The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

KELOMPOK 2 BIOLOGI A 2019
UNIVERSITAS PASUNDAN

SRI WULANDARI
SYIFA FADHILAH
ADISTI RIZKIANA
WINDY ALIFIA
VIDYA ZACHRANI

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Syifafadhilah118, 2022-03-27 05:28:48

MONOGRAFT SENSORIS DAN INDERA KHUSUS

KELOMPOK 2 BIOLOGI A 2019
UNIVERSITAS PASUNDAN

SRI WULANDARI
SYIFA FADHILAH
ADISTI RIZKIANA
WINDY ALIFIA
VIDYA ZACHRANI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT., karena atas
rahmat dan karunia-Nya-lah kita semua bisa menyelesaikan buku ini dengan
baik, walaupun masih jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam juga tidak
lupa saya panjatkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. juga kepada
keluarganya, sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.

Tujuan dibuatnya monograf ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan para
pembaca mengenai Indera Pengelihatan Manusia. Materi yang diambil yaitu
dari berbagai literatur yang mendukung ilmu pengetahuan mengenai salah satu
panca indera yang terdapat pada manusia.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu, diharapkan buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik
dan saran demi perbaikan buku ini, sangat kami harapkan.

Bandung, Maret 2022

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
BAB I .............................................................................................................. 2
PENGERTIAN MATA MANUSIA ............................................................... 2

A. Pengertian Mata ................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................. 4
ANATOMI MATA MANUSIA ..................................................................... 4

A. Bagian – bagian pada Mata.................................................................. 9
1. Kornea .............................................................................................. 9
2. Lensa .............................................................................................. 12
3. Badan Vitreous (Badan Kaca)........................................................ 13
4. Sklera.............................................................................................. 13
5. Selaput bening ................................................................................ 14
6. Koroid............................................................................................. 14
7. Retina ............................................................................................. 14
8. Humor Aquous ............................................................................... 15
9. Saluran air mata.............................................................................. 16

BAB III ....................................................................................................... 17
FISIOLOGI DAN DAYA AKOMODASI PADA MATA........................... 17
BAB IV ......................................................................................................... 24
PROSES VISUAL MATA ........................................................................... 24
BAB V .......................................................................................................... 30
PENYAKIT DAN KELAINAN PADA ....................................................... 30
INDEKS........................................................................................................ 36
GLOSSARIUM............................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 40

ii

LATAR BELAKANG

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks
dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata adalah suatu struktur
sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Sebagian besar mata
dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang
membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri
atas kornea transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior
mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen
dan mengandung pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makan retina.
Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan
yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam.
Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah
energi cahaya menjadi impuls syaraf. Struktur mata manusia berfungsi utama
untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen–komponen yang
dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap untuk
meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa
berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya
ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal
ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak.
Dalam mata terapat beberapa kelainan ataupun penyakit yang memiliki sebab
dan akibat nya yang ada pada manusia.

1

BAB I
PENGERTIAN MATA MANUSIA

A. Pengertian Mata
Mata adalah organ visual yang mendeteksi cahaya. Hal paling

sederhana yang harus dilakukan mata adalah mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks
digunakan untuk memberikan pemahaman visual. Mata adalah struktur
bola berisi cairan yang ditutupi oleh tiga lapisan. Sebagian besar mata
ditutupi oleh jaringan ikat pelindung yang kuat yang dibentuk oleh
sklera luar, yang membentuk bagian putih mata. Lapisan luar terdiri
dari kornea transparan di bagian depan (menghadap ke depan) di mana
cahaya masuk ke bagian dalam mata. Lapisan tengah di bawah sklera
adalah koroid, yang berpigmen dan mengandung pembuluh darah
untuk dimakan oleh retina. Lapisan paling dalam di bawah koroid
adalah retina, yang terdiri dari lapisan hiperpigmentasi luar dan lapisan
saraf bagian dalam. Retina mengandung sel berbentuk batang dan sel
kerucut, serta sel fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi
impuls saraf.

Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia.
Mata dilindungi oleh area orbit tengkorak yang disusun oleh berbagai
tulang seperti tulang frontal, sphenoid, maxilla, zygomatic, greater
wing of sphenoid, lacrimal dan ethmoid.

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui

2

apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang
lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.

3

BAB II
ANATOMI MATA MANUSIA

Sebagai struktur tambahan mata, dikenal berbagai struktur aksesori
yang terdiri dari alis mata, kelopak mata , bulu mata, konjungtiva, apparatus
lakrimal, dan otot-otot mata ekstrinsik. Alis mata dapat mengurangi masuknya
cahaya dan mencegah masuknya keringat, yang dapat menimbulkan iritasi
kedalam mata. Kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya benda asing
kedalam mata. Konjungtiva merupakan suatu membrane mukosa yang tipis
dan transparan. Konjungtiva palpebra melapisi bagian dalam kelopak dalam
kelopak mata dan konjungtiva bulbar melapisi bagian anterior permukaan
mata yang berwarna putih. Titik pertemuan antara konjungtiva palpebra dan
bulbar disebut sebagai conjunctival fornices.

1. Struktur Mata dan Aksesorisnya
Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia. Mata

dilindungi oleh area orbit tengkorak yang disusun oleh berbagai tulang
seperti tulang frontal, sphenoid, maxilla, zygomatic, greater wing of
sphenoid, lacrimal dan ethmoid.

Sebagai struktur tambahan mata, dikenal berbagai struktur aksesori
yang terdiri dari alis mata, kelopak mata , bulu mata, konjungtiva, apparatus
lakrimal, dan otot-otot mata ekstrinsik. Alis mata dapat mengurangi
masuknya cahaya dan mencegah masuknya keringat, yang dapat
menimbulkan iritasi kedalam mata. Kelopak mata dan bulu mata mencegah
masuknya benda asing kedalam mata. Konjungtiva merupakan suatu
membrane mukosa yang tipis dan transparan. Konjungtiva palpebra

4

melapisi bagian dalam kelopak dalam kelopak mata dan konjungtiva bulbar
melapisi bagian anterior permukaan mata yang berwarna putih. Titik
pertemuan antara konjungtiva palpebra dan bulbar disebut sebagai
conjunctival fornices.

Apparatus lakrimal terdiri dari kelenjar lakrimal yang terletak disudut
anterolateral orbit dan sebuah duktus nasolakrimal yang terletak di sudut
inferomedial orbit. Kelenjar lakrimal diinervasi oleh serat-serat
parasimpatis dari nervus fasialis. Kelenjar ini menghasilkan air mata yang
keluar dari kelenjar air mata melalui berbagai duktus nasolakrimalis dan
menyusuri permukaan anterior bola mata. Tindakan berkedip dapat
membantu menyebarkan air mata yang dihasilkan kelenjar lakrimal.

Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata melainkan juga mampu
melawan infeksi bacterial melalui enzim lisozim, garam serta gamma
globulin. Kebanyakan air mata yang diproduksi akan menguap dari
permukaan mata dan kelebihan air mata akan dikumpulkan di bagian
medial mata di kanalikuli lakrimalis. Dari bagian tersebut, air mata akan
mengalir ke saccus lakrimalis yang kemudian menuju duktus
nasolakrimalis. Duktus nasolakrimalis berakhir pada meatus inferior cavum
nasalis dibawah konka nasalis inferior.

Untuk menggerakan bola mata, mata dilengkapi dengan enam otot
ekstrinsik. Otot-otot tersebut yaitu superior rectus, medial rectus, lateral
rectus, superior oblique dan inferior oblique. Pergerakan bola mata dapat
digambarkan secara grafik menyerupai huruf H sehingga uji klinis yang
digunakan untuk menguji gerakan bola mata disebut sebagai H test.
Superior oblique diinervasi oleh nervus troklearis. Lateral rectus diinervasi
oleh nervus abdusen. Keempat otot lainnya diinervasi oleh nervus
okulomotorius.

5

membentuk suatu cincin muscular disekitar lensa dan berfungsi
menyokong iris dan lensa mata mempunyai diameter sekitar 24 mm dan
tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu outer fibrous layer, middle vascular
layer dan inner layer. Outer fibrous layer (tunica fibrosa) dibagi menjadi
dua bagian yaitu sclera dan cornea. Sclera ( bagian putih dari mata)
menutupi sebagian besar permukaan mata dan terdiri dari jaringan ikat
kolagen padat yang ditembus oleh pembuluh darah dan saraf . kornea
merupakan bagian transparan dari sclera yang telah dimodifikasi sehingga
dapat ditembus cahaya.

Middle vascular layer(tunica vasculosa) disebut juga uvea. Lapisan ini
terdiri dari tiga bagian yaitu choroid, ciliary body, dan iris. Choroid
merupakan lapisan yang sangat kaya akan pembuluh darah dan sangat
terpigmentasi, lapisan ini terletak di belakang retina. Ciliary body
merupakan ekstensi choroid yang menebal serta serta mensekresi cairan
yang disebut sebagai aqueous humor.

Iris merupakan suatu diafragma yang dapat diatur ukurannya dan
lubang yang dibentuk oleh iris ini disebut sebagai pupil. Iris memiliki dua
lapisan berpigmen yaitu posterior pigmen epithelium yang berfungsi
menahan cahaya yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border
layer yang mengandung sel-sel berpigmen yang disebut sebagai
chromatophores. Konsentrasi melanin yang tinggi pada chromatophores
inilah yang member warna gelap pada mata seseorang seperti hitam dan
coklat. Konsentrasi melanin yang rendah memberi warna biru,hijau, atau
abu-abu. Inner layer (tunica interna) terdiri dari retina dan nervus optikus.

2. Komponen Optik Mata
Komponen optik dari mata adalah elemen transparan dari mata yang

tembus cahaya serta mampu membelokkan cahaya (refraksi) dan

6

memfokuskannya pada retina. Bagian-bagian optik ini mencakup kornea,
aqueous humor, lensa, dan vitreous body. Aqueous humor merupakan
cairan serosa yang disekresi oleh ciliary body ke posterior chamber, sebuah
ruang antara iris dan lensa. Cairan ini mengalir melalui pupil menuju
anterior chamber yaitu ruang antara kornea dan iris. Dari area ini, cairan
yang disekresikan akan direabsorbsi kembali oleh pembuluh darah yang
disebut sclera venous sinus (canal of Schlemm).

Lensa tersuspensi dibelakang pupil oleh serat-serat yang membentuk
cincin yang disebut suspensory ligament, yang menggantungkan lensa ke
ciliary body. Tegangan pada ligamen memipihkan lensa hingga mencapai
ketebalan 3,6 mm dengan diameter 9,0 mm. Vitreous body (vitreous
humor) merupakan suatu jelly transparan yang mengisi ruangan besar
dibelakang lensa. Sebuah kanal (hyaloids canal) yang berada disepanjang
jelly ini merupakan sisa dari arteri hyaloid yang ada semasa embrio.
3. Komponen Optik Mata

Komponen optik dari mata adalah elemen transparan dari mata yang
tembus cahaya serta mampu membelokkan cahaya (refraksi) dan
memfokuskannya pada retina. Bagian-bagian optik ini mencakup kornea,
aqueous humor, lensa, dan vitreous body. Aqueous humor merupakan
cairan serosa yang disekresi oleh ciliary body ke posterior chamber, sebuah
ruang antara iris dan lensa. Cairan ini mengalir melalui pupil menuju
anterior chamber yaitu ruang antara kornea dan iris. Dari area ini, cairan
yang disekresikan akan direabsorbsi kembali oleh pembuluh darah yang
disebut sclera venous sinus (canal of Schlemm).

Lensa tersuspensi dibelakang pupil oleh serat-serat yang membentuk
cincin yang disebut suspensory ligament, yang menggantungkan lensa ke
ciliary body. Tegangan pada ligamen memipihkan lensa hingga mencapai
ketebalan 3,6 mm dengan diameter 9,0 mm. Vitreous body (vitreous

7

humor) merupakan suatu jelly transparan yang mengisi ruangan besar
dibelakang lensa. Sebuah kanal (hyaloids canal) yang berada disepanjang
jelly ini merupakan sisa dari arteri hyaloid yang ada semasa embrio.
4. Komponen Neural Mata

Komponen neural dari mata adalah retina dan nervus optikus. Retina
merupakan suatu membran yang tipis dan transparan dan tefiksasi pada
optic disc dan ora serrata. Optic disc adalah lokasi dimana nervus optikus
meninggalkan bagian belakang (fundus) bola mata. Ora serrata merupakan
tepi anterior dari retina. Retina tertahan ke bagian belakang dari bola mata
oleh tekanan yang diberikan oleh vitreous body. Pada bagian posterior dari
titik tengah lensa, pada aksis visual mata, terdapat sekelompok sel yang
disebut macula lutea dengan diameter kira-kira 3 mm. Pada bagian tengah
dari macula lutea terdapat satu celah kecil yang disebut fovea centralis,
yang menghasilkan gambar/visual tertajam. Sekitar 3 mm pada arah medial
dari macula lutea terdapat optic disc. Serabut saraf dari seluruh bagian mata
akan berkumpul pada titik ini dan keluar dari bola mata membentuk nervus
optikus. Bagian optic disc dari mata tidak mengandung sel-sel reseptor
sehingga dikenal juga sebagai titik buta (blind spot) pada lapangan pandang
setiap mata.

8

A. Bagian – bagian pada Mata
Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan

vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan
media refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak maupun
perlahan) (Marieb EN & Hoehn K, 2007).

1. Kornea
Kornea (Latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata,

bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea merupakan lapisan
jaringan yang menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5
lapis, yaitu:
1. Epitel

• Tebalnya 50 μm, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang
saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel
gepeng.

• Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini
terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke

9

depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat
dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya
melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.
• Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat
kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi
rekuren.
• Epitel berasal dari ektoderm permukaan

2. Membran Bowman
• Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari
bagian depan stroma.
• Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma
• Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar
satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang
teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini bercabang;
terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang
kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma
kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen
stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat
kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

10

• Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang
stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran
basalnya

• Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup,
mempunyai tebal 40 μm.

5. Endotel
• Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar
20-40 μm. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemi desmosom dan zonula okluden (H. Sidarta Ilyas, 2004).
• Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal
dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V.
• saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma
kornea, menembus membran Boeman melepaskan selubung
Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua
lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi
dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah
dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan (H. Sidarta
Ilyas, 2004).

Trauma atau panyakkit yang merusak endotel akan
mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompresi
endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunya daya
regenerasi (H. Sidarta Ilyas, 2004).
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola
mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea,
dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea
dilakukan oleh kornea (H. Sidarta Ilyas, 2004).

11

2. Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk

lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata
terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan)
berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi (H. Sidarta Ilyas, 2004).

Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di
dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa
yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan
membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan
memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk
nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling
dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di
dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di
bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan
disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan
nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan
dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai
konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di
bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang
menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar (H.
Sidarta Ilyas, 2004).
Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:
• Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam

akomodasi untuk menjadi cembung
• Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media

penglihatan,

12

• Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan
vitreous body dan berada di sumbu mata. (H. Sidarta Ilyas, 2004).

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa:
• Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia,
• Keruh atau apa yang disebut katarak,
• Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi (H. Sidarta

Ilyas, 2004).
• Lensa orang dewasa dalam perjalanan hidupnya akan menjadi

bertambah besar dan berat (H. Sidarta Ilyas, 2004).

3. Badan Vitreous (Badan Kaca)
Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur

ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%),
sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi.
Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis
kolagen dan asam hialuronat (Luiz Carlos Junqueira, 2003).
Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina.
Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh
darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhanbadan
vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan
oftalmoskopi (H. Sidarta Ilyas, 2004). Vitreous humor penting untuk
mempertahankan bentuk bola mata yang sferis (Lauralee Sherwood,
1996).
4. Sklera

Sklera adalah lapisan terluar dari bola mata. Sklera adalah bagian
putih (dan buram) dari bola mata. Otot bertanggung jawab untuk
memindahkan bola mata yang melekat pada bola mata pada sklera.

13

5. Selaput bening
Pada bagian depan bola mata, sklera berlanjut ke kornea. Kornea

adalah bagian transparan berbentuk kubah pada bola mata. Sinar
cahaya dari dunia luar pertama melewati kornea sebelum mencapai
lensa. Bersama dengan lensa, kornea bertanggung jawab menfokuskan
cahaya pada retina.
6. Koroid

Koroid adalah lapisan tengah bola mata yang terletak antara sklera
dan retina. Ini memberikan nutrisi dan oksigen ke permukaan luar
retina.
7. Retina
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak
pada bagian belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam
dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan
pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang
berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar
100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat
pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut). Sel-sel ini
berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada
sedikit cahaya.
• Tempat reseptor cahaya
• Reseptor di retina terdiri atas sel conus dan sel bacilus
• Sel conus bersifat photopic:
• Untuk adaptasi terang, melihat sentral dan warna
• Sel bacilus bersifat scotopic:
• Untuk adaptasi gelap dan penglihatan samping
• Pemeriksaan retina, dengan ophthalmoscop, pupil dilebarkan lebih

dahulu

14

• Cari pembuluh darah, kemudian diurutkan ke papil N.II, kemudian
dicari makula. Dinilai seluruh retina
1. SEL BATANG tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih
sensitif terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat
melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu pigmen
yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya
bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini
diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.
2. SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen
yang berbeda, yaitu iodopsin yang terdiri dari retinen. Terdapat 3
jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya
merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah,
hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk
dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut
diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.
Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan
melalui sinap ke neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion
yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak ke II
yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang
menembus ini disebut dengan discus opticus, dimana discus
opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka
cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa
sehingga disebut dengan bintik buta.

8. Humor Aquous
• Humor Aquos terdapat di Camera Oculi Anterior ( COA )

15

• Dihasilkan oleh korpus siliaris, dikumpulkan di COP, mengalir lewat
celah antara lensa dan iris (pupil) ke COA, keluar lewat trabekulum
terus ke kanalis Schlemm.
yang dinilai dari pemeriksaan COA:
• Kedalamannya (dg focal ilumination)
• Kejernihannya (melihat Tyndal effect)

• Fungsinya yakni Sebagai media refrakta bila keruh penglihatan kabur,
sebagai suplai nutrisi lensa dan kornea, dan penentu tekanan bola mata

9. Saluran air mata
Ini adalah sebuah tabung kecil yang berjalan dari mata ke rongga

hidung. Air mata mengalir dari mata ke hidung melalui saluran air mata.
Inilah sebabnya mengapa mata berkaca-kaca biasanya disertai dengan
hidung meler

16

BAB III
FISIOLOGI DAN DAYA AKOMODASI PADA MATA

Mata, organ yang mengandung reseptor penglihatan, menyediakan
visi, dengan bantuan dari organ aksesori. Organ aksesori ini mengandung
kelopak mata dan apparus lakrimal, yang mana melindungi mata dan
seperangkat otot ekstrinsik yang mana menggerakkan mata.
Lapisan pelindung luar bola mata yaitu sklera, dimodifikasi di bagiananterior
untuk membentuk kornea yang tembus pandang, dan akan dilalui berkassinar
yang akan masuk ke mata. Di bagian dalam sklera terdapat koroid, lapisan
yang mengandung banyak pembuluh darah yang memberi makan struktur-
struktur dalam bola mata.

Kornea adalah transparan, berbentuk kubah jendela yang menutupi
bagian depan dari mata. Itu sangat kuat membelokkan permukaan,
menyediakan 2/3 kekuatan focus mata. Seperti kristal pada arloji yang
memberikan kita jendela yang jelas untuk melihat. Karena tidak ada aliran
darah dalam kornea, itu jelas normal dan mempunyai permukaan yang
berkilau. Kornea sangat sensitif – terdapat banyak ujung saraf dalam kornea
dibandingkan dimanapun selain di badan. Kornea orang dewasa tebalnya
hanya ½ millimeter dan terdiri atas lima lapisan : epithelium, selaput bowman,
stroma, selaput descement dan endothelium.

Epithelium adalah lapisan sel yang melindungi permukaan kornea.
Hanya sekitar 5-6 lapisan sel tebal dan terjadi regenerasi dengan cepat ketika

17

kornea mengalami cedera. Selaput bowman berada dibawah epithelium karena
lapisan ini sangat liat dan susah untuk melakukan penetrasi, selaput bowman
melindungi kornea dari cedera. Stroma merupakan lapisan paling tebal dan
berada dibawah selaput bowman. Terdiri dari sedikit serat kolagen yang
mengalir paralel satu sama lain. Bentuk khusus ini dari serat kolagen
memberikan kornea kejelasan. Selaput descement berada diantara stroma dan
endothelium hanya berada dibawah descement dan hanya satu lapisan sel yang
tebal. Lapisan ini memompa air dari kornea dan menjaganya tetap bersih. Jika
terjadi kerusakan atau penyakit, sel ini tidak akan melakukan regenerasi.

Lensa kristalina adalah suatu struktur tembus pandang yang difiksasi
ligamentum sirkular lensa (zonula zinii). Zonula melekat dibagian anterior
koroid yang menebal yang disebut korpus siliaris. Korpus siliaris mengandung
serat-serat otot melingkar dan longitudinal yang melekat dekat dengan batas
korneosklera. Di depan lensa terdapat iris yang berpigmen dan tidak tembus
pandang, yaitu bagian mata yang berwarna. Iris mengandung serat-serat otot
sirkular yang menciutkan dan serat-serat radial yang melebarkan pupil.
Perubahan garis tengah pupil dapat mengakibatkan perubahan sampai lima
kali lipat dari jumlah cahaya yang mencapai retina. Ruang antara lensa dan
retina sebagian besar terisi oleh zat gelatinosa jernih yang disebut korpus
vitreous. Aqueous humor, suatu cairan jernih yang memberi makan kornea dan
lensa, dihasilkan dikorpus siliaris melalui proses difusi dan transport aktif dari
plasma. Cairan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli anterior
(ruang anterior mata). Dalam keadaan normal, cairan ini diserap kembali
melalui jaringan trabekula masuk ke dalam kanalis Schlemm, suatu saluran
antara iris dan kornea.

18

Lapangan penglihatan, ketika kedua mata menatap sebuah objek,
gambar difokuskan bersersesuaian dengan bagian tiap retina. Lapangan kiri
penglihatan , di sini adalah biru, difokuskan pada sebelah kanan tiap retina;
tetapi pesan yang berupa gambar difokuskan pada bagian yang berbeda dari
tiap retina relatif ke hidung. Lapangan penglihatan sebelah kiri difokuskan
pada retina kiri pada sisi yang paling dekat dengan hidung – bagian nasal,
tetapi difokuskan pada retina kanan pada sisi terjauh dari hidung – bagian
temporal.

Mengagabungkan “lapangan penglihatan” kedalam penuh dengan arti
yang melibatkan proses pindah silang pada optik chiasma.. serabut optik dari
bagian nasal dari pindah silang tiap retina dan mengikuti serabut dari bagian
tiap retina pada sisi berlawanan. Gabungan serabut dari bidang optik. Begitu
bidang optik kiri mengandung impuls gambar dari lapangan penglihatan kanan
dan bidang optik kanan mengandung ini dari lapangan penglihatan. Sinaps
pada kiri/kanan thalamus, serabut dilanjutkan sebagai radiasi optik ke akhir
dari korteks kanan dan kiri lobus occipitalis. Lokasi luka pada bagian
penglihatan menentukan hasil cacat penglihatan. Sebagai contoh, destruksi
saraf penglihatan menghasilkan kebutaan pada kedua mata. Kehilangan
seluruh radiasi optik kanan, contohnya bisa terjadi pada stroke, penglihatan
terhalang dari lapangan penglihatan kiri dan vice versa.

Pergerakan mata, enam otot berdempet ke sklera mengendalikan
pergerakan mata dalam orbit. Enam otot ini diatur oleh saraf kranial III
(okulomotor), IV (trochlear) dan VI (abducens).

Otot Menghasilkan gerakan Saraf cranial

19

1. Rektus superior Ke atas Okulomotor (III)
2. Rektus inferior
3. Rektus medialis Ke bawah Okulomotor (III)
4. Rektus lateralis
5. Oblique superior Ke dalam arah hidung Okulomotor (III)
6. Oblique inferior
Jauh dari hidung Abducens (VI)

Ke bawah dan masuk Trochlear (IV)

Ke atas dan keluar Okulomotor (III)

Gangguan pergerakan mata dapat mnyebabkan gambar gagal
difokuskan pada bagian bersesuaian dari retina, ini menghasilkan penglihatan
ganda (diplopia). Atau sama dalam kasus paralysis satu mata tidak dapat
menetapkan semua object, dihasilkan dalam monocular, dari pada binocular,
penglihatan.

Ketika cahaya bersinar pada satu mata, kedua pupil berkontriksi ,
konstriksi ini adalah refleks cahaya pupil. optik atau saraf kranial II terdiri dari
80% visual dan serabut pupil afferent. Cahaya impuls ke dalam mata
menyebabkan retina menyebarkan impuls ke saraf optik, bidang optik, otak
tengah, dan korteks visual dari lobus occipitalis. Ini adalah otot afferent dari
refleks cahaya. Di otak tengah, serabut pupil menyebarkan dan disebarkan
dengan serabut silang ke depan nucleus Edinger –whestpaldari okulomotor,
atau saraf kranial III. Beberapa serabut tinggal pada sisi yang sama. Saraf
kranial ketiga adalah otot efferent, yang mana berangkat melalui badan ciliary
ke otot sphincts dari iris yang menyebabkannya berkontraksi. Efek
langsungnya adalah konstriksi dari pupil mata bagian atas yang mana cahaya
bersinar. Refleks dekat terjadi ketika pelaku melihat jarak dekat. Ada tiga
bagian dari refleks dekat yakni akomodasi, menyebarkan, dan konstriksi pupil.
akomodasi didefenisikan sebagai fokus dekat dari mata yang mana

20

diakibatkan oleh peningkatan kekuatan lensa oleh kontraksi dari otot ciliary,
di inerfasi oleh saraf kranial III.

Reseptor, setiap sel batang dan kerucut dibagi menjadi segmen luar,
segmen dalam yang mengandung inti-inti reseptor dan daerah sinaps. Segmen
luar adalah modifikasi silia dan merupakan tumpukan teratur sakulus atau
lempeng dari membrane. Sakulus dan membrane ini mengandung senyawa-
senyawa peka cahaya yang bereaksi terhadap cahaya dan mampu
membangkitkan potensial aksi di jaras penglihatan . segmen luar sel batang
selalu diperbaharui oleh pembentukan lempeng-lempeng baru ditepbagian
dalam segmen dsan proses fagositosis lempeng tua serta dari ujung luar oleh
sel-sel eptel berpigmen.

Fotoreseptor terdiri atas dua jenis sel, yaitu koni (kerucut) dan basillli
(batang). Sel basilli yang lebih banyak, berfungsi untuk melihat dalam cahaya
remang-remang, tidak untuk melihat warna. Koni berfungsi untuk melihat
cahaya terang dan warna. Lateral terhadap bintik buta terdapat daerah lonjong
disebut macula lutea, demgam cekungan kecil dipusatnya yang disebut fovea
sentralis. Fovea sentralis hanya mengandung koni; macula mengandung
kebanyakan koni, yang makin berkurang kea rah perifer. Retina perifer hanya
mengandung basilli. Agar melihat jelas, berkas cahaya harus jatuh tepat pada
fovea sentralis, yang besarnya hanya seujubg jarum pentul.

Semua bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya untuk
mencapai retina disebut media refraksi, yaitu kornea, lensa dan korpus
vitreous. Mata normal akan membiaskan cahaya yang memasuki mata
sedemikian rupa sehingga bayangannya tepat jatuh tepat di retina, di fovea
sentralis.

21

Mekanisme pembentukan bayangan. Mata mengubah energi dalam
spekturm yang dapat dilihat menjadi potensial aksi di nervus optikus. Panjang
gelombang cahaya yang dapat dilihat berkisar dari 397 nm sampai 723 nm.
Bayangan benda di sekitar difokuskan di retina. Berkas cahaya yang mencapai
retina akan mencetuskan potensial didalam sel kerucut dan batang. Impuls
yang timbul di retina dihantarkan ke korteks serebrum, untuk dapat
menimbulkan kesan penglihatan.

Daya akomodasi , biula m. siliaris dalam keadaan istirahat, berkas sinar
paralel yang jatuh dimata yang optiknya normal (emetropia) akan difokuskan
ke retina. Selama relaksasi ini dipertahankan, maka berkas sinar dari benda
yang kurang dari 6 m akan difokuskan di belakang retina dan akibatnya benda
tersebut akan nampak kabur. proses meningkatnya kelengkungan lensa
disebut akomodasi. Pada keadaan istirahat, ketegangan lensa dipertahankan
oleh tarikan ligamentum lensa. Karena bahan lensa mudah dibentuk dan
kelenturan kapsul lensa cukup tinggi, lensa dapat ditarik menjadi gepeng. Bila
pandangan diarahkan ke benda yang dekat, otot siliaris akan berkontraksi. Hal
ini mengurangi jarak antara tepi-tepi korpus siliaris dan melemaskan
ligamentum lensa, sehingga lensa membentuk mengerut membentuk benda
yang lebih cembung. Pada orang berusia muda bentuk ini dapat meningkatkan
daya bias mata hingga 12 dioptri.

Selain akomodasi, terjadi konvergensi sumbu penglihatan dan
konstriksi pupil bila seseorang melihat benda yang dekat. Respon 3 bagian ini
: akomodasi, konvergensi, sumbu penglihatan, dan kontriksi pupil disebut
respon melihat dekat.

22

Gangguan umum pada mekanisme pembentukan bayangan, pada beberapa
orang, bola mata berukuran lebih pendek daripada normal dan sinar yang
sejajar difokuskan dibelakang retina. Kelainan ini disebut hiperopia atau
penglihatan jauh. Akomodasi yang terus menerus, bahkan sewaktu melihat
benda jauh dapat sedikit mengkompensasi kelainan, tetapi kerja otot yang
terus menerus akan melelahkan dan dapat menimbulkan nyeri kepala dan
penglihatan kabur. Konvergensi sumbu penglihatan yang terus menerus yang
disertai akomodasi akhirnya dapat menimbulkan juling (strabismus), kelainan
ini dapat diperbaiki dengan menggunakan kacamata dengan lensa konveks,
yang membantu daya bias mata dalam memperpendek jarak fokus.

Pada miopia (penglihatan dekat), garis tengah antero posterior bola mata
terlalu panjang. Miopia bersifat genetik. Pada orang berusia muda aktivitas
pekerjaan yang berkaitan dengan benda-benda dekat, misalnya belajar dapat
mempercepat timbulnya miopia. Kelainan ini dapat diatasi dengan kacamata
lensa bikonkaf, yang membuat berkas cahaya sejajar sedikit berdivergensi
sebelum masuk ke mata. Astigmatisme adalah keadaan yang sering dijumpai
dengan kelengkungan kornea tidak merata. Bila kelengkungan disatu meridian
berbeda dengan kelengkungan dimeridian lain, berkas cahaya di meridian
tersebut akan dibiaskan ke fokus yang berbeda.yang kurang dari 6 meter akan
difokuskan di belakang retina dan akibatnya benda tersebut tampak kabur.

23

BAB IV
PROSES VISUAL MATA

Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur
jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya
celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang
masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang
masuk menjadi lebih sedikit.

kuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan
menutup iris. Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya,
lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek
yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih
tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot
silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan
dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk
menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan
objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.

Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah.Bagian
retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf.
Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina
mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf
optikus dibawa ke otak. Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara

24

membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan
pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian
depan).Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf
tersebut akan bergabung kembali.

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina
dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi
maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak
dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini sendiri
diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang
terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel
epithelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga
sebagai myoepithelial cells .

Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan
melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata.
Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya
berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau
objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki
mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan
refraksi mata.

Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humor
(n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak
dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan yang
ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya
mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir dalam
proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang
dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina.

25

Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan
sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi
pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada choroid .

membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan
dengan mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-
fotoreseptor yang ada. Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu
lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini
dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu.
Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic
sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan
ganglionic (Seeley, 2006).

Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang
terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral
geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri.
Penglihatan manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Cental Vision

Central vision adalah penglihatan yang timbul pada saat cahaya jatuh pada
area macula lutea retina dan memberikan stimulus pada fotoreseptor yang
berada pada area tersebut. Dalam pemeriksaannya, central vision dapat
dibagi menjadi uncorrected visual acuity dimana mata diukur ketajamannya
tanpa menggunakan kacamata maupun lensa kontak dan corrected visual
acuity dimana mata yang diukur telah dilengkapi dengan alat bantu
penglihatan seperti kacamata maupun lensa kontak. Karena penurunan
ketajaman penglihatan jarak jauh dapat disebabkan oleh kelainan refraksi,
umumnya jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menilai kesehatan mata
adalah corrected visual acuity .

26

2. Peripheral Vision

Peripheral vision adalah penglihatan yang timbul pada saat cahaya jatuh
pada area diluar macula lutea retina dan memberikan stimulus pada
fotoreseptor yang berada pada area tersebut.
Penglihatan perifer dapat ditinjau secara cepat dengan menggunakan
confrontation testing. Pada pemeriksaan ini, mata yang tidak diperiksa
ditutup dengan menggunakan telapak tangan dan pemeriksa duduk sejajar
dengan pasien. Jika mata kanan pasien diperiksa, maka mata kiri pasien
ditutup dan mata kanan pemeriksa ditutup. Pasien diminta untuk melihat
lurus sejajar dengan mata kiri pemeriksa. Untuk mendeteksi adanya
gangguan, pemeriksa menunjukkan angka tertentu dengan menggunakan
jari tangan yang diletakkan diantara pasien dan pemeriksa pada keempat
kuadran penglihatan. Pasien diminta untuk megidentifikasi angka yang
ditunjukkan.
5. Ketajaman Penglihatan
• Perkembangan Ketajaman Penglihatan
Ketajaman penglihatan merupakan kemampuan sistem penglihatan untuk
membedakan berbagai bentuk. Penglihatan yang optimal hanya dapat
dicapai bila terdapat suatu jalur saraf visual yang utuh, stuktur mata yang
sehat serta kemampuan fokus mata yang tepat .

Perkembangan kemampuan melihat sangat bergantung pada
perkembangan tumbuh anak pada keseluruhan, mulai dari daya membedakan
sampai pada kemampuan menilai pengertian melihat. Walaupun
perkembangan bola mata sudah lengkap waktu lahir, mielinisasi berjalan terus
sesudah lahir. Tajam penglihatan bayi sangat kurang dibanding penglihatan
anak. Perkembangan penglihatan berkembang cepat sampai usia dua tahun
dan secara kuantitatif pada usia lima tahun .

27

Tajam penglihatan bayi berkembang sebagai berikut:
- Baru lahir : Menggerakkan kepala ke sumber cahaya besar
- 6 minggu : Mulai melakukan fiksasi; Gerakan mata tidak teratur ke

arah sinar
- 3 bulan : Dapat menggerakkan mata ke arah benda bergerak
- 4-6 bulan : Koordinasi penglihatan dengan gerakan mata;

Dapat melihat dan mengambil objek
- 9 bulan : Tajam penglihatan 20/200
- 1 tahun : Tajam penglihatan 20/100
- 2 tahun : Tajam penglihatan 20/40
- 3 tahun : Tajam penglihatan 20/30
- 5 tahun : Tajam penglihatan 20/20 (Ilyas, 2009).

Secara klinis, derajat ketajaman anak-anak mencapai nilai yang
mendekati 6/6 saat mencapai usia 5 tahun. Hal ini dikarenakan pemeriksaan
visus pada anak-anak secara subjektif maupun objektif tidak dapat
menghasilkan data yang valid. Ketajaman penglihatan dapat dibagi lagi
menjadi recognition acuity dan resolution acuity. Recognition acuity adalah

ketajaman penglihatan yang berhubungan dengan detail dari huruf
terkecil, angka ataupun bentuk lainnya yang dapat dikenali. Resolution acuity
adalah kemampuan mata untuk mengenali dua titik ataupun benda yang
mempunyai jarak sebagai dua objek yang terpisah.

28

membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan
mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor
yang ada. Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan
fotoreseptor, bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap neuron ini
dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu.
Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic
sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan
ganglionic (Seeley, 2006).

Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang
terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral
geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri.

29

BAB V

PENYAKIT DAN KELAINAN PADA

Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular. Jika
penyakit mata disebabkan virus atau bakteri maka bisa menular, sedangkan
jika penyebabnya alergi tidak akan menular. Cara penanganan dan pencegahan
macam-macam penyakit mata ini pun berbeda, tergantung penyebabnya.
Berikut ini beragam penyakit mata yang perlu Anda ketahui : agar tidak terjadi
glaukoma karena kepekaan syaraf pada otot konjungtiva pada mata
A. Miopi

Miopi yakni seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak
jauh. Biasanya terjadi pada pelajar.dapat dibantu dengan kacamata berlensa
cekung. Hipermetropi Hipermetropi yaitu seseroang yang tidak dapat
melihat benda yang berjarak dekat dari mata. Dapat dibantu dengan
kacamata berlensa cembung.
B. Presbiopi

Presbiopi adalah seseorang yang tidak dapat melihat benda yang
berjarak dekat maupun berjarak jauh.Dapat dibantu dengan kacamata
berlensa rangkap. Biasa terjadi pada lansia. Kerabunan dan kebutaan Buta
berarti seseorang tidak dapat melihat benda apapun sama sekali. Buta bisa
saja diakibatkan keturunan, maupun kecelakaan. Rabun berarti seseorang
hanya dapat melihat dengan samar-samar. Orang-orang yang buta maupun
rabun biasanya "membaca" dengan jari-jarinya. Ini disebut huruf Braille.
C. Buta warna

Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak
dapat membedakan warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-

30

abu, dan putih. Buta warna biasanya merupakan penyakit turunan. Artinya
jika seseorang buta warna, hampir pasti anaknya juga buta warna. Katarak
Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram
karena penebalan Lensa Mata dan terjadi pada orang lanjut usia (lansia).
Astigmatis = ketidakaturan lengkung - lengkung permukaan bias mata yang
berakibat cahaya tidak fokus pada satu titik retina(bintik kuning). Dapat
dibantu dengan kacamata slinder/Operasi refraktif.
D. Rabun senja

Rabun senja adalah penyakit mata yang disebabkan karena mata
kekurangan vitamin A. Penderita biasanya tidak bisa melihat pada saat sore
hari saja.
Konjungtivitis (menular)

Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi
di bagian selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, berarir,
terasa nyeri, gatal, penglihatan kabur, dan keluar kotoran. Penyakit ini
mudah menular dan bisa berlangsung berbulan-bulan. Beberapa faktor
menjadi penyebabnya, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu,
serbuk, angin, bulu atau asap), pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu
panjang dan kurang bersih. Bayi pun bisa mengalami sakit mata, hanya
penyebabnya berbeda yaitu karena infeksi ketika melewati jalan lahir. Pada
bayi, penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal dan umumnya mata
bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk
mematikan bakteri penyebabnya. Jika Anda atau keluarga mengalami
penyakit ini, lakukan penanganannya dengan cara berikut: Kompres mata
dengan air hangat Gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika seseui
resep dokter. Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar iritasi
tidak tambah parah. Cegah penularan penyakit ke orang lain dengan
memisahkan alat-alat yang digunakan oleh Anda dan orang-orang.

31

E. Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis

yang berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa
menular. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, khususnya di negara
berkembang. Memiliki gejala : mata memerah, mengeluarkan kotoran,
pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening dan kornea terlihat
keruh.
Penanganan :

Jauhkan alat/benda yang sudah dipakai penderita dari orang lain. Salep
antibiotika mengandung tetracycline dan erthromycin biasanya akan
diberikan selama satu bulan atau lebih. Jika tidak segera ditangani dapat
menyebabkan pembentukan jaringan parut pada kornea sehingga
menyebabkan bulu mata melipat ke dalam lalu terjadi gangguan
penglihatan. Pembedahan mungkin perlu dilakukan jika terjadi kelainan
bentuk pada kelopak mata atau kornea.
F. Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)

Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening)
akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. Memiliki gejala mata
merah, berair, kelopak mata bengkak, gatal, dan adanya kotoran mata. KV
merupakan peradangan yang berulang atau musimam dan penderitanya
cenderung kambuh, khususnya di musim panas. Kadang ada penderita KV
yang mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea sehingga
menyebabkan nyeri yang akut. Penanganannya dengan cara berikut :
Jangan menyentuh atau menggosok mata karena bisa menyebabkan iritasi.
Kompres mata dengan air hangat. Dokter biasanya akan memberikan obat
tetes mata.

32

G. Endoftalmitis
Infeksi pada lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata bernanah.

Gejalanya mata merah, terasa nyeri bahkan sampai mengalami gangguan
penglihatan. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani karena
bisa menimbulkan kebutaan. Penyebab biasanya karena mata tertusuk
sesuatu.
Penanganan:

Obat antibiotika biasanya akan diberikan oleh dokter mata Dilakukan
pembedahan untuk mengeluarkan nanah yang ada di bola mata.
H. Selulitis Orbitalis (SO)

Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.
Gejalanya mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol
dan bengkak, serta demam. Pada anak-anak, SO sering terjadi akibat cedera
mata, infeksi sinus atau infeksi berasal dari gigi. Dokter biasanya akan
melakukan rontgen gigi dan mulut atau CT Scan sinus untuk memastikan
penyebabnya. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit bisa
berakibat fatal, seperti buta, infeksi otak atau pembekuan darah di otak.
Berikut penanganan yang bisa Anda lakukan : Jika kasus tergolong ringan,
dapat diberikan antibiotika secara oral. Pada kasus berat akan diberikan
antibiotika melalui pembuluh darah atau melakukan pembedahan untuk
mengeluarkan nanah atau mengeringkan sinus yang terinfeksi.

I. Blefaritis
Peradangan yang terjadi pada kelopak mata akibat produksi minyak

berlebihan dan berasal dari lapisan mata. Memiliki gejala berupa mata
merah, panas, nyeri, gatal, berarti, terdapat luka di bagian kelopak mata dan
membengkak, bahkan rontoknya bulu mata. Blefaritis terbagi dua jenis,
yaitu blefaritis anterior (peradangan mata bagian luap depan yaitu di

33

melekatnya bulu mata, disebabkan bakteri stafilokukus). Dan blefaritis
posterior (peradangan di kelopak mata bagian dalam, bagian kelopak mata
dan bersentuhan dengan mata, disebabkan adanya kelainan pada kelenjar
minyak).
Penanganan:

Rajin membersihkan sekitar kelopak mata untuk menghilangkan
kelebihan minyak dengan menggunakan pembersih khusus. Salep
antibiotika untuk membunuh bakteri.
J. Dakrosistitis

Penyakit mata yang disebabkan penyumbatan pada duktus
nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).
Penyumbatan disebabkan alergi sehingga menyebabkan infeksi di sekitar
kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bisa
mengeluarkan nanah dan mengalami demam.
Penanganan:

Pemberian antiobiotika oral atau melalui pembuluh darah.
Pengompresan dengan air hangat di sekitar kantung air mata. Pembedahan
perlu dilakukan jika terjadi kantung nanah.

K. Ulkus Kornea (UK)
Infeksi pada kornea bagian luar dan biasanya terjadi akibat jamur,

virus, protozoa, atau beberapa jenis bakteri seperti stafilokokus,
pseudomonas atau pneumokukus. Awalnya bisa karena kelilipan atau
tertusuk benda asing. Penyakit ini bisa terjadi di seluruh permukaan kornea
sampai bagian dalam dan belakang kornea. Ketika penyakit ini memburuk
dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam,
perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (Selaput pelangi) dan
kerusakan mata. Memiliki gejala mata merah, gatal, berair, nyeri, muncul

34

kotoran mata, peka pada cahaya, terdapat bintik nanah warna kuning
keputihan pada bagian kornea, dan gangguan penglihatan.
Penanganan:

Perlu melakukan pemeriksaan seperti tes refraksi, tes air mata,
pengukuran kornea,dan tes respons refleks pupil. UK tingkat ringan dapat
ditangani dengan tetes mata mengandung antibiotika, antivirus atau
antijamur. Jika berat mungkin memerlukan pembedahan untuk
pencangkokan kornea.

L. Degenerasi Makula
Pada orang yang berusia di atas 65 tahun, kebutaan permanen mungkin

saja terjadi. Penyebabnya adalah degenerasi makula yang dapat
mengganggu penglihatan fungsional Anda.

Makula adalah bagian dari retina yang berfungsi untuk mengatur fokus
pandangan. Selain usia, degenerasi makula bisa disebabkan diabetes,
merokok, obesitas, dan hipertensi.
Penanganan

Degenerasi makula dapat dicegah dengan konsumsi makanan yang
mengandung lutein dan zeaxanthin. Misalnya, daun pepaya, bayam, kol
Brussels, kuning telur, jagung, avokad, kacang pistachio, goji berries,
paprika oranye, kiwi, anggur, jus jeruk, dan zucchini. Degenerasi makula
juga bisa dihambat dengan memperbanyak konsumsi minyak ikan Omega-
3.

35

INDEKS

akomodasi, 12, 20, 22, 23, 37 K
Alis, 4 Konjungtiva, 4
anterior, 1, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 17, 18, Konvergensi, 23
Kornea, 1, 9, 11, 14, 17, 25, 34
33 Koroid, 14
Korteks, 12, 19, 20, 22, 25, 26, 29
B
Badan Vitreous, 13 L

Cahaya, 15, 20, 24 Lensa, 7, 12, 13, 18, 24, 25, 31

E M
Endotel, 11
Epitel, 9, 10, 12 Makula, 35
Miopi, 30
F
Fotoreseptor, 21 P
pneumokukus, 34
pupil, 6, 7, 9, 14, 16, 18, 20, 22,

24, 25, 35

Infeksi, 32, 33, 34 Reseptor, 14, 21
Respon, 22
Retina, 1, 2, 8, 14, 21, 24, 26

36

Sklera, 13
Stroma, 10, 18

37

GLOSSARIUM

A
Akomodasi : sesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
Anterior (depan): lebih dekat ke depan.
B
Badan Vitreous : gel yang mengisi ruang antara lensa mata dan retina di dalam
bola mata manusia
E
Endotel : suatu lapisan tunggal yang melapisi seluruh sistem vaskuler, terletak
di bagian intima pembuluh darah dan melekat pada membran basalis Epitel :
sel yang berasal dari permukaan tubuh, seperti kulit, pembuluh darah, saluran
kemih, dan organ tubuh lainnya
F
Fotoreseptor : Cahaya yang masuk melalui kornea dan diatur jumlahnya oleh
pupil akan diterima oleh reseptor yang ada pada retina.
I
Infeksi : masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme seperti virus,
bakteri, jamur, dan parasit.
K
Konjungtiva : merupakan selaput bening yang melapisi seluruh bagian
terdepan mata dan menjadi pelindung pada mata
Konvergensi : adalah /konvérgénsi/ n 1 keadaan menuju satu titik pertemuan;
memusat
Kornea : lapisan terluar pada mata berupa selaput bening berbentuk kubah,
yang menutupi bagian depan mata
Koroid : lapisan pembuluh darah yang memberikan makanan bagi lapisan luar
dari retina.

38

Korteks : bagian batang atau akar yang dibatasi oleh epidermis dan
endodermis.
L
Lensa/kanta : sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya
M
Makula : bagian dari retina yang berfungsi sebagai reseptor sinyal cahaya,
yang kemudian akan dihantarkan ke otak.
Miopi : gangguan pada penglihatan yang menyebabkan objek yang letaknya
jauh terlihat kabur
P
Pupil : bagian di tengah mata yang berbentuk bulat dan berwarna hitam
R
Reseptor : struktur pada sistem saraf yang peka terhadap rangsangan
pancaindra
Retina : lapisan sangat tipis di bagian belakang bola mata yang sensitif
terhadap cahaya
S
Sklera : bagian berwarna putih dan keras pada bola mata
Stroma adalah ruang berisi cairan yang mengandung grana, dan juga terlibat
dalam sintesis molekul organik dari udara dan karbon dioksida

39

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, A., N., (2008), Biologi Edisi Kedelapan Jilid Tiga, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Erlintan, S., & Melva, S., (2011), Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Penerbit
UNIMED, Medan
Okta, B., (2011), Sistem Indera Manusia, http://blog.uad.ac.id/berlianaokta/
2011/12/14/indera/ (Diakses 14 April 2013)
Platina, P., (2011), Sistem Indera Penglihatan Manusia,
http://blog.uad.ac.id/putriplatina/category/daya-akomodasi-mata/ (Diakses 1
Februari 2021)
Pujiyanto, S., (2008), Menjelajah Dunia Biologi 2, Penerbit PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, Solo.
Rachmawati, F., Urifah, N., Wijayati, A., (2009), Biologi. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Rochmah, S.N., Widayati, S., Arif, M., (2009), Biologi. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

40

41


Click to View FlipBook Version