The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

TUGAS MANDIRI YENI EKA MUSDALIFAH

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by yeniekamusdalifah12, 2021-03-31 06:18:03

TUGAS MANDIRI

TUGAS MANDIRI YENI EKA MUSDALIFAH

RESUME MATERI ASFIKSIA DAN APGAR SKOR

Yeni Eka Musdalifah

Pengertian Asfiksia

Istilah asfiksia sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti nadi yang
berhenti (stopping of the pulse). Asfiksia terjadi apabila terdapat kegagalan
pertukaran gas di organ, definisi asfiksia sendiri menurut WHO (World Health
Organization) adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir mengalami gagal nafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia merupakan penyebab
kematian bayi baru lahir. Setiap tahunnya terdapat 120 juta bayi lahir didunia dan 1
juta bayi meninggal disebabkan asfiksia.

Faktor Penyebab Asfiksia

Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu, ntibi
keadaan bayi, actor plasenta dan persalinan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, angka kejadian asfiksia yang disebabkan oleh penyakit ibu di
antaranya preeklamsia dan eklamsi sebesar (24%), anemia (10%), infeksi berat
(11%), sedangkan pada persalinan meliputi partus lama atau macet sebesar
(2,8-4,9%), persalinan dengan penyulit(seperti letak sungsang, kembar, distosia
bahu, vakum ekstraksi, forsep) sebesar (3-4%). Berdasarkan data tersebut
mengenai jenis persalinan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
jenis persalinan spontan dan tidak spontan dengan kejadian asfiksia.
Seringkali bayi yang baru lahir tidak dapat diantisipasi akan mengalami
kesulitan dalam bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari asfiksia ini dapat
menyebabkan epilepsi dan keterbelakangan mental.

Klasifikasi Asfiksia

1. Asfiksia Ringan
Pada kasus asfiksia ringan, bayi dapat terkejut atau sangat

waspada, dengan peningkatan tonus otot, makan dengan buruk, dan
frekuensi pernapasan normal atau cepat. Temuan ini biasanya
berlangsung selama 24 sampai 48 jam sebelum sembuh secara
spontan.
2. Asfiksia Sedang

Pada kasus asfiksia sedang, bayi dapat letargi dan mengalami
kesulitan pemberian makan. Bayi dapat mengalami episode apnea
kadang-kadang dan/atau konvulsi selama beberapa hari. Masalah ini
biasanya sembuh dalam satu minggu, tetapi masalah perkembangan
saraf jangka panjang mungkin ada.
3. Asfiksia Berat

Pada kasus asfiksia berat, bayi dapat terkulai atau tidak sadar dan
tidak makan. Konvulsi dapat terjadi selama beberapa hari, dan episode
apnea yang berat dan sering umumnya terjadi. Bayi dapat membaik
selama beberapa minggu atau tidak membaik sama sekali. Jika bayi ini
bertahan hidup, mereka biasanya menderita kerusakan otak permanen

Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Umum
a. Berikan oksigen dengan kecepatan aliran sedang.
b. Jika frekuensi pernapasan bayi kurang dari 30 kali per menit,
amati bayi secara cermat. Jika frekuensi pernapasan selalu
kurang dari 20 kali per menit, resusitasi bayi dengan
menggunakan kantung dan masker.
c. Jika bayi mengalami apnea :
1) Stimulasi bayi untuk bernapas dengan menggosok
punggung bayi selama 10 detik.
2) Jika bayi tidak segera mulai bernapas, resusitasi bayi
dengan menggunakan kantung dan masker.
d. Ukur glukosa darah. Jika glukosa darah kurang dari 45mg/d1
(2,6 mmol1/1), atasi glukosa darah yang rendah.
e. Jika ada tanda-tanda selain kesulitan bernapas, lihat Temuan
Multipel (paling sering Sepsis atau Asfiksia). Untuk
menentukan apakah masalah bayi karena ukuran yang kecil
atau apakah bayi mengalami asfiksia, sepsis, atau sifilis
congenital, dan lanjutkan untuk mengatasi kesulitan
bernapas.

Lanjutan…

f. Jika frekuensi pernapasan bayi lebih dari 60 kali per menit dan
bayi mengalami sianosis sentral (walaupun mendapatkan
oksigen dengan kecepatan aliran tinggi) tetapi tidak ada
tarikan dinding dada ke dalam atau grunting saat ekspirasi,
curagi adanya abnormalitas jantung congenital.

g. Klasifikasi kesulitan bernapas sebagai berat, sedang, atau
ringan dan lakukan penatalaksaan sesuai dengannya.

2. Pentalaksanaan Khusus
a. kesulitan bernapas ringan
b. kesulitan bernapas sedang
c. kesulitan bernapas berat

Soal Dan Jawaban

1. Jika bayi mengalami Asfiksia penanganan/pengobatan seperti apa yang di
berikan dan berapa lama bayi tersebut harus menjalani pengobatan tersebut ?
jawaban
Asfiksia yang terjadi pada bayi harus segera di tangani dengan melakukan teknik
muscle pumping. Teknik muscle pumping merupakan salah satu tindakan untuk
meningkatkan aliran balik darah vena menuju ke jantung, yaitu untuk
mengalirkan darah yang berada di ekstremitas inferior bayi menuju ke atrium
kanan sehingga terjadi sirkulasi darah yang teratur, maka berpengaruh terhadap
antibi pernafasan. Teknik muscle pumping dapat digambarkan dengan cara
menggerakan kedua kaki bayi, posisi kedua lutut dilipat menuju kearah dada
bayi. Sloane (2003) menjelaskan bahwa curah jantung adalah volume darah
yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit, dan hal ini dipengaruhi ntibi
sirkulasi yang merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan
lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrisi ke semua sel,
jaringan, organ, serta membawa produk akhir ntibioti keluar. Melalui teknik
muscle pumping mampu meningkatkan curah jantung dan aliran balik vena ke
jantung

Lanjutan…

2. Bagaimana cara kita sebagai bidan untuk mencegah bayi yang
baru lahir agar tidak menderita asfiksia ?
jawaban
Penggunaan alat bantu pernapasan untuk mengalirkan udara
ke paru-paru bayi. Sebagian bayi mungkin akan membutuhkan
tambahan gas nitric oxide melalui tabung pernapasan.
Pemberian obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah
dan meredakan kejang apabila terjadi

3. Mengapa keadaan ibu merupakan faktor penyebab asfiksia
..?dan bagaimana tindakan bidan jika terjadi asfiksia berat
pada bayi ?
jawaban
Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu,
ntibi keadaan bayi, actor plasenta dan persalinan. Seringkali
bayi yang baru lahir tidak dapat diantisipasi akan mengalami
kesulitan dalam bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari
asfiksia ini dapat menyebabkan epilepsi dan keterbelakangan
mental.

Lanjutan…

Penanganan bidan apabila terjadi asfksia berat: Kesulitan
Bernafas Berat:
a. Pasang slang lambung untuk mengosongkan lambung dari
udara dan sekresi.
b. Atasi sepsis
c. Pantau dan catat frekuensi pernapasan bayi, adanya starikan
dinding dada ke dalam atau grunting saat ekspirasi, dan
episode apnea setiap tiga jam sampai bayi tidak lagi
memerlukan oksigen dan selama 24 jam kemudian.
d. Pantau respons bayi terhadap oksigen.
e. Saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan :
f. Berikan perasaan ASI melalui slang lambung.
g. Saat oksegen tidak lagi dibutuhkan, izinkan bayi mulai
menyusu. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasaan ASI
dengan menggunakan metode pemberian makan alternative
dan segera rujuk bayi ke rumah sakit tersier atau pusat
spesialisasi yang mampu membantu ventilasi, jika
memunginkan.

Pengertian APGAR Score

Apgar score adalah saran untuk menilai kondisi bayi
Anda di menit pertama setelah bayi lahir. Ada lima
parameter mudah untuk menilai kondisi bayi secara umum.
Skor ini digunakan oleh dokter untuk menentukan tindakan
apa yang perlu dilakukan begitu bayi Anda lahir.Apgar score
meliputi sebagai berikut : Denyut jantung janin (DJJ), napas,
gerakan, warna kulit dan Refleks.

Kriteria Skor

1. Activity (aktivitas otot)
a. Jika bayi menggerakkan kedua kaki dan tangannya secara
spontan begitu lahir, maka skoryang diberikan adalah 2
b. Jika bayi hanya melakukan sedikit gerakan begitu lahir, maka
skor yang diberikan adalah 1
c. Jika bayi tidak bergerak sama sekali begitu ia lahir , maka
skor yang diberikan adalah 0

2. Pulse (denyut jantung)
a. Jika jantung bayi berdenyut setidaknya 100 kali per menit,
maka skor yang diberikanadalah 2
b. Jika jantung bayi berdenyut kurang dari 100 kali per menit,
maka skor yang diberikan adalah1
c. Jika jantung bayi tidak berdenyut sama sekali, maka skor
yang diberikan adalah 0

Lanjutan…

3. Appearance (warna kulit)
a. Jika seluruh kulit di tubuhnya berwarna kemerahan, maka
skor yang diberikan adalah 2
b. Jika kulit tubuh bayi berwarna kemerahan, tetapi tangan dan
kakinya berwarna kebiruan,maka skor yang diberikan adalah 1
c. Jika seluruh kulit bayi berwarna kebiruan, keabu-abuan, atau
pucat pasi, maka skor yangdiberikan adalah 0

4. Grimace (reflek gerak)
a. Jika bayi menangis, batuk atau bersin, serta menarik diri
ketika dokter memberikanrangsangan, maka skor yang
diberikan adalah 2
b. Jika bayi meringis, menangis lemah ketika ketika dokter
memberikan rangsangan, makaskor yang diberikan adalah 1
c. Jika bayi tidak menangis atau bahkan merespons sama sekali
ketika dokter memberikanrangsangan, maka skor yang
diberikan adalah 0

Lanjutan…

5. Respiration ( pernapasan)
a. Jika bayi langsung menangis dengan kencang dan kuat, maka
skor yang diberikan adalah 2
b. Jika bayi hanya merintih, maka skor yang diberikan adalah 1
c. Jika bayi tidak menangis sama sekali alias diam membisu,
maka skor yang diberikan adalah 0
Tes apgar juga adalah tes untuk menunujukan dengan
cepat apakah bayi baru lahir tersebut membutuhkan
penanganan medis segera dan tidak desaian untuk
memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi
tersebut.
7-10 asfiksia ringan
4-6 asfiksia sedang
0-3 asfiksia berat

Soal Dan Jawaban

1. apakah penilaian apgar skore termasuk dalam pemeriksaan pada
bayi ketika kondisi kritis setelah melahirkan ?
jawaban
Iyaa karena Pada kasus tertentu, seperti ketika kondisi bayi kritis
setelah dilahirkan, maka akan dilakukan penilaian Apgar score
kembali pada menit ke-10, menit ke-15, dan menit ke-20 untuk
memantau perkembangan kondisi bayi. Kondisi kritis bayi bisa
dilihat dari hasil total penilaian Apgar score yang rendah, yaitu
0-3. Rendahnya nilai ini juga dikaitkan dengan meningkatnya
risiko kematian bayi, cacat otak, dan epilepsi pada bayi di
kemudian hari, terutama jika Apgar score tidak mengalami
perbaikan pada 20 menit pertama sejak dilahirkan.

Lanjutan…

2. Bagaimana cara menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru
lahir ?
jawaban
Untuk menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir,
digunakan Neonatal Resuscitation Algorithm. Persiapan dimulai dari
sebelum bayi lahir yakni dengan menilai risiko perinatal. Komponen dari
Neonatal Resuscitation Algorithm adalah: kehamilan aterm, bayi memiliki
tonus otot yang baik, bayi bernapas atau menangis. Tiga komponen ini
dinilai dalam 30 detik pertama kelahiran bayi. Jika bayi butuh resusitasi,
skor APGAR kemudian digunakan untuk menilai respons bayi terhadap
resusitasi. Pedoman dari Neonatal Resuscitation Program menyatakan
bahwa jika skor APGAR berjumlah di bawah 7 setelah menit ke-5,
penilaian dengan skor APGAR perlu diulang setiap 5 menit sampai menit
ke-20. Skor APGAR yang menetap di angka 0 setelah menit ke-10 dapat
menjadi pertimbangan untuk melanjutkan atau menghentikan resusitasi.
Sangat sedikit bayi dengan skor APGAR 0 setelah menit ke-10 dapat
bertahan hidup tanpa kelainan neurologis. Pedoman resusitasi neonatus
dari American Heart Association tahun 2015 menyatakan jika dapat
dikonfirmasi bahwa tidak ada denyut jantung setelah paling tidak 10
menit, resusitasi dapat dihentikan.

Lanjutan…

3. Bagaimana bila bayi memiiiki apgar skor yang rendah?
Jawaban
Banyak bayi dengan Apgar skor rendah justru sangat sehat dan
baik-baik saja setelah menyesuaikan diri dengan kehidupan di
luar rahim. Bila dokter khawatir dengan Apgar skor bayi, ia akan
memberi tahu Ibu dan menjelaskan bagaimana kondisi bayi,
apa yang mungkin menjadi penyebabnya, dan perawatan yang
perlu diberikan. Apgar skor tidak dirancang untuk memprediksi
kondisi kesehatan jangka panjang bayi, perilakunya,
intelegensinya, maupun kepribadiannya. Apgar skor digunakan
untuk membantu dokter mengetahui kondisi fisik bayi secara
keseluruhan agar bisa dengan cepat memutuskan apakah bayi
membutuhkan perawatan medis darurat. Setelah beberapa
lama menyesuaikan dengan lingkungan yang baru dan
menerima perawatan medis yang dibutuhkan, kebanyakan bayi
akan baik-baik saja.

TERIMAKASIH


Click to View FlipBook Version