PEDOMAN
MANAJEMEN ASET
PENGETAHUAN
KEDEPUTIAN BIDANG RISET DAN INOVASI
PEDOMAN
MANAJEMEN ASET
PENGETAHUAN
BPJS KESEHATAN
KEDEPUTIAN BIDANG RISET DAN INOVASI
BPJS KESEHATAN
TAHUN 2021
PERATURAN DIREKSI
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR 14 TAHUN 2021
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,
Menimbang a bahwa dalam rangka mengukur dan menilai kinerja organisasi,
peran organisasi dalam menciptakan learning and growth yang
optimal dapat menghasilkan proses internal yang mengalami
pembaharuan dan peningkatan kualitas;
b bahwa peran Duta Sadan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan dalam melakukan manajemen aset pengetahuan
organisasi merupakan proses awal dalam mengembangkan learning
organization;
c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Pedoman Manajemen Aset
Pengetahuan Sadan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
dengan Peraturan Direksi;
Mengingat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4456);
2 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Sadan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5256);
ii PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
3 Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 165) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018
tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 130);
4 Peraturan Direksi Sadan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Nomor 55 Tahun 2019 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Sadan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (Lembaran Sadan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2019 Nomor 84);
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKSI TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN
ASET PENGETAHUAN SADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL KESEHATAN.
Pasal 1
Pedoman Manajemen Aset Pengetahuan Sadan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan sebagai panduan bagi pengelola fungsi
manajemen aset pengetahuan dan seluruh Duta Sadan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam melaksanakan
program manajemen aset pengetahuan Sadan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan.
Pasal 2
Pedoman Manajemen Aset Pengetahuan Sadan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direksi ini.
Pasal 3
Peraturan Direksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN iii
Agar setiap Duta Sadan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
mengetahuinya, memerintahkan Pengumuman Peraturan Direksi ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Sadan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 29 Januari 2021
DIREKTUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,
ttd.
FACHMI IDRIS
LEMBARAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2021
NOMOR 14
iv PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
DAFTAR ISI
BAB I
GAMBARAN UMUM MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN...................................................... 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 1
B. DASAR PELAKSANAAN................................................................................................................ 3
C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.................................................................................................... 4
D. SASARAN....................................................................................................................................... 4
E. RUANG LINGKUP.......................................................................................................................... 5
F. ASAS............................................................................................................................................... 5
G. ISTILAH.......................................................................................................................................... 6
BAB II
FILOSOFI MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN...................................................................... 8
A. LEARNING ORGANIZATION.......................................................................................................... 8
B. PIRAMIDA PENGETAHUAN.......................................................................................................... 9
C. INTEGRASI MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN - MANAJEMEN INOVASI -
MANAJEMEN PERUBAHAN.......................................................................................................... 10
BAB III
AKTIVITAS DAN MEDIA ENABLER MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN................................. 11
A. AKTIVITAS MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN....................................................................... 11
B. MEDIA ENABLER MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN............................................................ 14
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN v
BAB IV
SISTEM MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN BPJS KESEHATAN............................................ 17
A. ROADMAP DAN STRATEGI MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN............................................ 17
RENCANA STRATEGIS MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN.............................................. 20
B. PENGELOLA FUNGSI MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN..................................................... 22
Komite Utama Manajemen Aset Pengetahuan (KUMAP)................................................ 22
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Kantor Cabang.............................................. 23
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Kedeputian Wilayah..................................... 24
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Tingkat Pusat................................................ 26
C. PROSES DI TINGKAT KANTOR PUSAT....................................................................................... 27
D. PROSES DI TINGKAT KANTOR WILAYAH.................................................................................. 28
E. PROSES DI TINGKAT KANTOR CABANG................................................................................... 28
F. PELAKSANAAN FESTIVAL MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN............................................ 29
G. TOOLS MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN............................................................................. 31
H. INDIKATOR KEBERHASILAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN........................................ 33
I. SISTEM APRESIASI/PENGHARGAAN........................................................................................ 35
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI............................................................................................... 37
A. PROSES PDCA MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN................................................................ 37
B. MONITORING................................................................................................................................ 38
C. EVALUASI....................................................................................................................................... 38
Laporan Evaluasi Manajemen Aset Pengetahuan Bulanan, terdiri atas........................ 39
Laporan Evaluasi Manajemen Aset Pengetahuan Semester, terdiri atas...................... 39
Laporan Evaluasi Pengelolaan Aset Pengetahuan Tahunan, terdiri atas....................... 39
BAB VI
PENUTUP.............................................................................................................................. 40
A. PENGGUNAAN PEDOMAN.......................................................................................................... 40
B. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN.................................................................................... 40
C. REVISI DAN PENYEMPURNAAN................................................................................................. 41
vi PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
BAB I
GAMBARAN UMUM
MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
A. LATAR BELAKANG
BPJS Kesehatan merupakan Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab dalam
menyediakan Jaminan Kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Setiap layanan
yang diberikan oleh BPJS Kesehatan merupakan gambaran kapasitas sumber
daya manusia (SDM) di dalam organisasi. Kapasitas ini dapat dipahami sebagai
pengetahuan dan keterampilan yang dapat mendukung terciptanya pelayanan prima
bagi masyarakat yang menggunakan jaminan kesehatan, antara lain: kelompok
individu atau lembaga organisasi. Beberapa organisasi menggunakan metode
Balanced Scorecard (BSC) dalam mengukur dan menilai kinerja organisasinya,yang
terdiri dari empat aspek antara lain: Financial, Customer, Internal Process, dan
Learning & Growth. Peran organisasi dalam menciptakan learning & growth yang
optimal dapat menghasilkan internal process yang terus mengalami pembaharuan
dan peningkatan kualitas. Hal ini dapat menciptakan inovasi dan perubahan yang
bermanfaat bagi kepuasaan dan engagement pengguna layanan BPJS Kesehatan. Dalam
prosesnya, kepuasan dan kenyamanan konsumen menjadi tujuan dari pelayanan prima
yang berdampak besar pada financial sustainability dalam organisasi.
Dalam pelaksanaanya, Duta BPJS Kesehatan dihadapkan langsung pada situasi
dan berbagai perubahan baik di lapangan ketika bertemu konsumen atau lingkungan
kerja. Berbagai hasil temuan atau data selama proses kerja menjadi informasi penting
dalam mendukung aktivitas kerja yang berkelanjutan. Informasi yang tercipta menjadi
modal dasar bagi organisasi untuk dapat menentukan keputusan, menyelesaikan
masalah, menyusun pengembangan organisasi hingga dasar melakukan inovasi. Untuk
menjalankan proses ini, dibutuhkan proses mengelola pengetahuan yang merupakan
hasil refleksi dan pengendapan dari informasi yang diterima oleh Duta BPJS Kesehatan
dalam berbagai situasi dan aktivitas. Dalam prakteknya, kesibukan organisasi, tim
dan individu berpengaruh besar dalam pengelolaan aset pengetahuan organisasi
secara efektif dan efisien. Hal ini menjadi faktor penghambat yang perlu diakomodir
penyelesaiannya sehingga dapat menciptakan manfaat positif pada perkembangan
organisasi.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 1
Peran Duta BPJS Kesehatan dalam melakukan manajemen aset pengetahuan
organisasi merupakan proses awal BPJS Kesehatan dalam mengembangkan Learning
Organization. Dalam prosesnya, setiap individu atau tim bertanggung jawab
dalam mengoptimalkan tacit knowledge dan explicit knowledge supaya dapat
terdokumentasikan dan terdistribusi dengan baik sesuai prosedur, media, dan
hasil yang diharapkan. Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang berasal dari
proses pengalaman pribadi karyawan dalam mengelola informasi yang diperoleh dari
berbagai aktivitas dalam organisasi. Explicit Knowledge merupakan pengetahuan yang
sudah didokumentasikan dalam suatu bentuk konkrit dan nyata sehingga dapat diakses
orang lain. Faktanya, organisasi cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola tacit
knowledge karena sifatnya melekat pada pengalaman pribadi masing-masing Duta
BPJS Kesehatan. Di samping itu, tidak semua tacit knowledge harus dikembangkan
menjadi explicit knowledge untuk dapat mengoptimalkan proses pengelolaan aset
pengetahuan dalam organisasi. Nonaka dan Hirakata Takeuchi (1995), berpendapat
bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang dinamis sehingga proses pengelolaan
aset pengetahuan bukan hanya dari tacit menjadi explicit.
Gambar 1.1. Lokasi Penyimpanan Pengetahuan Duta BPJS Kesehatan
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 3.187 Duta BPJS Kesehatan, diketahui
bahwa mayoritas pegawai lebih banyak menyimpan pengetahuan dalam Komputer Kantor
dan diri sendiri. Apabila disimpan dalam komputer kantor maka pengetahuan tersebut
bisa terintegrasi atau tidak, tergantung bagaimana masing-masing pegawai menyimpan
pengetahuan tersebut. Berbeda dengan diri sendiri, dalam proses ini penyimpanan
pengetahuan bisa saja di dalam pikiran pegawai dan belum didokumentasikan pada suatu
wadah atau media yang dapat digunakan atau akses bersama. Selain itu, terdapat 79%
pegawai yang belum pernah mengakses KM Portal. Di sisi lain, terdapat 60% pegawai
berpendapat bahwa KM Portal mudah untuk digunakan. Berdasarkan survei sederhana
ini diketahui bahwa Duta BPJS Kesehatan memiliki peluang untuk dapat memanfaatkan
KM Portal sebagai tools pendukung operasional di setiap Unit Kerja dengan membangun
terlebih dahulu perubahan perilaku dan kebiasaan dalam mendokumentasikan serta
mengutilisasi pengetahuan.
2 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Dalam praktek siklus pengelolaan aset pengetahuan terdapat empat proses utama
yaitu Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization dimana sering
dikenal dengan SECI Model. Empat model ini digunakan untuk membantu organisasi
atau individu dalam mengoptimalkan setiap proses mengelola pengetahuan secara
berkelanjutan. Dalam setiap prosesnya, dilakukan tiga aktivitas utama yaitu membuat
pengetahuan, menyimpan pengetahuan, dan mendistribusikan pengetahuan. Untuk itu,
melalui proses optimalisasi performa BPJS Kesehatan sebagai Learning Organization
maka perlu adanya pengembangan roadmap dan strategi dalam Pengelolaan Aset
Pengetahuan Organisasi.
Dengan hadirnya Program Pengelolaan Aset Pengetahuan maka Duta BPJS
Kesehatan dapat berkontribusi aktif dalam memanfaatkan pengetahuan dari
pengalaman yang diperoleh untuk menghasilkan dampak atau manfaat bagi rekan
kerja lainnya. Duta BPJS Kesehatan bertanggung jawab dalam menyimpan pengetahuan
yang diperoleh dari suatu pengalaman tertentu, menyimpan pengetahuan dalam sebuah
wadah hingga membagikan pengetahuan tersebut bagi lingkungan organisasi. Dalam
pelaksanaannya, aktivitas pengelolaan aset pengetahuan akan dimonitor atau evaluasi
oleh KM Enabler di tingkat pusat, wilayah, dan cabang yang berkolaborasi dengan
pimpinan masing-masing unit kerja.
Pengelolaan Aset Pengetahuan BPJS Kesehatan merupakan sistem pemanfaatan
pengetahuan yang diperoleh untuk dapat disimpan dan dibagikan dalam lingkup
organisasi untuk proses pengambilan keputusan, mengembangkan relasi, mendesain
program pembelajaran (IDP), dan mendorong budaya inovasi yang berkelanjutan. Untuk
itu, dalam prakteknya dibutuhkan kolaborasi antara pegawai, pimpinan unit kerja, dan tim
pengelola aset pengetahuan sehingga menciptakan kerja sama yang baik.
B. DASAR PELAKSANAAN
Manajemen Aset Pengetahuan merupakan proses yang mendukung tumbuhnya
inovasi didalam organisasi, oleh sebab itu kehadiran pedoman ini juga diharapkan dapat
memperkuat Pedoman Tata Kelola Inovasi. Untuk itu dalam pelaksanaanya Pedoman
Manajemen Aset Pengetahuan merujuk pada ketentuan-ketentuan berikut yaitu:
a. Pedoman Tata Kelola Badan Penyelengaran Jaminan Sosial BPJS Kesehatan
b. Pedoman Perencanaan Strategis Organisasi
c. Pedoman Manajemen Proses Bisnis Organisasi
d. Pedoman Manajemen Kinerja dan Talenta terintegrasi
e. Pedoman Tata Kelola Inovasi
f. Pedoman Akselerasi Budaya Inovasi
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 3
C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
Tujuan Umum:
Mengelola aset intelektual dari seluruh Duta BPJS Kesehatan sehingga bermanfaat
bagi pengembangan organisasi untuk memaksimalkan penggunaannya dalam
mencapai visi, misi, dan fokus utama yang berdampak pada daya saing unggul
organisasi.
Tujuan Khusus:
1. Menciptakan budaya organisasi untuk berkolaborasi, belajar, dan berbagi
pengetahuan kepada seluruh Duta BPJS Kesehatan.
2. Melahirkan Duta BPJS Kesehatan yang memiliki “T Shaped Skill” dimana memiliki
expertise di bidangnya sekaligus mampu mengkolaborasikannya dengan
kompetensi dari bidang lainnya.
3. Melestarikan aset pengetahuan organisasi melalui pelaksanaan pengelolaan aset
pengetahuan yang efektif dan efisien.
4. Mendorong proses transformasi pengetahuan tacit menjadi explicit secara optimal.
5. Mendorong transformasi pengetahuan menjadi ide perbaikan dan inovasi yang
mendorong kinerja tim dan organisasi.
D. SASARAN
Tingkat Individu
• Seluruh Duta BPJS Kesehatan memiliki pola pikir dan kapasitas dalam
memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki untuk dikelola secara optimal
• Seluruh Duta BPJS Kesehatan memiliki pemahaman dan keterampilan dalam
melakukan proses pengelolaan aset pengetahuan dari menyimpan, membuat, dan
mendistribusikan dalam lingkup organisasi.
Tingkat Unit Kerja
• Unit kerja mampu membangun budaya tim kerja dalam mendokumentasikan dan
membagikan pengetahuan yang dimiliki dalam lingkaran unit kerja.
• Unit kerja mampu mendayagunakan proses pengelolaan aset pengetahuan untuk
menciptakan produktivitas kerja yang lebih baik.
• Unit kerja mampu menggunakan pengelolaan aset pengetahuan sebagai solusi
dalam menyusun strategi kerja, menjawab permasalahan, mengembangkan
inovasi, dan menyusun program pembelajaran untuk pengembangan SDM.
4 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Tingkat Organisasi
• Organisasi mampu membangun budaya dan kebiasaan pada pegawai dan pimpinan
unit kerja untuk memaksimalkan proses pengelolaan aset pengetahuan secara
berkelanjutan
• Organisasi mampu mendorong peran setiap agen perubahan atau inisiator dalam
mendorong kebiasaan mengelola aset pengetahuan kerja di lingkup unit kerja atau
tim project yang bersifat sementara.
• Organisasi mampu mengelola aset pengetahuan untuk mendorong organisasi
lebih maksimal dalam menciptakan inovasi.
E. RUANG LINGKUP
Dalam pengelolaan aset pengetahuan, proses pelaksanaan akan dilakukan dalam tiga
lingkup yaitu
- Tingkat Kantor Pusat
- Tingkat Kantor Wilayah
- Tingkat Kantor Cabang
F. ASAS
Keterbukaan
Dalam mewujudkan proses pengelolaan aset pengetahuan yang terintegrasi maka
diperlukan sikap terbuka dari dalam diri Duta BPJS Kesehatan. Tujuannya adalah untuk
menghindari perilaku silo, rasa tidak percaya, dan kaku. Hal ini penting untuk bisa
memaksimalkan manfaat dari pengetahuan yang sudah terintegrasi satu dengan
lainnya. Apabila dalam prosesnya belum terwujud sikap terbuka maka menciptakan gap
dimana pengetahuan yang dihasilkan hanya akan menjadi kepemilikan seseorang atau
sekelompok Unit Kerja.
Kolaborasi
Manajemen Aset Pengetahuan merupakan proses yang akan memiliki nilai tambah
atau berdampak. Setiap individu atau kelompok kerja dapat berkontribusi secara
aktif dalam melakukan proses create, store, share pengetahuan explicit atau tacit
yang diperoleh dari berbagai situasi. Kolaborasi adalah proses dua atau lebih pihak
untuk bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Dalam konteks pengelolaan aset
pengetahuan, kolaborasi dibutuhkan untuk menciptakan suatu wadah yang mampu
menyimpan berbagai pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan organisasi.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 5
Keberlanjutan
Manajemen Aset Pengetahuan merupakan proses yang berkelanjutan, bukan hanya
sekedar kegiatan untuk memenuhi program dan anggaran yang ada. Proses ini harus
menjadi sebuah kebutuhan organisasi dalam memenuhi kompetensi dan keterampilan
pekerjanya dalam menghadapi tantangan bisnis di setiap waktu. Sehingga proses
Manajemen Aset Pengetahuan harus terus tumbuh dan berkembang lebih baik dan
relevan dengan situasi bisnis yang ada.
G. ISTILAH
No Istilah Definisi
1 Aset Intelektual Kumpulan informasi atau pengetahuan penting yang diperlukan
untuk menjalankan pekerjaan dalam organisasi.
2. Best Practice Praktik dalam proses bisnis atau prosedur operasional sebuah
organisasi yang dianggap teladan/terbaik dibandingkan praktik
lainnya.
3. Budaya Organisasi Sistem nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut bersama dalam
suatu organisasi, dan menjadi rujukan untuk bertindak dan
membedakan organisasi satu dengan organisasi lain.
4. Collaboration and Integration Tahap ketika ekosistem pengelolaan aset pengetahuan
(Kolaborasi dan Integrasi) berkolaborasi bersama program atau inisiatif dari bagian lain
dan berintegrasi dengan sistem-sistem yang ada di organisasi.
5. Enhance Ecosystem Tahap dimana suatu organisasi berfokus untuk memperkuat
(Penguatan Ekosistem) ekosistem atau lingkungan dan budaya yang sudah ada pada
organisasi.
6. Explicit Knowledge Pengetahuan yang telah terdokumentasikan dan terorganisir
sehingga bisa diakses dan didistribusikan.
7. Hypothesize Aktivitas memperoleh pengetahuan dari luar organisasi BPJS
Kesehatan dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti:
seminar, training, workshop, benchmarking, dan lainnya yang
dimana pemateri/fasilitator/narasumber bukan berasal dari
internal organisasi BPJS Kesehatan.
8. Hunting Salah satu metode dalam mengumpulkan pengetahuan dari luar
organisasi BPJS Kesehatan dengan menggunakan sistem, portal,
search engine, dan media lainnya.
9. Learning Organization Model organisasi yang menciptakan pembelajaran bagi
seluruh karyawan secara berkesinambungan untuk dapat
mentransformasikan dirinya melalui aktivitas pembelajaran yang
terintegrasi dengan strategi organisasi.
6 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
No Istilah Definisi
10. SECI Model
Kumpulan metode untuk mengumpulkan informasi atau
11. Tacit Knowledge pengetahuan secara internal dari dalam organisasi atau
12. The Champ organisasi. Metode ini terdiri dari Socialization, Externalization,
Combination, dan Internalization.
13. Airtable
14. Google Sheet Pengetahuan yang bersifat tidak mudah dilihat, diekspresikan,
15. Google Data Studio atau disampaikan.
16. Dashboard MAP
17. One Point Lesson Form Duta BPJS Kesehatan yang terpilih melalui proses seleksi
18. Form aktivitas KM secara terstruktur dan berperan dalam memfasilitasi proses
terciptanya kolaborasi pengetahuan yang mendorong
19. Form INFO perubahan positif dalam unit kerja.
Aplikasi sementara yang digunakan sebagai form pengisian dan
penyimpanan aset pengetahuan.
Aplikasi sementara yang digunakan untuk menyimpan dan
memvisualisasi data dalam bentuk dashboard.
Aplikasi sementara yang digunakan untuk menyimpan dan
memvisualisasi data dalam bentuk dashboard.
Dashboard yang terdiri dari visualisasi data-data aktivitas
manajemen aset pengetahuan.
Form yang diisi oleh Duta BPJS Kesehatan ketika mengumpulkan
one point lesson.
Form yang diisi oleh staf SDMUKP untuk melaporkan aktivitas
MAP (Komunitas Praktisi dan Siaga Pagi) yang telah dilakukan
oleh unit kerja.
Form yang diisi oleh staf SDMUKP untuk melaporkan hasil
pembuatan infografis unit kerja.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 7
BAB II
FILOSOFI MANAJEMEN
ASET PENGETAHUAN
A. LEARNING ORGANIZATION
Learning Organization adalah model organisasi yang menciptakan pembelajaran
bagi karyawan secara berkesinambungan untuk dapat mentransformasikan dirinya
melalui aktivitas pembelajaran yang terintegrasi dengan strategi organisasi (Peter
Senge, 1990). Learning organization merupakan bentuk atau kondisi organisasi ideal
yang diimpikan oleh para pemimpin organisasi dimana terciptanya harmoni antara
pencapaian strategi organisasi dan pengembangan karyawan sebagai aset organisasi.
Organisasi dengan karakteristik Learning Organization memiliki peluang lebih tinggi
dalam beradaptasi untuk berkembang mengikuti kebutuhan dan tuntutan lingkungannya.
Learning organization berbeda dengan organizational learning. Learning Organization
adalah sebuah bentuk atau kondisi organisasi, sementara organizational learning
adalah bentuk pembelajaran yang mengakomodir pencapaian dari Learning Organization.
Organizational learning adalah proses pembelajaran di dalam organisasi.
Organizational learning adalah cara untuk membangun, menambahkan, menyimpan,
membagikan, dan mengorganisasi pengetahuan melalui serangkaian kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja organisasi tersebut
(Dodgson, 1993). Istilah organizational learning ini digunakan untuk membedakan
proses pembelajaran yang terjadi dalam skala kecil pada seseorang (individual
learning) ataupun proses pembelajaran pada sekelompok orang (group learning). Pada
organizational learning, proses pembelajaran melibatkan lebih banyak kelompok orang
yang dapat memiliki kemampuan dan target kinerja berbeda namun saling berkaitan.
Jadi, learning organization adalah bentuk organisasi yang diharapkan, sedangkan
organizational learning adalah proses pembelajaran sistematis yang diperlukan dalam
organisasi. Untuk membentuk atau menuju learning organization, sebuah organisasi
atau organisasi melakukan proses organizational learning.
8 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Pada saat ini, organisasi dan para pegawainya memiliki kebutuhan lebih akan
pengembangan kompetensi melalui proses belajar yang berkelanjutan yang tidak hanya
terbatas pada pembelajaran dalam kelas. Orientasi model pembelajaran ini adalah
menciptakan pembelajaran integratif dengan pendekatan 70:20:10 Learning Model.
Pendekatan ini menjadi inovasi baru bagi organisasi dalam menciptakan pembelajaran
yang efektif dan efisien untuk menjawab kebutuhan organisasi. Model ini terdiri dari
learning by experience (70), learning from other (20), dan learning by structured course
(10). Angka 70:20:10 adalah sebuah prinsip yang tidak baku sehingga dapat disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi. Angka tersebut lebih menggambarkan proporsi atau
prioritas organisasi terhadap model pengembangan SDM.
Peran manajemen aset pengetahuan dalam mewujudkan Learning Organization
adalah menciptakan suatu proses pertukaran informasi bagi setiap individu atau
kelompok dalam suatu organisasi. Pengetahuan menjadi modal bagi organisasi untuk
memahami berbagai tantangan dan hambatan yang sudah pernah dialami dan ditemukan
solusinya untuk dapat diterapkan pada masa mendatang atau konteks masalah yang
berbeda. Dengan mengoptimalisasi pertukaran pengetahuan dalam organisasi dapat
membentuk Duta BPJS Kesehatan sebagai Center of Excellence baik untuk internal
atau eksternal organisasi.
B. PIRAMIDA PENGETAHUAN
Dalam implementasi pengelolaan aset pengetahuan, organisasi perlu memiliki
pemahaman yang mendasar tentang piramida pengetahuan yang terdiri dari tiga
tahapan utama yaitu:
- Data
Elemen paling dasar bersifat diskrit, dan belum diproses, dan belum memiliki makna.
Dalam data biasanya berisi fakta lapangan yang belum diolah lebih dalam sehingga
hanya berupa hasil temuan mentah. Contoh: angka, kata, kode, tabel, dan basis data.
- Informasi
Elemen yang saling berhubungan antar data yang diperoleh. Bagian ini merupakan
hasil dari proses terhadap data sehingga memiliki suatu makna. Contoh: susunan
kata dalam kalimat, susunan kalimat yang menjadi paragraf, persamaan, konsep,
gagasan, pertanyaan, cerita, dan lainnya.
- Pengetahuan
Sekumpulan informasi yang terorganisir tentang suatu bidang yang sudah
kontekstual dan dipahami. Bagian ini sudah melibatkan faktor subjektif seseorang
yang menerima informasi sebelumnya sehingga terdapat proses refleksi. Contoh:
teori, kerangka kerja, kasus, fakta dan lainnya.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 9
Perubahan dari data menjadi pengetahuan akan semakin kompleks dan memiliki
keterhubungan satu dengan lainnya. Oleh karena itu, dalam proses pengelolaan aset
pengetahuan yang menjadi fokus utama bagi pegawai adalah mengoptimalkan
proses capturing, organizing, refining dan transfer yang dilakukan secara berkelanjutan.
C. INTEGRASI MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN - MANAJEMEN INOVASI -
MANAJEMEN PERUBAHAN
Manajemen Aset Pengetahuan merupakan proses dalam organisasi yang
memfasilitasi transformasi pengetahuan. Proses ini tentunya diharapkan akan
berdampak pada munculnya inovasi-inovasi sebagai sebuah aset pengetahuan baru
yang mendukung kinerja. Sementara dalam pelaksanaan transformasi pengetahuan
menjadi inovasi maupun dukungan terhadap implementasi inovasi itu sendiri
dibutuhkan sebuah manajemen perubahan yang kuat. Untuk itu merangkum ketiga
konsep ini dalam satu kerangka merupakan upaya untuk mempercepat tercapainya
learning organization dengan salah satu karakteristiknya adalah banyak
menghadirkan inovasi.
Gambar 2.1. Matriks Integrasi Manajemen Aset Pengetahuan - Manajemen Inovasi - Manajemen Perubahan
10 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
BAB III
AKTIVITAS DAN MEDIA ENABLER
MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
A. AKTIVITAS MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Aktivitas Manajemen Aset Pengetahuan merupakan aktivitas yang dilakukan
baik secara individu maupun dengan difasilitasi oleh unit kerja yang mendorong
transfer pengetahuan baik yang berupa tacit maupun explicit. Aktivitas – aktivitas ini
disebut HHSECI (Hunt, Hypothesize, Socialization, Externalization, Combination, dan
Internalization). Aktivitas – aktivitas MAP ini baik yang dilakukan secara individu
maupun berkelompok/unit kerja selanjutnya direkam, disimpan dan didistribusikan
melalui tools MAP yang disediakan organisasi
1. AKTIVITAS HUNTING
Hunting merupakan aktivitas memperoleh pengetahuan dari luar organisasi BPJS
Kesehatan dengan menggunakan sistem, portal, search engine, dan media lainnya.
Fokus utama dari aktivitas ini adalah memperoleh pengetahuan secara explicit dari
sumber eksternal organisasi. Pengetahuan yang diperoleh dengan metode hunting
berupa pengetahuan explicit yang perlu didokumentasikan dalam suatu wadah
sehingga dapat terkategorisasi secara optimal. Berikut ini adalah contoh aktivitas
hunting, antara lain:
- Duta BPJS Kesehatan melakukan pencarian jurnal di E-library perpustakaan
nasional untuk pengembangan strategi atau aktivitas organisasi.
- Duta BPJS Kesehatan melakukan pencarian informasi tentang peningkatan
jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya dari website Badan Pusat Statistik.
- Duta BPJS Kesehatan melakukan pencarian tentang pendapat publik terkait
pelayanan organisasi dari majalah cetak dan online.
2. AKTIVITAS HYPOTHESIZE
Hypothesize merupakan aktivitas memperoleh pengetahuan dari luar organisasi
BPJS Kesehatan dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti: seminar, training,
workshop, benchmarking, dan lainnya dimana pemateri/fasilitator/narasumber
bukan berasal dari internal organisasi BPJS Kesehatan. Fokus utama dari aktivitas
ini adalah memperoleh pengetahuan tacit dengan mendayagunakan sumber
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 11
yang ada di luar organisasi sebagai pengetahuan tambahan atau pendukung.
Berikut ini adalah contoh aktivitas hypothesize, antara lain:
a. Duta BPJS Kesehatan atau unit kerja mengikuti kegiatan benchmarking yang
diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan
Asuransi Swasta.
b. Duta BPJS Kesehatan mengikuti kegiatan public training yang diselenggarakan
oleh vendor atau konsultan.
c. Duta BPJS Kesehatan mengikuti kegiatan seminar nasional.
3. AKTIVITAS SOCIALIZATION
Socialization merupakan aktivitas memperoleh pengetahuan dari dalam organisasi
BPJS Kesehatan melalui proses interaksi dengan sesama rekan kerja, baik melalui
kegiatan informal dan formal. Contoh kegiatan informal adalah sharing yang
tidak perlu ada waktu khusus dan terjadi secara alamiah misal sharing melalui
grup telegram unit kerja. Sedangkan kegiatan formal adalah sharing yang
diselenggarakan dengan pertimbangan waktu dan durasi tertentu, misalkan:
Kegiatan Komunitas Praktisi, atau Enabler MAP unit kerja lainnya yang pembawa
materinya adalah pegawai BPJS Kesehatan. Interaksi yang dimaksud dapat berupa:
bekerja bersama dalam tim, observasi rekan kerja, diskusi, berbagi informasi dan
aktivitas lainnya yang berasal dari pengalaman bekerja bersama sehari-hari. Fokus
utama kegiatan ini adalah untuk transfer atau berbagi tacit knowledge kepada
sesama pegawai organisasi BPJS Kesehatan. Berikut adalah contoh aktivitas
socialization, antara lain:
a. Duta BPJS melakukan diskusi bersama rekan kerja (informal)
b. Kepala Cabang melakukan sosialisasi hasil rapat di Kantor Pusat kepada tim
Kantor Cabang (formal)
c. Duta BPJS Kesehatan membagikan pengalaman dari kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan oleh Tim Corpu terkait Lean Six Sigma
4. AKTIVITAS EXTERNALIZATION
Externalization merupakan aktivitas mengelola aset pengetahuan dengan
mengubah pengetahuan tacit menjadi explicit. Dalam proses ini, Duta BPJS
Kesehatan melakukan kegiatan mendokumentasikan seluruh informasi yang
diperoleh dari kegiatan tatap muka (via online atau offline) dalam suatu media
tertulis. Tujuan dari proses ini adalah memastikan pengetahuan yang diperoleh
Duta BPJS Kesehatan tidak hilang begitu saja baik karena waktu atau individu
tersebut meninggalkan organisasi. Aktivitas externalization adalah yang
paling sulit dalam siklus knowledge management. Kegiatan ini membutuhkan
waktu khusus dan dipengaruhi faktor bias terhadap hasil pengetahuan yang
didokumentasikan. Oleh karena itu, dalam proses externalization diperlukan
12 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
dokumen pendukung lainnya yang dapat melengkapi penjelasan dari Duta BPJS
Kesehatan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah informasi yang
didapatkan ke dalam bentuk tertulis, dan yang bisa disimpan seperti: blog, dokumen
tertulis, gambar, jurnal, artikel, dan lainnya. Fokus pada proses ini adalah untuk
mengubah tacit knowledge menjadi explicit knowledge. Berikut adalah contoh
aktivitas socialization, antara lain:
a. Duta BPJS menuliskan informasi yang didapat, ke dalam sebuah manual atau
pedoman yang disimpan dalam sistem, lemari, map, dan wadah lainnya.
b. Duta BPJS menyusun short brief dalam bentuk one point lesson dari
pengalamannya mengikuti program Training for Trainer yang diselenggarakan
oleh pihak eksternal.
c. Pimpinan Unit Kerja menyusun minute of meeting (MoM) dari kegiatan
sosialisasi yang dilakukan oleh Direksi sehingga dapat diinformasikan kepada
seluruh anggota unit kerja.
d. Sekretaris Kepanitiaan HUT BPJS Kesehatan mencatat hasil update dari
perwakilan pegawai yang menjadi panitia event.
5. AKTIVITAS COMBINATION
Combination merupakan aktivitas pengelolaan aset pengetahuan dari explicit
ke explicit. Dalam proses ini, Duta BPJS Kesehatan melakukan penambahan,
pengurangan, modifikasi, dan lainnya pada suatu pengetahuan tertulis yang
terdapat dalam internal BPJS Kesehatan menjadi informasi tertulis lainnya. Fokus
pada proses ini adalah untuk menggabungkan explicit knowledge yang sudah
tersedia dengan explicit knowledge yang baru. Berikut adalah contoh dari aktivitas
combination, antara lain:
a. Duta BPJS Kesehatan membuat video yang berisikan informasi dari jurnal dan
artikel yang terdapat dalam KM Portal
b. Duta BPJS Kesehatan membuat slide presentasi tentang suatu pedoman
pelaksanaan kegiatan di Kantor Wilayah atau Cabang.
6. AKTIVITAS INTERNALIZATION
Internalization merupakan aktivitas untuk mendapatkan dan mempraktikkan
pengetahuan yang didapatkan ke dalam proses melaksanakan suatu kegiatan
yang didasarkan pada pengetahuan tertulis. Pengetahuan ini dapat diperoleh
dari membaca dokumen atau manual, ataupun menonton video, dan kemudian
menghubungkan informasi yang didapatkan dari proses tersebut dengan
pengalaman pribadinya sehingga dapat diimplementasikan ke dalam pekerjaan
atau aktivitas di lingkungan tempat tinggal. Berikut adalah contoh aktivitas
Internalization, antara lain:
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 13
a. The Champ mempraktekkan penggunaan sistem inovasi untuk mendorong
partisipasi Duta BPJS Kesehatan lainnya dalam mengkomunikasikan ide dan
inovasi.
b. Pimpinan Unit Kerja melakukan sosialisasi perubahan jadwal kerja
berdasarkan pedoman manajemen SDM.
c. Duta BPJS Kesehatan melakukan perubahan cara kerja di lapangan sesuai
dengan prosedur operasional.
B. MEDIA ENABLER MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Media enabler Manajemen Aset Pengetahuan merupakan media yang mendukung
berjalannya aktivitas-aktivitas Manajemen Aset Pengetahuan yang disebutkan pada
bagian III.1. Media Enabler yang dimaksud adalah Siaga Pagi, Infographis, Komunitas
Praktisi, KARTU dan KODE yang disingkat dengan (SIK3).
1. Siaga Pagi
Siaga Pagi merupakan Media Enabler MAP yang wajib dilaksanakan setiap hari
dengan tujuan melakukan sharing agenda harian unit kerja dan sekaligus
mengupdate pencapaian target aktivitas harian hari sebelumnya. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Waktu kegiatan maksimal 10 menit
b. Sharing agenda utama harian unit kerja
c. Sharing pencapaian agenda hari sebelumnya
d. Sharing Lesson Learnt dengan berdasarkan referensi tertentu (dilaksanakan
secara bergilir oleh Pegawai di Unit Kerja).
e. Penutup arahan Pimpinan Unit Kerja (apabila pimpinan unit kerja tidak
memungkinkan hadir secara fisik maka arahan dibacakan secara tertulis oleh
perwakilan Pimpinan Unit Kerja yang ditunjuk).
Indikator keberhasilan dari kegiatan Siaga Pagi ini adalah: Efektivitas enabler (yang
diukur secara mingguan dengan alat ukur survey efektivitas aktivitas MAP), jumlah
OPL yang bersumber dari kegiatan Siaga Pagi, tingkat partisipasi pegawai, frekuensi
kegiatan dan realisasi anggaran.
2. Info Grafis
Info grafis merupakan Media Enabler MAP yang dilaksanakan setiap unit kerja
dengan frekuensi minimal satu kali setiap bulan, sebagai bentuk digital dari
majalah dinding unit kerja. Kegiatan infographis ini memuat pokok-pokok materi
sebagai berikut:
14 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
a) Pesan Leader; pesan singkat pimpinan unit kerja yang dapat menjadi
penyemangat kerja.
b) Employee of The Month; apresiasi kepada pegawai yang paling berprestasi
sesuai kriteria yang ditetapkan unit kerja.
c) Kolom Kontemplasi; artikel-artikel yang memotivasi dan meningkatkan
kualitas emosional dan spiritual pegawai.
d) Kolom Best Practice; tulisan praktek terbaik yang dapat menjadi inspirasi
dalam meningkatkan kinerja pegawai.
e) Kolom Kreasi; konten fleksibel diisi sesuai dengan kreasi unit kerja masing-
masing.
Indikator Keberhasilan dari Kegiatan Infografis ini adalah adalah: Efektivitas
enabler (yang diukur secara bulanan dengan alat ukur survey efektivitas aktivitas
MAP), jumlah OPL yang bersumber dari kegiatan info grafis, frekuensi kegiatan dan
realisasi anggaran.
3. Komunitas Praktisi
Komunitas Praktis merupakan komunitas yang dibentuk secara informal dan
berbasis peminatan terhadap praktek tertentu organisasi. Komunitas ini secara
regular melaksanakan diskusi yang terkait praktik-praktik organisasi yang relevan
dengan peminatan. Contoh-contoh Komunitas Praktisi yang dapat di bentuk seperti
Komunitas Praktisi Kolekting Iuran, Komunitas Praktisi Anti Fraud dan Optimal
Bipelkes, Komunitas Praktisi Optimalisasi Operasionalisasi Kantor Cabang, dan
lain-lain. Komunitas Praktisi melaksanakan kegiatan diskusinya minimal sebanyak
satu kali sebulan dengan menghadirkan narasumber internal maupun eksternal.
Indikator Keberhasilan dari Kegiatan Komunitas Praktisis ini adalah: Efektivitas
Enabler (yang diukur setiap selesai kegiatan dengan alat ukur survey efektivitas
aktivitas MAP), jumlah OPL yang bersumber dari kegiatan Komunitas Praktisi,
tingkat patisipasi pegawai, frekuensi kegiatan dan realisasi anggaran.
4. KARTU
KARTU merupakan Enabler manajemen aset pengetahuan yang berupa
penyediaan Karya Tulis yang merupakan transfer pengetahuan dari tacit ke
eksplisit oleh pegawai maupun karya tulis dari narasumber eksternal yang
selanjutnya direkam kedalam KM Portal agar dapat diutilisasi lebih luas didalam
organisasi.
Indikator Keberhasilan dari Kegiatan KARTU ini adalah: jumlah View KARTU, jumlah
OPL yang bersumber dari KM Portal, jumlah Pegawai yang berkontribusi KARTU
dalam KM Portal (review per semester).
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 15
5. Kolekting IDE
Kolekting Ide merupakan media yang digunakan oleh unit kerja untuk melakukan
review terhadap ide-ide inovasi maupun perbaikan kinerja yang lair dari pegawai.
Kegiatan ini dilaksanakan minimal 1 x sebulan dengan melibatkan pimpinan unit
kerja dan seluruh pejabat struktural yang terkait di unit kerja. Kegiatan Kolekting
Ide ini bertujuan untuk:
a. Melakukan kurasi atas ide-ide didalam unit kerja
b. Melakukan pengayaan dan elaborasi ide jika diperlukan
c. Menyusun langkah-langkah tindak lanjut yang diperlukan untuk uji coba ide-
ide yang telah dikurasi
Indikator keberhasilan dari kegiatan kolekting ide ini adalah adalah: efektivitas
enabler (yang diukur setelah kegiatan dilakukan dengan alat ukur survey efektivitas
aktivitas MAP), jumlah OPL yang bersumber dari kegiatan kolekting ide, frekuensi
kegiatan dan realisasi anggaran.
16 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
BAB IV
SISTEM MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
BPJS KESEHATAN
A. ROADMAP DAN STRATEGI MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Untuk mencapai tujuannya dalam Manajemen Aset Pengetahuan maka diperlukan
sebuah tindakan-tindakan (aksi) yang strategis, bertahap dan efektif. Suatu tindakan
dikatakan “efektif” jika hasilnya mendekati apa yang diinginkan, baik oleh individu atau
sebuah organisasi. Untuk organisasi swasta atau bisnis maka hasil yang diinginkan
adalah penciptaan nilai pasar, untuk organisasi publik dan masyarakat maka hasil
yang diinginkan adalah penciptaan nilai sosial. Tindakan untuk membuat nilai diatur
melalui proses bisnis atau proses kerja. Manajemen Aset Pengetahuan berfungsi untuk
mengaktifkan dan meningkatkan kemampuan untuk melakukan proses tersebut,
termasuk pencarian sumber dan penerapan aset pengetahuan yang benar dan relevan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Aset pengetahuan termasuk pengetahuan yang
terkandung dalam diri manusia; pengetahuan tertanam dalam teknologi, sistem dan
proses, pengetahuan yang dibudayakan dalam hubungan kerja, tim, dan jaringan; dan
informasi yang dapat ditindaklanjuti dan wawasan. Tujuan akhir dari Manajemen Aset
Pengetahuan adalah untuk menciptakan nilai (gambar 3.1).
Gambar 4.1. Menyelaraskan Manajemen Aset Pengetahuan dengan tujuan organisasi
(Knowledge Management in Asia Book – APO 2008)
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 17
Dengan pendekatan proses penyelarasan Manajemen Aset Pengetahuan
terhadap tujuan organisasi (gambar 3.1) maka dibuat tahapan tindakan yang strategis,
bertahap dan efektif di BPJS Kesehatan. Dengan roadmap seperti ini diharapkan
kegiatan Manajemen Aset Pengetahuan di BPJS Kesehatan dapat terlaksana secara
menyeluruh, sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit kerja, dan kuat mengakar
menjadi sebuah kebiasaan (budaya).
Gambar 4.2. Roadmap dan Strategi Manajemen Aset Pengetahuan (MAP) BPJSK
18 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Rencana strategis pengelolaan aset pengetahuan di BPJS Kesehatan dibagi
menjadi 4 tahapan sebagai berikut:
1. Memperkuat ekosistem (enhance ecosystem) 2020: pada tahap ini organisasi
akan fokus memperkuat ekosistem yang sudah ada untuk mendukung aktivitas
manajemen aset pengetahuan seperti: merumuskan dan menetapkan strategi
yang lebih menyeluruh terhadap manajemen aset pengetahuan, menyiapkan
kompetensi untuk mengelola aktivitas ini dan meningkatkan kemampuan
sistem yang terdiri dari bisnis proses, struktur organisasi dan teknologi yang akan
mengakselerasi manajemen aset pengetahuan di organisasi.
2. Kolaborasi dan integrasi (collaboration and integration) 2021-2022: pada tahap ini
ekosistem manajemen aset pengetahuan mulai berkembang dengan berkolaborasi
bersama program atau inisiatif dari bagian lain dan terintegrasi dengan sistem-
sistem yang ada di organisasi. Sehingga diharapkan pengelolaan aset pengetahuan
dapat terjadi secara menyeluruh dan terkoneksi dengan program atau inisiatif
pendukung lainnya baik di kantor pusat, wilayah dan cabang.
3. Peningkatan nilai pengetahuan (leverage knowledge) 2023-2024: pada tahap ini
manajemen aset pengetahuan memasuki level berikutnya yang lebih strategis.
Strategi dan kegiatan bisnis organisasi sudah berbasis pengetahuan dari output
proses manajemen aset pengetahuan di organisasi. Setiap keputusan bisnis
organisasi didasari oleh pengetahuan yang diperoleh dan dikelola dari kegiatan
Manajemen Aset Pengetahuan. Pada tahap ini inovasi organisasi juga sudah
semakin masive dihasilkan dari kegiatan manajemen aset pengetahuan dan semakin
berdampak terhadap bisnis organisasi.
4. Organisasi pembelajar (learning organization) 2025-2026: di tahap terakhir ini
diharapkan kegiatan manajemen aset pengetahuan sudah menjadi budaya
organisasi. Sehingga semua karyawan mempunyai kesadaran dan kemampuan untuk
terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya secara mandiri. Dengan
demikian organisasi akan menjadi pusat pengetahuan dan benchmark terbaik di
industrinya.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 19
RENCANA STRATEGIS MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
NO STRATEGI AKTIVITAS OUTPUT TARGET
1 Memperkuat Seluruh karyawan
Menyusun buku pedoman Tersedianya pedoman BPJSK memiliki tingkat
Ekosistem pemahaman dan
(2020) Manajemen Aset Pengetahuan Manajemen Aset kepatuhan yang baik
terhadap pedoman
2 Kolaborasi perusahaan yang lebih lengkap Pengetahuan Manajemen Aset
dan Integrasi Pengetahuan
(2021-2022) dan terintegrasi (strategi,
Terbentuknya Komite
roadmap, bisnis proses, Utama Manajemen Aset
Pengetahuan
monitoring, evaluasi, reward dll) Tersedianya
pengelolaan Manamen
Sosialisasi dan internalisasi Terlaksananya Aset Pengetahuan di
buku pedoman Manajemen internalisasi kepada setiap unit kerja
Aset Pengetahuan kepada seluruh pegawai Terpenuhi standar
seluruh karyawan BPJSK output setiap kegiatan
MAP unit kerja
Memperkuat struktur Tersedianya struktur
Tercapai kinerja
organisasi, bisnis proses dan organisasi untuk Manajemen Aset
Pengetahuan sesuai
teknologi yang akan membantu pengelola Manajemen perencanaan
akselerasi kegiatan Manajemen Aset Pengetahuan di Terpenuhi standar
kuantitas dan kualitas
Aset Pengetahuan perusahaan setiap unit kerja MAP unit kerja
Membangun kompetensi Memiliki standar Peningkatan utilitas KM
pengelola Manajemen Aset dalam pelaksanaan Portal dalam aktivitas
Pengetahuan perusahaan di kegiatan Manajemen MAP
tingkat pusat, wilayah dan Aset Pengetahuan Peta MAP unit kerja
cabang perusahaan yang tervalidasi,
Memiliki mekanisme termonitor dan
Meningkatkan fungsi teknologi pengukuran kinerja terdokumentasi secara
dalam Manajemen Aset Manajemen Aset mandiri oleh unit kerja
Pengetahuan Pengetahuan Efektivitas program
perusahaan MAP terhadap IDP
Masing-masing unit kerja Pengelola Manajemen karyawan
membuat Peta MAP Aset Pengetahuan yang
kompeten % program MAP
Kolaboratif
Penggunaan KM Portal
yang lebih intensif dan
menyeluruh
Tersedianya Peta MAP
di masing-masing unit
kerja
Inisiatif program Manajemen Program kegiatan
Aset Pengetahuan sebagai Manajemen Aset
bagian dari Individual Pengetahuan menjadi
Development Plan (IDP) bagian IDP
Program Manajemen Aset Adanya sinergi rutin
Pengetahuan terintegrasi program Manajemen
sebagai pendukung dengan Aset Pengetahuan
program perusahaan lainnya dengan program unit
kerja terkait lainnya
20 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
NO STRATEGI AKTIVITAS OUTPUT TARGET
3 Peningkatan
Fokus kepada pengetahuan Proyek inovasi harus Setiap unit kerja
Nilai yang mengarah kepada inisiatif berbasis dari produk minimal memiliki rasio
Pengetahuan proyek inovasi peusahaan kegiatan Manajemen 20% projek inovasi yang
(2023-2024) Aset Pengetahuan berbasis dari produk
kegiatan Manajemen
4 Organisasi Aset Pengetahuan-nya
Pembelajar
(2025-2026) Semakin masif dalam Tersedianya program Tingkat diseminasi
melakukan diseminasi diseminasi pengetahuan pengetahuan berjalan
pengetahuan baik yang sifatnya yang termonitor dan sesuai dengan rencana
peningkatan kinerja harian dan terdokumentasi dan kebijakan
inovasi
Melindungi hasil inovasi/ Tersedianya mekanisme Jumlah pengetahuan
temuan pengetahuan
spesifik ke dalam Paten (proses, struktur dan yang telah dipatenkan
atau mekanisme pengakuan
pengetahuan lainnya SDM) paten yang atau diakui melalui
efektif dan efisien di mekanisme pengakuan
perusahaan pengetahuan lainnya
Aktif dalam mengeksplorasi Tersedianya Pemetaan sumber
pengetahuan baru yang mekanisme PDCA pengetahuan baru dari
relevan untuk kemudian dari tim Manajemen HHSECI
diimplementasikan Aset Pengetahuan
terhadap kebutuhan
pengetahuan baru
yang relevan untuk
kelangsungan bisnis
perusahaan
Membangun komunitas Terbentuknya SME di Setiap unit kerja
Subject Matter Experts (SME) masing-masing unit memiliki SME yang
yang lebih strategis agar kerja dan mekanisme tervalidasi
lebih berperan dalam prsoes untuk pengambilan
pengambilan keputusan bisnis keputusan bisnis Jumlah pengetahuan
berbasis pengetahuan berbasis pengetahuan yang bersumber dari
SME organisasi
Menjadikan kegiatan Kegiatan MAP semakin Rasio keterlibatan
pegelolaan aset pengetahuan intens dan menyuluruh karyawan 100%
menjadi sebuah budaya di di semua unit kerja
perusahaan Jumlah inovasi dari
proses Manajemen Aset
Perusahaan 100%
100% keputusan bisnis
strategis perusahaan
berbasis pengetahuan
yang melibatkan SME
Menjadikan perusahaan sebagai Perusahaan menjadi Skala Performa
"Center of Excellence", pusat referensi tempat Leading Organization
pengetahuan serta benchmark pembelajaran baik di berdasarkan hasil
di industrinya maupun industri industri sejenis maupun penilaian kesisteman
lainnya industri lainnya oleh Pihak ke-3
Mencapai prestasi Secara konsisten
pencapaian kinerja memenangkan setiap
perusahaan baik penghargaan inovasi
di tingkat nasional atau kompetisi
maupun internasional lain dalam setiap
keikutsertaannya
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 21
B. PENGELOLA FUNGSI MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Komite Utama Manajemen Aset Pengetahuan (KUMAP)
KUMAP adalah tim yang terdiri dari perwakilan seluruh unit kerja di Kantor Pusat BPJS
Kesehatan setingkat Asisten Deputi. Tim dibentuk dengan SK yang ditetapkan setiap
tahun oleh Direksi.
No Aktivitas Output
1 Menyusun dan mengevaluasi strategi atau - Pembaharuan strategi
program pengembangan pengelolaan aset - Daftar program
pengetahuan terintegrasi
2 Mengumpulkan dan menganalisa Peta MAP - Tersedia Peta MAP Fungsi
fungsi organisasi
3 Menyusun standar pelaksanaan aktivitas - Standar pelaksanaan Aktivitas/enabler MAP
manajemen aset pengetahuan
4 Internalisasi prosedur dan pencapaian hasil - Terselenggaranya Internalisasi prosedur
manajemen aset pengetahuan dan pencapaian hasil manajemen aset
pengetahuan
- Gambaran jumlah aktivitas pengelolaan aset
pengetahuan dari setiap unit kerja
5 Melakukan analisis ketercapaian standar - Hasil analisis kategori Kantor Pusat, Wilayah,
kuantitas dan kualitas kegiatan manajemen aset Cabang dan organisasi
pengetahuan di lingkup Kantor Pusat, Wilayah,
dan Cabang
6 Memilih subject matter expert sesuai dengan - Tersedianya SME dalam setiap fungsi/
kriteria yang ditentukan kategori pengetahuan
7 Mengelola dan melakukan pembaharuan sistem - Pembaharuan fitur KM Portal sesuai
KM portal bersama dengan tim IT kebutuhan
- Kompilasi feedback dari para pengguna
8 Menyelenggarakan Festival Manajemen Aset - Daftar pemenang festival
Pengetahuan - Terlaksananya kegiatan festival
9 pelaksanaan pengelolaan aset pengetahuan - Jumlah pelaksanaan aktivitas pengelolaan
setiap unit kerja aset pengetahuan setiap unit kerja dalam
kurun waktu 6 bulan sekali
10 Menyelenggarakan kegiatan - Satu kali dalam setahun menyelenggarakan
knowledge refreshment kegiatan knowledge refreshment kepada
seluruh PIC pengelolaan aset pengetahuan
unit kerja
- Melakukan aktivitas rapat dengan masing-
masing PIC pengelola aset pengetahuan di
Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang di
bawahnya
11 Melakukan kegiatan benchmarking tentang - Pelaksanaan benchmarking
pengelolaan aset pengetahuan di organisasi lain
22 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Kantor Cabang
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Kantor Cabang terdiri dari: 1) Staf SDMUKP,
2) Kabid SDMUKP, dan 3) Kepala Cabang. Penanggung Jawab bertanggung jawab
sesuai jabatannya dengan melakukan aktivitas sebagai berikut:
No Jabatan Aktivitas Output
1 Staf SDMUKP Menyusun perencanaan - Rencana aktivitas bulanan dalam kurun waktu
implementasi manajemen 1 tahun
aset pengetahuan (termasuk
membentuk tim ad hoc yang - Tanggal estimasi pelaksanaan review berkala
membantu pelaksanaan MAP dengan Kabid SDMUKP & Kepala Cabang
kantor Cabang)
- Rencana Anggaran yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan
- Melakukan revisi POA dan anggaran sesuai
dengan hasil review rutin setiap tiga bulan
sekali.
- SK Tim adhoc
Melakukan aktivitas review - Mengidentifikasi tingkat partisipasi pegawai di
proses pengelolaan aset kantor cabang menggunakan sistem.
pengetahuan secara berkala
- Menyusun analisa sederhana untuk dilaporkan
kepada Kabid SDM & Kepala Cabang setiap
akhir bulan.
- Menyelenggarakan kegiatan rapat evaluasi
berkala setiap tiga bulan sekali.
Melakukan sosialisasi atau - Mengirimkan e-mail rutin tentang cara
kampanye dalam mendorong dan manfaat mengelola aset pengetahuan
budaya pengelolaan aset terhadap produktivitas dan performa kerja
pengetahuan di Kantor Cabang - Melakukan sosialisasi informal dalam situasi
rapat atau kegiatan komunitas praktisi
- Memperkenalkan aplikasi atau sistem yang
dapat membantu pegawai dalam mengelola
aset pengetahuan
2 Kabid Melakukan review - Melakukan review POA dan anggaran yang
SDMUKP kinerja Staf SDMUKP diajukan oleh staf SDMUKP
- Melakukan kegiatan review berkala setiap tiga
bulan sekali
- Memastikan staf SDMUKP memberikan laporan
analisa sederhana tentang implementasi
kegiatan pengelolaan aset pengetahuan di
Kantor Cabang
Membangun kebiasaan pada - Mensosialisasikan manfaat dan prosedur
pegawai dalam mengelola aset dalam mengelola aset pengetahuan di Kantor
pengetahuan di Kantor Cabang Cabang kepada Kepala Bidang lainnya untuk
memperoleh dukungan.
- Menginformasikan pencapaian aktivitas
pengelolaan aset pengetahuan yang dilakukan
setiap bidang di Kantor Cabang
- Berkolaborasi dengan Kepala Cabang dalam
memanfaatkan hasil pengelolaan aset
pengetahuan sebagai pendukung penyelesaian
masalah, penyusunan strategi, dan kegiatan
inovasi yang berkelanjutan.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 23
No Jabatan Aktivitas Output
3 Kepala Cabang Melakukan review pada rencana - Melakukan Review bersama Kabid SDMUKP
kerja dan pelaksanaan aktivitas tentang POA dan rencana anggaran MAP
pengelolaan aset pengetahuan - Memastikan Bidang SDMUKP mengumpulkan
di Kantor Cabang hasil pelaksanaan implementasi pengelolaan
aset pengetahuan di Kantor Cabang setiap
bulannya
Membangun kebiasaan pada - Melakukan briefing kepada seluruh pegawai
pegawai dalam mengelola aset Kantor Cabang setiap bulannya untuk
pengetahuan di Kantor Cabang mendukung staf SDMUKP dalam menjalankan
pengelolaan aset pengetahuan
- Mengutilisasi pengetahuan yang terdapat
dalam sistem pengelolaan aset pengetahuan
untuk mendukung penyusunan strategi dan
penyelesaian masalah.
- Melakukan kajian terhadap ide atau gagasan
yang tertuang dalam sistem pengelolaan aset
pengetahuan untuk ditindaklanjuti secara
bersama di Kantor Cabang.
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Kedeputian Wilayah
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Kedeputian Wilayah terdiri dari: 1) Staf
SDMUKP, 2) Asdep SDMUKP, dan 3) Deputi Direksi Wilayah. Penanggung Jawab
bertanggung jawab sesuai jabatannya dengan melakukan aktivitas sebagai berikut:
No Jabatan Aktivitas Output
1 Staf Menyusun perencanaan - Rencana aktivitas bulanan dalam kurun waktu 1 tahun
SDMUKP
implementasi manajemen - Tanggal estimasi pelaksanaan review berkala dengan
aset pengetahuan Asdep SDMUKP & Depdir Wilayah
(termasuk membentuk tim - Rencana Anggaran yang digunakan dalam pelaksanaan
ad hoc yang membantu kegiatan
pelaksanaan MAP - Melakukan revisi POA dan anggaran sesuai dengan
Kedeputian Wilayah hasil review rutin setiap tiga bulan sekali.
- SK Tim Adhoc
Melakukan aktivitas review - Mengidentifikasi tingkat partisipasi pegawai di seluruh
proses pengelolaan aset wilayah kerja kedeputian wilayah menggunakan sistem
pengetahuan secara informasi yang relevan
berkala - Menyusun analisa sederhana untuk dilaporkan kepada
Asdep SDMUKP & Depdir Wilayah setiap akhir bulan
- Menyelenggarakan kegiatan rapat evaluasi berkala
setiap tiga bulan sekali.
Melakukan sosialisasi - Mengirimkan e-mail rutin tentang cara dan manfaat
atau kampanye dalam mengelola aset pengetahuan terhadap produktivitas
mendorong budaya dan performa kerja
pengelolaan aset
pengetahuan di Kantor - Melakukan sosialisasi informal dalam situasi rapat
Wilayah atau kegiatan komunitas praktisi
- Memperkenalkan aplikasi atau sistem yang
dapat membantu pegawai dalam mengelola aset
pengetahuan
24 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
No Jabatan Aktivitas Output
2 Asisten Melakukan review - Melakukan review POA dan anggaran yang diajukan
Deputi kinerja Staf SDMUKP oleh staf SDMUKP
SDMUKP terkait manajemen aset
pengetahuan kedeputian - Melakukan kegiatan review berkala setiap tiga bulan
wilayah sekali
- Memastikan staf SDMUKP memberikan laporan
analisa sederhana tentang implementasi kegiatan
pengelolaan aset pengetahuan di Kantor Wilayah
Membangun kebiasaan - Mensosialisasikan manfaat dan prosedur dalam
pada pegawai dalam mengelola aset pengetahuan kepada penanggung
mengelola aset jawab MAP se-kedeputian wilayah untuk memperoleh
pengetahuan di wilayah dukungan.
kerja kedeputian wilayah
- Menginformasikan pencapaian aktivitas pengelolaan
aset pengetahuan yang dilakukan setiap unit kerja se
kedeputian wilayah
- Berkolaborasi dengan Deputi Direksi Wilayah dalam
memanfaatkan hasil pengelolaan aset pengetahuan
sebagai pendukung penyelesaian masalah,
penyusunan strategi, dan kegiatan inovasi yang
berkelanjutan.
3 Deputi Melakukan review - Melakukan review bersama Asdep SDMUKP tentang
Direksi pada rencana kerja POA dan rencana anggaran manajemen aset
Wilayah dan pelaksanaan pengetahuan
aktivitas pengelolaan
aset pengetahuan se- - Memastikan hasil pelaksanaan implementasi
Kedeputian Wilayah pengelolaan aset pengetahuan Kedeputian Wilayah
telah disediakan setiap bulannya
Membangun kebiasaan - Melakukan briefing kepada seluruh pegawai Kantor
pada pegawai dalam Wilayah setiap bulannya untuk mendukung staf
mengelola aset SDMUKP dalam menjalankan pengelolaan aset
pengetahuan se- pengetahuan
Kedeputian Wilayah
- Mengutilisasi pengetahuan yang terdapat dalam
sistem pengelolaan aset pengetahuan untuk
mendukung penyusunan strategi dan penyelesaian
masalah.
- Melakukan kajian terhadap ide atau gagasan yang
tertuang dalam sistem pengelolaan aset pengetahuan
untuk ditindaklanjuti secara bersama di Kantor
Wilayah.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 25
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Tingkat Pusat
Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan Kantor Pusat terdiri dari: Staf/Analis Bidang
Manajemen Riset dan Inovasi, Asisten Deputi Direksi Bidang MIAP, dan Deputi Direksi
Bidang Riset dan Inovasi.
No Jabatan Aktivitas Output
1 Staf/Analis Mengelola KM Portal dengan - Berkoordinasi dengan Tim IT dalam
Bidang MIAP berkoordinasi bersama memaksimalkan performa dan fitur dalam KM
kedeputian bidang yang terkait Portal sesuai kebutuhan organisasi dan Duta
BPJS Kesehatan--KM Portal Update
- Melakukan review rutin untuk mengetahui bug
atau hambatan dalam penggunaan sistem--
record feedback utilisasi KM Portal dari user
- Melakukan upload dokumen, e-book, dan
pengetahuan lainnya yang bermanfaat bagi
organisasi. Update repository KM Portal
- Melakukan penarikan dan analisa data terkait
jumlah pengetahuan yang didokumentasikan
setiap Unit Kerja-- Analisis Utilisasi KM Portal
Melaksanakan dan monitoring - Terlaksananya kegiatan manajemen aset
pelaksanaan kegiatan MAP unit pengetahuan seperti komunitas praktisi dan
kerja sharing pengetahuan melalui KM Portal
- Hasil monitoring pelaksanaan manajemen aset
pengetahuan di setiap unit kerja (termasuk
unit kerja di lingkungan kantor pusat)
- Memberikan reminder kepada Unit Kerja
untuk melakukan aktivitas sharing jika
setiap bulannya minimal tidak ada 1 kegiatan
(Terlaksananya feedback hasil monitoring
kepada seluruh unit kerja)
- Memberikan apresiasi berupa ucapan atau
dengan cara lain untuk Unit Kerja yang rutin
melakukan kegiatan sharing setiap bulannya
(Terlaksana mekanisme reward dalam
manajemen aset pengetahuan organisasi
sebagai TL hasil monitoring)
Melakukan sosialisasi - Menyusun dan mengirimkan konten sosialisasi
pemanfaatan dan pengelolaan pengelolaan aset pengetahuan kepada The
aset pengetahuan secara rutin Champ (Tersedianya Konten Sosialisasi)
- Menyusun dan mengirimkan konten sosialisasi
pengelolaan aset pengetahuan kepada
pimpinan Unit Kerja (Terdistribusi konten
sosialisasi kepada unit kerja)
26 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
No Jabatan Aktivitas Output
2 Asisten Deputi Membangun kebiasaan dan - Melakukan pembahasan terkait jumlah aset
Bidang MIAP perilaku mengelola aset pengetahuan yang terdata dalam sistem setiap
pengetahuan bulannya melalui kegiatan rapat
Deputi Direksi
Bidang Risnov - Mendorong pegawai untuk melakukan update
dokumentasi pengetahuan yang sifatnya
Asisten strategik untuk mendukung proses kerja
Deputi Bidang
(anggota - Memberikan contoh penggunaan sistem
KUMAP) kepada anggota unit kerja
C. PROSES DI TINGKAT KANTOR PUSAT
Gambar 4.3. Proses Manajemen Aset Pengetahuan (MAP) di Kantor Pusat
• Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan (MAP) di Kantor Pusat terdiri dari:
Kedeputian Bidang Risnov dibantu dengan Komite Utama yang merupakan
perwakilan dari setiap unit kerja kantor pusat yang diangkat melalui SK setiap
tahunnya dengan keanggotaan setingkat Asisten Deputi bidang di unit kerja masing
masing. Selain bersama merumuskan strategi map organisasi, komite utama juga
bertanggung jawab atas pelaksanaan MAP di unit kerjanya masing- masing.
• Ruang lingkup PDCA meliputi: pelaksanaan kegiatan HHSECI, realisasi program
dan anggaran serta efektivitas penggunaan KM Portal di Kantor Pusat.
• Pengelola MAP di Kantor Pusat juga melakukan review PDCA terhadap kinerja
Pengelola MAP di Kantor Wilayah dan Cabang.
• Review PDCA Pengelola MAP dilakukan secara rutin: bulanan, semesteran dan
tahunan.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 27
D. PROSES DI TINGKAT KANTOR WILAYAH
Gambar 4.4. Proses Manajemen Aset Pengetahuan (MAP) di Kantor Wilayah
• Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan (MAP) di Kantor Wilayah terdiri dari: Asisten
Deputi SDM UKP dan Staff dibantu The Champ pada masing-masing unit kerja
sebagai ad hoc.
• Ruang lingkup PDCA meliputi: pelaksanaan kegiatan HHSECI, realisasi program dan
anggaran serta efektivitas penggunaan KM Portal di Kantor Wilayah.
• Pengelola MAP di Kantor Wilayah juga melakukan koordinasi dan review PDCA kinerja
Manajemen Aset Pengetahuan dengan Pengelola MAP di Kantor Pusat dan Cabang.
• Review PDCA Pengelola MAP dilakukan secara rutin: bulanan, semesteran dan
tahunan.
E. PROSES DI TINGKAT KANTOR CABANG
Gambar 4.5. Proses Manajemen Aset Pengetahuan (MAP) di Kantor Cabang
28 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
• Pengelola Manajemen Aset Pengetahuan (MAP) di Kantor Cabang terdiri dari:
Kepala Bidang SDM UKP dan Staff SDM UKP dibantu The Champ pada masing-
masing unit sebagai ad hoc.
• Ruang lingkup PDCA meliputi: pelaksanaan kegiatan HHSECI, realisasi program
dan anggaran serta efektivitas penggunaan KM Portal di Kantor Cabang.
• Pengelola MAP di Kantor Cabang juga melakukan koordinasi dan review PDCA
kinerja Manajemen Aset Pengetahuan dengan Pengelola MAP di Kantor Wilayah.
• Review PDCA Pengelola MAP dilakukan secara rutin: bulanan, semesteran dan
tahunan.
Gambar 4.6. Integrasi Sistem Manajemen Aset Pengetahuan di tingkat Pusat - Wilayah - Cabang
F. PELAKSANAAN FESTIVAL MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Sebagai upaya untuk mengapresiasi duta BPJS Kesehatan, unit kerja dan pengelola
MAP yang telah berprestasi dalam aktivitas manajemen aset pengetahuan dan juga
dalam rangka menjaga ekosistem manajemen aset pengetahuan di BPJS Kesehatan
tetap tumbuh dan berkualitas maka diadakan sebuah acara yang bernama Festival
Manajemen Aset Pengetahuan. Festival Manajemen Aset Pengetahuan ini dilaksanakan
bersamaan dengan acara apresiasi lainnya seperti Festival Inovasi, ulang tahun
organisasi dan acara apresiasi lainnya yang dihadiri oleh Dewan Direksi dan segenap
karyawan.
Acara ini terdiri dari 2 kegiatan utama yaitu:
a. Apresiasi (Penghargaan).
b. Sharing Kisah Sukses.
c. Pameran Aset Pengetahuan.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 29
a. Kegiatan apresiasi sendiri terdiri dari:
1. Apresiasi terhadap unit kerja terbaik di tingkat pusat, wilayah dan cabang dalam
pencapaian kegiatan manajemen aset pengetahuannya. Pengukuran prestasi
meliputi: rasio keterlibatan Duta BPJS Kesehatan, ketepatan pelaksanaan
program manajemen aset pengetahuan, inovasi yang dihasilkan dari kegiatan
manajemen aset pengetahuan, kebermanfaatan kegiatan manajemen aset
pengetahuan di unit kerjanya dan realisasi penggunaan anggaran kegiatan
manajemen aset pengetahuan. Penilaian dilakukan oleh komite Juri yang terdiri
dari KMOC, KMCC dan beberapa Kepala Bidang.
2. Apresiasi terhadap Duta BPJS Kesehatan (level staff hingga managerial) atas
kontribusi terbaiknya dalam kegiatan manajemen aset pengetahuan melalui
aktivitas HHSECI dan juga IDP nya di tingkat pusat, wilayah dan cabang.
Pengukuran prestasi meliputi: tingkat partisipasi Duta BPJS Kesehatan
terhadap kegiatan manajemen aset pengetahuan, kualitas pengetahuan dan
inovasi yang dihasilkan dan pencapaian IDP yang terkait dengan aktivitas
manajemen aset pengetahuan. Penilaian dilakukan oleh Komite Juri yang
terdiri dari KMOC, KMCC dan beberapa Kepala Bidang.
3. Apresiasi terhadap pengelola manajemen aset pengetahuan atas ketepatan
pencapaian program dan penggunaan anggaran kegiatan manajemen aset
pengetahuan di tingkat pusat, wilayah dan cabang. Pengukuran prestasi
meliputi: ketepatan program kerja dan anggaran, rasio keterlibatan duta BPJS
Kesehatan di area kelolaannya, jumlah inovasi dari aktivitas manajemen aset
pengetahuan dan pertumbuhan aktivitas manajemen aset pengetahuan
(partisipasi dan jumlah pengetahuan). Penilaian dilakukan oleh Komite Juri yang
terdiri dari KMOC, KMCC dan beberapa Kepala Bidang.
b. Sharing Kisah Sukses
Sharing kisah sukses ini adalah metode transfer pengetahuan yang umum dan
populer dilakukan oleh seseorang/kelompok orang yang mempunyai sebuah tacit
knowledge dalam bentuk kisah sukses kepada para pendengarnya di acara
Festival Manajemen Aset Pengetahuan.
Kisah sukses ini bisa diberikan oleh:
1. Seseorang/sekelompok tokoh sukses yang menginspirasi sehingga para
peserta mendapatkan pelajaran (tacit) dari kisah pengalaman suksesnya.
Seseorang/sekelompok ini bisa berupa pimpinan tertinggi sebuah organisasi,
organisasi atau institusi tertentu atau tokoh masyarakat yang telah berhasil
membuat suatu terobosan hebat di komunitasnya.
30 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
2. Salah satu pengelola Manajemen Aset Pengetahuan/duta BPJS Kesehatan/
pimpinan unit kerja yang sangat inspiratif dalam memajukan kegiatan
Manajemen Aset Pengetahuan. Sehingga kisah suksesnya bisa menjadi
contoh untuk pengembangan manajemen aset pengetahuan di unit kerja
lainnya.
c. Pameran Aset Pengetahuan
Pada Festival Manajemen Aset Pengetahuan juga menjadi ajang untuk
menampilkan beragam aset pengetahuan terbaik yang telah dipilih oleh
Komite Juri dari berbagai macam unit kerja. Pameran ini bertujuan untuk
membangun kesadaran sekaligus memberikan informasi terkini mengenai
kebutuhan pengetahuan organisasi terhadap perkembangan situasi bisnis. Dalam
memilih aset pengetahuan yang akan dipamerkan Komite Juri mendasari
beberapa pertimbangan seperti: merupakan pengetahuan baru buat organisasi,
mempunyai relevansi terhadap kebutuhan bisnis organisasi dan bisa segera
diimplementasikan di dalam organisasi.
Pemberian penghargaan kepada para pemenang langsung diberikan oleh Dewan
Direksi pada puncak acara ulang tahun BPJS Kesehatan sebagai apresiasi tertinggi
atas kerja keras dan dedikasi para pimpinan unit kerja, duta BPJS Kesehatan dan
pengelola yang sudah berkontribusi dan berkarya dalam kegiatan manajemen
aset pengetahuan.
G. TOOLS MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Untuk mendukung aktivitas manajemen aset pengetahuan agar lebih sistematis,
terdokumentasi dengan rapi serta mudah dalam aksesnya maka dibuatlah
Tools Manajemen Aset Pengetahuan yang akan digunakan dalam enam kegiatan
pendokumentasian Manajemen Aset Pengetahuan (MAP) yaitu:
a. Pengisian Target: Pengisian target dilakukan di awal tahun oleh pengelola MAP
pusat, wilayah, maupun cabang dengan mengisi Format Target MAP yang sudah
disediakan sesuai Form Lampiran.
b. Penyimpanan Data:
• Penyimpanan Data Aktivitas MAP Unit Kerja
Aset pengetahuan bersama adalah pengetahuan berupa rangkuman
materi yang didiskusikan pada aktivitas MAP setiap unit kerja. Contohnya
rangkuman kegiatan community of practice. Pengelola MAP berperan
untuk mengumpulkan aset pengetahuan bersama setelah aktivitas MAP
dilaksanakan. Aset tersebut dikumpulkan maksimal 2 hari setelah aktivitas
MAP melalui Form Aktivitas yang tersedia dalam tool MAP yang disediakan.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 31
• Penyimpanan Data Aktivitas MAP Individu
Aset pengetahuan individu merupakan pengetahuan milik oleh duta BPJS
Kesehatan secara individu yang diterima dari pembelajaran mandiri
maupun dari aktivitas MAP. Contoh dari aset pengetahuan individu adalah
insight pribadi yang didapat setelah menghadiri best practice sharing
atau pengetahuan dari membaca jurnal penelitian. Aset pengetahuan ini
dikumpulkan melalui Form OPL yang disediakan pada tools MAP.
c. Distribusi Aset Pengetahuan
Proses Distribusi Aset Pengetahuan melalui Tools MAP dilakukan oleh setiap
pengelola fungsi MAP unit kerja secara berkala melalui Tools MAP organisasi
sehingga pengetahuan tersebut dapat diakses lebih luas oleh seluruh pegawai.
d. Monitoring dan evaluasi.
Selain sebagai media penyimpanan, database pada Tools MAP juga digunakan
sebagai alat monitoring mingguan. Monitoring mingguan dilakukan untuk
mengetahui gambaran dan jumlah aktivitas MAP yang berjalan selama satu
minggu di setiap unit kerja.
Di setiap akhir bulan, pengelola aset pengetahuan kantor pusat mengolah data dan
menampilkannya dalam dua buah dashboard, dashboard aktivitas MAP dan dashboard
OPL.
Data-data yang akan ditampilkan di dashboard aktivitas MAP meliputi:
• Jumlah aktivitas secara keseluruhan.
• Jumlah aktivitas berdasarkan wilayah dan unit kerja.
• Rata-rata kehadiran di setiap unit kerja.
• Jumlah aktivitas yang dibagi berdasarkan jenis aktivitasnya (kompak, siaga pagi,
atau infografis).
• Jumlah aktivitas berdasarkan kategori pengetahuan.
• Jumlah aktivitas berdasarkan kompetensi.
• Tren jumlah aktivitas MAP per bulan.
• Persentase serapan anggaran per unit kerja.
Data-data yang akan ditampilkan di dashboard OPL meliputi:
• Jumlah OPL secara keseluruhan
• Jumlah OPL berdasarkan wilayah
• Jumlah OPL berdasarkan unit kerja
• Jumlah penulis OPL
• 5 kategori pengetahuan dengan OPL terbanyak
• Tren jumlah OPL per bulan
32 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
• Jumlah OPL berdasarkan kategori kompetensi
• Jumlah OPL berdasarkan sumber pengetahuan
• Duta BPJSK yang mengisi OPL terbanyak di setiap unit kerja
Data yang disajikan dalam dashboard digunakan sebagai data pendukung ketika
pengelola MAP kantor pusat, wilayah maupun daerah melakukan evaluasi sesuai dengan
indikator keberhasilan. Indikator-indikator keberhasilan akan dijelaskan lebih lengkap
pada bab berikutnya.
H. INDIKATOR KEBERHASILAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Indikator keberhasilan Manajemen Aset Pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu:
1. Indikator Outcome
Indikator yang menggambarkan bagaimana efektivitas pemanfaatan aset
pengetahuan, misalnya untuk belajar mandiri, problem solving, dan untuk ide inovasi.
2. Indikator Output
Indikator yang menggambarkan jumlah aset pengetahuan baik aset secara tacit
knowledge maupun explicit knowledge.
3. Indikator Proses
Indikator yang menggambarkan proses atau aktivitas yang menghasilkan atau
mendistribusikan aset pengetahuan.
No Indikator Deskripsi Sumber data
Outcome
1 Efektivitas Pemanfaatan Aset Persentase jumlah Ide Inovasi yang a. Data KM Portal
Pengetahuan untuk Ide Inovasi berasal dari Aset Pengetahuan (Konten b. OPL Database
di KM Portal, Kegiatan KM, OPL)
2 Efektivitas Pemanfaatan Aset Rata-rata dari: a. Data KM Portal
Pengetahuan untuk Belajar a. Persentase jumlah aset b. Data Aktivitas MAP
Mandiri pengetahuan dalam KM Portal atau
OPL Database yang sudah diakses
oleh user.
b. Persentase jumlah peserta
dibandingkan jumlah total pegawai
pada seluruh kegiatan sharing di
KOMPAK
3 Efektivitas Pemanfaatan Aset Rata-rata dari:
Pengetahuan untuk Problem a. Persentase pemanfaatan aset a. Survey efektivitas
Solving pengetahuan untuk problem aktivitas MAP
solving pekerjaan sehari-hari b. Data Aktivitas MAP
b. Persentase Pelaksanaan kegiatan
SIAP
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 33
No Indikator Deskripsi Sumber data
Output
1 Jumlah Aset Pengetahuan Jumlah Aset Pengetahuan dalam a. Data KM Portal
(Explicit) berbagai bentuk yang ada di KM Portal b. OPL Database
ataupun OPL Database
a. OPL
b. Artikel
c. Video
d. Ebook
e. Dll
f. Jumlah dapat dilaporkan dalam
bentuk pertambahan setiap bulan
dan kumulatif
2 Jumlah Aset Pengetahuan Jumlah Subject Matter Expert dan c. Database aktivitas
(Tacit) Narasumber di BPJS Kesehatan yang MAP
tersedia dan aktif melakukan sharing
knowledge.
Aktif didefinisikan sebagai berikut:
- Melakukan sharing knowledge
sedikitnya sekali dalam setahun
terakhir, dan/atau
- Membuat konten pengetahuan
sedikitnya sekali dalam setahun
terakhir
Process
1 Jumlah Aktivitas KM Enabler Jumlah aktivitas MAP pada seluruh unit Database aktivitas MAP
kerja:
a. KOMPAK
b. SIAP
c. Pembuatan OPL
2 Persentase Partisipasi Persentase jumlah pegawai yang ikut Database aktivitas MAP
dalam aktivitas MAP:
a. Peserta sharing KOMPAK
b. Peserta SIAP
c. Pembuat OPL
dibagi dengan jumlah total pegawai
3 Tingkat Maturitas Manajemen Tingkat kematangan proses MAP di Survey maturitas MAP
pertahun
Aset Pengetahuan unit kerja yang diukur berdasarkan
model level maturitas Asian
Productivity Organization (APO) atau
model lainnya yang sejenis.
Tingkat maturitas diukur per unit kerja
dan agregat seluruh unit kerja
34 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
I. SISTEM APRESIASI/PENGHARGAAN
Untuk mendukung keberlanjutan perilaku Duta BPJS Kesehatan dalam mengelola
aset pengetahuan maka diperlukan mekanisme yang dapat mengapresiasi dengan
cara:
No Bentuk Keterangan
1 Penyediaan mekanisme - Penanggung Jawab MAP unit kerja memberikan apresiasi
Penghargaan di unit kerja kepada pegawai yang aktif dalam MAP dengan memberikan
recognition melalui media penghargaan yang sesuai di unit
kerja (misal: melalui media infografis disediakan kolom
penghargaan untuk pegawai yang berprestasi dalam MAP)
- Pimpinan Unit Kerja mengutilisasi pengetahuan yang
diinput oleh pegawai dan memperlihatkan kebermanfaatan
dan dampaknya pada kemajuan kinerja. Melalui bentuk
apresiasi ini maka Duta BPJS Kesehatan akan memiliki
perasaan bangga karena pengetahuannya bermanfaat bagi
organisasi.
2 Menyediakan mekanisme - Mekanisme penghargaan jangka panjang dikaitkan dengan
penghargaan Jangka dampak terhadap peningkatan level kompetensi pegawai (CCI)
Panjang yang selanjutnya mempengaruhi posisi pegawai pada diagram
talenta
3 Program pengembangan - Program pengembangan dapat diberikan kepada Staf
SDMUKP yang mampu mendorong Unit Kerjanya dalam
mengelola aset pengetahuan, yang terlihat dari hasil
pencapaian dari sistem.
4 Festival Aset Pengetahuan - Dalam acara ini, tim pengelola aset pengetahuan dapat
memberikan apresiasi kepada Unit Kerja dan PIC Aset
pengetahuan dari masing-masing Unit Kerja. Apresiasi
dapat diberikan dalam bentuk barang atau uang tunai.
DIRECT REWARD INDIRECT REWARD
Direct Reward adalah benefit yang langsung Indirect Reward adalah apresiasi yang diberikan
diperoleh seseorang ketika melakukan kegiatan secara tidak langsung melalui proses seleksi
terkait inovasi, antara lain: dengan kriteria atau prosedur tertentu, antara
lain:
• Peningkatan kompetensi melalui
• Memberikan sertifikat
pengalaman belajar selama merumuskan dan
memaparkan ide, sampai dengan melakukan • Memberikan uang tunai atau hadiah dengan
uji coba ide.
nilai tertentu
• Peningkatan motivasi pegawai yang
• Memberikan piala atau medali
disebabkan adanya pemberian saran atau
masukan positif dan apresiatif selama proses • Melakukan publikasi
inovasi.
• Mendapatkan program pengembangan diri
berupa benchmarking, training atau workshop
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 35
No Jenis Reward Keterangan
1 Learning &
Direct reward ini diperoleh setiap individu ketika terlibat langsung
Experience selama proses manajemen aset pengetahuan adalah pengalaman
langsung dalam menerapkan dan mendokumentasikan pengetahuan
2 Sertifikat sehingga bermanfaat bagi Unit Kerja dan Organisasi
3 Uang tunai dan Indirect Reward ini diberikan kepada pegawai BPJS kesehatan atau
Hadiah Unit Kerja yang memiliki pencapaian terbaik pada pengetahuan yang
berhasil di dokumentasikan dan utilisasi dalam pengembangan inovasi
4 Medali atau Piala yang berkelanjutan.
5 Publikasi Indirect Reward ini diberikan kepada individu atau Unit Kerja yang
berhasil menjadi juara atau memiliki skor tinggi dalam Festival
6 Program Manajemen Aset Pengetahuan
Pengembangan
Indirect Reward ini diberikan kepada pemenang Festival Manajemen
Aset Pengetahuan sebagai bentuk simbolik kontribusi individu atau
Unit Kerja dalam mendukung organisasi.
Reward ini bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap Hak
Atas Kekayaan Intelektual yang dihasilkan oleh Inovator. Publikasi
dilakukan di media internal organisasi menggunakan portal, e-mail
atau media komunikasi lainnya, ataupun media publikasi di luar
organisasi.
Indirect Reward ini bertujuan untuk memberikan apresiasi dalam
bentuk program pembelajaran atau pengembangan diri, diantaranya:
• Program Benchmarking: Mengikuti kunjungan ke beberapa
organisasi untuk mengetahui cara mereka dalam melakukan
knowledge management.
• Program In-house training: Mengikuti program pengembangan diri
dengan menghadirkan narasumber yang berkualitas.
• Program Eksternal Training, Workshop atau Seminar: Mengikut
kegiatan di luar BPJS Kesehatan dalam program pengembangan diri
yang eksklusif.
Pelaksanaan program pengembangan dilakukan bersama dengan
Corporate University sebagai bagian dari program IDP (Individual
Development Plan).
36 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
A. PROSES PDCA MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Gambar 5.1. Proses PDCA Pelaksanaan Manajemen Aset Pengetahuan BPJS Kesehatan
Dalam mendukung pelaksanaan Manajemen Aset Pengetahuan dibutuhkan proses
PDCA (Plan, Do, Check, Act) sehingga setiap proses dapat termonitor dan evaluasi
dengan baik. Hal ini terbagi dalam tiga proses utama yaitu:
• Plan
Setiap unit kerja melakukan perencanaan dalam menentukan jenis pengetahuan
yang diprioritaskan. Setiap jenis pengetahuan yang sudah diprioritaskan akan
menjadi fokus utama dalam memastikan setiap aktivitas yang sejalan dengan
jenis pengetahuan tersebut dapat terdokumentasikan dengan baik.
• Do
Setiap unit kerja melakukan pelaksanaan aktivitas 1) membuat, 2) menyimpan,
dan 3) membagikan. Duta BPJS Kesehatan berperan dalam membuat aktivitas
yang perlu didokumentasikan hasilnya sehingga dapat bermanfaat dalam
membagikan pengetahuan tersebut kepada orang lain baik dalam bentuk tacit -
tacit atau tacit - explicit.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 37
• Check-Act
Setiap unit kerja berusaha untuk memaksimalkan proses utilisasi atau pemanfaatan
pengetahuan yang dimilikinya untuk mendukung operasional kerja. Dalam
prosesnya, pengetahuan yang sudah terdokumentasikan dapat bermanfaat
dalam 1) penyusunan strategi, 2) penyusunan proposal ide dan inovasi, 3)
mendukung pembelajaran dan pengembangan pegawai, dan 4) sumber solusi
dalam menyelesaikan permasalahan.
Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Manajemen Aset Pengetahuan
B. MONITORING
Proses monitoring MAP dilakukan oleh pengelola secara berkala sesuai dengan
indikator keberhasilan.
Aktivitas Keterangan Frekuensi
Memantau aktivitas MAP 1x setiap minggu
Seluruh indikator keberhasilan aktivitas MAP dipantau melalui
Menganalisis aktivitas dashboard dan jumlah aktivitas berdasarkan tanggal pelaksanaan 1x setiap bulan
MAP dapat dimonitor dengan aplikasi MAP dengan tampilan kalender.
1x setiap bulan
Menyusun laporan Pengelola menganalisis capaian aktivitas MAP untuk setiap unit
bulanan MAP kerja dan juga aktivitas secara nasional. Proses analisis ini dibantu 1x setiap bulan
dengan data pendukung dari dashboard.
Memberikan feedback
kepada unit kerja Pengelola menyusun laporan capaian aktivitas MAP untuk setiap
unit kerja dan aktivitas secara keseluruhan berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan.
Pengelola memberikan umpan balik dan saran kepada unit kerja
yang tidak mencapai target bulanan
C. EVALUASI
Proses evaluasi dilakukan terhadap pencapaian indikator keberhasilan yang
dilaksanakan setiap bulan, semester dan tahunan (sesuai jenis indikatornya). Output dari
proses evaluasi adalah laporan evaluasi manajemen aset pengetahuan yang meliputi
laporan evaluasi bulanan, laporan triwulan dan laporan tahunan.
38 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
Laporan Evaluasi Manajemen Aset Pengetahuan Bulanan, terdiri atas
(1) Pencapaian Indikator Keberhasilan aktivitas MAP, yaitu
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 Frekuensi Jumlah aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan jumlah aktivitas
pada setiap rangkaian kegiatan Manajemen Aset Pengetahuan
2 Jumlah Partisipasi Menghitung total peserta yang hadir dari setiap aktivitas KM
enabler seperti acara KOMPAK, Siaga Pagi hingga jumlah pegawai
yang mengisi One Point Lesson (OPL)
3 Penyerapan anggaran Mengidentifikasi kesesuaian antara Rencana Kerja Anggaran
pelaksanaan program Tahunan (RKAT) tahu berjalan dengan pelaksanaan di lapangan
MAP ketika aktivitas MAP dilakukan.
4 Evaluasi Pimpinan Unit Penilaian terhadap pemanfaatan pengetahuan yang dikelola sesuai
Kerja dengan kebutuhan proses bisnis dari perspektif Kepala Unit Kerja
5 Evaluasi Pelaksana Inti Mengidentifikasi masukan dan penilaian dari The Champ dan PIC
SDM/UKP yang secara tidak langsung berhubungan erat dalam
aktivitas Manajemen Aset Pengetahuan.
6 Efektivitas Enabler MAP Mengukur sejauh mana aktivitas enabler yang dijalankan
berpengaruh positif terhadap peningkatan/perbaikan kinerja dan
menghasilkan inovasi di unit kerja
7 Viewers Jumlah karyawan yang melihat/mengakses suatu aset pengetahuan
(KARTU)
Data deskripsi pendukung lainnya:
- Deskripsi OPL (sumber pengetahuan terbanyak, kategori pengetahuan, dll)
- Deskripsi Aktivitas MAP (sumber pengetahuan terbanyak, kategori
pengetahuan, dll)
(2) Penjelasan capaian aktivitas pada bulan terkait meliputi hal positif yang perlu
ditingkatkan dan Rencana Tindak Lanjut untuk indikator yang belum tercapai
(3) Temuan lainnya yang digunakan untuk membuat Rencana Tindak Lanjut.
Laporan Evaluasi Manajemen Aset Pengetahuan Semester, terdiri atas
(1) Seluruh indikator pada laporan evaluasi bulanan.
(2) Indikator maturitas.
(3) Hasil pengukuran maturitas dan rekomendasi tindak lanjut.
Laporan Evaluasi Pengelolaan Aset Pengetahuan Tahunan, terdiri atas
• Seluruh Indikator pada laporan evaluasi semester.
• Evaluasi dan pengembangan sistem monitoring.
• Pertimbangan untuk membuat variasi reward.
• Evaluasi dan pengembangan aktivitas-aktivitas MAP.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 39
BAB VI
PENUTUP
A. PENGGUNAAN PEDOMAN
- Pedoman ini menjadi acuan bagi pengelola di tingkat Kantor Pusat (Kedeputian
Riset dan Inovasi) dalam mengembangkan dan merumuskan kebijakan Manajemen
Aset Pengetahuan baik di tingkat pusat, wilayah dan cabang bersama-sama dengan
pengelola aset manajemen pengetahuan di masing- masing unit kerja sehingga
diharapkan program Manajemen Aset Pengetahuan di masing-masing unit kerja
akan sesuai dengan kebutuhannya namun tetap selaras dengan kebijakan di tingkat
pusat.
- Pedoman juga diharapkan dapat menjadi acuan pengelola MAP setiap unit kerja
dalam mengelola MAP yang lebih efektif dalam mendukung kinerja unit maupun
pegawai di lingkungannya.
B. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN
Pelaksanaan Manajemen Aset Pengetahuan dapat berjalan dengan baik tentunya
tidak cukup hanya berbekal buku pedoman namun memerlukan faktor-faktor pendukung
penting lainnya seperti:
1. Komitmen dari semua karyawan di BPJS Kesehatan. Seluruh karyawan BPJS
Kesehatan harus menyadari sepenuhnya bahwa kegiatan Manajemen Aset
Pengetahuan bukan hanya menjadi tanggung jawab pengelola di tingkat Kantor
Pusat, Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang tapi harus menjadi kesadaran penuh
seluruh karyawan bahwa kegiatan Manajemen Aset Pengetahuan ini adalah kegiatan
yang sangat penting tidak hanya bagi organisasi tapi juga buat dirinya sendiri.
2. Dukungan kebijakan, infrastruktur, dan anggaran dari pimpinan puncak terhadap
kegiatan Manajemen Aset Pengetahuan di BPJS Kesehatan agar kegiatan ini dapat
terus tumbuh dan berkembang di seluruh unit kerja di tingkat Kantor Pusat,
Kedeputian Wilayah dan Kantor Cabang.
3. Sistem Manajemen Aset Pengetahuan yang selalu relevan dengan kebutuhan
organisasi. Sistem Manajemen ini meliputi flow proses, struktur organisasi, dan
teknologi yang akan mengakselerasi dan memudahkan kegiatan Manajemen Aset
Pengetahuan di organisasi.
40 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN
C. REVISI DAN PENYEMPURNAAN
Buku Pedoman ini dalam penggunaannya dimungkinkan untuk direvisi dan
disempurnakan menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi agar tetap relevan. Revisi
dan penyempurnaan bisa meliputi strategi, bisnis proses, struktur organisasi,
penerapan teknologi dll. Dalam proses revisi dan penyempurnaannya Risnov dapat
melibatkan pengelola aset pengetahuan di unit kerja agar mendapatkan kelengkapan
informasi dan ketepatan dalam revisi dan penyempurnaan.
PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN 41
42 PEDOMAN MANAJEMEN ASET PENGETAHUAN