The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Roha Ajis, 2021-01-02 03:40:09

serambi depan. “Sedihnya, aku berharap dia dimakan oleh
monster. Lebih baik begitu daripada direkrut oleh pasukan
Titan.”

Pikiran itu membuatku gelisah. Aku nyaris saja mengubah
pikiranku untuk memberi tahu Chiron, namun kembali
mengurungkannya.

“Apa kau benar-benar berpikir serangan pertama akan
berlangsung di sini?” tanyaku.

Chiron memandang salju yang berjatuhan di bebukitan. Aku
bisa melihat asap menyembur dari naga yang menjaga pohon
pinus, kelap-kelip Bulu Domba di kejauhan.

“Peristiwa itu takkan terjadi hingga musim panas,
setidaknya,” ujar Chiron. “Musim dingin ini akan berat ... saat
terberat selama berabad-abad lampau. Alangkah baiknya bila
kau pulang ke kota, Percy; berusahalah memusatkan pikiranmu
pada sekolah. Dan beristirahatlah. Kau akan
membutuhkannya.”

Kupandangi Annabeth. “Bagaimana denganmu?”

Pipinya merona. “Aku kayaknya akan mencoba tinggal di San
Francisco. Barangkali aku bisa mewaspadai Gunung Tam,
memastikan para Titan nggak mencoba-coba melakukan hal
lain.”

“Kau akan mengirimkan pesan-Iris kalau terjadi masalah?”

Dia mengangguk. “Tapi kupikir Chiron benar. Peristiwa itu
takkan terjadi hingga musim panas. Luke akan membutuhkan
waktu untuk memulihkan kembali kekuatannya.”

Aku tak menyukai pikiran untuk menunggu. Tapi jika dipikir
lagi, bulan Agustus mendatang aku akan menginjak usia lima

~394~

pustaka-indo.blogspot.com

belas. Aku tak ingin memikirkan berada di usia yang hampir
menginjak enam belas.

“Baiklah,” kataku. “Pokoknya jaga baik-baik dirimu. Dan
jangan melakukan aksi aneh-aneh dengan pesawat Sopwith
Camel itu.”

Annabeth tersenyum ragu. “Janji. Dan, Percy—”

Apa pun yang hendak dia katakan terganggu oleh
kedatangan Grover, yang terhuyung keluar dari Rumah Besar,
tergelincir oleh kaleng-kaleng timah. Wajahnya kalut dan pucat,
seperti baru saja melihat hantu.

“Dia bicara!” pekik Grover.

“Tenanglah, satir muda,” ujar Chiron, mengerutkan alis. “Ada
masalah apa?”

“Aku ... aku sedang memainkan seruling di ruang tamu,”
gagapnya, “dan minum kopi. Banyak sekali kopi! Dan dia bicara
dalam pikiranku!”

“Siapa?” desak Annabeth.

“Pan!” tangis Grover. “Sang Penguasa Alam Liar sendiri. Aku
mendengarnya! Aku harus ... aku harus mencari koper.”

“Hei, hei, hei,” seruku. “Apa yang dia katakan?”

Grover memandangiku. “Hanya tiga kata. Dia bilang, ‘Aku
menanti engkau.’”[]

~395~

pustaka-indo.blogspot.com

pustaka-indo.blogspot.com

pustaka-indo.blogspot.com

pustaka-indo.blogspot.com

pustaka-indo.blogspot.com


Click to View FlipBook Version