The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurrahmahrahmah551, 2022-12-06 22:45:34

Rangkuman pengembangan

Rangkuman pengembangan

Nama : Najatul Chafifah
Nim : 2011101217
Tugas : Merangkum Makalah Kelompok 1-12
Mk : Pengembangan Bahan Ajar

Kelompok 1

Judul : jenis dan peran bahan ajar

Pokok bahasan

 Pengertian bahan Ajar
 Jenis-jenis bahan Ajar
 Peran bahan Ajar dalam suatu pembelajaran

Pengertian Bahan Ajar

Bahan Ajar adalah perangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang
sistematis. Suatu alat yang digunakan sebagai penyaluran materi pelajaran untuk disampaikan
kepada peserta didik untuk menyesuaikan tujuan yang harus dicapai khususnya dalam
kurikulum. Pengembangan bahan ajar penting untuk mendedikasi para peserta didik melalui
proses awal sampai dengan akhir dalam mengenali dan mengembangkan kemampuan yang dapat
dilalui dengan bahan ajar. Bahan ajar membentuk suatu kegiatan belajar dalam membantu guru
atau instruktur dalam melaksanakan proses penyampaian di ruangan kelas.

Jenis-jenis bahan ajar

Dari aspek pendekatan bahan ajar terdapat jenis-jenis berikut;

1. Bahan ajar untuk pembelajaran mandiri

2. Bahan ajar untuk sistem tatap muka

3. Bahan ajar untuk sistem pembelajaran kombinasi

Jenis Bahan Ajar ditinjau dari aspek teknologi

 Handout
 Buku
 Modul
 Lembar kegiatan peserta didik
 Brosur
 Leaflet
 Wallchart
 Foto / gambar

Peran bahan ajar Dalam pembelajaran

Peran Bagi Guru

a. Menghemat waktu guru dalam proses pembelajaran atau proses mengajar
b. Mengubah peran guru dari pengajar menjadi fasilitator
c. Meningkatkan proses pembelajaran lebih efektif dan interaktif

Peran Bagi Peserta Didik

1. Dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman

2. Dapat belajar kapan saja dan dimana saja

3. Dapat belajar sesuai kecepatannya sendiri

Kelompok 2

Judul : Analisis Kreteria dan Pemilihan Bahan Ajar yang Bermutu

Pokok bahasan

 Pengertian Bahan Ajar
 Fungsi Bahan Ajar
 Kriteria Bahan Ajar
 Prosedur Pemilihan Bahan Ajar

 Penerapan Pemilihan Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar berkaitan dengan segala bentuk perangkat pembelajaran yang meliputi materi
pembelajaran, metode, strategi, dan desaign pembelajaran untuk menentukan sub kompetensi
yang ingin dicapai. Bahan ajar ini dapat berupa materi yang didalamnya terdapat informasi
pengetahuan, pelatihan keterampilan, dan penilaian sikap yang harus dicapai oleh peserta didik.

Fungsi Bahan Ajar

Bagi Guru :
• Untuk mengarahkan keseluruhan dari aktivitas guru di setiap proses pembelajaran (
subtansi kompetensi).
• Dijadikan alat evaluasi untuk mencapai hasil pembelajaran.

Bagi Siswa :
• Sebagai suatu pedoman dalam proses pembelajaran serta subtansi kompetensi yang harus
dipelajari.
• Untuk mempermudah pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dimana guru juga
dijadikan sebagai fasilitator dalam membimbing peserta didiknya.

Kriteria Bahan Ajar

Berdasarkan prinsip yang dikemukakan oleh Simanarta dan Prastowo yang dikutip oleh
Nana antara lain:

• Relevansi
• Konsistensi
• Kecukupan
• Petunjuk Belajar

• Informasi Pendukung
• Latihan
• Petunjuk Lembar Kerja Evaluasi (LKS)
Prosedur Pemilihan Bahan Ajar

Prosedur atau tahapan pemilihan bahan ajar ini dibagi menjadi 6 tahapan. Dimulai dari :
1. Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik.
2. Mencari informasi terkait bahan ajar.
3. Membuat gagasan yang sesuai dengan pemilihan materi bahan ajar.
4. Membuat bahan ajar dengan menampilkan standar kompetensi.
5. Menyajikan bahan ajar kepada siswa.
6. Mengevaluasi pembelajaran dari hasil bahan ajar yang telah digunakan.
Penerapan Pemilihan Bahan Ajar

1. Implementasi bahan ajar berbasis Critical Thinking ( Berfikir Kritis) dan bahan ajar
tematik.

2. Implementasi pemilihan bahan ajar dengan menggunakan metode Visual Storrytelling.
Penerapan bahan ajar berbasis Critical Thinking ( Berfikir Kritis) dan bahan ajar tematik
harusmempersiapkan:
Jenis bahan yang digunakan

 Merancang kegiatan yang menggnakan model belajar hipotesis deduktif dengan menggali
pengetahuan awal siswa.

 Setelah mempersiapkan sarana, guru dapat mulai memuat desain dan petunjuk bahan ajar
dengan baik.

Sedangkan implementasi pemilihan bahan ajar dengan menggunakan metode Visual
Storrytelling, juga mempersiapkan langkah – Langkah sebagai berikut:

• Menganalisa pembelajaran.

• Merancang bahan ajar dengan kertas full-colour agar terlihat lebih menarik dengan
mencantumkan standar kompetensi, petunjuk belajar, lembar kegiatan, dan lembar kerja
siswa (LKS).

• Memilih gambar yang digunakan sebagai pendukung kegiatan storytelling.

• Membuat rancangan buku visual storrytelling.

• Tahap terakhir, penggunaan dengan melakukan penyebaran bahan ajar.

Kelompok 3

Judul : Perkembangan Keilmuan PAI, Ruang Lingkup PAI Serta Cakupannya

Pokok bahasan

 Bagaimana perkembangan pendidikan Agama Islam
 Bagaimana ruang lingkup pendidikan agama Islam
 Tujuan pendidikan agama Islam
 Pendidikan agama Islam di SD, SMP, dan SMA

Perkembangan keilmuan

Perkembangan pendidikan Islam dibagi menjadi tiga yaitu;
 Orde lama
 Orde baru dan
 Reformasi

Perkembangan pendidikan agama Islam pada masa kemerdekaan Indonesia dengan
undang-undang no 2 tahun 1989 mengenai sistem pendidikan nasional. Lalu undang-undang no
20 tahun 2003 mengatur pengintrigasian pendidikan agama Islam kedalam sistem pendidikan
nasional.

Ruang lingkup pendidikan agama Islam

1. Hubungan manusia dengan Allah
2. Hubungan manusia dengan manusia
3. Hubungan manusia dengan alam

Tujuan pendidikan agama Islam

Secara umum tujuan pendidikan agama islam ialah mampu mencetak para insan kamil
yang beriman dan bertakwa sehingga mampu menjalankan syari’at islam sesuai dengan tuntunan
al qur’an dan as sunnah.

Pendidikan agama islam juga bertujuan menjadikan peserta didik memiliki akhlak mulia
dan budi pekerti yang baik sesuai norma-norma yang ada di masyarakat, serta menyeimbangkan
pribadi manusia melalui spiritual, kecerdasan , rasio, perasaan dan panca indra. Sehingga dari
pembelajaran agama islam mengarahkan peserta didik untuk memiliki sifat regiliusitas serta
nasionalisme, berguna bagi agama dan bangsa serta mengembangkan anak didik untuk
melakukan pengalaman nilai-nilai itu secara dinamis dan fleksibel.

Pendidikan Agama Islam di SD, SMP, dan SMA

Adapun pendidikan agama islam di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pelajaran agama
islam (PAI) merupakan bagian kurikulum yang terwujud dalam sebuah mata pelajaran
pendidikan agama islam.

PAI di sekolah umum (SD, SMP, SMA) tidak terlalu memfokuskan materinya dan posisi
mata pelajaran PAI hanya terbatas “pemanis” kurikulum. Penyelenggaraan pendidikan agama
islam dilembaga sekolah (SD, SMP, SMA) melalui mata pelajaran PAI sebetulnya masih dirasa
sangat belum cukup. Untuk sekolah-sekolah umum cenderung sekuler lalu sangat mengagung
agungkan ilmu pengetahuan tentunya sangat tidak bagus mengenai mata pelajaran PAI nya, yang
dimana sekolah-sekolah umum tersebut tidak mengapresiasi dan juga tidak memberikan
kesempatan terhadap peserta didik untuk lebih mengeksplor diri kebidang ke agamaan.

Kelompok 4

Judul : Prosedur Pengembangan Bahan Ajar PAI

Pokok pembahasan

 Pengertian prosedur
 Analisis bahan ajar
 Perancangan bahan ajar PAI
 Pengembangan lanjut bahan ajar PAI
 Evaluasi bahan ajar PAI
 Revisi dalam bahan ajar PAI

A. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah rangkaian kegiatan yang telah menjadi pola dan sudah ditentukan dalam
melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Prosedur pengembangan bahan ajar sebagai berikut;

 Menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi standar
kompetensi dan kompetensi dasar KD.

 Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar materi pembelajaran dibedakan menjadi
jenis materi aspek kognitif (fakta konsep prinsip dan prosedur) aspek afektif (pemberian
respon penerimaan internalisasi dan penilaian serta aspek psikomotorik gerakan awal
semi rutin dan rutin).

 Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah atau
kesulitan dalam belajar.

B. Analisis Bahan Ajar

Hal pertama dalam mengembangkan bahan ajar adalah analisis terlebih dahulu yang perlu
dianalisis yaitu karakteristik dan kebutuhan peserta didik merupakan hal utama yang perlu
mendapatkan perhatian. Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan karakteristik awal
peserta didik sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan peserta didik dan kemudian untuk
merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta didik. Dalam menganalisis bahan ajar hal
yang paling utama ialah menganalisis kebutuhan bahan ajar sebagai berikut;

1. Analisis SK-KD

2. Analisis sumber belajar .
3. Pemilihan dan penentuan bahan ajar.
A. Perancangan Bahan Ajar PAI

Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan yaitu;

 perumusan tujuan pembelajaran
 pemilihan topik mata pelajaran
 membuat peta konsep
 pemilihan media dan sumber
 pemilihan strategi pembelajaran

Dengan ini diharapkan pendidikan dapat menjadikan individu-individu yang mandiri
sebagai pelajar yang mandiri dengan memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku.

C. Pengembangan Lanjut Bahan Ajar PAI

Tahap pengembangan ini merupakan inti (core) dari tahap-tahap lainnya. Tahap
sebelumnya merupakan prasyarat, sementara tahap berikutnya adalah tahap finalisasi. Karena
merupakan kegiatan inti, pada tahap pengembangan diperlukan kerja keras dan perhatian lebih.
Kerja keras dan perhatian lebih itu diharapkan dapat menghasilkan produk pengembangan yang
optimal, menarik, efisien dan efektif. Dalam melakukan langkah pengembangan bahan ajar, ada
dua tujuan penting yang perlu dicapai antara lain adalah : 1. Mempro-duksi atau merevisi bahan
ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 2.
Memilih bahan ajar terbaik yang akan digunakan untuk mendekatan pembelajaran.

D. Evaluasi Bahan Ajar PAI

Evaluasi belajar dan pembelajaran ialah sebuah proses untuk menentukan nilai belajar
dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran pembelajaran.
evaluasi bahan ajar khusus dalam pembelajaran PAI adalah untuk menentukan sejauh mana
tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran pai.

E. Revisi dalam Bahan Ajar PAI

Tahapan revisi bahan ajar dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a) Proses revisi yaitu dimulai dengan meringkas data yang telah ditemukan.
b) Revisi pembelajaran dilakukan dengan berdasarkan semua informasi yang telah

didapatkan dari evaluasi kelompok kecil atau dari uji lapangan.
c) Peerbandingan dari berbagai pendekatan juga diikutsertakan dalam evaluasi formatif
d) Selain beerdasarkan hasi evaluasi, revisi bahan ajar juga dilakukan sesuai dengan strategi

pembelajaran.

Kelompok 5

Judul : Urgensi Pengembangan Materi PAI

Pokok pembahasan

 Pengertian pendidikan agama islam
 Model-model pengembangan pai
 Tujuan pengembangan pai
 Peran penting pengembangan pai

Pengertian pengembangan pendidikan agama islam

Pendidikan Agama Islam sebagai budaya sekolah pada dasarnya adalah salah satu usaha
yang bersifat sadar, bertujuan, sistematis dan terarah pada perubahan tingkah laku atau sikap
yang sejalan dengan ajaran-ajaran yang terdapat dalam islam. Pendidikan agama memiliki peran
dalam melakukan transformasi religius pada siswa. Tujuan pendidikan agama sejatinya bukanlah
sekedar mentransfer pengetahuan danSebagai budaya sekolah pada dasarnya adalah salah satu
usaha yang bersifat sadar, bertujuan keterampilan, melainkan lebih merupakan sebuah ikhtiar
menumbuh kembangkan fitrah insani.

Model-Model Pengembangan PAI

Mengenai pengembangan PAI, sangatlah penting untuk dilakukan, namun tidak hanya
dilakukan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah saja, melainkan juga pada tingkat
pendidikan tinggi pun sudah semestinya dilakukan pengembangan-pengembangan yang mengacu
pada pola perubahan masyarakat serta kebutuhan peserta didik atau mahasiswa. Berkaitan
dengan pengembangan pai, Muhaimin berpendapat bahwa :

“Pemikiran tentang pengembangan pendidikan islam mengajak seseorang untuk berfikir analitis-
krisis, kreatif dan inofatif dalam menghadapi berbagai praktik dan isu aktual di bidang
pendidikan untuk di kaji dan ditelaah dari dimensi fundasionalnya agar tidak kehilangan roh atau
spirit islam”. Sedangkan menurut tafsir ialah bahwa pengembangan pendidikan islam harus
dilakukan secara mendasar dengan menjadikan pendidikan keimanan dalam hal ini pendidikan
agama islam sebagai ruh dan inti dari semua proses pendidikan.

A. Pengembangan PAI di sekolah umum

Pai di sekolah umum hanya berkedudukan sebagai mata pelajaran, jadi untuk
pengembangan pai di sekolah umum titik letaknya utamanya bisa kita lihat pada pengembangan
pendidik painya. Dibutuhkan ketelatenan, kecerdasan, serta kekereatifan pendidi pai supaya bisa
terjadi minimnya dukungan.

B. Pengembangan Pai di perguruan tinggi umum

Dalam pengembangan mata kuliah sudah seharusnya mempertimbangkan kebutuhan dan
relevansinya dengan masing-masing jurusan, sehingga nantinya mata kuliah tersebut akan
menjadi sangat bermakna dan terintenalisasi dengan baik dan benar pada diri mahasiswa.

Begitu pula halnya dengan pengembangan pai di perguruan tinggi, haruslah menjadikan
pai bukan sebagai ilmu yang sendiri atau terpisah dengan ilmu-ilmu lainnya (dikotomi
keilmuan).

1. Model Dikotomis

Pada model dikotomis implikasinya terhadap pengembangan pendidikan agama islam
yang lebih berorientasi pada keakhiratan, sedangkan untuk masalah dunia dianggap tidak
penting, lalu model ini menekankan pada pendalaman al-’ulum al-diniyah (ilmu-ilmu
keagamaan) yang menjadi jalan pintas untuk menuju kebahagiaan akhirat, dan untuk sains (ilmu
pengetahuan) dianggap terpisah dari agama. Pendekatan yang diterapkan melalui model ini yaitu
lebih bersifat keagamaan yang normative, doktriner dan absolutis.

2. Model Mekanisme

Pada model mekanisme ini lebih memandang ke berbagai aspek-aspek, dan pendidikan
dipandang sebagai pengembangan seperangkat nilai kehidupan yang masing-masing bergerak
dan berjalan menurut fungsinya. Aspek-aspek ataupun nilai-nilai kehidupan tersebut terdiri atas
nilai, individu, nilai social, nilai politik,nilai ekonomi, nilai rasional, nilai estetik, nilai biofisik,
dan lain-lainya.

3. Model Organisme/Sistemik

Pada model ini, dalam konteks pendidkan islam sebenarnya bertolak dari pandangan
bahwa aktivitas kependidikan merupakan suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang
hidup bersama dan bekerja sama secara terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu dengan nilai-nilai
agama. Adapun model pembelajaran pai berbasis multikultural, yaitu lebih kepada
mengharuskan proses pembelajarannya berlangsung secara efektif melalui pengajaran efektif
(effective teaching) dan belajar aktif (active learning) dengan memperhatikan keragaman agama
para peserta didik. Mengajarkan tentang agama melibatkan pendekatan kesejahterahan dan
perbandingan, sedangkan mengajarkan agama pendekatannya indoktrinasi dogmatik.

C. Tujuan Pengembangan PAI

Tujuan dari perencanaan pembelajaran yakni sebagai pedoman guru dalam melaksanakan
praktek mengajar. Dengan demikian apa yang dilakukan guru pada waktu mengajar bersumber
kepada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Rencana pembelajaran harus
memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan
kajian. Dalam konteks pembelajaran pai, perencanaan sistem pembelajaran pai adalah suatu
pemikiran persiapan untuk melaksanakan tujuan pengajaran melalui langkah-langkah dalam
pembelajaran yang menjadi suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang saling
berinteraksi, saling terkait atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks
menjadi kombinasi yang tersusun meliputiumsur-unsur manusiawi, materia, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran
PAI.

D. Peran Penting Pengembangan PAI

Pengembangan pai dalam rangka pencapaian Indonesia menjadi negara maju merupakan
hal yang sangat dibutuhkan dalam sistem Pendidikan nasional. Dengan penduduk mayoritas
muslim, Indonesia tidak dapat dipisahkan dari budaya muslim, khususnya dalam hal pendidikan
islam. Diasumsikan bahwa pendidikan, termasuk pendidikan islam, berperan besar dalam
terwujudnya peradaban bangsa yang setingi-tingginya. Pada hakekatnya pengembangan pai
diperlukan bagi umat islam dan bangsa indonesia untuk menghasilakan generasi yang unggul.
Yakni, berprestasi sesuai dengan bidang kecerdasannya masing-masing, misalnya dalam bidang
sosial atau alam.

Kelompok 6

Judul : Penyusunan Bahan Ajar

Pokok pembahasan

 Pengertian penyusunan bahan ajar PAI
 Syarat penyusunan bahan ajar
 Tujuan dan manfa’at dalam penyusunan bahan ajar
 Langkah-langkah dalam penyusunan bahan ajar
 Evaluasi dalam penyusunan bahan ajar

1. Pengertian Penyusunan Bahan Ajar PAI

Penyusunan bahan ajar adalah suatu kegiatan dalam memproses segala sesuatu yang
digunakan oleh guru dan juga para peserta didik untuk memudahkan kegiatan belajar dan
mengajar. Bahan ajar disusun harus sesuai dengan tujuan atau sasaran pembelajaran yang hendak
dicapai. Bahan ajar harus disusun sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan bahan ajar yang
terstruktur. Beberapa konsep penyusunan bahan ajar, yaitu

sebagai berikut:

a. Bahan ajar harus disesuaikan dengan para peserta didik yang sedah mengikuti kegiatan
belajar mengajar di sekolah.

b. Bahan ajar diharapkan bisa mengubah tingkah laku serta akhlak para peserta didik
menjadi lebih baik lagi.

c. Bahan ajar yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik diri setiap para
peserta didik.

d. Program kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
e. Di dalam bahan ajar harus ada tujuan dari kegiatan pembelajaran secara spesifik yang

harus dicapai.
f. Untuk mendukung tercapainya tujuan, di dalam bahan ajar harus terdapat materi

pembelajaran secara rinci, baik untuk kegiatan maupun latihan pembelajaran.
g. Terdapat evaluasi sebagai umpan balik dan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan

para peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

2. Syarat Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar yang baik harus dapat memenuhi tuntutan kurikulum yang berisi kompetensi-
kompetensi yang ditentukan. Mbulu & Suhartono, yang dikutip dari Saputra menyebutkan
syarat-syarat penyusunan bahan ajar, yaitu:

 Memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara penerapan teori
dalam praktik

 Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan aplikasinya.
 Memberikan umpan balik kebenaran latihan itu.
 Menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masingmasing peserta didik.
 Membangkitkan minat peserta didik.
 Menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik.
 Meningkatkan motivasi peserta didik. h. Menunjukan sumber informasi yang lain.

3. Tujuan dan Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar

a. Tujuan penyusunan bahan ajar

Dalam penyusunan bahan ajar memiliki tujuan antara lain:

 Dengan adanya penyusunan bahan ajar keberlangsungan dalam kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik dan lebih mudah di pahami oleh para peserta didik dengan
berbagai macam sumber refernsi.

 Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

 Memudahkan dalam mempelajari setiap kemapuan yang harus bisa di kuasai untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengajar.

 Para peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.

b. Manfaat penyusunan bahan ajar

Penyusunan bahan juga tentu memiliki manfaat tersendiri antara lain:

 Membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
 Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap

kehadiran guru
 Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
 Memberi tambahan pengetahuan tentang manfaat dan pentingnya penyusunan bahan ajar

pengayaan agar meningkatkan kualitas pembelajaran. dengan
 Membantu para guru dalam menyusun bahan ajar pengayaan dengan baik.
 Meningkatkan kualitas pedagogik atau pengajaran guru-guru sesuai

kemampuannya khususnya kompetensi dalam menyusun bahan ajar yang tepat, sesuai

kriteria atau standar.

4. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar

Ketika membuat atau menyusun bahan ajar, ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan oleh pendidik (pengembang), yaitu:

a. Menganalisis Kurikulum
b. Menganalisis Sumber Belajar
c. Menetapkan Jenis Bahan Ajar
d. Pengorganisasian Materi Pembelajaran
e. Menetapkan Struktur Bahan Ajar
f. Mengumpulkan dan Mempelajari Referensi
g. Mulailah Menulis

5. Evaluasi Dalam Penyusunan Bahan Ajar

Untuk mengevaluasi penyusunan bahan ajar cetak, pastinya harus diawali dengan
penyusunan bahan ajar cetak seperti modul, buku, diktat maupun bahan baku ajar cetak lainnya.
Salah satu hal yang sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan aktifitas pembelajaran PAI
adalah melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajarnya. Kompetensi yang harus
diperhatikan sebelum melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut:

1. Mampu menjelaskan variabel yang perlu diperhatikan pada saat melakukan evaluasi
penyusunan bahan ajar.

2. Mampu menentukan penggunaan format evaluasi penyusunan bahan ajar berdasarkan
jenis bahan ajar yang telah dibuat.

3. Mampu melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar dengan baik dan terstruktur.
4. Mampu menindak lanjuti hasil evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar.

Kelompok 7

Judul : Karakteristik Bahan Ajar

Pokok Bahasan

 Pengertian Bahan Ajar PAI
 Pengertian Pendidikan Agama Islam
 Karakteristik Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam

“Dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu, maka para pendidik atau calon pendidik
dituntut untuk bisa lebih memahami akan seluk beluk pendidikan. Mulai dari metode, kemudian
pengimplementasiannya ke dalam pembelajaran, dan juga memilih bahan ajar yang sesuai
dengan materi dan metode yang digunakan”.

Pengertian Bahan Ajar PAI

“Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode-metode,batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang didesain secara
sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,yaitu mencapai
kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya” _Widodo & Jasmadi
(Lestari,2013)_

Bahan Ajar PAI

Bahan ajar PAI adalah segala bentuk bahan yang di gunakan untuk membantu
memudahkan guru atau pengajar PAI dalam melaksanakan pembelajaran.Atau dalam kata
lain,dapat kita simpulkan bahwa bahan ajar PAI adalah seperangkat sarana atau alat dalam
pembelajaran yang berisikan materi-materi pembelajaran PAI,beserta dengan metode yang
disusun secara sistematis dan menarik.

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didiknya dalam mengenal, memahami, menghayati, juga mengimani, ajaran agama Islam
dengan dibarengi adanya tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.

Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik
agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
- Zakiyah Darajat –

Karakteristik Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam

Bahan ajar sendiri memiliki lima karakteristik yang menjadi ciri khas dari suatu bahan
ajar,adapun penjabaran dari kelima krakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

a) Karakteristik bahan ajar Self Intructional

b) Karakteristik bahan ajar Self Contained

c) Karakteristik bahan ajar Stand Alone

d) Karakteristik bahan ajar Adaptive

e) Karakteristik bahan ajar User Friendly

Dalam upaya mengembangkan bahan ajar PAI ada beberapa karakteristik dasar yang
harus diperhatikan, agar hasilnya nanti dapat menunjang proses tercapainya pengembangan
bahan ajar yang sesuai . Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

 Relevansi
 Evektivitas
 Efisiensi
 Kontinuitas
 Fleksibilitas

Kelompok 8

Judul : Langkah-langkah Pengembangan Materi Kontekstual

A.Pengertian pengembangan materi PAI kontekstual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengembangan adalah proses, cara,
perbuatan mengembangkan. Jadi pengertian pengembangan adalah suatu upaya yang dilakukan
secara terancang, terarah, dan dapat dipertanggung jawabkan untuk memperbaiki suatu hal yang
sudah ada menjadi suatu hal yang lebih berkualitas agar terciptanya mutu yang lebih baik dan
dapat bermanfaat. Pembelajaran kontekstual sudah banyak digunakan di beberapa negara,
pembelajaran kontekstual atau yang disebut dengan Contextual Teaching and Learning (CTL)
yang intinya merupakan pembelajaran yang mengaitkan pengetahuan yang di dapat dengan
dirinya di kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam
bersosial, beragama, dan berbudaya. Menurut Johson (2002) mengartikan pembelajaran
kontesktual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna
dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks
kehidupan sehari-hari mereka.

B .Pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual

Pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual ini merupakan pendekatan pembelajaran
yang berfokus pada siswa yang mana siswanya menjalankan suatu praktik bukan dengan
menghafal. Pengembangan bahan ajar ini dilakukan dengan mengaitkan suatu materi dengan
kehidupan nyata, yaitu siswa belajar dengan cara mengalami dan menemukan sendiri dalam

kehidupannya. Dalam hal ini siswa harus dapat memanfaatkan keaktifan, berfikir kritis dan
kreatifnya dalam pengumpulan suatu data, pemahaman isu, dan pemecahan suatu masalah yang
terjadi.

Langkah langkah pengembangan materi kontekstual

Dalam menerapkan suatu pengembangan bahan ajar kontektual ada lima langkah yang
perlu dilakukan, diantaranya adalah:

1. Analisis

Dalam penerapan pembelajaran kontekstual analisis kurikulum sangat diperlukan untuk
dapat mengetahui penyebaran materi dan kompetensi dasar yang akan dicapai, sehingga bisa
dikaitkan dengan materi kontekstual. Analisis ini dilakukan agar materi yang dihasilkan dari
pengembangan kontekstual tidak melenceng dari kompetensi dasar yang sudah ada. Dengan
adanya analisis ini juga seorang guru akan mudah untuk mencari dan menentukan mediamedia
apa saja yang akan digunakan dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan dalam
pembelajaran kontekstual nantinya.

2. Perencanaan

Setelah menganaslisis langkah selanjutnya adalah melakukan suatu perencanaan
mengenai pengembangan materi PAI kontekstual. Perencanaan ini merupakan suatu rencana
atau skenario atau langkah langkah yang dibuat oleh guru mengenai hal apasaja yang akan
dilakukan oleh siswa saat dalam pembelajaran.

3. Pengembangan

Adapun langkah dalam pengembangan CTL menurut Rusman dalam (Sri utami Ningsih,
2019) yaitu:

 Mengembangkan pemikiran peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar lebih
bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstrusi
pengetahuan dan keterampilan baru peserta didik.

 Melaksanakan kegiatan inquiry pada semua topik yang diajarkan.
 Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pertanyaan yang diajukan

 Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya
jawab, dan lain sebagainya.

 Menghadirkan model melalui contoh pembelajaran melalui ilustrasi, model, bahkan
media yang sebenarnya

4. Evaluasi

Dalam proses pembelajaran kontekstual, evaluasi yang digunakan adalah penilaian
autentik, yaitu evaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata, penilaian kinerja,
penilaian portofolio (kumpulan hasil kerja siswa), observasi sistematis (dampak kegiatan
pembelajaran tentang sikap siswa), dan jurnal (buku tanggapan). Adapun metode penilaian yang
digunakan yang digunakan dalam pembelajaran pendekatan kontekstual adalah:

1. Diskusi, yaitu untuk menilai kemampuan siswa untuk berbicara, mengungkapkan ide,
bekerjasama dan lain sebagainya.

2. Wawancara, yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai konsep dan
pengetahuannya.

3. Paper & Pencil Test, berbagai jenis tes dengan tingkat berpikir yang tinggi.
4. Observasi, yaitu untuk menilai sikap dan perilaku siswa.
5. Demonstrasi, kemampuan untuk mengubah ide menjadi sesuatu yang nyata konkret dan

dapat diamati melalui penglihatan, pendengaran, seni, drama gerak, dan/atau musik
5. Revisi

Revisi merupakan langkah terakhir dalam pengembangan materi kontekstual. Revisi ini
berguna untuk memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang terjadi dalam proses
pengembangan materi kontekstual. Revisi ini juga bisa disebut dengan tahap penyempurnaan
terhadap pengembangan bahan ajar.

Kelompok 9

Judul : Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI

Pokok Pembahasan

 Kecermatan Isi Bahan Ajar.
 Ketepatan Cakupan Bahan Ajar.

 Ketercernaan Bahan Ajar.
 Penggunaan Bahasa Bahan Ajar.
 Perwajahan/Pengemasan Bahan Ajar.
 Ilustrasi Bahan Ajar.
 Kelengkapan komponen Bahan Ajar.

Kecermatan Isi Bahan Ajar

Kecermatan isi ialah validitas/kesahihan isi secara ilmiah dan keselarasan isi ialah
kebenaran isi berdasarkan sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa. Isi bahan
ajar dikembangkan berdasarkan konsep dan teori yang relevan dengan bidang ilmu serta sesuai
dengan perkembangan ilmu dan hasil penelitian yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut.
Dengan demikian, isi bahan ajar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah benar dari segi
keilmuan.

Ketepatan Cakupan Bahan Ajar

Ketepatan cakupan berhubungan dengan isi bahan ajar dari sisi keluasan dan kedalaman
isi atau materi, serta keutuhan konsep berdasarkan keilmuan. Keluasan dan kedalaman isi bahan
ajar sangat berhubungan dengan keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu pada ketepatan
cakupan bahan ajar, setiap guru pasti mempunyai tujuan pembelajaran dari mata pelajarannya.

Kecernaan Bahan Ajar

Menurut Husni (2010) terdapat enam hal yang mendukung tingkat ketercernaan bahan
ajar, diantaranya. a. Pemaparan yang logis b. Penyajian Materi yang Runtut c. Contoh dan
Ilustrasi yang Memudahkan Pemahaman d. Alat Bantu yang Memudahkan e. Format yang Tertib
dan Konsisten f. Penjelasan tentang Relevansi dan Manfaat Bahan Ajar

Penggunaan Bahasa Bahan Ajar

Adapun kriteria penilaian pada aspek bahasa meliputi:

 Kesesuaian tingkat dengan tingkat perkembangan berfikir peserta didik.
 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
 Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 Memiliki keruntutan dan kesatuan gagasan.

Perwajahan/Pengemasan Bahan Ajar

Perwajahan dan pengemasan bahan ajar meliputi penyediaan alat bantu belajar dalam
bahan ajar sehingga nantinya bahan ajar dapat dipelajari peserta didik secara mandiri (sendiri
atau dengan teman-teman dalam kelompok). Dalam bahan ajar cetak, terdapat 3 kategori alat
bantu belajar, yaitu alat bantu belajar pada bagian pendahuluan, pada uraian informasi per topik,
serta pada bagian akhir bahan ajar cetak.

Ilustrasi Bahan Ajar

Media pembelajaran ilustrasi merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan dalam
kualitas bahan ajar PAI, dalam pembuatan media pembelajaran ilustrasi, kemampuan guru-guru
perlu ditingkatkan, dengan tujuan ilustrasi bahan ajar menjadi efektif dan efisien. Media gambar
merupakan media pembelajaran ilustrasi yang sering digunakan, karena media ini merupakan
bahasa yang umum, dapat dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang dimanamana. Pesan yang
disampaikan pun dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual, yang perlu dipahami
dengan benar agar proses penyampaian pesan berhasil dan efisien.

Kelengkapan Komponen Bahan Ajar

Paket bahan ajar memiliki tiga komponen penting, yaitu komponen utama, komponen
pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar. a.Komponen utama Komponen utama berisikan
informasi utama yang akan disampaikan kepada siswa dan harus dikuasai siswa. b.Komponen
pelengkap Komponen pelengkap ini berisikan topik tambahan untuk pengayaan wawasan siswa.
c.Komponen evaluasi hasil belajar Komponen evaluasi hasil belajar terdiri dari perangkat
soal\tes yang digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.

Kelompok 10

Judul : Penyusunan Bahan Ajar Dalam Bentuk Buku

Pokok pembahasan

 Sistematika penyusunan bahan ajar

 Syarat penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku
 Petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku

Sistematika Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan Bahan Ajar Cetak Bahan Ajar Cetak yaitu sejumlah bahan yang disiapkan
dan disiapkan dalam bentuk kertas, yang dapat berfungsi untuk pembelajaran dan penyampaian
informasi. Menurut Pannen dan Purwanto penyusunan bahan ajar dapat dilakukan melalui
berbagai cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari yang paling sederhana sampai
yang tercanggih. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar
cetak, yaitu:

a. Menulis sendiri (Starting from Scratch)

b. Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging)

c. Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text)

Syarat Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku

1. Keamanan nasional; artinya Tidak bertentangan dengan peraturan undang-undang yang
berlaku

2. Isi buku pelajaran; artinya Sesuai dengan kurikulum yang berlaku
3. Cara penyajian; artinya Urutan dan uraian teratur
4. Bahasa yang digunakan; artinya Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
5. Ilustrasi; artinya Relevan dengan isi buku pelajaran

Petunjuk Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku

Bahan ajar dapat disusun dari berbagai macam sumber belajar (benda, data, fakta, ide,
orang, dan sebagainya) yang potensial untuk dipelajari atau memiliki potensi untuk
menimbulkan suasana dan proses belajar. Pengembangan bahan ajar perlu disusun mengacu pada
kurikulum yang berlaku, khususnya yang terkait dengan kompetensi, standar materi dan
indikator pencapaian. Selain itu penyusunan bahan ajar juga tetap memperhatikan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik yang meliputi lingkungan sosial, budaya, geografis maupun tahapan
perkembangan siswa.

Prosedur Penyusunan Bahan Ajar

 Menyusun struktur (kerangka) penyajian
 Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran
 Melakukan pemetaan materi
 Menetapkan bentuk penyajian
 Memahami standar isi dan standar kompetensi
 Membaca buku sumber
 Mendraf (memburam) bahan ajar
 Merevisi (menyunting) bahan ajar
 Menguji cobakan bahan ajar
 Merevisi dan menulis akhir (finalisasi)

Petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku ajar ditulis untuk tujuan
instruksional tertentu, disusun secara sistematis dan runut berdasarkan alur dan logika tertentu,
dan dilengkapi dengan kebutuhan sarana pengajaran agar pelaksanaan pembelajaran dapat
dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana yang telah disusun. Buku ajar disusun
untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu.

Kelompok 11

Judul : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Pokok pembahasan

 Pengertian Bahan Ajar Berbasis ICT
 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT
 Cara Merancang Bahan Ajar Berbasis ICT
 Cara Mendesiminasikan Bahan Ajar Berbasis ICT

Pengertian Bahan Ajar Berbasis ICT

ICT adalah bentuk singkatan dari Information and Communication Technology atau yang
biasa kita sebut sebagai TIK ( teknologi informasi dan komunikasi). Pengembangan bahan ajar
berbasis ICT adalah pengembangan bahan ajar yang di sesuaikan dengan perkembangan zaman

yaitu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu media pembelajaran.
Pada proses pembelajarannya, bahan ajar (materi pembelajaran) di jelaskan atau di samapaikan
melalu ICT. Tidak hanya sekedar penyampaian materi, penugasan siswa / mahasiswa juga bisa di
lakukan melalui ICT yaitu mind mapping, google classrom, zoom, maupun aplikasi lainnya.

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT

Salah satu pengembangan bahan ajar yang di sesuaikan dengan perubahan kurikulum
adalah pengembangan bahan ajar berbasis ICT atau yang biasa di sebut dengan TIK (teknologi
informasi dan komunikasi). Contoh dari bahan ajar ICT adalah ebook, e-modul, bahan ajar audio
visual, dan handout. Bahan Ajar Berbasis ITC dapat mempermudah Komunikasi Pendidikan
Melalui beberapa media seperti telfon,Komputer,Internet,E-Mail,Dan sebagainya.

Cara Merancang Bahan Ajar Berbasis ICT

Dalam proses pelaksaannya, Bahan Ajar berbasis ICT ini membutuhkan interaksi antara
guru dan murid Bukan Hanya secara langsung tapi juga melalui media online seperti yang
dijelaskan sebelumnya Dan media ini dapat mempermudah pembelajaran tanpa harus berbungan
dan juga memiliki ruang lingkup yang luas dari berbagai sumber dengan menggunakan komputer
dan internet.

Dalam merancang Bahan ajar ICT harus memiliki beberapa Perangkat media yang mendukung
lingkungan belajar tersebut seperti Perangkat Lunak(Soft Ware) Dan Perangkat Keras(Hard
Ware) tentu saja dengan Aplikasinya Seperti perangkat komputer yang terhubung dengan
internet LCD/Proyektor,CD pembelajaran,dan beberapa situs di internet. Dan menurut beberapa
ahli selain pangkat soft ware dan hard ward diatas pembelajaran juga dapat melalui VCD dan
beberapa link di internet seperti Linktree supaya dalam mendesain bahan materi berbasis ICT ini
bisa lebih kreatif dan mempermudah siswa dalam belajar.

Cara Mendesiminasikan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT

 Menjadikan ICT sebagai sarana/tempat belajar Yang dilakukan Didalam ataupun diluar
kelas dengan cara membuka kelkas maya dalam bentuk ELearning.

 Menjadikan ICT sebagai sumber belajar Dengan cara mengembangkan ICT Bukan hanya
dalam bentuk teknologi tapi juga bentuk konten pengetahuan melalui media dan beberapa
sumber informasi di internet.

 Menjadikan ICT sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan profesionalisme guru
dan dosen Dalam Menggunakan ICT dan menggunakannya Untuk mendukung Serta
meningkatkan kualitas belajar mengajar agar tercipta peluang.

Penjelasan lain mengenai desiminasi bahan ajar juga di jelaskan oleh Mardhatillah dan
Febry Fahreza yaitu, Mendesiminasikan pengembangan bahan ajar ICT salah satunya bisa
dilakukan dengan pelatihan mendesain media pembelajaran, pelatihan diawali dengan
pengenalan beberapa software media interaktif kemudian instal dan pelatihan diharapkan guru
bisa memanfaatkan komputer dalam pembelajaran. Pelatihan ini bisa memperluas dan
menyebarkan informasi tentang pengembangan ICT.

Kelompok 12

Judul : Pembuatan Bahan Ajar Dalam Bentuk Digital E-book

Pokok Pembahasan

 Membuat bahan ajar digital dengan adobe acobat
 Membuat PDF dari MS word
 Membuat bahan ajar digital dengan flipbook.

Membuat bahan ajar adobe acrobat

Adobe acrobat adalah perangkat lunak pertama yang mendukungportable document
format milik adobe system , sejenis format data dokumen. Adobe Acrobat merupakan aplikasi
penampil PDF terbaik yang terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Aplikasi ini selalu
dibutuhkan mulai dari pelajar hingga pengusaha dalam mengelola dokumen pekerjaannya.
Dansekarang, aplikasi PDF ini sudah terhubung ke layanan Adobe Document Cloud, sehingga
pengguna dapat bekerja dengan PDF di perangkat apa pundan di mana pun. Hanya dengan
Adobe Acrobat Reader pengguna dapat melihat, menandatangani, mengumpulkan dan melacak
umpan balik dokumen, hingga berbagi PDF secara gratis. Untuk memahami lebih detail terkait
fungsi dan manfaat dari Adobe Acrobat Reader, simak daftarnya berikut ini:

Membuat file PDF, Membaca atau menampilkan dokumen PDF, Melindungi atau mengamankan
File PDF.

Membuat PDF dari MS word

Media pembelajaran merupakan salah satu bagian dari system pembelajaran yang
digunakan sebagai sarana penyampaian pesan informasi edukatif antara pendidik dan peserta
didik, sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektifdan efisien. Maka media
pembelajaran memiliki fungsi danperan penting sebagai pembawa informasi dari sumber
informasiitu sendiri (guru) menuju penerima informasi(siswa).

Adapun mengenai manfaat dari media pembelajaran, Midun dalam Asyhar (2012, hlm.
41) menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat media pembelajaran, antara lain;

 Siswa akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran.
 Siswa dapat menambah ketertarikan dari tampilan materiyang disajikan sehingga

meningkatkan motivasi dan minat sertamengambil perhatian para siswa untuk lebih fokus
mengikutimateri yang disajikan, kemudian diharapkan efektivitaspembelajaran akan
tambah meningkat juga.
 Media pembelajaran dapat merangsang para siswa untukberfikir kritis, menggunakan
kemampuan imajinasinya, bersikapdan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan
kreativitasdan karya-karya inovatif.

Membuat Bahan Ajar Digital Flipbook

Secara umum flipbook adalah buku digital 3 dimensi yang di dalamnya bisa memuat teks,
gambar, video, musik atau lagu,dan animasi bergerak sehingga flipbook sendiri masuk ke dalam
kategori buku digital atau ebook (electronic book). Hanya saja, lebih modern dan juga lebih
atraktif dengan berbagai tambahan unsur di dalamnya, flipbook juga dapat membantu peserta
didik seperti mahasiswa untuk menikmati kegiatan membaca buku ajar berisi materi perkuliahan.


Click to View FlipBook Version