The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by marhani serui, 2024-03-11 06:51:49

MODUL BI Teks Cerita Pendek 2023

MODUL BI Teks Cerita Pendek 2023

Teks Cerita Pendek 2023 SMKS MUHAMMADIYAH SERUI OLEH MARHANI


Cerita Pendek 2022 PORTFOLIO A. Kompetensi Inti (KI) 1. KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan 4. KI-4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.9. Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita pendek. 3.9.1 Menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek. 3.9.2. Menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah. 4.9. Mengonstruksi sebuah cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen. 4.9.1 Menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek. 4.9.2. Menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun.


Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar Untuk dapat menggunakan bahan ajar ini dengan baik, ikuti langkah-langkah berikut. 1. Bacalah materi yang disajikan secara cermat; 2. Bacalah dengan cermat setiap contoh yang disajikan; 3. Lakukan konfirmasi antara contoh yang disajikan dengan materi yang sudah Anda pelajari.


Materi Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa naratif yang ceritanya relatif singkat. Dikatakan singkat, karena pada dasarnya cerpen hanya memiliki satu fokus permasalahan atau konflik. Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, cerpen juga disebut sebagai karangan fiksi atau non-ilmiah, di mana pembuatan ceritanya imajinatif yang tidak didasarkan kenyataan. Rangkaian karangan cerita dalam cerpen kebanyakan mengangkat kisah kehidupan manusia dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Jika dibandingkan dengan novel, cerpen memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat. Perbedaan cerpen dan novel terlihat dari isi karangan ceritanya. Cerpen ceritanya tidak sampai menimbulkan perubahan nasib, kerana di dalamnya tidak mencerminkan semua kisah tokohnya, yang dikisahkan hanyalah intinya saja mulai dari konflik hingga sampai tahap penyelesaiannya. Sedangkan novel justru sebaliknya, novel merupakan karangan prosa panjang yang disajikan secara mendetail. Definisi


Jenis-Jenis Cerpen Cerpen sendiri memiliki tiga jenis, yaitu: 1. Cerpen Pendek Loh, kan cerpen itu udah “ pendek” , apa ada yang lebih pendek? Hehe, seperti namanya, cerpen pendek hanya terdiri dari 500 – 700 kata. Bahkan, terkadang ada juga yang menyebutnya dengan ficlet. 2. Cerpen Sedang Cerpen sedang adalah cerita yang memiliki panjang 700 – 1000 kata. 3. Cerpen Panjang Cerpen ini tersusun lebih dari 1000 kata. Bahkan ada yang sampai mencapai 5000 – 10.000 kata.


Ciri-ciri Cerpen Dikutip dari modul Bahasa Indonesia oleh Sumiati, M,Pd., menuliskan ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut: - Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata - Bersifat fiksi (ceritanya hanya rekayasa) - Berfokus pada satu konflik saja atau kesan tunggal - Isi ceritanya kebanyakan menggambarkan kehidupan sehari-hari - Pemilihan katanya sederhana, agar mampu memudahkan para pembaca untuk memahaminya - Menggunakan alur cerita tunggal dan lurus. - Membacanya relatif singkat, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama. - Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam, sehingga mampu membuat pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita. Unsur-unsur Cerpen Cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangun yang terbagi menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik.


Unsur-unsur pembangun cerpen, yaitu: 1. Unsur Intrinsik - Tema: pokok cerita dalam cerpen yang akan membentuk alur. Namun, tema dalam cerpen jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. - Penokohan: cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tiap tokoh dalam cerita. - Alur: pola pengembangan cerita yang menggambarkan hubungan sebab akibat sifatnya kronologis. - Latar: meliputi tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam cerita. - Gaya bahasa: digunakan untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif dan merumuskan dialog antara sesama tokoh. - Sudut pandang: strategi penulis untuk menyampaikan cerita. - Amanat: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. 2. Unsur Ekstrinsik - Latar belakang masyarakat: meliputi ideologi, kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi. - Latar belakang penulis: meliputi riwayat hidup penulis, kondisi psikologis dan aliran sastra penulis. - Nilai yang terkandung dalam cerpen: meliputi nilai agama, nilai sosial, nilai moral, dan lain-lain.


Kaidah Kebahasaan Cerpen Ciri atau kaidah kebahasaan cerpen antara lain: 1. Kalimatnya banyak yang bermakna lampau. Hal itu ditandai dengan katakata seperti: saat, telah terjadi, ketika itu, beberapa tahun yang lalu. 2. Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh: mula-mula, sebelumnya, kemudian, sejak saat, setelah itu. 3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh: mengobati, menghindar, menangis, menyuruh, melompat, menghindar. 4. Menunjukkan kalimat tak langsung untuk menceritakan perkataan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: menceritakan tentang, menuturkan, mengungkapkan, mengatakan bahwa, menyatakan. 5. Pikiran dan perasaan tokoh banyak digambarkan dengan menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu. Contoh: berharap, mengalami, merasakan, menginginkan. 6. Menggunakan banyak dialog, yang ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...."), maupun kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh: "Habis kemana saja kamu?" tanya Rini pada Andi. 7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language), sebagai penggambaran tokoh, latar atau suasana. Contoh: Pada sore hari, Bapak tua itu terlihat sedang meminum segelas teh hangatnya sambil menikmati hujan dalam sebuah gubuk di tengah sawah.


Struktur Cerpen Struktur cerpen terdiri dari orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi. Nah, untuk penjelasan lebih lengkapnya, ada di bawah ini! 1. Orientasi Di bagian ini, kamu akan menemukan pengenalan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh. 2. Rangkaian Peristiwa Kisah akan berlanjut melalui serangkaian peristiwa satu ke peristiwa lainnya yang tidak terduga. 3. Komplikasi Kemudian, cerita akan bergerak menuju konflik atau puncak masalah, pertentangan, atau kesulitan-kesulitan bagi para tokohnya yang memengaruhi latar waktu dan karakter. 4. Resolusi Bagian ini akan menceritakan solusi untuk masalah atau tantangan yang dicapai telah berhasil. Pada bagian ini, kamu juga akan mengetahui bagaimana cara pengarang mengakhiri cerita.


Contoh cerpen beserta unsur intrinsiknya Liburan Sekolahku Usai pembagian rapot di sekolah, akhirnya aku bisa menikmati liburan panjang. Meskipun aku tidak mendapat rangking atas, tapi aku tetap mendapat nilai yang lumayan baik. Aku tetap bahagia karena membayangkan keluargaku mengajak aku pergi liburan. Ayah dan ibuku mengajakku pergi liburan ke suatu tempat wisata yang menyenangkan. Aku sangat tidak sabar untuk pergi menikmati liburan. Bahkan aku bingung untuk memilih pakaian mana yang akan kupakai. “Kali aku pakai baju yang mana ya?” Tanyaku dalam hati. “Ah yang biru sangat bagus, tapi yang merah juga sangat cocok!” Aku pun pergi menemui ayah dan ibu yang sedang asyik menonton TV. Lalu aku berbincang dengan mereka, “Ayah, Ibu, bagaimana kalau kita pergi liburan ke pantai? Aku sangat ingin pergi ke sana”. Ayah dan ibu tiba-tiba hanya saling pandang, lalu ayah berkata “Nak, liburan kali ini kamu di rumah saja ya sama Ibu, karena Ayah harus ada pekerjaan di luar kota.” Aku sangat kecewa dengan pernyataan ayah tapi aku harus menerima keputusannya. Hari-hari telah berlalu dan aku hanya menikmati libur sekolahku di rumah saja. Meskipun aku sebenarnya juga ingin pergi ke luar rumah bersama teman-teman. Tapi ibu melarangku pergi ke luar, dan hanya menyuruhku membantu melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih rumah. Kalaupun aku keluar hanya saat ke pasar dan itu pun juga ditemani oleh ibu. Namun aku tetap melakukan pekerjaan yang produktif seperti belajar untuk menyambut ujian nasional yang akan berlangsung beberapa bulan lagi. Sebenarnya aku juga merasa suntuk berada di rumah terus. Terkadang aku ingin menolak permintaan ibu saat menyuruhku, tapi aku cuma bisa terima dan melakukannya. Pada suatu sora ibu mengetuk pintu kamarku dan bilang kepadaku “kamu segera mandi ya, Ibu tunggu di luar.” Aku menjawabnya “loh kita mau kemana Bu?” Lalu ibu menjawab “Ibu mau mengajak kamu jalan-jalan ke taman kota, ya sekalian masa kau di rumah terus.” Sontak aku merasa senang “yang benar Bu, oke kalau begitu aku mandi dulu.” Setelah itu aku pergi ke taman kota bersama Ibu. Meskipun hanya jalan-jalan sore di sekitar taman, aku sudah merasa senang banget. Mungkin ini karena aku terlalu lama berdiam diri di rumah dan baru kali ini menikmati jalan-jalan. Yang pasti aku sangat senang karena ibu mengajak aku jalan-jalan sore.


LUnsur intrinsik yang terdapat pada cerpen diatas adalah sebagai berikut : 1.Cerpen di atas memiliki tema liburan 2. Alur pada cerpen yaitu alur maju. 3. Cerpen di atas memiliki latar tempat di rumah dan taman kota. Latar waktu menunjukan sore hari. 4. Tokoh yang diceritakan adalah Aku, Ibu dan Ayah. 5. Setiap tokoh memiliki watak atau karakter yang berbeda dan saling mendukung. Karakter tokoh Aku adalah pendiam, berbakti pada orang tua, sedangkan tokoh Ibu memiliki karakter sabar, telaten, peduli dan tidak tegaan. Karakter tokoh Ayah adalah sabar, penyayang dan pekerja keras serta bertanggung jawab kepada keluarga. 6. Sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama 7. Pada cerpen diatas memiliki amanat berupa pesan moral dimana melatih anak supaya tidak selalu berlibur saat memasuki musim liburan. Selain itu juga mengajarkan sikap mandiri kepada anak agar memanfaatkan liburan dengan produktif.


LUnsur intrinsik yang terdapat pada cerpen diatas adalah sebagai berikut : 1.Cerpen di atas memiliki tema liburan 2. Alur pada cerpen yaitu alur maju. 3. Cerpen di atas memiliki latar tempat di rumah dan taman kota. Latar waktu menunjukan sore hari. 4. Tokoh yang diceritakan adalah Aku, Ibu dan Ayah. 5. Setiap tokoh memiliki watak atau karakter yang berbeda dan saling mendukung. Karakter tokoh Aku adalah pendiam, berbakti pada orang tua, sedangkan tokoh Ibu memiliki karakter sabar, telaten, peduli dan tidak tegaan. Karakter tokoh Ayah adalah sabar, penyayang dan pekerja keras serta bertanggung jawab kepada keluarga. 6. Sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama 7. Pada cerpen diatas memiliki amanat berupa pesan moral dimana melatih anak supaya tidak selalu berlibur saat memasuki musim liburan. Selain itu juga mengajarkan sikap mandiri kepada anak agar memanfaatkan liburan dengan produktif.


Evaluasi Aspek Pengetahuan Petunjuk : 1. Bacalah cerpen di bawah ini dengan cermat! 2. Tentukanlah Unsur Pembangun Cerita Pendek di bawah ini! 3. Analisislah struktur teks cerpen tersebut dengan menenukan bukti urutan struktur cerpen yang Anda susun adalah benar! Lukisan Kasih Sayang Oleh: Widya Suwarna Pak Saiful, seorang pelukis ternama, mempunyai seorang pelayan yang setia. Namanya Mumu. Biasanya setiap pagi Mumu membawakan perlengkapan melukis Pak Saiful, misalnya kanvas, cat minyak, dan kuas. Ia juga membawakan tikar kecil, air minum, dan makanan. Pak Saiful selalu melukis di tempat yang indah sekaligus mengerikan. Tempatnya di bawah sebatang pohon besar. Di sekitarnya terdapat rumput hijau dan bunga-bunga liar berwarna putih dan kuning. Kupu-kupu dan capung berkeliaran bebas di antara bungabunga itu. Kira-kira 15 meter ke arah selatan dari pohon itu terdapat sebuah rawa kecil yang permukaannya ditutupi oleh daun-daun teratai. Bunga-bunga teratai yang berwarna merah jambu menghiasi permukaan rawa itu. Namun, lumpur rawa itu selalu menelan benda apa saja yang terjatuh ke dalamnya, termasuk manusia. Suatu hari Pak Saiful baru saja menyelesaikan lukisannya yang sangat indah. Lukisan seorang anak kecil yang sedang menggendong dan membelai anjing kecil berbulu coklat. Siapa pun yang melihat lukisan itu pasti merasa tersentuh. Anak itu menyayangi anjingnya dan anjing kecil itu pun terlihat senang dalam pelukan si anak. “Mumu, coba ke sini dan lihat lukisanku!” kata Pak Saiful bangga. “Luar biasa, Pak, sangat indah! Pasti laku dengan harga mahal,” ujar Mumu. Kemudian Mumu kembali ke bawah pohon dan menyiapkan makanan dan minuman. Sementara itu Pak Saiful mundur beberapa langkah untuk memandang lukisannya lagi. Oh, semakin jauh jaraknya, lukisan itu semakin indah terlihat. Pak Saiful mundur beberapa langkah lagi dan memandang lukisannya kembali. Rupanya ia tak sadar bahwa ia tepat berada di tepi rawa.


Sementara itu Mumu melihat majikannya yang sudah berada di tepi rawa. Alangkah berbahayanya. Bila Pak Saiful mundur selangkah lagi, pasti ia terjatuh ke dalam rawa. Mumu mendekati lukisan di bawah pohon da n mengangkat lukisan itu dari tempatnya. Pak Saiful berlari ke dekat pohon dan berkata dengan marah, “Apa-apaan kamu ini, Mu. Berani-beraninya kamu mau merusak lukisanku, atau mau mencurinya?!” “Maaf, Pak, maksud saya…!” jawab Mumu. Namun Pak Saiful tidak mau mendengar penjelasan Mumu. “Pergi kau dari sini. Aku tidak memerlukan pelayan yang kurang ajar!” seru Pak Saiful dengan wajah merah padam. Terpaksa Mumu pergi. Pak Saiful membereskan alat-alatnya dan membawa perlengkapannya pulang. Uuuh, rupanya berat juga. Esok paginya Pak Saiful membawa lagi lukisannya ke bawah pohon besar. Karena belum puas memandang, hari ini ia akan memandang sepuas-puasnya tanpa diganggu oleh Mumu. Mula-mula Pak Saiful memandang lukisannya dari dekat, kemudian ia memperpanjang jaraknya. Akhirnya ia sudah mendekati tepi rawa. Ia tak tahu di balik pohon besar ada sepasang mata mengawasinya. “Karya hebat. Aku sendiri pun hampir meneteskan air mata memandang lukisan itu. Orang akan tergugah untuk menyayangi binatang. Dan mereka akan berpikir bahwa kasih sayang itu sesuatu yang amat penting dan berharga!” pikir Pak Saiful. Tanpa sadar Pak Saiful mundur lagi dan… oooh… ia terperosok ke dalam rawa. “Tolooong… tolooong!” jerit Pak Saiful dengan panik. Ia sadar bahwa dirinya akan terhisap ke dalam lumpur rawa dan maut akan segera menjemputnya. Saat itulah Mumu muncul sambil membawa tambang. Ia sudah mengikatkan tambang di sebuah pohon besar dekat rawa. “Pegang tambang ini, Pak!” kata Mumu sambil mengulurkan tambang. Lalu Mumu cepatcepat menarik tambang sekuat tenaga, menarik Pak Saiful dari rawa. Keringat bercucuran di wajah Mumu, namun akhirnya ia berhasil menyeret majikannya keluar dari rawa. Begitu tiba di rerumputan, Pak Saiful pingsan. Ketika sadar, ia sudah berada di rumahnya dalam keadaan bersih, Mumu sudah mengurus segala sesuatunya dengan baik.


“Terima kasih, Mumu, kamu menyelamatkan nyawaku!” kata Pak Saiful. “Maafkan aku!” “Tidak apa-apa, Pak. Saya senang Bapak selamat. Saya mengangkat lukisan Bapak kemarin karena saya ingin menarik perhatian Bapak. Bapak sudah berada di tepi rawa waktu itu. Saya kuatir Bapak akan jatuh. Tadi saya berjaga-jaga dan menyiapkan tambang karena saya kuatir Bapak asyik memandang lukisan dan terperosok ke dalam rawa!” kata Mumu. Mumu, si pelayan setia mendapat hadiah dan kembali bekerja pada Pak Saiful. Kasih sayang seorang anak pada anjingnya, kasih sayang seorang pelayan pada majikannya membuat Pak Saiful makin menyadari arti kasih sayang. Dan sebagai rasa syukur, Pak Saiful memberikan hasil penjualan lukisan itu pada panti asuhan. JAWABAN UNSUR PEMBANGUN DAN PENJELASAN


DAFTAR PUSTAKA Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Hartati, Cici (2021) Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Pembangun Dan Mengonstruksi Teks Cerita Pendek Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Salem Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2020/2021). Sarjana thesis, Universitas Siliwangi. Tautan: http://repositori.unsil.ac.id/8163/ Anna Isprianti, (2022) Artikel Jurnal Pembelajaran Menganalisis Unsur Pembangun Cerpen Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis Pada Peserta Didik Kelas Xi Smk Negeri 7 Bandung. Thesis(S2) thesis, Perpustakaan Pascasarjana. Tautan: http://repository.unpas.ac.id/56095/


Selamat Belajar Penyusun: Marhani Guru Mapel Bahasa Indonesia SMKS Muhammadiyah Serui Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua email: [email protected]


Click to View FlipBook Version