PENGARUH PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME TERHADAP PERILAKU POLITIK MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN TAHUN 2021 PROPOSAL PENELITIAN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Disusun Oleh : Cindy Dayana Tampubolon 200906041 Dosen Pembimbing : Indra Fauzan, SHI., M.Soc.Sc. Ph.D PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2023
i DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................ i DAFTAR TABEL.................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1 1. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1 2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5 3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6 4. Manfaat Penelitian............................................................................................. 6 5. Kajian Terdahulu............................................................................................... 6 6. Kerangka Teori ................................................................................................. 9 6.1 Nasionalisme ............................................................................................... 9 6.2 Teori Perilaku Politik................................................................................. 12 7. Hipotesis Penelitian......................................................................................... 15 8. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 15 8.1 Jenis Penelitian............................................................................................ 15 8.2 Populasi dan Sampel Penelitian................................................................... 16 8.2.1 Populasi ................................................................................................ 16 8.2.2 Sampel .................................................................................................. 17 8.3 Variabel Penelitian ...................................................................................... 20 8.4 Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 21 8.4.1 Variabel Bebas (X / Nasionalisme)........................................................ 21 8.4.2 Variabel Terikat (Y / Perilaku Politik) ................................................... 22 8.5 Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 22 8.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 24 8.6.1 Data Primer........................................................................................... 24 8.6.2 Data Sekunder....................................................................................... 24 8.7 Uji Validitas dan Reliabilitas....................................................................... 24
ii 8.7.1 Uji Validitas.......................................................................................... 24 8.7.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 26 8.8 Teknik Analisis Data................................................................................... 26 8.8.1 Analisis Statistik Deskriptif................................................................... 26 8.8.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ......................................................... 27 8.8.3 Uji Hipotesis ......................................................................................... 28 8.8.4 Skala Likert........................................................................................... 29 8. Sistematika Penulisan...................................................................................... 30 BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 30 BAB II : PROFIL UMUM USU........................................................................ 30 BAB III : PENGARUH PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME TERHADAP PERILAKU POLITIK MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN TAHUN 2021....................................... 30 BAB IV : PENUTUP........................................................................................ 30 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 31
iii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 : Data jumlah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Stambuk 2021...... 16 Table 1.2 Operasionalisasi Variabel Independen (X)............................................... 22 Table 1.3 Operasionalisasi Variabel Dependen (Y) ................................................. 23 Tabel 1.4 Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert .................................................. 29
iv DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Variabel Penelitian .............................................................................. 20
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia adalah negara dengan bentuk kesatuan. Dikatakan kesatuan sebab Indonesia terbentuk atas ribuan pulau yang tersebar di semua penjuru, ribuan budaya, bahasa, hingga adat istiadat yang melimpah. Akan tetapi, dibalik keterlimpahan tersebut, Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki satu cita-cita yang sama, yang termaksud dalam UUD 1945 dan Pancasila. Indonesia sendiri memiliki satu semboyan yang melambangkan perbedaan. Semboyan tersebut tidak lain adalah Bhineka Tunggal Ika. Semboyan yang diwariskan oleh nenek moyang bernama Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma. Inilah yang menjadi jiwa bangsa Indonesia untuk mempersatukan bangsa.1 Tantangan bangsa Indonesia saat ini tidaklah sedikit, salah satunya adalah menjaga persatuan dan kesatuan. Dalam menghadapi tantangan sudah seharusnya menjadi sebuah kesadaran bagi generasi muda untuk lebih menyadarinya. Hal ini karena persatuan dan kesatuan bangsa merupakan faktor penting dalam menjalani keberlanjutan bangsa dan kelangsungan hidup negara. Salah satu unsur yang memperkuat persatuan dan kesatuaan bangsa adalah rasa nasionalisme. Nasionalisme atau kebangsaan bukan sekedar instrumen yang berfungsi sebagai perekat kemajemukan secara eksternal, namun juga menegaskan identitas Indonesia yang bersifat plural dalam berbagai dimensi kulturalnya. Nasionalisme menuntut adanya perwujudan nilai-nilai dasar yang berorientasi kepada kepentingan bersama dan 1 Ujang Permana, ‘Implementasi Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Mahasiswa Akper Ypib Majalengka’, Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 3, No.ISSN : 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398 (2018), 124–34 <https://www.neliti.com/id/publications/330591/implementasi-nilai-nilainasionalisme-pada-mahasiswa-akper-ypib-majalengka>. hlm 124.
2 menghindarkan segala legalisasi kepentingan pribadi yang merusak tatanan kehidupan bersama.2 Paham nasionalisme yang awalnya lahir di Barat (Eropa) sekitar abad ke-15 Masehi, lalu berkembang dan menjalar ke dunia lain, terutama di Timur (Asia dan Afrika) pada sekitar abad ke 20, dapat mempengaruhi wajah dunia dari sisi politik kekuasaan. Secara etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata nationalism dan nation dalam bahasa Inggris. Nation merujuk pada bangsa penduduk resmi suatu negara. Menurut Smith nasionalisme adalah suatu gerakan ideologis yang digunakan untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi, dan individualitas. Dari penjelasan Smith dapat dilihat bahwa ideologi politik nasionalisme dapat dianggap sebagai identitas nasional. Sedangkan menurut Benedict Anderson, nasionalisme terbentuk dari adanya suatu khayalan akan suatu bangsa yang mandiri dan bebas dari kekuasaan kolonial, suatu bangsa yang diikat oleh suatu kesatuan media komunikasi, yakni bahasa.3 Nasionalisme yang berkembang pada sebuah bangsa dengan mengikuti asas historisitas, di mana ada ruang kepada setiap generasi untuk membangun makna sesuai tuntutan zaman. dinamika nasionalisme seorang pendiri bangsa, seperti Ir. Soekarno pendiri bangsa (founding father) mendefinisikan nasionalisme terdiri dari rasa ingin bersatu, persatuan perangai dan nasib serta persatuan antara orang dan tempat. 2 Nyai Dasima, Karya S M Ardan, and Mcfulvia Hy, ‘Subaltern Dan Nasionalisme Dalam Novel A . Pendahuluan Nyai Dasima ( 1960 ) Merupakan Karya Sastra Klasik Hasil Resepsi Dari S . M . Ardan Sebagai Versi Baru Dari Novel Tjerita Nyai Dasima Karya G . Francis Yang Terbit Pada Tahun 1896 . Cerita Yang Dibuat’, Adabiyyāt: Jurnal Bahasa Dan Sastra, V.1 (2021), 78–93. hlm 87. 3 Mugiyono, ‘Relasi Nasionalisme Dan Islam Serta Pengaruhnya Terhadap Kebangkitan Dunia Islam Global’, Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama, Vol 15 No.E-ISSN 2549-4260 (2016), 1–11 <http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/492>. hlm 3.
3 Soekarno sebagai intelektual Indonesia aktif berpolitik sejak masa mudanya dan sebagai pendiri partai nasional, memiliki konsep nasionalismenya sendiri.4 Memasuki abad ke 20 tantangan nasionalisme semakin berat yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Tantangan tersebut yaitu intoleransi, korupsi, radikalisme, komunisme, terorisme, dan tantangan globalisasi serta kemajuan teknologi informasi. Salah satu yang menjadi sasaran persoalan global adalah generasi muda. Hal ini membuktikan bahwa pemuda atau generasi muda sangat berperan penting bagi kemajuan bangsa. Menurut Tapscott, ada tiga pembagian generasi, yakni generasi X (1965-1976), generasi Y (1977-1997), dan generasi Z (1998-2012). Segala sesuatu terutama yang berhubungan dengan perilaku, gaya hidup, profesi, budaya yang sering dikaitkan dengan ciri-ciri dari generasi-generasi tersebut. Generasi X (1965-1976), generasi yang lahir di era ini terjadi peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru. Kebebasan pers dan kebebasan berpendapat sangat terkekang, adanya Pemilu dengan hanya diperbolehkan di ikuti oleh dua partai politik dan satu golongan karya. Generasi Y atau millennial (1977-1997), sudah ada suatu perlawanan mulai dari protes-protes. Mahasiswa dan beberapa unsur masyarakat bersama-sama berdemonstrasi menuntut mundurnya presiden. Generasi ini menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instant messaging dan lahirnya media sosial.5 Generasi Z (1998-2012), ini disebut era Reformasi ditandai dengan kebebasan berpendapat dan pers. Media massa mulai dari cetak, radio, dan terutama stasiun televisi bermunculan. Generasi ini kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi canggih yang secara tidak langsung 4 M Zulfa Alfaruqy, ‘Nationalism From The Founding Father ’ S Perspective’, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 23.ISSN 2541-4496 (2022), 1–11 <https://journal.walisongo.ac.id/index.php/teologia/article/view/920/pdf>. hlm 2. 5 Mirza Shahreza, ‘Komunikator Politik Berdasarkan Teori Generasi’, Journal of Communication, 1.1 (2017), 33–48 <https://jurnal.umt.ac.id/index.php/nyimak/article/view/273>. hlm 40.
4 berpengaruh terhadap kepribadian mereka.6 Mahasiswa Indonesia kebanyakan adalah generasi Z yang berguna sebagai penerus bangsa ini. Bangsa akan menjadi maju bila para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Mahasiswa merupakan generasi Z yang memiliki tantangan arus globalisasi yang mengakibatkan hilangnya atau runtuhnya rasa nasionalisme. Hal ini harus cepat dicegah karena dapat menghambat kepada nilai dan aturan dari generasi ke generasi. Anehnya mahasiswa sekarang lebih fokus pada dirinya sendiri. Seperti halnya gaya hidup hedonisme yang sekarang merajalela di kalangan mahasiswa. Terlebih lagi mahasiswa saat ini tidak peduli atau apatis terhadap politik. Perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan semakin memudarnya rasa nasionalisme dikarenakan adanya banyak perilaku-perilaku politik yang menunjukkan ketidaksamaan persepsi. Nasionalisme mahasiswa dapat memiliki dampak yang kompleks pada perilaku politik mereka. Pada Pemilu yang akan mendatang pada tahun 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 204.807.222 pemilih. Berdasarkan hasil rekapitulasi DPT, mayoritas pemilih Pemilu 2024 didominasi oleh kelompok generasi Z dan milenial. Generasi milenial mencapai 66.822.389 atau 33,60 dan generasi Z mencapai 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024. Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih. Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.7 Mahasiswa merupakan agen of change (Agen perubahan) dalam penyelenggaraan pemilu. Hal ini berguna untuk menjaga demokrasi, mahasiswa jangan apatis dan hanya berdiam diri serta acuh tak acuh terhadap kontestasi pemilu maupun 6 Ibid, hlm 40. 7 kpu.go.id, ‘DPT Pemilu 2024 Nasional’, Kpu.Go.Id, 2023 <https://www.kpu.go.id/berita/baca/11702/dpt-pemilu-2024-nasional-2048-jutapemilih#:~:text=Jakarta%2C kpu.go.id, 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.> [accessed 14 September 2023].
5 pilkada yang yang ada di Indonesia. Mahasiswa tidak peduli atau masa bodoh, padahal politik menjadi penentu segala aspek pemerintahan mulai dari sosial, budaya, hukum, keamanan, ekonomi dan banyak hal lainnya. Dengan kata lain, mahasiswa yang buta politik telah dijajah karena semakin memudarnya rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Bukan dijajah dalam arti fisik, melainkan dijajah secara mental dan ideologinya.8 Sementara nilai-nilai nasionalisme dapat memotivasi mahasiswa untuk berkontribusi positif terhadap negara dan masyarakat. Idealnya mahasiswa menjadi salah satu garda dalam menjunjung tinggi nilainilai nasionalisme. Jika dibahas dalam konteks perilaku politik, maka mahasiswa yang memiliki semangat nasionalisme dapat mengambil langkah-langkah protes atau demonstrasi terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan kepentingan nasional, hak asasi manusia, atau nilai-nilai demokrasi. Mereka melihat peran mereka sebagai penjaga keadilan dan integritas negara. Hal tersebut dianggap sebagai bentuk nasionalisme. Ini mencerminkan komitmen untuk memperbaiki kondisi negara. Mahasiswa bisa menjadi agen perubahan dengan mendorong partisipasi aktif dalam pemilihan umum dan proses demokrasi lainnya. Berangkat dari latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan Judul PENGARUH PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME TERHADAP PERILAKU POLITIK MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN TAHUN 2021 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka muncul pertanyaan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Apakah Pemahaman Nilai-Nilai 8 Didi Kwartanada Aan Anshori, Alex Cheung and others, Tionghoa Merajut Keindonesiaan, ed. by Ddi Kwartanada (Surabaya, jawa timur: Universitas Ciputra, 2021).
6 Nasionalisme Mempengaruhi Perilaku Politik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Angkatan Tahun 2021? 3. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemahaman Nilai-Nilai Nasionalisme terhadap Perilaku Politik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Angkatan Tahun 2021. 4. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang kerangka pemikiran yang digunakan oleh peneliti sebagai pisau analisis, dalam kajian nasionalisme dan perilaku politik. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan referensi penelitian serta memberikan kontribusi positif terhadap kajian dan bacaan di lingkungan mahasiswa departemen Ilmu Politik, yang berminat mengenai kajian terhadap kajian tentang nasionalisme. 5. Kajian Terdahulu Untuk memperjelas pembahasan penelitian ini, penulis mengambil rujukan dari beberapa penelitian relevan yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga dapat ditemukan 3 (tiga) penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan peneliti, berikut beberapa penelitian yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti: Pertama, skripsi yang ditulis oleh Reza Galuh Wardiansyah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2019, dengan judul “Hubungan Nasionalisme Dengan Partisipasi Politik Pemilih
7 Pemula Di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang”.9 Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang akan dilakukan pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan jumlah subjek sebanyak 293 mahasiswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat nasionalisme pemilih pemula memiliki persentase sebesar 74.7%. Pada tingkat partisipasi politik memiliki persentase sebesar 54.4%. Hal ini artinya terdapat hubungan yang positif antara nasionalisme dengan partisipasi politik pada pemilih pemula di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian tersebut memiliki fokus yang berbeda dengan penelitian penulis lakukan, namun sama-sama membahas tentang nasionalisme mahasiswa. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada pengaruh pemahaman nilai-nilai nasionalisme terhadap perilaku politik mahasiswa Universitas Sumatera Utara Stambuk 2021. Penelitian ini tidak hanya berfokus pada mahasiswa pemilih pemula tetapi mahasiswa stambuk 2021. Perbedaan selanjutnya adalah peneliti membahas seluruh perilaku politik termasuk partisipasi politik mahasiswa. Kedua, jurnal yang ditulis oleh Efendi Agus, Zulfahmi tahun 2021, dengan judul “Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Generasi Muda”.10 Globalisasi sangat berpengaruh baik itu positif maupun negatif dalam dimensi kehidupan manusia. Penelitian ini menggunakan teknik studi dokumen yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh globalisasi yang begitu kuat telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sendiri sebagai bangsa Indonesia. Ditemukan banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan, hal ini ditunjukkan dengan 9 R G Wardiansyah, ‘Hubungan Nasionalisme Dengan Partisipasi Politik Pemilih Pemula Di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang’, 2020 <http://etheses.uinmalang.ac.id/id/eprint/19005>. 10 Efendi Agus, ‘Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Generasi Muda’, Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum, 2 (2021), 26–33 <https://doi.org/10.55357/is.v2i1.75>.
8 gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari generasi muda Indonesia sekarang. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada konteks penelitian yang dibahas yakni nilai-nilai nasionalisme. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penulis terletak pada pemahaman nilai-nilai nasionalisme mempengaruhi perilaku politik mahasiswa. Dalam penelitian penulis berfokus pada bagaimana pemahaman nilai-nilai nasionalisme yang dimiliki mahasiswa mempengaruhi perilaku politiknya. Subyek yang digunakan peneliti tersebut yaitu generasi muda, sedangkan penelitian penulis fokus pada mahasiswa USU stambuk 2021. Ketiga, jurnal yang ditulis oleh Tim Peneliti KANOPI FEB UI dan Tim Peneliti KSM Eka Prasetya UI tahun 2019, dengan judul “Di Balik Aksi Demonstrasi Mahasiswa: Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Politik”.11 Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif Logistic Regression (Logit), metode regresi OLS, dan two sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh ketertarikan politik berdasarkan friendship-driven activity dan interest-driven activity pada pengetahuan politik mahasiswa dalam mengikuti rangkaian demonstrasi di bulan September 2019. Dampak aktivitas di media sosial munculnya perilaku aksi politik pada hubungan tingkat pengetahuan demonstran dan motif dalam mengikuti demonstrasi. Penelitian tersebut memiliki fokus yang berbeda dengan penelitian penulis lakukan, namun sama-sama membahas tentang pengaruh terhadap perilaku politik mahasiswa. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu perilaku politik mahasiswa dipengaruhi oleh pemahaman nilai-nilai nasionalisme. Rasa nasionalisme mahasiswa dapat dilakukan dengan cara demonstrasi terhadap kebijakan 11 Tim Peneliti KANOPI FEB UI & Tim Peneliti KSM Eka Prasetya UI, ‘Di Balik Aksi Demonstrasi Mahasiswa: Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Politik’, Jurnal KSM Eka Prasetya UI, 1.1 (2019), 1–23.
9 pemerintah yang dianggap tidak sesuai. Subyek penelitian tersebut yaitu mahasiswa yang ikut melakukan demonstrasi sedangkan penelitian penulis adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2021. 6. Kerangka Teori 6.1 Nasionalisme Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa, kata bangsa memiliki arti: (1) kesatuan orang secara bersama yang berasal dari keturunan, adat, bahasa, masa lalu, serta memiliki pemerintahan sendiri; (2) kelompok manusia yang mempunyai asal-usul yang sama dan mempunyai sifat khas yang mencirikan kebersamaan; (3) kelompok manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan. Nasionalisme adalah kecintaan tanpa paksaan kepada tanah air, kesadaran yang mendorong seseorang untuk ikut membentuk kedaulatan yang digunakan untuk membentuk negara berdasarkan kebangsaan yang telah disepakati secara bersama yang pada akhirnya dijadikan untuk acuan pertama dan dijadikan tujuan utama dalam menjalankan kegiatan yang ada dinegara seperti kebudayaan, ekonomi, dan politik.12 Dalam buku yang berjudul nasionalisme dan sejarahnya, Hans Kohn mendefinisikan nasionalisme sebagai salah satu perasaan sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah darahnya, dengan tradisi-tradisi setempat dan penguasa-penguasa resmi di daerahnya selalu ada disepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda Hal ini dikarenakan ide-ide politik dan susunan masyarakat dari berbagai negara dimana nasionalisme ini berakar itu berbeda. Tujuan dari nasionalisme digambarkan oleh Kohn sebagai bentuk penyatuan perbedaan dalam sebuah negara. Maksudnya adalah bahwa individu-individu yang berada pada sebuah negara, mau 12 Mohammad Najib, Asrof Imtiyaz & Fatma Ulfatun Najicha, ‘Membangun Kembali Sikap Nasionalisme Bangsa Indonesia Dalam Menangkal Budaya Asing Di Era Globalisasi’, 7.2 (2022), 140–44. hlm 141.
10 hidup saling berdampingan/bersama dengan individu-individu yang berbeda (dalam hal suku, bahasa, agama dll).13 Arti penting nasionalisme sangat berpengaruh di zaman sekarang ini. Nasionalisme bukan lagi dijadikan senjata untuk melawan penjajah tetapi juga telah membimbing dan mengantarkan bangsa Indonesia dalam mengarungi kehidupan berbangsa dan bernegara. Istilah nasionalisme dalam ilmu politik sering disebut natie atau nasionalism yang berarti masyarakat yang bentuknya ditentukan oleh sejarah. Kesatuan bahasa adalah salah satu sifat dari nation, begitu juga kesatuan daerah. Selanjutnya sifat-sifat lain dari suatu nation adalah kesatuan hidup ekonomis, hubungan ekonomi, kesatuan keadaan jiwa yang terlukis dan kesatuan kebudayaan. Nasionalisme merupakan bentuk kesadaran diri yang meningkat dan kecintaan yang melimpah pada negeri serta bangsa sendiri.14 Rupert Emerson mendefinisikan nasionalisme sebagai komunitas orang-orang yang merasa bahwa mereka bersatu atas dasar elemen-elemen penting yang mendalam dari warisan bersama dan bahwa mereka memiliki takdir bersama menuju masa depan. Sejalan dengan Rupert Emerson, Ernest Renan menyatakan bahwa nasionalisme berarti kesatuan solidaritas yang besar, tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah dibuat dimasa lampau untuk membangun masa depan bersama dan menyebutnya sebagai kehendak untuk bersatu le desir d'etre ensemble. Hal ini menuntut kesepakatan dan keinginan yang dikemukakan dengan nyata untuk terus hidup bersama.15 Berdasarkan penjelasan di atas tentang nasionalisme maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme suatu bangsa terbentuk atas perasaan yang sama dalam suatu ikatan yang sangat erat. Rasa nasionalisme adalah suatu sikap yang mementingkan kebangsaan di atas segalanya, atau dengan kata lain seorang yang memiliki rasa 13 Hans Kohn, Nationalism, Its Meaning and History, Terj. Sumantri M. Nasionalisme Arti Dan Sejarahnya (Jakarta: P.T. Pembangunan Jakarta, 1961). 14 Jazim Hamidi and Mustafa Lutfi, Civic Education : Antara Realitas Politik Dan Implementasi Hukumnya (Jakarta : Gramedia, 2010). Hlm 166 15 Adhyaksa Dault, Islam Dan Nasionalisme ((Jakarta: Yadaul, 2003).
11 nasionalisme yang tinggi akan lebih memahami dan menghargai nilai-nilai kebangsaan dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi. Nilai-nilai nasionalisme antara lain cinta tanah air, rela berkorban, bangga pada budaya yang beragam, menghargai jasa pahlawan serta mengutamakan kepentingan umum. Faktor yang mempengaruhi memudarnya Nasionalisme dikalangan generasi muda menurut Syamsudin antara lain:16 a. Globalisasi Efek globalisasi tidak lagi dapat dibendung karena kemajuan teknologi yang begitu pesatnya. Dimana kaum muda dengan cepat dan dimanapun dapat mengakses model gaya kehidupan kaum muda dimana ia berasal. b. Keluarga Institusi keluarga yang belum efektif dalam memberikan pemahaman mengenai nasionalisme, keluarga merupakan benteng terakhir yang berfungsi sebagai pembentukan ideologi. Faktor yang dapat menumbuhkan Nasionalisme menurut Tilaar antara lain: a. Bahasa Bahasa merupakan salah satu komponen yang dapat digunakan untuk pemersatu bangsa yang tercantum dalam sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 mengambil bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. b. Budaya Nasionalisme yang didalamnya memuat bangsa dengan berbagai perbedaan budaya dapat melahirkan rasa menghargai dan toleransi terhadap sesama, dan juga dapat menumbuhkan nilai demokratis. 16 Aziz Syamsudin, Api Nasionalisme Kaum Muda, Cetakan 1 (Rmbooks PT. Wahana Semesta Intermedia, 2011).
12 c. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pertumbuhan nasionalisme yang baik. Dengan pendidikan yang terstruktur dengan sistematis dapat menjadi alat pemersatu bangsa yang kuat. 6.2 Teori Perilaku Politik Perilaku politik pada umumnya ditentukan oleh faktor internal dari individu itu sendiri seperti idealisme.Tingkat kecerdasan, kehendak hati dan oleh faktor eksternal (kondisi lingkungan) seperti kehidupan beragama, sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya yang mengelilinginya. Menurut Ramlan Surbakti bahwa perilaku politik adalah kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan keputusan politik. Perilaku politik merupakan salah unsur atau aspek perilaku secara umum, disamping perilaku politik, masih terdapat perilaku-perilaku lain seperti perilaku organisasi, perilaku budaya, perilaku konsumen/ekonomi, perilaku keagamaan dan lain sebagainya.17 Perilaku politik meliputi asumsi internal seperti persepsi, aktivitas, orientasi serta kepercayaan dan tindakan-tindakan nyata misalnya pemberian suara, kritik, lobbying, dan sebagainya. Persepsi politik berkaitan dengan gambaran suatu objek tertentu, baik mengenai penjelasan, data dari suatu hal, ataupun cerminan tentang obyek maupun suasana politik dengan metode tertentu. Sebaliknya perilaku politik yakni menggambarkan ikatan ataupun pertalian antara kepercayaan yang sudah menempel serta mendesak seseorang agar dapat menjawab sebuah objek ataupun kondisi politik dengan metode tertentu.18 Perilaku politik menurut Lasswell adalah perilaku politik selalu memiliki orientasi pada suatu nilai dalam proses politik yang berlangsung yang merupakan satu bagian. Perilaku politik bertujuan menjangkau masa depan, bersifat mengantisipasi, berhubungan dengan masa lampau, dan senantiasa mempertahankan kejadian masa 17 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta Grasindo, 2010). 18 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).
13 lampau. Sedangkan Sudijono Sastroatmodjo mendefinisikan perilaku politik adalah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat berkaitan dengan tujuan dari suatu masyarakat, untuk mencapai suatu tujuan serta sistem kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas untuk mengatur kehidupan masyarakat ke arah pencapaian tujuan tersebut. Perilaku politik ini diarahkan pada pencapaian konsensus atau kesepakatan dalam mewujudkan tujuan dari masyarakat dan pemerintah.19 Menurut Sobolim perilaku politik atau (Politic Behaviour) adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik. Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik adalah:20 a. Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin b. Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau LSM (lembaga swadaya masyarakat) c. Ikut serta dalam pesta politik d. Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas e. Berhak untuk menjadi pimpinan politik f. Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh Undang-Undang Dasar dan perundangan hukum yang berlaku. Secara sederhana, perilaku politik dapat dipandang sebagai sebuah pikiran dan tindakan seseorang yang berkaitan dengan proses politik. Lebih lanjut, menurut Menurut Sudijono Sastroatmodjo perilaku politik adalah tindakan yang dilakukan oleh 19 Muslim Mufti, Teori-Teori Politik (Bandung : Pustaka Setia, 2013). hlm 87. 20 Ibid,. Hlm. 108
14 pemerintah maupun masyarakat berkaitan dengan tujuan dari suatu masyarakat, kebijakan untuk mencapai suatu tujuan, serta sistem kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas untuk mengatur kehidupan masyarakat kearah pencapaian tujuan tersebut. Dari pengertian ini perilaku politik lebih diarahkan pada tercapainya konsensus untuk mencapai tujuan dari masyarakat dan pemerintah.21 Menurut Sastroatmodjo faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik adalah sebagai berikut :22 1. Faktor lingkungan sosial politik tak langsung seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya dan sistem media massa. 2. Faktor lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor politik seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan. Lingkungan sosial politik berlangsung memberikan bentuk-bentuk sosialisasi dan internalisasi nilai dan norma masyarakat pada aktor politik serta memberikan pengalaman-pengalaman hidup. 3. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. Pada faktor ini ada tiga basis fungsional sikap untuk memahaminya. Basis pertama adalah yang didasarkan pada kepentingan yaitu penilaian seseorang terhadap suatu objek didasarkan pada minat dan kebutuhan seseorang terhadap objek tersebut. Basis kedua atas dasar penyesuaian diri yang dipengaruhi oleh keinginan untuk menjaga keharmonisan dengan subjek itu. Basis yang ketiga adalah sikap didasarkan pada fungsi eksternalisasi diri dan pertahanan. 4. Faktor sosial politik langsung yang berupa situasi yaitu, keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika akan melakukan suatu kegiatan. 21 Sudijono Sastroatmodjo, Perilaku Politik (Semarang: IKIP Semarang Press, 1995). Hlm 8 22 Ibid, h. 14-15
15 Keempat faktor tersebut saling mempengaruhi perilaku politik aktor politik baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku politik seseorang tidak hanya didasarkan pada pertimbangan politik saja tetapi juga dipengaruhi oleh pertimbangan non politik. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku politik merupakan serangkaian perilaku kelompok maupun perilaku individu dalam rangka memenuhi hak dan kewajibannya sebagai makhluk politik. Perilaku politik juga merupakan representasi dari orientasi politik kelompok maupun individu tersebut. 7. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban semetara yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai Nasionalisme Terhadap Perilaku Politik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Angkatan Tahun 2021” 8. Metodologi Penelitian 8.1 Jenis Penelitian Peneliti dalam menjalankan penelitiannya menggunakan jenis penelitian kuantitatif, Menurut Creswell penelitian kuantitatif cara untuk menguji teori tertentu dengan cara melihat hubungan antar variabel dengan instrumen penelitian yang menghasilkan berupa data atau angka-angka yang dianalisis dengan menggunakan cara statistik.23 Jadi data kuantitatif adalah data yang mempunyai kecenderungan untuk dianalisis dengan cara atau teknik statistik. Data tersebut dapat berupa angka atau skor dan biasanya diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data yang jawabannya berupa rentang skor atau pertanyaan yang diberi bobot. Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan mengambil sampel dari suatu populasi. 23 W John Crasswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013). h.15.
16 8.2 Populasi dan Sampel Penelitian 8.2.1 Populasi Dalam penelitian, populasi didefinisikan sebagai kelompok objek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.24 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara angkatan 2021 yang berjumlah 6909 mahasiswa. (PPID USU 2023) Mahasiswa Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2021 dipilih peneliti karena mereka sudah menerima mata kuliah kewarganegaraan, pancasila, dan nasionalisme. Mahasiswa angkatan tahun 2021 juga dianggap memiliki pengetahuan politik yang lebih baik dan pendidikan yang dimiliki juga bisa menjadi dasar manusia untuk tergerak untuk melakukan bentuk perilaku politik. Selain itu, mereka tergolong sebagai pemilih pemula pada pemilu dan ada yang sudah mengikuti pilkada. Tabel 1.1 : Data jumlah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Stambuk 2021 No Fakultas Jumlah Mahasiswa 1 Fakultas Kedokteran 244 2 Fakultas Hukum 681 3 Fakultas Pertanian 933 4 Fakultas Ekonomi Fakultas dan Bisnis 666 5 Fakultas Kedokteran Gigi 133 6 Fakultas Ilmu Budaya 723 7 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 485 8 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 795 9 Fakultas Kesehatan Masyarakat 383 10 Fakultas Keperawatan 135 24 Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2008). h. 61
17 11 Fakultas Psikologi 244 12 Fakultas Farmasi 135 13 Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi 291 14 Fakultas Kehutanan 247 15 Fakultas Teknik 814 TOTAL 6909 Sumber: https://ppid.usu.ac.id/id 8.2.2 Sampel Menurut sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Walaupun sampel hanya sebagian dari populasi, fakta-fakta yang diperoleh dari sampel harus dapat menggambarkan populasi. Sugiyono mengatakan teknik pengambilan sampel non-probabilitas adalah teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih responden karena memiliki pertimbangan tertentu. Pertimbangan peneliti dalam mengambil sampel ini adalah mahasiswa stambuk 2021 yang sudah memiliki banyak pengalaman dibanding stambuk 2022.25 Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus perhitungan Taro Yamane. Penentuan jumlah sampling dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane, sebagai berikut: n = 2+1 Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi yang diketahui d = Presisi yang ditetapkan. 25 Ibid,. Hlm. 118.
18 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan toleransi kesalahan sebesar 10%. Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan sampel untuk penelitian ini adalah: n = 6909 6909 (0,1) 2+1 = 6909 6909 (0,01) 2 + 1 = 6909 69,09 + 1 = 6909 70,09 = 98,57 dibulatkan menjadi 99 Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 99 responden yang dianggap cukup untuk melakukan penelitian ini. Berdasarkan jumlah tersebut, maka akan diperoleh jumlah responden untuk masing-masing fakultas sebanyak: 1. Fakultas Kedokteran sebanyak: n = 244 6909 x 100 = 3.53 atau 3 2. Fakultas Hukum sebanyak : n = 681 6909 x 100 = 9.85 atau 10 3. Fakultas Pertanian sebanyak : n = 933 6909 x 100 = 13.50 atau 13 4. Fakultas Ekonomi Fakultas dan Bisnis sebanyak :
19 n = 666 6909 x 100 = 9.63 atau 10 5. Fakultas Kedokteran Gigi sebanyak : n = 133 6909 x 100 = 1.92 atau 2 6. Fakultas Ilmu Budaya sebanyak : n = 723 6909 x 100 = 10.46 atau 10 7. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebanyak: n = 485 6909 x 100 = 7.01 atau 7 8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebanyak: n = 795 6909 x 100 = 11.50 atau 11 9. Fakultas Kesehatan Masyarakat sebanyak: n = 383 6909 x 100 = 5.5 atau 6 10. Fakultas Keperawatan sebanyak: n = 135 6909 x 100 = 1.95 atau 2 11. Fakultas Psikologi sebanyak: n = 244 6909 x 100 = 3.53 atau 3 12. Fakultas Farmasi sebanyak: n = 135 6909 x 100 = 1.95 atau 2
20 13. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi sebanyak: n = 291 6909 x 100 = 4.21 atau 4 14. Fakultas Kehutanan sebanyak: n = 247 6909 x 100 = 3.57 atau 4 15. Fakultas Teknik sebanyak: n = 814 6909 x 100 = 11.7 atau 12 8.3 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabel terdiri dari variabel bebas/independen (independent variabel) dan variabel terikat/dependen (dependent variabel). Variabel bebas ini memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel ini berdiri sendiri tanpa dipengaruhi oleh variabel lain atau terikat dengan variabel apapun, variabel ini dipilih dan disengaja dimanipulasi oleh peneliti agar efeknya terhadap variabel lain tersebut dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah nasionalisme. Sedangkan variabel terikat/dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel ini sangat terikat dengan variabel sebelumnya (bebas) untuk mengetahui besar efeknya terhadap variabel lain. Besar efek tersebut diamati dari ada tidaknya, timbul hilangnya, besar mengecilnya, atau berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain termasuk. Variabel terikat/dependen dalam penelitian ini adalah perilaku politik mahasiswa. Gambar 1.1 Variabel Penelitian X Y
21 Keterangan: X = Nasionalisme Y = Perilaku Politik Mahasiswa. 8.4 Definisi Operasional Variabel Supaya penelitian ini terarah dan tidak terjadi kesalahpahaman mengenai makna dari judul penelitian maka istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini diberikan definisi operasional sehingga akan lebih memahamkan pada ruang lingkupnya. 8.4.1 Variabel Bebas (X / Nasionalisme) Nasionalisme adalah suatu sikap yang mementingkan kebangsaan diatas segalanya, atau dengan kata lain seseorang yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi akan lebih memahami dan menghargai nilai-nilai kebangsaan dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi. Nasionalisme memiliki beberapa aspek yakni: 1) Persatuan bangsa artinya memiliki rasa bersatu dari berbagai macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kesatuan yang utuh. 2) Cinta tanah air, adanya rasa memiliki bangsanya sendiri bersedia untuk mengabdi, memelihara persatuan dan kesatuan serta melindungi tanah airnya dari segala ancaman. 3) Sikap yang mencerminkan nasionalisme yakni, menjaga ketertiban dengan mematuhi hukum yang berlaku, mematuhi dan mentaati hukum negara, melestarikan budaya Indonesia menggunakan produk dalam negeri. 4) Menghargai simbol-simbol nasionalisme yaitu, menghargai simbol negara, mengerti lagu-lagu kebangsaan Indonesia.
22 8.4.2 Variabel Terikat (Y / Perilaku Politik) Perilaku politik meliputi tanggapan internal seperti persepsi, sikap, orientasi dan keyakinan serta tindakan-tindakan nyata seperti pemberian suara, protes, lobi dan sebagainya. Persepsi politik berkaitan dengan gambaran suatu objek tertentu, baik mengenai keterangan, informasi dari sesuatu hal, maupun gambaran tentang objek atau situasi politik dengan cara tertentu. 8.5 Operasional Variabel Penelitian Dalam bagian ini, peneliti menurunkan variabel penelitian ke dalam konsep yang akan memuat indikator-indikator yang rinci dan dapat diukur. Operasional variabel penelitian digunakan untuk menguraikan setiap variabel menjadi indikatorindikator yang didasarkan pada sifat yang didefinisikan yang dapat diamati. Penelitian ini terdiri dari satu variabel independen yakni nasionalisme dan satu variabel dependen yakni Perilaku Politik Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Stambuk 2021. 1. Skala Nasionalisme Table 1.2 Operasionalisasi Variabel Independen (X) No Aspek Indikator Jumlah Soal 1 Persatuan Bangsa a. Memiliki asa bersatu dari berbagai macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kesatuan yang utuh 2 Cinta Tanah Air a. Adanya rasa memiliki bangsanya sendiri bersedia untuk mengabdi, memelihara persatuan dan kesatuan serta melindungi tanah airnya dari segala ancaman 3 Sikap yang mencerminkan nasionalisme a. Menjaga ketertiban dengan mematuhi hukum yang berlaku b. Mematuhi dan mentaati hukum negara
23 c. Melestarikan budaya Indonesia d. Menghargai simbol negara 4. Menghargai nilainilai nasionalisme a. Mengerti lagu-lagu kebangsaan Indonesia b. Menghargai simbol negara Jumlah 2. Skala Perilaku Politik Table 1.3 Operasionalisasi Variabel Dependen (Y) No Aspek Indikator Jumlah Soal 1 Pengetahuan a. Mengetahui arti politik b. Memahami informasi politik c. Mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga negara d. Memahami konsekuensi buta politik 2 Sikap a. Berperan aktif dalam politik b. Sikap perilaku politik sesuai hukum yang berlaku atau tidak 3 Tindakan Politik a. Melakukan Pemilihan Umum untuk memilih wakil rakyat / pemimpin b. Mengikuti organisasi masyarakat atau LSM c. Mengikuti suatu partai politik d. Ikut serta dalam pesta politik e. Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas f. Mengadakan kontak dengan lembagalembaga masyarakat Jumlah
24 8.6 Teknik Pengumpulan Data 8.6.1 Data Primer Dalam penelitian kuantitatif, pengumpulan data primer merupakan hal yang penting digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan. Data primer pada penelitian ini didapatkan melalui penyebaran kuesioner oleh peneliti secara langsung kepada responden. Sampel dalam penelitian yang nantinya mengisi kuesioner yaitu, mahasiswa Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2021. 8.6.2 Data Sekunder Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan data sekunder yang peneliti dapatkan dari sumber data yang sudah ada, diantaranya informasi yang diambil dari studi literatur untuk menunjang hasil penelitian. Selain itu data sekunder yang digunakan peneliti merupakan data rekapitulasi mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Sumber lain yang diperlukan seperti referensi buku-buku dan dalam penelitian ini peneliti juga memperoleh sumber dari satu skripsi dan dua jurnal sebagai rujukan. 8.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif ini sangat diperlukan, karena dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas peneliti dapat mengetahui apakah kuesioner sudah dibuat dengan baik untuk dijadikan alat ukur penelitian. 8.7.1 Uji Validitas Uji validitas di sini untuk melihat derajat keakuratan antara data yang sebenarnya pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mendapatkan validitas sebuah item, selanjutnya peneliti mengkorelasikan skor item dengan jumlah keseluruhan item-item tersebut.26 26 Sugiyono. h. 177.
25 Uji validitas ini mampu mengetahui seberapa baik suatu proses pengukuran terhadap konsep yang diharapkan tujuannya untuk mengetahui apakah yang ditanyakan dalam kuesioner sudah sesuai dengan ketentuannya.27 Suatu kuesioner dapat dikatakan valid apabila: 1. Apabila koefisien korelasi product moment melebihi 0.3 2. Apabila koefisien product moment > r-tabel (a ; n-2), n= jumlah sampel 3. Untuk menghitung uji validitas penulis menggunakan teknik korelasi Product moment yang ditentukan oleh Pearson sebagai berikut: Penelitian ini peneliti menggunakan SPSS untuk menguji validitas dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson dan Correlated Item-Total Correlation serta uji dua sisi taraf signifikansi 0.05. Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah: a) Jika r hitung ≥ r tabel maka item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total. Sehingga pertanyaan dianggap valid. b) Jika r hitung ≤ r tabel maka item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total. Sehingga pertanyaan dianggap tidak valid. 27 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2005). h, 45.
26 8.7.2 Uji Reliabilitas Apabila dalam kuesioner telah dianggap valid, maka dilanjutkan dengan adanya pengujian reliabilitas yakni untuk mengetahui tingkat derajat ketepatan jawaban yang akan diperoleh oleh responden. Uji reliabilitas ini akan menguji sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.28 Reliabilitas dari suatu alat ukur dapat menggambarkan apakah suatu pengukuran terbebas dari masalah, hingga memberikan hasil yang konsisten pada kondisi yang berbeda pada masing-masing item dalam suatu instrumen. Dalam menjalankan penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengukuran reliabilitas dengan alpha cronbach. Kriteria suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila cronbach’s alpha > 0.7, tetapi apabila cronbach’s alpha <0,7 maka tidak reliable. 8.8 Teknik Analisis Data Metode analisis data merupakan suatu proses yang dilakukan apabila semua data sudah terkumpul, guna memecahkan permasalahan yang diteliti. Penulis menggunakan alat bantu SPSS dalam menganalisis data penelitian ini, yang merupakan alat bantu berbentuk program dalam penelitian untuk dapat pengelola data statistik dengan mudah. 8.8.1 Analisis Statistik Deskriptif Analisis ini memiliki fungsi untuk menjabarkan pendapat dari responden yang menjawab kuesioner melalui nilai rata-rata pada semua variabel. Fungsinya untuk memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakukan terhadap objek yang diteliti.29 28 Sugiyono., op. cit. h. 180. 29 Husain Usman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). h, 129.
27 8.8.2 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi merupakan suatu bentuk analisis yang mengukur pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).30 Di mana ada beberapa bentuk regresi di antaranya, regresi linier dan regresi non linier (berganda). Berkenaan dengan penelitian ini peneliti menggunakan regresi linier sederhana karena melibatkan hanya dua variabel di dalamnya yakni variabel bebas (X) sebagai nasionalisme dan variabel terikat (Y) sebagai perilaku politik mahasiswa. Untuk menganalisis regresi peneliti menggunakan SPSS. Persamaan umum regresi linier sederhana yakni: Y = a +bX Y: variabel terikat (variabel yang diduga) X: variabel bebas a: intercept atau konstanta b: koefisien regresi atau slope a. Analisis Korelasi Sederhana Pada bagian ini merupakan bentuk analisis variabel penelitian untuk mengetahui kekuatan hubungan, arah hubungan dan keeratan hubungan antara variabel dan besarnya pengaruh variabel yang satu (variabel bebas “X”) terhadap variabel lainnya (variabel terikat “Y”). Untuk menganalisis korelasi sederhana penulis dibantu dengan SPSS. Dasar pengambilan uji korelasi sederhana dilihat pada output model summary dengan melihat R berkisar antara 0-1, apabila nilai R mendekati 1 maka hubungan yang terjadi semakin kuat, dan apabila nilai R mendekati 0 maka hubungan yang terjadi malah melemah.31 30 Danang Sunyoto, Uji Kuadrat Dan Regresi Untuk Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010). h, 29. 31 Alghifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, Dan Solusi Edisi Ke-2 (Yogyakarta: BPFE, 2000). h, 68.
28 b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R Square) digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.32 Jika nilai R Square mendekati 0 maka, kemampuan dari variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangatlah terbatas dan juga sebaliknya apabila nilai R Square mendekati angka 1 maka, variabel independen dapat memberikan segala informasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan variabel dependen. 8.8.3 Uji Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hasilnya perlu diuji atau dirangkumkan kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Terdapat dua bentuk hipotesis yakni, hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel independen X dengan variabel dependen Y, sedangkan hipotesis alternatif (H1) menyatakan bahwa ada hubungan antara variabel independen Y dengan variabel dependen X.33 Pengujian hipotesis merupakan kegiatan untuk menghasilkan suatu keputusan, baik menolak atau menerima hipotesis. Dalam pengujian hipotesis, sebuah keputusan yang sudah dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa salah ataupun benar, sehingga menimbulkan suatu resiko. Besar kecilnya suatu resiko dinamakan probabilitas. Maka peneliti menuliskan hipotesisnya sebagai berikut: H0: Variabel nasionalisme tidak berpengaruh terhadap perilaku politik mahasiswa Universitas Sumatera Utara Stambuk 2021. 32 Ghozali., loc. cit. h. 97. 33 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010). h, 57.
29 H1: Variabel nasionalisme berpengaruh terhadap perilaku politik mahasiswa Universitas Sumatera Utara Stambuk 2021 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan uji T melalui program Statistical Product and Service Solution (SPSS). a. Uji T Pada uji Statistik T untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) secara parsial. Dasar pengambilan keputusan untuk melihat kebenaran hipotesis adalah jika p <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh yang ditunjukan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, jika p≥ 0,05 maka H0 diterima dengan H1 ditolak, artinya adalah tidak ada pengaruh yang ditimbulkan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 8.8.4 Skala Likert Peneliti menerapkan skala likert dalam menjalankan penelitiannya. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial.34 Skala ini diaplikasikan dalam bentuk angket, survei dan dalam penelitian survei deskriptif. Skala likert merupakan skala yang memiliki lima pilihan jawaban ,tapi peneliti hanya memilih menggunakan empat skala yakni: Tabel 1.4 Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert No Pertanyaan Simbol Skor 1 Sangat Setuju SS 4 2 Setuju S 3 3 Tidak Setuju TS 2 4 Sangat Tidak Setuju STS 1 34 Sugiyono., loc. cit. h, 132
30 8. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan penjabaran rencana penelitian untuk menjadikan penyusunan skripsi ini lebih terarah. Agar mendapatkan gambaran yang jelas dan terperinci, peneliti membagi penyusunan skripsi ini ke dalam empat bab. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab satu terdiri latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, studi terdahulu, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian BAB II : PROFIL UMUM USU Bab ini akan memaparkan tentang profil dan gambaran umum Universitas Sumatera Utara. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai lembaga tersebut dan profil dari pada USU. BAB III : PENGARUH PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME TERHADAP PERILAKU POLITIK MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN TAHUN 2021 Bab ini akan berisi tentang deskripsi dan pemaparan hasil data dan analisis dari Pengaruh Pemahaman Nilai-Nilai Nasionalisme Terhadap Perilaku Politik Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Stambuk 2021. Apakah mahasiswa USU stambuk 2021 masih memiliki pemahaman nilai-nilai nasionalisme atau tidak. Menjelaskan bagaimana pengaruh pemahaman nilai-nilai nasionalisme terhadap perilaku politik mahasiswa USU stambuk 2021. BAB IV : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan kajian serta akan mencantumkan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.
31 DAFTAR PUSTAKA Agus, Efendi, ‘Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Generasi Muda’, Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum, 2 (2021), 26–33 https://doi.org/10.55357/is.v2i1.75 Alfaruqy, M Zulfa, ‘Nationalism From The Founding Father ’ S Perspective’, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 23.ISSN 2541-4496 (2022), 1–11 <https://journal.walisongo.ac.id/index.php/teologia/article/view/920/pdf> Alghifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, Dan Solusi Edisi Ke-2 (Yogyakarta: BPFE, 2000) Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003) Crasswell, W John, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013) Dasima, Nyai, Karya S M Ardan, and Mcfulvia Hy, ‘Subaltern Dan Nasionalisme Dalam Novel A . Pendahuluan Nyai Dasima ( 1960 ) Merupakan Karya Sastra Klasik Hasil Resepsi Dari S . M . Ardan Sebagai Versi Baru Dari Novel Tjerita Nyai Dasima Karya G . Francis Yang Terbit Pada Tahun 1896 . Cerita Yang Dibuat’, Adabiyyāt: Jurnal Bahasa Dan Sastra, V.1 (2021), 78–93 Dault, Adhyaksa, Islam Dan Nasionalisme ((Jakarta: Yadaul, 2003) Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005) Hamidi, Jazim, and Mustafa Lutfi, Civic Education : Antara Realitas Politik Dan Implementasi Hukumnya (Jakarta : Gramedia, 2010) Khon, Hans, Nationalism, Its Meaning and History, Terj. Sumantri M. Nasionalisme Arti Dan Sejarahnya (Jakarta: P.T. Pembangunan Jakarta, 1961) kpu.go.id, ‘DPT Pemilu 2024 Nasional’, Kpu.Go.Id, 2023 <https://www.kpu.go.id/berita/baca/11702/dpt-pemilu-2024-nasional-2048-jutapemilih#:~:text=Jakarta%2C kpu.go.id,2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.> [accessed 14 September 2023] Martono, Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010) Mufti, Muslim, Teori-Teori Politik (Bandung : Pustaka Setia, 2013) Mugiyono, ‘Relasi Nasionalisme Dan Islam Serta Pengaruhnya Terhadap Kebangkitan Dunia Islam Global’, Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, Dan Fenomena Agama, Vol 15 No.E-ISSN 2549-4260 (2016), 1–11
32 <http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/492> Najib, Mohammad, Asrof Imtiyaz, and Fatma Ulfatun Najicha, ‘Membangun Kembali Sikap Nasionalisme Bangsa Indonesia Dalam Menangkal Budaya Asing Di Era Globalisasi’, 7.2 (2022), 140–44 Permana, Ujang, ‘Implementasi Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Mahasiswa Akper Ypib Majalengka’, Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 3, No.ISSN : 2541- 0849 e-ISSN : 2548-1398 (2018), 124–34 <https://www.neliti.com/id/publications/330591/implementasi-nilai-nilainasionalisme-pada-mahasiswa-akper-ypib-majalengka> Sastroatmodjo, Sudijono, Perilaku Politik (Semarang: IKIP Semarang Press, 1995) Shahreza, Mirza, ‘Komunikator Politik Berdasarkan Teori Generasi’, Journal of Communication, 1.1 (2017), 33–48 <https://jurnal.umt.ac.id/index.php/nyimak/article/view/273> Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2008) Sunyoto, Danang, Uji Kuadrat Dan Regresi Untuk Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik (Jakarta Grasindo, 2010) Syamsudin, Aziz, Api Nasionalisme Kaum Muda, Cetakan 1 (Rmbooks PT. Wahana Semesta Intermedia, 2011) Tim Peneliti KANOPI FEB UI & Tim Peneliti KSM Eka Prasetya UI, ‘Di Balik Aksi Demonstrasi Mahasiswa: Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Politik’, Jurnal KSM Eka Prasetya UI, 1.1 (2019), 1–23 Usman, Husain, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Wardiansyah, R G, ‘Hubungan Nasionalisme Dengan Partisipasi Politik Pemilih Pemula Di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang’, 2020 <http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/19005>