The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by putusudarmawaniwayan, 2021-07-10 00:14:04

RPP Pertemuan 2_sudarmawan (1)

RPP Pertemuan 2_sudarmawan (1)

Sekolah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran (RPP)
Kelas/ Semester
Materi Pokok : SMA Swastyastu Abang
Alokasi Waktu : Sejarah Indonesia
: XI/ Ganjil
: Kekuasaan VOC di Indonesia
: 2 x 45 Menit (pertemuan 2)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar, Nilai Karakter dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Nilai Karakter Indikator Pencapaian
Kompetensi

3.1 Menganalisis proses masuk 1. Religius 3.1.3 Menjelaskan

dan perkembangan 2. Nasionalisme terbentuknya VOC

penjajahan bangsa Eropa 3. Gotong 3.1.4 Menganalisis

(Portugis, Spanyol, Belanda, Royong Keserakahan dan

Inggris) ke Indonesia. 4. Integritas Kekejaman VOC di

5. Mandiri Indonesia

3.1.5 Menganalisis faktor-

faktor penyebab

pembubaran VOC

4.1 Mengolah informasi tentang 4.1.1 Menyajikan cerita

proses masuk dan sejarah tentang

perkembangan penjajahan perkembangan VOC di

bangsa Eropa (Portugis, Indonesian dalam

Spanyol, Belanda, Inggris) berbagai bentuk cerita

ke Indonesia dan Sejarah

menyajikannya dalam bentuk

cerita sejarah.

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pengetahuan
1. Melalui kegiatan tanya jawab, peserta didik mampu menjelaskan terbentuknya VOC
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik mampu menjelaskan kebijakan-
kebijakan yang dilakukan VOC di Indonesia
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik mampu menganalisis faktor-faktor
penyebab pembubaran VOC

Tujuan Keterampilan
1. Melalui kegiatan diskusi kelompok peserta didik mampu mempresentasikan informasi

yang didapat mengenai VOC berdasarkan garis kronologi yang telah dibuat di depan kelas

D. Materi Pembelajaran
1. Lahirnya VOC
2. Keserakahan dan Kekejaman VOC di Indonesia
3. VOC gulung Tikar
Fakta :
a). Para Tokoh Gubernur jenderal VOC
b). Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur/Kongsi dagang India Timur/
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC)

Konsep :
a) Verplichte Laverantie yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yg telah
ditetapkan oleh VOC,dan melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada
VOC.
b) Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c) Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh
ditanam.
d) Ekstirpasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
over produksi yg dapat menyebabkan harga rempah-rempah merosot.
e) Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) untuk
mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggaran

Prinsip :
Kebijakan kebijakan VOC di Indonesia

Prosedural :
a. Kronologi Lahirnya VOC
b. Kronologi Runtuhnya kekuasaan VOC di Indonesia

E. Metode Pembelajaran : Scientific
1. Pendekatan Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Group Resume
2. Model Pembelajaran :Ceramah, diskusi, presentasi, tanya jawab

3. Metode Pembelajaran

F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media : Power point, gambar, Video, LKPD, Bahan Ajar

2. Alat : Laptop, papan tulis, spidol, penghapus papan tulis

G. Sumber Belajar
1. Penyusun.2017.Buku Guru Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas
XI.Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(Hal. 24 – 38)

2. Penyusun.2017.Buku Siswa Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas

XI.Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Ricklefs, M.C. 2005.Sejarah Indonesia Modern 1200-2004.Jakarta:Serambi. (Hal. 71 -79)

4. Farid, Samsul.2017.Sejarah Indonesia untuk Siswa SMA-MA/SMK-MAK Kelas
XI.Bandung:Yrama Widya. (Hal. 15 – 16)

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Aktivitas Alokasi
Pembelajaran 4 C, Unsur PPK dan Waktu
pembelajaran HOTS 20 Menit

Pendahuluan 10 menit

1. Guru memberikan salam PPK: meningkatkan

dan berdoa keimanan dan

2. Guru mengecek ketaqwaan terhadap

kesiapan peserta didik agama dan

Motivasi dalam kesiapan untuk kepercayaan.

memulai pembelajaran (religius)

3. Guru melakukan absensi

kepada peserta didik

4. Guru memandu peserta

didik untuk PPK: meningkatkan
rasa cinta tanah air
menyanyikan Indonesia dengan menyanyikan
lagi wajib nasional
Raya (nasionalisme)

5. Literasi : Guru

menyuruh peserta didik

untuk membaca materi

di buku siswa

6. Motivasi : mengaitkan PPK: siswa memiliki

hasil rempah-rempah motivasi untuk

terhadap kejayaan berprestasi (integritas)

Indonesia

7. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

8. Guru menyampaikan

langkah-langkah

kegiatan yang akan

dilakukan peserta didik

dalam pembelajaran.

Guru menampilkan rempah-

rempah atau bumbu-bumbu

Apersepsi dapur untuk diamati dan
Orientasi
dikaitkan dengan materi

yang akan dibahas 4C:Menggali
informasi dari peserta
Guru menyampaikan topik didik tentang materi 10 menit
yang telah dibahas
materi “Kekuasaan VOC di pada pertemuan
Indonesia” sebelumnya.

Guru membagi kelas
menjadi delapan kelompok
siswa, masing masing
kelompok sekitar 4-5 Orang

Inti 60 Menit
10 menit
1. Guru menayangkan 15 menit

bebrapa gambar,

misalnya gambar tokoh

VOC seperti Pieter Both,

2. JP. Coen, gambar/Foto Kegiatan Literasi:
Museum Fatahilah, Mencari informasi
gambar rempah rempah, dan kesimpulan di
peta Maluku internet
Peserta didik dibimbing

Orientasi dan diberikan Unsur PPK:
Masalah permasalahan yang akan Pemaknaan terhadap
dikaji, yaitu: peristiwa-peristiwa
a. Bagaimana sejarah sejarah Indonesia
pada masa lalu
lahirnya VOC (nasionalisme)
b. Apa-apa saja bentuk

keserakahan dan

Kekejaman VOC di

Indonesia

c. Apa penyebab VOC

gulung tikar

3. Peserta didik berdiskusi 4C : dengan

Memunculkan dengan kelompoknya mengamati gambar,

Hipotesis serta untuk menentukan Siswa berupaya

Mengumpulkan hipotesis sekaligus memecahkan masalah

Data/mencari mencari informasi dengan berpikir kritis

sumber dengan membaca buku

atau mencari di internet

untuk menjawab

masalah yang dikaji

4. Setiap kelompok 4C:siswa bersama
berkolaborasi
mendapatkan tugas memecahkan masalah
di dalam kelompok
melakukan eksplorasi,
4C
mengasosiasi melalui siswa berdiskusi,
saling memberikan
diskusi kelompok tanggapan beradu
argumen,
sehingga menemukan bekerjasama dalam
menyelesaikan
rumusan jawaban dari pertanyaan yang
diajukan
masing masing tugas
PPK: Siswa
yang diberikan : bergotong royong
dalam memecahkan
a. Kelompok 1 dan 2 sebuah masalah
(gotong royong)
bertugas

mendiskusikan

tentang tujuan dan

perkembangan awal

VOC

b. Kelompok 3 dan 4

berdiskusi dan

merumuskan tentang

Pengembangan berbagai kebijakan
dan
dan kekejaman VOC
menyajikan
hasil karya c. Kelompok 5 dan 6

Menganalisa mendiskusikan dan 30 menit
dan 5 menit
mengevaluasi merumuskan tentang
proses
pemecahan reaksi rakyat terhadap
masalah
keserakahan VOC

d. Kelompok 7 dan 8

berdiskusi dan

merumuskan tentang

proses kebrangkutan

VOC

e. Presentasi hasil

masing masing

kelompok dalam

rangka

mengkomunikasikan

hasil karya kelompok.

Pada saat kelompok

tertentu presentasi

kelompok lain dapat

bertanya, demikian

sampai masing

masing mendapat

gikiran

5. Guru memberikan

umpan balik positif dan

penguatan dalam bentuk

lisan pada kelompok-

kelompok diskusi yang

telah selesai melaporkan

hasil diskusinya.

Penutup 1. Guru merangkum semua 10 menit
Review jawaban siswa dan
menyimpulkannya
secara singkat

2. Guru bersama peserta PPK:meningkatkan
semangat siswa untuk
didik melakukan berprestasi

penilaian bersama,

terhadap hasil kinerja

kelompok yang

dianggap baik, nantinya

penilaian tersebut

Penguatan digabungkan dan
karakter
diberikan penghargaan
Assesment
kepada kelompok yang

terbaik.

3. Guru menanyakan

tentang nilai moral apa

yang bisa diambil dari

proses pembelajaran hari

ini.

4. Guru menginformasikan

materi pertemuan

selanjutnya yaitu masa

Pemerintahan Deandels

dan Raffles

5. Guru mengarahkan siswa PPK: meningkatkan
keimanan dan
untuk berdoa menurut ketaqwaan terhadap
agama dan
kepercayaan masing- kepercayaan.
(religius)
masing.

6. Guru menutup pelajaran.

I. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian Sikap

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Penilaian : Lembaran Observasi

c. Instrumen Penilaian : Terlampir

2. Penilaian pengetahuan

a. Teknik Penilaian : tes tertulis

b. Bentuk Penilaian : soal uraian

c. Kisi-kisi : (Terlampir pada lampiran 2)

d. Instrumen penilaian : (Terlampir pada lampiran 2)
e. Rubrik Penilaian Pengetahuan : (Terlampir pada lampiran 2)

3. Penilaian keterampilan

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Penilaian : Lembar observasi

c. Kisi-kisi : (Terlampir pada lampiran 3)

d. Instrumen penilaian : (Terlampir pada lampiran 3)
e. Rubrik Penilaian : (Terlampir pada lampiran 3)

J. Materi Remidial dan Pengayaan

1. Remidial :
Program Remidi diberikan kepada Siswa yang belum memenuhi kompetensi
minimalnya yang dituntut olehe kompetensi dasar, siswa akan diberikan soal soal
terkait materi yang diajarkan misalnya soal uraian

2. Pengayaan :
Bagi siswa yang sudah mencapai standar/dipandang tuntas akan diberikan
tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan siswa teridentifikasi ketuntasan

belajar yang telah ditentukan kurikulum. siswa diberikan soal soal dan menjadi
tutor teman sebayanya

Mengetahui, Karangasem, 20 Juli 2021
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. I Nyoman Mari I Wayan Putu Sudarmawan, S.Pd
NIP. - NIP.-

LAMPIRAN 1
Materi Pembelajaran

Kekuasaan VOC di Indonesia

A. Lahirnya VOC
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa tujuan kedatangan orang-orang Eropa ke dunia

timur antara lain untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan. Tujuan ini dapat dicapai setelah
mereka menemukan rempahrempah di Kepulauan Nusantara. Berita tentang keuntungan yang
melimpah berkat perdagangan rempah-rempah itu menyebar luas. Dengan demikian, semakin
banyak orang-orang Eropa yang tertarik pergi ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan
bersaing meraup keuntungan dalam berdagang.

Para pedagang atau perusahaan dagang Portugis bersaing dengan para pedagang Belanda,
bersaing dengan para pedagang Spanyol, bersaing dengan para pedagang Inggris, dan seterusnya.
Bahkan tidak hanya antarbangsa, antarkelompok atau kongsi dagang, dalam satu bangsapun
mereka saling bersaing. Oleh karena itu, untuk memperkuat posisinya di dunia timur
masingmasing kongsi dagang dari suatu negara membentuk persekutuan dagang bersama.

Sebagai contoh seperti pada tahun 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang yang
diberi nama East India Company (EIC). Kongsi dagang EIC ini kantor pusatnya berkedudukan di
Kalkuta, India. Dari Kalkuta ini kekuatan dan setiap kebijakan Inggris di dunia timur,
dikendalikan. Pada tahun 1811, kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan pernah berhasil
menempatkan kekuasaannya di Nusantara. Persaingan yang cukup keras juga terjadi
antarperusahaan dagang orang-orang Belanda. Masing-masing ingin memenangkan kelompoknya
agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kenyataan ini mendapat perhatian khusus dari
pihak pemerintah dan parlemen Belanda, sebab persaingan antarkongsi Belanda juga akan
merugikan Kerajaan Belanda sendiri.

Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal) pada 1598
mengusulkan agar antarkongsi dagang Belanda bekerja sama membentuk sebuah perusahaan
dagang yang lebih besar. Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20 Maret
1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi
antarkongsi yang telah ada. Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia
Timur/Kongsi Dagang India Timur”.

VOC secara resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan dibentuknya VOC ini antara
lain untuk: (1) menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang
Belanda yang telah ada, (2) memperkuat kedudukan para pedagang Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan para pedagang negara lain, (3) sebagai kekuatan revolusi (dalam perang 80
tahun), sehingga VOC memiliki tentara.Kepentingan-kepentingan yang bersaing diwakili dari
enam wilayah di negeri Belanda. Perwakilan tersebut berjumlah tujuh belas orang yang diberi
nama Heeren XVII . Amsterdam mendapat jatah perwakilan delapan orang, karena markas besar
berada di Amsterdam.

Dalam menjalankan tugas, VOC ini memiliki beberapa kewenangan dan hak-hak antara
lain:

3. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai dengan
Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara;

4. Membentuk angkatan perang sendiri;
5. Melakukan peperangan;
6. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat;
7. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri;
8. Mengangkat pegawai sendiri; dan
9. Memerintah di negeri jajahan;

Kewenangan di atas sering disebut dengan hak oktroi. Sebagai sebuah kongsi dagang,
dengan kewenangan dan hak-hak di atas, menunjukkan bahwa VOC memiliki hak-hak istimewa
dan kewenangan yang sangat luas. VOC sebagai kongsi dagang bagaikan negara dalam negara.

B. Kedatangan VOC di Nusantara
Mengawali ekspansinya tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon.

Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC. Benteng itu kemudian oleh
VOC diberi nama Benteng Nieuw Victoria. Pada awal pertumbuhannya sampai tahun 1610,
“Dewan Tujuh Belas” secara langsung harus menjalankan tugas-tugas dan menyelesaikan berbagai
urusan VOC, termasuk urusan ekspansi untuk perluasan wilayah monopoli. Dapat kamu

bayangkan “Dewan Tujuh Belas” yang berkedudukan di Amsterdam di Negeri Belanda harus
mengurus wilayah yang ada di Kepulauan Nusantara. Sudah barang tentu “Dewan Tujuh Belas”
tidak dapat menjalankan tugas sehari-hari secara cepat dan efektif. Sementara itu, persaingan dan
permusuhan dengan bangsa-bangsa lain juga semakin keras.

Berangkat dari permasalahan ini maka pada 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan
baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal. Gubernur jenderal merupakan
jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC. Di samping itu
juga dibentuk “Dewan Hindia” (Raad van Indie). Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi
nasihat dan mengawasi kepemimpinan gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama
adalah Pieter Both (1602-1614). Sebagai gubernur jenderal yang pertama, Pieter Both sudah tentu
harus mulai menata organisasi kongsi dagang ini sebaik-baiknya agar harapan mendapatkan
monopoli perdagangan di Hindia Timur dapat diwujudkan.

Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di Banten pada tahun 1610. Pada
tahun itu juga Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Penguasa
Jayakarta waktu itu, Pangeran Wijayakrama sangat terbuka dalam hal perdagangan. Pedagang dari
mana saja bebas berdagang, di samping dari Nusantara juga dari luar seperti dari Portugis, Inggris,
Gujarat/India, Persia, Arab, termasuk juga Belanda. Dengan demikian, Jayakarta dengan
pelabuhannya Sunda Kelapa menjadi kota dagang yang sangat ramai. Kemudian pada tahun 1611
Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna pembelian sebidang
tanah seluas 50x50 vadem (satu vadem sama dengan 182 cm) yang berlokasi di sebelah timur
Muara Ciliwung. Tanah inilah yang menjadi cikal bakal hunian dan daerah kekuasaan VOC di
tanah Jawa dan menjadi cikal bakal Kota Batavia. Di lokasi ini kemudian didirikan bangunan batu
berlantai dua sebagai tempat tinggal, kantor dan sekaligus gudang. Pieter Both juga berhasil
mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos
perdagangan di Ambon.

C. Keserakahan dan Kekejaman VOC
Pada tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst (1614-

1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan gubernur jenderal yang baru yakni Laurens Reael
(1615-1619). Pada masa jabatan Laurens Reael ini berhasil dibangun Gedung Mauritius yang
berlokasi di tepi Sungai Ciliwung. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC itu memang
cerdik. Pada awalnya mereka bersikap baik dengan rakyat. Hubungan dagang dengan kerajaan-
kerajaan yang ada di Nusantara juga berjalan lancar. Bahkan, sewaktu orang-orang Belanda di
bawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Both diizinkan oleh Pangeran Wijayakrama untuk
membangun tempat tinggal dan loji di Jayakarta. Sikap baik rakyat dan para penguasa setempat
ini dimanfaatkan oleh VOC untuk semakin memperkuat kedudukannya di Nusantara. Lama
kelamaan orang-orang Belanda mulai menampakkan sikap congkak, daN sombong.

Pada tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan oleh Gubernur
Jenderal Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen). J.P. Coen dikenal gubernur jenderal yang berani dan
kejam serta ambisius. Oleh karena itu, merasa bangsanya dipermalukan pasukan Banten dan
Inggris di Jayakarta, maka J.P. Coen mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta. Armada
angkatan laut dengan 18 kapal perangnya mengepung Jayakarta. Jayakarta akhirnya dapat
diduduki VOC. Kota Jayakarta kemudian dibumihanguskan oleh J.P. Coen pada tanggal 30 Mei
1619. Di atas puingpuing kota Jayakarta itulah dibangun kota baru bergaya kota dan bangunan di
Belanda. Kota baru itu dinamakan Batavia sebagai pengganti nama Jayakarta.

J.P. Coen adalah gubernur jenderal yang ambisius untuk menguasai berbagai wilayah di
Indonesia. Ia juga dapat dikatakan sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia. Disertai
dengan sikap congkak dan tindakan yang kejam, J.P. Coen berusaha meningkatkan eksploitasi
kekayaan bumi Nusantara untuk keuntungan pribadi dan negerinya. Cara-cara VOC untuk
meningkatkan eksploitasi kekayaan alam dilakukan antara lain dengan:
Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan monopoli, seperti monopoli
rempah-rempah di Maluku;

Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Cara
memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di tangan kaum pribumi, tetapi yang penting VOC
dapat memperoleh hasil-hasil pertanian itu dengan mudah, sekalipun harus dengan paksaan;
VOC selalu mengincar dan berusaha keras untuk menduduki tempattempat yang memiliki posisi
strategis. Cara-cara yang dilakukan, di samping dengan kekerasan dan peperangan, juga
melakukan politik adu domba;

VOC melakukan campur tangan (intervensi) terhadap kerajaankerajaan di Nusantara,
terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli, serta melakukan
intervensi dalam pergantian penguasa lokal;

Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetapdipertahankan dengan
harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat, kalau tidak mau baru diperangi;

Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan di Nusantara,
pada tahun 1623 J.P. Coen kembali ke negeri Belanda. Ia menyerahkan kekuasaannya kepada
Pieter de Carpentier. Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke Batavia.
Akhirnya pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan diangkat kembali sebagai Gubernur
Jenderal untuk jabatan yang kedua kalinya. J.P. Coen semakin congkak dan kejam dalam
menjalankan kekuasaannya di Nusantara.

Pada masa jabatan yang kedua J.P. Coen ini pula terjadi serangan tentara Mataram di
bawah Sultan Agung ke Batavia.(akan dibahas pada bab II). Batavia senantiasa memiliki posisi
yang strategis. Batavia dijadikan markas besar VOC. Semua kebijakan dan tindakan VOC di
kawasan Asia dikendalikan dari markas besar VOC di Batavia. Selain itu Batavia juga terletak
pada persimpangan atau menjadi penghubung jalur perdagangan internasional.

Tindakan intervensi politik terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pemaksaan
monopoli perdagangan terus dilakukan. Politik devide et impera dan berbagai tipu daya juga
dilaksanakan demi mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai contoh,
Mataram Islam yang merupakan kerajaan kuat di Jawa akhirnya juga dapat dikendalikan secara
penuh oleh VOC. Hal ini terjadi setelah dengan tipu muslihat VOC, Raja Pakubuwana II yang
sedang dalam keadaan sakit keras dipaksa untuk menandatangani naskah penyerahan kekuasaan
Kerajaan Mataram Islam kepada VOC pada tahun 1749. Tidak hanya kerajaan-kerajaan di Jawa,
kerajaan-kerajaan di luar Jawa berusaha ditaklukkan. Untuk memperkokoh kedudukannya di
Indonesia bagian barat dan memperluas pengaruhnya di Sumatera, VOC berhasil menguasai
Malaka. Hal ini terjadi setelah VOC mengalahkan saingannya, yakni Portugis pada tahun 1641.
Berikutnya VOC berusaha meluaskan pengaruhnya ke Aceh. Kerajaan Makassar di bawah Sultan
Hasanuddin yang tersohor di Indonesia bagian timur juga berhasil dikalahkan setelah terjadi
Perjanjian Bongaya tahun 1667.

Dari Makasar VOC juga berhasil memaksakan kontrak dan monopoli perdagangan dengan
Raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan. Pelaksanaan monopoli di kawasan ini dilaksanakan
Pengaruh dan kekuasaan VOC semakin meluas. Untuk mempertahankan kebijakan monopoli di
setiap daerah yang dipandang strategis, maka armada VOC diperkuat. Benteng-benteng
pertahanan dibangun. Sebagai contoh Benteng Doorstede dibangun di Saparua, Benteng Nasau di
Banda, di Ambon sudah ada Benteng Nieuw Victoria, Benteng Oranye di Ternate, dan Benteng
Rotterdam di Makasar.

VOC juga memperluas pengaruhnya sampai ke Irian/Papua yang dikenal sebagai wilayah
yang masih tertutup dengan hutan belantara yang begitu luas. Penduduknya juga masih bersahaja
dan primitif. Orang Belanda yang pertama kali sampai ke Irian adalah Willem Janz. Bersama
armadanya rombongan Willem Janz menaiki Kapal Duyke dan berhasil memasuki tanah Papua
pada tahun 1606. Willem Janz ingin mencari kebun tanaman rempahrempah. Tahun 1616-1617 Le
Maire dan William Schouten mengadakan survei di daerah pantai timur laut Irian dan menemukan
Kepulauan Admiralty bahkan sampai ke New Ireland. Pada waktu itu orang-orang Belanda sangat
memerlukan bantuan budak, maka banyak diambil dari orang-orang Irian. Pengaruh VOC di Irian
semakin kuat. Bahkan pada tahun 1667, Pulaupulau yang termasuk wilayah Irian yang semula
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tidore sudah berpindah tangan menjadi daerah kekuasaan
VOC.Dengan demikian, daerah pengaruh dan kekuasaan VOC sudah meluas di seluruh Nusantara.
Penguasaan atas Papua/Irian oleh VOC ini terutama terjadi setelah melihat Inggris mulai
menanamkan pengaruhnya di beberapa tempat di Indonesia, seperti penguasaan atas Bengkulu.
Demikian halnya dengan VOC, tidak sekedar menjadi sebuah kongsi dagang yang berusaha untuk
mencari untung saja, tetapi juga ingin menanamkan kekuasaannya di Nusantara. VOC dengan hak-
hak dan kewenangan yang diberikan pemerintah dan parlemen Belanda telah melakukan
penjajahan dan penguatan akar kolonialisme dan imperialisme. VOC telah melakukan praktik
penjajahan di Nusantara. Melalui cara-cara pemaksaan monopoli perdagangan, politik memecah
belah serta tipu muslihat yang sering disertai tindak peperangan dan kekerasan, semakin
memperluas daerah kekuasaan dan memperkokoh “kemaharajaan” VOC. Sekali lagi tindak
keserakahan dan kekerasan yang dilakukan oleh VOC itu menunjukkan mereka tidak mau
bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, wajar kalau timbul
perlawanan dari berbagai daerah di Nusantara, misalnya dari Aceh, Banten, Demak, Mataram,
Banjar, Makassar, dan Maluku.

D. VOC Gulung Tikar
Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, VOC mengalami puncak kejayaan. Penguasa

dan kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara umumnya berhasil dikuasai. Kerajaan-kerajaan itu sudah
menjadi bawahan dan pelayan kepentingan VOC. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC

menyebar luas membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan, India sampai Irian/Papua.
Keuntungan perdagangan rempah-rempah juga melimpah.

Pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC.
Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja
Willem IV sebagai penguasa tertinggi VOC. Dengan demikian, anggota pengurus “Dewan Tujuh
Belas” yang semula dipilih oleh parlemen dan provinsi pemegang saham (kecuali Provinsi
Holland), kemudian sepenuhnya menjadi tanggung jawab Raja. Raja juga menjadi panglima
tertinggi tentara VOC. Dengan demikian, VOC berada di bawah kekuasaan raja. Pengurus VOC
mulai akrab dengan pemerintah Belanda. Kepentingan pemegang saham menjadi terabaikan.
Pengurus tidak lagi berpikir memajukan usaha perdagangannya, tetapi berpikir untuk memperkaya
diri. VOC sebagai kongsi dagang swasta keuntungannya semakin merosot. Bahkan tercatat pada
tahun 1673 VOC tidak mampu membayar dividen. Kas VOC juga merosot tajam karena
serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan beban hutang pun tidak terelakkan.

Anggota dewan Tujuh Belas VOC, bukanlah semua adalah orang Belanda. Diakhir-akhir
masa VOC banyak pegawai yang menunjukan ketidak hormatannnya. Ketidakjujuran, nepotisme,
dan alkoholisme tersebar luas dikalangan VOC. Terjadi banyak kekejaman yang menjijikan, lebih
tepatnya pada masa kekejaman VOC di Indonesia.

Posisi jabatan dan berbagai simbol kehormatan tersebut tidaklah lengkap tanpa hadiah dan
upeti. Sistem upeti ini ternyata juga terjadi di kalangan para pejabat, dari pejabat di bawahnya
kepada pejabat yang lebih tinggi. Hal ini semua terkait dengan mekanisme pergantian jabatan di
tubuh organisasi VOC. Semua bermuatan korupsi. Gubernur Jenderal Van Hoorn konon
menumpuk harta sampai 10 juta gulden ketika kembali ke Belanda pada tahun 1709, sementara
gaji resminya hanya sekitar 700 gulden sebulan. Gubernur Maluku berhasil mengumpulkan
kekayaan 20-30 ribu gulden dalam waktu 4-5 tahun, dengan gaji sebesar 150 gulden per bulan.
Untuk menjadi karyawan VOC juga harus “menyogok”. Pengurus VOC di Belanda memasang
tarif sebesar f 3.500,- bagi yang ingin menjadi pegawai onderkoopman (pada hal gaji resmi per
bulan sebagai onderkoopman hanya f.40,- perbulan), untuk menjadi kapitein harus menyogok
f.2000,- dan untuk menjadi kopral harus membayar 120 gulden begitu seterusnya yang semua telah
merugikan uang lembaga (baca Parakitri Simbolon, 2007) .

Demikianlah para pejabat VOC terjangkit penyakit korupsi karena ingin kehormatan dan
kemewahan sesaat. Beban utang VOC menjadi semakin berat, sehingga akhirnya VOC sendiri
bangkrut dan gulung tikar. Bahkan ada sebuah ungkapan, VOC kepanjangan dari Vergaan Onder
Corruptie (tenggelam karena korupsi) (R.Z. Leirissa. “Verenigde Oost Indische Compagnie
(VOC)” dalam Indonesia dalam Arus Sejarah, 2012). Dalam kondisi bangkrut VOC tidak dapat
berbuat banyak. Menurut penilaian pemerintah keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang
menjalankan roda pemerintahan di negeri jajahan tidak dapat dilanjutkan lagi. VOC telah
bangkrut. Oleh karena itu, pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Semua utang
piutang dan segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. Pada waktu itu sebagai
Gubernur Jenderal VOC yang terakhir Van Overstraten masih harus bertanggung jawab tentang
keadaan di Hindia Belanda. Ia bertugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.

LAMPIRAN 2

1. Penilaian Sikap

LEMBAR OBSERVASI SIKAP SPRITUAL

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spritual peserta didik. Berilah tanda cek (V) pada

kolom skor sesuai sikap spritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai

berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan ; 3 = sering, apabila sering

melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan ; 2 = kadang-kadang, apabila

kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan ; 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah

melakukan.

Kelas :

Tanggal Pengamatan :

Materi Pokok :

No Nama Berdoa sesudah dan Menjaga kebersihan Jumlah Kategori
Siswa sebelum belajar lingkungan hidup di

1234 kelas/sekolah
1234

Petunjuk Penskoran : Skor diperolexh xx 4 = skor akhir
Perhitungan skor akhir menggunakan Skor maksmal

Contoh :
Skor diperoleh 7, skor maksimal 4x2 pernyataan = 8, maka skor akhir : 7 x 4 = 3,5

8

Sesuai permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :

Sangat baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33

Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33

Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

LEMBAR OBSERVASI SIKAP SOSIAL

Petunjuk
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada
kolom skor sesuai sikap sosial yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut
: 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup; 1 = kurang.

Kelas :

Tanggal Pengamatan :

Materi Pokok :

No Nama Berpikir Kritis Memiliki Rasa Mampu Jumlah Kategori
Bekerjasama
Siswa Tanggung Jawab

Petunjuk Penskoran : Skor diperolexh xx 4 = skor akhir
Perhitungan skor akhir menggunakan Skor maksmal

Contoh : 7, skor maksimal 4x3 pernyataan = 12, maka skor akhir : 7 x 4 = 2,33
Skor diperoleh 12

Sesuai permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :

Sangat baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33

Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33

Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

LAMPIRAN 3

2. Penilaian Pengetahuan

1.1 Kisi-kisi

Kompetensi Materi Indikator Ranah Nomor
Kognitif Soal
Dasar 1-2
C2
3.1 Menganalisis 1. Lahirnya 3.1.3 Menjelaskan 3-5
C4
proses masuk VOC terbentuknya VOC

dan 2. Keserakahan

perkembangan dan 3.1.4 Menganalisis

penjajahan Kekejaman Keserakahan dan

bangsa Eropa VOC di Kekejaman VOC di

(Portugis, Indonesia Indonesia

Spanyol, 3. VOC gulung

Belanda, Tikar 3.1.5 Menganalisis

Inggris) ke faktor-faktor

Indonesia. penyebab

pembubaran VOC

1.2 Instrumen Soal Soal Ranah Kognitif Nilai
No C4 Maksimal
C5
1 Analisis yang menjadi latar belakang 20
terbentuknya VOC ? C6
C6 20
2 Hak oktroi merupakan salah satu hak C4
istimewa yang dimiliki VOC dan 20
diberikan oleh pemerintahan Kerjaan
Belanda ? Rumuskan hak Oktroi yang 20
dimiliki VOC ? 20

3 Bandingkan persamaan dan
perbedaan tujuan dibentunya VOC
oleh Belanda dengan EIC oleh
Inggris ?

4 Buktikan cara cara yang digunakan
oleh VOC untuk meningkatkan
eksploitasi kekayaan Indonesia ?

5 Mengapa VOC gulung tikar ?

1.3 Kunci Jawaban Kriteria jawaban Skor
Butir 20

Soal 10

Latar belakang dibentuknya VOC :

1. Persaingan antar kongsi dagang Belanda yang dapat

merugikan Kerajaan Belanda.

2. Untuk dapat bersaing dengan EIC dari Inggris
1. 3. Keinginan untuk menguasai perdagangan rempah-

rempah di Nusantara.

Latar belakang dibentuknya VOC :

1. Persaingan antar kongsi dagang Belanda yang dapat

merugikan Kerajaan Belanda.

2. Untuk dapat bersaing dengan EIC dari Inggris 5
Latar belakang dibentuknya VOC : 20
1. Persaingan antar kongsi dagang Belanda yang dapat
10
merugikan Kerajaan Belanda.
Hak-hak oktroi VOC :
1. Melakukan monopoli perdagangan diwilayah antara

Tanjung Harapan sampai dengan selat Magelhaens,
termasuk kepulauan Nusantara.
2. Membentuk angkatan perang sendiri
3. Melakukan peperangan
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
5. Mengecek dan mengeluarkan mata uang sendiri
2. 6. Mengangkat pegawai sendiri
7. Memerintah dinegeri jajahan.
Hak-hak oktroi VOC :
1. Melakukan monopoli perdagangan diwilayah antara
Tanjung Harapan sampai dengan selat Magelhaens,
termasuk kepulauan Nusantara.
2. Membentuk angkatan perang sendiri
3. Melakukan peperangan

VOC datang ke Indonesia pertama kali di Banten, tujuan 20
dari kedatangannya adalah ketertarikan dengan hasil
rempah-rempah yang dihasilkan kepulauan nusantara dan 10
ingin menguasai perdagangan di Nusantara 20
EIC adalah sebuah perusahaan dagang milik Inggris di era
merkantilisme Eropa. Perusahaan ini didirikan dan
3.
diberikan izin beroperasi oleh Ratu Elizabeth I pada 31
Desember 1600.
Tujuan VOC datang ke Indonesia untuk menguasai
perdangan sedangkan EIC dibentuk dalam rangka
mengurusi perdagangan di kawasan Asia atas nama bangsa
Inggris
Cara-cara VOC meningkatkan ekploitasi kekayaan di
Indonesia :
1. Memonopoli rempah-rempah
2. Tidak ikut proses produksi hasil pertanian, tapi lebih
4.

kepada menjadi penerima hasil.
3. Mengincar dan menduduki tempat-tempat strategis

seperti pelabuhan, dan pasar yang besar
4. Ikut campur tangan dalam urusan kerjaan

5. Pemerintahan kerjaan masih dipertahankan, akan tetapi

dibawah kekuasaan VOC

Cara-cara VOC meningkatkan ekploitasi kekayaan di 10

Indonesia :

1. Memonopoli rempah-rempah

2. Tidak ikut proses produksi hasil pertanian, tapi lebih

kepada menjadi penerima hasil.

Penyebab pembubaran VOC : 20

1. Kas VOC yang semakin merosot

2. Korupsi didalam kubu pegawai VOC sendiri

3. Hutang VOC yang semakin banyak

4. Pergantian pemegang kekuasaan tertinggi VOC ke
5.

tangan raja Kerajaan Belanda.

Penyebab pembubaran VOC : 10

1. Kas VOC yang semakin merosot

2. Korupsi didalam kubu pegawai VOC sendiri

3. Hutang VOC yang semakin banyak

Penyebab pembubaran VOC : 5

1. Kas VOC yang semakin merosot

2. Korupsi didalam kubu pegawai VOC sendiri

1.4 Teknik penskoran
NA = N1+N2+N3, dst = 100

Ketrangan :
- NA: Nilai Akhir
- N1 : Soal Nomor 1
- N2 : Soal Nomor 2
- N3 : Soal Nomor 3

Masing-masing nilai diisi dengan kriteria :

86 – 100 = Baik Sekali (A) 40– 59 = Kurang Baik (D)

70 – 85 = Baik (B) 0 – 39 = Kurang Sekali (E)

60 – 69 = Cukup Baik (C)

1.5 Grade Penilaian Pengetahuan Kategori Grade
Sangat Baik A
KKM: 75 B
Baik C
Interval Cukup D
86– 100 Kurang E
70 – 85 Sangat Kurang
60 – 69
59 – 50
49 – 40

LAMPIRAN 4

2. Penilaian keterampilan

2.1 Kisi-kisi

Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik

4.1 Mengolah 1. Lahirnya VOC 4.1.2. Menyajikan cerita Observasi

informasi tentang 2. Keserakahan dan sejarah tentang

proses masuk dan Kekejaman VOC perkembangan VOC di

perkembangan di Indonesia Indonesian dalam

penjajahan 3. VOC gulung berbagai bentuk cerita

bangsa Eropa Tikar Sejarah

(Portugis,

Spanyol,

Belanda, Inggris)

ke Indonesia dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

a. Instrumen Penilaian

Pernyataan/Indikator Penskoran

No Nama Keaktifan Kerjasama Toleransi Skor Nilai
berbicara Total

123412341234

1

2

3

4

5

dst

Rentang Skor: 2= Cukup Baik
4= Sangat Baik 1= Kurang

3= Baik

4. Rubrik Penilaian Keterampilan

Kriteria Skor Indikator

4 Sangat aktif menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dalam diskusi.

Keaktifan 3 Aktif menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dalam diskusi.

berbicara 2 Cukup aktif menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dalam diskusi.

1 Kurang aktif menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dalam diskusi satu kali.

4 Setiap anggota kelompok turut berperan aktif dalam kelompok.

3 Hanya sebagian anggota kelompok yang turut berperan aktif dalam
kelompok.
Kerjasama
Sebagian anggota kelompok tidak berperan aktif dan mengganggu
2 kelompok lain.

1 Hanya mampu bekerja secara individu

4 Mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain

Toleransi 3 Mampu mendengarkan pendapat orang lain, tetapi agak sulit menerima
masukan orang lain, atau sebaliknya

2 Kurang mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain.

1 Tidak mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain.

2.3 Teknik Penilaian Keterampilan

Penilaian

Nilai= =


2.4 Grade Penilaian Keterampilan

Indikator Nilai Kulitatif
> 81,25 - 100
>62,5 – 81,25 Sangat Baik (A)
>43,75 – 62,5
>25 – 43, 75 Baik (B)

Cukup (C)

Kurang Baik (D)

Lembar Kerja Diskusi Kelompok

Topik Diskusi KELOMPOK 1
Anggota Kelompok :.......................................................
:........................................................
Sumber yang digunakan 1.
Pembagian tugas 2.
3.
4.
5.
6.
7.

:
:

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Orientasi Masalah
Memunculkan Hipotesis serta Mengumpulkan
Data/mencari sumber
Pengembangan dan menyajikan hasil karya
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Tugas
Carilah informasi bersama anggota kelompok, mengenai Sejarah Lahirnya VOC

Lembar Kerja Diskusi Kelompok

Topik Diskusi KELOMPOK 2
Anggota Kelompok :.......................................................
:........................................................
Sumber yang digunakan 1.
Pembagian tugas 2.
3.
4.
5.
6.
7.

:
:

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Orientasi Masalah
Memunculkan Hipotesis serta Mengumpulkan
Data/mencari sumber
Pengembangan dan menyajikan hasil karya
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Tugas
Carilah informasi bersama anggota kelompok, mengenai Keserakahan dan Kekejaman VOC di

Indonesia

Lembar Kerja Diskusi Kelompok

Topik Diskusi KELOMPOK 3
Anggota Kelompok :.......................................................
:........................................................
Sumber yang digunakan 1.
Pembagian tugas 2.
3.
4.
5.
6.
7.

:
:

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Orientasi Masalah
Memunculkan Hipotesis serta Mengumpulkan
Data/mencari sumber
Pengembangan dan menyajikan hasil karya
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Tugas
Carilah informasi bersama anggota kelompok, mengenai VOC gulung Tikar

Lembar Kerja Siswa

(LKS)

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apa yang menjadi latar belakang terbentuknya VOC ?
2. Sebutkan 2 hak oktroi yang dimiliki oleh VOC yang diberikan oleh pemerintahan Kerjaan

Belanda ?
3. Jelaskan tujuan dari kedatangan VOC ke Indonesia ?
4. Sebutkan 2 cara yang digunakan oleh VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan

Indonesia ?
5. Mengapa VOC gulung tikar ?

Jawab :


Click to View FlipBook Version