The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by divaprameswari1631, 2021-11-24 04:41:37

MODUL DESA DAN KOTA

MODUL DESA DAN KOTA

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

Daftar Isi

A. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN DESA.......................................... 4
1. Pengertian Desa......................................................................................................................... 4
2. Syarat,Ciri Khas dan Unsur Desa ........................................................................................... 5
3. Kriteria kawasan perdesaan .................................................................................................... 6
4. Fungsi Desa................................................................................................................................ 6
5. Tipologi Desa ............................................................................................................................. 7
6. Struktur Keruangan Desa ........................................................................................................ 7
7. Perkembangan Desa ...............................................................................................................10

B. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN KOTA ......................................11
1. Pengertian Kota ......................................................................................................................11
2. Kriteria dan Bentuk Kawasan Perkotaan ............................................................................12
3. Unsur dan Karakteristik Kota...............................................................................................12
4. Fungsi Kota..............................................................................................................................14
5. Tipologi Kota...........................................................................................................................14
6. Tahap Perkembangan Kota ...................................................................................................18
7. Stadia Kota ..............................................................................................................................18
8. Pola Keruangan Kota .............................................................................................................19
9. Struktur Kota ..........................................................................................................................20

C. POLA DAN FAKTOR INTERKSI DESA DAN KOTA .........................................................24
1. Pengertian Interaksi Desa dan Kota .....................................................................................24
2. Pola interaksi...........................................................................................................................24
3. Faktor-faktor interaksi desa dan kota ..................................................................................26

D. DAMPAK PERKEMBANGAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN KOTA
28

 EVALUASI..................................................................................................................................30
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................32

3

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

A. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN DESA

1. Pengertian Desa

Istilah desa berasal dari bahasa Sansekerta “dhesi”yang artinya tanah lahir. Desa
terbentu dari kumpulan unit permukiman kecil, yaitu kampung atau dusun. Desa juga
dikenal dengan istilah lain sesuai dengan bahasa daerah masing-masing. Dalam arti secara
umum desa adalah permukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya
berjiwa agraris. Desa dalam arti lain adalah bentuk kesatuan administratif yang disebut juga
kelurahan dan lurah merupakan bentuk pemimpin dalam pemerintaha desa yang sama
dengan kepala desa. Ada beberapa pengertian desa menurut para ahli, diantranya sebagai
berikut:

a. V.C Finc berpendapat desa merupakan suatu tempat tinggal dan bukan pusat
perdagangan. Di desa, bangunan utama berupa tempat tinggal petani dan bangunan-
bangunan yang terkait dengan kegiatan pertanian.

b. Misra mengatakan sebuah desa tidak hanya kumpulan tempat tinggal. Desa juga
merupakan wilayah pertanian yang kompak dengan batas-batas yang telah di tetapkan

c. R. Bintarto mengatakan desa merupakan perwujudan geografis yang disebabkan unsur
fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan budaya setempat dalam hubungan serta
pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

d. Daldjoeni mengatakan desa dalam arti umum adalah permukiman manusia yang
letaknya di luar kota dan penduduknya berjiwa agraris.

e. R.H. Unang Suardjo berpendapat desa adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan
adat atau budaya dan hukum adat yang menetap di dalam suatu wilayah dengan batas
tertentu. Masyarakat desa umumnya memilki ikatan yang sagat kuat karena berasal dari
keturuanan yang sama

Gambar 1.1 Kawasan pedesaan.
4

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, kawasan pedesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

2. Syarat,Ciri Khas dan Unsur Desa

a. Syarat desa

Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014,
pembentukan desa harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Batas usia desa induk paling sedikit lima tauhun terhitung sejak
pembentukan

2) Jumlah penduduk, yaitu sebagai berikut.

a. Wilayah Jawa paling sedikit 6.000 jiwa atau 1.200 kepala keluarga

b. Wilayah Bali paling seidkit 5.000 jiwa atau 1.000 kepala keluarga

c. Wilayah Sumatera paling sedikit 4.000 jiwa atau 800 kepala keluarga

d. Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara paling sedikit 3.000 jiwa
atau 600 kepala keluarga

e. Wilayah Nusa Tenggara Barat paling sedikit 2.500 jiwa atau 500 kepala
keluarga

f. Wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,
Gorontalo dan Kalimantan Selatan paling sedikit 2.000 jiwa atau 400
kepala keluarga

g. Wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Utara paling sedikit 1.500 jiwa atau 300 kepala keluarga

h. Wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Maluku Utara paling
sedikit 1.000 jiwa atau 200 kepala keluarga

i. Wilayah Papua dan Papua Barat paling sedikit 500 jiwa atau 100 kepala
keluarga

3) Wilayah kerja yang memilki akses transportasi antarwilayah

4) Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat
sesuai degan adat istiadat desa

5) Memilki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya ekonomi pendukung

6) Batas wilayah desa yang dinyatakan dalam bentuk peta desa yang telah
ditetapkan dalam peraturan bupati/walikota

5

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

7) Sarana dan prasarana bagi pemerintahan desa dan pelayanan publik

8) Tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan tunjangan lainnya
bagi perangkat pemerintah desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

b. Ciri khas desa

Menurut Direktorat Jendereal Pembangunan Desa, desa memiliki ciri khas tertentu.
Beberapa ciri khas desa adalah sebagai berikut:

1) Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar

2) Sektor pertanian menjadi lapangan kerja yang lebih dominan

3) Adanya hubungan yang sangat akrab antarwarga

4) Masih berpegang teguh pada adat-itiadat dan tradisi yang berlaku

5) Masyarakat desa mewujudkan suatu paguyuban atau menurut sosiologi sutau
Gemeinschaft di mana ikatan kekeluargaan erat

c. Unsur desa

1) Daerah/wilayah, dalam artian tanah-tanah yang produktif dan yang tidak beserta
penggunaanya termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan
lingkungan geografis tempat.

2) Penduduk, karena penduduk merupakan hal yang memilki jumlah pertambahan,
kepadatan dan persebaran

3) Tata kehidupan, hal ini tata pergaulan dan ikatan-ikatan warga desa. Jadi
menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa atau rural society

3. Kriteria kawasan perdesaan

Menurut Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, kawasan perdesaan harus memenuhi kriteria berikut:

a. Fungsi kawasan produksi pertanian kabupaten

b. Sistem jaringan prasarana pendukung pendukung kegiatan pertanian

c. Aglomerasi penduduk yang bermata pencaharian petani, nelayan, penambang
rakyat atau perajin kecil

d. Tatanan nilai budaya lokal dan berfungsi sebagai penyangga budaya dan
lingkungan hidup bagi wilayahnya

e. Kegiatan utama pertanian dan pengelolaan sumber daya alam termasuk perikanan
tangkap

4. Fungsi Desa

6

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

Menurut Bintarto ada 3 fungsi desa. Ketiga fungsi desa tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Desa sebagai hinterland atau daerah dukung bagi kota, fungsinya adalah
penyedia bahan makanan pokok, seperti padi, jagung, ketela, sayuran, buah-
buahan dan makanan yang berasal dari sumber hewani

b. Desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang produktif

c. Desa berfungsi sebagai desa agraris, maufaktur industri, nelayan, dsb.

5. Tipologi Desa

Pengelomppokkan tipologi desa dapat dilakukan sekurang-kurangnya berdasarkan
kekerabatan pola permukiman, pola matapencaharian, atau kegiatan utama masyarakat dan
tingkat kemajuan desa.

a. Tipologi desa berdasarkan kekerabatan meliputi desa-desa berikut.

1) Desa geneologis

2) Desa teritorial

3) Desa campuran geneologis-teitorial

b. Tipologi desa berdasarkan hsmparan meliputi desa-desa berikut.

1) Desa pesisir/ desa pantai

2) Desa dataran rendah/lembah

3) Desa dataran tinggi

4) Desa perbukitan/pegunungan

c. Tipologi dea berdasarkan pola permukiman meliputi desa-desa berikut.

1) Desa dengan permukiman menyebar

2) Desa dengan permukiman melingkar

3) Desa dengan permukiman mengumpul

4) Desa dengan permukiman memanjang

6. Struktur Keruangan Desa

Struktur keruangan desa sebagai penyusun keruangan desa sangat berkaitan dengan
penggunaan lahan di desa tersebut. Struktur keruangan desa menunjukkan hubungan yang
kompleks antara manusia dan lingkungannya, setiap struktur keruangan desa memilki
perbedaan. Tetapi dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk-bentuk tertentu. Menurut
Daldjoeni, bentuk-bentuk desa secara sederhana dapat dikelompokkan dalam bentuk-
bentuk berikut:

7

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

a. Bentuk desa memanjang di pesisir,
memilki pola tempat tinggal yang
meluas dengan cara menyambung
yang lama dengan menyusur pantai,
sampai bertemu dengan desa pantai
lainnya. Pusat kegiatan industri kecil
seperti perikanan dan pertania tetap
dipertahankan di dekat tempat tinggal
penduduk yang mula-mula

Gambar 1.2 Bentuk desa memanjang di
pesisir

b. Bentuk desa linear, dapat ditemui di
dataran rendah. Permukiman
penduduk di wilayah ini berderet
sejajar dengan jaringan jalan raya.
Pemekaran ini mendorong upaya
untuk membangun jalan baru yang
mengelilingi desa sebagai akses
menuju permukiman yang baru

Gambar 1.3 Bentuk desa linear Bentuk desa terpusat dapat ditemukan
c. di daerah pegunungan. Secara umum
penduduk terdiri atas mereka yang
berada dalam satu keturunan,
pemusatan tempat tinggal tersebut
didorong oleh rasa gotong royng
masyarakat.

Gambar 1.4 Bentuk desa terpusat

8

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

d. Bentuk desa yang menglilingi
fasilitas tertentu dapat ditemukan di di
daerah dataran rendah. Fasilitas
sebagai pusat dalam bentu =k desa ini
yaitu mata air, waduk, lapangan
terbang dan lain-lainnya. Arah
pemekarannya dapat ke segala
jurusan, sedang fasilitas-fasilitas
untuk industri kecil dapat disebarkan
dimana-mana sesuai dengan
keinginan, setempat.

Gambar 1.5 Bentuk desa yang mengelilingi
fasilitas tertentu

Selain bentuk desa terdapat pula pola desa. Pola desa dikemukakan oleh Bintarto
dengan enam pola desa yaitu; memanjang jalan, memanjang sungai, radial, tersebar,
memanjang pantai dan memajang pantai sejajar jalan kereta api

a. Pola persebaran desa memanjang jalan

Pola desa memanjang dapat ditemukan di wilayah yang arealnya datar. Tujuan dari
terbentuknya pola ini adalah agar permukiman penduduk dekat dengan prasarana
trasnportasi, sehingga mobilitas penduduk, barang dan jasa dimudahkan

b. Pola persebaran desa memanjang sungai

Desa dengan pola tersebut dapat ditemukan di wilayah aliran sungai di daerah dataran.
Permukiman penduduk terletak di kanan dan kiri sungai. Penduduk yang bertemat
tinggal di desa dengan pola ini memanfaatkan air sungai untuk berbagai keperluan.

c. Pola persebaran desa radial

Pola desa radial dapat ditemukan di daerah gunung berapi. Permukiman penduduk
biasanya terletak di kanan dan kiri sungai lereng gunung berapi.

d. Pola persebaran desa tersebar

Desa dengan pola tersebar dapat ditumkan di daerah dengan tingkat kesuburan yang
tidak merata, seperi pegunungan kapur atau padang pasir. Antardesa biasanya
dihubungkan dengan jalan setapak

e. Pola persebaran desa memanjang pantai

Pola persebaran desa memanjang pantai dapat ditemukan di daerah pantai yang laindai.
Pola permukimannya mengikuti arah garis pantai, mayoritas masyarakat di wilayah ini
bermatapencaharian sebagai petani

9

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

f. Pola persebaran desa memanjang pantai sejajar jalan kereta api

Desa dengan pola tersebut dapat ditemukan di daerah pantai yang landai. Masyarakat
yang berada di wilayah permukiman tersebut mayoritas bekerja sebagai nelayan dan
pedagang.

Menurut Everett M.Roger dan Rabel J.Burdge, ada tiga jenis pola permukiman.
Ketiga jenis pola permukiman itu adalah sebagai berikut:

a. The scattered farmster community

Pola permukiman ini mengacu pada desa yang dicirikam oleh suatu lokasi
agribisnis (farmstead). Lokasi ini meliputi rumah, tanah, peternakan, dan rumah
pekerja. Sebagian penduduk dalam pola permukiman ini berdiam di pusat
pelayanan yang ada sedangkan, yang lainnya terpencar di lahan pertanian
mereka.

b. The cluster village

Pola ini mengacu pada desa dimana penduuknya berdiam disuatu tempat yang
sentral dan lahan pertaniannya berada di sekitarnya

c. The line village

Pola ini mengacu pada desa dimana rumah penduduknya berada di daratan
kedua sisi sungai atau jalan utama. Lahan pertaniannya membentang di
belakangnya

7. Perkembangan Desa

Berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan desa, ada beberapa tipe desa. Tiper-tipe
tersebut adalah sebagai berikut.

a. Desa dangat tertinggal atau disebut desa pratama, yakni desa yang mengalami
kerentaan karena masalah bencana alam, konflik sosial, guncangan ekonomi
sehingga tidak memilki kemmpuan untuk mengelola sumber daya sosial, ekonomi
dan ekologi serta mengalami kemiskinan

b. Desa tertinggal atau desa pramadya, yakni desa yang memiki potensi sosial
ekonomi, ekologi tetapi belum atau kurang dikelola dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat sehingga kondisi masyaraat di desa tersebut mengalami
kemiskinan

c. Desa berkembang atau desa madya, yakni desa yang berpotensial menjadi desa
maju, memilki potensi sumber daya sosial, ekonomi, ekologi tetapi belu
mengelolanya secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa
serta kualitas hidup manusia untuk menanggulangi kemiskinan

d. Desa maju atau prasembada yakni desa yang memilki potensi sumber daya sosial,
ekonomi dan ekologi serta kemampuan mengelolanya untuk peningkatan
kesejahtraan masyarakat desa, kualitas hidup manusia dan menanggulangi
kemiskinan

10

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

e. Desa mandiri atau desa sembada, yakni desa maju yang memilki kemampuan
melaksanakan pembangunan desa untuk peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
yang sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa dengan ketahanan sosial,
ekonomi dan ketahanan ekologi secara berkelanjutan

Berdasarkan tingkat pembangunanya desa juga dapat dikelompokkan dalam
kelompok desa berikut.

a. Desa swadaya merupakan desa tradisional. Lokasinya di pegunungan atau
perbukitan yang terpencil. Penduduknya masih sangat terikat dengan adat
istiadat hubungan antar individu masih erat. Mata pencaharian tidak bervariasi
dan cukup untuk memenuhi kebutuhan primer saja

b. Desa swakarya, merupakan desa yang lebih maju daripada desa swadaya. Desa
swakarya merupakan peralihan dari desa swadaya menuju swasembada,
masyarakat di desa ini sudah tidak begitu terikat dengan adat dan istiadat,
pengaruh dari luar sudah mulai masuk, pola pikir masyarakat di desa ini sudah
mulai berubah dan mata pencaharian juga tidak hanya berada di sektor primer
tetapi juga ada di sektor sekunder

c. Desa swasembada, merupakan desa yang sdah maju. Masyarakatnya sudah bisa
mengelola potensi alam, sosial dan ekonomi sehingga kebutuhan dan
kesejahteraannya lebih tercukupi. Mata pencaharian di desa swasembada juga
beragam sehingga kebutuhan masyarakat tercukupi, perubahan pola pikir juga
membuat perubahan yang cukup signifikan pada desa seperti fasilitas yang
mulai lebih maju dan masyarakat yang tidak terikat kuat dengan tradisi.

B. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN KOTA

1. Pengertian Kota

Burkhard Hofmeister berpendapat bahwa kota merupakan suatu pemusatan
keruangan dari tempat tinggal dan tempat kerja manusia. Menurut Michael Pacione, kota
merupakan pusat produksi dan konsumsi ekonomi, arena jaringan sosial dan kegiatan
buadaya, serta pusat pemerintahan dan administrasi.

Menurut Bintarto, kota merupakan suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang
ditandai degan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosio-ekonomi
yang heterogen dan coraknya materialistis. Kota juga dapat dilihat sebagai bentang budaya
yang ditimbulkan olej unusr-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan dengan daerah belakangny.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan, kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi

11

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

Gambar 1.6 Kawasan Perkotaan

2. Kriteria dan Bentuk Kawasan Perkotaan

Kriteria kawasan perkotaan meliputi hal-hal berikut:

a. Memilki karakteristik kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau mata pencaharian
utama penduduknya industri, perdagangan dan jasa

b. Pemusatan dan distribusi pelayanan barang dan jasa didukung prasarana dan sarana
termasuk pergantian moda transportasi dengan pelayanan skala kabupaten atau
beberapa kecamatan

Bentuk-bentuk kawasan perkotaan berupa:

a. Kota sebagai daerah otonom

b. Bagian daerah kabupaten yang memilki ciri perkotaan

c. Bagian dari dua atau lebih daerah kabupaten yang berbatasan langsung dan memilki
ciri perkotaan

3. Unsur dan Karakteristik Kota

Menurut Melville C.Branch, seorang ahli tata kota Amerika Serikat, suatu kota
dapat ditinjau dari aspek fisik, sosial, dan ekonomi,

a. Aspek fisik kota

Berdasarkan aspek fisik, kota merupakan kawasan terbangun yang saling
berdekatan dan meluas dari pusat ke wilayah pinggiran atau wilayah geografis yang
didominasi oleh struktur binaan. Karakteristik fisik kota dipengaruhi oleh unsur-unsur
berikut.

12

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

1) Bentuk dan fitur lahan yang memengaruhi unsur-unsur yag berada di dalam kota

2) Bangunan seperti perkotaan yang paling jelas terlihat

3) Struktur atau bangunan infrastruktur seperti jembatan, gorong-gorong, saluran
irigasi dan pengendali banjir, jalurtransportasi, jaringan utilitas umum, gardu-gardu
listrik sebagai bentuk pola penggunaan lahan

4) Ruang terbuka, seperti taman, tempat bermain, tempat rekreasi, landasan pesawat
terbang, tanah-tanah pertanian dan makam umumnya semakin ke tepi kota dan
meluas

5) Kepadatan perkotaan mengacu pada sebaran konsentrasi bangunan dan kegiatan
produktif penduduk

b. Aspek sosial kota

Karakterisik sosial kota dipengaruhi oleh unsur-unsur berikut.

1) Jumlah kompsisi penduduk yang selalu mengalami perubahan sesuai dengan angka
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk

2) Keruangan, dimana ada distribusi penggunaan lahan dan penduduk.

c. Aspek ekonomi kota

Ekonomi perkotaan dapat ditinjau dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Ekonomi publik terkait dengan kegiatan ekonomi pemerintahan kota sebagaimana
terlihat pada anggaran pendapatan dan belanja kota

2) Ekonomi swasta terkait dengan kegiatan ekonomi perusahaan swasta dalam
penyediaan barang dan jasa yang tujuan utamanya mencari keuntungan

3) Ekonomi khusus terkait dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh badan-
badan usaha nonprofit para pekerja sukarela, dan berbagai organisasi yang bebas
pajak

Dari aspek fisik, sosial dan ekonomi, kita dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa
kriteria suau kota. Berdasarkan kriteria tersebut, kota memilki kriteria-kriteria diantaranya
sebagai berikut.

a. Jumlah penduduk yang besar

b. Pemusatan kegiatan non pertanian

c. Pusat kegiatan industri dan perdagangan

d. Konsentasi kawasan terbangun

e. Masyarakat heterogen

f. Ada berbagai lembaga sosial, ekonomi dan politik

g. Ada berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial

13

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

4. Fungsi Kota

Menurut Dickinson, ada 3 fungsi kota. Ketiga fungsi kota itu adalah sebagai berikut.

a. Kota memiliki fungsi budaya. Kota menjadi tempat permanen yang pertama untuk
lembaga-lembaga budaya

b. Kota memilki fungsi administratif. Fungsi ini mengacu pada kegiatan yang
dipusatkan di kota untuk mengatur wilayah di sekitarnya

c. Kota memiliki fungsi ekonomi. Fungsi ini berkaitan dengan berbagai kegiatan
ekonomi, seperti industri dan perdagangan

Ketiga fungsi kota ini terlihat dalam bentuk bangunan kota yang berbeda-beda.
Lebih perinci, kota memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

a. Kota sebagai pusat pemerintahan

b. Kota sebagai pusat pendidikan

c. Kota sebagai pusat elayanan kesehatan

d. Kota sebagai pusat produksi

e. Kota sebagai pusat perdagangan

f. Kota sebagai pusat kebudayaan

g. Kota sebagai pusat rekreasi

5. Tipologi Kota

Ada banyak pendapat tetang tipologi kota. Ada berbagai dasar untuk merumuskan
tipologi kota. Salah satunya berdasarkan fungsi kota. Dalam menggambarkan lokasi kota
sesuai fungsinya menurut Aurousseau, ada enam tipologi kota. Keenam tipologi kota itu
adalah sebagai berikut.

a. Kota adaministrasi adalah kota yang menjadi ibukota sutau wilayah

b. Kota pertahanan adalah kota yang memilki fungsi dominan terkait dengan
keamanan dan pertahanan negara

c. Kota budaya adalah untuk tujuan budaya. Kota-kota ini dicirikan oleh kapasitas
yang luar biasa untuk mempertahankan daya tahan mereka melalui periode
waktu yang panjang

d. Kota produksdi adalah kota kota yang terkait dengan kegiatan produksi, baik
produksi massal atau kerajinan khusus

e. Kota komunikasi adalah kota-kota yang bertindak sebagai penghubung dalam
rantai komunikasi

f. Kota rekreasi adalah kota sebagai tujuan rekreasi. Termasuk pusat kesehatan,
wisata, dan tempat-tempat hiburan

14

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

Klasifikasi kota berdasarkan bentuknya, menurut Yunus secara garis besar kota
dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yakni bentuk kota kompak/padat dan bentuk
kota tidak kompak/ padat.

a. Kota padat, merupakan kota yang memilki kepadatan penduduk tinggi dan
konsentrasi fungsi sosio ekonomi untuk mengurangi penggunaan energi,
kerusakan lingkungan dan kota acak. Berikut merupakan bentuk kota kompak.

1) Kota bentuk persegi,

merupakan komunitas

daratan yang berasal dari

pusat perdagangan

perdesaan

Gambar 1.7 Bentuk kota persegi

2) Kota bentuk persegi empat
persegi panjang, bentuk ini
menggambarkan adanya
perkembangan areal kota
pada sisi berbeda.
Perkembangan areal kota
lebih besar pada sisi yang
memanjang daripada sisi
yang melebar

Gambar 1.8 Bentuk kota persegi panjang

3) Kota bentuk pita, bentuk ini
hampir sama dengan bentuk
kota persegi panjang tetapi
dimensi panjangnya jauh
lebih lebar daripada dimensi
lebarnya

Gambar 1.9 Kota bentuk pita

15

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

4) Kota bentuk bulat, bentuk ini
merupakan bentuk kota yang
ideal. Kota dengan bentuk
ini memberikan memberikan
kesempatan berkembang
yang seimbang untuk
seluruh wilayahnya

Gambar 1.10 Kota bentuk bulat

5) Kota bentuk kipas, bentuk
ini menggambarkan
kesempatan perkembangan
ke arah luar lingkaran kota
relatif seimbang

Gambar 1.11 Kota bentuk kipas

6) Kota bentuk gurita, bentuk

kota seperti ini, jalur

transportasi berperan

penting. Jalur transportasi

yang ada tidak hanya satu.

Ada beberapa jalur yang

mengarah ke luar kota

Gambar 1.12 Kota bentuk gurita

7) Kota tidak berpola, kota
dengan bentuk ini dapat
ditemukan di daerah dengan
kondisi geografis khusus
dimana telah ada kendala
pertumbuhan kota itu sendiri

Gambar 1.13 Kota tidak berpola

16

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

b. Kota tidak padat, adalah kawasan perkotaan yang memilki wilayah terpisah-
pisah oleh kenampakan bukan perkotaan dalam bentuk topografis maupun
kenampakan agraris. Kota yang termasuk bentuk tidak kompak adalah sebagai
berikut.

1) Kota bentuk terpecah, bentuk
kota ini berawal dari kota-kota
dengan bentuk kompak yang
seiring berjalannya waktu,
perluasan wilayah perkotaan
terjadi

Gambar 1.14 Kota bentuk terpecah

2) Kota bentuk berantai,
merupakan bagian dari bentuk
pecah hanya saja, bentuk
berantai terbentuk ketika bentuk
terpecah terjadi hanya di
sepanjang rute tertentu

Gambar 1.15 Kota bentuk berantai

3) Kota bentuk terbelah, bentuk ini
menggambarkan bentuk kota
yang kompak, tetapi sektor
terbelah oleh perairan yang
lebar

Gambar 1.16 Kota bentuk terbelah
17

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

4) Kota bentuk stellar, bentuk ini
dapat ditemukan pada kota-kota
besar yang dikelilingi kota-kota
satelit. Penggabungan kota
besar utama dengan kota-kota
satelit disekitarnya terlihat
seperti talapak katak pohon

Gambar 1.17 Kota bentuk stellar

6. Tahap Perkembangan Kota
Perkembangan sebuah kota berdasarkan beberapa tahap yaitu;
a. Eopolis, yaitu tahap perkembangan daerah kota yang sudah diatur ketahap
kehidupan kota (kota, kecamatan)
b. Polis, yaitu tahap perkembangan kota yang masih ada pengaruh kehidupan agraris
(kota kabupaten)
c. Metropolis, yaitu tahap perkembangan kota sudah mengarah ke sector industry
d. Trianopolis, yaitu tahap perkembangan kota yang kehidupannya sudah sulit
dikendalikan baik masalah lalulintas maupun kriminalitas
e. Nekropolis, yaitu tahap perkembangan dimana kota menuju kota mati

7. Stadia Kota
Stadia kota menurut Griffith Taylor yaitu;
a. Stadia Infantile, antara daerah domestik dan daerah perdagangan tidak nampak
pemisah, batas antara kaya dan miskin tidak jelas, toko dan rumah pemilik masih
menjadi satu
b. Stadia Juvenile, nampak bahwa kelomppok perumahan tua mulai tergeser oleh
perumahan baru, mulai ada pemisah antara permukiman dengan pertokoan
c. Stadia Mature, banyak timbul daerah-daerah baru seperti daerah industri,
perdagangan dan permukiman yang sudah mengikuti rencana tertentu
d. Stadia Senile, stadia kemunduran kota. Dalam setipa zona terjadi kemunduran
karena kurangnya pemeliharaan yang disebabkan sumber dana kota sangat kecil
atau karena terjadi perpindahan penduduk kota usia muda (produktif) ke kota lain

18

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

8. Pola Keruangan Kota

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk funsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pola
ruang kota harus selaras dengan alam dan memanfaatkan sepenuhnya faktor alam. Dengan
ini, pola keruangan dapat berguna dan berkelanjutan. Pola keruangan tentu perlu
direncanakan dengan baik agar kota dapat berkembang sesuai fungsinya.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomro 20/Prt/M/2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/ Kota,
rencana pola ruang terdapat dalam rencana detail tata ruang (RDTR) kabupaten/kota.
RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang
dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.

Rencana pola ruang yang terdapat dalam RTDR merupakan rencana distribusi
subzona peruntukan zona lindung dan zona budidaya.

a. Zona lindung meliputi hal-hal berikut

1. Zona hutan lindung, peruntukkan ruang yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan

2. Zona yang memberikn perlindungan di bawahnya seperti zona bergambut
dan resapan air

3. Zona ruang terbuka hijau kota, meliputi taman RT, taman RW, taman kota
dan pemakaman

4. Zona suaka alam dan cagar budaya, zona ini merupakan peruntukkan ruang
yang memilki ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keberagaman jenis
tumbuhan, satwa dan ekosistemnya.

5. Zona rawan bencana alam, meliputi zona rawan tanah logsor , zona rawan
gelombang pasang dan zona rawan banjir

b. Zona budi daya meliputi hal-hal berikut

1. Zona perumahan, yakni peruntukkan ruang yang terdiri atas kelompok
rumah tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang dilengkapi dengan fasilitasnya.

2. Zona perdagangan dan jasa adalah peruntukkan ruang yang difungsikan
untuk pengembangan kegiatan usaha yang bersifat untuk pengembangan
kegiatan usaha yang bersifat komersial, tempat bekerja, tempat berusaha,
serta tempat hiburan dan rekreasi, serta fasilitas umum/ sosial
pendukungnya

3. Zona perkantoran, yakni peruntukkan ruang yang merupakan bagian dari
kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan
pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha.

19

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

4. Zona sarana pelayanan umum, yakni peruntukan ruang yang dikembangkan
untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan,
peribadatan, dan sosial budaya

5. Zona industri, yakni peruntukan ruang untuk industri. Industri adalah
kegiatan mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setegah jadu dan atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri

6. Zona peruntukan khusus, yakni peruntukan ruang yang merupakan bagian
dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk menampug peruntukan-
peruntukan khusus hankam, TPA sera Istalasi Pembuangan Air Limbah
(IPAL).

7. Zona peruntukkan campuran, yakni zona budi daya dengan beberapa
peruntukan fungsi dan atau bersifat terpadu , seperti perumahan,
perdagangan jasa, perumahan, perkantoran.

8. Zona lainnya, yang tidak selalu berada di kawasan perkantoran yang antara
lain meliputi zona pertanian , zona pertambangan dan zona pariwisata.

9. Struktur Kota

Struktur ruang kawasan perkotaan dipengaruhi oleh fungsi kota tersebut. Pada kota
industri, struktur kota akan cenderung mengarah pada jenis kegiatan industri. Struktur kota
dapat ditinjau dari dua aspek yakni striktur ekonomi kota yang berkaitan dengan pusat
kegiatan ekonomi penduduk kota dan struktur intern kota yang berhubungan dengan
struktur bangunan dan demografis.

Berbagai teori telah diembangkan untuk mengembangkan dan menjelaskan struktur
ruang kota. Teori-teori itu mencoba memberi penjelasan tentang pola penggunaan lahan
dan distribusi kelompok populasi di dalam kota. Berikut merupakan beberapa penjelasan
terkait teori-teori struktur ruang kota.

a. Teori Konsentris, teori ini diampaikan oleh Ernest W.Burgess. Menurut Burgess
pertumbuhan setiap kota terjadi melalui ekspansi radial dari pusat. Ekspansi ini
membentuk serangkaian cicin konsentris. Setiap rangkaian cicin mewakili zona
penggunaan lahan perkotaan yang khusus yaitu sebagai berikut.

1) Kawasan pusat bsinsi atau daerah puasat kegiatan, (Central Business District/(CBD)
dengan wilayah ritel dan grosirnya

2) Zona transisi yang dicirikan oleh stagnasi dan kemerosotan sosial. Zona ini
merupakan zona permukiman yang mengelilingi distrik bisnis pusat kota

3) Zona permukiman oleh pekerja industri. Zona ini didiami oleh pekerja industri
karena ada kemudahan akses ke tempat kerja mereka

4) Zona unit permukiman yang lebih baik, terdiri dari tenpat tinggal keluarga tunggal
dan wilayah eksklusif terbatas

20

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

5) Zona kmuter atau penglaju, terdiri dari daerah pinggiran dan kota-kota satelit. Zona
ini merupakan pengembangan dari suatu kota

Gambar 1.18 Teori konsentris

b. Teori Sektoral, teori ini dikembangkan pada tahun 1930 oleh Homer Hoyt, seorang ahli
ekonomi. Struktur keruangan teori sektor adalah sebagai berikut.

1) CBD atau daerah yang terletak di pusat kota

2) Daerah industri dan grosir yang menyebar keluar dari pusat kota

3) Prmukiman kelas rendah, yakni permukiman kaum pekerja dengan pendapatan
rendah

4) Permukiman kelas menengah, yakni permukiman penduduk dengan pendapatan
menengah

5) Permukiman kelas atas, terdiri dari rumah-rumah yang besar da memanjang sampai
daerah terluar dan terjauh dari pusat kota

Gambar 1.19 Teori sektoral
c. Teori Inti Ganda, teori ini dikemukakan oleh Chauncy Harris dan Edward Ullman pada

tahun 1945. Teori ini dirumuskan sebagai modifikasi dan integrasi teori konsentris
Burgess dan teori sektr Hoyt. Menrut teori ini, kota-kota cenderung tumbuh disekitar

21

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

beberapa pusat pertumbuhan.Struktur keruangan dalam teri inti ganda adalah sebagai
berikut.
1) CBD (Central Business District)
2) Daerah grosisr dan insutri ringan
3) Daerah permukiman kelas bawah
4) Permukiman kelas bawah
5) Permukiman kelas menengah
6) Permukiman kelas atas
7) Daerah industri berat
8) Permukiman suburban
9) Daerah industri suburban

Gambar 1.20 Teori inti ganda
d. Teori Konsektoral (tipe Eropa), teori ini dikembangkan oleh Peter H. Mann (1965).

Struktur keruangan dalam teori knsektoral tipe Eropa yakni;
1) Pusat kota
2) Zona peralihan
3) Zona rumah kecil sektor C dan D dan zona rumah-rumah lebih besar berdasarkan

hukum di sektor B serta zona rumah-rumah tua yang besar di sektor A
4) Permukiman pasca 1918 dengan pembangunan pasca 1945 terutama di daerah

pinggiran
5) Desa-desa yang dihui para penglaju

22

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

a. Sektor kelas menengah
b. Sektor kelas menengah kebawah
c. Sektor kelas pekerja
d. Sektor industri dan pekerja kelas terbawah

Gambar 1.21 Teori konsektoral (tipe eropa)

e. Teori Konsektoral (tipe Amerika Latin), teori ini dikembangkan oleh Larry Ford dan
Ernest Griffin pada tahun 1980. Kerangka dasar teor ini terdiri dari teori konsentris dan
teori sektoral ditata dalam konfigurasi yang khas. Menurut Driffin dan Ford , banyak
Kota Amerika Latin memilki struktur kerunagan seperti berikut.

1) Zona 1: CBD

2) Zona 2: daerah perdagangan atau industri

3) Zona 3: sektor permukiman kelas elite

4) Zona 4: permukiman yang lanjut perkembangannya (zone of maturity)

5) Zona 5: daerah berkembang secara setempat (zone of in situ accretion)

6) Zona 6: permukiman liar (zone of peripheral squatter settlements)

Gambar 1.22 Teori konsektoral (tipe Amerika Latin)
23

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

f. Teori lokasi pertanian, teori ini dikemukakan oleh Von Thunen. Menurut teori ini pasar
merupakan hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan budi daya
komoditas pertanian secra komersial. Semakin mudah rusak suatu komoditas pertanian
maka semakin dekat seharusnya ke pasar, sebaliknya semakin tahan lama suatu
komoditas pertanian maka dapat semakin jauh dari pasar

g. Teori lokasi industri, teori ini deikemukakan oleh Weber. Menurut Weber, lokasi suatu
industri ditentukan dengan pertimbangakn berbagai faktor industri seperti;

1. Bahan baku

2. Tenaga kerja

3. Transportasi

4. Pasar

5. Tenaga ahli dan manajemen

6. Bahan bakar

7. Teknologi, dsb.

h. Teori lokasi pusat permukiman yang dikemukakan oleh Christaller. Menurut teori ini
pusat-pusat permukiman bersifat hierarkis dimana suatu sitem permukiman terdiri dari
sub-sub permukiman dan seterusnya. Pada setiap tingkatan hierarkis terdapat berbagai
fasilitas umum dan sosial sesuai tingkatanyya seperti sekolah, rumah sakit, tempat
ibadah gedung pertemuan, dsb.

C. POLA DAN FAKTOR INTERKSI DESA DAN KOTA

1. Pengertian Interaksi Desa dan Kota

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), interaksi berarti hal saling
melakukan kasi, berhubungan dan memengaruhi. Dengan pengertian ini, kita dapat
memahami interaksi desa dan kota sebagai keterkaitan lintas ruang yang tercemin
dalam arus orang, barang, jasa, keuangan, dan informasi antara desa dan kota. Menurut
Bintarto, interaksi merupakan kontak/hubungan antara dua wilayah atau lebih yang
dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Contohnya desa yang kondisinya buruk
dihadapkan dengan kota yang memilki daya tarik ekonomi yang tinggi akan
menimbulkan gejala urbanisasi. Kota yang tercemar dihadapkan dengan desa yang asri
dapat menimbulkan ruralisasi.

2. Pola interaksi

Interaksi desa dan kota terjadi ketika desa dan kota saling bertindak dan bereaksi,
beradaptasi dan menyesuaikan dalam suatu hubungan yang sistematis. Untuk
menganalisis pola interaksi dapat digunakan dengan teori-teori berikut;

24

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

a. Teori gravitasi, menurut teori ini ada hubungan matematis yang tepat antara
kekuatan fenomena yang diungkapkan secara spasial dan jarak dimana
fenomena itu tersebar. Menurut teori ini, kekuatan interaksi antara kedua
wilayah sama dengan jumlah populasi kedua wilayah dibagi dengan kuadrat
jarak antara kedua wilayah. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Gambar 1.23 Rumus teori interaksi
b. Teori titik henti, teori ini dekumkakan oleh Converse. Teori ini digunakan

untuk memperkirakan posisi garis batas terluar yang memisahkan wilayah-
wilayah dominan yang menjadi lingkup pengaruh (sphere of influence) dari
dua buah pusat wilayah yang berdampingan. Teri titik henti dapat digunakan
untuk memperkirakan penempatan lokasi bangunan fasilitas tertentu, seperti
pusat perdagangan, industri, rumah sakit, dan sekolah antara dua wilayah,
agar lokasi itu lebih diminati penduduk. Secara matematis, teori titik henti
dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut.

Gambar 1.24 Rumus teori titik henti
c. Teori potensi penduduk, pada teori ini nilai potensi penduduk

menggambarkan berapa besar kemungkinan penduduk di suatu iwlayah
untuk mengadakan pergerakan (migrasi) atau berinteraksi dengan penduduk
di wilayah lain. Wilayah-wilayah yang memilki potensi penduduk yang
sama dihubugkan dengan garis-garis khayal pada peta atau isoplet. Untuk
mencari nilai potensi penduduk dari berbagai iwlayah, dapat digunakan
rumus berikut.

25

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

Gambar 1.25 Rumus teori potensi penduduk
d. Teori Grafik, teori ini digunakan oleh para ahli geografi untuk

menggambarkan struktur tata ruang jaringan transportasi. Menurut teori
grafik tinggi rendahnya interaksi antar wilayah bergantung pada jumlah
jalur transportasi yang membentuk pola-pola jaringan keruangan. Semakin
banyak jalur yang menghubungkan dua wilayah, semakin tinggi mobilitas
atau interaksi antarwilayah itu. Berikut merupaka rumusan indeks beta
sebagai bentuk matematis dari teori grafik.

Gambar 1.26 Rumus teori grafik
3. Faktor-faktor interaksi desa dan kota
Interaksi antara desa dan kota dipenaruhi oleh tiga faktor berikut.

26

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

a. Wilayah yang saling melengkapi (regional complementary). Hal ini mungkin
terjadi karena terdapat perbedaan ketersediaan dan kualitas sumber daya di setiap
wilayah. Agar interaksi dapat terjadi, harus ada surplus beberapa sumber daya di
suatu wilayah dan kekurangan sumber daya yang sama di iwlayah yang lain.
Dengan kata lain, harus ada pasokan yang melebihi permintaan lokal di suatu
wilayah dan permintaan yang melebihi pasokan lokal di wilayah yang lain. Kondisi
seperti ini akan mendorong terjadinya interaksi untuk memenuhi kebutuhan
wilayah masing-masing.

Gambar 1.27 Bagan konsep wilayah yang saling melengkapi

b. Kesempatan untuk saling intervensi (intervening opportunity), artinya ada
kesempatan bagi kedua wilayah untuk berinteraksi karena keduanya saling
membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi sendiri.
Interaksi yang terjadi akan sebanding dengan kebutuhan yang diperlukan. Akan
tetapi, kesempatan ini akan melemah atau terhambat jika ada pihak ketiga yang
dapat memenuhi kebutuhan kedua wilayah tersebut.

Gambar 1.28 Bagan konsep saling intervensi

c. Kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial tranferability). Hal ini
sangat bergantung pada faktor jarak, biaya angkut atau transportasi, dan kelancaran
transportasi. Dalam beberapa kasus tidak mungkin untuk mengangkut barang-
barang tertentu dengan jarak yang sangat jauh karena biaya transportasinya terlalu
tinggi. Barang-barang yang mudah rusak serta banyak barang yang diproduksi di
suatu wilayah secara logis akan leboh mahal jika barang-barang itu dikirim ke
daerah-daerah terpencil dengan jarak yang jauh.

27

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

D. DAMPAK PERKEMBANGAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA
DAN KOTA

Setiap kegiatan memilki dampak, begitunjuga dengan adanya perkembangan desa
dan kota. Perkembangan di dalam suatu hal pastinya memberikan dampak baik dampak
positif maupun negatif. Dampak positif terjadi karena adanya kebijakan dan perencanaan
terhadap pembangunan suatu kota sedangkan dampak negatif sebagai dampak yang palig
mungkin untuk disoroti terjadi karena perkembanganya sering tidak terkendali atau tidak
terkoordinasi.

Dampak positif perkembangan kota bagi masyarakat kota antara lain sebagai
berikut.

a. Perkembangan kota dapat memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Aibatnya masyarakat mampu mendapatkan akses
terhadap pendidikan yang baik, kesehatan yang baik, akses yang besar ke
layanan sosial dan peluang untuk kegiatan sosial budaya

b. Pekrmbangan perkotaan dapat memperluas layanan dasar yang lebih baik,
seperti ketersediaan transportasi umum yang memadai dan ketersediaan air
bersih. Selain itu juga dapat meningkatkan fasilitas penunjang kehidupan
masyarakat, seperti rumah sakit atau puskesmas, sekolah, dan perukiman yang
layak.

Dampak negatif perkembangan kota bagi masyarakat kota antara alin sebagai
berikut.

a. Arus urbanisasi yang masif, sering tidak diimbangi dengan ketersediaan
lapangan kera serta lahan permukiman yang cukup. Akibatnya, perkembangan
kota terjadi secara cepat dengan urbanisasi yang tidak terkendali. Hal ini
berdampak pada peningkatan kemiskinan, ketidaksetaraan dan munculnya
permukiman liar di daerah kumuh.

b. Kepadatan penduduk, terjadi ketika aktivitas ekonomi yang cederung berada di
pusat kota. Akibatnya banyak orang yang ingin berada sedekat mungkin dengan
pusat kota. Ketidak merataan ekonomi mendorong timbulnya daerah kumuh di
daerah pusat kota.

c. Pembangunan yang tidak terarah, terjadi ketika kepadatan penduduk tinggi,
kebutuhan utama adalah area permukiman serta fasilitas yang layanan publik.
Di pusat kota harga tanah menjadi semakin mahal karena tingginya aktivitas
ekonomi. Akibatnya daerah-daerah kumuh bermunculan.

d. Ekosistem terganggu, terjadi ketika meningkatnya aktivitas ekonomi yang dapat
memunculkan kutub-kutub pertumbuhan baru. Daerah industri dan perkantoran
bertambah dan ruang terbuka hijau di perkantoran berdampak pada penuruan
kualitas lingkungan , seperti banjir, penurunan muka air, dan kenaikan suhu
udara mikro.

28

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

e. Munculnya sektor ekonomi informal dapat terjadi ketika kota engalami
perkembangan. Dalam sektor ekonomi informal, orang menciptakan
pekrjaannya sendiri dan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk
membiayai hidup mereka. Fenmena ini merupakan konsekuensi dari urbanisasi

Dampak positif perkambangan kota bagi masyarakat desa, antara lain sebagai
berikut.

a. Orang yang melakukan urbanisasi mempunyai harapan untuk mendapatkan
standar hidup yang lebih baik.

b. Urbanisasi dapat menjadi strategi alternatif untuk bertahan hidup bagi penduduk
desa.

Dampak negatif perkembangan kota bagi masyarakat desa antara lain sebagai
berikut.

a. Perkembangan kota yang menarik perpindahan penduduk desa ke kota akan
membuka kemungkinan akan berkurangnya tenaga kerja produktif di desa

b. Perkembangan kota dapat mengubah fungsi lahan yang berdampak bagi biosfer
global

c. Semakin sempitnya lahan pertanian karena perkembangan kota membuat
penduduk desa mengalami kesulitan untuk menghasilkan produk pertanian

29

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

 EVALUASI

I. Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yang tepat.
1. Kesatuan masyarakat hukum yang memilki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prasangka masyarakat, hak asal usul yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut…

A. Kota

B. Desa

C. Kelurahan

D. Kecamatan

E. Kabupaten

2. Struktur keruangan desa terbentuk karena dihuni secara turun temurun oleh beberapa
generasi memiliki pola….

A. Terpusat

B. Linear

C. Radial

D. Tersebar

E. Mengelilingi fasilitas tertentu
3. Berikut ini yang bukan termasuk faktor yang memengaruhi potensi desa adalah….

A. Kondisi fisik wilayah

B. Jumlah penduduk

C. Struktur desa

D. Luas tanah

E. Kesuburan tanah

4. Wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai pusat permukiman, pemusatan dan industri pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan ekonomi disebut….

30

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

A. Desa

B. Kota

C. Kecamatan

D. Kabupaten

E. provinsi
5. Dampak positif interaksi desa kota bagi desa adalah…

A. Tersedianya sumber daya manusia

B. Teknologi pertanian lebih maju

C. Jumlah lahan pertanian bertambah

D. Perubahan tata guna lahan pertanian

E. Pengurangan tenaga produktif pertanian

II. Uraian

Jawablah pertanyaan berikut
1. Jelaskan perbedaan antara wilayah desa dan kota!

2. Jelaskan jenis-jenis stadia kota!

3. Mengapa terjalinnya hubungan interaksi antara desa dan kota penting?

4. Diketahui terdapat tiga wilayah pertumbuhan. Jumlah penduduk wilayah A sebanyak
30.000 jiwa, jumlah penduduk wilayah B sebanyak 15.000 jiwa. Jumlah penduduk
wilayah C sebanyak 32.000 jiwa. Jarak antara wilayah A dan wilayah B sekitar 50 km.
Jarak antara wilayah B dan C sekitar 60 km. Maka berapa kekuatan interaksi wilayah
A-B dan wilayah B-C ?

5. Diketahui wilayah A memiliki jumlah penduduk sebesar 20.000 jiwa. Wilayah B
memilki jumlah penduduk sebesar 50.000 jiwa. Jarak antara ledua wilayah tersebut
adalah 100km. Maka dimana lokasi titik henti wilayah A ?

31

LET’S LEARN GEOGRAPHY DESA & KOTA

Daftar Pustaka
Bintarto, R.1983. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia
Adisasmita, Raharjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Daldjoeni, N.2017. Geografi Kota dan Desa.Yogyakarta: Penerbit Ombak
Muta’ali, L.2012. Daya Dukung Lingkungan untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah.
Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi
Shindu Yasinto, 2016. Geografi Untuk SMA/MA KELAS XII. Jakarta: Penerbit Erlangga

32




Click to View FlipBook Version