MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
- Isi kolom 4 Debit saluran dengan rumus untuk tersier Q=(C.a.A)/(et),
sekunder Q = (C.a.A)/(et.es) dan primer Q=(C.a.A)/(et.es.ep)
- Isi kolom 5, 6, dan 7 sesuai kriteria irigasi
- Isi kolom 8 dengan coba coba hingga menghasilkan kecepatan
sesuai kriteria irigasi
- Untuk saluran tersier yang debitnya kecil dan menghasilkan
kecepatan kecil (tidak sesuai kriteria)ganti nilai kolom 9 dengan
mengecilkan tinggi air saluran secara coba coba hingga
menghasilkan kecepatan sesuai kriteria Irigasi.
- Kolom 10, 11, 12 dan 13 sudah rumus dan akan otomatis keluar
hasilnya.
42 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Skema D.I. Barang
SKE(MAA= D4..4I0.8BhAaR, QAN= G1.4 lt/dt/ha)
(A = 4.408 ha, Q = 1.4 lt/dt/ha) BENDUNG
BARANG
Sal. Induk Barang RB 1 BL 1
RL 1
A = 3891 Ha
Q = 6.731 m3/dt A = 517 Ha
Q = 0.894 m3/dt
RL 2
L 1 Ka
A = 495 Ha
22 Ha 31 lt/dt Q = 0.772 m3/dt
BM 3 BM 2 SALURAN SEKUNDER MAKAWA BB 1 B 1 Ki 1 BL 2 L 2 Ki
L 2 Ka
BM 1 RM 1 B 1 Ki 2 19 Ha 27 lt/dt 17 Ha 24 lt/dt
54 Ha 76 lt/dt
A = 3184 Ha 68 Ha 95 lt/dt SALURAN SEKUNDER LAMOGO
A = 2031 Ha M 1 Ki 3 M 1 Ki 1 Q = 14.967 m3/dt
Q = 3.168 m3/dt
116 Ha 162 lt/dt RS 1 76 Ha 106 lt/dt
RK 1 A = 424 Ha
M 1 Ki 2 A = 865 Ha K 1 Ki 2 KALI DOLOK RL 3 Q = 0.661 m3/dt
Q = 1.349 m3/dt A = 620 Ha
96 Ha 134 lt/dt SALURAN SEKUNDER KEDAWUNG 70 Ha 98 lt/dt Q = 0.967 m3/dt
S 1 Ka BS 1 S 1 Ki BK 2 RK 2 BL 3 L 3 Ki
148 Ha 207 lt/dt SALURAN SEKUNDER SAMBAK 57 Ha 80 lt/dt K 2 Ka A = 500 Ha K 1 Ki 2 107 Ha 150 lt/dt
Q = 0.780 m3/dt
110 Ha 154 lt/dt 50 Ha 70 lt/dt
BK 1
RS 2 A = 660 Ha RK 3 A = 390 Ha RL 4 A = 317 Ha
Q = 1.030 m3/dt Q = 0.608 m3/dt Q = 0.495 m3/dt
S 2 Ka BS 2 S 2 Ki BK 3 K 3 Ki L 4 Ka L 4 Ki
183 Ha 256 lt/dt 97 Ha 136 lt/dt 125 Ha 175 lt/dt 150 Ha 210 lt/dt 167 Ha 234 lt/dt
A = 265 Ha BL 4
Q = 0.413 m3/dt
RS 3 A = 380 Ha RK 4 Keterangan
Q = 0.593 m3/dt
Sal. Induk Barang : 87 Ha
S 3 Ka BS 3 S 3 Ki K 4 Ka BK 4 K 4 Ki Sal. Sekunder Makawa : 2.319 Ha
140 Ha 196 lt/dt 130 Ha 182 lt/dt 50 Ha 70 lt/dt 70 Ha 98 lt/dt Sal. Sekunder Sambak : 865 Ha
RS 4 A = 145 Ha Sal. Sekunder Kedawung : 620 Ha
Q = 0.226 m3/dt
A = 110 Ha Sal. Sekunder Lamago : 517 Ha
Q = 0.172 m3/dt
---------------------------------------------------------
BS 4 S 4 Ki BK 5 K 5 Ki TOTAL : 4.408 Ha
S 4 Ka 50 Ha 70 lt/dt K 5 Ka 70 Ha 98 lt/dt
60 Ha 84 lt/dt 75 Ha 105 lt/dt
Gambar 4.1. Standar Sistem Tata Nama untuk Skema Irigasi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 43
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Gambar 4.2. Standar Tata Nama untuk Bangunan – Bangunan Irigasi
44 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Gambar 4.3. Bangunan Utama
4.5 Latihan
1. Jelaskan perencanaan peta petak!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bendung gerak!
3. Jelaskan tipe-tipe flum!
4.6 Rangkuman
Perencanaan peta petak adalah kegiatan awal perencanaan irigasi yang
menunjukkan tata letak pendahuluan meliputi: lokasi bangunan utama; trase
jaringan irigasi dan jaringan pembuang; batas-batas dan perkiraan luas petak
jaringan irigasi; bangunan-bangunan pada jaringan irigasi dan pembuangan;
konstruksi lindung terhadap banjir dan tanggul; serta jaringan jalan dengan
bangunan-bangunannya.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 45
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Dalam membuat perencanaan peta petak ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan diantaranya: 1) data yang dibutuhkan meliputi peta lokasi, peta
topografi dan hasil perhitungan keseimbangan air; 2) masalah yang harus
diperhatikan meliputi letak jaringan irigasi, batas kepemilikan tanah pada
jaringan irigasi, dan perhitungan untung rugi letak jaringan irigasi; 3) batas-
batas petak tersier; 4) luas dan bentuk petak tersier; 5) panjang saluran
tersier; 6) debit rencana; dan 7) kebutuhan air di sawah.
Bangunan utama adalah komplek bangunan disepanjang sungai atau aliran
air yang untuk membelokkan air kedalam jaringan saluran agar dapat dipakai
untuk keperluan irigasi. Adapun fungsi dari bangunan utama yaitu bisa
mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan, serta mengukur
banyaknya air yang masuk.
Bangunan utama dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kategori. Kategori
tersebut bergantung dengan seperti apa perencanaannya. Adapun kategori
dari bangunan utama diantaranya: bendung tetap dan bendung gerak;
pengambilan bebas, pengambilan dari waduk; dan stasiun pompa.
Saluran pada umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu saluran irigasi dan
saluran pembuang. Saluran irigasi terdiri dari tujuh macam diantaranya
saluran primer, saluran sekunder, saluran pembawa, jaringan primer, saluran
tersier, saluran kuarter, dan jaringan tersier. Sedangkan saluran pembuang
terdiri dari saluran pembuang kuarter, saluran pembuang tersier, saluran
pembuang sekunder, dan saluran pembuang primer.
Berdasarkan jenisnya bangunan terdiri dari: bangunan bagi dan sadap,
bangunan-bangunan pengukur dan pengatur, bangunan pengatur muka air,
bangunan pembawa, serta bangunan lindung.
Untuk menghitung dimensi atau ukuran saluran diperlukan data-data seperti:
jumlah debit saluran, dan tabel karakteristik saluran yang dipakai.
46 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
4.7 Evaluasi
1. Maksimum panjang saluran tersier adalah.....
a. <1500 m
b. <1000m
c. <500
d. <2000
2. Kebutuhan air di sawah untuk tanaman padi ditentukan oleh faktor-faktor
berikut....
a. Cara penyiapan lahan
b. Kebutuhan air untuk tanaman
c. Curah hujan efektif
d. Semua jawaban benar
3. Saluran yang membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber
yang memberi air pada bangunan utama) ke jaringan irigasi primer,
adalah.....
a. Saluran primer
b. Saluran sekunder
c. Saluran pembawa
d. Saluran kuarter
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 47
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
48 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
BAB V
PENGETAHUAN KEBUTUHAN UNTUK TANAMAN
Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan secara sederhana pengetahuan
kebutuhan untuk tanaman.
5.1 Kebutuhan Air
Kebutuhan air irigasi untuk suatu areal tanaman. Faktor-faktor yang
mempengaruhi antara lain jenis tanaman, keadaan topografi, keadaan iklim,
jenis tanah dan cara pemberiannya. Kebutuhan air dapat diperinci menjadi 3
tingkatan, yaitu:
a) Kebutuhan air tanaman yang meliputi kebutuhan konsumtif atau
evapotranspirasi disebut juga (Crop Water Requirement).
b) Kebutuhan air untuk suatu areal pertanaman (Farm Water Requirement)
yang meliputi evapotranspirasi, air untuk menjenuhkan tanah perkolasi, dan
aliran permukaan.
c) Kebutuhan air untuk suatu daerah irigasi (Irrigation Water Requirement) yang
meliputi evapotranspirasi air untuk penjenuhan tanah; perkolasi, aliran
permukaan serta kehilangan air selama penyaluran pada saluran irigasi, baik
yang berupa perembesan penguapan atau bocoran.
Untuk dapat tumbuh dengan baik, kebutuhan air tanaman harus mencapai suatu
keseimbangan dengan suplai yang tersedia sehingga air akan ekonomis. Suplai
air yang tersedia ini terutama tergantung dari sumber air yang terbatas yang
terdapat pada pori-pori tanah. Laju pengambilan air oleh akar tanaman akan
tergantung pada kerapatan akar, daya hantar hidrolis, dan perbedaan hisapan
air tanah dan hisapan akar untuk setiap kedalaman tanah.
5.2 Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi
Perbedaan penyediaan air untuk kebutuhan tanaman padi berbeda dengan
penyediaan air untuk tanaman palawija. Kondisi tanah untuk tanaman padi
sawah boleh dikatakan selalu dalam keadaan jenuh air, dan diperlukan
penggenangan. Keseimbangan air di petak sawah dapat dituliskan sebagai
berikut (Van De Goor 1968).
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 49
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Is + Re + Ig = S + ET + P + O.S.
Is = air irigasi yang dimasukkan ke petakan sawah
Re = curah hujan efektif
Ig = air rembesan dari petak lain
S = air yang tersedia dalam tanah atau dipermukaan tanah yaitu air
untuk penjenuhan tanah dan penggenangan.
ET = evapotranspirasi
P = perkolasi baik perkolasi vertical ke bawah maupun perkolasi ke
samping
OS = air yang keluar dari petak sawah
Gambar 5.1. Bagan Keseimbangan Air Pada Petak Sawah
5.2.1 Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah
Kebutuhan air untuk pengolahan tanah dapat diperinci sebagai berikut:
a) Kebutuhan air untuk penjebuhan air
b) Kebutuhan air untuk evaporasi
c) Kebutuhan air untuk penggenangan
d) Kebutuhan air untuk perkolasi
Besarnya kebutuhan air untuk pengolahan tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a) Tekstur dan struktur tanah
b) Transpirasi tanah
c) lamanya pengolahan tanah
d) Dalamnya pengolahan tanah
50 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
e) Cara pemberian airnya
f) Kandungan lengas tanah sebelum pengolahan tanah
g) Iklim
Kebutuhan air untuk pengolahan tanah ini dapat berasal dari air hujan atau
air irigasi. Biasanya kebutuhan air pengolahan tanah untuk tanaman musim
penghujan lebih besar dari pada untuk tanaman musim gadu.
Kebutuhan air untuk pengolahan tanah hasil penelitian di beberapa tempat
sebagai berikut:
a) Di Malaysia diperlukan 200 mm selama 45 hari pengolahan tanah
b) Di Filipina diperlukan (300 – 675) mm untuk tanah ringan sampai tanah
berat selama periode 45-55 hari.
c) Di Jepang diperlukan 300 mm selama periode pengolahan tanah 10 hari
(Wicknam 1974).
d) Di daerah Pemali Comal Indonesia diperlukan sekitar 10 mm tiap hari
atau ± 1,12 l/dt/ha selama jangka waktu 26 hari (Darjadi – Partowijoto
1974)
e) Di daerah Pekalen Sumpean diperlukan sekitar (8,67 – 9,66) mm/hari
atau 1,01 l/dt/ha dalam jangka waktu 29 hari (Sardjono dan Jumhana
1976).
5.2.2 Kebutuhan Air untuk Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah
Kebutuhan air untuk pertumbuhan padi sawah dapat diperinci sebagai
berikut:
a) Kebutuhan air untuk Evapotranspirasi
b) Kebutuhan air untuk perkolasi
c) Air yang keluar dari petak sawah
d) Air yang diperlukan untuk penggenangan
Besarnya kebutuhan air untuk pertumbuhan padi dipengaruhi oleh
beberapa faktor:
a) Jenis tanaman
b) umur tanaman
c) Tekstur dan struktur tanaman
d) Iklim
e) cara pemberian airnya
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 51
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Kebutuhan air untuk Evapotranspirasi mulai naik pada periode pertumbuhan
vegetatif, kemudian mencapai maksimum pada periode reproduktif
(berbunga) dan menurun pada periode pemasakan (FOKUDA dan
TSUTSUI 1968). Beberapa hasil percobaan kebutuhan air untuk padi di
beberapa tempat antara lain:
a) Di Filipina pada permulaan pertumbuhan kebutuhan air untuk
evapotranspirasi 4,3 mm/hari kemudian mencapai 7,4 mm/hari pada
periode bunting dan berbunga dan menurun menjadi 5,7 mm/hari pada
periode pemasakan (ANONJIMOUS 1967).
b) Di desa Kalirandu Sub Prosida Pemali Comal menghasilkan angka-
angka Evapotranspirasi dan perkolasi berturut-turut sebesar 6,14
dan 0,65 mm/hari (A Rasjid dan T. rachman 1977).
c) Di daerah Sub Prosida Ciujung besarnya evapotranspirasi untuk periode
pertumbuhan vegetatif, reproduktif dan pemasakan berturut-turut
sebesar 4,14 mm, 6,41 mm, dan 4,89 mm/hari dengan laju perkolasi
rata-rata sebesar 0,55 mm/.hari (Suparyono 1978).
Kebutuhan air irigasi petak sawah dalam pengukurannya dilakukan dengan
alat- alat lysimeter.
5.2.3 Perhitungan Kebutuhan Air di Lapangan dan di Pintu Pemasukan
Kebutuhan air untuk tanaman dihitung dalam l/dt/ha atau m3/hari/ha atau
mm/hari. Untuk menghitung kebutuhan air di lapangan dan debit yang
diperlukan pintu pemasukan dapat digunakan rumus sebagai berkut:
1 = ( × 10.000 … … … … … … … … … … . 3/ℎ
)
2 = ( × ( 1 ) … … … … … … … … … … . 3/ℎ
86.400) −
Dimana:
Q1 = kebutuhan harian air di lapanagn dalam m3/hari
Q2 = kebutuhan air pada pintu pemasukan m3/hari
H = tinggi kebutuhan air dalam meter
A = luas areal sawah dalam ha
T = Interval pemberian air dalam hari
L = kehilangan air di lapangan dan saluran
52 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Perbandingan berbagai satuan kebutuhan air sebagai berikut:
L/det/h cm/hari mm/hari m3/hari/ ha
1a,00 0,864 8,640 86,400
1,16 1,00 10,00 100,00
Contoh perhitungan Luas areal: 100 ha Interval rotasi : 5 hari
Evapotranspirasi dan perkolasi tanaman berumur s/d 30 hari 10 mm/hari.
Evapotranspirasi dan perkolasi tanaman berumur setelah 12 mm/hari.
Kehilangan air di lapangan 20%. Hitung kebutuhan air di lapangan dan di
pintu pemasukan.
a) Kebutuhan air s/d 30 hari
T = 5 hari l = 20%
H = 5 x 10 mm = 50 mm = 0,05 m
A = 100 ha
1 = ( 0,05 × 100 × 10.000 … … … … … … … … … … . 3/ℎ
5 )
= 10.000 m3/hari (total 100ha)
= 115,7 l/det
= 116 l/det (dibulatkan)
= 1,16 l/det/ha
2 = ( 0,05 × 100 × (1 1 … … … … … … … … … … . 3 /ℎ
86.400 ) − 0,2)
= 0,1447 m3/hari
= 144,7 l/det
= 145 l/det
= 1,45 l/det/ha
b) Kebutuhan air setelah 30 hari
T = 5 hari l = 20%
H = 5 x 12 mm = 60 mm = 0,06 m
A = 100 ha
1 = ( 0,06 × 100 × 10.000 … … … … … … … … … … . 3/ℎ
5 )
= 12.000 m3/hari
= 139 l/det
= 1,41 l/det/ha (dibulatkan)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 53
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
2 = ( 12.000 × (1 1 … … … … … … … … … … . 3/ℎ
86.400) − 0,2)
= 0,174 m3/hari
= 174 l/det
= 1,75 l/det/ha (dibulatkan)
5.3 Pemberian Air untuk Palawija
Kebutuhan air palawija sampai saat ini belum ada penelitian atau ketentuan
untuk pengaturan pemberian airnya. Di beberapa tempat di Indonesia telah
diusahakan pemberian air untuk palawija dilakukan dengan jalan
membandingkan kebutuhan airnya dengan tanaman padi. Perbandingan
pemberian air untuk masing-masing tanaman tersebut sebagai dasar
perhitungan untuk menentukan pola tanaman dan luas areal untuk masing-
masing jenis tanaman tersebut terutama pada musim kemarau. Atau adanya
giliran tanaman tebu untuk daerah-daerah yang sering ditanami tebu.
Perbandingan pemberian air tersebut di dasarkan tiga jenis tanaman padi
sawah, tebu dan palawija. Di daerah Medium Perbandingan Pemberian Air
untuk tanaman padi, tebu, palawija ditentukan 3 : 1 ½ : 1. Di daerah Besuki 2 :
1: 1; di daerah Banyuwangi 3: 1 : 1 sedangkan di daerah Pekalongan dengan
perbandingan 4 : 1 ½ :1.
Sistem pemberian air irigasi untuk tanaman palawija biasanya, dilakukan
dengan cara “dileb” untuk membasahi tanah dalam waktu beberapa jam
kemudian air irigasi dihentikan kemudian diberikan air lagi beberapa hari
berikutnya. Cara lain dengan sistem “furrow irrigation”, air dialirkan melalui
sela-sela guludan tanaman. Untuk tanaman palawija perlu diberi drainase,
terutama bila banyak hujan karena bila tanaman lama tergenang akan busuk
akar dan mati. Sistem irigasi di negara-negara maju telah banyak dilakukan
dengan irigasi curah (spinkler irrigation) dan irigasi di bawah permukaan tanah
menggunakan pipa- pipa yang berlubang-lubang (Sub irrigation).
54 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
5.4 Latihan
1. Jelaskan dengan singkat 3 tingkatan kebutuhan air!
2. Jelaskan faktor yang berpengaruh terhadap besarnya kebutuhan air untuk
pengolahan tanah!
3. Jelaskan kebutuhan air untuk pertumbuhan padi sawah!
5.5 Rangkuman
Kebutuhan air irigasi pada dasarnya diperuntukkan bagi suatu areal tanaman.
Kebutuhan air memiliki tiga tingkatan yaitu: kebutuhan air tanaman yang
meliputi kebutuhan konsumtif atau evapotranspirasi; kebutuhan air untuk suatu
areal pertanaman; dan kebutuhan air untuk suatu daerah irigasi yang meliputi
evapotranspirasi ait untuk penjenuhan tanah.
Penyediaan air untuk tanaman padi pada dasarnya berbeda dengan
penyediaan air untuk tanaman palawija. Kondisi tanah untuk tanaman padi
harus dalam keadaan jenuh air dan diperlukan penggenangan. Kebutuhan air
untuk tanaman pagi diperuntukkan bagi pengolahan tanah dan pertumbuhan
tanaman padi sawah. Adapun cara perhitungan kebutuhan air untuk tanaman
dihitung dilapangan dan di pintu masuk dalam l/dt/ha atau m3/hari/ha atau
mm/hari.
Pemberian air untuk palawija dilakukan dengan cara membandingkan
kebutuhan airnya dengan tanaman padi. Perbandingan tersebut digunakan
sebagai dasar perhitungan untuk menentukan pola tanaman dan luas areal
masing-masing jenis tanaman palawija dan tanaman padi terutama pada
musim kemarau. Sistem pemberian air irigasi untuk tanaman palawija biasanya
dilakukan dengan car dileb atau furrow irrigation.
5.7 Evaluasi
1. Kebutuhan air untuk pengolahan tanah dapat diperinci sebagai berikut.....
a. Kebutuhan air untuk penjebuhan air
b. Kebutuhan air untuk evaporasi
c. Kebutuhan air untuk penggenangan
d. Semua jawaban benar
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 55
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
2. Waktu 45 hari yang digunakan untuk pengolahan tanah, ada di negara.....
a. Malaysia
b. Filipina
c. Jepang
d. Korea
3. Besarnya kebutuhan air untuk pertumbuhan padi dipengaruhi oleh faktor.....
a. Jenis tanaman
b. Umur tanaman
c. Iklim
d. Semua jawaban benar
56 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Pengembangan dan pengelolaan irigasi dan drainasi pada umumnya
ditujukan untuk keperluan tanaman padi di daerah persawahan, baik dimusim
hujan maupun kemarau.
Usaha untuk diversifikasi pangan selain beras masih belum menunjukkan
hasil yang menggembirakan, maka irigasi dalam hal pemenuhan kebutuhan
air untuk tanaman padi merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka
usaha swasembada beras.
Kebutuhan air irigasi pada dasarnya diperuntukkan bagi suatu areal tanaman.
Kebutuhan air memiliki tiga tingkatan yaitu: kebutuhan air tanaman yang
meliputi kebutuhan konsumtif atau evapotranspirasi; kebutuhan air untuk
suatu areal pertanaman; dan kebutuhan air untuk suatu daerah irigasi yang
meliputi evapotranspirasi ait untuk penjenuhan tanah.
6.2 Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti materi
selanjutnya untuk dapat memahami detail tentang proses kegiatan irigasi.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 57
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1974, UU No.11/1974, tentang Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Anonim, 1982, PP No. 23/1982, tentang Irigasi, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta
Anonim, 2015, Permen PUPR No. 30/PRT/M/2015, tentang Pedoman
Pengembangan dan Pengelolaan sistem Irigasi, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta
Anonim, 2015, Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015, tentang OPJaringan Irigasi.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta.
Anonim, 2011 Standar Perencanaan Irigasi, Direktorat Jenderal Pengairan,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
58 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
GLOSARIUM
Mobile : Tidak menetap pada tempat tertentu saja, tapi
dapat bergerak atau bekerja ditempat sesuai
kebutuhan dan perintah pimpinan secara
bergantian lintas wilayah dalam satu atau lebih
Daerah Irigasi.
Irigasi : Usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan
air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi
tambak.
Jaringan irigasi : Saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya
yang merupakan satu kesatuan yang diiperlukan
untuk penyediaan, pembagian, pemberian.
Daerah irigasi : Kesatuan lahan yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi.
Jaringan irigasi primer : Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran
pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
Jaringan irigasi sekunder : Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran
sekunder, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi- sadap, bangunan sadap, dan
bangunan pelengkapnya.
Pengelolaan jaringan : Kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan
irigasi rehabilitasi jaringan irigasi.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 59
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Operasi jaringan irigasi : Upaya pengaturan air irigasi pada jaringan irigasi
dan pembuangannya, termasuk kegiatan
membuka-menutup pintu bangunan irigasi,
menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem
golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan,
mengumpulkan data, memantau dan
mengevaluasi.
Pengaturan air irigasi : Kegiatan yang meliputi penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air
irigasi
Penyediaan air irigasi : Penentuan volume air per satuan waktu, yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu
daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan
mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang
pertanian dan keperluan lainnya.
Pembagian air irigasi : Kegiatan membagi air di bangunan-bagi dalam
jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
Drainase : Pengaliran kelebihan air yang sudah tidak
dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi
tertentu.
Pemeliharaan jaringan : Upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi
irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya.
Rehabilitasi jaringan : Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi dalam satu
irigasi tahun anggaran guna mengembalikan fungsi
dan pelayanan irigasi seperti semula.
60 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Rehabilitasi jaringan : Kegiatan rehabilitas jaringan irigasi berupa
irigasi ringan perbaikan ringan guna mengembalikan fungsi dan
pelayanan irigasi.
Rehabilitasi jaringan : Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi berupa
irigasi sedang perbaikan yang bersifat tetap dan permanen
sehingga diperlukan desain yang mantap untuk
mengembalikan kondisi dan fungsi jaringan irigasi.
Pengembangan dan : Penyelenggaraan irigasi berbasis peran serta
pengelolaan sistem
irigasi partisipatif masyarakat petani mulai dari pemikiran awal,
(PPSIP)
pengambilan keputusan, sampai dengan
pelaksanaan kegiatan pada tahapan perencanaan,
pembangunan, peningkatan, operasi,
pemeliharaan, dan rehabilitasi.
Masyarakat petani : Kelompok masyarakat yang bergerak dalam
pemakai air bidang pertanian, baik yang telah tergabung dalam
organisasi perkumpulan petani pemakai air
maupun petani lainnya yang belum tergabung
dalam organisasi perkumpulan petani pemakai air.
Perkumpulan petani : Kelembagaan pengelola irigasi yang menjadi
pemakai air (P3A) wadah petani pemakai air dalam suatu daerah
pelayanan irigasi yang dibentuk oleh petani
pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk
lembaga lokal pengelola irigasi.
Gabungan Petani : Kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat
Pemakai Air (GP3A) bekerja sama memanfaatkan air irigasi dan
jaringan irigasi pada daerah layanan blok
sekunder, gabungan beberapa blok sekunder atau
satud daerah irigasi.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 61
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
Induk Perkumpulan : Kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat
Petani Pemakai Air (IP3A) bekerja sama untuk memanfaatkan air irigasi dan
jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer,
gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah
irigasi.
Komisi irigasi : Lembaga koordinasi dan komunikasi antara
kabupaten/kota pemerintah kabupaten/kota, perkumpulan petani
pemakai air tingkat daerah irigasi, dan pengguna
jaringan irigasi untuk keperluan lainnya pada
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Komisi irigasi provinsi : Lembaga koordinasi dan komunikasi antara
pemerintah provinsi, perkumpulan petani pemakai
air tingkat daerah irigasi, dan pengguna jaringan
irigasi untuk keperluan lainnya pada provinsi yang
bersangkutan.
Penanggung jawab : Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kegiatan
kabupaten/kota, badan usaha, badan sosial,
kelompok masyarakat, atau perseorangan yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan
pembangunan, peningkatan, operasi,
pemeliharaan atau rehabilitasi jaringan irigasi di
suatu wilayah tertentu.
Pemerintah provinsi : Gubernur dan perangkat daerah provinsi lainnya
sebagai unsur penyelanggara pemerintah daerah.
Pemerintah : Bupati/walikota dan perangkat kabupaten/ kota
kabupaten/kota lainnya sebagai unsur penyelanggara pemerintah
daerah.
Dinas : Instansi pemerintah provinsi atau pemerintah
kabupaten/kota yang membidangi irigasi.
62 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
KUNCI JAWABAN
A. Latihan Materi Pokok 1: Ruang Lingkup dan Sejarah Irigasi
1. Sebutkan hal yang perlu dicatat dalam kerangka persiapan pembentukan
organisasi pengairan pada permulaan abad ke XX!
Jawaban:
a. Wilayah kerja organisasi pengairan tidak disesuaikan dengan wilayah
administrasi pemerintahan, tetapi adalah suatu wilayah yang didasarkan
pada kesatuan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
b. Dipisahkannya unit organisasi yang menangani pekerjaan konstruksi
dengan unityang menangani eksploitasi dan pemeliharaan irigasi.
c. Dibedakannya sistem irigasi menurut berbagai kategori untuk dapat
memahami proses pembangunan yang terjadi.
2. Sebutkan empat kategori pengairan yang dipertimbangkan dalam menangani
pembangunan irigasi!
Jawaban:
a. Sistem irigasi yang secara menyeluruh dikerjakan pemerintah–termasuk
keperluan untuk membagi air secara teratur.
b. Sistem irigasi yang dianggap penting yang pembangunannya dirintis oleh
masyarakat setempat dengan bangunan-bangunan irigasi yang sifatnya
permanen.
c. Sistem irigasi yang dibangun oleh masyarakat setempat dengan ciri-ciri
setempat dengan bangunan-bangunan yang kurang permanen.
d. Saluran-saluran pembuangan dan sungai-sungai yang oleh masyarakat
dimanfaatkan dengan cara yang sangat sederhana.
3. Jelaskan dengan singkat dua model pengelolaan irigasi!
Jawaban:
a. Sistem pengelolaan yang didasarkan atas kebijaksanaan pola tanam
yang telah ditetapkan pada sistem irigasi yang dibangun pemerintah.
Pola tanam yang dimaksud adalah pergiliran antara tanaman tebu yang
mendapat dukungan pemerintah kolonial sebagai komoditi ekspor dan
tanaman rakyat yaitu padi dan palawija.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 63
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
b. Sistem pengelolaan yang didasarkan atas praktek-praktek irigasi
setempat dengan cara pembagian air yang proposional menurut luasnya
wilayah yang diairi. Model kedua ini secara menonjol dpraktekkan di
Subak di samping pada irigasi tradisional di Jawa.
B. Evaluasi Materi Pokok 1: Ruang Lingkup dan Sejarah Irigasi
1. B
2. A
3. D
C. Latihan Materi Pokok 2: Macam Irigasi
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan irigasi pemerintah dan irigasi swasta!
Jawaban:
a. Irigasi Pemerintah: Adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola
oleh pemerintah, baik pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Irigasi
pemerintah umumnya berukuran besar.
b. Irigasi Swasta: Adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh
swasta atau perseorangan untuk keperluannya sendiri, misalnya jika
swasta membuka usaha perkebunan maka dapat membangun dan
mengelola jaringan irigasi untuk keperluannya sendiri.
2. Jelaskan macam irigasi berdasarkan aplikasi air!
Jawaban:
a. Irigasi Genangan: Adalah pemberian air dengan cara menggenangi
lahan tempat tanaman tumbuh. Irigasi genangan ini diperuntukkan bagi
tanaman padi. Di negara tropis seperti Indonesia, tingginya genangan
antara 15-20 cm yang berguna bagi: menjaga temperatur tanaman agar
tidak terlalu panas, melarutkan pupuk agar mudah terserap akar
tanaman, mengurangi/menangkal serangan hama dan sekaligus dapat
untuk memelihara ikan dalam petak sawah.
b. Irigasi Sprinkler: Adalah pemberian air dengan cara menyiram tanaman.
Cara ini digunakan bagi tanaman hortikultura atau tanaman lain yang
tidak memerlukan banyak air. Di negara yang bukan tropis, karena
64 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
temperaturnya tidak tinggi, hampir seluruh irigasinya dilakukan dengan
springkler, seperti tanaman gandum, rumput, buah-buahan berpohon
kecil dan tanaman kecil lainnya.
c. Irigasi Tetes (drip): Adalah pemberian air dengan cara meneteskan. Cara
pemberian air seperti ini dilakukan bagi tanaman besar yang tidak
memerlukan air banyak.
3. Jelaskan dasar pemilihan kriteria daerah pengembangan irigasi air tanah!
Jawaban:
a. Daerah pertanian yang intensif dan berpenduduk padat.
b. Daerah yang kekurangan air, dimana tidak terdapat air permukaan.
c. Mendapat tanggapan dari petani serta dukungan dari Pemerintah Daerah
setempat sehingga akan terjamin terselenggaranya pengoperasian dan
pemeliharaan pompa.
d. Potensi air tanah di daerah tersebut dapat dikembangkan untuk
keperluan irigasi.
e. Pembuatan sumur bor.
D. Evaluasi Materi Pokok 2: Macam Irigasi
1. B
2. A
3. A
E. Latihan Materi Pokok 3: Pengertian Peta Petak, Lokasi Bangunan dan
Dimensi Saluran
1. Jelaskan perencanaan peta petak!
Jawaban:
a. Pembuatan Peta Petak Skala 1 : 5.000.
b. Pembuatan Peta Ikhtisar Skala 1 : 25.000.
c. Pembuatan Skema Irigasi .
d. Pembuatan Skema Bangunan (Perkiraan Sementara).
e. Pembuatan Dimensi Saluran (Perkiraan Sementara).
f. Pembuatan Daftar Elevasi Muka Air Di Saluran (Perkiraan Sementara).
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 65
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bendung gerak!
Jawaban:
Bendung gerak adalah bangunan yang dilengkapi dengan pintu yang dapat
dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadinya banjir besar dan ditutup
apabila aliran kecil
3. Jelaskan tipe-tipe flum!
Jawaban:
a. Flum tumpu (bench flume), untuk mengalirkan air disepanjang lereng
bukit yang curam
b. Flum elevasi (elevated flume), untuk menyeberangkan air irigasi lewat
diatas saluran pembuang atau jalan air lain
c. Flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas
atau jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang
saluran trapesium biasa. Flum mempunyai potongan melintang berbentuk
segi empat atau setengah lingkaran. Aliran dalam flum adalah aliran
bebas.
F. Evaluasi Materi Pokok 3: Pengertian Peta Petak, Lokasi Bangunan dan
Dimensi Saluran
1. A
2. D
3. C
G. Latihan Materi Pokok 4: Pengetahuan Kebutuhan Untuk Tanaman
1. Jelaskan dengan singkat 3 tingkatan kebutuhan air!
Jawaban:
a. Kebutuhan air tanaman yang meliputi kebutuhan konsumtif atau
evapotranspirasi disebut juga (Crop Water Requirement).
b. Kebutuhan air untuk suatu areal pertanaman (Farm Water Requirement)
yang meliputi evapotranspirasi, air untuk menjenuhkan tanah perkolasi,
dan aliran permukaan.
c. Kebutuhan air untuk suatu daerah irigasi (Irrigation Water Requirement)
yang meliputi evapotranspirasi air untuk penjenuhan tanah; perkolasi,
66 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 3 PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
aliran permukaan serta kehilangan air selama penyaluran pada saluran
irigasi, baik yang berupa perembesan penguapan atau bocoran.
2. Jelaskan faktor yang berpengaruh terhadap besarnya kebutuhan air untuk
pengolahan tanah!
Jawaban:
a. Tekstur dan struktur tanah
b. Transpirasi tanah
c. lamanya pengolahan tanah
d. Dalamnya pengolahan tanah
e. Cara pemberian airnya
f. Kandungan lengas tanah sebelum pengolahan tanah
g. Iklim
3. Jelaskan kebutuhan air untuk pertumbuhan padi sawah!
Jawaban:
a. Kebutuhan air untuk Evapotranspirasi
b. Kebutuhan air untuk perkolasi
c. Air yang keluar dari petak sawah
d. Air yang diperlukan untuk penggenangan
H. Evaluasi Materi Pokok 4: Pengetahuan Kebutuhan Untuk Tanaman
1. D
2. A
3. D
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 67