-syaratnya tidak terpenuhi, maka gugurlah kewajiban haji tersebut. Para ahli fiqh sepakat bahwa syarat-syarat wajib seseorang untuk melaksanakan haji adalah sebagai berikut:
Modul PAI kelas IX a. Islam. b. Berakal sehat. c. Baligh (dewasa). d. Merdeka, bukan hamba sahaya. e. Istitha’ah (mampu), baik biaya, kesehatan, maupun keamanan dalam perjalanan. 2. Syarat Sah Haji a. Agama Islam. b. Dewasa / baligh (bukan mumayyis). c. Tidak gila / waras. d. Bukan budak (merdeka). C. Rukun Haji Rukun Haji adalah perbuatan-perbuatan yang harus dilaksanakan atau dikerjakan sewaktu melaksanakan ibadah haji, dan apabila ditinggalkan ibadah hajinya tidak sah. Adapun rukun haji itu ialah: a. Ihram. b. Wukuf di Arafah. c. Thawaf ifadah. d. Sa’i. e. Tahallul (mencukur atau mengunting rambut sedikitnya 3 helai). f. Tertib. 1) Irham Irham ialah berniat memulai mengerjakan haji atau umrah atau keduanya sekaligus. Ihram wajib dimulai dari miqat zamani maupun miqat makani. Sebelum memulai ihram disunnahkan mandi, membersihkan badan, memotong kuku, mencukur kumis, dan memakai wangi-wangian pada tubuh dan rambut. Setelah memakai pakaian ihram disunahkan shalat dua rakaat dan selalu membaca talbiah. Pakaian irham bagi pria, memakai dua helai kain yang tidak terjahit, satu diselendangkan dan satu lagi sarungkan. Pakaian ihram disunatkan yang berwarna putih. Boleh memakai ikat pinggang yang tidak disimpul mati, tetapi tidak boleh memakai baju dan celana dalam. Sedangkan bagi wanita, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. 2) Wukuf di Arafah Wukuf adalah hadir dan berada di padang Arafah yang dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbitnya fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Artinya orang yang sedang mengerjakan haji wajib berada di padang Arafah pada waktu tersebut. Hal ini didasarkan pada sabda rasulullah SAW :
Modul PAI kelas IX عن عبد الرحمن ابن يعمر: أ هن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال الح هج عرفة من جاء لـيلة جمع قـبل طلوع الفجر فقد أدرك )رواه أحمد وأصحاب السنن( Artinya: ”Dari Abdurrahman bin Ya’mur, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: Haji itu wukuf di Arafah. Barang siapa yang datang pada tanggal 10 Dzulhijjah sebelum terbit fajar, sesungguhnya ia telah mendapatkan waktu yang sah (haji). (HR. Ahmad dan ashhabus Sunan). Wukuf dilakukan setelah shalat jama’ taqdim zhuhur dan ashar. Wukuf dapat dilaksanakan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri, dengan memperbanyak dzikir, istighfar, dan do’a. Sesuai dengan sunnah Rasul, wukuf dilakukan dengan berjamaah kemudian diberikan khutbah. Dalam wukuf, jama’ah haji tidak disyaratkan suci dari hadats. Oleh karena itu wanita-wanita yang sedang haid atau nifas boleh melakukan wukuf. Pelaksanaan wukuf jamaah yang sakit dilakukan dengan pelayanan khusus sesuai dengan kondisi kesehatannya, yang penting berada di Arafah sebagaimana yang telah diisyaratkan Rasul. Bagi yang tidak melakukan wukuf di Arafah maka hajinya tidak sah. Berarti masih berkewajiban melaksanakan haji di tahun-tahun berikutnya apabila memiliki kemampuan. 3) Thawaf ifadah Thawaf adalah perbuatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Thawaf ada empat macam yaitu thawaf rukun yang disebut thawaf ifadhah, sehingga apabila ditinggallkan atau tidak dikerjakan hajinya tidak sah/batal. Sedangkan tiga yang lainnya adalah thawaf qudum (thawaf selamat datang), thawaf wada’ (thawaf selamat tinggal) yang oleh madzhab syafi’i dimasukkan sebagai wajib haji sehingga apabila ditinggalkan dikenakan dam, serta thawaf Tathawwu’ atau thawaf sunah. Adapun syarat-syarat orang yang melakukan thawaf adalah sebagai berikut : a. Suci dari hadats (hadats kecil maupun besar) dan najis. b. Menurut aurat. c. Sempurna tujuh kali putaran. Apabila ragu mengenai jumlah putarannya maka hitunglah jumlah yang sedikit, kemudian tambah putarannya sampai mencukupi tujuh kali. d. Thawaf dimulai dari hajar Aswad dan diakhiri pula di hajar Aswad. e. Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang thawaf, apabila berada di sebaliknya maka thawafnya tidak sah. f. Thawaf itu di luar Ka’bah dan masih berada di dalam Masjidil haram. 4) Sa’i Sa’i adalah berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Adapun syarat-syarat Sa’i adalah sebagai berikut: a. Waktu sa’i hendaknya dilakukan setelah thawaf. b. Sa’i hendaknya dilakukan tujuh kali.
Modul PAI kelas IX c. Sa’i dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. 5) Tahallul (mencukur atau mengunting rambut sedikitnya 3 helai) Mencukur rambut adalah salah satu rukun haji yang berfungsi sebagai bagian dari tahallul (penghalal) terhadap beberapa hal yang diharamkan dalam haji. Dalam mencukur rambut paling sedikit tiga helai rambut. Bagi wanita tidak perlu mencukur rambut tetapi cukup memotong atau digunting. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda ”Semoga Allah merahmati orang-orang yang mencukur rambut (Muhallaqin), lalu para sahabat bertanya apa juga termasuk orang yang memotong rambut ya Rasul, yang diulang-ulang sampai tiga kali. Beliau pun mengulang jawaban sampai tiga kali, Allah merahmati orang yang mencukur, baru beliau menjawab yang keempat kalinya, semoga juga orang yang memotong rambut (muqashirin)”. (HR. Bukhari dan Muslim). Sebab dari diulang-ulangnya doa yang diucapkan Rasulullah bagi orang-orang yang mencukur (muhallaqin), menandakan bahwa mencukur atau memotong rambut itu wajib dilakukan, seperti hadits tersebut di atas. Hal itu juga diisyaratkan oleh alQur’an dalam surat al-Fath (48) ayat 27. Adapun orang melakukan pemotongan itu haruslah orang lain yang sudah haji atau sudah tahalul lebih dahulu. 6) Tertib Menertibkan rukun artinya mendahulukan rukun yang semestinya lebih dahulu dikerjakan. Seperti mendahulukan ihram dari rukun-rukun lain, mendahulukan wukuf di Arafah daripada thawaf, mendahulukan Sa’i daripada bercukur (tahallul). D. Wajib Haji Wajib haji adalah ketentuan-ketentuan haji baik berupa perbuatan maupun perkataan yang wajib dilaksanakan dalam ibadah haji, jika ditinggalkan hajinya tetap sah tetapi wajib membayar dam (denda). Wajib haji itu meliputi Ihram dari miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melempar jumrah, menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang selama ihram, serta thawaf wada’. 1) Ihram dari Miqat. Disini yang menjadi wajib haji adalah dari miqat-nya dan bukan ihramnya karena ihram sendiri termasuk rukun haji. Yang dimaksud Miqat adalah tempat dan waktu yang ditentukan untuk mengerjakan haji. Ihram dari miqat artinya niat haji dan atau umrah dari miqat, baik miqat makani maupun miqat zamani. Diantara miqat makani (tempat memulai ihram) adalah Bir Ali, Ji’ronah, Tan’im, dan Bandara King Abdul ’Aziz. 2) Mabit (bermalam) di Muzdalifah Secara harfiah mabit berarti bermalam. Sedangkan menurut istilah, mabit di muzdalifah adalah berada di Muzdalifah hingga lewat tengah malam, boleh dalam kondisi jaga maupun tidur. Mabit di Muzdalifah dilakukan setelah wukuf di
Modul PAI kelas IX Arafah, yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat mabit di Muzdalifah biasanya dipergunakan untuk mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70 buah guna melempar jumrah. Jamaah haji yang tidak melakukan mabit di Muzdalifah diwajibkan membayar dam. 3) Melempar Jumrah Melempar jumrah yaitu melempar tugu/jumroh yang telah ditentukan sebanyak tujuh kali lemparan dengan menggunakan kerikil/batu kecil. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, melempar jumroh yang wajib dilakukan jamaah haji hanyalah melempar jumroh ’aqabah sebanyak tujuh kali lontaran hingga mengenai tugu aqabah atau minimal masuk pada kubangan yang ada pada tugu tersebut dengan niat mengusir syaitan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan tahallul awal yang ditandai dengan pemotongan rambutnya oleh orang yang sudah berhaji guna memperoleh halalnya semua larangan-larangan haji, selain larangan bersetubuh. Adapun waktu yang syah untuk melempar dimulai setelah lewat tengah malam sampai terbenam matahari, sedangkan waktu yang paling utama dalam melempar jumrah Aqabah adalah waktu dhuha. Sedangkan melempar jumroh yang disyariatkan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, pada setiap harinya ada tiga jumroh yaitu jumroh ula, jumroh wustha, dan jumroh ’aqabah yang utamanya dilaksanakan sesudah tergelincir matahari (matahari mulai condong ke barat). Masing-masing jumroh dilempar sebanyak tujuh kali, dengan setiap lemparan satu kerikil. Melempar jumroh itu boleh hanya sampai pada tanggal 12 Dzulhijjah saja lalu kembali ke Mekkah yang disebut nafar awal. Dan bagi orang yang ingin menyempurnakannya sampai tanggal 13 Dzulhijjah disebut nafar tsani. 4) Mabit (bermalam) di Mina. Pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah diwajibkan bermalam di Mina atau berada di Mina hingga lewat tengah malam. Bagi yang nafar awal boleh bermalam di Mina hanya pada malam 11 dan 12 Dzulhijjah saja. 5) Menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang (muharramat). Menjauhkan diri dari muharramat artinya meninggalkan atau menghindarkan diri dari melakukan hal-hal yang terlarang dalam haji. Orang yang melanggar hal-hal yang terlarang, wajib baginya membayar denda (dam). 6) Thawaf Wada’ Thawaf Wada’ (thawaf perpisahan) dilakukan ketika akan meninggalkan baitullah di Mekkah. Cara melakukannya sama dengan thawaf yang lain, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
Modul PAI kelas IX E. Sunah Haji Sunah haji adalah hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan dalam haji guna kesempurnaan ibadah haji dan apabila ditinggalkan hajinya tetap syah. Adapun halhal termasuk sunnah haji, yaitu: 1) Membaca talbiyah dengan suara nyaring bagi laki-laki dan dibaca dengan suara pelan bagi perempuan. Waktu membacanya yaitu sejak ihram sampai saat melempar jumrah ’aqabah pada hari raya qurban. Lafadz talbiyahsebagai berikut: لبهـيك الل لك والملك ال شريك لك هه هم لبهـيك, لبهـيك ال شريـك لـك لبهـيك ا هن الحمـد و النهعـمة Artinya, “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, Sesungguhnya segala puji dan kebesarannya untuk-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu”. 2) Membaca shalawat dan do’a sesudah membaca talbiyah. 3) Melaksanakan thawaf qudum. Thawaf qudum disebut juga dengan thawaf talbiyah, karena thawaf ini adalah thawaf penghormatan kepada Ka’bah. 4) Masuk ke Ka’bah (baitullah) dari Hijir Ismail. Hal ini sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi. F. Larangan-Larangan Bagi Orang Yang Melakukan Haji a. Memakai pakain yang dijahit (menyarung). Kecuali wanita. b. Menutup kepala bagi laki-laki dan menutup muka bagi wanita. (boleh melakukan sesuatu yang tidak dianggap tidak menutup, misalnya meletakkan tangan di atas kepala). c. Memotong atau mencabut kuku kecuali jika kuku itu pecah dengan sendirinya dan pecahnya itu menganggu terlaksananya amalan ihram maka boleh menghilangkan kuku yang pecah itu. d. Memotong atau mencabut atau menyisir rambut. e. Memakai wangi-wangian. f. Berburu binatang yang halal dimakan dagingnya. g. Memotong pohon yang tumbuh ditanah haram. h. Nikah atau menikahkan. i. Bersetubuh. j. Bersentuhan kulit dengan maksud menyalurkan nafsu sahwat. G. Dam (Denda) Denda atau tebusan bagi mereka yang menunaikan haji atau umrah tetapi melakukan pelanggaran ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan. Pelanggaran itu misalnya melakukan larangan – larangan Ihram atau tidak dapat menyempurnakan wajib haji seperti mabit di Mina atau Muzdalifah. Para Ulama tela sepakat bahwa
Modul PAI kelas IX seseorang yang menunaikan ibadah haji akan dikenakan Dam apabila melakukan antara lain pelanggaran – pelanggaran sebagai berikut: a. Melakukan Haji Qiran atau Tamattu. b. Tidak Ihram dari Miqat. c. Tidak Mabit I di Muzdalifah. d. Tidak Mabit II di Mina. e. Tidak melontar Jumrah. f. Tidak melakukan Tawaf Wada. Berikut macam-macam Dam antara lain : 1) Dam Takhyir Ta’dil yaitu membayar dam untuk kesalahan melakukan salah satu dari dua perkara yaitu: memburu binatang darat yang boleh dimakan dagingnya, atau menebang, memotong dan mencabut tanaman di tanah suci. Dendanya adalah salah satu berikut ini : Memotong seekor kambing atau memberi Fidayah kepada fakir miskin senilai satu kambingitu atau berpuasa selama 10 hari. 2) Dam Takhyir Takdir yaitu membayar denda karena melakukan satu dari laranganlarangan berikut ini: a) Memotong ,mencabut rambut atau bulu badan b) Mengenakan pakaian terlarang sewaktu ihram. c) Memakai minyak wangi pada rambut atau jenggot. d) Memakai wewangian pada badan atau pakaian. e) Bersetubuh sebelum Tahallul kedua Dam yang dikenakan terhadap pelanggaran tersebut adalah memotong seekor kambing atau memberi makan fakir miskin senilai kambing itu atau berpuasa selama 10 hari. 3) Dam Tartib Ta’dil yaitu membayar denda karena bersetubuh dengan istri sebelum tahallul, yaitu dengan menyembelih seekor unta atau 7 ekor kambing atau memberi makan fakir miskin senilai satu unta atau berpuasa selama 10 hari. 4) Dam Tartib Takdir yaitu membayar denda karena melakukan salah satu perkara – perkara sebagai berikut: a) Melakukan Haji Tamattu atau Qiran. b) Tidak melakukan Wukuf di Arafah. c) Tidak Melontar Jumrah. d) Tidak Mabit di Muzdalifah. e) Tidak Mabit di Mina. f) Tidak Ihram di Miqat. g) Tidak melakukan Tawaf Wada. h) Tidak memenuhi nazar yang diikrarkan.
Modul PAI kelas IX Dam yang dikenakan terhadap pelanggaran tersebut adalah memotong seekor kambing atau memberi makan fakir miskin senilai kambing itu atau berpuasa selama 10 hari. H. Tata Urutan Melakukan Ibadah Haji a. Melakukan ihram dari miqat b. Wukuf di Arrafah c. Mabit di Muzdalifah, Mekah d. Melempar jumrah ‘aqabah e. Tahalul f. Mabit di Mina g. Tawaf ifadah
Modul PAI kelas IX KEGIATAN BELAJAR 2 A. DEFINISI UMRAH Umrah secara bahasa ziarah. Sedang menurut istilah umrah adalah ziarah ke ka’bah, thawaf, sa’i dan tahallul. Atau dengan pengertian lain, bahwa umrah adalah ibadah yang dilakukan dengan ihram dari miqat, kemudian thawaf, sa’i dan diakhiri dengan tahallul (mencukur/menggunting rambut) serta dilakukan dengan tertib. Jika haji hanya diwajibkan sekali dalam seumur hidup dan waktunya tertentu saja. Maka Umrah dapat dikerjakan sewaktu-waktu di luar waktu mengerjakan haji. Firman Allah swt dalam QS. Al-Baqarah (2) ; ayat 196. َح ج ْ مواال َواَتِ ُّ عُ ْمَرةَ ْ َوال للاِ Artinya: “ dan sempurnakanlah Ibadah haji dan Umrah karena Allah.( QS. Al-Baqarah [2] ; ayat ; 196). Ibadah Umrah dapat dilaksanakan kapan saja dan waktu pelaksanaannya tidak di tentukan bisa juga di kerjakan bersama-sama dengan Ibadah haji. Ibadah Umrah di sebut juga Haji kecil karena ibadah Umroh sama dengan Ibadah haji. Hukum melaksanakan Umrah adalah Fardu A’in termasuk baik laki-laki maupun perempuan. B. SYARAT-SYARAT UMRAH . Syarat haji adalah Hal- hal yang harus di penuhi sebelum mengerjakan haji dan tetap terjaga dalam melaksanakan ibadah haji. Syarat Haji terbagi dua yakni ; a. Syarat Wajib Haji dan b. syarat sah haji sebagiman terlihat di bawah ini : Syarat – syarat Umrah sebagai berikut 1. Islam 2. Baligh 3. ada muhri nya 4. mampu (istita’ah) Syarat Sah Umrah 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal 4. Merdeka. C. RUKUN UMRAH Rukun Umrah adalah sebagai berikut : 1) Ihram (Niat Umrah) Ihram adalah niat menuju ke Mekah untuk melaksanakan ibadah umrah. Ihram dimulai dari miqat. Pakaian ihram berupa pakaian putih-putih yang melambangkan
Modul PAI kelas IX kesucian dan kesederhanaan. Bagi laki-laki pakaian tersebut berupa 2 lembar kain yang tidak dijahit, yang satunya dililitkan untuk menutupi aurat (dari pinggang hingga lutut), satu lembar lagi diselempangkan ke pundak kiri, sedangkan pundak kanan dibiarkan terbuka. Pakaian ihram dikenakan mulai dari miqat. 2) Tawaf Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah tujuh kali dengan arah ke kiri atau berlawanan dengan jarum putaran jam. Thawaf dilakukan di Ka’bah yang dimulai di Hajar Aswad atau garis yang sejajar dengan Hajar Aswad. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah 7 kali dengan arah kiri sesuai dicontohkan Rosulullah saw dan sesuai dengan putaran planet di alam semesta yang berpengaruh pula pada ritme biologis manusia. Tawaf dimulai dengan menyentuh hajar aswad atau memberi isyarat pada garis yang ditarik lurus dari sudut hajar aswad, dengan mengucap Bismillahi Allahuakbar sebanyak 7 kali dan diakhiri dengan sholat sunah 2 rokaat di belakang Maqom Ibrahim, dengan mem baca QS. Al Kafirun pada rakaat pertama dan QS. Al-Ikhlas pada rakaat kedua dan berdoa, kemudian di sunahkan minum air zamzam. Adapun syarat dari tawaf : 1. Menutuf aurat 2. Di mulai dari hajar Aswad 3) Sa’i Sai dilakukan setelah tawaf, dimulai naik ke Shofa dengan membaca: Hukum Sai adalah wajib, berdasarkan firman Allah: اَّنل اصَفا ِ ا ةَ َ و ْ ر َ الْم َ ْ و ن ِ م ا َ ِللا َشع ِر ِ ئ ْ َن فَم اج ْ ح َت َ ي َ الْب َ ر َ َم ِوْعت َ فَلَ ا َ اح َ ن ُ ج ِ ه ْ لَي َ او َف ا ْ ياطا ع أَن َ م ْ ِبِِ َن م َ َع و َطَاو ت ا ً ان َخْْي ِ فَا م ْ ي ِ َعل ر للاَ َشاكِ Artinya : “Sesunggunya Shafaa dan Mawrah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka berang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikani, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri kebaikan lagi Maha Penyayang”. (QS. 2:158). Dan berdo’alah ketika di atas shofa sebagai berikut : ِِب ِللا ذُ ْ ُو َع ا َ ن ِ م ْطَانِ ال اشي ِم ْ ال , ِم ارِجي ْ ِس ِن ِللا ب ال ِم ارْْحَ ْ ي ارحِ ال ان ِ ال اصَف ةَ ا ا َ و ْ ر َ الْم َ ْ و ن ِ م ا َ ِر َشع ِ ِللا ئ
Modul PAI kelas IX Diatas Shofa kita menghadap ke ka’bah untuk berdo’a, seusai berdo’a berjalan menuju ke Marwa. Naik ke Marwah dengan membaca : ِِب ِللا ذُ ْ ُو َع ا َ ن ِ م ْطَانِ ال اشي ِم ْ ي ال , ِم ارجِ ْ ِس ِن ِللا ب ال ِم ارْْحَ ْ ي ارحِ ال ان ِ ال اصَف ةَ ا ا َ و ْ ر َ الْم َ و ْ ن ِ م ا َ ِر َشع ِ ِللا ئ Diatas Marwah menghadap ka’bah untuk berdo’a, sesai berdo’a berjalan menuju Shofa, dilakukan sebanyak 7 kali. Perjalanan berakhir di Marwa. Setelah Sai selesai, kemudian melaksanakan tahalul 4) Tahalul Thalul adalah memotong rambut. Dalam memotong rambut hendaknya paling sedikit tiga helai yang di potong. Boleh menggunting rambut, dengan mencukur pendek atau mencukur gundul yang dimulai dari sebelah kanan. Maka selesailah ibadah umrah. Tahalul dalam ibadah Haji tersebut terbagi dua yakni Tahalul Awal dan tahalul Tsani D. SUNAH UMRAH 1. memebaca talbiyah 2. berdoa setelah membaca tal biyah 3. melaksanakan tawaf kudum ketika memasuki Masjidil Haram 4. membaca Zikir sewaktu Tawaf 5. salat dua Rakaat setelah Tawaf 6. masuk kedalam Ka’bah E. LARANGAN DALAM IBADAH UMRAH. 1. Dilarang memakai wangi wangian; 2. Menghilangkan Rambutyang ada di badan 3. Dilarang memotong kuku 4. Dilarang mengadakan akad nikah 5. Di larang bersetubuh dan bercumbu rayu 6. Di larang memburu dan membunuh Binatang F. Perbedaan Haji dan Umraoh No Haji Umrah 1 Waktu di ditentukan yakni bulah Zulhijah Waktunya kapan saja 2 Ada wukuf di padang Arafah Tidak ada wukuf
Modul PAI kelas IX 3 Melaksanakan tawaf kudum ketika memasuki masjidil haram Hanya ada Miqat makani dalam Umrah dan tidak ada miqat Jamani 4 Bagian dari rukun Islam ke 6 Bukan termasuk ke rukun Islam tapi Hukumnya fardu A’in 5 Ibadah haji tidak bisa dilakukan dengan Ibadah Umrah Ibadah umron dapat di lakukan ketika ibadah haji Para ulama fiqih sepakat bahwa ibadah haji dan umrah adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim yang mempunyai kemampuan biaya, fisik dan waktu, sesuai dengan nash Al-Qur’an: ِ ِِلّ ع الناا ِس ج َ ز لَى َ ْ ح ِت ِ ي َ الْب ِن َ َع م َطَا ت ْ اس ِ ه ْ لَي ِ ْلَ ا ي ِ ب َ س Artinya : “Dan Allah mewajibkan atas manusia haji ke Baitullah bagi orang yang mampu mengerjakannya” . (QS.3:97). Firman Allah : اج َ واا ْْل ِ َِت ا َ و ةَ َ ر ْ ُم الْع َ ِللا و Artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah”. (QS. 2:196). Kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, sedangkan haji berikutnya hukumnya sunah. Sabda Rasulullah saw. ج َ مار أَ ْْل ة ْ َن فَم َ اد َ ز َ ُو َطَاوع فَ ه ت Artinya :“Haji itu wajibnya hanya satu kali, dan selebihnya adalah sunnah” (HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah). Apabila sudah memiliki bekal yang cukup untuk berangkat haji, segera berangkat menunaikannya karena kamu tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Sabda nabi. ا ْ اجلُو َ َع ت ّ ِج َ لَىا ْْل ِ ْ َضةَ ا ىالَْفِري ِ ن ْ ع َ ي ان ِ فَا ْ َدُكم َ َ ْد ا ِرى َح ُض الَت ِر ْ ع َ اي َ م ُ لَه Artinya : “Bersegeralah kamu menunaikan ibadah haji, yakni menunaikan kewajiban, maka sesungguhnya kamu tidak mengetahui sesuatu yang akan datang (yang akan terjadi)”. (HR. Ahmad). Lebih dari itu, bagi orang yang sudah mampu tapi enggan berangkat menunaikan ibadah haji, maka baginya mati Yahudi atau Nasrani, sabda nabi. ْ َن َك م لَ َ ً م اد ز لَةً َ احِ َ ر َ ْ و َل َ ََي َت ُ و اج ْ ي َ ِللا ب فَلَ ُ َ ُض ره َت ي ا َ م ْ َو اًّيا دِ ْ ُو ه َ ي ياا ِ ان َ َ ْصر ن *
Modul PAI kelas IX Artinya : “Barang siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan (sudah mampu), dan ia belum haji ke Baitullah maka tidak ada yang menghalangi baginya mati Yahudi atau Nasrani”. (HR. Tirmidzi). Keutamaan haji dan umrah meliputi: 1. Haji yang mabrur merupakan amal yang paling utama karena dipenuhi dengan kebajikan yang ditandai dengan lemah lembut dalam ucapan dan suka menyumbang makanan. (Hadits yang diterima dari Abu Hurairah). Ciri haji yang mabrur ditandai dengan sifat dan keadaan setelah haji lebih baik dibandingkan sebelumnya. 2. Haji merupakan jihad bagi laki-laki yang tua, lemah dan wanita (Hadits riwayat Nasai dan riwayat Buchori dan Muslim). 3. Haji akan menghapus dosa seperti pada saat dilahirkan (Hadits riwayat Buchori-Muslim), haji akan mengapus dosa yang terjadi sebelumnya (Hadits riwayat Muslim) 4. Haji dan umrah akan melepaskan kemiskinan dan kesalahan, seperti kipas angin menerbangkan kotoran-kotoran besi, emas dan perak. Dan ganjaran haji mabrur adalah surga (Hadits riwayat Nasai). 5. Orang-orang yang mengerjakan haji dan umrah merupakan duta-duta Allah sehingga jika mereka memohon kepada-Nya pasti akan dikabulkannya, dn jika mereka minta ampun, pasti akan diampuni-Nya. (Hadist riwayat Ibnu Majah) 6. Pahala haji adalah surga (Hadits Buchori dan Muslim). Jika kita meninggal saat mengerjakan haji dan umrah, maka dijamin oleh Allah akan masuk surga, namun jika kembali akan diberkahi-Nya oleh-oleh dan pahala (Hadits yang diriwayatkan dengan sanad Hasan oleh Ibnu Jureij) 7. Keutamaan mengeluarkan biaya haji sama dengan mengeluarkan untuk perang di jalan Allah. Satu dirham menjadi 700 kali lipat (Hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Thabrani, dan Baihaqi) 8. Ibadah haji dapat dilakukan oleh orang yang sudah meninggal oleh orang yang telah melaksanakan haji untuk sendirinya (HR. Muslim dan HR. Ibnu Majjah), sedangkan pahala bagi anak kecil diberikan kepada orang tuanya, namun anak tersebut belum wajib haji. (HR. Muslim).
Modul PAI kelas IX UJI KOMPETENSI A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d pada jawaban yang paling tepat ! 1. Wukuf di padang Arafah merupakan salah satu dari…. a. Syarat haji c. Sunah haji b. Rukun haji d. Wajib haji 2. Lari-lari kecil yang dilakukan oleh para calon jamaah haji dari saf ke Marwah mengingatkan kisah…. a. Siti Fatimah c. Siti Hajar b. Siti Masitah d. Siti Sarah 3. Pakaian yang dipakai Ketika melaksanankan wukuf bagi laki-laki adalah… a. Ihram c. Jubah b. Surban d. koko 4. Jjumrah yang ketiga Bernama… a. Jumrah ula c. Jumrah Agabah b. Jumrah wustha d. Jumrah auwalu 5. Mabit di Musdalifah merupakan rangkaian dari.. a. Sunah haji c. Rukun haji b. Wajib haji d. syarat haji 6. Perbedaan antara haji dan umrah adalah….. a. Ihram c. Sa’i b. Wukuf d. Tahallul 7. Orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji adalah orang yang… a. Pejabat c. Merdeka b. Kaya raya d. Mampu 8. Serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh para jamaah haji dan tidak dilaksanakan menyebabkan tidak sah adalah…. a. Wajib haji c. ruku haji b. Sunah haji d. syarat haji 9. Haji kecil nama lain dari…. a. Umrah c. awaf b. Tawaf d. wukuf 10. Tawaf yang dilakukan pada saat tiba di Mekkah adalah….. a. Wada’ c. Haji b. Ifadah d. Qudam
Modul PAI kelas IX II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! 1. Kata haji menurut bahasa berarti ..... 2. Niat disertai memakai pakaian ihram disebut ..... 3. Shalat arba’in biasanya dikerjakan jamaah haji di masjid .... 4. Lari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwa disebut .... 5. Tujuan orang melakukan ibadah haji dan umrah adalah ..... III. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian haji dan umrah! 2. Apa yang dimaksud dengan rukun haji itu? Apa saja yang termasuk rukun haji? 3. Jelaskan perbedaan antara rukun haji dan wajib haji! 4. Jelaskan cara-cara yang dibenarkan dalam melakukan ibadah haji dan umrah! 5. Sebutkan perbedaan antara ibadah haji dan umrah itu! I. Pilihan ganda No A B C D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II. Islah titik-titik ….. 1. ………………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………… 3. ………………………………………………………………………………… 4. ………………………………………………………………………………… 5. …………………………………………………………………………………
Modul PAI kelas IX III. Jawab dengan singkat dan benar 1 ………………………………………………………………………………… 2 ………………………………………………………………………………… 3 ………………………………………………………………………………… 4 ………………………………………………………………………………… 5 ………………………………………………………………………………… Nilai Guru PAI Paraf orang tua