The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by sulaihah266, 2022-09-10 23:47:13

astra

astra

ISSN: 1693-1246 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 135-143
Juli 2012

http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpfi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE
PRE-SOLUTION POSING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

DAN KARAKTER SISWA SMA

I. M. Astra*, Umiatin, M. Jannah

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia

Diterima: 4 Mei 2012. Disetujui: 2 Juni 2012. Dipublikasikan: Juli 2012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution
Posing terhadap hasil belajar Fisika siswa SMA dan karakter yang bisa dikembangkan. Penelitian ini meng-
gunakan metode quasi eksperimen, populasi yang dipakai adalah seluruh peserta siswa di SMA Labschool
Jakarta, dengan sampel dua kelas yang berasal dari kelas IX SMA Labschool Jakarta satu kelas seba-
gai kelas eksperimen dan kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Melalui model pembelajaran ini juga dapat
dikembangkan karakter siswa meliputi berfikir kreatif, kritis dan logis bekerja dengan teliti, jujur dan berper-
ilaku santun serta keterampilan social seperti bekerja sama dan saling menghargai. Kesimpulannya ada-
lah adanya pengaruh model pembelajaran Problem Posing tipe Pre-Solution Posing terhadap hasil belajar
Fisika siswa, dimana kelas yang diajar dengan model Problem Posing tipe Pre-Solution Posing lebih besar
dari pada kelas yang tidak diajar dengan model Problem Posing tipe Pre-Solution.

ABSTRACT

The research was aimed to find out the effect of learning model of Problem Posing, Pre-Solution Posing
Type, on the outcome of Physics Learning and the potentially developed characters of senior high school
students. This research was conducted by using experimental quasi method. Research population were all
students of Labschool Senior High School Jakarta. The samples were two classes taken from IX grade of
Labschool Senior High School. One class was treated as the experimental class and the other as the control.
The potentially developed characters of students taught by applying this learning type were creative, critical
and logical thinking, thorough, honest, and courteous. It was concluded that there was an effect of learning
model of Problem Posing, Pre-Solution Posing Type, on the outcome of Physics Learning. The class taught
by applying learning model of Problem Posing, Pre-solution type, gained better mark of Physics subject.

© 2012 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

Keywords: Problem Posing tipe Pre-Solution; character

PENDAHULUAN mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
Dalam usaha peningkatan sumber daya kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mu-
manusia yang berkualitas diperlukan strate- lia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
gi belajar mengajar yang diharapkan mampu menjadi warga negara yang demokratis serta
memperbaiki sistem pendidikan yang telah bertanggung jawab. (UUD Sisdiknas:Pasal 3).
berlangsung selama ini. Pemerintah berupaya
keras dengan memperbaiki sistem pendidikan Adanya mata pelajaran Fisika di seko-
nasional. Pendidikan nasional bertujuan untuk lah diharapkan setiap siswa mampu mengem-
bangkan pengetahuan dan konsep-konsep fi-
*Alamat Korespondensi: sika yang dapat diterapkan dalam kehidupan
Jln Pemuda 10 Rawamangun Jakarta Timur sehari-hari, sehingga menghasilkan manusia
E-mail: imadeastra@gmail.com yang mempunyai kemampuan dan potensi
yang dapat memberikan kontribusi terhadap

136 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 135-143

kemajuan bangsa dan negara. problem posing tipe pre- solution posing untuk
Mata pelajaran fisika adalah satu mata mata pelajaran fisika di SMA X diharapkan le-
bih efektif, karena siswa akan belajar lebih aktif
pelajaran dalam rumpun sains yang dapat dalam berpikir sehingga konsep fisika dapat le-
mengembangkan kemampuan berfikir analitis bih mudah dipahami siswa.
induktif dan deduktif dalam menyelesaiakan
masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam Dari uraian di atas dirumuskan masalah
sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantita- dalam penelitian ini :
tif dengan menggunakan matematika, serta
dapat mengembangkan pengetahuan, kete- “Apakah ada pengaruh penggunaan mo-
rampilan, sikap percaya diri (kurikulum 2004). del pembelajaran problem posing tipe pre-so-
lution posing terhadap hasil belajar fisika dan
Pengajaran fisika selalu diikuti oleh pen- karakter siswa di SMA?”
gerjaan soal-soal. Pengerjaan soal secara opti-
mal dapat mengetahui hasil pembelajaran. Soal Oemar Hamalik (2003) berpendapat
yang hanya memerlukan satu langkah berfikir, bahwa hasil belajar menunjukan pada prestasi
mengingat satu rumus dan hanya memasukan belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupa-
angka-angka ke dalam rumus, kurang berarti kan adanya indikator dan derajat perubahan
dalam membiasakan berfikir analisis. Untuk tingkah laku. (Dale. H, Paul. R & Judith. L,
melatih kemampuan tersebut, diperlukan soal 2010), menyatakan bahwa hasil belajar adalah
penyelesainya memerlukan langkah berfikir, kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
yang memerlukan panduan dari beberapa kon- setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
sep yang berkaitan. Sudjana juga menambahkan bahwa hasil bela-
jar itu merupakan perubahan tingkah laku yang
Saat peneliti melakukan pengama- mencakup bidang kognitif, afektif, dan psiko-
tan di beberapa sekolah, khususnya di SMA motorik.
Labschool Jakarta, penyelesaian soal-soal fisi-
ka menggunakan format diketahui;…. ,ditanya- Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor in-
kan…..,dan jawab…, bila diperhatikan secara ternal dan faktor eksternal yang dialami dan
cermat aspek analisis penyelesaian belum dihayati siswa yang berpengaruh terhadap
tampak, karena pada umumnya bagian pe- proses belajar adalah sikap siswa terhadap
nyelesaian langsung akhirnya. Penyelesaian belajar, motivasi belajar, Konsentrasi belajar,
soal-soal fisika yang terpenting adalah kerang- kemampuan mengolah bahan belajar, kemam-
ka berfikir penyelesaiannya dan bukan perhitu- puan yang telah tersimpan, kemampuan ber-
ngan matematisnya. prestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya
diri siswa, intelegensia dan keberhasilan belajar
Pada kelas X SMA Labschool Jakarta dan kebiasaan belajar.
juga diperoleh informasi sebagai berikut: ke-
giatan belajar mengajar berpusat pada siswa, Doglas C.Giancoli (2001) mendefini-
Tingginya interaksi yang terjadi antara siswa sikan fisika sebagai ilmu pengetahuan yang
dan guru, kurangnya interaksi antara siswa paling mendasar, karena berhubungan de-
dalam pembelajaran. kurangnya kemampuan ngan perilaku dan struktur benda. Fisika ada-
bekerja sama dalam belajar, kurang sema- lah bagian ilmu pengetahuan yang mempela-
ngatnya siswa dalam mengerjakan tugas. Hal jari berbagai peristiwa alam, meliputi segala
ini terlihat dari tugas-tugas latihan siswa. Siswa sebab dan akibatnya serta aspek terhadap ke-
hanya menjawab dengan memasukan angka- hidupan manusia
angka ke dalam rumus yang telah ada.
Dalam sistem pendidikan nasional ru-
Salah satu upaya untuk mengatasi per- musan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
masalahan yang ada, dibutuhkan suatu varia- maupun tujuan instruksional, menggunakan
si model pembelajaran, strategi pembelajaran klasifikasi hasil belajar dari Benyaminn Bloom
diantaranya model pembelajaran problem po- yang secara garis besar membaginya menjadi
sing. Pada prinsipnya, model pembelajaran tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif,
problem posing adalah suatu model pembe- dan ranah psikomotorik. (Bermawy Munthe,
lajaran yang mewajibkan para siswa untuk 2009)
mengajukan soal sendiri melalui pelajaran soal
(berlatih soal secara mandiri) Model pembelajaran problem posing ini
mulai dikembangkan ditahun 1998 oleh Lyn D.
Model pembelajaran problem posing tipe English, dan awal mulanya diterapkan dalam
pre-solution posing menuntut siswa untuk ter- mata pelajaran matematika. Selanjutnya, mo-
libat secara aktif dalam proses kegiatan bela- del ini dikembangkan pula pada mata pelajaran
jar mengajar.. Penerapan model pembelajaran yang lain.

Dalam pembelajaran matematika, prob-

I. M. Astra, Umiatin, M. Jannah - Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing 137

lem posing menempati posisi yang strategis. Dalam pembelajaran problem posing
Siswa harus menguasai materi dan urutan pe- masalah yang diajukan tidak harus baru. Hal
nyelesaian soal secara mendetail. Hal tersebut tersebut juga menyangkut pembentukan kem-
akan dicapai jika siswa memperkaya khazanah bali dari permasalahan yang telah ada atau
pengetahuannya tak hanya dari guru melain- bahkan pembentuk masalah dari masalah
kan perlu belajar secara mandiri. Problem pos- yang telah ada atau bahkan pembentuk ma-
ing dikatakan sebagai inti terpenting dalam di- salah yang telah diperoleh solusinya. Seperti
siplin matematika dan dalam sikap pemikiran yang dinyatakan Dunker (2010) bahwa prob-
dan penalaran. S��il�v�e�r��(T��a�ta��n�g�&�Y�u��li�,�2��0�0�5�)��m��e�- lem posing tidak bisa dipisahkan dengan prob-
nulis bahwa ”Problem posing is central impor- lem solving. Setiap langkah dari pemecahan
tant in the discipline of mathematics and in the masalah akan selalu ada pengajuan masalah
nature of mathematical thinking”. di dalamnya.

Problem posing merupakan model Berdasarkan pendapat para ahli, dapat
pembelajaran yang mengharuskan siswa me- disimpulkan bahwa problem posing adalah
nyusun pertanyaan sendiri atau memecahkan bentuk model pembelajaran yang menekankan
suatu soal menjadi pertanyaanpertanyaan pada pengajuan soal atau perumusan masalah
yang lebih sederhana yang mengacu pada pe- oleh siswa dan disertai jawaban dari permasa-
nyelesaian soal tersebut. Pada prinsipnya, mo- lahan tersebut.
del pembelajaran problem posing adalah suatu
model pembelajaran yang mewajibkan para Keterlibatan siswa untuk turut belajar
siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui dengan cara menerapkan model pembelajaran
belajar membuat soal secara mandiri. problem posing merupakan salah satu indika-
tor keefektifan belajar. Siswa tidak hanya me-
Dengan demikian, penerapan model nerima materi dari guru, melainkan siswa juga
pembelajaran problem posing adalah sebagai berusaha menggali dan mengembangkan sen-
berikut Guru menjelaskan materi pelajaran diri. Hasil belajar tidak hanya menghasilkan ni-
kepada para siswa. Penggunaan alat peraga lai tetapi dapat meningkatan pengetahuan dan
untuk memperjelas konsep sangat disarankan. konsep fisika. Kemampuan siswa untuk men-
1. Guru memberikan latihan soal secukup- gerjakan soal-soal sejenis uraian perlu dilatih,
agar penerapan model pembelajaran problem
nya. posing dapat optimal. Kemampuan tersebut
2. Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah akan tampak dengan jelas bila siswa mampu
mengajukan soal-soal secara mandiri maupun
soal yang menantang, dan siswa yang ber- berkelompok. Kemampuan siswa untuk me-
sangkutan harus mampu menyelesaikan- ngerjakan soal tersebut dapat dideteksi lewat
nya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara kemampuannya untuk menjelaskan penyele-
kelompok. saian soal latihan. Penerapan model pembela-
3. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, jaran problem posing dapat melatih siswa be-
guru menyuruh siswa untuk menyajikan lajar kreatif, disiplin, dan meningkatkan konsep
soal temuannya di depan kelas. Dalam hal fisika.
ini, guru dapat menentukan siswa secara
selektif berdasarkan bobot soal yang diaju- Silver (1994) telah mengklasifikasikan
kan oleh siswa. problem posing seperti:
4. Guru memberikan tugas rumah secara in- (1) Pre-Solution
dividual.
Sebelum penyelesaian masalah, dimana
Aurbech menyatakan problem posing beberapa masalah dihasilkan secara teliti dari
bermakna untuk mengajar kemampuan berfikir stimulus yang disajikan seperti sebuah gam-
kritis, dengan langkah-langkah yaitu: Mengu- bar, kisah atau cerita, diagram, paparan dan
raikan isi, menggambarkan masalah, menye- lain-lain.
derhanakan masalah, mendiskusikan masalah (2) During (within-solution)
dan mendiskusikan alternatif pemecahan ma-
salah. Selama penyelesaian masalah ketika
siswa secara sengaja merubah suatu hasil dan
Dalam mencari pemecahan masalah kondisi dari permasalahan.
tidak harus didapatkan satu solusi. Seorang (3) After Problem Posing (post-solution).
guru harus melatih siswanya untuk menca-
ri kemungkinan solusi yang lain dengan me- Setelah penyelesaian masalah, ketika
ngembangkan konsekuensi yang diterima jika pengalaman dari konteks penyelesaian masa-
mereka mengambil salah satu solusi masalah lah diterapkan pada situasi yang baru.
tersebut.
Model pembelajaran problem posing da-

138 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 135-143

pat dikembangkan dengan memberikan suatu d. Mendiskusikan masalah
masalah yang belum terpecahkan dan memin- Pada langkah ini, seorang guru menjadi
ta siswa untuk menyelesaikannya (Silver,1994)
menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri fasilitator untuk memandu siswanya berdis-
dapat diaplikasikan dalam 3 bentuk aktivitas kusi untuk memecahkan masalah. Fasilita-
kognitif matematika yakni sebagai berikut: tor atau guru hanya memantau dan menga-
(1) Problem Posing tipe Pre-Solution Posing rahkan jalannya kegiatan belajar mengajar,
tidak boleh ikut terlibat dalam pemecahan
Siswa membuat pertanyaan dan jawa- masalah. Hal ini penting untuk menumbuh-
ban berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh kan kepercayaan para siswa bahwa mereka
guru. Jadi, yang diketahui pada soal itu dibuat memiliki kemampuan untuk mencari peme-
guru , sedangkan siswa membuat pertanyaan cahan masalah sendiri.
dan jawabannya sendiri. e) Mendiskusikan alternatif pemecahan ma-
(2) Problem Posing tipe Within Solution Posing salah

Siswa memecahkan pertanyaan tunggal Guru membahas tugas yang diberikan
dari guru menjadi sub-sub pertanyaan yang re- dengan model problem posing tipe pre solution
levan dengan pertanyaan guru. posing dan guru melatih siswa untuk menca-
(3) Problem Posing tipe Post Solution Posing ri kemungkinan pertanyaan lain yang didapat
dari stimulus yang diberikan. Dalam penelitian
Siswa membuat soal yang sejenis dan ini model inilah yang akan diterapkan dalam
menantang seperti yang dicontohkan oleh pembelajaran fisika.
guru. Jika guru dan siswa siap maka siswa da-
pat diminta untuk mengajukan soal yang me- Karakter secara etimologis barasal dari
nantang dan variatif pada pokok bahasan yang bahasa Yunani “kasairo” berarti “cetak biru”,
diterangkan guru. Siswa harus bisa menemu- “format dasar”, “sidik” seperti sidik jari. Dalam
kan jawabannya. Tetapi ingat, jika siswa gagal hal ini karakter adalah given atau sesuatu yang
menemukan jawabannya maka guru merupa- sudah ada dari sananya. Namun, istilah ka-
kan narasumber utama bagi siswanya, sehing- rakter sebenarnya menimbulkan ambiguitas.
ga guru harus benar-benar menguasai materi. Tentang ambiguitas terminologi “karakter” ini,
Mounier (1956) mengajukan dua cara interpre-
Problem posing tipe pre-solution posing tasi. Ia melihat karakter sebagai dua hal, yaitu
merupakan salah satu model pembelajaran pertama sebagai sekumpulan kondisi yang te-
yang melibatkan siswa secara aktif dalam pro- lah diberikan begitu saja, atau telah ada begitu
ses kegiatan belajar mengajar. Model pembe- saja dalam diri kita, karakter yang demikian ini
lajaran ini mewajibkan siswa membuat perta- dianggap sebagai sesuatu yang telah ada atau
nyaan dan jawaban sendiri berdasarkan soal kodrat (given). Kedua, karakter juga bisa dipa-
yang diberikan guru. Berdasarkan pendapat hami sebagai tingkat kekuatan mielalui mans
Aurbech, Suyitno dan Silver. Maka penerapan seorang individu mampu menguasai kondisi
model pembelajaran problem posing tipe pre- tersebut. Karakter yang demikian ini disebut-
solution posing adalah sebagai berikut: nya sebagai sebuah proses yang dikehendaki
a. Menguraikan isi (willed). Ada pula yang mendefinisikan karak-
ter sebagai berikut:
Guru menjelaskan materi kepada siswa
jika perlu untuk memperjelas konsep meng- “Character determines someone ’s pri-
gunakan, pada langkah ini guru memberikan
siswa dengan sebuah kode. vate thoughts and someone’s actions done.
b. Menggambarkan masalah Good character is the inward motivation to do
what is right, accordng to the highest standard
Guru memberikan contoh-contoh soal, of behaviour, in every situation” (Hill, 2002).
dengan model problem posing tipe pre-so-
lution posing yaitu memberi stimulus berupa Pendidikan karakter mengajarkan kebia-
seperti sebuah gambar, kisah atau cerita, saan cara berpikir dan perilaku yang memban-
diagram, paparan dan lain-lain, kemudian tu individu untuk hidup dan bekerja bersama
siswa menggambarkan masalah/ menjabar- sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara
kan masalah yang diberikan dengan me- dan membantu mereka untuk membuat kepu-
ngidentifikasi stimulus yang diberikan. tusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Membuat masalah
Karakter yang menjadi acuan seperti
Guru memberi latihan dengan model yang terdapat dalam The Six Pillars of Charac-
problem posing tipe pre-solution posing ter yang dikeluarkan oleh Character Counts!
dengan mengaitkan masalah yang berhubu- Coalition ( a project of The Joseph Institute of
ngan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Ethics). Enam jenis karakter yang dimaksud

I. M. Astra, Umiatin, M. Jannah - Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing 139

adalah sebagai berikut: NILAI DESKRIPSI
a. Trustworthiness, bentuk karakter yang
2. Jujur Perilaku yang didasarkan
membuat seseorang menjadi: berintegri- pada upaya menjadikan
tas, jujur, dan loyal dirinya
b. Fairness, bentuk karakter yang membuat sebagai orang yang selalu
seseorang memiliki pemikiran terbuka ser- dapat dipercaya dalam
ta tidak suka memanfaatkan orang lain. perkataan, tindakan, dan
c. Caring, bentuk karakter yang membuat pekerjaan.
seseorang memiliki sikap peduli dan per-
hatian terhadap orang lain maupun kondisi 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang
sosial lingkungan sekitar. menghargai perbedaan
d. Respect, bentuk karakter yang membuat agama,
seseorang selalu menghargai dan meng- suku, etnis, pendapat, sikap,
hormati orang lain. dan tindakan orang lain yang
e. Citizenship, bentuk karakter yang mem- berbeda dari dirinya.
buat seseorang sadar hukum dan peratu-
ran serta peduli terhadap lingkungan alam. 4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan
f. Responsibility, bentuk karakter yang mem- perilaku tertib dan patuh
buat seseorang bertanggung jawab, disip- pada berbagai ketentuan
lin, dan selalu melakukan sesuatu dengan dan peraturan.
sebaik mungkin
5. Kerja Perilaku yang menunjukkan
Karakter dapat juga disebut watak, yaitu Keras upaya sungguh-sungguh
paduan segala tabiat manusia yang bersifat te- dalam mengatasi berbagai
tap, sehingga menjadi “ciri” khusus yang mem- hambatan belajar dan tugas,
bedakan orang satu dengan yang lain. serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
Karakter dapat dilihat dari tingkah laku
ketika orang berinteraksi, yang memiliki arti 6. Kreatif Berpikir dan melakukan
psikologis dan etis. Dalam arti psikologis, ka- sesuatu untuk menghasilkan
rakter adalah sifat-sifat yang demikian nampak cara
dan yang seolah-olah mewakili pribadinya. atau hasil baru dari sesuatu
Sedangkan dalam arti etis, karakter hams me- yang telah dimiliki.
ngenai nilai-nilai yang baik dan menunjukkan
sifat-sifat yang selalu dapat dipercaya, sehing- 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang ti-
ga orang berkarakter itu menunjukkan sifat dak mudah tergantung pada
mempunyai pendirian teguh, baik, terpuji dan orang lain dalam menyele-
dapat dipercaya. Berkarakter berarti memiliki saikan tugas-tugas.
prinsip dalam arti moral di mana perbuatannya
atau tingkah lakunya dapat dipertanggung- 8. Cara berfikir, bersikap, dan
jawabkan dan teguh. Kementrian pendidikan Demokratis bertindak yang menilai sama
Nasional mengembangkan pendidikan budaya hak dan kewajiban dirinya
dan karakter bangsa melalui pusat kurikulum dan orang lain.
meliputi seperti tertera pada tabel berikut:
9. Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang

Tahu selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam

Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan dan meluas dari sesuatu
Budaya dan Karakter Bangsa
yang dipelajarinya, dilihat,

NILAI DESKRIPSI dan didengar.

1. Religius Sikap dan perilaku yang 10. Cara berpikir, bertindak, dan
patuh dalam melaksanakan Semangat berwawasan yang
ajaran agama yang dianut- Kebangsaan menempatkan kepentingan
nya, toleran terhadap bangsa dan negara di atas
pelaksanaan ibadah agama kepentingan diri dan kelom-
lain, dan hidup rukun dengan poknya.
pemeluk agama lain.

140 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 135-143

Lanjutan Tabel 1

NILAI DESKRIPSI kembangkan meliputi yang dikembangkan oleh
11. Cinta pusat kurikulum.
Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan METODE
12. kesetiaan, kepedulian, dan
Menghargai penghargaan yang tinggi Metode penelitian yang digunakan ada-
Prestasi terhadap bahasa, lingkungan lah metode quasi eksperimen. Rancangan eks-
fisik, sosial, budaya, perimen dalam penelitian menggunakan post
13. ekonomi, dan politik bangsa. test only group design dinyatakan sebagai be-
Bersahabat/ rikut:
Komuniktif Sikap dan tindakan yang
14. Cinta mendorong dirinya untuk Tabel 2. Rancangan penelitian
Damai menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, Kelas Variabel Variabel
15. Gemar dan bebas kontrol
Membaca mengakui, serta menghorma-
ti keberhasilan orang lain. A XA T1
16. Peduli
Lingkungan Tindakan yang memperlihat- B XB T2
kan rasa senang berbicara,
17. Peduli bergaul, dan bekerja sama Keterangan:
Sosial dengan orang lain. A : Kelas eksperimen
B : Kelas control
18. Sikap, perkataan, dan tin- XA: perlakuan yang diberikan pada kelas
Tanggung- dakan yang menyebabkan
jawab orang eksperimen yaitu kelas yang di ajar oleh
lain merasa senang dan guru dengan menggunakan model pem-
aman atas kehadiran dirinya. belajaran problem posing tipe pre- solution
posing
Kebiasaan menyediakan XB: Perlakuan yang diberikan pada kelas kon-
waktu untuk membaca ber- trol yaitu kelas yang diajar oleh guru de-
bagai ngan menggunakan strategi pembelajaran
bacaan yang memberikan ekspositori
kebajikan bagi dirinya. T1: Hasil tes belajar fisika kelompok eksperi-
men yang menggunakan pembelajaran
Sikap dan tindakan yang problem posing tipe pre-solution posing
selalu berupaya mencegah T2: Hasil tes belajar fisika kelompok kelas
kerusakan pada lingkungan kontrol yang menggunakan pembelajaran
alam di sekitarnya, dan ekspositori
mengembangkan upaya-upa-
ya untuk memperbaiki Penelitian ini dilaksanakan di SMA LAB
kerusakan alam yang sudah SCHOOL Rawamangun, dilakukan pada bulan
terjadi. semester genap tahun ajaran 2011.

Sikap dan tindakan yang se- Uji persyaratan Analisis menggunakan
lalu ingin memberi bantuan uji analisis seperti uji normalitas, dan uji homo-
pada orang lain dan ma- genitas. Uji hipotesis menggunakan uji pihak
syarakat yang membutuhkan. kanan, menggunakan t-test.

Sikap dan perilaku seseorang Teknik Pengumpulan Data: Variabel be-
untuk melaksanakan tugas bas: model problem posing tipe pre solution;
dan kewajibannya, yang Variabel terikat: hasil belajar fisika.
seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, ma- Data yang digunakan dalam penelitian ini
syarakat, lingkungan (alam, berasal dari : Data tes hasil belajar siswa non
sosial dan budaya), negara sampel pada materi yang sama untuk mencari
dan Tuhan Yang Maha Esa. validitas dan reliabilitas instrumen; Data tes ha-
sil belajar kelompok eksperimen dan kelompok
Dalam penelitian ini karakter yang di- kontrol pada materi yang sama untuk mengeta-
hui tingkat keberhasilan penelitian. Sedangkan
untuk karakter meggunakan lembar observasi

I. M. Astra, Umiatin, M. Jannah - Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing 141

ranah Afektif sesuai dengan yang dikembang- Tabel 3. Distribusi frekuensi kelas eksperimen
kan.
Nilai Batas Kelas Frekuensi Nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN Tengah

Pada penelitian yang dilakukan di SMA 40-47 39.5 47.5 6 43
Labschool Jakarta, populasi terjangkau berasal 48-55 47.5 55.5 5 50
dari kelas X terdiri enam kelas. Dari populasi 56-63 55.5 63.5 7 60
terjangkau tersebut diambil dua sampel. Untuk 64-71 63.5 71.5 4 68
itu, diperlukan analisis terhadap hasil belajar 72-79 71.5 79.5 9 75
fisika sebelum diberikan perlakuan. Dari enam 80-87 79.5 87.5 3 80
kelas, kelas X-F dipilih sebagai kelas eksperi-
men dan kelas X-D sebagai kelas kontrol. Dari distribusi frekuensi di atas dibuat
histogram untuk kelas eksperimen disajikan
Setelah kelas eksperimen diberi perlaku- pada Gambar 1.
an dengan menerapkan model pembelajaran
problem posing tipe pre solution posing dalam Gambar 1. Grafik Histogram Kelas Eksperi-
kegiatan belajar mengajar, dan kelas kontrol men
tidak diajar dengan model pembelajaran pro-
blem posing tipe pre solution posing yaitu de- Sedangkan dari 33 responden pada ke-
ngan pembelajaran ekspositori selama waktu las kontrol didapat sebaran data berupa nilai
yang sama pada pokok bahasan yang sama. rata-rata kelas kontrol adalah 56,67 dengan
Data yang terkumpul kemudian dianalisis un- nilai maksimum 75 dan nilai minimum 30 , me-
tuk mengetahui apakah ada perbedaan dari dian 58,6 ; modus 64,17 ; varians 152 dan sim-
kedua kelas. pangan baku 12,32.

Data yang diperoleh dari tes formatif Dari data-data yang diperoleh pada ke-
pada pokok bahasan listrik dinamis, selanjut- las kontrol, kemudian di susun dalam distribu-
nya dianalisis secara statistik untuk mengeta- si frekuensi data berkelompok, dengan ujung
hui apakah ada perbedaan nilai hasil belajar bawah kelas interval pertama di ambil dari ni-
fisika antara kelas eksperimen (peserta didik lai minimum hasil belajar fisika disajikan pada
yang diajar dengan model pembelajaran prob- Tabel 4.
lem posing tipe pre-solution posing) dan kelas
control (peserta didik yang tidak diajar dengan
model pembelajaran problem posing tipe pre-
solution posing atau dengan strategi pembelaj
aran ekspositori)

Dari 34 responden pada kelas eksperi-
men didapat sebaran data berupa nilai rata-
rata 62,20 , nilai maksimum 85, nilai minimum
40, median 64 ; modus 75,1 ; varians 168 dan
simpangan baku 12,96

Dari data-data yang diperoleh pada kelas
eksperimen, kemudian disusun dalam distribu-
si frekuensi data berkelompok, dengan ujung
bawah kelas interval pertama diambil dari nilai
hasil belajar fisika dapat dilihat pada Tabel 3.

142 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 135-143

Tabel 4. Distribusi frekuensi kelas kontrol belajar fisika siswa sebesar 12,76%.as kontrol.
Berdasarkan hasil pengujian yang te-
Nilai Batas Kelas Frekuensi Nilai
Tengah lah diuraikan, maka terdapat perbedaan nilai
hasil belajar fisika pada pokok bahasan listrik
30-37 29.5 37.5 3 35 dinamis antara kelas eksperimen yaitu kelas
yang diajar dengan model pembelajaran pro-
38-45 37.5 45.5 5 40 blem posing tipe pre- solution posing dengan
kelas kontrol yang tidak diajar dengan pembe-
46-53 45.5 53.5 4 50 lajaran problem tipe pre-solution posing, yang
mana kelas yang diajar dengan model pembe-
54-61 53.5 61.5 7 60 lajaran problem posing tipe pre-solution pos-
ing memiliki nilai hasil belajar yang lebih tinggi
62-69 61.5 69.5 9 65 dari pada kelas yang tidak diajar dengan model
pembelajaran problem posing tipe pre-solution
70-77 79.5 77.5 5 72 posing. Hal ini menunjukan bahwa model pem-
belajaran problem posing tipe pre solution pos-
Dari distribusi frekuensi di atas di buat ing berpengaruh pada peningkatan hasil be-
histrogram untuk kelas kontrol disajikan pada lajar fisika siswa. Besarnya hasil peningkatan
Gambar 2. belajar fisika siswa dihitung dengan menggu-
nakan gain score, dengan besarnya pengaruh
Gambar 2. Grafik Histogram kelas control sebesar 12,76 %

Sekilas tampak bahwa hasil belajar anta- Adanya pengaruh dari model pembela-
ra kelas eksperimen dan kelas kontrol ada per- jaran problem posing tipe pre solution posing
bedaan, tetapi untuk memperoleh kesimpulan yaitu meningkatnya hasil belajar fisika siswa,
yang lebih akurat diperlukan pengujian hipote- sesuai dengan prinsip model problem posing
sis secara statistik lebih lanjut. tipe pre solution posing melibatkan siswa seca-
ra aktif dalam proses kegiatan belajar menga-
Karena jumlah responden kedua tidak jar karena model pembelajaran ini mewajibkan
sama, dan kedua kelas data tersebut berdistri- siswa membuat pertanyaan dan jawaban sen-
busi normal serta variansnya homogen, maka diri berdasarkan soal yang diberikan guru me-
untuk menguji hipotesis statistik di gunakan uji lalui stimulus berupa gambar, kisah atau cerita,
t polied varians. Diterima atau ditolaknya suatu diagram, paparan dan lain-lain. Melalui anak
hipotesis tergantung kepada hasil analisis data menerima materi dari guru, melainkan siswa
hasil tes, dalam hal ini hasil pengujian signifi- juga berusaha menggali dan mengembangkan
kansi perbedaan rata-rata dari kelas eksperi- sendiri, dengan menerapkan model pembela-
men dan kelas kontrol. jaran problem posing tipe pre-solution posing
membuat siswa terpacu untuk berusaha maksi-
Dari hasil perhitungan uji t di peroleh thi- mal, dan penerapan model pembelajaran prob-
tung = 1,791 sedangkan nilai ttabel pada taraf sig- lem posing tipe pre-solution posing siswa tidak
nifikansi 5% dan derajat kebebasan 65 adalah hanya antusias dalam mengerjakan latihan-
1,669 ternyata thitung > ttabel maka hipotesis Ho latihan fisika sehingga hasil belajar tidak hanya
ditolak dan hipotesis H1 diterima sehingga ke- menghasilkan nilai tetapi dapat meningkatkan
las eksperimen lebih baik hasil belajar fisikanya pengetahuan dan konsep fisika. Dari model
dari pada kel Dari uji t tersebut menunjukan ter- dan metode pembelajaran yang digunakan ka-
dapat pengaruh yang signifikan, besarnya pen- rakter yang dapat dikembangkan yaitu berfikir
garuh dapat dihitung dengan menggunakan kreatif, kritis dan logis bekerja dengan teliti, ju-
gain score: jur dan berperilaku santun serta keterampilan
social yang dapat dikembangkan yaitu kemam-
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat puan bekerja sama dan saling menghargai.
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil Dari penelitian ini dapat diperlihatkan model
ini tidak hanya cocok untuk matematika seperti
pada penelitian berjudul An Analysis Of Arith-
matic Problem Posing By Middle School Stu-
dents ( Silver, E.A & Cai, J., 1996), Efek dari
masalah berbasis instruksi penyelesaian ma-
salah pada pemahaman masalah di sekolah
dasar (Osman Cankoy, Sitkiye Darbaz, 2010),

I. M. Astra, Umiatin, M. Jannah - Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing 143

Dia memperoleh hasil belajar menggunakan bahasan sehingga karakter anak langsung
model problem posing lebih baik dari menga- bias dikembangkan.
jar secara traditonal, demikian pula Pengaruh
Problem Posing berorientasi analisis pada si- DAFTAR PUSTAKA
kap terhadap matematika dan efikasi diri untuk
calon guru sekolah dasar (Hayri Akay & Nihat Dunker.2010. problem posing-Adding a creative
Boz, 2010) ia memperoleh dari hasil penelitian- Increment to Technologi Problem Solving.
nya ada pengaruh positip penggunaan problem Journals/JTE.
posing terhadap sikap terhadap matematika
dan efikasi diri untuk calon guru matematika Doni Koesoema A. 2007. Pendidikan Karakter.
sekolah dasar, dan oleh Sema Cildir & Nazzan Gramedia Widisarana Indonesia
Sezen meneliti penggunaan problem posing
untuk meningkatkan keterampilan guru Fisika, Departemen Pendidikan Nasional, 2004, Kurikulum
dan memperoleh ada peningkatan kemam- Berbasis Kompetensi Standar Kompetensi
puan mengajar guru dan kecakapan hidupnya ( Mata Pelajaran Fisika untuk SMA dan MA
Sema Cildir, Nazan Sezen, 2010). Pada pene- . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
litian ini akan coba�d�i�te��ra�p��k�a�n���p��a��d��a����m���a��t��a���p�e�-
lajaran�f�is�i�k�a���S��M����A���,��d���e��m����ik��i��a��n���p��u���la����d��e���n��g��a��n���m��e�- Dale H. Schunk, Paul R. Pintrich, Judith L. Meece,
nerapkan beberapa metode dalam model ini 2010, Motivation in Education, Third Edition,
dapat dikembangkan beberapa karakter siswa. New Jersey, Pearson Prentice Hall.

PENUTUP Giancoli, Douglas C.2001. Fisika [Alih Bahasa :
Yuhilza Hanum] Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta :
Berdasarkan pengolahan dan analisis Penerbit Erlangga
data secara statistik yang dilakukan terhadap
hasil belajar fisika siswa diperoleh kesimpu- Hamalik,Oemar 2003. Kurikulum dan Pembelajran
lan bahwa penerapan model problem posing (Cet 4). Jakarta : Bumi Aksara
tipe pre-solution posing mempunyai pengaruh
positif terhadap hasil belajar fisika siswa, oleh Hayri Akay & Nihat Boz., 2010., The Effect of Prob-
karena itu model ini dapat digunakan dalam lem Posing Oriented Analysis-II Cours on
pembelajaran fisika di kelas. Melalui model the Attitudes toward Mathematics and Math-
pembelajaran ini juga dapat dikembangkan ka- ematics Self-Efficacy of Elementary Prospec-
rakter siswa meliputi berfikir kreatif, kritis dan tive Mathematics Teachers., Australian Jour-
logis bekerja dengan teliti, jujur dan berperilaku nal of Teacher Education., Vol: 35, Issue 1.
santun serta keterampilan social seperti beker-
ja sama dan saling menghargai. Lyn.D. English (1998). Childrens Problem Posing
Within Formal and informal contexts, Jour-
Dalam upaya meningkatkan hasil be- nal for research in mathematics Education,
lajar fisika siswa dengan menerapkan model Vol.29. No.183.106
pembelajaran problem posing tipe pre solution
posing dan karakter yang dapat dikembang- Mounier, Emmanuel. 1956. The Character of Man.
kan, saran-saran berikut diharapkan dapat ber- Translate Into English by Cynthia Rowland.
manfaat bagi guru SMA dan calon guru dalam New York: Harper dan Brothers.
penerapan berikutnya:
1. Pada penerapan model pembelajaran prob- M. Purwanto, Ngalim. 2007. Psikolog Pendidikan.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
lem posing tipe pre solution posing guru ha-
rus memberikan contoh-contoh soal dengan Munthe, Bermawy. 2009. Desain Pembelajaran. Yo-
model pembelajaran ini. gyakarta : PT.Pustaka Insan Mandiri.
2. Guru hendaknya memberikan bimbingan
dan penguatan positif yang lebih kepada Osman Cankoy & Sitkiye Darbaz, 2010, Effect of
siswa saat latihan dengan model problem a Problem Posing Based Problem Solving
posing tipe pre solution posing Instruction on Understanding Problem.,, H.U
3. Guru harus menguasai materi yang disam- Journal of Education, Hacettepe Universitesi
paikan karena guru akan menginovasikan Egitim Fakultesi Dergisi. Vol 38: 11-24.
soal latihan dalam bentuk problem posing
tipe pre solution posing. Silver. E.A., 1994. On mathematical problem pos-
4. Dalam penerapan model ini guru sebaiknya ing. For the Learning of Mathematicas. FLM
memilih metode yang tepat sesuai pokok Publishing Association, Vancouver, British
Columbia, Canada.

Silver. E.A. & Cai, J., 1996. an Analysis Of Arithmatic
Problem Posing By Middle School Students.
Journal for Research in mathematics Educa-
tion .

Sema Cildir, Nazan Sezen, 2011, Skill Levels Of
Prospective Physics Teacher On Problem
Posing, H.U Journal of Education, Hacettepe
Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi. Vol 40:
105-116.

Tatang, Yuli. 2005. Student Thinking Strategies Re-
constructing Theorems. Journal of education.
Department of Mathematics: Surabaya State
University.


Click to View FlipBook Version