The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Annisa Triskia, 2021-12-19 12:20:16

Unsur-unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi

Bahasa Indonesia
Kelas VIII

Keywords: Fiksi dan Nonfiksi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Tarigan (2008) membaca merupakan proses yang

dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis media kata-kata atau bahasa. Dengan
membaca interaksi antara persepsi terhadap lambing-lambang yang
mewujudkan bahasa melalui keterampilan berbahasa yang dimiliki
pembaca dan pengetahuannya tentang alam sekitar. Mulyono dalam
Heriana (2020) mengatakan bahwa membaca juga merupakan aktivitas
yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah. Tindakan yang dimaksud adalah pembaca harus
menggunakan pengertian, khayalan, mengamati dan mengingat-ngingat.
Peserta didik yang memiliki hobi membaca tentunya akan mempunyai
koleksi buku-buku fiksi maupun nonfiksi. Sebab membaca buku-buku
tersebut dapat dikatakan sebagai langkah refreshing anak dari mater-
materi pelajaran yang ada di sekolah. Literasi membaca di SMP menuntut
peserta didik agar memiliki skill membaca yang baik.

Modul ini juga bertujuan untuk melatih keterampilan menulis
peserta didik dalam menyajikan sebuah komentar atau tanggapan
terhadap suatu objek yang disajikan. Berbicara soal menulis, pada
dasarnya setiap orang bisa menulis buku fiksi maupun non fiksi. Tapi
sayangnya tidak semua orang tahu bagaimana teknik menulis buku fiksi
dan non fiksi yang baik sehingga bisa diterbitkan. Ada yang mahir
melakukan teknik menulis karena kebiasaan, ada pula yang masih
banyak alasan untuk memulai menulis sebuah tulisan kemudian
diterbitkan melalui penerbit buku. Bisa menulis karena terbiasa pun
tidak cukup. Penulis yang baik harus diimbangi dengan pengetahuan
yang baik terkait dengan teknik menulis sehingga dapat diterbitkan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jenis tulisan buku ada dua,
yakni buku fiksi dan non fiksi.

Modul ini akan membahas mengenai materi ajar unsur-unsur buku
fiksi dan nonfiksi pada kelas VIII SMP khususnya pada KD 3.18 dan 4.18
yang berkaitan dengan menelaah unsur-unsur dalam buku fiksi dan
nonfiksi. Serta menyajikan tanggapan terhadap suatu buku fiksi dan
nonfiksi. Melalui modul ini diharapkan mampu menjadi fasilitas bagi
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. Kompetensi Dasar
Modul ini dikhususkan untuk kelas VIII dengan KD 3.18 dan 4.18
menelaah dan menyajikan tanggapan terhadap buku fiksi dan nonfiksi.
Indikator pencapaian kompetensinya adalah sebagai berikut :
1. Menyebutkan unsur-unsur yang terdapat dalam buku fiksi dan
nonfiksi
2. Menemukan perbedaan unsur antara buku fiksi dan nonfiksi
3. Melakukan komentar terhadap buku fiksi yang telah dibaca
4. Menyajikan kelemahan dan kelebihan buku nonfiksi yang telah dibaca

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada modul ini dikhususkan untuk pembelajaran
SMP kelas VIII pada KD 3.18 dan 4.18 menelaah dan menyajikan
tanggapan terhadap buku fiksi dan nonfiksi. Berikut perincian tujuan
pada modul ini :
1. Setelah membaca materi, peserta didik dapat menyebutkan unsur-
unsur yang terdapat di dalam buku fiksi dan non fiksi.
2. Peserta didik dapat menemukan minimal 3 perbedaan antara unsur
buku fiksi dan nonfiksi dari materi yang telah mereka baca.
3. Setelah membaca materi, peserta didik dan guru bersama-sama
menganalisis unsur-unsur yang menarik dalam buku fiksi.
4. Disajikan satu contoh jurnal dan biografi seorang tokoh untuk peserta
didik baca dan setelah itu peserta didik dapat memberikan komentar
atau tanggapan terhadap buku tersebut dengan memperhatikan
penggunaan bahasanya.

D. Petunjuk Penggunaan Modul
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan modul
ini :
1. Peserta didik akan diberi penjelasan mengenai pengertian buku fiksi
dan nonfiksi, serta apa saja jenis-jenisnya.
2. Peserta didik juga akan diberi materi penjelasan mengenai unsur-
unsur yang terdapat dalam buku fiksi dan nonfiksi serta perbedaan
dari keduanya.
3. Peserta didik akan disajikan beberapa contoh teks fiksi dan nonfiksi.
4. Peserta didik akan diminta untuk menelaah unsur-unsurnya dan
memberikan tanggapan atau komentar dari teks yang telah mereka
baca.
5. Peserta didik mengomunikasikan tulisannya dan saling memberi
feedback.
6. Peserta didik mengerjakan latihan soal.

BAB II

MATERI UNSUR-UNSUR BUKU FIKSI DAN
NONFIKSI

A. Pengertian Fiksi dan Nonfiksi

Nurgiantoro (2010:2) berpendapat bahwa karya
sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra nonfiksi
dan fiksi. Karya sastra nonfiksi adalah karya sastra
yang ditulis berdasarkan kajian keilmuan dan atau
pengalaman. Pada umumnya, buku merupakan
penyempurnaan buku yang telah ada sedangkan, karya
sastra fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan.
karangan nonfiksi adalah karangan yang di buat atas
dasar fakta atau hal yang benar-benar terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Nonfiksi merupakan sebuah
karangan yang di hasilkan dalam bentuk cerita nyata
atau cerita kehidupan setiap hari yang di tuliskan
menjadi sebuah cerita. Dengan kata lain nonfiksi
merupakan karya yang bersifat faktual atau peristiwa
yang benar-benar terjadi. Nurgiyantoro (2012, hlm. 1)
mengatakan, fiksi adalah prosa naratif yang bersifat
imajiner, meskipun imajiner merupakan sebuah karya
fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran
yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan
antar manusia. Jadi, jenis-jenis karya seni berikut ini
merupakan karya Fiksi : Cerita pendek (cerpen), novel,
cerita sinetron, telenovela, drama, film drama, film
komedi, film horor, film laga.

Sedangkan nonfiksi adalah sebuah karangan yang di hasilkan dalam bentuk
cerita nyata atau cerita kehidupan setiap hari yang di tuliskan menjadi sebuah
cerita. Dengan kata lain non fiksi merupakan karya yang bersifat faktual atau
peristiwa yang benar-benar terjadi. Dari penjelasan tersebut dapat kita
simpulkan bahwa karya nonfiksi itu merupakan suatu karangan tulisan yang
menjadi sebuah karya berdasarkan pengalaman yang ada dalam kehidupan
sehari-hari yang merujuk pada fakta. Dari penjelasan tersebut dapat kita
simpulkan bahwa karya nonfiksi itu merupakan suatu karangan tulisan yang
menjadi sebuah karya berdasarkan pengalaman yang ada dalam kehidupan

sehari-hari yang merujuk pada fakta. Dari penjelasan tersebut setiap unsur
yang terkandung di dalam buku fiksi dan nonfiksi, penulis dapat simpulkan
bahwa sebagian unsur memiliki kesamaan dan sebagian yang lain berbeda.
Unsur yang sama-sama dimiliki baik itu fiksi maupun nonfiksi yaitu
sampul/cover, subbab, dan judul subbab. Dalam hal perbedaannya buku
nonfiksi memiliki isi yang ilmiah/actual, disajikan dengan bahasa baku, dan
memiliki sistematika penulisan standar. Sedangkan buku fiksi memiliki tokoh
dan penokohan sebagai pelaku cerita, didukung dengan tema, disajikan dengan
bahasa variatif, dan dilengkapi dengan alur cerita yang beraneka ragam.
Beberapa cerita non fiksi di antaranya seperti artikel, jurnal, laporan skripsi
dan lain – lain.

B. Unsur-unsur Buku Fiksi dan Nonfiksi

1. Unsur Buku Fiksi

Pada umumnya buku fiksi memiliki beberapa unsur yang berbeda dengan buku
nonfiksi. Dalam buku fiksi, Ananda akan menemukan tema yang khas,
penggambaran latar yang menakjubkan, karakter tokoh-tokoh yang memesona,
alur yang menegangkan, ciri khas bahasanya yang penuh dengan gaya dan
ungkapan serta amanat yang menyentuh relung hati.

Tema

Amanat Latar
Tokoh
Unsur-
unsur
fiksi
Gaya
bahasa

Alur

1) Tema adalah ide pokok atau gagasan utama dalam sebuah tulisan.
2) Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana dalam

sebuah cerita.

3) Tokoh adalah setiap individu yang ada di dalam cerita dengan
karakternya masing-masing. Terdapat karakter protagonis, antagonis,
dan tritagonist.

4) Alur adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang membentuk jalan
cerita. Di dalam alur terdapat konflik yang menggambarkan
pertentangan setiap tokoh dalam cerita yang menghasilkan ketegangan.
Adanya konflik membuat jalan cerita menjadi lebih menarik karena
terdapat proses klimaks dan anti-klimaks.

5) Gaya bahasa adalah cara penulis menyampaikaan ceritanya. Biasanya
terdapat majas-majas tertentu yang digunakan oleh penulis.

6) Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada
pembaca melalui cerita tersebut.

2. Unsur Buku Nonfiksi

Judul

Penutup Pengarang

Unsur-
unsur
nonfiksi
Isi buku
Penerbit

Jumlah
Bab/tebal
halaman

1) Judul buku adalah nama buku yang merupakan kata-kata yang
menggambarkan isi dalam buku, biasanya diletakkan pada cover buku.
Untuk contoh judul buku non fiksi diharuskan menggunakan kata baku
sesuai dengan kamus umum bahasa indonesia. Karya nonfiksi harus
memakai bahasa berciri tepat, singkat , jelas , resmi dan teratur agar
efektif.

2) Pengarang adalah penulis atau orang yang menyusun karangan / tulisan
buku tersebut.

3) Penerbit adalah perusahaan/instansi yang menyiapkan buku dari mulai
mengedit, layout, desain cover dan lain sebagainya sampai buku tersebut
dicetak dan siap diedarkan.

4) Jumlah halaman dan jumlah bab yang dibahas dalam buku.
5) Isi adalah pembahasan dari tema buku.
6) Penutup adalah kesimpulan dari buku yang merupakan statemen

terakhir dari penulis atas bukunya.

C. Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi

Sebenarnya secara garis besar kedua buku ini memiliki perbedaan yang ketara.
Namun secara rinci, kita dapat melihat perbedaan dari kedua jenis tulisan ini.

Perbedaan Nonfiksi Fiksi
Penggunaan Bahasa Bahasa denotatif Bahasa kiasan
Sumber Berdasarkan karangan Tidak berdasarkan data
Sifat Karangan Bukan fiktif Fiktif
Bentuk Karangan Informatif Cerita buatan

1. Penggunaan bahasa
Non fiksi : menggunakan gaya bahasa denotatif. Gaya bahasa ini
menggunakan kata yang sebenarnya tidak di tinggi – tinggikan sehingga
lebih mudah dipahami karena non fiktif lebih condong ke informatif.
Fiksi : penggunaan gaya bahasa pada karangan ini adalah konotatif atau
di lebih – lebihkan agar pembacanya memiliki emosi terhadap cerita
tersebut.

2. Sumber
Non fiksi : karangan ini menggunakan sumber data yang real sehingga
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Fiksi : tidak menggunakan data real karena hanya sebuah imajinasi dari
seorang penulis.

3. Sifat karangan
Non fiksi : karangan ini memiliki sifat yang tidak direkayasa karena
kerangkanya berdasarkan data dan peristiwa yang nyata.
Fiksi : karangan ini memiliki sifat ini khayalan karena di dalamnya hanya
sebuah pemikiran yang diungkapkan oleh penulis sehingga tidak dapat di
nyatakan kebenarannya.

4. Bentuk karangan
Non fiksi : karangan ini berbentuk informatif karena data yang digunakan
bisa berguna untuk para pembacanya
Fiksi : karangan ini berbentuk rekaan karena di dalamnya hanya untuk
menyampaikan perasaan atau yang diinginkan oleh penulis untuk
membuat para pembacanya seperti mengalami peristiwa tersebut.

D. Cara Menyajikan Tanggapan atau Komentar terhadap Buku Fiksi dan
Nonfiksi

Tanggapan terhadap isi buku non fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur
unsur buku non fiksi seperti sampul buku, rincian subbab buku, judul sub bab,
isi buku, cara pengarang menyajikan cerita, bahasa yang digunakan, dan
sistematika penulisannya. Cara menyajikan tanggapan terhadap buku fiksi dan
nonfiksi :

a. Buku fiksi :
 Telaahlah keseluruhan buku
 Lihat cover(sampul buku)
 Lihat judul subbab buku
 Lihat rincian subbab buku
 Lihat daftar isi buku
 Lihatlah cara menyajikan isi buku
 Bahasa yang digunakan
 Sistematika

b. Buku non-fiksi :

 Telaahlah keseluruhan buku
 Lihat cover(sampul buku)
 Lihat judul subbab buku
 Rincian subbab buku
 Daftar isi buku(jika ada)
 Tokoh dan penokohan
 Bahasa yang digunakan
 Penyajian alur cerita

Mengomentari Isi Buku Fiksi

Tanggapan terhadap isi buku fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-
unsur dari buku fiksi tersebut. Adapun unsur-unsur buku fiksi yang dapat

dikomentari antara lain sampul buku, rincian subbab buku, tokoh dan
penokohan, tema cerita, bahasa yang digunakan, penyajian alur cerita, dan
nilai-nilai yang terkandung dalam cerita. Dalam menyajikan tanggapan
terhadap isi buku fiksi dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan-pertanyaan terhadap unsur-unsur buku tersebut dan jawaban dari
pertanyaan tersebut dapat dibangun menjadi komentar terhadap isi buku.
Adapun contoh pertanyaannya seperti :

a. Bagaimana judul dan tema dikembangkan?Apakah ada keunikan dalam
pengembangan judul dan tema?

b. Bagaimana pengarah mengembangkan latar cerita?
c. Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh?
d. Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang?
e. Apakah kalimat-kalimat yang digunakan pengarang memiliki keunikan

dan kekuataan dalam membangun cerita?

Mengomentari Isi Buku Non fiksi

Tanggapan terhadap isi buku non fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-
unsur buku non fiksi seperti sampul buku, rincian subbab buku, judul sub bab,
isi buku, cara pengarang menyajikan cerita, bahasa yang digunakan, dan
sistematika penulisannya. Sama hal nya seperti komentar dalambuku fiksi,
dalam mengomentari isi buku non fiksi juga dilakukan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan-pertanyaan mengenai unsur-unsur buku tersebut,
seperti:

a. Apa judul dan tema buku?
b. Bidang ilmu apa yang dibahas dalam buku?
c. Garis besar apa yang disampaikan dalam buku?Apa isi dari tiap babnya?
d. Apakah buku ditunjang dengan gambar atau foto, ilustrasi, table, dan

grafik?dan apakah penunjang tersebut cukup mampu membantu
pembaca lebih memahami isi teks?
e. Apakah sistematika penulisan mudah diikuti?
f. Apakah bahasa yang digunakan mudah dipahami?

E. Contoh Teks Fiksi dan Nonfiksi
Contoh Fiksi (Cerpen)

Mimpi Keluarga Hasna

Hasna, gadis cerdas nan gigih berumur 15 tahun yang berasal dari keluarga yang
harmonis memiliki seorang adik bernama Octa. Sejak sd Hasna sudah tinggal dan
sekolah bersama bibinya. Hasna sangat ingin tinggal bersama ayah dan bundanya
namun tidak bisa karena keterbatasan ekonomi. Ayahnya adalah seorang petani sayur
dan ibunya sesekali harus menjadi pencuci pakaian agar bisa mendapatkan tambahan
uang karena penghasilan ayahnya yang tidak menentu.

6 bulan lagi Hasna sudah lulus smp. Sebelum ujian nasional, Hasna meminta kepada
ayah dan bundanya melanjutkan sma didekat rumah agar bisa tinggal bersama orang
tuanya. Ayah Hasna mengiyakan permintaan anaknya tersebut namun dengan sedikit
rasa keberatan. “Kenapa kamu ingin sekolah disini nak? Bukankah teman-temanmu
baik dan sayang kepadamu disana? Apakah ada masalah dengan mereka?” Tanya Ayah
Hasna melalui telfon. “Aku baik-baik saja ayah. Alhamdulillah hubungan saya dan
teman-teman sangat baik, bahkan mereka sering mentraktir diriku dikantin. Aku ingin
bersekolah dan tinggal bersama ayah dan bunda karena aku ingin kita berempat
berkumpul lagi seperti waktu aku kecil.” Jawab Hasna. “Lalu bagaimana dengan
bibimu? Apakah dia sudah mengetahui keinginanmu?” Tanya ayah kembali. “Aku belum
berbicara kepada bibi, tapi pasti aku akan mengatakan kepadanya segera.” Jawab
Hasna. “Baiklah jika itu yang kamu inginkan, ayah akan mencarikan sekolah yang
terbaik untukmu disini.” Jawab Ayah dengan sedikit berat hati. “Baik terima kasih
ayah.”.

Hasna sebenarnya tahu jika ayahnya keberatan karena mereka tidak mampu untuk
menyekolahkan Hasna di sana. Hasna merasa bimbang, ia sangat merindukan kedua
orang tuanya namun disisi lain Hasna tahu bahwa orang tuanya tidak memiliki cukup
uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari, perasaan rindu Hasna kepada orang
tuanya semakin menguat. Terkadang ia mengurung diri dan menangis di kamar hingga
larut malam.

Melimat keponakannya yang sedang sedih, Bibi pun bertanya kepada Hasna. “Kenapa
kamu? Bibi lihat matamu sembab, apakah kamu kurang tidur? Ceritakan kepada bibi
apa yang sedang menjadi masalahmu.” Tanya bibi kepada Hasna. “Aku baik-baik saja
tidak ada masalah apa-apa.” Jawab Hasna sambil tersenyum kecil. “Ceritakan kepada
bibi apa yang sedang mengganjal dihatimu.” Pinta bibi. “Sebernarnya aku ingin sekali
tinggal bersama ayah dan bunda serta melanjutkan sekolah disana. Namun, aku
khawatir apabila ayah tidak sanggup untuk membiayai aku sekolah.” Terang Hasna.
“Nak, bibi akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Apapun yang kamu ingin
lakukan asalkan itu baik, maka bibi akan mendukungmu.” Nasihat bibi kepada Hasna.
Setelah mendapat nasihat bibinya, Hasna kembali bersemangat. Ia yakin bahwa selama
dirinya berusaha dan doa, maka Allah akan memberikan jalannya.

Dua minggu kemudian ada kabar bahwa SMA Negeri Ajibarang mengadakan lomba
fisika dan peringkat 5 teratas akan mendapatkan full beasiswa sekolah selama 3 tahun.
Mendengar kabar tersebut, Hasna sangat senang karena SMA Negeri Ajibarang adalah
sekolah favorit di kotanya dan kebetulan letaknya tidak jauh dari rumahnya. Hasna
pun belajar dengan sungguh sungguh agar bisa mendapatkan beasiswa tersebut.

Hari perlombaan pun tiba, sebelum berangkat Hasna berpamitan kepada kedua orang
tuanya untuk mengikuti lomba yang bertempat di SMA Negeri Ajibarang. Pada saat
pengumuman Hasna mendapatkan peringkat 3 dari 146 siswa yang mengikuti lomba
tersebut. Hasna segera pulang memberi tahu orang tuanya dan orang tuanya merasa
lega karena tidak mengeluarkan biaya untuk menyekolahkan Hasna.

Tahun ajaran baru pun tiba, Hasna sangat senang karena kali ini ia bisa bersekolah
dan kumpul bersama keluarganya. Rasa rindu yang sangat mendalam itu akhirnya bisa
terbayarkan. Walaupun setiap hari harus makan dengan nasi dan lauk seadanya
namun Hasna bersyukur karena merasakan kenikmatan yang luar biasa karena bisa
berkumpul dengan keluarga.

Contoh Nonfiksi (Artikel dan Biografi)

Artikel

Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban Bangsa

Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena
dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun
Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena
orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan
ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari
setiap orang. Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan
aspek kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di
setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa
mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan.

Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel
Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial
dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah

20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk
membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang
justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik
pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character
education).

Banyak pilar karakter yang harus kita tanamkan kepada anak – anak
penerus bangsa, diantaranya adalah kejujuran, yah kejujuran adalah hal yang
paling pertama harus kita tanamkan pada diri kita maupun anak – anak
penerus bangsa karena kejujuran adalah benteng dari semuanya, Demikian
juga ada pilarkarakter tentang keadilan, karena seperti yang dapat kita lihat
banyak sekali ketidakadilan khususnya di Negara ini. Selain itu harus
ditanamkan juga pilarkarakter seperti rasa hormat. Hormat kepada siapapun
itu, contohnya adik kelas mempunyai rasa hormat kepada kakak kelasnya, dan
kakak kelasnya pun menyayangi adik – adik kelasnya, begitu juga dengan teman
seangkatan rasa saling menghargai harus ada dalam diri setiap murid – murid
agar terciptanya dunia pendidikan yang tidak ramai akan tawuran.

Sekarang mulai banyak sekolah – sekolah di Indonesia yang mengajarkan
pendidikan karakter menjadi mata pelajaran khusus di sekolah tersebut.
Mereka diajarkan bagaimana cara bersifat terhadap orang tua, guru –guru
ataupun lingkungan tempat hidup. Mudah – mudahan dengan diterapkannnya
pendidikan karakter di sekolah semua potensi kecerdasan anak –anak akan
dilandisi oleh karakter – karakter yang dapat membawa mereka menjadi orang
– orang yang diharapkan sebagai penerus bangsa. Bebas dari korupsi,
ketidakadilan dan lainnya. Dan makin menjadi bangsa yang berpegang teguh
kepada karakter yang kuat dan beradab. Walaupun mendidik karakter tidak
semudah membalikan telapak tangan, oleh karena itu ajarkanlah kepada anak
bangsa pendidikan karakter sejak saat ini.

Biografi

Reza Rahadian Matulessy merupakan
nama lengkap dari aktor yang kerap disapa Reza
Rahadian. Ia lahir 5 Maret 1987 di Bogor.
Sebetulnya, nama tengah Reza itu gabungan
nama orang tuanya, yakni bapak Rahim dan ibu
Pratiwi Widantini Matulessy. Jadi, arti nama
Rahadian ialah anak dari Rahim dan Dian.
Kendati orang tua Reza telah berpisah saat ia
usianya enam bulan, Reza tidak pernah merasa
kehilangan sosok Ayah. Walau dari kecil ia hanya
tumbuh bersama Ibu yang menjadi orang tua
tunggal.

Sejak saat itu ia bersama ibu tinggal di rumah nenek di daerah Gadog
Bogor. Masa kecilnya Reza jalani di tiga kota. Awal karier Reza di dunia modeling
pada saat menjuarai Favorite Top Guest tahun 2004 di majalah Aneka Yess!.
Sedangkan awal karier di sinetron ketika ia dipercaya Rapi Film bermain di
Culunnya Pacarku tahun 2005. Kesempatan tersebut ia manfaatkan sebaik-
baiknya dengan berakting sebagus mungkin. Terbukti, ia dipercaya kembali
bermain sinetron lainnya oleh Rapi Film. Dari tawaran sinetron yang didapat, ia
mulai ditawari bermain di film layar lebar. Setelah bermain di film horor, karier
Reza makin menanjak lewat film Perempuan Berkalung Sorban. Hingga meraih
Piala Citra untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik tahun 2009.

Di tahun 2010, ia meraih Piala Citra melalui film 3 Hati Dua Dunia, Satu
Cinta sebagai pemeran Utama Pria Terbaik. Pada film Habibie dan Ainun
mengantarkan Reza meraih Piala Layar Emas IMA untuk kategori Pemeran
Utama Pria Terfavorit. Dengan begitu, Reza berhasil memenangi dua piala
penghargaan dari FFI, dan satu dari IMA atau Indonesian Movie Awards. Reza
tergolong artis multitalenta, sebut saja ia telah berkarier di dunia model, pemain
sinetron, dan aktor layar lebar. Reza pun mencoba masuk ke dunia tarik suara.
Ia berduet dengan Acha Septriasa tahun 2012 untuk soundtrack film
Brokenhearts. Dengan kemampuannya ini, Reza berkesempatan jadi aktor
besar yang akan mengharumkan dunia film baik dalam negeri ataupun
internasional.

Latihan Soal

Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan
tepat!

1. Buku yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan
atau imajinasi pengarang. Pernyataan tersebut merupakan pengertian
dari….
a. Buku
b. Buku fiksi
c. Buku nonfiksi
d. Buku pengayaan

2. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan…., realita, atau hal-hal yang benar-
benar terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
a. Opini
b. Pendapat
c. Pandangan seseorang
d. Fakta

3. Salah satu contoh dari buku nonfiksi adalah….
a. Buku biografi
b. Cerpen
c. Novel
d. Puisi

4. Ada banyak jenis buku di Indonesia. Mulai dari buku fiksi yang
menghibur hingga buku nonfiksi yang banyak memberikan …. bagi para
pembacanya.
a. Pengetahuan
b. Nilai keidupan
c. Pelajaran hidup
d. Motivasi

5. Setiap pembaca diberi kebebsan untuk menikmati setiap karya, baik
buku fiksi maupun nonfiksi yang disesuaikan dengan….
a. Hobi dan kebutuhan
b. Kebutuhan
c. Hobi
d. Peluang

6. Buku nonfiksi lebih populer dikalangan pembaca yang tidak terlalu hobi
membaca, karna mereka membeli buku-buku tersebut terdesak oleh….
a. Minat baca
b. Kebutuhan dan pengetahuan
c. Keinginan
d. Kemauan untuk membaca

7. Berikut ini termasuk jenis-jenis buku fiksi, kecuali….
a. Buku motivasi
b. Novel
c. Cerpen
d. Drama

8. Baik buku fiksi maupun nonfiksi memiliki tujuan sendiri untuk
disampaikan kepada pembacanya, seperti saat membaca buku budidaya
akan memberikan keterampilan khusus kepada….
a. Masyarakat
b. Pembacanya
c. Pendengar
d. Penulis

9. Kegiatan mengkaji struktur dan bahasa teks secara mendalam.
Pernyataan tersebut merupakan definisi dari….
a. Membaca
b. Mengabtraksi
c. Menganalisis
d. Menelaah

10. Perhatikan kutipan biografi berikut!
Raden Ajeng Kartini atau lebih dikenal dengan Ibu katini merupakan
keturunan keluarga terpandang Jawa. Dia lahir 21 April 1879, di mana
adat istiadat masih kukuh dipegang oleh masyarakat, termasuk
keluarganya. Satu hal yang diwariskan dari keluarganya adalah
pendidikan.
Kutipan biografi R.A Kartini tersebut termasuk bagian dari….
a. Orientasi
b. Permasalahan
c. Puncak konflik
d. Peristiwa dana masalah

Tugas Mandiri

a. Telaah unsur buku fiksi yang telah kamu baca. Buat berbentuk tabel
seperti di bawah ini dan buatlah keterangan dengan lengkap.

Unsur Buku Fiksi

No Unsur yang ditelaah Keterangan

1 Tema

2 Alur

3 Tokoh

4 Latar

5 Amanat

6 Gaya Bahasa

b. Lebih baik kerjakan tugas tepat waktu agar tidak menumpuk
dan semakin banyak.

c. Tetap semangat, jaga kesehatan dan lakukan hal positif di rumah
saja!

SELAMAT MENGERJAKAN…

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Herry Guntur. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.

Bandung : Percetakan Angkasa.

(http://www.seputarpendidikan.com/2015/10/-pengertian-buku-non-fiksi-
beserta-jenis-jenisnya-lengkap.html)

https://penerbitbukudeepublish.com/unsur-buku-fiksi-dan-non-fiksi/

https://smpn1kesesipekalongan.sch.id/2021/04/26/menyajikan-tanggapan-
terhadap-buku-fiksi-dan-nonfiksi-yang-dibaca/

https://www.yuksinau.id/cerpen/contoh/

https://pastiguna.com/contoh-artikel/


Click to View FlipBook Version