The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kantor, 2022-04-18 22:20:02

Menelusuri Lokasi Bekas Kerathon Demak

Menelusuri Lokasi Bekas Kerathon Demak

50

1I. HILANGNYA SITUS KERAI'ON.

Perunutan hilangnya situs letak Keraton Kasultanan Demak, bermula
dari pemindahan pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang oleh Sultan
Hadi Wilaya. Dilakukan sejak masa wafatnya Sultan Trenggono (1546
M). Dalam perkembangan sejarahnya, dari segi Filsafht Jawa Adikodrati,

ada kepercayaan bahwa keraton itu harus dipindahkan (atau yang lama

dibumi hanguskan) jika penguasanya berganti dengan cara

pemberontakan. Sepeninggal Sultan Prawoto (putra Sultan Trenggono)
masih sempat memerintah di Demak (1546-1549 M)

Dikarenakan Arya Panangsang (Adipati Jipang Panolan) merasa
dirinya yang berhak menduduki tahta Kasultanan Demak, akhirnya

mengadakan pemberontakan. Pertama yang dilakukan adalah membunuh

Sultan Prawoto (1549 M), kemudian membunuh Pangeran Kalinyamat
(pangeran Hadiri). Selanjutnya membunuh Sultan Hadi Wrjaya namun
menemui kegagalan. Dimungkinkan selama memberontak Arya

Panangsang sempat membumi hanguskan Keraton Demak kecuali Masjid
Agung. Dengan kegagaalan Adipati Jipang Panolan untuk menjadi sultan
Demak, maka sesungguhnya kekuasaan dinasti Kasultanan Demak telah

berakhir, dan kekuasaan politik berpindah ke pedalaman dengan

munculnya Kasultanan Pajang di bawah pimpinan Joko Tingkir.

(Brandes, 'Panangsang's Rechten en Pagingen tot Herstel Daarvan', BKI
th. I89l),

Kemungkinan lain Keraton Demak dipindahkan karena pernah

diserang oleh musuh dan sampai memasuki keraton. Menurut berita
Portugis, kerajaan Panarukan menyerbu dan menghancurkan Kasultanan
Demak karena balas dendam atas serangan Sultan Trenggono pada tahun

1546 M (Cartesao, 1944.336). Demak di saat itu dalam keadaan di

ambang kehancuran, maka dengan mudahnya Panarukan menghancurkan

Kasultanan Demak. Dengan demikian dapat di hipotesakan bahwa

Keraton Demak (kerajaan yang pernah mengalami perebutan intern
keluarga) telah dihanguslcqn atau di pindahkan. Konsepsi ini rirungkin
muncul akibat pengaruh Cari konSepsi Pralaya, yaitu konsep kosmologi
Hindu mengenai masa hancurnya dunia. Nampaknya sejak zaman Hindu
di Indonesia, keraton-keraton selalu ditinggalkan oleh pemiliknya dan

Lolrssi Belr*s Keraton l)emuk

s 15l

di$ipatlkffiaapa[ilbilpegatoalnongalddnltelolailahapeFrrgngtatapeptutrah

didinr*irkbldlehlrruhuhuubnfiayasehdlaidadarriilathtdi dntqagilhilgngrya
Kdft fi trloE euhaJo$adhaft Enend aH aE &'adobepygrBsreMgrg:rtgabft tint i
kofu ta, dedgngnn msngn$aHaft an p epfrmbgngananj alidanAngqr&aHan*aftpn,

d ipfr fletukkakaiteh$tutilsrter{grlg:Meeahdkdkurgugreur.

Pifflr0&Raffigng

KalfukaltaneeuhalounryalehcluhBb{grrurMiHbdfoUrlgiltuaram

Hali@[ilurhdpAtpMf foudbhgdOgaragkMdeea(mtuampnHCitgflqnf fl"tf!tff6ig"dgdhftdSadirdyj-adymanrpesesbaeuana

m srfu dnukhfr flupffi pErrnnci*tataua@ddh#rdildurEeffigab&e Hoitrava
'Iifnimpafu dahahL&l B lN[I{pkararmarorandnJltsilsdhGung@d@bfi ?Wng
p egmhah&dhlldhrldtkhkdre@toyayseBlhigegH diana iloltoliakbtamon
M ilframHihfl n {upmrl$trHitdimrkak/q heti fl bhek*Bhekpdilggg@yaya

*iltoliryirpsat

ddif,ipaHhhkan

p)f, adaasaerSatt dndfaWffiflya.

r.

rtgrf o{ hdi ahalhtrrsrhtrryng

p epfurdggbd66154toenang rqglitrfli rr$iriari
K dtdta/aSd,irdirCIngirfuhfterranaehefurqirsaHdleke
Paftjgpglcqrutiario ppdkdtpiqdaHaMdftrutrut
buku lMafufrwtwmli
, afgrgagerdfdrDr
IlJldbGirffidfidrPrdfdfrmTE Egtigd*dhdwn&883floryopetftrfr an

ffiketed"nteahnft nhig rigidiHibgngd'dgagmenmdtd{eft arrto n

D aE e drahrcmsnmnrolrdhilaHBtiddHak.rrrafi Abikjihfodyak

ak.



5:l

Sedikitnya perringgalan arkeologi yang berkaitan dengan Keraton

I)emak adalah menrpakan laktor. prrnyebab sulitnya untuk mengetahui

tata'letak Keraton Dcrlak. Ilcbcrapa laktor yang nlenyebabkan hal itu

diperkirakan rnasa kehiduparr Kasultanan Dernak tidak begitu lama. Masa

Kasultanan,Demak berlangsung hanya 3 generasi saja.

I h,{asa pemerintahan Sultan Patah (t478-t s 18)

2 Masa pemerintahan Adipati lJnus (1s18-1s2t)

3. Masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546)

Setelah pusat kegiatan politik dialihkan ke pedalaman Pajang dan

seterusnya ke Mataram (Kota Gede), Demak hampir tidak berperan

sampai administrasi kolonial Belanda diaktifkan di Dernak, yaitu setelah

perang Diponegoro usai (1 825- 1 830).

Walaupun sbcara politis tidak berperan lagi, Demak tetap merupakan

salah satu orientasi kebudayaan Islam, khususnya bagi misyarakat Jawa

Tengah Dalam stagnasi politik yang cukup larna tersebut tentunya

mempunyai dampak yang besar p4da ketahanan bangunan, prasarana dan

Kasultanan Demak baik yang berupa keraton dan kelengkapan yang lain.

Kota Demak yang sekarang bukanlah pusat pemerintahan yang

pertama. Ibukota kerajaan semula bertempat di :Gunung Wurung

(Krapyak Bintoro) yang terletak di sisi utara Sungai Tuntang. Hal ini

mungkin berlangsung pada tahun 1475 M, dan setelah perkembangannya,

para wali mendirikan Masjid Agung Demak, maka pusat kegiatan

pemerintah dipindahkan ke sisi selatan Sungai Tuntang. Pemindahan ini

dilakukan pada sekitar tahun 1498 M. Masyarakat setempat menyebutkan

kenyataan ini dengan adanya Gunung Wurung, yaitu bukit yang belum

diselesaikan dan dimanfaatkan karena pusat. kerajaan keburu

dipindahkan. Setelah kepindahan ini akhirnya Gunung Wurung berubah

fungsi menjadi tempat 'telik sandi' untuk mengintai bila ada musuh yang

clating, karena letaknya yang memenuhi syarat di daerah bukit yang agak

lrnggr.

trVakil ketua Masyarakat Sejarawan lndonesia (MSI) Jawa Tengah

rnenyebutkan, dari letak sejarah geografisnya kota Demak dulu masih

nterupakan rawa, 1,ni1p pada abad l5-l6..Jadi bekas Kasultanan Demak
haruslah seluas I-3 hektar. Bila dirunut Dukuh Setinggil sekarang yang

l,ol*ssi {lekrts Keratrsn fiurusk

54

menrbujLrr dari selatan ke utara kemungkinan besar tidak kurang dari 3.

hektar

Denrikian pula tentunya bagi Fenguasa Demak waktu itu, dalam
memilih lokasi pusat kerajaan tentunya mempertimbangkan faktor
geografis. Diperkirakan pusat Kera.iaan Demak tersebut terletak di

Kabupaten Demak Bintorr"r sckar.arri.r, Arlarrya Sungai Tuntaurg yang ,

melewati tengah kota, diperkirakar zalnArl dahulu sungai itu dapat

dilayari hingga daerah pedalanran. Sekarang telah dibuat sungai kanal

(kali jajar) yang dialirkan ke sebelah barat kota Demak, hal jni untuk

menanggulangi banjir di pusat kota, dan Sungai Tuntang asli (lama)

sekarang berbentuk kecil, namun bekas-bekasnya masih terlihat bahwa
sungai itu dahulunya cukup lehar l..ebilr jauh tcntang Sungai Tuntang,

dahulu tidak hanya berfungsi sebagai pelabuhan, namun sungai yang

'memanjang dari tepi pantai Semarang, Setinggil, Kantor Bupati,
Kalicilik, Karangmlati, dan bermuara ke laut Jawa Konon awalnya,

Sungai Tuntang teisebut dijadikan benteng pertahanan alami oleh

Kasultanan Dernak, untuk menangkal serangan musuh dari luar Sumber

ini dikuatkan dengan c,atatan perjalanan seorang kepala perdagangan

Portugis Tome Pires.

Salah satu dari beberapa peninggalan Masjid Agung Demak yaitu

atap atau sirap yang ukurannya 60 cm, dulunya digunakan sebagai atap

Masjid Agung Demak Papan yang bagian atasnya mengkerucut tersebut

berasal dari zaman Majapahit dan merupakan bentuk-bentuk atap rumah

di sekitarnyapadamasa Kasultanan Denrak. Kemungkinan besar Keraton
Demak dahulu juga atapnya terbuat dari kayu.

besJairkabaantagpunnyaannteyrabujautgdaarbiekraaysual.iadtai,rmi kaakayuKejarattio,ndDenegmaank sebagain
demikian

ba^rgunan Keraton Demak sangat sede.rhana dalam arti'keseluruhan, tidak

semuanya terbuat dari batu. Kalaupun terbuat dari batu, kemungkinan

hanya lantai dan pondasi bangunany

[.*kusl Bekss Kerston F}ern*k

.5
I3. TINSTIR KOSMOI,OGIS DAN MAGIS

Selain faktor politik, ekonorni clan geografi, pertumbuhan kerajaan
rnungkin tidpk dapat dilepaskan dari faktor yang berhubungan dengan

kosmologi dan prasasti di Asia 1'enggara termasuk Indonesia. Robert

Heine-Geldem, menduga bahwa hubungan antara pendiri suatu pusat
kerajaan dengan kosmologi bukan hanya dalarn pendirian suatu kerajaan
saja tetapi juga dalam penobatan raja, gelar ratu-ratu, menteri-menteri,
pendeta-pendeta keraton, upacara-upacara adat, dalam pekeriaan seni,

pembuatan denah kota dan struktur ibu kota atau pusat kerajaan. Menurut
pendapatnya di daratan Asia Tenggara, tradisi tersebut hingga kini masih
hidup, sedang di Indonesip tradisi itu sudah menjadi samar-samar karena
pengaruh Islam. Conception of State and Kingship in Southeast Asia, hal.

2-3, mengatakan bahwa di Asia Tengara kota pusat kerajaan lebih dari

pada di Eropa, karena kota yang menjadi pusat kerajaan di Asia Tenggara
merupakan kota pusat bagi seluruh negeri, lebih dari pada sebagai pusat
politik dan budaya tetapijuga sebagai pusat niaga kerajaan besar.

Tanggapan itu dapat kita hubungkan dengan kemungkinan adanya

unsur magis-religius dalarn pertumbuhan kota pusat kerajaan pada zaman

babad atau hikayat. Tumbuhnya kota pusat kerajaan Demak di Bintoro
menurut Babad Tanah Jawi ialah atas petunjuk Sunan Ampel, seorang
yang termasuk walisongo, kepada Raden Patah. Diramalkan oleh Sunan

Ampel bahwa Bintoro-Demak akan menjadi keiajaan besar. di Jawa.

Disebutkan bahwa Raden Patah mendapat nasehat dari gurunya untuk
rnelakukan dakwah agarr.a Islam. Dinasehatkan oleh Sunan Ampel agar
Raden Patah memukul muara sungai dengan gada, atau membauinya, bila
menemukan sungai besar dan harus tinggal di situ. Raden Patah tinggal
di bawah sebuah sarang penyu, kaitkan dengan mihrab Masjid Agung

Demak yang memiliki penonjolan berbentuk bulus 'pen5ru'. Di tempat

tersebut, Raden Patah melakukhn dakwah agama Islam.
Perkampungannya segera menjadi kota (Hoesein'Djajadiningrat,

1983'.25-26). Unsur-unsur kosmologis dan magis religius mungkin juga
pada cara penempatan letak keraton sultan, sebagaimana sudah dijelaskan

lokasi kota pusat kerajaan kebanyakan di Jnuara sungai.. Inti dari kota
kerajaan yakni keraton daiam tanggapan orang Indonesia pada masa-

I.,o{*asi {3elms Kerutr; n l-lgfiersfi

56

masa sejarah kuno ialah tempat rap yang dianggap sebagar seorang

tokoir yan*c diidentikkan den_uii* dewa (F D I{ Eosch, lrret Lrngga

Hei I igdom Van Dinoy o, 1924'.227 -286).
Sangat menarik perhatian bahwa ada beberapa keraton yang

dilingkari oleh parit atau sungai-sungai disamping sungai-sungai
alamiah. Parit atau sungai buatan di bekas Ker.atorr Dernak sckarang

sudah tidak berair lagi, rirrggal saluran-saltrran kcring Kebrasaan tersel.rLrt
dapat kita hubungkan dcngan pembuatan 'waterkasteel' di Eropa yang
fungsinya erat dengan unsur pertahanan, namun di Indonesia mungkin
ada hubungannya pula dengan unsur kosmologi. Hal itu mengingatkan

kepada pendiri keratgn atau inti kota kerajaan pada masa sebelum

perkembangan Islam biasanya di hubungkan clengan sinrbol nriirg dalarn

mithologi Hindu.

Bangunan lain yang biasanya didirikan di sisi barat alun-alurr

adalah masjid. Sesuai dengan fungsinya sebagai masjid yang terletaH di
pusat kota dan dipergunakan untuk sernbahyang Jum'at dan sembahyang
hari ralia Islam. Kecuali tempat peribadatan yang biasanya juga rnenjadi

ciri penting bagi kota ialah adanya pasar. Walau letaknya di dalam kota
tetapi tidak selalu dekat dengan alun-alun, bahkan biasanya terletak
sebelah utara atau timur laut dari alun-alun. Seperti di Cirebon, pasar

yang termasuk tua terdapat di sudut timur laut alun-alun Keraton

Kasepuhan dan sebuah lagi terletak di sebelah utara alun-alun Keraton
Kanoman. Sedangkan, Iokasi pasar Bintoro Demak di sebelah timur laut

alun-alun.

Namun demikian masih banyak masyarakat yang percaya akan
mistis, bahwa Keraton Kasultanan, Demak ketutupan kekep (tutup saat

menanak nasi), jika ini diartikan apa adanya, mestinya kita akan

bertanya, sebesar apakah Keraton Kasultanan Demak? Namun 'kekep' di
,sini memiliki arti lain, bahwa Demak itu dijaga keselamatannya, dan juga

dijaga batas-batas kesejahteraan dan kemakmurannya.

Selain bila 'kekep' diartikan sebagai kubah (mustaka masjid), dapat
ditafsirkan bahwa pemerintahan dijalankan dari dalam masjid. Hal ini
mengacu pada sejarah Nabi Muhammad SAW. Pemerintahan baru yang
dipimpin Rasulillah, waktu lglam baru berkembang (hijrah nabi) di
Madinah. Sebelum Nabi Muhammad berperan sekaligus sebagai kepala

Loknsi llekas Keroton Demak

ll,:'n)crintahan dan , panqlinra ,r",n:i* (rnulti tungsi) -y-ang dilakukan
adalah nrcrrrlilil<arr (lrrba', tlari rnasjid tersebut beliau
llcrtama kali

lrt:t-szlma para sahabat lnerrgadakarr kcqiatarr dallrur bidang pemerintahan,

pendidikan, sosial, ekonr:nrr, kearnanan, dll, clengarr tetap mewujudkan

ntasjid itu sebagai tempat peribadatan. Dernikian halnya di Masjid
N,{adinah Al-Munawaroh, Ivlasjid Nabawi juga sebagai pusat

penlerintahan, yang hingga sekarang masih dapat disaksikan kediaman

Nabi Muhamnrad SAW berada di lingkungan Masjid Nabawi tersebut
dan ternyata tidak ada istana atau keraton khusus. Demikian

pemerintahan yang dipimpin oleh pernimpin rnuslim, ciri khususnya

adalah masjid agung yang tak terpisahkan dalam tata pemerintahannya.

Namun, apakah pemerintahan Sultan Patah di Dernak juga sama dengan

zamar pemerintahan Nab i ?

Untuk menjawabnya penulis telah mencari literatur-literatur yang

ada, namun tak satu pun yang menjelaskan Kasultanan Demak berpusat

di masjid. Bahkan pada bdku Babad Demak II, justru menjelaskan

dengan gamblang tentang Sultan Patah yang berpindah dari dampar

kencono ke keraton. Dengan demikian Keraton Demak pasti ada dan

berdiri sendiri, tidak bergabung dsngnn Masjid Agung Demak.

Para ahli sejarah telah berani membuat hipotesa tentang hal ini,

hipotesa yang tidak bisa ditolak adalah bahwa kerajaan Islam Demak

pasti mempunyai bangunan keraton, sebab keraton adalah tempat

singgasana sang raja. Kemudian timbul pertanyaan lagi. Dimanakah letak

bangunan keraton tersebut?

Lokusi Bekns Keraton Demuk

58

I 4.PENELITIA]\ LOKAST KERA-ION DEiVtrAI(

-n

"ii

A. Dari hasil penelitian IAIN Walisongo Jawa Tengah tahun l9l5 M
tentang bahan-bahan sejarah Islam di Jawa Tengah bagian utara, telah
dilaporkan bahwa ada beberapa pendapat mengenai letak Keraton

Kasultanan (istana kerajaan) Dernak, y:rrtu:
?ertama, bahwa bekas Keraton Kasultanan (istana kerajaan) Demak

itu tidak ada, dengan keterangan bahwa Raden Patah mulai menyebarkan

agama lslarn di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama

Islam. Pendirian Masjid Agung Demak bersama Walisongo merupakan
lambang Kasultanan Demak. Adapun tempat kediaman Raclen Patah

bukan berupa istana megah, tetapi rurnah lriasa _y-ang Ietaknya
diperkirakan sekitar stasiun kereta api sekarang, tempat itu dinamakan
'Rowo Bathok'.(sesuai dengan pendapat Wiedjrjanto,putra sesepuh

Kadilangu ).

Kedua, bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari
istana. Diperkirakan letak Keraton Demak berada di ternpat sekarang
didirikan Lembaga Pemasyarakatan (LP) sebelah tirnur alun-alun dengan

alasan bahwa pada zarnan kolonial ada unsur kesengajaan

menghilangkan bekas keraton maupun istana tersebut. Keterangan ini

didasarkan atas adanya nama-nama perkampung&n yang mungkin
mempunyai latar belakang historis seperti Sitihinggil (Setinggil),

Betengan, Pungkuran, Sampangan, dan Jogclloycl.
Ketiga, Bahwa letak keraton atau Istana Demak berhadap-hadapan

dengan Masjid Agung Demak, menyeberangi sungai dengan ditandai

oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada,
dan diantara kedua pohon itu terdapat makam yang disebut Kyai Gunduk.

Menurut kepercayaan penduduk setempat bahwa yang ditanam itu

sesungguhnya berupa tombak (pusaka).Namunr sekarang pohon tersebut

sudah tidak ada.

B Peneliti dari Fakultas Sastra Undip pada tahun 1994- 1995 (terdiri

atas Drs Moehadi , Dra Dewi Yuliati ,MA , Drs Agus Supriyono, N{A ,

Drs Eko Punto Hendro, MA dan Dr AM Djuliati Suroyo )setelah

melakukan penelaahan yang komprehensif, dan bertumpu pada penelitian
arkeologi dan historis, geologis,dan geografis yang pernah ada, akhirnya

[.ok*si Beks.s Ker{iton f}ennsk

s9

lriuu berani riengungkapkan hasil tcmuannya Menurut mereka bekas
Iokasi keraton Dernak ltarrrs diletnllalkan di dckat ntesyid dan alun-alun
l)itinjau dari segala aspck, baik baik sc(:ara historis, kttltural, ekologis,
lrolitis dan ekonornis, keratort Dctttak palilrg relevan adalalr berada di
scbelah selatan alun-alun kota Demak yang sekarang dan menghadap ke
arah utara. Selanjutnya juga diperjelas bahwa Deniak adalah kt:rajaan
Maritim sehingga lokasinya pasti tidak jauh dari laut, dan di kawasan itu
ada tanah dalar yang disebut penduduk dengan nama Setinggil. di tanah
tinggi inilah diperkirakan keraton itu dahulu pernah ada

C. Tinr pencanan PLrsat dan l'ata Letak Pemerintahan Kerajaan Islam

Demak, dipimpin oleh lr. Sudjadi ( ada 2 tim, yakni tiin teknis dan tim
pakar atau pengkajian ilmiah ) telah mengadakan penelitian rnelalui

beberapa tahap :

Pertama: Pembahasan literatur, antaia lain berupa literatur setempat,

legenda (babad ), literur asing (karya tulis ), serta jenis literatur lain.

Khusus soal litertur ini, mereka menganalisa buku- buku sejarah yang
mungkin bisa mendukung pencarian ini. Bukunya banyak sekali jika
terkumpul semua bisa lebih satu almari. Namun aneh tidak ada satuprin
buku yang menyinggung fisik keraton Demak.

Kedua: Tim meneliti dari aspek filsafat dan budaya Jawa. Sebab pada

'zaman dahulu,'letak keraton sering ditetapkan berdasarkan pada

pertimbangan magis. Namun langkah pertama, tim meirdahulukan

pendekatan rasional dalam pencagian letak keraton tersebut .

Ketiga: Tim mengadakan esvakasi (penggalian ) dan tes geolistrik.

'l'es geolistrik adalah bentuk pemetaan wilayah dengan foto dari udara,

kemudian tim menginterpretasikan zone- zone areal yang ada Cara

pemetaan itu dilakukan dengan teknik pengindraan jarak jauh.

'Iahap berikutnya adalah di:kusi, yang mana akhirnya tim -epakat
rnenyimpulkan bahwa lokasi bekas keraton Demak di sekitar Masjid

Agung. Dari penyelidikan selanjutnya, akhirnya pemerintah mengadakan
scrninar Jawa Tengah tentang eks Keraton Demak dan menghasilkan
Kantor Kejaksaan Negeri dimasukkan dalam penentuan daerah titik

Iokasi. Setelah diadakan penggalian oleh tim Penyidik Sejarah Jawa
l'engah. banyak ditemukan kerainik-keramik dari masa Kasultanan

I ttkusi llilrus Kernton l)emuk

60

De mak Penemua n in i rnasih dalarn penyelidikarr tim penyidik dari

Senrarang

i',c:i:tl;ot; Lnkasi Perkiraant

K-cjuksnrcrt Bekas Keraton Demfik
Negeri
i)er.,o.li Lr:m;si;Ka.
Pem:t-r;:orsknlstt

Iterkiraan Lokati
Kasulio-nnn f)emrtk

I-olrssi Bekcrs Keruton l)entsk

6t
DA FT-A R K III' LI S'['A KAA N

Agus Sun.votcl . A hdu LJuliI l)er.'f ulcrnun &r luk Ruhctni
Syatkh Siti ,lenAr, ,lilid l-7 Penerlsit Lki,s

Yogjtakarta. Cet Keenam 2005

Anom, I Gusti Ngurah,Dkk Laporan Pemugarsrt Maslid Agung Dentak,
Pro_y;ek Pentugctrctn Darc Pemeliharaan

Mct.s.jid Agtng Demak . l9B5 - l986

Atmodarminto, R '. Bahad Denrctk, Dalam T'a.fsir Sosial Politik.

Penerbit Millertiutrt Publisher,,Iakarta

2000

Ilarnbang Pramudito, Dr . Kitab l{egara Kertaganra, Selarah Tata

Penrerinlahan Dan Perodilan Ailalapahit.

Bammelen Van, R W '. Penerbit : Ge ktntbang Pasang, Yogyakartct

The Geology O.f Indo'nesia. Vol lA

Martinus ltfuhofl The Hague, l{etherland

Cortesao, Armando .The Sumq Or"iental Of Tome Pires. Written

In Malctcca And India In I 5 l2-15 l5

I;okker, 1809 Hakluyt Societlt, 1944. Volume land 2

. Episoden Uit De Trld D"er Portugesche

Heer Schaapij lnoost Indie (S-Gravenhage:

Graff,DeHJ1987 '.MAarttivnqusl lttrlh_ Off) Malarant, Masa
Kehangkitan
Pemerintahan Senopati. Jakarta . Grafiti

Pers

Graff,De H.J Dan Pigeaud .Kerajaan-Kerajaan Islam Di,laua. .

Kajian Sejarah Politik Abad Ke 15 Dan Ke

16. Penerbit Grafiti Pers, Jakarla

lchsan Samlawi,Drs : Keistimewaan Masjid Agung Demak. CV

Irnron Abu Amar, Drs Saudara, Salatiga 1985

. Selarah Rirugkas, Kerajaan Islam Demak.

Penerbit Meilarq Kudus , 1966

lnkssi llekns Keralon Demolt

62

Lembaga Research Dan Survey IAI.N Walisongo Jatenq

]' e ne I i / iurt Bohun-Bahcur Se larah lslonr Di

,Jcnt,ct 7-enguh Rugicrn ( Iluro. Sentarang

N4uhammad Khafld, Drs 1975
i!{u lyono S ast r0llaryat tr}t)
. Se.jcrrult ,\rrllorr l:olluh. l'enerhit Al Qolctnr
Nuansa Bud aya, 2A02
200 I

'. Sarttl lJubud 'l'enlbustcrl , ,Jilid l-3 Proyek
IJuku Saslr)a lndonesia Dan Daerah ,

,Jakarta l986

' JGVuugaansl aBa' (ha(dh.ivDe irt,sei rkh.ri.tvkaMruth(cI-t,mPmPcMtcl)iy,oh'(

Nugroho Notosusanto Yogtctkorlu

Sejcrt'ah lVu.si onul lnduresiu II. Deparlenten
Pc{an K. Penerbil Balai Puslctka, ,Jbkarlct

I 979

Panitia Penyusun . Selarah Dan Hcrri ,Jacli Kahupaten Dentak.

Parlindungan , M O Penrerinlah Kahupalen Daerah T'ingkat II
Demak, 199 I
Prawirayuda, Pandji
Tuanku Rao, Penerbit Tanlung

Pengharapan. Jakarta I 9 62

Babod Malapahit Dan Para Wali , Jilid 2-
3. Proyek l'enelilittrr Sustrcr Indonesia Dctn
[)ueruh . Depctrlenten [' l)un K

Purwadi,Drdan Maharsi, S S, .' Bobucl l)emuk, Selcrrcrh Perkembangan

Islam Di T'anah,Jcnt,cr. Penerbit Tunas

Saifuddin Zuhn, KH Harapllt. .logjakarlu , 2005
S astronaryatmo, Mulyono
Slamet Mulyana, Prof Dr .' 5'ef arah Kebangkitcrn Islam Dan

Per!:em bctngannya Di Indonesict. Penerbil

Al Mcr'arif Cet Ketiga, l98l

Bobacl ,Jiko Tingkir. ['ro1;ek Penerbilcut
lJu ktr Sastrct Indonesict Dan Daerah ,

Depclikhud ,Jakartl , 198 I -

'.filrrrltthn.1;n Kerqioott fi i nclt,t-Jcnt,a clan

T'int brt ln)tct I',legctra-J\tlegdro I.;;lcttn di

JV tt,sttttlctt'ct,,lakarla I 9 68

Lolrasi Bekas Keraton Demsk

\' llt tttet Ri1,adi, Survaj r 6i
\ ocr oto, Drs
'lltrlttrtl l)unttk I , l)c1xrt'lt:ruatr l'l)urr K i
I )rtutrk l)tur l'ttf ottl{ ( 1500 1600 )
l'(ttt'rhit l''l' Scrnggabuv'(u'tct. Batrclung,

Soewito Santoso 1975.

'.Bubud 7'utah ,Jsu'i ( Galuh Mutarant )

,\ul.a , l'970 'Sakitcu' Wulisot?go. Penerhit Menara Kudus,
Solichin Salam

.lukurkr 1960

S Rochaningsih A Tr-iyon() Serut lJubad Pejajaran. Departeruen P Dan

K, l)rut1,gp lJttku Sastya Indonesia Dan

Srrdibyo ZH Daerah . ,lakarta 1985.

'.Babocl Tunah .Jawi , Dnpartenten P Dan K

Proyek Pet'terbrtan Bukw Sastra Ind.onesia

Dan Daeralt. ,Iakat'tA, l9B0

Sud.jadi, Ir '.Penelitian ntettlcrrcr Pencarian Pusqt Dan
"\e Pemerintahan Kerajaan Islam
'fala I-e
lak

) Demuk.

Sugeng Haryadi :Berdiriny,11 Masjic{ Agung Demak.

Supratikno Raharjo (.itrtbr)gun ." (-[,/ h{ega Berlian , 1997
:Kola [)emctk Sehagai Bandar Dagang Di

,lalur Sutru. Departemen P Dan K. Dirjen

Ke hrc{uS){rctlt Di rektorat Sej arah Dan lli lai

Suryadi , R.T fi'udisionol. .lakarta, I 994
I'trr"urlo, Marjono
:Babud l)emak I Wiwit Prahu Braryiaya
Dumugi ,Jaka Tingkir Yogyakarta,
IAgu.t'/ u.s I 98

. Bcthud Dewsk ( Seh Atfula))a ). Surakorlct,

t tka Tjandrasasmrta, Prof I 980

:Perlumhuhan f)an Perkenrhangan Kola-

Krstcr h4uslim Di Indonesia Dari Ahad Ke
l3 Sampai Ke lB Musehi. Menara Kud,us,

2 000

Widji Saksono '.Mongi s lcrmkan T'unah,l(ni,a. Penarbit Mizan,
Ytranzhi , Kong, Prof
I eel -l'ionghoa (-heng Ho.

'Mus'lim

I tiliusi Bekos Keraton l)ems,k




Click to View FlipBook Version