MEKANISME EVOLUSI
Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Ahista Tasya Kamila
2. Fatmah
3. Hanny Riyani
4. Jihan Rhaudhatul J
5. Reza Ahmad Fauzan
6. Rhazif Nurdondi
Kelas XII MIPA 4
SMA NEGERI 1 PALIMANAN
JL. KH. AGUS SALIM NO. 128 PALIMANAN, 45161 TLP. : (0231) 341023 Email :
[email protected] Web : http://www.sman1palimanan.sch.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulisan makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang Mekanisme Evolusi,
penulis berharap dapat memberi pengetahuan dan menambah wawasan bagi siapapun yang
membaca makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan saran, maupun masukan-masukkan guna menyempurnakan makalah ini. Utuk
itu kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya. Akhir kata, kami meminta maaf
apabila dalam makalah ini banyak kekurangan. Oleh sebab itu kami berupaya selalu terbuka
dan subjektif mungkin terhadap kritik dan saran yang membangun guna mempertimbangkan
dimasa yang akan datang.
i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan .....................................................................................................................................2
1.4 Manfaat ...................................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan.............................................................................................................................3
A. Mekanisme Evolusi...........................................................................................................3
B. Pola Mekanisme Evolusi...................................................................................................8
C. Hukum Hardy-Weinberg ..................................................................................................9
BAB III. PENUTUP
3.1 Simpulan .................................................................................................................................10
3.2 Saran .......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama yaitu variasi,reproduksi,dan seleksi. Sifat-
sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan
suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme
bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat
diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar
spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama yaitu seleksi
alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme
menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi
lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan
lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi
selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi,
adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus
dan acak ini dengan seleksi alam.
Sementara itu, hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan
perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh
probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi. Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil,
perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada
organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan
sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain
mensugestikan bahwa semua spesies yang kite kenal berasal dari nenek moyang yang
sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mekanisme evolusi ?
2. Apa saja macam- macam mekanisme evolusi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian mekanisme evolusi
2. Untuk mengetahui apa saja mekanisme utama evolusi
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan mengenai evolusi
2. Memberikan dan menambah pemahaman terkait mekanisme utama evolusi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEKANISME EVOLUSI
Perspektif NoeDarwinisme, Evolusi terjadi bila ada perubahan frekuensi alel dalam
populasi organisme yang saling kawin. Mekanisme yang dapat menyebabkan frekuensi
alel adalah seleksi alam, penyimpangan genetik (genetic drift), dan aliran genetik.
Mekanisme Evolusi adalah perubahan sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang
sederhana ke makhluk yang lebih kompleks. Mekanisme utama untuk menghasilkan
perubahan evolusioner adalah seleksi alam dan hanyutan genetika.
Ada empat mekanisme evolusi, yaitu:
1. Seleksi Alam
Evolusi melalui seleksi alam adalah suatu proses dimana mutasi genetik yang
meningkatkan reproduksi menjadi ada, menjadi tetap atau makin banyak dijumpai
generasi selanjutnya. Ini sering disebut mekanisme „self evident‟ sebab ada tiga syarat
yang wajib terpenuhi untuk dapat terjadi, yaitu :
a) Ada variasi terwariskan pada organisme dalam populasi tersebut
b) Organisme menghasilkan lebih banyak anak, namun sedikit sekali yang bisa
bertahan hidup
c) Anak-anak atau keturunan ini bervariasi kemampuan bertahan hidup dan
bereproduksinya
kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk tetap hidup dan
bereproduksi. Akibatnya organisme dengan sifat-sifat yang memberikannya
keuntungan akan lebih banyak jumlahnya dibanding pesaingnya dan pembawa sifat-
sifat yang tak menguntungkan akan berkurang atau hilang pada generasi-generasi
berikutnya. Konsep sentral seleksi alam fitness evolusi dari suatu organisme. Fitness
adalah ukuran kemampuan organisme untuk dapat bertahan hidup dan bereproduksi.
Yang selanjutnya menentukan ukuran konstribusi genetiknya kepada generasi
selanjutnya. Fitness tidak sama dengan jumlah total anak pada satu individu saja
namun diindikasikan sebagai jumlah generasi selanjutnya yang membawa gen
organisme yang bersangkutan. Misalnya bila suatu organisme bila bertahan hidup baik
dan bereproduksi dengan cepat namun semua anaknya terlalu kecil dan lemah
3
bertahan hidup. Maka organisme ini hanya memiliki konstribusi genetik yang kecil
pada generasi selanjutnya dan disebut fitness nya rendah. Bila suatu alel meningkatkan
fitness lebih dari alel lain pada suatu gen maka setiap generasi alel ini akan lebih
banyak dijumpai didalam populasi. Sifat-sifat ini disebut „selected for‟. Contoh sifat-
sifat yang meningkatkan fitness adalah peningkatan ketahanan hidup dan peningkatan
fekunditas. Sebaliknya, fitness yang lebh rendah yang di sebabkan adanya alel yang
tak menguntungkan dan menggangu akan menyebabkan alel ini menjadi semakin
jarang muncul pada generasi selanjutnya, dan ini disebut „selected against‟. Yang
penting bahwa fitness suatu alel bukan merupakan ciri-ciri yang menetap. Bila
lingkungan berubah maka sifat-sifat yang dulunya netral atau bahkan berbahaya serta
mengganggu akan bisa menjadi menguntungkan dan begitu juga sebaliknya. Namun
bahkan bila arah seleksi tidak berubah denga cara ini maka siat-sifat yang hilang dulu
mungkin tak dapat tersusun kembali dalam susunan yang identik.
Suatu bagan yang menunjukkan adanya tiga jenis seleksi yaitu:
1. Seleksi terarah
Jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan seleksi terhadap suatu jenis
yang menyebabkan spesies tersebut beradaptasi pada kondisi baru. Didalam
populasi, akan ada range atau rentang individu yang berdasarkan dengan salah
satu karakter.
2. Seleksi stabilisasi
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil
keekstriman atau penonjolan didalam kelompok. Dalam hal ini, hal tersebut
mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatau populasi, dengan
demikian mengurangi pula kecepatan mengalami perubahan evolusi.
3. Seleksi disruktif
Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini penting
dalam mencapai perubahan evolusi. Seleksi disruktif dapat terjadi jika factor-
factor lingkungan mengambil sejumlah bentuk terpisah.
4
2. Mutasi Gen
Di samping menjadi sumber utama variasi, mutasi dapat juga berfungsi sebagai
mekanisme evolusi apabila ada berbagai probabilitas pada tingkat molekul agar
mutasi dapat terjadi. Ini merupakan proses mutasi yang disebut mutasi gen .Bila dua
genotip,misalkan satu dengan nukleotida G dan satunya lagi dengan nukloitida A pada
posisi yang sama dan punya fincss yang sama namun mutasi dari G ke A lebih sering
dibanding mutasi dari A ke G, maka lebih cenderung terbentuk genotip dengan
nukleotida A. Perkembangan mutasi bisa juga sudah dijumpai pada evolusi morfologi.
Mutasi yang menyebabkan hilangnya fungsi gen lebih sering terjadi dibanding
mutasi yang membentuk gen yang baru yang berfungsi penuh. Kebanyakan hilangnya
mutasi fungsi adalah “selected againts”. Namun bisa seleksi lemah mutasi bias
menuju hilangnya fungsi dapat mempengaruhi evolusi.
Misalnya Pigmen tak lagi bermanfaat bila hewan hidup di gua yanga gelap dan
cenderung akan hilang. Hilangnya fungsi ini dapat terjadi karena adanya mutasi gen.
3. Penyimpangan Genetik
Penyimpangan genetik adalah perubahan frekuensi alel dari satu generasi ke
genarasi selanjutmya yang terjadi karena peran yang bermain dalam menentukan
apakah suatu individu akan bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam istilah matematis
alel menjadi subjek sampling error. Akibatnya bila tidak ada gaya selektif atau gaya
selektif relative rendah frekuensi alel cenderung menyimpang ke atas atau ke bawah
secara acak.
5
Bahkan saat absennya gaya selektif, penyimpangan genetk dapat menyebabkan dua
populasi terpisah yang mulai dengan struktur genetik yang sama untuk menyimpang
atau bergeser menjadi dua populasi divergen dengan set alel yang berbeda.
Gambar : simulasi penyimpangan genetik 20 alel yang tak berhubungan pada 10
populasi(atas) dan 100(bawah). Penyimpangan fiksasi lebih cepat terjadi pada populasi
yang lebih kecil.
Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran antar populasi,yang biasanya
merupakan spesies yang sama. Ada atau tidaknya aliran gen secara fundamental
mengubah perjalanan evolusi. Karena kompleksitas organisme, dua populasi manapun
yang terpisah sempurna akhirnya akan terbentuk ninkompatibilitas genetic melalui proses
netral, seperti model Bateson-Dobzhansky-Muller, bahkan walaupun dua populasi tersebut
tetap identic dalam hal adaptasi terhadap lingkungannya.
Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan perkembangbiakan
organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies meliputi pembentukan
organisme hibrid atau transfer gen horizontal. Migrasi kedalam atau keluar populasi dapat
mengubah frekuensi alel, serta menambah variasi genetika kedalam suatu populasi.
Imigrasi dapat menambah bahan genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu
populasi. Sebaliknya, emigrasi dapat menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan
reproduksi antara dua populasi yang berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran
gen dapat memperlambat proses ini dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar
populasi. Aliran gen dihalangi oleh barisan gunung, samudera, dan padang pasir. Bahkan
bangunan manusia seperti Tembok Raksasa Cina dapat menghalangi aliran gen tanaman.
6
4. Aliran gen
Gene Flow(alur gen), akibat adanya imigran yang dapat menambah alel baru kedalam
unggun gen suatu “deme”, sehingga dapat mengubah frekuensi alel. Alur gen berarti kisaran
imigran mulai dari yang sangat rendah ke sangat tinggi tergantung dari jumlah individu yang
datang dan seberapa banyak perbedaan genetik yang ada pada individu-individu dalam
“deme” yang dapat bergabung. Bila tidak ada perbedaan yang banyak antara “deme-deme”
dalam populasi yang besar, maka pergerakan individu dalam jumlah yang sangat kecil
diantara “deme-deme” di pandang cukup kuat dalam menjaga frekuensi alel tetap sama.
Bagaimanapun juga bila informasi genetik sangat berbeda, imigrasi kecil menghasilkan
perubahan frekuensi alel yang sangat besar, misalnya hibridisasi, perkawinan dalam
(interbreeding) diantara individu-individu yang termasuk dalam spesies yang dianggap
berbeda mungkin saja terjadi. Hibridisasi semacam itu mungkin membawa banyak alel baru
kedalam populasi dan memungkinkan menjadi penyebab dimulainya kecenderungan baru
dalam evolusi penerima.
Banyak spesies yang terdiri dari penduduk lokal yang anggotanya cenderung untuk
berkembangbiak didalam kelompok. Setiap penduduk lokal dapat mengembangkan gen yang
berbeda dari yang lain penduduk lokal. Namun, anggota dari satu populasi dapat
berkembangbiak dengan sesekali imigran dari populasi yang berdekatan dari spesies yang
sama. Hal ini dapat memperkenalkan gen baru atau mengubah freuensi gen yang ada di
warga.
Dengan banyak tanaman dan beberapa binatang, aliran gen dapat terjadi tidak hanya
antara sub-populasi dari spesies yang sama tetapi juga antara yang berbeda (tapi masih
berhubungan) spesies. Jika hibrida kemudian berkembangbiak dengan salah satu jenis
orangtua, gen baru masuk ke kolam gen dari populasi induk. Ini hanyalah aliran gen antara
spesies daripada dalam diri mereka.
7
B. POLA-POLA MEKANISME EVOLUSI
a. Evolusi Divergen
Evolusi divergen terjadi ketika suatu spesies yang berbeda berkembng dari
nenek moyang yang sama. Contohnya adalah tupai antelop di Grand Canyon. Mereka
berasal dari nenek moyang yang sama. Akan tetapi keduanya menjadi spesies yang
berbeda karena isolasi geografis.
b. Evolusi Konvergen
Evolusi konvergen terjadi ketika dua spesies yang berkerabat jauh memiliki
sifat atau karakteristik yang mirip. Hal itu terjadi karena spesies tersebut hidup dalam
habitat yang sama sehingga dituntut untuk beradaptasi pada lingkungan yang sama.
c. Radiasi Adaptif
Radiasi adaptif terjadi ketika sejumlah anggota populasi tunggal mengalami
evolusi divergen secara bersama-sama. Radiasi adaptif merupakan kecenderungan
suatu populasi untuk mengalami evolusi dan mengalami perubahan bentuk tubuh
sebagai respon adaptif terhadap perubahan kondisi lingkungan yang berbeda.
Radiasi adaptif terjadi pada burung finch yang awalnya berasal dari dataran
Amerika ke Kepulauan Galapagos untuk mencari makanan. Burung finch mengalami
perubahan bentuk struktur paruhnya yang awalnya berfungsi sebagai pemakan biji
dan buah, kini berevolusi menjadi berbagai macam struktur paruh pemakan nektar,
tumbuhan dan serangga.
d. Koevolusi
Koevolusi terjadi 2 spesies sama-sama melakukan evolusi dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Biasanya koevolusi terjadi pada dua spesies yang
memiliki interaksi yang dekat secara ekologi. Misalnya antara predator dan
mangsanya, komensalisme dan mutualisme. Perubahan evolusioner memungkinkan
suatu jenis tanaman bunga tertentu mengembangkan struktur bunga yang panjang agar
dapat diserbuki oleh burung kolibri yang memiliki paruh yang panjang.
8
C. HUKUM HARDY-WEINBERG
Hukum Hardy-Weinberg merupakan salah satu hukum yang berperan penting dalam
mekanisme evolusi. Hukum Hardy-Weinberg ditemukan oleh W.Weinberg seorang
fisikawan, dan G.H. Hardy, seorang matematikawan, pada tahun 1908. Kedua ahli tersebut
berasal dari Inggris.
Hukum Hardy-Weinberg “Frekuensi alel dan gen dalam suatu populasi akan konstan
dari generasi ke generasi”.
- Syarat Berlakunya Hukum Hardy-Weinberg
Salah satu kondisi yang mensyaratkan berlakunya hukum ini adalah jumlah populasi yang
besar. Populasi yang besar tersebut memungkinkan terjadinya perkawinan acak dan tingkat
fertilitasi dan viabilitas yang sama tingginya. Selain itu, kondisi lain yang memungkinkan
untuk terjadinya Hukum Hardy-Weinberg adalah tidak adanya mutasi, seleksi alam, dan
migrasi. Oh iya, jika Hukum Hardy-Weinberg terjadi, maka evolusi tidak akan terjadi.
Sebaliknya, evolusi terjadi jika Hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku.
- Rumus Hukum Hardy-Weinberg
9
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan :
1. Mekanisme evolusi adalah perubahan sedikit demi sedikit dari makhluk hidup
yang sederhana ke makhluk yang lebih kompleks. Mekanisme utama untuk
menghasilkan perubahan evolusioner adalah seleksi alam dan hanyutan
genetika.
2. Ada 4 mekanisme utama evolusi, yaitu :
a. Seleksi alam
b. Mutasi gen
c. Penyimpangan genetik
d. Aliran gen
3.2 SARAN
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/537324051/MAKALAH-MEKANISME-EVOLUSI
Diakses pada 26 Januari 2022, pukul 19.20 WIB
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-hukum-hardy-weinberg
Diakses pada 27 Januari 2022, pukul 17.30 WIB
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-pola-pola-evolusi-
9751/#:~:text=Mekanisme%20evolusi%20terjadi%20dengan%20mengikuti,%2C%20radiasi
%20adaptif%2C%20dan%20koevolusi.&text=Evolusi%20divergen%20terjadi%20ketika%20
suatu,dari%20nenek%20moyang%20yang%20sama.&text=Mereka%20berasal%20dari%20n
enek%20moyang%20yang%20sama.
Diakses pada 27 Januari 2022, pukul 19.13 WIB
11
LAMPIRAN
12