The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

RENCANA AKSI PERAN PNS DALAM NKRI TERKAIT ISU DI UNIT KERJA

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kurniawatimaulida487, 2021-09-22 01:17:14

RENCANA AKSI PERAN PNS DALAM NKRI TERKAIT ISU DI UNIT KERJA

RENCANA AKSI PERAN PNS DALAM NKRI TERKAIT ISU DI UNIT KERJA

Berdasarkan pengalaman melaksanakan tugas sebagai guru Bahasa

Indonesia SMP Negeri 1 Balongbendo, terdapat beberapa isu antara lain

sebagai berikut.

Identifikasi Isu

No. Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan

1. Siswa disiplin untuk Siswa kurang disiplin Siswa disiplin untuk

bergabung dalam mengumpulkan pembelajaran daring

pembelajaran secara tugas dan mengumpulkan

baik PTM maupun tugas

daring tetapi kurang

disiplin

mengumpulkan

tugas

2. Siswa kurang Siswa kurang Siswa kurang

menguasai teknologi menguasai teknologi menguasai teknologi

yang dimanfaatkan yang dimanfaatkan yang dimanfaatkan

dalam pembelajaran dalam pembelajaran dalam pembelajaran

3. Penggunaan model Penggunaan model Penggunaan model

dan media dan media dan media

pembelajaran yang pembelajaran yang pembelajaran yang

monoton monoton inovatif

4. Belum optimalnya Belum optimalnya Pembelajaran Bahasa

pembelajaran pembelajaran Bahasa Indonesia pada masa

Bahasa Indonesia Indonesia pada masa PTM terbatas

pada masa PTM PTM terbatas mencapai tingkat

terbatas keoptimalan yang

maksimal

5. Siswa kurang dapat Siswa kurang dapat Siswa dapat

menggunakan menggunakan menggunakan bahasa

bahasa Indonesia bahasa Indonesia Indonesia yang baik

yang baik dan yang baik dan santun dan santun ketika

santun ketika ketika berkomunikasi

berkomunikasi berkomunikasi

Secara lebih mendalam, tabel tersebut diuraikan pada penjelasan
berikut.
1. Siswa disiplin untuk bergabung dalam pembelajaran secara PTM

maupun daring tetapi kurang disiplin mengumpulkan tugas
Selama pembelajaran daring, masih banyak siswa yang terlambat
bergabung dalam pembelajaran. Rata-rata mereka masih memerlukan
waktu 15 sampai 20 menit setelah guru menyampaikan salam untuk
membuka pelajaran melalui grup WA. Setiap pertemuan, tidak lebih dari
10 siswa yang bergabung tepat waktu. Hal itu juga terjadi ketika siswa
diminta untuk mengumpulkan tugas. Dari 35 siswa, hanya sekitar 15
siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu, sisanya mengumpulkan
tugas melebihi batas waktu yang ditentukan, bahkan selalu ada satu atau
dua siswa yang tidak mengumpulkan meski telah diberi tenggat waktu
tambahan. Namun ketika PTM, siswa datang tepat waktu di kelas.

2. Siswa kurang menguasai teknologi yang dimanfaatkan dalam
pembelajaran
Selama pembelajaran daring, berbagai aktivitas di sekolah serba
dibatasi.Oleh karena itu, para siswa diharuskan untuk menguasai
penggunaan teknologi sebagai sarana utama untuk pembelajaran daring.
Faktanya masih banyak siswa yang belum menguasai penggunaan IT,
seperti cara bergabung di google classroom, cara mengirim tugas,
mengoperasikan office, tidak tahu cara menemukan materi yang sudah
tertimbun ratusan chat di WA grup, dll. Hal ini membuat siswa tidak
dapat mengakses banyak materi yang disediakan melalui jaringan maya.
Rata-rata mereka hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh guru.

3. Penggunaan model dan media pembelajaran yang monoton
Pada masa pandemi covid-19 ini pembelajaran dilakukan secara PTM
terbatas (perpaduan antara PJJ dan PTM), tidak seharusnya penggunaan
media pembelajaran diabaikan. Guru harus tetap mempertimbangkan
berbagai media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menyampaikan materi. Media pembelajaran yang dipilih tentunya harus

tetap memperhatikan karakteristik peserta didik, daya dukung sarana
dan prasarana, serta kesesuaian dengan materi pembelajaran. Hal ini
disebabkan, media merupakan salah satu sarana yang paling baik untuk
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

4. Belum optimalnya pembelajaran Bahasa Indonesia pada masa PTM
terbatas
Pembelajaran tatap muka terbatas membawa banyak dampak bagi
pendidikan. Salah satunya adalah belum optimalnya pembelajaran
Bahasa Indonesia pada masa PTM terbatas. Dikatakan belum optimal
karena ada beberapa factor yang mempengaruhinya. Ketidakoptimalan
tersebut membawa dampak yang kurang baik terhadap hasil belajar
siswa.

5. Siswa kurang dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
santun ketika berkomunikasi
Bahasa Indonesia selain sebagai mata pelajaran juga harus berfungsi
untuk membiasakan siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan santun. Fakta di lapangan menunjukkan, siswa SMP Negeri 1
Balongbendo kurang dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan santun ketika berkomunikasi. Misal, banyak siswa yang masih
menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan guru padahal
dalam situasi yang resmi. Banyak juga siswa yang menggunakan bahasa
campuran ketika berkomunikasi dengan alasan ketidaktahuan mereka
terhadap padanan bahasa daerah yang ingin dipakai. Mirisnya, beberapa
siswa bahkan kurang santun untuk bertutur kata (menggunakan dialek
yang bermakna kasar)

Beberapa isu di atas selanjutnya dianalisis sehingga di peroleh isu yang menjadi
prioritas utama untuk dicarikan solusinya.Isu-isu tersebut dianalisis menggunakan
metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, dan Kelayakan). Hasil analisis isu
dapat dilihat dalam table berikut :

Analisis Isu Menggunakan AKPL

No Isu A K P L Total

1. Siswa kurang disiplin untuk 3 3 4 3 13

bergabung dalam pembelajaran

secara daring serta

mengumpulkan tugas

2. Siswa kurang menguasai teknologi 4 2 4 4 14

yang dimanfaatkan dalam

pembelajaran

3. Penggunaan model dan media 5 3 4 5 17

pembelajaran yang monoton

4. Belum optimalnya pembelajaran 5 3 4 4 16

Bahasa Indonesia pada masa PTM
terbatas

5. Siswa kurang dapat menggunakan 4 2 2 3 11

bahasa Indonesia yang baik dan

santun ketika berkomunikasi

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:

Aktual :
1 : Benar-benar terjadi dan tidak hangat dibicarakan
2 : Benar-benar terjadi dan agak hangat dibicarakan
3 : Benar-benar terjadi dan cukup hangat dibicarakan
4 : Benar-benar terjadi dan hangat dibicarakan
5 : Benar-benar terjadi dan sangat hangat dibicarakan

Kekhalayakan
1 : Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2 : Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak

3 : Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4 : Menyangkut hajat hidup orang banyak
5 : Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak

Problematik
1. : Masalah sederhana
2. : Masalah kurang kompleks
3. : Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4. : Masalah kompleks
5. : Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya

Layak
1 : Masuk akal
2 : Realistis
3 : Cukup masuk akal dan realistis
4 : Masuk akal dan realistis
5 : Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan

masalahnya

Berdasarkan analisis isu menggunakan metode AKPL diambil 3 isu dengan
total nilai tertinggi untuk kemudian dianalisis menggunakan metode USG.

Tabel 5
Analisis isu menggunakan USG

No Isu U S G Total Ranking

1. Penggunaan model dan media I
pembelajaran yang monoton 5 5 5 15

2. Belum optimalnya pembelajaran Bahasa 4 4 13 II
5

Indonesia pada masa PTM terbatas

3. Siswa kurang menguasai teknologi yang III
5 3 4 12

dimanfaatkan dalam pembelajaran

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:
Urgency:
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting

Seriousness:
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4 : Akibat yang ditimbulkan serius
5 : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

Growth:
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang Sangat berkembang

Isu dengan total nilai tertinggi pada analisis menggunakan USG ini yaitu
“Penggunaan model dan media pembelajaran yang monoton”

2. PENETAPAN ISU
Berdasarkan daftar isu yang telah dianalisis menggunakan metode AKPL

dan USG dapat disimpulkan bahwa “Penggunaan model dan media
pembelajaran yang monoton” merupakan isu prioritas yang harus segera
dicarikan solusinya. Dampak apabila isu tidak diselesaikan ialah sebagai
berikut.

1. Kurangnya motivasi dan minat siswa dalam menerima pembelajaran
2. Siswa tidak memahami materi yang diajarkan
3. Rendahnya hasil belajar siswa

Dilihat dari nilai Urgent (U) atau tingkat kedaruratannya, dianggap sangat
penting karena motivasi belajar merupakan hal utama yang harus ada pada diri
siswa untuk mendorong keinginan siswa dalam belajar. Nilai (S) atau tingkat
keseriusannya dianggap serius karena tanpa adanya motivasi belajar dalam diri
siswa, maka siswa tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik. Nilai
Growth (G) atau perkembangan yang berarti apabila tidak dilakukan upaya
menumbuhkan maka motivasi belajar siswa semakin menurun dan
kemungkinan timbul masalah baru yaitu siswa akan mengalami kesulitan
dalam belajar dan mendapatkan hasil belajar yang rendah.

3. GAGASAN PEMECAHAN ISU

Merujuk pada permasalahan diatas, maka penulis mengusulkan sebuah
gagasan yang dapat digunakan untuk optimalisasi pembelajaran Bahasa
Indonesia pada masa PTM terbatas yaitu e-modul berbasis linktree. E-modul
merupakan inovasi yang memadukan modul konvensional dengan teknologi
informasi, sehingga modul yang ada dapat lebih menarik dan interaktif.
Sedangkan linktree adalah website yang menyediakan layanan untuk
memudahkan warganet menyematkan berbagai link (tautan) dengan lebih
sederhana. Tautan yang diletakkan dalam linktree dapat berupa nomor
kontak, materi pembelajaran, video motivasi, tugas siswa, serta link daftar
hadir.

Untuk mewujudkan gagasan di atas, maka dibutuhkan beberapa rangkaian
kegiatan dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja.
Rangkaian kegiatan aktualisasi dan habituasi adalah sebagai berikut :

Alur Kegiatan Pemecahan Isu

Melakukan konsultasi Melakukan konsultasi Melakukan koordinasi
dengan mentor terkait dengan coach terkait dengan rekan kerja/guru
isu dan pelaksanaan isu dan pelaksanaan senior terkait penerapan
kegiatan aktualisasi
kegiatan aktualisasi aktualisasi

Sosialisasi kepada siswa Membuat Membuat
tentang kegiatan aktualisasi e-modul (RPP)
berbasis
sekaligus pelaksanaan linktree
pretest

Menerapkan Melakukan Menyusun Laporan
penggunaan e-modul analisis hasil Aktualisasi
berbasis linktree dalam pretest dan
pembelajaran disertai
posttest
dengan post test



MATRIKS RENCANA KE

NO KEGIATAN TAHAP
12
1 Melakukan konsultasi dengan 1. Menghu
menany
mentor terkait isu dan gagasan mentor
pelaksanaan kegiatan aktualisasi pembim

2. Melakuk
dengan
dan gag
kegiatan

2 Melakukan konsultasi dengan coach 1. Menghu

terkait isu dan gagasan pelaksanaan menany

kegiatan aktualisasi coach un

pembim

2. Melakuk

dengan

dan gag

kegiatan

EGIATAN AKTUALISASI

PAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL KEGIATAN

34

ubungi dan 1. Terlaksananya konsultasi

yakan kesediaan dengan mentor

untuk melakukan 2. Tersampaikan paparan terkait

mbingan isu dan gagasan pelaksanaan

kan konsultasi kegiatan aktualisasi pada

mentor terkait isu mentor

gasan pelaksanaan 3. Mendapat persetujuan dari

n aktualisasi mentor terkait penggunaan

gagasan pada kegiatan

aktualisasi

4. Dokumentasi foto kegiatan

5. Berita acara

ubungi dan 1. Terlaksananya konsultasi

yakan kesediaan dengan coach

ntuk melakukan 2. Tersampaikan paparan terkait

mbingan isu dan gagasan pelaksanaan

kan konsultasi kegiatan aktualisasi pada coach

coach terkait isu 3. Mendapat persetujuan dari

gasan pelaksanaan coach terkait penggunaan

n aktualisasi gagasan pada kegiatan

aktualisasi

3 Melakukan koordinasi dengan rekan 1. Menany

kerja/guru senior terkait penerapan guru sen

aktualisasi melakuk

terkait g

pelaksa

2. Melakuk

dengan

dengan

pendapa

terkait g

pelaksa

4 Membuat RPP 1. Menyus

2. Menyus

5 Membuat e-modul berbasis Linktree 1. Membu

berbasi

penuh t

kreatif,

6 Sosialisasi kepada siswa terkait 1. Mengoo

pelaksanaan aktualisasi sekaligus mengun

sosialisa

yakan kesediaan 4. Dokumentasi foto kegiatan
nior untuk 5. Berita acara
kan koordinasi 6. Lembar konsultasi dengan
gagasan dan
anaan aktualisasi coach
kan koordinasi 1. Terlaksananya koordinasi
guru senior
meminta dengan guru senior
at atau saran 2. Mendapat saran atau pendapat
gagasan dan
anaan aktualisasi dari guru kelas terkait gagasan
sun RPP pretest dan pelaksanaan aktualisasi
sun RPP prostest 3. Dokumentasi foto kegiatan
4. Berita acara
5. Lembar diskusi dengan rekan
kerja/ guru senior

1. RPP pretest
2. RPP posttest

at e-modul 1. Terealisasinya e-modul

is Linktree dengan berbasis linktree

tanggung jawab,

dan inovatif.

ordinir/ 1. screenshoot video sosialisasi

ndang siswa untuk 2. screenshoot WA group kelas

asi secara daring VIII-I

pelaksanaan pretest 2. Member
tentang
7 Menerapkan penggunaan media aktualis
linktree dalam pembelajaran
menyusun teks eksplanasi disertai 3. Member
dengan posttest kepada
menget
awal ma
teks eks
siswa

1. Melakuk
dengan
modul b

2. Tanya ja
siswa

3. Mengam
siswa sa

4. Member
kepada

9 Menyusun laporan aktualisasi 1. Mengum
bukti pe
laporan

rikan arahan 3. Dokumentasi proses

g pelaksanaan pelaksanaan pretest

sasi 4. sampel hasil pre test

rikan pre test siswa

siswa, untuk 4. Nilai pretest siswa

tahui pemahaman 5. Presensi kehadiran

ateri menyusun siswa

splanasi pada

kan pembelajaran 1. Screenshoot video pengenalan
menggunakan e- e-modul berbasis linktree
berbasis linktree
awab dengan 2. screenshoot WA group kelas
VIII-I ketika pembelajaran
mati keaktifan menggunakan e-modul berbasis
aat pembelajaran linktree
rikan posttest
siswa 3. Dokumentasi proses
pembelajaran dengan
mpulkan data dan menggunakan e-modul berbasis
endukung setiap linktree
n kegiatan yang
4. Hasil pos test siswa
5. Nilai postest siswa
6. Presensi kehadiran siswa
1. Terkumpulnya data dan bukti

pendukung laporan aktualisasi.
2. Terlaksananya konsultasi

aktual
2. Melaku

dengan
mengen
aktualis
tercipta
aktualis
dipertan
3. Menyus
sistema

dengan mentor dan coach

kan konsultasi mengenai hasil aktualisasi

n mentor dan coach 3. Laporan aktualisasi

nai hasil

sasi agar dapat

a laporan

sasi yang dapat

nggungjawabkan

sun laporan secara

atis


Click to View FlipBook Version