The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Marwoko, 2023-11-26 22:58:36

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL KI HAJAR DEWANTARA

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1

Jurnal refleksi dwi mingguan ini adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah saya mengikuti rangkaian Pendidikan Guru Penggerak di Modul 1.1 yang merupakan tugas yang harus di buat oleh setiap calon guru penggerak. Dalam pendidikan guru penggerak, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Program Pendidikan Guru penggerak merupakan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pengembangan diri yang berfokus pada pengembangan individu guru sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan konsep merdeka belajar dan memimpin ekosistem pendidikan untuk mencapai pendidikan yang berpusat pada murid serta menjadi teladan dan agen tranformasi ekosistem Pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang ideal. Pada kesempatan ini saya menulis jurnal kegiatan – kegiatan Pendidikan Guru Penggerak yang saya ikuti beberapa minggu ini, khususnya pada modul 1.1 Tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal): 1. Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut? 2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut. 3. Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini? 4. Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?


1. Facts (Peristiwa) Ucapan syukur Alhamdulillah Kepada Allah SWT. karena atas karuniaNya saya bisa sampai ditahap Pelatihan Calon Guru Penggerak Angkatan 8 yang di awali dengan kegiatan pembukaan pada tanggal 10 Mei 2022 oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. yang dalam hal ini di wakilkan Kepada Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenega Kependidikan secara virtual dalam skala nasional melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 8 seluruh Indonesia. Setelah sesi kegiatan pembukaan tersebut, kami diarahkan untuk mengikuti kegiatan orientasi teknis Bersama oleh pelaksana kegiatan Pendidikan CGP yakni dari Balai Guru Penggerak Propinsi Lampung tentang rangkaian kegiatan yang akan kami lalui serta mempelajari apa yang kan dimuat dalam LMS yang akan dimulai dari modul 1.1 yang nantinya akan dilaksanakan juga forum diskusi bersama fasilitator pada ruang kolaborasi Bersama teman-teman CGP Lainnya yang akan dibentuk kembali ke beberapa kelompok. Selanjutnya kami di undang dalam kegiatan Lokakarya Orientasi secara luring di Kampus Institut Teknologi dab Bisnis Dinayah Lampung (INSTIDLA) pada hari Sabtu, 13 Mei 2023 dimulai pukul 08.00 WIB s. d selesai. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kabupaten yang diwakilkan oleh Kasi Paudni Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran. Pada kegiatan ini diundang serta kepala sekolah dari masing-masing sekolah CGP yang mengikuti untuk diberikan informasi terkait pelaksanaan program CGP kepada kepala Sekolah. Saya sangat gembira karena dengan diundangnya kepala sekolah saya sebagai pendamping pada kegiatan lokakarya orientasi sehingga Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga dapat membuat kesepakatan bersama yang diharapkan dapat memberikan arahan, dan dukungan kepada saya sehingga saya dapat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini dengan baik dan lancar. Dengan bimbingan Bapak Niza Yuneri dan Ibu Deka Meria selaku Pengajar Praktik, Lokakarya Orientasi sunguh sangat menyenangkan dan merupakan kesempatan pertama bagi saya menambah wawasan dan pengetahuan saya di kegiatan Pendidikan Guru Penggerak menuju tahap-tahap pelatihan berikutnya. Pada kegiatan itu, kami diarahkan untuk menggali wawasan tentang pengenalan diri, apa yang sudah ada dan yang belum ada pada keterampilan yang saya miliki, setelah itu kami harus menempel dikertas karton yang telah disediakan menulis harapan dan tantangan menjadi CGP dikertas post-it, kemudian di bahas secara bersamasama dan didiskusikan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Selanjutnya Mulai dari mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2023, Konsep di forum diskusi yang dipimpin dan dipandu oleh fasilitator Ida, dari kegiatan Mulai dari diri dan Eksplorasi konsep ini kami mengetahui dan mulai memahami tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran, kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan sesama teman Calon Guru Penggerak selama kurang lebih selama dua minggu mulai belajar mandiri melalui LMS merefleksikan pemikiran KI Hajar Dewantara. Setelah itu, dilaksanakan ruang kolaborasi bersaman fasilitator Ibu Idarita , dimana saya bersama teman-teman saling sharing dan berdiskusi mengenai filosofi KHD dan penerapannya di sekolah. Kemudian kami diharuskan membuat karya berupa demonstrasi konstektual. Selanjutnya mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman 1.1 pada hari Rabu, 24 Mei 2023 Sesi 2 bersama Iinstruktur Ibu Eliza melalui Gmeet. Pada kegiatan ini saya banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman yang disampaikan instruktur dan teman-tean CGP lainnya. Instruktur memberikan asupan ilmu tentang pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada konteks lokal sosial budaya.


2. Feelings (Perasaan) Dua minggu sudah berlalu dalam mengikuti beberapa kegiatan Pendidikan Guru Penggerak, Banyak hal yang saya rasakan diantaranya ada perasaan senang dan Bahagia karena dapat mengikuti pendidikan guru penggerak untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman yang saya dapatkan guna meningkatkan komptensi saya sebagai seorang guru, sebaliknya didisisi lain ada perasaan kuatir dikarenakan dalam mengikuti Pendidikan guru penggerak ini waktunya sangat lama , takut jika tidak bisa melakakun semua tanggung jawab yang diberikan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Dengan tekad dan semangat yang untuk belajar dan berkembang sehingga saya percaya diri saya mampu untuk dapat menyelesaikan Program Pendidikan Guru Penggerak ini dengan Selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dua banyak wasaan dan ilmu pengetahuan yang saya peroleh, mulai dari memahami makna Pendidikan dan pengajaran bagaimana menjadi pendidik yang seharusnya, menghamba pada anak, pembelajaran berpihak pada murid serta memhami filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara “Pendidikan sebagai tempat persemaian benih benih kebudayaan, “Pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak dan mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, dengan tetap menjaga sosio kultural budaya yang ada. Serangkaian kegiatan yang ada di dalam platform LMS menyadarkan saya bahwa apa yang saya miliki saat ini tentang pendidikan dan pengajaran jauh dari konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Kegiatan mempelajari modul secara mandiri melalui LMS merupakan upaya memandirikan diri dalam belajar. Dengan mempelajari modul ini saya berharap bisa menjadi pemimpin pendidikan dan penggerak menuju tansformasi pendidikan yang sesuai dengan zaman untuk mewujudkan profil pelajar panacasila “Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Bergotong royong, Mandiri, Bernalar kritis dan Kreatif” dengan menjadi seorang pendidik yang tergerak, bergerak dan menggerakkan. 3. Findings (Pembelajaran) Setelah mempelajari modul 1 : Modul1.1 dan rangkain kegiatan di Pendidikan Guru Penggerak saya menemukan hal-hal baru, pemahaman baru yang selama ini belum begitu saya pahami dan dalami sebagai seorang pendidik yaitu filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pemahaman ini harus saya miliki sebagai pendidik untuk meningkatkan kompetensi saya sendiri. Dengan Dasar Filosofis Pemikiran KHD ini, saya yakin sebagai seorang pendidik mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melaksanakan Pendidikan dengan baik dan benar. Setelah memahami Filosofis Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan saya mulai mengerti bahwa pembelajaran yang baik hendaknya mampu meberikan tuntunan kepada siswa dengan sabar dan ikhlas berdasarkan kebutuhan dan kepentingan siswa sesui dengan 3 semboyan Ki Hajar Dewantara “ Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Pemahamn tentang Filosofi Pendidikan KHD makin saya dapatkan pada saat berdiskusi dengan sesama teman CGP, fasilitator beserta instruktur di forum diskusi, ruang kolaborasi dan elaborasi pemahaman koneksi antar materi sehingga saya jadi mengetahui secara detail bagaimana peran saya sebagai seorang pendidik yakni sebagai penuntun anak sesuai dengan kodrat alam dan zaman, yang nantinya siswa dapat mencapai kebahagian setinggi tingginya dan mandiri baik sebagai individu maupun sebagai anggota msayarakat dimana pendidikan harus didasarkan pada kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Sehingga kedepanya saya harus memberikan Pembelajaran yang berpihak pada murid salah satunya dengan memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat. Kemudian memberi kebebasan membangun


sendiri pengetahuannya, tidak selalu mengikuti keinginan gurunya. Siswa diberi kebebasan untuk memahami pelajaran sesuai dengan caranya. Pada hakikatnya anak bukanlah kertas kosong akan tetapi mereka terlahir sebagai kertas yang telah bergambar garis putus-putus, Sebagamana pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang pendidikan adalah anak bukan Tabularasa. Pada dasar pemikiran KHD “Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa”. Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar.sehingga kita sebagai pendidik bertugas untuk menebalkan garis-garis samar tersebut agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya. 4. Future (Penerapan) Setelah mempelajari modul ini, memotivasi saya untuk berupaya melakukan hal-hal terbaik dalamproses pendidikan dan pengajaran yang akan saya coba terapkannya atau realisasikan dalam proses pembelajaran yang saya lakukan di sekolah saya, agar tujuan pendidikan bisa tercapai sesuai dengan konsep dasar filosofis Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam mewujudkan merdeka belajar Seperti : Mengubah metode dan model pembelajaran di kelas dengan menerapkan proses pembelajaran yang berpihak kepada murid. Saya akan memberikan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan zaman, sebagai pemenuhan kebutuhan anak. Membimbing, melayani dan mengarahkan keingintahuan mereka terhadap ilmu-ilmu yang mereka perlukan, sehingga mampu memberi ilmu atau hal berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin dengan meberikan materi yang sesuai dengan culture, social dan buadaya di sekolah saya dan menerapkan pembelajara berbasis tik sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini pada abad 21 dengan metode pembelajaran blended learning untuk memotovasi anak dalam belajar. dimulai dari pembiasaan pembelajaran yang saling menghormati, berkomunikasi dengan baik, sopan santun, berdiskusi dan gotong royong bekerja sama dalam pemecahan masalah dan pemanfaatn teknologi tepat guna dalam pembelajaran. Saya sangat menyadari bahwa diri saya selama ini jauh dari kata sempurna dalam melaksanakan tugas saya sebagai pendidik jika dikaitkan dengan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saya akan berupaya mengubah pandangan bahwa anak bukan seperti kertas putih kosong melainkan tabula rasa ( samar-samar sudah ada goresan dan tugas pendidik mempertebal lakunya) dengan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, bukan menuntut anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dan mengubah cara pandang terhadap anak yang semula berorientasi pada nilai menjadi berorientasi pada proses.


Click to View FlipBook Version