The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by muh.azan1983, 2021-09-03 18:23:22

media pembelajaran

MEDIA PEMBELAJARAN edit

Keywords: media

BAB 1
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJRAN

Hakikatnya pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar untuk membantu
siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhaan dan minatnya.
Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha.usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-
sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Sadirnan, 1984). balam proses
pembelajaran, siswa merupakan subjek yang belajar dan guru merupakan subjek yang mengajar.
Mengajar dapat pula diartikan proses membantu seseorang atau kelornpok melakukan kegiatan
belajar sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif. Association for Education an
Communication Techno100 (AECV) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang digunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Adapun National Education Association (NEA)
mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipuIasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar,
dapat memengaruhi efektivitas program instruksional (Usman, 2002).

1. Pada proses pembelajaran guru harus menganggap siswa sebagai individu yang
mempunyai unsur-unsur dinamis yang dapat berkembang bila disediakan kondisi yang
menunjang.

2. Pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas siswa. karena yang belajar adalah siswa,
bukan guru.

3. Pembelajaran merupakan upaya sadar dan sengaja.bukan kegiatan insidental tanpa
persiapan.

4. Pempembelajaran merupakan pemberian bantuan yang mem siswa dapat belajar.

A. Pengertian Media Pembelajaran

Hal tersebut menuntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah dan
tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang
Meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pembelajaran yang meliputi .

• media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar
• fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
• seluk beluk proses belajar
• hubungan antara metode mengajar dan media pembelajaran
• nilai atau manfaat metode pendidikan dalam pembelajaran
• pemilihan dan penggunaan media pendidikan
• usaha inovasi dalam media pendidikan

Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar sadiman 1993 mengemukakan
bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan . Heinich

dan kawan-kawan 1982 mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima jadi televisi film foto radio rekaman audio gambar yang
diproyeksikan bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media apabila media itu membawa
pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud
pembelajaran maka media itu disebut dengan media pembelajaran sejalan dengan batasan ini
hamidjojo dalam latuheru 1993 memberi batasan media sebagai sebuah semua bentuk perantara
yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide gagasan atau
pendapat sehingga ide gagasan atau Pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima
yang dituju

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat
yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna Pesan yang
disampaikan sehingga tujuan pelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar. mengingat banyaknya macam media tersebut maka guru harus berusaha memilikinya
dengan cermat agar dapat digunakan dengan cepat. dalam kegiatan belajar mengajar sering pula
pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah seperti bahan pembelajaran atau
interaksional material komunikasi pandang dengan audio visual communication alat peraga
pandan visual education alat peraga dan media penjelas.

Mari Penjelasan diatas berikut ini kesimpulan dari beberapa istilah media tersebut.

1. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan
siswa dalam proses pembelajaran

2. media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software
perangkat lunak yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang
merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa dalam proses belajar baik
dalam maupun luar kelas

3. Media memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal hardware perangkat keras
yaitu suatu benda yang dapat dilihat didengar atau diraba dengan panca indra

4. media pembelajaran digunakan secara masa misalnya radio televisi kelompok
besar dan kelompok kecil misalnya film lain video OHP atau perorangan misalnya
modul komputer radio Tab kaset Video Recorder

B. Landasan Teoritis Penggunaan Media

Menurut bruner (1996: 10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar yaitu:

1. Pengalaman langsung (enactive)
2. Pengalaman piktorial/gambar (iconic)
3. pengalaman abstrak (symbolic)

Pengalaman langsung adalah mengerjakan misalnya arti kata” anyaman” dipahami
dengan langsung membuat “anyaman”. pada tingkatan kedua yang diberi label iconic
(artinya, gambar atau image) . Kata “Anyaman” dipelajari dari gambar, lukisan, foto atau
film. selanjutnya pada tingkatan simbol, siswa membaca Atau mendengar kata “

anyaman” dan mencoba mencocokkannya dengan pengalamannya membuat “anyaman”. ketika
pengalaman saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman
( pengetahuan, keterampilan atau sikap) yang baru.

tingkatan pengalaman memperoleh hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Daryl 1969
sebagai suatu proses komunikasi, semakin bawah menunjukkan pengetahuan yang diperoleh
semakin besar dan semakin tinggi pengetahuan yang diperoleh semakin kecil.

• written text
• Symbol, iconic
• graph, plots
• Recorded audio
• pictures
• video
• Life audio
• live presentation
• performance.

Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat
langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang
bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan
metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran.

Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan
upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan
komunikasi audiovisual. Kerucut Pengalaman Dale telah menyatukan teori pendidikan John
Dewey (salah satu tokoh aliran progresivisme) dengan gagasan – gagasan dalam bidang
psikologi yang tengah populer pada masa itu.

Sedangkan angka-angka persentase di sisi kiri piramida menunjukkan seberapa besar
umumnya seseorang dapat mengingat dan memahami sesuatu sesuai dengan tingkatan jenis
kegiatan yang mereka lakukan. Berdasarkan tingkatan kegiatan diatas maka didapatkan
pengalaman sebagai berikut:

1. Lambang kata
Pengalaman ini diperoleh dalam buku/ bahan bacaan.Pada tingkat ini kata-kata

merupakan alat informasi yang utama. Pada tingkat ini, guru menyampaikan informasi kepada
anak didik hanya dengan berbicara (verbalisme). Keterbatasan komunikasi dengan kata-kata
sering menimbulkan kesulitan dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik.
Kadang-kadang guru tidak sadar terus berkata-kata tanpa memperhatikan murid sehingga murid
menjadi pasif.

Hambatan- hambatan komunikasi yang ditemui dalam proses belajar mengajar antara
lain:

• Verbalisme, dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata-kata atau
lisan. Di sini yang aktif hanya guru, sedangkan murid lebih bersifat pasif, dan
komunikasi hanya bersifat satu arah.

• Perhatian yang bercabang, yaitu perhatian murid tidak terpusat pada informasi
yang disampaikan guru.

• Kekacauan penafsiran, terjadi disebabkan berbeda daya tangkap murid, sehingga
sering terjadi istilah-istilah yang sama diartikan berbeda-beda.

• Tidak adanya tanggapan, yaitu murid-murid tidak merespon secara aktif apa yang
disampaikan oleh guru, sehingga tidak terbentuk sikap yang diperlukan.

• Kurang perhatian, disebabkan prosedur dan metode pengajaran kurang bervariasi,
sehingga penyampaian yang menoton menyebabkan timbulmya kebosanan pada
murid.

• Keadaan fisik dan lingkungan yang menganggu, misalnya objek yang terlalu
besar atau terlalu kecil, gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.

• Sikap pasif anak didik, yaitu tidak bergairahnya siswa dalam mengikuti pelajaran
disebabkan kesalahan memilih teknik komunikasi.


2. Lambang visual

Di dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal media pembelajaran, media
pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan- pesan pembelajaran yang
disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan.kemudian media dapat di bagi dalam
berbagai macam, salah satunya adalah media visual. Media visual merupakan penyampaian
pesan atau informasi secara teknik dan kreatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata
dan letaknya jelas, sehingga peneria pesan dan gagasan dapat diterima sasaran. Pengalaman
melalui pendengaran, pengalaman ini dapat diperoleh dengan mendengarkan seseorang, baik
secara langsung, melalui radio, atau yang lainnya.

Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu akan
menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan media visual sebagai sebagai media
pembelajaran nya.dipilih media visual karena kita harus ingat bahwa peserta didik khususya nak-
anak terutama siswa sekolah dasar karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru
utarakan atau sampaikan harusmereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudia media
visual merupakansumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang di buat secara
menarikdalam bentuk kombinasi gamb

Dengan demikian media visual sangatlah berperan penting dalam proses belajar
mengajar.karena media visual memiliki peran yaitu memudahkan dalam penyampaian materi
kepada peserta didik .peserta didik akan terbantu dalam memahami materi yang komplek.
Pemanfaatan media visual juga berperan bagi peserta didik. teks,gerak dan animasi yang di
sesuaikan dengan usia peserta didik yang dapat menarik peserta didik dalam belajar, sehingga
pembelajaran akan menyenangka dan tidak menjenuhkan.
Manfaat media visual dalam pembelajaran sebagai berikut:

• Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta
didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor
yang menentukan kekayaan pengalaman anak,seperti ketersediaan buku,
kesempatan melancong,dan sebagainya.media pembelajaran dapat mengatasi hal
tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang
dipelajari.maka obyeknyalah yang di bawa ke peserta didik. Obyek yang di maksud
bisa dalam bentuk nyata, miniature,model, maupun bentuk gambar-gambaryang
dapat disajikan secara audio visual dan audial

• Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.

• Media visual dapat menanamkan konsep dasar,yang benar ,konkrit dan
realistiskan.

• Media visual membangkiktan .keinginan dan minat baru
• Media visual akan mengakibatkan perubahan efektif ,kognitif dan psikomotorik
• Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Dengan demikian media visual sangatlah berperan penting dalam proses belajar
mengajar.karena media visual memiliki peran yaitu memudahkan dalam penyampaian materi
kepada peserta didik. peserta didik akan terbantu dalam memahami materi yang komplek.
Pemanfaatan media visual juga berperan bagi peserta didik.

3. Gambar diam, rekaman radio
Penggunaan media rekaman dalam pengajaran dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan

siswa. Media rekaman dapat digunakan dalam semua fase pengajaran mulai dari pengantar atau
pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil belajar siswa.
Penggunaan media rekaman sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning).
Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang
belum dikuasainya.

Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan
tingkat kecepatan belajarnya. Siswa juga dapat berlatih mengenal kembali dan melatih
pengucapan kata-kata dari bahasa asing, atau kata-kata yang belum dikenali. Pengalaman melalui
gambar visual, pengalaman dari sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi misalnya lukisan, poster, potret, dan lainnya.

4. Pengalaman melalui video
Pengalaman ini diperoleh dari pemutaran video baik itu berasal dari televisi maupun dari

media lainnya.

5. Pengalaman melalui pameran/situs
Pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan siswa ataupun yang

lainnya.

6. Pengalaman melalui demonstrasi
Yaitu pengalaman melalui percontohan atau pertunjukan mengenai suatu hal atau suatu

proses.

7. Pengalaman melalui karyawisata
Contohnya dapat mengajak pembelajar melihat objek yang nyata di luar dengan maksud

memperkaya dan memperluas pengalaman siswa.

8. Pengalaman melalui diskusi
Pengalaman ini dapat diperoleh dengan merancang pembelajaran kelompok, sehingga

antar
pembelajar dapat saling berbagi atau bertukar informasi mengenai suatu masalah.

9. Pengalaman tiruan
Pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan yang

sebenarnya.

10. Pengalaman langsung

Pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian, atau
objek yang sebenarnya. Pembelajar secara aktif bekerja untuk memecahkan masalah.

Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam menggunakan objek nyata ini :

Keuntungan

1. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk

mempelajari sesuatu ataupun meaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi

yang sesungguhnya dan

melatih ketrampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat

indra.

Kelemahan

1. Membawa murid-murid ke berbagai tempat diluar sekolah kadang-

kadang mengandung risik dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.

2. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-kadang

tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam

menggunakannya.

3. Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya,

seperti pembesaran,pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga

pengajaran harus didukung pula dengan media lain.

Pembelajaran dikembangkan bila merujuk pada kerucut Edgar Dale diatas maka masuk pada
seluruh bagian piramida Dale. Penguatannya pada bagian piramida terbawah yaitu benda tiruan
dan pengalaman langsung melalui praktek

Jika meninjau piramida pembelajaran diatas, dapat dilihat secara garis besar, bahwa
pembelajaran itu terbagi menjadi 2, yakni aktif dan pasif. Pada pembelajaran yang pasif,
membaca memberikan andil penguasaan materi dan daya ingat sebesar membaca 10%,
mendengarkan 20%, dan melihatnya secara langsung memberikan kontribusi sebesar 30%.
Namun, melihat pembelajaran aktif, dimana ketika seseorang mengatakan, mengajarkan,
memperagakan, atau berdiskusi, maka hal itu dapat memberikan 70% pemahaman dan daya
ingat terhadap materi yang dikuasai, serta jika aktif dalam melakukan/mengaplikasikan ilmu
maka hal tersebut berkontribusi 90% terhadap pemahaman dan daya ingat kita terhadap sesuatu.

Pada tingkatan kegiatan membaca (10 %), mendengar (20%), dan melihat gambar
maupun video (30%), kegiatan ini, menganggap pembelajar sebagai partispan, sehingga tingkat
daya ingat dan pemahamannya pun akan lebih sedikit. Kemudian pada tingkatan kegiatan adanya
pameran/situs dan demonstrasi (50%) serta karyawisata maupun diskusi (70%), pembelajar
diberikan suatu kasus permasalahan, maka dari itu pembelajar dapat aktif berfikir mengenai
permasalahan tersebut. Pada tingkatan ini masalah yang diberikan masih berupa permasalahan
yang konkrit, sehingga pembelajar masih dianggap sebagai partisipan. Selanjutnya pada
tingkatan kegiatan bersimulasi dan melakukan hal nyata (90%), pembelajar turun langsung
untuk mengamati sebuah permasalahan. Tingkat pemahamannya pun lebih besar, dan disini
pembelajar sudah bertindak sebagai pengamat.

Selanjutnya berdasarkan sisi kanan piramida pembelajaran Dale ini, kemampuan yang
dicapai pembelajar pada tingkatan kegiatan membaca dan mendengar adalah hanya pada
mampu mendefinisikan, menggambarkan, mendaftarkan, dan menjelaskan saja, karena pada
tingkatan ini kemampuan untuk memahami dan mengingatnya cukup rendah. Pada tingkat
kegiatan melihat gambar, menonton video, mengahdiri pameran, dan melihat demonstrasi,
kemampuan yang didapatkan adalah mampu menunjukkan, menerapkan, dan mempraktikan,
karena pada tingkat ini pembelajar mendapatkan lebih banyak gambaran dan pengetahuan
khsusunya dalam hal suatu proses. Kemudian yang terakhir pada tinggkat diskusi, bersimulasi
dan melakukan hal nyata, kemampuan yang didapatkan merupakan kemampuan yang paling
tinggi yaitu mampu menganalisis, mampu menentukan, bahkan hingga mampu membuat , dan
mengevaluasi/ menilai sesuatu, karena pada tingkat ini pembelajar pada dasarnya berperan aktif

dalam kegiatan tersebut dan mempunyai tambahan pengalaman, pengetahuan serta wawasan
yang lebih luas, sehingga memancing pengalaman belajar dengan pemahaman dan daya ingat
yang tinggi.

Dengan demikian, hal yang penting untuk diingat bahwa bukan berarti membaca dan
mendengarkan menjadi pengalaman belajar yang tidak berharga, hanya saja ketika dapat
melakukan hal yang nyata menyebabkan pemahaman dan daya ingat yang tinggi, maka diyakini
bahwa semakin banyaknya indera yag digunakan, semakin bersar kemampuan kita untuk
memahami dan mengingat sesuatu dari pengalaman belajar tersebut.

Dari segitiga piramida tersebut dapat terlihat bahwa proses pembelajaran langsung lebih
efektif digunakan daripada melalui pengamatan. Dari gambar piramida tersebut diatas semakin
luas kaki dari piramida tersebut berarti semakin efektif pula proses pembelajaran yang
digunakan.

Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa Kerucut Ecdgar Dale merupakan upaya awal untuk

memberikan alasan atau dasar tentang ketertarikan antara teori belajar dengan komunikasi
audiovisual, dimana hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit),
kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang. Semakin keatas puncak kerucut semakin
abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari
pengalaman langsung tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yg dihadapi dengan mempertimbangkan situasi
belajar.

Pengalaman langsung tersebut melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan,
penciuman dan peraba. Symbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan
diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman kongkrit.

http://deboratresiapurba091.blogspot.com/2017/10/kerucut-pengalaman-edgar-dale.html

C. CIRI CIRI MEDIA PEMBELAJARAN

Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Disamping itu Gerlach & Ely juga
mengemukakan Tiga Ciri Media Pembelajaran yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa – apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu
(atau kurang efisien) melakukannya. Oleh karena itu, seorang guru perlu mempelajari bagaimana
menetapkan media pembalajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
dalam proses belajar mengajar.

Dalam proses pembelajaran seorang Guru haruslah dapat mengajak peserta didiknya
untuk menggunakan semua alat indera supaya proses pembelajaran ini dapat berhasil mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam hal ini seorang guru harus dapat

berupaya untuk memberikan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai indera, semakin
banyak alat indera yang digunakan dalam proses pembelajaran semakin besar pula informasi
yang didapatkan sehingga dapat dimengerti dan dipahami dalam ingatan yang cukup lama.
Dengan menggunakan indera penglihatan dan pendengaran misalnya akan memeberikan
keuntungan bagi peserta didik. Peserta didik akan belajar lebih banyak daripada materi
pembelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau dengan rangsangan pendengaran
saja.

Para ahli memiliki pandangan yang searah dengan hal ini. Perbandingan pemerolehan
hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaanya. Kurang
lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 5% yang
diperoleh dari indera dengar dan indera yang lainya.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori
penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah kerucut penegalaman Dale. Dimana dalam
kerucut ini menggambarkan adanya hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman
kongkret, kenyataan yang ada dalam lingkungan kehidupan seseorang melalui benda tiruan
sampai lambang verbal/abstrak. Semakin keatas di puncak kerucut semakin abstrak media
penyampaian pesan itu. Dasar pengembangan kerucut ini bukan tingkat kesulitan, melainkan
tingkat keabstrakan jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran.
Pengalaman langsung akan memberi makna yang utuh dan bermakna mengenai informasi dalam
sebuah pengalaman, hal ini sering disebut dengan learning by doing dimana dalam pembelajaran
ini melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba.

Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan kedalam
lambang-lambang seperti bagan, grafik, atau kata. Jika pesan yang terkandung dalam lambang-
lambang seperti itu, indera yang dilibatkan semakin terbatas, meskipun aktifitas fisiknya
berkurang, keterlibatkan imajinatif semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya,
pengalaman kongkret dan pengelaman abstrak dialami silih berganti, hasil belajar dari
pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi seseorang dan sebaliknya,
interprestasi lambang kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang ia terlibat
langsung.

Di samping itu, agar proses belajar dapat efektif perlu juga disesuaikan dengan gaya
belajar peserta didik. Gaya belajar adalah kecenderungan seseorang untuk menggunakan cara
tertentu dalam belajar sehingga akan dapat belajar dengan baik. Secara umum dikenal dengan
gaya belajar yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Belajar visual adalah gaya belajar melalui
apa yang mereka lihat, auditorial adalah gaya belajar melalui apa yang mereka dengar,
sedangkan kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Dengan adanya perbedaan gaya belajar
haruslah dijadikan sebuah pertimbangan bagi seorang guru dalam memilih dan menggunakan

media pembelajaran, sehingga semua peserta didik dapat terlayani dengan baik dan dapat belajar
secara efektif dan efisien.

Untuk mengenali beberapa ciri media pembelajaran Gerlach & Ely (1971)
mengemukakan tiga ciri-ciri media yang merupakan alasan mengapa media digunakan.
Yaitu :
1. Ciri fiksatif (fixative property).

Ciri fiksatif yaitu menggambarkan kemampuan merekam, menyimpulkan, melestarikan,
dan mengkonstruksi suatu peristiwa atau objek. Cara ini amat penting bagi guru karena kejadian-
kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat
digunakan setiap saat. Media yang dikembangkan seperti photography, video tape, audio
tape, disket komputer, dan film.

Misalnya seperti peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di suatu negara. Siswa dapat
mepelajari bagaimana peristiwa atau kejadian-kejadian itu melalui rekaman video dokumentasi,
dan foto-foto. Objek-objek biotik ataupun abiotik yang unik dan harus dipelajari oleh siswa dapat
dihadirkan dengan gampang diruang kelas dengan rekaman video atau foto. Maka media ini
memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu dapat
ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Teknologi telah menjadikan media pembelajaran
mempunyai peranan yang amat penting untuk memberikan pemahaman akan suatu peristiwa atau
objek bagi siswa.

2. Ciri manipulatif (manipulatif property).

Ciri manipulatif yaitu Transpormasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan
kepada peserta didik dalam waktu 2 (dua) menit sampai 15 (lima belas) menit dengan teknik
pengambilan gambar atau time - lapse recording.

Misalnya seperti, siswa dapat mempelajari bagaimana proses pertumbuhan dan
perkembangan embrio di dalam kandungan ibu hanya dalam waktu 10 sampai 15 menit. Proses
ini aslinya berlangsung selama 9 bulan di dalam tubuh ibu. Dengan bantuan teknologi khusus
dan proses perekaman yang kemudian dilakukan manipulasi, waktu dapat dipersingkat dengan
mempercepat dengan hanya menampilkan kejadian-kejadian penting saja. Selain itu, bahkan
proses dapat diputar balik dan diulang-ulang. Kejadian yang berlangsung cepat juga dapat
diperlambat. Contoh lain seperti proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu
dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografer di samping itu juga dapat diperlambat
menayangkan kembali hasil rekaman video.

Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena
apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau potongan bagian-bagian
yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan
dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.

3. Ciri distributif (distributive property).
Ciri distributif yaitu dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditranspormasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada
peserta didik dengan stimulas pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian ini. Sekali
informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap
digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu
tempat.

Misalnya seperti Kejadian di daerah-daerah yang sulit atau bahkan tidak mungkin
dikunjungi oleh siswa dapat dihadirkan di ruang kelas mereka tanpa memerlukan banyak usaha
keras. Penggunaan internet atau perangkat penyimpan data seperti flashdisk, CD, dan sebagainya
memudahkan bahan-bahan pembelajaran tersebut didistribusikan. Konsistensi informasi yang
terdapat didalamnya akan selalu terjaga sebagaimana aslinya.

BAB 2

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

Dua unsur yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar adalah metode mengajar dan media
pembelajaran hamalik 1968 mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pesan pada saat itu disamping itu membangkitkan motivasi
dan minat siswa media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman menyajikan
data dengan menarik dan terpercaya memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi.

Adapun kedudukan media dalam sistem pembelajaran adalah sebagai berikut

1. alat bantu
2. alat penyalur pesan
3. analat penguatan
4. Dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti jelas dan menarik.

A. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu:

1. Fungsi atensi,
2. Fungsi afektif,
3. Fungsi kognitif,
4. Fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan
materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi
oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang
diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian
mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

1. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks
yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.

2. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

3. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar
jumlahnya, yaitu :

1. Memotivasi minat atau tindakan,
2. Menyajikan informasi,
3. Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama
atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau
pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau
memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan
emosi.

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi
dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai
pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk
hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para
siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau
ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral,
atau senang.

Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus
melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan
psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif.
Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.

B. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

Berbagai manfaat media pengajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp & Dayton
(1985:3-4) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pengajaran,
penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat
lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari
penggunaan media sebagai bagian integral pengajaran di kelas atau sebagai cara utama pengajaran
langsung sebagai berikut:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar
penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi
pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu
dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai
landasan untuk pengajaran, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.

2. Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat disosiasikan sebagai penarik perhatian dan
membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan ketuntutan pesan, daya tarik
image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan
menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media
memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya
memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah
yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media
pengajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang
terorganisasikan dengan baik spesifik, dan jelas.

6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika
media pengajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif;

Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak
manfaat, asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru dan siswa tetap
merupakan elemen penting dalam suatu sistem pendidikan, baik tradisional maupun modern. Guru
harus selalu hadir untuk menyajikan pelajaran dengan bantuan media apa saja agar dapat
merealisasikan manfaat berikut ini.

a) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas
b) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
c) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan dan minat siswa dengan

meningkatnya motivasi belajar siswa.
d) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
e) Membuahkan hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
f) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan

imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar.
g) Memberikan umpan balik yang diperlukan agar dapat membantu siswa menemukan seberapa

banyak hal yang telah mereka pelajari.
h) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan konsep-konsep yang bermakna yang dapat

dikembangkan.
i) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran non

verbalistik serta membuat generalisasi yang tepat.
j) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan untuk membangun

struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis
dari penggunaan media pengajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut. Azhar Arsyad
(2002,26)
1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar
dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengalihkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;

a) objek atau benda yang terlalu besar untuk di tampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti
dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model;

b) obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan
bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar;

c) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide di samping secara verbal.

d) obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret
melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.

kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti
komputer, film, dan video peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses
yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu
dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau
simulasi komputer.

4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-
peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum
atau kebun binatang.


Click to View FlipBook Version