RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 3.9 dan 4.9) Nama sekolah : SMAK REGINA PACIS BAJAWA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/semester : XI/1 Materi pokok : Cerita Pendek Alokasi waktu : 4 JP (2X pertemuan) A. Kompetensi Inti KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KOMPETENSI DASAR IPK 3.9 Menganalisis unsur-unsur pembanguncerita pendek dalam buku kumpulancerita pendek. 3.9.1 Menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek. 3.9.2 Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah. 4.9 Mengonstruksi sebuah cerita pendekdengan memperhatikan unsurunsurpembangun cerpen. 4.9.1 Menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek. 4.9.2 Menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsurpembangun. C. Tujuan Pembelajaran KD 3.9 : Agar siswa mampu menentukan unsur-unsur pembangun cerita serta mampu menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah. KD 4.9 : Agar siswa mampu menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek dan mampu menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun.
D. Materi Pembelajaran Fakta : Teks cerpen Konsep : Unsur-unsur pembangun cerita pendek Struktur dan kaidah teks cerita pendek Topik dalam cerita pendek Prosedural : Cara menyunting cerita pendek E. Model,Metode dan Pendekatan Pembelajaran Model Inquiry/discovery learning Metode Penugasan Kerja kelompok Individu Tanya jawab Diskusi Ceramah Pendekatan Saintifik F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama : (2 JP) KD 3.9 Indikator : 3.9.1 Menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek. 3.9.2 Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah. Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu Kegiatan Pendahuluan Karakter: sopan dan santun, disiplin, responsif Motivasi Siswa merespons salam dari guru dan mengekspresikan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan melalui interaksi simpatik dan empatik. Apersepsi Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja 10 menit Kegiatan inti Karakter: jujur, teliti. kerja keras, toleransi, sopan dan santun MENGAMATI Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang unsurunsur pembangun cerita pendek serta struktur dan 60 menit
kaidah teks cerita pendek. Siswa mencermati contoh teks cerita pendek. MENANYA Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang unsurunsur pembangun cerita pendek. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang struktur serta kaidah dalam teks cerita pendek. MENCOBA Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi, baik dari buku maupun internet tentang unsur apa saja yang dominan pada cerpen “Robohnya Surau Kami”. Siswa menentukan keberadaan unsur-unsur intrinsik dari cerpen ”Robohnya Surau Kami”. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi, baik dari buku maupun internet tentang struktur dan kaidah teks cerita pendek tersebut. MENGASOSIASIKAN Dalam kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok tentang unsur-unsur pembangun cerita pendek. Dalam kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok tentang struktur dan kaidah teks cerita pendek. MENGOMUNIKASIKAN Setiap kelompok mempresentasekan hasil diskusinya tentang unsur-unsur pembangun cerita pendek serta struktur dan kaidah teks cerita pendek. Siswa memberikan komentar, saran dan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru. Kegiatan penutup Nilai karakter: tanggung jawab, mandiri, responsif, Siswa bersama guru merangkum/ menyimpulkan struktur dan ciri-ciri kebahasaan teks prosedur. Kesimpulan: Seperti halnya jenis teks lainnya, cerita pendek dibentuk oleh sejumlah unsur. Adapun unsur yang berada langsung di dalam isi teksnya, dinamakan dengan unsur intrinsik, yang meliputi tema, amanat, alur, penokohan, dan latar. Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Dengan demikian, struktur cerpen tidak lain berupa unsur yang berupa alur, yakni berupa jalinan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun 20 menit
secara kronologis. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran. Guru memberi pekerjaan rumah kepada siswa. Pertemuan Kedua : (2 JP) KD 4.9 Indikator: 4.9.1 Menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek. 4.9.2 Menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsurpembangun. Tahap Kegiatan Pembelajaran Waktu Kegiatan Pendahuluan Karakter:sopan dan santun, disiplin, responsive Motivasi Siswa merespons salam dari guru dan mengekspresikan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan melalui interaksi simpatik dan empatik. Apersepsi Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 15 menit Kegiatan inti Nilai karakter: jujur, kerja keras, disiplin, tanggung jawab MENGAMATI Siswa mendengar penjelasan guru tentang topik dalam teks cerita pendek Siswa membaca beberapa cuplikan teks cerita pendek MENANYA Siswa menjawab pertanyaan guru tentang topik dan cara-cara yang tepat dalam menyunting teks cerita pendek MENCOBA Siswa secara mandiri menentukan topik yang dianggap khas atau langka berdasarkan pengalaman hidup pribadi maupun orang lain. Siswa menyusun kerangka cerpen secara kronologis. Siswa menyunting teks cerita pendek dengan 60 menit
memperhatikan unsur-unsur pembangunnya. MENGOMUNIKASIKAN Siswa melakukan silang baca dengan teman sebangku untuk menyunting atau mengoreksi teks cerita pendek yang ditulis teman mengenai isi teks, struktur teks, kaidah kebahasaan serta ejaan/tanda bacanya. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru. Kegiatan Penutup Siswa bersama guru merangkum/ menyimpulkan cara menyusun dan menyunting teks prosedur. Kesimpulan: Topik cerpen dapat diambil dari kehidupan diri sendiri ataupun pengalaman orang lain. Tugas seorang penulis cerpen adalah memperlakukan pengalaman itu sesuai dengan emosi dan nuraninya sendiri. Unsur emosi memang penting dalam menulis cerpen. Kata-kata yang tidak mampu membangkitkan suasana ”emosi”, sering membuat karangan itu terasa hambar dan tidak menarik. Namun demikian, kata-kata tersebut tidak harus dibuat-buat. Kata-kata atau ungkapan yang kita pilih adalah kata-kata yang mempribadi. Kata-kata itu dibiarkan mengalir apa adanya. Dengan cara demikian, akan terciptalah sebuah karya yang segar, menarik, dan alamiah. Memilih kata-kata memerlukan kemampuan yang apik dan kreatif. Pemilihan kata-kata yang biasabiasa saja, tanpa ada sentuhan emosi, tidak akan begitu menarik bagi pembaca. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran. 15 menit G.Media Pembelajaran a) Media Surat kabar, majalah b) Bahan Teks cerpen c) Sumber belajar 1) Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X, Kelompok Wajib 2) Buku Bahasa Indonesia untuk siswa SMA-MA/SMK-MAK Kelas XI (Yadi Mulyadi, Edisi Revisi 2016) 3) Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI, Edisi Revisi 2017, Kemendikbud 4) Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI, Edisi Revisi 2017, Kemendikbud 5) Kamus Besar Bahasa Indonesia
H.Penilaian Penilaian pengetahuan Tes tulis Observasi Penugasan Penilaian ketrampilan portofolio Teknik penilaian : lisan dan tertulis Bentuk : produk (isian) Instrumen penilaian : tes dan nontes Pertemuan Pertama Rubrik Penilaian IPK Soal Skor 3.9.1 Menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek. 1. Bacalah cerpen tentang Robohnya Surau Kami, lalu tentukan unsur-unsur yang membangun cerpen tersebut! Jawablah dalam tabel berikut! Unsur-unsur cerita Paparan Tema Amanat Penokohan Latar Alur Latar belakang budaya, ekonomi, religi, politik 6 3.9.2 Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah. Bacalah kutipan cerpen berikut! Kalau begitu mengapa Syarifudin meninggal pada hari kedua, setelah dia disunat? Darah tak banyak keluar dari lukanya. Syarifudin kan juga penurut. Pendiam. Setengah bulan, hampir, dia mengurung diri karena kau mengatakan kelakuan abangnya sehari sebelum disunat itu. Aku tidak percaya jika hanya oleh melompat-lompat dan berkejaran setengah malam penuh. Aku tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa kau orang yang tamak. Orang yang kikir. Penghisap. Lintah darat. Inilah ganjarannya! Aku mulai percaya desas-desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilu luka sunatan anak-anak kita. Aku mulai yakin, mereka menaruh racun di pisau dukun-dukun itu. Kalau benar begitu, apalagi yang sekarang mereka sakitkan hati?Aku telah lama mengubah sikapku. Tiap ada derma, aku
sumbang.Tiap kesusahan, aku tolong. Tidak seorang dari mereka yang tidak kuundang dalam pesta tadi malam. Kaulihatkan, tiga teratak itu penuh mereka banjiri. Aku yakin mereka telah menerimaku, memaafkanku. 1. Apakah semua kaidah itu tampak pada cerpen tersebut? 2. Adakah ciri kebahasaan lainnya yang dominan di dalamnya? Tulislah jawaban Anda berdasarkan tabel berikut! Kaidah Kebahasaan Kutipan dalam Cerita Kata ganti orang pertama/ ketiga Kalimat bermakna lampau Konjungsi kronologis Kata kerja yangmenggambarkan peristiwa Kata kerja yangmenunjukkan kalimat taklangsung Menggunakan kata kerjayang menyatakan pikiran/perasaan Menggunakan dialog Ciri kebahasaan lainnya Pertemuan Kedua KD 4.2 Rubrik Penilaian IPK Soal Sko r 4.9.1 Menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek. Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman hidup yang kamu alami sendiri ataupun pengalaman orang lain dengan langkah-langkah sebagai berikut! 1. Tentukanlah topiknya yang menarik yang dianggap khas atau langka! 2. Catatlah kata-kata kunci yang berkaitan dengan topik tersebut lalu susunlah menjadi kerangka cerpen secara krolonogi! 3. Kembangkanlah kerangka itu menjadi cerpen yang utuh dengan menggunakan kekuataan emosi! 4.9.2 Menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsurunsurpembangun. Bacalah cuplikan cerpen berjudul “Pejuang” karangan Maria Maghdalena Bhoernomo! Suntinglah cerpen tersebut berdasarkan tabel berikut! Aspek Perbaikan 1. Isi 2. Struktur 3. Ada kata yang harus
dimiringkan penulisannya karena kata itu masih berupa kata asing. Tunjukkanlah kata itu dan perbaikilah. 4. Ada kalimat yang salah di dalam penggunaan tanda baca akhirnya.Tunjukkan kalimat yang dimaksud dan perbaikilah. 5. Ada kalimat yang tidak efektif karena tidak mengandung subjek. Tunjukkan kalimat yang dimaksud dan perbaikilah. 6. Ada kalimat yang tidak efektif karena tidak mengandung subjek. Tunjukkan kalimat yang dimaksud dan perbaikilah. 7. Ada kalimat yang tidak efektif karena tidak mengandung subjek. Tunjukkan kalimat yang dimaksud dan perbaikilah. 8. Ada tanda koma yang harus dibubuhkan setelah kata seru. Tunjukkanlah kata seru yang dimaksud dan perbaikilah. 9. Ada penulisan nama orang yang salah ejaannya. Tunjukkanlah nama itu dan perbaikilah. Jumlah 10 Perolehan Nilai : Skor perolehan X 100 Skor maksimum I. Lampiran-lampiran Lampiran materi pertemuan pertama Contoh teks cerita pendek Lelaki tua itu selalusuka mengenakan lencanamerah putih yangdisematkan di bajunya. Di mana saja berada, lencana merah putihselalu menghiasi penampilannya. Ia memang seorang pejuang yang pernah berperang bersamapara pahlawan di masa penjajahan sebelum bangsa dan negara inimerdeka. Kini semua teman seperjuangannya telah tiada. Seringia bersyukur karena mendapat karunia umur panjang. Ia bisamenyaksikan rakyat hidup dalam kedamaian.Tak lagi
dijajah oleh bangsa lain. Tidak lagi berperang gerilyakeluar masuk hutan. Tapi ia juga sering meratap-ratap setiap kalimembaca koran yang memberitakan keadaan negara ini semakinmiskin akibat korupsi yang telah dianggap wajar bagi semuapengelola negara. Banyak kekayaan negara juga dikuras habis-habisan olehperusahaan-perusahaan asing yang berkolaborasi dengan elitepolitik. Kini, semua elite politik hidup dalam kemewahan, persisseperti para pengkhianat bangsa sebelum negara ini merdeka. Dulu,pada masa penjajahan, para pengkhianat bangsa menjadi mata-mataKompeni.Mereka tega mengorbankan anak bangsa sendiri demi keuntunganpribadi. Mereka mendapat berbagai fasilitas mewah. Seperti rumah,mobil dan juga perempuan-perempuan cantik. Ia tiba-tiba teringatpengalamannya membantai sejumlah pengkhianat bangsa di masapenjajahan. Saat itu ia ditugaskan oleh Jenderal Sudirman untuk membersihkannegara ini dari pengkhianat bangsa yang telah tega mengorbankansiapa saja demi keuntungan pribadi. ”Para pengkhianat bangsaadalah musuh yang lebih berbahaya dibanding Kompeni. Merekatak pantas hidup di negara sendiri. Kita harus menumpasnya sampaihabis. Mereka tak mungkin bisa diajak berjuang karena sudah nyata-nyata berkhianat,” Jenderal Sudirman berbisik di telinganya ketika iaikut bergerilya di tengah hutan.Ia kemudian bergerilya ke kota-kota menumpas kaum pengkhianatbangsa. Ia berjuang sendirian menumpas kaum pengkhianat bangsa.Dengan menyamar sebagai penjual tape singkong dan air perasantape singkong yang bisa diminum sebagai pengganti arak atau tuak,iamendatangi rumah-rumah kaum pengkhianat bangsa. Banyakpengkhianat bangsa yang gemar membeli air perasan tape singkong.Dasar kaum pengkhianat, senangnya hanya mengumbar nafsusaja. Ia begitu dendam kepada kaum pengkhianat bangsa. Mereka harus ditumpas habis dengan cara apa saja. Dan ia memilih cara palingmudah tapi sangat ampuh untuk menumpas kaum pengkhianatbangsa. Air perasan tape singkong sengaja dibubuhi racun yangdiperoleh dari seorang sahabatnya berkebangsaan Tionghoa yangsangat mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Entah terbuat dari bahan apa, racun itu sangat berbahaya. Jikadicampur dengan air perasan tape singkong, lalu diminum, makadalam waktu dua jam setelah meminumnya, maka si peminumakan tertidur untuk selamanya. Tak ada yang tahu, betapa kaumpengkhianat bangsa tewas satu persatu setelah menenggak airperasan tape singkong yang telah dicampur dengan racun. Dokter-dokter yang menolong mereka menduga mereka matiakibat serangan jantung. Dukun-dukun yang mencoba menolongmereka menduga mereka mati akibat terkena santet. Pemuka-pemuka agama yang mencoba menolong mereka menduga merekamati akibat kutukan Tuhan karena mereka telah banyak berbuatdosa. Konsep Menentukan Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek Seperti halnya jenis teks lainnya, cerita pendek dibentuk oleh sejumlah unsur. Adapun unsur yang berada langsung di dalam isi teksnya, dinamakan dengan unsur intrinsik yang meliputi tema, amanat, alur, penokohan, dan latar. a. Tema Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Temasuatu cerita menyangkut segal persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruhterhadap berbagai unsur karangan itu.Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya.
Untukdapat merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita dalam cerpen itu. b. Amanat Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikanpengarang. Amanat dalam cerpen umumnya bersifat tersirat;disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa-peristiwa yangmembentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidakbisa lepas dari tema cerita. Misalnya, apabila tema cerita itu tentangperjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak jauh dari kemerdekaan. c. Penokohan Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan danmengembangkan karakter tokohtokoh dalam cerita. Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh. 1) Teknik analitik langsung Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-temannya.Ia pun tidak merasa sombong walaupun berkali-kali dia mendapatjuara bela diri. Sifatnya itulah yang menyebabkan ia banyak disenangi teman-temannya. 2) Penggambaran fisik dan perilaku tokoh Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempakberteriak-teriak! Mereka menyuruh camat agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan tangannya, walaupundengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidakkelihatan berbeda dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasanadi sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh demonstran-demonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang yang kebetulan lewat dan ada di sana. 3) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampung-kampung tetangganya sudah pada terang semua. 4) Penggambaran tata kebahasaan tokoh Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapi apayang diucapkannya benar-benar membuat orang sedesa marah. 5) Pengungkapan jalan pikiran tokoh Ia ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium bau keringatnya. Dalam pikirannya, Cuma anak gadisnya yang masih mau menyambutnya dirinya. Dan mungkin ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dadamenerima kepulangannya. 6) Penggambaran oleh tokoh lain Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang iabertandang ke rumah sambil membawa aneka brosur barang-barangpromosi. Yang menjengkelkan saya, seluruh keluargaku jadi menaruhperhatian kepadanya. d. Alur Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentukoleh hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis. Polapengembangan cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola pengembangancerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suat cerpen kadangkadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang-kadang sederhana. e. Latar
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakandalam suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual ataubisa pula yang imajinatif. Latar berfungsi untuk memperkuat ataumempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.Dengan demikian, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagaisesuatu yang benar adanya, maka cenderung dia pun akan lebih siapdalam menerima pelaku ataupun kejadian-kejadian yang berada dalamlatar itu. f. Gaya Bahasa Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakansuatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yangmampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermatdapat menjelmakan suatu suasana yang berterus terang atau satiris,simpatik atau menjengkelkan, objektif atau emosional. Bahasa dapatmenimbulkan suasana yang tepat untuk adegan yang seram, adegan romantis, ataupun peperangan, keputusan, maupun harapan.Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai karakterseseorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat digambarkan denganjelas melalui kata-kata yang digunakannya. Demikian pula dengan tokohanak-anak dan dewasa, dapat pula dicerminkan dari kosakata ataupunstruktur kalimat yang digunakan oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan. Menelaah Teks Cerita Pendek Berdasarkan Struktur dan Kaidah Stuktur cerpen merupakan rangkaian cerita yang membentukcerpen itu sendiri. Dengan demikian, struktur cerpen tidak lain berupaunsur yang berupa alur, yakni berupa jalinan cerita yang terbentuk olehhubungan sebab akibat ataupun secara kronologis. Secara umum jalancerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut. 1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation) Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menataadegan dan hubungan antartokoh. 2. Pengungkapan peristiwa (complication) Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkanberbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagipara tokohnya. 3. Menuju pada adanya konflik (rising action) Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupunketerlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh. 4. Puncak konflik (turning point) Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yangpaling besar dan mendebarkan. Pada bagian pula, ditentukannyaperubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudianberhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal. 5. Penyelesaian (ending atau coda) Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentangsikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalamiperistiwa puncak itu. Namun ada pula, cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya itudibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian. Posisi Pengarang Cerpen tergolong ke dalam jenis teks fiksi naratif. Dengan demikian,terdapat pihak yang berperan sebagai tukang cerita (pengarang). Terdapatbeberapa kemungkinan posisi pengarang di
dalam menyampaikanceritanya, yakni sebagai berikut. a. Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlibatdalam cerita yang bersangkutan. Dalam hal ini pengarang menggunakankata orang pertama dalam menyampaikan ceritanya, misalnya aku, saya, kami. b. Berperan sebagai orang ketiga, berperan sebagai pengamat. Ia tidak terlibat di dalam cerita. Pengarang menggunakan kata dia untuk tokoh-tokohnya. Ciri Kebahasaan Cerpen Cerpen juga memiliki ciri-ciri kebahasaan seperti berikut. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketikaitu, beberapa tahun yang lalu, telah terjadi. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsikronologis). Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwayang terjadi, seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat,menghindar. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat taklangsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh olehpengarang. Contoh: mengatakan bahwa, menceritakan tentang,mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yangdipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan,mengarapkan, mendambakan, mengalami. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petikganda (“….”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh: o Alam berkata, “Jangan diam saja, segera temui orang itu!” o “Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya. o “Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Contoh: Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan,kamarnya sekarang sangat rapi dan bersih. Segalanya tampak tepatberada di tempatnya sekarang, teratur rapi dan tertata dengan baik. Iaadalah juru masak terbaik yang pernah dilihatnya, ahli dalam membuatragam makanan Timur dan Barat ‘yang sangat sedap’. Ayahnya telahmenjadi pencandu beratnya. Lampiran pertemuan kedua Topik Cerita Pendek Topik cerpen dapat diambil dari kehidupan diri sendiri ataupunpengalaman orang lain. Tugas seorang penulis cerpen adalahmemperlakukan pengalaman itu sesuai dengan emosi dan nuraninyasendiri. Unsur emosi memang penting dalam menulis cerpen. Kata-katayang tidak mampu membangkitkan suasana ”emosi”, sering membuatkarangan itu terasa hambar dan tidak menarik. Namun demikian, kata-kata tersebut tidak harus dibuat-buat. Kata-kata atau ungkapan yang kitapilih adalah kata-kata yang mempribadi. Kata-kata itu dibiarkan mengalirapa adanya. Dengan cara demikian, akan terciptalah sebuah karya yangsegar, menarik, dan alamiah. Memilih kata-kata memerlukan kemampuan yang apik dan kreatif.Pemilihan kata-kata
yang biasa-biasa saja, tanpa ada sentuhan emosi, tidakakan begitu menarik bagi pembaca. Jika penulis melukiskan keadaan kotaJakarta, misalnya, tentang gedung-gedung yang tinggi, kesemerawutanlalu lintas, dan keramaian kotanya, berarti dalam karangan itu tidak adayang baru. Akan tetapi, ketika seorang penulis melukiskan keadaan kotaJakarta dengan mengaitkannya dengan suasana hati tokoh ceritanya, makapenggambaran itu menjadi begitu menarik. Perhatikan contoh berikut! ”Lampu-lampu yang berkilau terasa menusuk-nusuk matanya, sedangkan kebisingan kota menyayat-nyayat hatinya. Samar-samar dia sadari bahwa dia telah kehilangan adiknya: Paijo tercinta! Pak Pong yang malang menatap kota dengan dendam di dalam hati. Jakarta, kesibukannya, Bina Graha, gedung-gedung itu....” Perhatikan pula cuplikan berikut! Lelaki berkacamata itu membuka kancing baju kemejanya bagian atas. Ia kelihatan gelisah, berkeringat, meski ia sedang berada di dalam ruangan yang berpendingin. Akan tetapi, ketika seorang perempuan cantik muncul dari balik koridor menuju tempat lelaki berkacamata itu menunggu, wajahnya berubah menjadi berseri-seri. Seakan lelaki itu begitu pandai menyimpan kegelisahannya. “Sudah lama?” tanya perempuan cantik itu sambil melempar senyum. “Baru setengah jam,” jawabnya setengah bergurau. Gerak-gerik tokoh, identitasnya (berkacamata), serta situasikejiwaannya jelas tergambar dalam cuplikan di atas. Karakter tokoh benar-benar hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan cerita yang dialaminya.Penulis mewakilkan situasi kejiwaan tokoh yang gelisah melalui katakatamembuka kancing baju kemejanya, berkeringat, berubah menjadi berseri-seri. Menyunting Teks Cerita Pendek dengan Memperhatikan Unsur-Unsur Menulis karangan, baik itu berupa cerita ataupun jenis karangan yanglain jarang yang bisa sekali jadi. Akan ada saja kesalahan atau kekeliruanyang harus diperbaiki. Mungkin hal itu berkaitan dengan isi tulisan,sistematikanya, keefektifan kalimat, kebakuan kata, ataupun ejaan/tandabacanya. Oleh karena itu, peninjauan ulang atau langkah penyuntingan ataskarangan yang telah kita buat, merupakan sesuatu yang penting dilakukan. Berikut beberapa persoalan yang perlu diperhatikan berkenaan denganpenyempurnaan karangan. 1. Apakah ide yang dikemukakan dalam karangan itu sudah tepat atautidak, dan sudah padu atau belum? 2. Apakah sistematika penulisannya sudah benar atau perlu perbaikan?Uraian yang bolakbalik dan banyaknya pengulangan tentu akanmenjadikan karangan itu tidak menarik. 3. Apakah karangan itu bertele-tele atau terlalu sederhana? Karanganyang bertele-tele, haruslah disederhanakan. Namun, sebaliknya apabilakarangan itu terlalu sederhana, perlulah dikembangkan lagi. 4. Apakah penggunaan bahasanya cukup baik atau tidak? Perhatikankeefektifan kalimat dan kejelasan makna kata-katanya!Buku ejaan, tata bahasa, dan kamus, perlu dijadikan pendamping. Buku- buku tersebut dapat dijadikan rujukan, terutama ketika ingin memastikan kebenaran atau ketepatan penggunaan bahasa.
Mengetahui Bajawa, 21 Oktober 2022 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Hendrianto E.Ndiwa, S.T Antonia Meo, S. Pd. NIP: - NIP: -
LKPD Menelaah Struktur dan Isi Cerpen Lembar kegiatan peserta didik atau LKPD Menelaah Struktur Cerita Pendek pada judul unit ini diharapkan dapat membantu peserta didik kelas XI SMA dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Lembar Kegiatan Pesera Didik ini dikembangkan berdasarkan: Kompetensi Dasar 3.9Menganalisis unsur-unsur pembanguncerita pendek dalam buku kumpulancerita pendek. Indikator 3.9.1 Menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek. 3.9.2 Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan teks cerpen .Petunjuk Kegiatan: Peserta didik membuka buku yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 yaitu Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Edisi Revisi). Peserta didik membaca dan menyimak buku pada halaman 103 s.d 106 Tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan. Melaporkan hasil pada buku tugas. Bentuk laporan cukup jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disediakan. Tulis Laporan LKPD 3.9, Nama, NIS/NISN dan kelas pada LKPD.
Laporan LKPD 3.9 Nama : ……. NIS/NISN : …… Kelas : …… Langkah kegiatan: Bacalah teks cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A Navis berikut ini! Robohnya Surau Kami Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena dineraka itu banyak temannya di dunia terpanggangpanas, merintih kesakitan. Dan ia tambah takmengerti lagi dengan keadaan dirinya, karenasemua orang yang dilihatnya di neraka tak kurangibadatnya dari dia sendiri. Bahkan, ada salahseorang yang telah sampai empat belas kali keMekah dan bergelar Syeh pula. Lalu Haji Salehmendekati mereka, lalu bertanya kenapa merekadi neraka semuanya. Tetapi sebagaimana HajiSaleh, orang-orang itu pun tak mengerti juga.“Bagaimana Tuhan kita ini?” kata Haji Saleh kemudian. “Bukankah kitadisuruh-Nya taat beribadah, teguh beriman? Dan itu semua sudah kitakerjakan selama hidup kita. Tapi kini kita dimasukkan ke neraka.” “Ya. Kami juga berpendapat demikian. Tengoklah itu, orang-orangsenegeri kita semua, dan tak kurang ketaatannya beribadat.” “Ini sungguh tidak adil.” “Memang tidak adil,” kata orang-orang itu mengulangi ucapan HajiSaleh.“Kalau begitu, kita harus minta kesaksian kesalahan kita. Kita harusmengingatkan Tuhan, kalau-kalau ia silap memasukkan kita ke neraka ini.” “Benar. Benar. Benar,” sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh. “Kalau Tuhan tak mau mengakui kesilapan-Nya, bagaimana?” suatu suaramelengking di dalam kelompok orang banyak itu. “Kita protes. Kita resolusikan,” kata Haji Saleh. “Apa kita revolusikan juga?” tanya suara yang lain, yang rupanya di dunia menjadi pemimpin gerakan revolusioner. “Itu tergantung pada keadaan,” kata Haji Saleh. “Yang penting sekarang, mari kita berdemonstrasi menghadap Tuhan.” “Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi saja, banyak yang kita peroleh,” sebuah suara menyela. “Setuju! Setuju! Setuju!” mereka bersorak beramai-ramai. Lalu, mereka berangkatlah bersama-sama menghadap Tuhan. DanTuhan bertanya, “ Kalian mau apa?” Haji Saleh yang menjadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan.Dan dengan suara yang menggeletar dan berirama indah, ia memulaipidatonya.
“O, Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalahumat-Mu yang paling taat beribadat, yang paling taat menyembah-Mu.Kamilah orang-orang yang selalu menyebut nama-Mu, memuji-mujikebesaran-Mu, mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal di luar kepala kami. Tak sesat sedikit pun membacanya. Akan tetapi, Tuhanku yang Mahakuasa, setelah kami Engkau panggilkemari, Engkau masukkan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diingini, maka di sini, atas nama orang-orang yang cintapada-Mu, kami menuntut agar hukuman yang Kau jatuhkan kepadakami ditinjau kembali dan memasukkan kami ke surga sebagaimana yang Engkau janjikan dalam kitab-Mu.”“Kalian di dunia tinggal di mana?” tanya Tuhan. “Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.” “O, di negeri yang tanahnya subur itu?” “Ya. Benarlah itu, Tuhanku.” “Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh logam, minyak, dan berbagai bahan tambang lainnya, bukan?” “Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami,” mereka mulaimenjawab serentak. Karena fajar kegembiraan telah membayang diwajahnya kembali. Dan yakinlah mereka sekarang, bahwa Tuhan telahsilap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu. “Di negeri, di mana tanahnya begitu subur, hingga tanaman tumbuhtanpa ditanam?” “Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.” “Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat itu?” “Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.” “Negeri yang lama diperbudak orang lain itu?” “Ya, Tuhanku. Sungguhn laknat penjajah penjajah itu, Tuhanku.” “Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya dan diangkutnya ke negerinya, bukan?” “Benar Tuhanku, hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguhlaknat mereka itu.” “Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selaluberkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya,bukan?” “Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu, kami tak mautahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.” “Engkau rela tetap melarat, bukan?” “Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.” “Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?” “Sungguhpun anak cucu kami melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala belaka.” “Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan keHatinya bukan?” “Ada, Tuhanku.” “Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumuteraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lainmengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahiantara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri engkaunegeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja,karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang.Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat.Bagaimana engkau bisa beramal kalau
engkau miskin? Engkau kira aku inisuka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-mujidan menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka! Hai malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya.” Semuanya jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulahmereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia. Tetapi Haji Saleh ingin juga kepastian, apakah yang dikerjakannya didunia ini salah atau benar. Tetapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan, ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka itu. “Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia?” tanya Haji Saleh. “Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimusendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapiengkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupananak istrimu sendiri, hingga mereka itu kucar-kacir selamanya.. Itulahkesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di duniaberkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan merekasedikit pun.” Demikian cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yangmemurungkan Kakek. Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkataapa aku tak pergi menjenguk. “Siapa yang meninggal?” tanyaku kaget. “Kakek.” “Kakek?” “Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang ngeri sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.” “Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya melangkah secepatnya meninggalkan istriku yang tercengang-cengang.Aku mencari Ajo Sidi ke rumahnya. Tetapi aku berjumpa sama istrinyasaja. Lalu aku tanya dia. “Ia sudah pergi,” jawab istri Ajo Sidi. “Tidak ia tahu Kakek meninggal?” “Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kafan buat Kakektujuh lapis.” “Dan sekarang,” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengarsegala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggungjawab,” dan sekarang ke mana dia?” “Kerja.” “Ya. Dia pergi kerja.” 1. Identifikasikan unsur intrinsik dalam cerpen “Robohnya Surau Kami”! 2. Identifikasikan unsur ekstrinsik (nilai) dalam cerpen : Robohnya Surau Kami”!
PENGAYAAN DAN REMIDIAL PERTEMUAN KE- PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI KESULITAN BAHAN PENGAYAAN PESERTA DIDIK 11