The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pedoman Implementasi Periklanan Pangan Olahan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by miranda, 2023-02-22 21:16:46

Pedoman Implementasi Periklanan Pangan Olahan

Pedoman Implementasi Periklanan Pangan Olahan

41 Iklan pangan olahan yang menampilkan kekerasan dan pengucapan kata yang tidak pantas


42 f. Menganjurkan pola makan atau diet yang tidak sehat; contoh: Iklan pangan olahan yang menganjurkan pola makan sehat Iklan pangan olahan yang menganjurkan pola makan tidak sehat


43 g. Menggunakan kata superlatif, kecuali jika disertai dengan bukti berupa sertifikat atau bentuk lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Bukti adalah penjelasan sah berupa survei atau riset dari lembaga independen kredibel yang menjelaskan tentang pencapaian sebuah produk. Jika bukti tidak mempunyai masa berlaku, maka bukti tersebut hanya berlaku selama dua tahun. contoh: Penggunaan kata superlatif disertai dengan bukti pendukung Penggunaan kata superlatif tidak disertai dengan bukti pendukung


44 h. Memuat pernyataan “satu-satunya”, “hanya”, “cuma”, atau yang bemakna sama, kecuali jika memiliki data yang dapat dipertanggungjawabkan; Kata-kata “satu satunya”, “hanya” atau yang bermakna sama harus bisa dijelaskan dan dibuktikan secara lisan dan tertulis. Penjelasan tersebut harus bisa diakses secara mudah oleh khalayak. Klaim diatas juga harus jelas dalam kategori tertentu, serta konteks ruang dan waktu tertentu. Data yang dapat dipertanggungjawabkan dapat berupa sertifikat atau bentuk lain seperti hasil survei atau riset dari lembaga independen kredibel yang menjelaskan tentang pencapaian sebuah produk. Contoh: Memuat pernyataan “satusatunya” dengan disertai data pendukung Memuat pernyataan “satusatunya” tanpa disertai data pendukung


45 i. Mengeksploitasi kata yang sudah terdaftar sebagai merek yang dapat menimbulkan makna yang menyesatkan; contoh: Iklan pangan olahan yang tidak mengeksploitasi kata atau logo tertentu yang telah diizinkan untuk digunakan Iklan pangan olahan yang mengeksploitasi logo yang telah diizinkan untuk digunakan


46 j. Memuat pernyataan perbandingan produk, kecuali apabila perbandingan dilakukan dengan pangan olahan sejenis yang diproduksi oleh perusahaan yang sama dan telah beredar; Keterangan yang digunakan sebagai pembanding dapat berupa “spesial”, “premium”, “gold”, “platinum”, “ekstra”, “plus (+)”, “advanced”, atau kata lain yang semakna. Ketentuan lebih lanjut mengenai pernyataan perbandingan produk mengacu pada Peraturan Badan POM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2021 pada Pasal 62. Contoh: Iklan pangan olahan yang membandingkan produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan yang sama Iklan pangan olahan yang membandingkan produk sejenis yang diproduksi dari perusahaan yang berbeda


47 k. Memuat pernyataan pangan olahan dapat menyehatkan dan dapat meningkatkan kecerdasan dengan hanya mengonsumsi pangan olahan yang diiklankan tersebut; contoh: Iklan memuat pernyataan bahwa pangan olahan dapat mencerdaskan anak-anak Iklan tidak memuat pernyataan bahwa pangan olahan dapat menyehatkan dan dapat meningkatkan kecerdasan


48 l. Memuat pernyataan yang mengesankan bahwa manfaat dari satu produk dapat memengaruhi perubahan status, popularitas, kepandaian, keberhasilan dalam kegiatan olah-raga, perubahan fisik, dan hal sejenis lainnya; contoh: Iklan memuat pernyataan bahwa pangan olahan seolah-olah dapat membuat kulit cerah dan bersinar Iklan tidak memuat pernyataan yang mengesankan manfaat dari satu produk dapat memengaruhi perubahan status, popularitas, kepandaian, dan hal sejenis lainnya


49 m. Menghubungkan dengan suatu acara/peristiwa/kegiatan, dimana karena mengonsumsi pangan olahan tersebut seseorang meraih prestasi, atau berhasil keluar sebagai pemenang dalam kegiatan tersebut; contoh: Iklan tidak mengaitkan konsumsi pangan olahan dengan prestasi atau keberhasilan lain Memuat pernyataan seolah-olah dapat berprestasi setelah mengonsumsi pangan olahan


50 n. Memuat pernyataan “aman”, “tidak berbahaya”, “tidak mengandung risiko” atau “tidak ada efek samping” atau yang bermakna sama tanpa keterangan yang lengkap; contoh: Memuat pernyataan aman dan tidak berbahaya disertai penjelasan Memuat pernyataan aman dan tidak berbahaya tanpa disertai penjelasan


51 o. Menampilkan testimoni terkait klaim gizi, klaim kesehatan, atau klaim lain yang belum disetujui pada saat mendapatkan izin edar; Klaim adalah segala bentuk uraian yang menyatakan, menyarankan atau secara tidak langsung menyatakan perihal karakteristik tertentu suatu pangan yang berkenaan dengan asal usul, kandungan gizi, sifat, produksi, pengolahan, komposisi atau faktor mutu lainnya. Pencantuman klaim gizi, klaim kesehatan, atau klaim lainnya seperti klaim isotonik, klaim vegan, dan klaim terkait mikroorganisme pada iklan pangan olahan harus sesuai dengan label yang disetujui pada saat mendapatkan izin edar. Contoh produk: Label yang disetujui dan mendapat izin edar mencantumkan klaim kandungan Zat Gizi “Sumber serat pangan dan sumber protein” dan Klaim Kesehatan “membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, serta membantu mempertahankan/ memelihara fungsi saluran pencernaan”


52 Contoh iklan: Iklan pangan olahan menampilkan testimoni yang sudah disetujui pada saat mendapatkan izin edar Iklan pangan olahan menampilkan testimoni terkait klaim yang belum disetujui pada saat mendapatkan izin edar


53 p. Menampilkan visualisasi atau informasi terkait klaim gizi, klaim kesehatan atau klaim lain yang belum disetujui pada saat mendapatkan izin edar; Klaim adalah segala bentuk uraian yang menyatakan, menyarankan atau secara tidak langsung menyatakan perihal karakteristik tertentu suatu pangan yang berkenaan dengan asal usul, kandungan gizi, sifat, produksi, pengolahan, komposisi atau faktor mutu lainnya. Pencantuman klaim gizi, klaim kesehatan, atau klaim lainnya seperti klaim isotonik, klaim vegan, dan klaim terkait mikroorganisme pada iklan pangan olahan harus sesuai dengan label yang disetujui pada saat mendapatkan izin edar. Contoh produk: Label yang disetujui dan mendapat izin edar mencantumkan klaim kandungan Zat Gizi “Tinggi akan Vitamin C, D, E, Protein dan Kalsium”


54 Contoh iklan: Iklan pangan olahan memuat klaim yang sudah disetujui pada saat mendapatkan izin edar Iklan pangan olahan memuat klaim rendah lemak dan gula yang belum disetujui pada saat mendapatkan izin edar


55 q. Menggunakan dan/atau menampilkan pahlawan dan monumen secara tidak layak; contoh: Menampilkan pahlawan nasional dengan layak Memuat pernyataan dari tokoh pahlawan nasional yang dimodifikasi untuk keperluan iklan pangan olahan


56 r. Memuat pernyataan “penemuan baru”, “ajaib/keajaiban alami”, “keramat”, “keajaiban dunia”, “agar lebih efektif”, “agar lebih berprestasi”, “modern”, atau “canggih”; contoh: Iklan pangan olahan tidak memuat pernyataan yang dilarang Iklan pangan olahan memuat pernyataan yang dilarang “keajaiban”


57 s. Menyalahgunakan istilah ilmiah dan statistik untuk menyesatkan masyarakat; contoh: Menyampaikan data hasil penelitian sebagai dasar dari penggunaan istilah “9 dari 10” Menggunakan istilah statistik tanpa disertai hasil penelitian


58 t. Menggunakan dan mengeksploitasi ikon yang berkesan ilmiah yang sebenarnya tidak memiliki arti ilmiah. Ikon yang dapat dicantumkan pada iklan harus sesuai dengan label yang telah disetujui oleh Badan POM; contoh: Iklan pangan olahan tanpa gambar/simbol yang seolah-olah memiliki arti ilmiah Menggunakan simbol yang seolah-olah memiliki arti ilmiah tanpa disertai penjelasan


59 u. Menyebutkan teknologi pengolahan, kecuali teknologi tersebut diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan atau dapat dibuktikan dengan data dukung ilmiah; Teknologi pengolahan yang diatur dalam Peraturan Badan POM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan diantaranya pasteurisasi, Ultra High Temperature (UHT), dan sterilisasi. Contoh: Iklan pangan olahan yang menyebutkan teknologi pengolahan sesuai peraturan perundang-undangan Iklan pangan olahan yang menyebutkan teknologi pengolahan yang belum terbukti dapat digunakan pada jenis pangan olahan yang diiklankan


60 v. Mengambil kesempatan dan/atau keuntungan atas kesalahan orang lain; contoh: Iklan pangan olahan yang tidak mengambil keuntungan atas kesalahan produk lain Iklan pangan olahan yang mengambil keuntungan atas kesalahan produk lain


61 w. Memuat keterangan atau pernyataan bahwa suatu pangan olahan merupakan sumber energi yang unggul dan segera memberikan kekuatan; contoh: Iklan pangan olahan yang tidak memuat keterangan atau visualisasi yang menyesatkan Memuat pernyataan seolah-olah pangan olahan dapat langsung memberikan kekuatan setelah dikonsumsi


62 x. Menampilkan penyia-nyiaan, pemborosan, atau perlakuan yang tidak pantas lainnya terhadap pangan olahan; contoh: Iklan pangan olahan yang tidak menampilkan penyia-nyiaan terhadap pangan olahan Iklan pangan olahan yang menampilkan visualisasi penyia-nyiaan pangan olahan


63 y. Memuat pernyataan pangan olahan dapat menyehatkan, memulihkan kesehatan, atau memulihkan tenaga; contoh: Iklan pangan olahan yang tidak memuat pernyataan atau keterangan yang dilarang Iklan pangan olahan yang memuat pernyataan dapat memulihkan tenaga


64 z. Diperankan oleh tenaga kesehatan, tokoh agama atau pejabat publik, atau berperan sebagai tenaga kesehatan, tokoh agama, atau pejabat publik; Yang dimaksud dengan tenaga kesehatan menurut Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yaitu tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lainnya. Iklan pangan olahan yang memuat percakapan seolah-olah pangan olahan dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat


65 Tokoh agama dapat berupa tokoh atau penceramah agama seperti ustadz, ustadzah, kyai, pendeta, biksu, pendanda sedangkan pejabat publik seperti Menteri/ Kepala Lembaga Negara/Gubernur/Walikota/Bupati. contoh: Iklan pangan olahan dengan Brand Ambassador produk sebagai bintang iklan Iklan pangan olahan dengan Tenaga Kesehatan sebagai bintang iklan


66 aa. Memuat pernyataan yang seolah-olah merupakan pernyataan tenaga kesehatan, tokoh agama, atau pejabat publik; contoh: Iklan pangan olahan dengan model iklan pekerja kantor/ masyarakat umum Iklan pangan olahan dengan pejabat sebagai bintang iklan


67 bb. menampilkan pemeran semata-mata anak berusia di bawah 5 (lima) tahun dalam bentuk apapun, kecuali apabila pangan olahan tersebut diperuntukkan bagi anak yang berusia di bawah 5 (lima) tahun; contoh: Iklan pangan olahan sesuai peruntukan Iklan pangan olahan tidak sesuai peruntukan karena menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 tahun


68 cc. Menampilkan nama lembaga, logo, atau identitas lembaga, termasuk lembaga sertifikasi yang melakukan analisis dan/atau mengeluarkan sertifikat terhadap pangan olahan, serta gambar laboratorium beserta aktivitas pengujian; contoh: Iklan tidak menampilkan nama, logo, atau identitas lembaga, termasuk lembaga sertifikasi, serta gambar laboratorium Iklan menampilkan nama, logo, atau identitas lembaga (Badan POM), serta gambar laboratorium (Indo Lab)


69 dd. Menampilkan nama, logo, atau identitas organisasi profesi; contoh: Iklan tidak menampilkan organisasi profesi Iklan menampilkan logo organisasi profesi


70 ee. Menampilkan visualisasi yang menampilkan adegan, gambar, tanda, tulisan, kata, suara, dan lainnya yang memberi kesan tidak sopan; contoh: Iklan tidak menampilkan kesan tidak sopan Iklan menampilkan kesan tidak sopan


71 ff. Mengandung unsur pornografi; Pornografi adalah penampilan gambar dan/atau suara dalam pesan periklanan yang mengeksploitasi erotisme atau seksualitas. contoh: Iklan pangan olahan dengan model yang memakai pakaian yang sopan Iklan pangan olahan yang mengandung unsur pornografi


72 gg. Memuat pernyataan/visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu dan sebagai satusatunya sumber gizi; contoh: Iklan susu kental manis tidak disajikan sebagai hidangan tunggal dan sebagai sumber gizi Iklan susu kental manis disajikan sebagai hidangan tunggal dan sebagai sumber gizi


73 hh. Menggunakan tulisan, kata, gambar seolah-olah pemanis buatan berasal dari alam; contoh: Iklan pemanis buatan tidak menggambarkan pemanis buatan terbuat dari bahan alami Iklan pemanis buatan sukralosa menggunakan gambar dan tulisan terbuat dari “tebu”


74 ii. Menyebutkan kata “higienis”, “sanitasi”, dan hal lain semakna yang sudah merupakan keharusan dalam proses produksi pangan olahan yang baik; contoh: Iklan pangan olahan tidak memuat pernyataan yang dilarang Iklan pangan olahan mengandung pernyataan higienis


75 jj. Memuat pernyataan yang mengeksploitasi kata “halal”. Eksploitasi kata halal adalah penggunaan label halal atau kata halal sebagai pesan utama yang dikampanyekan dengan tujuan untuk merayu, membujuk atau mempengaruhi proses pembelian. Kata halal hanya boleh dicantumkan sebagai informasi atau fakta. contoh: Pernyataan halal pada iklan hanya sebagai informasi Iklan memuat pernyataan yang mengeksploitasi kata “halal”


76 kk. Memuat pernyataan kandungan zat gizi pada pangan olahan apabila kandungan zat gizi tersebut tidak seluruhnya berasal dari pangan olahan tersebut, tetapi sebagian diberikan oleh pangan olahan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama; contoh: Iklan tidak mengklaim kandungan zat gizi yang berasal dari pangan olahan lain Iklan pangan olahan mengklaim kandungan zat gizi dari pangan olahan lain yang dikonsumsi bersamasama


77 ll. Memuat pernyataan yang dikaitkan dengan kesehatan, kecantikan dan perawatan kulit, kecuali telah sesuai dengan label pangan olahan yang disetujui; contoh: Iklan tidak dikaitkan dengan kesehatan, kecantikan dan perawatan kulit Iklan dikaitkan dengan kecantikan dan perawatan kulit


78 mm. Menampilkan visualisasi gambar bayi dibawah usia 6 (enam) bulan pada iklan MP-ASI; contoh: Iklan menampilkan visualisasi balita sesuai peruntukan produk Iklan menampilkan visualisasi bayi di bawah usia 6 bulan


79 nn. Memuat pernyataan yang menyinggung suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA); contoh: Iklan pangan olahan tidak menyinggung SARA Iklan pangan olahan menyinggung SARA terkait warna kulit secara tidak langsung


80 oo. Memuat pernyataan pangan olahan seolah-olah sebagai obat; contoh: Iklan tidak menyatakan pangan olahan seolaholah sebagai obat Iklan pangan olahan permen seolah-olah sebagai obat sakit tenggorokan


81 pp. Mensyaratkan “selama persediaan masih ada” atau ungkapan lain yang sejenis; contoh: Iklan tidak memberikan keterangan ‘selama persediaan masih ada’ Iklan memberikan keterangan ‘selama persediaan masih ada’


82 qq. Memuat pernyataan yang melecehkan, mendiskreditkan, atau merendahkan baik secara langsung maupun tidak langsung pangan lain; contoh: Iklan tidak merendahkan produk lain Iklan secara langsung merendahkan produk lain


83 rr. Menampilkan pangan olahan yang mempunyai nama dagang dan desain label yang sama, baik sebagian ataupun seluruhnya, dengan Formula Bayi, Formula Lanjutan dan PKMK; Contoh produk: Contoh iklan: Iklan menampilkan pangan olahan “susu bubuk rasa vanilla” yang labelnya berbeda dengan produk PKMK Contoh produk PKMK terdaftar Iklan menampilkan pangan olahan “susu bubuk rasa vanilla” yang labelnya sama dengan produk PKMK


84 ss. Menggunakan simbol untuk menyembunyikan, membingungkan, atau menyesatkan konsumen tentang informasi pangan olahan yang diiklankan; contoh: Keterangan simbol “hati dengan tangan” seolaholah minyak goreng sehat untuk jantung. Tulisan “non-kolesterol” pada iklan minyak goreng sawit juga dianggap menyesatkan karena pada dasarnya minyak yang berasal dari tumbuhan memang tidak mengandung kolesterol Iklan tidak memberikan informasi yang menyesatkan


85 B. Setiap orang dilarang mengiklankan pangan olahan dalam iklan layanan masyarakat. Iklan layanan masyarakat adalah pesan komunikasi publik melalui berbagai media tanpa mencantumkan identitas perusahaan dan atau produk yang tidak bertujuan komersial tentang gagasan atau wacana, untuk mengubah, memperbaiki, atau meningkatkan sesuatu sikap atau perilaku dari sebagian atau seluruh anggota masyarakat. Iklan layanan masyarakat adalah iklan promosi kesehatan yang bertujuan untuk mengubah masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) atau mendukung program pemerintah dan tidak bersifat komersial. Program pemerintah antara lain a) program pengentasan masalah kesehatan yang bersifat permanen di daerah tertinggal, daerah perbatasan, kepulauan terluar, dan daerah kurang diminati; b) program pemberantasan penyakit; c) program keluarga berencana; d) program promotif dan preventif saintifikasi jamu; dan atau e) program peduli kemanusiaan dan bencana.


86 Contoh: Iklan produk pangan tidak dipromosikan bersama iklan layanan masyarakat Iklan produk pangan dipromosikan bersama iklan layanan masyarakat


87 C. Iklan Minuman Beralkohol Minuman beralkohol berkadar etanol (C2H5OH) lebih dari atau sama dengan 1 % (satu per seratus) dilarang diiklankan dalam media massa apapun. Media massa merupakan media periklanan yang menyasar khalayak umum dan luas. Contoh: Poster iklan minuman beralkohol di Bar Iklan minuman beralkohol ditayangkan di Televisi


88 BAB IV PENGAWASAN IKLAN 1. Pengawasan iklan dilakukan oleh pengawas. 2. Pengawas berwenang untuk: a. memeriksa dan/atau mengambil data, informasi dan/atau dokumen meliputi gambar, foto, dan/atau video serta data, informasi dan/atau dokumen lain yang patut diduga merupakan kegiatan yang berkaitan dengan iklan, termasuk menggandakan atau mengutip keterangan tersebut; b. melakukan pemeriksaan fasilitas yang berhubungan dengan iklan termasuk media periklanan; c. mengakses data identitas, nama, dan alamat pemasang iklan; dan/atau d. melakukan evaluasi iklan yang beredar. 3. Masyarakat dapat berperan serta dalam pemantauan iklan/pengawasan iklan 4. Peran serta masyarakat dapat dilaksanakan dengan memberikan informasi dan/atau laporan atas dugaan pelanggaran iklan. 5. Dalam hal pemegang izin edar mengetahui dugaan pelanggaran iklan, pemegang izin edar wajib memberikan informasi dan/atau laporan atas dugaan pelanggaran iklan. 6. Pengaduan iklan dan/atau pemberian Informasi iklan/laporan iklan disampaikan kepada Kepala Badan


89 POM secara elektronik melalui: a. Untuk pengaduan iklan melalui SP4N-LAPOR!; dan/atau b. Melalui kanal pengaduan lain seperti [email protected]; telepon pengaduan masyarakat dengan nomor 1500533; c. Untuk informasi iklan/laporan iklan melalui aplikasi BPOM Mobile menu LAPOR iklan 7. Selain disampaikan secara elektronik, pemberian informasi dan/atau laporan juga dapat disampaikan secara tertulis kepada Kepala Badan POM melalui direktorat yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pengawasan iklan dan/atau unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan. 8. Pemberian informasi dan/atau laporan harus disertai: a. data mengenai identitas pelapor, pimpinan organisasi masyarakat, atau pimpinan lembaga swadaya masyarakat dengan melampirkan fotokopi kartu tanda penduduk atau identitas diri lain; dan b. keterangan mengenai dugaan adanya pelanggaran iklan dan dilengkapi dengan bukti-bukti permulaan.


90 BAB V PENUTUP Pedoman Implementasi Periklanan Pangan Olahan disusun dalam rangka memberikan acuan yang jelas mengenai implementasi ketentuan iklan pangan olahan bagi pelaku usaha, pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya. Adanya pedoman tesebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang sama mengenai implementasi ketentuan iklan pangan olahan. Akhir kata, semoga pedoman ini dapat bermanfaat sebagai panduan dalam penerapan Peraturan Badan POM Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pengawasan Periklanan pangan olahan


Click to View FlipBook Version