The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by michelleangelicaham, 2024-06-16 07:43:15

EXPLORE JAPAN FESTIVES

-

Keywords: japan festives

EDITION 2024 SUMMER EXPLORE JAPAN jAPAN FESTIVES


Disusun oleh : Aloysius Nathan N / E12220195 Valentinus Christian / E12220086 Gabrielle Dian Jovanna / E12220147 Michelle Angelica / E12220101 Lindy Risga Imkotta / E12220253 Felicia Hugengpranoto / E12220006 Ivana Hadi / E12220145 Angellina Tanjaya / E12210144 Alvinia Katherine Suryono / E12220197 Raphael Angelo Clemence / E12220003 Kelompok dan Asdos : Kelompok 1 Clarisa Michelle Eugenia, S.Ds.


FESTIVAL HANABI Sekilas tentang Hanabi Kaitan Sejarah Jepang Dengan Kembang Api Hanabi memiliki arti yaitu bunga api yang mencerminkan keindahan kembang api sebagai bagian budaya Jepang yang sangat digemari sejak dulu. Festival ini sudah populer sejak zaman Edo dan melambangkan datangnya musim panas di Jepang dengan meriahnya kembang api yang tak terhingga. Hadir dalam berbagai bentuk, baik itu air terjun atau wajah tersenyum, serta banyak kompetisi sehingga menarik ribuan orang. Terdapat teori berbeda tentang asal usul kembang api di Jepang, mulai dari penggunaannya untuk mengusir roh jahat. Pertunjukan kembang api publik pertama diadakan di Sungai Sumida pada tahun 1733 untuk mengenang mereka yang meninggal karena kelaparan akibat gagal panen, dan wabah penyakit. Ini menjadi acara tahunan dan sekarang menjadi salah satu yang paling populer di Jepang. Hanabi sejak itu menjadi fitur musim panas di Jepang dan dikaitkan dengan festival, makanan jalanan, dan perayaan. Salah satu aspek terpenting dari pertunjukan kembang api Jepang adalah kompetisi. “Hanabi Taikai”, kompetisi kembang api beradu desain dan kombinasi terbaru satu sama lain. Ahli kembang api terkemuka dari dalam dan negeri dan luar negeri Jepang berkumpul untuk melihat pertunjukan ini, yang berarti festival Jepang memiliki beberapa pertunjukan terbaik di dunia. Tradisi ini dimulai ketika produser kembang api asli Jepang Kagiya pada 1659 dan bergabung setelah 150 tahun oleh aliansi baru Tamaya yang mulai memproduksi kembang api pada 1808. Hanabi Taikai: Kompetisi Kembang Api Se-Jepang Ada Alasan lain mengapa kembang api sangat erat kaitannya dengan musim panas dalam budaya Jepang adalah perannya dalam festival Obon di bulan Agustus. Selama waktu ini, arwah kembali mengunjungi bumi kita dan kembang api digunakan untuk menyambut mereka, serta mengirim mereka kembali ke dunia spiritual, sebagai bentuk okuribi. 1


Jepang memiliki berbagai macam kembang api yang dapat dilihat di festival dan pertunjukan pribadi. Event akan dengan hati-hati mencantumkan gaya yang berbeda dan memberikan panduan terperinci tentang siapa yang merancangnya. Desain populer termasuk Starmine yang merupakan kombinasi dari ratusan kembang api dan Niagara yang merupakan desain seperti air terjun. Cara paling mudah untuk melihat kembang api di Jepang adalah di festival musim panas. Biasanya berlangsung antara bulan Juni dan September. Penduduk setempat dan pengunjung akan berkumpul dalam jumlah ribuan dengan berbaris di tepi sungai dan pantai untuk melihat pemandangan langit di malam hari, sering kali mengenakan yukata dan menikmati warung makan (yatai) dan suasana festival yang menyenangkan. Tidak seperti banyak negara, Jepang tidak menggunakan kembang api untuk merayakan datangnya tahun baru. Sebaliknya, Jepang memiliki pendekatan yang lebih tenang dengan mengunjungi kuil yang dilakukan bersama keluarga dan teman pada dini hari. Sumidagawa Fireworks Festival Tsuchiura All Japan Fireworks Competition Kumano Fireworks Festival Berbagai Macam Jenis Kembang Api Tempat-tempat untuk melihat Festival Kembang Api Beberapa Festival Kembang Api Terbaik di Jepang 2


Jalan-jalan di kota Serang Bersama ayah naik sapi Mari liburan ke Jepang Melihat meriahnya kembang api Enaknya makan kentang Sambil melihat napi Halo pecinta negara Jepang gak keren kalau gak liat kembang api Ikan koi ikan cupang Minum kopi sambil makan sushi Mau tau festival bagus di Jepang? Cuman festival kembang api 3


4


5


6


Obon’s festival Obon merupakan tradisi yang diselenggarakan di Jepang untuk menghormati arwah keluarga dan leluhur yang telah meninggal. Acara ini dirayakan selama 3 hari di pertengahan bulan Agustus. Jutaan penduduk Jepang memberikan rasa hormat dan doanya terhadap rohroh orang meninggal yang dikasihinya di jangka waktu tersebut. Penggunaan lantern serta pemberian berbagai macam persembahan untuk mengenang jasa arwah merupakan metode-metode yang dilakukan oleh penduduk Jepang untuk memberikan rasa hormat kepada arwah. Obon tergolong festival yang bersifat tradisional, dan liburan yang belum dianggap secara resmi oleh negara Jepang. Aslinya, Festival Obon ini merupakan acara yang memiliki kaitan erat dengan agama Buddha, tetapi kenyataannya, acara Obon ini sangat bervariasi ; tergantung dari wilayahnya masing-masing. Walaupun festival ini terlihat membawa perasaan yang menyedihkan, tetapi kenyataannya Obon itu merupakan festival yang bertema kebahagiaan dan kegembiraan yang dipenuhi dengan bazaar, dansa-dansa, serta makanan dan minuman Japan’s Ancestor Revival Day Selama Obon, penduduk Jepang juga mendekorasi dan membersihkan kubur leluhurnya. Acara ini diawali dan diakhiri dengan kembang api yang meriah. Selama musim liburan, seluruh jalanan diterangi oleh lampu lampion yang telah dipasang di berbagai macam tempat. Obon festival terinspirasi dari kisah seseorang beragama Buddha yang bernama Maha Maudgalyayana. Dia mempunyai kekuatan yang digunakan untuk memeriksa kondisi leluhur ibunya yang telah meninggal. Setelah itu, Buddha memberikan instruksi kepadanya untuk memberikan persembahan agar leluhur ibunya bisa tenang di atas. 7


Obon’s traditions Sweeping Graves and Offering Sacrifices Bon Odori Semua penduduk pergi ke kota asalnya masing-masing untuk berkunjung ke kuburan leluhur orang yang dikasihinya. Bunga serta buah-buahan merupakan benda yang dijadikan sebagai objek persembahan agar leluhurnya bisa tenang diatas. Dari semua objek persembahan yang pernah dilakukan, terong dan timun merupakan persembahan yang paling unik dibandingkan dengan yang lain. Jenis tarian yang dilaksanakan saat acara Festival Obon sedang berlangsung di tengah malam hari. Selalu ada seseorang yang memimpin di atas panggung saat sebuah lagu sedang diputar . Secara bersamaan, banyak peserta Bon Odori yang ikut mengelilingi serta menari di sekitar panggung sesuai tempo/irama drum Jepang taiko. Pesertapeserta tersebut menggunakan pakaian yukata yang berbahan cotton. 8


Obon’s traditions Having Vegetarian Meals Giving Gifts Obon merupakan waktu yang tepat untuk menjalankan waktu bersama keluarga dan teman yang dikasihi. Penduduk disana memberikan kado sebagai persembahan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada leluhur seseorang yang telah mengasihinya ( orangtua, teman, istri/suami, dsb ). Proses pemberian kado ini biasanya dilaksanakan diantara tanggal 1 Agustus hingga 15 Agustus. Saat festival ini sedang berlangsung, para penduduk mengonsumsi makanan vegetarian sebanyak tiga kali dalam sehari. Ikan dan daging merupakan jenis lauk pauk yang dilarang untuk dikonsumsi. Makanan yang boleh dikonsumsi merupakan jenis makanan yang dapat disiapkan secara cepat serta dimakan secara langsung. Buah-buahan seperti anggur dan apel yang perlu dicuci dan dikupas terlebih dahulu merupakan jenis makanan yang sesuai dengan kriteria. 9


Bersenang-senang di kota Jepang Penuh dengan hari yang riang Bunyi Obon berdentang-dentang Detak jantung semakin bergenderang Serunya mendaki di gunung kulabu Tak terkejut hatiku menggebu Di hari senja yang mengilau Bangkitlah jiwa-jiwa yang tak ampu Mengingatmu tak kenal lelah Cintaku padamu tak tergoyah Terbukalah rumah bagi arwah Ketenanganpun semakin bergairah Bersemangat memasang lampion Jalan disana semakin bergairah kulantunkan doa saat obon semoga berkah terus melimpah 10


KARATSU KUNCHI FESTIVAL is a Japanese festival that takes place annually in the city of Karatsu, Saga Prefecture, on Japan’s island of Kyūshū. 11


musim gugur, DAUN GINKGO Menari bersama SINGA DAN NAGA KARATSU KUNCHI FESTIVAL Pada saat musim gugur, di jantung Prefektur Saga, Jepang, terdapat sebuah kota bernama Karatsu yang setiap awal November menjadi tuan rumah bagi sebuah festival budaya yang spektakuler, yaitu Festival Karatsu Kunchi. Lebih dari sekadar perayaan, festival ini merupakan sebuah tradisi yang telah dilestarikan selama lebih dari 400 tahun sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang melimpah. Festival ini menawarkan perpaduan budaya, seni, dan musik yang memukau, menjadikannya sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi pengunjung. Bintang utama festival ini adalah 14 Hikiyama, wahana hias raksasa yang terbuat dari kayu, pernis, dan kertas Jepang. Masing-masing Hikiyama memiliki desain dan tema yang unik, menceritakan kisah dan legenda dari daerah setempat. Dibuat dengan tangan yang terampil, Hikiyama ini merupakan karya seni yang luar biasa. Pembuatan satu hikiyama kira-kira membutuhkan waktu antara tiga hingga enam tahun. Puncak kemeriahan festival ini terjadi pada malam hari, ketika Hikiyama yang diterangi oleh cahaya lentera kertas yang indah sambil di dorong berkeliling kota. Bayangkan sebuah parade raksasa yang penuh warna dan cahaya, di mana Hikiyama bagaikan lentera raksasa yang menari dan membawa keceriaan bagi seluruh warga Karatsu. Suasana indah dan tak terlupakan ini menjadi daya tarik utama bagi pengunjung festival. Eitss, tidak berhenti sampai di sana saja loh! Masih banyak hal lain yang bisa dinikmati selain melihat Hikiyama. Selain menikmati indah dan megahnya hikiyama yang lewat, festival Karatsu Kunchi juga memberikan hiburan lain, yaitu terdapat pada alunan musik yang mampu menghidupkan suasana. Perpaduan suara taiko (drum Jepang), bel, dan seruling mengiringi pergerakan Hikiyama, menciptakan melodi yang dinamis dan penuh ekspresi. Setiap hikiyama memiliki melodi musiknya sendiri dan diturunkan dari generasi ke generasi, serta menambah kekayaan dan keragaman festival ini. Musik ini bukan hanya pengiring, tetapi juga merupakan bagian integral dari tradisi dan identitas hikiyama. Festival Karatsu Kunchi bukan hanya tentang perayaan panen, tetapi juga tentang pelestarian budaya dan tradisi Jepang yang kaya. Di sini, pengunjung dapat merasakan atmosfer budaya Jepang yang autentik. Mereka dapat melihat para hikiko, peserta festival yang mengenakan pakaian tradisional daerah masing-masing, menarik hikiyama dengan penuh semangat dan antusias. Pengunjung juga dapat menikmati berbagai jajanan tradisional Jepang dan berbelanja souvenir khas Karatsu Kunchi. Bagi pecinta budaya dan tradisi Jepang, Festival Karatsu Kunchi adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Festival ini menawarkan perpaduan budaya, seni, dan musik yang memukau, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan atmosfer Jepang yang autentik dan belajar tentang tradisi yang telah dilestarikan selama berabad-abad. 12


SEJARAH SINGKAT KARATSU KUNCHI FESTIVAL 14 Hikiyama mengambil bentuk hewan khayalan seperti naga atau singa, juga berbentuk helm atau baju zirah tokoh-tokoh bersejarah Jepang. “ “Akar Festival Karatsu Kunchi dapat ditelusuri kembali ke periode Edo (1603-1867) di Jepang. Saat itu, festival ini diadakan sebagai ritual Shinto di Kuil Karatsu untuk menghormati dewa kota, Takashima Ebisu, yang diyakini membawa panen yang berlimpah. Upacara ini melibatkan membawa mikoshi (palanquin suci: tandu suci) yang berisi dewa dari kuil ke tempat kelahirannya di Gunung Homanzan sebagai bentuk rasa syukur. Seiring waktu, Festival Karatsu Kunchi berkembang menjadi perayaan yang lebih besar dan lebih meriah. Elemen baru ditambahkan, termasuk Parade Hikiyama (wahana hias raksasa) yang dihiasi dengan rumit dan ditarik melalui jalan-jalan kota oleh ratusan orang. Musik tradisional, tarian, dan pertunjukan lainnya juga menjadi bagian penting dari festival. Pada tahun 2016, ritual hikiyama di Festival Karatsu Kunchi secara resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Pengakuan ini merupakan bukti pentingnya festival ini dalam budaya dan tradisi Jepang. Festival Karatsu Kunchi di Jepang saat ini masih berlangsung dengan semarak. Meskipun mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian seiring waktu, festival ini tetap menjadi salah satu festival paling penting di Kyushu dan menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya. 13


LEBIH DARI SEKEDAR PARADE! MENELUSURI TRADISI UNIK FESTIVAL KARATSU KUNCHI Tahukah kamu dulu Festival Karatsu Kunchi berbeda dengan yang sekarang? Pada awalnya setiap hikiyama (wahana hias raksasa) menempuh jalan yang berbeda untuk mencapai tujuan akhir. Beberapa tahun kemudian, dibangunlah jalur menuju Kuil Karatsu, yang saat ini menjadi jalur penting saat festival berlangsung. Dua tahun setelah selesainya pembangunan jalur menuju Kuil Karatsu, sebuah Pondok Hikiyama ditempatkan di sepanjang jalan tersebut pada tahun 1895. Sejak saat itu, semua kendaraan Hikiyama mulai berkumpul di depannya pada malam sebelum hari acara utama. Sebelum hari acara utama, masingmasing perwakilan distrik mengikuti rutenya sendiri sepanjang malam dan kemudian ke Kuil Karatsu sebagai tujuan akhir. Setelah menempuh perjalanan, hikiyama akan berkumpul bersama di depan Kuil Karatsu, menjadi lambang bahwa dimulainya festival. Hikiyama dan Lentera Kertas Setelah melalui jalan yang cukup panjang, hari terakhir festival Karatsu Kunchi ditandai dengan prosesi sepanjang 8 km melalui sebuah kastil tua. Orang-orang dari masing-masing distrik akan mengenakan handuk, rompi, celana, dan sarung tangan yang serasi. Hal ini menciptakan sebuah parade yang mengharukan secara emosional dengan musik dan ritme anggun yang dimainkan oleh pengiring di dalam dan di atas kendaraan hias mereka. Pada saat ini, setiap orang telah bersiap untuk babak final ketika para peserta menavigasi kendaraan hias besar sambil meneriakkan “enya, enya” dengan seluruh tenaga mereka. Begitulah cara setiap hikiyama kembali ke ruang pameran untuk disimpan pada tahun tersebut. Dengan berakhirnya Kunchi, kota Karatsu bersiap untuk musim dingin berikutnya. “Enya!, Enya!” Suasana yang ramai dan pemandangan indah selama festival tidak boleh dinikmati sendirian. Pada waktu-waktu ini, penduduk setempat menyambut teman, keluarga dan kenalan dengan makanan hangat, sake, dan keramahtamahan. Hingga saat ini, tradisi tersebut telah menjadi tema utama Karatsu Kunchi – berkeliling dari rumah ke rumah dan menikmati hidangan kunchi dari setiap rumah. Kunchi Meal 14


Festival Tanabata: Kisah cinta abadi dari langit turun ke bumi Alkisah, di langit, ada seorang putri bernama Orihime (Vega) yang merupakan putri Dewa Langit, Tentei. Orihime sangat berbakat dalam menenun kain yang indah dan setiap hari ia bekerja keras di tepi Sungai Langit (Amanogawa atau Bima Sakti). Ia juga membuat pakaian yang indah untuk ayahnya. Dewa Langit sangat menyayangi Orihime dan senang dengan pakaian yang dibuatnya. Meskipun Orihime sangat berbakat dan pekerja keras, ia merasa kesepian karena tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi atau bertemu dengan orang yang istimewa. Tentei yang melihat kesedihan putrinya kemudian mengatur pertemuan antara Orihime dan seorang penggembala sapi bernama Hikoboshi (Altair), yang tinggal di seberang sungai Amanogawa. Ketika Orihime dan Hikoboshi bertemu, mereka saling jatuh cinta. Namun, mereka terlalu terpesona oleh cinta, sehingga mulai mengabaikan tugas-tugas mereka, Orihime berhenti menenun kain dan Hikoboshi membiarkan sapinya berkeliaran di seluruh langit. Melihat bahwa cinta menyebabkan mereka mengabaikan tanggung jawab, Tentei marah dan memisahkan mereka. Ia memerintahkan mereka untuk tinggal di sisi yang berlawanan dari sungai Amanogawa. Orihime dan Hikoboshi sangat sedih dan akhirnya memohon kepada Tentei untuk membuat mereka bertemu lagi. Tersentuh oleh air mata mereka, Tentei mengizinkan mereka untuk bertemu sekali dalam setahun, yaitu pada tanggal 7 Juli, asalkan mereka kembali melaksanakan tugas mereka dengan baik. Legenda Tanabata dikenal juga sebagai Festival Bintang yang bermula dari cerita rakyat Jepang yang menceritakan kisah cinta antara dua bintang, Orihime (Vega) dan Hikoboshi (Altair). Cerita ini berasal dari kisah kuno Tiongkok yang dikenal dengan Qixi atau Malam Ketujuh. Cerita ini masuk ke Jepang pada zaman Heian (794 - 1185) dan telah menjadi bagian dari budaya Jepang. 15


Pada malam Tanabata, burung burung magpie akan membentuk jembatan di atas Amanogawa dengan sayap mereka, sehingga Orihime dan Hikoboshi dapat bertemu. Namun, jika malam itu hujan sungai akan sulit untuk diseberangi dan burung tidak membentuk jembatan. Maka, pasangan tersebut harus menunggu satu tahun lagi untuk bertemu. Di Jepang, legenda ini diperingati dengan Festival Tanabata (Festival Bintang), yang biasanya diadakan pada tanggal 7 Juli (atau pada 7 Agustus di beberapa wilayah yang mengikuti kalender Lunar). Festival ini dirayakan dengan berabgai tradisi yang melambangkan harapan dan puisi pada kertas berwarna warni yang disebut tanzaku dan menggantungnya di ranting-ranting bambu. Harapan ini biasanya mencakup permintaan untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Ranting bambu ini kemudian ditempatkan di luar rumah atau di tempat-tempat publik. Dekorasi lainnya termasuk origami berbentuk burung, ikan, pita warna warni dan jaring yang melambangkan Sungai Langit (Amanogawa). Di beberapa tempat, dekorasi Tanabata dibuat sangat mewah dan sangat detail. Namun, Tanabata bukan hanya tentang dekorasi dan perayaan, tetapi juga tentang harapan dan doa. Festival ini mengajarkan nilai kesabaran, kerja keras, dan dedikasi. Kisah Orihime dan Hikoboshi juga mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan dalam hidup dan tanggung jawab yang harus selalu dijalankan. “Pada malam Tanabata, harapan dan mimpi kita melayang bersama bintang bintang, menyeberangi Amanogawa untuk mencapai langit dan membawa masa depan yang cerah.” FUN FACT !!! Tanzaku berarti “strip” atau potongan kertas yang diperkirakan bermula dari praktik menulis di daun sato imo (sejenis kentang Asia) yang berwarna hijau besar. Pada perayaan Tanabata, orang orang akan menuliskan harapan mereka pada potongan kertas berwarna (umumnya berwarna hijau, merah, emas, putih, dan hitam). Kertas tersebut kemudian digantungkan pada sasatake atau batang dan ranting pohon bambu. Setelah festival Tanabata berakhir, tanzaku dan bambu akan dibuang. Namun di masa lalu tanzaku akan dibersihkan di sungai, kemudian dibawa ke kuil setempat. Mereka kemudian akan menempatkan tanzaku dan bambu di api unggun agar permohonannya dapat naik dan sampai ke para dewa dengan harapan dapat dikabulkan. 16


Makan biskuit terasa renyah, sambil minum teh asal Ukraina. Burung terbang di langit cerah, menyambut Tanabata penuh pesona. Jalan-jalan naik sampan, sampainya nonton opera. Angin malam berhembus pelan, obati rindu di hati yang lara. Menonton tv berisi gombal, meluluhkan hati para pemudi. Tanabata bukan sekedar festival, menyatukan cinta dalam kisah abadi. Jalan sore bersama anabul, kakak menyusul membawa berita. Di bawah pohon bambu kita berkumpul, menggantungkan doa di malam Tanabata. Pantun Festival Bintang: Tanabata 17


Pergi memancing mengajak kawan, kawan berangkat membawa bendera. Tanabata hadir tuk bawa harapan, sejuta cinta tersulam mesra. Minum jamu anjuran bupati, duh gusti, pahitnya bikin ngeri. Tanabata hadir bawakan cinta sejati, harapan pun terbang tinggi berseri. Makan malam masaknya bakwan, bakwan dimasak bersama pasta. Festival Tanabata penuh kenangan, harapan tertulis, mimpi tercipta. Pergi ke Thailand melihat gajah, tak lupa juga membeli fanta. Tanabata hadir tuk bawa berkah, doa harapan menyatu dalam cinta Jalan jalan bersama Ana, adik ikut membawa toa. Tanabata berarti dan penuh warna, harapan pun tercurah dalam doa. が ん ば て 幸 せ 18


KOTA YANG PENUH SEMANGAT Menari Berhari-hari di festival paling terkenal di Shikoku Awa Odori adalah festival paling populer di tokushima yang menarik perhatian warga Jepang setiap bulan Agustus. Pada saat itu juga, lebih dari satu juta orang turun ke jalanan kota Tokushima untuk menonton atau berpartisipasi dalam tarian rakyat tradisional. Akses dan Jam Buka Awa Odori Festival dapat diakses dengan transportasi umum atau kendaraan pribadi, sebagai berikut: Kereta: Anda dapat naik kereta api JR Shikoku Line dari Takamatsu, Matsuyama, atau Okayama ke Tokushima dalam waktu sekitar dua hingga tiga jam. Tiket kereta api seharga sekitar 2.000 yen hingga 6.000 yen, tergantung pada kelas dan jarak perjalanan. Dari Stasiun Tokushima, Anda dapat naik bus kota sekitar 15 menit atau taksi sekitar 10 menit ke pusat kota, di mana festival diadakan. Pesawat: Anda dapat terbang dari Bandara Haneda Tokyo, Bandara Itami Osaka, Bandara Fukuoka, atau Bandara Chubu Nagoya ke Bandara Tokushima Awaodori dalam waktu sekitar satu jam. Dari bandara, Anda dapat naik bus bandara sekitar 40 menit atau taksi sekitar 30 menit ke pusat kota. Tiket pesawat seharga sekitar 20.000 yen untuk penerbangan reguler dan sekitar 10.000 yen untuk penerbangan diskon. Bus: Anda dapat naik bus jarak jauh dari berbagai kota besar di Jepang, seperti Tokyo, Osaka, Nagoya, atau Hiroshima, ke Tokushima. Tokushima memiliki beberapa terminal bus utama, seperti Terminal Bus Tokushima Ekimae, Terminal Bus Tokushima Kenchomae, dan Terminal Bus Tokushima Shinmachi, yang terletak di berbagai titik di kota. Tiket bus Tari Awa (Awa Odori) adalah tarian tradisional Jepang yang berasal dari Prefektur Tokushima, di pulau Shikoku. Tarian ini ditarikan secara beramai-ramai untuk memeriahkan festival Obon, sebuah tradisi menghormati leluhur yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 12-15 Agustus. Ribuan penari berkumpul di kota Tokushima, menari dalam kelompokkelompok yang disebut “ren”. Setiap ren bisa terdiri dari puluhan hingga ratusan penari. Tarian Awa terbagi menjadi dua jenis Odori Doru: Dikenal sebagai tarian pria, dengan gerakan pinggul yang rendah dan gerakan tangan dan kaki yang dinamis. Odori Onna: Dikenal sebagai tarian wanita, dengan posisi tubuh tegak dan gerakan FESTIVAL TOKUSHIMA AWA ODORI: seharga sekitar 3.000 yen hingga 10.000 yen tergantung pada jenis dan jarak perjalanan. Jam buka dan tiket masuk untuk setiap kegiatan dan atraksi bervariasi, tetapi secara umum, mereka buka setiap hari, kecuali hari 19


tangan yang diayunkan di atas kepala. Kedua jenis tarian ini diiringi oleh musik tradisional Jepang yang meriah, seperti shamisen, taiko drum, shinobue flute, dan kane bell. Para penari mengenakan kostum tradisional yang berwarna cerah dan topi berbentuk kerucut yang disebut “tengai”. Tari Awa bukan hanya sebuah tarian, tetapi juga merupakan perayaan budaya dan tradisi Jepang yang penuh semangat. Festival Awa Odori menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya dan menjadi salah satu festival paling terkenal di Jepang. Musik pengiring menggunakan alat musik yang terdiri dari shamisen, perkusi (taiko dan tsuzumi), genta (kane), dan flute (yokobue). Lagu yang dimainkan adalah lagu populer dari zaman Edo yang berjudul “Yoshikono”. Lirik “Erai yatcha, erai yatcha, yoi yoi yoi yoi, odoru ahō ni miru ahō, onaji ahō nara odorana son son ” ini merupakan sebuah frase nyanyian tradisionan Jepang yang berarti “Akan lebih menyenangkan jika ikut menari daripada hanya melihat.” Lagu “Yoshikono” hanya digunakan untuk mengiringi kelompok tari Awa yang terkenal, sedangkan kelompok tari Awa yang lain menari dengan diiringi seruan “Yatto sā Yatto saā”. Kota Tokushima, Pusat Awa-Odori Kota Tokushima umumnya adalah gerbang bagi sebagian besar pengunjung yang datang dengan pesawat atau feri. Kota ini memiliki beberapa sungai dan kanal yang melewatinya. Lihatlah sisi lain kota ini dari perairan dengan mengikuti Tur Perahu Hyotanjima yang mengelilingi pusat kota selama sekitar 30 menit. Kota Tokushima mulai mempromosikan festival tersebut sebagai acara wisata sepanjang periode Showa awal (1926-1989) dan festival ini mendapatkan namanya pada masa ini. Walaupun tarian Awa Odori mewarnai seluruh penjuru prefektur selama periode ini, Awa Odori yang ditampilkan di Kota Tokushima adalah pertunjukan terpenting. 20


FAKTA-FAKTA MENARIK TENTANG FESTIVAL AWA ODORI Pertunjukan tari, baik berbayar maupun gratis, yang diadakan di berbagai penjuru kota Tokushima. Anda dapat melihat berbagai kelompok tari yang disebut ren, terdiri dari penari dan pemusik, menampilkan tarian Awa Odori dengan kostum, musik, dan koreografi yang berbeda, namun semuanya menunjukkan semangat dan kegembiraan yang sama. Turut mengiringi tarian ini adalah “Yatto sa! ” Benar saja! ” (Akhirnya!Akhirnya!) atau “Odoru alo ni miru alo, onaji alo nora odoranya boy! ” (Orang bodoh menari, orang bodoh menonton, jika kalian berdua bodoh lebih baik ikut menari. Mengikuti tarian Awa Odori dapat dilakukan oleh siapa saja yang ingin mengikuti acara tersebut. Anda dapat menyewa atau membeli kostum dan alat musik yang digunakan para penari, seperti kipas, topi, dan naruko (alat musik perkusi kayu Teori Asal-Usul Awa Odori Ada tiga teori tentang asal-usul Awa Odori. Teori pertama mengaitkan asal-usul tarian ini dengan variasi lokal tarian Bon-odori, yang ditampilkan di seluruh penjuru Jepang selama musim panas untuk liburan Obon. Teori kedua menyatakan bahwa Awa Odori berawal dari rampungnya Istana Tokushima yang dibangun oleh Hachisuka Iemasa pada tahun 1587 dan perayaan setelahnya. Tuan Hachisuka memberikan sake kepada orangorang di kota istana untuk merayakan acara tersebut. Mereka menari-nari dengan bebas dan liar, tidak soal apa pangkat atau kedudukan mereka. Inilah yang kemudian berkembang menjadi tarian Awa Odori. Teori ketiga berpendapat bahwa tarian Awa Odori berakar dari tarian furyu. Furyu konon adalah hal yang menginsipirasi munculnya drama Noh Jepang. Gerakan Awa Odori dari para penari dalam sebuah kelompok yang disebut ren kabarnya sudah dipengaruhi tarian furyu. Menurut catatan Distrik Miyoshi dari tahun 1663, ada tarian furyu di Istana Shozui pada tahun 1578 yang diselenggarakan oleh Masayasu Sogo (seorang anggota keluarga Miyoshi) dan teori ini berpendapat bahwa inilah awal dari tarian Awa Odori. Kegiatan dan Aktifitas Awa Odori Festival tidak hanya menarik dari segi sejarah dan musik, tetapi juga dari segi kostum dan koreografi. Beberapa kegiatan dan atraksi yang dapat dinikmati di Awa Odori. 21


berbentuk burung). Anda juga bisa mempelajari dasar-dasar tarian Awa Odori di banyak tempat yang menyediakan pelatihan gratis. Anda juga dapat berdansa dengan grup tari favorit Anda atau membuat grup tari bersama teman-teman Anda. Nikmati festival lain yang diadakan bersamaan dengan, atau sebelum dan sesudah Festival Awa Odori. Festival lain yang akan Anda nikmati adalah Festival Kembang Api, yang diadakan pada malam sebelum festival dan terdiri dari ribuan kembang api yang menerangi kota. Festival kuliner yang diadakan setiap hari libur ini menampilkan beragam makanan dan minuman Tokushima, seperti ikan katsuo, semangkuk ramen, dan es Tips Pengunkung Jika ingin mengunjungi Festival Awa Odori pada bulan Agustus, disarankan untuk melakukan reservasi akomodasi dan transportasi terlebih dahulu; karena bulan ini adalah waktu terbaik untuk merayakan festival tari terbesar di Jepang yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Disarankan juga untuk membawa kipas angin, topi dan minuman karena cuaca akan sangat panas. Anda juga dapat menyewa atau membeli kostum dan bergabung dengan para penari, memberikan Anda pengalaman tak terlupakan.Jika ingin ikut menari, Anda bisa memilih salah satu dari sekian banyak tempat berbayar dan gratis yang tersebar di kota Tokushima. Jadwal dan peta lokasi dapat Anda temukan di website resmi atau di papan pengumuman. Anda juga dapat mengunduh aplikasi resminya untuk mengobrol dan mendapatkan berita terkini tentang acara tersebut. Jika Anda ingin mengikuti tarianAwa Odori, Anda dapat mendaftar ke grup lari atau grup tari. Namun jika Anda belum mendaftar dan ingin berpartisipasi, Anda bisa bergabung dengan Niwaka Ren. Anda tidak perlu mengenakan kostum dan Anda bisa belajar dari kelompok tari populer sebelum mulai menari.Jika Anda tidak dapat menghadiri festival di musim panas, Anda dapat melihat Awa Odori sepanjang tahun di museum Awa Odori Kaikan di pusat kota. Di sana Anda juga akan menemukan ruang dansa tempat tarian berlangsung beberapa kali sehari. Perhatikan bahwa stasiun lembah kereta gantung ke Gunung Bizan berada di gedung yang sama dengan Awa Odori Kaikan. Kostum Tari Untuk Penari Wanita menggunakan yukata dan topi anyaman (amigasa) yang hampir menutupi wajah bagian atas. Juga menggunakan alas kaki yang digunakan adalah sandal dari kayu yang disebut geta. Berlainan dengan yukata yang digunakan sehari-hari, penari Awa mengenakan yukata didasari dari pakaian dalam (juban), rok dalam (susoyoke), dan penutup lengan yang disebut (tekko). Sedangkan Penari pria membawakan tari yang mengenakan setelan happi (hanten) dengan celana pendek disebut tari hanten (Hanten Odori). penari peria bisa juga mengenakan yukata dengan kain yukata di bagian kaki diangkat ke bagian pinggang, sehingga celana pedek yang dikenakan terlihat. Jika menggunakan yukata, maka tarian tersebut disebut tari Yukata (Yukata Odori). 22


Ucapan syukur tersebut dibalut dalam serangkaian festival yang mewah. Umumnya, festival ini diadakan pada musim semi, di mana para petani mulai menanam bibit padi. Lalu, diadakan juga pada musim gugur saat padi sudah tumbuh dan siap dipanen. Selain menyampaikan rasa syukur, masyarakat juga meminta perlindungan dan berkat agar hasil panen berikutnya semakin melimpah. Salah satu festival yang diadakan untuk merayakan suksesnya hasil panen adalah Festival Hikawa Kawagoe. Dengan Iklim dan teknik penyimpanan makanan jangka panjang, sangat memadai pola makan Orang Jepang. Nasi juga dapat diolah menjadi hal lainnya seperti sake, cuka, tepung, dan Nuka (dedak padi). Bagi orang Jepang, nasi lebih dari sekadar makanan, tetapi juga sebagai persembahan bagi para dewa. Persembahan ini diberikan pada Dewa sebagai tanda terimakasih telah dianugerahi hasil panen yang berlimpah. Dengan Iklim dan teknik penyimpanan makanan jangka panjang, sangat memadai pola makan Orang Jepang. Nasi juga dapat diolah menjadi hal lainnya seperti sake, cuka, tepung, dan Nuka (dedak padi). Bagi orang Jepang, nasi lebih dari sekadar makanan, tetapi juga sebagai persembahan bagi para dewa. Persembahan ini diberikan pada Dewa sebagai tanda terimakasih telah dianugerahi hasil panen yang berlimpah. Di Asia nasi adalah makanan pokok dari dahulu hingga kini, termasuk bagi Negara Jepang. “ ” Annual Autumn Festival Festival Kawagoe 23


Festival bersejarah ini biasanya diadakan pada akhir pekan, minggu ketiga, bulan Oktober, yang diadakan di Kota Kawagoe (salah satu kota bersejarah di Saitama). Festival musim gugur ini sudah berjalan sekitar 370 tahun lamanya. Bermula pada saat Zaman Edo ketika Kawagoe di bawah pimpinan Nobutsuna Matsudaira Izunokami. Ia banyak menyumbangkan artefak religius. Artefak ini berupa Mikoshi (kuil portabel), topeng singa, dan drum taiko ke Kuil Hikawa yang berada di dekat Kastil Kawagoe. Letak geografis Kastil Kawagoe inilah yang menjadi asal muasal adanya festival dinamis ini. Kastil Kawagoe terletak sangat dekat dengan Edo (sebutan lama Tokyo) yang merupakan pusat budaya Jepang. Pada saat itu, festival yang terkenal adalah Festival Edo Tenka. Budaya tersebut diadopsi oleh Kawagoe, sehingga terbentuklah Festival Hikawa Kawagoe. Sejarah & Pengaruh Awal Mula Perayaan yang Hangat Nobutsuna Matsudaira Izunokami. Mikoshi Zaman Edo Topeng Singa Drum Taiko Pengaruh Edo pada budayaan Kawagoe 24


Reitaisai Festival Jinkosai Festival Hikkawase Alur Acara Reitaisai adalah sebuah kegiatan pelayanan (services) dalam agama Shinto. Dalam prosesnya, Reitaisai memiliki tujuan utama untuk menghormati dan menunjukkan rasa terimakasih pada roh pelindung Kawagoe, dewa Hikawa no Okami. serta berdoa untuk kesehatan pengikutnya. Dalam tahap ini figur dewa pelindung di letakkan di atas Mikoshi. Setelah itu, akan diangkat oleh beberapa orang dan di paradekan di jalan-jalan sekitar Kastil Kawagoe. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat sekitar dapat menerima kebajikan dari Sang Dewa. Tujuan lainnya memberikan kesempatan bagi warganya untuk memvisualisasikan kemegahan dan kegagahan dari dewa-nya. Hikkawase adalah puncak dari festival ini, apabila diartikan secara langsung adalah float festival. Pada tahap ini terdapat perahu-perahu beroda yang dihias dengan cantik dan di atasnya terdapat figur legenda, para dewa, ataupun pahlawan yang sangat berjasa bagi Jepang pada masanya. Setiap distrik di Kawagoe nantinya akan membuat Perahu atau kerap disebut Dashi oleh masyarakat Jepang. Mereka kemudian akan memaradekan Dashi yang berbeda sesuai dengan keunikan tempat mereka masing-masing. 25


Untuk memastikan acara berjalan dengan lancar terdapat, representative committee yang akan membuat Kaisho (pangkal festival) untuk mengatur rute dashi per distrik. Selain itu warga juga berpartisipasi untuk menggantukan tirai bergaris merah putih di sepanjang rute sebagai penanda jalan. Pada Hari-H acara warga akan mengenakan kostum yang seragam (per distriknya) lalu akan menarik Dashi dengan tali. Di dalam Dashi terdapat panggung kecil berisikan penario bermasker yang diiringi dengan pemain musik. Musik ini dinamakan Mitsuri Bayashi dan dapat disaksikan ketika 2 Dashi dari distrik yang berbeda berpapasan. Saat itu mereka akan berhenti dan memainkan lantunan musik khas masing-masing. Festival Hikawa Kawagoe ini berlangsung dari pagi hari hingga malam hari. Ketika sore hari, lampu yang ada dari Mikoshi dan Dashi akan menyala menciptakan atmosfer yang ber energi serta membuat pemandangan yang sangat indah. Melihat signifikannya makna perayaan ini di benak masyarakat Jepang, maka budaya ini akhirnya di dokumentasikan secara abadi oleh UNESCO. Pada Februari 2005, Kawagoe Hikawa Festival termasuk dalam National Important tangible Folk Cultural Property. Lalu, pada tahun 2016 UNESCO memasukkan festival ini ke dalam catatan Intangible Cultural Heritage bersama dengan 32 festival budaya Jepang lainnya 26


Festival Nebuta aomori " Jepang, negara yang terkenal dengan warisan budaya yang kaya dan festival yang berwarna-warni, menyelenggarakan berbagai acara yang memukau baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Di antara festival-festival tersebut, Festival Nebuta Matsuri Aomori menonjol sebagai perayaan yang memukau dengan seni, cahaya, dan tradisi. Diadakan setiap tahun di Kota Aomori, Prefektur Aomori, festival ini menerangi langit malam dengan balon raksasa yang berbentuk berbagai karakter, dan dikenal sebagai “nebuta”, menciptakan atmosfer keajaiban dan kegembiraan. Asal dan Sejarah Asal usul dari Nebuta Matsuri ini sendiri dapat ditelusuri kembali pada periode Edo (1603-1868) di wilayah Aomori. Meskipun inisiasi tepatnya masih diperdebatkan, dipercayai bahwa festival ini berkembang dari tradisi toro nagashi, di mana lentera kertas diapungkan di sungai untuk memandu roh nenek moyang kembali ke dunia lain selama festival Obon pada malam Tanabata Matsuri. yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesehatan. Lalu, nebuta pun mulai dimunculkan dalam Nebuta Matsuri pada akhir zaman Edo. Seiring waktu, praktik ini berkembang menjadi pembuatan balon raksasa yang menggambarkan tokoh sejarah dan mitos, dengan tujuan untuk mengusir roh jahat. Dan akhirnya sekarang dikenal sebagai Festival Nebuta Matsuri. Balon Nebuta: Karya Seni yang Mengagumkan Di tengah-tengah Festival Nebuta Matsuri Aomori terdapat lentera nebuta yang megah. Dibuat dari kerangka bambu yang dilapisi kertas washi, balon ini dihiasi dengan desain yang rumit dan diterangi dari dalam. Pembuatan setiap nebuta adalah proses yang memakan waktu dan tenaga dan melibatkan para pengrajin terampil yang dengan teliti membuat dan melukis detail-detail rumit. Tema-tema seringkali berkisar pada folklore Jepang, karakter kabuki, tokoh sejarah, dan makhluk mitologi, memperlihatkan kekayaan budaya Jepang. 27


Simfoni Musik dan Tarian Festival ini bukan hanya menunjukkan visual tetapi juga menampilkan suara dan gerakan. Setiap lentera nebuta disertai dengan pemain drum taiko, pemain seruling, dan penari yang melakukan musik dan tarian tradisional dikenal sebagai “Haneto” . Para penari Haneto, yang berpakaian warna-warni tersebut, dengan sangat energik, melompat dan berputar di sekitar lentera sambil meneriakkan “rassera!”, memberikan energi, semangat dan kegembiraan yang menular dari festival. Melestarikan Tradisi, Menginspirasi Inovasi Meskipun sangat berakar dalam tradisi, Festival Nebuta Aomori terus berkembang, menggabungkan unsur-unsur yang modern dan inovasi untuk menjaga festival tetap relevan dan menarik bagi generasi baru. Dalam beberapa tahun terakhir, ada penekanan yang semakin meningkat pada keberlanjutan, dengan upaya untuk menggunakan bahan yang ramah akan lingkungan dalam pembuatan balon dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan sekitar. Durasi Festival Festival Nebuta Matsuri Aomori biasanya berlangsung selama enam hari yaitu pada 2 hingga 7 Agustus tiap tahunnya, festival tersebut menarik ribuan pengunjung dari seluruh Jepang dan dunia. Jalanan Kota Aomori menjadi hidup dengan suasana festival yang sangat meriah, dengan tenda-tenda makanan yang menyajikan berbagai makanan lezat dengan ciri khas lokal dan makanan tradisional. Pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, seperti membuat lentera dan lokakarya memainkan drum, menjadikan mereka terlibat dalam warisan budaya yang sangat menarik di daerah tersebut. Festival Nebuta Matsuri Aomori lebih dari sekadar festival, ini adalah bukti dari semangat terhadap budaya Jepang dan kreativitas masyarakatnya. Melalui pertunjukan seni yang memukau, musik, dan tarian, festival ini juga berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan juga masa sekarang, sehingga membawa komunitas bersama untuk merayakan warisan mereka dan menciptakan kenangan abadi yang indah. Bagi siapa pun yang mencari pengalaman budaya yang tak terlupakan dan dapat dikenang, Festival Nebuta Matsuri Aomori menjanjikan perjalanan ke dalam hati dan jiwa Jepang. 28


pAntun Jalan-jalan di kota Kediri Mengenang sejarah menarik simpati Riang gembira diiringi tari Fetival nebuta memikat hati Sinar matahari bersinar terang Keliling kota melintasi jalan Penduduk dan tamu berdendang riang Kebersamaan penuh kehangatan Liburan ke pantai hati berseri Jangan sampai lupa pulang Sambut festival dengan hati Kebahagiaan menyala terang Tersesat dalam malam gelap Bintang dan bulan pun terlihat lenyap Lampion indah melintas di atas Menarik hati tak ingin lepas Bertemu teman lama di depan pintu Tawa bersama hingga menangis haru Tradisi festival tak lekang oleh waktu Membawa kota dengan semangat baru 29


puisi Kilauan cahaya terpancar di kota Aomori Iringan lampion raksasa Mewarnai indahnya langit malam Mengenang jiwa dalam sejarah Suara taiko berdentum kencang Langkah tari terdengar disetiap sudut Kegembiraanpun terpancar seisi kota Dengan iringan harmoni yang indah Wajah-wajah riang Sorak sorai tak terhingga Menyatukan masa kini dan masa lalu Dalam harmoni yang indah Lampion megah melintasi jalanan Siluet para legenda berbisik keberanian Dalam cahaya lampu yang terang Menghidupkan jiwa yang hilang Lampion Nebuta terpancar Menciptakan mimpi indah Mengusir segala muram Aomori berkilau penuh keajaiban Dibawah gemintang yang berpijar Festival abadi berjalan Di tengah riuhnya festival Semuanya terhubung Dalam tarian, nyanyian dan semangat Festival Nebuta pelita dalam malam Menghidupkan mimpi Menyatukan jiwa dalam pelukan 30


FESTIVAL LAMPION NAGASAKI PERAYAAN HARI RAYA IMEK DI JEPANG Pantun Ada gelap ada terang Mata lelah terkena cahaya Jangan lupa istirahat cukup tiap siang Supaya bisa melihat festival lampion Sinar kuning melayang di langit berkapas Bersama gemilauan bintang bagai kristal Kenangan indah tak akan terlupakan Sebab akan selamanya membekas Hati ini terasa gundah Ingin keluar dengan mata lentik Dari pada diam di rumah Ayo keluar merayakan imlek Warna putih sangat menawan bagai rembulan Memancar cahay indah di langit yang megah Apa salahnya menenangkan pikiran Dengan menyasikkan festival lampion mewah 31


LAMPION NAGASAKI merupakan Perayaan Tahun Baru Imlek yang dimulai di Kota Nagasaki pada hari Jumat dalam acara skala penuh untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Acara ini juga menjadi salah satu musim tahunan di Kota Nagasaki sebagai rumah bagi Dejima. Awalnya Festival Lampion Nagasaki ini diperingati sebagai perayaan tahun baru Cina dan festival ini menjelma atau diwujudkan menjadi Festival Nagasaki di tahun ‘90-an yang digelar 15 hari pertama setelah pergantian tahun baru. Pusatnya di area Pecinan kota Nagasaki, dimana terdapat lebih dari 15.000 lampion kertas warna warni. Warga juga dapat menikmati kembang api, tarian naga, upacara tradisional dan beragam seni acrobat Cina. SEJARAH AWAL DIMANA LETAKNYA??? 32


33


Malam KEINDAHAN BERSATU Lampion Sinar Cahaya Rembulan MALAM TAHUN IMLEK selalu membawa memancar menerangi seluruh kota Terutama.... & 34


35


Puisi Sungguh dahayunya kota Jepang Irama angin mengalun di siang hari Dengan pemandangan alam yang sangat mempesona Keindahan bunga sakura memanjakan mata dan hati Saat malam gelap pun datang Kegelapa itu membawa keindahan bagi kota ini Hadirnya cahaya terang menghiasi malam Malam dipenuhi dengan ribuan lampu Dilapisi kain berwarna putih dan merah Terbang tinggi menguasai langit luas Di atas awan-awan yang menguning Adanya caaya melesat cepat dan pecah berkilap Yang memuat mata terasa menkunang-kunang Menari bersama bagai sepasang yang saling melengkapi Kau beridiri di sepanjang sungai Tersenyu menatap langit yang indah Dengan pandangan keindahan mata hitam 36


Festival Tenjin Matsuri Tenjin Matsuri merupakan festival musim panas di Jepang yang diselenggarakan di Kota Osaka pada tanggal 24 – 25 Juli. ‘Tenjin’ merupakan dewa langit sedangkan ‘matsuri’ berarti festival dalam Bahasa Jepang. Festival ini dilakukan untuk menghormati Sugawara no Michizane yaitu, seorang cendekiawan yang kini dihormati sebagai dewa pengetahuan dan belajar di Jepang. Perayaan Tenjin Matsuri sudah dilakukan sejak ribuan tahun lamanya yaitu, pada tahun 951 di Kuil Shinto Tenmangu dan sampai saat ini masih terus dilaksanakan. Dalam festival ini, nantinya dewa akan diundang untuk keluar dari kuil menggunakan omikoshi (kuil portable), setelah itu omikoshi akan diarak keliling kota sambil diadakan berbagai perayaan meriah untuk menghibur sang dewa. Barulah pada akhir festival nanti dewa akan dibawa kembali ke kuil. Tata cara pelaksanaan Pada pagi hari di tanggal 24 Juli akan diadakan ritual dan doa di Kuil Tenmangu untuk memohon kelancaran festival. Setelah itu, akan diadakan pula permainan taiko dan juga tarian dari danjiri yang merupakan sebutan bagi pembawa omikoshi . Acara dilanjutkan dengan tarian naga yang menjadi tanda dimulainya Festival Tenjin Matsuri. Lalu, danjiri akan membawa omikoshi keluar dari kuil. Omikoshi ini akan dibawa dengan cara dipanggul dan danjiri akan berkeliling di Festival Tenjin Matsuri perayaan untuk menghormati sang Dewa pengetahuan di jepang 37


Kota Osaka menuju Jembatan Tenjinbashi. Kemudian, pada sore harinya rangkaian arak - arakan ini akan menuju Sungai Okawa untuk berdoa bagi perdamaian dan keselamatan serta kemakmuran Kota Osaka. Setelah acara tersebut selesai, maka akan dibunyikan genderang oleh pria bertopi merah tinggi sebagai tanda bahwa persiapan festival sudah selesai. Pada keesokan harinya, pukul 15.30 di tanggal 25 Juli akan menjadi puncak dari Festival Tenjin Matsuri. Acara ini akan dibagi menjadi dua ritual yaitu, di darat dan laut. Mulainya acara ini akan ditandai dengan dentuman suara taiko di Kuil Tenmangu, dan setelah itu penabuh genderang yang menggunakan topi merah akan memimpin ritual darat yang dimulai dari Kuil Tenmangu lalu mengelilingi jalan - jalan yang ada di Kota Osaka. Rombongan arak - arakan ini cukup meriah karena tidak hanya berupa penabuh genderang saja, tetapi juga menampilkan arak - arakan lain seperti karakter berkostum, goblin berhidung panjang yang menaiki kuda, berbagai kendaraan hias seremonial yang diiringi musik festival, hingga terdapat penari juga seperti penari singa dan payung. Setelah parade arak - arakan berlangsung sekitar satu jam, danjiri akan menyimpan kembali omikoshi untuk sementara di Kuil Tenmangu. Saat mereka hendak meninggalkan kuil akan ada seorang anak laki - laki dan perempuan yang memimpin seekor lembu suci. Lembu suci inilah yang dipercaya sebagai utusan dari Dewa Sugawara no Michizane. Nantinya, saat prosesi laut di sore hari, omikoshi akan dibawa kembali 38


untuk turut dinaikkan dalam perahu. Pada sore harinya, di sekitar pukul 18.00 akan dimulai prosesi laut di Sungai Okawa. Danjiri akan naik ke perahu bersama dengan omikoshi, dan setelah itu perahu akan diarak di sepanjang sungai. Selain terdapat prosesi perahu, ada juga beberapa perahu lain seperti Perahu Panggung dan Perahu Dondoko yang turut meramaikan suasana festival. Perahu Panggung ini biasanya akan menampilkan berbagai pertunjukan tradisional, seperti pertunjukan noh dan bunraku, sehingga pengunjung festival yang berada di darat dapat menikmati penampilan tersebut. “FESTIVAL TENJIN MATSURI MERUPAKAN SALAH SATU DARI TIGA FESTIVAL TERBESAR DI JEPANG.” Sedangkan, Perahu Dondoko akan memukau pengunjung dengan kelincahan gerakannya, biasanya Perahu Dondoko ini ditumpangi oleh pendayung muda. Selain kemeriahan parade yang ada di laut, biasanya terdapat berbagai macam kedai makanan festival di sepanjang sungai yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Perayaan festival akan terus berlanjut hingga malam hari, dan puncak dari acara ini akan diadakan sekitar pukul 9.30 saat kembang api mulai dinyalakan. Pada festival ini, pengunjung dapat menikmati pesta kembang api yang besar, karena pada hari itu sekitar 3000 kembang api akan dilepaskan ke langit Kota Osaka. Perayaan kembang api ini akan dilaksanakan hingga pukul 21.00, dan diakhiri dengan rombongan arak - arakan pembawa omikoshi menuju ke kuil untuk mengembalikan omikoshi tersebut. Bagaimana teman - teman? Festival yang menarik bukan? Perpaduan yang indah antara prosesi darat dan laut pastinya akan menciptakan pengalaman tak terlupakan selama berada di Jepang. Maka dari itu pastikan festival ini masuk ke dalam daftar kunjunganmu saat pergi ke Osaka ya! 39


Adik pergi ke pasar membeli mangga Saat pulang mangganya dicuri Kalau jalan – jalan ke Osaka Mampirlah ke Festival Tenjin Matsuri Lembur hingga begadang semalaman Tentunya harus sedia kopi Pergi ke festival untuk kulineran Jangan lupa membeli Takoyaki Pergi ke sekolah membawa bekal Tapi malah tergoda untuk jajan Festival yang indah dan sakral Guna menghormati Dewa keilmuan PANTUN FESTIVAL TENJIN MATSURI Pergi ke laut mencari ikan Bertemu putri duyung sedang menari Jangan sampai terlewatkan Prosesi Sungai dan kembang api 40


“Yuki Matsuri” 41


42


Ingin pergi ke Jepang saat musim dingin? Tapi bingung mau berkunjung ke mana saat salju ada di mana-mana? Festival Salju yang terdapat di Hokaido bisa jadi jawabannya. Festival ini diadakan di, Taman Odori, Susukino, dan Sapporo Satoland. Musim dingin yang meriah Festival Salju Sapporo (Sapporo Yuki Matsuri) adalah festival salju terbesar di Jepang yang diadakan selama seminggu pada awal bulan Februari. Festival salju Sapporo pertama kali diselenggarakan tahun 1950 di Taman Odori oleh pelajar sekitar, dan tetap dilanjutkan sampai sekarang. Lihat Salju di Jepang? Banyak hal yang bisa dinikmati selama festival ini berlangsung, tentunya yang berhubungan dengan musim dingin yang menyejukkan ini. seperti di Taman Odori, kita bisa melihat banyak patung salju yang setinggi menara, di Susukino terdapat patung es yang akan di iluminasi saat malam hari, dan di tsu dorm akan banyak wahana untuk keluarga. Apakah musim dingin ini sudah mulai memanggil anda untuk melihat macam keajaiban yang menarik? Kalau begitu jangan lupa datang ke Hokkaido, Sapporo di bulan Febuari dan nikmatilah keajaiban musim dingin yang tidak akan dilihat selain di tempat ini. 43


Brr, dinginya cuaca kali ini! Hanya putih salju yang menjadi pemandangan cantik, mengindahkan suasana, tetapi ini merupakan waktu yang tepat untuk mendekorasi lahan putih ini dengan membangun, Kastil saju bukan? Iya, benar! Di festival salju sapporo, terdapat banyak bangunan salju yang tingginya hingga sampai 15 meter ! Patung salju ini bisa ditemukan di sekitar an Hokkaido terutama di Taman Odori, dan banyak dari salju ini memiliki tinggi yang mengalahkan rumah disekitarnya. Bangunan salju yang dibangun pun juga sangat beragam, mulai dari patung salju berbentuk rumah atau kastil sampai patung yang berbentuk seperti manusia atau karakter dari anime maupun manga di jepang. Kelembutan yang megah Memeriahkan Festival dengan kreasi bersama Setinggi-tinggi nya kastil salju, pada akhirnya akan meleleh juga, jadi bagaimana caranya mereka bisa membangun bangunan salju ini dengan cukup cepat? Jawabannya yaitu dengan traktor alat konstruksi.Ya! pemerintah kota Hokkaido juga tak segan-segan meminjamkan para pembuat patung bangunan salju alat alat konstruksi untuk memudahkan mereka membangun patung salju yang megah ini.Namun, apakah kita juga boleh ikut membuatnya? Pada faktanya kita juga boleh mengikuti acara membuat patung dan bagunan salju ini, tetapi kita disarankan untuk bisa berbahasa jepang secara dasar dulu, karena ini membutuhkan kerjasama banyak orang. Jadi, ayo datang ke Taman Odori! Dan bantulah memeriahkan festval ini! Patung salju Attack on Titan Konstruksi patung salju “Shiroi Shiro” White Castle 44


Tetapi tidak hanya itu, patung es dibuat setransparan hingga menyerupai gelas, supaya nanti dibawahnya terdapat lampu yang akan menyinari patung es tersebut dan menghias jalanan di malam hari. Terlihatlah indah malam hari tersebut dengan banyaknya patung yang mengelilingi Susukino bercahaya terang dan memberikan suasana yang ajaib dan menakjubkan. Dengan indahnya dan megahnya patung salju sampai patung es yang diiluminasi, di musim dingin ini hanya kehangatan yang dirasakan Kecantikkan festival ini salju ini tidak akan lengkap tanpa iluminasi saat malam. Sudah sering malam yang penuh salju akan ditemani dengan lampu warna warni yang biasanya akan merayakan natal, dan festival ini pun juga masih membawa wahana indah selain patung salju. Salju yang menyelimuti terasa hangat Gemerlap Malam yang indah “Ice Sculpture Illumination” Menyalakan es Tidak tahu kenapa tetapi melihat salju salju di malam hari ini, bisa terlihat begitu hangat. Dari banyaknya kegembiraan yang bisa diukir dan disorotkan melalui festival ini, membuat rasa dingin yang ada selama festival menjadi lebih nyaman dan damai. Aku berharap kalian semua bisa menikmati musim dingin ini dengan kehangatan dan kegembiraan hati masing masing. Indahnya malam terasa lebih lengkap dengan gemerlap warna warni lampu yang menggambar jalan dan bangunan. Tetapi juga terdapat pada es di Susukina ini. Di Susukina terdapat beperapa orang yang juga memahat es untuk membentuk beperapa patung yang akan dipajang dan juga dilombakan. “Hikaru Kori” Glowing Ice 45


Click to View FlipBook Version