The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA YANG HAMPIR PUNAH

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by febrianiwijaya02, 2023-06-10 01:24:23

FLIPBOOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA YANG HAMPIR PUNAH

Keywords: Keanekaragaman hayati,Indonesia,Endemik,Punah

1


Ragam Satwa Endemik Indonesia yang Terancam Punah dan Upaya Pelestariannya Terdapat banyak ragam jenis satwa yang menghuni hamparan bumi, termasuk jenis satwa khas atau asli dari suatu daerah. Satwa endemik, begitulah istilah yang digunakan untuk menyebut satwa dengan ciri khusus yang ditemukan hanya di suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain. Indonesia menjadi salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Iklim tropis serta kesuburan tanah menjadikan Indonesia rumah bagi berbagai jenis satwa untuk tinggal dan mencari makan. Keragaman hayati berupa flora dan fauna yang mendiami Indonesia, awalnya diharapkan dapat menjadi nilai tersendiri sebagai ciri Indonesia untuk sisi edukasi hingga pariwisata. Namun, nyatanya, di saat banyaknya ragam satwa di Indonesia sejalan dengan banyaknya perburuan liar yang dilakukan oleh oknum untuk kepentingan dan keuntungan tersendiri.


Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat nama-nama satwa endemik Indonesia yang kini berada dalam ancaman kepunahan. Data terbaru yang dilampirkan oleh BPS adalah angka satwa langka Indonesia di tahun 2017.


Orangutan adalah satwa primata yang memiliki kekerabatan paling dekat dengan manusia. Menurut penelitian, orang utan berbagi 96,4% materi genetik yang sama dengan manusia. Orang utan dicirikan oleh rambut di seluruh badannya yang berwarna kemerahan. Satwa ini merupakan mamalia arboreal terbesar yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di pepohonan. Lengannya yang panjang dan kuat serta tangan dan kakinya yang dapat mencengkeram erat, membuat mereka dapat bergerak dengan lincah dari satu cabang pohon ke cabang pohon yang lain. ORANGUTAN Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Mammalia Ordo: Primata Famili: Hominidae Genus: Pongo Spesies: P. abelii, P. pygmaeus Habitat orang utan adalah di hutan-hutan tropis, terutama di lembah-lembah sungai. Di masa yang lalu, orang utan Sumatra tersebar di seluruh bagian pulau Sumatra dan sebagian pulau Jawa. Namun kini hanya dapat ditemukan bagian utara pulau Sumatra yaitu Aceh dan Sumatra Utara. Orang utan Kalimantan terbagi dalam beberapa sub-spesies yang masing-masing menghuni wilayah yang berbeda. Di antaranya; 1) orang utan Kalimantan Barat Laut, merupakan sub-spesies yang paling terancam; 2) orang utan Kalimantan Timur Laut, dapat ditemukan di Sabah, bagian timur Kalimantan sampai sungai Mahakam, dan; 3) orang utan Kalimantan Tengah. Populasi orang utan mengalami penurunan yang luar biasa dalam kurun waktu satu abad terakhir. Menurut data WWF, satu abad yang lalu, populasi orang utan diperkirakan mencapai 230.000 ekor. Namun saat ini menyusut hingga kira-kira 50% populasinya. Populasi orang utan Kalimantan diperkirakan saat ini sekitar 104.700 ekor, populasi orang utan Sumatra diperkirakan sekitar 14.613 ekor dan populasi orang utan Tapanuli diperkirakan hanya sekitar 800 ekor di alam. Orang utan Tapanuli adalah spesies orang utan yang paling terancam. Dengan jumlah populasinya yang terus menyusut tersebut, IUCN Redlist menyatakan orang utan berstatus Critically Endangered/CR. Orang utan termasuk dalam Appendiks I CITES yang artinya satwa ini tidak boleh diperdagangkan. Pemerintah Indonesia juga melindunginya dengan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Sumber : https://dlhk.jogjaprov.go.id/orang-utan-kerabat-manusia-yangterancam-punah


WILAYAH PERSEBARAN ORANGUTAN SUMATERA DAN KALIMANTAN DI INDONESIA


20XX presentation title 6


BEKANTAN, Si Hidung Besar Nan Mempesona Berayun dari satu pohon ke pohon lainnya, si perut buncit nampak mempesona dan mencuri perhatian bagi siapa saja yang melihatnya pertama kali. Hidung besar, panjang dan rambut berwarna coklat kemerahan, membuat binatang ini nampak stylist. Itulah sosok bekantan, hewan asal Pulau Borneo yang eksotik. Pulau Borneo atau Kalimantan, menyimpan banyak kekayaan bila diurai. Salah satu kekayaan keanekaragaman hayati Kalimantan adalah bekantan atau Nasalis Larvatus. Saat ini populasi bekantan sudah sangat mengkhawatirkan, diperkirakan hanya 20 ribuan di Pulau Borneo, Sabah, Brunei, dan Serawak. Spesies primata satu ini adalah primata langka dan endemik Kalimantan. Saat ini IUCN Redlist mengkategorikan hewan ini dalam status konservasi “Terancam” (Endangered). Satwa ini dijadikan maskot (fauna identitas) provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990. Banyak sebutan nama yang dimiliki bekantan dari berbagai daerah dan negara. Orang Inggris menyebutnya Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey. Orang Kalimantan sendiri memberikan beberapa nama untuk si kera seksi satu ini seperti Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng, dan Kahau. Ciri khas yang sangat mencolok selain memiliki hidung besar, ternyata punya perbedaan fisik antara betina dan jantan. Untuk bekantan jantan hidung yang dimiliki lebih besar daripada yang betina tapi hidung betina tidak sekecil monyet. Hidung bekantan jantan begitu besar yang terlihat menggantung di atas mulut. Bila ingin makan si jantan ini harus mendorong hidungnya keluar dari mulut agar dapat meletakkan makanan ke dalam mulut mereka. Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Mammalia Ordo: Primata Famili: Cercopithcoidae Genus: Nasalis Spesies: Nasalis larvatus Klasifikasi Ilmiah


20XX


Gajah Sumatera Ancaman utama bagi kelestarian dari gajah sumatera adalah hilangnya habitat mereka akibat aktivitas penebangan hutan yang tidak berkelanjutan, perburuan dan perdagangan liar juga konversi hutan alam untuk perkebunan dalam skala besar. Hal ini mendorong terjadinya konflik antara gajah dan manusia kian meningkat. Penyebab gajah ini hampir punah adalah berkurangnya habitat gajah akibat deforestasi dan pembunuhan liar untuk mengambil gadingnya Populasi Gajah Sumatera saat ini diperkirakan telah mengalami penurunan sekitar 35% dari tahun 1992 dan nilai ini merupakan penurunan yang sangat besar dalam waktu relatif pendek. Menurut World Wildlife Fund for NatureIndonesia (2008) populasi gajah dengan total individu diperkirakan sebanyak 2400 -2800 ekor . Ciri-ciri gajah sumatera secara umum adalah sebagai berikut: • Bobot gajah sumatera sekitar 3-5 ton dengan tinggi 2-3 meter. • Kulitnya terlihat lebih terang dibanding gajah Asia lain • Dibagian kupingnya sering terlihat depigmentasi, terlihat seperti flek putih kemerahan. • Hanya gajah jantan yang memiliki gading yang panjang. Pada betina, kalaupun ada gadingnya pendek hampir tidak kelihatan.. • Gajah sumatera memiliki dua tonjolan sedangkan gajah Afrika cenderung datar. • Kuping gajah sumatera lebih kecil dan berbentuk segitiga sedangkan gajah Afrika kupingnya besar dan berbentuk kotak. • Gajah sumatera memiliki 5 kuku di kaki bagian depan dan 4 kuku di kaki belakang. Klasifikasi ilmiah Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Mamalia Family: Elephantidae Genus: Elephas Spesies: Elephas maximus Sub spesies: Elephas maximus sumatranus


Karakteristik Fisik Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan Harimau Kontingental (Panthera tigris tigris). Jantan dewasa bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan panjang dari kepala hingga kaki mencapai 250 cm dan berat hingga 140 kg. Harimau sumatra mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat dan juga berhimpitan Harimau Sumatra bisa hidup di hutan di dataran rendah, hutan pegunungan, hingga lahan pertanian. Harimau Sumatra memiliki keistimewaan yaitu pemburu yang hebat. Mereka akan mengintai hewan buruannya dengan sabar, Harimau Sumatra bisa memanjat pohon, berlari, dan melompat saat sedang berburu Satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) Perburuan harimau Sumatera dinilai menjanjikan keuntungan yang besar. Bagian Harimau yang diburu : Organ tubuh harimau banyak dicari oleh manusia karena dipercaya dapat menjadi obat, dijadikan jimat, dan produk pabrik (tas, pakaian, sepatu, dll.) Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau sumatra terbunuh antara tahun 1998 dan 2000. Harimau Sumatera Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Mammalia Ordo: Carnivora Famili: Felidae Genus: Panthera Spesies: P. tigris Subspesies: P. t. sondaic


presentation title 12


Tokhtor Sumatera Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Cuculiformes Famili : Cuculidae Genus : Carpococcyx Spesies : Carpococcyx viridis Ciri Fisik: Burung Tokhtor Sumatera memiliki ukuran tubuh yang mencapai 60 cm. Kaki dan paruhnya berwarna hijau. Burung ini memiliki mahkota yang berwarna hitam sedangkan leher samping, penutup sayap tengah dan penutup sayap berwarna hijau pudar. Untuk tubuh bagian bawah berwarna coklat, sayap dan ekornya berwarna hitam bercampur hijau yang mengkilap. Pada kulit sekitaran mata warnanya hijau dan biru. Menurut data IUCN burung Tokhtor Sumatera termasuk kategori kritis dan akan punah dalam waktu dekat, dimana populasinya kurang dari 300 ekor. Burung Tokhtor Sumatera ini termasuk burung yang pernah dikategorikan punah karena sejak terdeskripsi 1916 tidak lagi pernah ditemukan oleh orang-orang ataupun para peneliti. Barulah pada November 1997 Burung Tokhtor Sumatera ini berhasil di foto pertama kalinya . Burung ini adalah burung endemik dari sumatera yang termasuk kedalam 18 burung paling langka yang ada di indonesia. Persebarannya = Daerah Pegunungan Bukit Barisan


Kambing Hutan Sumatera Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Artiodactyla Famili : Bovidae Genus : Capricornis Spesies : Capricornis sumatraensis Persebaran = Hutan Hujan tropis Sumatera Ciri Fisik: Kambing Hutan Sumatera adalah satwa yang memiliki tanduk yang ramping, pendek serta melengkung kebelakang. Berat badannya berkisar antara 50-140 kg dengan panjang badan berkisar 140-180 cm serta tinggi yang mencapai 85-94 cm. Kambing Hutan Sumatera termasuk satwa yang hidupnya soliter atau menyendiri akan tetapi juga ada yang hidup dalam kelompok kecil. Seperti halnya harimau yang memiliki wilayah kekuasaan, Kambing Hutan Sumatera juga memiliki daerah kekuasaan yang ditandainya dengan menggunakan kotoran serta air seninya. Tujuan dari Kambing Hutan Sumatera ini menandai daerah kekuasaanya adalah sebagi penanda tempat yang digunakannya untuk mencari makanan seperti daun-daun dan rumputan serta sebagai tempat tinggal dari satwa yang satu ini. Menurut data dari IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources, memasukan satwa ini kedalam kategori Rentan.


Badak Sumatera Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Perissodactyla Famili : Rhinocerotidae Genus : Dicerorhinus Spesies : Dicororhinus sumatrensis Ciri Fisik: Badak Sumatera merupakan satu-satunya badak asia yang memiliki dua buah cula. Selain cula badak sumatera juga memiliki kekhasan lainnya yaitu memiliki rambut terbanyak dibandingkan dengan seluruh subspesies badak yang ada didunia. Ciri khusus lainnya badak memiliki kulit yang berwarna coklat keabuan atau kemerahan dan telinga dengan ukuran yang besar. Badak Sumatera memiliki cula ddepan yang panjangnya berkisar antara 25-80 cm, sedangkan untuk cula belakang biasanya lebih pendek dengan ukuran panjang kurang dari 10 cm. Panjang satwa yang satu ini, untuk ukuran dewasa berkisar 2-3 meter dengan tinggi mencapai 1,5 meter. Berat badan dari badak sumatera ini berkisaran antara 600-950 kg. Habitat: Habitat dari satwa yang sayu ini melingkupi hutan rawa dataran rendah hingga daerah hutan perbukitan. Badak sumatera termasuk kedalam hewan yang suka menjelajah dan pemakan buah dan buah yang pling disukainya adalah buah fikus dan mangga liar, selain buah badak juga memakan daun-daunan, ranting kecil dan juga kulit kayu. Badak Sumatera termasuk hewan yang umumnya hidup menyendiri atau lebih dikenal soliter tetapi juga ada yang hidup dalam kelompok kecil.


SURILI SUMATERA Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Primates Famili : Cercopithecidae Genus : Presbytis Spesies : Presbytis melalopos Ciri Fisik: Pada Umumnya Surili Sumatera atau lebih dikenal simpai memiliki ciri khas • Jambul dikepalanya yang menyerupai mahkota • Panjang Tubuh pada simpai jantan maupun betina hampir sama, yaitru berkisar antara 55-49 cm. • Berat tubuh Surili Sumatera ini berkisar anatar 5-6 kg. • Panjang ekornya yang mencapai 71 cm. • Untuk warna Surili Sumatera ini memiliki warna yang beragam, ada yang berwarna hitam, kecoklatan dan juga abu-abu. Surili Sumatera ini adalah hewan yang bersifat diurnal atau aktif di siang hari dan arboreal (banyak beraktifitas dipohon). Makanan utama dari satwa ini adalah dedaunan tetapi juga sering memakan buah-buahan, biji-bijian dan juga bunga. Surili Sumatera adalah hewan yang hidupnya berkelompok yang terdiri dari surili jantan dan 5-7 surili betina. Surili jantan sendiri mencapai kematangan seksula di usia 34-47 bulan dan untuk betinanya di usia 35- 60 bulan.


Jalak Bali bertubuh sedang (25 cm) dengan bulu seluruhnya putih salju kecuali bagian ujung sayap dan ujung ekor berwarna hitam, warna kulit disekitar mata berwarna biru terang dan berjambul panjang terutama pada jantan. Burung ini terkenal karena suaranya yang merdu serta perawakannya yang elegan. Banyak mata yang tertarik memilikinya di kandang, bukan bebas di alam. Jalak Bali menyukai terbang berkelompok antara bulan November sampai dengan bulan April untuk kawin dan mencari makan. Musim kawin berlangsung antara bulan September sampai Maret. Jalak Bali betina dewasa dapat bertelur maksimum 3 butir. Pengeraman dilakukan secara bergantian oleh jantan dan betina selama 15-17 hari. Aktifitas keseharian memiliki perilaku yang sama pagi sekitar jam 06.00 wita mereka terbang menuju hutan tempat mencari makan dan minum dan sekitar jam 14.00-18.00 wita mereka kembali ke tempat tidurnya. Saat ini, Jalak bali tersisa di Taman Nasional Bali Barat dan masih saja terancam populasinya. Bukan hanya karena perburuan, tapi juga karena perubahan habitat di sepanjang barat laut pantai Bali. Bahkan, saat ini IUCN menetapkan status Critically Endangered sejak tahun 1996. Jalak Bali juga masuk dalam Appendiks I CITES yang artinya terlarang untuk diperdagangkan. Berdasarkan data Birdlife International, Jalak Bali hanya tersisa 49 ekor di habitatnya. Pada tahun 2016 sensus terakhir menyatakan bahwa Jalak Bali masih tersisa 82 individu. Apabila terus dibiarkan tanpa perlindungan, Jalak Bali dapat mengalami kepunahan di alam atau Extinc In The Wild. JALAK BALI (Leucopsar rothschildi) Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Passeriformes Famili : Strunidae Genus : Leucopsar Spesies : Leucopsar rothschildi


MALEO Satwa maleo (Macrocephalon maleo) tidak akan ditemukan di tempat lain di dunia. Sulawesi tidak dianugerahi kekayaan fauna sebanyak Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Namun demikian, Sulawesi beruntung karena memiliki persentase fauna endemik jauh lebih tinggi dibandingkan ketiga pulau besar di Indonesia itu. Hampir 50 persen dari spesies vertebrata Sulawesi tidak ditemukan di tempat lain di dunia (spesies endemik). Misalnya, mamalia nonvolant, jumlah spesies endemiknya bisa mencapai lebih dari 90 persen. Nonvolant merupakan semua mamalia yang hidup di darat tapi tidak bisa terbang, jadi kelelawar tidak termasuk di antaranya. Maleo (Macrocephalon maleo) adalah satwa endemik Sulawesi dan tidak akan ditemukan di tempat lain di dunia. Burung ini hanya ada di Pulau Sulawesi dan populasinya makin terancam karena maraknya pembukaan lahan di habitatnya berupa kawasan pantai berpasir panas atau pegunungan dengan sumber air panas atau kondisi geotermal tertentu. Maleo hidup dan berkembang biak di alam liar termasuk beberapa hutan di kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), termasuk Desa Tuva dan Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulteng. Maleo juga dapat dijumpai di Desa Kadidia dan Kamarora, Kecamatan Nokilalaki, Kabupaten Sigi. Maleo berukuran sedang dengan panjang sekitar 55 sentimeter (cm) dan memiliki bulu warna hitam. Kulit di sekitar mata berwarna kuning dengan iris mata merah kecokelatan dan kaki abu-abu. Maleo mempunyai paruh jingga dan bulu sisi bawah merah muda keputihan. Di atas kepala terdapat semacam tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Ukuran betina lebih kecil dari jantan dengan warna lebih gelap. Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Galliformes Famili : Megapodiidae Genus : Macrocephalon Spesies : Macrocephalon maleo


Burung Julang Fauna Identitas Provinsi Sulawesi Selatan Julang sulawesi menghuni hutan primer & hutan rawa. Terkadang ditemukan di hutan sekunder yg tinggi dan petak hutan yang tersisa menggunakan lahan pertanian yang luas. Terkadang juga mengunjungi hutan bakau. Julang Sulawesi biasa terbang di atas dan sekeliling tajuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terpisah, namun terkadang berkelompok sampai 5 puluh individu atau lebih. Ketika terbang sayapnya berbunyi berisik misalnya mesin uap. Julang sulawesi adalah spesies endemik di Pulau Sulawesi & beberapa pulau satelit Sulawesi seperti Pulau Lembeh, Kepulauan Togian, Pulau Muna, dan Pulau Butung. Julang Sulawesi membutuhkan pohon besar untuk berbiak dan bersarang, dengan ketinggian 13-53 m. Mereka biasa tinggal di lubang pohon yang ditutup dengan lumpur untuk melindungi telur dari predator. Musim berbiak dimulai pada akhir musim hujan antara bulan Juni-Juli. Mereka bertelur dua atau tiga telur, dengan masa inkubasi 32-35 hari. Keluarnya betina dari sarang juga sangat bervariasi, mulai dari 58-140 hari. Namun dari tiga telur, hanya satu anakan yang bertahan hidup. Menurunnya populasi Julang Sulawesi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, habitat yang rusak akibat pengambilan kayu untuk bahan bangunan rumah, serta perburuan yang dilakukan dengan cara menembak; untuk diambil kepalanya sebagai hiasan dan bulunya sebagai umpan memancing ikan di laut. Julang sulawesi (Aceros cassidix) adalah spesies burung Rangkong dalam famili Bucerotidae. Burung ini endemik di Sulawesi. Di daerah Minahasa. burung ini dikenal dengan nama Burung Taong. Panjang tubuh dapat mencapai 100 cm pada jantan, dan 88 cm pada betina. Julang Sulawesi memiliki tanduk (casque) yang besar di atas paruh, berwarna merah pada jantan dan kuning pada betina. Paruh berwarna kuning dan memiliki kantung biru pada tenggorokan. Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Coracliformes Famili : Bucerotidae Genus : Rhyticeros Spesies : Rhyticeros undulatus


CENDRAWASIH MERAH Kalau berbicara mengenai fauna asli Papua, kemungkinan besar Sobat Pintar akan langsung menyebutkan nama Burung Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra). Dikenal sebagai burung surga karena keeksotisannya, Cendrawasih Merah corak bulu dominan berwarna merah, dengan aksen hijau, kuning, dan hitam pada bagian kepalanya. Berdasarkan data IUCNRedList.org, Burung Cendrawasih Merah tergolong ke dalam jenis hewan yang hampir terancam di habitat aslinya, yakni Pulau Waigeo dan Batanta. Burung berukuran besar, menghuni hutan dataran rendah di pulau-pulau sisi barat laut Papua. Kedua jenis kelamin memiliki paruh, dada dan belakang kepala kuning. Jantan memiliki dua perpanjangan bulu ekor panjang berwarna hitam, sayap cokelat berangan dan bulu-bulu hias merah yang dikembangkan saat ritual kawin. Wajah hijau gelap pada pejantan dan hitam pada betina. Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Passeriformes Famili : Paradisaeidae Genus : Paradisaea Spesies : Paradisaea rubra Cendrawasih merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra merupakan sejenis burung pengicau memiliki ukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa memiliki ukuran sekitar 72cm yang termasuk bulu-bulu adunan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada anggota sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berpotongan pilin ganda berwarna hitam. Burung betina memiliki ukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu adunan. Endemik Indonesia, Cendrawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.


4. MENGHINDARI TRANSAKSI SATWA LANGKA Selama ini banyak sekali ditemukan tarnsaksi satwa langka di Indonesia, beberapa jenis satwa seperti owa, jalak bali, maleo, dan masih banyak lagi yang diperjualbelikan di pasar gelap yang ilegal. Transaksi tersebut tentunya berdampak pada pengurangan populasi satwa langka. Masyarakat juga harus sadar akan perbuatannya yang dapat mengancam kehidupan makhluk hidup lainnya. 5. MEMBUAT PENANGKARAN Melestarikan satwa langka yang ada di Indonesia dengan membuat tempat untuk penangkaran. Penangkaran tersebut bisa membuat satwa langka bisa berkembang biak agar tidak punah. 1. MEMBERI DUKUNGAN TERHADAP UPAYA PELESTARIAN Masyarakat harus mendukung upaya yang dilakukan pemerintah maupun lembaga terkait yang sedang melakukan pelestarian lingkungan maupun satwa ini. Dengan cara memberikan dukungan secara moril dalam setiap kampanye yang dilakukan atau memberikan bantuan finansial. 2. MEMBERIKAN EDUKASI DAN SOSIALISASI Upaya konservasi satwa endemik yang terancam punah di Indonesia bisa juga dilakukan dengan cara memberikan edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat. Selama ini masyarakat tidak sepenuhnya tahu jenis satwa apa saja yang dilindungi oleh pemerintah. Hal itu lantaran banyaknya jenis satwa yang dilindungi oleh pemerintah tersebut. 3. MELAPORKAN ORANG YANG BERBURU SATWA LANGKA Untuk melindungi satwa langka yang ada di Indonesia adalah melaporkan orang yang berburu satwa langka tersebut ke pihak yang berwajib. Hal ini bertujuan untuk membuat efek jera terhadap orang yang melakukan perburuan tersebut. UPAYA PELESTARIAN SATWA LANGKA DI INDONESIA


FLORA ENDEMIK DI INDONESIA YANG HAMPIR PUNAH Indonesia menjadi rumah bagi ragam tanaman dengan karakteristik khas yang hanya tumbuh di wilayah tertentu atau dikenal dengan istilah tanaman endemik. Sayang, seiring berjalannya waktu, ada beberapa tanaman endemik yang hampir punah di Indonesia. Sebagaimana diketahui, Indonesia dikenal akan keanekaragaman hayatinya. Berbagai jenis flora dan fauna tersebar dari Sabang sampai Merauke. Seiring menurunnya populasi, tanaman-tanaman tersebut kini terancam punah. Pemerintah terus berusaha untuk melindungi, mengawasi, dan menjaga keberadaannya di habitat aslinya.


Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Rafflesiales Rafflesiaceae Rafflesia R. arnoldii Kerajaan : Divisi : Kelas : Ordo : Famili : Genus : Spesies : Bunga Rafflesia Arnoldi di Bengkulu, Bunga terbesar di Dunia Status konservasi Terancam Spesies tumbuhan dari family Rafflesiaceae adalah tumbuhan holoparasit, yaitu tumbuhan yang sepenuhnya bergantung pada tumbuhan lain untuk kebutuhan makanannya. Kelompok tumbuhan ini tidak mempunyai butir-butir kolorofil, tetapi mempunyai akar hisap (Haustorium) yang berfungsi untuk menyerap nutrisi yang dibutuhkan. Tumbuhan inang Rafflesia merupakan liana dari genus Tetrastigma. Spesies Rafflesia yang berhasil teridentifikasi ada 17 spesies, 12 diantaranya tersebar di hutan Indonesia. Semua spesies Rafflesia berhabitat dalam ekosistem hutan hujan tropis di Asia Tenggara, sebelah barat dan Garis Wallace (Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Thailand, Luzon, dan Mindanao). Rafflesia dalam ekosistem sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Tumbuhan Inang. Raflesia termasuk tumbuhan holoparasit yang hidup pada akar tumbuhan liana dari spesies Tetrastigama tanceolarium dan Tetrastigama papilostum 2. Tipe dan Struktur Vegetasi. Tipe vegetasi tempat hidup Rafflesia terdiri dari asosiasi vegetasi hutan hujan tropika primer dengan keanekaragaman yang tinggi dan stuktur vegetasi horizontal dan vertikal yang khas. 3. Hewan Penyerbuk dan Penyebar biji. Rafflesia tergolong tumbuhan berumah dua atau bunga jantan dan bunga betina terdapat pada induvidu yang berbeda, karena itu Rafflesia dalam penyerbukannya memerlukan hewan perantara. Setelah terjadi pembuahan, biji-biji Rafflesia hanya dapat tumbuh dan berkembang pada tumbuhan inangnya. Hewan yang berperan dalam penyebaran biji Rafflesia diduga keras dari mamalia berkuku. 4. Rafflesia hanya dapat terdapat di hutan hujan tropis. Karena itu parameter iklim perlu diketahui seperti (a.) suhu, (b.) kelembapan, (c.) radiasi matahari; intensitas lama penyinaran; penetrasi cahaya, (d.) curah hujan, (e.) angina. 5. Tanah dan Topografi. Faktor yang sangat penting dalam penyebaran tumbuhan, terutama tumbuhan inangnya.


Klasifikasi ilmiah Kingdom: Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Alismatales Famili : Araceae Genus : Amorphophallus Spesies : A. titanum Ekologi Dan Habitat Bunga bangkai sendiri adalah tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di wilayah beriklim tropis serta subtropis dari mulai kawasan Afrika barat sampai ke Kepulauan Pasifik, termasuk juga di Indonesia tentunya. Bunga Titan Arum bisa ditemukan pada habitat hutan tropis di Sumatera, terutamanya di ketinggian antara 120 sampai 365 meter diatas permukaan laut. Ancaman Terhadap Bunga Bangkai Populasi bunga bangkai liar telah makin berkurang, hal ini disebabkan karena habitat alaminya banyak dialih fungsikan baik itu area pertanian, perkebunan maupun pemukiman. Pemicu lainnya yakni warga yang merasa terganggu dengan bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga ini, lalu memangkas bunga dan juga daunnya. umbuhan ini berasal dari suku talas-talasan (Araceae) yang termasuk flora atau tumbuhan endemik dari Sumatra, Indonesia, yang terkenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) paling besar di dunia, walaupun catatan mengatakan jika kerabatnya, A. gigas bisa menghasilkan bunga yang tingginya dapat mencapai 5 meter. Bunga ini sering disebut bunga bangkai karena bunganya yang mengeluarkan bau yang tidak sedap seperti halnya bau bangkai yang telah membusuk, yang sesungguhnya ditujukan guna mengundang kumbang dan juga lalat untuk menyerbuki bunganya. Bunga bangkai sendiri mengalami dua fase dalam kehidupannya yang muncul dengan cara bergantian serta tiada henti, yakni fase vegetatif (aseksual) dan juga generatif (seksual). Sepanjang fase vegetatif, di atas umbi akan tampak atau muncul batang tunggal dan juga daun seluruhnya serta selintas menyerupai pohon pepaya. Bunga bangkai bisa mencapai ketinggian kurang lebih 2 meter dengan rentang mahkotanya yang dapat mencapai 1 hingga 5 meter. Walaupun begitu, Kebun Raya Cibodas Indonesia sudah pernah menginformasikan pada tanggal 11 Maret 2004, jika bunga yang mekar disana dapat mencapai ketinggian 3,17 meter. Proses pertumbuhan dari biji sampai menjadi bunga memerlukan waktu tiga tahun lamanya. Jikalau selama waktu mekar bungai bangkai berlangsung proses pembuahan, maka dapat ditemukan buah-buah berwarna merah dengan biji di bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini tentunya dapat ditanam menjadi sebuah pohon pada fase vegetatif. Biji-biji inilah yang saat ini banyak dibudidayakan. T BUNGA BANGKAI


Durian Burung Durian burung merupakan salah satu tanaman yang sudah langka di Indonesia. Banyaknya pembalakan liar dan pembukaan hutan untuk kegiatan pertanian sedikit banyak berpengaruh terhadap keberadaan durian burung di Indonesia. Terdapat dua jenis durian burung yaitu dari spesies Durio acutifolius dan Durio lanceolatus. Kedua jenis durian burung tersebut dapat dijumpai di daerah aliran Sungai. Tanaman durian burung banyak tumbuh di lereng bukit hutan meranti yang mengandung banyak air. Biasa tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 50-100 mdpl. Durian burung merupakan tanaman pohon dengan tajuk rindang, bercabang banyak, dan berdaun lebat, durian burung memiliki buah yang berukuran kecil sebesar buah rambutan, berbentuk bulat, dan berduri tajam. Buah berwarna merah ketika muda dan berubah menjadi coklat begitu buah telah tua. Daging buah berwarna merah, memiliki biji sebesar kedelai. Biji berbentuk bulat dan berwarna hitam. Durian burung jarang dimakan manusia karena memiliki rasa yang tawar, daging buah tipis, dan tidak terdapat aroma khas durian. Di hutan, durian burung banyak dimakan oleh burung, monyet, dan orang hutan. Kingdom : Plantae Subkingdom : Viridiplantae Superdivisi : Embryophyta Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Spermatophytina Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Dilleniidae Ordo : Malvales Famili : Bombacaceae Genus : Durio acutifolius


Tumbuhan Daun Payung Sumatera Kerajaan: Plantae Ordo: Arecales Famili: Arecaceae Subfamili: Coryphoideae Bangsa: Corypheae Genus: Johannesteijsmannia Spesies: J. altifrons aun payung adalah tanaman yang tumbuh tunggal. Nama daun raksasa diambil dari ukuran daun tanaman tersebut yang sangat besar. Panjang daun raksasa antara 3 sampai 6 meter dengan lebar satu meter. Jika dilihat dari jauh, tanaman ini tampak tidak berbatang. Tajuknya terdiri atas 20-30 daunan. Panjang daunnya 2,5 m dengan tepi yang keras dan berduri. Bercuping kecil dan berpangkal dengan urat ke pokok daun. Warna daun raksasa hijau dengan tepi daun bergerigi. Tekstur daun raksasa sangat kuat dan permukaannya mengkilat seperti daun kelapa. Bentuk daun raksasa meruncing diujung dan pangkal daun serta melebar dibagian tengan daun. Perbungaannya berbentuk malai, terletak di ketiak daun, bentuknya tegak. Pangkalnya berbentuk seludang, berukuran 40 × 20 cm. Brakteanya berjumlah 5-6, melanset, berukuran 10–20 cm. Bunganya putih, lunak, panjangnya 5 mm, berukuran 4 × 2 mm. Buahnya kasar, dengan permukaan kasar. Garis tengahnya 4 cm, ditutupi benjolan gabus yang berbentuk kerucut. Tanaman daun raksasa tidak tahan apabila terletak di bawah matahari langsung, oleh karena itu tanaman ini sering ditemukan tumbuh di antara pepohonan yang lebat. Tanaman yang termasuk jenis palem ini, tumbuh berkelompok membentuk rumpun. Meskipun memiliki biji, tumbuhan ini lebih sering berkembang biak menggunakan tunas karena kulit bijinya ditutup oleh kulit yang tebal dan keras. Tanaman daun raksasa yang masih baru akan tumbuh menyembul dari dalam tanah. Keberadaan tanaman raksasa saat ini sudah semakin berkurang karena banyak kebakaran hutan sehingga pohon tempat berlindung tanaman ini juga berkurang. Akar tumbuhan daun raksasan berjenis akar serabut seperti tumbuhan palem lainnya Menjadi langka karena: Jumlah populasi daun payung terus menurun karena banyak digunakan oleh masyarakat sebagai atap rumah, sedangkan perkembangbiakan tumbuhan ini lambat. Tumbuhan ini dikembangbiakan melalui biji. Daun payung membentuk tajuk yang cukup indah, yang menyebabkan bisa digunakan sebagai tanaman hias sehingga banyak di eksploitasi untuk diperjual belikan.


KANTONG SEMAR antong semar (Nepenthaceae) biasa ditemukan di beberapa wilayah Kalimantan Barat. Kantong semar berpotensi menjadi tanaman hias yang cantik. Perburuan liar dan kerusakan habitat asli yang mengakibatkan kebakaran hutan menjadi faktor semakin berkurangnya populasi kantong semar. Kantong semar merupakan tumbuhan karnivora yaitu tumbuhan pemakan daging seperti serangga dan hewan-hewan kecil. Banyak yang menyangka kantong pada tumbuhan ini merupakan bunganya. Padahal, kantong ini merupakan daun yang sudah termodifikasi. Kantong ini berfungsi untuk menangkap serangga dan hewan-hewan kecil lainnya. Kantong khusus pada tumbuhan kantong semar ini dilapisi oleh lilin yang sangat licin sehingga menyulitkan serangga yang sudah terperangkap dalam kantong ini untuk naik dan keluar. Kantong ini juga menghasilkan cairan asam yang bernama proteolase yang berfungsi untuk mencerna kerangka keras dan daging serangga. Bentuknya terbilang unik, mengantong dan membulat pada bagian ujungnya. Ada yang bilang mirip tokoh pewayangan Semar dengan perut buncitnya. Karena itulah, tumbuhan ini diberi nama Kantong Semar. Kantong semar hidup secara epifit atau menempel pada batang pohon. Seperti jenis tumbuhan karnivora lainnya, kantong semar tumbuh baik pada tanah atau tempattempat yang miskin unsur hara. Kantong semar ada yang hidup di tempat lembab dan sedikit sinar matahari dan adapula yang hidup di tempat yang terbuka dengan cahaya matahari yang banyak. Di Indonesia setidaknya terdapat 85 jenis kantong semar. Habitat terbanyak berada di Kalimantan dan Sumatera. Sayangnya, kekayaan jenis kantong semar tersebut masih kurang mendapat perhatian. Menurut data IUCN Red List, sedikitnya 27 spesies terancam punah, bahkan 4 diantaranya merupakan spesies dengan status Critically Endengered (Kritis) dan empat lainnya berstatus Endengered (Terancam). Klasifikasi ilmiah Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Nepenthales Famili : Nepenthaceae Genus : Nepenthes Spesies : Nepenthes


Anggrek Hitam Kalimantan Anggrek Hitam Kalimantan (Coelogyne pandurata) merupakan spesies anggrek yang tumbuh di Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan sebagian wilayah Sumatera. Dinamakan Anggrek Hitam karena memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Pada bagian bunga, sepal dan petal berwarna hijau muda dengan aroma yang sangat harum. Anggrek Hitam Kalimantan termasuk dalam golongan simpodial dengan bentuk bulb yang membengkak pada bagian bawah dengan dua lembar daun saja. Anggrek jenis ini dikenal memiliki khasiat untuk mengobati pendarahan rahim, menghentikan pendarahan internal perut atau tukak lambung, penyembuhan penyakit musim dingin, antidiare, dan disntri. Inggris menggunakan Anggrek Hitam Kalimantan untuk mengobati tuberkulosis, mempercepat pemulihan, vaskulasi paru, dan maag. Klasifikasi ilmiah Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Coelogyne Spesies : Coelogyne pandurata


SUMBER REFERENCES animals.nationalgeographic.com https://www.gosumatra.com/category/flora-fauna/ https://www.faunadanflora.com/mengenal-flora-dan-fauna-endemik-pulau-sumatera/ https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/01/210000223/5-fauna-pulau-sumatera?page=all https://www.abangnji.com/2019/08/flora-endemik-sumatera.html https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/wp-content/uploads/2022/10/White-and-Green-Simple-News-Flyer-1.png https://pundisumatra.or.id/wp-content/uploads/2021/12/266768080_681477193015042_1717502206206382149_n.jpg https://indonesiasenyum.wordpress.com/2017/11/03/spesies-baru-orangutan-di-sumatera-orangutan-tapanuli-pongo-tapanuliensis/infografisorangutan-3/ https://sains.kompas.com/read/2019/01/11/111233723/infografik-sejumlah-fakta-mengenai-orangutan-di-kalimantan https://twitter.com/sbyfess/status/1600564665331118080 https://twitter.com/ehindonesia/status/997098687049359360 KOMPAScom/photos/tahukah-kamu-ternyata-bunga-rafflesia-arnoldii-bukan-bunga-bangkai-loh-simakfak/10156235037496535/?paipv=0&eav=Afbwwb616CQBbiQ2-PdWHVc2j3uwN8xj2W2v5a7Qu5Hurlr0KsLDaQM_wCrF8-Yncfk&_rdr wcsindonesia/photos/selamat-hari-gajah-sedunia-gajah-sumatera-kini-populasinya-terus-menurun-supaya-/2085402101493521/


36 https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/11/21/ragam-satwa-endemik-indonesia-yang-terancam-punah-danupaya-pelestariannyahttps://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/11/21/ragam-satwa-endemik-indonesia-yangterancam-punah-dan-upaya-pelestariannya https://forestation.fkt.ugm.ac.id/2018/08/13/apa-kau-baik-saja-disana-jalak-bali-ku-yang-mulai-sekarat/ https://indonesia.go.id/kategori/seni/2239/melestarikan-maleo-yang-hanya-ada-di-sulawesi?lang=1 https://indonesia.go.id/kategori/seni/941/bekantan-si-hidung-besar-nan-mempesona?lang=1 http://ksdae.menlhk.go.id/info/7502/kantong-semar,-tumbuhan-unik-pemakan-serangga.html https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/61720b97d9db0/kantong-semar-tanaman-unik-yang-dilindungi https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220316103010-284-771892/4-tanaman-endemik-di-indonesia-yanghampir-punah https://ebird.org/species/rbopar2?siteLanguage=in https://www.tamanbunga.my.id/2020/07/burung-julang-sulawesi-adalah-fauna.html https://rangkong.org/enggang-di-indonesia/julang-sulawesi https://phinemo.com/anggrek-hitam-papua-keindahan-surgawi-yang-diperebutkan-dunia/


Click to View FlipBook Version