The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Alyaputri yashar, 2023-09-18 11:47:15

PDF BUKU PO KELOMPOK 4

PDF BUKU PO KELOMPOK 4

Oleh: kelompok 4 ASPEK KEPRIBADIAN DAN EMOSI YANG DAPAT MEMPENGARUHI PERILAKU ORGANISASI Administrasi Publik PERILAKU ORGANISASI UNIVERSITAS MULAWARMAN


KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tulisan ini dengan judul "Kepribadian dan Emosi dalam Pengaruh Terhadap Perilaku Organisasi". Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan inspirasi dalam penulisan tulisan ini. Tulisan ini bertujuan untuk membahas peran penting kepribadian dan emosi dalam konteks perilaku individu di dalam sebuah organisasi. Kedua aspek ini memainkan peran sentral dalam membentuk interaksi dan dinamika yang terjadi dalam dunia kerja, serta memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Dalam tulisan ini, kami akan menjelajahi konsep kepribadian dan emosi secara lebih mendalam, menggali bagaimana keduanya dapat mempengaruhi tindakan individu di tempat kerja, serta bagaimana pengelolaan yang tepat dari aspek-aspek ini dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan dalam konteks organisasi. Kami berharap bahwa tulisan ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran penting kepribadian dan emosi dalam dunia kerja, baik bagi individu maupun organisasi. Kami juga berharap bahwa tulisan ini dapat menjadi sumber informasi yang berguna dan bermanfaat bagi pembaca yang tertarik dalam memahami lebih lanjut tentang topik ini. Akhir kata, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta dalam penulisan tulisan ini, serta kepada pembaca yang telah memberikan perhatian dan waktu untuk membacanya. Semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan yang berharga dan bermanfaat dalam memahami peran kepribadian dan emosi dalam dunia organisasi. Samarindah, september 2023 [kelompok 4] I


DAFTAR ISI II


A. Definisi Kepribadian Kepribadian adalah istilah dalam psikologi yang mengacu pada polapola karakteristik, perilaku, pemikiran, emosi, dan ciri khas individu yang bersifat konsisten dan relatif stabil sepanjang waktu. Ini mencakup berbagai aspek, seperti cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, bagaimana mereka merespons situasi tertentu, nilai-nilai dan sikap mereka, serta ciri-ciri unik yang membedakan mereka dari individu lain. berikut beberapa definisi menurut para ahli: 1.) Menurut Fred Luthans “Kepribadian berarti bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain dan bagaimana dia memahami dan memandang dirinya sendiri serta pola sifat-sifat yang dapat diukur secara lahir dan batin serta interaksi orang-situasi”. 2.) Menurut Gordon Allport kepribadian sebagai “organisasi dinamis dalam sistem psikofisik individu yang menentukan adaptasi unik terhadap lingkungannya.” 3.) Menurut Burger (2008) “Kepribadian adalah pola perilaku yang konsisten dan proses interpersonal yang terjadi dalam diri individu”. 4.) Menurut Feist & Feist (2009) “Kepribadian sebagai pola watak yang relatif permanen dan karakter yang unik dimana keduanya memiliki konsistensi dan keunikan pada perilaku individu. BAB 1 KEPRIBADIAN 3


Karakter Temperamen Sifat Type attribute Kebiasaan B. Determinan Kepribadian Menurut Alwisol (2005:8-9) ada beberapa hal yang berkaitan dengan Kepribadian yaitu: Karakter adalah penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai, baik secara eksplisit maupun implisit.Nilai yang dimaksud adalah benar atau salah dan baik atau buruk suatu hal. Temperamen adalah kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis. Sifat adalah respons yang senada atau sama terhadap sekelompok stimuli yang mirip yang berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama Type attribute mirip dengan sifat, hanya saja kelompok stimulinya lebih terbatas. Kebiasaan merupakan respons yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula. Faktor-faktor Kepribadian seseorang dipengaruhi sebagai berikut: 1.Keturunan Keturunan mengacu pada faktorfaktor genetik, seperti perawakan fisik, kemiripan wajah, tinggi badan, temperamen, dan ritme biologis, bahkan penyakitpenyakit tertentu. Karakteristikkarakteristik tersebut umumnya dianggap dipengaruhi oleh faktor biologis, fisiologis, dan psikologis yang melekat pada orang tua kita. 2. Faktor lingkungan Lingkungan memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian seseorang karna dari lingkungan lah seseorang dapat menangkap nilai-nilai atau norma-norma yang akan dia terapkan dalam hidupnya. Hal ini meliputi budaya tempat individu hidup, pengondisian awal, norma-norma di antara keluarga, teman, kelompok sosial, dan pengaruh-pengaruh lain yang dialami. 3. Kondisi situsional Faktor situasi memengaruhi efek dari keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seorang individu, meskipun umumnya stabil dan konsisten, dapat berubah dalam situasi yang berbeda. 4


Berikut adalah beberapa kepribadian utama yang memengaruhi Perilaku Organisasi: 1.Machiavellinisme Machiavellinisme adalah salah satu karakteristik kepribadian dimana seseorang tersebut cenderung sangat pragmatis, mempertahankan jarak emosional, serta lebih mementingkan hasil dibandingkan proses. 2.Self-esteem Self-esteem atau penghargaan diri adalah penilaian seseorang terhadap diri mereka sendiri. Tingkat perasaan suka terhadap diri sendiri setiap manusia berbeda-beda. Ada yang menyukai diri mereka sendiri dan ada yang tidak menyukai diri mereka sendiri maka disebut harga diri. 3.Self-monitoring Kemampuan untuk memperhatikan apa yang terjadi di lingkungan eksternal dan tanggapan yang sesuai suatu situasi disebut sebagai selfmonitoring atau pemantauan diri. Individu dengan self-monitoring yang tinggi memungkinkan individu untuk lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan dapat memberikan respons yang tepat untuk situasi yang mereka hadapi. Ia mudah menyesuaikan perilaku mereka di segala keadaan. 4.Sikap terhadap risiko Setiap orang memiliki sikap yang berbeda dalam mengambil risiko, umumnya dibagi menjadi pengambil risiko dan penghindar risiko. Sikap individu dalam mengambil risiko telah terbukti berdampak pada berapa lama manajer dapat membuat keputusan dan seberapa banyak informasi yang dibutuhkan sebelum mereka membuat pilihan. Manajer pengambil risiko membuat keputusan yang lebih cepat dan menggunakan informasi yang kurang dalam membuat pilihan daripada manajer penghindar risiko. 5.Kepribadian proaktif Sebagian orang yang secara aktif mengambil inisiatif untuk melakukan tindakan atau membuat sesuatu yang baru dan terdapat sebagian orang yang bersikap sebaliknya, pasif terhadap situasi dan kurang berinisiatif. Organisasi tentu lebih menyukai orang-orang yang proaktif dan mereka dengan kepribadian ini biasanya dipandang cocok untuk menjadi seorang pemimpin atau sebagai agen perubahan dalam organisasi. 5


6.Type A personality Kepribadian dengan Tipe A dicirikan oleh keagresifan, ketelitian, dan berdaya saing tinggi. Mereka adalah pekerja keras yang ingin mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit, ambisius, dan perfeksionis. Individu dengan kepribadian tipe A bergerak, berjalan, dan makan dengan cepat, mudah merasa tidak sabaran, multitasking (melakukan beberapa hal di waktu bersamaaan), tidak dapat menikmati waktu luang, terobsesi dengan angkaangka, dan mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh. Mereka akan melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan seefisien mungkin, tetapi kurang toleran terhadap pegawai lain yang dianggap kurang dari mereka. Kepribadian ini juga lebih rentan terhadap stres dan rasa frustasi. 7.Locus of control Locus of control atau pusat kendali adalah keyakinan seseorang terhadap kendali atas nasib mereka sendiri, termasuk kendali atas pekerjaan, dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Locus of control dibagi menjadi 2 yaitu: 1.Locus pengendalian internal Locus pengendalian internal memercayai bahwa nasib ditentukan oleh faktor internal, yaitu diri mereka sendiri. 2.Locus pengendalian eksternal Locus pengendalian eksternal meyakini bahwa nasib mereka ditentukan seperti takdir, kesempatan, keberuntungan, dan lain-lain. Individu dengan locus pengendalian internal lebih berpotensi untuk berkembang karena mereka bersedia untuk memperbaiki diri dan tidak mudah menyalahkan orang lain. 6


C. Ciri- ciri Kepribadian Perilaku Organisasi 1.) Extraversion (Bersifat sosial/suka bergaul) didefinisikan sebagai dimensi kepribadian yang enerjik terhadap dunia sosial dan material serta memiliki watak mudah bergaul, aktif, asertif, dan memiliki emosi yang positif. Individu yang tergolong dalam kumpulan ini bersikap out going,enerjik, dan positif mempunyai perhatian lebih kepada orang disekitarnya daripada dirinya sendiri. 2.Agreeableness (Berpendapat sama/senang mencapai persetujuan) Didefinisikan bahwa dimensi kepribadian yang berorientasi prososial pada orang lain serta memiliki watak altruisme, lemah lembut dan mudah percaya. Sikap menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum nilai dari lemah lembut sampai antagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku. Dimensi ini merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk tunduk kepada orang lain. 3.Conscientiousness (Mempunyai kesadaran) Didefinisikan sebagai dimensi kepribadian dengan kontrol impuls yang memfasilitasi pengerjaan tugas dan juga perilaku goal-oriented seperti berpikir sebelum bertindak, mengikuti norma dan aturan, terorganisasi, serta memprioritaskan tugas. Sikap untuk menilai kemampuan individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. 4.Neuroticism (Bersifat neurotik/Mempunyai gangguan emosi) Didefinisikan sebagai kepribadian dengan emosi negatif sehingga rentan mengalami kecemasan, depresi, sedih, agresif, dan lain-lain. Seseorang yang biasa memiliki pandangan negatif, mempunyai emosi yang reaktif. Dikatakan demikian karena seseorang tersebut bertindak dengan lebih emosi terhadap sesuatu perkara atau peristiwa yang pada padangan atau respon orang lain adalah biasa. Mereka lebih cenderung untuk memandang sesuatu situasi yang normal sebagai mengancam nyawa dan kekecewaan yang kecil dalam hidup mereka sebagai sesuatu yang sangat susah.Disebabkan emosi-emosi yang negatif berpanjangan, pada kebiasaannya golongan ini tertekan sepanjang masa hidupnya dan golongan ini tidak dapat berfikir secara logik. 7


5.Openess to new experience (Mempunyai sikap terbuka) Didefinisikan sebagai Kepribadian dengan daya imajinasi yang tinggi, orisinil, memiliki mental pengalaman hidup yang kompleks,serta berani mencoba halhal baru diluar kebiasaannya (Costa & McCrae 2003). D. Atribut Kepribadian Utama yang mempengaruhi Perilaku Organisasi Ciri-ciri kepribadian utama yang mempengaruhi perilaku organisasi. Beberapa atribut kepribadian utama yang mempengaruhi perilaku Organisasi meliputi: 1. Tempat kedudukan kendali 2. Machiavellanisme 3. Harga diri (self esteem) 4. Pemantauan diri (self monitotring) 5. Kecondongan untuk mengambil resiko 6. Tipe kepribadian. Penjelasan mengenai atribut karakter yang disebutkan di atas dijelaskan pada uraian berikut: 1. Locus of control Locus of control adalah sejauh mana seseorang berada miliki kepercayaan diri untuk mengendalikan nasib diri sendiri. Ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Faktor internal dan eksternal. Pengendali Internal: Seseorang yang yakin bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang dilakukannya apa yang terjadi pada diri mereka sendiri. Pengendali Eksternal: Seseorang yang percaya pada apa yang terjadi di diri yang dikendalikan oleh kekuatan eksternal misalnya, Keberuntungan dan peluang. Pengaruh locus of control terhadap perilaku organisasi kelompok atau departemen internal sering kali mempunyai kinerja yang lebih baik pandai dalam bekerja, yaitu lebih giat mencari informasi terlebih dahulu, membuat keputusan, dan lebih termotivasi untuk mencapai dan meningkatkan upaya tata kelola lingkungan mereka. Ciri- ciri utamanya adalah: • Tingkat absensi rendah • Turn over rendah • Lebih sukses 8 Kinerja lebih baik Termotivasi untuk berprestasi.


Pekerjaan yang cocok untuk kelompok ini adalah pekerjaan manajemen dan profesional. Pada saat yang sama, pengaruh posisi kontrol terhadap masyarakat di luar adalh mereka lebih patuh dan mau mengikuti aturan. Ciri-cirinya: • Kurang dipuaskan oleh pekerjaan • Tingkat kemangkiran tinggi • Terasing dari lingkungan kerja • Kurang terlibat dalam pekerjaan • Tunduk dan bersedia mengikuti pengarahan Pekerjaan yang cocok bagi kelompok eksternal ini adalah pekerjaan yang terstruktur dan sifatnya rutin. 2. Machiavellanisme Machiavellianisme adalah derajat seseorang bersikap pragmatis, jaga jarak emosional, dan yakin tujuan bisa tercapai untuk membenarkan cara. Machiavellianisme tingkat tinggi ditandai dengan Lebih banyak manipulasi, lebih banyak kemenangan, jarang dibujuk lebih memilih meyakinkan orang lain dan itu lebih baik daripada membujuk orang lain Machiavellianisme Rendah. Pekerjaan yang cocok untuk kelompok Machiavellianisme tingkat tinggi adalah: • Pekerjaan yang banyak memerlukan tawar menawar (negotiation) • Pekerjaan yang menjanjikan hadiah bila berhasil (mis: penjualan berkomisi). Kelompok ini berkembang manakala: • Berinteraksi atau tatap muka secara langsung dengan orang lain daripada secara tidak langsung. • Situasi itu mempunyai aturan dan peraturan yang minimum sehingga memungkinkan ruang gerak untuk improvisasi. • Keterlibatan emosional dengan rincian yang tidak relevan dengan kemenangan mengalihkan perhatian para Machiavellianisme rendah. 3. Penghargaan diri (Self Esteem) Penghargaan diri adalah sejauh mana seseorang menyukai dan tidak menyukai diri mereka sendiri. Penghargaan diri memberikan beberapa wawasan Perilaku organisasi menarik yaitu harga diri karena diberikan secara langsung. 9


Penghargaan Harga Diri Pribadi yang Tinggi, yaitu: • Lebih mampu dibandingkan orang lain untuk sukses di tempat kerja Kemampuan yang mereka butuhkan. • Ambil lebih banyak risiko di tempat kerja. • Pilih pekerjaan yang tidak rutin Reward bagi orang yang memiliki harga diri rendah, yaitu: • Lebih rentan terhadap pengaruh eksternal • Tergantung pada penerimaan komentar positif dari orang lain • Mereka lebih cenderung mencari persetujuan orang lain. • Cenderung mengikuti keyakinan dan perilaku orang yang dihormati. • Pada posisi manajemen, cenderung peduli pada upaya menyenangkan yang lain. 4. Pemantauan diri (Self Monitoring) Pemantauan diri sebagai ciri kepribadian yang mengukur kemampuan individu menyesuaikan perilakunya berdasarkan faktor-faktor situasi eksternal. Orang dengan keterampilan pemantauan diri yang kuat kemampuan beradaptasi yang kuat untuk menyesuaikan perilakunya sendiri dipengaruhi oleh faktor situasional eksternal. Mereka sangat sensitif terhadap isyarat sinyal eksternal berperilaku berbeda dalam situasi berbeda. Pada saat yang sama, pemantauan diri yang buruk sering kali menunjukkan kepribadian kebenaran (karakter) mereka dalam semua situasi seperti ini. Dengan bukti awal dari penelitian, hal itu muncul ada hipotesis bahwa pemantauan diri tingkat tinggi akan menghasilkan kesuksesan yang lebih besar pada posisi manajemen yang mengharuskan individu untuk membuat perbedaan ganda. 5. Pengambilan resiko Pengambilan risiko sebagai ciri kepribadian yang mengukur pengaruh berapa banyak waktu yang dibutuhkan manajer untuk membuat keputusan dan mereka membutuhkan beberapa informasi sebelum mengambil keputusan. Seorang pengambil risiko tinggi sedang membuat keputusan pengambilan lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit informasi pilihan tepat daripada pengambil risiko rendah tapi keputusan tetap yang sama. 10


Kaitannya dengan perilaku organisasi terletak pada aspek-aspek berikut: Pekerjaan tertentu yang memerlukan kecenderungan mengambil risiko. Pengusaha dan pedagang perlu mengambil risiko tinggi. Pada saat yang sama, pekerjaan administratif juga cenderung demikian pengambilan risiko yang rendah. 6. Tipe kepribadian Ada dua tipe kepribadian: a. Kepribadian tipe A Berpartisipasi aktif dalam suatu bisnis dan terus berusaha terus capai lebih banyak dalam lebih banyak waktu dan dalam jangka pendek, anda juga dapat melakukan perlawanan jika diperlukan atau lainnya. Ciri-ciri tipe ini adalah: • Selalu bergerak, berjalan dan makan dengan cepat • Merasa tidak sabar dengan keadaan atau peristiwa yang terjadi. • Berpikir keras atau lakukan dua hal lebih banyak pada saat bersamaan. • Tidak mampu memanfaatkan waktu luang. • Obsesi terhadap ukuran keberhasilan formal dalam hal jumlah berapa banyak yang mereka dapatkan b. Kepribadian tipe B adalah: • Tidak pernah merasakan urgensi untuk menghabiskan waktu bersama, ketidaksabaran datang dengan perasaan ini. • Jangan pernah merasa perlu untuk membuktikan atau berdebat kinerja mereka, kecuali paparan tersebut diperlukan oleh situasi. • Lebih menyukai waktu luang dan kesenangan daripada menunjukkan keunggulan/kesuksesan. • Dapat bersantai tanpa merasa bersalah. Tipe A mengarah pada beberapa hasil perilaku yang cukup spesifik, sebagai berikut: • Pekerja bekerja dengan cepat, menghargai kuantitas dibandingkan kualitas. • Dalam hal pengelolaan, persaingan menyebabkan hilangnya kekuasaan bekerja pada waktu yang sama. • Tidak kreatif, mengandalkan masa lalu ketika memecahkan masalah. Sedangkan tipe B dengan karakteristiknya akan lebih sukses di masa depan dalam hal karir karena mengutamakan kualitas, jadi banyak bertindak bijaksana dan kreatif dengan mendiversifikasi tanggapan mereka terhadap tantangan spesifik lingkungan mereka. 11


E. Hubungan antara Kepribadian dan Budaya Nasional Kepribadian dan Budaya Nasional Tipe orang yang realistis, bercirikan rasa malu, tulus, tekun, stabil, patuh, dan praktis, menikmati aktivitas fisik yang memerlukan keterampilan, kekuatan dan koordinasi. Pekerjaan yang cocok adalah: mekanik, operator, pekerja jalur perakitan dan petani. 1. Setelah mempelajari beberapa tipe kepribadian, kita bisa lihat Tipe kepribadian dikatakan muncul di bawah pengaruh Kebudayaan suatu negara dalam mendominasi penduduknya. Itu adalah kepribadian populer di setiap negara, namun satu kepribadian akan muncul di banyak tempat negara menganut budaya yang mendukung sifat-sifat ini. Misalnya, ada pengambil risiko tinggi dan rendah dalam setiap budaya. Faktanya, budaya suatu negara akan mempengaruhinya ciri-ciri kepribadian. Ada lebih banyak kelompok internal Masyarakat Amerika Utara karena mereka mempercayai hal itu merekalah yang menentukan lingkungan, dan karyawannya adalah orang luar lebih banyak di masyarakat Timur Tengah karena mereka percaya akan hal itu bahwa setiap kehidupan mempunyai takdir. Begitu pula dengan tipe A, terdapat pada semua bangsa. Namun terlebih lagi di negaranegara kapitalis, dimana efisiensi dan Kesuksesan materi dihargai lebih tinggi. 2. Kepribadian dan Pekerjaan Holland dengan teorinya tentang kepribadian karir, mengajukan enam tipe kepribadian. Menurutnya, kepuasan seorang karyawan terhadap pekerjaannya serta kesanggupannya untuk meninggalkan pekerjaan itu bergantung pada apakah kepribadian orang tersebut cocok dengan lingkungan kerjanya atau tidak. Kepuasan kerja dan kecenderungan meninggalkan pekerjaan juga bergantung pada seberapa baik seseorang beradaptasi dengan lingkungan kerja yang sama. Tingkat kepuasan tertinggi dan tingkat turnover terendah terjadi pada situasi di mana kepribadian dan posisi atau pekerjaan cocok. Holland mengidentifikasi enam jenis karakteristik pekerjaan yang disukai dan sesuai sebagai berikut: 1. 12


2. Tipe investigasi, analitis, unik, rasa ingin tahu, mendukung kegiatan yang berkaitan dengan refleksi, pengorganisasian dan pengetahuan. Pekerjaan yang cocok adalah ahli biologi, ekonom, matematikawan dan jurnalis. 3. Tipe sosial, bercirikan keramahan, kerjasama, dan keramahan memahami dan menikmati berbagai jenis kegiatan yang melibatkan membantu dan perkembangan orang lain. Pekerjaan yang cocok adalah: pekerja sosial, guru, konselor dan psikolog klinis. 4. Tipe umum, dengan ciri-ciri patuh, efisien, praktis, tidak Imajinatif dan tidak fleksibel, menyukai aturan, peraturan dan kegiatan yang tidak mempunyai arti yang sama. Jenis pekerjaan yang cocok adalah: akuntan, manajer koperasi, teller bank. 5. Tipe wirausaha, bercirikan rasa percaya diri, ambisi, dinamisme dan dinamisme mahir, menikmati aktivitas verbal yang memungkinkan untuk memengaruhi orang dan mencapai kesuksesan. Pekerjaan yang cocok termasuk pengacara, agen real estate, spesialis hubungan masyarakat, dan manajer usaha kecil. 6. Artistik, imajinatif, berantakan, idealis, emosional dan tidak praktis, menikmati aktivitas yang bermakna dan tidak berarti sistematis dan memungkinkan ekspresi kreatif. Gunakan pembagian adalah seorang pelukis, musisi, penulis dan desainer interior. Di antara teori-teori tersebut ada tiga faktor yang dapat dijadikan kunci, yaitu: 1. Terdapat perbedaan intrinsik dalam kepribadian antar semua orang. 2. Ada banyak jenis pekerjaan yang berbeda. 3. Orang-orang di lingkungan kerja cocok dengan tipe kepribadian mereka akan lebih puas dan kecil kemungkinannya mengundurkan diri lebih banyak dibandingkan mereka yang mempunyai pekerjaan yang tidak sesuai. 13


Secara umum, emosi adalah keadaan mental yang melibatkan perasaan dan perubahan fisiologis yang kompleks, sering kali dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Emosi dapat mencakup berbagai perasaan seperti kebahagiaan, sedih, marah, takut, cinta, dan banyak lagi. Selain itu, emosi dapat memengaruhi perilaku dan pikiran seseorang. emosi juga merupakan keadaan psikologis yang melibatkan perasaan, perubahan fisiologis, dan ekspresi perilaku yang kompleks. Emosi dapat melibatkan berbagai perasaan seperti kebahagiaan, sedih, marah, takut, dan banyak lagi. Selain itu, emosi juga dapat memengaruhi pikiran, tubuh, dan tindakan seseorang. Emosi adalah reaksi kompleks yang melibatkan perasaan, ekspresi fisik, dan perubahan psikologis yang muncul sebagai respons terhadap berbagai situasi atau stimulus. Emosi dapat bervariasi dari kegembiraan, cemas, marah, sedih, takut, dan banyak lagi. Emosi melibatkan komponen kognitif (pemikiran dan penilaian), komponen fisiologis (perubahan dalam tubuh seperti denyut jantung dan pernapasan), dan komponen ekspresif (bahasa tubuh, mimik wajah, atau tindakan). Emosi berperan penting dalam pengambilan keputusan, interaksi sosial, dan kesejahteraan psikologis seseorang. Mereka dapat sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman pribadi, lingkungan, dan situasi tertentu. Studi emosi sering mencakup bidang psikologi, neurosains, dan sosiologi untuk lebih memahami sifat, asal-usul, dan dampaknya dalam kehidupan manusia. emosi biasa muncul dari pikiran atau dari tubuh, entah dari timbulnya tindakan dulu (tubuh) baru muncul emosi. Ada juga yang mengatakan bahwa emosi (pikiran) baru tindakan. EMOSI A. Definisi Emosi BAB 2 14


Menurut Para Pakar Emosi adalah pengalaman subjektif yang melibatkan perasaan, perubahan fisiologis, dan ekspresi perilaku. a. Menurut Wiliam Kames William Kames, dalam karyanya "Elements of Criticism" yang diterbitkan pada tahun 1762, membahas konsep emosi dan perasaan. Dia mengemukakan pandangannya tentang emosi sebagai berikut: Menurut Kames, emosi adalah perasaan yang muncul sebagai hasil dari persepsi objek-objek atau peristiwa tertentu. Dia berpendapat bahwa emosi adalah reaksi alami terhadap pengalaman kita dengan dunia luar. Kames mengelompokkan emosi menjadi tiga kategori utama: • Emosi Estetik: Emosi yang muncul sebagai respons terhadap keindahan atau ketidakindahan objek-objek yang kita lihat atau alami. Emosi estetik dapat mencakup kesenangan atau ketidaknyamanan estetik. • Emosi Moral: Emosi yang timbul sebagai hasil dari penilaian kita tentang tindakan-tindakan manusia sebagai benar atau salah, baik atau buruk. Contohnya adalah perasaan simpati atau kebencian terhadap tindakan seseorang. • Emosi Intelektual: Emosi yang muncul sebagai respons terhadap pemahaman atau ketidaktahuan kita tentang sesuatu. Misalnya, kita bisa merasa kagum ketika kita memahami sesuatu yang kompleks, atau merasa kebingungan ketika kita tidak memahaminya. Kames percaya bahwa emosi adalah bagian alami dari pengalaman manusia dan bahwa mereka berperan dalam pembentukan penilaian dan sikap kita terhadap dunia. Pendekatannya terhadap emosi ini memiliki pengaruh dalam perkembangan psikologi emosi dan filsafat estetika. b. Paul Ekman Emosi adalah keadaan perasaan yang kuat, bersifat sementara, dan berhubungan dengan perubahan fisiologis tertentu, seperti perubahan denyut jantung, ekspresi wajah yang khas, dan perubahan dalam tingkat hormon. Emosi terjadi sebagai respons terhadap stimulus yang signifikan, baik dari dalam diri individu maupun dari lingkungan eksternal. Emosi dapat beragam, seperti kebahagiaan, sedih, marah, takut, dan banyak lagi, dan mereka memainkan peran penting dalam mengatur perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial. 15


Kecemasan (anxiety) Definisi c. Richard Lazarus Emosi adalah suatu proses yang melibatkan evaluasi pribadi terhadap situasi tertentu yang memiliki implikasi penting bagi kesejahteraan individu. Evaluasi ini mencakup penilaian terhadap apakah situasi tersebut konsisten dengan tujuan, nilai, dan kebutuhan individu. Emosi muncul sebagai hasil dari proses ini, dan mereka mencerminkan bagaimana individu memahami dan merespons situasi tersebut. Dalam pendekatan Lazarus, peran penting diberikan pada cara individu mengevaluasi dan memahami situasi sebagai pemicu emosi mereka. Dengan kata lain, emosi dipahami sebagai hasil dari proses kognitif individu yang mencakup penilaian, interpretasi, dan pengertian terhadap situasi tertentu. d. Joseph LeDoux Emosi adalah reaksi otomatis terhadap stimulus yang merugikan atau menguntungkan, yang terjadi sebelum individu menyadari reaksinya. Reaksi ini melibatkan perubahan fisiologis, seperti peningkatan denyut jantung dan pelepasan hormon stres, yang bersifat adaptif dan membantu individu untuk bertahan hidup dalam situasi berpotensi berbahaya. LeDoux menekankan peran jalur otak subkortikal yang cepat dalam respons emosi, yang dapat terjadi tanpa melalui pemrosesan kognitif sadar. B. Jeis- jenis emosi 1. Merupakan jenis emosi yang umum dialami oleh banyak orang. Emosi ini dapat berkisar dari perasaan ringan ketidaknyamanan hingga kecemasan yang parah dan mengganggu kehidupan. Kecemasan adalah emosi yang melibatkan perasaan khawatir, tegang, atau cemas tentang situasi yang dianggap sebagai ancaman atau tidak pasti. 16


Jenis- jenis Kecemasan Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder, GAD): Kecemasan yang berkepanjangan dan berlebihan tentang berbagai situasi dan masalah dalam hidup sehari-hari. Gangguan Panik (Panic Disorder): Serangan kecemasan mendalam dan mendadak yang disertai gejala fisik yang kuat seperti detak jantung yang cepat, keringat dingin, dan ketidakmampuan untuk bernapas. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder): Kecemasan yang intens terkait dengan situasi sosial atau pertemuan dengan orang lain. Gangguan Kecemasan Fobia Spesifik (Specific Phobia): Ketakutan yang berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu, seperti takut terbang atau takut ketinggian. Gangguan Kecemasan Trauma (Post-Traumatic Stress Disorder, PTSD): Kecemasan yang timbul setelah pengalaman traumatis seperti perang, bencana alam, atau kejadian traumatis lainnya. Definisi • Gejala Gejala kecemasan dapat mencakup perasaan gelisah, ketegangan otot, ketidaknyamanan perut, jantung berdebar, dan pernapasan cepat. Kecemasan juga dapat memengaruhi pikiran, seperti ketakutan akan halhal yang belum terjadi atau pemikiran berulang tentang situasi tertentu. Gejala kecemasan dapat bersifat fisik, emosional, dan kognitif. 1. 2. 3. 4. 5. Kecemasan dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, biologis, psikologis, dan lingkungan. Kecemasan dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, biologis, psikologis, dan lingkungan 2. Kemarahan ( Anger) Kemarahan (anger) adalah salah satu jenis emosi manusia yang muncul sebagai respons terhadap situasi atau peristiwa yang dianggap merugikan atau mengecewakan. Ini adalah emosi yang alami dan dapat memiliki berbagai tingkat intensitas. Kemarahan adalah emosi yang melibatkan perasaan ketidakpuasan, kekecewaan, atau marah terhadap sesuatu yang dianggap sebagai pelanggaran, ketidakadilan, atau frustrasi terhadap tujuan atau keinginan seseorang. 17


Gejala Gejala kemarahan bisa bervariasi, tetapi umumnya termasuk peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat, ketegangan otot, dan perasaan panas atau terbakar. Seseorang yang marah mungkin juga mengalami perubahan ekspresi wajah, seperti wajah merah, fronsi, atau tatapan tajam. Kemarahan dapat memengaruhi perilaku, seperti berteriak, menggeram, atau bahkan kekerasan fisik. Fungsi Dari Kemarahan Jenis Kemarahan Kemarahan yang Sehat (Healthy Anger): Ini adalah bentuk kemarahan yang normal dan sehat yang muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan atau pelanggaran. Ini bisa menjadi dorongan untuk mengambil tindakan yang benar dan membuat perubahan positif. Kemarahan yang Tidak Sehat (Unhealthy Anger): Ini adalah kemarahan yang berlebihan, tidak terkendali, atau destruktif. Ini dapat merusak hubungan, kesehatan mental, dan kesejahteraan sosial seseorang. Pengelolaan Kemarahan Teknik pengelolaan kemarahan meliputi latihan relaksasi, meditasi, dan teknik pernapasan yang dalam. Terapi kognitif-perilaku (Cognitive-Behavioral Therapy, CBT) sering digunakan untuk membantu individu mengatasi kemarahan yang berlebihan. Komunikasi efektif adalah kunci dalam mengelola kemarahan. Berbicara dengan orang lain secara terbuka dan jujur tentang perasaan kemarahan dapat membantu menghindari konflik yang tidak perlu. 1. 2. 3. Secara evolusi, kemarahan memiliki fungsi protektif yang melibatkan respons terhadap ancaman atau ketidakadilan. Ini dapat memotivasi individu untuk bertindak dan melindungi diri mereka sendiri atau orang yang mereka cintai. 1. 2. Mengenali emosi kemarahan dan menyadari tanda-tandanya adalah langkah pertama dalam pengelolaannya. 1. 2. 3. 18


Dampak Kemarahan yang Bekerpajangan Kemarahan yang berkepanjangan atau tidak diatasi dengan baik dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang, serta hubungan sosialnya. Penting untuk kita ingat bahwasannya kemarahan itu merupakan emosi alami yang dapat memiliki manfaat, tetapi juga perlu dikelola dengan bijak. Mengenali, memahami, dan mengelola kemarahan dengan cara yang sehat adalah keterampilan penting dalam menjalani kehidupan yang seimbang dan harmonis. 3. Ketakutan (Fear) Merupakan mosi yang umum dan alami yang timbul sebagai respons terhadap ancaman atau situasi yang dianggap berbahaya. Emosi ini memainkan peran penting dalam evolusi manusia karena membantu kita bertahan hidup dan menghindari bahaya. Definisi Ketakutan adalah emosi yang muncul ketika seseorang merasa terancam atau merasa ada potensi bahaya terhadap dirinya sendiri atau orang lain. Gejala Gejala ketakutan dapat mencakup peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat, keringat berlebihan, gemetaran, serta perasaan cemas atau panik. Fungsi Ketakutan Secara evolusioner, ketakutan memiliki fungsi melindungi individu dari bahaya fisik atau psikologis. Ini adalah respons alami yang memungkinkan kita untuk menghindari situasi berbahaya atau untuk bersiap menghadapinya.Klasifikasi Ketakutan Ketakutan Normal: Ini adalah ketakutan yang muncul sebagai respons terhadap ancaman nyata atau potensial yang wajar. Misalnya, takut akan kecelakaan lalu lintas saat mengemudi di jalan yang berbahaya Ketakutan Patologis: Ini adalah ketakutan yang berlebihan, tidak rasional, atau berkepanjangan terhadap objek atau situasi tertentu. Contohnya adalah fobia yang parah atau gangguan kecemasan yang melibatkan ketakutan berlebihan. 19


Pengelolaan Ketakutan Terapi perilaku kognitif (Cognitive-Behavioral Therapy, CBT) sering digunakan untuk mengatasi ketakutan yang berlebihan atau fobia. Teknik relaksasi, meditasi, dan visualisasi dapat membantu seseorang mengatasi ketakutan dan kecemasan. Terkadang, obat-obatan yang diresepkan oleh profesional kesehatan mental dapat membantu mengelola gejala ketakutan yang berat. Dampak Ketakutan yang Berlebihan Definisi Gejala Fungsi Kesenangan Pengelolaan ketakutan melibatkan pemahaman tentang ketakutan itu sendiri dan bagaimana meresponsnya. 1. 2. 3. Ketakutan yang berlebihan atau tidak diatasi dengan baik dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, membatasi kebebasan, dan menyebabkan stres yang berkepanjangan. Ketakutan sendiri adalah emosi alami yang memiliki peran penting dalam menjaga keselamatan individu. Namun, ketakutan yang berlebihan atau tidak terkendali dapat menjadi masalah dan perlu dikelola dengan bijak agar tidak mengganggu kualitas hidup seseorang. Kesenangan adalah salah satu jenis emosi yang umumnya dianggap positif dan diharapkan dalam kehidupan manusia. Emosi ini muncul ketika seseorang mengalami kebahagiaan, kegembiraan, atau kepuasan karena suatu hal. a. Gejala kesenangan meliputi perasaan senang yang terasa dalam tubuh, seperti perasaan hangat, hati yang riang, dan senyum di wajah. b. Emosi ini juga dapat disertai dengan rasa lega dan perasaan kenyamanan. a. Kesenangan memiliki fungsi positif dalam kehidupan manusia. Ini membantu memotivasi individu untuk mencari pengalaman yang menyenangkan dan memperkuat ikatan sosial b. Emosi ini juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mental. c. Mengalami kesenangan adalah bagian alami dari hidup, dan seringkali tidak memerlukan pengelolaan khusus. d. Penting untuk menghargai dan merayakan momen-momen kesenangan dalam hidup serta membiarkan diri merasa bahagia. 20


Dampak Kesenangan yang Sehat Kesehatan yang Berlebihan Definisi Gejala Gejala ketidakpuasan dapat bervariasi, termasuk perasaan frustrasi, kekecewaan, atau ketidakpuasan yang bisa dirasakan dalam tubuh atau pikiran. Emosi ini dapat disertai dengan perasaan ketegangan atau kecemasan. Penyebab a. Kesenangan yang sehat dapat meningkatkan mood dan kesejahteraan emosional. b. Emosi ini dapat memperkuat hubungan sosial dan mendukung hubungan positif dengan orang lain. 3. Pengalaman kesenangan yang berkelanjutan dapat meningkatkan tingkat kebahagiaan umum seseorang. Terlalu banyak kesenangan dalam hal-hal seperti penggunaan zat adiktif atau perilaku kompulsif dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental. Penting untuk mencari keseimbangan antara kesenangan dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. 4. Ketakpuasan (dissatisfaction) Ketakpuasan (dissatisfaction) bukanlah emosi yang sering dibahas secara eksplisit dalam literatur emosi, tetapi merupakan konsep yang dapat terkait dengan berbagai jenis emosi negatif atau kurang menyenangkan seperti kekecewaan, ketidakpuasan, atau frustrasi. Ketidakpuasan adalah perasaan ketidakpuasan atau ketidaknyamanan yang muncul ketika seseorang merasa tidak puas dengan sesuatu atau merasa bahwa kebutuhan, harapan, atau ekspektasinya tidak terpenuhi. 1. 2. Ketidakpuasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidaksesuaian antara harapan dan realitas, kegagalan mencapai tujuan, atau perasaan bahwa keadilan tidak ditegakkan. 21


Ketidakpuasan adalah pengalaman yang umum dalam kehidupan sehari-hari dan dapat muncul dalam berbagai konteks, baik pribadi maupun profesional. Penting untuk mengatasi ketidakpuasan dengan cara yang sehat dan konstruktif agar tidak berdampak buruk pada kesejahteraan emosional dan kehidupan sehari-hari. Jika ketidakpuasan berkepanjangan atau mengganggu, sebaiknya mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental 5. Cinta ( love) Cinta adalah salah satu jenis emosi yang paling mendalam, kuat, dan kompleks yang dapat dirasakan oleh manusia. Ini adalah emosi positif yang melibatkan perasaan kasih sayang, afeksi, perhatian, dan ikatan emosional yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu. Cinta adalah salah satu aspek sentral dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi hubungan, tindakan, dan kebahagiaan kita. Cinta juga adalah emosi yang sangat mendalam dan beragam, dan dapat memengaruhi setiap aspek kehidupan seseorang. Ini merupakan komponen penting dalam hubungan manusia dan memiliki peran sentral dalam pengalaman hidup kita. 6. Bercanda (playfulness) Merupakan jenis emosi yang melibatkan perasaan keceriaan, keterlibatan dalam aktivitas yang menyenangkan, dan candaan yang positif. Ini adalah emosi yang seringkali dihubungkan dengan kegembiraan, kreativitas, dan interaksi sosial yang positif. Meskipun tidak selalu dianggap sebagai emosi utama seperti cinta atau kemarahan, emosi becanda memiliki peran penting dalam mengembangkan hubungan sosial dan meningkatkan kualitas hidup. Becanda juga merupakan jenis emosi yang menyenangkan, kreatif, dan positif. Ini merupakan bagian penting dari kualitas hidup yang baik dan membantu membangun dan memperkuat hubungan sosial. Seringkali, aktivitas yang melibatkan emosi becanda dapat memberikan hiburan, kebahagiaan, dan kenangan positif dalam hidup kita. Becanda tidak merujuk pada emosi sebagai kategori khusus dalam literatur emosi. Sebaliknya, "bencana" mengacu pada peristiwa yang melibatkan kejadian besar yang merusak, seperti gempa bumi, banjir, badai, atau insiden serius lainnya. Emosi yang muncul dalam konteks bencana dapat sangat bervariasi tergantung pada individu, situasi, dan dampak yang terjadi. Dalam konteks becanda ini, penting untuk diingat bahwa respons emosional dapat sangat bervariasi antarindividu. 22


Beberapa orang mungkin merasa lebih stabil secara emosional sementara yang lain mungkin mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. Pengelolaan emosi dan dukungan sosial yang adekuat adalah penting dalam membantu individu dan komunitas mengatasi efek bencana dan memulihkan diri secara fisik dan psikologis. Profesional kesehatan mental dan dukungan psikososial seringkali diperlukan dalam upaya pemulihan 7. Kepedulian (Empathy) Merupakan emosi yang melibatkan perasaan perhatian, simpati, dan empati terhadap penderitaan, kebutuhan, atau kesejahteraan orang lain. Emosi ini seringkali dianggap sebagai emosi positif karena melibatkan perasaan peduli terhadap kesejahteraan orang lain dan dorongan untuk membantu atau memberikan dukungan. Kepedulian emosi penting yang mendukung hubungan sosial yang positif, membantu individu mengatasi kesulitan, dan berperan dalam membangun komunitas yang lebih baik. Kemampuan untuk merasa dan berperilaku dengan peduli terhadap orang lain adalah sifat kemanusiaan yang berharga dan diperlukan dalam membentuk masyarakat yang lebih baik. 8. Kejuatan (Suprasie) Merupakan emosi yang muncul secara tiba-tiba sebagai respons terhadap peristiwa atau situasi yang tidak diharapkan atau tidak terduga. Ini adalah salah satu jenis emosi yang paling dasar dan alami yang dirasakan oleh manusia, dan biasanya terjadi ketika ada ketidakcocokan antara harapan atau perkiraan seseorang dengan kenyataan yang terjadi. Emosi ini merupakan respons alami yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun seringkali muncul sebagai respons terhadap peristiwa yang tidak diharapkan, kejutan adalah bagian normal dari pengalaman manusia dan dapat memiliki dampak yang beragam tergantung pada situasinya. 9. Kesalahan (Guilt) Adalah enis emosi yang muncul ketika seseorang merasa bertanggung jawab atau menyalahkan diri sendiri karena tindakan atau keputusan yang dianggap sebagai kesalahan atau pelanggaran terhadap norma, nilai, atau moralitas pribadi atau sosial. 23


10. Kehormatan ( shame) istilah yang kurang umum dibandingkan dengan emosi-emosi lain seperti cinta, kemarahan, atau bahkan kesalahan. Secara umum, "kehormatan" merujuk pada nilai-nilai dan prinsip moral yang mengatur tindakan dan perilaku seseorang. Meskipun tidak dikelompokkan sebagai emosi utama dalam literatur emosi, emosi kehormatan dapat terjalin erat dengan perasaan seperti kebanggaan, harga diri, atau integritas moral. Emosi ini mjuga merupkan pengalaman emosional yang muncul ketika seseorang merasa bahwa mereka telah bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral atau etika yang mereka pegang teguh. Ini dapat memiliki peran penting dalam membimbing perilaku dan keputusan yang bersifat moral dan etis dalam kehidupan sehari-hari. 11. Gelisah (restlessness) jenis emosi yang melibatkan perasaan ketidaknyamanan atau kegelisahan fisik dan mental yang seringkali sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ini dapat mencakup rasa gelisah, gelagapan, atau ketegangan yang kuat tanpa alasan yang jelas. Emosi gelisah dapat dipicu oleh berbagai faktor, dan seseorang yang mengalaminya mungkin merasa tidak tenang atau tidak puas dengan keadaan saat ini. 12. Kelelahan (Fatigue) Merupakan perasaan fisik dan mental yang timbul sebagai respons terhadap keadaan tubuh dan pikiran yang terlalu lelah atau terkuras energinya. Ini adalah jenis emosi yang umum dialami oleh banyak orang setelah melakukan aktivitas fisik atau mental yang melelahkan, seperti bekerja berjam-jam, merawat anak kecil, atau menghadapi tekanan hidup yang berat. Juga merupakan respons alami tubuh dan pikiran terhadap kondisi yang memerlukan istirahat dan pemulihan. 13. Kegelisahan (worry) Adalah vemosi yang melibatkan perasaan khawatir, tegang, atau cemas terhadap situasi yang mungkin terjadi di masa depan. Ini adalah emosi yang umum dialami oleh banyak orang dalam berbagai konteks kehidupan, mulai dari kekhawatiran sehari-hari hingga kecemasan yang lebih serius 24


C. Dimensi Emosi Valensi (Valence): Dimensi ini mengukur apakah emosi itu positif atau negatif. Emosi positif biasanya terkait dengan perasaan senang, gembira, atau bahagia, sedangkan emosi negatif berkaitan dengan perasaan sedih, marah, atau takut. Aktivasi (Arousal): Dimensi ini mengukur seberapa kuat atau intens emosi tersebut. Emosi dengan tingkat aktivasi rendah mungkin terkait dengan perasaan rileks atau damai, sementara emosi dengan tingkat aktivasi tinggi mungkin terkait dengan perasaan terangsang atau gelisah. Dimensi emosi adalah cara kita mengukur dan menggambarkan berbagai jenis emosi yang kita alami. Ini membantu kita memahami dan mengklasifikasikan emosi dalam kerangka kerja tertentu sehingga kita dapat mempelajari, memahami, dan berkomunikasi tentang pengalaman emosi kita dengan lebih baik. Ada beberapa model dimensi emosi yang berbeda yang telah dikembangkan oleh para peneliti untuk memahami berbagai aspek emosi. Terdapat model dimensi yang terkenal yaitu model Valensi dan Aktivasi, yang dimana dapat mengkalasifikasikan emosi berdasarkan dua dimensi utama: 1. 2. Terdapat juga model lain yang mencakup lebih banyak dimensi. Contoh lainnya seperti model "PAD" yang mencakup tiga dimensi: Plasititas (Pleasure), Arousal, dan Dominasi (Dominance). Setiap dimensi ini membantu dalam mengklasifikasikan dan memahami emosi dengan lebih rinci. Dimensi emosi dapat bervariasi dalam berbagai model, tergantung pada teori dan penelitian tertentu. Pemahaman dimensi emosi membantu dalam pengembangan alat pengukuran emosi, seperti kuesioner dan skala yang digunakan dalam penelitian psikologi dan ilmu sosial untuk mengukur dan memahami pengalaman emosi individu. 25


Peran Jender dalam Ekspresi Emosi: Penelitian menunjukkan bahwa norma-norma sosial dan budaya dapat mempengaruhi bagaimana individu pria dan wanita diharapkan untuk mengekspresikan emosi (Brody & Hall, 2000). Faktor-faktor sosial seperti peran gender yang ditetapkan oleh masyarakat dan ekspektasi sosial juga memainkan peran penting dalam pengaruh jender terhadap ekspresi emosi (Kring & Gordon, 1998). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam cara pria dan wanita mengekspresikan emosi. Contohnya, wanita mungkin cenderung lebih terbuka secara verbal dalam mengekspresikan emosi mereka, sementara pria mungkin lebih cenderung menahan emosi atau mengekspresikannya dalam cara yang Perbedaan Individu: Terlepas dari peran jender, penting untuk diingat bahwa perbedaan emosional seringkali lebih berkaitan dengan faktor-faktor individu daripada jenis kelamin. Setiap individu memiliki rentang emosi yang sangat luas (Eisenberg et al., 1998). Pengalaman hidup, kepribadian, dan faktor-faktor lainnya dapat memengaruhi bagaimana seseorang mengelola dan mengekspresikan emosi mereka. D. Hubungan Antara Gender dan Emosi Jender dan emosi adalah dua aspek yang saling terkait dan telah menjadi subjek penelitian yang luas dalam bidang psikologi dan sosiologi. Studi-studi ini mencoba untuk memahami bagaimana gender atau identitas gender seseorang dapat memengaruhi pengalaman emosional, ekspresi emosi, dan persepsi terhadap emosi. Namun, penting untuk diingat bahwa emosi adalah fenomena yang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk budaya, lingkungan, dan pengalaman individu.Penelitian ini telah mengungkapkan berbagai temuan yang kompleks dan bervariasi tentang bagaimana peran jender mempengaruhi pengalaman dan ekspresi emosi. Berikut adalah penjelasan singkat tentang hubungan antara jender dan emosi beserta beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai sumber informasi lebih lanjut: 1. 2. 3. 1. 2. 26


Pengaruh Budaya: Studi lintas-budaya dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana budaya memengaruhi pengalaman emosional (Mesquita & Leu, 2007). Pengaruh Biologis: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktorfaktor biologis, seperti hormon, dapat memengaruhi respons emosional. Misalnya, hormon testosteron dan estrogen telah dikaitkan dengan perbedaan dalam reaksi emosional pada beberapa individu (Terburg et al., 2009). Budaya dan norma sosial juga memainkan peran penting dalam bagaimana gender memengaruhi ekspresi dan pengalaman emosi. Sebagai contoh, norma-norma sosial tertentu dapat mempengaruhi bagaimana pria dan wanita diharapkan untuk mengekspresikan emosi. 3. Beberapa penelitian menyarankan bahwa perbedaan gender dapat memengaruhi pengalaman emosi. Misalnya, beberapa studi menunjukkan bahwa wanita cenderung memiliki tingkat empati yang lebih tinggi daripada pria, yang dapat memengaruhi cara mereka merasakan dan merespons emosi orang lain. c.Penelitian telah menyoroti perbedaan dalam ekspresi emosi di berbagai budaya. Sebagai contoh, budaya individualistik seringkali menghargai ekspresi emosi secara terbuka, sementara budaya kolektivistik mungkin lebih mendorong kendali emosi (Matsumoto, 1990). 1. 2. 3. E. Hambatan Eksternal Hambatan ini merupakan faktor-faktor atau situasi-situasi dari lingkungan eksternal yang dapat menghambat atau mempengaruhi pengalaman, ekspresi, atau regulasi emosi seseorang. Ini adalah faktorfaktor yang berasal dari luar individu dan dapat memengaruhi bagaimana seseorang merasa dan bertindak dalam berbagai situasi. Hambatan eksternal emosi dapat berperan dalam memengaruhi kualitas hidup seseorang dan bisa menjadi tantangan yang signifikan dalam mengelola emosi. 27


Berikut beberapa contoh dari hambatan eksternal emosi: • Stres Lingkungan: Situasi lingkungan yang stresor, seperti konflik di tempat kerja, masalah keuangan, atau bencana alam, dapat menyebabkan stres yang signifikan dan mempengaruhi emosi seseorang. • Ketidakpastian: Ketidakpastian dalam kehidupan, seperti ketidakamanan pekerjaan atau perubahan besar dalam kehidupan, dapat menciptakan kecemasan yang signifikan dan memengaruhi emosi. • Pengaruh Sosial: Interaksi dengan orang lain, seperti konflik interpersonal, tekanan sosial, atau persepsi penilaian orang lain, dapat mempengaruhi emosi seseorang. • Pengaruh Media Sosial: Penggunaan media sosial dan eksposur terhadap berita negatif atau konten yang menekan di media sosial dapat memengaruhi emosi dan kesejahteraan mental seseorang. • Isolasi Sosial: Kekurangan dukungan sosial atau isolasi sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian dan sedih. • Pengaruh Kebijakan dan Sistem Sosial: Sistem sosial, kebijakan, atau ketidaksetaraan sosial dapat memengaruhi kesejahteraan emosional individu dan kelompok. F. Aplikasi Dalam Aplikasi dan Seleksi Aplikasi dalam kemampuan (ability) dan seleksi emosi merujuk pada penggunaan berbagai alat dan metode untuk mengukur, mengidentifikasi, dan mengevaluasi kemampuan emosional individu dalam konteks seleksi karyawan atau pengembangan tenaga kerja. Ini membantu organisasi untuk memilih karyawan yang memiliki keterampilan emosional yang relevan dengan pekerjaan tertentu dan untuk mengembangkan strategi pengelolaan sumber daya manusia yang lebih efektif. 1. Kemampuan Emosional (Emotional Intelligence- EQ) dalam seleksi karyawan Organisasi dapat menggunakan tes atau kuesioner yang dirancang untuk mengukur kemampuan emosional individu, seperti pengenalan emosi, regulasi emosi, empati, dan keterampilan komunikasi emosional. Hal ini dapat membantu dalam menilai apakah seorang kandidat memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan baik dengan rekan kerja, mengelola stres, dan berkontribusi dalam lingkungan kerja yang kolaboratif. 28


2. Wawancara Seleksi berbasi Emosi Wawancara seleksi ini dapat dirancang untuk menggali kemampuan emosional calon karyawan. Pewawancara dapat mengajukan pertanyaan yang berfokus pada bagaimana calon karyawan mengelola konflik, berurusan dengan tekanan, dan berinteraksi dengan orang lain dalam situasi emosional. Hal ini dapat membantu dalam mengevaluasi keterampilan emosional seseorang. 3. Program Pengembangan Kemampuan emosional Setelah memilih karyawan, organisasi dapat mengembangkan program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan emosional mereka. Ini dapat melibatkan pelatihan dalam mengelola konflik, meningkatkan empati, atau meningkatkan keterampilan komunikasi yang efektif dalam situasi emosional. 4. Penggunaan Asesmen 360 Derajat Asesmen 360 derajat ini melibatkan umpan balik dari berbagai sumber, termasuk atasan, rekan kerja, dan bawahan, untuk menilai kemampuan emosional seseorang. Ini memberikan pandangan yang lebih lengkap tentang bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain di tempat kerja. Dalam Penggunaan kemampuan emosional dalam seleksi dan pengembangan karyawan dapat membantu meningkatkan produktivitas, retensi karyawan, dan hubungan antar-pegawai dalam organisasi. Kemampuan emosional yang baik dapat memengaruhi kinerja individu dan kelompok serta meningkatkan kualitas hubungan di tempat kerja. 29


Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif pilihan terbaik yang dilakukan secara rasional. Proses ini melibatkan penalaran berdasarkan asumsi nilai, preferensi, dan keyakinan pembuat keputusan. Pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh individu, sekelompok orang, atau dalam suatu organisasi. Terdapat beberapa jenis keputusan, yaitu keputusan informasi dan keputusan eksplorasi. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan meliputi identifikasi keputusan, pengumpulan informasi yang relevan, evaluasi alternatif, dan pemilihan alternatif terbaik. Keputusan yang dihasilkan dari pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Emosi memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan. Emosi dapat membantu atau menghambat proses pengambilan keputusan tergantung pada bagaimana pengambil keputusan mengidentifikasi dan mengendalikan emosi yang dimilikinya. Saat mengambil keputusan, kondisi emosi harus stabil agar pikiran dapat berfikir dengan jernih. 30


.Beberapa jenis emosi yang dapat muncul dalam pengambilan keputusan antara lain ketidakpedulian, penerimaan, dan kedamaian. Emosi yang positif seperti kedamaian dapat membantu pengambil keputusan untuk lebih jernih berpikir dan melihat peluang-peluang yang sebelumnya tidak diperhitungkan sehingga keputusan yang dibuat lebih baik(Lubis, Sahrani and Heng, 2020). 1. Motivasi Motivasi berasal dari bahasa Latin "movere", yang berarti menggerakkan. Menurut Weiner (1990) motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan seseorang untuk bertindak, mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu, dan membuat indivdiu tersebut untuk tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan, dan penghormatan. Sedangkan Imron (1966) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris "motivation" yang berarti dorongan atau untuk melakukan suatu aktivitas hingga mencapai tujuan. Emosi dan motivasi saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Emosi dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam mencapai tujuannya. Emosi yang positif seperti kebahagiaan dan semangat dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, emosi yang negatif seperti kesedihan dan kecemasan dapat mengurangi motivasi seseorang untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mengelola emosinya agar dapat mempertahankan motivasinya dalam mencapai tujuannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengubah emosi menjadi motivasi antara lain mencari tahu masalah yang mendasar, mengumpulkan informasi, belajar dari kesalahan, mengambil tindakan, dan menyadari bahwa tidak semua hal tentang diri sendiri. Selain itu, regulasi emosi juga dapat mempengaruhi motivasi prestasi seseorang. Semakin baik seseorang dalam mengatur emosinya, semakin tinggi pula motivasinya untuk mencapai prestasi yang lebih baik (Basri, 2020). 31


2. Leadership Leadership adalah kemampuan individu, kelompok, atau organisasi untuk memimpin, mempengaruhi, atau membimbing individu, tim, atau seluruh organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Leadership juga dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang melibatkan interaksi antara pemimpin dan anggota dalam mencapai tujuan bersama. Leadership melibatkan kemampuan untuk memotivasi, mengarahkan, dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Leadership juga melibatkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan mengelola sumber daya secara efektif. Terdapat beberapa jenis leadership, seperti leadership transaksional, transformational, dan servant leadership. Leadership juga dapat dipelajari dan dikembangkan melalui berbagai cara, seperti pelatihan, pengalaman, dan pembelajaran mandiri. Emosi memainkan peran penting dalam leadership. Seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang baik dapat memahami dan mengelola emosinya sendiri, serta emosi orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat membantu pemimpin untuk lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan anggotanya, sehingga dapat memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sebaliknya, pemimpin yang tidak mampu mengelola emosinya sendiri dapat mempengaruhi kinerja dan motivasi anggotanya. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya agar dapat memimpin dengan efektif. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional dalam leadership antara lain mengenali dan mengelola emosi, membangun hubungan yang baik dengan anggota, dan mengembangkan kemampuan untuk berempati(Kamto, 2018). 3. Konflik Konflik adalah suatu bentuk pertentangan atau pertikaian yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang memiliki perbedaan kepentingan, nilai, sikap, atau tujuan. Konflik dapat terjadi dalam berbagai tingkat, seperti personal, kelompok, organisasi, dan internasional. Konflik dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada cara konflik tersebut diatasi. Konflik yang diatasi dengan cara yang tepat dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan kinerja organisasi atau kelompok. Namun, konflik yang tidak diatasi dengan baik dapat menghambat kinerja organisasi atau kelompok. 32


Terdapat beberapa jenis konflik, seperti konflik tujuan, konflik peran, dan konflik nonrealistis. Faktor penyebab konflik antara lain perbedaan individu, perbedaan kepentingan, dan kurangnya komunikasi yang efektif. Konflik dapat diatasi dengan berbagai cara, seperti negosiasi Emosi memainkan peran penting dalam konflik. Emosi yang tidak terkontrol dapat memperburuk konflik dan membuat situasi semakin sulit. 4. Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di Masyarakat. Perilaku ini dapat berupa tindakan yang melanggar hukum, norma sosial, atau aturan yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat berdampak negatif pada individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan. Terdapat beberapa jenis perilaku menyimpang, seperti perilaku seksual yang menyimpang, defisiensi moral, gangguan kepribadian, dan tindakan berbahaya akibat kecanduan narkoba atau alcohol. Faktor penyebab perilaku menyimpang antara lain lingkungan keluarga, pergaulan yang buruk, dan kurangnya pengawasan orang tua. Penanganan perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pelatihan, terapi perilaku kognitif, dan penanganan lainnya. Emosi memainkan peran penting dalam perilaku menyimpang. Kecerdasan emosional dapat membantu seseorang untuk mengenali dan mengelola emosinya sendiri, serta emosi orang lain yang terlibat dalam perilaku menyimpang. Hal ini dapat membantu seseorang untuk lebih sensitif terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga dapat membantu dalam mengatasi perilaku menyimpang. Beberapa jenis emosi yang dapat muncul dalam perilaku menyimpang antara lain kecemasan, kemarahan, dan depresi. Emosi-emosi tersebut dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan memicu perilaku menyimpang. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mengelola emosinya agar dapat menghindari perilaku menyimpang. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi dalam mengatasi perilaku menyimpang antara lain mengenali emosi yang muncul, mengambil waktu untuk meredakan emosi, dan mencari solusi yang dapat memuaskan semua pihak yang terlibat(Husadani and Sugiasih, 2020). 33


34 Organisasi yang memelihara dan mengembangkan hidupnya akan mengalami pasang surut dalam perjalanannya menuju kedewasaan. Dalam proses ini, para anggota organisasi yang merupakan individuindividu dalam organisasi itu sendiri harus berpartisipasi secara aktif di dalamnya. Perilaku individu inilah yang memainkan peranan penting kehidupan organisasi. Kita bahkan dapat membicarakan orang-orang ini yang merupakan faktor penting dalam berkembang atau tidaknya suatu organisasi. Dengan kata lain, perilaku individu dalam suatu organisasi pasti mempunyai dampak terhadap perilaku organisasi. Perilaku organisasi dipengaruhi oleh perilaku individu, dan individu dalam suatu organisasi terdapat perilaku yang berbeda-beda. Memiliki perbedaan tingkah laku tersebut disebabkan karena setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Perilaku karyawan tidak akan dipahami sebaliknya perhatikan konsep kepribadian. Kepribadian juga dikaitkan dengan kesadaran, sikap, pembelajaran dan motivasi dalam segala aktivitas bisnis. Pemahaman tentang perilaku tidak lengkap jika kepribadian tidak diperhitungkan atau dipahami terlebih dahulu. Ada tiga teori yang membantu kita memahami kepribadian, yaitu teori yang menjelaskan tentang individu, teori psikodinamik yang memadukan ciri-ciri manusia dan menjelaskan perkembangan kepribadian yang dinamis dan alami, dan teori Humanistik yang menekankan kemanusiaan dan pentingnya kesadaran diri dalam kepribadian. Setiap pendekatan berupaya menjelaskan karakteristik unik atau pembeda setiap individu yang mempengaruhi perilakunya.Kepribadian berkembang dalam diri seseorang jauh sebelum menjadi anggota suatu organisasi dipengaruhi oleh ciri-ciri genetik dan faktor budaya dan sosial. Walaupun kepribadian terbentuk di luar organisasi, namun karena individu tersebut berada di dalam organisasi, maka kepribadian awal yang dibawa oleh anggota atau individu dalam organisasi dianggap sebagai unsur penting dalam perilaku organisasi di tempat kerja. Perilaku individu dan kolektif di tempat kerja ini merupakan bagian dari diskusi dalam studi perilaku organisasi. KESIMPULAN BAB 3


35 Pengambilan Keputusan: Emosi individu dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan di organisasi. Emosi positif cenderung mempromosikan keputusan yang lebih kreatif dan optimis, sementara emosi negatif dapat menghambat keputusan yang rasional. Komunikasi: Kemampuan individu untuk mengelola dan mengungkapkan emosi mereka secara sehat dapat memengaruhi kualitas komunikasi dalam tim dan organisasi secara keseluruhan. Kesejahteraan Karyawan: Lingkungan kerja yang memperhatikan keseimbangan emosi karyawan dapat meningkatkan kebahagiaan dan produktivitas mereka. Respon Terhadap Stres: Kemampuan individu dalam mengelola stres dan emosi selama situasi yang menekan dapat memengaruhi kinerja dan kesejahteraan di tempat kerja. Budaya Organisasi: Emosi individu secara kolektif dapat membentuk budaya organisasi. Budaya yang mempromosikan keseimbangan emosi positif dan komunikasi terbuka cenderung menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat. Aspek kepribadian dan emosi memiliki dampak signifikan pada perilaku individu di dalam organisasi. Kepribadian mempengaruhi kesesuaian individu dengan pekerjaan dan peran mereka, sementara emosi memainkan peran dalam pengambilan keputusan, interaksi dengan rekan kerja, dan kesejahteraan di tempat kerja. Kesadaran terhadap peran ini dan pengelolaan yang baik dapat membantu menciptakan budaya organisasi yang sehat, meningkatkan produktivitas, dan mendukung kebahagiaan karyawan. Emosi memiliki peran yang signifikan dalam memengaruhi perilaku organisasi: 1. 2. 3. 4. 5. Kesimpulannya, pemahaman dan manajemen emosi di lingkungan kerja memiliki dampak yang signifikan pada perilaku individu dan budaya organisasi. Pengelolaan emosi yang baik dapat meningkatkan produktivitas, kesejahteraan karyawan, dan efektivitas komunikasi di dalam organisasi.


Daftar Pustaka 36


KELOMPOK 4 : Alvindra Putra Rusmana (2202016087) Walid Nur Fitrianto (2202016075) Alya Putri Yasar (2202016091) Feny Irawaty Bilung (2202016107)


P E R I L A K U O R G A N I S A S I Kelompok 4 ( A d m i n i s t r a s i P u b l i k ) Kepribadian dan Emosi Kepribadian adalah karakteristik bawaan yang mencakup sifat, sikap, dan preferensi individu. Berbagai tipe kepribadian, seperti ekstrovert, introvert, ambisius, atau kooperatif, dapat memengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dalam tim, mengambil risiko, atau menangani tekanan di lingkungan kerja. Emosi, di sisi lain, adalah respons psikologis terhadap situasi atau peristiwa tertentu. Emosi dapat berkisar dari kegembiraan hingga stres, dan bagaimana individu mengelola emosi mereka dapat memengaruhi kualitas komunikasi, pengambilan keputusan, dan produktivitas di tempat kerja. Kepemimpinan, budaya organisasi, dan manajemen konflik juga dipengaruhi oleh kepribadian dan emosi individu. Dalam pengelolaan organisasi, penting untuk memahami dan mengelola faktor-faktor ini agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Dengan demikian, latar belakang tentang kepribadian dan emosi membantu organisasi untuk merancang strategi manajemen yang lebih efektif dan mendukung perkembangan karyawan yang positif, yang pada gilirannya akan memengaruhi kinerja dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan.


Click to View FlipBook Version