2.2.a.9 Koneksi Antar Materi-
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Retno Pudji Astuti
SMKN 1 Buduran Sidoarjo
CGP Angkatan 4
Pengertian
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
adalah pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses
kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa
di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial
dan emosional.
5 KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL
(KSE):
1.Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi
2.Pengelolaan Diri – Mengelola Emosi dan Fokus
untuk Mencapai Tujuan
3.Kesadaran Sosial - Keterampilan Berempati
4. Keterampilan Berelasi – Kerja Sama dan Resolusi
Konflik
5.Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
KESADARAN PENUH
(MINDFULNESS)
Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam
Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang
muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja
pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa
menghakimi) dan kebaikan. Kesadaran penuh (mindfulness) muncul
saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan
dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki
perhatian yang penuh.
TEKNIK STOP
Teknik STOP adalah salah satu teknik mindfulness yang dapat digunakan untuk
mengembalikan diri pada kondisi saat ini dengan kesadaran penuh. STOP yang
merupakan akronim dari:
Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan.
Take a deep Breath/ Tarik napas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas
keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat
yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar.
Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut
yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat
Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan.
Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda
dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang
lebih positif.
WELL BEING
Well-being (kesejahteraan hidup) adalah sebuah kondisi
individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri
sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan
mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi
kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola
lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan
membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha
mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 1 MODUL 2
1.Filosofi KHD 1. Pembelajaran
2.Nilai dan peran Berdiferensiasi
2. Pembelajaran
Guru Penggerak Sosial
3.Visi dan Misi Emosional
Guru Penggerak
4.Budaya Positif
Filosofi Ki Hajar Dewantara yang menyatakan pendidikan itu
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar
mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya. Seorang guru penggerak dengan peran dan nilainya
harus mampu menggunakan segala potensi dan kekuatan yang
membangun budaya positif di sekolah. Dengan ini diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai kodrat alam
dan jaman yang dimilikki murid sesuai filosofi KHD
Untuk mencapai hal tersebut maka salah satu caranya dengan
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional agar tercipta well-being. Dengan well-being akan
tercipta kseeshatan fisik dan mental yang baik, memiliki
ketangguhan (daya lenting/resiliansi) dalam menghadapi
stress, terlibat dalam perilaku sosial yang lebih
bertanggungjawab dan mencapai potensi akademik yang lebih
tinggi.
Murid akan merasakan kebahagiaan dan
penerapan budaya positif terlaksana. Murid belajar
dengan semangat, bertanggungjawab karena bakat
dan minat serta kebutuhan belajar mereka
terpenuhi melalui pembelajaran berdiferensiasi dan
sosial emosional sehingga terwujud visi dan misi
guru penggerak untuk mewujudkan profil pelajar
pancasila.
Terima Kasih
Salam Guru Peggerak